proposal 2

25
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS EKONOMI PALEMBANG PROPOSAL SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN ASURANSI PENDIDIKAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 DI PALEMBANG Diajua! O"#$% ENDAH DERISNA WAHYUNI &1'(1''2'') U!*u M#+#!u$i S#,aia! .a/i S0a/a*-S0a/ a* Gu!a M#!aai G#"a/ Sa/ja!a E3!3+i 2'11

Upload: ramadhiannugraha

Post on 14-Oct-2015

38 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

proposal

TRANSCRIPT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS EKONOMI

PALEMBANG

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIPERMINTAAN ASURANSI PENDIDIKAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912DI PALEMBANGDiajukan Oleh:

ENDAH DERISNA WAHYUNI51071002004Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat

Guna Mencapai Gelar

Sarjana Ekonomi

2011BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan akan jasa perasuransian semakin penting baik oleh perorangan maupun dunia usah karena asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi resiko atas harta benda yang dimiliki.

Resiko kegagalan dalam pendidikan merupakan bagian yang sangat penting diantisipasi oleh perusahaan perasuransian karena asuransi sangat erat hubungannya dengan jaminan pelaksanaan pendidikan, karena asuransi berfungsi untuk memberikan perlindungan dalam mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan kesulitan pembiayaan dalam pendidikan di mana untuk peningkatan pendidikan akan membutuhkan pembiayaan yang relatif mahal. Dengan demikian untuk mengatasi pembiayaan dalam kelangsungan pendidikan, maka seharusnya para orang tua harus menjadi nasabah asuransi pendidikan.Pendidikan merupakan bagian yang paling penting dalam kehidupan manusia baik usia anak anak maupun usia dewasa dengan kata lain bahwa pendidikan itu tidak mengenal usia, hal ini dapat diketahui sekarang ini bahwa setiap orang berusaha untuk meningkatkan kemampuannya baik secara formal atau non formal, dengan tujuan agar mampu bersaing untuk mengatasi perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Karena pendidikan merupakan bagian yang terutama bagi setiap orang, maka diharapkan kepada setiap orang tua dalam membiayai pendidikan anaknya yang relatif mahal harus membuat perencanaan yang matang dengan menggunakan fasilitas yang ada pada perusahaan yang mendukung terhadap perkembangan pendidikan seperti perusahaan asuransi, karena setiap orang tua tentunya menginginkan masa depan yang lebih baik bagi anaknya agar mampu bersaing di masa mendatang.

Untuk mencapai pendidikan yang lebih baik diharapkan kepada para orang tua agar dapat merencanakan pembiayaan untuk keperluan pendidikan sejak dini supaya kelangsungan pendidikan tidak terganggu yang disebabkan oleh kekurangan biaya pendidikan. Dengan mengikuti asuransi pendidikan ini, diharapkan dapat mengatasi kekurangan biaya yang dibutuhkan untuk pendidikan ke tahap yang lebih tinggi.

Pendidikan merupakan hal yang fundamental untuk membentuk kemampuan manusia untuk menganalisa serta pengambilan keputusan yang baik dan lebih bermanfaat terutama dalam pelaksanaan pembangunan yang seutuhnya. Tingkat Pendidikan merupakan indikator utama dalam membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan untuk mengembangkan kapasitas agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan (Todaro dalam Haro:1:2010).Perusahaan asuransi sebagai lembaga keuangan bergerak di bidang penjualan jasa-jasa pertanggungan mempunyai peranan penting dalam usaha pengumpulan dana masyarakat serta mendukung kesinambungan pembangunan nasional dalam negeri, dalam arti memperkecil resiko yang dapat menghambat jalannya pembangunan.Di samping sebagai alat yang menghimpun dana pembangunan, usaha perasuransian itu dapat juga dilihat manfaatnya sebagai salah satu alat yang memberikan jaminan bagi kelangsungan usaha-usaha besar yang suatu ketika mengalami kerugian sebagai akibat dari suatu peristiwa yang menimpa perusahaan tersebut. Bukan hanya perusahaan yang mengalami kerugian tetapi manusia juga akan menghadapi kerugian atau kehilangan akibat suatu peristiwa yang tidak terduga seperti kebakaran rumah, kehilangan barang-barang, kecelakaan dalam perjalanan baik di darat, di laut, ataupun di udara. Jika kerugian yang dialami hanya relatif kecil, maka dapat diatasi dengan uang simpanan, sehingga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap yang telah direncanakan atau operasional perusahaan, namun apabila kerugianya relatif besar di mana uang simpanan tidak mencukupi untuk menutupi kerugian tersebut, akan menyebabkan gangguan terhadap operasional perusahaan, maka di sinilah pentingnya usaha perasuransian.

Yang dimaksud dengan perusahaan perasuransian adalah perusahaan yang terkait dengan bisnis asuransi dan pertanggungan, artinya perusahaan asuransi akan menanggung semua resiko yang dipertanggungkan baik resiko kerugian maupun resiko kematian. Perusahaan tersebut adalah perusahaan asuransi jiwa, kerugian, reasuransi, pialang asuransi maupun agen asuransi.

Asuransi pendidikan merupakan bagian dari asuransi jiwa yang mempertanggungkan jaminan pendidikan terhadap nasabah yang dipertanggungkan.

Jenis asuransi ini cukup diminati oleh masyarakat umumnya dan masyarakat Kota Palembang khususnya hal ini kemungkinan masyarakat telah mengerti arti dan manfaat asuransi tersebut. Asuransi pendidikan merupakan jenis asuransi yang memiliki prinsip jaminan atas masa depan yang cerah kepada keluarga khususnya terhadap anak yang di masa datang karena adanya jaminan kelangsungan pendidikan.

Asuransi pendidikan mengajak masyarakat untuk mewujudkan masa depan anak melalui kepastian atas jaminan terhadap pendidikan. Fenomena yang ada menunjukkan bawa masih banyak anak yang putus sekolah akibat kekurangan biaya yang seharusnya dapat diatasi dengan memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh lembaga perasuransian.

Asuransi pendidikan menganut sistem kepemilikan dan kepenguasaan yang unik, yakni bentuk badan usaha mutual atau usaha bersama. Semua pemegang polis adalah pemilik perusahaan yang mempercayakan wakil-wakil mereka di Badan Perwakilan Anggota (BPA) untuk mengawasi jalannya perusahaan. Asas mutualisme ini, yang kemudian dipadukan dengan idealisme dan profesionalisme pengelolanya, merupakan kekuatan utama perusahaan asuransi hingga saat ini. Dengan menjadi nasabah asuransi pendidikan maka kebutuhan akan jaminan pendidikan terhadap generasi muda (putra-putri), perusahaan asuransi siap membantu dalam hal pembiayaan pendidikan. Asuransi mitra beasiswa adalah salah satu jenis asuransi pendidikan merupakan produk asuransi perorangan yang memberikan proteksi sampai saat tertanggung meninggal dunia. Manfaat dari asuransi tersebut tetap terlaksana sesuai dengan perjanjian yaitu memberikan uang pertanggungan serta beasiswa tanpa harus membayar premi yang belum dibayarkan berdasarkan yang telah disepakati dalam perjanjian. Potensi asuransi pendidikan sangat besar manfaatnya terhadap masyarakat, khususnya untuk meningkatkan kapasitas pendidikan masyarakat, di mana salah satu indikator utama pembangunan adalah tingkat pendidikan yang telah dimiliki oleh masyarakat. Semakin tinggi pendidikan masyarakat maka kegiatan pelaksanaan pembangunan akan semakin bagus. Jadi peranan pendidikan dalam pembangunan sangat penting, oleh karena itu dukungan dan upaya agar pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik adalah melalui asuransi pendidikan.

Potensi jumlah penduduk usia sekolah yang cukup banyak belum dimanfaatkan secara optimal oleh perusahaan asuransi yang jumlahnya cukup banyak, jadi persentase penduduk yang masuk ke dalam asuransi pendidikan belum banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk yang ada.

Dari uraian di atas, terlihat bahwa asuransi pendidikan memiliki potensi pengembangan cukup besar dengan adanya kebutuhan masyarakat dan dukungan kebijakan pengembangan yang kuat. Oleh karena itu penulis mengambil judul: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN ASURANSI PENDIDIKAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 DI PALEMBANG.1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah pendapatan nasabah berpengaruh terhadap permintaan asuransi pendidikan di palembang?2. Apakah usia nasabah berpengaruh terhadap permintaan asuransi pendidikan di palembang? 3. Apakah jumlah anak nasabah berpengaruh terhadap permintaan asuransi pendidikan di palembang?

4. Apakah pendidikan nasabah berpengaruh terhadap permintaan asuransi pendidikan di palembang?

5. Apakah besarnya premi asuransi nasabah berpengaruh terhadap permintaan asuransipendidikan di palembang?1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui manfaat suatu kegiatan, maka kegiatan tersebut harus mempunyai tujuan yang jelas. Demikian juga dalam suatu penelitian harus mempunyai arah dan tujuan yang jelas, dalam penelitian ini bertujuan:1. Untuk menganalisis pengaruh jumlah anak nasabah terhadap permintaan asuransi pendidikan di palembang.

2. Untuk menganalisis pengaruh pendidikan nasabah terhadap permintaan asuransi pendidikan di palembang.

3. Untuk menganalisis pengaruh pendapatan nasabah terhadap permintaan asuransi pendidikan di palembang.

4. Untuk menganalisis pengaruh besar premi nasabah terhadap permintaan asuransi pendidikan di palembang.

5. Untuk menganalisis pengaruh usia nasabah terhadap permintaan asuransi pendidikan di palembang.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang arti dan fungsi asuransi pendidikan.

2. Dapat dijadikan sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi perusahaan asuransi khususnya asuransi pendidikan untuk bahan perencanaan dalam pengambilan keputusan asuransi.

3. Dapat mengetahui bagaimana perkembangan asuransi pendidikan di palembang.

4. Dapat memberikan alternatif dan referensi bagi peneliti yang akan datang.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Lembaga Keuangan

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tentang pokok pokok Perbankan, yang dimaksud Lembaga Keuangan adalah semua badan yang melalui kegiatan-kegiatan di bidang keuangan menarik uang dari dan menyalurkan uang tersebut kembali ke masyarakat. Secara garis besar lembaga keuangan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

a. Lembaga Keuangan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan).

b. Lembaga Keuangan Non Bank. Sebagaimana bank, Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKNB) ini juga berfungsi sebagai pengumpul dan penyalur dana dari dan ke masyarakat, yang bertujuan untuk menunjang pengembangan pasar uang dan modal serta membantu permodalan perusahaan-perusahaan. Akan tetapi, lembaga keuangan non bank tidak dapat secara langsung menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka. Lembaga keuangan non bank hanya memfokuskan pada salah satu kegiatan keuangan saja. Misalnya perusahaan leasing menyalurkan dana dalam bentuk barang modal kepada perusahaan penyewa (lessee), pegadaian menyalurkan dana dalam bentuk pinjaman jangka pendek dengan jaminan barang bergerak. Secara garis besar, lembaga keuangan non bank dapat dikelompokkan menjadi: Asuransi, Dana Pensiun, Pegadaian, Pasar Modal, Pasar Uang, dan Reksadana.

2.2. Asuransi

Salah satu penanggulangan resiko melalui pembiayaan adalah dengan mengasuransikan suatu resiko kepada perusahaan asuransi. Cara ini dianggap sebagai metode yang efektif dalam upaya penanggulangan resiko yang diakibatkan oleh ketidakpastian dalam suatu perencanaan. Asuransi telah berkembang menjadi bidang usaha/bisnis yang menarik dan mempunyai peranan penting dalam kehidupan ekonomi maupun pembangunan ekonomi terutama di bidang pendanaan.

Ada beberapa definisi tentang asuransi seperti:

1. Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian:

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan nama pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.2. Asuransi adalah transaksi pertanggungan yang melibatkan dua pihak, tertanggung dan penanggung (Djojosoedarso, 2003).

3. Menurut Mehr dan Cammark (Djojosoedarso, 2003); Asuransi adalah alat sosial untuk mengurangi resiko dengan menggabungkan sejumlah yang memadai unit unit yang terkena resiko, sehingga kerugian individual mereka secara ojektif dapat diramalkan.

4. Menurut C. Arthur William Jr dan Richard M Heins (Djojosoedarso); bahwa Asuransi dilihat dari dua sudut pandang, yaitu:

a. Asuransi adalah suatu pengamanan terhadap kerugian finansial yang dilakukan oleh seorang penanggung.

b. Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang atau badan mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian finansial.

2.3. Manfaat Asuransi

Asuransi memberikan manfaat bagi tertanggung, penanggung, dan pemerintah. Manfaat yang diterima tertanggung baik sebagai individu atau sebagai pengusaha dari jasa asuransi, yaitu:

1) Rasa aman dan perlindungan.

2) Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil.

3) Polis asuransi dapat dijadikan memperoleh kredit dan dapat dijadikan sebagai

kelengkapan memperoleh kredit.

4) Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan.

Asuransi dapat memberikan manfaat bagi penanggung untuk mendorong peningkatan kegiatan usaha serta memperoleh keuntungan.

Asuransi dapat memberikan manfaat kepada pemerintah, yaitu:

1) Mendorong peningkatan investasi di berbagai bidang usaha.

2) Mendorong peningkatan kesempatan kerja.

3) Meningkatkan penerimaan pajak.2.4. Pendidikan dan Pembangunan Ekonomi

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya. Masyarakat, bangsa dan negara (UUD RI; 6).

Mangkunegara (2003) menyatakan bahwa tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum. Demikian pula Hariandja (2002) menyatakan bahwa tingkat pendidikan seorang karyawan dapat meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki produktivitas perusahaan.

Perhatian terhadap faktor manusia menjadi bagian yang utama yang berkaitan dengan perkembangan dalam ilmu ekonomi pembangunan dan sosiologi. Para ahli di kedua bidang tersebut umumnya sepakat pada bahwa manusia merupakan modal utama yang berperan secara signifikan, bahkan lebih penting daripada factor teknologi, dalam memacu pertumbuhan ekonomi. Modal manusia tersebut tidak hanya menyangkut kuantitas tetapi yang jauh lebih penting adalah dari segi kualitas.

Di antara berbagai aspek ini, pendidikan dianggap memiliki peranan paling penting dalam menentukan kualitas manusia. Melalui pendidikan, manusia dianggap akan memperoleh pengetahuan, dan dengan pengetahuannya manusia diharapkan dapat membangun keberadaan hidupnya dengan lebih baik. Implikasinya, semakin tinggi pendidikan, hidup manusia akan semakin berkualitas. Dalam kaitannya dengan perekonomian secara umum (nasional), semakin tinggi kualitas hidup suatu bangsa, semakin tinggi tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan bangsa tersebut.

Argumen yang disampaikan pendukung teori ini adalah manusia yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi, yang diukur juga dengan lamanya waktu sekolah, akan memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik dibanding yang pendidikannya lebih rendah. Apabila upah mencerminkan produktivitas, maka semakin banyak orang yang memiliki pendidikan tinggi, semakin tinggi produktivitas dan hasilnya ekonomi nasional akan bertumbuh lebih tinggi.

Pada tahun 70-an, teori ini mendapat kritik tajam. Argumen yang disampaikan adalah tingkat pendidikan tidak selalu sesuai dengan kualitas pekerjaan, sehingga orang yang berpendidikan tinggi ataupun rendah tidak berbeda produktivitasnya dalam menangani pekerjaan yang sama. Juga ditekankan bahwa dalam ekonomi modern sekarang ini, angkatan kerja yang berkeahlian tinggi tidak begitu dibutuhkan lagi karena perkembangan teknologi yang sangat cepat dan proses produksi yang semakin dapat disederhanakan.

Dengan demikian, orang berpendidikan rendah tetapi mendapat pelatihan (yang memakan periode jauh lebih pendek dan sifatnya nonformal) akan memiliki produktivitas relatif sama dengan orang berpendidikan tinggi dan formal. Argumen ini diformalkan dalam suatu teori yang dikenal dengan teori alokasi atau persaingan status yang mendapat dukungan dari Lester Thurow, 1974, John Meyer, 1977 dan Randall Collins, 1979 (sebagaimana dituangkan oleh Tobing dalm Haro:19:2010).

Teori pertumbuhan kelas atau strata sosial berargumen bahwa fungsi utama pendidikan adalah menumbuhkan struktur kelas dan ketidakseimbangan sosial. Pendidikan pada kelompok elit lebih menekankan studi-studi tentang hal-hal klasik, kemanusiaan dan pengetahuan lain yang tidak relevan dalam pembangunan ekonomi masyarakat.Secara implisit, pendidikan sangat bermanfaat dalam menyumbang penggalian ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena dari pendidikan akan diperoleh pengembangan sumber daya manusia melalui penelitian dan pengembangan informasi yang ada, karena pada hakikatnya, pengetahuan yang sama sekali tidak dapat diimplementasikan dalam kehidupan manusia akan mubazir. 2.5. Teori Permintaan

Pada dasarnya permintaan adalah keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan (Rosyidi, 2005). Sedangkan menurut Gaspersz, permintaan (demand) dapat didefinisikan sebagai kuantitas barang atau jasa yang rela dan mampu dibeli oleh konsumen selama periode waktu tertentu berdasarkan kondisi-kondisi tertentu (Gaspersz, dalam Haro:20:2010).

Permintaan suatu barang atau jasa pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain:

a. Harga dari barang atau jasa itu (the price of good).

b. Pendapatan konsumen (the consumers income).

c. Harga diri barang-barang atau jasa yang berkaitan (the price of related goods

or services).

d.Ekspektasi konsumen yang berkaitan dengan harga barang atau jasa, tingkat pendapatan. e. Selera konsumen (the taste of consumers).

f. Banyaknya konsumen potensial (the number of potensial consumer).

g. Pengeluaran iklan (advertising expenditure).

h. Atribut atau features dari produk itu (features or atributes of product).

i. Faktor-faktor spesifik lainnya yang berkaitan dengan permintaan terhadap produk (other demand related factorers specific to product).Secara konseptual untuk keperluan analisis permintaan produk, biasanya variabel-variabel yang mempengaruhi permintaan suatu produk dibagi dalam dua kelompok utama, yaitu:

1. Variabel harga jual dari produk itu sendiri (P).

2. Semua variabel lain di luar variabel harga jual produk itu (I, Pr, Pe, Ie, T, N, A, F) yang dikategorikan sebagai variabel penentu permintaan (demand determinants). Perlu ditekankan di sini bahwa setiap produk (barang atau jasa) memiliki sekumpulan variabel ini mempengaruhi permintaan dan sekumpulan variabel ini mempengaruhi permintaan produk itu dengan cara yang mungkin unik untuk setiap item spesifik. Fungsi permintaan ini bila digambarkan dalam sebuah kurva permintaan akan mempunyai kemiringan (slope) yang negatif yaitu menurun dari kiri atas ke kanan bawah.

(0, Px)

Qd = a - bP

Gambar 2.1. Kurva Permintaan

Gambar 2.2. Kurva PermintaanAnalisis permintaan ini dapat ditunjukkan dalam bentuk tabel atau grafik. Apabila ditunjukkan dalam bentuk tabel, analisis ini disebut sebagai skedul permintaan (demand schedule), sedangkan apabila ditunjukkan dalam grafik, analisis ini disebut sebagai kurva permintaan (demand curve).

Dengan demikian skedul permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu table yang menunjukkan daftar berbagai kemungkinan harga produk yang bersesuaian dengan kuantitas permintaan produk itu. Sedangkan kurva permintaan dapat didefinisikan sebagai suatu grafik yang menunjukkan hubungan antara kuantitas permintaan dan harga produk, apabila semua variabel lain penentu permintaan produk itu dibuat konstan (ceteris paribus). Seperti telah dianyatakan dalam pendahuluan dari bab ini, menurut pendapat ahli-ahli ekonomi klasik dalam suatu perekonomian yang diatur oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga penuh akan selalu tercapai. Menurut Sukirno (2002) menjelaskan mekanisme pasar didasarkan kepada keyakinan bahwa di dalam perekonomian tidak pernah terdapat kekurangan permintaan. Apabila para produsen menaikkan produksi mereka atau menciptakan jenis-jenis barang yang baru, maka dalam perekonomian akan selalu wujud permintaan atas barang-barang itu. maka di dalam perekonomian pada umumnya tidak pernah berlaku kekurangan permintaan.

2.7. Hukum Permintaan

Besarnya permintaan masyarakat atas suatu barang ditentukan oleh banyak faktor, seperti jumlah penduduk, tingkat pendapatan mereka, cita rasa masyarakat, dan tingkat harga. Dalam teori ekonomi besarnya permintaan atas sesuatu barang biasanya dihubungkan dengan tingkat harganya. Faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi jumlah permintaan dianggap tidak mengalami perubahan. Sifat hubungan diantara tingkat harga sesuatu barang dengan jumlah permintaan atas barang tersebut dinamakan hukum permintaan.

Menurut Sukirno (2002) Hukum tersebut menyatakan bahwa apabila harga sesuatu barang tinggi maka jumlah permintaan sedikit, dan sebaliknya apabila harga barang tersebut rendah maka jumlah yang diminta banyak

Hukum permintaannya pada dasarnya menjelaskan sifat berkaitan di antara permintaan suatu barang dengan harganya. Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan hipotesa yang menyatakan makin rendah harga suatu barang semakin banyak permintaan akan barang tersebut, sebaliknya semakin tinggi harga suatu barang maka semakin sedikit atau rendah permintaan ke atas barang tersebut.

2.8. Elastisitas terhadap Permintaan

Elastisitas permintaan harga lebih kerap dinyatakan sebagai elastisitas permintaan. Nilai perbandingan antara persentasi perubahan jumlah diminta dengan persentase perubahan harga disebut koefisien elastisitas permintaan (Sukirno, 2002).

Dalam menganalisis akibat perubahan terhadap harga terhadap perubahan jumlah barang yang diminta adalah sangat berguna apabila dihitung koefisien elastisitas permintaan (Ed). Koefisien elastisitas permintaan adalah suatu angka petunjuk yang menggambarkan sampai seberapa besarkah perubahan jumlah barang yang diminta apabila dibandingkan dengan perubahan harga. 2.9. Penelitian Sebelumnya

Mulyanto Djoko (2006) dengan judul Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan asuransi mitra bersama beasiswa pada AJB BUMIPUTERA 1912 kantor operasional Yogyakarta Gondomanan dengan dilakukan antara permintaan asuransi (variabel dependen) dengan variabel pendapatan, usia, jumlah anak, dan pendidikan. Hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa pendapatan, usia, jumlah anak dan pendidikan berpengaruh positif terhadap permintaan asuransi.

Lenten J.A Liam, Rulli N David (2006) dengan judul A Time-Series Analysis of the Demand for Life Insurance Companies in Australia: An Unobserved Components Approach dapat menyimpulkan dari hasil bahwa tingkat harga, pendapatan, pengangguran dan populasi variabel semua memiliki kecenderungan dan siklus umum untuk orang-orang dari permintaan, menyiratkan hubungan kointegrasi dalam seri-waktu variabel-variabel ini. Hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa pendapatan, pengangguran dan populasi dapat berpengaruh positif terhadap permintaan asuransi.

Sen subir, Madheswaran S. Dr (2007) dengan judul Are Life Insurance Demand Determinants valid for Selected Asian Economies and India? menunjukkan bahwa sebagai tabungan meningkat itu menimbulkan konsumsi asuransi. Tapi asuransi sebagai tersebut tidak murni tabungan dan karenanya pembelian dapat memperlancar pendapatan atau kekayaan dari waktu ke waktu. Jika tabungan ditambah produk risiko asuransi jiwa yang dijual, mungkin meningkatkan konsumsi asuransi. Hasil pembahasan memiliki dampak positif atau negatif terhadap asuransi pendidikan.

Jin Houzhong, Jia Xuan, Li Hongquan (2011) An Analysis on Supply and Demand of Athletes Accidental Injury Commercial Insurance in China Melalui pembentukan kurva penawaran dan permintaan dan keseimbangannya, kita akan menganalisis penawaran dan permintaan. Hasil dari pembahasan bahwa permintaan pasar mempengaruhi permintaan asuransi.

2.10. Kerangka Berpikir

Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya serta hasil pengamatan di lapangan, nasabah dengan tingkat pendapatan yang tinggi cenderung memilih program asuransi yang uang pertanggungannya tinggi dengan demikian variable pendapatan mempunyai hubungan yang positif dengan permintaan asuransi/uang pertanggungan, artinya jika tingkat pendapatan nasabah tinggi maka permintaan asuransi akan tinggi.

Nasabah dengan tingkat usia yang tinggi cenderung mengambil program asuransi yang uang pertanggungannya tinggi. Tingkat usia yang tinggi mempunyai resiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tingkat usianya lebih rendah, sehingga variabel usia mempunyai hubungan yang positif dengan permintaan asuransi/uang pertanggungan, artinya semakin tinggi tingkat usia maka semakin tinggi pula permintaan asuransinya.

Nasabah dengan jumlah anak yang lebih banyak cenderung mengambil program asuransi yang uang pertanggungannya rendah. Dengan jumlah anak yang banyak, pemenuhan kebutuhan hidup akan semakin besar jika dibandingkan dengan keluarga dengan jumlah anak sedikit. Dengan demikian variabel jumlah anak mempunyai hubungan yang negatif dengan variabel permintaan asuransi/uang pertanggungan, artinya semakin banyak jumlah anak dalam keluarga semakin kecil permintaan asuransinya.

Nasabah yang tingkat pendidikannya lebih tinggi cenderung memilih program asuransi yang uang pertanggungannya tinggi. Kesadaran akan pentingnya asuransi dalam menanggulangi ketidakpastian akan adanya suatu resiko. Dengan demikian variabel pendidikan mempunyai hubungan yang positif dengan variabel permintaan asuransi/uang pertanggungan.

Jumlah premi asuransi yang tinggi akan mengurangi keinginan nasabah untuk masuk ke asuransi pendidikan. Jadi besarnya premi berhubungan negatif dengan permintaan asuransi pendidikan.

Konsep kerangka berpikir dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.3. Kerangka Berfikir Penelitian2.11. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian empiris sebelumnya, maka hipotesis yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah, sebagai berikut:

1. Jumlah anak nasabah berpengaruh negatif terhadap permintaan asuransi

pendidikan di Kota Palembang.2. Pendidikan nasabah berpengaruh positif terhadap permintaan asuransi

pendidikan di Kota Palembang.

3. Pendapatan nasabah berpengaruh positif terhadap permintaan asuransi

pendidikan di Kota Palembang.

4. Besar premi asuransi nasabah berpengaruh negatif terhadap permintaan

asuransi pendidikan di Kota Palembang.

5. Usia nasabah berpengaruh positif terhadap permintaan asuransi pendidikan

di Kota Palembang.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kota Palembang dengan ruang lingkup penelitian pada Nasabah Asuransi yang telah menjadi Nasabah Asuransi pendidikan untuk semua perusahaan asuransi yang ada di Kota Palembang. Penelitian dimulai pada Januari 2009 Oktober 2010.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Dalam sebuah penelitian, data merupakan bagian yang sangat penting karena melalui data yang akan diolah dapat diperoleh hasil melalui suatu pengolahan. Dalam penelitian ini data diperoleh dari peserta asuransi pendidikan dengan memberikan daftar pertanyaan (quessioner) yang berkaitan dengan judul dari penelitian ini, dengan lokasi penelitian yang dilakukan adalah di Kota Palembang.

3.3. Metode AnalisisMetode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Metode Ordinary Least Square (OLS). Hal ini digunakan untuk melihat elastisitas Variabel Independen terhadap Variabel Dependen Penelitian ini dengan menggunakan alat analisis untuk mengolah data adalah dengan menggunakan program Eviews versi 4,1.

3.4. Uji Kesesuaian (Test Goodness of Fit)

Estimasi terhadap model dilakukan dengan menggunakan metode yang tersedia pada program statistik Eviews versi 4.1. Koefisien yang dihasilkan dapat dilihat pada output regresi berdasarkan data yang dianalisis untuk kemudian diinterpretasikan serta dilihat signifikansi tiap-tiap variabel yang diteliti.

a. R (koefisien determinasi) bertujuan untuk mengetahui kekuatan variable bebas

(independent variable) menjelaskan variabel terikat (dependent variable).

b. Uji parsial (T-test), dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistic koefisien regresi secara parsial. Jika thit > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

c. Uji serempak (F-test), dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi statistic koefisien regresi secara serempak. Jika Fhit > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

3.5. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Setelah dilakukan pengujian regresi, maka dilakukan evaluasi. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi linier berganda dalam menganalisis telah memenuhi asumsi klasik yang dipersyaratkan.

Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Asumsi model regresi linier klasik adalah faktor pengganggu mempunyai nilai rata-rata yang sama dengan nol, tidak berkorelasi dan mempunyai varian yang konstan. Dengan asumsi ini, OLS estimator atau penaksir akan memenuhi sifat-sifat yang diniginkan, seperti ketidakbiasan dan mempunyai varian yang minimum. Untuk mengetahui normal tidaknya faktor pengganggu dilakukan dengan Jarque-Bera Test (J-B Test). Uji ini menggunakan hasil estimasi residual dan X probability distribution, yaitu dengan membandingkan nilai JBhitung atau Xhitung dengan Xtabel. Kriteria keputusan sebagai berikut:1. Jika nilai JBhitung > X-tabel (Prob < 0,05), maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual itu berdistribusi normal ditolak.

2. Jika nilai JBhitung < X-tabel (Prob > 0,05), maka hipotesis yang menyatakan bahwa residual itu berdistribusi normal diterima.

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linear diantara variabel-variabel dalam model regresi. Interprestasi dari persamaan regresi linier secara emplisit bergantung bahwa variabel-variabel beda dalam persamaan tidak saling berkorelasi. Bila variabel-variabel bebas berkorelasi dengan sempurna, maka disebut multikolinieritas sempurna.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah variasi residual yang tidak sama untuk semua pengamatan. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui terjadinya penyimpangan model karena varian gangguan berbeda antara satu observasi ke observasi yang lain. Dalam model regresi linier berganda juga harus bebas dari heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, digunakan metode uji white atau white.s general heteroscedasticity test (Gujarati, 2003).

3.6. Definisi Operasional

1. Permintaan asuransi Pendidikan adalah nilai tanggungan dari asuransi pendidikan yang dipertanggungkan dalam perjanjian, diukur dengan satuan ribu Rupiah.

2. Jumlah Anak Nasabah, yang dimaksud jumlah anak Nasabah adalah jumlah anak kandung dalam satu keluarga berdasarkan orang.

3. Pendidikan Nasabah, adalah lama pendidikan yang ditempuh nasabah berdasarkan tahun.

4. Pendapatan Nasabah, yang dimaksud dengan pendapatan Nasabah adalah penghasilan yang diperoleh pemegang polis setiap bulan, dihitung dalam ribu Rupiah.

5. Besarnya premi, adalah jumlah kewajiban yang harus dibayarkan oleh nasabah kepada perusahaan asuransi berdasarkan atas satuan ribu Rupiah.

6. Usia Nasabah, yang dimaksud usia Nasabah adalah umur pemegang polis pada saat mengajukan permintaan asuransi pendidikan. Usia didasarkan pada satuan tahun.

DAFTAR PUSTAKA

Harga

5

4

3

2

1

0

A

B

C

D

E

Kurva Permintaan

Jumlah Yang Diminta

9

10

12

15

20

JUMLAH ANAK

PENDIDIKAN

PENDAPATAN

BESAR PREMI

USIA

PERMINTAAN ASURANSI PENDIDIKAN

(Qx,0))

_1363002750.xls