geomorfologi - bentang lahan d.i. yogyakarta

25
G E O M O R F O L O G I L A P O R A N Dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Geomorfologi 2011 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota | Jurusan Arsitektur dan Perencanaan | Fakultas Teknik | Universitas Gadjah Mada

Upload: wildan-abdurrahman

Post on 25-Mar-2016

284 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Pembahasan mengenai geomorfologi bentang lahan di D.I. Yogyakarta

TRANSCRIPT

Page 1: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

GEOMORFOLOGI

LAPORAN

Dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Geomorfologi2011

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota | Jurusan Arsitektur dan Perencanaan | Fakultas Teknik | Universitas Gadjah Mada

Page 2: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

Disusun oleh :

Slamet Syaprizal09/281095/TK/34786

LahirPrabumulih, 23 April 1992

AsalKota Prabumulih | Sumatera Selatan

Wildan Abdurrahman09/281095/TK/34786

LahirBandar Lampung, 14 Januari 1991AsalKota Tasikmalaya | Jawa Barat

Luqman Febrin08/269441/TK/34490

LahirPurbalingga, 8 Februari 1991

AsalKota Purbalingga | Jawa Tengah

Laporan GeomorfologiProgram Studi Perencanaan Wilayah dan Kota | Jurusan Arsitektur dan Perencanaan | Fakultas Teknik | Universitas Gadjah Mada

Page 3: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

onsep dasar yang diuraikan dalam sub bab ini Kbersumber dari tulisan Thornbury (1954) yang

akan disertai beberapa contoh kejadian atau

fenomena yang terdapat di Indonesia. Konsep dasar

ini dapat memberikan petunjuk pada kita tentang

faktor-faktor pendukung dalam menginterpretasi

bentanglahan. Konsep dasar yang dimaksud adalah

sebagai berikut :

1. Proses-proses fisikal yang sama dan hukum-

hukumnya yang bekerja sama sekarang, telah

bekerja sepanjang masa geologi, meskipun

dengan intensitas yang tidak sama dengan

saat sekarang.

Contoh : pembentukan topografi karst di

Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta,

yang dicirikan oleh sungai bawah tanah, dan

proses pembentukan stalakmit dan stalaktit,

yang masih aktif aktif hingga sekarang.

2. Struktur geologi merupakan faktor kontrol

dominan terhadap bentuk evolusi bentuklahan

dan tercermin pada bentuklahannya.

Contoh : gawir sesar di pegunungan Batur

Agung DIY dan Jawa Tengah yang tersusun

oleh breksi vulkanik dan batu gamping

menunjukan bentuklahan yang tegas. Jenis

batuan tersebut mungkin akan

resisten terhadap suatu proses yang lain, akan

tetapi di bawah pengaruh kondisi iklim yang

berbeda-beda akan memberikan perbedaan

tingkat resistensinya. Batu gamping pada

daerah iklim tropis basah akan membentuk

topografi karst, sedangkan pada daerah

kering batu gamping resisten seperti batu

pasir.

3. Pada batas-batas tertentu permukaan bumi

memiliki relief (timbulan), karena kerja proses

geomorfik mempunyai kecepatan yang

berbeda-beda.

Contoh : daerah yang mempunyai struktur

dan litologi yang sama, daerah tersebut akan

menunjukan perbedaan relief yang nyata.

4. P roses -p roses geomor f i k i t u akan

meninggalkan bekas yang nyata pada

bentuklahan dan setiap proses geomorfik

berkembang sesuai dengan karakteristik

bentuklahan itu sendiri.

Contoh : di daerah Adipala, Cilacap, Jawa

Tengah, terdapat danau tapal kuda (oxbow

lake) dari Sungai Serayu Lama, yang

kemudian di sekitarnya diketemukan

bentuklahan asosiasinya.

5. Oleh karena tenaga erosional yang bekerja

dipermukaan bumi itu berbeda-beda maka

akan terjadi suatu tingkatan perkembangan

dari bentuklahan.

Contoh : konsep ini dapat menunjukan tingkat

erosi, sehingga dapat digunakan sebagai

dasar untuk klasifikasi bentuklahan suatu

daerah.

6. Evolusi geomorfik yang kompleks itu lebih

umum terjadi dibandingkan yang terjadi secara

sederhana.

Contoh : banyak kenampakan bentuklahan

individual yang terbentuk oleh beberapa

proses geomorfologi, dan sangat jarang

ditemukan bentuklahan yang dicirikan oleh

suatu proses geomorfik saja, meskipun kita

dapat menunjukan suatu proses yang

dominan.

7. Topografi muka bumi kebanyakan tidak lebih

tua daripada kala pleistosen dan sedikit saja

yang lebih tua dari pada zaman tertier.

Contoh : Pegunungan Himalaya kemungkinan

terlipat pertama kali pada kala kreataseous,

kemudian pada kala erosen dan miosen.

Kenampakan topografi dari Pegunungan

Himalaya yang sekarang terbentuk pada kala

pliosen dan topografinya yang lebih detil

terbentuk pada kala pleistosen atau lebih

muda.

8. Interpretasi yang tepat terhadap bentanglahan

masa kini tidak dimungkinkan tanpa penilaian

yang mendalam tentang pengaruh perubahan

geologi dan klimatologis yang berulang kali

terjadi pada masa pleistosen.

9. Pengetahuan tentang iklim dunia perlu untuk

memahami arti penting keanekaragaman

proses geomorfik.

10. Geomorfologi meskipun lebih menekankan

pada bentanglahan saat sekarang, akan

memperoleh manfaat yang maksimum apabila

disertai dengan pendekatan historis.

KONSEP DASAR GEOMORFOLOGI

01

Page 4: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

stilah bentanglahan berasal dari kata landscape I(Inggris), atau landscap (Belanda) dan landschaft

(Jerman), yang secara umum berarti pemandangan.

Arti pemandangan mengandung 2 (dua) aspek,

yaitu: (a) aspek visual dan (b) aspek estetika pada

suatu lingkungan tertentu (Zonneveld, 1979 /

Widiyanto dkk, 2006). Ada beberapa penulis yang

memberikan pengertian mengenai bentanglahan,

antara lain:

1. Bentanglahan merupakan gabungan dari

bentuklahan ( landform). Bentuklahan

merupakan kenampakan tunggal, seperti

sebuah bukit atau lembah sungai. Kombinasi

dari kenampakan tersebut membentuk suatu

bentanglahan, seperti daerah perbukitan yang

baik bentuk maupun ukurannya bervariasi /

berbeda-beda, dengan aliran air sungai di sela-

selanya (Tuttle, 1975).

2. Bentanglahan ia lah sebagian ruang

permukaan bumi yang terdiri atas sistem-

sistem, yang dibentuk oleh interaksi dan

interpen-densi antara bentuklahan, batuan,

bahan pelapukan batuan, tanah, air, udara,

tetumbuhan, hewan, laut tepi pantai, energi

dan manusia dengan segala aktivitasnya, yang

secara keseluruhan membentuk satu kesatuan

(Surastopo, 1982).

3. Bentanglahan merupakan bentangan

p e r m u k a a n b u m i d e n g a n s e l u r u h

fenomenanya, yang mencakup: bentuklahan,

tanah, vegetasi, dan atribut-atribut lain, yang

dipengaruhi oleh aktivitas manusia (Vink,

1983).

PENGERTIAN BENTANG LAHAN

bentuklahan yang terjadi akibat pengaruh kuat

struktur geologis. Pegunungan l ipatan,

pegunungan patahan, perbukitan, dankubah,

merupakan contoh-contoh untuk bentuklahan asal

struktural.

3. Bentuklahan asal fluvial (F), merupakan kelompok

besar satuan bentuklahan yang terjadi akibat

aktivitas sungai. Dataran banjir, rawa belakang,

teras sungai, dan tanggul alam merupakan

contoh-contoh satuan bentuklahan ini.

4. Bentuklahan asal proses solusional (S),

merupakan kelompok besar satuan bentuklahan

yang terjadi akibat proses pelarutan pada batuan

yang mudah larut, seperti batu gamping dan

dolomite, karst menara, karst kerucut, doline,

uvala, polye, goa karst, dan logva, merupakan

contoh-contoh bentuklahan ini.

5. Bentuklahan asal proses denudasional (D),

merupakan kelompok besar satuan bentuklahan

yang terjadi akibat proses degradasi seperti

longsor dan erosi. Contoh satuan bentuklahan

ini antara lain: bukit sisa, lembah sungai,

peneplain, dan lahan rusak.

6. Bentuklahan asal proses eolin (E), merupakan

kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi

ak ibat proses ang in . Contoh satuan

bentuklahan ini antara lain: gumuk pasir

barchan, parallel, parabolik, bintang, lidah, dan

transversal.

7. Bentuklahan asal proses marine (M), merupakan

kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi

akibat proses laut oleh tenaga gelombang, arus,

dan pasang-surut. Contoh satuan bentuklahan ini

adalah: gisik pantai (beach), bura (spit), tombolo,

laguna, dan beting gisik (beach ridge). Karena

kebanyakan sungai dapat dikatakan bermuara ke

laut, maka seringkali terjadi bentuklahan yang

terjadi akibat kombinasi proses fluvial dan proses

marine. Kombinasi ini disebut proses fluvio-

marine. Contoh-contoh satuan bentuklahan yang

terjadi akibat proses fluvio marine ini antara lain

delta dan estuari.

8. Bentuklahan asal glasial (G), merupakan

kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi

akibat proses gerakan es (gletser). Contoh satuan

bentuklahan ini antara lain lembah menggantung

dan morine.

9. Bentuklahan asal organik (O), merupakan

kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi

akibat pengaruh kuat aktivitas organisme (flora

dan fauna). Contoh satuan bentuklahan ini adalah

mangrove dan terumbu karang.

10. Bentuklahan asal antropogenik (A), merupakan

kelompok besar satuan bentuklahan yang terjadi

akibat aktivitas manusia. Waduk, kota, dan

pelabuhan, merupakan contoh-contoh satuan

bentuklahan hasil proses antropogenik.

ntuk menganalisis bentanglahan lebih sesuai Udengan didasarkan pada bentuklahan, maka

klasifikasi bentanglahan juga akan lebih sesuai jika

didasarkan pada unit-unit bentuklahan penyusunnya.

Verstappen (1983) telah mengklasifikasikan

bentuklahan berdasarkan genesisnya menjadi 10

(sepuluh) macam bentuklahan asal proses, yaitu:

1. Bentuklahan asal proses volkanik (V),

merupakan ke lompok besar sa tuan

bentuklahan yang terjadi akibat aktivitas

gunung api. Contoh bentuklahan ini antara

lain: kerucut gunungapi, madan lava, kawah,

dan kaldera.

2. Bentuklahan asal proses struktural (S),

merupakan ke lompok besar sa tuan

KLASIFIKASI BENTUKLAHAN BERDASARKAN

GENESISNYA

02

Page 5: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

sub komponen: relief, batuan, air, dan iklim yang saling

berinteraksi. Interaksi ini disebut dengan interaksi

horisontal, yang akan menciptakan kenampakan

bentang tersendiri. Selain itu juga terdapat interaksi

vertikal, yaitu interaksi yang terjadi antara komponen

yang saling mempengaruhi, misalnya antara

lingkungan alam dan lingkungan sosial. Tiga komponen

tersebut berhubungan satu dengan yang lainnya dan

tidak dapat dipisahkan.

KUNCI PEMAHAMANBENTANG LAHAN

03

BENTANG LAHAN DAERAH ISTIMEWA

YOGYAKARTA

1. BENTUK LAHAN ASAL PROSES VULKANIK

Merapi

A. Eksisting

Titik amatan di koordinat X,Y (440877,9152977)

Di Desa Argomulyo yang berbatasan di sebelah

baratnya adalah Desa Kepoharjo dan Timurnya Gelaga

harjo yang keduanya merupakan permukiman dan

Pekarangan.

Fisiografi dan Morfologi

Gunung Merapi tumbuh di atas titik potong

antara kelurusan vulkanik Ungaran – Telomoyo –

Merbabu – Merapi dan kelurusan vulkanik Lawu –

Merapi – Sumbing – Sindoro – Slamet. Kelurusan

KERUCUT

LERENG

KEPUNDAN

DATARAN KAKIDATARAN ALUVIAL

KAKI

SLEMAN

YOGYAKARTA

(Crater)

(Volcanic Cone)

(Volcanic Slope)

(Volcanic Foot)

(Volcanic Foot Plain)

(Fluvio-Volcanic Plain)

BANTUL

roses terbentuknya bentanglahan, baik bentang Plahan alami maupun bentang budaya, dapat

diterangkan berdasar 3 komponen, yaitu: (a)

komponen lingkungan alam, (b) lingkungan sosial,

dan (c) ideologi. 2 (dua) komponen utama dapat

diamati oleh panca indera, sehingga dapat

memunculkan suatu kenampakan, sedangkan

komponen ideologi lebih berkaitan dengan akal dan

hati yang tidak terlihat secara kasat mata. Masing-

masing komponen memiliki sub komponen. Sebagai

contoh pada komponen lingkungan alami terdapat

Page 6: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

04

aktivitas Merapi. Lereng ini lebih banyak tedutup

dengan vegetasi. Morfologinya nampak dipisahkan

dari kerucut-Merapi dengan sesar yang berbentuk

tapal kuda yang melalui bawah Gunung ljo, lereng

t i m u r M e r a p i .

Lereng kaki Merapi tersusun dari punggungan-

punggungan radial yang diselingi dengan hulu-hulu

sungai. Beberapa sungai penting yang berada di

lereng barat yaitu Batang, Bebeng, Putih, Blongkeng,

Sat, Lamat dan Senowo. Alur-alur pada hulu sungai

tersebut yang sering mendapat tambahan material

produk letusan.

Berdasarkan pengamatan terhadap jenis

endapan dan besar letusannya, letusan G. Merapi di

masa lalu (3000 BP – 1800 AD) dapat dibedakan

menjadi 3 (Andreastuti, 1999) kelompok:

Kelompok 1: letusan kecil menghasilkan satu

jenis endapan yang relatif tipis atau

aliran lava.

Kelompok 2: letusan medium menghasilkan

endapan tephra yang menunjukkan

asosiasi sederhana dari endapan

yang ketebalannya relatif tipis.

Kelompok 3: letusan besar yang menghasilkan

endapan tebal dengan asosiasi jenis

endapan yang komplek.

Pada kawasan puncak Gunung Merapi berada

pada bagian Morfologi Kepundan dan Kerucut serta

Lereng, penjelasan tersebut dapat dilihat pada

gambar berikut :

vulkanik Ungaran-Merapi tersebut merupakan sesar

mendatar yang berbentuk konkaf hingga sampai ke

barat, dan berangsur-angsur berkembang kegiatan

vulkanisnya sepanjang sesar mendatar dari arah

utara ke selatan. Dapat diurut dari utara yaitu

Ungaran Tua berumur Pleistosen dan berakhir di

selatan yaitu di Gunung Merapi yang sangat aktif

hingga saat ini. Kadang disebutkan bahwa Gunung

Merapi terletak pada perpotongan dua sesar kwarter

yaitu Sesar Semarang yang berorientasi utara-

selatan dan Sesar Solo yang berorientasi barat-timur.

Secara morfologi tubuh gunung Merapi dapat

dibagi menjadi empat bagian yaitu Kerucut Puncak,

Lereng Tengah dan Lereng Kaki dan Dataran Kaki

(Sari,1992). Kerucut puncak dibangun oleh endapan

paling muda berupa lava dan piroklastik. Satuan

lereng tengah dibangun oleh endapan lava, piroklastik

dan lahar. Lereng kaki dan Dataran Kaki tersusun dari

endapan piroklastik, lahar dan aluvial. Dari bentuknya,

dibandingkan dengan gunungapi disebelahnya yaitu

Gunung Merbabu, Gunung Merapi nampak jauh lebih

runcing. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan

bagian puncaknya relatif lebih cepat. Hal ini didukung

pula oleh kenyataan bahwa pada saat ini produk

aktivitas Merapi hanya tersebar pada jarak yang dekat

dari puncak Merapi.

Kerucut puncak Merapi yang sering disebut sebagai

Gunung Anyar merupakan bagian Merapi yang paling

muda. Semua aktivitas Merapi terpusat pada puncak

kerucut ini. Kawah utama Merapi saat ini berupa

bukaan berbentuk tapal kuda yang mengarah ke barat-

baratdaya. Morfologi kawah ini terbentuk sesudah

letusan tahun 1961.

Secara umum, dataran puncak Merapi

tersusun dari kubah-kubah lava yang tidak

terlongsorkan. Beberapa area di dataran puncak

Merapi di luar kawah utama mengeluarkan banyak uap

vulkanik yaitu di area Gendol dan Woro, bagian

tenggara dataran puncak. Bagian lereng barat Merapi

merupakan daerah aliran guguran dan piroklastik.

Daerah ini merupakan daerah terbuka karena sering

terlanda awanpanas. Daerah lereng timur sebagai

bagian dari struktur Merapi Tua jarang terkena dampak

Page 7: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

hutan lebat. Fungsi Konservasi Hutan yakni :

Melindungi Kawasan dibawah Lereng

Gunung Merap i seper t i Ko ta

Yogyakarta, Kawasan Pakem,

Kawasan Kaliurang jika terdapat

Letusan Awan Panas yang besar,

sehingga dampak luasan letusan dapat

ditahan oleh keberadaan Hutan lebat

tersebut.

Mencegah terjadinya longsor tanah

pada bukit – bukit lereng yang curam.

Menjaga kawasan lereng agar tetap

sejuk, nyaman, serta tempat untuk

tinggal satwa liar

Menjadi kegiatan wisata konservasi

hutan terbatas bagi para akademisi

- Pengembangan wisata Kaliurang

dengan disesuaikan dengan keberadaan

ancaman Gunung Merapi

- Wisata pasca Letusan merapi, seperti

wisata 'lava tour' yang ada setelah letusan

November 2010 kemarin.

- Tempat ternak sapi yang cukup baik,

dimana terdapat padang rumput yang

subur di daerah sabana kolektif dan di

kawasan lainnya di gunung Merapi.

2. Ancaman

Ancaman bencana alam pada kawasan

Gunung Merapi pada bentuk morfologi

Kerucut-Lereng :

- Awan Panas

Awan Panas Wedhus Gembel ini

merupakan awan dari muntahan gunung

merapi karena awan panas tersebut

s e p e r t i w e d h u s g e m b e l y a n g

berterbangan. Wedhus gembel sendiri

adalah kambing berbulu gimbal atau biri-

biri yang sering di pelihara sebagi ternak

warga. Namun untuk wedhus gembel di

gunung merapi apabila kena awan panas

tersebut akan gosong atau meleleh seperti

tersengat listrik. Dan bentuk awan panas

wedhus gembel ini bergulung-gulung

seperti bulu gimbal. Dengan suhu sekitar

Pada lokasi ini merupakan bentuk Morfologi

Lereng Gunung Merapi. Kawasan ini sangat rawan

akan bahaya letusan berupa awan panas serta

material vulkanik lahar dingin. Terhitung pada letusan

tahun 2010 lalu kawasan ini merupakan salah satu

tempat yang memakan korban jiwa ketika Letusan

besar terjadi. Pada kawasan masih terdapat kegiatan

permukiman, mulai dari Kerucut Gunung Merapi

hingga Lereng. Hal ini dikarenakan lahan pada

kawasan tersebut sangat subur sehingga sangat

cocok untuk kegiatan perkebunan, pertanian, serta

peternakan.

Daerah yang paling rawan ketika terjadi Lahar

Dingin material vulkanik adalah kawasan pinggiran

sungai dari puncak Merapi. Lokasi survey merupakan

kawasan pinggiran Kali Gendol. Dapat dilihat bahwa

ketika letusan terjadi, terjadi limpahan pasir serta awan

panas. Dan ketika dimusim hujan, terjadi limpasan

Lahar Dingin.

Vegetasi

Gunung Merapi di bagian puncak tidak pernah

ditumbuhi vegetasi karena aktivitas yang tinggi. Jenis

tumbuhan di bagian teratas bertipe alpina khas

pegunungan Jawa, seperti Rhododendron dan

edeweis jawa. Agak ke bawah terdapat hutan bambu

dan tetumbuhan pegunungan tropika. Lereng Merapi,

khususnya di bawah 1.000 m, merupakan tempat asal

dua kultivar salak unggul nasional, yaitu salak 'Pondoh'

dan 'Nglumut'.

Potensi dan Ancaman

1. Potensi

- Kawasan Gunung Merapi berpotensi

untuk menjadi Kawasan Konservasi Hutan

dengan tetap dijaga kelestarian alam berupa

05

Page 8: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

ketika material ini turun seperti hujan

sehingga atap rumah tidak mampu

menahan beban dari pasir tersebut.

Apabila jatuh di hutan, pasir ini juga

dapat merusak dan merontokkan daun

pepohonan.

? Awan pijar.

Awan pijar ini adalah suspensi dari

m a t e r i a l y a n g h a l u s y a n g

dihembuskan oleh letusan gunung

berapi dan merupakan campuran dari

gas dan materi halus. Pada letusan

gunung Merapi, awan ini biasa disebut

"Wedhus Gembel" dan dapat meluncur

dan mencapai jarak 10 km.

? Abu gunung berapi dan gas

beracun.

Abu merupakan lemparan material

yang paling halus dari letusan gunung

berapi dan pada umumnya suhunya

tidak panas. Abu gunung berapi ini

dapat terbang terbawa angin beberapa

ratus kilo meter dari pusat letusan

gunung dan dapat mengganggu

p e n e r b a n g a n p e s a w a t , j u g a

berbahaya bagi pernafasan manusia.

Sedangkan gas beracun dengan kadar

y a n g t e r l a m p a u t i n g g i y a n g

dikeluarkan dari letusan gunung berapi

juga dapat mematikan mahluk hidup

disekitar lereng gunung tersebut.

Sumber:

- Banjir Lahar Dingin

Banjir lahar dingin merupakan material

vulkanik berupa pasir, kerikil, dan batu-

batu besar,masih berada di hulu sungai

Ketebalan material vulkanik Merapi yang

dibawa aliran sungai pada hulu. Banjir ini

sangat membahayakan keselamatan

masyarakat dan kegiatan permukiman,

pertanian, perkebunan pada kawasan

http:/ / id.shvoong.com/exact-

sciences/physics/2016915-gunung-berapi-di-

indonesia-penjelasannya/#ixzz1Q6jSgbhN

600 derajat Celcius tentu saja sangat

membahayak kegiatan permukiman, serta

pertanian, perkebunan, pada kawasan

Merapi.

- Materi letusan gunung api

? Lava.

Lava adalah batuan cair karena suhu 0yang sangat tinggi (sekitar 1.200 C)

dan mengalir melalui lereng dan dapat

mencapai jarak beberapa kilometer

dari kawah gunung. Semua benda

yang dilalui aliran lava ini dapat hancur,

dan aliran lava ini sendiri juga dapat

menimbulkan awan panas disertai gas

beracun yang mematikan.

? Bom gunung api.

Bom gunung api adalah material padat

atau semi padat dan panas yang

berdiameter antara 10 hingga 300 cm

yang terlontar ketika gunung berapi

meletus dan dapat mencapai jarak 10

km. Benda yang tertimpa bom gunung

berapi ini dapat hancur dan terbakar,

sering kali dapat menimbulkan

kebakaran hutan jika bom gunung

berapi ini jatuh di hutan.

? Pasir.

Pasir adalah lemparan material dari

letusan gunung berapi yang lebih kecil

dari bom gunung berapi. Ukurannya

s e k i t a r 3 m m d a n d a p a t

menghancurkan atap rumah karena

06

Page 9: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

pada kawasan ini dijadikan

kawasan terbangun serta tidak

dijaga mengenai kelestarian

hu tan se r ta pe la rangan

pembangunan vila serta tempat

penginapan pada kawasan ini.

pinggiran sungai dari hulu Gunung Merapi.

- Tanah Longsor

? Tanah longsor pada bentuk

morfologi Kerucut-Lereng

Merapi menjadi ancaman jika

Rekomendasi rencana Tata Ruang

Rekomendasi rencana tata ruangnya dibagi berdasarkan bagian-bagian gunung api dan

analisis ancaman bahaya yang secara series terjadi selama ini, gunung merapi dibagi menjadi

beberapa kawasan yaitu:

07

1. Kerucut , 2941 m dengan kondisi yang tidak pernah hujan dan berakibat tidak adanya

vegetasi disana karena berada di atas zona kondensasi air hujan yang tingginya 1500 m. suhu di

kerucut gunung merapi rendah kerna semakin ke atas semakin mendekati stratosfer. Kawasan

ini cocok untuk dijadikan kawasan yang dibiarkan atau zona larangan, larangan untuk kegiatan

apapun.

Merupakan Kawasan Terlarang bagi manusia karena dimungkinkan terjadi letusan mendadak

serta sangat tidak layak untuk dijadikan kegiatan konservasi hutan karena dirasa tidak efektif .

Kawasan Terlarang merupakan kawasan yang dilarang untuk kegiatan apapun seperti aktivitas

hunian, akvitas pertanian, perkebunan, dan kegiatan wisata lainnya.

Page 10: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

2. Lereng atau zona tutupan , 1000-1500 m zona ini berada dibawah zona kondensasi air hujan

sehingga harus menjadi zona resapan air hujan demi keselamatan kawasan dibawahnya dari

banjir. Lereng sangat tepat dijadikan sebagai kawasan lindung , kawasan tutupan yang

perwujudannya berupa hutan lindung.

3. V1, kubah lava pasca letusan api 1800an yang menutupi boyolali (arah Timur merapi)

4. Kawasan zona sabana kolektif , zona ini adalah kawasan lindung lokal yang ditetapkan

kebijakannya berdasarkan pada jarak terjauh yang pernah dijangkau lava letusan merapi. Zona ini

diperuntukkan sebagai zona sabana kolektif , dimana zona ini akan dibiarkan tumbuh semak2 dan

vegetasi lain (savanna) untuk mendukung aktivitas peternakan masyarakat sekitar yang rata-rata

beternak sapi dan kambing

5. Permukiman W (Waspada) W , permukiman S (Siaga) S , permukiman A (Awas) A

Penggolongan ketiga permukiman kawasan merapi ini sebenarnya merupakan suatu kebijakan

yang bertujuan antisipasi dari korban letusan merapi, sehingga dibuatlah aturan yang

mengharuskan masyarakat untuk mengungsi ketika status gunung merapi sama dengan status

permukiman mereka. Jadi ketika status merapi Waspada, masyarakat permukiman waspada juga

harus menghindar dalam artian mengungsi.

Jangka Menengah (RJM), maupun Rencana Kerja

Pemerintah (RKP) tahunan.

Komi tmen penanggulangan bencana

dituangkan dalam dokumen perencanaan baik di

tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Secara

nasional, dokumen perencanaan penanggulangan

bencana dibuat dalam bentuk Rencana Nasional

Penanggulangan Bencana (Renas PB) oleh

Sistem penanggulangan Bencana

Agar upaya penanggulangan bencana dapat

berjalan maksimal, perencanaan penanggulangan

bencana yang terpadu sangat diperlukan, yaitu melalui

pemaduan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) dalam

perencanaan kegiatan, baik di tingkat nasional

maupun di tingkat daerah, baik yang berupa Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RJP), Rencana

08

Page 11: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

09

PB/PRB terkini, para pakar dan aktor PB / PRB dapat

lebih mengarahkan perencanaan penanggulangan

bencana Gunung Merapi ke depan dengan berbagai

macam media komunikasi dan informasi. Selanjutnya,

keterpaduan perencanaan penanggulangan bencana

Gunung Merapi dapat dilakukan menggunakan sistem

perencanaan terpadu dan benjenjang dalam berbagai

koordinasi yang dituangkan dalam RPB daerah dan

RAD PRB serta Renas PB dan RAN PRB. Rencana

penanggulangan bencana Gunung Merapi harus

dimasukkan dalam RPB daerah dan RAD PRB untuk

Provinsi DIY dan Jateng serta Kabupaten/Kota

Sleman, Magelang, Klaten, Boyolali, dan Yogyakarta,

RPB daerah disusun oleh masing-masing Pemda dua

provinsi dan lima kabupaten/kota tersebut, dan RAD

PRB disusun oleh masing-masing Pemda bersama-

sama dengan masing-masing Forum PRB di dua

provinsi dan lima kabupaten/kota itu. Selanjutnya

aspek penting rencana penanggulangan bencana

Gunung Merapi juga harus dimasukkan dalam Renas

PB dan RAN PRB serta rencana sektoral

penanggulangan bencana di kementerian dan

lembaga.

Pemerintah/BNPB, misalnya Renas PB 2010-2014

(BNPB, 2010a; Sarwidi, 2010) dan Rencana Aksi

Nasional (RAN) PRB oleh Pemerintah danPlatform

Nasional (Planas) sebagai perwakilan dari masyarakat

pelaku PB/PRB di tingkat nasional, misalnya RAN PRB

2010-2012 (BNPB dan Bappenas, 2010.

Di t ingkat provinsi, dokumen perencanaan

penanggulangan bencana dibuat dalam bentuk

Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) Provinsi

oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov)/BPBD serta

Rencana Aksi Daerah (RAD) PRB Provinsi oleh

Pemprov/BPBD dan Forum PRB di tingkat provinsi. Di

tingkat kabupaten/kota, dokumen perencanaan

penanggulangan bencana dibuat dalam bentuk

Rencana Penanggulangan Bencana (RPB)

Kabupaten/Kota oleh Pemerintah Kabupaten/Kota

(Pemkab/Pemkot)/BPBD serta Rencana Aksi Daerah

(RAD) PRB Provinsi oleh Pemkab/Pemkot dan Forum

PRB di tingkat kabupaten/kota.

Ke depan, perencanaan penanggulangan

bencana Gunung Merapi harus lebih terarah dan

terpadu. Dengan berbagai pengalaman oleh berbagai

fihak-fihak yang terkait, baik secara personal maupun

institusional, yang dilandasi dengan berbagai teori

Artikel tentang penyusunan tata ruang merapi:

Page 12: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

10

Page 13: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

2. BENTUK LAHAN ASAL PROSES FLUVIAL

1. Sungai Code-Zona Fluvial (fluvio vulkanik)

Karakteristik

Titik amatan X,Y (430541,913919)

Kawasan Kota baru, Gowongan. Sungai code

yang sebelumnya merupakan sungai boyong yang

kami amai ini berada di dataran fluvium gunung api.

Materi Aluvium yang berpotensi menyimpan

air tanah/aquifer. Terdiri atas komposisi pasir dan

kerikil yang seimbang dan stabil sehingga tidak

mudah bergeser. Sungai code merupakan zona

bahaa sekunder, karena bahaya akan banjir lahar

dingin dari letusan gunung apinya. Zona bahaya

sekunder ini melingkupi 100 m kea rah masing-masing

sisi bantaran sungai.

Sungai menurut aliran sepanjang tahun ada 2,

yaitu sungai yang musiman (pernah kering setiap

tahunnya) dan sungai yang selalu mengalir sepanjang

tahun. Sungai code terus mengalir sepanjang tahun

yang berarti air tanah lebih tinggi dari muka air sungai,

karena input air sungai juga berasal dari air tanah.

11

Sungai code juga merupakan jalur aliran lahar merapi

sehingga bahaya ini juga harus dipertimbangkan.

Untuk lava suhunya bias mencapai 1400ºC dan lahar

400-600ºC

Pada kawasan Sungai Code, keberadaan

sedimen pasir sangat dipengaruhi oleh Gunung Merapi

di daerah utara sungai. Pada awalnya Sungai Code

merupakan kawasan sungai yang lebar seperti di hulu

Sungai Gendol, namun seiring dengan laju

pertumbuhan Kota Yogyakarta serta arus pendatang

yang mulai menempati kawasan pinggir sungai,

kawasan Sungai Code menjadi sempit.

Namun di kawasan ini digunakan oleh

masyarakatnya menjadi kawasan permukiman, untuk

lebih jelasnya tergambar di penampang berikut:

Page 14: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

Permukiman Sungai Code sering terjadi

banjir baik berupa limpasan air hujan sungai, atau

banjir lahar dingin dari hulu sungai Gunung Merapi.

Tercatat saat ini terdapat ribuan bangunan yang

terdapat di kawasan pinggiran sungai. Selain itu

Kawasan Sungai Code sangat rawan akan longsor

pada pinggiran talut sungai, hal ini dikarenakan

gerusan air sungai yang mengalir sepanjang tahun

serta pada beberapa waktu terkena limpasan Lahar

Dingin yang padat dengan kecepatan tinggi.

Rekomendasi Perencanaan

Melihat adanya potensi banjir Lahar

Dingin serta Limpasan Air Hujan dari hulu sungai

Gunung Merapi, Perencanaan Kawasan Sungai Code

dibagi menjadi 2 tahap :

1. Rencana Jangka Pendek ( 5 – 10 tahun )

Dalam rencana jangka pendek, kawasan

Sungai Code akan dipertahankan dengan kondisi

saat ini berupa masih banyaknya kegiatan

permukiman pada area pinggiran lembah sungai.

Sehingga terdapat beberapa program guna

menangani adanya Banjir Limpasan dan Lahar

Dingin yakni :

12

a. Pada Kawasan Permukiman Sungai

Code, bangunan harus kuat

b. Setiap rumah harus memiliki saluran

drainase yang baik. Saluran draninase

ini diharapkan tidak langsung dibuang

ke sungai namun melalui penyaringan,

sehingga saluran drainase tiap

permukiman ini akan ditampung dan

diproses untuk aktivitas water

treatment agar kualitas Sungai Code

tidak semakin menurun.

c. Pembangunan bangunan baru tidak

diijinkan lagi pada kawasan Sungai

Code karena sangat rawan akan banjir

dan tidak layak huni.

d. Penanaman pohon pada kawasan

permukiman pinggiran sungai agar

tidak terkesan tidak gersang.

e. Pembangunan ulang talud sungai

pasca Banjir Lahar Dingin

f. Penguatan belokan arus sungai agar

tidak mengalami longsor pada bagian –

bagian kawasan Sungai Code.

g. Memulai program penggusuran rumah

dengan penggantian bangunan rumah

yang sepadan dan layak huni

h. Rumah disarankan 2 lantai karena

ditakutkan adanya sedimentasi

(biasanya lambat, namun bias juga

cepat seperti kejadian banjir lahar

dingin pasca letusan merapi 2010)

2. Rencana Jangka Panjang ( 20 Tahun )

Pada perbaikan skala yang lebih luas

dalam Jangka Panjang Kawasan Sungai Code menjadi

Kawasan Depan Kota ( Waterfront City ). Sehingga

sudah tidak ada lagi aktivitas permukiman pada

pinggiran sungai. Berikut adalah beberapa alternatif

rencana penggunaan lahan pinggiran Sungai Code

pada Jangka Panjang :

a. Pembangunan Hutan Kota

Letak Sungai Code yang terletak di

Kota Yogyakarta seharusnya menjadi

potensi wisata Hutan Kota yang unik

Page 15: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

dan menarik. Disamping dapat menjaga kualitas lingkungan Sungai Code, serta dapat

b. Jadikan sungai sebagai Waterfront atu halaman rumah

Artikel Sungai Code :

URBAN RENEWAL KOTA YOGYAKARTA

Penataan Lingkungan Kumuh

Sebenarnya hal ini berkaitan pada semua aspek pengembangan peremajaan kota. Jika dikaitkan dengan

sector pariwisata, tentunya penataan kawasan kumuh akan memberikan dampak positif, demikian juga

halnya dengan estetika kota sendiri.

Kenyataan di lapangan dapat kita lihat di sepanjang bantaran kali Code, banyaknya rumah penduduk

yang memprihatinkan. Kali kotor yang menimbulkan aroma tidak sedap ini sama sekali tidak mengganggu

aktifitas penduduk setempat. Bahkan bisa dianggap sebagai fasilitas umum, saat menyaksikan beberapa

anak yang sedang buang hajat di tengah-tengah aliran sungai itu.

Ukuran rumah yang mungkin hanya berkisar 4×5 m pun tidak membuat mereka merasa sumpek dan

berpikiran untuk mencari rumah yang lebih baik lagi. Padahal jumlah penghuni dalam sepetak rumah itu

bisa saja lebih dari 4 orang.

Hal- hal teknis yang sering dilakukan adalah penggusuran, namun di saat ini, di mana hidup semakin sulit,

dan masalah kepemilikan tanah semakin rumit, penggusuran sering kali digantikan dengan solusi baru

bagi masyarakat misalnya dengan pembangunan rumah susun.

Dampak permukiman kumuh

Lingkungan permukiman kumuh memberi dampak yang bersifat multi dimensi diantaranya dalam

dimensi penyelenggaraan pemerintahan , tatanan sosial budaya, lingkungan fisik serta dimensi politis.

1. Di bidang penyelenggaraan pemerintahan, keberadaan lingkungan permukiman kumuh memberikan

dampak citra ketidakberdayaan, ketidakmampuan dan bahkan ketidakpedulian pemerintah terhadap

pengaturan pelayanan kebutuhan-kebutuhan hidup dan penghidupan warga kota maupun pendatang

dan pelayanan untuk mendukung kegiatan sosial budaya, ekonomi, teknologi, ilmu pengetahuan, dan

sebagainya.

2. Dampak terhadap tatanan sosial budaya kemasyarakatan adalah bahwa komunitas yang bermukim di

lingkungan permukiman kumuh yang secara ekonomi pada umumnya termasuk golongan

masyarakat miskin dan berpenghasilan rendah, seringkali dianggap sebagai penyebab terjadinya

degradasi kedisiplinan dan ketidaktertiban dalam berbagai tatanan sosial kemasyarakatan.

3. Di bidang lingkungan/hunian komunitas penghuni lingkungan permukiman kumuh sebagian besar

pekerjaan mereka adalah tergolong sebagai pekerjaan sektor informal yang tidak memerlukan

keahlian tertentu, misalnya sebagai buruh kasar / kuli bangunan, sehingga pada umumnya tingkat

penghasilan mereka sangat terbatas dan tidak mampu menyisihkan penghasilannya untuk memenuhi

kebutuhan perumahan dan permukiman sehingga mendorong terjadinya degradasi kualitas

lingkungan yang pada gilirannya munculnya permukiman kumuh.

Upaya Penanganan Yang Telah Dilaksanakan

Penanganan peremajaan lingkungan permukiman kumuh yang diatur dalam Inpres No. 5 tahun

1990, tentang pedoman pelaksanaan peremajaan permukiman kumuh diatas tanah negara dinyatakan

bahwa pertimbanga n peremajaan permukiman kumuh adalah dalam rangka mempercepat peningkatan

mutu kehidupan masyarakat terutama bagi golongan masyarakat berpenghasilan rendah yang bertempat

Sumber : google.com

13

Page 16: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

tinggal di kawasan permukiman kumuh yang berada di atas tanah negara.

Peremajaan permukiman kumuh dalam Inpres 5/90 tersebut adalah meliputi pembongkaran sebagian

atau seluruh permukiman kumuh yang sebagian besar atau seluruhnya berada di atas tanah negara dan

kemudian di tempat yang sama dibangun prasarana dan fasilitas rumah susun serta bangunan-bangunan

lain sesuai dengan rencana tata ruang kota yang bersangkutan. Untuk mempercepat pelaksanaan

peremajaan permukiman kumuh tersebut, perlu didorong keikutsertaan Badan Usaha Milik Negara,

Badan Usaha Milik Daerah, Yayasan dan Perusahaan Swasta serta masyarakat luas yang

pelaksanaannya perlu dilakukan secara terkoordinasi dengan instansi-instansi terkait.

3. BENTUKAN LAHAN ASAL PROSES EOLEAN

Sand dune Pesisir Parangtritis

Bentang alam (morphology) ini sering dijumpai di daerah gurun. Namun menariknya walaupun

Indonesia ini beriklim tropis yang banyak hujan ternayat ada juga daerah di Indonesia yang memiliki bentang

alam yang unik ini.

Dune berawal dari cekungan yang ada di kawsan pesisir dan beralaskan batuan vulkanik purba yang

keras. Mereka terisi oleh pasir yang berasal dari gunung merapi. Awalnya materi pasir merapi ini terbawa oleh

arus sungai progo yang membentang sampai ke selatan jogja ke Samudera Hindia, lalu oleh Marine (laut)

dibawa ke pantai dari tersisihkan di pinggir pantai, kemudian oleh bantuan angin yang kuat (proses eolin)

dibawa ke cekungan yang ada di pesisir parangtritis ini. Berikut penjelasan skematiknya:

Sehingga ditinjau dari prosesnya, artificial sand dune pesisir parangtritis ini terbentuk melalui

beberapa tahap proses, yaitu proses aliran (sungai) fluvio-marine-dan eolin

14

Darimana pasir-pasir itu ?

Jika melihat peta lokasi disebelah ini, dapat

dilihat bahwa ada satu sungai utama yang besar yang

menoreh bukit-bukit dan gunung-gunung dan akhirnya

membawa material dari gunung-gunung api yang

masih aktif, yaitu Sungai Progo. Sungai Progo

merupakan sungai utama yang membawa hasil

gerusan batubatuan volkanik yang berasal dari

Gunung Merapi-Merbabu. Juga hasil penorehan di

gunung-gunung Sidoro disebelah barat laut.

Bongkahan-bongkahan serta pasir -pasir itu

dibawa oleh sungai-sungai ini dari ujung puncak

gunung ,,,, nggelundung sebagai bongkah-bongkah

… kemudian terbawa menjadi pecah sebagai kerikil

… terus ngglundung lagi dan pecah menjadi butiran-

butiran pasir-pasir. Sebagian masih ada yang

terendapkan namun tentusaja ada yang jauuh yang

terbawa arus sungai.

Page 17: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

15

Coba lihat gambar sungai disebelah ini.

Sumbernya berasa dari gunung disebelah utaranya.

Bukit ini akhirnya tertoreh oleh air hujan dan akhirnya

dibawa ke laut dan diendapkan sebagai endapan delta

di muaranya.

Secara mudah delta terbentuk karena proses-

proses sungai ini. Delta merupakan tempat

penumpukan material-material yang dibawa oleh

sungai. Karena di muara sungai arusnya sudah sangat

lemah maka seluruh barang bawaan sungai ini ditaruh

saja di mulut sungai.

Kenapa tidak terbentuk delta di selatan Jawa ini ?

Disinilah uniknya laut selatan. Kalau di

Balikpapan dimana lautnya berhadapan dengan Selat

Makassar yang alun ombaknya tenang, maka disana

terbentuk delta yang disebut dengan Delta Mahakam.

Sedangkan di selatan Pulau Jawa ini alun atau

ombaknya sangat kuat sehingga batuan atau sedimen

pasir yang barusaja diendapkan akan terkena ombak.

Oleh sebab itu karena ombaknya sangat besar, maka

diselatan disekitar muara Sungai Progo tidak ada delta

yang terbentuk hal ini disebabkan semua sedimennya

di acak-acak lagi oleh gempuran laut selatan.

Jadi pasir yang sudah sampai di pinggir laut

tadi tidak tertumpuk di mulut sungai tetapi disebarkan

ke kiri kanan selebar hingga 50-60 Km. Mulai dari

Pantai Parang Tritis di selatan Jogja, Pantai Samas,

hingga pantai Congot di sebelah baratnya.

Nah gunung api yang ada disebelah selatan

Pulau Jawa ini sangat aktif. Terutama saat ini Gunung

Merapi yang selalu mengeluarkan material berupa

batu, kerikil dan pasir. Material-material pasir inilah

yang menjadikan pantai selatan ini Jogja sangat kaya

dengan pasir.

Bagaimana terbentuknya gumuk-gumuk

pasir yang indah ini ?

Setelah disendapkan di pinggir pantai,

tentusaja air lau hanya menahannya dengan

ombaknya yang sangat kuat. Namun juga angin dari

Samodera Hindia juga sangat kuat. Angin inilah yang

akhirnya mendistribusikan kembali ke utara. Angin

dari laut selatan ini yang menatah dan mengukir

akhirnya menjadi arsitektur-arsitektur alam di Pantai

Selatan Jogja.

Page 18: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

16

4. BENTUKAN LAHAN ASAL PROSES MARINE

1. Gisik Pantai Depok

Beach/Gisik yaitu Sedimen pasir yang diendapkan oleh gelombang laut disepanjang garis pantai (shore).

Ada beberapa rataan pada Gisik, diantaranya:

a. Mud Flat, yaitu rataan lumpur garaman

b. Tidal flat, yaitu rataan lumpur yang dipengaruhi oleh air laut

c. Salt Marsh, yaitu rataan yang ditumbuhi oleh mangrove

Bliakerz zone atau surf zone merupakan zona pecah gelombang yang di pantai Depok. Juga terdapat cliff

yang merupakan dinding tegak pantai

Potensi dan ancaman

a. Potensi

a. Sumberdaya alam dalam bidang hasil laut

b. Landscape panorama pantai dengan adanya cliff

b. Ancaman

Karena pantai ini awalnya teluk, maka terdapat beberapa ancaman yang ada ketika kawasan ini dijadikan

kawasan pariwisata :

a. Ancaman Tsunami

b. Ancaman RIP current yaitu ketika gagal pecahnya gelombang laut dengan panjang tertentu di zona

Bliakerz di setiap satu gelombang laut. RIP current dapat menghisap segala sesuatu yang masuk

kedalam arusnya. Untuk lebih jelasnya pada skema berikut:

c. Kurang cocok untuk pariwisata renang/surf

d. Ancaman rusaknya ekosistem pantai

Potensi dan Ancaman

a. Potensi

Adapun fungsi artificial dune yang ada di

parangtritis ini adalah:

a. Untuk meredam gelombang Tsunami

jika terjadi

b. Untuk sumber penyerap air aquifer

c. Untuk meredam gelombang gempa

tektonik

d. Asset wisata alam

b. Ancaman

Karena dirasa tidak adanya ancaman yang

perlu diperhaikan, maka daerah ini dijadikan

daerah lindung dan wisata. Namun ancaman

untuk sand dune ini sendiri mulai ada karena

kelesatariannya mulai dicampuri oleh tangan

manusia yang beternak sapi disana. Mereka

menanam vegetasi-vegetasi untuk makan ternak

dan melepaskan hewan mereka disana. Ancaman

terhentinya aliran pasir yang terbawa angin pun

akan timbul.

Rekomendasi Perencanaan

Kawasan sand dune ini memiliki panorama

dan suasana yang indah. Dimana gurun pasir di

dunia ini Cuma sedikit sekali dan salah satunya

ada di Jogjakarta. Dengan suasana pantai dan

hembusan angin yang menyejukkan kawasan ini

sangat tepat dijadikan untuk tempat pariwisata.

Dengan pengelolaan yang tepat dan bijaksana,

lalu memberdayakan masyarakat disana dirasa

cukup arif dan bijak dalam perencanaan kawasan

sand dune yang bermanfaat dan berdaya guna-

berhasil guna.

Page 19: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

17

Rekomendasi perencanaan

1. Pengelolaan Kawasan Lindung, pengelolaan kawasan ini dibagi menjadiempat kawasan, yaitu :

a.Kawasan konservasi sempadan pantai.

b. Kawasan konservasi rawa payau dan mangrove.

2. Pengelolaan Kawasan Budidaya, meliputi :

a. Kawasan penangkapan ikan.

b.Kawasan pariwisata (wisata bahari).

c. Kawasan industri agromarine.

d. Kawasan pangkalan pendaratan ikan.

e. Kawasan pergudangan.

3. Penanganan Kawasan Kritis/Rawan Bencana.

Upayapengembangan penanganannya adalah :

a. Pengerukan sedimentasi padamuara sungai.

b. Pemasangan Net pada tambak.

c. Pembuatan tanggul disepanjang tepi sungai.

d. Normalisasi sungai dari hulu sampai hilirbeserta saluran pembuangannya.

2. Dataran fluvio marine

Daerah ini kita lewati sepulang dari pantai depok, daerah ini terkenal dengan air tanahnya yang asin.

Fenomena ini terjadi karena daerah tersebut dulunya laut, namun karena proses vulkanik purba

pengangkatan dataran vulkanik daerah ini sekarang menjadi dataran dan akhirnya menjadi permukiman. Air

laut yang dulunya ada di daerah ini terperangkap dan mendiami air tanah daerah tersebut, maka dari itu air

tanah yang ada di kawasan ini menjadi asin.

Masyarakat di dataran fluvio marine ini juga melakukan perkebunan, yang unik dari perkebunannya,

masyarakat membuat ladangnya dengan 1 garis dengan 1 saluran air, sehingga setiap garis tanaman adalah

gundukan seperti gunung, ini dikarenakan daerah tersebut sering hujan dan banjir. Untuk lebih jelasnya pada

gambar berikut:

Ancaman potensi

1. Potensi

a. Perkebunan dengan tanah yang subur dan kandungan air yang melimpah

b. Merupakan daerah resapan air yang baik

2. Ancaman

a. Banjir kiriman dari daerah diatasnya

b. Longsor pada daerah dekat tebing curam

Rekomendasi perencanaan

a. Pengaturan jalur air

b. Sebagai kawasan budidaya perkebunan

c. Kasawan permukiman

Page 20: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

18

2. Basin Wonosari

Titik ini terletak di Desa Karangduwet,

Kecamatan Karangduwet. Di sebelah selatan titik ini

masih bisa terlihat kerucut-kerucut karst dan di

sebalah utara titik ini merupakan rangkaian

perbukitan struktural Baturagung. Hal ini

menandakan bahwa di titik ini merupakan peralihan

antara daerah perbukitan karst dengan Ledok

Wonosari.

Kondisi topografi ledok Wonosari adalah

seperti piring. Ledok ini dikelilingi oleh perbukitan.

Bentuklahan yang mendominasi di daerah ini antara

lain di sebelah selatan merupakan perbukitan karst,

sedangkan di tengah merupakan ledok atau basin,

dan di sebelah utara adalah perbukitan struktural.

Batuan di wilayah ini di dominasi oleh lempung yang

berasal dari pelapukan batu gamping yang berasal

dari perbukitan karst di sebelah selatan ledok ini.

Perbukitan di karst di sebelah selatan, dahulu

mengalami pengangkatan sehingga membentuk

topografi yang lebih tinggi daripada sekitarnya.

Begitu juga dengan di sebelah utara yang

mengalami pengangkatan sehingga ledok ini

mempunyai relief yang cekung seperti piring.

Proses geomorfologi yang terjadi di daerah ini

adalah terjadinya kembang kerut tanah yang besar

saat musim kemarau tiba. Tidak hanya itu, di

sebelah utara yang merupakan perbatasan atau

peralihan antara perbukitan struktural Baturagung

dan ledok Wonosari berpotensi terjadi longsor.

5. B E N T U K A N L A H A N A S A L P R O S E S

STRUKTURAL

1. Daerah Sekitar candi Boko

Terdapat di ujung patahan dari patahan

Baturagung. Daerah ini merupakan datarn koluvial

(dari kata koluvium) dimana materinya bukan berasal

dari gunung api ataupun sungai opak namun berasal

dari bukit patahan yang tercampur aduk dengan tanah

setempat. Tanahnya mengandung cukup unsur hara

dan berpotensi menyerap aquifer secara baik

sehingga memiliki air yang melimpah. Sehingga cocok

untuk tanaman semusim (padi bias 3x panen dalam

setahun). Sungai opak mengikuti alur patahan dan

tidak bisa menembus patahan. Ancaman Bahaya

berupa gempa tektonik (akibat getaran bidang

patahan) yang akan berakibat fatal pada permukiman

setempat.

Potensi dan ancaman

1. Potensi

a. Subur, dikarenakan bekas dari aktivitas

vulkanik purba

b. Merupakan jalur penghubung Jogja dan

Wonosari

c. Penambangan batu

2. Ancaman

a. Merupakan daerah rawan gempa tektonik

b. Longsor

Rekomendasi perencanaan

a. Kawasan permukiman dengan batasan

kebijakan tertentu

b. Daerah konservasi hutan

Page 21: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

19

sebab banyak angkatan kerja yang bermigrasi

keluar daerah.

Kondisi permukimannya pada umumnya

masih tradisional, tetapi ada juga yang rumah semi

modern. Pola permukimannya adalah mengikuti

akses jalan dan mengelompok. Bahan dasar

sebagian besar rumah penduduk di sekitar Ledok

Wonosari adalah material bangunan dan kayu.

Kondisi ekonomi daerah ini sangat terpengaruh

dengan adanya remitten. Sebab banyak penduduk

yang bermigrasi keluar daerah dan mengirimkan

pengasilannya ke daerah asal. Bahkan sebagian

besar Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Gunung

Kidul berasal dari remitten. Wilayah inipun bisa

berkembang karena remitten. Di daerah ini juga

banyak ditemui petani yang pendapatannya rendah

sehingga banyak penduduk yang bermigrasi keluar

daerah.

Penggunaan lahan atau pemanfaatan ruang di

daerah ini, digunakan untuk tegalan, pertanian

multicroping, pertanian sistem tumpangsari,

pertanian semusim, dan lain-lain. Daerah ini

termasuk dalam kawasan budidaya dimana

masyarakat bisa berakt i f i tas melakukan

kegiatannya misalnya bertani dan sebagainya.

Fenomena dan masalah sosial yang menonjol

adalah banyaknya kasus perselingkuhan yang

terjadi di Kabupaten Gunung Kidul. Tingginya kasus

perselingkuhan ini disebabkan banyaknya

penduduk yang pergi bermigrasi atau merantau

keluar daerah. Selain itu wilayah ini sulit

berkembang karena faktor lingkungan fisik yang

menghambat pendistribusian barang dari kota ke

daerah ledok ini. Namun, saat ini Pemerintah

Daerah berencana membuat terowongan bawah

tanah yang menghubungkan Kota Wonosari

dengan kota-kota di sekitarnya sehingga aliran

barang lebih lancar

Potensi dan Ancaman

a. Potensi

1. Penggunaan lahan atau pemanfaatan

ruang di daerah ini, digunakan untuk

Jenis tanah di ledok Wonosari ini adalah mediteran

atau terarosa yang berwarna merah. Lapisan

tanahnya relatif tebal dan subur karena terletak di

ledok. Tanah di daerah ini mempunyai kembang kerut

yang besar karena berasal dari lempung monmolironit.

Kandungan gamping di dalam tanah ini tinggi karena

tanahnya ini merupakan hasil dari pelapukan

sedimentasi material aluvial dan kolluvial.Tanahnya

mudah sekali di olah saat hujan dan ketika kemarau

tanah nya kering dan retak-retak. Merupakan

konsentrasi aliran dan permukaan air tanah, sehingga

digunakan untuk pertanian musiman dan pertanian

kering. Sumber air daerah ini adalah dari rainfall atau

air hujan sedangkan air tanahnya bersifat tawar. Flora

yang dapat ditemui di sekitar titik ini adalah tanaman

pertanian semusim, ketela pohon, kacang, pisang dan

lain-lain. Fauna yang dapat ditemui adalah serangga

kecil karena di titik ini merupakan areal pertanian

semusim.

Fenomena dan masalah lingkungan fisik di

daerah ini adalah jenis tanah yang mempunyai

kembang kerut yang besar. Apalagi saat musim

kemarau tanah di sekitar ledok ini akan mengerut, dan

saat musim penghujan tanah ini akan mengembang

sehingga jalan yang melintasi daerah ini sering rusak.

Kekurangan air di daerah ini juga bisa menjadi suatu

masa lah sebab penduduk sek i ta r hanya

mengandalkan dari air hujan saja. Kendala

aseksibilitas dengan daerah-daerah lain di luar

Kabupaten Gunung Kidul ini juga bisa menjadi satu

masalah sebab kondisi fisik yang menghambat

hubungan dengan daerah-daerah lainnya.

Ditinjau dari bentang budayanya daerah ledok

Wonosari ini termasuk dalam tipe bentang desa.

Daerah ini merupakan daerah pertanian semusim,

sehingga penduduk tidak ditemui di area ini.

Konsentrasi penduduk terjadi di Kota Wonosari.karena

kota ini cenderung subur dan air bisa didapatkan

dengan mudah. Kota Wonosari merupakan pusat

kegiatan dan aktifitas sebagian besar masyarakat

Kabupaten Gunung Kidul. Kepadatan penduduk yang

sedang menyebabkan pertumbuhan penduduk yang

sedang pula. Struktur demografi daerah ini adalah tua,

Page 22: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

20

Gunung Kidul

2. wilayah ini sulit berkembang karena

f a k t o r l i n g k u n g a n f i s i k y a n g

menghambat pendistribusian barang

dari kota

3. Struktur demografi daerah ini adalah

tua, sebab banyak angkatan kerja yang

bermigrasi keluar daerah

Rekomendasi perencanaan

a. Sebagai kawasan pertanian dan

tanaman palawija

b. Kawasan permukiman

tegalan, pertanian multicroping, pertanian

sistem tumpangsari, pertanian semusim,

dan lain-lain

2. Tanahnya mudah sekali di olah saat hujan

dan ketika kemarau tanah nya kering dan

retak-retak

3. Merupakan konsentrasi aliran dan

permukaan air tanah, sehingga digunakan

untuk pertanian musiman dan pertanian

kering

b. Ancaman

1. Fenomena dan masalah sosial yang

menonjol adalah banyaknya kasus

perselingkuhan yang terjadi di Kabupaten

6. BENTUKAN LAHAN ASAL PROSES SOLUSIONAL (KARST)

Karst adalah sebuah bentukan di permukaan bumi

yang pada umumnya dicirikan dengan adanya depresi

tertutup (closed depression), drainase permukaan, dan

gua. Daerah ini dibentuk terutama oleh pelarutan batuan,

kebanyakan batu gamping.

Daerah karst terbentuk oleh pelarutan batuan terjadi di

litologi lain, terutama batuan karbonat lain misalnya

dolomit, dalam evaporit seperti halnya gips dan halite,

dalam silika seperti halnya batupasir dan kuarsa, dan di

basalt dan granit dimana ada bagian yang kondisinya

cenderung terbentuk gua (favourable). Daerah ini disebut

karst asli.

Daerah karst dapat juga terbentuk oleh proses cuaca,

kegiatan hidrolik, pergerakan tektonik, air dari pencairan

salju dan pengosongan batu cair (lava). Karena proses dominan dari kasus tersebut adalah bukan pelarutan,

kita dapat memilih untuk penyebutan bentuk lahan yang cocok adalah pseudokarst (karst palsu).

Istilah karst yang dikenal di Indonesia sebenarnya diadopsi dari bahasa Yugoslavia/Slovenia. Istilah

aslinya adalah krast' yang merupakan nama suatu kawasan di perbatasan antara Yugoslavia dengan Italia

Utara, dekat kota Trieste .

Ciri-ciri daerah karst antara lain : * Daerahnya berupa cekungan-cekungan * Terdapat bukit-bukit kecil * Sungai-sungai yang nampak dipermukaan hilang dan terputus ke dalam tanah. * Adanya sungai-sungai di bawah permukaan tanah *

Page 23: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

21

Adanya endapan sedimen lempung berwama merah hasil dari pelapukan batu gamping. * Permukaan yang terbuka nampak kasar, berlubang-lubang dan runcing.

Bentang alam seperti ini dapat Anda jumpai pada daerah di sekitar daerah Gombong, Jawa Tengah

atau daerah Pegunungan Sewu di Gunung Kidul, DIY.

Proses Terbentuknya Gua Gua terbentuk pada dasarnya karena masuknya air ke dalam tanah. Berikut

ini tahapan proses terbentuknya gua : a. Tahap awal, air tanah mengalir melalui bidang rekahan pada lapisan

batu gamping menuju ke sungai permukaan. Mineral-mineral yang mudah larut dierosi dan lubang aliran air

tanah tersebut semakin membesar. b. Sungai permukaan lama-lama menggerus dasar sungai dan mulai

membentuk jalur gua horisontal. c. Setelah semakin dalam tergerus, aliran air tanah akan mencari jalur gua

horisontal yang baru dan langit-langit atas gua tersebut akan runtuh dan bertemu sistem gua horisontal yang

lama dan membentuk surupan (sumuran gua).

Potensi dan Ancaman

1. Potensi

a. Penambangan Batu Gamping di Kawasan Karst

Kawasan karst merupakan bentang alam yang unik dan langka. Karena terbentuk dengan proses

yang berlangsung lama dan hanya di jumpai pada daerah-daerah tertentu, sudah barang tentu

kawasan karst menjadi obyek eksplorasi dan eksploitasi manusia yang tidak pernah merasa puas

b. Potensi Ekonomi Obyek wisata

c. Penelitian sumber Daya Hayati di dalam gua

2. Ancaman

a. Fenomena dan masalah sosial yang menonjol adalah banyaknya kasus perselingkuhan yang terjadi di

Kabupaten Gunung Kidul

b. Wilayah ini sulit berkembang karena faktor lingkungan fisik yang menghambat pendistribusian barang

dari kota

c. Struktur demografi daerah ini adalah tua, sebab banyak angkatan kerja yang bermigras keluar daerah

d. Kemiskinan, karena distribusi barang yang terbilang sulit, maka penduduk sekitar kesulitan untuk

mencari kebutuhan hidupnya, angkatan kerjanya bermigrasi ke kota, sehingga daerah tersebut tidak

berkembang

e. Kesehatan, pola hidup yang tidak sehat dengan kurangnya air bersih untuk berbagai keperluan sehari-

hari, dan masih banyaknya penduduk yang tidak memiliki MCK sehingga pencemaran bakteri E.Colli

sangat tinggi

f. Kekeringan, karena daerah ini tidak memiliki sungai dan sumber air utama apabila musim kemarau

Kawasan karst dapat menjadi obyek kajian yang menarik bagi berbagai disiplin ilmu antara lain:

geologi, geomorfologi, hidrologi, biologi, arkeologi dan karstologi. Masing-masing disiplin ilmu tersebut

mempunyai ketertarikan terhadap kawasan karst karena kandungan fenomenanya sangat berbeda dengan

kawasan lain di permukaan bumi ini. Fenomena abiotik, biotik di atas permukaan dan di bawah permukaan

kawasan karst masih belum banyak yang terungkap. Kawasan karst masih mengandung berbagai tantangan

ilmiah dari berbagai sudut ilmu pengetahuan. Masih banyak hal yang manusia belum ketahui di dalam perut

bumi dengan kegelapan abadinya.

Page 24: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

21

1. Kalisuci

Titik amatan berada pada X,Y (46022, 9114548)

Karst berasal dari kata Karstifikasi yang berarti pelarutan. Dataran karst terbentuk karena ada materi yang

soliable yaitu materi yang mudah larut dan membentuk lapisan tebal contohnya batu gamping. Namun pada

dasarnya yang menjadi dasar dari dataran karst itu sendiri adalah batuan vulkanik purba yang keras. Untuk

lebih jelasnya, berikut gambar lapisan-lapisan dataran karst:

Rumus kimia nya sebagai berikut: CaCO3 + CO2 + H2O Ca2 + 2HCO3

Karena batu gamping ini mudah larut

oleh air, khususnya air hujan maka retakan-

retakan yang dilewati oleh air (lihat pada

gambar) akan membentuk gua-gua ke dalam

bumi (surgence).

Bentang lahan karst memiliki berbagai

bentuk dengan istilah-istilah geomorfologi

yang khas, untuk lebih jelasnya lihat pada

gambar:

a. Kerucut karst

b. Dolin, yaitu lembah antara kerucut

atau bukit karst

Dolin menurut bentuknya juga dibagi menjadi beberapa bentuk, diantaranya:

1. Polje yang berbentuk sungai

2. Dolin yang berbentuk cekungan

3. Uvala yang berbentuk cekungan yang lebar dan besar

Lapisan Kebo

Lapisan Butak

Lapisan Semilir

Lapisan Nglanggran

Lapisan Wonosari

Page 25: Geomorfologi - Bentang Lahan D.I. Yogyakarta

22

c. Ponor, yaitu lubang yang menuju kedalam bumi atau sungai bawah tanah

d. Logva, yaitu telaga dolin yang terjadi ketika ponor tersumbat

e. Luweng (sinkhole), yaitu ponor dengan ukuran besar yang curam, gela, dan dalam yang menuju

sungai bawah tanah

f. Underground river, yaitu sistem sungai bawah tanah yang berada di lapisan dalam karst

g. Gua, yaitu gua-gua yang terbentuk karena aktivitas air tanah dimana terdapat juga stalagtit (batu lancip

di atas gua) dan stalagmit (batu lancip di bawah gua) atau keduanya merupakan Travertine.

Rekomendasi perencanaan

1. Pembenahan distribusi barang agar terciptanya pemerataan kebutuhan masyarakat

2. Menjadikan kawasan budidaya pohon jati, karena selain memiliki akar tunggang yang kuat yang

berguna untuk menahan tanah, nilai dari penjualan kayu jati yang tinggi

3. Pengadaan program air bersih (penyulingan dan/atau pembangunan jalur PDAM), mengingat

kurangnya distribusi air bersih pada kawasan ini

4. Jaminan kesehatan yang lebih baik, khususnya untuk rakyat miskin