jurnal pengaruh sex thd kehamilan

13
PERUBAHAN FUNGSI SEKSUAL PADA MASA KEHAMILAN PRIMIGRAVIDA SEXUAL FUNCTION ALTERATION DURING PREGNANCY IN PRIMIGRAVIDA Evelyn Indradjaja Tunardy, IMS. Murah Manoe, Telly Tessy Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar Alamat Korespondensi: Evelyn Indradjaja Tunardy Bagian OBGIN FK-Unhas Makassar, 90245 HP: 0811466378 Email: [email protected]

Upload: kinanti-devia-larasati

Post on 09-Dec-2015

22 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

sex terhadap kehamilan

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Pengaruh Sex Thd Kehamilan

PERUBAHAN FUNGSI SEKSUAL PADA MASA KEHAMILAN PRIMIGRAVIDA

SEXUAL FUNCTION ALTERATION DURING PREGNANCY IN PRIMIGRAVIDA

Evelyn Indradjaja Tunardy, IMS. Murah Manoe, Telly Tessy

Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar

Alamat Korespondensi:

Evelyn Indradjaja Tunardy Bagian OBGIN FK-Unhas Makassar, 90245 HP: 0811466378 Email: [email protected]

Page 2: Jurnal Pengaruh Sex Thd Kehamilan

Abstrak

Masalah fungsi seksual merupakan masalah yang sering terjadi pada wanita hamil. Penelitian ini bertujuan untuk menilai fungsi seksual pada primigravida sejak trimester pertama sampai ketiga. Fungsi seksual dinilai dengan menggunakan kuesioner FSFI yang telah divalidasi dibeberapa Negara. Penelitian ini lakukan secara kohort prospektif dan pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dengan jumlah sampel 49 primigravida. Data diolah menggunakan spss versi 16 dengan uji McNemar, tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan, lebih banyak wanita yang mengalami penurunan fungsi seksual pada trimester pertama dan ketiga, sedangkan pada trimester kedua kebanyakan wanita mengalami fungsi seksual yang normal. Dalam perbandingannya, terdapat perbedaan bermakna antara fungsi seksual trimester pertama dengan kedua (p<0,01), dan trimester kedua dengan ketiga (p<0,01). Untuk posisi sanggama, pada trimester pertama lebih banyak memilih missionary position (75,5%), trimester kedua memilih woman on top position (67,3%), dan trimester ketiga memilih side by side position (55,1%). Dapat diambil kesimpulan bahwat terjadi perubahan fungsi seksual pada tiap trimester kehamilan primigravida.

Kata Kunci : Primigravida, Fungsi seksual, FSFI, Posisi sanggama

Abstract

The issue of sexual function is a problem that often occurs in pregnant women. This study aimed to assess sexual function in primigravida from first to third trimester. Sexual function was assessed using a validated FSFI questionnaires in several countries. The research was done in a prospective cohort and sampling conducted in consecutive sampling with a sample of 49 primigravida. The data is processed using SPSS version 16 with the McNemar test, the significance level of 0.05. The results showed, more women decreased sexual function in the first and third trimester, whereas in the second trimester most women experience normal sexual function. In comparison, there are significant differences between sexual function with both the first trimester (p <0.01), and the second with the third trimester (p <0.01). For the position of intercourse, the more likely to choose the first trimester missionary position (75.5%), second trimester opt woman on top position (67.3%), and third trimester choose side by side position (55.1%). Can be concluded bahwat changes in sexual function in each trimester of pregnancy primigravida

Keywords: primigravida, sexual function, FSFI, Position copulations

Page 3: Jurnal Pengaruh Sex Thd Kehamilan

PENDAHULUAN

Kehamilan memiliki peran penting dalam fungsi seksual dan perilaku wanita. Masalah

fungsi seksual dilaporkan sering terjadi pada wanita hamil. (Aslan G dkk, 2005). Beberapa

penelitian yang dikembangkan menunjukkan bahwa masalah fungsi seksual merupakan masalah

yang sering terjadi pada 25% - 92% wanita. Fungsi seksual dapat dipengaruhi oleh usia,

pengetahuan, penyakit kronik, kehamilan, dan persalinan. Masalah fungsi seksual dapat

mempengaruhi kualitas hidup wanita, dimana akan memberi dampak negatif pada rasa percaya

diri (Alessandra P. et al., 2009)

Seksualitas merupakan suatu komponen integral dari kehidupan seorang wanita normal.

Hubungan seksual yang nyaman dan memuaskan merupakan salah satu faktor yang berperan

penting dalam hubungan perkawinan bagi banyak pasangan. (Elder J. et al., 2010). Fungsi

seksual merupakan bagian yang turut menentukan warna, kelekatan dan kekompakan pasangan

suami-istri. Bila suami-istri mempunyai persepsi yang sama tentang makna hubungan seksual

dalam perkawinan, tentu tidak akan timbul masalah, namun jika persepsi mereka berbeda,

biasanya akan timbul masalah.(Sylvia D., 2006).

Reamy melakukan penelitian pada 52 wanita hamil dengan menggunakan kuesioner di

tiap trimester kehamilan dan mendapatkan terjadinya penurunan pada kenikmatan seksual,

frekuensi bersanggama, dan orgasme seiring dengan berjalannya kehamilan. Hasrat seksual

meningkat pada trimester kedua dan menurun secara progresif pada trimester ketiga, sesuai

dengan penelitian oleh Masters dan Johnson. (Uwapusitanon W. et al., 2004). Bartellas

melakukan evaluasi 141 wanita hamil, dan menemukan bahwa kehamilan mereka ditandai

dengan penurunan yang progresif pada aktivitas seksual, dan kebanyakan wanita hamil takut bila

dengan bersanggama dapat melukai kandungannya. (Bartellas E. et al., 2000). Di Indonesia,

khususnya di Makassar belum ada penelitian tentang fungsi seksual dalam kehamilan, sehingga

peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hal tersebut dengan menggunakan kuesioner Female

Sexual Function Index (FSFI).

Page 4: Jurnal Pengaruh Sex Thd Kehamilan

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan rancangan penelitian

Penelitian ini dilakukan dibeberapa rumah sakit pendidikan Bagian Obstetri dan

Ginekologi FK-UNHAS. Penelitian ini merupakan penelitian kohort prospektif dengan

menggunakan consecutive sampling

Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah primigravida yang melakukan ANC di beberapa

rumah sakit pendidikan Bagian Obstetri dan Ginekologi FK-UNHAS, yaitu wanita yang hamil

trimester pertama, kemudian di follow up sampai trimester ketiga.

Sampel adalah semua anggota populasi yang memenuhi kriteria penelitian. Kriteria

inklusi: Primigravida usia 25 – 35 tahun dengan kehamilan trimester pertama, kedua, dan ketiga;

kehamilan tunggal; hari pertama haid terakhir (HPHT) jelas; tinggal dengan suami; bersedia

mengisi informed consent. Kriteria eksklusi: Kehamilan yang disertai dengan penyakit lain atau

penyulit (misal: asma, hipertensi, penyakit jantung, plasenta previa, dan inkompetensi serviks);

hubungan dengan suami tidak harmonis; wanita primigravida dengan riwayat infertil primer.

Kriteria drop out : Primigravida yang telah diikutsertakan dalam penelitian, dalam perkembangan

kehamilannya mengalami masalah atau komplikasi kehamilan (misal: ancaman abortus,

perdarahan antepartum, uterus kontraktil, hipertensi, sesak napas)

Metode pengumpulan data

Dilakukan anamnesis terhadap ibu yang bersedia mengikuti penelitian ini dan mengisi

surat persetujuan. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak terdapat dalam kriteria

eksklusi diambil sebagai sampel untuk penelitian. Pasien primigravida trimester pertama (usia

kehamilan < 14 minggu) yang melakukan ANC akan dijadikan sampel, dan diberi lembar

kuesioner untuk diisi, lalu pada trimester kedua (usia kehamilan 15 minggu – 28 minggu) dan

trimester ketiga (usia kehamilan 29 minggu – 42 minggu) juga diberi lembar kuesioner untuk

diisi lagi. Kuesioner ini mencakup fungsi seksual dan posisi sanggama favorit pasien tersebut

dalam 4 minggu terakhir

Analisis data

Analisis data meliputi analisis deskriptif yaitu menghitung jumlah dan menentukan,

sedangkan perhitungan analitik menggunakan uji statistik yang sesuai, yaitu : Analisis univariat,

untuk deskripsi data berupa distribusi frekuensi. Analisis bivariat, Uji McNemar untuk

Page 5: Jurnal Pengaruh Sex Thd Kehamilan

membandingkan 2 variabel yang berpasangan. Hasil uji hipotesis dikatakan tidak bermakna bila

p > 0,05, bermakna bila p ≤ 0,05, dan sangat bermakna bila p < 0,01.

HASIL

Distribusi Karakteristik Sampel Penelitian

Tabel 1 menunjukkan karakteristik sampel yang dianalisis meliputi usia ibu, pendidikan,

pekerjaan, dan lama menikah.. Secara umum dari 49 sampel yang diteliti, kelompok umur

terbanyak yaitu 25-29 tahun sebanyak 32 sampel (65,3%). Menurut tingkat pendidikan,

kelompok SLTA terbanyak yaitu 19 sampel (38,8%) dan pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga

(IRT) sebanyak 32 sampel (65,3%). Untuk sampel yang mengalami disfungsi seksual, terdapat

42 sampel (85,7%) pada trimester pertama, 13 sampel (26,5%) pada trimester kedua, dan 39

sampel (79,6%) pada trimester ketiga.

Distribusi Aspek Fungsi Seksual dalam Kehamilan

Tabel 2. memperlihatkan distribusi aspek fungsi seksual dalam kehamilan primigravida.

Untuk desire, yang terbanyak mengalami disfungsi yaitu pada trimester ketiga sebanyak 26

sampel (53,1%), dan tetap normal pada trimester kedua sebanyak 45 sampel (91,8%). Aspek

arousal pada trimester kedua tetap normal pada semua sampel, yaitu 49 sampel (100%). Pada

aspek lubrication, gangguan fungsi terbanyak pada trimester ketiga, yaitu sekitar 17 sampel

(34,7%), sedangkan pada trimester kedua, banyak yang normal, sekitar 48 sampel (98%). Dalam

mencapai orgasme atau orgasm, hampir tiap trimester tidak mengalami disfungsi, namun pada

trimester kedua, semua sampel mencapai orgasme, yaitu sebanyak 49 sampel (100%). Tingkat

satisfaction dalam kehamilan, terdapat disfungsi pada trimester pertama dan ketiga, sedangkan

pada trimester kedua sekitar 44 sampel (89,8%) normal. Rasa nyeri atau pain tidak banyak

dialami dalam kehamilan tiap trimester, namun pada trimester kedua, 49 sampel (100%) tidak

mengeluhkan adanya rasa nyeri.

Analisis Perbandingan Total Nilai FSFI pada Primigravida Trimester I dan II

Tabel 3 menunjukkan perbandingan fungsi seksual secara keseluruhan dengan melihat

total nilai FSFI antara trimester pertama dan kedua. Pada tabel ini tampak adanya perbedaan

yang bermakna antara fungsi seksual trimester pertama dengan kedua (p=0,000).

Page 6: Jurnal Pengaruh Sex Thd Kehamilan

Analisis Perbandingan Total Nilai FSFI pada Primigravida Trimester II dan III

Pada Tabel 3 memperlihatkan perbandingan total nilai FSFI pada primigravida trimester

kedua dan ketiga, dan terdapat perbedaan yang bermakna antara fungsi seksual kedua trimester

(p=0,000).

Analisis Perbandingan Total Nilai FSFI pada Primigravida Trimester I dan III

Tabel 3 menunjukkan perbandingan total nilai FSFI pada primigravida trimester pertama

dan ketiga, dimana antara kedua trimester tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p=0,607).

Perbandingan Total nilai FSFI pada Trimester I, II, dan III

Pada Grafik 1 dapat dilihat adanya gambaran disfungsi seksual pada trimester I dan III,

sedangkan pada trimester II kebanyakan mengalami fungsi seksual yang normal.

Posisi Sanggama dalam Kehamilan

Pada tabel 4 menggambarkan beberapa posisi sanggama dalam kehamilan, dimana posisi

terbanyak pada trimester pertama yaitu missionary position, yaitu sebanyak 37 sampel (75,5%).

Pada trimester kedua, pilihan posisi sanggama terbanyak yaitu woman on top position, sebanyak

33 sampel (67,3%). Dan pada trimester ketiga, terbanyak wanita hamil lebih memilih side by

side position, yaitu sebanyak 27 sampel (55,1%). Perubahan pemilihan posisi sanggama pada

tiap trimester kehamilan, dimana trimester pertama memilih missionary position, trimester kedua

memilih woman on top position, dan trimester ketiga memilih side by side position.

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, ditemukan Perubahan fungsi seksual lebih sering terjadi pada

kehamilan primigravida trimester pertama dibandingkan dengan kehamilan trimester kedua.

Perubahan fungsi seksual lebih sering terjadi pada kehamilan primigravida trimester ketiga

dibandingkan dengan kehamilan trimester kedua. Fungsi seksual pada kehamilan primigravida

trimester pertama dibandingkan dengan kehamilan trimester ketiga hampir tidak ada perubahan.

Terdapat perbedaan pemilihan posisi sanggama dalam tiap trimester kehamilan, dimana

missionary position menjadi pilihan pada kehamilan primigravida trimester pertama, woman on

top position pada trimester kedua, dan side by side position pada trimester ketiga.

Kelompok usia terbanyak antara 25 – 29 tahun, yaitu sebanyak 32 sampel (65,3%).

Berdasarkan penelitian oleh National Survey of Family Growth (NSFG) tahun 2006-2010,

angka kesuburan untuk wanita adalah antara 15 – 44 tahun. Disamping itu, menurut NSFG juga

Page 7: Jurnal Pengaruh Sex Thd Kehamilan

kebanyakan wanita yang menikah, mengalami kehamilan pertama pada usia antara 20 - 29 tahun,

yaitu sekitar 45,7%.

Hali ini sesuai dengan penelitian ini, dimana sampel yang digunakan adalah primigravida

(Martinez G.,et al, 2012). Pendidikan terakhir sampel yang terbanyak adalah SLTA, yaitu

sebanyak 19 sampel (38,8%). Berdasarkan Data Statistik Indonesia tahun 2005, angka bebas buta

huruf di Sulawesi Selatan pada wanita adalah 82,20% dengan tingkat pendidikan rata-rata adalah

SMA. Hal ini kemudian menjadi perhatian peneliti dalam pengisian kuesioner. Sehingga peneliti

memberikan perhatian lebih pada kelompok sampel yang masuk dalam kelompok pendidikan

rendah.

Kelompok pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 32 sampel

(65,3%). Hal ini sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik dalam Survei Sosial Ekonomi

Nasional 2004. Dimana, ternyata di perkotaan sebagian besar ibu usia kurang dari 40 tahun yang

mempunyai anak, sekitar 63,3% hanya mengurus rumah tangga saja dan yang bekerja hanya

29.6% saja.Disfungsi seksual terdapat banyak pada trimester pertama dan ketiga yaitu 42 sampel

(85,7%) dan 39 sampel (79,6%).

,Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa pada kehamilan trimester pertama terdapat

beberapa sampel yang mengalami disfungsi, yaitu pada desire, satisfaction, dan pain.

Sedangkan pada trimester kedua, hampir semua aspek fungsi seksual normal.. Pada trimester

ketiga, terdapat lebih banyak sampel yang mengalami disfungsi seksual, yaitu pada aspek desire,

arousal, lubrication, satisfaction, dan pain, apabila dibandingkan dengan trimester pertama.

Fungsi seksual dalam kehamilan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu faktor

hormonal, neurogenik, fisik, maupun psikis. Hormon testosteron berperan penting dalam

seksualitas pria maupun wanita, yang berpengaruh pada hasrat dan aktivitas seksual. Pada wanita

hamil, terjadi penurunan kadar testosteron, yang menyebabkan terjadinya penurunan hasrat

seksual.

Dopamin, merupakan suatu neurotransmiter yang aktif pada saat tubuh dalam keadaan

senang. Dorongan atau keinginan seksual diaktivasi oleh dopamin, yang menyebabkan

peningkatan hasrat seksual. Meskipun faktor hormonal dan neurogenik memegang peranan

dalam fungsi seksual, namun sekitar 46% disfungsi seksual dalam kehamilan lebih dipengaruhi

oleh ketidaknyamanan fisik, dan 25% - 50% dipengaruhi oleh faktor psikis (Brown, C.,et al.

2008)

Page 8: Jurnal Pengaruh Sex Thd Kehamilan

Adanya gangguan desire pada trimester pertama sampel disebabkan oleh adanya tanda-

tanda hamil muda berupa rasa mual dan muntah pada awal kehamilan, juga karena merupakan

kehamilan pertama sehingga kebanyakan merasa takut akan terjadi gangguan terhadap

kehamilan, sehingga kebanyakan wanita hamil merasa enggan untuk melakukan hubungan

seksual. Sedangkan pada trimester kedua, kebanyakan dari sampel telah pulih dari mual muntah,

sehingga mereka merasa dapat melakukan hubungan seksual seperti biasa. Pada trimester ketiga,

desire menurun akibat rasa penuh dan sesak pada perut sehingga banyak sampel merasa malas

untuk memulai hubungan seksual.

Pada fase arousal, sampel pada trimester pertama dan kedua hampir tidak mengalami

gangguan, tetapi pada trimester ketiga banyak yang mengalami gangguan. Ini disebabkan oleh

makin besarnya kehamilan, sehingga membatasi pergerakan dan menyebabkan sampel merasa

malas untuk melakukan hubungan seksual. Fase lubrication, kebanyakan sampel mengalami

gangguan di trimester ketiga. Hal ini berkaitan dengan adanya penurunan fungsi desire dan

arousal, sehingga hasrat atau keinginan seksual pun akan menurun.Pada fase orgasm,

kebanyakan sampel pada tiap trimester mengalami orgasme. Tetapi, peneliti tidak dapat

menentukan apakah diantara sampel terdapat beberapa yang mengalami multiple orgasm.

Satisfaction pada trimester pertama menurun diduga akibat rasa bersalah yang timbul

setelah melakukan hubungan seksual, dimana beberapa sampel merasa khawatir mengenai

bayinya. Sedangkan pada trimester kedua, kepuasan seksual hampir tidak mengalami gangguan.

Pada trimester ketiga, fase ini kembali mengalami gangguan akibat perasaan tidak nyaman yang

muncul sehubungan dengan kehamilan yang bertambah besar.

Pain sejalan dengan lubrikasi pada tiap trimester, dimana dengan adanya lubrikasi yang

baik, kebanyakan sampel tidak merasakan nyeri pada saat melakukan hubungan seksual,

terutama pada trimester kedua. Penelitian ini memberi hasil yang hampir serupa dengan

penelitian yang dilakukan oleh Reamy pada 52 wanita hamil, dimana ditemukan adanya sedikit

penurunan desire pada trimester pertama, meningkat pada trimester kedua, dan menurun secara

progresif pada trimester ketiga. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Master

dan Johnson (Uwapusitanon W. et al., 2004). Wanita hamil pada trimester pertama seringkali

merasa sulit untuk mendapatkan perasaan erotis untuk memulai hubungan seksual. Ini dapat

disebabkan oleh munculnya rasa mual atau muntah dan fatique pada beberapa wanita. Begitu

Page 9: Jurnal Pengaruh Sex Thd Kehamilan

juga yang dikemukakan oleh Bartellas dkk (2000), yakni hampir 49% wanita merasa takut

apabila melakukan hubungan seksual akan dapat melukai janinnya. (Lewis J., et al., 2006)

Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Aslan G dkk., dimana mereka

menemukan adanya perubahan pada seluruh aspek fungsi seksual menurut FSFI selama

kehamilan. Kepuasan seksual atau satisfaction sedikit menurun pada trimester pertama, dan

bervariasi pada trimester kedua, kemudian akan menurun tajam pada trimester ketiga.

Lubrication tetap dialami dalam tiap trimester kehamilan, sedangkan orgasm dialami secara

bervariasi pada tiap trimester. Dispareunia atau pain dialami oleh hampir 22-50% wanita hamil

terutama pada akhir trimester. (Aslan G.,et al., 2005).

Dalam penelitian Masters dan Johnson (1966), dikemukakan bahwa pada trimester kedua

kebanyakan wanita akan mengalami sensasi erotis yang meningkat, dikarenakan pada trimester

ini, keluhan kehamilan dini telah berkurang atau hilang, dan pada saat ini terjadi bendungan pada

pembuluh darah pelvis, sehingga meningkatkan intensitas orgasme wanita. Dimana pada saat ini

tidak jarang seorang wanita dapat merasakan multiple orgasm. (Lewis J.,et al., 2006)

Memasuki trimester ketiga, seorang wanita hamil akan mengalami perubahan bentuk

tubuh dan perut yang makin membesar, sehingga merasakan dirinya kurang menarik, disamping

pergerakan yang juga terbatas. Hal ini seringkali menimbulkan ketidaknyamanan dan kesulitan

dalam berhubungan seksual (Lewis J.,et al., 2006)

Untuk analisis perbandingan total nilai FSFI antara primigravida trimester pertama

dengan kedua, ditemukan perbedaan bermakna pada fungsi seksualnya, dengan nilai p=0,000.

Begitu pula antara trimester kedua dan ketiga ditemukan perbedaan bermakna pada

perbandingan total nilai FSFI dengan nilai p=0,000. Namun antara trimester pertama dan ketiga,

tidak ditemukan perbedaan bermakna, dengan nilai p=0,607

Pada Grafik 1. dapat dilihat gambaran disfungsi seksual dan fungsi seksual normal pada

tiap trimester.Menurut penelitian oleh Alessandra P dkk. pada 271 wanita hamil, ditemukan

prevalensi gangguan fungsi seksual rata – rata 46,6% pada trimester pertama, 34,2% pada

trimester kedua, serta 73,3% pada trimester ketiga. Dan ternyata terdapat perbedaan prevalensi

yang bermakna antara trimester pertama dengan kedua, dan kedua dengan ketiga.

Dalam penelitian ini, didapatkan pada trimester pertama kebanyakan sampel memilih

missionary position (75,5%), trimester kedua memilih woman on top position (67,3%), dan

trimester ketiga memilih side by side position (55,1%). Dalam penelitian Uwapusitanon W. dan

Page 10: Jurnal Pengaruh Sex Thd Kehamilan

Choobun T.(2004), mereka mengklasifikasikan tiga kelompok posisi sanggama bagi wanita

hamil. Kelompok pertama, yaitu man on top position atau dikenal dengan missionary position.

Posisi ini seringkali dilakukan pada keadaan tidak hamil ataupun masih hamil muda. Kelompok

kedua yaitu woman on top position, dimana posisi ini lebih dipilih oleh wanita hamil trimester

kedua, dan kelompok ketiga yaitu side by side atau rear entry position. Posisi ini semakin

diminati dengan makin bertambah besarnya kehamilan.

Bila dilihat dari penelitian diatas, terdapat kesamaan pemilihan posisi sanggama.

Aktivitas seksual dan pemilihan posisi sanggama, juga dipengaruhi oleh berat badan seseorang,

dimana pada wanita yang mengalami obesitas, biasanya mengalami ketidaknyamanan dalam

aktivitas seksual pada posisi tertentu. Namun, dalam penelitian ini, yang menjadi kekurangan

dan keterbatasan yaitu tidak dilakukannya pengukuran indeks massa tubuh sampel penelitian per

tiap trimester. Diakibatkan pertambahan berat badan yang berbeda antara tiap wanita hamil

seiring dengan kehamilannya, dan keengganan dalam mencantumkan berat badan dalam

kuesioner. Hal ini juga disebutkan dalam penelitian oleh Rada C.(2011), yang mengemukakan

bahwa terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan frekuensi, kualitas, dan lamanya

aktivitas seksual seseorang.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian ini, kami menyimpulkan bahwa terdapat perubahan fungsi seksual

pada tiap trimester kehamilan, dimana secara statistik terdapat perbedaan bermakna antara fungsi

seksual trimester pertama dengan kedua, dan antara trimester kedua dengan ketiga. Selain itu,

terdapat juga perbedaan pemilihan posisi sanggama dalam tiap trimester kehamilan. Perlu

dilakukan penelitian yang lebih lanjut tentang fungsi seksual dalam kehamilan pada primigravida

dan dibandingkan dengan pada waktu sebelum hamil atau pre-konsepsi, dengan jumlah sampel

yang lebih banyak. Selanjutnya diharapkan dengan adanya publikasi hasil penelitian ini, petugas

kesehatan yang kompeten dapat memberikan edukasi dan konseling mengenai fungsi seksual dan

aktivitas seksual dalam kehamilan kepada para wanita.

Page 11: Jurnal Pengaruh Sex Thd Kehamilan

DAFTAR PUSTAKA

Aslan G., Aslan D., Kizilyar A., Ispahi C., Esen A. (2005). A Prospective Analysis of Sexual Functions During Pregnancy. Int J Import Res. 17: 154-7

Bartellas E, Crane J, Daley M, Bennett KA, Hutchens D. (2000). Sexuality and Sexual Activity in Pregnancy. Br J Obstet Gynaecol. 107: 964-8

Brown C. Rosen R. Heiman J. Leiblum S, Meston C. Shabsigh R. Ferguson D. D’Agostino Jr. (2000). The Female Sexual Function Index (FSFI): A Multidimensional Self-Report Instrument for the Assessment of Female Sexual Function. Journal of Sex & Marital Therapy. 26:191-208

Elder J., Braver Y. Female Sexual Dysfunction. [online] Available from: http://www.clevelandclinicmeded.com

Lewis J., Black J. (2006). Sexuality in Women of Childbearing Age. In :Journal of Perinatal Education. P. 29 – 35

Martinez G., Daniels K., (2012). Fertility of men and women aged 15-44 years in the United States: National survey of family grow.

Sylvia D. (2006). Disfungsi Seksual pada Perempuan. Universitas Indonesia. Jakarta. p:1-28

Uwapusitanon W., Choobun T.(2004). Sexuality and Sexual Activity in Pregnancy. J Med Assoc Thai; 87 (Suppl 3): S45-9

Page 12: Jurnal Pengaruh Sex Thd Kehamilan

Tabel 1 Distribusi karakteristik sampel penelitian

Karakteristik N % Usia Ibu 25 – 29 tahun 32 65,3 30 – 35 tahun 17 34,7 Pendidikan SD 14 28,6 SLTP 4 8,2 SLTA 19 38,8 Perguruan Tinggi 12 24,5 Pekerjaan IRT 32 65,3 PNS/ ABRI / POLRI 6 12,2 Pegawai swasta 3 6,1 Wiraswasta 3 6,1 Mahasiswi Trimester I Disfungsi seksual Normal Trimester II Disfungsi seksual Normal Trimester III Disfungsi seksual Normal

5

42 7

13 36

39 10

10,2

85,7 14,3

26,5 73,5

79,6 20,4

Tabel 2 Distribusi Aspek Fungsi Seksual dalam Kehamilan

Trimester I

Trimester II

Trimester III

Aspek Fungsi Seksual n = 49

Disfungsi seksual Normal

Disfungsi seksual Normal

Disfungsi seksual Normal

Desire

16 (32,7%) 33 (67,3%) 4 (8,2%) 45 (91,8%) 26 (53,1%) 23 (46,9%) Arousal

2 (4,1%) 47 (95,9%) 0 49 (100%) 20 (40,8%) 29 (59,2%)

Lubrication

6 (12,2%) 43 (87,8%) 1 ( 2%) 48 (98%) 17 (34,7%) 32 (65,3%) Orgasm

2 (4,1%) 47 (95,9%) 0 49 (100%) 2 (4,1%) 47 (95,9%)

Satisfaction

28 (57,1%) 21 (42,9%) 5 (10,2%) 44 (89,8%) 33 (67,3%) 16 (32,7%) Pain

19 (38,8%) 30 (61,2%) 0 49 (100%) 17 (34,7%) 32 (65,3%)

Page 13: Jurnal Pengaruh Sex Thd Kehamilan

Tabel 3 Analisis Perbandingan Total Nilai FSFI pada Primigravida Trimester I,II dan III

Trimester II

Disfungsi seksual ≤ 26

Normal > 26

Total

P

Trimester I

N % N % N %

0,000 Disfungsi seksual 12 28,6 30 71,4 42 100

Normal 1 14,3 6 85,7 7 100

Trimester III

Disfungsi seksual

≤ 26 Normal

> 26 Total

P

Trimester II

N % N % N %

Disfungsi seksual 7 53,8 6 46,2 13 100 Normal 32 88,9 4 11,1 36 100 0,000

Trimester III

Disfungsi seksual ≤ 26

Normal > 26

Total

P

N % N % N %

Trimester

I Disfungsi seksual 33 78,6 9 21,4 42 100

Normal 6 85,7 1 14,3 7 100 0,607 Tabel 4 Pemililhan Posisi Sanggama dalam Kehamilan

Trimester I Trimester II Trimester III

N % N % N %

Missionary position 37 75,5 10 20,4 7 14,3 Side by side position 8 16,3 2 4,1 27 55,1 Rear entry position 0 0 4 8,2 5 10,2

Woman on top position 4 8,2 33 67,3 10 20,4

Grafik 1 Perbandingan Total Nilai FSFI Pada Trimester I, II, dan III