feromon sex

13
JURNAL PRAKTIKUM PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI PENGGUNAAN FEROMON SEX UNTUK MENGENDALIKAN HAMA Oryctes richoceros dan Rhincoporus ferugenesis PADA TANAMAN KELAPA SAWIT DAN KELAPA O L E H NAMA : IMRAN HAKIM JURUSAN : AGROEKOTEKNOLOGI NIM : 8316-07 MEJA : 2 ( DUA ) GROUP : A LABORATORIUM PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA MEDAN

Upload: muhammad-habibi-nst

Post on 19-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Feromon sex pada tumbuhan. merupakan bagian penting dalam ilmu agroekoteknologi dan pertanian

TRANSCRIPT

JURNAL PRAKTIKUM

JURNAL PRAKTIKUM

PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASIPENGGUNAAN FEROMON SEX UNTUK MENGENDALIKAN HAMA Oryctes richoceros dan Rhincoporus ferugenesis PADA TANAMAN KELAPA SAWIT DAN KELAPAO

L

E

H

NAMA: IMRAN HAKIMJURUSAN: AGROEKOTEKNOLOGI

NIM

: 8316-07

MEJA

: 2 ( DUA )GROUP: A

LABORATORIUM PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2009JURNAL PRAKTIKUM

PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASI

PENGGUNAAN FEROMON SEX UNTUK MENGENDALIKAN HAMA Oryctes richoceros dan Rhincoporus ferugenesis PADA TANAMAN KELAPA SAWIT DAN KELAPAO

L

E

H

NAMA: IMRAN HAKIMJURUSAN: AGROEKOTEKNOLOGI

NIM

: 8316-07

MEJA

: 2 ( DUA )

Laporan Ini Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti praktikum

di Laboratorium Pengendalian Hayati. Fakultas pertanian

Universitas Islam Sumatera Utara

Medan

Asisten

Nilai

(1. Harry Sujadmiko )( )

(2. Erwin Efendy )LABORATORIUM PESTISIDA DAN TEKNIK APLIKASIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN

2009PENGGUNAAN FEROMON SEX UNTUK MENGENDALIKAN HAMA Oryctes richoceros dan Rhincoporus ferugenesis PADA TANAMAN KELAPA SAWIT DAN KELAPA ( IMRAN HAKIM( 8316-07 ) FP. UISU. T. A. 2008-2009)Abstrak

Feromon sex yang merupakan suatu pengendalian biologis yang dapat menarik kumbang jantan sehingga memudahkan untuk memasukkannya kedalam perangkap serta membuat kumbang badak jantan menjadi infertil (tidak bisa mempunyai keturunan atau mandul)

Kata Kunci : Feromon sex, kumbang badak jantan.PENDAHULUAN

Latar BelakangPengendalian hama terpadu sebagai satu cara pengendalian hama tanpa merusak lingkungan. Diantara beberapa cara pengendalian hama yang ada, pengendalian biologis merupakan alternatif pengendalian yang paling aman. Hal ini erat kaitannya dengan kelangsungan ekologi maupun habitat tanaman itu berada, karena selain mengurangi bahkan tanpa bahan kimia, metode biologis ini lebih diarahkan pada pengen-dalian secara alami dengan mem-biarkan musuh-musuh alami agar tetap hidup. Meskipun dampaknya akan dirasakan dalam jangka waktu yang lama, namun hal tersebut akan menciptakan terjaganya keseimbangan ekosistem yang ada.Pestisida merupakan formulasi dari campuran semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanamanKumbang badak jantan merupakan salah satu hama pada tanaman kelapa sawit dan kelapa. Serangan dari kumbang badak jantan ini sangat merugikan para petani sehingga diperlukan cara untuk melakukan pengendalian terhadap hama ini. Pengendalian yang digunakan diusahakan tanpa menyebabkan residu yang membahayakan bagi lingkungan. Salah satunya penggunaan bioinsektisida feromon sex yang merupakan suatu pengendalian biologis yang dapat menarik kumbang jantan sehingga memudahkan untuk memasukkannya kedalam perangkap serta membuat kumbang badak jantan menjadi infertil (tidak bisa mempunyai keturunan atau mandul)

Dari uraian diatas perlu dilakukan pengujian feromon sex terhadap kumbang badak jantan.Tujuan Praktikum

Untuk mengetahui formulasi dari pestisida

Untuk mengetahui jenis larutan hasil campuran pestisidaHASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

No.Jenis Pestisida Bahan CampuranHasil Campuran

1.

2.

3.

4.

5.

6. Penta Up z 480 SL(5 Tetes) + DaftDecis 25 Ec

Dafat Lennate

Nazole + Dupont Larnat 25

WP (5 tetes)

Dafat+Decis

Penta Up z 480 SLAir/ Aquades

Air/ Aquades

Air/ Aquades

Air/ Aquades

Air/ Aquades

Air/ AquadesHomogen

Homogen

Suspensi

Homogen

Emulsi , terjadi pengendapan dan cairan terpisah. Homogen

BAHAN DAN METODE

A. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan Praktikum dilaksanakan Di Johor. Jln. Karya Wisata. Pada hari Jumat tanggal 30 November 2009 pukul 16.00 sampai dengan selesai Di Laboratorium Pengendalian Hayati.

B. Bahan dan Alat

a. Bahan

1. Cocsinella aquata ( Kumbang Bemo )2. Aphis sp ( Aphis )b. Alat

1. Lub ( Kaca Pembesar )2. Aqua Cup

3. Kain kasah

4. Karet gelangC. Metode Praktikum

Ambillah serangga hama yang yang telah didapat . Setelah itu masukanlah serangga hama tersebut kedalam aqua cup. Setelah itu letakan juga serangga dari jenis predator kedalam aqua cup. Setelah itu tutup dengan menggunakan kain kasah. Lalu amatilah dalam waktu 48 jam.B. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa feronom sex memiliki efek yang nyata terhadap kumbang badak jantan.

Dalam tiga hari pertama setelah aplikasi terdapat dua kumbang badak jantan yang tertangkap serta tiga hari berikutnya terdapat dua lagi kumbang badak jantan yang tertangkap. Jumlah kumbang badak jantan yang tertangkap sedikit disebabkan sedikitnya tanaman kelapa sawit pada areal penelitian sehingga tidak banyak kumbang badak jantan yang tertangkap.

Feronom sex ini juga berpengaruh terhadap ketertarikan kumbang jantan terhadap tanaman kelapa sawit. Kumbang badak jantan lebih menyukai feronom sex dibandingkan kelapa sawit sehingga dapat digunakan sebagai bioinsektisida bagi serangga kumbang badak jantan.KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Feromon sex yang merupakan suatu pengendalian biologis yang dapat menarik kumbang jantan sehingga memudahkan untuk memasukkannya kedalam perangkap serta membuat kumbang badak jantan menjadi infertil (tidak bisa mempunyai keturunan atau mandul)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa memiliki efek yang nyata terhadap kumbang badak jantan. Dalam tiga hari pertama terdapat 2 kumbang badak jantan yang terperangkap dan tiga hari berikutnya terdapat 2 kumbang badak jantan. Feronom sex dapat digunakan sebagai bioinsektisida untuk sedangga kumbang badak jantan.B. Saran

Praktikum pestisida agar lebih baik dari yang kemarin.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus, 2005. Majalah Pertanian Abdi Tani, Volume 6 No.2/ Edisi XXIII April Juni. PT TSP, Surabaya

Schreiber, M.M. 1992. Influence of tillage crop rotation, and weed management on giant foxtail (Setaria faberi) population dynamics and corn yield. Weed Sci. 40:645-653.

Egley, G. H. 1986. Stimulation of Weed Seed Germination in the Soil. Rev. Weed Sci. 2: 67 89.

Tasistro, A. 1991. Selecting herbicide for maize under conventional tillage.In: Naize Conservation Tillage. CYMMIT, Lisboa-Mexico, 7:115-121.

Tjitrosedirdjo, S., I.H. Utomo dan J. Wiroatmodjo. 1984. Pengelolaan Gulmadi Perkebunan. Badan Penerbit Kerjasama Biotrop Bogor danGramedia, Bogor, 210 p

TINJAUAN PUSTAKA

Pestisida merupakan formulasi dari campuran semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak tanaman.

Penggunaan pestisida yang berlebihan saat ini sedikit banyak telah merubah keseimbangan ekosistem yang ada diantaranya : hama sasaran menjadi lebih kuat, makin punahnya musuh alami dari musuh sasaran serta menurunnya jumlah jasad renik dalam tanah sebagai dekompositor/pengurai benda mati menjadi bahan organik yang diperlukan untuk kesuburan tanah. Bila keadaan tersebut dibiarkan maka bukan tidak mungkin pada ekosistem tanaman tersebut populasi hama maupun penyakitnya semakin bertambah sebagai dampak dari penggunaan bahan kimia yang berlebihan. Disadari atau tidak, dampak pengen-dalian kimiawi yang dilakukan secara serampangan tanpa memperhatikan aspek lingkungan sangat berpengaruh besar pada keseimbangan ekosistem (Anonimus, 2005).Penggunaan pestisida yang berlebihan, berspektrum luas dan tidak selektif disertai tehnik budidaya yang kurang baik akan berdampak pada ketidakseimbangan ekosistem, karena tidak hanya hama saja melainkan semua pemangsanya pun turut musnah. Dan bila terjadi ledakan populasi hama yang baru, jumlah predator yang ada tidak mencukupi sehingga pengendalian biologis tidak akan efektif (Egley, G. H. 1986).Bioinsektisida ialah salah satu pestisida alami yang dapat digunakan untuk mengendalikan serangga tanpa menyenbabkan residu berlebih terhadap lingkungan. Kumbang badak jantan adalah salah satu hama bagi tanaman kelapa sawit dan kelapa yang merugikan bagi para petani (Tasistro,1991).Feromon sex yang merupakan suatu pengendalian biologis yang dapat menarik kumbang jantan sehingga memudahkan untuk memasukkannya kedalam perangkap serta membuat kumbang badak jantan menjadi infertil (tidak bisa mempunyai keturunan atau mandul) tanpa menyebabkan gangguan pada keseimbangan ekosistem (Tasistro,1991).