pemetaan geomorfologi

29
PEMETAAN GEOMORFOLOGI 1. Pengertian Secara umum, peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar) keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan perbandingan/skala tertentu. Peta sendiri, kemudian berkembang sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya, salah satunya adalah peta geomorfologi yang digunakan seorang geologist untuk menggambarkan/memberikan dan mengkaji informasi tentang bentang alam suatu daerah. Untuk membuat suatu peta geomorfologi, biasanya geologist menggunakan peta topografi.

Upload: dobi

Post on 04-Dec-2015

271 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pemetaan geomorfologi

TRANSCRIPT

Page 1: pemetaan geomorfologi

PEMETAAN GEOMORFOLOGI

1. Pengertian

Secara umum, peta adalah penggambaran dua dimensi (pada bidang datar)

keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan

perbandingan/skala tertentu. Peta sendiri, kemudian berkembang sesuai dengan

kebutuhan dan penggunaannya, salah satunya adalah peta geomorfologi yang

digunakan seorang geologist untuk menggambarkan/memberikan dan mengkaji

informasi tentang bentang alam suatu daerah. Untuk membuat suatu peta

geomorfologi, biasanya geologist menggunakan peta topografi.

contoh peta geomorfologi yang dibuat oleh kartograf luar negri

2 Peta Topografi

2.1 Pengertian

Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti

menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang

berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan

Page 2: pemetaan geomorfologi

81

satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Walaupun peta topografi memetakan tiap

interval ketinggian tertentu, namun disertakan pula berbagai keterangan pula yang

akan membantu untuk mengetahui secara lebih jauh mengenai daerah permukaan

bumi yang terpetakan tersebut.

Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang

berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan

satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua ciri-

ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang

dapat ditentukan pada posisi tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi

adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik

(ukuran permukaan bidang datar). Peta topografi menyediakan data yang diperlukan

tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara

umum dan pola urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak

mungkin ciri-ciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala.

Peta topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang menggambarkan kenampakan

alam (asli) dan kenampakan buatan manusia, diperlihatkan pada posisi yang benar.

Selain itu peta topografi dapat diartikan peta yang menyajik an informasi spasial dari

unsur-unsur pada muka bumi dan di bawah bumi meliputi, batas administrasi,

vegetasi dan unsur-unsur buatan manusia.

Peta topografi ialah peta yang menunjukkan keadaan muka bumi sebuah

kawasan, selalunya menggunakan garisan kontur dalam peta modern. Peta topografi

mestilah mempunyai garisan lintang dan garisan bujur dan titik pertemuannya

Page 3: pemetaan geomorfologi

82

menghasilkan koordinat. Koordinat ialah titik persilangan antara garisan lintang dan

bujur.

Peta topografi yang piawai biasanya menggunakan skala 1:50,000. Skala

seperti ini dapat menunjukkan sesebuah kawasan seluas Putrajaya dengan lebih

lengkap dan sempurna. Peta topografi memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan

dengan peta rupa bumi.

Peta topografi yang piawai biasanya menggunakan skala 1:50,000. Skala

seperti ini dapat menunjukkan sebuah kawasan seluas Putrajaya dengan lebih lengkap

dan sempurna. Peta topografi memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan dengan

peta rupa bumi. Peta topografi dapat digunakan untuk berbagai macam tujuan, serta

dapat digunakan sebagai peta dasar (base map) dalam pembuatan peta tematik,

seperti peta arkeologi dan peta turis (lihat Prihandito 1989: 17). Dalam survei

arkeologi, peta topografi berguna untuk memperoleh gambaran umum tentang

wilayah yang diteliti. Dalam kondisi tertentu, misalnya medan survei yang terlalu

berat, peta yang sudah ada dapat dipakai untuk memplotkan temuan arkeologis.

Pemetaan tersebut, meskipun hanya bersifat sementara, sangat efektif untuk

menyimpan dan menyelamatkan data arkeologis (Hascaryo dan Sonjaya 2000: 1).

Peta topografi adalah peta yang memiliki informasi tentang ketinggian

permukaan tanah pada suatu tempat terhadap permukaan laut, yang digambarkan

dengan garis-garis kontur. Informasi topografi yang terdapat pada peta topografi

dapat digunakan untuk membuat model tiga dimensi dari permukaan tanah pada peta

tersebut. Dengan model tiga dimensi maka objek pada peta dilihat lebih hidup seperti

Page 4: pemetaan geomorfologi

83

pada keadaan sesungguhnya di alam, sehingga untuk menganalisa suatu peta

topografi dapat lebih mudah dilakukan. Sebagai bagian dari komunitas ahli ilmu

kebumian, kita pasti sudah tidak asing lagi dengan peta topografi. Peta topografi ini

penting, karena sebagai peta dasar, nantinya dapat digunakan sebagai dasar bagi

pengembangan sebagai peta-peta tematik lainnya.

contoh peta topografi yang umumnya digunakan sebagai peta dasar untuk pembuatan berbagai jenis peta tematik

Di Indonesia, khususnya pada tambang batubara, di mana keberadaan potensi

batubaranya masih banyak yang dijumpai pada kedalaman kecil (dangkal), maka

tambang terbuka adalah pilihan yang paling tepat dan ekonomis. Tetapi di Jepang, di

mana peraturan tentang perubahan bentang alam (morfologi) sangat ketat, semua

tambang batubara yang beroperasi pada abad 20,menerapkan tambang bawah tanah.

Ketetapan tersebut juga mensyaratkan potensi batubara yang berada pada kedalaman

250 meter di bawah dasar cekungan air (laut maupun danau) tidak boleh ditambang.

Page 5: pemetaan geomorfologi

84

Dalam hal ini peta topografi tidak akan banyak gunanya bagi perencanaan tambang,

kecuali untuk penempatan fasilitas-fasilitas tambang yang memang harus berada di

permukaan.

Untuk kebutuhan perencanaan tambang terbuka, peta topografi memegang

peranan sentral, karena dari sini nantinya akan diturunkan beberapa satuan peta,

seperti:

1. Peta hasil eksplorasi, yang memuat informasi tentang posisi singkapan batubara,

posisi titik bor, dll.

2. Peta ketebalan batubara

3. Peta ketebalan overburden

4. Peta distribusi fungsi kualitas, misalnya kadar sulfur, distribusi kalori, dll.

5. Peta jalan tambang dan kemiringan lereng

6. Peta kemajuan tambang

7. Peta perencanaan drainase tambang (peta penyaliran) Dan lain-lain

Page 6: pemetaan geomorfologi

85

Salah satu peta tematik yang memanfaatkan informasi geomorfologi

2.2 Bagian-bagian Peta Topografi

1. Judul Peta

Judul peta ada dibagian tengah atas. judul peta menyatakan lokasi yang

ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan, sehingga lokasi yang berbeda akan

mempunyai judul yang berbeda pula.

2. Nomor Peta

Nomor peta biasanya dicantumkan di sebelah kanan atas peta. Selain sebagai

nomor regisrtasi dari badan pembuat, nomor peta juga berguna sebagai petunjuk jika

kita memerlukan peta daerah lain disekitar suatu daerah yang terpetakan. Biasanya di

bagian bawah disertakan pula lembar derajat yang mencantumkan nomor-nomor peta

yang ada di sekeliling peta tersebut.

3. Koordinat Peta

Koordinat adalah kedudukan suatu titik pada peta. Koordinat ditentukan

dengan menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan tegak

lurus. Sistem koordinat yang resmi dipakai ada dua, yaitu :

a. Koordinat Geografis

Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (bujur barat dan bujur timur) yang

tegak lurus terhadap katulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang selatan)

yang sejajar dengan katulistiwa. Koodinat geografis dinyatakan dalam satuan derajat,

menit, dan detik.

b. Koordinat Grid

Page 7: pemetaan geomorfologi

86

Dalam koordinat grid, kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak

terhadap suatu titik acuan. Untuk wilayah Indonesia, titik acuan nol terdapat

disebelah barat Jakarta (60 derajat LU, 68 derajat BT). Garis vertikal diberi nomor

urut dari selatan ke utara, sedangkan garis horizontal diberi nomor urut dari barat ke

timur. Sistem koordinat mengenal penomoran dengan 6 angka, 8 angka dan 10 angka.

Untuk daerah yang luas dipakai penomoran 6 angka, untuk daerah yang lebih sempit

digunakan penomoran 8 angka dan 10 angk a (biasanya 10 angka dihasilkan oleh

GPS).

4. Skala Peta

Skala peta adalah perbandingan antara jarak pada peta dengan jarak

horizontal di lapangan. Ada dua macam cara penulisan skala, yaitu :

a. Skala angka, contoh : 1:25.000 berarti 1 cm jarak di peta = 25.000 cm (250 m)

jarak horizontal di medan sebenarnya.

b. Skala garis, contoh: berarti tiap bagian sepanjang blok garis mewakili 1 km jarak

horizontal.

5. Legenda Peta

Legenda peta biasanya disertakan pada bagian bawah peta. Legenda ini

memuat simbol-simbol yang dipakai pada peta tersebut, yang penting diketahui :

triangulasi, jalan setapak , jalan raya, sungai, pemukiman, ladang, sawah, hutan dan

lainnya. Di Indonesia, peta yang umumnya digunakan adalah peta keluaran Direktorat

Geologi Bandung, kemudian peta dari Jawatan Topologi, atau yang sering disebut

peta AMS (American Map Service) dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan

Page 8: pemetaan geomorfologi

87

pada tahun 1960. Peta AMS biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak

antar k ontur) 25 m. Selain itu ada peta keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi

Survey dan Pemetaan Nasional) yang lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000

(dengan interval k ontur 12,5m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.

6. Tahun Peta

Peta topografi juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta

tersebut, semakin baru tahun pembuatannya, maka data yang disajikan semakin

akurat.

7. Arah Peta

Hal yang perlu diperhatikan adalah arah Utara Peta. Cara paling mudah adalah

dengan memperhatikan arah huruf-huruf tulisan yang ada pada peta. Arah atas tulisan

adalah Arah Utara Peta. Pada bagian bawah peta biasanya juga terdapat petunjuk arah

utara yaitu :

a. Utara sebenarnya/True North : yaitu utara yang mengarah pada kutub utara bumi.

b. Utara Magnetis/Magnetic North : yaitu utara yang ditunjuk oleh jarum magnetis

kompas, dan letaknya tidak tepat di kutub utara bumi.

c. Utara Peta/Map North : yaitu arah utara yang terdapat pada peta. Kutub utara

magnetis bumi letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi. Karena pengaruh

rotasi bumi, letak kutub magnetis bumi bergeser dari tahun ke tahun. Oleh karena itu,

untuk keperluan yang menuntut ketelitian perlu dipertimbambangkan adanya

iktilaf(deklinasi) peta, iktilaf magnetis, iktilaf peta magnetis, dan variasi magnetis.

Page 9: pemetaan geomorfologi

88

1. Deklinasi Peta: adalah beda sudut antara sebenarnya dengan utara peta. Ini terjadi

karena perataan jarak paralel garis bujur peta bumi menjadi garis koordinat

vertikal yang digambarkan pada peta.

2. Deklinasi Magnetis: Selisih beda sudut utara sebenarnya dengan utara magnetis

3. Deklinasi Peta magnetis: Selisih besarnya sudut utara peta dengan utara magnetis

bumi.

4. variasi Magnetis: perubahan/pergeseran letak kutub magnetis bumi pertahun.

Contoh peta geomorfologi lengkap dengan bagian-bagian pelengkapnya

2.3 Kontur

Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian

sama dari permukaan laut, sifat-sifat garis kontur adalah :

1. Satu garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.

2. Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.

3. Garis kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.

Page 10: pemetaan geomorfologi

89

4. Interval kontur biasanya 1/2000 kali skala peta.

5. Rangkaian garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang

curam/terjal, sebaliknya yang renggang menandakan permukaan bumi yang

landai.

6. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "U" menandakan punggungan

gunung.

7. Rangkaian garis kontur yang berbentuk huruf "V" terbalik menandakan suatu

lembah/jurang.

2. Membaca garis kontur

1. Punggungan Gunung

Punggungan gunung merupakan rangkaian garis kontur berbentuk huruf “U” dimana

Ujung dari huruf “U” menunjukan tempat atau daerah yang lebih pendek dari kontur

diatasnya.

2. Lembah atau Sungai

Lembah atau sungai merupakan rangkaian garis kontur yang berbentuk “n” (huruf

“V” terbalik ) dengan Ujung yang Tajam.

3. Daerah landai datar dan terjal curam

Daerah datar/landai garis konturnya jarang, sedangkan daerah terjal/curam garis

konturnya rapat.

3. Menghitung harga interval kontur

Page 11: pemetaan geomorfologi

90

Pada peta skala 1:50.000 dicantumkan interval konturnya 25 meter. Untuk

mencari interval kontur berlaku rumus 1/2000 x skala peta. Tapi rumus ini tidak

berlaku untuk semua peta, pada peta GUNUNG MERAPI/1408-244/JICA TOKYO-

1977/1:25.000, tertera dalam legenda peta interval konturnya 10 meter sehingga

berlaku rumus 1/2500 x skala peta. Jadi untuk penentuan interval kontur belum ada

rumus yang baku, namun dapat dicari dengan:

Cari dua titik ketinggian yang berbeda atau berdekatan. Misalnya titik A dan

B Hitung selisih ketinggiannya (antara A dan B) Hitung jumlah kontur antara A dan

B Bagilah selisih ketinggian antara A-B dengan jumlah kontur antara A-B hasilnya

adalah interval kontur.

Seorang geologis dituntut untuk dapat jeli membaca garis kontur dan mengintepretasikannya

3 Kemiringan Lereng

3.1 Pengertian

Page 12: pemetaan geomorfologi

91

Kemiringan lereng adalah tingkat kemiringan suatu daerah yang

diproyeksikan pada satuan derajat atau persen, dan Van Zuidam sendiri

mengelompokkan satuan kemiringan tersebut ke dalam beberapa kelompok, dan

disimbolkan melalui warna-warna khusus.

3.2 Langkah Kerja

1. Mencari skala peta dari garis kontur

Rumus:

Skala = CI x 2000 m

CI adalah kontur interval / beda tinggi yang didapat dari pengurangan angka

ketinggian kontur di garis atas dikurangi angka ketinggian kontur di garis

yangbawahnya.

Contoh:

Diketahui dari sebuah peta, selisih garis antar kontur adalah 100 meter. Berapa skala

peta tersebut?

Jawab:

CI = 100 meter

Skala = CI x 2000 m

         = 100 m x 2000 m

         = 200.000

Jadi skala peta tersebut adalah 1:200.000

2. Mencari kontur interval/beda tinggi (CI)

Rumus:

Page 13: pemetaan geomorfologi

92

CI = 1/2000 x skala

Contoh:

Diketahui skala peta topografi adalah 1:100.000. Berapa beda tinggi antar kontur

dalam peta tersebut?

Jawab:

CI = 1/2000 x skala

    = 1/2000 x 100.000

    = 50

Jadi, beda tinggi antar kontur dalam peta tersebut adalah 50 meter

3. Mencari tinggi kontur pada titik tertentu

Rumus:

d1/d2 x CI + tc atau

BC/AC x CI + tc

d1 =jarak B-C pada peta

d2 =jarak A-C pada peta

CI =kontur interval/beda tinggi

tc =angka kontur C / di bawah jarak ke-1

Contoh:

Jarak antara kontur A ke kontur B pada peta adalah 5 cm, sedangkan jarak antara

kontur B ke kontur C adalah 3 cm. Titik kontur A berketinggian 50 meter dan titik

kontur C berketinggian 25 meter. Skala peta adalah 1:50.000. Berapa ketinggian

Page 14: pemetaan geomorfologi

93

kontur B pada peta tersebut?

Jawab:

Cari dahulu kontur intervalnya (CI)

CI = 1/2000 x skala

    = 1/2000 x 50.000

    =  25 meter

d1= B-C = 3 cm

d2 = A-C = (B-C) + (A-B) = 3 + 5 = 8  cm

Kx = d1/d2 x CI + tc

     = 3/8 x 25 meter + 25 meter

     =75/8 x 25 meter

     = 34,375 meter

Jadi, ketinggian titik B pada peta tersebut adalah 34,4 meter

4. Mencari beda tinggi dalam satuan persen

Rumus:

Kemiringan lereng = Beda tinggi/jarak x 100 %

Contoh;

Diketahui titik kontur X berketinggian 225 meter dan titik Y berketinggiann 125

meter. Jarak antara X-Y pada peta dengan skala 1:50.000 adalah 4 cm. Berapa persen

kemiringan lereng X-Y?

Jawab:

Page 15: pemetaan geomorfologi

94

Rumus: Beda Tinggi/jarak x 100 %

Beda tinggi X-Y = 225 - 125 meter

                         = 100 meter

                         = 10.000 cm

Jarak X-Y pada peta 4 cm

Jarak sebenarnya= jarak x skala

                         = 4 x 50.000

                         = 200.000 cm

Kemiringan Lereng X-Y adalah

= Beda tinggi / jarak x 100 %

= 10.000/200.000 x 100 %

=  5 %

Jadi, kemiringan lereng X-Y adalah 5 %

5. Mencari beda tinggi dalam satuan derajat

Rumus:

Kemiringan lereng = Beda tinggi/jarak x 1 derajat

Contoh soal sama seperti di atas. Hanya saja satuan persen (%) diganti dengan satuan

derajat.

4 Penampang

4.1 Penampang

Penampang adalah hasil proyeksi dua dimensi (berupa kenampakan muka

bumi/bentang alam) berdasarkan data pada peta topografi. Penampang yang

Page 16: pemetaan geomorfologi

95

dimaksudkan di sini adalah penampang Geomorfologi, sekalipun ada pula

penampang Geologi. Penampang Geomorfologi memberi informasi mengenai bentuk

lahan pada peta topografi, berupa garis dengan warna berdasarkan klasifikasi bentang

alam Van Zuidam.

4.2 Langkah Kerja

Pada perencanaan perjalanan dengan menggunakan peta topografi, sudah

tentu titik awal dan titik akhir akan diplot di peta. Sebelum berjalan catatlah:

1. Koordinat titik awal (A)

2. Koordinat titik tujuan (B)

3. Sudut peta antara A - B

4. Tanda medan apa saja yang akan dijumpai sepanjang lintasan A - B

5. Berapa panjang lintasan antara A - B dan berapa kira-kira waktu yang dibutuhkan

untuk menyelesaikan lintasan A - B

Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu operasi adalah kita harus

tahu titik awal keberangkatan kita, baik di medan maupun di peta. Gunakan tanda

medan yang jelas baik di medan dan peta. Gunakan kompas untuk melihat arah kita,

apakah sudah sesuai dengan tanda medan yang kita gunakan sebagai patokan, atau

belum.

Perkirakan berapa jarak lintasan. Misalnya, medan datar 5 km ditempuh

selama 60 menit dan medan mendaki ditempuh selama 10 menit. Lakukan orientasi

dan resection, bila keadaannya memungkinkan. Perhatikan dan selalu waspada

Page 17: pemetaan geomorfologi

96

terhadap adanya perubahan kondisi medan dan perubahan arah perjalanan,

menyeberangi sungai, ujung lembah dan lainnya-lainnya.

Panjang lintasan sebenarnya dapat dibuat dengan cara, pada peta dibuatkan lintasan

dengan jalan membuat garis (skala vertikal dan horisontal) yang disesuaikan dengan

skala peta. Gambar garis lintasan tersebut (pada peta) memperlihatkan kemiringan

lintasan juga penampang dan bentuk peta. Panjang lintasan diukur dengan

mengalikannya dengan skala peta, maka akan didapatkan panjang lintasan

sebenarnya.

contoh peta geomorfologi lengkap dengan penampangnya. Cermati bagaimana penampang direkonstruksi berdasarkan garis sayatan dengan titik-titik koordinatnya

2.4 Plotting

Page 18: pemetaan geomorfologi

97

Plotting adalah menggambar atau membuat titik, membuat garis dan tanda-

tanda tertentu di peta. Plotting berguna bagi kita dalam membaca peta. Misalnya Tim

Camp berada pada koordinat titik A (3989 : 6360) + 1400 mdpl. Basecamp

memerintahkan tim Camp agar menuju koordinat titik T (4020 : 6268) + 1301 mdpl.

Maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:

1. Plotting koordinat T di peta dengan menggunakan konektor. Pembacaan dimulai

dari sumbu X dulu, k emudian sumbu Y, didapat (X:Y).

2. Plotting sudut peta dari A k e T, dengan cara tarik garis dari A ke T, kemudian

dengan busur derajat/kompas orientasi ukur besar sudut A - T dari titik A ke arah

garis AT. Pembacaan sudut menggunakan sistem Azimuth (0" - 360°) searah

putaran jarum jam. Sudut ini berguna untuk mengorientasikan arah dari A k e T.

3. Interprestasi peta untuk menentukan lintasan yang efisien dari A menuju T.

Interprestasi ini dapat berupa garis lurus ataupun berkelok-kelok mengikuti jalan

setapak, sungai ataupun punggungan. Harus dipahami betul bentuk garis-garis

kontur. Plotting lintasan dan memperkirakan waktu tempuhnya. Faktor-faktor

yang mempengaruhi waktu tempuh:

a. Kemiringan lereng dan Panjang lintasan

b. Keadaan dan kondisi medan (misalnya hutan lebat, semak berduri atau pasir)

c. Keadaan cuaca rata-rata

d. Waktu pelaksanaan (pagi, siang atau malam)

e. Kondisi fisik dan mental serta perlengkapan yang dibawa.

G. Membaca Koordinat

Page 19: pemetaan geomorfologi

98

Cara menyatakan koordinat ada dua cara, yaitu:

1. Cara koordinat peta

Menentukan koordinat ini dilakukan di atas peta dan bukan di lapangan.

Penunjukan koordinat ini meggunakan:

Sistem Enam Angka, misalnya: koordinat titik A (374:622), titik B (377:461)

Cara Delapan Angka, misalnya: koordinat titik A (3740:6225), titik B

(3376:4614)

2. Cara Koordinat Geografis

Untuk Indonesia sebagai patokan perhitungan adalah Jakarta yang dianggap 0

atau 106° 44' 27,79". Sehingga di wilayah Indonesia awal perhitungan adalah kota

Jakarta. Bila di sebelah barat Jakarta akan berlaku pengurangan dan sebaliknya.

Sebagai patokan letak lintang adalah garis ekuator (sebagai 0). Untuk koordinat

geografis yang perlu diperhatikan adalah petunjuk letak peta.

Page 20: pemetaan geomorfologi

99