preskas uveitis fix

11
1 BAB I LAPORAN KASUS PASIEN 1.1 Identitas Nama : Tn. SH Umur : 27 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Agama : Islam Suku/Bangsa : Jawa Pekerjaan : Wiraswata Alamat : Kasemen Serang, Banten Tanggal pemeriksaan : 10 September 2015 1.2 Anamnesa Keluhan utama : Terdapat mata merah pada kedua mata Keluhan tambahan : Kedua mata merah, terasa nyeri pada mata, dan keluar air berlebih dari mata. Riwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke poli mata dengan keluhan kedua mata merah sejak 9 bulan SMRS. Pasien mengatakan awalnya terasa gatal-gatal pada kedua mata lalu di kucek-kucek. Pasien mengatakan pada saat mata merah

Upload: radi-tri-hadrian

Post on 08-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

asasad

TRANSCRIPT

Page 1: Preskas Uveitis Fix

1

BAB I

LAPORAN KASUS PASIEN

1.1 Identitas

Nama : Tn. SH

Umur : 27 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Suku/Bangsa : Jawa

Pekerjaan : Wiraswata

Alamat : Kasemen Serang, Banten

Tanggal pemeriksaan : 10 September 2015

1.2 Anamnesa

Keluhan utama:

Terdapat mata merah pada kedua mata

Keluhan tambahan:

Kedua mata merah, terasa nyeri pada mata, dan keluar air berlebih dari mata.

Riwayat penyakit sekarang:

Pasien datang ke poli mata dengan keluhan kedua mata merah sejak 9

bulan SMRS. Pasien mengatakan awalnya terasa gatal-gatal pada kedua mata

lalu di kucek-kucek. Pasien mengatakan pada saat mata merah terasa nyeri.

Pasien mengatakan mata merah sering hilang timbul. Pasen menyangkal ada

demam pada saat mata merah.

Sejak timbul gejala mata merah, pasien mengeluh pengelihatannya

berkurang. Mata nyeri (+), kotoran/sekret (+), penglihatan terganggu (+),

riwayat mata sering merah berulang (+), riwayat trauma pada mata (-),

riwayat penggunaan kacamata sebelumnya (-), mata terasa lebih silau jika

melihat cahaya/sinar yang lebih terang (+), riwayat penyakit infeksi

Page 2: Preskas Uveitis Fix

2

(tuberkulosis, herpes, cacar) (-), penyakit autoimun (-), penyakit radang sendi

(-), riwayat sakit gigi/cabut gigi (-).

Riwayat penyakit dahulu :

- Hipertensi (-)

- Diabetes Melitus (-)

- Alergi makanan (-)

Riwayat penyakit keluarga:

Tidak ada

1.3 Pemeriksaan Fisik

1.3.1 Status Generalis

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80x/menit

Suhu : 36°C

Frekuensi nafas : 22x/menit

Kepala : Normochepal

Mata : (Lihat status oftalmologi)

Telinga,hidung,tenggorokan : Dalam batas normal

Leher : Dalam batas normal

Toraks dan abdomen : Dalam batas normal

Ekstremitas : Dalam batas normal

Page 3: Preskas Uveitis Fix

3

1.3.2 Status Oftalmologis

OD OS

Posisi Hirscbergh Orthoforia

Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah

Visus VOD = 1/60 VOS = 6/30

TIO Palpasi N Palpasi N

Silia dan Supracilia Baik, tumbuh teratur Baik, tumbuh teratur

Palpebra superior Normal Normal

Palpebra inferior Normal Normal

Konjungtiva tarsal superior Hiperemis (+), Hiperemis (+)

Konjungtiva tarsal inferior Hiperemis (+) Hiperemis (+)

Konjungtiva bulbi Injeksi siliar (+) Injeksi siliar (+)

Kornea Edem (+), Jernih Jernih, infiltrat (-)

Sklera Tenang Tenang

COA Sedang Sedang

Pupil Irreguler, reflex cahaya lsg/

tdk lgs(-)

Irreguler , reflex cahaya

lsg/ tdk lgs(-)

Iris Warna coklat, sinekia (+) Warna coklat, sinekia (+)

Lensa keruh keruh

Fundus Reflex Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Tonometri

o TOD : 24,4

o TOS : 31,8

1.4 Diagnosa Kerja

Page 4: Preskas Uveitis Fix

4

Uveitis anterior + glaukoma sekunder + katarak komplikata ODS

1.5 Diagnosa Banding

Keratitis

Endoftalmitis

Ulkus anterior

1.6 Pemeriksaan Penunjang

Skin Test

Pemeriksaan Serologi

Radiologi

1.7 Penatalaksanaan

p.pred ed tiap jam

etropin 3x1 ODS

Timol 0,5 ed 2xO

1.8 Saran

Jangan mengucek mata.

Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin

dan mengeringkannya dengan handuk atau kain yang bersih

Kontrol kembali untuk melihat kemajuan pengobatan.

1.9 Prognosis

Ad vitam : Ad Bonam

Ad functionam : Dubia Ad Malam

Ad sanationam : Dubia Ad Malam

Page 5: Preskas Uveitis Fix

5

Resume Kasus

Pasien datang ke poli mata dengan keluhan kedua mata merah sejak 9

bulan SMRS. Pasien mengatakan awalnya terasa gatal-gatal pada kedua mata

lalu di kucek-kucek. Pasien mengatakan pada saat mata merah terasa nyeri.

Pasien mengatakan mata merah sering hilang timbul. Pasen menyangkal ada

demam pada saat mata merah.

Sejak timbul gejala mata merah, pasien mengeluh pengelihatannya

berkurang. Mata nyeri (+), kotoran/sekret (+), penglihatan terganggu (+),

riwayat mata sering merah berulang (+), riwayat trauma pada mata (-),

riwayat penggunaan kacamata sebelumnya (-), mata terasa lebih silau jika

melihat cahaya/sinar yang lebih terang (+), riwayat penyakit infeksi

(tuberkulosis, herpes, cacar) (-), penyakit autoimun (-), penyakit radang sendi

(-), riwayat sakit gigi/cabut gigi (-).

Pada pemeriksaan fisik, pasien komposmentis, status generalis dalam batas

normal, Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan:

Visus: OD: 1/60 dan OS: 6/30

Konj bulbi ODS: tampak injeksi siliar&injeksi kunjungtivitis

Konj tarsal sup & inf OD hiperemis

Kornea OD: Edem.

Status ofltalmologi lainnya dalam batas normal.

Page 6: Preskas Uveitis Fix

6

BAB II

DISKUSI KASUS

Uveitis anterior merupakan peradangan iris dan bagian depan badan siliar

(pars plicata), kadang-kadang menyertai peradangan bagian belakang bola mata,

kornea dan sklera. Peradangan pada uvea dapat mengenai hanya pada iris yang di

sebut iritis atau mengenai badan siliar yang di sebut siklitis. Biasanya iritis akan

disertai dengan siklitis yang disebut iridosiklitis atau uveitis anterior.1

Menurut klinisnya uveitis anterior dibedakan dalam uveitis anterior akut

yaitu uveitis yang berlangsung selama < 6 minggu, onsetnya cepat dan bersifat

simptomatik dan uveitis anterior kronik uveitis yang berlangsung selama > 6

minggu bahkan sampai berbulan-bulan atau bertahun-tahun, seringkali onset tidak

jelas dan bersifat asimtomatik. Pada kebanyakan kasus penyebabnya tidak

diketahui.1

Badan siliar berfungsi sebagai pembentuk cairan bilik mata (humor

aqueus) yang memberi makanan kepada lensa dan kornea. Dengan adanya

peradangan di iris dan badan siliar, maka timbullah hiperemi yang aktif,

pembuluh darah melebar, pembentukan cairan bertambah, sehingga dapat

menyebabkan glaukoma sekunder. Selain oleh cairan bilik mata, dinding

pembuluh darah dapat juga dilalui oleh sel darah putih, sel darah merah, dan

eksudat yang akan mengakibatkan tekanan osmose cairan bilik mata bertambah

dan dapat mengakibatkan glaukoma. 2

Di daerah kornea karena tidak mengandung pembuluh darah, suhu

menurun dan berat jenis cairan bertambah, sehingga di sini cairan akan bergerak

ke bawah. Sambil turun sel-sel radang dan fibrin dapat melekat pada endotel

kornea, membentuk keratik presipitat yang dari depan tampak sebagai segitiga

dengan endapan yang makin ke bawah semakin besar. Di sudut kamera okuli

anterior cairan melalui trabekula masuk ke dalam kanalis Schlemn untuk menuju

ke pembuluh darah episklera. Bila keluar masuknya cairan ini masih seimbang

maka tekanan mata akan berada pada batas normal 15-20 mmHg. Sel radang dan

Page 7: Preskas Uveitis Fix

7

fibrin dapat pula menyumbat sudut kamera okuli anterior, sehingga alirannya

terhambat dan terjadilah glaukoma sekunder. Galukoma juga bisa terjadi akibat

trabekula yang meradang atau sakit.2

Elemen darah dapat berkumpuk di kamera okuli anterior dan timbullah

hifema (bila banyak mengandung sel darah merah) dan hipopion (yang terkumpul

banyak mengandung sel darah putihnya). Elemen-elemen radang yang

mengandung fibrin yang menempel pada pupil dapat juga mengalami organisasi,

sehingga melekatkan ujung iris pada lensa. Perlekatan ini disebut sinekia

posterior. Bila seluruh iris menempel pada lensa, disebut seklusio pupil sehingga

cairan yang dari kamera okuli posterior tidak dapat melalui pupil untuk masuk ke

kamera okuli anterior, iris terdorong ke depan, disebut iris bombe dan

menyebabkan sudut kamera okuli anterior menyempit, dan timbullah glaukoma

sekunder.2

Perlekatan-perlekatan iris pada lensa menyebabkan bentuk pupil tidak teratur.

Pupil dapat pula diisi oleh sel-sel radang yang menyebabkan organisasi jaringan

dan terjadi oklusi pupil. Peradangan badan siliar dapat pula menyebabkan

kekeruhan pada badan kaca, yang tampak seperti kekeruhan karena debu. Dengan

adanya peradangan ini maka metabolisme pada lensa terganggu dan dapat

mengakibatkan katarak.2

Hasil anamnesis pasien pada kasus ini, didapatkan bahwa keluhan pasien

berupa mata kanan merah, penurununan pengelihatan, perih, sakit, fotofobia

sesuai dengan teori diatas. Pemeriksaan oftalmologis pada pasien juga didapatkan

Pada pemeriksaan oftalmologis, pada mata kanan dan kiri ditemukan adanya

injeksi siliar dan injeksi konjungtivitis, iris tidak teratur, Sehingga mengarahkan

diagnosis kepada uveitis anterior.2

Pasien pada kasus ini diberikan pengobatan tetes mata berupa p.pred ed setiap

jam, Etropine ed , timol 0,5 ed,. Berhasil tidaknya pengobatan tergantung oleh

daya tahan tubuh serta adanya virulensi dari faktor penyebab iridosiklitis. Oleh

karenanya pemberian kortikosteroid tidak akan berhasil apabila tidak disertai

pengobatan penyebabnya. Keadaan umum diperbaiki untuk memperbaiki daya

tahan tubuh. Istirahat di tempat tidur.3

Page 8: Preskas Uveitis Fix

8

DAFTAR PUSTAKA

1. Ilyas Sidarta, Yulianti Sri R. Ilmu penyakit mata. Edisi ke-5. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta; 2014.

2. Ilyas Sidarta. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Edisi ke-3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2010.

3. Vaughan D, Eva PR Galucoma, Dalam: Riordan-Eva P. Whitcher, J.P. Vaughan & Asbury’s general ophtalmology. Ed 18. Philadelphia. McGraw-Hill; 2011.