“profil kesehatan prov - depkes.go.id · nama-nama kabupaten/kota dan ibukotanya di provinsi bali...

270

Upload: dinhtuyen

Post on 28-Apr-2019

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta
Page 2: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI i

Puji Astiti Angayubagia dipanjatkan atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida

Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, “Profil Kesehatan Provinsi Bali

Tahun 2015” dapat diterbitkan untuk merespon tingginya kebutuhan akan data dan

informasi kesehatan, di tengah-tengah banyaknya tantangan yang dihadapi terkait

pemenuhan data dan informasi sebagai landasan pengambilan keputusan yang

evidence based.

Profil Kesehatan Provinsi Bali tahun 2015 merupakan kelanjutan dari profil-

profil sebelumnya yang merupakan penyajian yang relatif komprehensif terdiri dari

data derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan data umum

serta lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan.

Penyediaan data dan informasi dilaksanakan melalui serangkaian proses

panjang mulai dari pengumpulan data dan informasi dari tingkat layanan kesehatan

masyarakat, dilanjutkan dengan pengelolaan data dan informasi di masing-masing

unit program di tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Untuk itu, diperlukan komitmen

bersama antara provinsi dan kabupaten/kota dalam mewujudkan penyediaan data

yang lengkap, akurat dan tepat waktu. Pengelola data dan informasi di tingkat

provinsi dan kabupaten/kota juga harus menjadikan pengelolaan data dan informasi

sebagai komponen prioritas dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan.

Data yang ditampilkan pada Profil Kesehatan Provinsi Bali dapat membantu

kita dalam membandingkan capaian pembangunan kesehatan antar kabupaten/kota,

capaian pembangunan kesehatan di Provinsi Bali dengan capaian pembangunan

kesehatan secara nasional. Dengan demikian akan dapat diketahui posisi

pembangunan kesehatan Provinsi Bali bila dilihat secara nasional.

Meskipun profil ini sudah berpedoman pada petunjuk teknis penyusunan

profil yang terbaru dengan data terpilah menurut jenis kelamin, namun dalam

kenyataannya belum juga dapat menampilkan data terpilah secara keseluruhan

karena belum semua program dapat menampilkan data terpilah secara utuh. Oleh

karena itu untuk tahun selanjutnya diharapkan semua program menyesuaikan

instrumen pelaporannya dengan data terpilah menurut jenis kelamin. Data terpilah

berbasis gender dapat membantu proses identifikasi ada tidaknya maupun besaran

KATA PENGANTAR

Page 3: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI ii

kesenjangan mengenai kondisi kebutuhan, dan persoalan yang dihadapi laki-laki dan

perempuan terkait dengan akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat dalam

pembangunan bidang kesehatan.

Terbitnya Profil Kesehatan Provinsi Bali 2015, diharapkan dapat memenuhi

kebutuhan terhadap data dan informasi kesehatan di semua lini, baik instansi

pemerintah/swasta, organisasi profesi, mahasiswa, dan kelompok masyarakat

lainnya. Profil kesehatan ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan dalam

mengukur kinerja program pembangunan kesehatan baik di provinsi maupun

kabupaten/kota yang berguna bagi perencanaan program pembangunan kesehatan

berikutnya.

Dengan menyadari kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan profil ini,

maka untuk peningkatan dalam penyusunan profil yang akan datang maka saran-

saran penyempurnaan akan diterima dengan senang hati.

Melalui kesempatan ini kami ucapkan terima kasih dan apresiasi yang

setinggi-tingginya kepada semua pihak, dalam hal ini pengelola data di tingkat

provinsi, kabupaten/kota, serta lintas sektor yang telah berkontribusi dalam

penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Bali 2015.

Denpasar, Juni 2016

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali

dr. Ketut Suarjaya, MPPM

Pembina Utama Muda

NIP. 19620115 198710 1 001

Page 4: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI iii

KATA PENGANTAR........................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL................................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR............................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN TABEL................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG............................................................................. 1

B. TUJUAN PROFIL KESEHATAN PROVINSI BALI .................................... 2

C. SISTEMATIKA .................................................................................. 2

BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK ..................................... 4

A. GEOGRAFI …………………………………………………………………………………… 4

1. Letak Wilayah ………………………………………………………………………… 4

2. Luas Wilayah ………………………………………………………………………… 4

3. Iklim ...................................................................................... 5

B. KEADAAN PENDUDUK ........................................................................ 5

C. KEADAAN SOSIAL EKONOMI .............................................................. 8

D. KEADAAN PENDIDIKAN...................................................................... 8

E. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA...................................................... 9

F. ANGKA HARAPAN HIDUP.................................................................... 11

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN ............................................................ 13

A. MORTALITAS .................................................................................... 13

1. Angka Kematian Ibu (AKI) ............................................................ 13

2. Angka Kematian Neonatal (AKN) ................................................... 16

3. Angka Kematian Bayi (AKB) .......................................................... 17

4. Angka Kematian Balita (AKABA) .................................................... 18

B. MORBIDITAS .................................................................................... 20

1. Pola 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Dan Rumah Sakit........... 20

2. Penyakit Menular ......................................................................... 22

a. Penyakit Paru ......................................................................... 22

b. HIV/AIDS................................................................................ 26

c. Kusta...................................................................................... 29

DAFTAR ISI

Page 5: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI iv

d. Penyakit Malaria...................................................................... 30

3. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) ................. 31

a. Tetanus Neonatorum............................................................... 31

b. Difteri .................................................................................... 31

c. Campak ................................................................................. 31

d. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis) ..................................... 32

4. Penyakit Potensial KLB/Wabah ...................................................... 33

a. KLB ....................................................................................... 33

b. Demam Berdarah Dengue ....................................................... 35

c. Penyakit Diare ........................................................................ 37

d. Rabies ................................................................................... 38

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN ................................................................ 40

A. PELAYANAN KESEHATAN.................................................................... 40

1. Pelayanan Kesehatan Ibu.............................................................. 40

2. Pelayanan Kesehatan Anak ........................................................... 55

3. Status Gizi ................................................................................... 72

B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN ....................................... 75

1. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah sakit............................... 75

2. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ................................... 77

C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN ......... 78

1. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ................................................ 79

2. Perilaku Hidup bersih Dan Sehat ................................................... 80

3. Air Minum ................................................................................... 81

4. Sanitasi Layak ............................................................................. 85

5. Persentase rumah Sehat .............................................................. 86

6. Tempat Tempat Umum (TTU) ....................................................... 88

7. Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) ............................................ 90

BAB V SUMBER DAYA KESEHATAN.................................................................... 92

A. TENAGA KESEHATAN ....................................................................... 92

1. Tenaga Kesehatan Di Pusat Kesehatan Masyarakat......................... 94

2. Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit................................................. 98

3. Ratio Tenaga Kesehatan ............................................................... 99

4. Tenaga Kesehatan Dengan Status Pegawai Tidak Tetap ................. 106

B. SARANA KESEHATAN ......................................................................... 108

1. Puskesmas .................................................................................. 109

Page 6: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI v

2. Puskesmas pembantu .................................................................. 114

3. UKBM ......................................................................................... 115

a. Posyandu, Polindes, dan Poskesdes ......................................... 115

b. Desa Siaga Aktif ..................................................................... 118

4. Rumah Sakit................................................................................. 119

5. Sarana Pelayanan Kesehatan Lain ................................................. 120

C. SARANA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN .................................. 121

D. PEMBIAYAAN KESEHATAN ................................................................. 123

BAB VI JAMINAN KESEHATAN BALI MANDARA (JKBM) ....................................... 124

A. PENDAHULUAN ................................................................................ 124

B. TUJUAN DARI JKBM .......................................................................... 125

C. LANDASAN HUKUM ........................................................................... 126

D. TRIAS MANAJEMEN ........................................................................... 127

1. Kepesertaan ................................................................................ 127

2. Pelayanan Kesehatan ................................................................... 131

3. Pembiayaan ................................................................................ 136

E. UPAYA INTEGRASI JKBM KE JKN ........................................................ 138

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 141

A. SIMPULAN ....................................................................................... 141

B. SARAN ............................................................................................ 142

Page 7: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI vi

Tabel 2.1. Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan

Serta Rata-rata Jiwa per keluarga, dirinci per Kabupaten/Kota Keadaan Terakhir Tahun 2015.

Tabel 2.3. Angka Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun

2010-2014

Tabel 3.1. Pola 10 Besar Penyakit pada Pasien di Puskesmas di Provinsi Bali

Tahun 2015. Tabel 3.2. Pola 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat Inap di RSUD Di Provinsi

Bali tahun 2015. Tabel 3.3. Pola 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat Jalan di RSUD Di Provinsi

Bali tahun 2015.

Tabel 5.1. Target Ratio Tenaga Kesehatan Terhadap Penduduk. Tabel 5.2. Jumlah Puskesmas Menurut Kab/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 5.3. Data Puskesmas Dengan Fasilitas Rawat Inap dan Jumlah Tempat

Tidur Di Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 5.4. Jumlah Pustu Dan Pusling Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali

Tahun 2015.

Tabel 5.5. Jumlah Posyandu, Polindes dan Poskesdes Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 5.6. Data Rumah Sakit Berdasarkan Jenis Dan Pengelola di Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 5.7. Jumlah Anggaran Pembangunan Kesehatan Menurut Sumber Pembiayaan di Provinsi Bali Tahun 2012 s/d 2014.

Tabel 6.1. Kepesertaan JKBM 2010–2015.

Tabel 6.2. Jumlah Kunjungan di Puskesmas Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 6.3. Jumlah Kunjungan di Rumah Sakit Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 6.4. Alokasi Anggaran JKBM Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 6.5. Realisasi Penggunaan Dana JKBM Tahun 2010–2015

DAFTAR TABEL

Page 8: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI vii

Gambar 2.1. Piramida Penduduk Bali Tahun 2015.

Gambar 2.2. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut Kepemilikan

Ijazah Tertinggi.

Gambar 2.3. Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Bali Tahun 2010-2014.

Gambar 2.4. Indeks Pembangunan Manusia Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2014.

Gambar 2.5. Angka Harapan Hidup (AHH) Provinsi Bali dan Nasional Tahun 2010-

2014.

Gambar 3.1. Angka Kematian Ibu (AKI) Per 100.000 KH Di Provinsi Bali Tahun

2006-2015. Gambar 3.2. Cakupan Angka Kematian Ibu Per Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun

2015.

Gambar 3.3. AKN Provinsi Bali Tahun 2013 s/d 2015. Gambar 3.4. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 KH Di Provinsi Bali Tahun 2006

s/d 2015. Gambar 3.5. Cakupan AKB Per Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 3.6. Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1000 KH Tahun 2006-2015.

Gambar 3.7. AKABA Per Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 3.8. CNR Kasus BTA+ Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2014-2015.

Gambar 3.9. CNR Seluruh Kasus TB Menurut Kab/Kota di Provinsi Bali Tahun 2014-2015.

Gambar 3.10. Angka Kesembuhan TB Paru Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 3.12. Cakupan Penemuan Balita Pneumonia Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 3.13. Proporsi Komulatif HIV/AIDS Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 3.14. Situasi Kasus HIV/AIDS Di Provinsi Bali Tahun 2015.

DAFTAR GAMBAR

Page 9: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI viii

Gambar 3.15. Persentase Kasus HIV/AIDS Yang Diobati (Mendapat ARV) Di Provinsi

Bali Tahun 2013-2015. Gambar 3.16. Proporsi Kasus Komulatif HIV/AIDS Menurut Jenis Kelamin Di Provinsi

Bali Tahun 2015.

Gambar 3.17. Jumlah Campak Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 3.18. Penemuan AFP Per 100.000 Penduduk< 15 Tahun Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 3.19. Jumlah KLB Di Provinsi Bali Tahun 2015

Gambar 3.20. Distribusi KLB Di Provinsi Bali Tahun 2015 Gambar 3.21. Trend Incidence Rate (IR) DBD Provinsi Bali Tahun 2010 - 2015.

Gambar 3.22. Tren CFR DBD Provinsi Bali Tahun 2012-2015

Gambar 3.23. Kasus DBD dan Jumlah Kematian DBD Menurut Kab/Kota Provinsi Bali

Tahun 2015

Gambar 3.24. Jumlah Kasus GHPR, Pasien Diberikan VAR dan kematian Karena

Rabies Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 3.25. Sebaran kasus kematian Rabies Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.1. Cakupan K1 dan K4 Di Provinsi Bali Tahun 2010–2015.

Gambar 4.2. Cakupan K4 Per Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.3. Cakupan Pn Provinsi Bali Tahun 2010 - 2015. Gambar 4.4. Cakupan Pn Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.5. Cakupan Ibu Hamil K4 dan Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh

Tenaga kesehatan Di Provinsi Bali Tahun 2010 - 2015. Gambar 4.6. Cakupan Ibu Nifas Mendapat Yankes Nifas Menurut Kabupaten/Kota

Di Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 4.7. Cakupan Ibu Nifas Mendapat Vit A Menurut Kabupaten/Kota Di

Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.8. Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.9. Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.10. Persentase Peserta KB Aktif Menurut Metode Kontrasepsi Di Provinsi

Bali Tahun 2015.

Page 10: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI ix

Gambar 4.11. Persentase Peserta KB Aktif Menurut Kab/Kota Provinsi Bali 2015. Gambar 4.12. Persentase Peserta KB Baru Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali

Tahun 2015.

Gambar 4.13. Persentase Peserta KB Baru Di Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 4.14. Persentase Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah Menurut

Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.15. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Di Provinsi Bali Tahun 2010-2015.

Gambar 4.16. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal Menurut Kab/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.17. Cakupan KN1 dan KN3 Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.18. Cakupan Kunjungan Bayi Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali

Tahun 2015.

Gambar 4.19. Cakupan ASI Eksklusif Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.20. Cakupan Pemberian Vit A Pada Balita Usia 6-59 Bulan Menurut

Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.21. Cakupan Penimbangan Balita D/S Menurut Kabupaten/Kota Di

Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.22. Cakupan Imunisasi Campak Pada Bayi Menurut Kabupaten/Kota Di

Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 4.23. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap Menurut Kab/Kota Di Provinsi Bali

Tahun 2015.

Gambar 4.24. Cakupan UCI Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 4.25. Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun

2015. Gambar 4.26. Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat

Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.27. Status Gizi Menurut BB/U Di Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 4.28. Sebaran Status Gizi Balita Menurut Indeks TB/U Per Kab/Kota Di

Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.29. Cakupan Rumah Tangga Konsumsi Garam Beryodium Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015.

Page 11: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI x

Gambar 4.30. Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.31. Cakupan Desa Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Tahun 2015.

Gambar 4.32. Cakupan Rumah Tangga Ber-PHBS Menurut Kabupaten/Kota di

Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 4.33. Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum Yang

memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.34. Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Layak

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.35. Penduduk Dengan Akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat) Menurut

Kabupaten/Kota Di Provinis Bali Tahun 2015.

Gambar 4.36. Persentase Rumah Memenuhi Kriteria Sehat Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 4.37. Persentase TTU Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 4.38. Persentase TPM Yang Memenuhi Syarat Hygiene Sanitasi Menurut

Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 5.1. Data Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kesehatan Menurut Kab/Kota di

Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 5.2. Jumlah Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 5.3. Ratio Dokter Umum Terhadap Puskesmas Menurut Kab/Kota di

Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 5.4. Ratio Perawat Per Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi

Bali Tahun 2015.

Gambar 5.5. Ratio Bidan Per Puskesmas Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 5.6. Jumlah Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 5.7. Ratio Tenaga Medis Menurut Kab/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 5.8. Ratio Tenaga Paramedis Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 5.9. Ratio Tenaga Kefarmasian, Apoteker dan Gizi Menurut Kab/Kota

Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 5.10. Ratio Tenaga Kesling, Kesmas, Keterapian Fisik dan Keteknisian Medis

Menurut Kab/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Page 12: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI xi

Gambar 5.11. Persentase Puskesmas Rawat Inap dan Non Rawat Inap Provinsi Bali

Tahun 2015. Gambar 5.12. Persentase Posyandu Aktif Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 5.13. Persentase Strata Posyandu Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 5.14. Persentase Desa Siaga Aktif Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 5.15. Persentase Strata Desa Siaga Aktif Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 5.16. Sarana Pelayanan Kesehatan Lainnya Di Provinsi Bali Tahun 2015. Gambar 5.17. Sarana Kefarmasian dan Alat Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 6.1. Kepemilikan Jaminan Kesehatan Di Provinsi Bali Tahun 2015.

Gambar 6.2. Alur Rujukan Pelayanan Kesehatan JKBM.

Gambar 6.3. Jumlah Kunjungan Pasien JKBM Tahun 2010-2015. Gambar 6.4. Persentase Sharing Biaya 2015 Sesuai PKS.

Page 13: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI xii

Tabel 1 : Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 2 : Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur

Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 3 : Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf dan Ijazah

Tertinggi yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 4 : Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 5 : Jumlah Kematian Neonatal, Bayi, dan Balita Menurut Jenis Kelamin,

Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 6 : Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kabupaten/Kota

Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 7 : Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, Kasus pada TB pada Anak,

dan Case Notification Rate (CNR) Per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 8 : Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 9 : Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+ Serta

Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 10 : Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 11 : Jumlah Kasus HIV, AIDS, dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 12 : Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 13 : Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 14 : Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

Provinsi Bali Tahun 2015.

DAFTAR LAMPIRAN TABEL

Page 14: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI xiii

Tabel 15 : Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis

Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 16 : Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut

Tipe/Jenis, Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 17 : Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From Treatment/RTF) Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 18 : Jumlah Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali

Tahun 2015. Tabel 19 : Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 20 : Jumlah Kasus Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015-Lanjutan.

Tabel 21 : Jumlah Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) Menurut Jenis

Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 22 : Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin,

Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 23 : Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 24 : Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota

Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 25 : Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 26 : Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Metode IVA dan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut

Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 27 : Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB Menurut Jenis Kejadian

Luar Biasa (KLB) Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 28 : Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa/Kelurahan yang Ditangani < 24

Jam Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 29 : Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, dan Pelayanan Ibu Nifas Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 30 : Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Menurut

Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Page 15: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI xiv

Tabel 31 : Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Wanita Usia Subur Menurut

Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 32 : Jumlah Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet FE1 dan FE3 Menurut

Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 33 : Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 34 : Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kabupaten/Kota

Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 35 : Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kabupaten/Kota

Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 36 : Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota

Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 37 : Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 38 : Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 39 : Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin,

Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 40 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin,

Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 41 : Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) Menurut

Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 42 : Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari dan BCG pada Bayi Menurut

Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 43 : Cakupan Imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, Polio, Campak dan Imunisasi Dasar Lengkap pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 44 : Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita Menurut

Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 45 : Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin,

Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 46 : Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin,

Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 47 : Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Page 16: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI xv

Tabel 48 : Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Menurut

Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 49 : Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat

Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 50 : Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 51 : Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 52 : Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin,

Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 53 : Cakupan Jaminan Kesehatan Menurut Jenis Jaminan dan Jenis

Kelamin Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 54 : Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Kunjungan

Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 55 : Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 56 : Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 57 : Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (Ber-

PHBS) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 58 : Persentase Rumah Sehat Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali

Tahun 2015.

Tabel 59 : Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 60 : Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum yang

Memenuhi Syarat Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 61 : Penduduk dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi yang Layak

(Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 62 : Desa yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 63 : Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan

Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 64 : Tempat Pengelolaan Makan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi

Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Page 17: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI xvi

Tabel 65 : Tempat pengelolaan Makanan Dibina dan Diuji Petik Menurut

Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015. Tabel 66 : Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 67 : Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan Provinsi Bali Tahun

2015. Tabel 68 : Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan Kemampuan

Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level 1 Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 69 : Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 70 : Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 71 : Jumlah Desa Siaga Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 72 : Jumlah Tenaga Medis di Fasilitas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 73 : Jumlah Tenaga Keperawatan di Fasilitas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 74 : Jumlah Tenaga Kefarmasian di Fasilitas Kesehatan Provinsi Bali Tahun

2015.

Tabel 75 : Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan di

Fasilitas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 76 : Jumlah Tenaga Gizi di Fasilitas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 77 : Jumlah Tenaga Keterapian Fisik di Fasilitas Kesehatan Provinsi Bali

Tahun 2015.

Tabel 78 : Jumlah Tenaga Keteknisian Medis di Fasilitas Kesehatan Provinsi Bali

Tahun 2015. Tabel 79 : Jumlah Tenaga Kesehatan Lain di Fasilitas Kesehatan Provinsi Bali

Tahun 2015. Tabel 80 : Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan di Fasilitas

Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015.

Tabel 81 : Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota Provinsi Bali Tahun 2015.

Page 18: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 1

A. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,

Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas

ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan

untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Selain itu pada pasal 168 menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya

kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan

melalui system informasi dan melalui kerjasama lintas sektor dengan ketentuan lebih

lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan pada Pasal 169

disebutkan pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk

memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Sehingga untuk melaksanakan ketentuan Pasal 168 Ayat 3,

UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah

tentang Sistem Informasi Kesehatan yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah RI

No. 46 Tahun 2014.

Salah satu keluaran dari penyelenggaraan sistem informasi kesehatan adalah

Profil Kesehatan, yang merupakan salah satu paket penyajian data/informasi

kesehatan yang relatif lengkap, berisi data/informasi derajat kesehatan, upaya

kesehatan, sumber daya kesehatan dan data/informasi yang terkait lainnya yang terbit

setiap tahun.

Profil Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015 disusun berdasarkan

data/informasi yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, pengelola

program di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan Lembaga/Badan yang

terkait.

Pada penyusunan Profil Kesehatan Tahun 2015 ini mengacu pada Petunjuk

Teknis Penyusunan Profil Kesehatan kabupaten/Kota tahun 2013 edisi revisi

(berdasarkan data terpilah jenis kelamin) yang dikeluarkan Pusat Data dan Informasi

Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

PENDAHULUAN BAB

I

Page 19: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 2

B. TUJUAN PROFIL KESEHATAN PROVINSI BALI

Profil Kesehatan Provinsi Bali merupakan salah satu sarana yang dapat

digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian

hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan standar

pelayanan minimal di bidang kesehatan, dan pencapaian target indicator Millenium

Development Goals bidang kesehatan, serta berbagai upaya terkait dengan

pembangunan kesehatan yang diselenggarakan lintas sektor seperti Badan Pusat

Statistik.

C. SISTEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang Latar Belakang disusunnya Profil Kesehatan,

maksud dan tujuan serta Sistematika dari penyajiannya.

BAB II GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

Pada bab ini disajikan Gambaran Umum Provinsi Bali. Selain uraian

tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab

ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan

faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi, pendidikan, dan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Dalam bab ini diuraikan tentang indikator mengenai angka kematian,

angka harapan hidup dan angka kesakitan.

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan

kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular,

pembinaan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,

pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam

situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini

juga mengakomodir kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Page 20: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 3

Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya serta upaya kesehatan

lainnya yang diselenggarakan oleh kabupaten/kota.

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan,

pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

BAB VI PROGRAM JKBM (Jaminan Kesehatan Bali Mandara)

Bab ini berisikan tentang hasil pelayanan yang telah dilakukan dalam

program unggulan Pemerintah Provinsi Bali dalam upaya memberikan

jaminan pemeliharaan kesehatan kepada seluruh masyarakat Bali

termasuk biaya yang telah terealisasi untuk pelaksanaan program tersebut.

BAB VII SIMPULAN

Bab ini menyajikan tentang ha-hal penting yang perlu disimak dan

ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan berdasarkan hasil analisis

sederhana dari masing-masing hasil pelaksanaan program kesehatan.

Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga

mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka

penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

LAMPIRAN

Pada lampiran berisi resume/angka pencapaian program kesehatan dan 81

tabel data yang merupakan gabungan tabel indikator Kabupaten/kota dan

indikator pencapaian kinerja standar pelayanan minimal bidang

kesehatan.

Page 21: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 4

A. GEOGRAFI

Provinsi Bali terdiri dari beberapa pulau yaitu Pulau Bali sebagai Pulau

terbesar, Pulau Nusa Penida, Ceningan, Nusa Lembongan dan Pulau Serangan yang

terletak di sekitar kaki Pulau Bali serta Pulau Menjangan yang terletak di bagian

Barat Pulau Bali.

1. Letak Wilayah

Secara geografis Provinsi Bali terletak pada posisi antara 08º03'40" -

08º50'48" Lintang Selatan dan 114º25'53" - 115º42'40" Bujur Timur. Relief dan

topografi Pulau Bali di tengah-tengah terbentang pegunungan yang memanjang dari

barat ke timur. Provinsi Bali berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur yang dibatasi

oleh Selat Bali pada bagian Barat sedangkan pada bagian Timur berbatasan dengan

Pulau Lombok dengan dibatasi oleh Selat Lombok. Pada bagian Utara terdapat Laut

Jawa dan bagian Selatan terdapat Samudra Indonesia.

2. Luas Wilayah

Luas wilayah Provinsi secara keseluruhan sebesar 5.636,66 km2 atau 0,29 %

dari luas kepulauan Indonesia. Daerah Pemerintahan Provinsi Bali saat ini terbagi

menjadi 9 (sembilan) Kabupaten/Kota. Sembilan Kabupaten/Kota yang dimaksud

adalah:

GAMBARAN UMUM

DAN PERILAKU PENDUDUK BAB

II

Page 22: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 5

Tabel 2.1.

Nama-Nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali

N0 KABUPATEN/KOTA IBUKOTA

1 Buleleng Singaraja

2 Jembrana Negara

3 Tabanan Tabanan

4 Badung Mangupura

5 Denpasar Denpasar

6 Gianyar Gianyar

7 Bangli Bangli

8 Klungkung Semarapura

9 Karangasem Amlapura

3. Iklim

Provinsi Bali memiliki iklim laut tropis yang dipengaruhi oleh angin musim

dan terdapat musim kemarau dan musim hujan yang diselingi oleh musim pancaroba.

Suhu rata-rata di Bali sekitar 23,2–32,7oC dengan kelembaban udara rata-rata 63-

90%. Curah hujan rata-rata setiap tahun berkisar antara 1428,5 s/d 1796,6 mm dan

tertinggi terjadi pada bulan Nopember, Desember, Januari dan Pebruari, sedang

terendah pada bulan Juni, Agustus, September dan Oktober.

B. KEADAAN PENDUDUK

Jumlah penduduk Bali pada tahun 2015 berdasarkan hasil proyeksi BPS

yang didasarkan pada hasil sensus penduduk tahun 2010 Provinsi Bali sebesar

4.152.800 jiwa. Adapun rincian kependudukan Provinsi Bali secara garis besar

sebagai tabel berikut ini.

Page 23: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 6

Tabel 2.2.

Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio,

Kepadatan Serta Rata-rata Jiwa per Keluarga, Dirinci per Kabupaten/Kota

Keadaan Terakhir Tahun 2015

Kab/Kota Luas

Wilayah

Jml

Rumah

tangga

Penduduk Sex

Ratio

Kepadat-

an

(per

KM2)

Rata-

rata

Jiwa/

RT Laki-Laki Perempuan Jumlah

Jembrana 841.80 74,900 134.800 136.800 271,600 98.54 322.64 3.63

Tabanan 839.33 109,300 216.500 219.400 435,900 98.68 519.34 3.99

Badung 418.52 158,200 314.300 302.100 616,400 104,04 1472.81 3.90

Gianyar 368.00 108,100 249.900 245.200 495,100 101.92 1345.38 4.58

Klungkung 315.00 44,800 86.900 88.800 175,700 97.86 557.78 3.92

Bangli 520.81 57,100 112.600 11.000 222,600 102.36 427.41 3.90

Karangasem 839.54 105,700 204.400 204.300 408,700 100,05 486.81 3.87

Buleleng 1,365.88 178,400 321.900 324.300 646,200 99.26 473.10 3.62

Denpasar 127.78 249,800 449.700 430.900 880,600 104.36 6891.53 3.53

BALI 2015 5.636,66 1,086,300 2.091.000 2.061.800 4,152,800 101.42 736.75 3.82

BALI 2014 5.636,66 1.028.260 2.066.700 2.038.200 4.104.900 101,40 728 3,99

BALI 2013 5.636,66 1.088.410 2.041.970 2.014.300 4.056.270 101,37 720 3,73

BALI 2012 5.636,66 1.048.555 2.099.484 2.038.330 4.137.814 103,00 734 3,95

BALI 2011 5.636,66 1.060.300 2.001.974 1.969.283 3.971.257 101,14 705 3,75

Sumber : Hasil Perhitungan Proyeksi dibantu BPS Prov. Bali.

Struktur umur penduduk menurut jenis kelamin dapat digambarkan dalam

bentuk piramida penduduk. Dasar pramida menunjukkan jumlah penduduk, badan

piramida bagian kiri menunjukkan banyaknya jumlah penduduk laki-laki dan badan

piramida bagian kanan menunjukkan banyaknya jumlah penduduk perempuan.

Piramida tersebut merupakan gambaran struktur penduduk yang terdiri dari struktur

penduduk muda, dewasa dan tua.

Page 24: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 7

Gambar 2.1.

Piramida Penduduk Bali Tahun 2015

Sumber : BPS Bali Tahun 2015 Dihitung secara proyeksi

Pada gambar 2.1 ditunjukkan bahwa struktur penduduk di Indonesia

termasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya jumlah

penduduk usia muda yang masih tinggi. Badan piramida besar, ini menunjukkan

banyaknya penduduk usia produktif. Jumlah golongan usia lanjut juga cukup besar,

terutama perempuan, ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan

hidup. Bertambahnya jumlah usia lanjut dapat dimaknai sebagai meningkatnya

tingkat kesejahteraan, meningkatnya kondisi kesehatan tetapi juga dapat dimaknai

sebagai beban Karena usia lanjut sudah tidak produktif lagi. Angka beban tanggungan

atau dependency ratio adalah angka yang menyatakan perbandingan antara

banyaknya orang yang tidak produktif (usia dibawah 15 tahun dan 65 tahun keatas)

dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif (usia 15-64 tahun). Angka

beban tanggungan Bali sebesar 45,61, hal ini berarti bahwa 100 penduduk Bali yang

produktif, disamping menanggung dirinya sendiri, juga menanggung 45,61 orang

yang belum/sudah tidak produktif lagi.

200000 150000 100000 50000 0 50000 100000 150000 200000

0 - 4

5 - 9

10 - 14

15 - 19

20 - 24

25 - 29

30 - 34

35 - 39

40 - 44

45 - 49

50 - 54

55 - 59

60 - 64

65 - 69

70 - 74

75 +

TAHUN 2015

Laki-laki Perempuan

Page 25: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 8

C. KEADAAN SOSIAL EKONOMI

Dalam Berita Resmi Statistik Provinsi Bali 5 Februari 2016 disebutkan

bahwa Perekonomian Bali tahun 2015 yang diukur berdasarkan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 177,17 triliun,

sementara PDRB atas dasar harga konstan mencapai 129,14 triliun. Untuk PDRB

perkapita pada tahun 2015 mencapai Rp.42,66 juta. Ekonomi Bali tahun 2015 tumbuh

6,04 persen lebih rendah dibanding tahun 2014 sebesar 6,73 persen. Dari sisi

produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan

Komunikasi sebesar 9,94 persen. Dari sisi pengeluaran kontribusi tertinggi masih

disumbang oleh komponen pengeluaran Rumah Tangga sebesar 48,74 persen yang

pada tahun ini tumbuh sebesar 7,50 persen, Ekonomi Bali triwulan IV-2015 bila

dibandingkan triwulan IV-2014 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,96 persen lebih rendah

bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,73 persen.

D. KEADAAN PENDIDIKAN

Pendidikan merupakan salah satu indikator yang kerap ditelaah dalam

mengukur tingkat pembangunan manusia. Pendidikan berkontribusi terhadap

perubahan perilaku masyarakat. Pendidikan menjadi pelopor utama dalam rangka

penyiapan sumber daya manusia dan merupakan salah satu aspek pembangunan yang

merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Untuk

meningkatkan peran pendidikan dalam pembangunan, maka kualitas pendidikan

harus ditingkatkan salah satunya dengan meningkatkan rata-rata lama sekolah. Rata-

rata lama sekolah di Bali baru sebesar 8,11 tahun. Penduduk yang berumur 10 tahun

ke atas yang melek huruf sebesar 93,30%.

Page 26: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 9

Sumber: BPS Provinsi Bali Tahun 2015

Pada gambar 2.2, berdasarkan perhitungan BPS kepemilikan ijazah tertinggi

ada pada tingkat SD/MI sebesar 23,79%, dan terendah pada tingkat S2/S3

(Master/Doktor).

E. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) diperkenalkan oleh United Nations

Development Programme (UNDP) pada tahun 1990 dan dipublikasikan secara

berkala dalam laporan tahunan Human Development Report (HDR). Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses

hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan

sebagainya. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi

dasar yaitu, umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, dan standar hidup layak.

IPM Provinsi Bali dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, terlihat

seperti gambar berikut ini;

23,66

23,79

15,74

20,99

6,381,88

1,32

5,70 0,55

Gambar 2.2Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Menurut

Kepemilikan IJazah Tertinggi

TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD

SD/MI

SMP/ MTs

SMA/ MA

SEKOLAH MENENGAH KEJURUANDIPLOMA I/DIPLOMA II

AKADEMI/DIPLOMA III

UNIVERSITAS/DIPLOMA IV

S2/S3 (MASTER/DOKTOR)

Page 27: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 10

Sumber: BPS Provinsi Bali Tahun 2015

Dilihat dari gambar 2.3 diatas, terlihat Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Bali mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dan berada di atas Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Nasional.Saat ini Indeks Pembangunan Manusia

(IPM), Provinsi Bali berada di peringkat ke 5 dengan angka 72,48 dan berada diatas

nilai IPM nasional sebesar 68,90. Namun pertumbuhan IPM Provinsi Bali masih

berada di bawah tingkat nasional. Pertumbuhan IPM Provinsi Bali hanya 0,54

sedangkan di tingkat nasional sebesar 0,86.

71,5270,87

71,6272,09

72,48

66,5367,09

67,768,31

68,9

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

2010 2011 2012 2013 2014

Gambar 2.3Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Bali

Tahun 2010-2014

BALI

NASIONAL

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Denpasar

Badung

Gianyar

Tabanan

Provinsi

Buleleng

Jembrana

Klungkung

Bangli

Karangasem

81,65

77,98

74,29

72,68

72,48

69,16

68,67

68,3

65,75

64,01

Gambar 2.4 Indeks Pembangunan Manusia Per Kabupaten/Kota di Provinsi

Bali Tahun 2014

Page 28: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 11

Pada dari gambar 2.4. terlihat bahwa Kota Denpasar memiliki IPM tertinggi

sebesar 81,65 dan IPM terendah adalah Kabupaten Karangasem sebesar 64,01.

Berdasarkan kategori, hanya Kota Denpasar yang masuk kategori IPM sangat tinggi

dengan range > 80, sedangkan kabupaten Tabanan, Gianyar dan Badung serta

Provinsi berada pada kategori IPM tinggi 70 – 80. Dan Kabupaten Buleleng,

Jembrana, Klungkung, Bangli dan Karangasem berada pada kategori IPM sedang

dengan range 60 - 70.

F. Angka Harapan Hidup

Angka Harapan Hidup (AHH) adalah perkiraan lama hidup rata-rata

penduduk dengna asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas (kematian) menurut

umur. Angka ini adalah angka pendekatan yang menunjukkan kemampuan hidup

lebih lama. AHH merupakan alat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam

meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat

kesehatan pada khususnya. Kondisi UHH di Provinsi Bali dari tahun ke tahun

menunjukkan peningkatan.

Sumber: BPS Provinsi Bali Tahun 2015

Dengan memperhatikan gambar diatas terlihat bahwa secara estimasi

peningkatan umur harapan hidup waktu lahir di Provinsi Bali setiap tahunnya terus

mengalami peningkatan, namun rata-rata masih lebih rendah dari rata-rata Angka

70,6170,78

70,9471,11 71,19

69,8170,01

70,270,4

70,59

69

69,5

70

70,5

71

71,5

2010 2011 2012 2013 2014

Gambar 2.5Angka Harapan Hidup (AHH)

Provinsi Bali dan Nasional Tahun 2010-2014

Bali

Indonesia

Page 29: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 12

Harapan Hidup Nasional. Sedangkan disparitas Angka Harapan Hidup pada setiap

kabupaten/kota di Provinsi Bali seperti terlihat pada Tabel 2.3. di bawah ini,

Tabel 2.3

Angka Harapan Hidup Menurut Kabupaten/Kota

di Provinsi Bali Tahun 2010-2014

Kabupaten 2010 2011 2012 2013 2014

Denpasar 73.24 73.34 73.44 73.56 73.71

Badung 73.77 73.91 74.05 74.19 74.3

Gianyar 72.31 72.43 72.57 72.71 72.78

Tabanan 72.02 72.18 72.35 72.52 72.64

Buleleng 70.06 70.23 70.41 70.58 70.71

Jembrana 70.75 70.92 71.09 71.26 71.39

Klungkung 69.26 69.45 69.66 69.84 69.91

Bangli 68.8 68.98 69.18 69.36 69.44

Karangasem 68.56 68.76 68.96 69.12 69.18

Sumber: BPS Provinsi Bali Tahun 2015

Page 30: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 13

Penilaian terhadap derajat kesehatan dapat menggunakan beberapa indikator

yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian) dan morbiditas (kesakitan). Pada

profil kesehatan Provinsi Bali ini, derajat kesehatan masyarakat di Provinsi Bali

digambarkan melalui Angka Mortalitas yang terdiri atas Angka Kematian Neonatal

(AKN) per 1.000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 kelahiran

hidup, Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 kelahiran hidup, dan Angka

Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan untuk Angka

Morbiditas yaitu Angka Kesakitan beberapa penyakit.

Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor

tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan

ketersediaan sarana dan prasarana, melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi,

pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya.

A. MORTALITAS

Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan

tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit

maupun sebab lainnya. Angka Kematian yang disajikan pada bab ini yaitu AKI,

AKN, AKB,AKABA.

1. Angka Kematian Ibu (AKI)

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator penting yang

menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan pemanfaatan pelayanan

kesehatan ibu dan bayi baru lahir berkualitas. Angka kematian ibu juga merupakan

salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan millenium yaitu

tujuan ke 5 meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai

tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu. Sensitivitas

AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan

pembangunan kesehatan.

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

BAB

III

Page 31: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 14

Kematian ibu menurut definisi WHO adalah kematian selama kehamilan

atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan, akibat semua sebab yang

terkait atau diperberat oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan

oleh kecelakaan atau cedera. Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar

359/100.000 Kelahiran Hidup.

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

Pada Gambar 3.1. terlihat bahwa AKI di Provinsi Bali dari tahun 2006

sampai dengan 2015 sudah mencapai target MDG’s 2015 yaitu kurang dari

102/100.000 KH. Namun demikian, trendnya sangat fluktuatif yakni masih

mengalami naik turun sehingga diharapkan target AKI di Provinsi Bali dapat

menurun setiap tahunnya.

Page 32: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 15

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

Dilihat dari Gambar 3.2. sebaran AKI per kabupaten/kota tahun 2015, AKI

terendah ada di Kabupaten Gianyar sebesar 0 per 100.000 KH dan tertinggi ada di

Kabupaten Jembrana yaitu sebesar 145,7 per 100.000 KH. Kondisi AKI yang

fluktuatif selama 10 tahun terakhir tentunya harus menjadi perhatian kita bersama.

Dinas Kesehatan Provinsi Bali telah melakukan serangkaian upaya dalam

rangka menurunkan AKI diantaranya:

a) Menerapkan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K)

pada semua ibu hamil

b) Memantapkan pelaksanaan PONED dan PONEK

c) Pemenuhan Unit Transfusi Darah pada semua RSUD kabupaten/kota

d) Meningkatkan kemitraan Bidan dengan Bidan

e) Pelayanan Keluarga Berencana yang berkualitas

f) Pemenuhan sumber daya manusia kesehatan yang kompeten dan berkualitas

g) Meningkatkan pelayanan Ante Natal Care yang berkualitas dan terpadu serta

tindakan berencana dalam mengatasi masalah kesehatan ibu dan bayi baru lahir

h) Melakukan monitoring-evaluasi dan supervisi fasilitatif berjenjang

i) Pelaksanaan AMP terus dilakukan pada setiap kasus kematian

j) Mengupayakan regionalisasi sistem rujukan.

Page 33: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 16

2. Angka Kematian Neonatal (AKN)

Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah kematian bayi usia sampai

28 hari yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka

Kematian neonatal di Provinsi Bali per kabupaten/kota tahun 2013-2015 dapat dilihat

pada Gambar 3.3. berikut;

Gambar 3.3.

AKN per Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2013 s/d 2015

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat sebaran AKN per kabupaten/kota

tahun 2015 terjadi peningkatan di beberapa kabupaten/kota seperti, Kabupaten

Karangasem meningkat 0,95 per 1.000 KH, Kabupaten Buleleng meningkat 1,34 per

1.000 KH, Kota Denpasar meningkat sebesar 0,13 per 1.000 KH. Sedangkan di

Kabupaten lain terjadi penurunan AKN, sehingga mempengaruhi capaian Provinsi

yang menurun dibandingkan tahun 2014 sebesar 0,09 per 1.000 KH. Pada tahun 2014

AKN Provinsi sebesar 4,50 per 1.000 KH, sedangkan di tahun 2015 menurun menjadi

4,41 per 1.000 KH. Hal ini disebabkan oleh kematian neonatal yang dikarenakan

BBLR dan asfiksia masih cenderung tinggi. Upaya yang perlu dilakukan adalah

peningkatan pelayanan ANC yang berkualitas dan terpadu, meningkatkan

pelaksanaan GSI-B dan P4K, meningkatkan fungsi puskesmas dalam memberikan

pelayanan neonatal esensial, peningkatan SDM Kesehatan melalui peningkatan

keterampilan dan pelatihan, meningkatkan fungsi keluarga dalam perawatan bayi dan

balita melalui kelas ibu balita, meningkatkan pemanfaatan buku KIA. Diharapkan

Page 34: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 17

dengan berbagai upaya yang dilakukan dapat menurunkan AKN di tahun berikutnya

sehingga merata di semua kabupaten/kota.

3. Angka Kematian Bayi (AKB)

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi usia 0-11 bulan

yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Usia bayi

merupakan kondisi yang rentan baik terhadap kesakitan maupun kematian. Dari

5,97% kematian balita per 1.000 kelahiran hidup, sebagian besar (91,87%)

disumbangkan oleh umur 0-11 bulan atau bayi, sehingga angka kematian bayi tidak

jauh berbeda dengan angka kematian balita. Oleh karena itu banyak upaya kesehatan

yang dilakukan dalam rangka menurunkan angka kematian bayi

Sumber : Profil Kesehatan Kab. Kota se-Bali tahun 2015

Memperhatikan Gambar 3.4. terlihat bahwa AKB di Provinsi Bali dari tahun

2006 sampai dengan tahun 2015 menunjukan trend yang fluktuatif, meski sudah lebih

rendah dari angka kematian bayi secara nasional, tapi masih perlu mendapat perhatian

kita bersama. Angka ini tetap lebih rendah dibandingkan dengan target Renstra

Dinkes Prov. Bali yaitu 15 per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2014 dan target MDG’s

tahun 2015 yaitu 23 per 1.000 kelahiran hidup. Gambaran AKB per Kabupaten/Kota

dapat dilihat pada Gambar 3.5. di bawah ini.

Page 35: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 18

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

Berdasarkan gambar 3.5. dapat dilihat AKB terendah dicapai oleh Kota

Denpasar sebesar 0,6/1000 Kelahiran Hidup, sedangkan AKB tertinggi dicapai oleh

kabupaten Karangasem sebesar 10,6/1000 Kelahiran Hidup.

Permasalahan yang berkaitan dengan kematian bayi di Provinsi Bali antara

lain adalah penyebab kematian masih didominasi oleh karena BBLR dan asfiksia,

masih adanya disparitas angka kematian bayi antar kabupaten/kota. Berdasarkan

masalah tersebut untuk menekan AKB, Dinas Kesehatan Provinsi Bali telah

melakukan berbagai upaya diantaranya; dilakukannya pelayanan ANC yang

berkualitas dan terpadu, meningkatkan pelaksanaan GSI-B dan P4K, meningkatkan

fungsi puskesmas dalam memberikan pelayanan neonatal esensial, peningkatan SDM

kesehatan melalui peningkatan keterampilan dan pelatihan, meningkatkan fungsi

keluarga dalam perawatan bayi dan balita melalui kelas ibu balita, meningkatkan

pemanfaatan buku KIA.

4. Angka Kematian Balita (AKABA)

Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan jumlah anak yang meninggal

sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran

hidup. AKABA mempresentasikan peluang terjadinya kematian pada fase antara

kelahiran dan sebelum umur 5 tahun.

Millenium Development Goals (MDG’s) menetapkan nilai normatif

AKABA, yaitu sangat tinggi dengan nilai > 140, tinggi dengan nilai 71-140, sedang

Page 36: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 19

dengan nilai 20-70, dan rendah dengan nilai < 20. Sesuai dengan Profil Kesehatan

Kabupaten/Kota tahun 2015, capaian nilai AKABA sebesar 6,4 per 1.000 kelahiran

hidup. Angka ini jika dibandingkan dengan nilai normatif AKABA pada target

MDG’s termasuk kategori rendah karena < 20. AKABA di Provinsi Bali dari tahun

2006-2015 menunjukkan trend yang fluktuatif, tahun 2012 - 2014 cenderung

meningkat, dan tahun 2015 ada kecenderungan menurun. Kematian balita disebabkan

oleh BBLR dan asfiksia yang masih cenderung tinggi, penyakit infeksi lainnya,

trauma/kecelakaan yang menyebabkan meninggalnya balita.

Sumber : Profil kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2015

Berdasarkan capaian nilai AKABA pada tingkat kabupaten/kota, diketahui

AKABA terendah ada di Kota Denpasar sebesar 0,8 per 1000 KH dan AKABA

tertinggi ada di Kabupaten Gianyar yaitu sebesar 11,9 per 1000 KH. Gambaran

AKABA menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 3.7. berikut ini.

Page 37: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 20

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

B. MORBIDITAS

Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden maupun

prevalens dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam

suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian

terhadap derajat kesehatan masyarakat.

1. Pola 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas

Pola 10 penyakit terbanyak pada pasien di Puskesmas tahun 2015

menunjukkan kasus terbanyak adalah Nasofaringitis acute (common cold) masih

sama seperti tahun 2014, hanya terdapat penurunan jumlah kasus dari 158.262 kasus

menjadi 96.554 kasus, dengan perincian seperti tabel berikut.

Page 38: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 21

Tabel 3.1

Pola 10 Besar penyakit pada Pasien di Puskesmas

Di Provinsi Bali tahun 2015

No. Nama Penyakit Jumlah

1 Nasofaringitis acute (common cold) 96.554

2 Hypertensi primer 89.394

3 Faringitis Akut 77.042

4 Arthritis lainnya 57.124

5 Headache 54.109

6 Kecelakaan dan Ruda Paksa 47.258

7 Dermatitis kontak alergi 37.356

8 Gastritis (tidak ditentukan) 34.087

9 Penyakit lain dari saluran pernafasan bagian atas 32.026

10 Fever unspicified 28.816

Sumber : Bidang Bina Yandas Dinkes Prov. Bali tahun 2015

Tabel 3.2

Pola 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat Inap di RSU

Provinsi Bali tahun 2015

Sumber : Bidang Bina Yan. Rujukan Dinkes Prov. Bali tahun 2015

No. Nama Penyakit Jumlah

1 Demam Berdarah Dengue 9.851

2 Diare, Gastroenteritis 4.121

3 Demam Thipoid dan Parathipoid 3.254

4 Pneumonia 2.350

5 Penyakit Appendiks 1.590

6 Gagal Ginjal Lainnya 1.319

7 Dispepsia 1.258

8 Bronchitis, Empisema, & Penyakit Paru 1.248

9 Hernia Inguinal 1.126

10 Infark Serebral 970

Page 39: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 22

Tabel 3.3

Pola 10 Besar Penyakit pada Pasien Rawat Jalan di RSUD

Di Provinsi Bali tahun 2014

Sumber : Bidang Bina Yan. Rujukan Dinkes Prov. Bali tahun 2015

2. Penyakit Menular

a. Penyakit Paru

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi

bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyebar melalui droplet

orang yang telah terinfeksi hasil TB. Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, TB

menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam

MDG’s.

Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case

Notification Rate (CNR), yaitu angka yang menunjukkan jumlah seluruh pasien TB

yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu.

Angka ini apabila dikumpulkan serial, akan menggambarkan kecenderungan

penemuan kasus dari tahun ke tahun di suatu wilayah. Disamping itu untuk mengukur

keberhasilan pengobatan TB digunakan Angka Keberhasilan Pengobatan (SR=Succes

Rate) yang mengindikasikan persentase pasien baru TB paru BTA positif yang

menyelesaikan pengobatan, baik yang sembuh maupun yang menjalani pengobatan

lengkap diantara pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat. Berikut CNR kasus

baru BTA+ dan seluruh kasus TB di Provinsi Bali tahun 2015.

No. Nama Penyakit Jumlah

1 Penyakit Telinga dan Prosessus Mastoid 7.314

2 Diare, Gastroenteritis 7.082

3 Nyeri Perut dan panggul 5.875

4 GG Refraksi dan Akomodasi 5.846

5 Asma 5.370

6 Katarak dan gangguan lain lensa 5.107

7 Dispepsia 4.914

8 Konjungtivitis dan gangguan lain konjungtiva 3.719

9 Hipertensi Essensial (Primer) 3.714

10 Faringitis akut 3.519

Page 40: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 23

Sumber: Seksi Penanggulangan Penyakit Diskes Prov. Bali

Berdasarkan gambar 3.8 diatas, CNR kasus baru BTA+ di Provinsi Bali

tahun 2015 sebesar 35,28 per 100.000 penduduk menurun dibandingkan tahun 2014

sebesar 39,98 per 100.000 penduduk. Tertinggi masih Kota Denpasar sebesar 50,76

per 100.000 penduduk di tahun 2015 dan terendah kabupaten Bangli sebesar 14,82

per 100.000 penduduk di tahun 2015.

Sumber: Seksi Penanggulangan Penyakit Diskes Prov. Bali

Selama kurun waktu 3 tahun terakhir CNR Provinsi Bali secara umum sudah

terjadi peningkatan walaupun tidak signifikan. Tahun 2012 CNR Provinsi Bali

sebesar 71/100.000 penduduk dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 74/100.000

Gambar 3.9.

CNR Seluruh Kasus TB Menurut Kab/Kota di Provinsi

Bali Tahun 2014-2015

Gambar 3.8.

CNR Kasus BTA+ Menurut Kab/Kota di Provinsi Bali

Tahun 2014-2015

Page 41: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 24

penduduk, sedangkan tahun 2014 angka tersebut tetap sebesar 74/100.000 penduduk,

sedangkan di tahun 2015 menurun menjadi 70/100.000 penduduk, angka ini dibawah

target renstra Dinas kesehatan Provinsi Bali pada tahun 2015 sebesar 73/100.000

penduduk. Secara nasional Case Notification Rate ditargetkan naik 5% setiap tahun,

berdasarkan hasil capaian tahun 2014, maka target di tahun 2015 sebesar 79/100.000

penduduk. Sehingga Bali belum memenuhi target di tahun 2015 ini. Succes Rate

dapat membantu dalam mengetahui kecenderungan meningkat atau menurunnya

penemuan pasien pada wilayah tersebut. Berikut ini angka kesembuhan TB Paru per

kabupaten/kota Tahun 2015.

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa capaian Succes Rate tertinggi

dicapai Kabupaten Tabanan yaitu 96,79% dan terendah Kabupaten Jembrana 84,48%.

Capaian Provinsi tahun 2015 adalah 88,52% berada di atas target Renstra Dinas

Kesehatan 2015 sebesar 86%, namun masih belum mencapai target Renstra

Kemenkes di tahun 2015 sebesar 89%.

Besar kecilnya angka kesembuhan juga dipengaruhi oleh besar kecilnya

angka drop out, yang juga akan berimbas pada besar kecilnya angka penemuan

penderita TB MDR (Multi Drug Resisten) yang semakin merebak belakangan ini,

disamping juga adanya pengaruh dari peningkatan jumlah kasus HIV/AIDS.

Pneumonia adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibanding

dengan gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak. Di dunia setiap tahun

diperkirakan lebih dari 2 juta Balita meninggal karena Pneumonia (1 Balita/20 detik)

dari 9 juta total kematian Balita. Diantara 5 kematian Balita, 1 di antaranya

Gambar 3.10.

Page 42: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 25

disebabkan oleh pneumonia. Bahkan karena besarnya kematian pneumonia ini,

pneumonia disebut sebagai “pandemi yang terlupakan” atau “the forgotten

pandemic”. Namun, tidak banyak perhatian terhadap penyakit ini, sehingga

pneumonia disebut juga pembunuh Balita yang terlupakan atau “the forgotten killer

of children” (Unicef/WHO 2006, WPD 2011). Di negara berkembang 60% kasus

pneumonia disebabkan oleh bakteri, menurut hasil Riskesdas 2007 proporsi kematian

Balita karena pneumonia menempati urutan kedua (13,2%) setelah diare. Sedangkan

SKRT 2004 proporsi kematian Balita karena pneumonia menempati urutan pertama

sementara di negara maju umumnya disebabkan virus.

Cakupan penemuan kasus pneumonia pada balita tahun 2015 sebesar 5,32

lebih rendah dari capaian tahun 2014 sebesar 12,4. Kondisi ini menunjukkan status

kesehatan Balita yang semakin membaik sehingga kasus pneumonia mulai menurun.

Berikut ini ditampilkan angka cakupan penemuan pneumonia balita menurut

kabupaten/kota tahun 2015.

Sumber : Profil kesehatan kabupaten/kota Tahun 2015

Pada tingkat kabupaten/kota dapat dilihat yang penemuannya tertinggi

adalah Kabupaten Klungkung yaitu 50,85%. Sedangkan kabupaten dengan penemuan

terendah adalah Badung sebesar 1,01%.

Gambar 3.11

Page 43: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 26

b. HIV/AIDS

HIV/AIDS disebabkan oleh infeksi virus Human Immunodeficiency Virus

yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penderita mengalami

penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam

penyakit lain. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dulu dinyatakan

sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang ada di masyarakat dapat diketahui

melalui 3 metode, yaitu pada layanan Volluntary, Counseling, and Testing (VCT).

Penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh penderita yang terjadi melalui proses

hubungan seksual, transfusi darah, penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi

secara bergantian, dan penularan dari ibu ke anak dalam kandungan melalui plasenta

dan kegiatan menyusui.

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Berdasarkan gambar 3.10 di atas dapat dilihat bahwa jumlah terbanyak kasus

HIV dan AIDS terdapat pada golongan usia 25-49 tahun, dimana golongan usia ini

adalah golongan usia produktif. Penyebaran kasus HIV/AIDS di Bali saat ini lebih

banyak ditularkan melalui hubungan seksual. Jumlah kematian akibat AIDS tahun

2015 sebanyak 36 orang; laki-laki 24 orang dan perempuan 12 orang.

Gambar 3.12

Proporsi Kasus Baru HIV, AIDS dan Syphilis Berdasarkan

Kelompok Umur Di Provinsi Bali Tahun 2015

Page 44: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 27

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas menurut jenis kelamin, persentase kasus

HIV/AIDS tahun 2015 pada kelompok laki-laki lebih besar dibandingkan pada

kelompok perempuan. Penderita HIV/AIDS pada laki-laki sebesar 59,83% dan

perempuan 40,17%.

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Berdasarkan grafik 3.12, Kasus HIV/AIDS menunjukkan trend peningkatan

setiap tahun. Sampai dengan Desember 2015 jumlah kasus HIV mencapai 1.563

kasus dan AIDS mencapai 966 kasus.

Gambar 3.13.

Proporsi Kasus Komulatif HIV/AIDS Menurut Jenis Kelamin di

Provinsi Bali Tahun 2015

Gambar 3.14.

Situasi Kasus HIV/AIDS di Provinsi Bali Tahun 2010-2015

Page 45: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 28

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Angka kasus penderita HIV/AIDS atau ODHA yang mendapatkan

pengobatan ARV tahun 2015 sebesar 59,57% lebih rendah dari tahun 2014 sebesar

60,91%. Hasil capaian Provinsi Bali pada tahun 2015 sudah melampaui target sesuai

Renstra Dinkes di tahun 2015 sebesar 45%.

Memastikan layanan darah yang aman pada pelayanan skrining darah

adalah salah satu peran Palang Merah Indonesia (PMI) dalam penanggulangan HIV

adalah program pencegahan, perawatan dan dukungan terhadap ODHA. Berdasarkan

Peraturan Pemerintah No 18 Tahun 1990, tugas dari UTD PMI adalah menyediakan

darah yang aman dan bebas dari Human Immunodeficiency Virus (HIV). Tapi perlu

kita ketahui bahwa UTD PMI merupakan unit skrining untuk periksaan darah donor.

Upaya yang dilakukan dapat berupa optimalisasi pengelolaan darah dalam suatu UTD

baik input, proses maupun output. Penyediaan darah juga harus terstandarisasi dan

berkualitas. Sesuai dengan strategi I dari World Health Organization (WHO), maka

darah yang tercemar HIV pada pemeriksaan awal akan segera dibuang. Optimalisasi

pengelolaan darah dalam hal input yang terpenting adalah di saat proses seleksi calon

donor darah sehingga didapatkan donor darah sukarela risiko rendah. Begitupun

dalam pemeriksaan dokter juga harus cermat ketika menilai kondisi kesehatan calon

donor saat itu. Penanganan input yang optimal merupakan awal dari penyediaan

darah yang aman dimana didapatkan bahan tersebut dari donor. Saat ini tiap Unit

Transfusi Darah Cabang (UTDC) telah melakukan uji saring terhadap 4 penyakit

menular berbahaya yaitu Sifilis, Hepatitis B & C dan HIV. Apabila ada donor darah

yang dicurigai terinfeksi dengan hasil tes yang mendukung, maka dirujuk ke Unit

Gambar 3.15.

Persentase Kasus HIV/AIDS yang Diobati (Mendapat ARV) di

Provinsi Bali Tahun 2013-2015

Page 46: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 29

Tranfusi Darah Pusat (UTDP) untuk dilakukan tes ulang darah donor tersebut.

Hasilnya dikembalikan ke UTDC yang bersangkutan. Di Unit Tranfusi Darah Daerah

(UTDD) DKI Jakarta apabila dicurigai adanya infeksi HIV AIDS maka dilakukan

rujukan pasien ke rumah sakit yang menyediakan layanan konseling dan tes HIV.

Untuk Provinsi Bali hasil capaian bersumber dari laporan PMI yang

dipergunakan dalam pembuatan profil tahunan, sampai saat ini pelaporan hasil

skrining HIV belum menjadi bagian pelaporan resmi ke Dinas Kesehatan. Hasil

capaian pada tahun 2015 sebesar 0,37% lebih rendah dari tahun 2014 sebesar 0,42%

menurun dari tahun 2013 sebesar 0,74%.

c. Kusta

Kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri

Mycobacterium Leprae. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan kusta

menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak

dan mata. Tahun 2000 mempunyai arti penting bagi program pengendalian kusta.

Pada tahun 2000, dunia dan khususnya negara Indonesia berhasil mencapai eliminasi

penyakit kusta. Eliminasi didefinisikan sebagai pencapaian jumlah penderita terdaftar

kurang dari 1 kasus per 100.000 penduduk. Dengan demikian, sejak tahun tersebut di

tingkat dunia maupun nasional, kusta bukan lagi menjadi masalah kesehatan bagi

masyarakat.

Diagnosis dini dan pengobatan dengan menggunakan MDT (Multi Drug

Therapy) merupakan kunci utama keberhasilan mengeliminasi kusta sebagai masalah

kesehatan masyarakat. Pengobatan dengan MDT berhasil menurunkan 84,6% kasus

penyakit kusta di Indonesia sejak tahun 1985 hingga akhir tahun 2011.

Target yang ditetapkan secara Nasional untuk angka penemuan kasus baru

penyakit kusta tahun 2015 adalah kurang dari 5/100.000 penduduk. Sedangkan angka

penemuan kasus baru (New Case Detection Rate) penyakit kusta untuk Provinsi Bali

tahun 2015 adalah 1,30/100.000 penduduk, lebih rendah dari tahun 2014 sebesar

1,66/100.000 penduduk. Situasi ini menunjukkan kondisi yang relatif statis. Hal ini

dapat dilihat dari angka penemuan kasus baru kusta yang berkisar antara 1-2 kasus

per 100.000 sejak tahun 2012 hingga 2015 ini.

Indikator yang digunakan untuk menunjukkan keberhasilan dalam

mendeteksi kasus baru kusta yaitu angka cacat tingkat II. Angka cacat tingkat II pada

tahun 2015 sebesar 0,10/100.000 penduduk, meningkat dibandingkan tahun 2014

sebesar 0/100.000 penduduk.

Page 47: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 30

d. Penyakit Malaria

Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang upaya pengendaliannya

menjadi komitmen global dalam Millenium Development Goals (MDGs). Malaria

disebabkan oleh hewan bersel satu (protozoa) plasmodium yang ditularkan melalui

gigitan nyamuk Anopheles. Wilayah endemis malaria pada umumnya adalah wilayah

terpencil dengan kondisi lingkungan yang tidak baik, sarana transportasi dan

komunikasi yang sulit, akses pelayanan kesehatan kurang, tingkat pendidikan dan

sosial ekonomi masyarakat yang rendah serta buruknya perilaku masyarakat terhadap

kebiasaan hidup sehat.

Di Jawa Bali, masih terjadi fluktuasi dari angka kesakitan malaria yang

diukur dengan Annual Paracite Incidence (API). Dilihat dari indikator program

penanggulangan malaria (API) sejak 5 tahun terakhir walaupun angka API

berfluktuasi namun sudah mencapai target nasional < 1 per 1000 penduduk, baik

capaian API di kabupaten/kota maupun capaian secara provinsi. Tahun 2014

indikator API Provinsi Bali menunjukkan 0,003 per 1000 penduduk. Berikut Tren

API di Provinsi Bali tahun 2010-2015.

Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2015

Pencapaian ini didukung oleh kegiatan penemuan dan pengobatan penderita

Malaria secara aktif maupun pasif dan pemberantasan vektor di kabupaten/kota dan

monitoring evaluasi kegiatan penanggulangan malaria di provinsi. Tahun 2015 ini di

Provinsi Bali beserta seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota telah memperoleh

sertifikasi Eliminasi Malaria, dimana hal ini merupakan upaya menghentikan

Gambar 3.16.

Proporsi Kasus Komulatif HIV/AIDS Menurut Jenis Kelamin di

Provinsi Bali Tahun 2015

Page 48: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 31

penularan malaria setempat (kasus indigenous) dalam suatu wilayah. Dukungan ini

juga menjadi komitmen kuat untuk melaksanakan penanggulangan malaria pasca

eliminasi malaria di semua kabupaten/kota. Upaya yang dilakukan adalah melakukan

berbagai penguatan surveilans kasus, surveilans migrasi, surveilans faktor resiko

secara berkala.

3. Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

a. Tetanus Neonatorum

Tetanus Neonatorum (TN) disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang

masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah

satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kasus

TN banyak ditemukan di negara berkembang khususnya dengan cakupan persalinan

oleh tenaga kesehatan yang rendah.

Di Provinsi Bali pada tahun 2015 tidak ada kasus Tetanus Neonatorum yang

dilaporkan. Sementara itu, kasus Tetanus Non Neonatorum terlaporkan 3 kasus.

b. Difteri

Penyakit Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae yang

menyerang sistem pernafasan bagian atas. Penyakit ini memiliki gejala sakit leher,

demam ringan, sakit tekak. Difteri juga kerap ditandai dengan tumbuhnya membran

kelabu yang menutupi tonsil serta bagian saluran pernafasan.

Jumlah kasus difteri tahun 2014 terdapat 1 kasus yang dilaporkan oleh Kota

Denpasar dengan CFR 0,00%. Hal ini menunjukkan kejadian difteri yang

kemungkinan disebabkan oleh perubahan cuaca dan iklim, yang mengakibatkan

bakteri dapat berkembang biak dengan baik.

c. Campak

Campak disebabkan oleh virus campak. Sebagian besar kasus campak

menyerang anak-anak. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah

terkontaminasi oleh sekret orang yang telah terinfeksi. Berikut sebaran campak di

Provinsi Bali

Page 49: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 32

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat kejadian campak di Provinsi Bali

terlaporkan 135 orang, kejadian terbanyak ada di kabupaten Buleleng sebanyak 58

kasus, sedangkan di kabupaten Bangli dan Gianyar, tidak ada kasus campak yang

terlaporkan. Kasus campak di tahun 2015 menurun dibandingkan tahun 2014

sebanyak 971 kasus campak yang terlaporkan. Kasus ini kemungkinan disebabkan

oleh perubahan cuaca dan iklim, yang membuat virus berkembang biak dengan baik.

d. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis)

Polio merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus

yang menyerang sistem syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan. Penyakit

yang pada umunya menyerang anak berumur 0-3 tahun ini ditandai dengan

munculnya demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher dan sakit di tungkai dan

lengan. Acute Flaccid Paralysis (AFP) merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid

yang bersifat lunglai, lemas atau layuh (bukan kaku), atau terjadi penurunan kekuatan

otot dan terjadi secara akut (mendadak). Sedangkan Non Folio AFP adalah kasus

lumpuh layuh akut yang diduga kasus polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan

laboratorium bukan kasus polio. Kementerian Kesehatan menetapkan non polio AFP

Rate minimal 2/100.000 populasi anak < 15 tahun.

Page 50: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 33

Sumber : Seksi Pencegahan Penyakit Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat sebagian besar kab/kota sudah

memenuhi target penemuan AFP > 2/100.000 penduduk. Capaian penemuan

tertinggi ada di Kabupaten Tabanan sebesar 87,91 /100.000 penduduk, dan yang

dibawah target Kabupaten Bangli (1,79/100.000 penduduk), Kota Denpasar

(1,19/100.000 penduduk), Kabupaten Karangasem (0,93/100.000 penduduk) dan

Kabupaten Gianyar (0).

Pada tahun 2014 sebesar 4,63/100.000 terjadi penurunan di tahun 2015

dengan penemuan sebesar 4,17/100.000 penduduk. Penemuan kasus ini menunjukkan

pelaksanaan surveilans untuk program AFP sudah berjalan dengan baik. Selama

kurun waktu 3 tahun terakhir, target yang diberikan kepada Bali selalu tercapai

bahkan melebihi target yakni AFP rate 2/100.000. Kegiatan ini harus terus

dipertahankan dan dijaga keberlangsungannya sehingga kasus Polio yang telah

dieradikasi dapat dipertahankan dan tidak muncul kembali.

4. Penyakit Potensial KLB/Wabah

a. KLB

Penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah ditanganinya KLB tersebut

<24 jam sehingga dampak yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut tidak meluas.

Dari frekuensi KLB yang terjadi di Provinsi Bali pada tahun 2014 sebanyak 84 kali,

seluruh kejadian luar biasa tersebut telah tertangani kurun waktu <24 jam. Hal ini

didukung dengan adanya Tim Gerak Cepat (TGC) dalam hal ini disebut District

Surveillance Officer (DSO) di tiap kabupaten/kota di Bali dengan koordinasi di

Page 51: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 34

tingkat provinsi. Berikut adalah Jumlah KLB yang terjadi di Provinsi Bali tahun

2015:

Sumber : Seksi Pencegahan Penyakit Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Berdasarkan gambar 3.19 diatas, Kasus Susp Rabies terbanyak di tahun 2015

sebanyak 15 kasus. AFP 13 kasus, DHF 12 kasus dan DSS 11 kasus. Dari kasus KLB

diatas, berikut dapat dilihat sebarannya berdasarkan kabupaten/kota di Provinsi Bali

tahun 2015 :

Sumber : Seksi Pencegahan Penyakit Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Page 52: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 35

Berdasarkan Gambar 3.20. diatas dapat dilihat kejadian KLB tertinggi ada di

Kabupaten Buleleng, Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, yang merupakan 3

daerah dengan jumlah penduduk yang tinggi di Provinsi Bali.

d. Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit infeksi virus akut yang

disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne virus, genus

flavivirus, famili flaviviridae. DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes spp,

aedes aegypti, dan aedes albopictus merupakan vektor utama penyakit DBD. Penyakit

DBD dapat muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur.

Penyakit ini berkaitan dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat.

Pada tahun 2015 , jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 10.759

kasus dengan jumlah kematian 29 orang (Incidence Rate/Angka Kesakitan: 259,1 per

100.000 penduduk dan CFR/angka kematian : 0,3%), meningkat dibandingkan tahun

2014 dengan jumlah penderita DBD yang dilaporkan sebanyak 8.629 kasus dengan

jumlah kematian 17 orang (Incidence Rate/Angka Kesakitan: 210,2 per 100.000

penduduk dan CFR/angka kematian : 0,2%). Berikut ini gambaran IR dan CFR DBD

tahun 2005-2015.

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Berdasarkan Gambar 3.21 diatas situasi IR tahun 2015 lebih tinggi

dibandingkan dengan 4 tahun sebelumnya. IR tertinggi terjadi pada tahun 2010.

Target nasional Angka Kesakitan (IR) DBD tahun 2015 yaitu < 49 per 100.000

penduduk. Sedangkan angka kesakitan DBD di Provinsi Bali tahun 2015 adalah

Page 53: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 36

259,1 per 100.000 penduduk jauh diatas target nasional. Meningkatnya IR tahun 2015

dipengaruhi oleh rendahnya ABJ Provinsi Bali yang < 90%, perubahan iklim,

pembukaan pemukiman baru, mobilisasi penduduk; standar diagnosis yang belum

seragam dimana masih memakai kriteria WHO tahun 2009 (belum menggunakan

pemeriksaan serologis terutama di RSUD Kabupaten/Kota); serta belum adanya

pemilahan kasus antara kasus yang didiagnosis sebagai kasus demam dengue dan

demam berdarah dengue.

Pada tahun 2014 jumlah kasus terbanyak adalah di Kota Denpasar yaitu

1.837 kasus, Kabupaten Gianyar sebanyak 1.785 kasus, Kabupaten Badung sebanyak

1.770 kasus, dan Kabupaten Buleleng sebanyak 1.721 kasus. Daerah-daerah tersebut

memiliki jumlah penduduk yang besar dengan tingkat kepadatan penduduk yang

tinggi sehingga merupakan salah satu faktor resiko penyebaran Demam Berdarah

Dengue (DBD).

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Jika dibandingkan CFR 2 tahun sebelumnya tahun 2015 CFR mengalami

peningkatan berbanding lurus dengan IR yang juga meningkat. CFR tahun 2015 jika

dibandingkan dengan target Renstra Dinas Kesehatan tahun 2013-2018 sebesar < 1

%, CFR tahun 2015 sudah memenuhi target. Kematian oleh karena DBD sudah bisa

ditekan, penanganan sudah sesuai dengan protap yang ada.

Page 54: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 37

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat jumlah kematian tertinggi pada

tahun 2015 terdapat di kota Denpasar yaitu 14 kematian, Kabupaten Gianyar 6

kematian, Badung 6 kematian, Buleleng 3 kematian sehingga total kasus kematian

karena DBD di Provinsi Bali sebanyak 29 kasus. Kasus kematian DBD terjadi di

kabupaten/kota yang jumlah kasus DBD nya tinggi. Upaya yang telah dilakukan

untuk menurunkan angka kesakitan DBD oleh Dinas Kesehatan Provinsi Bali

diantaranya advokasi peran kabupaten/kota pada upaya-upaya di Hulu untuk

melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), revitalisasi peran Pokjanal

DBD sampai pokja tingkat desa, pemetaan resistensi vektor,pemetaan subtype virus.

b. Penyakit Diare

Diare merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan konsistensi

feses selain dari frekuensi buang air besar. Seseorang dikatakan menderita diare bila

feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau

buang air besar yang berair tapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam. Penyakit Diare

merupakan penyakit endemis di Indonesia dan penyakit potensial KLB yang sering

disertai kematian.

Penyakit saluran pencernaan seperti Diare masih cukup tinggi ditemukan di

Provinsi Bali. Pada tahun 2015 diperkirakan jumlah target penemuan kasus diare

sekitar 88,870 orang meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 87.845 orang, hal

ini dikarenakan perumusan target penemuan kasus berdasarkan jumlah penduduk

{10% X (jumlah penduduk/1000)X Angka Kesakitan (214)}. Sementara kasus Diare

Page 55: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 38

yang tertangani sebanyak 79.254 kasus (89,2%) meningkat dari tahun 2014 sebesar

79,5%, dan angka kesakitan diare 214 per 1000 penduduk.

c. Rabies

Rabies merupakan penyakit zoonosa yang disebabkan oleh Lyssa-virus (virus

rabies) dan ditularkan ke manusia melalui gigitan hewan seperti anjing, kucing,

kelelawar, kera, musang dan srigala yang di dalam tubuhnya mengandung virus

rabies. Penyakit ini dikenal di Indonesia sejak diketahui dan dilaporkan adanya

seekor kerbau menderita rabies oleh Esser pada tahun 1884, kemudian pada tahun

1894 pertama kali dilaporkan rabies pada manusia oleh E.V. de Haan. Berikut ini

jumlah kasus GHPR dan pasien yang diberikan VAR di Provinsi Bali tahun 2013-

2015.

Sumber : Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Dilihat dari gambar 3.24, dapat dilihat kasus gigitan hewan penular rabies

(GPHR) tahun 2015 sedikit menurun dibandingkan tahun 2014 demikian juga dengan

penggunaan vaksin anti rabies (VAR). Namun yang perlu menjadi perhatian adalah

kematian yang meningkat di tahun 2015 sebanyak 15 orang terlaporkan terbanyak.

Berikut sebaran kasus kematian Rabies di Provinsi Bali Tahun 2015.

Page 56: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 39

1

6

1

2

0 2

2 1

Kr.Assem

Bangli

Jembrana

Badung

Gianyar

Denpasar Klungkung

Tabanan

0

Buleleng

Gambar 3.25. Sebaran Kasus Kematian Rabies di Provinsi Bali

Tahun 2015

Penderita rabies sekali gejala klinis timbul biasanya diakhiri dengan

kematian. Untuk itulah setiap kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR) harus

ditangani sesuai dengan SOP yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan RI.

Adapun upaya yang sudah dilakukan Pemerintah Provinsi Bali dalam pengendalian

rabies : semua gigitan hewan penular rabies diberikan vaksin anti rabies (var) sesuai

protap, Vaksinasi secara intensif dan eliminasi selektif hewan penular rabies,

Pengawasan masuk dan keluarnya hewan penular rabies, Penyediaan anggaran yang

cukup, Koordinasi yang mantap antar instansi dinas kesehatan. Dinas peternakan dan

badan pemberdayaan (desa pekraman/desa adat), menerbitkan perda no.15 tahun

2009 tentang pengendalian rabies di provinsi bali yang mengatur antara lain: tata cara

pemeliharaan hewan penular rabies, mengatur peredaran hewan penular rabies.

Permasalahan yang terjadi dalam pengendalian Rabies diantaranya Peran serta

masyarakat dalam penanganan rabies baik dalam sektor kesehatan dan peternakan

belum optimal, Hewan positif dan desa tertular semakin meningkat, Tahun 2013-

2014 kasus kematian sudah bisa ditekan tetapi tahun 2015 kembali meningkat, Perda

penanggulangan Rabies belum berjalan optimal. Untuk mengatasi hal tersebut Dinas

Kesehatan tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi atau penyuluhan hingga ke

pelosok-pelosok desa dengan melibatkan semua komponen masyarakat.

Page 57: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 40

Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu upaya

kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya kesehatan masyarakat

adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta

swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan

menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan

masyarakat mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan,

pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan

lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa,

pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif

dalam makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat aditif dan

bahan berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.

Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh

pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

perorangan. Upaya kesehatan perorangan mencakup upaya-upaya promosi kesehatan,

pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan

dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan.

Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan selama beberapa tahun

terakhir, khususnya tahun 2015 di Provinsi Bali.

A. PELAYANAN KESEHATAN

Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah penting dalam

penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pelayanan

kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan

masyarakat dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan

adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan Kesehatan Ibu

Seorang ibu mempunyai peran sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan

perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seseorang yang sedang

SITUASI UPAYA KESEHATAN

BAB

IV

Page 58: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 41

hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin dalam kandungannya hingga

kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anak.

Dalam upaya pencapaian MDG’s dan tujuan pembangunan kesehatan,

peningkatan pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan yaitu dengan menurunkan

Angka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015

dari 425 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1992. Menurut data SDKI 2012,

AKI sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Capaian AKI Provinsi Bali di

tahun 2015 sebesar 83,4 per 100.000 kelahiran hidup, angka ini sudah berada

dibawah target MDGs. Akan tetapi, upaya untuk menurunkan AKI masih terus

dilaksanakan dengan gencar, untuk semakin menekan angka kematian ibu di

Provinsi Bali. Selain itu, pemerintah bersama masyarakat juga bertanggungjawab

untuk menjamin bahwa setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan

ibu yang berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan bagi ibu dan

bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, dan memperoleh cuti

hamil dan melahirkan serta akses terhadap keluarga berencana. Disamping itu,

pentingnya melakukan intervensi lebih ke hulu yakni kepada kelompok remaja

dan dewasa muda dalam upaya percepatan penurunan AKI.

a) Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga

kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar

pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar Pelayanan Kebidanan

(SPK). Sedangkan tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan

pelayanan antenatal kepada ibu hamil antara lain dokter spesialis kebidanan,

dokter, bidan dan perawat. Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila

dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar. Ditetapkan bahwa

distribusi frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama

kehamilan, dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan 1

kali pada triwulan pertama, 1 kali pada triwulan kedua, dan 2 kali pada

triwulan ketiga. Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk

menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor risiko,

pencegahan dan penanganan komplikasi.

Pelayanan antenatal diupayakan agar memenuhi standar kualitas, yaitu :

a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan;

b) Pengukuran tekanan darah;

Page 59: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 42

c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA);

d) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundusuteri);

e) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi

tetanus toksoid sesuai status imunisasi;

f) Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama

kehamilan;

g) Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (djj);

h) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal

dan konseling, termasuk keluarga berencana);

i) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin

darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan

darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya); dan

j) Tatalaksana kasus.

Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan

menggunakan indikator Cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 adalah jumlah ibu

hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal pertama kali oleh tenaga

kesehatan, dibandingkan jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja

pada kurun waktu tahun. Sedangkan cakupan K4 adalah jumlah ibu hamil

yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling

sedikit 4 kali sesuai jadwal yang dianjurkan, dibandingkan jumlah sasaran

ibu hamil di satu wilayah dalam kurun waktu satu tahun. Indikator tersebut

memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat

kepatuhan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga

kesehatan. Cakupan K1 dan K4 di Provinsi Bali dalam lima tahun terakhir

dapat dilihat dibawah ini;

Page 60: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 43

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov Bali Tahun 2015

Dari gambar 4.1 diatas dapat terlihat bahwa secara umum relatif stabil,

meski terjadi sedikit penurunan cakupan K1 dan juga K4. Ada kesenjangan

yang terjadi antara cakupan K1 dan K4. Pada tahun 2013 terjadi selisih

antara cakupan K1 dan K4 sebesar 4,1%, kemudian sampai dengan tahun

2014 selisih itu terjadi perubahan cenderung melebar menjadi 4,5%, dan

semakin melebar lagi di tahun 2015 sebesar 5,4%. Kesenjangan antara

cakupan K1 dan K4 menunjukkan angka drop out K1-K4, dengan kata lain

jika kesenjangan K1 dengan K4 kecil maka hampir semua ibu hamil yang

melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal selalu berkunjung ke

pelayanan kesehatan sampai pada kunjungan ke dua trisemester ketiga

kehamilannya dengan kata lain seluruh ibu hamil telah mendapatkan

pelayanan kehamilannya sesuai dengan standar. Hal ini dapat meminimalisir

kematian ibu melahirkan.Indikator kinerja cakupan pelayanan kesehatan ibu

hamil K4 pada tahun 2015 sudah melampaui target Renstra Dinas Kesehatan

tahun 2015 sebesar 95%. Berikut capaian K4 dari masing-masing

kabupaten/kota.

Page 61: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 44

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov Bali Tahun 2015

Dari seluruh kabupaten/kota, 3 kabupaten/kota telah mencapai target

Renstra Dinas 2015 yaitu Kabupaten Tabanan (96,49%), Kota Denpasar

(97,99%) dan Kabupaten Jembrana (98,08). Sedangkan hasil capaian

indikator cakupan pelayanan K4 Provinsi Bali tahun 2015 sebesar 93% yang

berarti juga belum mencapai target Renstra Dinas tahun 2015 sebesar 95%.

Cakupan K4 tertinggi yaitu Kabupaten Jembrana akan tetapi Angka

Kematian Ibu tertinggi juga Kabupaten Jembrana sebesar 145,7 per 100.000

kelahiran hidup. Kondisi ini perlu menjadi perhatian pemegang program,

untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesahatan bagi ibu hamil.

Berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan untuk semakin

mendekatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada

masyarakat hingga ke pelosok desa, termasuk untuk meningkatkan cakupan

pelayanan antenatal. Adanya Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan

Jaminan Persalinan (Jampersal), dimana keduanya saling bersinergi. BOK

dapat dimanfaatkan untuk kegiatan luar gedung, seperti pendataan,

pelayanan di Posyandu, kunjungan rumah, sweeping kasus drop out,

pelaksanaan kelas ibu hamil serta penguatan kemitraan bidan dan dukun.

Sementara itu Jampersal mendukung paket pelayanan antenatal, termasuk

yang dilakukan pada saat kunjungan rumah atau sweeping, baik pada

kehamilan normal maupun kehamilan dengan resiko tinggi. Semakin

kuatnya kerja sama dan sinergi berbagai program yang dilakukan oleh

Page 62: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 45

Pemerintah daerah dan masyarakat termasuk sektor swasta diharapkan dapat

mendorong tercapainya target cakupan pelayanan antenatal.

b) Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin

Upaya kesehatan ibu bersalin dilaksanakan dalam rangka mendorong

agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter

spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum dan bidan, serta

diupayakan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan. Pertolongan Periode

persalinan merupakan salah satu periode yang berkontribusi besar terhadap

AKI. Kematian saat bersalin dan 1 minggu pertama diperkirakan 60% dari

seluruh kematian ibu. Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan

persalinan yang dimulai pada kala I sampai dengan kala IV persalinan.

Pencapaian upaya kesehatan ibu bersalin diukur melalui indikator persentase

persalinan ditolong tenaga kesehatan terlatih (Cakupan Pn).

Dari total kematian di Provinsi Bali tahun 2015, kematian ibu pada

saat bersalin sebanyak 14 orang. Gambaran cakupan persalinan yang

ditolong oleh tenaga kesehatan Gambar 4.3. memperlihatkan cakupan

persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (Pn) sejak tahun 2010

sampai dengan tahun 2015. Secara umum cakupan pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan di Provinsi Bali tahun 2010-2015 telah mencapai

target MDG’s tahun 2015 sebesar 90%. Hal tersebut menunjukkan bahwa

pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi

kebidanan, sehingga pelaksanaan prinsip persalinan yang bersih dan aman

semakin meningkat, sehingga diharapkan dapat menekan angka kematian

ibu.

Page 63: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 46

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov Bali Tahun 2015

Untuk melihat distribusi persalinan oleh tenaga kesehatan untuk

masing-masing kabupaten/kota seluruh Provinsi Bali tahun 2015, dapat

dilihat pada gambar berikut;

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov Bali Tahun 2015

Gambar 4.4. memperlihatkan bahwa Kabupaten Jembrana dengan

pencapaian tertinggi (102,91%). Sedangkan Kabupaten Gianyar merupakan

kabupaten dengan pencapaian terendah (92,82%). Target indikator

persalinan oleh tenaga kesehatan sesuai MDG’s dan SPM sebesar 90% dan

juga Renstra Kemenkes 2014 sebesar 95%, ini berarti Provinsi Bali dengan

capaian 97,49% sudah melampaui target tersebut.

Target MDGs 2015 : 90%

Page 64: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 47

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov Bali Tahun 2015

Dari gambar 4.5 dapat dilihat bahwa, meski cakupan pelayanan ibu

hamil K4 mengalami penurunan, namun cakupan pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan tetap stabil. Persentasenya selalu di atas K4.

Pelayanan antenatal memiliki peranan yang sangat penting, diantaranya agar

dapat dilakukan deteksi dan tata laksana dini komplikasi yang dapat timbul

pada saat persalinan. Apabila seorang ibu datang langsung untuk bersalin di

tenaga kesehatan tanpa adanya riwayat pelayanan antenatal sebelumnya,

maka faktor risiko dan kemungkinan komplikasi saat persalinan akan lebih

sulit diantisipasi.

c) Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

Nifas adalah periode mulai dari 6 jam sampai dengan 42 hari pasca

persalinan. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan

sesuai standar, yang dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali sesuai

jadwal yang dianjurkan, yaitu pada 6 jam sampai dengan 3 hari pasca

persalinan, pada hari ke 4 sampai dengan hari ke 28 pasca persalinan, dan

pada hari ke 29 sampai dengan hari ke 42 pasca persalinan. Untuk deteksi

dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan

terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3

kali dengan distribusi waktu : 1) kunjungan pertama (KF1) pada 6 jam

setelah persalinan sampai 3 hari; 2) kunjungan nifas (KF2) dilakukan pada

minggu ke 2 setelah persalinan; 3) kunjungan nifas ke 3 (KF3) dilakukan

pada minggu ke 6 setelah persalinan. Diupayakan kunjungan nifas ini

Page 65: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 48

dilakukan pada saat dilaksanakannya kegiatan di posyandu dan dilakukan

bersamaan pada kunjungan bayi.

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov Bali Tahun 2015

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa capaian cakupan kunjungan

nifas Provinsi Bali tahun 2015 sebesar 95,9% cenderung menurun

dibandingkan tahun 2014 sebesar 96,5%, namun capaian ini sudah

melampaui target Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015

sebesar 95%.

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov Bali Tahun 2015

Target : 95%

Page 66: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 49

Dari gambar 4.7 diatas dapat dilihat bahwa capaian cakupan ibu nifas

mendapat vitamin A Provinsi Bali tahun 2015 sebesar 97,1% meningkat

dibandingkan tahun 2014 sebesar 96,34%. Kematian ibu pada tahun 2015

ini terbanyak terjadi pada masa nifas sebanyak 26 orang. Karena itu,

pelayanan kesehatan ibu nifas terus mendapat perhatian dari pemerintah

provinsi Bali. Penempatan PTT untuk dokter dan bidan terus dilaksanakan.

Selain itu luncuran dana BOK agar dimanfaatkan maksimal oleh tenaga

kesehatan di Puskesmas, Poskesdes, Posyandu dalam mengintensifkan

implementasi upaya kesehatan termasuk didalamnya pelayanan kesehatan

ibu nifas, diantaranya kegiatan sweeping atau kunjungan rumah bagi yang

tidak datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.

d) Pelayanan/ penanganan Komplikasi Kebidanan

Komplikasi kebidanan adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin,

ibu nifas dan atau janin dalam kandungan, baik langsung maupun tidak

langsung, termasuk penyakit menular dan tidak menular yang dapat

mengancam jiwa ibu dan atau janin, yang tidak disebabkan oleh

trauma/kecelakaan. Pencegahan dan penanganan komplikasi kebidanan

adalah pelayanan kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk

mendapatkan perlindungan/pencegahan dan penanganan definitif sesuai

standar oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan

rujukan.

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov Bali Tahun 2015

Page 67: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 50

Pada gambar 4.8 diatas dapat diketahui bahwa secara umum, cakupan

penanganan komplikasi kebidanan di Provinsi Bali selama 6 tahun terakhir

terlihat fluktuatif, dan tahun ini cenderung menurun dibandingkan tahun lalu.

Cakupan penanganan komplikasi Provinsi Bali di tahun 2015 ialah 74,96%.

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov Bali Tahun 2015

Gambaran mengenai cakupan penanganan komplikasi kebidanan pada

tahun 2015 menurut kabupaten/kota disajikan pada gambar 4.9 menunjukkan

bahwa cakupan penanganan komplikasi kebidanan tertinggi yaitu Kabupaten

Gianyar (119,41%). Angka cakupan yang melebihi 100% ini dimungkinkan

karena jumlah sasaran yang digunakan adalah perkiraan, yakni diperkirakan

pada kurun waktu 1 tahun sebanyak 20% dari jumlah sasaran ibu hamil di

suatu wilayah kerja yang akan mengalami komplikasi kebidanan. Cakupan

tertinggi kedua dan ketiga berada di Kabupaten Tabanan (94,3%) dan

Klungkung (77,13%). Sedangkan cakupan terendah berturut-turut yaitu

Kabupaten Karangasem (50,60%), Buleleng (65,53%), serta Bangli

(70,49%). Diperkirakan 20% dari kehamilan akan mengalami komplikasi.

Sebagian komplikasi ini dapat mengancam jiwa, tetapi sebagian besar

komplikasi dapat dicegah dan ditangani bila : 1) ibu segera mencari

pertolongan ke tenaga kesehatan; 2) tenaga kesehatan melakukan prosedur

penanganan yang sesuai, antara lain penggunaan partograf untuk memantau

perkembangan persalinan, dan pelaksanaan manajemen aktif kala III (MAK

III) untuk mencegah perdarahan pasca salin; 3) tenaga kesehatan mampu

melakukan identifikasi dini komplikasi; 4) apabila komplikasi terjadi,

Page 68: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 51

tenaga kesehatan dapat memberikan pertolongan pertama dan melakukan

tindakan stabilisasi pasien sebelum melakukan rujukan; 5) proses rujukan

efektif; 6) pelayanan di RS yang cepat dan tepat guna.

Terdapat tiga jenis area intervensi yang dilakukan untuk menurunkan

angka kematian dan kesakitan ibu dan neonatal yaitu melalui : 1)

peningkatan pelayanan antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani

kasus risiko tinggi secara memadai; 2) pertolongan persalinan yang bersih

dan aman oleh tenaga kesehatan terampil, pelayanan pasca persalinan dan

kelahiran; serta 3) pelayanan emergensi obstetrik dan neonatal dasar

(PONED) dan komprehensif (PONEK) yang dapat dijangkau secara tepat

waktu oleh masyarakat yang membutuhkan.

Upaya terobosan dalam penurunan AKI dan AKB di Indonesia salah

satunya dilakukan melalui Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan

Komplikasi (P4K). Program tersebut menitikberatkan kepedulian dan peran

keluarga dan masyarakat dalam melakukan upaya deteksi dini, menghindari

risiko kesehatan pada ibu hamil, serta menyediakan akses dan pelayanan

kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar di tingkat Puskesmas

(PONED) dan Kesehatan Keluarga pelayanan kegawatdaruratan obstetri dan

neonatal komprehensif di Rumah Sakit (PONEK). Dalam implementasinya,

P4K merupakan salah satu unsur dari Desa Siaga. P4K mulai diperkenalkan

oleh Menteri Kesehatan pada tahun 2007. Pelaksanaan P4K di desa - desa

tersebut perlu dipastikan agar mampu membantu keluarga dalam membuat

perencanaan persalinan yang baik dan meningkatkan kesiapsiagaan keluarga

dalam menghadapi tanda bahaya kehamilan, persalinan, dan nifas agar dapat

mengambil tindakan yang tepat. Melalui pengelolaan pelayanan PONED dan

PONEK, puskesmas dan rumah sakit diharapkan bisa menjadi institusi

terdepan dimana kasus komplikasi dan rujukan dapat diatasi dengan cepat

dan tepat. Dilakukan pula kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP), yang

merupakan upaya dalam penilaian pelaksanaan serta peningkatan mutu

pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir . Kegiatan ini dilakukan melalui

pembahasan kasus kematian ibu atau bayi baru lahir sejak di level

masyarakat sampai di level fasilitas pelayanan kesehatan. Salah satu hasil

kajian yang didapat dari AMP adalah kendala yang timbul dalam upaya

penyelamatan ibu pada saat terjadi kegawatdaruratan maternal dan bayi baru

lahir. Kajian tersebut juga menghasilkan rekomendasi intervensi dalam

Page 69: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 52

upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan ibu dan bayi di masa

mendatang.

e) Pelayanan Kontrasepsi

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun

2014 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan Pembangunan

Keluarga, Keluarga Berencana, Dan Sistem Informasi Keluarga. Yang

dimaksud dengan program keluarga berencana (KB) adalah upaya

mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,

mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai

dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas.

Sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 87 Tahun 2014 Tentang Perkembangan Kependudukan Dan

Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, Dan Sistem Informasi

Keluarga. Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu

strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T;

terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan,

terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (di atas usia 35

tahun). Selain itu, program KB juga bertujuan untuk meningkatkan

kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan

masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan

kebahagiaan batin. KB merupakan salah satu cara yang paling efektif

untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan, dan keselamatan

ibu, anak, serta perempuan. Pelayanan KB menyediakan informasi,

pendidikan, dan cara-cara bagi laki-laki dan perempuan untuk dapat

merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa

tahun jarak usia antara anak, serta kapan akan berhenti mempunyai anak.

Baik suami maupun istri memiliki hak yang sama untuk menetapkan

berapa jumlah anak yang akan dimiliki dan kapan akan memiliki anak.

Melalui tahapan konseling pelayanan KB, pasangan usia subur (PUS)

dapat menentukan pilihan kontrasepsi sesuai dengan kondisi dan

kebutuhannya berdasarkan informasi yang telah mereka pahami, termasuk

keuntungan dan kerugian, risiko metode kontrasepsi dari petugas kesehatan.

Program Keluarga Berencana (KB) dilakukan diantaranya dalam rangka

mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Sasaran program

KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang lebih dititikberatkan pada

Page 70: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 53

kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang berada pada kisaran usia15-49

tahun.

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov Bali Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas, metode kontrasepsi yang paling banyak

digunakan adalah IUD (40,20%), terbanyak kedua adalah suntik KB (39%),

sedangkan yang terendah adalah penggunaan MOP (0,5%), Implan (2,5%),

dan Kondom (3,3%). Persentase peserta KB aktif menurut kabupaten/kota

selengkapnya dapat dilihat pada gambar dibawah:

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov Bali Tahun 2015

Page 71: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 54

Gambar 4.11 diatas menunjukkan bahwa Kabupaten dengan persentase

KB aktif tertinggi adalah Kabupaten Bangli (91,56%), kemudian Badung

(85,67%) dan Klungkung (85%). Sedangkan kabupaten dengan persentase

peserta KB aktif terendah adalah Kabupaten Gianyar (76,8%) dan Buleleng

(77,75%). Secara Provinsi Bali, persentase peserta KB aktif tahun 2015 ialah

sebesar 80,7%. Sedangkan pada gambar 4.12. terlihat bahwa peserta KB

baru, persentase metode kontrasepsi terbanyak digunakan adalah KB suntik

(51,20%). Terbanyak kedua adalah IUD (24,6%). Metode yang paling

sedikit dipilih untuk digunakan peserta KB baru adalah MOP (0,3%), implan

(5,1%) dan kondom (5,1%).

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov Bali Tahun 2015

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov Bali Tahun 2015

Page 72: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 55

Dari gambar 4.13. diatas dapat dilihat bahwa persentase peserta KB

baru tertinggi ialah Kabupaten Buleleng (10,37%), kemudian Kota Denpasar

(8,88%) dan Kabupaten Jembrana (8,34%). Sedangkan persentase peserta

KB baru terendah ialah Kabupaten Tabanan (0,45%) dan Badung (2,09%).

Secara Provinsi Bali persentase peserta KB baru tahun 2015 sebesar 6,27%.

2. Pelayanan Kesehatan Anak

Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk mempersiapkan

generasi yang akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk

menurunkan angka kematian anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak

dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah dilahirkan, dan

sampai berusia 18 (delapan belas) tahun. Upaya kesehatan anak antara lain

diharapkan mampu menurunkan angka kematian anak. Indikator angka kematian

yang berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka

Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Perhatian

terhadap upaya penurunan angka kematian neonatal (0-28 hari) menjadi penting

karena kematian neonatal memberi kontribusi terhadap 59% kematian bayi.

Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun

2012, angka Kematian Neonatus (AKN) pada tahun 2012 sebesar 19 per 1.000

kelahiran hidup. Angka ini sama dengan AKN berdasarkan SDKI tahun 2007 dan

hanya menurun 1 point dibanding SDKI tahun 2002-2003 yaitu 20 per 1.000

kelahiran hidup.

a) Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah

Berat badan lahir bayi adalah berat badan bayi yang ditimbang dalam

waktu satu jam pertama setelah lahir. Jika dilihat dari hubungan antara

waktu kelahiran dengan umur kehamilan, kelahiran bayi dapat dikelompokan

menjadi tiga. Pertama yakni kelompok bayi kurang bulan (prematur), yaitu

bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi kehamilan) <37 minggu (<259

hari). Kedua, bayi cukup bulan, yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa

gestasi antara 37-42 minggu (259 - 293 hari). Kelompok ke tiga adalah bayi

lebih bulan, ialah bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi >42 minggu

(>294 hari).

Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir

yang berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. BBLR tidak hanya

Page 73: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 56

dapat terjadi pada bayi prematur, tapi juga pada bayi cukup bulan yang

mengalami hambatan pertumbuhan selama kehamilan. Persentase berat bayi

lahir rendah disajikan pada gambar berikut ini.

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov Bali Tahun 2015

Melihat gambar 4.14. menyatakan bahwa persentase bayi dengan

berat badan lahir rendah sebesar 2,21%. Persentase tertinggi adalah

kabupaten Klungkung (4,37%) dan terendah Bangli (0,40%).

Masalah pada bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) terutama

pada prematur terjadi ketidakmatangan sistem organ pada bayi tersebut. Bayi

dengan berat badan lahir rendah mempunyai kecenderungan kearah

peningkatan terjadinya infeksi dan mudah terserang komplikasi. Masalah

pada BBLR yang sering terjadi adalah gangguan pada sistem pernafasan,

susunan saraf pusat, kardiovaskular, hematologi, gastro intestinal, ginjal,

termoregulasi.

b) Penanganan Komplikasi neonatal

Neonatal dengan komplikasi adalah neonatal dengan penyakit dan

atau kelainan yang dapat menyebabkan kecacatan dan atau kematian,

seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis,

trauma lahir, BBLR, sindroma gangguan pernafasan, dan kelainan

kongenital maupun yang termasuk klasifikasi kuning dan merah pada

pemeriksaan dengan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM). Komplikasi

Page 74: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 57

yang menjadi penyebab kematian terbanyak yaitu asfiksia, bayi berat lahir

rendah, dan infeksi (Riskesdas, 2007). Komplikasi ini sebetulnya dapat

dicegah dan ditangani, namun terkendala oleh akses ke pelayanan

kesehatan, kemampuan tenaga kesehatan, keadaan sosial ekonomi, sistem

rujukan yang belum berjalan dengan baik, terlambatnya deteksi dini, dan

kesadaran orang tua untuk mencari pertolongan kesehatan. Penanganan

neonatal dengan komplikasi adalah penanganan terhadap neonatal sakit dan

atau neonatal dengan kelainan atau komplikasi/kegawatdaruratan yang

mendapat pelayanan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan

atau perawat) terlatih baik di rumah, sarana pelayanan kesehatan dasar

maupun sarana pelayanan kesehatan rujukan. Pelayanan sesuai standar antara

lain sesuai dengan standar MTBM, manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir,

manajemen Bayi Berat Lahir Rendah, pedoman pelayanan neonatal essensial

di tingkat pelayanan kesehatan dasar, PONED, PONEK atau standar

operasional pelayanan lainnya. Pada gambar berikut disajikan gambaran

cakupan penanganan neonatal dengan komplikasi tahun 2010 - 2015.

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov Bali Tahun 2015

Dari gambar diatas dapat dilihat cakupan penanganan komplikasi

neonatal tiga tahun terakhir cenderung stabil. Cakupan tahun 2015 sebesar

69,7%. Sedangkan kabupaten dengan cakupan penanganan komplikasi

neonatal tertinggi adalah Gianyar (110,03%) disusul Tabanan (87,55%).

Cakupan terendah terdapat di kabupaten Buleleng (34,46%) dan Bangli

Page 75: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 58

(50,08%). Cakupan yang melebihi 100% disebabkan perhitungan sasaran

neonatal dengan komplikasi yang dihitung berdasarkan 15% dari jumlah

bayi. Pada gambar berikut disajikan gambaran cakupan penanganan

neonatal dengan komplikasi menurut kabupaten/kota tahun 2015.

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov Bali Tahun 2015

c) Pelayanan Kesehatan Neonatal

Neonatus adalah bayi baru lahir yang berusia sampai dengan 28 hari.

Pada masa tersebut terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di

dalam rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua sistem. Bayi

hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki

risiko gangguan kesehatan paling tinggi, berbagai masalah kesehatan bisa

muncul. Sehingga tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal.

Beberapa upaya kesehatan dilakukan untuk mengendalikan risiko pada

kelompok ini diantaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat

dilakukan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan serta menjamin

tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standar pada kunjungan bayi baru

lahir. Kejadian kematian tertinggi pada bayi dan balita terjadi pada masa

neonatus. Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa 78,5% dari kematian

neonatal terjadi pada umur 0-6 hari.

Dengan melihat adanya risiko kematian yang tinggi dan berbagai

serangan komplikasi pada minggu pertama kelahiran, maka setiap bayi baru

lahir harus mendapatkan pemeriksaan sesuai standar lebih sering, minimal

Page 76: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 59

dua kali dalam minggu pertama. Langkah ini dilakukan untuk menemukan

secara dini jika terdapat penyakit atau tanda bahaya pada neonatus sehingga

pertolongan dapat segera diberikan untuk mencegah penyakit bertambah

berat yang dapat menyebabkan kematian.

Kunjungan neonatus merupakan salah satu intervensi untuk

menurunkan kematian bayi baru lahir. Terkait hal tersebut, pada tahun 2008

ditetapkan perubahan kebijakan dalam pelaksanaan kunjungan neonatal, dari

dua kali (satu kali pada minggu pertama dan satu kali pada 8-28 hari)

menjadi tiga kali (dua kali pada minggu pertama dan satu kali pada 8–28

hari). Dengan demikian, jadwal kunjungan neonatal yang dilaksanakan saat

ini yaitu pada umur 6-48 jam (KN1), umur 3-7 hari (KN2), dan umur 8-28

hari (KN3). Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program

Kesehatan Ibu Anak (KIA) dalam menyelenggarakan pelayanan neonatal

yang komprehensif. Capaian indicator kunjungan neonatal pertama (KN1)

dan kunjungan neonatal ketiga (KN3) menurut kabupaten/kota,

digambarkan pada gambar dibawah ini;

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov Bali Tahun 2015

Berdasarkan gambar 4.17. terlihat bahwa capaian KN1 di Provinsi Bali

sebesar 101,4% dan KN3/KN lengkap sebesar 99%. Pencapaian KN3 / KN

lengkap cukup baik di Provinsi Bali. Berarti neonatus telah mendapatkan

pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan

yang kompeten kepada neonatus sedikitnya 3 kali selama periode 0 sampai

28 hari setelah lahir, baik di fasilitas pelayanan kesehatan maupun

Page 77: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 60

kunjungan rumah. Berdasarkan capaian tertinggi KN1 dan KN3 dicapai oleh

Kabupaten Jembrana dengan capaian KN1107,7% dan KN3 107,1% ,

sedangkan terendah Kabupaten Bangli dengan KN 1 sebesar 96,9% dan

KN3 sebesar 94,6%. Kabupaten/kota di Provinsi Bali pada tahun 2015

seluruhnya telah melampaui target renstra yang ditentukan yaitu 85%.

d) Pelayanan Kesehatan Bayi

Kesehatan bayi dan balita harus selalu dipantau untuk memastikan

kesehatan mereka selalu dalam kondisi optimal. Pelayanan kesehatan bayi

termasuk salah satu dari beberapa indikator yang bisa menjadi ukuran

keberhasilan upaya peningkatan kesehatan bayi dan balita. Pelayanan

kesehatan pada bayi ditujukan pada bayi usia 29 hari sampai dengan 11

bulan dengan memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh

tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis kesehatan (dokter, bidan,

dan perawat) minimal empat kali, yaitu pada usia 29 hari–2 bulan, usia 3–5

bulan, usia 6–8 bulan dan usia 9–12 bulan sesuai standar di satu wilayah

kerja pada kurun waktu tertentu. Pelayanan ini terdiri dari penimbangan

berat badan, pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1-4, dan

Campak), Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang

(SDIDTK) bayi, pemberian vitamin A pada bayi, penyuluhan perawatan

kesehatan bayi serta penyuluhan ASI Eksklusif dan pemberian makanan

pendamping ASI (MP ASI). Cakupan pelayanan kesehatan bayi dapat

menggambarkan upaya pemerintah dalam meningkatan akses bayi untuk

memperoleh pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya

kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit,

serta peningkatan kualitas hidup bayi. Gambaran capaian indikator ini di

Provinsi Bali menunjukkan capaian provinsi sebesar 94,2% telah memenuhi

target Renstra tahun 2015 yaitu sebesar 90 % seperti yang disajikan pada

gambar berikut ini.

Page 78: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 61

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov Bali Tahun 2015

Kabupaten dengan capaian tertinggi adalah Bangli (105,6%), Buleleng

(105,3%), sedangkan kabupaten dengan capaian terendah adalah Kota

Denpasar (85,5%) dan Karangasem (78,8%).

e) Cakupan pemberian ASI eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) eksklusif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

33 Tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan

selama enam bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan

makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin dan mineral). Pengaturan

pemberian ASI eksklusif bertujuan untuk :

menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif

sejak dilahirkan sampai dengan berusia enam bulan dengan

memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya;

memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI

eksklusif kepada bayinya; dan

meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat,

pemerintah daerah, dan pemerintah terhadap ASI eksklusif.

ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena

mengandung protein untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman dalam

jumlah tinggi sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko

kematian pada bayi. Kolostrum berwarna kekuningan dihasilkan pada hari

pertama sampai hari ketiga. Hari keempat sampai hari kesepuluh ASI

Page 79: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 62

mengandung immunoglobulin, protein, dan laktosa lebih sedikit

dibandingkan kolostrum tetapi lemak dan kalori lebih tinggi dengan warna

susu lebih putih. Selain mengandung zat-zat makanan, ASI juga

mengandung zat penyerap berupa enzim tersendiri yang tidak akan

menganggu enzim di usus. Susu formula tidak mengandung enzim sehingga

penyerapan makanan tergantung pada enzim yang terdapat di usus bayi.

Mengacu pada target program pada tahun 2015 sebesar 80%, maka secara

Provinsi Bali cakupan pemberian ASI eksklusif sebesar 72,8% masih belum

mencapai target. Menurut kabupaten/kota, hanya terdapat dua kabupaten

yang berhasil mencapai target yaitu Kabupaten Jembrana sebesar 84,7% dan

Kabupaten Gianyar sebesar 80,02%. Buleleng (61,95%), Karangasem

(69,68%) dan Badung (70,29%) merupakan tiga kabupaten dengan capaian

terendah.

Sumber: Seksi GiziMasyarakat Dikes Prov Bali Tahun 2015

f) Cakupan pemberian kapsul Vitamin A Balita usia 6 – 59 bulan

Vitamin A adalah salah satu zat gizi penting yang larut dalam lemak,

disimpan dalam hati, dan tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus

dipenuhi dari luar tubuh. Manfaat vitamin A diantaranya (1) meningkatkan

daya tahan tubuh terhadap penyakit dan infeksi seperti campak dan diare, (2)

membantu proses penglihatan dalam adaptasi terang ke tempat yang gelap,

(3) mencegah kelainan pada sel–sel epitel termasuk selaput lendir mata, (4)

mencegah terjadinya proses metaplasi sel–sel epitel sehingga kelenjar tidak

memproduksi cairan yang dapat menyebabkan kekeringan mata, (5)

Page 80: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 63

mencegah terjadinya kerusakan mata hingga kebutaan, dan (6) vitamin A

esensial untuk membantu proses pertumbuhan. Suplementasi kapsul vitamin

A pada balita usia 6-59 bulan bertujuan tidak hanya untuk mencegah

kebutaan tetapi juga untuk penanggulangan Kurang Vitamin A (KVA) yaitu

suatu kondisi dimana simpanan vitamin A dalam tubuh berkurang, akan

berdampak kelainan pada mata yang umumnya terjadi pada anak usia 6

bulan sampai dengan 4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan.

KVA biasa terjadi pada anak yang menderita kurang energi protein

atau gizi buruk tetapi dapat juga terjadi karena gangguan penyerapan pada

usus. Tahap awal KVA ditandai dengan gejala rabun senja atau kurang

jelas melihat pada malam hari atau menurunnya kadar serum retinol dalam

darah. Selanjutnya terdapat kelainan jaringan epitel pada paru-paru, usus,

kulit, dan mata.

Penanggulangan masalah KVA pada anak balita sudah dilaksanakan

secara intensif sejak tahun 1970-an, melalui distribusi kapsul vitamin A di

posyandu setiap enam bulan yaitu bulan Februari dan Agustus dan

peningkatan promosi konsumsi makanan sumber vitamin A. Ada dua jenis

vitamin A yang diberikan, yaitu yang berwarna biru (100.000 IU) untuk bayi

usia 6-11 bulan dan yang berwarna merah (200.000 IU) untuk anak usia 12-

59 bulan.

Berdasarkan target program pada tahun 2015 sebesar 90%, maka

cakupan pemberian vitamin A secara Provinsi (98,69%) sudah mencapai

target. Seluruh Kabupaten/kota di Provinsi Bali sudah memenuhi target.

Cakupan pemberian vitamin A pada balita 6-59 bulan tertinggi sebesar

100% yaitu Klungkung, Badung dan Tabanan. Terdapat seperti yang terlihat

pada Gambar 4.20 berikut ini.

Page 81: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 64

Sumber: Seksi GiziMasyarakat Dikes Prov Bali Tahun 2015

g) Cakupan Penimbangan Balita Di Posyandu (D/S)

Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) adalah jumlah balita

yang ditimbang di seluruh posyandu yang melapor di satu wilayah kerja

pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah seluruh balita yang ada di seluruh

posyandu yang melapor di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Manfaat penimbangan balita diantaranya untuk (1) mengetahui kesehatan,

(2) mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan, (3) mengetahui balita

sakit atau berat badan dua bulan tidak naik, berat badannya berada di bawah

garis merah di kartu menuju sehat, (4) mengetahui balita gizi buruk sehingga

dapat dirujuk ke puskesmas, (5) mengetahui kelengkapan imunisasi, dan (6)

mendapatkan penyuluhan tentang gizi. Tindak lanjut dari hasil penimbangan

selain penyuluhan juga pemberian makanan tambahan dan pemberian

suplemen gizi.

Keadaan gizi yang buruk akan menurunkan daya tahan anak sehingga

anak mudah sakit hingga berakibat pada kematian. Gizi buruk dapat terjadi

pada semua kelompok umur, tetapi yang perlu lebih diperhatikan adalah

pada kelompok bayi dan balita. Pada usia 0-2 tahun merupakan masa

tumbuh kembang yang optimal (golden period) terutama untuk pertumbuhan

janin sehingga bila terjadi gangguan pada masa ini tidak dapat dicukupi pada

masa berikutnya dan akan berpengaruh negatif pada kualitas generasi

penerus. Semakin banyak balita yang ditimbang di posyandu, maka akan

semakin mudah mendeteksi adanya balita gizi kurang atau gizi buruk dan

semakin cepat dilakukan upaya untuk penanggulangannya.

Page 82: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 65

Sumber: Seksi GiziMasyarakat Dikes Prov Bali Tahun 2015

Capaian Provinsi Bali tahun 2015 sebesar 80,52% mengalami

peningkatan dibandingkan tahun 2014 sebesar 79,92%, akan tetapi capaian

ini masih dibawah target Renstra sebesar 81%. Kabupaten yang belum

mencapai target yaitu Buleleng (67,12%) dan Bangli (73,52%). Sementara

kabupaten lainnya sudah memenuhi target. Capaian tertinggi dicapai oleh

kabupaten Klungkung (86,%1%) dan Badung (86,02%). Masih ada 19%

balita yang belum terpantau status gizinya yang kemungkinan disinilah

terjadi masalah-masalah kesehatan. Masih rendahnya persentase balita yang

ditimbang di posyandu mengharuskan pemerintah untuk melakukan berbagai

upaya seperti : meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor

terkait seperti KIA, imunisasi, promosi kesehatan, PKK, BPMPD dan lain-

lain; meningkatkan penyuluhan ke masyarakat tentang pentingnya

pemantauan pertumbuhan balita; melakukan refreshing kader; pemenuhan

sarana dan prasarana di posyandu; dan memberikan insentif kader.

h) Imunisasi

Setiap tahun lebih dari 1,4 juta anak di dunia meninggal karena

berbagai penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi.

Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan

seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat

terpapar dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami

sakit ringan. Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dalam Penyakit

yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) antara lain: TBC, Difteri,

Page 83: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 66

Tetanus, Hepatitis B, Pertusis, Campak, Polio, radang selaput otak, dan

radang paru-paru. Anak yang telah diberi imunisasi akan terlindungi dari

berbagai penyakit berbahaya tersebut, yang dapat menimbulkan kecacatan

atau kematian.

Proses perjalanan penyakit diawali ketika virus/bakteri/protozoa/jamur,

masuk ke dalam tubuh. Setiap makhluk hidup yang masuk ke dalam tubuh

manusia akan dianggap benda asing oleh tubuh atau yang disebut dengan

antigen. Secara alamiah sistem kekebalan tubuh akan membentuk zat anti

yang disebut antibodi untuk melumpuhkan antigen. Pada saat pertama kali

antibodi berinteraksi dengan antigen, respon yang diberikan tidak terlalu

kuat. Hal ini disebabkan antibodi belum mengenali antigen. Pada interaksi

antibodi-antigen yang kedua dan seterusnya, sistem kekebalan tubuh sudah

mengenali antigen yang masuk ke dalam tubuh, sehingga antibodi yang

terbentuk lebih banyak dan dalam waktu yang lebih cepat.

Proses pembentukan antibodi untuk melawan antigen secara alamiah

disebut imunisasi alamiah. Sedangkan program imunisasi melalui pemberian

vaksin adalah upaya stimulasi terhadap sistem kekebalan tubuh untuk

menghasilkan antibodi dalam upaya melawan penyakit dengan

melumpuhkan antigen yang telah dilemahkan yang berasal dari vaksin.

Program imunisasi merupakan salah satu upaya untuk melindungi penduduk

terhadap penyakit tertentu. Program imunisasi diberikan kepada populasi

yang dianggap rentan terjangkit penyakit menular, yaitu bayi, balita, anak-

anak, wanita usia subur, dan ibu hamil.

1) Imunisasi Dasar pada Bayi

Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa Penyakit yang Dapat

Dicegah Dengan Imunisasiasi (PD3I). Seorang anak diimunisasi dengan

vaksin yang disuntikkan pada lokasi tertentu atau diteteskan melalui mulut.

Sebagai salah satu kelompok yang menjadi sasaran program imunisasi,

setiap bayi wajib mendapatkan imunisasi dasar Lengkap yang terdiri dari : 1

dosis BCG, 3 dosis DPT-HB dan atau DPT-HB-Hib, 4 dosis polio, dan 1

dosis campak. Dari imunisasi dasar lengkap yang diwajibkan tersebut,

campak merupakan imunisasi yang mendapat perhatian lebih, hal ini sesuai

komitmen Indonesia pada global untuk mempertahankan cakupan imunisasi

campak sebesar 90% secara tinggi dan merata. Hal ini terkait dengan realita

bahwa campak adalah salah satu penyebab utama kematian pada balita.

Page 84: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 67

Dengan demikian pencegahan campak memiliki peran signifikan dalam

penurunan angka kematian balita.

Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Dikes Prov Bali Tahun 2015

Pada gambar 4.22 diatas dapat diketahui bahwa seluruh bayi di

Provinsi Bali telah mendapatkan imunisasi campak. Capaian imunisasi

campak di Bali tahun 2015 sebesar (100,6%). Semua kabupaten/kota di Bali

telah mencapai diatas 95% untuk imunisasi campak.

2) Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi

Program imunisasi pada bayi diharapkan agar setiap bayi

mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap. Keberhasilan bayi dalam

mendapatkan imunisasi dasar tersebut diukur melalui indikator imunisasi

dasar lengkap.

Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Dikes Prov Bali Tahun 2015

Page 85: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 68

Pada gambar 4.23 diatas dapat diketahui bahwa seluruh bayi di

Provinsi Bali telah mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Capaian

imunisasi dasar lengkap di Bali tahun 2015 sebesar (100,6%) sudah sesuai

target renstra dinas kesehatan tahun 2015 sebesar 100%.

3) Universal Child Immunization (UCI)

Indikator lain yang diukur untuk menilai keberhasilan pelaksanaan

imunisasi yaitu Universal Child Immunization (UCI) desa/kelurahan. UCI

desa/kelurahan adalah gambaran suatu desa/kelurahan dimana ≥ 80% dari

jumlah bayi (0-11 bulan) yang ada di desa/kelurahan tersebut sudah

mendapat imunisasi dasar lengkap. Target Renstra Kementerian Kesehatan

untuk cakupan desa/ kelurahan UCI pada tahun 2015 sebesar 100%.

Sedangkan pada tahun 2015 cakupan desa/kelurahan UCI Provinsi Bali

sebesar 98,87% yang berarti belum mencapai target yang telah ditetapkan.

Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Dikes Prov Bali Tahun 2015

Berdasarkan gambar 4.24. diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar

kabupaten/kota di Bali telah mencapai 100%. Kabupaten yang belum

mencapai 100% adalah Buleleng (97,97%) dan Bangli (91,67%). Capaian

indicator UCI Provinsi Bali yang belum 100%, hal ini dikarenakan beberapa

hal antara lain : jumlah bayi yang menjadi sasaran program Imunisasi

diperoleh berdasarkan prediksi angka kelahiran yang berhasil hidup

(surviving infant), mobilitas penduduk yang cukup tinggi dari wilayah

pedesaan ke perkotaan dengan alasan dibawa bekerja oleh orang tua dan

Page 86: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 69

tidak dilaporkan kembali ke unit pelayanan kesehatan yang memberikan

pelayanan imunisasi sebelumnya. Dalam program Imunisasi hal terpenting

adalah bahwa setiap anak memperoleh imunisasi dan Kejadian Luar Biasa

(KLB) karena Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi

(PD3I) dapat dikendalikan.

i) Pelayanan Kesehatan Anak Balita

Kehidupan anak, usia dibawah lima tahun merupakan bagian yang

sangat penting. Usia tersebut merupakan landasan yang membentuk masa

depan kesehatan, kebahagiaan, pertumbuhan, perkembangan, dan hasil

pembelajaran anak di sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan secara

umum. Kesehatan bayi dan balita harus dipantau untuk memastikan

kesehatan mereka selalu dalam kondisi optimal. Untuk itu dipakai indikator-

indikator yang bisa menjadi ukuran keberhasilan upaya peningkatan

kesehatan bayi dan balita, salah satu diantaranya adalah pelayanan kesehatan

anak balita. Adapun batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada

kisaran umur 12-59 bulan. Pelayanan kesehatan pada anak balita yang

dilakukan oleh tenaga kesehatan meliputi :

Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal delapan kali setahun

(penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan minimal delapan

kali dalam setahun).

Pemberian vitamin A dua kali dalam setahun yakni setiap bulan Februari

dan Agustus

Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang balita minimal

dua kali dalam setahun.

Pelayanan Anak Balita Sakit sesuai standar menggunakan Manajemen

Terpadu Balita Sakit (MTBS).

Pada tahun 2015 cakupan pelayanan kesehatan anak balita mencapai

92,99% meningkat dibandingkan tahun 2014 (86,91%) dan tahun 2013

(81,3%), capaian ini sudah melewati target renstra kemenkes 2015 yaitu

85%, hanya 1 kabupaten yang belum mencapai target yaitu Kabupaten

Karangasem (74,99%). Cakupan pelayanan kesehatan anak balita per

kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar di bawah ini;

Page 87: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 70

Sumber: Seksi Kesga Dikes Prov Bali Tahun 2015

j) Pelayanan Kesehatan pada Siswa SD dan Setingkat

Mulai masuk sekolah merupakan hal penting bagi tahap perkembangan

anak. Banyak masalah kesehatan terjadi pada anak usia sekolah, seperti

misalnya pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti

menggosok gigi dengan baik dan benar, mencuci tangan menggunakan

sabun, karies gigi, kecacingan, kelainan refraksi/ketajaman penglihatan dan

masalah gizi. Pelayanan kesehatan pada anak termasuk pula intervensi pada

anak usia sekolah. Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis

untuk pelaksanaan program kesehatan, karena selain jumlahnya yang besar,

mereka juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir

dengan baik. Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa

SD/sederajat kelas satu. Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan oleh tenaga

kesehatan bersama tenaga lainnya yang terlatih (guru UKS/UKSG dan

dokter kecil). Tenaga kesehatan yang dimaksud yaitu tenaga medis, tenaga

keperawatan atau petugas puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai

tenaga pelaksana UKS/UKGS. Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau

guru yang ditunjuk sebagai pembina UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih

tentang UKS/UKGS. Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang

biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah

mendapatkan pelatihan dokter kecil.

Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran tentang kebersihan dan

kesehatan gigi bisa dilaksanakan sedini mungkin. Kegiatan ini dilakukan

untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang pentingnya menjaga

Page 88: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 71

kesehatan gigi dan mulut pada khususnya dan kesehatan tubuh serta

lingkungan pada umumnya. Upaya kesehatan pada kelompok ini yang

dilakukan melalui penjaringan kesehatan terhadap murid SD/MI kelas satu

juga menjadi salah satu indikator yang dievaluasi keberhasilannya melalui

Renstra Kementerian Kesehatan. Kegiatan penjaringan kesehatan selain

untuk mengetahui secara dini masalah-masalah kesehatan anak sekolah

sehingga dapat dilakukan tindakan secepatnya untuk mencegah keadaan

yang lebih buruk, juga untuk memperoleh data atau informasi dalam menilai

perkembangan kesehatan anak sekolah, maupun untuk dijadikan

pertimbangan dalam menyusun perencanaan, pemantauan dan evaluasi

kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Penjaringan kesehatan diukur dengan menghitung persentase SD/MI

yang melakukan penjaringan kesehatan terhadap seluruh SD/MI yang

menjadi sasaran penjaringan. Cakupan SD atau sederajat yang melaksanakan

penjaringan kesehatan untuk siswa kelas satu pada tahun 2015 di Bali

sebesar 99,72%. Capaian ini telah melampaui target Renstra Dinas

Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015 sebesar 75%. Seluruh kabupaten/kota

di Provinsi Bali capaiannya berada diatas 97%, ini artinya telah melampaui

target renstra Dinas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015

Sumber: Seksi Kesga Dikes Prov Bali Tahun 2015

Page 89: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 72

3. Status Gizi

a) Status Gizi Balita

Pemantauan pertumbuhan balita sangat penting dilakukan untuk

mengetahui adanya gangguan pertumbuhan (growth faltering) secara dini.

Untuk mengetahui pertumbuhan tersebut, penimbangan balita setiap bulan

sangat diperlukan. Penimbangan balita dapat dilakukan di berbagai tempat

seperti Posyandu, Polindes, Puskesmas atau sarana pelayanan kesehatan

yang lain. Pada Riskesdas 2013, informasi tentang pemantauan

pertumbuhan anak diperoleh dari frekuensi penimbangan anak umur 6-59

bulan selama enam bulan terakhir. Idealnya dalam enam bulan anak balita

ditimbang minimal enam kali. Sedangkan untuk status gizi anak balita

diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Variabel

BB dan TB/PB anak balita disajikan dalam bentuk tiga indeks antropometri,

yaitu BB/U, TB/U, dan BB/TB. Indikator BB/U memberikan indikasi

masalah gizi secara umum, dan juga menggambarkan status gizi yang

sifatnya akut sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung dalam waktu

pendek, seperti menurunnya nafsu makan akibat sakit atau karena

menderita diare atau penyakit infeksi lainnya. Dalam keadaan demikian

berat badan anak akan cepat turun sehingga tidak proporsional lagi dengan

tinggi badannya dan pada akhirnya anak menjadi kurus.

Sumber: Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) Dikes Prov Bali Tahun 2015

Dari gambar diatas, dapat dilihat sebagian besar balita (87,7%) dalam

kategori gizi baik, gizi kurang (7,4%), gizi buruk (1,6%) dan gizi lebih

(3,3%). Balita gizi buruk yang dilaporkan pada tahun 2015 sebanyak 99

Page 90: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 73

orang dan sudah mendapat perawatan seluruhnya (100%). Balita dengan

status gizi lebih yang sebanyak 3,3% atau 100 orang, terbanyak dijumpai di

Badung sebanyak 22 balita (6,5%) dan Denpasar sebanyak 18 kasus (5,3%).

Indikator gizi yang lain yaitu tinggi badan menurut umur (TB/U)

memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya kronis sebagai akibat dari

keadaan yang berlangsung lama. Misalnya:kemiskinan, perilaku hidup tidak

sehat, dan pola asuh/pemberian makan yang kurang baik dari sejak anak

dilahirkan yang mengakibatkan anak menjadi pendek. Indikator status gizi

berdasarkan indeks BB/TB memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnya

akut sebagai akibat dari peristiwa yang terjadi dalam waktu yang tidak lama

(singkat). Misalnya: terjadi wabah penyakit dan kekurangan makan

(kelaparan) yang mengakibatkan anak menjadi kurus. Indikator BB/TB dan

IMT/U dapat digunakan untuk identifikasi kurus dan gemuk. Masalah kurus

dan gemuk pada umur dini dapat berakibat pada risiko berbagai penyakit

degenerative pada saat dewasa.

Balita yang mengalami hambatan pertumbuhan yang ditandai dengan

fisik yang pendek dan sangat pendek merupakan masalah gizi balita yang

utama di Bali. Dijumpai sebanyak 169 balita (5,5%) dengan ukuran fisik

sangat pendek dan 462 balita lainnya (15,2%) dengan ukuran fisik pendek.

Bila dilihat sebarannya per kabupaten, terdapat empat kabupaten yang

memiliki proporsi balita sangat pendek yang melebihi angka provinsi yaitu

Buleleng (8,8%); Jembrana (8,5%); Karangasem (8,3%); dan Bangli (7,1%).

Sumber: Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) Dikes Prov Bali Tahun 2015

Page 91: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 74

b) Cakupan Rumah Tangga Menggunakan Garam Beryodium

Iodium adalah sejenis mineral yang terdapat di alam, baik tanah

maupun air dan merupakan zat gizi mikro yang diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan mahkluk hidup. Iodium sangat esensial

untuk membentuk hormon tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid dan

berfungsi untuk mengatur perkembangan janin sampai dewasa dan amat

diperlukan untuk perkembangan otak manusia. Dianjurkan untuk

mengkonsumsi garam beriodium 6-10 gram/orang/hari. Kebijakan garam

beriodium di Indonesia dituangkan dalam bentuk regulasi antara lain dengan

ditetapkannya Standar Nasional Indonesia (SNI) Garam Beriodium sebagai

SNI wajib.

Hasil Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa persentase rumah

tangga yang mengkonsumsi garam mengandung cukup iodium pada tahun

2013 adalah 77,1%, mengandung kurang iodium 14,8%, dan tidak beriodium

8,1%. Sedangkan target WHO adalah universal salt iodization (USI) atau

garam beriodium untuk semua minimal 90% rumah tangga mengkonsumsi

garam yang mengandung cukup iodium. Hasil Riskesdas tahun 2013,

cakupan rumah tangga dengan konsumsi garam beryodium Provinsi Bali

sebesar 50,8%.

Sumber: Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) Dikes Prov Bali Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas, dapat dilihat realisasi cakupan rumah

tangga yang mengkonsumsi garam beryodium pada tahun 2015 sebesar

79,20% meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 76,12%, cakupan ini

masih jauh dibawah target yang ditetapkan yaitu 85%.

Page 92: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 75

B. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

1. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit

Penilaian tingkat pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai

segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan.

Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit

yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR),

rata-rata lama hari perawatan (Average Lenght of Stay/ALOS), rata-rata tempat

tidur dipakai (Bed Turn Over/BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat

tidur (Turn of Interval/TOI), persentase pasien keluar yang meninggal (Gross

Death Rate/GDR) dan persentase pasien keluar yang meninggal ≥ 48 jam

perawatan (Net Death Rate/NDR).

BOR (Bed Occupancy Rate) adalah suatu prosentase pemakaian tempat tidur

pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya

tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai parameter BOR yang ideal

adalah antara 60-80%.Tahun 2015 Angka penggunaan tempat tidur RSU

Wangaya (79,4), RSUD Badung (66,6), RSUD Negara (66,4), RSUD

Karangasem (65,7) dan RSUD Klungkung (60,1) yang memenuhi BOR ideal

(60-80%). Sementara RS Tabanan (87,6), RSUD Singaraja (84,6) dan RS

Sanglah (90,2) memiliki BOR yang melebihi angka ideal > 80%, yang artinya

pemanfaatan tempat tidur di RS tersebut sangat tinggi. Untuk RS Swasta yang

mempunyai BOR ideal antara lain : RSU Bali Royal (78,9), RSU Bhakti Rahayu

Denpasar (78,8), RSU Dharma Kerti (70,6), RSU Premagana (69,8), RS Ari

Canti (69), RSU Wisma Prashanti (67,9), RSU Bali Med (61,4), RSU Surya

Husadha (61,4), RSU Kertha Usadha (61), dan RSU Siloam (60,3). Sementara

RS swasta yang memiliki BOR yang melebihi angka ideal >80% yaitu RS Kasih

Ibu Tabanan (85) dan RSIA Puri Bunda (82,2). Dari 52 RS Swasta dan

Pemerintah ada 53.8 % yang BOR dibawah 60 %. Dimana 82,1 % dari BOR

rendah tersebut adalah RS Swasta. Dan semua RSUD BOR >60 % kecuali

RSUD Bangli. Situasi ini mengindikasikan tidak meratanya pemanfaatan RS di

Provinsi Bali, terlihat dari beberapa RS pemerintah dan swasta yang memiliki

BOR > 80%, sementara masih ada juga RS pemerintah maupun swasta yang

memiliki BOR < 60%. Hal ini dapat dipengaruhi oleh tipe RS serta mutu dan

kualitas pelayanan yang belum merata. Selain itu juga disebabkan oleh belum

masuknya semua data BOR RS, sehingga perlu diperhatikan untuk melaporkan

BOR secara tepat sehingga data yang didapatkan akurat.

BTO (Bed Turn Over) menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi

pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam

satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-

Page 93: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 76

rata dipakai 40-50 kali. Rumus BTO adalah jumlah pasien keluar (hidup + mati)

dibagi dengan jumlah tempat tidur. Dari 52 rumah sakit terdapat 25 % (13 buah)

RS yang BTO di bawah 40 %. Sedangkan TOI (Turn Over Interval) adalah rata-

rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah digunakan sampai saat

digunakan kembali (rata-rata lama tempat tidur kosong antara pasien satu dengan

pasien berikutnya). Idealnya tempat tidur kosong pada kisaran 1-3 hari. Dari 52

rumah sakit terdapat 40,4 % RS yang TOI nya diatas 3 hari. TOI dan BTO adalah

indikator yang menggambarkan permintaan masyarakat kepada RS karena kedua

indikator ini berhubungan langsung dengan jumlah pasien yang telah dilayani.

ALOS (Average Length Of Stay) adalah rata-rata lama rawat (hari) seorang

pasien. Indikator ini memberikan gambaran tentang tingkat efisiensi dan mutu

pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang

perlu pengamatan lebih lanjut. Nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari. Rumus

ALOS adalah jumlah lama dirawat dibagi dengan jumlah pasien keluar (hidup +

mati). Dari 52 rumah sakit terdapat 2 rumah sakit yang ALOS diatas 9 yaitu RSJ

(67,5) dan Parama Sidhi (10,8). Untuk RSJ angka dirawat lama masih wajar,

namun untuk RSU yang ALOS nya masih tinggi perlu dievaluasi penyebabnya.

Kondisi rinci mengenai indicator angka BOR, BTO, TOI dan ALOS dapat dilihat

di lampiran tabel 56.

GDR (Gross Death Rate) menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian

umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Dengan rumus : Jumlah pasien mati

seluruhnya dibagi dengan jumlah pasien keluar (hidup + mati) dikali dengan

1000 penderita keluar. Pada GDR, tidak melihat berapa lama pasien berada di

rumah sakit dari masuk sampai meninggal. Nilai ideal GDR adalah < 45 per

1.000 pasien keluar. Pada tahun 2015 angka GDR di Provinsi Bali sebesar 3,0

per 1000 pasien meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 1,35 kematian per

1.000 pasien, dari seluruh rumah sakit yang ada ternyata masih ada rumah sakit

di Provinsi Bali memiliki GDR di atas 45 per 1.000 pasien.

NDR (Net Death Rate) menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian

48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini

memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Dengan rumus: jumlah

pasien mati > 48 jam dibagi dengan jumlah pasien keluar (hidup + mati)

dikalikan dengan 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran

mutu pelayanan di rumah sakit. Asumsinya jika pasien meninggal setelah

mendapatkan perawatan 48 jam berarti ada faktor pelayanan rumah sakit yang

terlibat dengan kondisi meninggalnya pasien. Namun jika pasien meninggal < 48

jam masa perawatan, dianggap faktor keterlambatan pasien datang ke rumah

sakit yang menjadi penyebab utama pasien meninggal. Nilai NDR yang ideal

Page 94: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 77

adalah < 25 per 1.000 pasien keluar. NDR Provinsi Bali tahun 2015 sebesar 2,0

per 1.000 pasien keluar. Dengan demikian NDR telah mencapai angka ideal yaitu

< 25 per 1.000 pasien keluar.

Data NDR dan GDR yang angkanya tinggi di setiap kabupaten adalah RSUD

terutama RSUD sebagai rujukan regional (Tabanan dan Gianyar) dan paling

tinggi di RSUP Sanglah. Hal ini dikarenakan RSUD di masing-masing daerah

merupakan pusat rujukan dimana pasien dengan kondisi terminal sering

dirawat. Salah satu upaya yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Bali untuk

menurunkan NDR dan GDR yaitu dengan meningkatkan bimbingan teknis serta

monitoring dan evaluasi terhadap RS Swasta yang angka kematiannya masih

tinggi dan melaksanakan akreditasi RS. Kondisi rinci mengenai indicator angka

GDR dan NDR dapat dilihat di lampiran tabel 55.

2. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Kesehatan adalah hak asasi setiap manusia yang harus dipenuhi. Kesehatan

menjadi salah satu penentu kesejahteraan manusia dan kualitas dari sumber daya

manusia. Oleh karena itu kesehatan menjadi tanggung jawab diri sendiri dan

pemerintah. Dalam hal ini pemerintah yang dimaksud adalah pemerintah pusat

dan daerah.

Sejak tahun 2010 Pemerintah Daerah Provinsi Bali telah menjalankan

program Jaminan Kesehatan Masyarakat Bali (JKBM) sebagai upaya mengatasi

masalah kesehatan. Program ini sangat baik untuk mengatasi masalah kesehatan

yang sifatnya kuratif dan rehabilitatif, terutama bagi masyarakat yang belum

memiliki jaminan kesehatan. Karena harus disadari bahwa sehat itu mahal tetapi

saat sakit biaya yang dibutuhkan untuk penyembuhan lebih mahal lagi. Sampai

akhir tahun 2014 jumlah peserta JKBM sebesar 50,09%

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan bagian dari System Jaminan

Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan menggunakan mekanisme

asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-

undang nomor 40 tahun 2004 tentang SJSN. Tujuannya agar semua penduduk

Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau.

Page 95: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 78

Sumber: Seksi JPKM Dikes Prov Bali Tahun 2015

Dari gambar diatas dapat dilihat sebagian penduduk masih memanfaatkan

Jamkesda (JKBM) sebesar 50,09%. Peserta JKN penerima bantuan iuran APBN

(PBI APBN) sebesar 21,98%, pekerja penerima upah (PPU) sebesar 20,15%,

JKN Mandiri sebesar 5,48 dan JKN bukan pekerja (BP) sebesar 2,3%. Karena

tahun 2017 JKBM akan terintegrasi dengan JKN maka perlu peningkatan

sosialisasi JKN kepada masyarakat untuk ikut JKN mandiri terutama masyarakat

yang mampu secara ekonomi.

C. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan

menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan

atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan

kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun

sosial. Sedangkan menurut WHO, kesehatan lingkungan meliputi seluruh faktor

fisik, kimia, dan biologi dari luar tubuh manusia dan segala faktor yang dapat

mempengaruhi perilaku manusia. Kondisi dan kontrol dari kesehatan lingkungan

berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan.

Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan

bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas

lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang

memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Lingkungan sehat mencakup lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat

rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum, harus bebas dari unsur-unsur yang

Page 96: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 79

menimbulkan gangguan, diantaranya limbah (cair, padat, dan gas), sampah yang

tidak diproses sesuai dengan persyaratan, vektor penyakit, zat kimia berbahaya,

kebisingan yang melebihi ambang batas, radiasi, air yang tercemar, udara yang

tercemar, dan makanan yang terkontaminasi.

1. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi

Total Berbasis Masyarakat, yang dimaksud dengan STBM adalah pendekatan

untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat

dengan cara pemicuan. Penyelenggaraan STBM bertujuan untuk mewujudkan

perilaku yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam pelaksanaan

STBM berpedoman pada lima pilar yaitu:

Stop buang air besar sembarangan (BABS),

Cuci tangan pakai sabun,

Pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga,

Pengamanan sampah rumah tangga, dan

Pengamanan limbah cair rumah tangga

Desa STBM adalah desa yang sudah stop BABS minimal 1 dusun,

mempunyai tim kerja STBM atau natural leader, dan telah mempunyai rencana

kerja STBM atau rencana tindak lanjut. Provinsi Bali belum memiliki desa

dengan kategori desa STBM. Jumlah desa melaksanakan STBM mengalami

peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2013 jumlah desa melaksanakan STBM

adalah 181 desa dan meningkat menjadi 214 desa pada tahun 2014. Pada tahun

2015 jumlah desa melaksanakan STBM mencapai 507 desa, dari 716 desa di

Provinsi Bali.

Page 97: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 80

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dikes Prov Bali Tahun 2015

Desa yang telah melaksanakan STBM sudah mencapai 70,81 Desa (dari 716

Desa) tertinggi di Kabupaten Klungkung dan Kota Denpasar (100%), terendah di

Buleleng (47,97%) dan Tabanan (51,13%). Desa dengan kategori stop BABS

9,78% yaitu 70 desa dari 716 desa di Provinsi Bali. Upaya yang telah dilakukan

oleh Dinas Kesehatan Provinis Bali dengan melaksanakan pemicuan STBM,

sehingga 5 indikator desa STBM dapat terpenuhi.

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, Kementerian

Kesehatan melalui Pusat Promosi Kesehatan menerapkan program Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS adalah sekumpulan perilaku yang

dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan

seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat mampu menolong dirinya sendiri

(mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan

masyarakat. PHBS merupakan suatu tindakan pencegahan agar masyarakat

terhindar dari penyakit dan gangguan kesehatan. PHBS dapat dilakukan di

berbagai tatanan masyarakat, seperti tatanan rumah tangga, sekolah, tempat kerja

dan tempat-tempat umum. PHBS di tatanan rumah tangga adalah upaya untuk

memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau, dan mampu

mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam

gerakan kesehatan di masyarakat. Untuk mencapai rumah tangga ber-PHBS,

terdapat sepuluh upaya yang harus dilakukan, yaitu:

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Page 98: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 81

Memberi bayi ASI eksklusif

Menimbang balita setiap bulan

Menggunakan air bersih

Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Menggunakan jamban sehat

Memberantas jentik di rumah sekali seminggu

Makan sayur dan buah setiap hari

Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Tidak merokok di dalam rumah

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dikes Prov Bali Tahun 2015

Berdasarkan gambar diatas, Cakupan RT ber-PHBS tertinggi Kabupaten

Klungkung (81,80) dan Kota Denpasar (81,48), sedangkan cakupan terendah

Kabupaten Tabanan (60,82) dan Karangasem (72,09). Capaian Provinsi Bali

tahun 2015 sebesar 74,33 meningkat dibandingkan capaian tahun 2014 sebesar

69,95.

3. Air Minum

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010

tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, air minum adalah air yang melalui

proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum. Pada Permenkes tersebut juga

disebutkan bahwa penyelenggara air minum wajib menjamin air minum yang

Page 99: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 82

diproduksinya aman bagi kesehatan. Dalam hal ini penyelenggara air minum

diantaranya adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik

Daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok

masyarakat dan/atau individual yang menyelenggarakan penyediaan air minum.

Air minum yang aman bagi kesehatan adalah air minum yang memenuhi

persyaratan secara fisik, mikrobiologis, kimia, dan radioaktif. Secara fisik, air

minum yang sehat adalah tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna serta

memiliki total zat padat terlarut, kekeruhan, dan suhu sesuai ambang batas yang

ditetapkan. Secara mikrobiologis, air minum yang sehat harus bebas dari bakteri

E.Coli dan total bakteri koliform. Secara kimiawi, zat kimia yang terkandung

dalam air minum seperti besi, aluminium, klor, arsen, dan lainnya harus di bawah

ambang batas yang ditentukan. Secara radioaktif, kadar gross alpha activity tidak

boleh melebihi 0,1 becquerel per liter (Bq/l) dan kadar gross beta activity tidak

boleh melebihi 1 Bq/l.

Pada tahun 2015, dari 1247 penyelenggara air minum dilakukan

pengambilan sampel air minum pada 647 penyelenggara (53,73%). Yang

memenuhi syarat 86,57% sebanyak 580 sampel. Capaian tertinggi Kabupaten

Bangli dan Kota Denpasar (100%), terendah Kabupaten Tabanan (29,41%),

Klungkung (44,44%) dan Jembrana (68,09%). Berikut sebaran cakupan

persentase kualitas air minum di penyelenggara air minum yang memenuhi

syarat kesehatan.

Page 100: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 83

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dikes Prov Bali Tahun 2015

Untuk meningkatkan capaian pemeriksaan kualitas air minum yang

memenuhi syarat kesehatan dengan melakukan upaya diantaranya melakukan

advokasi dan sosialisasi Permenkes nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang

Persyaratan Kualitas Air Minum dan Permenkes nomor

736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air

Minum, meningkatkan Kemitraan Pemerintah – Swasta (KPS) serta melibatkan

lintas program, lintas sektor dan lembaga Internasional seperti WHO,

mendukung ketersediaan peralatan pengawasan kualitas air minum untuk seluruh

kabupaten/kota, mengoptimalisasi peran UPT Lab Kesehatan dan monitoring dan

evaluasi yang berkesinambungan.

Badan Pusat Statistik setiap tahunnya melaksanakan Survei Sosial Ekonomi

Nasional (Susenas) yang diantaranya melakukan survei rumah tangga yang

memiliki akses air minum layak. Berdasarkan kuesioner Susenas, rumah tangga

dikatakan menggunakan/mempunyai akses air minum layak apabila sumber air

minum yang digunakan rumah tangga berasal dari ledeng (ledeng meteran dan

eceran), air terlindung (pompa/sumur bor, sumur terlindung, mata air terlindung)

dengan jarak ≥10 m dari penampungan kotoran/limbah, atau air hujan. Apabila

sumber air minum utama tidak berasal dari leding, air terlindung dengan jarak

≥10 m dari penampungan kotoran/limbah, dan air hujan maka tetap mempunyai

akses air minum layak apabila sumber air mandi/cucinya yang berasal dari

ledeng (ledeng meteran dan eceran), air terlindung (pompa/sumur bor, sumur

terlindung, mata air terlindung) atau air hujan.

Page 101: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 84

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dikes Prov Bali Tahun 2015

Gambar 4.35. menunjukkan bahwa Akses berkelanjutan terhadap air minum

berkualitas (layak) di Provinsi Bali secara umum sudah baik dengan persentase :

87,83% dengan rentang 75,45% sampai dengan 97,19%. Capaian ini sudah

melebihi target Renstra Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2015 yaitu sebesar

80%. Kabupaten dengan persentase rumah tangga yang memiliki akses air

minum layak tertinggi yaitu Jembrana sebesar 97,19%, diikuti oleh Badung

dengan persentase sebesar 94,04% dan Bangli dengan persentase sebesar

92,08%. Sedangkan kabupaten dengan persentase rumah tangga yang memiliki

akses air minum layak terendah dan capaian <80% yaitu Gianyar sebesar

75,74%, dan Klungkung sebesar 79,96%. Perlu dilakukan peningkatan akses

terutama di Kabupaten dengan cakupan <80%, melalui: meningkatkan dan

menjaga kualitas air minum, inspeksi sanitasi sarana air minum, uji petik

pengambilan sampel, dan melakukan koordinasi lintas sektor (PDAM & PU),

serta kegiatan lain yang berorientasi pada pembinaan, penyediaan sarana air

minum dan sanitasi dasar yang layak serta terbangunnya perilaku hidup bersih

dan sehat bagi masyarakat dengan menggunakan pendekatan STBM.

Namun masih ada kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan akses air

minum layak. Adanya kecenderungan meningkatnya penggunaan air kemasan

dan isi ulang sebagai sumber air minum, sementara itu air kemasan dan isi ulang

tidak termasuk sebagai sumber air minum layak. Hal ini terjadi disebabkan oleh

pendataan yang dilakukan saat ini hanya memotret akses terhadap sumber air

yang digunakan untuk minum, belum memperhitungkan kondisi rumah tangga

Page 102: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 85

yang memiliki lebih dari satu sumber air yang layak untuk diminum. Penyediaan

infrastruktur air minum yang ada juga belum dapat mengimbangi laju

pertumbuhan penduduk. Selain itu, anggaran daerah untuk perbaikan sarana air

minum yang dipakai di masyarakat belum teralokasi, termasuk sumber air minum

bukan jaringan perpipaan yang tidak terlindungi.

4. Sanitasi Layak

Akses terhadap sanitasi layak merupakan salah satu pondasi inti dari

masyarakat yang sehat. Sanitasi yang baik merupakan elemen penting yang

menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan kesehatan

lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Buruknya kondisi

sanitasi akan berdampak negatif dibanyak aspek kehidupan, mulai dari turunnya

kualitas lingkungan hidup masyarakat, tercemarnya sumber air minum bagi

masyarakat, meningkatnya jumlah kejadian diare dan munculnya beberapa

penyakit. Berdasarkan konsep dan definisi MDGs, rumah tangga memiliki akses

sanitasi layak apabila fasilitas sanitasi yang digunakan memenuhi syarat

kesehatan antara lain dilengkapi dengan leher angsa, tanki septik (septic tank)/

Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL), yang digunakan sendiri atau bersama.

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dikes Prov Bali Tahun 2015

Dari gambar diatas dapat dilihat persentase penduduk dengan akses sanitasi

layak (jamban sehat) di Provinsi Bali sebesar 86,5% dengan rentang 73,4%

sampai dengan 95,6%. Kabupaten dengan persentase penduduk dengan akses

sanitasi layak tertinggi adalah Badung (95,6%), diikuti Jembrana (94,3%).

Page 103: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 86

Kabupaten dengan persentase penduduk dengan akses sanitasi layak terendah

adalah Karangasem (73,4%) dan Bangli (79,2%). Melihat persentase diatas maka

berpotensi terjadi penularan penyakit berbasis lingkungan dan perilaku. Kendala

lain pada program sanitasi diantaranya kerjasama dan kemitraaan pada program

sanitasi yang belum optimal dan investasi pada sektor sanitasi masih minim

karena belum mempunyai nilai ekonomis secara langsung. Selain itu perubahan

perilaku masyarakat terhadap PHBS yang relatif lama juga menjadi kendala

tersendiri.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala di atas, yaitu

dengan melakukan advokasi dan sosialisasi secara terpadu bersama lintas

program dan lintas sektor, mengalokasikan anggaran APBD yang cukup untuk

monitoring dan pendampingan kepada masyarakat oleh

sanitarian/fasilitator/kader untuk mewujudkan perubahan perilaku higiene di

masyarakat secara berkesinambungan dan melakukan pengambangan STBM.

5. Persentase Rumah Sehat

Rumah sehat adalah rumah yang memiliki kriteria minimal akses air minum,

akses jamban sehat, lantai, pencahayaan, dan ventilasi sesuai dengan Kepmenkes

RI Nomor 829/MENKES/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan

Perumahan dan Permenkes Nomor 1077/MENKES/PER/2012 tentang Pedoman

Penyehatan Udara dalam Ruang Rumah.Menurut Kepmenkes RI No.

829/MENKES/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan,

ketentuan rumah yang memenuhi persyaratan kesehatan sebagai berikut:

a) Bahan bangunan

Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat

membahayakan kesehatan, antara lain: debu total kurang dari 150 μg/m2,

asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam, dan timah hitam (Pb) kurang

dari 300 mg/kg

Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya

mikroorganisme patogen

b) Komponen dan penataan ruangan rumah

Lantai kedap air dan mudah dibersihkan

Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap

air dan mudah dibersihkan

Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan

Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir

Page 104: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 87

Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya

Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap

c) Pencahayaan

Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat

menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan

tidak menyilaukan mata.

d) Kualitas udara

Suhu udara nyaman antara 18 –30OC

Kelembaban udara 40 –70 %

Gas SO2

kurang dari 0,10 ppm/24 jam

Pertukaran udara 5 kaki3/menit/penghuni

Gas CO kurang dari 100 ppm/8 jam

Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3

e) Ventilasi

Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai

f) Vektor penyakit

Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah

g) Penyediaan air

Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter/

orang/hari

Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air

minum

h) Sarana penyimpanan makanan

Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman

i) Pembuangan Limbah

Limbah cair yang berasal dari rumah tangga tidak mencemari sumber air,

tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah

Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau,

tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah

j) Kepadatan hunian

Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan tidak dianjurkan untuk lebih dari dua

orang tidur. Persyaratan ini juga berlaku juga terhadap rumah susun atau

kondominium, rumah toko, dan rumah kantor pada zona permukiman.

Page 105: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 88

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dikes Prov Bali Tahun 2015

Dari jumlah rumah yang belum memenuhi syarat tahun 2014 yaitu 146.827

rumah, persentase yang dibina tahun 2015 baru sebesar 51,48% atau sebanyak

75.592 rumah. dari jumlah rumah yang dibina tersebut, persentase rumah

memenuhi kriteria sehat menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada gambar 4.37

diatas. Capaian terkecil di Kabupaten Buleleng (79,6%) dan Karangasem

(85,2%), capaian tertinggi Kabupaten Jembrana (95,2%) dan Kota Denpasar

(99%).

Perlu akselerasi di Kabupaten dengan cakupan rendah. Koordinasi dan

kemitraan terkait penyehatan pemukiman yang belum optimal dan minimnya

SDM dan dana untuk melakukan penilaian rumah sehat juga menjadi

penghambat dalam program penyehatan pemukiman. Hambatan lainnya adalah

tidak semua pemilik rumah mampu memperbaiki rumah sesuai rekomendasi

sanitarian puskesmas. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan

tersebut antara lain melakukan koordinasi dan kemitraan antar stakeholder yang

terkait, advokasi dan sosialisasi ke daerah untuk melakukan penilaian dan

pendataan rumah sehat, menyebarluaskan media komunikasi, informasi, dan

edukasi (KIE) terkait rumah sehat, dan mengoptimalkan kegiatan pelayanan

kesehatan lingkungan (klinik sanitasi) di puskesmas.

6. Tempat Tempat Umum (TTU)

Tempat Tempat Umum (TTU) adalah tempat atau sarana umum yang

digunakan untuk kegiatan masyarakat dan diselenggarakan oleh

pemerintah/swasta atau perorangan, antara lain sarana pendidikan (sekolah

Page 106: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 89

dasar/madrasah ibtidaiyah, sekolah menegah pertama/madrasah tsanawiyah,

sekolah menengah atas/sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah), fasilitas

pelayanan kesehatan (rumah sakit dan Puskesmas), serta hotel bintang dan

nonbintang. TTU dinyatakan sehat sesuai dengan Kepmenkes RI No 1204/

MENKES/ SK/ X/ 2004 tentang Kesehatan Lingkungan RS, Kepmenkes RI No

1429/ MENKES/ SK/ XII/ 2006 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan

Sekolah, dan Permenkes No 80/ MENKES/ Per/ II/ 1990 tentang Persyaratan

Kesehatan Hotel.

Beberapa hal yang menjadi ketentuan TTU sehat di lingkungan rumah sakit,

sekolah, dan hotel yaitu:

Lokasi TTU

Konstruksi bangunan seperti atap, langit-langit, dinding, lantai, tangga, pintu,

jendela, dan pembuangan air hujan

Kualitas udara

Pencahayaan

Ventilasi

Kebisingan

Fasilitas air bersih, air minum, dan sarana pembuangan limbah

Kondisi ruangan dan penggunaan sesuai peruntukkannya

TPM

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dikes Prov Bali Tahun 2015

Pada gambar diatas, secara Provinsi Bali TTU yang telah memenuhi syarat

sebesar 95% sudah sesuai dengan target Renstra Kementerian Kesehatan yaitu

Page 107: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 90

78%. Kabupaten dengan persentase tertinggi adalah Buleleng dengan persentase

98,8%. Kabupaten dengan persentase terendah adalah Gianyar sebesar 90,3%.

7. TPM

Tempat pengelolaan makanan (TPM) adalah usaha pengelolaan makanan

yang meliputi jasaboga atau katering, rumah makan dan restoran, depot air

minum, kantin, dan makanan jajanan. TPM dinyatakan sehat sesuai dengan

Kepmenkes Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Higiene

Sanitasi Rumah Makan dan Restoran. Berdasarkan Kepmenkes Nomor

1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan

dan Restoran, persyaratan hygiene sanitasi yang harus dipenuhi meliputi:

a) Persyaratan lokasi dan bangunan

b) Persyaratan fasilitas sanitasi

c) Persyaratan dapur, rumah makan, dan gudang makanan

d) Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi

e) Persyaratan pengolahan makanan

f) Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi

g) Persyaratan penyajian makanan jadi

h) Persyaratan peralatan yang digunakan

Gambar dibawah menunjukkan bahwa Provinsi Bali terdapat 47,1% TPM

yang memenuhi syarat kesehatan. Hasil ini belum memenuhi target Renstra

Kementerian Kesehatan tahun 2015 yaitu sebesar 75%. Kabupaten dengan

persentase tertinggi TPM yang memenuhi syarat kesehatan dan sudah memenuhi

target yaitu sebesar 75% adalah Badung (97,1%), Jembrana(89,7%) dan Buleleng

(78,5%). Sedangkan kabupaten dengan persentase terendah TPM yang

memenuhi syarat kesehatan adalah Karangasem (15,7%) diikuti oleh Gianyar

(22,1%) dan Kota Denpasar (24,2%). Berikut gambar tentang persentase TPM

yang memenuhi syarat kesehatan tahun 2015.

Page 108: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 91

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dikes Prov Bali Tahun 2015

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan jumlah TPM yang memenuhi

syarat diantaranya dengan memberikan dukungan aspek legal untuk

operasionalisasi pembinaan dan pengawasan TPM dan Tempat Pengolahan

Pangan (TPP), meningkatkan jejaring kemitraan, meningkatkan kapasitas SDM,

menyediakan sarana dan prasarana seperti media KIE tentang higiene sanitasi

pangan dan alat deteksi cepat sistem kewaspadaan dini KLB keracunan pangan,

menyediakan pengelolaan data dan informasi yang up to date dan real time

dengan e-monev Higiene Sanitasi Pangan (HSP), mengembangkan daerah

intervensi kabupaten/kota yang berkomitmen untuk pelaksanaan pembinaan dan

pengendalian TPM terstandar, dan memfasilitasi tugas perbantuan sentra pangan

jajanan di kabupaten/kota.

Page 109: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 92

Upaya kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila pemenuhan

sumber daya tenaga, pembiayaan dan sarana kesehatan dapat memadai dan seimbang

dengan kebutuhan. Sumber daya kesehatan dapat diukur dengan beberapa indikator

kecukupan sebagai berikut:

A. TENAGA KESEHATAN

Kesehatan merupakan hak asasi manusia, artinya, setiap orang mempunyai

hak yang sama dalam memperoleh akses pelayanan kesehatan. Kualitas pelayanan

kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau juga merupakan hak seluruh

masyarakat Indonesia. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,

dalam rangka melakukan upaya kesehatan tersebut perlu didukung dengan sumber

daya kesehatan, khususnya Tenaga kesehatan yang memadai, baik dari segi kualitas,

kuantitas, maupun penyebarannya.

Undang – undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan

menyebutkan bahwa tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri

dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui

pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan

untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga kesehatan dikelompokkan ke dalam 12

(duabelas) jenis tenaga yaitu tenaga medis, tenaga psikologi klinis, tenaga

keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat,

tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian

medis, tenaga teknik biomedika, tenaga kesehatan tradisional dan tenaga kesehatan

lainnya.

Penguatan sumber daya dalam mendukung pengembangan dan

pemberdayaan Tenaga Kesehatan dilakukan melalui peningkatan kapasitas Tenaga

Kesehatan, penguatan system informasi Tenaga Kesehatan, serta peningkatan

pembiayaan dan fasilitas pendukung lainnya.

Ratio method/ratio terhadap nilai adalah metode perhitungan yang

diperkirakan untuk menghitung kebutuhan tenaga kesehatan di suatu wilayah

SUMBER DAYA KESEHATAN BAB

V

Page 110: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 93

berdasarkan ratio terhadap penduduk. Perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan dalam

penyusunan Dokumen Data dan Informasi PPSDM Kesehatan di Provinsi Bali

sampai dengan Tahun 2015 menggunakan ratio kebutuhan per 100.000 penduduk

perjenis tenaga kesehatan. Untuk menghitung kekurangan perjenis tenaga

menggunakan perhitungan jumlah kebutuhan dikurangi jumlah tenaga yang ada saat

ini. Jumlah tenaga yang ada saat ini dihitung tenaga kesehatan yang ada di unit

pelayanan kesehatan yaitu puskesmas dan rumah sakit daerah seperti tabel berikut ini.

Tabel 5.1

Target Ratio Tenaga Kesehatan Terhadap Penduduk

No

Jenis Tenaga Kesehatan

Target RPTK

(Ratio per 100.000 penduduk)

2014 2019

1. Dokter Spesialis 10 11

2. Dokter Umum 40 45

3. Dokter Gigi 12 13

4. Perawat 158 180

5. Bidan 100 120

6. Perawat Gigi 15 18

7. Apoteker 9 12

8. Tenaga Teknis Kefarmasian 18 24

9. Tenaga Kesehatan Masyarakat 13 15

10. Tenaga Sanitasi Lingkungan 15 18

11. Tenaga Gizi 10 14

12. Keterapian Fisik 4 5

13. Keteknisian Medis 14 16

Sumber: Rencana Kebutuhan SDM Kesehatan, BPPSDMK, Tahun 2015

Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kesehatan berdasarkan ratio method (ratio

terhadap penduduk) di Provinsi Bali menunjukan bahwa dari 13 jenis tenaga yang ada

ternyata 11 jenis tenaga yang masih kurang dari kebutuhan yaitu: dokter Umum,

dokter gigi, perawat, bidan, perawat gigi, apoteker, teknik kefarmasian, tenaga

kesehatan masyarakat, tenaga sanitasi lingkungan, tenga gizi dan keterapian fisik.

Sedangkan jenis tenaga dokter spesialis dan keteknisian medis sudah melebihi

kebutuhan berdasarkan ratio method. Data mengenai Perencanaan Kebutuhan Tenaga

Kesehatan seperti gambar berikut:

Page 111: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 94

Gambar 5.1

Data Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kesehatan di Provinsi Bali

Menurut Kabupaten/KotaTahun 2015

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa jumlah kekurangan tenaga

kesehatan terbanyak di Provinsi Bali adalah untuk jenis bidan 915 orang, dokter

umum 514 orang, perawat 286 orang, apoteker 204 orang, dan tenaga kesehatan

masyarakat 301 orang.

Sedangkan dokter spesialis merupakan jenis tenaga terbanyak kelebihannya

dari kebutuhan berdasarkan ratio method yaitu 716 orang, dan tenaga keteknisan

medis 22 orang. Kelebihan Tenaga Kesehatan ini umumnya terkonsentrasi di Kota

Denpasar yaitu pada institusi pelayanan kesehatan swasta disamping di Kota

Denpasar terdapat Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah.

1. Tenaga Kesehatan Di Pusat Kesehatan Masyarakat

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014, pusat

kesehatan masyarakat (puskesmas) sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama yang memiliki peranan penting dalam sistem

kesehatan nasional, khususnya subsistem upaya kesehatan. Puskesmas adalah

fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan

masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Sumber daya manusia

-1000

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

1131 1147

350

3238

6275

388570

170 239 354 36371

603415

1661

498

4153

6561

623 748374 540 623

415 166 581

-716

514 148915

286 235 178 204 301269 52

95 -22

Ada

Kebutuhan

Kekurangan

Page 112: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 95

puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga penunjang (non tenaga

kesehatan). Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan

dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah

pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya,

karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan

kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu

kerja. Jenis tenaga kesehatan di puskesmas paling sedikit terdiri atas: dokter

atau dokter layanan primer, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan

masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik,

tenaga gizi dan tenaga kefarmasian. Tenaga kesehatan di puskesmas harus

bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur

operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan

kepentingan dan keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan dan

kesehatan dirinya dalam bekerja. Berikut adalah gambaran jumlah tenaga

kesehatan di Puskesmas Provinsi Bali tahun 2015.

Sumber: Sub Bag Kepegawaian Dikes Prov Bali Tahun 2015

Standar ketenagaan puskesmas sesuai dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014, untuk puskesmas kawasan perkotaan,

puskesmas kawasan perdesaan dan puskesmas kawasan terpencil/sangat

terpencil disyaratkan untuk puskesmas rawat inap jumlah minimal sebanyak

dua dokter dan untuk puskesmas non rawat inap jumlah minimal sebanyak satu

dokter. Pada tahun 2015, jumlah seluruh Puskesmas di Bali sebanyak 120,

dengan jumlah puskesmas rawat inap sebanyak 38 puskesmas dan puskesmas

0

446224

1850

1198

261133 23 112

243 1433 91

0200400600800

100012001400160018002000

Gambar 5.2. Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Provinsi Bali Tahun 2015

Page 113: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 96

non rawat inap sejumlah 82 puskesmas yang berarti kebutuhan minimal dokter

umum di provinsi Bali sebanyak 158 orang. Dengan menggunakan jumlah

puskesmas dan jumlah tenaga dapat disusun rasio tenaga kesehatan terhadap

puskesmas. Rasio dokter umum terhadap puskesmas dapat digunakan untuk

mengetahui ketersediaan dokter di puskesmas. Rasio dokter umum di

puskesmas terhadap jumlah puskesmas tahun 2015 menurut kabupaten/kota

dapat dilihat pada gambar 5.3.

Pada tahun 2015 rasio dokter umum per puskesmas sebesar 3,72. Secara

umum jumlah dokter yang bekerja di puskesmas telah tercapai, tetapi

persebarannya yang belum merata. Rasio dokter umum terhadap puskesmas

tertinggi terdapat di Kabupaten Badung sebesar 5,62 dokter umum per

puskesmas, Gianyar sebesar 5,31 dokter umum per puskesmas dan Jembrana

sebesar 4,60 dokter umum per puskesmas. Rasio dokter umum per puskesmas

terendah terdapat di Kabupaten Bangli sebesar 2 dokter umum per puskesmas,

Klungkung sebesar 2,67 dokter umum per puskesmas dan Buleleng sebesar

2,70 dokter umum per puskesmas.

Sumber: Sub Bag Kepegawaian Dikes Prov Bali Tahun 2015

0,00

1,00

2,00

3,00

4,00

5,00

6,005,62 5,31

4,604,25

3,72 3,643,25

2,70 2,672,00

Gambar 5.3. Ratio Dokter Umum Terhadap Puskesmas Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015

Page 114: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 97

Rasio perawat terhadap puskesmas dapat digunakan untuk mengetahui

ketersediaan perawat di puskesmas. Rasio perawat di puskesmas terhadap

jumlah puskesmas tahun 2015 menurut provinsi dapat dilihat pada gambar 5.4.

Sumber: Sub Bag Kepegawaian Dikes Prov Bali Tahun 2015

Rasio perawat di puskesmas terhadap jumlah puskesmas terbesar terdapat

di Kabupaten Gianyar sebesar 13,54 perawat per puskesmas, Klungkung

sebesar 12 perawat per puskesmas dan Bangli sebesar 10,67 perawat per

puskesmas. Rasio perawat di puskesmas terhadap jumlah puskesmas terkecil

terdapat di Kabupaten Jembrana sebesar 5,50 perawat per puskesmas, Denpasar

sebesar 5,5 perawat per puskesmas, dan Tabanan sebesar 9,05 perawat per

puskesmas. Rasio bidan terhadap puskesmas dapat digunakan untuk

mengetahui ketersediaan bidan di puskesmas. Rasio bidan di puskesmas

terhadap jumlah puskesmas tahun 2015 menurut provinsi dapat dilihat pada

gambar 5.5 berikut ini.

Berdasarkan Permenkes 75 Tahun 2014, jumlah minimal tenaga perawat

adalah lima perawat untuk puskesmas non rawat inap dan delapan perawat

untuk puskesmas rawat inap. Rasio perawat di puskesmas terhadap jumlah

puskesmas di Bali pada tahun 2015 sebesar 10,72 perawat per puskesmas.

Secara nasional jumlah perawat telah mencapai target, tetapi persebaran per

provinsi yang belum merata.

0,002,004,006,008,00

10,0012,0014,00

13,5412,00

10,67 10,58 10,38 9,98 9,50 9,05 8,91

5,50

Gambar 5.4. Ratio Perawat Per Puskesmas menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015

Page 115: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 98

Sumber: Sub Bag Kepegawaian Dikes Prov Bali Tahun 2015

Berdasarkan Permenkes 75 Tahun 2014, jumlah minimal tenaga bidan

adalah empat bidan untuk puskesmas non rawat inap dan tujuh bidan untuk

puskesmas rawat inap. Rasio bidan di puskesmas terhadap jumlah puskesmas di

Bali pada tahun 2015 sebesar 15,42 bidan per puskesmas. Secara Provinsi

jumlah bidan telah mencapai target, persebaran per kabupaten/kota yang belum

merata.

Rasio bidan terhadap jumlah puskesmas terbesar terdapat di Kabupaten

Gianyar sebesar 21,77 bidan per puskesmas, Jembrana sebesar 17,70 bidan per

puskesmas dan Badung sebesar 16,69 bidan per puskesmas. Rasio bidan

terhadap jumlah puskesmas terkecil terdapat di Kota Denpasar sebesar 8 bidan

per puskesmas, Buleleng sebesar 12,95 bidan per puskesmas, dan Klungkung

sebesar 14,67 bidan per puskesmas.

2. Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang

Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit, rumah sakit merupakan institusi

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan

gawat darurat. Rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan terdiri

atas rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum adalah

rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan

jenis penyakit, sedangkan rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang

memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00 21,77

17,70 16,69 16,25 15,50 15,42 15,25 14,6712,95

8,00

Gambar 5.5. Ratio Bidan Per Puskesmas Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015

Page 116: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 99

berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau

kekhususan lainnya. Sumber daya manusia kesehatan memegang peranan

penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dari hasil pendataan,

jumlah tenaga kesehatan di rumah sakit sebesar 9.825 tenaga kesehatan dan 739

tenaga penunjang (tenaga non kesehatan). Jumlah sumber daya manusia

kesehatan di rumah sakit pada tahun 2015 dapat dilihat pada gambar 5.6 berikut

ini.

Sumber: Seksi Jibang Dikes Prov Bali Tahun 2015

Jumlah seluruh rumah sakit pada tahun 2015 sebanyak 52. Jumlah tenaga

kesehatan terbanyak pada posisi perawat dan bidan. Jumlah perawat yang

bertugas di rumah sakit sebanyak 5.077 orang dan bidan yang bertugas di

rumah sakit sebanyak 1.388 orang. Jumlah dokter spesialis yang bertugas di

rumah sakit sebanyak 717 orang. Jumlah dokter umum yang bertugas di rumah

sakit sebanyak 701 orang, sedangkan dokter gigi yang bertugas di rumah sakit

sebanyak 126 orang.

3. Ratio Tenaga Kesehatan

Berdasarkan data jumlah tenaga kesehatan yang bekerja sesuai dengan

tugas dan fungsinya dan estimasi jumlah penduduk, dapat disusun rasio tenaga

kesehatan di Indonesia. Jumlah tenaga kesehatan yang digunakan adalah jumlah

tenaga kesehatan yang bekerja sesuai dengan fungsinya. Hal ini dianggap lebih

baik apabila dibandingkan dengan data tenaga kesehatan yang hanya

mempunyai STR, karena lebih mencerminkan data tenaga yang didayagunakan

sesuai dengan tugas dan fungsinya dan lebih mencerminkan pada lokasi tenaga

717 701126

1388

5077

127 437 147 127 111 220 68512

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Gambar 5.6. Jumlah Tenaga Kesehatan Di Rumah Sakit Provinsi Bali Tahun 2015

Page 117: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 100

kesehatan tersebut bekerja. Rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk

digunakan sebagai indikator untuk mengukur ketersediaan tenaga kesehatan

untuk mencapai target pembangunan kesehatan tertentu.

Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan

Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga

Kesehatan Tahun 2011 – 2025, telah ditetapkan sejumlah target rasio tenaga

kesehatan terhadap jumlah penduduk. Pada tahun 2014, rasio dokter spesialis

ditetapkan sebesar 10 dokter spesialis per 100.000 penduduk, rasio dokter

umum sebesar 40 dokter umum per 100.000 penduduk, rasio perawat sebesar

158 perawat per 100.000 penduduk dan bidan sebesar 100 bidan per 100.000

penduduk.

Gambar 5.7. menunjukkan rasio dokter spesialis di Bali sebesar 27,2

dokter spesialis per 100.000 penduduk, lebih tinggi dari target tahun 2014.

Sebanyak 6 kabupaten/kota di Bali telah mencapai target rasio dokter spesialis

terhadap 100.000 penduduk dan 3 kabupaten lainnya belum mencapai target

rasio dokter spesialis yang telah ditetapkan. Gambar 5.7. menunjukkan bahwa

rasio dokter spesialis terbesar berada di Kota Denpasar sebesar 83,5 per

100.000 penduduk, Klungkung sebesar 25,6 per 100.000 penduduk dan Bangli

sebesar 21,6 per 100.000 penduduk. Kabupaten yang belum mencapai target

rasio dokter spesialis adalah Buleleng sebesar 9 per 100.000 penduduk,

Jembrana sebesar 7,4 per 100.000 penduduk dan Karangasem sebesar 4,9 per

100.000 penduduk.

Page 118: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 101

Sumber: Seksi Jibang & Sub Bag Kepegawaian Dikes Prov Bali Tahun 2015

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

2052/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin Praktek dan Pelaksanaan Praktik

Kedokteran, dokter adalah lulusan pendidikan kedokteran baik di dalam negeri

maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Rasio dokter umum terhadap jumlah

penduduk digunakan sebagai indikator untuk mengukur ketersediaan dokter

umum untuk mencapai target pembangunan kesehatan pada tahun tertentu.

Pada tahun 2015, rasio dokter umum sebesar 27,2 per 100.000 penduduk lebih

rendah dari target yang telah ditetapkan, yaitu 40 dokter umum per 100.000

penduduk. Hanya Kota Denpasar yang telah memenuhi target yang ditetapkan

dengan rasio sebesar 42,6 per 100.000 penduduk, sedangkan kabupaten lainnya

belum memenuhi target ratio yang telah ditetapkan. Ratio dokter gigi di

Provinsi Bali tahun 2015 sebesar 9,1 per 100.000 penduduk, lebih rendah dari

target rasio yang ditetapkan sebesar 12 per 100.000 penduduk. Dari Sembilan

kabupaten/kota, empat kabupaten sudah melampaui target rasio yaitu Bangli

(14,4 per 100.000 penduduk), Denpasar (13,4 per 100.000 penduduk),

Klungkung (13,1 per 100.000 penduduk) dan Tabanan (12,2 per 100.000

penduduk).

7,4

10,3

16,9

11,3

25,6

21,6

4,9

9,0

83,5

27,2

27,2

21,8

26,9

25,2

33,6

38,2

14,2

14,1

42,6

27,2

10,3

12,2

7,0

2,0

13,1

14,4

6,9

6,5

13,4

9,1

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Jembrana

Tabanan

Badung

Gianyar

Klungkung

Bangli

Karangasem

Buleleng

Kota Denpasar

Provinsi

Gambar 5.7. Ratio Tenaga Medis Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015

dr.Spesialis Target 10/100.000 pnddk dr. Umum Target 40/100.000 pnddk

dr. gigi Target 12/100.000 pnddk

Page 119: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 102

Sumber: Seksi Jibang & Sub Bag Kepegawaian Dikes Prov Bali Tahun 2015

Jenis tenaga kesehatan berikutnya adalah tenaga keperawatan, yang

terdiri dari tenaga perawat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

17 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

HK.02.02/ MENKES/ 148/ I/ 2010 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik

Perawat, perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di

dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Rasio perawat terhadap jumlah penduduk digunakan

sebagai indikator untuk mengukur ketersediaan perawat untuk mencapai target

pembangunan kesehatan pada tahun tertentu.

Rasio perawat terhadap jumlah penduduk menurut Provinsi Bali pada

tahun 2015 terlihat pada Gambar 5.8. Pada tahun 2015, rasio perawat terhadap

penduduk sebesar 151,1 perawat per 100.000 penduduk, lebih rendah jika

dibandingkan dengan target yang ditetapkan sebesar 158 per 100.000

penduduk. Sebanyak 3 kabupaten/kota telah memenuhi target rasio perawat

terhadap penduduk dan 6 kabuapten lainnya belum memenuhi target.

Kabupaten/kota dengan rasio yang telah melampaui target yang ditetapkan

yaitu Kota Denpasar sebesar 261,4 perawat per 100.000 penduduk, Kabupaten

96,5

96,4

44,3

92,7

128,1

131,6

62,4

59,3

75,9

78,0

117,8

148,9

96,2

135,1

185,0

256,5

68,8

87,4

261,4

151,1

10,7

16,1

5,5

8,7

17,1

14,8

8,3

5,6

9,0

9,3

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Jembrana

Tabanan

Badung

Gianyar

Klungkung

Bangli

Karangasem

Buleleng

Kota Denpasar

Provinsi

Gambar 5.8. Ratio Tenaga Paramedis Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015

Bidan Target 100/100.000 pnddk

Perawat Target 158/100.000 pnddk

Perawat Gigi Target 15/100.000 pnddk

Page 120: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 103

Bangli sebesar 256,5 perawat per 100.000 penduduk, dan Klungkung sebesar

185 perawat per 100.000 penduduk.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek Bidan,

bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang telah

teregistrasi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Bidan dapat

menjalankan praktik mandiri dan/atau bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan.

Untuk mengetahui ketersediaan bidan dapat digunakan rasio bidan terhadap

penduduk. Rasio bidan terhadap jumlah penduduk menurut kabupaten/kota

pada tahun 2015 terlihat pada Gambar 5.8. Pada tahun 2015, rasio bidan

terhadap penduduk di provinsi Bali sebesar 78 per 100.000 penduduk, lebih

rendah jika dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar 100 bidan per

100.000 penduduk. Pada tahun 2015, baru ada dua kabupaten yang telah

mencapai target rasio bidan terhadap penduduk, sedangkan tujuh

kabupaten/kota lainnya belum mencapai target yang telah ditetapkan.

Kabupaten dengan rasio bidan terhadap penduduk yang sudah memenuhi target

adalah Bangli sebesar 131,6 bidan per 100.000 penduduk dan Klungkung

sebesar 128,1 bidan per 100.000 penduduk. Kabupaten dengan rasio bidan

terhadap penduduk terendah terdapat di Badung sebesar 44,3 bidan per 100.000

penduduk dan Buleleng sebesar 59,3 bidan per 100.000 penduduk.

Rasio perawat gigi terhadap jumlah penduduk menurut kabupaten/kota

pada tahun 2015 terlihat pada Gambar 5.8. Pada tahun 2015, rasio perawat gigi

terhadap penduduk di provinsi Bali sebesar 9,3 per 100.000 penduduk, lebih

rendah jika dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar 15 perawat gigi per

100.000 penduduk. Pada tahun 2015, baru ada dua kabupaten yang telah

mencapai target rasio perawat gigi terhadap penduduk, sedangkan tujuh

kabupaten/kota lainnya belum mencapai target yang telah ditetapkan.

Kabupaten dengan rasio perawat gigi terhadap penduduk yang sudah memenuhi

target adalah Klungkung sebesar 17,1 perawat gigi per 100.000 penduduk dan

Tabanan sebesar 16,1 perawat gigi per 100.000 penduduk. Kabupaten dengan

rasio perawat gigi terhadap penduduk terendah terdapat di Badung sebesar 5,5

perawat gigi per 100.000 penduduk dan Buleleng sebesar 5,6 perawat gigi per

100.000 penduduk.

Page 121: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 104

Sumber: Seksi Jibang & Sub Bag Kepegawaian Dikes Prov Bali Tahun 2015

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2009 tentang

pekerja kefarmasian, tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan

pekerjaan kefarmasian. Tenaga kefarmasian terdiri atas apoteker dan tenaga

teknis kefarmasian. Tenaga teknis kefarmasian terdiri atas Sarjana Farmasi, ahli

Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah Farmasi/Asisten

Apoteker.

Rasio tenaga teknik kefarmasian terhadap jumlah penduduk menurut

kabupaten/kota pada tahun 2015 terlihat pada Gambar 5.9. Pada tahun 2015,

rasio tenaga teknik kefarmasian terhadap penduduk di provinsi Bali sebesar

30,6 per 100.000 penduduk, lebih tinggi jika dibandingkan dengan target tahun

2014 sebesar 18 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2015, baru ada satu

kabupaten yang telah mencapai target rasio tenaga teknik kefarmasian terhadap

penduduk, sedangkan delapan kabupaten/kota lainnya belum mencapai target

yang telah ditetapkan. Rasio tenaga teknik kefarmasian terhadap penduduk

tertinggi adalah kota Denpasar sebesar 30,5 per 100.000 penduduk. Kabupaten

dengan rasio tenaga teknik kefarmasian terhadap penduduk terendah terdapat di

Buleleng sebesar 3,6 per 100.000 penduduk. Pada tahun 2015, rasio apoteker

14,0

12,2

5,4

15,4

15,4

14,4

4,9

3,6

30,5

30,6

4,1

4,8

4,9

4,8

6,8

5,4

2,2

1,7

5,0

4,2

9,2

11,0

3,2

9,5

12,0

15,7

5,1

9,3

9,8

8,7

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Jembrana

Tabanan

Badung

Gianyar

Klungkung

Bangli

Karangasem

Buleleng

Kota Denpasar

Provinsi

Gambar 5.9. Ratio Tenaga Kefarmasian, Apoteker dan Gizi Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015

Teknik Kefarmasian Target 18/100.000 pnddk

Apoteker Target 9/100.000 pnddk

Tenaga gizi Target 10/100.000 pnddk

Page 122: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 105

terhadap penduduk di provinsi Bali sebesar 4,2 per 100.000 penduduk, lebih

rendah jika dibandingkan dengan target tahun 2014 sebesar 9 per 100.000

penduduk. Pada tahun 2015, belum ada satupun kabupaten yang telah mencapai

target rasio apoteker terhadap penduduk yang telah ditetapkan. Dilihat dari

gambar 5.9. sebaran tenaga kefarmasian persebarannya masih belum merata,

hal ini berkaitan dengan jumlah sarana yang ada di masing-masing wilayah

yang ikut mempengaruhi komposisi distribusi tenaga kefarmasian. Disamping

itu juga masalah pendokumentasian ketenagaan yang harus terus dibenahi,

sehingga data tenaga yang diperoleh lebih akurat.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 menyebutkan

bahwa tenaga gizi terdiri atas nutrisionis dan dietisien. Akan tetapi pada profil

ini, hanya nutrisionis yang terlaporkan. Dari gambar 5.9. dapat dilihat ratio

tenaga gizi provinsi Bali tahun 2015 sebesar 8,7 per 100.000 penduduk lebih

rendah dari target ratio yang telah ditetapkan sebesar 10 per 100.000 penduduk.

Dari 9 kabupaten/kota di Bali baru 3 kabupaten/kota yanng telah melampaui

target ratio, yaitu Bangli sebesar 15,7 per 100.000 penduduk, Klungkung

sebesar 12 per 100.000 penduduk dan Tabanan 11 per 100.000 penduduk.

Sumber: Seksi Jibang & Sub Bag Kepegawaian Dikes Prov Bali Tahun 2015

Tenaga kesehatan masyarakat (Kesmas) terdiri atas epidemiolog kesehatan,

entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan,

4,17,8

5,75,95,1

11,73,7

2,27,55,8

5,914,7

4,210,7

9,119,3

8,18,4

5,58,5

1,12,5

0,81,6

1,73,1

0,70,8

3,01,7

21,413,1

3,123,6

24,524,3

6,66,3

21,214,5

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Jembrana

Badung

Klungkung

Karangasem

Kota Denpasar

Gambar 5.10. Ratio Tenaga Kesling, Kesmas, Keterapian Fisik dan

Keteknisian Medis Menurut Kab/Kota Provinsi Bali Tahun 2015

Tenaga Kesmas Target 13/100.000 pnddk

Tenaga Kesling Target 15/100.000 pnddk

Keterapian Fisik Target 4/100.000 pnddk

Keteknisian Medis Target 14/100.000 pnddk

Page 123: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 106

administrator kesehatan dan sanitarian. Dari gambar 5.10. dapat dilihat ratio

tenaga kesehatan masyarakat provinsi Bali tahun 2015 sebesar 5,8 per 100.000

penduduk lebih rendah dari target ratio yang telah ditetapkan sebesar 13 per

100.000 penduduk. Dari 9 kabupaten/kota di Bali belum ada kabupaten/kota

yang mencapai target ratio tersebut.

Dari gambar 5.10. dapat dilihat ratio tenaga kesehatan lingkungan (kesling)

provinsi Bali tahun 2015 sebesar 8,5 per 100.000 penduduk lebih rendah dari

target ratio yang telah ditetapkan sebesar 15 per 100.000 penduduk. Dari 9

kabupaten/kota di Bali hanya 1 kabupaten yang telah melampaui target ratio

tersebut, yaitu kabupaten Bangli dengan ratio sebesar 19,3 per 100.000

penduduk.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 menyebutkan

bahwa tenaga keterapian fisik terdiri atas fisioterapis, okupasi terapis dan terapi

wicara. Dari gambar 5.10. dapat dilihat ratio tenaga keterapian fisik provinsi

Bali tahun 2015 sebesar 1,7 per 100.000 penduduk lebih rendah dari target ratio

yang telah ditetapkan sebesar 4 per 100.000 penduduk. Dari 9 kabupaten/kota

di Bali belum ada kabupaten/kota yang mencapai target ratio tersebut.

Adapun tenaga keteknisian medis terdiri atas radiografer, radioterapis, teknisi

gigi, teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik

prostetik, teknisi transfusi dan perekam medis. Namun demikian dalam profil

kesehatan ini tidak menjelaskan seluruh data. Hanya mengangkat data

keteknisian medis. Dari gambar 5.10. dapat dilihat ratio tenaga keteknisian

medis provinsi Bali tahun 2015 sebesar 14,5 per 100.000 penduduk telah

melampaui target ratio yang telah ditetapkan sebesar 14 per 100.000 penduduk.

Dari 9 kabupaten/kota di Bali 5 kabupaten/kota telah melampaui target ratio

tersebut yaitu Klungkung sebesar 24,5 per 100.000 penduduk, Bangli sebesar

24,3 per 100.000 penduduk, Gianyar sebesar 23,6 per 100.000 penduduk,

Jembrana sebesar 21,4 per 100.000 penduduk dan kota Denpasar sebesar 21,2

per 100.000 penduduk.

4. Tenaga Kesehatan Dengan Status Pegawai Tidak Tetap

Di dalam undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan pada pasal

167 disebutkan bahwa pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah,

pemerintah daerah dan atau masyarakat melalui pengelolaan administrasi kesehatan,

informasi kesehatan, sumber daya kesehatan, upaya kesehatan, pembiayaan

kesehatan, peran serta dan perlindungan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi

Page 124: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 107

di bidang kesehatan serta pengaturan hukum kesehatan secara terpadu untuk

menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Dalam mewujudkan hal tersebut

salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menjamin ketersediaan sumber daya

tenaga kesehatan dengan jumlah, penyebaran dan kompetensi yang sesuai dengan

kebutuhan. Permasalahan distribusi dan terbatasnya formasi pegawai negeri karena

adanya moratorium serta kemampuan daerah yang belum mencukupi dalam

pemenuhan tenaga kesehatan, masih merupakan isu utama dalam sistem kesehatan di

Provinsi Bali.

Penempatan dokter dan bidan sebagai pegawai tidak tetap diatur dalam

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2013 tentang Pedoman Pengangkatan

dan Penempatan Dokter dan Bidan Sebagai Pegawai Tidak Tetap. Pegawai Tidak

Tetap (PTT) adalah pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu guna

melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis operasional

dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi. Pengangkatan

dan penempatan PTT oleh pemerintah dilaksanakan oleh menteri kesehatan melalui

kepala biro kepegawaian sekretariat jenderal kementerian kesehatan dan

pengangkatan dan penempatan PTT oleh pemerintah daerah dilaksanakan oleh

gubernur dan bupati/walikota.

Di Provinsi Bali terdapat 2 jenis tenaga PTT yaitu dengan SK pemerintah pusat

dan SK pemerintah daerah. Bidan PTT dengan SK pemerintah daerah sejumlah 427

orang tersebar di sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bali, Bidan PTT dengan SK

pemerintah pusat sejumlah 77 orang, perawat PTT dengan SK pemerintah pusat

sejumlah 23 orang, dokter gigi 13 orang dan dokter umum 17 orang dengan SK PTT

pemerintah pusat. Berikut sebaran tenaga PTT di Provinsi Bali tahun 2015:

Page 125: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 108

Sumber: Sub Bag Kepegawaian Dikes Prov Bali Tahun 2015

B. SARANA KESEHATAN

Derajat kesehatan masyarakat suatu negara dipengaruhi oleh keberadaan

sarana kesehatan. Sarana kesehatan yang diulas pada pada bagian ini adalah fasilitas

pelayanan kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan yang dibahas terdiri dari :

puskesmas, rumah sakit, dan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).

Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan

bahwa fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang

digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,

preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah

daerah, dan/atau masyarakat.

Sarana pelayanan kesehatan di Provinsi Bali relatif cukup banyak baik dari

segi jumlah maupun jenisnya. Sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah

(puskesmas) telah menjangkau keseluruhan kecamatan yang ada di kabupaten/kota,

bahkan jika digabungkan dengan puskesmas pembantu sebagai jaringan

pelayanannya dan UKBM, telah mampu menjangkau seluruh desa yang ada.

1

1

10

1

2

2

3

3

4

2

1

2

7

4

4

6

2

16

21

11

15

7

13

91

63

68

30

43

42

58

19

0 20 40 60 80 100

Jembrana

Tabanan

Badung

Gianyar

Klungkung

Bangli

Karangasem

Buleleng

Kota Denpasar

Gambar 5.11. Sebaran Tenaga PTT Di Provinsi Bali Tahun 2015

Bidan PTT Daerah Bidan PTT Pusat Perawat PTT Pusat

Dokter Gigi PTT Pusat Dokter PTT Pusat

Page 126: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 109

Perkembangan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan di sektor swasta juga

bekembang pesat dengan munculnya berbagai sarana pelayanan seperti rumah sakit

swasta, dokter praktek swasta, bidan praktek swasta, klinik dan lain-lain.

1. Puskesmas

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas

menyebutkan bahwa puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan

preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya di wilayah kerjanya.

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka

mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Selain melaksanakan tugas tersebut,

puskesmas memiliki fungsi sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan

Masyarakat (UKM) tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP)

tingkat pertama serta sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.

Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya

masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya

kesehatan perseorangan adalah suatu kegiatan dan/ atau serangkaian kegiatan

pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,

penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan

memulihkan kesehatan perseorangan.

Berdasarkan kemampuan penyelenggaraannya, puskesmas dikategorikan

menjadi puskesmas non rawat inap dan puskesmas rawat inap. Puskesmas non

rawat inap adalah puskesmas yang tidak menyelenggarakan pelayanan rawat

inap, kecuali pertolongan persalinan normal. Sedangkan puskesmas rawat inap

adalah puskesmas yang diberi tambahan sumber daya untuk menyelenggarakan

pelayanan rawat inap, sesuai pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan.

Jumlah puskesmas di Provinsi Bali pada tahun 2015 adalah 120 puskesmas.

Dari 120 puskesmas yang ada terdiri dari 38 buah diantaranya merupakan

puskesmas disertai dengan layanan rawat inap dan sisanya sebanyak 82 buah

adalah puskesmas yang tidak memiliki fasilitas rawat inap.

Di Provinsi Bali rasio puskesmas per 30.000 penduduk sebesar 0,87 per 30.000

penduduk. Angka ini menurun dibandingkan tahun 2014 sebesar 0,88, kondisi

Page 127: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 110

ini disebabkan karena laju pertambahan jumlah puskesmas tidak sebanding

dengan laju pertumbuhan penduduk. Di Provinsi Bali, ratio 0,87 puskesmas per

30.000 penduduk disebabkan karena jumlah dan kepadatan penduduk yang

tinggi dengan wilayah yang tidak luas. Jika dilihat dari rasio terhadap jumlah

penduduk, Provinsi Bali angkanya masih rendah. Rasio puskesmas 0,87 per

30.000 penduduk belum menggambarkan kondisi real aksessibilitas masyarakat

terhadap pelayanan kesehatan dasar. Walaupun demikian dalam hal sarana

pelayanan kesehatan dasar, Bali memiliki kondisi yang baik yang berasal dari

sektor swasta, dipertegas lagi dengan capaian kesehatan di Provinsi Bali yang

menunjukkan angka yang baik. Akan tetapi kondisi ini sebetulnya tetap harus

diperhatikan, karena meskipun kebutuhan pelayanan kesehatan dasar dapat

dipenuhi karena juga disokong oleh sektor swasta, tetapi suatu wilayah tetap

membutuhkan entitas yang berperan sebagai penanggung jawab upaya

kesehatan. Jumlah dan persebaran puskesmas yang mencakup layanan rawat

inap dan layanan non rawat inap di puskesmas yang ada di Provinsi Bali pada

tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 128: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 111

Tabel 5.2 : Jumlah Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota

Di Provinsi Bali Tahun 2015

Kabupaten/Kota

Jumlah Puskesmas Dengan Fasilitas

Rawat Inap Non Rawat Inap Total

1. Buleleng 4 16 20

2. Jembrana 5 5 10

3. Tabanan 5 15 20

4. Badung 3 10 13

5. Denpasar 3 8 11

6. Gianyar 4 9 13

7. Klungkung 3 6 9

8. Bangli 5 7 12

9. Karangasem 6 6 12

Tahun 2015 38 82 120

Tahun 2014 37 83 120

Tahun 2013 34 86 120

Tahun 2012 32 83 115

Sumber : Buku Sarana Kesehatan DiKes Prov. Bali Tahun 2015

Tabel 5. 3. Data Puskesmas Dengan Fasilitas

Rawat Inap dan Jumlah Tempat Tidur di Provinsi Bali Tahun 2015

NO PUSKESMAS ALAMAT TT

1 Kabupaten Buleleng

1. Puskesmas Banjar I 2. Puskesmas Gerokgak I 3. Puskesmas Tejakula I 4. Puskesmas Busungbiu I

Desa Banjar Desa Gerogak Desa Tejakula Desa Busungbiu

10 10 10 10

2 Kabupaten Jembrana

1. Puskesmas I Pekutatan 2. Puskesmas I Melaya 3. Puskesmas II Malaya 4. Puskesmas II Negara 5. Puskesmas II Jembrana

Desa Pekutatan Desa Melaya Kelurahan Gilimanuk Desa Pengambengan Desa Yeh Kuning

10 10 10 10 10

3 KabupatenTabanan

1. Puskesmas Selemadeg I 2. Puskesmas Pupuan I 3. Puskesmas Baturiti I 4. Puskesmas Tabanan III 5. Puskesmas Penebel I

Desa Bajera Desa Pupuan Desa Baturiti Desa Pasekan Desa Pitra

18 18 9 32 10

4 Kabupaten Badung

Page 129: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 112

1. Puskesmas Abiansemal I 2. Puskesmas Mengwi I 3. Puskesmas Kuta I

Desa Blahkiuh Desa Mengwi Kelurahan Kuta

10 9 16

5 Kota Denpasar

1. Pusk. II Denpasar Barat 2. Pusk. IV Denpasar Selatan 3. Puskesmas I Dentim

Ds.Pemecutan Klod Ds. Pedungan Ds. Sumerta

10 4 10

6 Kabupaten Gianyar

1. Pusk. Tampaksiring II 2. Puskesmas Ubud I 3. Puskesmas Payangan 4. Puskesmas Tegallalang I

Desa Pejeng Desa Ubud Desa Payangan Desa Tegallalang

4 8 40 13

7 Kabupaten Klungkung

1. Pusk. Banjarangkan II 2. Pusk. Nusa Penida I 3. Pusk. Nusa Penida II

Desa Takmung Desa Batu Munggul Desa Jungut Batu

5 12 4

8 Kabupaten Bangli

1. Pusk. Kintamani I 2. Pusk. Kintamani III 3. Pusk Susut I 4. Pusk Kintamani V 5. Pusk. Tembuku II

Desa Kintamani Desa Belantih Desa Kayuambua Desa Songan A Desa Metro

10 10 3 10 10

9 Kabupaten Karangasem

1. Puskesmas Manggis I 2. Puskesmas Kubu I 3. Puskesmas Sidemen 4. Puskesmas Selat 5. Puskesmas Rendang 6. Puskesmas Karangasem II

Desa Ulakan Desa Kubu Desa Sidemen Desa Selat Desa Menanga Desa Seraya Tengah

15 12 15 9 10 10

Sumber : Buku Sarana Kesehatan DiKes Prov. Bali Tahun 2015

Sumber : Buku Sarana Kesehatan DiKes Prov. Bali Tahun 2015

31,67%68,33%

Gambar 5.12. Persentase Puskesmas Rawat Inap dan Non Rawat Inap di Provinsi Bali Tahun 2015

RRI Non RRI

Page 130: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 113

Pada tabel di atas diketahui bahwa jumlah puskesmas non rawat inap meningkat

dari 37 unit pada tahun 2014 menjadi 38 unit pada tahun 2015. Hal ini karena

adanya perubahan status dari puskesmas non rawat inap menjadi puskesmas

rawat inap. Dapat dikatakan bahwa terdapat 31,67% puskesmas rawat inap pada

tahun 2015.

Puskesmas juga berkomitmen terhadap penurunan AKI dan AKB melalui upaya

kesehatan ibu, anak, gizi, promosi kesehatan serta penyelenggaraan puskesmas

PONED. Bentuk pelayanan lain yang juga diberikan terkait dengan program

kesehatan yaitu pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR), upaya kesehatan

kerja, upaya kesehatan olahraga, dan tatalaksana kasus Kekerasan terhadap

Anak (KtA). Bentuk pelayanan kesehatan tersebut diselenggarakan sesuai

dengan kebutuhan yang ada di wilayah kerja.

Salah satu upaya pengembangan puskesmas yang penting adalah Pelayanan

Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar (PONED). Upaya kesehatan ini

dilakukan untuk mendekatkan akses masyarakat kepada pelayanan

kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar. Akses masyarakat yang semakin

mudah terhadap pelayanan kegawatdaruratan diharapkan dapat berkontribusi

pada penurunan AKI dan AKB.

Pada tahun 2015 jumlah Puskesmas PONED di Provinsi Bali sebanyak 38

Puskesmas dari 120 puskesmas yang ada di Provinsi Bali, sehingga prosentase

puskesmas PONED sebesar 31,6%. Dari 38 puskesmas yang telah memiliki SK

PONED hanya 22 puskesmas yang melakukan tindakan emergency. Dalam 1

kabupaten/kota di Provinsi Bali, masing-masing sudah memiliki 3 Puskesmas

PONED.

Salah satu upaya pengembangan di puskesmas adalah pembinaan kesehatan

pekerja dan olahraga dimana tujuan dari kegiatan tersebut adalah melaksanakan

pemeriksaan kesehatan khususnya pekerja dan pemeriksaan kebugaran.

Pemeriksaan kesehatan pekerja adalah untuk menilai fitness for work yang

merupakan persyaratan dalam pelaksanaan program kesehatan kerja dalam

rangka mendapatkan data dasar kesehatan bagi pekerja. Hal ini sesuai dengan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dalam penyelenggaraan keselamatan kerja

dimana setiap perusahaan wajib untuk melaksanakan pemeriksaan kesehatan.

Pencapaian indikator jumlah puskesmas yang melaksanakan kesehatan kerja di

kawasan industri di Provinsi Bali tahun 2015 sebanyak 76 Puskesmas dari

target yang ditetapkan sebanyak 16 Puskesmas.

Page 131: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 114

Upaya Kesehatan Olahraga adalah salah satu upaya kesehatan yang bertujuan

untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani melalui

peningkatan aktifitas fisik, latihan fisik dan olahraga. Peningkatan kesehatan

yang optimal dapat dicapai dengan meningkatkan upaya terus menerus dan

berkesinambungan untuk memberdayakan masyarakat termasuk keluarga di

bidang kesehatan olahraga dan meningkatkan pelayanan kesehatan olahraga

dengan memprioritaskan sasaran kepada masyarakat yang sehat melalui upaya

promotif dan preventif tanpa mengabaikan yang sakit melalui upaya kuratif dan

rehabilitatif. Pencapaian indikator jumlah puskesmas yang melaksanakan

program kesehatan olahraga di Provinsi Bali tahun 2015 sebesar 68% dari

target 20%.

2. Puskesmas Pembantu

Puskesmas Pembantu (Pustu) adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana

dan berfungsi menunjang dan membantu memperluas jangkauan puskesmas

dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam

ruang lingkup wilayah yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan

yang disesuaikan dengan kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia. Jumlah

puskesmas pembantu Tahun 2015 sebanyak 523 pustu.

Tabel 5.4

Jumlah Pustu Dan Pusling Menurut Kabupaten/Kota

Di Provinsi Bali Tahun 2015

No. Kab/Kota Pustu Pusling

1 Buleleng 74 20

2 Jembrana 44 6

3 Tabanan 78 33

4 Badung 54 8

5 Denpasar 25 11

6 Gianyar 65 14

7 Klungkung 53 7

8 Bangli 59 9

9 Karangasem 71 17

Tahun 2015 523 125

Tahun 2014 523 88

Tahun 2013 522 129

Tahun 2012 527 127

Sumber : Buku Sarana Kesehatan DiKes Prov. Bali Tahun 2015

Page 132: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 115

3. UKBM

Pembangunan kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya juga memerlukan peran masyarakat. Melalui konsep Upaya

Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), masyarakat berperan serta

aktif dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Bentuk UKBM antara lain Pos

Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), dan

desa/kelurahan siaga aktif. Desa/kelurahan siaga aktif adalah desa/kelurahan

yang mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang

buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar,

penanggulangan bencana dan kegawat daruratan, surveilans berbasis

masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit,

lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS).

a) Posyandu, Polindes dan Poskesdes

Posyandu adalah salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya

masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan

bersama masyarakat guna memberdayakan masyarakat dan memberikan

kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar

untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita. Adapun

jenis posyandu ada 4 jenis yaitu; posyandu pratama, posyandu madya,

posyandu purnama dan posyandu mandiri. Pondok Bersalin Desa (Polindes)

adalah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang menyediakan tempat

pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk KB

desa. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah upaya kesehatan bersumberdaya

masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan dasar, buka setiap hari dan

dapat diakses dengan mudah oleh penduduk di wilayah tersebut. Poskesdes

dikelola oleh 1 orang bidan dan minimal 2 orang kader.

Adapun jumlah Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)

yang diberdayakan di Provinsi Bali dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 133: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 116

Tabel 5.5

Jumlah Posyandu, Polindes dan Poskesdes Menurut

Kabupaten/Kota Di Provinsi Bali Tahun 2015

No. Kab/Kota Posyandu Polindes Poskesdes

1 Buleleng 717 0 83

2 Jembrana 331 0 51

3 Tabanan 830 19 55

4 Badung 575 0 1

5 Denpasar 460 0 0

6 Gianyar 566 0 11

7 Kungkung 293 0 59

8 Bangli 351 0 72

9 Karangasem 674 2 80

Tahun 2015 4794 21 412

Tahun 2014 4.791 32 424

Tahun 2013 4.783 6 594

Sumber : Buku Sarana Kesehatan Dinkes Prov. Bali Tahun 2015

Pada tahun 2014 jumlah posyandu sebesar 4.791. Terdapat penambahan

sebanyak 3 unit sehingga pada tahun 2015 jumlah Posyandu menjadi 4.794,

terjadi penurunan jumlah polindes dari 32 unit pada tahun 2014 menjadi 21

Polindes pada tahun 2015 sedangkan Poskesdes terjadi penurunan sebanyak 12

unit dari 424 unit pada tahun 2014 menjadi 412 Poskesdes pada tahun 2015.

Penurunan jumlah Polindes dan menurunnya jumlah Poskesdes disebabkan

karena pada awal terbentuknya Desa Siaga tahun 2006 semua desa siaga wajib

memiliki poskesdes sedangkan pada tahun 2014 desa siaga tidak harus

memiliki poskesdes.

Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

97,9 95,0 90,1 87,868,7 61,1 61,0 54,5 51,5 46,7

0,020,040,060,080,0

100,0120,0

Jumlah Posyandu Aktif : 3295 unit

Gambar 5.13. Persentase Posyandu Aktif Di Provinsi Bali Tahun 2015

Page 134: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 117

Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Posyandu pratama adalah posyandu yang belum mantap, ditandai oleh

kegiatan posyandu belum terlaksana secara rutin setiap bulan dan jumlah kader

kurang dari 5. Persentase posyandu pratama di Provinsi Bali sangat kecil, hanya

sebesar 1,61%. Posyandu madya adalah posyandu yang sudah dapat

melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata kader

sebanyak 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih

rendah, yaitu kurang dari 50%. Persentase posyandu madya sebesar 29,64%.

Posyandu purnama adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata kader sebanyak 5 orang atau lebih,

cakupan kelima kegiatannya lebih dari 50%, mampu menyelenggarakan

program tambahan, serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat

yang dikelola oleh masyarakat yang kepesertaannya masih kurang dari 50% KK

di wilayah kerja posyandu. Persentasenya paling besar sebanyak 62,96%,

artinya sebagian besar posyandu di Provinsi Bali termasuk kategori posyandu

purnama. Posyandu mandiri adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata kader sebanyak 5 orang

atau lebih, cakupan kelima kegiatannya lebih dari 50%, mampu

menyelenggarakan program tambahan, serta telah memperoleh sumber

pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang

kepesertaannya lebih dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu. Persentasenya

sebesar 5,73%.

1,61

29,64

62,96

5,73

Gambar 5.14. Persentase Strata Posyandu Di

Provinsi Bali Tahun 2015

PRATAMA

MADYA

PURNAMA

MANDIRI

Page 135: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 118

b) Desa Siaga Aktif

Desa siaga adalah desa dan kelurahan yang penduduknya dapat mengakses

pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan Upaya Kesehatan

Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Pencapaian desa siaga aktif di Bali

pada tahun 2015 menunjukkan angka secara umum telah mencapai target

nasional. Berikut adalah gambaran persentase desa siaga aktif berdasarkan

kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2015

Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Dari gambar 5.14 diatas dapat dilihat, hanya Kabupaten Tabanan yang

belum memenuhi target, capaiannya sebesar 60,15%. Capaian Provinsi Bali

pada tahun 2015 telah mencapai target nasional yang telah ditetapkan (target

70%, pencapaian 92,60 %). Gambar 5.15 menunjukkan adanya variasi pada

pentahapan desa siaga aktif di Bali tahun 2015 yaitu sebagian besar masih

100 100 100 100 100 100 100 100 92,60

60,15

020406080

100120

Gambar 5.15. Persentase Desa Siaga Aktif Provinsi Bali Tahun 2015

65,6

19,5

14,0

0,9

Gambar 5.16. Persentase Strata Desa Siaga Aktif Provinsi Bali Tahun 2015

Pratama

Madya

Purnama

Mandiri

Page 136: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 119

berada pada strata pratama sebesar 65,6%. Oleh sebab itu, perlu dilakukan

pembinaan dalam upaya meningkatkan strata desa siaga aktif.

4. Rumah Sakit

Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat juga diperlukan

upaya kuratif dan rehabilitatif selain upaya promotif dan preventif. Upaya

kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dapat diperoleh melalui rumah

sakit yang juga berfungsi sebagai penyedia pelayanan kesehatan rujukan.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 147/Menkes/PER/I/2010 tentang

Perizinan Rumah Sakit mengelompokkan rumah sakit berdasarkan

kepemilikan, yaitu rumah sakit public dan rumah sakit privat. Rumah sakit

publik adalah rumah sakit yang dikelola pemerintah, pemerintah daerah dan

badan hukum yang bersifat nirlaba. Sedangkan rumah sakit privat adalah rumah

sakit yang dikelola oleh bahan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk

perseroan terbatas atau persero.

Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit mengelompokkan

rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan menjadi rumah sakit

umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang

memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.

Adapun rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan

utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin

ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

Total rumah sakit di Provinsi Bali sejumlah 52 unit dengan total jumlah tempat

tidur 5.803 buah. Berikut sebaran rumah sakit berdasarkan jenis dan

pengelola/kepemilikan pada table 5.6.

Tabel 5.6

Data Rumah Sakit Berdasarkan Jenis dan Pengelola

Di Provinsi Bali Tahun 2015

NO PENGELOLA RSU RSK

1 KemenKes 1 0

2 Pem. Prov 1 1

3 Pem. Kab/Kota 9 0

4 TNI/POLRI 3 0

5 Swasta 30 7

TOTAL 44 8

Sumber : Seksi Yan.Kes. Rujukan Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Page 137: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 120

Dibandingkan dengan tahun 2014 terjadi pengurangan jumlah rumah sakit

swasta sebanyak 3 unit, hal ini dikarenakan masalah perijinan, turun status

menjadi klinik dan sedang proses renovasi total.

Provinsi Bali tahun 2015, dari 52 rumah sakit yang ada, 21 unit telah

melaksanakan pelatihan tenaga PONEK. Menurut standar WHO, ratio ideal

jumlah Tempat Tidur (TT) RS terhadap jumlah penduduk adalah 1 Tempat

Tidur untuk 1.000 orang dan dalam Permenkes No 56 Tahun 2014 tentang

Klasifikasi dan Perijinan Rumah Sakit, rasio tempat tidur kelas III di rumah

sakit pemerintah adalah 30% dari jumlah tempat tidur keseluruhan dan untuk

rumah sakit swasta adalah 20% dari jumlah tempat tidur keseluruhan . Di Bali

jumlah penduduk mencapai 4.152.800 jiwa ditambah dengan jumlah kunjungan

wisatawan. Berdasarkan data di Dinkes Provinsi Bali memiliki 52 rumah sakit

yang terdiri dari 44 RSU dan 8 RS khusus dengan total jumlah ketersediaan

tempat tidur 5.803.

5. Sarana Pelayanan Kesehatan Lain

Sarana pelayanan kesehatan lainnya yang dimaksud adalah sarana kesehatan

yang ada selain puskesmas dan rumah sakit. Yang termasuk di profil ini adalah

rumah bersalin, balai pengobatan atau klinik, praktek dokter

bersama/perorangan, praktek pengobatan tradisional, bank darah rumah sakit

dan unit transfusi darah.

Sumber : Seksi Sertifikasi Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

24 89 0

2215

85 1 100

500

1000

1500

2000

2500

Gambar 5.17. Sarana Pelayanan Kesehatan Lainnya di Provinsi Bali Tahun 2015

Page 138: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 121

Kondisi tahun 2015, Sarana yang menunjang Upaya Kesehatan Perseorangan

sebagian besar adalah milik swasta dimana sebagian besar tersebar di area

Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan, sedangkan sarana Upaya Kesehatan

Masyarakat sebagian besar adalah mlik pemerintah. Ada 85 Praktik Pengobat

Tradisional. Yang dimaksud adalah pengobat Tradisional yang sudah terdaftar

karena ada ribuan tenaga kesehatan yang belum terdaftar, Bank darah baru ada

1 unit di Provinsi Bali.

C. SARANA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

Ketersediaan farmasi dan alat kesehatan memiliki peran yang signifikan

dalam pelayanan kesehatan. Akses masyarakat terhadap obat khususnya obat esensial

merupakan salah satu hak asasi manusia. Dengan demikian penyediaan obat esensial

merupakan kewajiban bagi pemerintah dan institusi pelayanan kesehatan baik publik

maupun privat. Sebagai komoditi khusus, semua obat yang beredar harus terjamin

keamanan, khasiat dan mutunya agar dapat memberikan manfaat bagi kesehatan.

Oleh karena itu salah satu upaya yang dilakukan untuk menjamin mutu obat hingga

diterima konsumen adalah menyediakan sarana penyimpanan obat dan alat kesehatan

yang dapat menjaga keamanan secara fisik serta dapat mempertahankan kualitas obat

di samping tenaga pengelola yang terlatih.

Salah satu kebijakan dalam Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan

adalah meningkatkan sediaan farmasi dan alat kesehatan yang memenuhi standar dan

terjangkau oleh masyarakat sesuai tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Bina

Kefarmasian dan Alat Kesehatan yaitu meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan

keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan/khasiat,

kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan. Hal ini

bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya yang disebabkan oleh

penyalahgunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan atau penggunaan yang salah/tidak

tepat serta tidak memenuhi mutu keamanan dan pemanfaatan yang dilakukan sejak

proses produksi, distribusi hingga penggunaannya di masyarakat. Cakupan sarana

produksi bidang kefarmasian dan alat kesehatan menggambarkan tingkat ketersediaan

sarana pelayanan kesehatan yang melakukan upaya produksi di bidang kefarmasian

dan alat kesehatan. Sarana produksi di bidang kefarmasian dan alat kesehatan antara

lain Industri Farmasi, Industri Obat Tradisional (IOT)/Industri Ekstrak Bahan Alam

(IEBA), Industri Kosmetika, Usaha Kecil Obat Tradisional (UKOT)/Usaha Mikro

Page 139: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 122

Obat Tradisional (UMOT), Produksi Alat Kesehatan (Alkes) dan Produksi

Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT).

Sumber : Seksi Sertifikasi Dikes Provinsi Bali Tahun 2015

Sarana kefarmasian sebagian besar adalah sarana distribusi dan baru

memiliki 1 industri yaitu IKOT. Usaha kecil obat tradisional yang terdaftar ada 14

unit. Yang tersaji pada gambar diatas adalah industry yang sudah terdaftar dan

memiliki ijin operasional.

Ketersediaan Obat dan Vaksin dalam upaya pelayanan kesehatan,

ketersediaan obat dalam jenis yang lengkap, jumlah yang cukup, terjamin

khasiatnya, aman, efektif dan bermutu dengan harga terjangkau serta mudah

diakses adalah sasaran yang harus dicapai. Dalam rangka mencapai target

tersebut, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah peningkatan ketersediaan

obat esensial generik di sarana pelayanan kesehatan dasar. Pemantauan

ketersediaan obat digunakan untuk mengetahui kondisi tingkat ketersediaan

obat di berbagai unit sarana kesehatan seperti Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota

(IFK) dan puskesmas. Untuk mendapatkan gambaran ketersediaan obat dan vaksin di

Indonesia, dilakukan pemantauan ketersediaan obat dan vaksin. Obat yang dipantau

ketersediaannya merupakan obat indikator yang digunakan untuk pelayanan

kesehatan dasar dan obat yang mendukung pelaksanaan program kesehatan.

Jumlah item obat yang dipantau adalah 144 item obat dan vaksin yang terdiri

dari 135 item obat untuk pelayanan kesehatan dasar dan 9 jenis vaksin untuk

imunisasi dasar.

0 1 14 060

639

271

58

0100200300400500600700

Gambar 5.18. Sarana Kefarmasian dan Alat Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015

Page 140: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 123

Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Bali tahun 2015 melebihi 100%

dengan total rata-rata 240% . Hal ini berarti melebihi target ketersediaan obat dan

vaksin sebesar 100%. Data dan informasi lebih rinci mengenai ketersediaan obat dan

vaksin 144 item terdapat pada Lampiran table 66.

D. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun

2015 terdapat Sembilan bidang pembangunan sesuai Undang-Undang Nomor 17

Tahun 2007 dimana salah satunya adalah reformasi pembangunan kesehatan.

Pembiayaan kesehatan harus mampu menjamin kesinambungan jumlah yang

mencukupi, teralokasi secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan

berdaya guna sehingga pembangunan kesehatan demi meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dapat terlaksana. Sumber pembiayaan

kesehatan berasal dari pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, swasta dan

sumber lain. Sesuai Undang-Undang Kesehatan No 36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan, anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota memiliki

alokasi minimal sepuluh persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

(APBD) di luar gaji (belanja pegawai). Persentase anggaran kesehatan pemerintah

daerah provinsi terhadap total APBD di atas termasuk dengan gaji pegawai.

Persentase anggaran kesehatan terhadap APBD Provinsi Bali dibandingkan

tahun 2014 dengan 2015 mengalami peningkatan. Persentase anggaran kesehatan

tahun 2014 sebesar 10,07%. Sedangkan anggaran kesehatan perkapita Provinsi Bali

tahun 2014 sebesar Rp. 159.645,77. Dan pada tahun 2015 persentase anggaran

kesehatan terhadap APBD meningkat menjadi sebesar 11,36% dengan anggaran

kesehatan perkapita sebesar Rp. 292.195,25.

Page 141: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 124

A. PENDAHULUAN

Kesehatan adalah hak asasi setiap manusia yang harus dipenuhi. Kesehatan

menjadi salah satu penentu kesejahteraan manusia dan kualitas dari sumber daya

manusia. Untuk itu diselenggarakan pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan

berkesinambungan, dengan tujuan guna meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat setinggi-tingginya. Untuk mencapai hal tersebut, Visi Kementerian

Kesehatan RI adalah “Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat” dengan misi:

“Membuat Masyarakat Sehat” yang akan tercapai dengan salah satu strateginya

adalah meningkatkan pembiayaan kesehatan. Sejalan dengan Visi Bali Mandara yaitu

“Bali Maju, Aman, Damai dan Sejahtera” dengan salah satu misi dari tiga misi yang

ada yakni “Mewujudkan Bali yang sejahtera dan sukerta lahir batin”.

Dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat diperlukan adanya

kegiatan yang dapat menyentuh langsung kebutuhan masyarakat akan kesehatan yang

paling mendasar untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Disadari bahwa

kesehatan masih merupakan prioritas dalam pembangunan manusia Indonesia

seutuhnya disamping pendidikan. Dalam upaya melindungi dan meningkatkan derajat

kesehatan diperlukan adanya upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dan

untuk meningkatkan mutu upaya tersebut diatas perlu dilakukan revitalisasi sistem

kesehatan secara menyeluruh sehingga masalah kesehatan mulai dari hulu sampai

kehilir dapat diatasi dengan baik.

Gambaran masyarakat Bali yang telah tercakup dengan Jaminan Kesehatan

(JK) adalah sebagai berikut :

1. Tanggal 1 Januari 2014, di Indonesia secara Nasional mulai berlaku Jaminan

Kesehatan Nasional (JKN), sehingga Asuransi Kesehatan yang dilaksanakan

sebelumnya seperti, Askes, Jamkesmas, ASABRI dan Jamsostek bergabung

menjadi satu jaminan kesehatan yakni Jaminan Kesehatan Nasional dengan

penyelenggaranya adalah Badan Penyelenggara Jaminan Sosial bidang

Kesehatan (BPJS Kesehatan). Jumlah peserta JKN mencapai 2.072.653 jiwa

per 31 Desember 2015 (BPJS Kesehatan Divisi Regional XI, 2015) atau

JAMINAN KESEHATAN

BALI MANDARA (JKBM)

BAB

VI

Page 142: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 125

49,91% dari jumlah penduduk Bali Tahun 2014 yaitu 4.152.800 jiwa (BPS,

2015) dengan rincian:

- Peserta Pekerja Penerima Upah (Askes, TNI/POLRI, Jamsostek)

sebanyak 836.801 jiwa

- Masyarakat Miskin Penerima Bantuan Iuran (PBI) sebanyak 912.613 jiwa

- Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja sebanyak 323.239 jiwa

2. Kelompok masyarakat yang belum tercakup Jaminan Kesehatan adalah

kelompok Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja sejumlah

2.080.147 jiwa atau 50,09%.

Berdasarkan gambaran tersebut diatas, Pemerintah Provinsi Bali mengambil

kebijakan untuk menaungi masyarakat dengan pelayanan kesehatan melalui program

Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) untuk seluruh Masyarakat Bali secara

berkelanjutan namun demikian kelompok masyarakat pada poin 2 tersebut diatas

sesuai amanah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN, bahwa seluruh

masyarakat Indonesia pada Tahun 2019 wajib menjadi peserta JKN. JKBM sendiri

telah dilaksanakan di Provinsi Bali sejak tahun 2010.

B. Tujuan dari JKBM

1. Tujuan Umum

Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh

masyarakat Bali agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal

secara efektif dan efisien.

2. Tujuan Khusus

a) Meningkatkan cakupan masyarakat Bali yang mendapat pelayanan

kesehatan di puskesmas serta jaringannya dan di rumah sakit.

b) Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Bali.

c) Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparant dan akuntabel.

Sasaran program adalah penduduk Bali yang memiliki Kartu Tanda

Penduduk (KTP) Bali dan anggota keluarganya, memiliki Kartu Keluarga dan belum

memiliki jaminan kesehatan.

Page 143: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 126

C. LANDASAN HUKUM

Pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM)

berdasarkan pada:

1. Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen), pasal 28H dan pasal 34;

2. Undang-Undang No. 40 tahun 2014 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional,

pasal 2, pasal 3, pasal 5, pasal 18, pasal 19, pasal 22, pasal 23 dan pasal 24;

3. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 2, pasal 3, pasal

4, pasal 5, pasal 13 dan pasal 20;

4. Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan

Sosial, pasal 51;

5. PP No 38 tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintah Pusat, Provinsi

dan Kabupaten/Kota, pada sub bidang pembiayaan kesehatan tugas

Pemerintah daerah Provinsi;

6. Peraturan Gubernur Bali No. 20 Tahun 2011 tentang Besaran Biaya

Pelayanan Kesehatan dan Formularium Obat Peserta Jaminan Kesehatan Bali

Mandara di Rumah Sakit;

7. Peraturan Gubernur Bali No. 21 Tahun 2011 tentang Besaran Biaya

Pelayanan Kesehatan Peserta Jaminan Kesehatan Bali Mandara di Puskesmas

dan Jaringannya;

8. Peraturan Gubernur Bali No. 54 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan

Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM);

9. Peraturan Gubernur Bali No. 7 Tahun 2014 tentang Regionalisasi Pelayanan

Sistem Rujukan di Provinsi Bali;

10. Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Bali Mandara mengacu pada

Perda/Pergub yang berlaku;

Page 144: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 127

D. TRIAS MANAJEMEN

1. Kepesertaan

a. Kepemilikan Jaminan Kesehatan

Kepemilikan Jaminan Kesehatan di Provinsi Bali tahun 2015 dapat dilihat

pada gambar 6.1 berikut:

Sumber: Seksi JPKM Dikes Prov. Bali Tahun 2015

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa jumlah masyarakat Bali yang

menjadi peserta JKBM di tahun 2015 sebesar 50,9% hampir berimbang dengan

jumlah peserta JKN di Bali yaitu sebesar 49,91%. Peserta JKBM ini, secara perlahan

akan di advokasi menjadi peserta JKN di tahun 2017. Berikut data kepesertaan JKBM

tahun 2010-2015.

Page 145: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 128

Sumber:Kepesertaan JKBM tahun 2010-2011 berdasarkan DPA Dinkes Prov.Bali

Kepesertaan JKBM tahun 2012- 2015 berdasarkan DPA UPT. JKMB Dikes Prov.Bali

Pada tabel diatas merupakan prediksi jumlah kepesertaan JKBM yang

dipergunakan sebagai dasar perhitungan penetapan anggaran JKBM dalam Perjanjian

Kerja Sama (PKS) antara Gubernur dan Bupati/Walikota se-Bali. Dari data diatas

juga dapat dilihat bahwa pada tahun 2015 terjadi penambahan jumlah kepesertaan

JKBM, hal ini disebabkan oleh perubahan data yang dilakukan oleh kabupaten/kota.

a. Manajemen Kepesertaan

Prinsip kepesertaan JKBM adalah masyarakat Bali yang belum mempunyai

jaminan kesehatan seperti jaminan kesehatan nasional atau asuransi kesehatan

lainnya dengan administrasi kepesertaan sebagai berikut :

1) Persyaratan

Masyarakat Bali wajib memiliki Kartu JKBM atau memiliki Nomor JKBM

sebagai persyaratan peserta yang sah, oleh karena itu untuk mendapatkan

Kartu JKBM, masyarakat Bali wajib mendaftar dengan membawa

persyaratan sebagai berikut :

a. Foto copy KTP dan Kartu Keluarga kode 51 masing-masing sebanyak 1

lembar.

b. Surat Keterangan Tidak Mempunyai Jaminan Kesehatan dari

Lurah/Kepala Desa/Perbekel.

Tabel 6.1.

Kepesertaan JKBM Tahun 2010-2015

Page 146: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 129

c. Fotocopy Surat Keterangan Lahir/akte kelahiran bagi bayi sampai umur

1 tahun dengan catatan bayi tersebut belum masuk pada kartu keluarga

d. Surat Keterangan Sebagai Sulinggih/Pemangku Kayangan Tiga dari

Lurah/Kepala Desa/Perbekel.

2) Prosedur

a. Jika persyaratan diatas sudah lengkap, maka masyarakat Bali dapat

mendaftar untuk pertama kalinya ke Klian Dinas/dusun/lingkungan

setelah itu masyarakat tinggal menunggu Kartu JKBM atau Nomor

JKBM dari Kelian tempat pertama kali masyarakat mendaftar paling

lama 2 minggu sejak pendaftaran.

b. Kelian Dusun/Lingkungan segera membawa berkas pendaftaran

warganya ke Kantor Desa/Perbekel/Kelurahan dan selanjutnya Petugas

di Kantor Desa/ Perbekel/Kelurahan segera membawa berkas

pendaftaran ke Puskesmas yang mewilayahi desa tersebut.

c. Masyarakat yang ingin langsung mendaftar ke Puskesmas untuk

mendapatkan Kartu JKBM diperbolehkan sepanjang sudah membawa

persyaratan seperti tersebut diatas.

d. Operator E-JKBM yang ada di Puskesmas segera melakukan Input data

melalui aplikasi pendaftaran anggota secara lengkap sesuai SOP aplikasi

Pendaftaran Anggota dan segera memberitahukan Operator E-JKBM di

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk melakukan persetujuan.

Khusus untuk Pemangku dan Sulinggih, pada saat menginput data

berlaku seperti berikut:

untuk Sulinggih pada kolom pekerjaan diisi dengan pekerjaan

Pendeta.

untuk Pemangku, karena dalam kolom pekerjaan tidak ada pekerjaan

sebagai Pemangku maka, pada saat menginput nama di depan nama

di isi kode "(M)".

e. Operator di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan aplikasi

persetujuan sesuai SOP segera melakukan persetujuan keanggotaan,

namun sebelum persetujuan dikoordinasikan dengan Pengelola Program

JKBM di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

f. Setelah dilakukan persetujuan anggota, Operator E-JKBM di Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota segera mengunggah data kepesertaan ke

pusat data dan membuat rekapan data peserta lengkap dengan nomor

Page 147: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 130

JKBM dan mengirimkan data tersebut ke UPT JKMB Dinas Kesehatan

Provinsi Bali melalui email: [email protected].

g. Data yang telah diunggah serta rekapan data kepesertaan yang telah

dikirim lewat email tersebut, UPT JKMB akan segera melakukan proses

cetak kartu sesuai SOP aplikasi cetak kartu dan jika sudah selesai

dicetak UPT JKMB akan segera menginformasikan kepada Operator E-

JKBM di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk mengambil dan

segera didistribusikan ke Puskesmas sesuai asal usulan permintaan

Kartu JKBM.

h. Puskesmas segera mendistribusikan Kartu JKBM ke Desa, desa

mendistribusikan ke Banjar dan dari banjar ke warga.

3) Mutasi

Perubahan Kartu JKBM akan terjadi apabila ada penambahan anggota

keluarga, meninggal dan pidah domisili termasuk Kartu JKBM yang salah

nama, tidak sesuai KK, dan lain-lain mengikuti prosedur sebagai berikut:

a. Masyarakat Bali yang akan merubah Kartu JKBM dapat langsung ke

Puskesmas terdekat, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau masyarakat

dapat langsung ke UPT JKMB untuk melakukan perubahan kartu JKBM

dengan membawa Kartu JKBM Asli serta fotocopy Kartu Keluarga

(KK).

b. Proses perubahan kartu JKBM akan dilakukan di UPT JKMB untuk 50

kartu paling lama diselesaikan 1 (satu) hari.

4) Hal-hal lain

a. Jika ada masyarakat yang kartunya hilang, dapat diganti dengan kartu

JKBM baru dengan syarat mengajukan permohonan kartu hilang ke

Puskesmas terdekat, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun ke UPT

JKMB dengan membawa :

1. Foto copy Kartu Keluarga

2. Surat keterangan Kartu JKBM hilang dari Kepolisian

b. Proses pembuatan kartu JKBM hilang akan dilakukan di UPT JKMB.

Untuk 50 kartu JKBM hilang diselesaikan dalam 1 (satu) hari.

c. Operator E-JKBM di Puskesmas dan Rumah Sakit Jejaring JKBM

diwajibkan melakukan update database kepesertaan terbaru dengan

mengunduh data tersebut melalui pusat data setiap hari sehingga semua

Page 148: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 131

Kartu JKBM atau nomor JKBM dapat terbaca dan di print out saat

pelayanan JKBM.

b. Pelayanan Kesehatan

1. Alur Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan dapat dilayani di 9 kabupaten/kota di Provinsi Bali.

Pemberi pelayanan kesehatan adalah puskesmas dan jaringannya, rumah sakit

pemerintah dan rumah sakit swasta jejaring JKBM, dengan mendapatkan

fasilitas rawat inap kelas III. Berikut ini adalah gambar alur pelayanan rujukan

pada peserta JKBM .

Gambar 6.2

Alur Rujukan Pelayanan Kesehatan JKBM

Sumber: UPT. JKMB Diskes Prov. Bali

Page 149: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 132

Pada gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

- Peserta yang memerlukan pelayanan kesehatan dasar (non emergency)

harus ke puskesmas dan jaringannya terlebih dahulu.

- Untuk keadaan gawat darurat, peserta JKBM dapat langsung menuju

ke puskesmas dan jaringannya atau ke RS jejaring JKBM terdekat.

- Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, peserta harus menunjukkan

identitas peserta JKBM.

- Apabila peserta JKBM memerlukan pelayanan kesehatan tingkat lanjut

(RJTL dan RITL), dirujuk dari puskesmas dan jaringannya ke fasilitas

pelayanan kesehatan tingkat lanjut dengan disertai surat rujukan dan

identitas kepesertaan JKBM yang ditunjukkan sejak awal sebelum

mendapatkan pelayanan kesehatan, kecuali dalam keadaan emergency

dapat langsung ke pelayanan kesehatan tingkat lanjut dan identitas

peserta JKBM dapat disusulkan kemudian dalam waktu maksimal 2 x

24 jam (2 hari kerja). Namun sebagai jaminan, rumah sakit dapat

meminta panjar kepada pasien JKBM yang akan dikembalikan setelah

melengkapi identitas sebelum 2x24 jam.

- Bagi sarana pelayanan kesehatan penerima rujukan agar memberikan

jawaban atas pelayanan rujukan (rujukan balik) ke sarana pelayanan

kesehatan yang merujuk disertai tindak lanjut yang harus dilakukan.

2. Manfaat yang diperoleh peserta JKBM

Pada dasarnya manfaat yang disediakan untuk masyarakat bersifat

komprehensif sesuai dengan indikasi medis, kecuali beberapa hal yang dibatasi

dan tidak dijamin. Pelayanan kesehatan komprehensif tersebut meliputi :

a. Pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya

a) Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP), dilaksanakan pada puskesmas dan

jaringannya baik dalam maupun luar gedung, meliputi;

- Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter umum.

- Pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis

- Pemeriksaan kehamilan dan nifas

- Tindakan medis kecil termasuk, cuci luka, rawat luka dan jahit luka

- Penunjang diagnostik sederhana

- Pemeriksaan dan pengobatan gigi, termasuk cabut/tambal

Page 150: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 133

b) Rawat Inap Tingkat Pertama (RITP), dilaksanakan pada puskesmas

perawatan, meliputi ;

- Perawatan dan akomodasi rawat inap

- Partus

- Visite dokter spesialis

- Konsultasi medis

- Pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan

- Tindakan medis kecil termasuk, cuci luka, rawat luka dan jahit luka

- Penunjang diagnostik sederhana

- Pemberian obat

c) Pelayanan gawat darurat (emergency).

b. Pelayanan kesehatan di rumah sakit

a) Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL), dilaksanakan pada puskesmas

yang menyediakan pelayanan spesialistik, poliklinik spesialistik rumah

sakit pemerintah yang merupakan jejaring JKBM, meliputi :

- Konsultasi medis, pemeriksaan fisik dan penyuluhan kesehatan oleh

dokter spesialis/umum

- Pemeriksaan kehamilan dengan risiko tinggi dan memerlukan

penanganan spesialistik

- Rehabilitasi medik

- Penunjang diagnostik, laboratorium klinik, radiologi dan elektromedik

- Tindakan medis kecil dan sedang

- Pemeriksaan dan pengobatan gigi tingkat lanjutan

- Pemberian obat yang mengacu pada formularium obat JKB

- Pelayanan darah

b) Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL), dilaksanakan pada ruang perawatan

kelas III rumah sakit pemerintah, meliputi :

- Akomodasi dan konsumsi rawat inap pada kelas III

- Konsultasi medis,

- pemeriksaan fisik penunjang diagnostik : patologi klinik, patologi

anatomi, laboratorium mikro patologi, patologi radiologi dan

elektromedik

- Tindakan medis kecil-sedang-besar

- Partus dan komplikasi kehamilan

Page 151: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 134

- Operasi kecil, sedang dan besar sesuai dengna kompetensinya

- Pelayanan rehabilitasi medis

- Perawatan itensif (ICU, ICCU, PICU, NICU, PACU)

- Pemberian obat mengacu pada formularium obat JKBM

- Pelayanan darah

- Pelayanan hemodialisa (HD) sesuai indikasi medis dan kebutuhan

pasien

- Bahan habis pakai

c) Pelayanan gawat darurat (emergency)

c. Pelayanan Yang Dibatasi (Limitation)

a) Kacamata diberikan pada kasus gangguan refraksi dengan lensa koreksi

minimal +1/-1 dengan nilai maksimal Rp.200.000 berdasarkan resep

dokter.

b) Intra Ocular Lens (IOL) diberi penggantian sesuai resep dari dokter

spesialis mata, dengan nilai maksimal Rp. 300.000,- untuk operasi

katarak SICS, maksimal Rp. 1.000.000,- untuk operasi katarak dengan

metode Phaeco dan bola mata palsu penggantian maksimal Rp. 400.000,-

c) Kacamata, IOL dan bola mata palsu, disediakan oleh rumah sakit

bekerjasama dengan pihak-pihak lain.

d) Transportasi untuk kasus rujukan pasien emergency dari Nusa Penida ke

RS dan transportasi dokter spesialis ke Nusa Penida.

e) Kehamilan, persalinan dan komplikasi kehamilan dibatasi hanya sampai

anak ketiga hidup dan verifikasi data dilakukan berdasarkan KK.

f) Pelayanan darah hanya dijamin sebesar Rp.250.000,- per kantong dan

selisih harga dibebankan kepada pasien.

d. Pelayanan yang tidak dijamin (Exlusion)

1) Pelayanan yang tidak sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku

2) Bahan, alat dan tindakan yang bertujuan untuk kosmetika

3) General check up

4) Prothesis gigi tiruan

5) Operasi jantung

6) Pengobatan alternatif dan pengobatan lain yang belum terbukti secara

ilmiah.

Page 152: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 135

7) Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upaya

mendapatkan keturunan, termasuk bayi tabung dan pengobatan

impotensi.

8) Pelayanan kesehatan pada masa tanggap darurat bencana alam

9) Pelayanan kesehatan yang diberikan pada kegiatan bakti sosial.

10) Pelayanan kesehatan canggih (kedokteran nuklir, transplantasi organ)

11) Pembersihan karang gigi dan usaha meratakan gigi.

12) Ketergantungan obat-obatan

13) Obat di luar formularium obat JKBM

14) Sirkumsisi

15) Anti Retro Viral (ARV)

16) Kelainan bawaan

17) Biaya transportasi rujukan

18) Biaya autopsi atau biaya visum

19) Kemoterapi dan Radioterapi

20) Kecelakaan lalu lintas ada lawan

21) Percobaan bunuh diri

22) Penyakit akibat konsumsi alkohol/miras

23) Alat kesehatan

e. Hal-hal yang membatalkan pelayanan

Pelayanan JKBM dapat dibatalkan apabila:

a) Peserta emergency tidak membawa identitas peserta JKBM paling lambat

2x24 jam kerja.

b) Peserta non emergency datang ke RS tanpa membawa rujukan dari

puskesmas atau RS kab/kota pada jam kerja.

c) Peserta memaksakan kehendaknya untuk meminta rujukan dari

Puskesmas atau RS kab/kota tanpa pemeriksaan.

d) Peserta yang dirawat inap di RS tetapi meminta pulang paksa.

e) Peserta yang dirawat inap di RS yang meminta pindah kelas perawatan

dari kelas III ke kelas yang lebih tinggi.

f) Peserta yang sudah memiliki jaminan kesehatan lainnya (JKN dan lain-

lain).

g) Jumlah kunjungan

Page 153: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 136

Jumlah kunjungan peserta JKBM di puskesmas dan rumah sakit dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Sumber: UPT.JKBM Diskes Prov. Bali Tahun 2015

Pada gambar 6.3 dapat dilihat jumlah kunjungan pasien JKBM di Rumah sakit

dan Puskesmas yang mengalami penurunan di seluruh kabupaten pada tahun 2015.

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) sejak 1 Januari 2014 yang disertai peningkatan jumlah penduduk bali

yang menjadi peserta JKN dan memanfaatkan layanan kesehatan dengan JKN.

b) Pembiayaan

a) Ketentuan Umum Pendanaan

(1) Pendanaan untuk pembiayaan program JKBM merupakan sharing

pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota untuk memberikan

pelayanan kesehatan kepada peserta JKBM.

(2) Sharing kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada poin 1, ditransfer ke

rekening Kas Umum Daerah Provinsi Bali sesuai prosentase tanggungan

atas realisasi klaim pelayanan kesehatan yang sudah terverifikasi.

(3) Pendanaan untuk manajemen operasional dianggarkan tersendiri oleh

pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

Gambar 6.3

Jumlah Kunjungan Pasien JKBM di Tahun 2010-2015

Page 154: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 137

b) Sumber Dana

Sumber dana program JKBM dapat dilihat pada tabel 6.2.

Tabel 6.2

Alokasi Anggaran JKBM Provinsi Bali Tahun 2015

NO KABUPATEN/KOTA

SUMBER PEMBIAYAAN (Rp) TOTAL ANGGARAN

PROVINSI KABUPATEN

1 2 3 4 5

1 BULELENG 33.482.823.551,00 28.517.585.795,79 62.000.409.347

2 JEMBRANA 25.214.320.825,00 10.329.205.632,00 35.543.526.457

3 TABANAN 20.289.559.572,00 17.000.000.000,00 37.289.559.572

4 BADUNG 23.159.163.132,00 30.010.171.464,00 53.169.334.596

5 GIANYAR 18.808.364.898,00 18.704.569.248,00 37.512.934.146

6 KLUNGKUNG 17.968.297.456,00 2.073.013.133,08 20.041.310.589

7 BANGLI 23.046.203.292,00 3.226.625.220,00 26.272.828.512

8 KARANGASEM 20.727.736.805,00 16.000.000.000,00 36.727.736.805

9 DENPASAR 24.881.347.125,00 27.588.889.797,95 52.470.236.923

JUMLAH BANSOS JKBM 2015 207.577.816.656,00 153.450.060.290,82 361.027.876.947

JUMLAH HUTANG KLAIM JKBM

2014 57.263.479.349,94 57.263.479.350

TOTAL 264.841.296.005,94 153.450.060.290,82 418.291.356.296,76

Sumber: UPT.JKMB Dikes Prov. Bali Tahun 2015

Data Sharing JKBM Kabupaten/Kota berdasarkan data Biro Keuangan Setda

Provinsi Bali.

Sumber dana Program JKBM berasal dari APBD Provinsi Bali dan APBD

kabupaten/kota. Dana tersebut 100% dialokasikan untuk membiayai dana pelayanan

kesehatan langsung. Disamping dana pelayanan kesehatan langsung untuk

mendukung berjalannya program JKBM ini, perlu juga dianggarkan dana operasional

manajemen untuk tim koordinasi dan tim pengelola JKBM ditingkat kabupaten/kota

dan provinsi melalui DPA masing-masing Dinas Kesehatan provinsi dan

kabupaten/kota.

Gambar 6.6 menjelaskan jumlah prosentase dan biaya sharing JKBM Provinsi

serta kabupaten/kota. Prosentase sharing biaya Program JKBM ditetapkan

berdasarkan jumlah penduduk yang belum memiliki jaminan kesehatan dan PAD

kabupaten/kota.

Page 155: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 138

Tabel 6.3

Realisasi Penggunaan Dana JKBM Tahun 2010-2015

Tahun Total Anggaran (Rp) Total Digunakan (Rp) (%)

2010 179.254.726.816,00 119.805.537.272,65 66,84%

2011 187.237.619.899,00 136.066.418.354,01 72,67%

2012 235.951.632.000,00 206.664.432.252,87 87,59%

2013 280.622.502.000,00 343.295.637.836,10 122,33%

2014 450.616.701.767,72 421.865.432.936,61 93,62%

2015 361.027.876.946,82 326.990.845.054,58 90,57%

Sumber: UPT.JKMB Dikes Prov. Bali Tahun 2015

Pada tabel di atas menunjukan realisasi keuangan pada pelayanan JKBM di

puskesmas dan rumah sakit mencapai 90,7% dari total anggaran dan bila

dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2014 menunjukan penurunan. Hal ini

kemungkinan disebabkan oleh penurunan jumlah kunjungan pasien JKBM pada

tahun 2015 mengingat terjadi peningkatan jumlah peserta JKN yang sebelumnya

berjumlah 1.417.894 jiwa atau 34,54% dari jumlah penduduk Bali (4.104.900 jiwa)

pada tahun 2014 menjadi 2.072.653 jiwa atau 49,91% dari jumlah penduduk Bali

(4.152.800 jiwa) pada tahun 2015.

E. Upaya Integrasi JKBM ke JKN

Sesuai amanah Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN,

bahwa seluruh masyarakat Indonesia pada Tahun 2019 wajib menjadi peserta

JKN, maka Pemerintah Provinsi Bali mulai melakukan upaya integrasi JKBM ke

JKN, yang diharapkan tuntas terlaksana per Januari tahun 2017. Upaya yang

dilakukan yaitu:

1. Melaksanakan advokasi kepada Eksekutif dan Legislatif untuk mendapatkan

dukungan kebijakan strategi integrasi JKBM ke JKN tahun 2017.

2. Meningkatkan sosialisasi kepada peserta JKBM yang tergolong mampu untuk

menjadi peserta JKN Mandiri.

3. Disepakati menetapkan Peraturan Gubernur tentang Strategi Integrasi Jaminan

Kesehatan Bali Mandara ke Jaminan Kesehatan Nasional sebagai acuan dalam

proses integrasi di Provinsi Bali.

Page 156: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 139

4. Penetapan peserta PBI Daerah

a. Sepakat menggunakan data PPLS tahun 2015 sebagai data dasar penetapan

masyarakat miskin dan tidak mampu yang akan sebagai PBI

b. Sepakat masyarakat yang ditetapkan sebagai PBI di Provinsi Bali adalah

sejumlah 40 % masyarakat termiskin hasil PPLS tahun 2015 (berdasarkan

kriteria WHO)

c. BPJS Kesehatan akan melakukan sanding data antara 40 % data termiskin

dari data PPLS 2015 sbg data dasar dengan data peserta JKN ( PBI atau

Non PBI ) sehingga keluar data by name by adress masyarakat miskin dan

masyarakat tidak mampu per kabupaten/kota di Provinsi Bali yang akan

ditetapkan menjadi PBI Daerah.

d. Kabupaten/ kota dalam hal ini dipimpin oleh Dinas Sosial ((sesuai dengan

Permensos 146 dan 147 tahun 2013) melakukan validasi dan verifikasi

hasil data sandingan yang dilakukan BPJS dan kemudian ditetapkan dg SK

Bupati/Walikota sebagai PBI Daerah.

5. Terhadap Pelayanan Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten / Kota

sepakat :

a. Secara bertahap meningkatkan mutu pelayanan kesehatan mulai dari

tingkat pelayanan dasar di Puskesmas sampai pelayanan tingkat lanjutan di

Rumah Sakit.

b. Secara bertahap meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM di puskesmas

dan rumah sakit.

c. Secara bertahap pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana di puskesmas

dan rumah sakit.

d. Menyediakan fasilitas ruang rawat inap kelas I dan kelas II, sehingga

pasien JKN yang mempunyai hak di kelas I dan kelas II tidak diarahkan

naik ke kelas VIP sehingga tidak iur biaya tambahan.

e. Meningkatkan pemahaman tentang JKN, makna sistem pembayaran

kapitasi/konsep INA-CBG’s dan penerapan renumerasi dalam pembagian

jasa pelayanan.

f. Puskesmas wajib menjalankan paradigma sehat sehingga lebih

mengutamakan kegiatan promotif dan preventif tanpa melupakan kuratif

dan rehabilitatif.

g. Pemberian pelayanan di puskesmas dan di rumah sakit memprioritaskan

hak pasien sesuai Jaminan Kesehatan yang dimiliki.

Page 157: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 140

6. Pembiayaan

a. Sepakat memberikan Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan bagi masyarakat

Miskin, masyarakat Tidak Mampu dan penyandang PMKS yang belum

sebagai PBI Pusat.

b. Sepakat bahwa Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) untuk kegiatan

promotif dan preventif merupakan tanggung jawab pemerintah dan Upaya

Kesehatan Perorangan (UKP) untuk kuratif dan rehabilitatif bagi

masyarakat miskin dan tidak mampu tanggungjawab pemerintah, dan

masyarakat mampu tanggungjawab masyarakat.

c. Dalam proses Integrasi JKBM ke JKN sesuai dengan kewenangan

Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kab/Kota) yaitu membayarkan premi

masyarakat miskin dan tidak mampu yang belum sebagai PBI Pusat,

dengan premi sebesar Rp 23.000,-/kepala/bulan. Sebagai ilustrasi apabila

kebijakan pemerintah provinsi Bali akan menetapkan masyarakat sebagai

Penerima Bantuan Iuran 40 % termiskin (sesuai kriteria WHO ) maka

Pemda wajib menyediakan dana premi setahun sbb :

40 % dari penduduk Bali (4.078.655 jiwa) = 1.631.462 orang,

yang sudah dibiayai sebagai PBI Pusat = 912.613 orang, dan

yang menjadi PBI Daerah = 718.849 orang.

Apabila besaran premi PBI Rp. 23.000,- maka jumlah dana yang harus

disiapkan Pemda Bali adalah = 718.849 x 12 bl x Rp. 23.000,- = Rp.

198.402.324.000,- / tahun.

d. Pola pembiayaan pelayanan kesehatan tahun 2017, Pemerintah Provinsi

dan kabupaten/kota wajib menganggarkan biaya UKP (premi bagi

masyarakat miskin dan tidak mampu yang belum sebagai penerima PBI

Pusat) dan dari total dana sharing JKBM yang ada saat ini sisanya sebesar-

sebesarkan dipakai untuk kegiatan UKM (promotif dan preventif),

penguatan sarana prasarana pelayanan kesehatan serta peningkatan

kuantitas dan kualitas SDM Kesehatan.

Page 158: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 141

A. SIMPULAN.

Perbandingan antara cakupan program yang dicapai di Provinsi Bali

berdasarkan laporan program dengan target Standar Pelayanan Minimal (SPM), target

MDG’s tahun 2015, Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2014-

2018 dan juga cakupan program secara nasional untuk setiap indikator, maka dapat

diketahui kemajuan yang telah dicapai oleh Provinsi Bali dari tahun ke tahun,

distribusi keberhasilan pembangunan kesehatan pada setiap kabupaten/kota dan juga

posisi tingkat kinerja Provinsi Bali dibandingkan dengan provinsi lainnya secara

nasional dalam keberhasilan pembangunan kesehatan. Perbandingan ini juga

memperlihatkan kinerja masing-masing program, kelemahan-kelemahan yang terjadi

pada pelaksanaan program serta hal-hal yang perlu mendapatkan penekanan-

penekanan sehingga kedepannya akan menjadi lebih baik.

Provinsi Bali telah melaksanakan berbagai program yang diharapkan dapat

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Program-program

yang telah dilaksanakan itu telah menampakkan hasil yang cukup menggembirakan

dengan semakin meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, hal ini tercermin dari

membaiknya angka-angka indikator kesehatan dan penghargaan-penghargaan sektor

kesehatan yang telah diberikan kepada Pemerintah Provinsi Bali, seperti :

1. Angka Kematian Ibu (AKI) dari tahun 2005-2014 sudah mencapai target

MDGs yaitu kurang dari 102/100.000 KH, namun demikian trendnya sangat

fluktuatif, tahun 2015 AKI sebesar 83,4/100.000 KH.

2. AKB di Provinsi Bali dari tahun 2005-2014 menunjukan trend yang fluktuatif,

meski sudah lebih rendah dari angka kematian bayi secara nasional, tapi

masih perlu mendapat perhatian kita bersama. AKB tahun 2015 sebesar

5,7/1.000 KH, lebih rendah dibandingkan dengan target Renstra Kemenkes

yaitu 24 per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2015 dan target MDGs yaitu 23

per 1.000 kelahiran hidup.

3. AKABA Provinsi Bali tahun 2015 sebesar 6,4 per 1.000 kelahiran hidup.

Angka ini jika dibandingkan dengan nilai normatif AKABA pada target

MDGs termasuk kategori rendah karena <20. AKABA di Provinsi Bali dari

SIMPULAN DAN SARAN

BAB

VII

Page 159: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 142

tahun 2006-2015 menunjukkan trend yang fluktuatif, bahkan tiga tahun

terakhir cenderung meningkat.

4. Cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium pada tahun

2015 sebesar 79,20%. Cakupan ini meningkat 3% dibandingkan tahun 2014.

Cakupan ini masih jauh dibawah target yang ditetapkan. Demikian juga

halnya dengan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, cakupan

garam beryodium dengan kandungan cukup di Provinsi Bali sebesar 50,8%.

Hal ini perlu mendapat perhatian serius dari Pemerintah Daerah, mengingat

pentingnya konsumsi garam beryodium untuk kesehatan.

5. Pemerintah Provinsi Bali sedang melakukan upaya integrasi JKBM ke JKN,

yang diharapkan tuntas terlaksana per Januari tahun 2017.

6. Prestasi bidang kesehatan yang diterima Pemerintah Provinsi Bali tahun 2015:

Puskesmas Nusa Penida I, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali sebagai

Peringkat I Penilaian Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Berprestasi

Tingkat Nasional Tahun 2015, kategori Puskesmas Kawasan Pedesaan

Klinik Pratama Nurjaya, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, sebagai

Peringkat I Penilaian Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama Berprestasi

Tingkat Nasional Tahun 2015, Kategori Klinik Pratama

Kontingen Peransaka (SBH) Bali sebagai Juara Harapan II dalam Lomba

Penyuluhan Kesehatan Dalam Rangka Perkemahan Antar Satuan Karya

Pramuka Tingkat Nasional Tahun 2015

B. SARAN

Langkah - langkah yang perlu diambil :

1. Pencatatan dan pelaporan capaian program harus ditingkatkan, sehingga data

yang terkumpul menjadi akurat.

2. Koordinasi antar program perlu lebih ditingkatkan terutama dalam hal

penetapan sasaran program sehingga tidak ada perbedaan jumlah sasaran

padahal jenis sasarannya sama.

3. Pada beberapa program, perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh dan

terintegrasi. Penyamaan persepsi tentang definisi operasional serta indikator

yang berlaku perlu dilakukan penyegaran.

4. Perlu dilakukan peningkatan mutu pelayanan pada setiap jenjang institusi

pelayanan sehingga dapat meningkatkan kepuasan masyarakat yang dilayani

dan pada akhirnya akan meningkatkan jumlah kunjungan masyarakat ke

pelayanan kesehatan.

Page 160: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROFIL KESEHATAN DINAS KESEHATAN PROVINSI BALI 143

5. Perlu peningkatan akses pelayanan ke seluruh lapisan masyarakat.

6. Peningkatan sarana dan prasarana dan disesuaikan dengan kebutuhan dan

kemajuan yang ada.

7. Perlu peningkatan profesionalitas SDM dan pendistribusiannya yang merata

dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

8. Memanfaatkan secara optimal anggaran pembangunan kesehatan yang

bersumber dari Daerah, Pusat dan PLN.

9. Mensukseskan upaya integrasi JKBM ke JKN yang diupayakan tuntas per

Januari tahun 2017.

10. Memantapkan kualitas pelayanan rumah sakit melalui akreditasi RS.

11. Meningkatkan dan memasyarakatkan pelayanan kesehatan yang lebih bersifat

pencegahan (Paradigma Sehat).

12. Pengembangan program promosi kesehatan agar masyarakat lebih mandiri

dalam bidang kesehatan.

13. Meningkatkan sistem monitoring pelaksanaan program di lapangan, sistem

monitoring perkembangan krisis kesehatan yang sudah ada serta

memantapkan sistem manajemen organisasi pelayanan kesehatan.

14. Mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) secara berkelanjutan

sebagai Decision Suport System (DSS) agar menghasilkan data yang

berkualitas sehingga dapat dilakukan analisis data antara dua atau lebih

variabel.

Page 161: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L + P Satuan

A. GAMBARAN UMUM

1 Luas Wilayah 5.637 Km2

Tabel 1

2 Jumlah Desa/Kelurahan 716 Desa/Kel Tabel 1

3 Jumlah Penduduk 2.091.000 2.061.800 4.152.800 Jiwa Tabel 2

4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 3,8 Jiwa Tabel 1

5 Kepadatan Penduduk /Km2

736,7 Jiwa/Km2

Tabel 1

6 Rasio Beban Tanggungan 45,6 per 100 penduduk produktif Tabel 2

7 Rasio Jenis Kelamin 101,4 Tabel 2

8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 96,64 89,95 93,30 % Tabel 3

9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi

a. SMP/ MTs 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

b. SMA/ SMK/ MA 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

c. Sekolah menengah kejuruan 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

d. Diploma I/Diploma II 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

e. Akademi/Diploma III 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

f. Universitas/Diploma IV 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,00 0,00 0,00 % Tabel 3

B. DERAJAT KESEHATAN

B.1 Angka Kematian

10 Jumlah Lahir Hidup 33.951 31.993 65.944 Tabel 4

11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 5 5 5 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4

12 Jumlah Kematian Neonatal 177 114 291 neonatal Tabel 5

13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 5 4 4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

14 Jumlah Bayi Mati 222 154 376 bayi Tabel 5

15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 7 5 6 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

16 Jumlah Balita Mati 248 171 419 Balita Tabel 5

17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 7 5 6 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5

18 Kematian Ibu

Jumlah Kematian Ibu 55 Ibu Tabel 6

Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 83 per 100.000 Kelahiran HidupTabel 6

B.2 Angka Kesakitan

RESUME PROFIL KESEHATAN

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

Page 162: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

19 Tuberkulosis

Jumlah kasus baru TB BTA+ 918 547 1.465 Kasus Tabel 7

Proporsi kasus baru TB BTA+ 62,66 37,34 % Tabel 7

CNR kasus baru BTA+ 43,90 26,53 35,28 per 100.000 penduduk Tabel 7

Jumlah seluruh kasus TB 1.738 1.140 2.878 Kasus Tabel 7

CNR seluruh kasus TB 83,12 55,29 69,30 per 100.000 penduduk Tabel 7

Kasus TB anak 0-14 tahun 4,86 % Tabel 7

Persentase BTA+ terhadap suspek 0,00 0,00 11,28 % Tabel 8

Angka kesembuhan BTA+ 68,97 72,58 70,37 % Tabel 9

Angka pengobatan lengkap BTA+ 17,80 18,71 18,15 % Tabel 9

Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 86,78 91,29 88,52 % Tabel 9

Angka kematian selama pengobatan 4,69 2,62 3,66 per 100.000 penduduk Tabel 9

20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 6,95 4,37 5,32 % Tabel 10

21 Jumlah Kasus HIV 888 675 1.563 Kasus Tabel 11

22 Jumlah Kasus AIDS 625 341 966 Kasus Tabel 11

23 Jumlah Kematian karena AIDS 24 12 36 Jiwa Tabel 11

24 Jumlah Kasus Syphilis 180 32 212 Kasus Tabel 11

25 Donor darah diskrining positif HIV 0,41 0,21 0,37 % Tabel 12

26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0,00 0,00 0,00 % Tabel 13

27 Kusta

Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 40 14 54 Kasus Tabel 14

Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 1,91 0,68 1,30 per 100.000 penduduk Tabel 14

Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 3,70 % Tabel 15

Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 7,41 % Tabel 15

Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0,10 per 100.000 penduduk Tabel 15

Angka Prevalensi Kusta 0,22 0,09 0,16 per 10.000 Penduduk Tabel 16

Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 100,00 50,00 85,71 % Tabel 17

Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 71,15 65,38 69,23 % Tabel 17

28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi

AFP Rate (non polio) < 15 th 4,17 per 100.000 penduduk <15 tahunTabel 18

Jumlah Kasus Difteri 1 0 1 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19

Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19

Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 3 0 3 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 19

Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19

Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 0 % Tabel 19

Jumlah Kasus Campak 61 74 135 Kasus Tabel 20

Page 163: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20

Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20

Jumlah Kasus Hepatitis B 4 4 8 Kasus Tabel 20

29 Incidence Rate DBD 288,90 228,73 259,03 per 100.000 penduduk Tabel 21

30 Case Fatality Rate DBD 0,23 0,19 0,21 % Tabel 21

31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,00 0,00 0,00 per 1.000 penduduk berisikoTabel 22

32 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel 22

33 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 23

34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 23,09 13,15 17,40 % Tabel 24

35 Persentase obesitas 14,99 13,31 14,06 % Tabel 25

36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 5,09 % Tabel 26

37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 0,39 % Tabel 26

38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 100,00 % Tabel 28

C. UPAYA KESEHATAN

C.1 Pelayanan Kesehatan

39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 98 % Tabel 29

40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 93,04 % Tabel 29

41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 97,49 % Tabel 29

42 Pelayanan Ibu Nifas 95,92 % Tabel 29

43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 97,14 % Tabel 29

44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 68,62 % Tabel 30

45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 95,07 % Tabel 32

46 Penanganan komplikasi kebidanan 74,96 % Tabel 33

47 Penanganan komplikasi Neonatal 70,86 68,43 69,67 % Tabel 33

48 Peserta KB Baru 6,27 % Tabel 36

49 Peserta KB Aktif 80,70 % Tabel 36

50 Bayi baru lahir ditimbang 100 100 100 % Tabel 37

51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 2,13 2,30 2,21 % Tabel 37

52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 102,77 100,01 101,41 % Tabel 38

53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 100,54 97,44 99,01 % Tabel 38

54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 74,63 70,92 72,80 % Tabel 39

55 Pelayanan kesehatan bayi 95,34 92,99 94,18 % Tabel 40

56 Desa/Kelurahan UCI 98,74 % Tabel 41

57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 102,47 98,59 100,55 % Tabel 43

58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 102,11 98,35 100,25 % Tabel 43

59 Bayi Mendapat Vitamin A 98,25 97,98 98,11 % Tabel 44

60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 97,52 97,69 97,60 % Tabel 44

Page 164: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

61 Baduta ditimbang 82,30 83,10 82,69 % Tabel 45

62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,19 0,26 0,23 % Tabel 45

63 Pelayanan kesehatan anak balita 93,86 92,10 92,99 % Tabel 46

64 Balita ditimbang (D/S) 80,76 80,26 80,52 % Tabel 47

65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0,69 0,92 0,80 % Tabel 47

66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,00 100,00 100,00 % Tabel 48

67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 99,73 99,71 99,72 %

Tabel 49

68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 1,01 Tabel 50

69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 90,37 sekolah Tabel 51

70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 87,94 sekolah Tabel 51

71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 65,63 65,52 65,57 % Tabel 51

72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 71,99 65,31 68,63 % Tabel 51

73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan

mulut 71,99 65,31 68,63 % Tabel 51

74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 50,24 44,33 47,10 % Tabel 52

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan KesehatanPersentase

75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan - - 100,00 % Tabel 53

76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 69,02 75,27 84,70 % Tabel 54

77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 2,92 3,06 4,63 % Tabel 54

78 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 2,89 1,94 3,06 per 100.000 pasien keluar Tabel 55

79 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 1,67 1,11 2,07 per 100.000 pasien keluar Tabel 55

80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 62,20 % Tabel 56

81 Bed Turn Over (BTO) di RS 50,56 Kali Tabel 56

82 Turn of Interval (TOI) di RS 2,73 Hari Tabel 56

83 Average Length of Stay (ALOS) di RS - Hari Tabel 56

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat

87 Rumah Tangga ber-PHBS 74,33 % Tabel 57

C.4 Keadaan Lingkungan

88 Persentase rumah sehat 89,29 % Tabel 58

Page 165: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 87,83 % Tabel 59

90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 86,57 % Tabel 60

91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 86,55 % Tabel 61

92 Desa STBM - % Tabel 62

93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 94,95 % Tabel 63

TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 45,31 % Tabel 64

TPM tidak memenuhi syarat dibina 52,71 % Tabel 65

TPM memenuhi syarat diuji petik 12,20 % Tabel 65

D. SUMBERDAYA KESEHATAN

D.1 Sarana Kesehatan

94 Jumlah Rumah Sakit Umum 44,00 RS Tabel 67

95 Jumlah Rumah Sakit Khusus 8,00 RS Tabel 67

96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap 38,00 Tabel 67

97 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap 82,00 Tabel 67

Jumlah Puskesmas Keliling 129,00 Tabel 67

Jumlah Puskesmas pembantu 513,00 Tabel 67

98 Jumlah Apotek 639,00 Tabel 67

99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,00 % Tabel 68

100 Jumlah Posyandu 4.541,00 Posyandu Tabel 69

101 Posyandu Aktif 64,26 % Tabel 69

102 Rasio posyandu per 100 balita 1,39 per 100 balita Tabel 69

103 UKBM

Poskesdes 412,00 Poskesdes Tabel 70

Polindes 21,00 Polindes Tabel 70

Posbindu 236,00 Posbindu Tabel 70

104 Jumlah Desa Siaga 671,00 Desa Tabel 71

105 Persentase Desa Siaga 93,72 % Tabel 71

D.2 Tenaga Kesehatan

106 Jumlah Dokter Spesialis 717,00 280,00 1.131,00 Orang Tabel 72

107 Jumlah Dokter Umum 465,00 518,00 1.147,00 Orang Tabel 72

108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 54,81 per 100.000 penduduk Tabel 72

109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 97,00 230,00 419,00 Orang Tabel 72

110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 10,09 per 100.000 penduduk

111 Jumlah Bidan 3.238,00 Orang Tabel 73

112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 157,05 per 100.000 penduduk Tabel 73

Page 166: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

L P L + P Satuan

ANGKA/NILAINO INDIKATOR No. Lampiran

113 Jumlah Perawat 1.851,00 3.997,00 6.275,00 Orang Tabel 73

114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 151,10 per 100.000 penduduk Tabel 73

115 Jumlah Perawat Gigi 94,00 294,00 388,00 Orang Tabel 73

116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 160,00 488,00 674,00 Orang Tabel 74

117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 82,00 143,00 239,00 Orang Tabel 75

118 Jumlah Tenaga Sanitasi 187,00 165,00 354,00 Orang Tabel 76

119 Jumlah Tenaga Gizi 78,00 280,00 363,00 Orang Tabel 77

D.3 Pembiayaan Kesehatan

120 Total Anggaran Kesehatan 659.891.678.554,00 Rp Tabel 81

121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 8,84 % Tabel 81

122 Anggaran Kesehatan Perkapita 158.902,83 Rp Tabel 81

Page 167: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,

DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

LUAS JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN

WILAYAH RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK

(km2) TANGGA TANGGA per km

2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 JEMBRANA 841,80 41 10 51 271.600 74.900 3,63 322,64

2 TABANAN 839,33 133 0 133 435.900 109.300 3,99 519,34

3 BADUNG 418,52 46 16 62 616.400 158.200 3,90 1472,81

4 GIANYAR 368,00 64 6 70 495.100 108.100 4,58 1345,38

5 KLUNGKUNG 315,00 53 6 59 175.700 44.800 3,92 557,78

6 BANGLI 520,81 68 4 72 222.600 57.100 3,90 427,41

7 KARANGASEM 839,54 75 3 78 408.700 105.700 3,87 486,81

8 BULELENG 1.365,88 129 19 148 646.200 178.400 3,62 473,10

9 KOTA DENPASAR 127,78 27 16 43 880.600 249.800 3,53 6891,53

JUMLAH (KAB/KOTA) 5.636,66 636 80 716 4.152.800 1.086.300 3,82 736,75

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/Kota

- sumber lain…... (sebutkan)

JUMLAH

PENDUDUK

JUMLAH

NOKABUPATEN /

KOTA DESA KELURAHANDESA +

KELURAHAN

Page 168: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 2

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

JUMLAH PENDUDUK

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN

1 2 3 4 5 6

1 0 - 4 166.100 159.900 326.000 103,88

2 5 - 9 180.300 168.700 349.000 106,88

3 10 - 14 177.200 166.800 344.000 106,24

4 15 - 19 159.800 152.200 312.000 104,99

5 20 - 24 165.000 161.100 326.100 102,42

6 25 - 29 169.500 160.500 330.000 105,61

7 30 - 34 162.500 160.000 322.500 101,56

8 35 - 39 167.100 165.700 332.800 100,84

9 40 - 44 167.900 165.300 333.200 101,57

10 45 - 49 156.700 154.600 311.300 101,36

11 50 - 54 123.900 123.700 247.600 100,16

12 55 - 59 94.400 96.000 190.400 98,33

13 60 - 64 71.700 74.400 146.100 96,37

14 65 - 69 53.000 58.400 111.400 90,75

15 70 - 74 36.800 42.800 79.600 85,98

16 75+ 39.100 51.700 90.800 75,63

JUMLAH 2.091.000 2.061.800 4.152.800 101,42

ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 45,61

Sumber: - Kantor Statistik Kabupaten/kota

- Sumber lain…... (sebutkan)

NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

Page 169: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+

PEREMPUANLAKI-LAKI PEREMPUAN

LAKI-LAKI+

PEREMPUAN

1 2 3 4 5 6 7 8

1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 0 50,09 49,91 100

2PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS

YANG MELEK HURUF0 96,64 89,95 93,30

3PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG

DITAMATKAN:

a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 0 18,89 28,44 23,66

b. SD/MI 0 23,29 24,28 23,79

c. SMP/ MTs 0 15,76 15,72 15,74

d. SMA/ MA 0 24,42 17,55 20,99

e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 0 6,96 5,81 6,38

f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 0 2,25 1,51 1,88

g. AKADEMI/DIPLOMA III 0 1,20 1,43 1,32

h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 0 6,57 4,82 5,70

i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 0 0,66 0,43 0,55

Sumber: …………… (sebutkan)

TABEL 3

JUMLAH PERSENTASE

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF

NO VARIABEL

Page 170: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 4

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 JEMBRANA 2.421 14 2.435 2.383 11 2.394 4.804 25 4.829

2 TABANAN 2.711 12 2.723 2.379 8 2.387 5.090 20 5.110

3 BADUNG 4.113 12 4.125 3.901 11 3.912 8.014 23 8.037

4 GIANYAR 3.244 29 3.273 2.909 21 2.930 6.153 50 6.203

5 KLUNGKUNG 1.561 9 1.570 1.389 13 1.402 2.950 22 2.972

6 BANGLI 1.821 17 1.838 1.650 26 1.676 3.471 43 3.514

7 KARANGASEM 3.987 39 4.026 3.848 21 3.869 7.835 60 7.895

8 BULELENG 5.906 49 5.955 5.649 33 5.682 11.555 82 11.637

9 KOTA DENPASAR 8.187 5 8.192 7.885 5 7.890 16.072 10 16.082

JUMLAH (KAB/KOTA) 33.951 186 34.137 31.993 149 32.142 65.944 335 66.279

5,4 4,6 5,1

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov. Bali 2015

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

ANGKA LAHIR MATI PER 1.000

KELAHIRAN (DILAPORKAN)

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

MATI HIDUP + MATI

LAKI-LAKI LAKI-LAKI + PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI

JUMLAH KELAHIRAN

NO KABUPATEN/ KOTA

HIDUP

PEREMPUAN

HIDUP MATI HIDUP + MATI

Page 171: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 5

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 JEMBRANA 14 17 0 17 11 17 2 19 25 34 2 36

2 TABANAN 25 32 3 35 17 20 0 20 42 52 3 55

3 BADUNG 13 17 2 19 12 12 0 12 25 29 2 31

4 GIANYAR 25 32 9 41 16 27 5 32 41 59 14 73

5 KLUNGKUNG 5 8 5 13 5 10 0 10 10 18 5 23

6 BANGLI 10 14 0 14 5 12 3 15 15 26 3 29

7 KARANGASEM 47 58 2 60 20 25 4 29 67 83 6 89

8 BULELENG 31 36 4 40 26 29 1 30 57 65 5 70

9 KOTA DENPASAR 7 8 1 9 2 2 2 4 9 10 3 13

JUMLAH (KAB/KOTA) 177 222 26 248 114 154 17 171 291 376 43 419

5 7 1 7 4 5 1 5 4 6 1 6

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov. Bali 2015

Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

KABUPATEN/KOTA

BALITA ANAK

BALITABAYI

a ANAK

BALITANEONATAL NEONATAL

LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN

JUMLAH KEMATIAN

ANGKA KEMATIAN

(DILAPORKAN)

BAYIa BALITA BAYI

a ANAK

BALITABALITA NEONATAL

NO

Page 172: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 6JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KABUPATEN/KOTA

PROVINSI BALITAHUN 2015

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

< 20

tahun

20-34

tahun≥35 tahun JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 JEMBRANA 4.804 0 3 0 3 0 1 0 1 0 0 3 3 0 4 3 7

2 TABANAN 5.090 0 1 0 1 0 1 1 2 0 0 0 0 0 2 1 3

3 BADUNG 8.014 0 2 0 2 0 2 1 3 0 1 2 3 0 5 3 8

4 GIANYAR 6.153 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 KLUNGKUNG 2.950 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 2 0 2

6 BANGLI 3.471 0 0 0 0 0 3 0 3 0 1 1 2 0 4 1 5

7 KARANGASEM 7.835 1 0 0 1 0 0 3 3 0 1 2 3 1 1 5 7

8 BULELENG 11.555 0 0 3 3 0 0 0 0 2 5 4 11 2 5 7 14

9 KOTA DENPASAR 16.072 0 3 1 4 0 1 1 2 0 2 1 3 0 6 3 9

65.944 1 10 4 15 0 8 6 14 2 11 13 26 3 29 23 55

ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 83,4

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov. Bali 2015

Keterangan:

- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas

- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

KEMATIAN IBU

JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU

JUMLAH (KAB/KOTA)

NO KABUPATEN/KOTAJUMLAH

LAHIR HIDUPJUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL

Page 173: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 7

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 JEMBRANA 134.800 136.800 271.600 69 58,47 49 41,53 118 110 61,11 70 38,89 180 9 5,00

2 TABANAN 216.500 219.400 435.900 70 72 27 27,84 97 128 65 68 34,69 196 9 4,59

3 BADUNG 314.300 302.100 616.400 103 59 73 41,48 176 175 54 150 46,15 325 9 2,77

4 GIANYAR 249.900 245.200 495.100 67 64 38 36,19 105 132 61 85 39,17 217 3 1,38

5 KLUNGKUNG 86.900 88.800 175.700 45 69 20 30,77 65 46 62 28 37,84 74 0 0,00

6 BANGLI 112.600 110.000 222.600 19 58 14 42,42 33 28 53 25 47,17 53 0 0,00

7 KARANGASEM 204.400 204.300 408.700 95 61 62 39,49 157 130 59 91 41,18 221 14 6,33

8 BULELENG 321.900 324.300 646.200 160 60 107 40,07 267 345 58 246 41,62 591 37 6,26

9 KOTA DENPASAR 449.700 430.900 880.600 290 65 157 35,12 447 644 63 377 36,92 1.021 59 5,78

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.091.000 2.061.800 4.152.800 918 63 547 37 1.465 1.738 60 1.140 40 2.878 140 5

CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 43,90 26,53 35,28

CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 83,12 55,29 69,30

Sumber: Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Prov. Bali 2015

Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,

rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 4.152.800

JUMLAH KASUS BARU TB BTA+

L PL+P

JUMLAH SELURUH

KASUS TB

L PL+P

KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK

MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

KASUS TB ANAK 0-

14 TAHUNNO KABUPATEN/KOTAJUMLAH PENDUDUK

Page 174: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 8

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

TB PARU

L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 JEMBRANA - - 1.040 69 49 118 0,00 0,00 11,35

2 TABANAN - - 1.064 70 27 97 0,00 0,00 9,12

3 BADUNG - - 1.804 103 73 176 0,00 0,00 9,76

4 GIANYAR - - 2.358 67 38 105 0,00 0,00 4,45

5 KLUNGKUNG - - 943 45 20 65 0,00 0,00 6,89

6 BANGLI - - 548 19 14 33 0,00 0,00 6,02

7 KARANGASEM - - 1.577 101 65 166 0,00 0,00 10,53

8 BULELENG - - 1.993 160 107 267 0,00 0,00 13,40

9 KOTA DENPASAR - - 1.740 290 157 447 0,00 0,00 25,69

JUMLAH (KAB/KOTA) 13.067 924 550 1.474 0,00 0,00 11,28

Sumber: Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Prov. Bali 2015

Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,

rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

% BTA (+)

TERHADAP SUSPEKBTA (+)NO KABUPATEN/KOTA

SUSPEK

L + PPL

Page 175: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 9

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

1 JEMBRANA 73 43 116 37 50,68 20 46,51 57 49,14 28 38,36 13 30,23 41 35,34 89,04 76,74 84,48 4 6 10

2 TABANAN 54 42 96 47 87,04 35 83,33 82 85,42 6 11,11 3 7,14 9 9,38 98,15 90,48 94,79 5 0 5

3 BADUNG 130 67 197 110 84,62 63 94,03 173 87,82 5 3,85 1 1,49 6 3,05 88,46 95,52 90,86 11 4 15

4 GIANYAR 69 35 104 52 75,36 30 85,71 82 78,85 8 11,59 3 8,57 11 10,58 86,96 94,29 89,42 6 1 7

5 KLUNGKUNG 45 20 65 25 55,56 15 75,00 40 61,54 7 15,56 11 55,00 18 27,69 71,11 130,00 89,23 2 1 3

6 BANGLI 22 20 42 12 54,55 12 60,00 24 57,14 8 36,36 7 35,00 15 35,71 90,91 95,00 92,86 1 2 3

7 KARANGASEM 102 54 156 86 84,31 45 83,33 131 83,97 3 2,94 3 5,56 6 3,85 87,25 88,89 87,82 6 3 9

8 BULELENG 178 131 309 100 56,18 80 61,07 180 58,25 50 28,09 34 25,95 84 27,18 84,27 87,02 85,44 38 21 59

9 KOTA DENPASAR 310 208 518 209 67,42 150 72,12 359 69,31 60 19,35 41 19,71 101 19,50 86,77 91,83 88,80 25 16 41

JUMLAH (KAB/KOTA) 983 620 1.603 678 68,97 450 72,58 1.128 70,37 175 17,80 116 18,71 291 18,15 86,78 91,29 88,52 98 54 152

ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 5 3 4

Sumber: Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Prov. Bali 2015

Keterangan:

Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,

rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

P L + P

ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE)

NO KABUPATEN/KOTA

JUMLAH KEMATIAN

SELAMA PENGOBATAN

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

L L + P

ANGKA PENGOBATAN LENGKAP

(COMPLETE RATE)

L P

BTA (+) DIOBATI

ANGKA

KEBERHASILAN

PENGOBATAN

(SUCCESS RATE/SR)

Page 176: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 10

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 JEMBRANA 27.553 - - 2.755 0 0 172 6,24

2 TABANAN 12.060 11.283 23.343 1.206 1.128 2.334 366 30,35 233 20,65054 599 25,7

3 BADUNG 11.546 106.698 118.244 1.155 10.670 11.824 70 6,1 50 0,5 120 1,0

4 GIANYAR 0 - 47.363 - - 4.736 641 537 1.178 24,9

5 KLUNGKUNG 8.651 8.831 17.482 865 883 1.748 496 57,3 393 44,5 889 50,9

6 BANGLI 8.637 8.481 17.118 864 848 1.712 54 6,3 43 5,1 97 5,67

7 KARANGASEM 20.439 20.431 40.870 2.044 2.043 4.087 515 25,2 404 19,8 919 22,5

8 BULELENG 21.831 21.096 42.927 2.183 2.110 4.293 365 16,7 204 9,7 569 13,3

9 KOTA DENPASAR 370.634 358.624 729.258 37.063 35.862 72.926 645 1,7 478 1,3 1.123 1,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 453.798 535.444 1.064.158 45.380 53.544 106.416 3.152 6,95 2.342 4,37 5.666 5,32

Sumber: Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Prov. Bali 2015

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN

PENDERITANO KABUPATEN/KOTA

PNEUMONIA PADA BALITA

PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI

L P L + P

Page 177: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 11

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L+P

PROPORSI

KELOMPOK

UMURL P L+P

PROPORSI

KELOMPOK

UMURL P L+P L P L+P

PROPORSI

KELOMPOK

UMUR

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 ≤ 4 TAHUN 20 10 30 1,92 22 14 36 3,73 0 0 0 1 0 1 0,47

2 5 - 14 TAHUN 7 1 8 0,51 5 4 9 0,93 0 0 0 0 0 0 0,00

3 15 - 19 TAHUN 10 22 32 2,05 3 5 8 0,83 0 0 0 3 0 3 1,42

4 20 - 24 TAHUN 166 142 308 19,71 45 27 72 7,45 0 0 0 42 3 45 21,23

5 25 - 49 TAHUN 642 478 1.120 71,66 467 257 724 74,95 18 9 27 126 24 150 70,75

6 ≥ 50 TAHUN 43 22 65 4,16 83 34 117 12,11 6 3 9 8 5 13 6,13

JUMLAH (KAB/KOTA) 888 675 1.563 625 341 966 24 12 36 180 32 212

PROPORSI JENIS KELAMIN 56,81 43,19 64,70 35,30 66,67 33,33 84,91 15,09

Sumber: Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Prov. Bali 2015

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN

NO KELOMPOK UMUR

H I V AIDS SYPHILISJUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS

Page 178: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 12

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 JEMBRANA 1.565 322 1.887 1.565 100,00 322 100,00 1.887 100,00 3 0,19 0 0,00 3 0,16

2 TABANAN 3.884 699 4.583 3.884 100,00 699 100,00 4.583 100,00 19 0,49 2 0,29 21 0,46

3 BADUNG 3.779 818 4.597 3.779 100,00 818 100,00 4.597 100,00 23 0,61 5 0,61 28 0,61

4 GIANYAR 1.516 60 1.576 1.516 100,00 60 100,00 1.576 100,00 2 0,13 0 0,00 2 0,13

5 KLUNGKUNG 3.109 374 3.483 3.109 100,00 374 100,00 3.483 100,00 5 0,16 0 0,00 5 0,14

6 BANGLI 125 113 238 125 100,00 113 100,00 238 100,00 4 3,20 0 0,00 4 1,68

7 KARANGASEM 1.874 733 2.607 1.874 100,00 733 100,00 2.607 100,00 2 0,11 3 0,41 5 0,19

8 BULELENG 6.680 2.732 9.412 6.680 100,00 2.732 100,00 9.412 100,00 32 0,48 4 0,15 36 0,38

9 KOTA DENPASAR 2.947 853 3.800 2.947 100,00 853 100,00 3.800 100,00 15 0,51 0 0,00 15 0,39

JUMLAH 25.479 6.704 32.183 25.479 100,00 6.704 100,00 32.183 100,00 105 0,41 14 0 119 0,37

Sumber: Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Prov. Bali 2015

POSITIF HIV

L + P L P L + P

JUMLAH PENDONOR

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN

NO UNIT TRANSFUSI DARAH

DONOR DARAH

SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING

TERHADAP HIV

L P

Page 179: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 13

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 JEMBRANA 134.800 136.800 271.600 2.885 2.928 5.812 2.697 93 2.562 88 5.259 90

2 TABANAN 216.500 219.400 435.900 4.633 4.695 9.328 5.177 112 4.983 106 10.160 109

3 BADUNG 314.300 302.100 616.400 6.726 6.549 13.191 4.191 62 3.748 57 7.939 60

4 GIANYAR 249.900 245.200 495.100 5.348 5.247 10.595 5.574 104 5.248 100 10.822 102

5 KLUNGKUNG 86.900 88.800 175.700 1.860 1.900 3.760 2.215 119 2.139 113 4.354 116

6 BANGLI 112.600 110.000 222.600 2.746 2.245 4.764 2.055 75 1.681 75 3.736 78

7 KARANGASEM 204.400 204.300 408.700 4.374 4.372 8.746 3.222 74 2.985 68 6.207 71

8 BULELENG 321.900 324.300 646.200 6.889 6.940 13.829 9.400 136 8.378 121 17.778 129

9 KOTA DENPASAR 449.700 430.900 880.600 9.624 9.221 18.845 6.836 71 6.163 67 12.999 69

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.091.000 2.061.800 4.152.800 45.084 44.098 88.870 41.367 91,8 37.887 85,9 79.254 89,2

ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 214

Sumber: Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Prov. Bali 2015

P L + PLNO KABUPATEN/KOTAJUMLAH PENDUDUK

DIAREJUMLAH TARGET

PENEMUAN

DIARE DITANGANI

Page 180: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 14

KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 JEMBRANA 0 0 0 4 1 5 4 1 5

2 TABANAN 2 0 2 2 0 2 4 0 4

3 BADUNG 0 0 0 5 2 7 5 2 7

4 GIANYAR 0 0 0 2 2 4 2 2 4

5 KLUNGKUNG 1 0 1 4 2 6 5 2 7

6 BANGLI 2 0 2 1 0 1 3 0 3

7 KARANGASEM 0 0 0 6 1 7 6 1 7

8 BULELENG 0 1 1 7 3 10 7 4 11

9 KOTA DENPASAR 0 0 0 4 2 6 4 2 6

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 1 6 35 13 48 40 14 54

PROPORSI JENIS KELAMIN 83,33 16,67 72,92 27,08 74,07 25,93

ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 1,91 0,68 1,30

Sumber: Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Prov. Bali 2015

PB + MBPausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta BasahNO KABUPATEN/KOTA

KASUS BARU

Page 181: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 15

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7

1 JEMBRANA 5 - 0,00 0 0

2 TABANAN 4 - 0,00 0 0

3 BADUNG 7 - 0,00 0 0

4 GIANYAR 4 - 0,00 2 50

5 KLUNGKUNG 7 2 28,57 0 0

6 BANGLI 3 - 0,00 0 0

7 KARANGASEM 7 - 0,00 1 14,29

8 BULELENG 11 - 0,00 0 0

9 KOTA DENPASAR 6 - 0,00 1 16,67

JUMLAH (KAB/KOTA) 54 2 3,70 4 7,41

ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK 0,10

Sumber: Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Prov. Bali 2015

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

PENDERITA KUSTA

0-14 TAHUN

KASUS BARU

CACAT TINGKAT 2NO KABUPATEN/KOTA PENDERITA

KUSTA

Page 182: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 16

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 JEMBRANA 0 0 0 4 1 5 4 1 5

2 TABANAN 2 0 2 3 0 3 5 0 5

3 BADUNG 0 0 0 5 2 7 5 2 7

4 GIANYAR 0 0 0 2 2 4 2 2 4

5 KLUNGKUNG 1 0 1 6 2 8 7 2 9

6 BANGLI 2 0 2 3 0 3 5 0 5

7 KARANGASEM 0 0 0 9 1 10 9 1 10

8 BULELENG 1 0 1 5 8 13 6 8 14

9 KOTA DENPASAR 0 0 0 4 2 6 4 2 6

JUMLAH (KAB/KOTA) 6 0 6 41 18 59 47 18 65

ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,22 0,09 0,16

Sumber: Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Prov. Bali 2015

NO KABUPATEN/KOTA

KASUS TERCATAT

Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH

Page 183: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 17

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

KUSTA (PB) KUSTA (MB)

L P L+P JUMLA

H% JUMLA

H% JUMLAH % L P L+P JUMLA

H% JUMLA

H% JUMLA

H%

1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

1 JEMBRANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 1 5 3 75 0 0 3 60

2 TABANAN 1 0 1 1 100 0 0 1 100 1 0 1 1 100 0 0 1 100

3 BADUNG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 4 11 0 0 4 100 4 36

4 GIANYAR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 4 10 6 100 3 75 9 90

5 KLUNGKUNG 1 0 1 1 100 0 0 1 100 6 4 10 6 100 3 75 9 90

6 BANGLI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 0 0

7 KARANGASEM 2 1 3 1 50 0 0 1 33 8 4 12 7 88 3 75 10 83

8 BULELENG 1 0 1 2 200 0 0 2 200 13 5 18 9 69 0 0 9 50

9 KOTA DENPASAR 0 1 1 0 0 1 100 1 100 5 4 9 5 100 4 100 9 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 5 2 7 5 100,0 1 50,0 6 85,7 52 26 78 37 71 17 65 54 69

Sumber: Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Prov. Bali 2015

L + P

RFT MB

L PL PNO KABUPATEN/KOTA

RFT PB

L + PPENDERITA PB

aPENDERITA MB

a

Page 184: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 18

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

NO KABUPATEN/KOTAJUMLAH PENDUDUK

<15 TAHUN

JUMLAH KASUS AFP

(NON POLIO)

1 2 3 4

1 JEMBRANA 67.800 9

2 TABANAN 9.100 8

3 BADUNG 153.422 4

4 GIANYAR 115.500 0

5 KLUNGKUNG 42.200 2

6 BANGLI 55.800 1

7 KARANGASEM 108.100 1

8 BULELENG 130.829 6

9 KOTA DENPASAR 83.865 1

JUMLAH (KAB/KOTA) 766.616 32

AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 4,17

Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Prov. Bali 2015

Keterangan:

Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar:1.019.000

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KABUPATEN/KOTA

Page 185: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 19

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

JUMLAH KASUS PD3I

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 JEMBRANA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 TABANAN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

3 BADUNG 0 0 0 0 0 0 0 3 0 3 0 0 0 0 0

4 GIANYAR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 KLUNGKUNG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

6 BANGLI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 KARANGASEM 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

8 BULELENG 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

9 KOTA DENPASAR 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 0 1 0 0 0 0 3 0 3 0 0 0 0 0

CASE FATALITY RATE (%) 0,00 0,00 0

Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Prov. Bali 2015

JUMLAH KASUSMENINGGAL

TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM

JUMLAH KASUSMENINGGAL

PERTUSISNO KABUPATEN/KOTADIFTERI

JUMLAH KASUSMENINGGAL

Page 186: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 20

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 JEMBRANA 2 1 3 0 0 0 0 0 0 0

2 TABANAN 6 9 15 0 0 0 0 0 0 0

3 BADUNG 3 3 6 0 0 0 0 4 4 8

4 GIANYAR 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

5 KLUNGKUNG 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0

6 BANGLI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

7 KARANGASEM 6 8 14 0 0 0 0 0 0 0

8 BULELENG 22 36 58 0 0 0 0 0 0 0

9 KOTA DENPASAR 20 17 37 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 61 74 135 0 0 0 0 4 4 8

CASE FATALITY RATE (%) 0,0

Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Prov. Bali 2015

JUMLAH KASUS PD3I

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

CAMPAK

JUMLAH KASUSMENINGGAL

POLIO HEPATITIS BNO KABUPATEN/KOTA

Page 187: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 21

JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 JEMBRANA 186 180 366 0 0 0 0,0 0,0 0,0

2 TABANAN 466 380 846 0 0 0 0,0 0,0 0,0

3 BADUNG 1.197 981 2.178 4 2 6 0,3 0,2 0,3

4 GIANYAR 1.229 969 2.198 0 0 0 0,0 0,0 0,0

5 KLUNGKUNG 247 204 451 0 0 0 0,0 0,0 0,0

6 BANGLI 222 125 347 0 0 0 0,0 0,0 0,0

7 KARANGASEM 492 298 790 0 0 0 0,0 0,0 0,0

8 BULELENG 1.133 874 2.007 2 1 3 0,2 0,1 0,1

9 KOTA DENPASAR 869 705 1.574 8 6 14 0,9 0,9 0,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 6.041 4.716 10.757 14 9 23 0,2 0,2 0,2

288,9 228,7 259,0

Sumber: Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Prov. Bali 2015

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

INCIDENCE RATE PER

100.000 PENDUDUK

NO KABUPATEN/KOTA MENINGGAL CFR (%)JUMLAH KASUS

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Page 188: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 22

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 JEMBRANA 0 - - 3.053 2 0,00 - - 2,00 0,07 0 0 0 0 0 0

2 TABANAN 0 - - 1.034 - 0,00 - - - - 0 0 0 0,00 0,00 0,00

3 BADUNG 0 - - 143 1 0,00 - - 1,00 0,70 0 0 0 0,00 0,00 0,00

4 GIANYAR 0 - - - - 0,00 - - - - 0 0 0 0,00 0 0,00

5 KLUNGKUNG 0 - - 887 2 0,00 - - 2,00 0,23 0 0 0 0,00 0,00 0,00

6 BANGLI 0 - - - - 0,00 - - - - 0 0 0 0,00 0 0,00

7 KARANGASEM 0 - - 4.197 - 0,00 1 - 1,00 0,02 0 0 0 0,00 0,00 0,00

8 BULELENG 0 - - 1.440 - 0,00 1 - 1,00 0,07 0 0 0 0,00 0,00 0

9 KOTA DENPASAR 0 - - - - 0,00 - - - - 0 0 0 0,00 0,00 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 - - 10.762 5 0,00 2 - 7,00 0,07 0 0 0 0 0 0

JUMLAH PENDUDUK BERISIKO 2.020.994

ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO 0,003

Sumber: Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Prov. Bali 2015

L P L+P

SEDIAAN DARAH DIPERIKSA

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

CFRMENINGGAL SUSPEK

MALARIA

NO KABUPATEN/KOTA POSITIF

Page 189: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 23

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8

1 JEMBRANA 0 0 0 0 0 0

2 TABANAN 0 0 0 0 0 0

3 BADUNG 0 0 0 0 0 0

4 GIANYAR 0 0 0 0 0 0

5 KLUNGKUNG 0 0 0 0 0 0

6 BANGLI 0 0 0 0 0 0

7 KARANGASEM 0 0 0 0 0 0

8 BULELENG 0 0 0 0 0 0

9 KOTA DENPASAR 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0

ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0 0 0

Sumber: Seksi Penanggulangan Penyakit Dikes Prov. Bali 2015

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

JUMLAH SELURUH KASUSKASUS BARU DITEMUKANNO KABUPATEN/KOTA

PENDERITA FILARIASIS

Page 190: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 24

PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 JEMBRANA 100.100 103.700 203.800 5.273 5,27 5.147 4,96 10.420 5,11 1385 26,27 1315 25,55 2700 25,91

2 TABANAN 42.798 8.285 51.083 3.975 9,29 5.983 72,21 9.958 19,49 9958 250,52 4123 68,91 14081 141,40

3 BADUNG 222.547 215.106 437.653 1.526 0,69 2.522 1,17 4.048 0,92 339 22,21 436 17,29 775 19,15

4 GIANYAR 178.109 177.226 355.335 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

5 KLUNGKUNG 107.241 109.508 216.749 2.461 2,29 3.171 2,90 5.632 2,60 312 12,68 447 14,10 759 13,48

6 BANGLI 77.827 77.089 154.916 12.784 16,43 25.250 32,75 38.034 24,55 1832 14,33 1625 6,44 3457 9,09

7 KARANGASEM 131.800 135.565 267.365 2.903 2,20 3.700 2,73 6.603 2,47 324 11,16 469 12,68 793 12,01

8 BULELENG 211.819 203.599 415.418 2.706 1,28 3.825 1,88 6.531 1,57 18 0,67 111 2,90 129 1,98

9 KOTA DENPASAR 54.321 66.057 120.378 57.427 105,72 69.653 105,44 127.080 105,57 6398 11,14 7153 10,27 13551 10,66

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.126.562 1.096.135 2.222.697 89.055 7,91 119.251 10,88 208.306 9,37 20.566 23,09 15.679 13,15 36.245 17,40

Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Prov. Bali 2015

NO KABUPATEN/KOTA

JUMLAH PENDUDUK ≥ 18 TAHUNLAKI-LAKI PEREMPUAN

LAKI-LAKI +

PEREMPUAN

HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGIDILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH

LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUAN

Page 191: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 25

PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

LAKI-LAKI PEREMPUANLAKI-LAKI +

PEREMPUANJUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 JEMBRANA 29.411 34.263 63.674 0 0,00 0 0,00 0 0,00 0 0 0 0 0 0

2 TABANAN 78.909 91.342 170.251 853 1,08 763 0,84 1.616 0,95 1616 189,45 853 111,80 2469 152,78

3 BADUNG 0 0 0 1.344 #DIV/0! 2.305 #DIV/0! 3.649 #DIV/0! 278 20,68 568 24,64 846 23,18

4 GIANYAR 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

5 KLUNGKUNG 107.241 109.548 216.789 2.866 2,67 4.722 4,31 7.588 3,50 1856 64,76 2868 60,74 4724 62,26

6 BANGLI 17.192 16.479 33.671 1.915 11,14 1.775 10,77 3.690 10,96 57 2,98 90 5,07 147 3,98

7 KARANGASEM 2.245 2.838 5.083 177 7,88 620 21,85 797 15,68 6 3,39 56 9,03 62 7,78

8 BULELENG 2.953 4.698 7.651 1.973 66,81 3.354 71,39 5.327 69,62 23 1,17 52 1,55 75 1,41

9 KOTA DENPASAR 45.216 57.833 103.049 27.310 60,40 31.521 54,50 58.831 57,09 1625 5,95 1509 4,79 3134 5,33

JUMLAH (KAB/KOTA) 283.167 317.001 600.168 36.438 12,87 45.060 14,21 81.498 13,58 5.461 14,99 5.996 13,31 11.457 14,06

Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Prov. Bali 2015

PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

OBESITAS

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUANNO KABUPATEN/KOTA

JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS

DAN JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15

TAHUN

DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS

LAKI-LAKI

Page 192: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 26

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 JEMBRANA 43600 2.744 6,29 182 6,63 16 0,58

2 TABANAN 42789 8.285 19,36 737 8,90 1 0,01

3 BADUNG 103960 1.338 1,29 63 4,71 75 5,61

4 GIANYAR 81562 0 0,00 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

5 KLUNGKUNG 26400 1.883 7,13 77 4,09 1 0,05

6 BANGLI 27329 555 2,03 23 4,14 0 0,00

7 KARANGASEM 54837 121 0,22 24 19,83 0 0,00

8 BULELENG 116164 5.067 4,36 171 3,37 8 0,16

9 KOTA DENPASAR 86175 5.635 6,54 28 0,50 0 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 582.816 25.628 4,40 1.305 5,09 101 0,39

Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Prov. Bali 2015

Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat

CBE: Clinical Breast Examination

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) MENURUT KABUPATEN/KOTA

PEMERIKSAAN LEHER RAHIM

DAN PAYUDARATUMOR/BENJOLAN

NO KABUPATEN/KOTAPEREMPUAN

USIA 30-50 TAHUN

IVA POSITIF

Page 193: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 27

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

DIKETAHU

I

DITANGGU-

LANGIAKHIR L P L+P

0-7

HARI

8-28

HARI

1-11

BLN

1-4

THN

5-9

THN

10-14

THN

15-19

THN

20-44

THN

45-54

THN

55-59

THN

60-69

THN

70+

THNL P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34

1 KABUPATEN JEMBRANA

a DHF 5 51 Jan 1 1 2 0 0 #DIV/0! - - -

2 KABUPATEN TABANAN

a Diare 1 2 Jan 19 15 34 0 9.849 0,35 -

b Keracunan makanan 1 1 Mar 70 30 100 0 1.995 5,01 -

c Chikungunya 1 1 Mar 15 12 27 0 13.108 0,21 -

d Susp Rabies 1 1 Mei 0 1 1 1 0 #DIV/0! 100,00

e Difteri 1 1 Des 0 1 1 0 0 #DIV/0! -

3 KABUPATEN BADUNG

a AFP 1 1 Jan 0 1 1 0 1.010 0,10 -

b Difteri 1 1 Jan 0 1 1 0 4.854 0,02 -

c DHF 2 2 Mar 2 1 3 3 1.855 0,16 100,00

d AFP 1 1 Apr 1 0 1 0 1.717 0,06 -

e DHF 1 1 Apr 0 1 1 1 300 0,33 100,00

f Susp Rabies 1 1 Mei 0 1 1 1 300 0,33 100,00

g DSS 1 1 Jun 1 0 1 1 11.448 0,01 100,00

h Keracunan makanan 1 1 Jun 8 25 33 0 57 57,89 -

i DHF 1 1 Jul 1 0 1 1 11.448 0,01 100,00

j Legionella 1 1 Jul 1 0 1 0 500 0,20 -

k Susp MersCov 1 1 Sept 1 0 1 0 #DIV/0! -

l AFP 2 2 Nop 1 1 2 0 3.179 0,06 -

m JE 1 1 Nop 15 2 17 0 535 3,18 -

4 KABUPATEN GIANYAR

a Susp Rabies 1 1 Jan 1 0 1 1 #DIV/0! 100,00

b Keracunan makanan 1 1 Okt 13 11 24 0 200 12,00 -

c Keracunan makanan 1 1 Nop 20 5 25 0 174 14,37 -

5 KABUPATEN KLUNGKUNG

a Susp Rabies 1 1 Jun 1 0 1 1 #DIV/0! 100,00

b Chikungunya 1 1 Jun 6 7 13 0 486 2,67 -

c Susp Rabies 1 1 Jul 0 1 1 1 #DIV/0! 100,00

d AFP 2 2 Agst 1 1 2 1 #DIV/0! 50,00

e Chikungunya 1 1 Nop 4 6 10 #DIV/0! -

6 KABUPATEN BANGLI

a Susp Rabies 1 1 Mar 1 0 1 1 30 3,33 100,00

b Susp Rabies 1 1 Jul 1 0 1 1 #DIV/0! 100,00

JUMLAH

KEC

YANG TERSERANGWAKTU KEJADIAN (TANGGAL) KELOMPOK UMUR PENDERITA

JUMLAH

DESA/KEL

CFR (%)NO JENIS KEJADIAN LUAR BIASA

ATTACK RATE (%)JUMLAH PENDERITA JUMLAH KEMATIANJUMLAH PENDUDUK

TERANCAM

Page 194: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

7 KABUPATEN KARANGASEM

a Susp Rabies 1 1 Mei 1 0 1 1 #DIV/0! 100,00

b Susp Rabies 1 1 Agst 1 0 1 1 #DIV/0! 100,00

8 KABUPATEN BULELENG

a Keracunan makanan 1 1 Jan 4 9 13 0 16 81,25 -

b AFP 1 1 Jan 1 0 1 0 2.051 0,05 -

c DHF 1 1 Jan 0 1 1 1 7.718 0,01 100,00

d DHF 1 1 Feb 1 0 1 0 7.177 0,01 -

e Susp Rabies 1 1 Mar 0 1 1 1 5.759 0,02 100,00

f AFP 1 1 Mar 1 0 1 0 459 0,22 -

g DHF 1 1 Mar 1 0 1 1 8.251 0,01 100,00

h Susp Rabies 1 1 Apr 1 0 1 1 6.299 0,02 100,00

i Susp Rabies 2 2 Mei 2 0 2 2 9.542 0,02 100,00

j Susp Rabies 1 1 Jun 1 0 1 1 2.466 0,04 100,00

k AFP 1 1 Jun 1 0 1 0 2.087 0,05 -

l AFP 1 1 Sept 1 0 1 0 591 0,17 -

m Susp Rabies 1 1 Sept 0 1 1 1 1.947 0,05 100,00

n Campak 1 1 Nop 3 8 11 0 193 5,70 -

o AFP 2 2 Des 0 2 2 0 704 0,28 -

9 KABUPATEN DENPASAR 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0!

a Difteri 1 1 Jan 1 0 1 0 54 1,85 -

b DSS 3 3 Feb 0 4 4 4 86.322 0,005 100,00

c DSS 1 1 Mar 0 1 1 1 35.923 0,003 100,00

d DSS 3 3 Apr 1 2 3 3 83.093 0,004 100,00

e DHF 1 1 Apr 1 0 1 1 14.561 0,01 100,00

f DSS 1 1 Mei 1 0 1 1 15.923 0,01 100,00

g DHF 1 1 Jun 1 0 1 1 35.923 0,003 100,00

h DHF 1 1 Jul 1 0 1 1 15.229 0,01 100,00

i DSS 1 1 Agst 1 0 1 1 35.923 0,003 100,00

j AFP 1 1 Okt 0 1 1 0 1.753 0,06 -

Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Prov. Bali 2015

Page 195: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 28

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

JUMLAH DITANGANI <24 JAM %1 2 3 4 5

1 JEMBRANA 2 2 100,00

2 TABANAN 6 6 100,00

3 BADUNG 17 17 100,00

4 GIANYAR 3 3 100,00

5 KLUNGKUNG 6 6 100,00

6 BANGLI 2 2 100,00

7 KARANGASEM 2 2 100,00

8 BULELENG 17 17 100,00

9 KOTA DENPASAR 9 9 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 64 64 100,00

Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Prov. Bali 2015

KLB DI DESA/KELURAHANNO KECAMATAN

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM

Page 196: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 29

MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 JEMBRANA 4899 5034 102,8 4805 98,1 4677 4813 102,9 4.766 101,9 4.808 102,80

2 TABANAN 5.350 5.279 98,7 5.162 96,5 5.104 5.067 99,3 5.037 98,7 5.019 98,33

3 BADUNG 8914 8571 96,2 8055 90,4 8509 8019 94,2 8.019 94,2 8.019 94,24

4 GIANYAR 6796 6767 99,6 6387 94,0 6483 6148 94,8 6.037 93,1 6.148 94,83

5 KLUNGKUNG 3222 3237 100,5 3046 94,5 3077 2947 95,8 2.935 95,4 2.935 95,39

6 BANGLI 3.937 3.682 93,5 3.299 83,8 3.760 3.490 92,8 3.416 90,9 3.505 93,22

7 KARANGASEM 8.626 7.933 92,0 7.052 81,8 8.232 7.842 95,3 7.618 92,5 7.842 95,26

8 BULELENG 12.308 12.346 100,3 11.652 94,7 11.748 11.579 98,6 11.197 95,3 11.573 98,51

9 KOTA DENPASAR 16.855 16.926 100,4 16.516 98,0 16.064 16.054 99,9 15.869 98,8 15.869 98,79

JUMLAH (KAB/KOTA) 70.907 69.775 98,4 65.974 93,0 67.654 65.959 97,5 64.894 95,9 65.718 97,14

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov. Bali 2015

JUMLAHK1 K4NO KABUPATEN/KOTA

JUMLAH

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS

IBU BERSALIN/NIFASIBU HAMIL

PERSALINAN

DITOLONG NAKES

MENDAPAT

YANKES NIFAS

IBU NIFAS

MENDAPAT VIT A

Page 197: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 30

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 JEMBRANA 4.899 0 - 0 - 0 - 0 - 4.968 101,4 4.968 101,4

2 TABANAN 5.350 0 - 0 - 0 - 943 17,6 3.880 72,5 4.823 90,1

3 BADUNG 8.914 1 0,0 3 0,0 566 6,3 1.937 21,7 3.364 37,7 5.870 65,9

4 GIANYAR 6.796 0 - 0 - 0 - 1.316 19,4 5.325 78,4 6.641 97,7

5 KLUNGKUNG 3.222 2 0,1 5 0,2 262 8,1 555 17,2 1.992 61,8 2.814 87,3

6 BANGLI 3.937 0 - 0 - 0 - 2.009 51,0 2.889 73,4 4.898 124,4

7 KARANGASEM 8.626 71 0,8 145 1,7 1.258 14,6 1.695 19,6 2.589 30,0 5.687 65,9

8 BULELENG 12.308 1 0,0 2 0,0 110 0,9 2.274 18,5 8.605 69,9 10.991 89,3

9 KOTA DENPASAR 16.855 0 - 0 - 0 - 226 1,3 1.737 10,3 1.963 11,6

JUMLAH (KAB/KOTA) 70.907 75 0,1 155 0,2 2.196 3,1 10.955 15,4 35.349 49,9 48.655 68,6

Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Prov. Bali 2015

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMILJUMLAH IBU

HAMILNO KABUPATEN/KOTA

Page 198: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 31

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 JEMBRANA 58.738 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

2 TABANAN 91.534 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

3 BADUNG 132.594 0 - 10 0,0 84 0,1 314 0,2 284 0,2

4 GIANYAR 98.196 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

5 KLUNGKUNG 44.543 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

6 BANGLI 47.154 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

7 KARANGASEM 81.289 0 - 0 - 0 - 38 0,0 90 0,1

8 BULELENG 146.001 0 - 0 - 0 - 87 0,1 109 0,1

9 KOTA DENPASAR 143.588 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -

JUMLAH (KAB/KOTA) 843.637 0 - 10 0,0 84 0,0 439 0,1 483 0,1

Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Prov. Bali 2015

NO KABUPATEN/KOTAJUMLAH WUS

(15-39 TAHUN)

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS

Page 199: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 32

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KABUPATEN/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 4 5 6 7 8

1 JEMBRANA 4899 5.001 102,08 4.799 97,96

2 TABANAN 5350 5.279 98,67 5.106 95,44

3 BADUNG 8914 8.581 96,26 8.109 90,97

4 GIANYAR 6796 6.767 99,57 6.387 93,98

5 KLUNGKUNG 3222 3.238 100,50 3.046 94,54

6 BANGLI 3937 3.674 93,32 3.585 91,06

7 KARANGASEM 8626 7.935 91,99 8.209 95,17

8 BULELENG 12308 12.346 100,31 11.652 94,67

9 KOTA DENPASAR 16855 16.926 100,42 16.516 97,99

JUMLAH (KAB/KOTA) 70907 69.747 98,36 67.409 95,07

Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Prov. Bali 2015

KABUPATEN/KOTAJUMLAH

IBU HAMILNO

Page 200: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 33

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

S % L P L + P L P L + P S % S % S %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 JEMBRANA 4.899 980 711 72,57 2.213 2.241 4.454 339 329 668 300 88,5 238 72,3 538 80,5

2 TABANAN 5.350 1.070 1009 94,30 2.483 2.379 4.862 375 356 731 339 90,4 301 84,6 640 87,6

3 BADUNG 8.914 1.783 1324 74,27 4.117 3.987 8.104 618 598 1.216 424 68,7 450 75,2 874 71,9

4 GIANYAR 6.796 1.359 1623 119,41 3.150 2.909 6.059 473 436 909 537 113,7 463 106,1 1.000 110,0

5 KLUNGKUNG 3.222 644 497 77,13 1.439 1.491 2.930 216 224 440 133 61,6 129 57,6 262 59,6

6 BANGLI 3.937 787 555 70,49 1.794 1.787 3.581 269 268 537 156 58,0 113 42,2 269 50,1

7 KARANGASEM 8.626 1.725 873 50,60 3.987 3.848 7.835 598 577 1.175 324 54,2 327 56,7 651 55,4

8 BULELENG 12.308 2.462 1613 65,53 5.683 5.506 11.189 852 826 1.678 316 37,1 296 35,8 612 36,5

9 KOTA DENPASAR 16.855 3.371 2426 71,97 8.187 7.885 16.072 1.228 1.183 2.411 991 80,7 966 81,7 1.957 81,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 70.907 14.181 10631 74,96 33.053 32.033 65.086 4.967 4.797 9.765 3.520 70,9 3.283 68,4 6.803 69,7

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov. Bali 2015

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL

MENURUT JENIS KELAMIN, KABUPATEN/KOTA

NO KABUPATEN/KOTAJUMLAH

IBU HAMIL

JUMLAH BAYI

PERKIRAAN

BUMIL

DENGAN

KOMPLIKASI

KEBIDANAN

PERKIRAAN NEONATAL

KOMPLIKASI

PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL

L + PL P

PENANGANAN

KOMPLIKASI

KEBIDANAN

Page 201: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 34

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

PESERTA KB AKTIF

MKJP

IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % KON DOM % SUNTIK % PIL %OBAT

VAGINA%

LAIN

NYA% JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 JEMBRANA 7.698 18,2 272 0,6 1.093 2,6 3.551 8,4 12.614 29,8 1.338 3,2 24.081 56,9 4.281 10,1 0 0,0 0 0,0 29.700 70,2 42.314 100,0

2 TABANAN 34.483 52,4 58 0,1 2.395 3,6 754 1,1 37.690 57,2 1.222 1,9 22.574 34,3 4.361 6,6 0 0,0 0 0,0 28.157 42,8 65.847 100,0

3 BADUNG 29.383 41,8 101 0,1 2.870 4,1 420 0,6 32.774 46,6 1.704 2,4 28.151 40,1 7.629 10,9 0 0,0 0 0,0 37.484 53,4 70.258 100,0

4 GIANYAR 30.611 50,4 205 0,3 2.568 4,2 749 1,2 34.133 56,2 1.279 2,1 16.426 27,0 8.936 14,7 0 0,0 0 0,0 26.641 43,8 60.774 100,0

5 KLUNGKUNG 11.809 37,8 127 0,4 787 2,5 1.896 6,1 14.619 46,8 844 2,7 13.403 42,9 2.368 7,6 0 0,0 0 0,0 16.615 53,2 31.234 100,0

6 BANGLI 18.602 45,2 308 0,7 1.210 2,9 638 1,6 20.758 50,5 509 1,2 16.570 40,3 3.300 8,0 2 0,0 3 0,0 20.384 49,5 41.142 100,0

7 KARANGASEM 24.899 40,7 518 0,8 2.962 4,8 2.368 3,9 30.747 50,3 1.468 2,4 24.062 39,4 4.869 8,0 0 0,0 0 0,0 30.399 49,7 61.146 100,0

8 BULELENG 33.277 30,8 991 0,9 4.210 3,9 2.779 2,6 41.257 38,2 6.629 6,1 47.647 44,2 12.367 11,5 0 0,0 0 0,0 66.643 61,8 107.900 100,0

9 KOTA DENPASAR 30.401 43,6 96 0,1 4.212 6,0 827 1,2 35.536 51,0 3.350 4,8 21.557 30,9 9.233 13,3 0 0,0 0 0,0 34.140 49,0 69.676 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 221.163 40,2 2.676 0,5 22.307 4,1 13.982 2,5 260.128 47,3 18.343 3,3 214.471 39,0 57.344 10,4 2 0,0 3 0,0 290.163 52,7 550.291 100,0

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov. Bali 2015

Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KABUPATEN/KOTA

MKJP +

NON MKJP

% MKJP +

NON MKJP

NO KABUPATEN/KOTANON MKJP

Page 202: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 35

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

PESERTA KB BARU

MKJP

IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL %OBAT

VAGINA%

LAIN

NYA% JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 JEMBRANA 775 17,5 40 0,9 145 3,3 659 14,8 1.619 36,5 315 7,1 2.134 48,1 370 8,3 0 0,0 0 0,0 2.819 63,5 4.438 100,0

2 TABANAN 76 20,5 4 1,1 11 3,0 6 1,6 97 26,2 16 4,3 235 63,5 22 5,9 0 0,0 0 0,0 273 73,8 370 100,0

3 BADUNG 328 19,1 0 0,0 50 2,9 21 1,2 399 23,3 106 6,2 834 48,6 377 22,0 0 0,0 0 0,0 1.317 76,7 1.716 100,0

4 GIANYAR 1.744 34,9 20 0,4 144 2,9 168 3,4 2.076 41,6 152 3,0 2.099 42,1 663 13,3 0 0,0 0 0,0 2.914 58,4 4.990 100,0

5 KLUNGKUNG 398 27,9 2 0,1 85 6,0 124 8,7 609 42,8 85 6,0 628 44,1 102 7,2 0 0,0 0 0,0 815 57,2 1.424 100,0

6 BANGLI 442 22,0 1 0,0 41 2,0 71 3,5 555 27,6 74 3,7 1.240 61,7 142 7,1 0 0,0 0 0,0 1.456 72,4 2.011 100,0

7 KARANGASEM 1.843 32,6 35 0,6 69 1,2 342 6,0 2.289 40,4 201 3,6 2.698 47,7 473 8,4 0 0,0 0 0,0 3.372 59,6 5.661 100,0

8 BULELENG 3.237 22,5 40 0,3 196 1,4 547 3,8 4.020 27,9 1.065 7,4 7.359 51,1 1.952 13,6 0 0,0 0 0,0 10.376 72,1 14.396 100,0

9 KOTA DENPASAR 1.638 21,4 0 0,0 39 0,5 242 3,2 1.919 25,1 166 2,2 4.619 60,3 950 12,4 0 0,0 0 0,0 5.735 74,9 7.654 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 10.481 24,6 142 0,3 780 1,8 2.180 5,1 13.583 31,8 2.180 5,1 21.846 51,2 5.051 11,8 0 0,0 0 0,0 29.077 68,2 42.660 100,0

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov. Bali 2015

Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KABUPATEN/KOTA

NON MKJP MKJP +

NON

MKJP

% MKJP

+ NON

MKJP

NO KABUPATEN/KOTA

Page 203: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 36

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KAB/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

PESERTA KB BARU

JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7

1 JEMBRANA 53.241 4.438 8,3 42.314 79,5

2 TABANAN 82.390 370 0,4 65.847 79,9

3 BADUNG 82.007 1.716 2,1 70.258 85,7

4 GIANYAR 79.136 4.990 6,3 60.774 76,8

5 KLUNGKUNG 36.744 1.494 4,1 31.234 85,0

6 BANGLI 44.933 2.011 4,5 41.142 91,6

7 KARANGASEM 78.496 5.661 7,2 61.146 77,9

8 BULELENG 138.777 14.396 10,4 107.900 77,8

9 KOTA DENPASAR 86.175 7.654 8,9 69.676 80,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 681.899 42.730 6,3 550.291 80,7

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov. Bali 2015

PESERTA KB AKTIFJUMLAH PUSNO KABUPATEN/KOTA

Page 204: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 37

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 JEMBRANA 2.421 2.383 4.804 2.421 100 2.383 100 4.804 100 87 3,59 64 2,7 151 3,1

2 TABANAN 2.711 2.379 5.090 2.711 100 2.379 100 5.090 100 93 3,4 60 2,5 153 3,0

3 BADUNG 4.113 3.901 8.014 4.113 100 3.901 100 8.014 100 41 1,0 45 1,2 86 1,1

4 GIANYAR 3.244 2.909 6.153 3.244 100 2.909 100 6.153 100 106 3,3 94 3,2 200 3,3

5 KLUNGKUNG 1.561 1.389 2.950 1.561 100 1.389 100 2.950 100 60 3,8 69 5,0 129 4,4

6 BANGLI 1.821 1.650 3.471 1.821 100 1.650 100 3.471 100 9 0,5 5 0,3 14 0,4

7 KARANGASEM 3.987 3.848 7.835 3.987 100 3.848 100 7.835 100 132 3,3 147 3,8 279 3,6

8 BULELENG 5.906 5.649 11.555 5.906 100 5.649 100 11.555 100 112 1,9 136 2,4 248 2,1

9 KOTA DENPASAR 8.187 7.885 16.072 8.187 100 7.885 100 16.072 100 83 1,0 116 1,5 199 1,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 33.951 31.993 65.944 33.951 100 31.993 100 65.944 100 723 2,1 736 2,3 1.459 2,2

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov. Bali 2015

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA

P LL + P L + P

BBLRJUMLAH LAHIR HIDUP

L

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG

PNO KABUPATEN/KOTA

Page 205: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 38

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTAPROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 JEMBRANA 2.213 2.241 4.454 2.413 109,0 2.385 106,4 4.798 107,7 2.389 108,0 2.383 106,3 4.772 107,1

2 TABANAN 2.483 2.379 4.862 2.711 109,2 2.377 99,9 5.088 104,6 2.649 106,7 2.328 97,9 4.977 102,4

3 BADUNG 4.117 3.987 8.104 4.117 100,0 3.987 100,0 8.104 100,0 4.044 98,2 3.829 96,0 7.873 97,1

4 GIANYAR 3.150 2.909 6.059 3.244 103,0 2.905 99,9 6.149 101,5 3.195 101,4 2.869 98,6 6.064 100,1

5 KLUNGKUNG 1.439 1.491 2.930 1.560 108,4 1.390 93,2 2.950 100,7 1.543 107,2 1.384 92,8 2.927 99,9

6 BANGLI 1.794 1.787 3.581 1.853 103,3 1.618 90,5 3.471 96,9 1.830 102,0 1.558 87,2 3.388 94,6

7 KARANGASEM 3.987 3.848 7.835 3.984 99,9 3.842 99,8 7.826 99,9 3.871 97,1 3.755 97,6 7.626 97,3

8 BULELENG 5.683 5.506 11.189 5.906 103,9 5.649 102,6 11.555 103,3 5.791 101,9 5.424 98,5 11.215 100,2

9 KOTA DENPASAR 8.187 7.885 16.072 8.180 99,9 7.882 100,0 16.062 99,9 7.919 96,7 7.683 97,4 15.602 97,1

JUMLAH (KAB/KOTA) 33.053 32.033 65.086 33.968 102,8 32.035 100,0 66.003 101,4 33.231 100,5 31.213 97,4 64.444 99,0

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov. Bali 2015

KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)

P L + PL

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1)

LJUMLAH BAYI

NO KABUPATEN/KOTA P L + P

Page 206: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 39

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 JEMBRANA 1.541 1.512 3.053 1.298 84,2 1.288 85,2 2.586 84,7

2 TABANAN 2.034 1.946 3.980 1.462 71,9 1.391 71,5 2.853 71,7

3 BADUNG 1.500 1.388 2.888 1.056 70,4 974 70,2 2.030 70,3

4 GIANYAR 2.530 2.235 4.765 2.043 80,8 1.770 79,2 3.813 80,0

5 KLUNGKUNG 1.392 1.167 2.559 1.035 74,4 833 71,4 1.868 73,0

6 BANGLI 1.492 1.442 2.934 1.079 72,3 1.057 73,3 2.136 72,8

7 KARANGASEM 2.706 2.564 5.270 1.915 70,8 1.757 68,5 3.672 69,7

8 BULELENG 2.252 2.792 5.044 1.609 71,4 1.516 54,3 3.125 62,0

9 KOTA DENPASAR 1.620 1.595 3.215 1.240 76,5 1.215 76,2 2.455 76,4

JUMLAH (KAB/KOTA) 17.067 16.641 33.708 12.737 74,6 11.801 70,9 24.538 72,8

Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Prov. Bali 2015

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF

USIA 0-6 BULAN

L + P

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA

NO KABUPATEN/KOTAJUMLAH BAYI

L P

Page 207: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 40

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTAPROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 JEMBRANA 2.213 2.241 4.454 2.291 103,5 2.168 96,7 4.459 100,1

2 TABANAN 2.483 2.379 4.862 2.358 95,0 2.228 93,7 4.586 94,3

3 BADUNG 4.117 3.987 8.104 3.981 96,7 3.872 97,1 7.853 96,9

4 GIANYAR 3.150 2.909 6.059 3.064 97,3 2.887 99,2 5.951 98,2

5 KLUNGKUNG 1.439 1.491 2.930 1.563 108,6 1.401 94,0 2.964 101,2

6 BANGLI 1.794 1.787 3.581 1.998 111,4 1.782 99,7 3.780 105,6

7 KARANGASEM 3.987 3.848 7.835 3.134 78,6 3.040 79,0 6.174 78,8

8 BULELENG 5.683 5.506 11.189 6.047 106,4 5.740 104,2 11.787 105,3

9 KOTA DENPASAR 8.187 7.885 16.072 7.076 86,4 6.670 84,6 13.746 85,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 33.053 32.033 65.086 31.512 95,3 29.788 93 61.300 94,2

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov. Bali 2015

P L + PLNO KABUPATEN/KOTAJUMLAH BAYI

PELAYANAN KESEHATAN BAYI

Page 208: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 41

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

1 2 3 4 5

1 JEMBRANA 51 51 100,0

2 TABANAN 133 133 100,0

3 BADUNG 62 62 100,0

4 GIANYAR 70 70 100,0

5 KLUNGKUNG 59 59 100,0

6 BANGLI 72 66 91,7

7 KARANGASEM 78 78 100,0

8 BULELENG 148 145 98,0

9 KOTA DENPASAR 43 43 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 716 707 98,7

Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Prov. Bali 2015

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KAB/KOTA

% DESA/KELURAHAN

UCINO KABUPATEN/KOTA

JUMLAH

DESA/KELURAHAN

DESA/KELURAHAN

UCI

Page 209: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 42

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

BAYI DIIMUNISASI

Hb < 7 hari BCG

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 JEMBRANA 2421 2383 4804 2421 100,00 2427 101,85 4848 100,92 2420 99,96 2428 101,89 4848 100,92

2 TABANAN 2711 2379 5090 2656 97,97 2303 96,81 4959 97,43 2677 98,75 2345 98,57 5022 98,66

3 BADUNG 4113 3901 8014 4106 99,83 3900 99,97 8006 99,90 4332 105,32 4009 102,77 8341 104,08

4 GIANYAR 3244 2909 6153 3228 99,51 2918 100,31 6146 99,89 3233 99,66 2948 101,34 6181 100,46

5 KLUNGKUNG 1561 1389 2950 1544 98,91 1392 100,22 2936 99,53 1571 100,64 1417 102,02 2988 101,29

6 BANGLI 1821 1650 3471 1756 96,43 1513 91,70 3269 94,18 1841 101,10 1656 100,36 3497 100,75

7 KARANGASEM 3987 3848 7835 3821 95,84 3636 94,49 7457 95,18 3895 97,69 3633 94,41 7528 96,08

8 BULELENG 5906 5649 11555 5709 96,66 5284 93,54 10993 95,14 5917 100,19 5357 94,83 11274 97,57

9 KOTA DENPASAR 8187 7885 16072 7461 91,13 6962 88,29 14423 89,74 8404 102,65 7723 97,95 16127 100,34

JUMLAH (KAB/KOTA) 33951 31993 65944 32702 96,32 30335 94,82 63037 95,59 34290 101,00 31516 98,51 65806 99,79

Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Prov. Bali 2015

L + P L P L + PNO KABUPATE/KOTA

JUMLAH LAHIR HIDUP

L P

Page 210: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 43

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

BAYI DIIMUNISASI

DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP

L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

1 JEMBRANA 2.202 2.223 4.425 2.491 113,1 2.409 108,4 4.900 110,7 2.489 113,0 2.411 108,5 4.900 110,7 2.510 114,0 2.392 107,6 4.902 110,8 2.510 113,987 2.392 107,6 4.902 110,8

2 TABANAN 2.462 2.359 4.821 2.603 105,7 2.356 99,9 4.959 102,9 2.603 105,7 2.356 99,9 4.959 102,9 2.566 104,2 2.332 98,9 4.898 101,6 2.566 104,224 2.332 98,9 4.898 101,6

3 BADUNG 4.098 3.973 8.071 4.269 104,2 4.068 102,4 8.337 103,3 4.235 103,3 4.006 100,8 8.241 102,1 4.348 106,1 4.117 103,6 8.465 104,9 4.336 105,808 4.117 103,6 8.453 104,7

4 GIANYAR 3.087 3.045 6.132 3.214 104,1 2.916 95,8 6.130 100,0 3.221 104,3 2.910 95,6 6.131 100,0 3.164 102,5 2.934 96,4 6.098 99,4 3.164 102,494 2.934 96,4 6.098 99,4

5 KLUNGKUNG 1.429 1.481 2.910 1.589 111,2 1.386 93,6 2.975 102,2 1.589 111,2 1.386 93,6 2.975 102,2 1.541 107,8 1.381 93,2 2.922 100,4 1.547 108,258 1.381 93,2 2.928 100,6

6 BANGLI 1.725 1.731 3.456 1.830 106,1 1.655 95,6 3.485 100,8 1.830 106,1 1.655 95,6 3.485 100,8 1.712 99,2 1.649 95,3 3.361 97,3 1.712 99,2464 1.649 95,3 3.361 97,3

7 KARANGASEM 3.861 3.815 7.676 3.942 102,1 3.661 96,0 7.603 99,0 3.918 101,5 3.681 96,5 7.599 99,0 4.004 103,7 3.734 97,9 7.738 100,8 3.995 103,471 3.715 97,4 7.710 100,4

8 BULELENG 5.686 5.443 11.129 5.661 99,6 5.419 99,6 11.080 99,6 5.690 100,1 5.415 99,5 11.105 99,8 5.756 101,2 5.508 101,2 11.264 101,2 5.750 101,126 5.488 100,8 11.238 101,0

9 KOTA DENPASAR 7.781 7.412 15.193 7.486 96,2 6.965 94,0 14.451 95,1 7.480 96,1 6.975 94,1 14.455 95,1 7.528 96,7 6.991 94,3 14.519 95,6 7.432 95,5147 6.954 93,8 14.386 94,7

JUMLAH (KAB/KOTA) 32.331 31.482 63.813 33.085 102,3 30.835 97,9 63.920 100,2 33.055 102,2 30.795 97,8 63.850 100,1 33.129 102,5 31.038 98,6 64.167 100,6 33.012 102,106 30.962 98,3 63.974 100,3

Sumber: Seksi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Prov. Bali 2015

Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3

L + PL P L + PL + P L P L + P L PNO KABUPATE/KOTA

JUMLAH BAYI

(SURVIVING INFANT)L P

Page 211: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 44

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)

L P L+P SƷ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

1 JEMBRANA 2.230 1.988 4.218 2.209 99,06 1.968 98,99 4.177 99,03 8.183 7.717 15.900 8.027 98,09 7.600 98,48 15.627 98,28 10.413 9.705 20.118 10.392 99,80 9.568 98,59 19.960 99,21

2 TABANAN 2.483 2.379 4.862 2.483 100,00 2.379 100,00 4.862 100,00 9.547 8.963 18.510 9.547 100,00 8.963 100,00 18.510 100,00 12.030 11.342 23.372 12.030 100,00 11.342 100,00 23.372 100,00

3 BADUNG 2.398 2.283 4.681 2.398 100,00 2.283 100,00 4.681 100,00 9.599 8.891 18.490 9.599 100,00 8.891 100,00 18.490 100,00 11.997 11.174 23.171 11.997 100,00 11.174 100,00 23.171 100,00

4 GIANYAR 3.062 2.852 5.914 3.048 99,54 2.837 99,47 5.885 99,51 12.435 11.578 24.013 12.303 98,94 11.418 98,62 23.721 98,78 15.497 14.430 29.927 15.483 99,91 14.255 98,79 29.738 99,37

5 KLUNGKUNG 1.422 1.254 2.676 1.422 100,00 1.254 100,00 2.676 100,00 4.683 4.474 9.157 4.683 100,00 4.474 100,00 9.157 100,00 6.105 5.728 11.833 6.105 100,00 5.728 100,00 11.833 100,00

6 BANGLI 1.949 1.916 3.865 1.936 99,33 1.892 98,75 3.828 99,04 6.637 6.691 13.328 6.513 98,13 6.577 98,30 13.090 98,21 8.586 8.607 17.193 8.573 99,85 8.469 98,40 17.042 99,12

7 KARANGASEM 3.614 3.439 7.053 3.471 96,04 3.303 96,05 6.774 96,04 12.303 11.802 24.105 11.778 95,73 11.265 95,45 23.043 95,59 15.917 15.241 31.158 15.774 99,10 14.568 95,58 30.342 97,38

8 BULELENG 6.257 6.094 12.351 6.003 95,94 5.810 95,34 11.813 95,64 18.484 18.040 36.524 17.452 94,42 17.159 95,12 34.611 94,76 24.741 24.134 48.875 24.487 98,97 22.969 95,17 47.456 97,10

9 KOTA DENPASAR 4.626 4.661 9.287 4.579 98,98 4.596 98,61 9.175 98,79 11.975 12.088 24.063 11.617 97,01 11.812 97,72 23.429 97,37 16.601 16.749 33.350 16.554 99,72 16.408 97,96 32.962 98,84

JUMLAH (KAB/KOTA) 28.041 26.866 54.907 27.549 98,25 26.322 97,98 53.871 98,11 93.846 90.244 184.090 91.519 97,52 88.159 97,69 179.678 97,60 121.887 117.110 238.997 121.395 99,60 114.481 97,76 235.876 98,69

Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Prov. Bali 2015

Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun

dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus

MENDAPAT VIT A

LL PL + PJUMLAH

MENDAPAT VIT ANO KABUPATE/KOTA

L + PJUMLAH

PL

MENDAPAT VIT AJUMLAH

P L + P

Page 212: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 45

JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L+P L P L+P L P L+P JUMLA

H% JUMLA

H% JUMLA

H%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 JEMBRANA 3.814 3.666 7.480 3.430 3.248 6.678 89,9 88,6 89,3 7 0,2 10 0,3 17 0,3

2 TABANAN 5.085 4.878 9.963 4.322 4.178 8.500 85,0 86 85,3 0 0,0 0 0,0 0 0,0

3 BADUNG 4.562 4.251 8.813 3.879 3.629 7.508 85,0 85,4 85,2 7 0,2 8 0,2 15 0,2

4 GIANYAR 5.871 5.473 11.344 5.109 5.042 10.151 87,0 92 89,5 9 0,2 11 0,2 20 0,2

5 KLUNGKUNG 2.727 2.522 5.249 2.302 2.131 4.433 84,4 84 84,5 12 0,5 12 0,6 24 0,5

6 BANGLI 3.886 3.705 7.591 3.000 2.855 5.855 77,2 77 77,1 5 0,2 10 0,4 15 0,3

7 KARANGASEM 6.763 6.549 13.312 5.831 5.653 11.484 86,2 86 86,3 18 0,3 23 0,4 41 0,4

8 BULELENG 10.851 10.526 21.377 7.874 7.778 15.652 72,6 74 73,2 10 0,1 14 0,2 24 0,2

9 KOTA DENPASAR 6.624 6.620 13.244 5.552 5.534 11.086 83,8 84 83,7 12 0,2 17 0,3 29 0,3

JUMLAH (KAB/KOTA) 50.183 48.190 98.373 41.299 40.048 81.347 82,3 83 82,7 80 0,2 105 0,3 185 0,2

Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Prov. Bali 2015

JUMLAH (D) % (D/S) L P L+PNO KABUPATE/KOTA

ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)

JUMLAH BADUTA

DILAPORKAN (S)

DITIMBANG BGM

Page 213: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 46

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

ANAK BALITA (12-59 BULAN)

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 JEMBRANA 10.022 10.072 20.094 9.224 92,0 8.746 86,8 17.970 89,4

2 TABANAN 9.984 9.504 19.488 9.195 92,1 8.533 89,8 17.728 91,0

3 BADUNG 18.522 18.186 36.708 16.241 87,7 16.522 90,9 32.763 89,3

4 GIANYAR 13.266 12.607 25.873 12.025 90,6 11.599 92,0 23.624 91,3

5 KLUNGKUNG 7.200 6.641 13.841 6.434 89,4 6.114 92,1 12.548 90,7

6 BANGLI 8.026 8.055 16.081 8.556 106,6 8.088 100,4 16.644 103,5

7 KARANGASEM 17.374 17.366 34.740 13.266 76,4 12.787 73,6 26.053 75,0

8 BULELENG 25.764 26.558 52.322 28.871 112,1 28.855 108,6 57.726 110,3

9 KOTA DENPASAR 23.799 22.867 46.666 21.922 92,1 20.190 88,3 42.112 90,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 133.957 131.856 265.813 125.734 93,9 121.434 92,1 247.168 93,0

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov. Bali 2015

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA

P L + P

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)

LNO KABUPATE/KOTA JUMLAH

Page 214: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 47

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L+P L P L+P L P L+P JUMLA

H% JUMLA

H% JUMLA

H%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 JEMBRANA 9.696 9.131 18.827 8.123 8.069 16.192 83,8 88,4 86,0 38 0,5 41 0,5 79 0,5

2 TABANAN 12.060 11.283 23.343 10.169 9.605 19.774 84,3 85 84,7 269 2,6 331 3,4 600 3,0

3 BADUNG 11.546 10.698 22.244 9.905 9.230 19.135 85,8 86,3 86,0 25 0,3 33 0,4 58 0,3

4 GIANYAR 14.874 13.954 28.828 12.110 11.508 23.618 81,4 82 81,9 17 0,1 24 0,2 41 0,2

5 KLUNGKUNG 6.206 5.873 12.079 5.379 5.071 10.450 86,7 86 86,5 27 0,5 38 0,7 65 0,6

6 BANGLI 8.637 8.481 17.118 6.387 6.199 12.586 73,9 73 73,5 22 0,3 24 0,4 46 0,4

7 KARANGASEM 15.932 15.123 31.055 13.636 13.045 26.681 85,6 86 85,9 104 0,8 124 1,0 228 0,9

8 BULELENG 21.831 21.096 42.927 15.266 13.548 28.814 69,9 64 67,1 114 0,7 166 1,2 280 1,0

9 KOTA DENPASAR 14.650 14.927 29.577 12.249 12.465 24.714 83,6 84 83,6 30 0,2 37 0,3 67 0,3

JUMLAH (KAB/KOTA) 115.432 110.566 225.998 93.224 88.740 181.964 80,8 80 80,5 646 0,7 818 0,9 1.464 0,8

Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Prov. Bali 2015

L P

DITIMBANG

JUMLAH (D) % (D/S)NO KABUPATE/KOTA

JUMLAH BALITA

DILAPORKAN (S)

BALITA

L+P

BGM

Page 215: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 48

CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

KASUS BALITA GIZI BURUK

L P L+P S % S % S %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 JEMBRANA 1 5 6 1 100,0 5 100,0 6 100,0

2 TABANAN 10 5 15 10 100,0 5 100,0 15 100,0

3 BADUNG 3 1 4 3 100,0 1 100,0 4 100,0

4 GIANYAR 4 3 7 4 100,0 3 100,0 7 100,0

5 KLUNGKUNG 8 4 12 8 100,0 4 100,0 12 100,0

6 BANGLI 2 2 4 2 100,0 2 100,0 4 100,0

7 KARANGASEM 15 13 28 15 100,0 13 100,0 28 100,0

8 BULELENG 8 5 13 8 100,0 5 100,0 13 100,0

9 KOTA DENPASAR 4 6 10 4 100,0 6 100,0 10 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 55 44 99 55 100,0 44 100,0 99 100,0

Sumber: Seksi Gizi Masyarakat Dinas Kesehatan Prov. Bali 2015

P L + P

MENDAPAT PERAWATANNO KABUPATE/KOTA

LJUMLAH DITEMUKAN

Page 216: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 49

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 JEMBRANA 2.102 2.246 4.348 2.102 100,0 2.246 100,0 4.348 100,0 331 331 100,00

2 TABANAN 3.178 2.864 6.042 3.178 100,0 2.864 100,0 6.042 100,0 331 331 100,00

3 BADUNG 5.218 4.836 10.054 5.218 100,0 4.836 100,0 10.054 100,0 282 282 100,00

4 GIANYAR 4.209 3.850 8.059 4.209 100,0 3.850 100,0 8.059 100,0 292 292 100,00

5 KLUNGKUNG 2.247 2.212 4.459 2.240 99,7 2.207 99,8 4.447 99,7 140 140 100,00

6 BANGLI 1.979 1.823 3.802 1.927 97,4 1.767 96,9 3.694 97,2 165 164 99,39

7 KARANGASEM 3.958 3.598 7.556 3.920 99,0 3.561 99,0 7.481 99,0 348 348 100,00

8 BULELENG 6.515 5.962 12.477 6.515 100,0 5.962 100,0 12.477 100,0 506 506 100,00

9 KOTA DENPASAR 6.611 6.095 12.706 6.611 100,0 6.095 100,0 12.706 100,0 210 210 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 36.017 33.486 69.503 35.920 99,7 33.388 99,7 69.308 99,7 2.605 2.604 99,96

CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 99,7 99,7 99,7

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov. Bali 2015

SD DAN SETINGKAT

JUMLAH

MENDAPAT

PELAYANAN

KESEHATAN

(PENJARINGAN)

%

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA

NO KABUPATE/KOTAJUMLAH

MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)

L P L + P

Page 217: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 50

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

TUMPATAN GIGI TETAPPENCABUTAN GIGI

TETAP

RASIO TUMPATAN/

PENCABUTAN1 2 3 4 5

1 JEMBRANA 1.045 222 4,71

2 TABANAN 3.312 3.450 0,96

3 BADUNG 3.404 2.531 1,34

4 GIANYAR 3.167 1.941 1,63

5 KLUNGKUNG 13 746 0,02

6 BANGLI 403 1.452 0,28

7 KARANGASEM 1.530 1.824 0,84

8 BULELENG 4.562 3.452 1,32

9 KOTA DENPASAR 4.650 6.272 0,74

JUMLAH (KAB/ KOTA) 22.086 21.890 1,01

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Tahun 2015

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KAB/KOTA

NO KABUPATEN/KOTA

Page 218: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 51

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L + P L % P % L + P % L P L + P L % P % L + P %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 JEMBRANA 198 91 46 91 46 6.445 10.377 16.822 5.094 79,04 7.834 75,49 12.928 76,85 147 135 282 147 100 135 100 282 100,00

2 TABANAN 332 232 70 141 42 22.232 20.322 42.554 12.441 55,96 13.341 65,65 25.782 60,59 6.770 5.967 12.737 4.882 72 4.389 74 9.271 72,79

3 BADUNG 282 282 100 282 100 29.258 29.420 58.678 28.425 97,15 28.191 95,82 56.616 96,49 2.727 2.594 5.321 2.727 100 2.594 100 5.321 100,00

4 GIANYAR 252 252 100 252 100 13.496 17.402 30.898 7.114 52,71 7.475 42,95 14.589 47,22 3.751 3.724 7.475 1.994 53 2.097 56 4.091 54,73

5 KLUNGKUNG 140 140 100 140 100 2.247 2.212 4.459 2.240 99,69 2.207 99,77 4.447 99,73 619 492 1.111 13 2 17 3 30 2,70

6 BANGLI 165 165 100 165 100 11.866 10.934 22.800 2.126 17,92 1.915 17,51 4.041 17,72 1.279 1.300 2.579 1.096 86 1.136 87 2.232 86,55

7 KARANGASEM 372 346 93 372 100 22.353 23.402 45.755 13.538 60,56 13.108 56,01 26.646 58,24 5.763 5.789 11.552 3.425 59 3.337 58 6.762 58,54

8 BULELENG 505 505 100 505 100 11.930 12.480 24.410 7.511 62,96 8.441 67,64 15.952 65,35 4.326 2.835 7.161 3.803 88 2.509 89 6.312 88,14

9 KOTA DENPASAR 226 221 98 226 100 37.942 34.756 72.698 25.051 66,02 23.168 66,66 48.219 66,33 6.061 9.058 15.119 4.550 75 4.615 51 9.165 60,62

JUMLAH (KAB/ KOTA) 2.472 2.234 90 2.174 88 157.769 161.305 319.074 103.540 65,63 105.680 65,52 209.220 65,57 31.443 31.894 63.337 22.637 72 20.829 65 43.466 68,63

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Tahun 2015

NO KABUPATEN/KOTAJUMLAH MURID SD/MI

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

JUMLAH

SD/MI

JUMLAH

SD/MI DGN

SIKAT GIGI

MASSAL

JUMLAH

SD/MI

MENDAPAT

YAN. GIGI

% %

MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN

Page 219: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 52

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L+P L % P % L+P %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 JEMBRANA 12.900 15.900 28.800 19.779 153,33 19.571 123,09 39.350 136,63

2 TABANAN 29.500 35.400 64.900 18.545 62,86 19.251 54,38 37.796 58,24

3 BADUNG 23.000 25.900 48.900 3.823 16,62 4.604 17,78 8.427 17,23

4 GIANYAR 28.100 30.200 58.300 8.152 29,01 7.293 24,15 15.445 26,49

5 KLUNGKUNG 12.000 14.300 26.300 11.059 92,16 11.970 83,71 23.029 87,56

6 BANGLI 14.800 15.000 29.800 7.805 52,74 5.533 36,89 13.338 44,76

7 KARANGASEM 26.100 28.800 54.900 13.342 51,12 13.007 45,16 26.349 47,99

8 BULELENG 33.000 39.600 72.600 11.098 33,63 12.959 32,72 24.057 33,14

9 KOTA DENPASAR 21.200 22.200 43.400 7.177 33,85 6.563 29,56 13.740 31,66

JUMLAH (KAB/KOTA) 200.600 227.300 427.900 100.780 50,24 100.751 44,33 201.531 47,10

Sumber: Seksi Kesehatan Keluarga Dikes Prov. Bali 2015

JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN

USILA (60TAHUN+)

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KAB/KOTA

NO KABUPATEN/KOTA

Page 220: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 53

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

%

L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8

1 Jaminan Kesehatan Nasional 0 0 2072650 0,00 0,00 49,91

1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN - - 912.613 - - 21,98

1.2 PBI APBD - - 0 - - 0,00

1.3 Pekerja penerima upah (PPU) - - 836.798 - - 20,15

1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri - - 227.593 - - 5,48

1.5 Bukan pekerja (BP) - - 95.646 - - 2,30

2 Jamkesda - - 2080150 - - 50,09

3 Asuransi Swasta - - 0 - - 0,00

4 Asuransi Perusahaan - - 0 - - 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 4.152.800 0,00 0,00 100,00

Sumber: BPJS Kesehatan Divisi Regional XI

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN

NO JENIS JAMINAN KESEHATAN

PESERTA JAMINAN KESEHATAN

JUMLAH

Page 221: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 54

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

A. Puskesmas (Kabupaten/Kota) 0 0 0

1 Jembrana 148.414 160.259 308.673 5.214 1.157 6.371 1.025 719 1.744

2 Tabanan 147.460 162.843 310.303 388 944 1.332 3.026 1.991 5.017

3 Badung 138.062 152.893 290.955 110 258 368 2.108 1.606 3.714

4 Gianyar 88.502 631 951 1.582 3.636 2.162 5.798

5 Klungkung 101.443 121.689 223.132 333 625 958 959 843 1.802

6 Bangli 45.228 33.798 79.026 9 67 76 99 119 218

7 Karangasem 111.493 66.875 178.368 288 435 723 984 529 1.513

8 Buleleng 154.470 224.480 378.950 325 467 792 665 730 1.395

9 Kota Denpasar 188.179 220.000 408.179 5.898 189 6.087 348 199 547

SUB JUMLAH I 1.034.749 1.142.837 2.266.088 13.196 5.093 18.289 12.850 8.898 21.748

A Kabupaten Jembrana

1 RSU Negara 20.238 19.263 39.501 4.123 5.047 9.170 0 0 0

2 RSB Kertayasa 1.696 2.793 4.489 120 414 534 0 0 0

3 RSU Bunda 5.135 5.394 10.529 2.529 3.367 5.896 0 0 0

B Kabupaten Tabanan

4 BRSU Tabanan 81.203 59.600 140.803 7.376 8.135 15.511 2.195 1.715 3.910

5 RSU Darma Kerti 9.235 10.346 19.581 940 960 1.900 0 0 0

6 RSU Kasih Ibu Tabanan 8.975 10.295 19.270 2.161 2.268 4.429 0 0 0

7 RSU Wisma Prasanti 6.424 5.248 11.672 1.565 1.818 3.383 0 0 0

8 RSU Bhakti Rahayu Tabanan 6.827 6.298 13.125 1.006 969 1.975 0 0 0

C Kabupaten Badung

9 RSUD Kab.Badung Mangusada 0 0 0

10 RSU Graha Asih 1.311 1.187 2.498 42 83 125 0 0 0

11 RSU Kasih Ibu Kedonganan 0 0 0

NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH

Page 222: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

12 RSK Bedah BIMC Kuta 13.324 12.645 25.969 936 1.011 1.947 48 54 102

13 RSK Bedah BIMC Nusa Dua 0 0 0

14 RSU Siloam Bali 38.846 43.635 82.481 2.737 2.851 5.588 155 255 410

15 RSU Surya Husadha Nusa Dua 64.690 33.199 97.889 1.574 2.126 3.700 0 0 0

D Kabupaten Gianyar

16 RSUD Sanjiwani Gianyar 132.513 13.145 0

17 RSU Ari Canti 36.394 35.504 71.898 3.593 4.032 7.625 3 4 7

18 RSU Ganesha 28.009 23.130 51.139 2.223 2.745 4.968 11 18 29

19 RSU Premagana 8.392 7.016 15.408 1.818 3.511 5.329 0 0 0

20 RSU Famili Husadha 4.515 5.305 9.820 869 1.007 1.876 0 0 0

E Kabupaten Klungkung

21 RSUD Kab. Klungkung 46.571 49.723 96.294 4.958 4.287 9.245 0 0 0

22 RSU Bintang 4.823 5.581 10.404 668 1.168 1.836 0 0 0

23 RSIA Permata Hati 3.644 6.248 9.892 478 718 1.196 0 0 0

F Kabupaten Bangli

24 RS Jiwa Provinsi Bali 11.953 6.824 18.777 4.020 1.961 5.981 15.973 8.785 24.758

25 RSUD Bangli 35.420 46.018 81.438 3.376 4.987 8.363 197 139 336

26 RSU Bangli Medika Canti 6.887 8.504 15.391 1.187 1.291 2.478 0 0 0

G Kabupaten Karangasem

27 RSUD Karangasem 2.095 1.704 3.799 1.626 1.418 3.044 0 0 0

28 RSU Balimed Karangasem

H Kabupaten Buleleng

29 RSUD Kab. Buleleng 81.912 74.163 156.075 9.648 11.147 20.795 2.751 1.482 4.233

30 RS Tk.IV Udayana Singaraja 2.273 1.676 3.949 3.216 2.883 6.099 0 0 0

31 RSU Kerta Husada 9.786 8.136 17.922 4.245 4.419 8.664 0 0 0

32 RSU Karya Darma Husada 647 526 1.173 1.325 1.568 2.893 0 0 0

33 RSU Parama Sidhi 11.919 10.063 21.982 2.066 2.115 4.181 0 0 0

34 RSU Santhi Graha 2.597 2.008 4.605 890 907 1.797 2 8 10

I Kota Denpasar

35 RSUP Sanglah 323.482 57.969 2.889

36 RSK Mata Bali Mandara 23.146 21.949 45.095 160 112 272 0

37 RSUD Wangaya 71.900 60.868 132.768 5.898 6.924 12.822 2 5 7

Page 223: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

38 RS Tk. II Udayana Denpasar 20.322 16.860 37.182 3.181 4.602 7.783 110 206 316

39 RS Bhayangkara Denpasar 1.470 1.087 2.557 681 872 1.553 91 42 133

40 RSU Bhakti Rahayu 36.459 33.958 70.417 2.514 3.748 6.262 0 0 0

41 RSU Sari Dharma

42 RSU Surya Husada 0 0 0

43 RSU Dharma Yadnya 16.244 12.139 28.383 1.385 1.000 2.385 0 0 0

44 RSIA Harapan Bunda 6.192 10.187 16.379 164 796 960 0 0 0

45 RSU Kasih Ibu Denpasar 53.043 68.688 121.731 2.639 5.894 8.533 0 0 0

46 RSU Puri Raharja 7.218 9.012 16.230 3.289 3.337 6.626 0 0 0

47 RSU Prima Medika 0 0 0

48 RSU Manuaba 0 0 0

49 RSIA Puri Bunda 40.886 1.096 3.739 4.835 0 0 0

50 RSU Bali Med 69.239 10.034 0

51 RSU Surya Husadha Ubung 19.771 39.542 59.313 1.230 990 2.220 112 150 262

52 RSU Bali Royal 43.621 38.194 81.815 4.316 3.028 7.344 10 7 17

SUB JUMLAH II 408.520 409.056 1.251.183 47.943 58.081 174.027 3.078 1.900 7.867

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.443.269 1.551.893 3.517.271 61.139 63.174 192.316 15.928 10.798 29.615

JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 2.091.000 2.061.800 4.152.800 2.091.000 2.061.800 4.152.800

CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 69,0 75,3 84,7 2,9 3,1 4,6

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Tahun 2015

Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Tahun 2015

Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan

Page 224: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 55

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

A Kabupaten Jembrana

1 RSUD Negara 125 4.123 5.047 9.170 249 229 478 157 121 278 60,4 45,4 52,1 38,1 24,0 30,3

2 RSKB Kertayasa 26 120 414 534 - - - - - - - -

3 RSU Bunda 58 5.898 - - - - - - - -

B Kabupaten Tabanan

4 BRSU Tabanan 225 7.376 8.135 15.511 467 330 797 289 202 491 63,3 40,6 51,4 39,2 24,8 31,7

5 RSU Wisma Prashanti 56 2.174 2.477 4.651 22 9 31 10 4 14 10,1 3,6 6,7 4,6 1,6 3,0

6 RSU Dharma Kerti 25 940 960 1.900 7 5 12 6 1 7 7,4 5,2 6,3 6,4 1,0 3,7

7 RSU Bhakti Rahayu Tabanan 40 1.006 969 1.975 - - - - - - - - - - - -

8 RSU Kasih Ibu Tabanan 64 2.161 2.268 4.429 20 38 58 10 17 27 9,3 16,8 13,1 4,6 7,5 6,1

C Kabupaten Badung

9 RSUD Badung 214 8.861 214 179 #DIV/0! #DIV/0! 24,2 #DIV/0! #DIV/0! 20,2

10 RSU Graha Asih 50 42 83 125 - - - - - - - - - - - -

11 RSU Kasih Ibu Kedonganan 60 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

12 RS BIMC Kuta 25 936 1.011 1.947 1 2 3 1 2 3 1,1 2,0 1,5 1,1 2,0 1,5

13 RS BIMC Nusa Dua 50 1.021 - - #DIV/0! #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0! -

14 RSU Siloam Bali 100 2.730 2.853 5.583 44 18 62 37 10 47 16,1 6,3 11,1 13,6 3,5 8,4

15 RSU Surya Husada Nusa Dua 63 1.574 2.126 3.700 3 4 7 3 4 7 1,9 1,9 1,9 1,9 1,9 1,9

D Kabupaten Gianyar

16 RSUD Sanjiwani Gianyar 251 11.859 594 428 #DIV/0! #DIV/0! 50,1 #DIV/0! #DIV/0! 36,1

17 RS Ari Canti 96 3.605 3.930 7.535 36 24 60 12 10 22 10,0 6,1 8,0 3,3 2,5 2,9

18 RSU Ganesha 100 2.223 2.745 4.968 46 35 81 32 22 54 20,7 12,8 16,3 14,4 8,0 10,9

19 RSU Premagana 55 5.392 1 - #DIV/0! #DIV/0! 0,2 #DIV/0! #DIV/0! -

20 RSU Famili Husada 60 869 1.007 1.876 12 6 18 7 4 11 13,8 6,0 9,6 8,1 4,0 5,9

E Kabupaten Klungkung

21 RSUD Klungkung 163 4.958 4.287 9.245 203 188 391 132 112 244 40,9 43,9 42,3 26,6 26,1 26,4

22 RSU Bintang 71 668 1.168 1.836 6 5 11 2 1 3 9,0 4,3 6,0 3,0 0,9 1,6

23 RSIA Permata Hati 26 478 718 1.196 3 4 7 1 - 1 6,3 5,6 5,9 2,1 - 0,8

F Kabupaten Bangli

24 RS Jiwa Provinsi Bali 400 1.188 605 1.793 3 2 5 2 2 4 2,5 3,3 2,8 1,7 3,3 2,2

25 RSUD Bangli 193 3.504 4.494 7.998 164 96 260 86 54 140 46,8 21,4 32,5 24,5 12,0 17,5

26 RSU Bangli Medika Canti 53 1.187 1.291 2.478 20 6 26 11 9 20 16,8 4,6 10,5 9,3 7,0 8,1

G Kabupaten Karangasem

27 RSUD Karangasem 218 7.555 8.954 16.509 268 250 518 168 146 314 35,5 27,9 31,4 22,2 16,3 19,0

28 RSU Balimed Karangasem - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

H Kabupaten Buleleng

29 RSUD Singaraja 301 22.680 1.059 817 #DIV/0! #DIV/0! 46,7 #DIV/0! #DIV/0! 36,0

30 Rumkit Tk. IV Singaraja 60 818 704 1.522 - - - - - - - - - - - -

31 RSU Kertha Usadha 135 4.245 4.419 8.664 177 100 277 74 49 123 41,7 22,6 32,0 17,4 11,1 14,2

JUMLAH

TEMPAT TIDUR

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

GDR NDRPASIEN KELUAR MATI PASIEN KELUAR (HIDUP

+ MATI)

PASIEN KELUAR MATI

≥ 48 JAM DIRAWATNO NAMA RUMAH SAKITa

Page 225: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

32 RS Karya Dharma Husada 70 1.325 1.568 2.893 19 29 48 9 12 21 14,3 18,5 16,6 6,8 7,7 7,3

33 RS Parama Sidhi 78 3.919 75 43 #DIV/0! #DIV/0! 19,1 #DIV/0! #DIV/0! 11,0

34 RSU Shanti Graha 50 890 907 1.797 14 19 33 6 9 15 15,7 20,9 18,4 6,7 9,9 8,3

I Kota Denpasar

35 RSUP Sanglah Denpasar 765 31.714 2.422 1.970 76,4 62,1

36 RS Indera Provinsi Bali 10 272 272 - - - #DIV/0! - - #DIV/0! -

37 RSUD Wangaya 200 5.913 6.929 12.842 308 251 559 163 157 320 52,1 36,2 43,5 27,6 22,7 24,9

38 Rumkit Tk. II Denpasar 130 3.383 4.299 7.682 37 27 64 17 12 29 10,9 6,3 8,3 5,0 2,8 3,8

39 RS Trijata Polda Bali 58 632 872 1.504 3 6 9 3 6 9 4,7 6,9 6,0 4,7 6,9 6,0

40 RSU Bhakti Rahayu Denpasar 81 2.514 3.748 6.262 12 9 21 5 9 14 4,8 2,4 3,4 2,0 2,4 2,2

41 RSU Sari Dharma - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

42 RSU Surya Husada 130 9.410 137 45 14,6 4,8

43 RSU Dharma Yadnya 50 1.385 1.000 2.385 2 1 3 1 - 1 1,4 1,0 1,3 0,7 - 0,4

44 RSIA Harapan Bunda 25 788 988 1.776 - 2 2 - 2 2 - 2,0 1,1 - 2,0 1,1

45 RSU Kasih Ibu Denpasar 92 2.639 3.255 5.894 62 50 112 34 23 57 23,5 15,4 19,0 12,9 7,1 9,7

46 RSU Puri Raharja 119 3.292 3.452 6.744 121 89 210 59 47 106 36,8 25,8 31,1 17,9 13,6 15,7

47 RSU Prima Medika 129 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

48 RSU Manuaba 60 - - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

49 RSIA Puri Bunda 64 5.130 5.130 20 11 3,9 2,1

50 RSU Bali Med 135 10.759 110 73 10,2 6,8

51 RSU Surya Husada Ubung 52 1.230 990 2.220 7 3 10 4 2 6 5,7 3,0 4,5 3,3 2,0 2,7

52 RSU Bali Royal 102 4.316 3.028 7.344 63 41 104 42 24 66 14,6 13,5 14,2 9,7 7,9 9,0

5.763 83.059 96.831 291.403 2.399 1.878 8.909 1.383 1.073 6.022 2,9 1,9 3,1 1,7 1,1 2,1

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Tahun 2015

Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

KABUPATEN/KOTA

Page 226: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 56

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

NO NAMA RUMAH SAKITa JUMLAH

TEMPAT TIDUR

PASIEN KELUAR

(HIDUP + MATI)

JUMLAH HARI

PERAWATAN

JUMLAH LAMA

DIRAWATBOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

A Kabupaten Jembrana

1 RSUD Negara 125 9.170 30.282 30.010 66,4 73,36 1,673173391 3,3

2 RSKB Kertayasa 26 534 708 708 7,5 20,54 16,4 1,3

3 RSU Bunda 58 5.898 7.256 7.256 34,3 101,69 2,4 1,2

B Kabupaten Tabanan

4 BRSU Tabanan 225 15.511 71.926 76.035 87,6 68,94 0,657533363 4,9

5 RSU Wisma Prashanti 56 4.651 13.869 13.869 67,9 83,05 1,4 3,0

6 RSU Dharma Kerti 25 1.900 6.442 6.986 70,6 76,00 1,412105263 3,7

7 RSU Bhakti Rahayu Tabanan 40 1.975 9.187 7.217 62,9 49,38 2,7 3,7

8 RSU Kasih Ibu Tabanan 64 4.429 19.866 15.437 85,0 69,20 0,8 3,5

C Kabupaten Badung

9 RSUD Badung 214 8.861 52.001 52.001 66,6 41,41 2,9 5,9

10 RSU Graha Asih 50 125 334 334 1,8 2,50 143,3 2,7

11 RSU Kasih Ibu Kedonganan 60 - 0,0 0,00 #DIV/0! #DIV/0!

12 RS BIMC Kuta 25 1.947 4.809 4.809 52,7 77,88 2,2 2,5

13 RS BIMC Nusa Dua 50 1.021 0,0 20,42 17,9 0,0

14 RSU Siloam Bali 100 5.583 22.009 22.009 60,3 55,83 2,6 3,9

15 RSU Surya Husada Nusa Dua 63 3.700 11.844 11.844 51,5 58,73 3,0 3,2

D Kabupaten Gianyar

16 RSUD Sanjiwani Gianyar 251 11.859 54.555 53.351 59,5 47,25 3,1 4,5

17 RS Ari Canti 96 7.535 24.183 24.183 69,0 78,49 1,4 3,2

18 RSU Ganesha 100 4.968 17.270 16.164 47,3 49,68 3,9 3,3

19 RSU Premagana 55 5.392 14.007 12.312 69,8 98,04 1,1 2,3

20 RSU Famili Husada 60 1.876 5.508 5.439 25,2 31,27 8,7 2,9

E Kabupaten Klungkung

21 RSUD Klungkung 163 9.245 35.748 36.336 60,1 56,72 2,6 3,9

22 RSU Bintang 71 1.836 9.180 7.344 35,4 25,86 9,1 4,0

23 RSIA Permata Hati 26 1.196 3.472 3.460 36,6 46,00 5,0 2,9

F Kabupaten Bangli

24 RS Jiwa Provinsi Bali 400 1.793 128.685 120.942 88,1 4,48 9,7 67,5

25 RSUD Bangli 193 7.998 39.920 31.845 56,7 41,44 3,8 4,0

26 RSU Bangli Medika Canti 53 2.478 6.401 6.401 33,1 46,75 5,2 2,6

G Kabupaten Karangasem

27 RSUD Karangasem 218 16.509 52.262 56.483 65,7 75,73 1,7 3,4

28 RSU Balimed Karangasem 0 - 0,0 0,00 0,0 0,0

H Kabupaten Buleleng

29 RSUD Singaraja 301 22.680 92.927 92.681 84,6 75,35 0,7 4,1

30 Rumkit Tk. IV Singaraja 60 1.522 6.106 6.099 27,9 25,37 10,4 4,0

31 RSU Kertha Usadha 135 8.664 30.078 28.072 61,0 64,18 2,2 3,2

32 RS Karya Dharma Husada 70 2.893 7.452 13.866 29,2 41,33 6,3 4,8

33 RS Parama Sidhi 78 3.919 14.624 42.285 51,4 50,24 3,5 10,8

34 RSU Shanti Graha 50 1.797 7.777 5.975 42,6 35,94 5,8 3,3

I Kota Denpasar

35 RSUP Sanglah Denpasar 765 31.714 251.911 200.017 90,2 41,46 0,9 6,3

36 RS Indera Provinsi Bali 10 272 490 477 13,4 27,20 11,6 1,8

37 RSUD Wangaya 200 12.842 57.988 56.413 79,4 64,21 1,2 4,4

38 Rumkit Tk. II Denpasar 130 7.682 24.806 52,3 59,09 2,9 0,0

39 RS Trijata Polda Bali 58 1.504 7.290 4.198 34,4 25,93 9,2 2,8

40 RSU Bhakti Rahayu Denpasar 81 6.262 23.290 16.672 78,8 77,31 1,0 2,7

41 RSU Sari Dharma 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

42 RSU Surya Husada 130 9.410 0,0 72,38 5,0 0,0

43 RSU Dharma Yadnya 50 2.385 8.026 10.353 44,0 47,70 4,3 4,3

44 RSIA Harapan Bunda 25 1.776 3.322 2.657 36,4 71,04 3,3 1,5

45 RSU Kasih Ibu Denpasar 92 5.894 19.011 19.985 56,6 64,07 2,5 3,4

46 RSU Puri Raharja 119 6.744 25.803 23.670 59,4 56,67 2,6 3,5

47 RSU Prima Medika 129 - 0,0 0,00 #DIV/0! #DIV/0!

48 RSU Manuaba 60 - 0,0 0,00 #DIV/0! #DIV/0!

49 RSIA Puri Bunda 64 5.130 19.212 13.721 82,2 80,16 0,8 2,7

50 RSU Bali Med 135 10.759 30.244 30.244 61,4 79,70 1,8 2,8

51 RSU Surya Husada Ubung 52 2.220 6.815 9.011 35,9 42,69 5,5 4,1

52 RSU Bali Royal 102 7.344 29.386 21.833 78,9 72,00 1,1 3,0

5763 291403 1.308.282 62,2 50,56 2,7 0

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Tahun 2015

Keterangan: a termasuk rumah sakit swasta

KABUPATEN/KOTA

Page 227: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

JUMLAHJUMLAH

DIPANTAU% DIPANTAU

JUMLAH

BER- PHBS % BER- PHBS

1 2 3 4 5 6 7

1 JEMBRANA 89.011 3.899 4,38 3.083 79,07

2 TABANAN 125.882 21.974 17,46 13.364 60,82

3 BADUNG 142.481 13.020 9,14 10.437 80,16

4 GIANYAR 103.150 22.714 22,02 17.739 78,10

5 KLUNGKUNG 48.013 12.096 25,19 9.894 81,80

6 BANGLI 64.960 14.508 22,33 10.607 73,11

7 KARANGASEM 145.126 12.180 8,39 8.780 72,09

8 BULELENG 200.470 32.074 16,00 23.744 74,03

9 KOTA DENPASAR 144.744 11.355 7,84 9.252 81,48

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.063.837 143.820 13,52 106.900 74,33

Sumber: Seksi Promkes Dikes Prov Bali 2015

RUMAH TANGGA

TABEL 57

NO KABUPATEN/KOTA

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KAB/KOTA

Page 228: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 JEMBRANA 74.962 67.415 89,93 7.547 7.484 99,17 3.913 52,28 71.328 95,15

2 TABANAN 131.039 102.127 77,94 28.912 13.355 46,19 10.256 76,80 112.383 85,76

3 BADUNG 103.608 92.559 89,34 11.767 1.773 15,07 820 46,25 93.379 90,13

4 GIANYAR 103.150 91.460 88,67 11.690 7.558 64,65 5.231 69,21 96.691 93,74

5 KLUNGKUNG 53.840 47.065 87,42 6.775 6.775 100,00 1.695 25,02 48.760 90,56

6 BANGLI 64.960 48.181 74,17 16.801 16.801 100,00 8.654 51,51 56.835 87,49

7 KARANGASEM 114.383 92.611 80,97 21.772 7.669 35,22 4.895 63,83 97.506 85,25

8 BULELENG 141.613 109.044 77,00 32.241 4.855 15,06 3.718 76,58 112.762 79,63

9 KOTA DENPASAR 140.675 131.353 93,37 9.322 9.322 100 7.846 84,17 139.199 98,95

JUMLAH (KAB/KOTA) 928.230 781.815 84,23 146.827 75.592 51,48 47028 62,21 828.843 89,29

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015

RUMAH DIBINARUMAH DIBINA MEMENUHI

SYARAT

2015

NO KABUPATEN/KOTA

JUMLAH

SELURUH

RUMAH

TABEL 58

RUMAH MEMENUHI SYARAT

(RUMAH SEHAT)

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KAB/KOTA

RUMAH MEMENUHI SYARAT

(RUMAH SEHAT)

2014

JUMLAH

RUMAH YANG

BELUM

MEMENUHI

SYARAT

Page 229: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 59

PROVINSI BALITAHUN 2015

JU

ML

AH

SA

RA

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33

1 JEMBRANA 271.600 25.120 94.674 24.690 93.990 2.996 11.156 2.995 11.153 284 1.192 284 1.192 - - - - - - - - - - - - 52.265 158.943 50.933 157.630 263.965 97,19 2 TABANAN 435.900 11.910 45.995 8.451 32.493 1.701 4.306 1.571 9.460 1.348 5.475 856 3.513 - - - - 352 9.343 261 4.511 29 252 22 202 58.099 356.365 57.122 347.737 397.916 91,29 3 BADUNG 616.400 15.525 64.670 14.833 61.137 20.926 98.740 19.019 92.482 4.959 24.331 4.946 24.268 - - - - 51 8.646 45 8.303 543 1.691 531 1.335 57.862 392.152 55.569 392.152 579.677 94,04 4 GIANYAR 495.100 16.211 83.171 13.024 49.601 1.403 11.588 1.357 10.905 149 803 148 797 - - - - 170 15.735 148 15.459 210 1.060 210 1.060 61.778 299.370 61.676 297.180 375.002 75,74 5 KLUNGKUNG 175.700 5.766 20.367 4.619 18.332 - - - - 2 6 2 6 - - - - 1.300 6.162 1.171 5.726 7.046 21.138 6.882 17.804 27.825 98.628 25.043 98.628 140.496 79,96 6 BANGLI 222.600 522 2.719 430 2.719 313 2.025 283 1.909 18 1.394 14 1.330 30 8.438 30 9.266 76 1.734 60 1.102 6.948 32.828 6.220 28.789 278 162.104 269 159.866 204.981 92,08 7 KARANGASEM 408.700 11.369 61.476 9.415 55.661 2.239 17.126 2.214 17.021 93 3.739 91 3.383 5 1.846 5 1.846 780 39.734 745 24.554 37.670 78.973 10.500 41.435 50.539 216.561 50.375 216.133 360.033 88,09 8 BULELENG 646.200 12.549 65.711 6.580 48.592 - - - - 472 3.813 418 3.622 1 95 1 95 1.670 17.088 1.322 14.028 754 3.043 531 2.536 89.809 532.593 67.357 505.628 574.501 88,90 9 KOTA DENPASAR 880.600 33.403 188.058 32.327 190.540 1.235 6.175 1.235 6.175 33.066 195.163 32.868 175.773 - - - - 6 109 6 109 - - - - 68.221 378.265 62.221 378.265 750.862 85,27

JUMLAH (KAB/KOTA) 4.152.800 132.375 626.841 114.369 553.065 30.813 151.116 28.674 149.105 40.391 235.916 39.627 213.884 36 10.379 36 11.207 4.405 98.551 3.758 73.792 53.200 138.985 24.896 93.161 466.676 2.594.981 430.565 2.553.219 3.647.433 87,83

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015

PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KAB/KOTA

MEMENUHI SYARAT

PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM)

JU

ML

AH

SA

RA

NA

MEMENUHI SYARAT

PENAMPUNGAN AIR HUJAN

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA MEMENUHI

SYARAT

MATA AIR TERLINDUNG

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

NO

MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT

KABUPATEN/KOTA PENDUDUK

JU

ML

AH

SA

RA

NA

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA

PENDUDUK DENGAN

AKSES

BERKELANJUTAN

TERHADAP AIR

MINUM LAYAK

JU

ML

AH

%

BUKAN JARINGAN PERPIPAAN

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA

MEMENUHI SYARAT

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

ML

AH

SA

RA

NA MEMENUHI

SYARAT

Page 230: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 60

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7

1 JEMBRANA 285 47 16,49 32 68,09

2 TABANAN 185 34 18,38 10 29,41

3 BADUNG 28 23 82,14 22 95,65

4 GIANYAR 321 321 100,00 284 88,47

5 KLUNGKUNG 9 9 100,00 4 44,44

6 BANGLI 250 73 29,20 73 100,00

7 KARANGASEM 101 95 94,06 89 93,68

8 BULELENG 67 67 100,00 65 97,01

9 KOTA DENPASAR 1 1 100,00 1 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 1247 670 53,73 580 86,57

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015

MEMENUHI SYARAT

(FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)NO KABUPATEN/KOTA

JUMLAH

PENYELENGGARA

AIR MINUM

PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

JUMLAH SAMPEL

DIPERIKSA%

Page 231: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 61

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

SA

RA

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

% P

EN

DU

DU

K

PE

NG

GU

NA

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 JEMBRANA 271.600 20 75 20 75 100 75.287 259.699 72.961 253.712 97,69 432 2.150 429 2.082 96,84 63 287 61 279 97,213 256.148 94,31

2 TABANAN 435.900 4 315 4 315 100 104.678 411.943 99.919 395.999 96,13 - - - - 0 - - - - 0 396.314 90,92

3 BADUNG 616.400 - - - - 0 101.633 614.991 99.290 589.416 95,84 - - - - 0 1 4 1 4 100 589.420 95,62

4 GIANYAR 495.100 13 105 11 94 0 94.104 463.745 91.212 454.897 98,09 - - - - 0 - - - - 0 454.991 91,90

5 KLUNGKUNG 175.700 - - - - 0 53.840 144.915 43.071 144.915 100 - - - - 0 - - - - 0 144.915 82,48

6 BANGLI 222.600 - - - - 0 47.120 185.200 47.120 176.243 95,16 - - - - 0 - - - - 0 176.243 79,17

7 KARANGASEM 408.700 73 956 72 956 100 83.521 298.866 83.521 298.866 100 - - - - 0 99 353 88 308 87,25 300.130 73,44

8 BULELENG 646.200 - - - - 0 45.941 577.919 42.142 548.461 94,90 2.162 3.820 1.729 2.873 75,21 612 2.579 461 1.833 71,07 553.167 85,60

9 KOTA DENPASAR 880.600 - - - - 0 158.832 748.508 146.105 722.830 96,57 - - - - 0 - - - - 0 722.830 82,08

JUMLAH (KAB/KOTA) 4.152.800 110 1.451 107 1.440 99,242 764.956 3.705.786 725.341 3.585.339 96,75 2.594 5.970 2.158 4.955 82,998 775 3.223 611 2.424 75,21 3.594.158 86,55

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015

JU

MLA

H S

AR

AN

A

KOMUNAL

MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

NO KABUPATEN/KOTA

CEMPLUNG

JU

MLA

H S

AR

AN

A

LEHER ANGSA PLENGSENGAN

JENIS SARANA JAMBAN

JU

ML

AH

PE

ND

UD

UK

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KAB/KOTA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H

PE

ND

UD

UK

PE

NG

GU

NA

JU

MLA

H S

AR

AN

A MEMENUHI SYARAT

PENDUDUK DENGAN

AKSES SANITASI

LAYAK (JAMBAN

SEHAT)

Page 232: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 62

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 JEMBRANA 51 37 72,55 - - - 0

2 TABANAN 133 68 51,13 3 2,26 - 0

3 BADUNG 62 60 96,77 28 45,16 - 0

4 GIANYAR 70 41 58,57 2 2,86 - 0

5 KLUNGKUNG 59 59 100,00 4 6,78 - 0

6 BANGLI 72 59 81,94 3 4,17 - 0

7 KARANGASEM 78 69 88,46 - - - 0

8 BULELENG 148 71 47,97 - 0 - 0

9 KOTA DENPASAR 43 43 100,00 30 69,77 - 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 716 507 70,81 70,0 9,78 0 0

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015

JUMLAH DESA/

KELURAHAN

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

KABUPATEN/KOTA DESA STBMNO DESA MELAKSANAKAN

STBM

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

DESA STOP BABS

(SBS)

Page 233: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 63

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

SD

SL

TP

SL

TA

PU

SK

ES

MA

S

RU

MA

H

SA

KIT

UM

UM

BIN

TA

NG

NO

N

BIN

TA

NG

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

JU

ML

AH

%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

1 JEMBRANA 198 30 26 55 2 1 52 364 198 100,0 30 100,0 26 100,0 55 100,0 2 100,0 1 100,0 45 86,5 357 98,1

2 TABANAN 332 42 24 98 9 2 29 536 324 97,6 42 100,0 24 100,0 98 100,0 9 100,0 2 100,0 29 100,0 528 98,5

3 BADUNG 274 47 33 49 7 191 167 768 254 92,7 47 100,0 33 100,0 49 100,0 7 100,0 191 100,0 161 96,4 742 96,6

4 GIANYAR 290 45 36 84 14 18 767 1.254 271 93,4 41 91,1 30 83,3 77 91,7 12 85,7 16 88,9 685 89,3 1.132 90,3

5 KLUNGKUNG 141 24 17 9 3 3 51 248 141 100,0 24 100,0 17 100,0 9 100,0 3 100,0 3 100 27 52,9 224 90,3

6 BANGLI 164 28 21 93 2 - 15 323 153 93,3 25 89,3 20 95,2 91 97,8 2 100,0 0 - 15 100,0 306 94,7

7 KARANGASEM 368 38 27 132 3 3 227 798 364 98,9 36 94,7 27 100,0 108 81,8 2 66,7 3 100,0 206 90,7 746 93,5

8 BULELENG 501 85 62 20 6 11 158 843 501 100,0 85 100,0 62 100,0 20 100,0 6 100,0 11 100,0 148 93,7 833 98,8

9 KOTA DENPASAR 218 57 55 37 17 34 251 669 208 95,4 54 94,7 55 100,0 37 100,0 17 100,0 34 100,0 237 94,4 642 95,96

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.486 396 301 577 63 263 1.717 5.803 2.414 97,1 384 97,0 294 97,7 544 94,3 60 95,2 261 99,2 1.553 90,4 5.510 94,95

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015

HOTEL

HOTELSARANA

KESEHATANSLTASLTP

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KAB/KOTA

TEMPAT-TEMPAT UMUM

NO KABUPATEN/KOTA

SARANA PENDIDIKAN

JU

ML

AH

TT

U

SD PUSKESMAS

SARANA KESEHATANSARANA PENDIDIKAN

YANG ADA

TEMPAT-TEMPAT

UMUM

MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

BINTANG NON BINTANGRUMAH SAKIT

UMUM

Page 234: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 64

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

JASA BOGA

RUMAH

MAKAN/

RESTORAN

DEPOT AIR

MINUM

(DAM)

MAKANAN

JAJANANTOTAL % JASA BOGA

RUMAH

MAKAN/

RESTORAN

DEPOT AIR

MINUM

(DAM)

MAKANAN

JAJANANTOTAL %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 JEMBRANA 1.465 10 151 34 1.119 1314 89,69 3 48 1 99 151 10,31

2 TABANAN 3.620 25 93 34 1.650 1802 49,78 20 24 14 1.762 1820 50,28

3 BADUNG 2.636 181 887 115 1.376 2559 97,08 12 28 4 33 77 2,92

4 GIANYAR 3.117 29 261 24 391 705 22,62 11 56 6 2.356 2429 77,93

5 KLUNGKUNG 1.427 - 57 5 137 199 13,95 - 31 2 242 275 19,27

6 BANGLI 2.014 1 66 1 872 940 46,67 1 4 - 1.069 1074 53,33

7 KARANGASEM 1.797 7 270 3 - 280 15,58 1 177 2 1.032 1212 67,45

8 BULELENG 1.457 13 344 64 723 1144 78,52 - - - 313 313 21,48

9 KOTA DENPASAR 4.730 51 399 140 555 1145 24,21 1 10 63 3.109 3183 67,29

JUMLAH (KAB/KOTA) 22263 317 2528 420 6823 10088 45,31 49 378 92 10015 10534 47,32

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015

KABUPATEN/KOTA

TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI

NOJUMLAH

TPM

Page 235: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 65

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

JA

SA

BO

GA

RU

MA

H M

AK

AN

/

RE

ST

OR

AN

DE

PO

T A

IR

MIN

UM

(D

AM

)

MA

KA

NA

N

JA

JA

NA

N

TO

TA

L

JA

SA

BO

GA

RU

MA

H M

AK

AN

/

RE

ST

OR

AN

DE

PO

T A

IR

MIN

UM

(D

AM

)

MA

KA

NA

N

JA

JA

NA

N

TO

TA

L

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 JEMBRANA 153 3 50 1 99 153 100,00 1408 0 11 31 59 101 7,17

2 TABANAN 1820 20 28 21 142 211 11,59 1802 0 0 0 0 0 0,00

3 BADUNG 77 12 23 4 31 70 90,91 2559 5 52 30 38 125 4,88

4 GIANYAR 2429 31 109 7 157 304 12,52 684 6 116 5 109 236 34,50

5 KLUNGKUNG 275 0 31 2 242 275 100,00 199 0 26 2 19 47 23,62

6 BANGLI 1074 1 2 0 505 508 47,30 940 0 0 0 0 0 0,00

7 KARANGASEM 1212 1 80 0 216 297 24,50 280 0 25 0 10 35 12,50

8 BULELENG 313 0 0 0 224 224 71,57 1144 0 0 0 10 10 0,87

9 KOTA DENPASAR 4730 51 409 203 3664 4327 91,48 1145 0 0 203 483 686 59,91

JUMLAH (KAB/KOTA) 12083 119 732 238 5280 6369 52,71 10161 11 230 271 728 1240 12,20

Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Bali Tahun 2015

PE

RS

EN

TA

SE

TP

M

DIB

INA

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK

JU

MLA

H T

PM

ME

ME

NU

HI S

YA

RA

T

HIG

IEN

E S

AN

ITA

SI

NO KABUPATEN/KOTA

JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK

JU

MLA

H T

PM

TID

AK

ME

ME

NU

HI S

YA

RA

T

PE

RS

EN

TA

SE

TP

M

DIU

JI

PE

TIK

Page 236: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 66

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

NO NAMA OBATSATUAN

TERKECILKEBUTUHAN

TOTAL

PENGGUNAANSISA STOK

JUMLAH

OBAT/VAKSIN

PERSENTASE

KETERSEDIAAN

OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8

1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 255.094 169.967 295.800 465.767 182,5864191

2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 214.685 105.700 239.900 345.600 160,9800405

3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 1.365 842 2.033 2.875 210,6227106

4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 10.376 6.643 26.770 33.413 322,02

5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 1.518.734 226.830 128.300 355.130 23,38329161

6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 6.553.184 4.022.610 6.625.000 10.647.610 162,48

7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 174.331 104.992 137.978 242.970 139,37

8 Metampiron tablet 500 mg tablet 869.306 630.565 555.900 1.186.465 136,48

9 Metampiron injeksi 250 mg ampul 60 40 - 40 66,67

10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium

Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg

tablet 2.623.844 1.690.501 2.818.400 4.508.901 171,84

11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g +

polimiksin 10.000 IU/g

tube 55.534 32.118 42.750 74.868 134,81

12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg +

Heksaklorofen 250 mg

supp 11.827 3.829 18.078 21.907 185,23

13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam

Salisilat 3%

pot 8.966 8.960 12.504 21.464 239,39

14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 31.939 16.582 40.700 57.282 179,35

15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg +

Levodopa 250 mg

tablet - - - -

16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 3.090 1.164 4.860 6.024 194,95

17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 2.287.999 2.396.061 4.188.100 6.584.161 287,77

18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet 56.979 16.856 58.400 75.256 132,08

19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet 21.130 16.553 11.600 28.153 133,24

20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet 30 720 200 920 3066,67

21 Atropin tetes mata 0,5% botol 84 56 1.140 1.196 1423,81

22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul 230 160 2.674 2.834 1232,17

23 Betametason krim 0,1 % krim 46.054 37.388 103.404 140.792 305,71

24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 49.080 30.825 98.585 129.410 263,67

25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 3.665.129 2.988.405 3.756.700 6.745.105 184,03

26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol 2.061 1.372 260 1.632 79,18

27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol 14.374 1.627 19.261 20.888 145,32

28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet 141.118 2.152 706.900 709.052 502,45

29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 726 1.222 3.099 4.321 595,18

30 Diazepam tablet 2 mg tablet 114.162 40.288 93.100 133.388 116,84

31 Diazepam tablet 5 mg tablet 50.620 6.260 166.400 172.660 341,09

32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 76.664 39.048 108.372 147.420 192,29

33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 50.940 39.728 122.900 162.628 319,25

34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 147.442 56.409 64.750 121.159 82,17

35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet 30 20 - 20 66,67

36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 4.065 2.232 19.371 21.603 531,44

37 Etakridin larutan 0,1% botol 3.442 2.209 4.609 6.818 198,08

38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul 300 5 220 225 75,00

39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 181 413 2.482 2.895 1599,45

40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 1.414.190 554.941 786.600 1.341.541 94,86

41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet - 200 - 200 #DIV/0!

42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet 393.750 95.296 - 95.296 24,20

43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 13.318 6.844 8.188 15.032 112,87

44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 4.286 8.762 10.452 19.214 448,30

45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 23.251 20.848 72.400 93.248 401,05

46 Furosemid tablet 40 mg tablet 177.098 119.247 298.100 417.347 235,66

47 Gameksan lotion 1 % botol 3.176 1 7.000 7.001 220,43

48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium

klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g

sach 691.524 280.681 994.875 1.275.556 184,46

49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 8.672 5.619 4.216 9.835 113,41

50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 694.364 489.580 569.400 1.058.980 152,51

51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 2.790.456 1.126.760 1.628.000 2.754.760 98,72

52 Gliserin botol - 24 24 48 #DIV/0!

53 Glukosa larutan infus 5% botol 5.566 2.617 13.664 16.281 292,51

54 Glukosa larutan infus 10% botol 404 171 412 583 144,31

55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul 171 55 527 582 340,35

56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 183.958 70.264 174.900 245.164 133,27

57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 50.360 9.118 67.200 76.318 151,54

58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 59.492 32.237 54.600 86.837 145,96

59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 122.045 149.511 108.300 257.811 211,24

60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 518.021 336.213 130.650 466.863 90,12

61 Hidrkortison krim 2,5% tube 78.646 49.438 64.589 114.027 144,99

62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 1.064.258 353.115 648.000 1.001.115 94,07

63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 994.083 817.069 1.126.000 1.943.069 195,46

64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 22.464 15.285 44.800 60.085 267,47

65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 783.025 425.702 622.800 1.048.502 133,90

66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 676.070 548.693 1.787.900 2.336.593 345,61

67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 2.254.724 1.995.176 2.780.350 4.775.526 211,80

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

Page 237: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

NO NAMA OBATSATUAN

TERKECILKEBUTUHAN

TOTAL

PENGGUNAANSISA STOK

JUMLAH

OBAT/VAKSIN

PERSENTASE

KETERSEDIAAN

OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 151.444 101.500 78.500 180.000 118,8558147

69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial - - - - #DIV/0!

70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul - - - - #DIV/0!

71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 93.935 40.541 80.650 121.191 129,02

72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 24.400 17.011 3.512 20.523 84,11

73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 4.170.002 3.578.870 3.619.400 7.198.270 172,62

74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul 360 30 - 30 8,33

75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul 600 103 405 508 84,67

76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 84.500 8.000 98.000 106.000 125,44

77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 150.690 113.874 259.700 373.574 247,91

78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg +

Sulfadoxin 500 mg

tablet 23 15 - 15 65,22

79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg

+ Trimetoprim 40 mg/ 5 ml

botol 67.352 35.460 80.638 116.098 172,37

80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : Sulfametoksazol

400 mg, Trimetoprim 80 mg

tablet 716.401 457.976 1.180.400 1.638.376 228,70

81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi :

Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg

tablet 15.083 13.327 179.600 192.927 1279,10

82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet - - - - #DIV/0!

83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul - - - - #DIV/0!

84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 61.543 30.003 52.170 82.173 133,52

85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial 897 477 965 1.442 160,76

86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 679 369 260 629 92,64

87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach 135 20 60 80 59,26

88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol - 10 - 10 #DIV/0!

89 Mebendazol tablet 100 mg tablet 555 1.720 2.690 4.410 794,59

90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125

mg

tablet 124.963 25.931 142.360 168.291 134,67

91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 4.866 3.266 12.303 15.569 319,95

92 Metronidazol tablet 250 mg tablet 104.310 69.381 155.900 225.281 215,97

93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet - - 3.000 3.000 #DIV/0!

94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol - - - - #DIV/0!

95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 16.459 12.738 19.490 32.228 195,81

96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul - - - - #DIV/0!

97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 4.684 12.593 28.200 40.793 870,90

98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 30196 53136 118810 171.946 331,96

99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 51.797 30.943 22.150 53.093 #REF!

100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 10.775 8.748 14.750 23.498 218,08

101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial 3.714 3.692 5.500 9.192 247,50

102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 5.778 13.441 13.600 27.041 468,00

103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 182.064 121.127 256.367 377.494 207,34

104 Paracetamol tablet 100 mg tablet 114.000 45.564 236.952 282.516 247,82

105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 5.636.601 3.738.093 9.785.900 13.523.993 239,93

106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol 555.452 1.253.971 2.232.600 3.486.571 627,70

107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 20.492 17.325 52.148 69.473 339,02

108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 1.235.321 609.990 1.139.000 1.748.990 141,58

109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 4.945 1.786 4.944 6.730 136,10

110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 5.978 2.274 2.762 5.036 84,24

111 Prednison tablet 5 mg tablet 3.273.942 288.461 1.360.946 1.649.407 50,38

112 Primakuin tablet 15 mg tablet 448 224 1.700 1.924 429,46

113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 125.146 9.426 105.700 115.126 91,99

114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet 26.208 9.679 38.800 48.479 184,98

115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet 200 100 1.900 2.000 1000,00

116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet 6.056 3.028 4.400 7.428 122,66

117 Ringer Laktat larutan infus botol 44.737 31.575 44.220 75.795 169,42

118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap

4%

tube 10.686 10.963 32.000 42.963 402,05

119 Salisil bedak 2% kotak 42.441 34.837 78.953 113.790 268,11

120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial 222 157 96 253 113,96

121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial - - - - #DIV/0!

122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial - - - - #DIV/0!

123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 7.501 5.491 1.745 7.236 96,47

124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial - - - - #DIV/0!

125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 223.498 97.319 120.000 217.319 97,24

126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol 39.632 5.941 1.115 7.056 17,80

127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol 58 15 76 91 156,90

128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul 24.474 58.798 119.200 177.998 727,29

129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 88.146 82.662 203.500 286.162 324,65

130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 39.718 11.612 59.610 71.222 179,32

131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 2.512.392 1.635.673 1.828.300 3.463.973 137,88

132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul 609 906 - 906 148,77

133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 153.701 146.761 167.350 314.111 204,36

134 Vaksin Rabies Vero vial 22.980 12.905 1.900 14.805 64,43

135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 4.704.374 3.539.921 6.848.100 10.388.021 220,82

VAKSIN -

136 BCG vial 56.649 21.141 7.548 28.689 50,64

137 T T vial 25.624 10.964 15.520 26.484 103,36

138 D T vial 17.255 11.109 2.207 13.316 77,17

139 CAMPAK 10 Dosis vial 124.335 100.808 78.205 179.013 143,98

140 POLIO 10 Dosis vial 132.425 46.169 6.162 52.331 39,52

141 DPT-HB vial 154.947 31.890 3.672 35.562 22,95

142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 157.864 47.633 16.250 63.883 40,47

143 POLIO 20 Dosis vial - 830 830 1.660 #DIV/0!

144 CAMPAK 20 Dosis vial - 1.059 1.059 2.118 #DIV/0!

Page 238: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

NO NAMA OBATSATUAN

TERKECILKEBUTUHAN

TOTAL

PENGGUNAANSISA STOK

JUMLAH

OBAT/VAKSIN

PERSENTASE

KETERSEDIAAN

OBAT/VAKSIN1 2 3 4 5 6 7 8

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN

Sumber: Seksi Perbekalan Obat

Page 239: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 67

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

PEMILIKAN/PENGELOLA

KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 9 3 0 30 44

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 1 0 0 0 7 8

1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 38 0 0 0 38

- JUMLAH TEMPAT TIDUR 0 0 369 0 0 0 369

2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP 0 0 82 0 0 0 82

3 PUSKESMAS KELILING 0 0 129 0 0 0 129

4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 513 0 0 0 513

1 RUMAH BERSALIN 0 0 0 0 0 24 24

2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK 0 0 5 6 0 78 89

3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA 0 0 0 0 0 0 -

4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN 0 0 183 3 0 2029 2.215

5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL 0 0 0 0 0 85 85

6 BANK DARAH RUMAH SAKIT 0 0 1 0 0 0 1

7 UNIT TRANSFUSI DARAH 0 1 9 0 0 0 10

1 INDUSTRI FARMASI 0 0 0 0 0 0 -

2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 1 1

3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL 0 0 0 0 0 14 14

4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 0 -

5 PEDAGANG BESAR FARMASI 0 0 0 0 0 60 60

6 APOTEK 0 0 0 0 0 639 639

7 TOKO OBAT 0 0 0 0 0 271 271

8 PENYALUR ALAT KESEHATAN 0 0 0 0 0 58 58

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten, Kota dan Provinsi

SARANA PELAYANAN LAIN

SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN

NO FASILITAS KESEHATAN

RUMAH SAKIT

PUSKESMAS DAN JARINGANNYA

Page 240: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 68

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I

JUMLAH %

1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 44 44 100,00

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 8 8 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 52 52 100,00

Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan

PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA

Page 241: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 69

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 JEMBRANA 0 0,00 7 2,11 289 87,31 35 10,57 331 324 97,89

2 TABANAN 20 2,41 303 36,51 506 60,96 1 0,12 830 507 61,08

3 BADUNG 0 0,00 27 4,71 419 73,12 127 22,16 573 546 95,29

4 GIANYAR 35 6,19 124 21,95 398 70,44 8 1,42 565 406 71,86

5 KLUNGKUNG 3 1,03 54 18,62 196 67,59 37 12,76 290 233 80,34

6 BANGLI 17 4,84 117 33,33 214 60,97 3 0,85 351 217 61,82

7 KARANGASEM 0 0,00 261 62,29 158 37,71 0 0,00 419 158 37,71

8 BULELENG 32 4,43 400 55,40 277 38,37 13 1,80 722 290 40,17

9 KOTA DENPASAR 28 6,09 195 42,39 220 47,83 17 3,70 460 237 51,52

135 2,97 1488 32,77 2677 58,95 241 5,31 4541 2918 64,26

1,39

Sumber: Seksi Promkes Dikes Prov Bali 2015

RASIO POSYANDU PER 100 BALITA

JUMLAH

JUMLAH (KAB/KOTA)

STRATA POSYANDU

PRATAMA

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KAB/KOTA

MADYA PURNAMA MANDIRIPOSYANDU AKTIF

NO KABUPATEN/KOTA

Page 242: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 70

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

POSKESDES POLINDES POSBINDU

1 2 3 4 5 6

1 JEMBRANA 51 51 0 33

2 TABANAN 133 55 19 31

3 BADUNG 62 1 0 37

4 GIANYAR 70 11 0 9

5 KLUNGKUNG 59 59 0 18

6 BANGLI 72 72 0 13

7 KARANGASEM 78 80 2 32

8 BULELENG 148 83 0 52

9 KOTA DENPASAR 43 - 0 11

JUMLAH (KAB/KOTA) 716 412 21 236

Sumber: Seksi Promkes Dikes Prov Bali 2015

JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KAB/KOTA

NO KABUPATEN/KOTA DESA/

KELURAHAN

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

Page 243: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 71

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 JEMBRANA 51 - 5 46 0 51 100,00

2 TABANAN 133 91 0 5 6 102 76,69

3 BADUNG 62 59 3 - 0 62 100,00

4 GIANYAR 70 31 16 15 0 62 88,57

5 KLUNGKUNG 59 18 40 1 0 59 100,00

6 BANGLI 72 71 1 - 0 72 100,00

7 KARANGASEM 78 72 0 - 0 72 92,31

8 BULELENG 148 113 29 6 0 148 100,00

9 KOTA DENPASAR 43 29 14 - 0 43 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 716 484 108 73 6 671 93,72

Sumber: Seksi Promkes Dikes Prov Bali 2015

DESA/KELURAHAN SIAGA

JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KAB/KOTA

NO KABUPATEN/KOTA

JUMLAH

DESA/

KELURAHAN

Page 244: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 72

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

DR SPESIALIS a DOKTER UMUM

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

I Puskesmas

1 Jembrana - - - 17 29 46 17 29 46 5 9 14 - - - 5 9 14

2 Tabanan - - - 30 35 65 30 35 65 13 34 47 - - - 13 34 47

3 Badung - - - 34 39 73 34 39 73 8 28 36 - - - 8 28 36

4 Gianyar - - - 27 42 69 27 42 69 - 3 3 - - - - 3 3

5 Klungkung - - - 9 15 24 9 15 24 3 14 17 - - - 3 14 17

6 Bangli - - - 11 13 24 11 13 24 10 12 22 - - - 10 12 22

7 Karangasem - - - 32 19 51 32 19 51 7 17 24 - - - 7 17 24

8 Buleleng - - - 28 26 54 28 26 54 12 17 29 - - - 12 17 29

9 Kota Denpasar - - - 11 29 40 11 29 40 6 26 32 - - - 6 26 32

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 199 247 446 199 247 446 64 160 224 - - - 64 160 224

II Rumah Sakit

A Kabupaten Jembrana

1 RSUD Negara 9 5 14 5 7 12 14 12 26 - 1 1 - - - - 1 1

2 RSKB Kertayasa 4 4 5 1 6 9 1 10 1 1 - - 1 1

3 RSU Bunda 1 1 2 5 5 10 16 10 26 2 2 - - 2 2

B Kabupaten Tabanan

4 BRSU Tabanan 33 12 45 16 14 30 49 26 75 3 3 6 - - - 3 3 6

5 RSU Wisma Prashanti - - - - - - - - - -

6 RSU Dharma Kerti - - - - - - - - - -

7 RSU Bhakti Rahayu Tabanan - - - - - - - - - -

8 RSU Kasih Ibu Tabanan - - - - - - - - - -

C Kabupaten Badung

9 RSUD Badung 25 8 33 13 7 20 38 15 53 2 2 4 - - - 2 2 4

10 RSU Graha Asih 3 4 - - 7 - - - - -

11 RSU Kasih Ibu Kedonganan - - - - - - - - - -

12 RS BIMC Kuta 17 29 - - 46 - - - - -

13 RS BIMC Nusa Dua 7 24 - - 31 1 - - - 1

14 RSU Siloam Bali 44 16 - - 60 2 - - - 2

15 RSU Surya Husada Nusa Dua - - - - - - - - - -

D Kabupaten Gianyar

16 RSUD Sanjiwani Gianyar 29 19 48 23 12 35 52 31 83 - 3 3 - - - - 3 3

17 RS Ari Canti - 2 4 6 2 4 6 1 1 - - 1 1

18 RSU Ganesha 2 2 4 3 1 4 5 3 8 2 2 - 2 2

19 RSU Premagana - 3 1 4 3 1 4 1 1 - - 1 1

20 RSU Famili Husada 2 2 4 2 5 7 4 7 11 - - - - -

E Kabupaten Klungkung

21 RSUD Klungkung 18 4 22 15 9 24 33 13 46 1 4 5 - - - 1 4 5

22 RSU Bintang 9 4 13 2 4 6 11 8 19 1 1 - - 1 1

23 RSIA Permata Hati 8 2 10 3 2 5 11 4 15 - - - - -

F Kabupaten Bangli

24 RS Jiwa Provinsi Bali 5 - 5 14 10 24 19 10 29 - 2 2 - - - - 2 2

25 RSUD Bangli 19 4 23 13 15 28 32 19 51 2 4 6 - - - 2 4 6

DOKTER

GIGI SPESIALIS TOTAL

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN

TOTAL DOKTER GIGI NO UNIT KERJA

Page 245: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

DR SPESIALIS a DOKTER UMUM

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

DOKTER

GIGI SPESIALIS TOTALTOTAL DOKTER GIGI

NO UNIT KERJA

26 RSU Bangli Medika Canti 17 3 20 4 5 9 21 8 29 1 1 2 - 1 1 2

G Kabupaten Karangasem

27 RSUD Karangasem 13 5 18 14 9 23 27 14 41 1 2 3 - - - 1 2 3

28 RSU Balimed Karangasem 2 2 3 3 5 - 5 1 1 - - 1 1

H Kabupaten Buleleng

29 RSUD Singaraja 25 5 30 8 11 19 33 16 49 3 2 5 - - - 3 2 5

30 Rumkit Tk. IV Singaraja 2 2 2 1 3 4 1 5 1 3 4 - 1 3 4

31 RSU Kertha Usadha 3 3 1 2 3 4 2 6 1 1 2 - 1 1 2

32 RS Karya Dharma Husada 8 2 10 5 5 13 2 15 1 1 1 1

33 RS Parama Sidhi 7 1 8 2 2 7 3 10 1 1 - - 1 1

34 RSU Shanti Graha 4 1 5 4 1 5 8 2 10 - - - - -

I Kota Denpasar

35 RSUP Sanglah Denpasar 126 58 184 16 38 54 142 96 238 7 9 16 - - - 7 9 16

36 RS Indera Provinsi Bali 8 9 17 7 13 20 15 22 37 2 3 5 - - - 2 3 5

37 RSUD Wangaya 22 8 30 12 18 30 34 26 60 - 3 3 - - - - 3 3

38 Rumkit Tk. II Denpasar 7 1 8 4 9 13 11 10 21 - 5 5 - 1 1 - 6 7

39 RS Trijata Polda Bali 17 3 20 2 7 9 19 10 29 1 2 3 - 1 1 1 3 5

40 RSU Bhakti Rahayu Denpasar 19 8 27 3 7 10 22 15 37 2 2 - - 2 2

41 RSU Sari Dharma - 19 - - - - - - -

42 RSU Surya Husada 3 1 4 3 3 6 6 4 10 1 1 - 1 - 1

43 RSU Dharma Yadnya 52 21 73 7 9 16 59 30 89 1 1 - 1 - 1

44 RSIA Harapan Bunda 9 4 13 10 9 4 13 2 - - - 2

45 RSU Kasih Ibu Denpasar 52 21 73 20 52 21 73 1 - 1 - - - 1 - 1

46 RSU Puri Raharja 51 16 67 7 9 16 58 25 83 2 - - - 2

47 RSU Prima Medika 3 1 4 8 12 20 11 13 24 1 - - - 1

48 RSU Manuaba 77 35 112 16 9 25 93 44 137 3 4 7 2 1 3 5 5 10

49 RSIA Puri Bunda 26 14 40 12 26 14 22 5 - - - 5

50 RSU Bali Med - 16 9 25 16 9 25 1 46 - - 47

51 RSU Surya Husada Ubung - 15 - - 78 7 8 - - 15

52 RSU Bali Royal 63 15 - - 78 7 8 - - 15

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 717 280 1.131 266 271 701 993 555 1.830 31 67 126 2 3 67 33 70 195

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 717 280 1.131 465 518 1.147 1.192 802 2.276 95 227 350 2 3 67 97 230 419

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 27,23 27,62 54,81 8,43 1,61 10,09

Sumber:

1) Sub. Bag. Kepegawaian Dikes Prov. Bali th 2015

2) Seksi Jibang Dikes Prov. Bali th 2015

Keterangan : a termasuk S3

Page 246: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 73

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9

I Puskesmas 0 0

1 Jembrana 177 17 38 55 10 12 22

2 Tabanan 325 53 128 181 16 42 58

3 Badung 217 20 115 135 3 26 29

4 Gianyar 283 51 125 176 11 26 37

5 Klungkung 132 35 73 108 6 17 23

6 Bangli 183 58 70 128 7 10 17

7 Karangasem 186 66 61 127 8 16 24

8 Buleleng 259 80 110 190 7 19 26

9 Kota Denpasar 88 9 89 98 2 23 25

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1850 389 809 1198 70 191 261

II Rumah Sakit

A Kabupaten Jembrana

1 RSUD Negara 61 56 162 218 0 7 7

2 RSKB Kertayasa 11 2 10 12 0 0 0

3 RSU Bunda 13 11 24 35 0

B Kabupaten Tabanan

4 BRSU Tabanan 75 93 272 365 2 10 12

5 RSU Wisma Prashanti 20 52 0

6 RSU Dharma Kerti 0 0

7 RSU Bhakti Rahayu Tabanan 0 0

8 RSU Kasih Ibu Tabanan 51 0

C Kabupaten Badung

9 RSUD Badung 34 50 128 178 0 5 5

10 RSU Graha Asih 7 2 0

11 RSU Kasih Ibu Kedonganan 0 0

BIDANPERAWAT

a

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJAPERAWAT GIGI

Page 247: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9

BIDANPERAWAT

a

NO UNIT KERJAPERAWAT GIGI

12 RS BIMC Kuta 62 0

13 RS BIMC Nusa Dua 69 0

14 RSU Siloam Bali 15 147 0

15 RSU Surya Husada Nusa Dua 0 0

D Kabupaten Gianyar

16 RSUD Sanjiwani Gianyar 45 67 160 227 1 5 6

17 RS Ari Canti 48 42 88 130 0

18 RSU Ganesha 26 26 32 58 0

19 RSU Premagana 41 9 29 38 0

20 RSU Famili Husada 16 11 29 40 0

E Kabupaten Klungkung

21 RSUD Klungkung 60 41 117 158 2 5 7

22 RSU Bintang 18 18 21 39 0

23 RSIA Permata Hati 15 5 15 20 0

F Kabupaten Bangli

24 RS Jiwa Provinsi Bali 1 103 109 212 1 0 1

25 RSUD Bangli 76 69 118 187 1 14 15

26 RSU Bangli Medika Canti 33 44 0

G Kabupaten Karangasem

27 RSUD Karangasem 49 32 86 118 2 7 9

28 RSU Balimed Karangasem 20 13 23 36 1 1

H Kabupaten Buleleng

29 RSUD Singaraja 53 52 126 178 0 5 5

30 Rumkit Tk. IV Singaraja 6 36 11 47 1 4 5

31 RSU Kertha Usadha 34 17 61 78 0

32 RS Karya Dharma Husada 11 6 8 14 0

33 RS Parama Sidhi 13 13 24 37 0

34 RSU Shanti Graha 7 10 11 21 0

I Kota Denpasar

35 RSUP Sanglah Denpasar 89 168 488 656 7 17 24

36 RS Indera Provinsi Bali 2 20 56 76 0 0 0

37 RSUD Wangaya 53 31 132 163 0 4 4

38 Rumkit Tk. II Denpasar 47 75 121 196 4 5 9

Page 248: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9

BIDANPERAWAT

a

NO UNIT KERJAPERAWAT GIGI

39 RS Trijata Polda Bali 19 25 24 49 0 5 5

40 RSU Bhakti Rahayu Denpasar 36 22 31 53 1 1 2

41 RSU Sari Dharma 0 0

42 RSU Surya Husada 41 110 29 139 0

43 RSU Dharma Yadnya 16 17 43 60 2 2

44 RSIA Harapan Bunda 19 10 21 31 0

45 RSU Kasih Ibu Denpasar 20 16 105 121 0

46 RSU Puri Raharja 17 9 110 119 0 1 1

47 RSU Prima Medika 35 80 50 130 0

48 RSU Manuaba 7 50 0

49 RSIA Puri Bunda 84 5 45 50 0

50 RSU Bali Med 43 41 111 152 2 2

51 RSU Surya Husada Ubung 15 14 32 46 1 1 2

52 RSU Bali Royal 37 37 126 113 1 2 3

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1388 1462 3188 5077 24 103 127

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 3238 1851 3997 6275 94 294 388

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 157,05 151,10 9,34

Sumber:

1) Sub. Bag. Kepegawaian Dikes Prov. Bali th 2015

2) Seksi Jibang Dikes Prov. Bali th 2015

Keterangan : a termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis

Page 249: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 74

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

TENAGA TEKNIS

KEFARMASIANa APOTEKER

L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

I Puskesmas

1 Jembrana 1 11 12 1 3 4 2 14 16

2 Tabanan 5 18 23 1 3 4 6 21 27

3 Badung 3 11 14 - 1 1 3 12 15

4 Gianyar 17 - 17 9 - 9 26 - 26

5 Klungkung 6 3 9 1 - 1 7 3 10

6 Bangli 3 9 12 - - - 3 9 12

7 Karangasem 2 9 11 1 1 2 3 10 13

8 Buleleng 4 8 12 1 - 1 5 8 13

9 Kota Denpasar 2 21 23 - 1 1 2 22 24

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 43 90 133 14 9 23 57 99 156

II Rumah Sakit

A Kabupaten Jembrana

1 RSUD Negara 8 6 14 3 - 3 11 6 17

2 RSKB Kertayasa - 1 1 2 1 1 2

3 RSU Bunda - 12 12 - 2 2 - 14 14

B Kabupaten Tabanan

4 BRSU Tabanan 6 24 30 1 7 8 7 31 38

5 RSU Wisma Prashanti - 1 - - -

6 RSU Dharma Kerti - 7 - - -

7 RSU Bhakti Rahayu Tabanan - - - - -

8 RSU Kasih Ibu Tabanan - 1 - - -

C Kabupaten Badung

9 RSUD Badung 3 16 19 - 3 3 3 19 22

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA TOTAL

TENAGA KEFARMASIAN

Page 250: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TENAGA TEKNIS

KEFARMASIANa APOTEKER

L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

NO UNIT KERJA TOTAL

TENAGA KEFARMASIAN

10 RSU Graha Asih - - - - -

11 RSU Kasih Ibu Kedonganan - - - - -

12 RS BIMC Kuta - 6 - - 6

13 RS BIMC Nusa Dua - 6 - - 6

14 RSU Siloam Bali - 14 - - 14

15 RSU Surya Husada Nusa Dua - - - - -

D Kabupaten Gianyar

16 RSUD Sanjiwani Gianyar 5 16 21 4 5 9 9 21 30

17 RS Ari Canti 5 16 21 - 1 1 5 17 22

18 RSU Ganesha - 5 5 2 - 2 2 5 7

19 RSU Premagana - 9 9 1 - 1 1 9 10

20 RSU Famili Husada 1 1 2 1 1 2 2 2 4

E Kabupaten Klungkung

21 RSUD Klungkung 1 16 17 - 7 7 1 23 24

22 RSU Bintang - 1 1 - 1 1

23 RSIA Permata Hati - 1 1 - 3 3 - 4 4

F Kabupaten Bangli

24 RS Jiwa Provinsi Bali 2 1 3 2 3 5 4 4 8

25 RSUD Bangli - 11 11 2 4 6 2 15 17

26 RSU Bangli Medika Canti 6 6 1 1 1 6 7

G Kabupaten Karangasem

27 RSUD Karangasem - 8 8 3 2 5 3 10 13

28 RSU Balimed Karangasem 1 1 1 1 2 1 2 3

H Kabupaten Buleleng

29 RSUD Singaraja 1 8 9 2 4 6 3 12 15

30 Rumkit Tk. IV Singaraja - - - - -

31 RSU Kertha Usadha - 1 1 - 1 1

32 RS Karya Dharma Husada - 1 1 - 1 1

Page 251: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TENAGA TEKNIS

KEFARMASIANa APOTEKER

L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

NO UNIT KERJA TOTAL

TENAGA KEFARMASIAN

33 RS Parama Sidhi 2 2 1 1 - 3 3

34 RSU Shanti Graha - 1 1 - 1 1

I Kota Denpasar

35 RSUP Sanglah Denpasar 7 22 29 5 8 13 12 30 42

36 RS Indera Provinsi Bali 1 5 6 - 3 3 1 8 9

37 RSUD Wangaya 9 12 21 3 2 5 12 14 26

38 Rumkit Tk. II Denpasar 7 5 12 1 1 8 5 13

39 RS Trijata Polda Bali 1 4 5 - 1 1 1 5 6

40 RSU Bhakti Rahayu Denpasar 11 11 - 11 11

41 RSU Sari Dharma - - - - -

42 RSU Surya Husada 2 7 9 2 7 9

43 RSU Dharma Yadnya 29 11 40 1 1 2 3 10 13

44 RSIA Harapan Bunda 1 4 5 1 1 4 5

45 RSU Kasih Ibu Denpasar 28 10 38 1 2 3 3 10 13

46 RSU Puri Raharja 18 18 1 3 3 1 21 22

47 RSU Prima Medika 1 12 13 - 1 12 13

48 RSU Manuaba - - - -

49 RSIA Puri Bunda 11 11 2 2 - 13 13

50 RSU Bali Med 22 22 1 3 4 1 25 26

51 RSU Surya Husada Ubung 1 5 6 1 1 1 6 7

52 RSU Bali Royal - 4 - - -

119 318 437 37 75 147 103 389 518

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 162 408 570 51 84 170 160 488 674

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 13,73 4,09 16,23

Sumber:

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)

Page 252: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TENAGA TEKNIS

KEFARMASIANa APOTEKER

L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

NO UNIT KERJA TOTAL

TENAGA KEFARMASIAN

1) Sub. Bag. Kepegawaian Dikes Prov. Bali th 2015

2) Seksi Jibang Dikes Prov. Bali th 2015

Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi

Page 253: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 75

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

KESEHATAN MASYARAKATa

KESEHATAN LINGKUNGANb

L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8

I Puskesmas -

1 Jembrana 4 3 7 6 7 13

2 Tabanan 5 15 20 26 25 51

3 Badung 3 16 19 12 10 22

4 Gianyar 10 - 10 40 1 41

5 Klungkung 2 5 7 7 5 12

6 Bangli 6 5 11 16 8 24

7 Karangasem 4 6 10 13 11 24

8 Buleleng 2 7 9 22 19 41

9 Kota Denpasar 5 14 19 5 10 15

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 41 71 112 147 96 243

II Rumah Sakit

A Kabupaten Jembrana

1 RSUD Negara 2 1 3 1 1 2

2 RSKB Kertayasa - -

3 RSU Bunda 1 1 1

B Kabupaten Tabanan

4 BRSU Tabanan 4 7 11 3 10 13

5 RSU Wisma Prashanti - -

6 RSU Dharma Kerti 1 -

7 RSU Bhakti Rahayu Tabanan - -

8 RSU Kasih Ibu Tabanan 2 -

C Kabupaten Badung

9 RSUD Badung 1 8 9 3 1 4

10 RSU Graha Asih - -

11 RSU Kasih Ibu Kedonganan - -

12 RS BIMC Kuta 1 -

13 RS BIMC Nusa Dua 6 -

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

Page 254: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

KESEHATAN MASYARAKATa

KESEHATAN LINGKUNGANb

L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8

NO UNIT KERJA

14 RSU Siloam Bali - -

15 RSU Surya Husada Nusa Dua - -

D Kabupaten Gianyar

16 RSUD Sanjiwani Gianyar 9 6 15 5 7 12

17 RS Ari Canti - -

18 RSU Ganesha 2 -

19 RSU Premagana - -

20 RSU Famili Husada 1 1 2 -

E Kabupaten Klungkung

21 RSUD Klungkung 2 - 2 - 3 3

22 RSU Bintang - 1 1

23 RSIA Permata Hati - -

F Kabupaten Bangli

24 RS Jiwa Provinsi Bali - 5 5 2 4 6

25 RSUD Bangli 1 2 3 4 9 13

26 RSU Bangli Medika Canti 6 1 7

G Kabupaten Karangasem

27 RSUD Karangasem 4 1 5 2 7 9

28 RSU Balimed Karangasem - -

H Kabupaten Buleleng

29 RSUD Singaraja 1 4 5 7 6 13

30 Rumkit Tk. IV Singaraja - -

31 RSU Kertha Usadha - -

32 RS Karya Dharma Husada 1 1

33 RS Parama Sidhi

34 RSU Shanti Graha - -

I Kota Denpasar

35 RSUP Sanglah Denpasar 2 9 11 6 13 19

36 RS Indera Provinsi Bali - 1 1 - 1 1

37 RSUD Wangaya 1 3 4 - 3 3

38 Rumkit Tk. II Denpasar 3 3 1 1

39 RS Trijata Polda Bali 1 1 2 2

40 RSU Bhakti Rahayu Denpasar 2 2 -

41 RSU Sari Dharma - -

Page 255: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

KESEHATAN MASYARAKATa

KESEHATAN LINGKUNGANb

L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8

NO UNIT KERJA

42 RSU Surya Husada 2 4 6 -

43 RSU Dharma Yadnya 3 3 1 1

44 RSIA Harapan Bunda -

45 RSU Kasih Ibu Denpasar 3 3 -

46 RSU Puri Raharja 1 1 2 2

47 RSU Prima Medika - -

48 RSU Manuaba 1 1

49 RSIA Puri Bunda 1 -

50 RSU Bali Med 1 5 6 1 1

51 RSU Surya Husada Ubung - 1 1

52 RSU Bali Royal 4 4 1 1

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 41 72 127 40 69 111

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 82 143 239 187 165 354

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 5,76 8,52

Sumber:

1) Sub. Bag. Kepegawaian Dikes Prov. Bali th 2015

2) Seksi Jibang Dikes Prov. Bali th 2015

Keterangan : a

termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan,

tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatanb termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan

Page 256: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 76

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

NUTRISIONIS DIETISIEN

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

I Puskesmas

1 Jembrana 3 10 13 - - - 3 10 13

2 Tabanan 7 18 25 - - - 7 18 25

3 Badung 1 8 9 - - - 1 8 9

4 Gianyar 19 2 21 - - - 19 2 21

5 Klungkung 2 7 9 - - - 2 7 9

6 Bangli 2 8 10 - - - 2 8 10

7 Karangasem 4 10 14 - - - 4 10 14

8 Buleleng 7 22 29 - - - 7 22 29

9 Kota Denpasar 1 12 13 - - - 1 12 13

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 46 97 143 - - - 46 97 143

II Rumah Sakit

A Kabupaten Jembrana

1 RSUD Negara 1 4 5 - - - 1 4 5

2 RSKB Kertayasa - - - - -

3 RSU Bunda 3 3 4 4 - 7 7

B Kabupaten Tabanan

4 BRSU Tabanan 1 22 23 - - - 1 22 23

5 RSU Wisma Prashanti - - - - -

6 RSU Dharma Kerti - - - - -

7 RSU Bhakti Rahayu Tabanan - - - - -

8 RSU Kasih Ibu Tabanan - - - - -

TOTAL

JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

Page 257: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

NUTRISIONIS DIETISIEN

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

TOTALNO UNIT KERJA

C Kabupaten Badung

9 RSUD Badung 1 10 11 - - - 1 10 11

10 RSU Graha Asih - - - - -

11 RSU Kasih Ibu Kedonganan - - - - -

12 RS BIMC Kuta - - - - -

13 RS BIMC Nusa Dua - - - - -

14 RSU Siloam Bali - - - - -

15 RSU Surya Husada Nusa Dua - - - - -

D Kabupaten Gianyar

16 RSUD Sanjiwani Gianyar 3 11 14 - - - 3 11 14

17 RS Ari Canti 4 4 - 4 4

18 RSU Ganesha 2 4 6 - 1 - 6

19 RSU Premagana - 1 1 - 1 1

20 RSU Famili Husada 1 1 - - 1 1

E Kabupaten Klungkung

21 RSUD Klungkung 1 8 9 - - - 1 8 9

22 RSU Bintang 1 1 - - 1 1

23 RSIA Permata Hati 2 2 - - 2 2

F Kabupaten Bangli

24 RS Jiwa Provinsi Bali 2 5 7 - - - 2 5 7

25 RSUD Bangli 3 13 16 - - - 3 13 16

26 RSU Bangli Medika Canti 2 2 - - 2 2

G Kabupaten Karangasem

27 RSUD Karangasem 1 5 6 - - - 1 5 6

28 RSU Balimed Karangasem 1 1 - - 1 1

H Kabupaten Buleleng

Page 258: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

NUTRISIONIS DIETISIEN

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

TOTALNO UNIT KERJA

29 RSUD Singaraja 8 16 24 - - - 8 16 24

30 Rumkit Tk. IV Singaraja - - - - -

31 RSU Kertha Usadha 3 3 - 3 3

32 RS Karya Dharma Husada 2 2 - - 2 2

33 RS Parama Sidhi 1 1 - - 1 1

34 RSU Shanti Graha 1 1 - - 1 1

I Kota Denpasar

35 RSUP Sanglah Denpasar 7 43 50 - - - 7 43 50

36 RS Indera Provinsi Bali - 2 2 - - - - 2 2

37 RSUD Wangaya 2 14 16 - - - 2 14 16

38 Rumkit Tk. II Denpasar - - - - -

39 RS Trijata Polda Bali 2 2 - - 2 2

40 RSU Bhakti Rahayu Denpasar - - - - -

41 RSU Sari Dharma - - - - -

42 RSU Surya Husada - - - - -

43 RSU Dharma Yadnya 1 1 - - 1 1

44 RSIA Harapan Bunda - - - - -

45 RSU Kasih Ibu Denpasar - - - - -

46 RSU Puri Raharja - - - - -

47 RSU Prima Medika - - - - -

48 RSU Manuaba - - - - -

49 RSIA Puri Bunda - - - - -

50 RSU Bali Med 1 1 2 - 1 1 2

51 RSU Surya Husada Ubung - - - - -

52 RSU Bali Royal - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 33 182 215 - 5 5 32 183 220

Page 259: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

NUTRISIONIS DIETISIEN

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

TOTALNO UNIT KERJA

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 79 279 358 - 5 5 78 280 363

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 8,74

Sumber:

1) Sub. Bag. Kepegawaian Dikes Prov. Bali th 2015

2) Seksi Jibang Dikes Prov. Bali th 2015

Page 260: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 77

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

I Puskesmas

1 Jembrana - - - - - - - - -

2 Tabanan - 1 1 - - - - 1 1

3 Badung - 1 1 - - - - 1 1

4 Gianyar 1 - 1 - - - 1 - 1

5 Klungkung - - - - - - - -

6 Bangli - - - - - - - - -

7 Karangasem - - - - - - - - -

8 Buleleng - - - - - - - - -

9 Kota Denpasar - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 2 3 - - - - - - - - - 1 2 3

II Rumah Sakit

A Kabupaten Jembrana

1 RSUD Negara 1 1 2 - - - 1 1 2

2 RSKB Kertayasa - - - - - - -

3 RSU Bunda 1 1 - - - 1 - 1

B Kabupaten Tabanan

4 BRSU Tabanan 5 5 10 - - - 5 5 10

5 RSU Wisma Prashanti - - - - - - -

6 RSU Dharma Kerti - - - - - - -

7 RSU Bhakti Rahayu Tabanan - - - - - - -

8 RSU Kasih Ibu Tabanan - - - - - - -

C Kabupaten Badung

9 RSUD Badung 2 2 4 - - - 2 2 4

10 RSU Graha Asih - - - - - - -

11 RSU Kasih Ibu Kedonganan - - - - - - -

12 RS BIMC Kuta - - - - - - -

13 RS BIMC Nusa Dua - - - - - - -

14 RSU Siloam Bali - - - - - - -

15 RSU Surya Husada Nusa Dua - - - - - - -

D Kabupaten Gianyar

16 RSUD Sanjiwani Gianyar 4 1 5 - - - 4 1 5

17 RS Ari Canti - - - - - - -

JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN

TENAGA KETERAPIAN FISIKTOTAL

NO UNIT KERJA

Page 261: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

TENAGA KETERAPIAN FISIKTOTAL

NO UNIT KERJA

18 RSU Ganesha 1 1 2 - - - 1 1 2

19 RSU Premagana - - - - - - -

20 RSU Famili Husada - - - - - - -

E Kabupaten Klungkung

21 RSUD Klungkung 1 - 1 - - - 1 - 1

22 RSU Bintang 2 2 - - - 2 - 2

23 RSIA Permata Hati - - - - - - -

F Kabupaten Bangli

24 RS Jiwa Provinsi Bali 1 1 2 - 2 2 - - 1 3 4

25 RSUD Bangli 1 - 1 - - - 1 - 1

26 RSU Bangli Medika Canti 2 2 - - - 2 - 2

G Kabupaten Karangasem

27 RSUD Karangasem 3 - 3 - - - 3 - 3

28 RSU Balimed Karangasem - - - - - - -

H Kabupaten Buleleng

29 RSUD Singaraja 3 - 3 - - - 3 - 3

30 Rumkit Tk. IV Singaraja - - - - - - -

31 RSU Kertha Usadha 2 2 - - - 2 - 2

32 RS Karya Dharma Husada - - - - - - -

33 RS Parama Sidhi - - - - - - -

34 RSU Shanti Graha - - - - - - -

I Kota Denpasar

35 RSUP Sanglah Denpasar 8 8 16 - 3 3 - - - 8 11 19

36 RS Indera Provinsi Bali 1 2 3 - - - 1 2 3

37 RSUD Wangaya 2 - 2 - - - 2 - 2

38 Rumkit Tk. II Denpasar - - - - - - -

39 RS Trijata Polda Bali - - - - - - -

40 RSU Bhakti Rahayu Denpasar - - - - - - -

41 RSU Sari Dharma - - - - - - -

42 RSU Surya Husada - - - - - - -

43 RSU Dharma Yadnya - - - - - - -

44 RSIA Harapan Bunda - - - - - - -

45 RSU Kasih Ibu Denpasar 1 1 2 - - - 1 1 2

46 RSU Puri Raharja - - - - - - -

47 RSU Prima Medika - - - - - - -

48 RSU Manuaba - - - - - - -

49 RSIA Puri Bunda - - - - - - -

50 RSU Bali Med - - - - - - -

51 RSU Surya Husada Ubung - - - - - - -

52 RSU Bali Royal - - - - - - -

Page 262: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

TENAGA KETERAPIAN FISIKTOTAL

NO UNIT KERJA

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 41 22 63 - 5 5 - - - - - - 41 27 68

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 42 24 66 - 5 5 - - - - - - 42 29 71

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 1,71

Sumber:

1) Sub. Bag. Kepegawaian Dikes Prov. Bali th 2015

2) Seksi Jibang Dikes Prov. Bali th 2015

Page 263: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 78

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

I Puskesmas - - - - - - - - - - - - -

1 Jembrana - - - - 1 10 11 - - - - - 1 10 11

2 Tabanan 2 1 3 - 1 1 - 4 5 9 - - - - - - - 7 6 13

3 Badung 1 1 - - - 2 5 7 - - - - - 3 5 8

4 Gianyar - - - 1 1 10 2 12 - - - - - - - 11 2 13

5 Klungkung 1 1 - 1 1 - 3 7 10 - - - - 5 7 12

6 Bangli - - - 4 4 1 4 5 - - - - - 5 4 9

7 Karangasem - - - - 1 5 6 - - - - - - - 1 5 6

8 Buleleng - - - - 4 5 9 - - - - - 4 5 9

9 Kota Denpasar - - - - 4 6 10 - - - - - - - 4 6 10

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 4 1 5 - - - 2 - 2 5 - 5 30 49 79 - - - - - - - - - - - - - - - 41 50 91

II Rumah Sakit

A Kabupaten Jembrana

1 RSUD Negara 5 2 7 - 1 1 2 - 2 6 8 - - - - - 8 9 17

2 RSKB Kertayasa - - - 2 2 2 2 - - 2 2 - - - 6 6

3 RSU Bunda 1 1 2 1 1 2 1 1 - 2 2 - - 1 4 5 - 6 6 12 12 12 24

B Kabupaten Tabanan

4 BRSU Tabanan 8 5 13 - 2 1 3 1 2 3 5 20 25 - - - - - - - 16 28 44

5 RSU Wisma Prashanti - - - - - - - - - - - - -

6 RSU Dharma Kerti - - - - 2 - - - - - - - -

7 RSU Bhakti Rahayu Tabanan - - - - - - - - - - - - -

8 RSU Kasih Ibu Tabanan - - - - 5 - - - - - - - -

C Kabupaten Badung

9 RSUD Badung 2 2 4 - - - 2 5 7 - - - - - - - 4 7 11

10 RSU Graha Asih - - - - - - - - - - - - -

11 RSU Kasih Ibu Kedonganan - - - - - - - - - - - - -

12 RS BIMC Kuta - - - - - - - - - - - - -

13 RS BIMC Nusa Dua - - - - - - - - - - - - -

14 RSU Siloam Bali - - - - - - - - - - - - -

15 RSU Surya Husada Nusa Dua - - - - - - - - - - - - -

D Kabupaten Gianyar

16 RSUD Sanjiwani Gianyar 8 3 11 - - - 1 1 1 1 7 13 20 - - - - - - 17 16 33

17 RS Ari Canti 1 1 2 1 1 - - 1 11 12 - - 1 14 15 - - 4 26 30

18 RSU Ganesha 2 2 4 - - - 2 1 3 - - 4 17 21 - - 8 20 28

19 RSU Premagana 3 1 4 - - - 3 3 6 - - 1 1 - - 6 5 11

20 RSU Famili Husada - 1 1 2 - - - - - - - - 1 1 2

E Kabupaten Klungkung

21 RSUD Klungkung 6 3 9 - 2 2 - 1 4 5 - - - - - 9 7 16

22 RSU Bintang 4 1 5 - - - 1 3 4 - - 1 1 2 - - 6 5 11

23 RSIA Permata Hati - - - - 1 2 3 - - 1 1 - - 2 2 4

F Kabupaten Bangli

24 RS Jiwa Provinsi Bali 1 2 3 1 1 2 2 2 - 1 2 3 - - 4 4 - - 3 11 14

25 RSUD Bangli 2 1 3 - 1 1 2 2 3 8 11 - - - - - - - 6 11 17

26 RSU Bangli Medika Canti 3 3 - 2 2 - 3 3 - - 2 4 6 - - 7 7 14

G Kabupaten Karangasem

27 RSUD Karangasem 4 1 5 - 2 1 3 - - 5 5 - - - - - - 6 7 13

28 RSU Balimed Karangasem 3 1 4 - - - 2 2 4 - - - - - 5 3 8

H Kabupaten Buleleng

29 RSUD Singaraja 5 3 8 - 3 3 - - 9 9 - - - - - 8 12 20

30 Rumkit Tk. IV Singaraja - - - - 2 2 - - - - - 2 - 2

31 RSU Kertha Usadha - - - - 2 2 4 - - - - - 2 2 4

32 RS Karya Dharma Husada - - - - 2 2 - - - - - - 2 2

33 RS Parama Sidhi - - - - - - - - - - - -

34 RSU Shanti Graha - - - - 4 4 - - - - - 4 - 4

I Kota Denpasar

REKAM MEDIS DAN

INFORMASI

KESEHATAN

TEKNISI TRANSFUSI

DARAH

TEKNISI

KARDIOVASKULERJUMLAH

JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TENAGA KETEKNISIAN MEDIS

RADIOGRAFER RADIOTERAPISTEKNISI

ELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI

ANALISIS

KESEHATAN

REFRAKSIONIS

OPTISIENORTETIK PROSTETIK

Page 264: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P L P L + P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

REKAM MEDIS DAN

INFORMASI

KESEHATAN

TEKNISI TRANSFUSI

DARAH

TEKNISI

KARDIOVASKULERJUMLAH

NO UNIT KERJA

TENAGA KETEKNISIAN MEDIS

RADIOGRAFER RADIOTERAPISTEKNISI

ELEKTROMEDIS TEKNISI GIGI

ANALISIS

KESEHATAN

REFRAKSIONIS

OPTISIENORTETIK PROSTETIK

35 RSUP Sanglah Denpasar 16 12 28 - 3 2 5 - 13 31 44 - - - - - - - - - 32 45 77

36 RS Indera Provinsi Bali 1 1 - 3 3 - 1 2 3 - - - - - - - 5 2 7

37 RSUD Wangaya 4 1 5 1 2 3 3 3 - 1 12 13 - - - - - - - 9 15 24

38 Rumkit Tk. II Denpasar - - - - - - - - - - - - -

39 RS Trijata Polda Bali - - - - - - - - - - - - -

40 RSU Bhakti Rahayu Denpasar 2 1 3 - 7 7 - 1 4 5 - - - - - 10 5 15

41 RSU Sari Dharma - - - - - - - - - - - - -

42 RSU Surya Husada - - - - - - - - - - - -

43 RSU Dharma Yadnya 4 4 - - - 1 8 9 - - 9 9 - - 5 17 22

44 RSIA Harapan Bunda - - - - - - - - - - - - -

45 RSU Kasih Ibu Denpasar 4 4 8 - - - 4 5 9 - - - - - 8 9 17

46 RSU Puri Raharja - - - - 5 - - - - - - - -

47 RSU Prima Medika - - - - - - - - - - - - -

48 RSU Manuaba - - - - 5 - - - - - - - -

49 RSIA Puri Bunda - - - - 8 - - - - - - - -

50 RSU Bali Med 1 6 7 - - - 1 6 7 - - 1 1 - - 2 13 15

51 RSU Surya Husada Ubung - - - - - - - - - - - -

52 RSU Bali Royal - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 90 53 143 5 5 10 31 7 38 2 6 8 63 171 259 - - - - - - 10 57 67 - - - 6 6 12 207 305 512

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - -

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - -

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 94 54 148 5 5 33 7 40 7 6 13 93 220 338 - - - - - - 10 57 67 - - - 6 6 12 248 355 603

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 14,52

Sumber:

1) Sub. Bag. Kepegawaian Dikes Prov. Bali th 2015

2) Seksi Jibang Dikes Prov. Bali th 2015

Page 265: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 79

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

I Puskesmas - - - - -

1 Jembrana - - - - -

2 Tabanan - - - - -

3 Badung - - - - -

4 Gianyar 2 1 3 - 2 1 3

5 Klungkung 66 219 285 13 5 18 79 224 303

6 Bangli - - - - -

7 Karangasem - - - - -

8 Buleleng

9 Kota Denpasar 2 1 3 - 2 1 3

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 70 221 291 13 5 18 83 226 309

II Rumah Sakit

A Kabupaten Jembrana

1 RSUD Negara 27 39 66

2 RSKB Kertayasa

3 RSU Bunda 1 3 4 6 6 12 7 9 16

B Kabupaten Tabanan

4 BRSU Tabanan

5 RSU Wisma Prashanti

6 RSU Dharma Kerti

7 RSU Bhakti Rahayu Tabanan

8 RSU Kasih Ibu Tabanan

C Kabupaten Badung

9 RSUD Badung

10 RSU Graha Asih

11 RSU Kasih Ibu Kedonganan

12 RS BIMC Kuta

13 RS BIMC Nusa Dua

14 RSU Siloam Bali

JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TENAGA KESEHATAN LAIN

TOTALPENGELOLA PROGRAM

KESEHATANTENAGA KESEHATAN LAINNYA

Page 266: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

NO UNIT KERJA

TENAGA KESEHATAN LAIN

TOTALPENGELOLA PROGRAM

KESEHATANTENAGA KESEHATAN LAINNYA

15 RSU Surya Husada Nusa Dua

D Kabupaten Gianyar

16 RSUD Sanjiwani Gianyar

17 RS Ari Canti

18 RSU Ganesha

19 RSU Premagana

20 RSU Famili Husada

E Kabupaten Klungkung

21 RSUD Klungkung

22 RSU Bintang

23 RSIA Permata Hati

F Kabupaten Bangli

24 RS Jiwa Provinsi Bali 3 6 9 3 6 9

25 RSUD Bangli

26 RSU Bangli Medika Canti

G Kabupaten Karangasem

27 RSUD Karangasem 3 10 13 3 10 13

28 RSU Balimed Karangasem 1 1 1 1

H Kabupaten Buleleng

29 RSUD Singaraja

30 Rumkit Tk. IV Singaraja

31 RSU Kertha Usadha

32 RS Karya Dharma Husada

33 RS Parama Sidhi

34 RSU Shanti Graha

I Kota Denpasar

35 RSUP Sanglah Denpasar

36 RS Indera Provinsi Bali

37 RSUD Wangaya

38 Rumkit Tk. II Denpasar

39 RS Trijata Polda Bali

40 RSU Bhakti Rahayu Denpasar

41 RSU Sari Dharma

42 RSU Surya Husada

43 RSU Dharma Yadnya

44 RSIA Harapan Bunda

Page 267: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

NO UNIT KERJA

TENAGA KESEHATAN LAIN

TOTALPENGELOLA PROGRAM

KESEHATANTENAGA KESEHATAN LAINNYA

45 RSU Kasih Ibu Denpasar

46 RSU Puri Raharja

47 RSU Prima Medika

48 RSU Manuaba

49 RSIA Puri Bunda

50 RSU Bali Med

51 RSU Surya Husada Ubung

52 RSU Bali Royal

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 3 4 39 62 101 13 26 39

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 71 224 295 52 67 119 96 252 348

Sumber:

1) Sub. Bag. Kepegawaian Dikes Prov. Bali th 2015

2) Seksi Jibang Dikes Prov. Bali th 2015

Page 268: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 80

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

I Puskesmas - - - - - - - - - - -

1 Jembrana - - - - - - - - - - -

2 Tabanan - - - - - - - - - - -

3 Badung - 27 29 56 - - - - - - 27 29 56

4 Gianyar 4 5 9 26 27 53 - - - - - - 30 32 62

5 Klungkung 12 6 18 13 16 29 2 2 - - - 2 2 - 29 22 51

6 Bangli 16 6 22 - - - - - - - 16 6 22

7 Karangasem 5 7 7 91 49 72 - - - - - - 48 31 79

8 Buleleng 31 9 40 30 33 63 - - - - - - 61 42 103

9 Kota Denpasar - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 68 33 96 187 154 273 2 - 2 - - - - - - - - - 2 - 2 - - - 211 162 373

II Rumah Sakit

A Kabupaten Jembrana

1 RSUD Negara - - - - - -

2 RSKB Kertayasa 1 2 3 1 6 7 - 2 8 10

3 RSU Bunda 3 3 6 1 10 11 - 1 1 - - - - - 4 14 18

B Kabupaten Tabanan - -

4 BRSU Tabanan - - - - -

5 RSU Wisma Prashanti - - - - -

6 RSU Dharma Kerti - - - - -

7 RSU Bhakti Rahayu Tabanan - - - - -

8 RSU Kasih Ibu Tabanan - - - - -

C Kabupaten Badung

9 RSUD Badung

10 RSU Graha Asih

11 RSU Kasih Ibu Kedonganan

12 RS BIMC Kuta

13 RS BIMC Nusa Dua

14 RSU Siloam Bali

15 RSU Surya Husada Nusa Dua

D Kabupaten Gianyar

16 RSUD Sanjiwani Gianyar - 13 13 13 - 13

17 RS Ari Canti - 6 6 6 - 6

18 RSU Ganesha - 4 4 4 - 4

19 RSU Premagana - 1 1 1 - 1

20 RSU Famili Husada - 20 16 36 20 16 36

E Kabupaten Klungkung

21 RSUD Klungkung 6 8 14 37 42 79 43 50 93

22 RSU Bintang - 2 10 12 1 1 - - - - - 3 10 13

23 RSIA Permata Hati - 3 3 - - - - - - - 3 3

F Kabupaten Bangli

24 RS Jiwa Provinsi Bali 12 8 20 8 6 14 54 25 79 74 39 113

25 RSUD Bangli - - -

STAF PENUNJANG

ADMINISTRASI

STAF PENUNJANG

TEKNOLOGI

STAF PENUNJANG

PERENCANAANTENAGA PENDIDIK JURU

TENAGA

KEPENDIDIKAN

TENAGA

PENUNJANG

KESEHATAN

JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN

TOTALPEJABAT

STRUKTURAL

Page 269: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

STAF PENUNJANG

ADMINISTRASI

STAF PENUNJANG

TEKNOLOGI

STAF PENUNJANG

PERENCANAANTENAGA PENDIDIK JURU

TENAGA

KEPENDIDIKAN

TENAGA

PENUNJANG

KESEHATAN

NO UNIT KERJA

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN

TOTALPEJABAT

STRUKTURAL

26 RSU Bangli Medika Canti 5 3 8 1 7 8 6 10 16

G Kabupaten Karangasem - -

27 RSUD Karangasem 9 5 14 175 145 320 184 150 334

28 RSU Balimed Karangasem 23 17 40 - 23 17 40

H Kabupaten Buleleng

29 RSUD Singaraja

30 Rumkit Tk. IV Singaraja

31 RSU Kertha Usadha

32 RS Karya Dharma Husada

33 RS Parama Sidhi

34 RSU Shanti Graha

I Kota Denpasar

35 RSUP Sanglah Denpasar

36 RS Indera Provinsi Bali

37 RSUD Wangaya

38 Rumkit Tk. II Denpasar

39 RS Trijata Polda Bali

40 RSU Bhakti Rahayu Denpasar

41 RSU Sari Dharma

42 RSU Surya Husada

43 RSU Dharma Yadnya

44 RSIA Harapan Bunda

45 RSU Kasih Ibu Denpasar

46 RSU Puri Raharja

47 RSU Prima Medika

48 RSU Manuaba

49 RSIA Puri Bunda

50 RSU Bali Med

51 RSU Surya Husada Ubung

52 RSU Bali Royal

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 59 46 105 269 245 514 1 1 2 - - - - - - - - - 54 25 79 - - - 383 317 700

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - -

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - -

DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 127 79 201 456 399 787 3 1 4 - - - - - - - - - 56 25 81 - - - 594 479 1.073

Sumber:

1) Sub. Bag. Kepegawaian Dikes Prov. Bali th 2015

2) Seksi Jibang Dikes Prov. Bali th 2015

Page 270: “Profil Kesehatan Prov - depkes.go.id · Nama-nama Kabupaten/Kota dan Ibukotanya di Provinsi Bali Tabel 2.2. Jumlah Keluarga dan Penduduk, Luas Wilayah, Sex Ratio, Kepadatan Serta

TABEL 81

PROVINSI BALI

TAHUN 2015

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

Rupiah %

1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA 491.710.675.373 74,51

a. Belanja Langsung 385.611.567.460

b. Belanja Tidak Langsung 106.099.107.913

2 APBD PROVINSI - 0,00

- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi

3 APBN : 165.410.953.665 25,07

- Dana Alokasi Umum (DAU) 0,00

- Dana Alokasi Khusus (DAK) 36.587.456.665 5,54

- Dana Dekonsentrasi 21.891.339.000 3,32

- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota 106.932.158.000 16,20

- Lain-lain (sebutkan) 0,00

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) 2.770.049.516 0,42

- GF TB 1.578.946.202 0,24

- GF HIV 1.191.103.314 0,18

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN 0,00

659.891.678.554

5.560.886.357.157

8,84

158.902,83

Sumber: Sub Bag Sunprog , Sie Evapor Dikes Prov Bali Tahun 2015

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

TOTAL APBD KAB/KOTA

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA

NO SUMBER BIAYA

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN