presus dr.erie d.i, sp.kj.doc terbaru!!

25

Click here to load reader

Upload: firellylia

Post on 23-Dec-2015

21 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

fdfdgduqdgoiq

TRANSCRIPT

Page 1: Presus Dr.erie D.I, Sp.kj.Doc Terbaru!!

Presentasi Kasus

SKIZOFRENIA PARANOID

Oleh:1. Aditya Priherdadi

2. Devi Indra Lestari

3. Erikha Anggrainy

4. Etty Farida Mustifah

5. Nora Indriasary

Pembimbing:

Dr. Erie Darma Irawan Sp, KJ

SMF ILMU KESEHATAN JIWA

RS JIWA ISLAM KLENDER

JANUARI 2010

0

Page 2: Presus Dr.erie D.I, Sp.kj.Doc Terbaru!!

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn. Betaser

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat / tgl lahir : Jakarta, 16 Desember 1979

Usia : 30 tahun

Agama : Kristen Prostestan

Suku Bangsa : Batak

Pendidikan : S1

Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Cipinang Utara RT : 010 RW : 05

Datang ke rumah sakit : 01 Desember 2009

Pukul : 20.00 WIB

Riwayat perawatan :

1. Rawat Jalan : Awal tahun 2004 berobat jalan ke RS Cipto Mangunkusumo,

tahun 2007 berobat jalan ke RS Persahabatan, awal tahun 2009

RS Santa Carolus.

2. Rawat Inap :Akhir tahun 2004 di RSJ Grogol

Akhir tahun 2009 di RSJI Klender

II. RIWAYAT PSIKIATRI

A. Keluhan Utama :

Autoanamnesis : Diambil tanggal 12, 13, 14, 15 Januari 2010.

Alloanamnesis : Diambil tanggal 12 Januari 2010

Keluarga merasa gelisah dan resah dengan sikap pasien yang sering berteriak-teriak keras

di luar rumah tanpa sebab yang jelas dan pasien dibawa ke RSIJ Klender agar pasien bisa

sembuh.

1

Page 3: Presus Dr.erie D.I, Sp.kj.Doc Terbaru!!

B. Keluhan Tambahan :

Pasien dibisiki oleh suara-suara seperti orang mengobrol, pasien merasa orang-orang

disekitarnya membicarakan dirinya.

C. Riwayat Gangguan Sekarang :

Pasien dijemput dari rumahnya dan dibawa ke RSJI Klender hari Selasa tanggal 1

Desember 2009 oleh petugas rumah sakit dikarenakan pasien berteriak-teriak secara spontan

diluar rumah tanpa sebab yang jelas, tanpa disadari oleh pasien. Pasien berteriak-teriak

dikarenakan adanya bisikan-bisikan yang mengganggu dirinya, disaat itu pula pasien keluar

rumah dan dengan spontannya berteriak-teriak.

Pada Awal tahun 2004 pasien memulai untuk membuat skripsinya dan saat itu juga

pasien sering melamun, dan suka menyendiri. Akibat dari sering melamun dan menyendiri ini

secara tanpa disadari oleh pasien tersebut mendengarkan bisikan – bisikan dari telinganya

bisikan berupa orang yang sedang mengobrol dan bisikan itu bukanlah suatu ajakan atau pun

suruhan, pasien lupa tentang hal apa saja yang terbisikan di telinganya. Bisikan itu muncul ketika

pasien sedang melamun dan sedang sendirian. Menurut keluarga pasien. Pasien juga merasa

orang-orang disekitarnya membicarakan dirinya bahkan pernah berpikiran ada orang yang ingin

membunuhnya namun pasien menyadari bahwa bisikan itu tidak benar. Karena kejadian tersebut

sering pasien alami sehingga pasien dibawa keluarganya untuk berobat ke RS. Jiwa Grogol dan

didiagnosis oleh dokter dengan penyakit skizofrenia kemudian pasien dirawat inap selama satu

minggu. Saat pulang dari RS.Grogol Pasien masih sering mendengarkan bisikan – bisikan dari

telinga pasien sehingga pasien berniat untuk bunuh diri dengan cara meminum semua obat yang

diberikan dokter. Setelah minum obat secara banyak pasien terbangun kembali dan tidak terjadi

apa-apa pada pasien tersebut.

Pada November 2004 pasien datang ke RS.Cipto dengan keluhan kejang. Kejang dialami

satu kali selama lebih dari 30 menit dan berhenti di RS setelah diberikan obat yang disuntikan

berupa diazepam. Sebelum kejang pasien merasakan adanya bisikan-bisikan yang terus-menerus

dan tidak berhenti. Kejang dalam keadaan tidak sadar dan kejang seluruh anggota gerak tubuh

dan pasien mengeluarkan busa dari mulutnya. Dan pasien hanya di rawat satu hari saja dan

selanjutnya pasien berobat jalan. Pasien menyangkal pernah punya penyakit epilepsi

sebelumnya.

2

Page 4: Presus Dr.erie D.I, Sp.kj.Doc Terbaru!!

Pada tahun 2007 pasien berobat ke RS. Persahabatan dengan keluhan adanya bisikan-

bisikan yang belum menghilang sejak tahun 2004 dan pasien melakukan rawat jalan.

Pada awal 2009 pasien berobat ke RS.Santa Corolus dengan keluhan adanya bisikan-

bisikan yang belum menghilang. Pada saat inilah pasien mulai jarang minum obat karena pasien

merasa obat yang selama ini di minum oleh pasien tidak membawa perubahan pada pasien

tersebut. Dan obat yang diminum membuat pasien mengantuk sehingga pasien tidak bisa

melakukan pekerjaannya secara biasanya.

Pada Akhir tahun 2009 Pasien bercerita sebelum teriak-teriak di luar rumah pasien

mengeluhkan dibisiki oleh suara-suara seperti orang mengobrol dan pasien mengenali suara

obrolan tersebut adalah pejabat-pejabat tinggi negara yang pernah dilihatnya di televisi, selain

itu pasien juga di ajak untuk mengobrol, namun suara bisikan tersebut hanya bisa didengar oleh

pasien sendiri. Bisikan-bisikan tersebut terus didengar oleh dirinya, hingga pasien tidak bisa

tidur, malas makan, dan sangat mengganggu aktivitas sehari-harinya

Pasien juga bercerita melihat langit saat sore hari langit tersebut berdenyut dan berwarna

merah.

D. Riwayat Gangguan Sebelumnya:

Pasien merupakan anak ke dua dari empat bersaudara. Pasien mengaku dirinya seorang

yang perfeksionis, emosional, romatis dan humoris. Pasien sempat mengalami kesulitan dalam

membuat skripsinya sehingga pasien sering melamun dan menyendiri. Pasien menyelesaikan

kuliahnya pada akhir tahun 2004 di sebuah Universitas swasta jurusan sastra Inggris di Jakarta.

Pasien mengaku mempunyai teman banyak, tidak ada masalah dalam dunia kampusnya, pasien

menjadi sebuah pimpinan dalam sebuah organisasi di kampusnya dan dijalani dengan biasa-biasa

saja tanpa tekanan atau beban, teman-temannya pun mendukung dia sewaktu menjabat dalam

kepimpinannya. Pasien pernah berpacaran dengan seorang wanita teman kampusnya, namun

hanya menjalani hingga 1 tahun, dan berpisah secara baik-baik tidak ada masalah yang berarti.

Pasien pun bersikap biasa-biasa saja setelah putus, tidak ada rasa bersalah ataupun cemas. Pasien

mengaku mempunyai ipk 3,85 dan tidak ada kendala dalam menjalani kuliah, namun saat

mengambil skripsi pasien mulai mengeluhkan gejala-gejala yang aneh (keluhan diatas) dan nilai

ipk nya menjadi 3,5. Namun pasien tidak sedih ataupun merasa terganggu, pasien bersikap biasa-

biasa saja.

3

Page 5: Presus Dr.erie D.I, Sp.kj.Doc Terbaru!!

Tahun 2004 juga pasien mendapat penghargaan dari SCTV dan Mabes POLRI atas karya

ilmiahnya, namun pasien bersikap biasa saja. Setelah kejadian itu pasien mulai sering mendengar

bisikan-bisikan tetangganya membicarakan dirinya namun tidak tahu berbicara apa.

Sebenarnya pasien menginginkan kuliah di jurusan ekonomi manajemen, namun sang

bapak menginginkan anaknya kuliah di sastra inggris, dan pasien menurutinya tanpa adanya

tekanan dan beban dari dirinya sendiri. Bapak pasien juga mengharuskan pasien untuk membaca

setelah selesai kuliah dan pasien menurutinya degan sikap yang biasa-biasa saja. Menurut pasien

hubungan pasien dengan keluarganya baik tidak ada masalah.

E. Riwayat Penggunaan Psikotik:

Pasien mengaku tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang seperti narkotika tetapi

pasien pernah minum-minuman yang mengadung alkohol atau bir sewaktu ada acara tertentu.

Pasien juga mengatakan bahwa dirinya merokok sejak SMA kelas satu akibat pengaruh dari

teman-temannya. Pasien mulai berhenti merokok semenjak masuk RS. Islam Jiwa Klender.

F. Riwayat Penyakit Medik:

Pasien pernah menderita kejang 4 tahun yang lalu hingga di rawat di RSCM selama satu hari.

Dan pasien mempunyai riwayat penyakit maag sejak masa remaja . Saat ini penyakit Maag

tersebut kambuh jika telat makan.

G. Riwayat Kehidupan Pribadi :

1. Riwayat Masa Prenatal dan Perinatal :

Menurut Ibu Pasien selama kehamilan cukup sehat atau tidak pernah sakit atau hal-hal yang

mempengaruhi tumbuh kembang janin. Ibu pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan

yang dapat menggugurkan kandungan. Pasien dilahirkan cukup bulan dengan persalinan

normal tanpa adanya trauma pada jalan lahir dan di tolong oleh dokter di Rumah sakit

Persahabatan.

2. Masa Kanak – Kanak Dini ( 0-3 tahun )

Menurut Ibu Pasien pada masa ini pasien di asuh oleh orang tuanya dan diberi asi hingga dua

tahun. Pasien pernah mengalami kejang pada usia satu tahun tetapi tidak bertambah parah.

4

Page 6: Presus Dr.erie D.I, Sp.kj.Doc Terbaru!!

Pasien tidak pernah mengalami trauma pada kepalanya. Pasien juga tidak pernah mengalami

kesulitan makan dan tidak ada gangguan pada pola tidurnya. Pasien tumbuh normal sesuai

dengan usianya. (baik dalam belajar, berdiri dan berjalan). Pasien cukup baik dalam

presentasi dan bersosialisasi dengan teman-teman seusianya. Pasien juga tidak punya

gangguan perilaku seperti ketakutan dan mimpi buruk

3. Masa Kanak- Kanak Pertengahan (4- 11 tahun )

Menurut ibu pasien secara fisik pasien tumbuh seperti anak seusianya. Pasien termasuk anak

yang penurut pada orang tuanya. Disekolahnya pasien memiliki banyak teman dan tidak

pernah berkelahi dengan temannya. Pasien selama SD pernah sekali tidak naik kelas yaitu

saat duduk di bangku kelas satu. Pasien juga tidak pernah mendapatkan rengking di kelasnya.

Selama usia ini aktivitas pasien sering digunakan dengan teman-teman seusianya.

4. Masa Pubertas dan Dewasa

A. Hubungan Sosial

Hubungan sosial pasien cukup baik dengan lingkungan yang sudah di kenal atau pun

lingkungan baru. Pasien termasuk tipe orang yang mudah bergaul dan mempunyai banyak

teman. Sewaktu SMA pasien sering bermain band dengan temannya. Pasien juga sering

mengatakan bahwa dirinya aktif selama kuliah. Organisasi tersebut antara lain senat, karya

ilmiah, seni musik, seni teater

B. Riwayat Pendidikan Formal

Pasien menyelesaikan pendidikan di SD Cipinang Besar Utama pada usia 6 tahun. Selama di

bangku SD pasien termasuk anak yang tidak menonjol, nilai-nilai pasien pun tidak pernah

membanggakan dan pernah tidak naik kelas satu kali pada saat kelas satu SD. Pasien tidak

tahu kenapa dia tidak naik kelas.

Setelah itu pasien melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 243 di Cipinang Besar Utara

selama tiga tahun. Kemudian Pasien melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 50 di Cipinang

Muara. Pada saat kelas tiga SMA pasien mengambil jurusan IPS. Pasien menyelesaikan SMA

selama tiga tahun. Kemudian pasien melanjutkan kuliah di UKI mengambil jurusan bahasa

Inggris. Kuliah di UKI selama enam tahun. Selama di bangku kuliah pasien cukup aktif

5

Page 7: Presus Dr.erie D.I, Sp.kj.Doc Terbaru!!

untuk mengikuti kegiatan organisasi, pasien juga mendapatkan IPK dengan nilai yang

memuaskan.

C. Perkembangan Motorik dan Kognitif

Dalam perkembangan koqnitifnya tidak mengalami gangguan. Pasien tidak menemukan

kesulitan dalam belajar, karena pada dasarnya intelegensinya cukup baik. Dalam

perkembangan motoriknya cukup jelas. Pasien juga dalam batas normal

D. Gangguan Emosi dan Fisik

Menurut ibu pasien, pasien termasuk orang yang mudah bergaul dengan lingkungan yang

sudah ia kenal, tapi cenderung tertutup dengan masalah pribadinya. Dalam perkembangan

fisik pasien terlihat sesuai dengan usianya. Perkembangan emosi pasien pada masa dewasa

cenderung stabil dan tidak pernah berselisih paham dengan anggota atau pun teman. Kalau

pun terjadi perselisihan paham dengan anggota keluarga itu pun hanya omongan saja.

Biasanya tentang pembagian tugas membersihkan rumah.

E. Riwayat Psikoseksual

Dalam hubungan sosialnya dengan lawan jenisnya. Pasien pernah memiliki hubungan dekat

dengan teman wanita. Pasien pernah pacaran satu kali dengan teman wanitanya semasa

kuliah. Hubungan pacaran tersebut hanya berlangsung satu tahun karena pasien tidak cocok

dengan wanita tersebut. Pada awal tahun 2009 pasien dikenalkan oleh saudaranya melalui

no.telp. Saat itu pula pasien mulai menjalin hubungan dengan wanita tersebut melalui

telepon. Wanita tersebut seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi UI. Pasien belum

pernah bertemu dengan wanita tersebut. Pasien juga berniat untuk menjalin hubungan yang

lebih serius pada wanita tersebut.

5. Masa Dewasa

- Riwayat Pekerjaan

Menurut pasien, semenjak lulus kuliah pasien langsung bekerja di sebuah kantor sebagai

penerjamah bahasa Inggis. Selama tiga bulan. Tidak ada masalah dalam pekerjaannya.

6

Page 8: Presus Dr.erie D.I, Sp.kj.Doc Terbaru!!

- Aktivitas Sosial

Menurut pasien, pasien memiliki banyak teman dan sering bergaul dengan teman-

temannya. Dan setiap ada masalah dengan teman-temannya dapat diatasi.

- Riwayat Pernikahan

Pasien belum menikah.

H. Riwayat Keluarga:

Pasien merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Dalam keluarga tidak ada yang

mengalami gangguan jiwa. Ayah pasien adalah seorang pensiunan SMP sejak bulan Oktober

yang lalu dan ibunya sebagai penjual pernak-pernik di depan rumah. Saudara tertua seorang

laki-laki (32 tahun). Adik pertamanya seorang wanita (26 tahun). Sesama anggota keluarga

cukup harmonis dan jarang berselisih paham.

Ket :

= Laki-laki

= Pasien

= Perempuan

F. Mimpi, Khayalan, dan Sistem Penilaian

Mimpi : Tidak Ada

Khayalan : Tidak Ada

Sistem Penilaian : Baik (Penilaian baik dan buruk)

III. STATUS MENTAL

A. Deksripsi Umum:

1. Penampilan

7

Page 9: Presus Dr.erie D.I, Sp.kj.Doc Terbaru!!

Pasien adalah seorang laki-laki perawakan sedang dengan TB = 160 cm dan BB = 50 kg.

Kulit sawo matang, rambut pendek dan lurus, serta tertata dengan rapi, kuku tangan

tampak pendek dan bersih. Dari penampilan pasien tampak berusia 30 tahun. Pada saat

wawancara pakaian yang dikenakan adalah kaos orange dengan celana pendek berwarna

hitam serta mengenakan sendal jepit

2. Perilaku dan Aktivitas Motorik

Selama wawancara pasien duduk di atas kursi dan bersebelahan dengan dokter muda

bersifat ramah dan terbuka, pasien cukup kooperatif. Diajak wawancara dan sikapnya pun

sopan. Pasien menjawab pertanyaan dokter muda dengan volume suara sedang.

3. Pembicaraan

Volume : sedang.

Irama : teratur

Kelancaran : lancar

Kecepatan : Sedang

Pasien berkontak mata dengan pemeriksa.

4. Sikap terhadap pemeriksaan

Cukup baik

B. Keadaan Afektif

1. Afek : Luas

2. Keserasian : Serasi

3. Mood : Hipertim

C. Gangguan Persepsi:

1. Halusinasi :

8

Page 10: Presus Dr.erie D.I, Sp.kj.Doc Terbaru!!

1. Auditorik : Ada (mendengarkan bisikan-bisikan seperti orang

mengobrol dan pasien mengenali suara obrolan tersebut adalah pejabat tinggi negara

yang pernah dilihatnya di TV selain itu pasien juga diajak mengobrol)

2. Visual : Ada (pasien melihat gambatan langit seperti denyut-

denyut dan berwarna merah)

3. Taktil : Tidak ada

4. Olfaktorik : Tidak ada

5. Gustatorik : Tidak ada

2. Ilusi : Tidak ada

3. Depersonalisasi: Tidak Ada

4. Derealisasi : Tidak Ada

D. Gangguan Pikir

1. Proses Pikir:

a. Produktifitas : Cukup Ide

b. Kontinuitas : Tidak Ada

i. Blocking : Tidak Ada

ii. Asosiasi Longgar : Tidak Ada

iii. Inkoheren : Tidak Ada

iv. Word salad : Tidak Ada

v. Neurologisme : Tidak Ada

vi. Flight of ideas : Tidak Ada

2. Isi Pikiran :

Preokupasi : Tidak Ada

3. Gangguan Isi Pikiran

- Waham

9

Page 11: Presus Dr.erie D.I, Sp.kj.Doc Terbaru!!

i. Waham Referensi : Pasien merasa orang-orang disekelilingnya

membicarakan dirinya

ii. Waham Kejar : Pasien merasa bahwa ada orang yang mau

membunuhnya

- Idea of Preference : Tidak Ada

- Thought echo : Tidak Ada

- Thought broadcasting : Tidak Ada

- Thought withdrawal : Tidak Ada

- Thought Insertion : Tidak Ada

E. Fungsi Kognitif dan Kesadaran :

1. Kesadaran : Compos Mentis

2. Orientasi

1. Waktu : Baik (Pasien dapat menentukan hari dan dapat

membedakan siang dan malam)

2. Tempat : Baik (Pasien mengetahui dimana dia berada)

3. Orang : Baik (Pasien mengetahui bahwa dirinya diwawancarai

oleh dokter muda)

3. Konsentrasi : Baik (Pasien mampu melaksanakan seven serial test)

4. Daya ingat

1. Jangka Panjang : Baik (Pasien mengingat tempat pasien sekolah

sejak SD hingga SMU )

2. Jangka sedang : Baik (Pasien dapat menyebutkan menu makanan

pagi dengan lengkap)

3. Jangka Pendek : Baik (Pasien mampu mengingat tiga nama benda

setelah jedah 10 menit)

4. Jangka Segera : Baik (Pasien mampu mengingat tiga nama benda

segera setelah pewawancara menyebutkan)

5. Pemikiran Abstrak : Baik (Pasien mengartikan peribahasa ada udang di balik batu)

6. Visuospasial : Baik (Pasien mampu menggambarkan dua benda yang

bersinggungan)

10

Page 12: Presus Dr.erie D.I, Sp.kj.Doc Terbaru!!

F. Intelegensia dan Pengetahuan Umum : Baik (Pasien mengetahui presiden saat ini)

G. Daya nilai :

1. Penilaian Sosial : Baik (Pasien mau berbagi makanannya dengan orang lain)

2. Uji Nilai : Baik (Pasien akan mengembalikan dompet ke pemiliknya

apabila pasien menemukan dompet di jalan)

H. Tilikan : Derajat 4 = Pasien sadar bahwa penyakitnya disebabkan

oleh sesuatu yang tidak diketahui pada diri pasien.

I. Pengendalian Impuls : Baik

J. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

IV. STATUS FISIK

1. Status Internus

1. Keadaaan Umum : Baik

2. Kesadaran : Compos Mentis

3. Tanda Vital :

i. Nadi : 80 x/menit

ii. TD : 120/70 mmHg

iii. Suhu : 36,7 C

iv. RR : 26 x/m

2. Status Neurologis

1. Ganguan Rangsang Meningeal : Tidak Ada

2. Mata :

i. Gerakan : Baik ke segera arah

ii. Persepsi : Baik

iii. Bentuk pupil : Isokor

iv. Rangsang Cahaya : +/+

3. Motorik :

11

Page 13: Presus Dr.erie D.I, Sp.kj.Doc Terbaru!!

i. Tonus : Baik

ii. Turgor : Baik

iii. Kekuatan : Baik

iv. Koordinassi : Baik

v. Refleksi : Baik

vi. Keahlian Khusus : Tidak ada

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

A. Kesadaran : Kompos Mentis

B. RTA : Terganggu

C. Ekspresi afek : Luas

D. Keserasian : Serasi

E. Gangguan persepsi : Halusinasi Auditorial dan halusinasi Visual

F. Gangguan Proses Pikir : Tidak Ada

G. Gangguan Isi Pikir : Waham referensi dan waham kejaran

H. Tilikan : Derajat 4

I. Pengendalian Impuls : Baik

J. Taraf Dapat dipercaya : Dapat dipercaya

VI. FORMULASI DIAGNOSIS

A. Aksis I :

Pasien Tn. B berumur 31 tahun mengalami disstress yang disebabkan hendaya pada :

1. Proses pikir : Waham kejaran dan waham referensi dan gangguan persepsi

(halusinasi auditorik dan halusinasi visual)

2. Perilaku : Berbicara normal, suka melakukan hal-hal yang aneh (seperti

teriak-teriak)

3. Emosi : Afek Luas

Dari adanya 3 gejala tersebut merupakan tanda-tanda RTA terganggu sesuai karena

memenuhi kriteria diagnosis :

12

Page 14: Presus Dr.erie D.I, Sp.kj.Doc Terbaru!!

Menurut PPDGJ III termasuk kedalam diagnosis Skizofrenia paranoid karena

memenuhi kriteria diagnosis :

Kriteria Diagnosis Skizofrenia :

Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas :

- Thought echo, Thought broadcasting, Thought withdrawal, Thought Insertion

- Delusion of control, delusion of influence, delusion of pasivity, delusional

perseption

- Halusinasi auditorik

- Waham-waham menetap jenis lain yang di anggap penduduk setempat tidak

wajar atau mustahil

Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas :

- Halusinasi yang menetap dari panca indra apa saja

- Arus pikir yang terputus atau mengalami sisipan yang berakibat inkoherensi

atau neorologisme.

- Perilaku katatonik

- Gejala-gejala negatif

Ada gejala-gejala khas tersebut diatas berlangsung selama kurun waktu satu bulan

atau lebih.

Kriteria diagnosis Skizofrenia Paranoid, yaitu :

o Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia sebagai berikut :

o Halusinasi dan atau waham yang harus menonjol :

Halusinasi Auditorik

Halusinasi Visual

Halusinasi Referensi

o Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala

katatonik secara relatif tidak nyata / tidak menonjol

Aksis II : Tidak ada

Aksis III : Tidak Ada

Aksis IV :

o Masalah Pendidikan :

13

Page 15: Presus Dr.erie D.I, Sp.kj.Doc Terbaru!!

Menurut pasien saat dimana pasien mau menyelesaikan

kuliahnya pasien sempat mengalami kesulitan akibat kehabisan

ide-ide dalam pembuatan skripsinya sehingga pasien sering

melamun dan menyendiri.

Aksis V :

o Saat ini :

GAF 70-61 : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan

dalam fungsi, secara umum masih baik.

Fungsi Pekerjaan : Pasien mampu mengurus dirinya dan menjaga

kebersihan dirinya.

Fungsi relasi dengan lingkungan : Pasien mampu bersosialisasi dengan

lingkungannya.

VII. EVALUASI MULTIAKSIS

AKSIS I : Skizofrenia Paranoid

AKSIS II : Tidak ada

AKSIS III : Tidak ada

AKSIS IV :

o Masalah Pendidikan :

Menurut pasien saat dimana pasien mau menyelesaikan kuliahnya pasien sempat

mengalami kesulitan akibat kehabisan ide-ide dalam pembuatan skripsinya

sehingga pasien sering melamun dan menyendiri.

AKSIS V :

Saat ini

GAF 61-70 : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum

masih baik.

VIII. DIAGNOSIS KERJA

Skizofrenia Paranoid

14

Page 16: Presus Dr.erie D.I, Sp.kj.Doc Terbaru!!

IX. DIAGNOSIS BANDING

Tidak ada

X. DAFTAR PROBLEM

1. Problem organobiologik : Tidak ada

2. Problem patologis dan perilaku :

- Gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan visual

- Gangguan isi pikir berupa waham

3. Problem keluarga :

- Keluarga mengharuskan pasien untuk membaca setiap kali sesudah kuliah dan

pasien menurutinya.

XI. PROGNOSIS

Dubia ad Malam

a. Faktor yang memperberat :

Onset timbul pada usia muda.

Belum menikah.

Terdapat gejala yang berulang.

Tidak memiliki pekerjaan.

Terdapat pikiran untuk bunuh diri.

b. Faktor yang mendukung ke arah baik :

Pasien mendapat dukungan dari keluarga untuk sembuh.

Respon terapi saat ini baik sehingga gejala berkurang.

Kepatuhan pasien untuk minum obat.

Tidak ada factor herediter.

15

Page 17: Presus Dr.erie D.I, Sp.kj.Doc Terbaru!!

Keinginan pasien untuk sembuh.

XII. RENCANA TERAPI

Farmakoterapi

a. Antipsikotis:

- Haloperidol 2x5 mg

- Klorpromazin 1x100mg

b. Obat untuk menghambat terjadinya EPS

- Trihexaphenidyl 3x2mg

Psikoterapi

a. Suportif

Memberikan dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi masalah serta

memberikan dorongan agar pasien lebih terbuka bila mempunyai masalah dan jangan

memperberat pikiran dalam menanggapi sebuah masalah terlalu serius dan berlebihan.

b. Kognitif

Menerangkan tentang gejala penyakit pasien yang timbul akibat cara berpikir yang salah,

mengatasi perasaan dan sikapnya terhadap masalah yg dihadapi.

c. Keluarga

Menjelaskan kepada keluarga mengenai penyakit yang diderita oleh pasien,

penyebabnya, factor pencetus, dan rencana terapi. Menyarankan keluarga untuk selalu

memberikan dukungan dan perhatian lebih kepada pasien. Memotivasi keluarga pasien

untuk sealu mendorong pasien mengungkapkan perasaan dan berbagi tentang

masalahnya.

d. Sosial-Budaya

- Terapi kerja: Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan hobi atau pekerjaan

yang bermanfaat.

16

Page 18: Presus Dr.erie D.I, Sp.kj.Doc Terbaru!!

- Terapi rekreasi : Olahraga ringan, berlibur.

e. Religius

Bimbingan agar pasien selalu menjalankan ibadah sesuai ajaran agama.

f. Terapi kelompok

Terapi kelompok efektif dalam menurunkan isolasi social, meningkatkan rasa persatuan,

dan meningkatkan kemampuan dalam menilai realitas pasien.

17