print !!!!!!!! tugas agama hindu

24
TUGAS AGAMA HINDU PURNAMA TILEM DESAIN INTERIOR Anggota : I Komang Darma Winata (1130008004) I Gede Agus Mahendra (1130008008) I Wayan Sukma Yudara Mitra (1130008014) 1 | Page

Upload: samantha-jones

Post on 27-Dec-2015

100 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Tugas Agama Hindu

TRANSCRIPT

Page 1: Print !!!!!!!! Tugas Agama Hindu

TUGAS AGAMA HINDU

PURNAMA TILEM

DESAIN INTERIOR

Anggota :

I Komang Darma Winata (1130008004)

I Gede Agus Mahendra (1130008008)

I Wayan Sukma Yudara Mitra (1130008014)

I Gede Rian Mahayana Pratama (1130008015)

1 | P a g e

Page 2: Print !!!!!!!! Tugas Agama Hindu

KATA PENGANTAR

Om Swastiastu,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas paper ini. Tugas kami ini berjudul “Purnama Tilem“.

“Berkarya itu mulia demi kemanusiaan” Berdasarkan perinsip semacam inilah kami merangkai dan menyusun paper ini sampai menjadi sebuah bacaan. Apa yang kami siratkan dalam paper ini adalah kehendak-Nya. Karena tanpa berkat dan restu-Nya paper ini mungkin tidak berhasil diselesaikan.

Melalui tugas yang kami buat ini, kami harapkan dapat membantu pembaca, khususnya mahasiswa/i menyadari kembali akan hakekat dari hari purnama tilem, apa hari purnama tilem itu, dan bagaimana cara merayakannya, kemudian perubahan sikap yang bagaimana diharapkan setelah hari perayaan purnama tilem tersebut.

Kami sangat menyadari bahwa apa yang tertulis dalam tulisan ini sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami perlukan untuk penyempurnaan tugas kami ini.

Semoga semua pikiran yang baik dating dari segala penjuru.

Om Santih, Santih, Santih, Om.

2 | P a g e

Page 3: Print !!!!!!!! Tugas Agama Hindu

Daftar Isi

I. Pendahuluan…………………………………………………………… 4

II. Asal-Usul Purnama Tilem…………………………………………. 5

III. Latar Belakang Purnama Tilem…………………………………. 6

IV. Makna Filosofis Purnama Tilem....................................... 7

V. Kajian Upacara/Ritual……………………………………............ 9

VI. Kajian Susila/Etika………………………………………………….. 12

VII. Kajian Tatwa/Filosofi………………………………………………. 13

VIII. Penutup……………………………………………………………….... 15

IX. Kesimpulan…………………………………………………………….. 15

X. Saran-Saran……………………………………………………………. 15

XI. Daftar Pustaka…………………………………………………………16

3 | P a g e

Page 4: Print !!!!!!!! Tugas Agama Hindu

Pendahuluan

Setiap rerahina purnama tilem umat hindu di Indonesia sibuk

membuat canang, pesucian dan daksina untuk dihaturkan

kehadapan Sang Hyang Widhi Wasa. Canang biasanya terdiri

dari : ceper (sebagai alas dasar berbentuk segi empat bujur

sangkar) sebagai lambing dar Swastika yang terbuat dari janur.

Swastika adalah symbol suci agama hindu yang merupakan dasar

kekuatan dan kesejahteraan Bhuana Agung dan Bhuana Alit.

Kemudian pesucian berbentuk segi empat panjang yang

terbuat dari janur. Di atas tangkih atau celemik diisi boreh miik,

lengis miik, sisig, daun pucuk/kembang sepatu yang diiris-iris,

tebu, porosan. Di atasnya disusun duras yang berbentuk segitiga

maupun bundar. Arti dan maksud dari pesucian adalah sebelum

umat bersembahyang, terlebih dahulu menyucikan badan, jiwa,

dan pikiran

Daksina terdiri dari bedogan yang terbuat dari daun kelapa

hijau tua, berbentuk seperti palung didalamnya terdapat raka-

raka berupa pisang dan tebu, gegantusan, dukuh, tingkih, pangi,

dan telur. Serta kojong yang berisi porosan dan bunga. Daksina

merupakan lambing lingga dan yoni (siwa dan saktinya)

Purnama tilem oleh umat hindu sering dimanfaatkan untuk

berdiskusi di Pura-Pura sehabis sembahyang. Ada juga yang

bertirtha yatra k pura-pura untuk melakukan meditasi. Tujuannya

untuk memperoleh ketenangan, kedamaian, kebahagiaan dan

inspirasi. Pada hari purnama tilem inilah para sastrawan,

4 | P a g e

Page 5: Print !!!!!!!! Tugas Agama Hindu

pujangga para mediator melakukan perenungan untuk

mendapatkan ide ide baru.

5 | P a g e

Page 6: Print !!!!!!!! Tugas Agama Hindu

Asal Usul Purnama Tilem

Purnama tilem sudah dirayakan oleh nenek moyang di negeri nusantara, sebelum pengaruh hindu datang ke Indonesia. Dalam kurun waktu yang berabad-abad purnama tilem di percaya menjadi hari suci di belahan negeri timur.

Rehahina purnama dirayakan ketika bulan penuh, ketika

sang rembulan memancarkan sinarnya yang terang benderang

sedangkan Rerahina tilem dirayakan ketika bulan mati,

maksudnya gelap (tidak ada sinar bulan dilangit). Kegelapan pada

hari tilem ini justru bernuansa religious.

Purnama dan tilem adalah hari suci yang dirayakan umat

hindu sedunia. Purnama datangnya setiap 30 hari sekali. Begitu

pula halnya dengan tilem. Pada saat terjadinya purnama dan

tilem terdapat dua kejadian yang bertolak belakang, kejadian

inilah yang menjadi pusat kereligiusan pada hari tersebut. Pada

saat purnama cahaya bulan akan terpancar secara sempurna

karena tidak adanya penghalang memantulnya sinar matahari

sedangkan pada saat tilem, cahaya matahari terhalang oleh bumi

sehingga bulan tak dapat memantulkan cahaya matahari. Inilah

yang dijadikan saat pemujaan bagi umat hindu.

Setiap rerahinan purnama dan tilem umat hindu di Bali dan

di Indonesia menghanturkan canang dan canang sari di setiap

pelinggih yang ada di merajan atau sanggah kemulannya.

Ditimpali pula dengan daksina dan pesucian. Canang sari,

daksina, dan pesucian hanya dihaturkan pada pelinggih-pelinggih

6 | P a g e

Page 7: Print !!!!!!!! Tugas Agama Hindu

tertentu saja. Sedangkan canang baik itu di merajan maupun

dalam rumah tangga semua tempat yang bisa digunakan untuk

tempat membanten, dihaturkan canang. Bahan

persembahyangan (upakara) untuk hari suci purnama dan tilem

adalah sama, yaitu : canang sari, canang, pesucian dan daksina

sedangkan jika umat berniat melakukan tirta yatra ke pura-pura

tertentu maka dibuatkan pejati.

Latar Belakang Purnama Tilem

Dibalik hari raya purnama tilem terdapat kejadian alam yang

terjadi. Pada saat hari raya purnama terjadi pasang pada air laut

yang membuktikan adanya pengaruh bulan terhadap bumi,

sehingga para nenek moyang kita terdahulu akan mengadakan

upacara sebagai pengingat bahwa adanya pengaruh besar yang

akan diberikan oleh bulan pada bumi. Maka para nenek moyang

pun akan melakukan persembahan-persembahan sebagai bentuk

puji syukur atas pengaruh baik yang diberikan oleh bulan kepada

bumi. Dan pada saat hari raya tilem terjadi fenomena alam yaitu

surutnya air laut, pada perkembangannya terjadi banyak mitos

atau cerita yang menceritakan mengapa bulan pada hari tersebut

tidak memperlihatkan cahayanya. Salah satu cerita itu adalah

cerita tentang “Kala Rau” seorang bhuta kala yang menyamar

sebagai dewa siwa agar mendapatkan air suci yang dapat

memberikan kehidupan yang abadi namun niatnya tersebut dapat

diketahui oleh dewa Indra ( manifestasi dari Ida Sang Hyang

7 | P a g e

Page 8: Print !!!!!!!! Tugas Agama Hindu

Widhi sebagai dewa bulan) sehingga saat air suci baru sampai

pada tenggorokan dari Kala Rau, maka segeralah dewa indra

melepaskan anak panahnya dan tepat mengenai leher dari bhuta

kala tersebut, akibat dari itu maka hanya kepala dari bhuta kala

tersebut yang abadi. Sehingga Kala Rau menjadi dendam dan

mengeluarkan sumpah bahwa setiap bulan akan mengeluarkan

sinarnya, ia kan menelan bulan tersebut. Namun karena ia tidak

memiliki tubuh, maka seberapa pun usahanya untuk

memusnahkan sinar bulan, maka sinar bulan akan kembali

muncul dari tenggorokannya. Maka karena ketakutan nenek

moyang kita terhadap hilangnya sinar bulan, para nenek moyang

kita pun menghaturkan sesajen sebagai permohonan maaf untuk

bhuta kala itu.

Makna Filosofis Purnama Tilem

Sarana upacara yang dilakukan oleh umat Hindu pada setiap

rerahinan purnama dan tilem bahan pokoknya adalah terdiri dari

dari : bunga, daun, buah dan air. Umat hindu meyakini bahwa

kehadirannya di dunia ini tidak lepas dari pengaruh karma masa

lalunya. Sisa-sisa karma dimana hidup yang terdahulu disebut

dengan karma sesana. Pada waktu sembahyang dan melakukan

pemujaan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dengan sarana

upakara “Canang Sari” adalah sebagai simbul

8 | P a g e

Page 9: Print !!!!!!!! Tugas Agama Hindu

mempersembahkan karma wasana kehadapanNya. Baik itu pada

kehidupan yang terdahulu, yang sekarang maupun kehidupan

mendatang.

Seluruh mahluk ciptaaNya adalah kumpulan wasana (bekas-

bekas karma yang di buat pada masa lalu). Karma wasana ini ada

dalam bentuk pikiran, kata-kata dan berbagai jenis perbuatan.

Pada waktu hari suci prnama dan tilem umat manusia berusaha

mendekatkan dirinya pada kemala Agungan-Nya, dengan cara

melakukan persembahyangan berupa canang sari . Maksud dan

tujuannya adalah dalam memuja Tuhan dengan bunga-bunga

yang menyimbulkan “Wasana”, secara harfiah kita berserah diri

dikakiNya yang merupakan sari dari keberadaan kita yang alami.

Ketika mengambil bunga untuk persembahyangan kelima jari-jari

tangan menjuntai kebawah. Hal ini menunjukkan bahwa manusia

terikat oleh kelima indranya (keduniawian, terikat oleh benda-

benda dan emosi). Selanjutnya bunga-bunga tersebut juga di

bawa ke atas oleh jari-jari yang tercakup. Hal ini menyimbulkan

bahwa seseorang mempersembahkan karma wasananya

kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dengan kata lain

kecendrungan yang mengarah pada hal-hal yang berbau duniawi

kini diarahkan menuju tuhan.

Bulan purnama dan bulan tilem juga sering diistilahkan

dengan hati atau pikiran manusia yang sedang menyusut dan

terang benderang. Dengan perumpamaan yang berbasis pada

9 | P a g e

Page 10: Print !!!!!!!! Tugas Agama Hindu

kekuatan kala (waktu). Bulan disimboliskan dengan ketua

dewatanya pikiran (Chandrama Manaso Jatah) itulah sebabnya

terkadang hati dan pikiran seseorang bias menyamain sifat

kedewataan. Jadi bisa dikatakan bahwa jika pikiran seseorang

sedang keruh, dirasuki oleh sifat-sifat angkara murka, maka

diistilahkan bulan dewatanya sedang menyusut menuju pada

kegelapan (tilem). Hal seperti ini dialami oleh setiap orang.

Kesadaran atau atma tatwa inilah yang ditujukan oleh umat

manusia. Namun banyak yang masih bingung dan meraba-raba

dalam kegelapan, karena manusia ada dalam pengaruh maya

tatwa (keduniawian,kepalsuan). Pengaruh atma

tatwa(kecemerlangan) disimboliskan dengan bulan purnama dan

pengaruh maya tatwa (kegelapan) disimboliskan dengan bulan

mati (tilem) selalu bertarung di dalam pikiran manusia. Jika atma

tatwa atau lebih dominan maka seseorang menjadi bijaksana,

welas asih dan berbudi pekerti luhur. Jika maya tatwa mjwnang

atau lebih dominan maka egonya muncul, ingin selalu lebih

unggul, mudah sekali dihinggapi oleh sifat buruk bernama Sad

Ripu.

10 | P a g e

Page 11: Print !!!!!!!! Tugas Agama Hindu

Kajian Upacara/Ritual

Secara umum sarana yang dipakai dalam melaksanakan

yadnya adalah : patram (daun), puspam (bunga), phalam (buah-

buahan), toyam (air), dan agni (api).

Umat Hindu di Indonesia setiap rerahinan atau hari suci Purnama

Tilem sibuk membuat canang, pesucian dan daksina (sarana

sesajen),untuk dihaturkan kehadapan-Nya. Canang biasanya

terdiri dari : ceper yaitu sebagai alas dasar berbentuk segi empat

bujur sangkar sebagai lambang dari “Swastika” yang terbuat dari

janur. Swastika adalah simbol suci Agama Hindu yang merupakan

dasar kekuatan dan kesejahteraan Bhuana Agung atau

macrocosmos dan Bhuana Alit atau Microcosmos. 

Didalam ceper yang berbentuk segi empat itu terdapatlah raka-

raka seperti : pisang dan tebu masing-masing 1 (satu) iris.

Kemudian jajan gegiping, boreh miik dan lengis miik diatas

tangkih. Diatasnya adalah porosan (daun sirih, kapur putih dan

buah pisang). Raka-raka adalah lambang hasil bumi, sedangkan

porosan adalah melambangkan sabda, bayu, idep (suara, tenaga

dan pikiran). 

Diatasnya kemudian disusun dengan duras, yang berbentuk

bundar, juga terbuat dari janur. Duras ini adalah lambang dari

cakra atau padma yang berbentuk bundar, merupakan dasar

kekuatan dan perputaran alam. Selanjutnya disusun dengan

11 | P a g e

Page 12: Print !!!!!!!! Tugas Agama Hindu

bunga-bunga yang harum diatas duras, yang merupakan lambang

keharmonisan alam, kesucian, kedamaian abadi dan keindahan

surgawi.

Kemudian pesucian berbentuk segi empat panjang yang terbuat

dari janur. Diatas tangkih atau celemik diisi boreh miik, lengis

miik, sisig (jajan uli yang dihanguskan), daun pucuk/ kembang

sepatu yang diiris-iris, tebu, porosan. Diatasnya disusuni duras

bisa berbentuk segitiga maupun bundar. Arti dan maksud dari

pesucian tersebut adalah : bahwa sebelum umat bersembahyang,

terlebih dahulu menyucikan badan, jiwa dan pikiran.

Daksina terdiri dari : bedogan yang terbuat dari daun kelapa hijau

tua, berbentuk seperti palung. Kemudian didalamnya terdapat

raka-raka berupa pisang dan tebu, gegantusan, dukun-dukun,

tingkih, pangi, dan telur, serta kojong yang berisi porosan dan

bunga. 

Didalam bedogan tersebut berisi kelapa yang telah dikupas

kulitnya. Daksina ini adalah lambang “Lingga dan Yoni” (Siwa dan

saktinya). Diatas kelapa biasanya disusuni pula dengan bunga

sumpang. Bunga-bunga harum yang ditusuk-tusuk dengan kawat,

jika daksina tersebut dilinggihkan (ditaruh diatas pelinggih),

namun jika hanya untuk menimpali banten yang lainnya tidak

usah diisi sumpang.

12 | P a g e

Page 13: Print !!!!!!!! Tugas Agama Hindu

Pada rerahinan atau hari suci Purnama yang dianggap istimewa

oleh umat dibuatkan banten tertentu. Misalnya Purnama yang

bertepatan dengan “Gerhana Bulan” maka dibuatkan banten

sesayut dirgayusa bumi, dan sesayut durmengala. Sesayut ini

dihaturkan kehadapan-Nya dan dipuja oleh Sulinggih. Ketika

Purnama Sada dibuatkan “banten sesayut Purnama Sada”.

Purnama dan Tilem umumnya diikuti oleh sasih yang

menyertainya. Sasih dalam penanggalan kalender ada 12 (dua

belas) yaitu : Sasih Kasa, Karo, Katiga, Kapat, Kalima, Kanem,

Kapitu, Kawolu, Kasanga, Kadasa, Jiyesta dan Sada. Jika pada

penanggalan itu Purnama bertepatan dengan sasih Kapat, maka

disebut “Purnama Kapat”. Begitu pula halnya dengan Tilem, jika

dia pada sasih kapat itu maka disebut “Tilem Kapat”.

Sebagaimana halnya kebiasaan umat di Bali dan Indonesia pada

rerahinan Purnama Tilem itu, maka canang raka dan canang sari

dihaturkan di semua pelinggih yang ada di Merajan/Sanggah

Kamulan atau tempat suci keluarga. Begitu pula disetiap

pelangkiran yang ada dalam rumah tangga. Di lebuh, di sumur, di

dapur, penuggun karang, pemedalan, pintu regol, di natar dan

sebagainya.

13 | P a g e

Page 14: Print !!!!!!!! Tugas Agama Hindu

Kajian Susila/Etika

Hari raya purnama dan tilem terjadi setiap 30 hari sekali

yang bergantian setiap 15 harinya. Dalam kaitannya adanya

upakara yang disembahkan pada saat purnama dan tilem

berhubungan dengan cerita seorang bhuta kala yang bernama

“Kala Rau”.

“Kala Rau”

Dikisahkan seorang bhuta kala yang menyamar sebagai

dewa siwa agar mendapatkan air suci yang dapat memberikan

kehidupan yang abadi namun niatnya tersebut dapat diketahui

oleh dewa Indra ( manifestasi dari Ida Sang Hyang Widhi sebagai

dewa bulan) sehingga saat air suci baru sampai pada

tenggorokan dari Kala Rau, maka segeralah dewa indra

14 | P a g e

Page 15: Print !!!!!!!! Tugas Agama Hindu

melepaskan anak panahnya dan tepat mengenai leher dari bhuta

kala tersebut, akibat dari itu maka hanya kepala dari bhuta kala

tersebut yang abadi. Sehingga Kala Rau menjadi dendam dan

mengeluarkan sumpah bahwa setiap bulan akan mengeluarkan

sinarnya, ia kan menelan bulan tersebut. Namun karena ia tidak

memiliki tubuh, maka seberapa pun usahanya untuk

memusnahkan sinar bulan, maka sinar bulan akan kembali

muncul dari tenggorokannya.

Kajian Tatwa/Filosofi

Kedudukan dewa indra

Dewa Indra memiliki nama lain sesuai dengan karakter dan

mitologi yang terkait dengannya. Nama lain tersebut juga

mengandung suatu pujian. Nama lain Dewa Indra yakni:

Sakra (yang berkuasa)

Swargapati (raja surga)

Diwapati (raja para Dewa)

15 | P a g e

Page 16: Print !!!!!!!! Tugas Agama Hindu

Meghawahana (yang mengendarai awan)

Wasawa (pemimpin para Wasu)

Dalam Weda, Indra adalah dewa pemimpin

dalam Regweda (disamping Agni). Ia senang meminum Soma,

dan mitos yang penting dalam Weda adalah kisah

kepahlawanannya dalam menaklukkan Wretra, membebaskan

sungai-sungai, dan menghancurkan Bala, sebuah pagar batu

dimana Panismemenjarakan sapi-sapi dan Usas (dewa fajar). Ia

adalah dewa perang, yang telah menghancurkan benteng

milik Dasyu, dan dipuja oleh kedua belah pihak

dalam Pertempuran Sepuluh Raja.

Regweda sering menyebutnya Śakra: yang perkasa.

Saat zaman Weda, para dewa dianggap berjumlah 33 dan Indra

adalah pemimpinnya (secara ringkas Brihadaranyaka

Upanishad menjabarkan bahwa para dewa terdiri dari

delapan Wasu, sebelas Rudra, dua belas Aditya, Indra,

dan Prajapati). Sebagai pemimpin para Wasu, Indra juga dijuluki

Wasawa.

Pada zaman Wedanta, Indra menjadi patokan untuk segala

hal yang bersifat penguasa sehingga seorang raja bisa disebut

"Manawèndra" (Manawa Indra, pemimpin manusia) dan Rama,

tokoh utama wiracarita Ramayana, disebut "Raghawèndra"

(Raghawa Indra, Indra dari klan Raghu). Dengan demikian Indra

16 | P a g e

Page 17: Print !!!!!!!! Tugas Agama Hindu

yang asli juga disebut Déwèndra (Dewa Indra, pemimpin para

dewa).

Penutup

Kesimpulan

17 | P a g e

Page 18: Print !!!!!!!! Tugas Agama Hindu

1. Hari raya purnama dan tilem sudah ada sejak jaman dulu sebagai kepercayaan dari nenek moyang kita.

2. Asal-usul hari raya purnama dan tilem disebabkan karena para nenek moyang kita ingin mensyukuri dari pengaruh positif yang diberikan oleh bulan terhadap bumi.

3. Banten yang digunakan pada hari raya purnama dan tilem, yaitu canang, daksina, dan pesucian

Saran

Saran-saran yang dapat kami berikan adalah :

1. Melestarikan kebudayaan yang sudah ada, yang sudah di turunkan dari jaman nenek moyang.

2. Hendaknya setiap hari raya purnama dan tilem kita melakukan persembahyangan dirumah dan di pura-pura.

18 | P a g e

Page 19: Print !!!!!!!! Tugas Agama Hindu

Daftar Pustaka

Raras, Niken Tambang. 2004. Purnama Tilem “Rahasia Kasih Rwa Bhineda”. PARAMITA : Surabaya

19 | P a g e