kasus uveitis
DESCRIPTION
presus uveitisTRANSCRIPT
7/17/2019 kasus uveitis
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 1/20
BAB I
PENDAHULUAN
Organ penglihatan manusia terdiri atas banyak elemen yang saling
bersinergi untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Salah satu organ yang
berperan penting dalam melaksanakan fisiologis dari penglihatan ini adalah suatu
lapisan vaskular pada mata yang dilindungi oleh kornea dan sklera disebut uvea.1
Uvea terdiri atas 3 struktur: iris, badan siliar, dan koroid. Iris merupakan
bagian yang paling depan dari lapisan uvea. Iris disusun oleh jaringan ikat longgar
yang mengandung pigmen dan kaya akan pembuluh darah. Korpus siliaris badan
siliaris! adalah struktur melingkar yang menonjol ke dalam mata terletak di antara
ora serrata dan limbus. Struktur ini merupakan perluasan lapisan khoroid ke arah
depan. Khoroid adalah segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera.
Khoroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel"
sel pigmen sehingga tampak ber#arna hitam.1
Uveitis didefinisikan sebagai proses inflamasi pada salah satu atau semua
bagian dari uvea iris, badan siliar$korpus siliar, dan koroid!. Uvea merupakan
lapisan vaskular mata yang tersusun atas banyak pembuluh darah yang dapat
memberikan nutrisi kepada mata. %danya peradangan pada area ini dapat
mempengaruhi elemen mata yang lain seperti kornea, retina, sklera, dan beberapa
elemen mata penting lainnya. Sehingga kadang gejala yang dikeluhkan pasien
mirip dengan penyakit mata yang lain. %dapun gejala yang sering dikeluhkan
pasien uveitis se&ara umum yaitu mata merah hiperemis konjungtiva!, mata
nyeri, fotofobia, pandangan mata menurun dan kabur, dan epifora.1
'eradangan uvea uveitis! dapat diklasifikasi berdasarkan beberapa
parameter. %dapun parameter yang digunakan antara lain: demografi( lokasi dari
tempat peradangan( durasi, onset, dan perjalanan penyakit( karakter dari
peradangan yang terjadi( dan penyebab dari inflamasi. Klasifikasi dan standarisasi
UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 1
7/17/2019 kasus uveitis
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 2/20
dari uveitis sangat penting dilakukan untuk diagnosis dan penanganan penyakit.
Sehingga penanganan yang &ost"efe&tive dapat terlaksana.1
UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 2
7/17/2019 kasus uveitis
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 3/20
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI UVEA
)ata sebagai organ penglihatan manusia, tersusun atas elemen"elemen
yang memiliki struktur yang berbeda"beda. Struktur yang dimiliki oleh masing"
masing elemen menunjang fungsi dari elemen tersebut dalam fisiologis
penglihatan manusia. Salah satu elemen mata manusia adalah uvea yaitu suatu
lapisan vaskular tengah mata yang membungkus bola mata dan dilindungi oleh
kornea dan sklera. Uvea terdiri atas 3 unsur yaitu iris, badan siliar, dan koroid.1
2.1 Iris
Iris merupakan bagian yang paling depan dari lapisan uvea. Struktur ini
mun&ul dari badan siliar dan membentuk sebuah diafragma di depan lensa. Iris
juga memisahkan bilik mata depan dan belakang. *elah di antara iris kiri dan
kanan dikenal sebagai pupil.1
Iris disusun oleh jaringan ikat longgar yang mengandung pigmen dan
kaya akan pembuluh darah. 'ermukaan depan iris yang menghadap bilik mata
depan kamera okuli anterior! berbentuk tidak teratur dengan lapisan pigmen yang
UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 3
7/17/2019 kasus uveitis
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 4/20
tak lengkap dan sel"sel fibroblas. 'ermukaan posterior iris tampak halus dan
ditutupi oleh lanjutan + lapisan epitel yang menutupi permukaan korpus siliaris.
'ermukaan yang menghadap ke arah lensa mengandung banyak sel"sel pigmen
yang akan men&egah &ahaya melintas mele#ati iris. engan demikian iris
mengendalikan banyaknya &ahaya yang masuk ke dalam mata dan &ahaya akan
terfokus masuk melalui pupil.1
'ada iris terdapat + jenis otot polos yaitu otot dilatator pupil dan otot
sfingter$konstriktor pupil. Kedua otot ini akan mengubah diameter pupil. Otot
dilatator pupil yang dipersarafi oleh persarafan simpatis akan melebarkan pupil,
sementara otot sfingter pupil yang dipersarafi oleh persarafan parasimpatis -.
III! akan memperke&il diameter pupil.1
umlah sel"sel melanosit yang terdapat pada epitel dan stroma iris akan
mempengaruhi #arna mata. /ila jumlah melanosit banyak mata tampak hitam,
sebaliknya bila melanosit sedikit mata tampak ber#arna biru. 1
2.2 Badan Siliaris
Korpus siliaris badan siliaris! adalah struktur melingkar yang menonjol
ke dalam mata terletak di antara ora serrata dan limbus. Struktur ini merupakan
perluasan lapisan khoroid ke arah depan. Korpus siliar disusun oleh jaringan
penyambung jarang yang mengandung serat"serat elastin, pembuluh darah dan
melanosit.0
/adan siliaris membentuk tonjolan"tonjolan pendek seperti jari yang
dikenal sebagai prosessus siliaris. ari prosessus siliaris mun&ul benang"benang
fibrillin yang akan berinsersi pada kapsula lensa yang dikenal sebagai 1onula 1inii
usuf, +223!.0
Korpus siliaris dilapisi oleh + lapis epitel kuboid. apisan luar kaya akan
pigmen dan merupakan lanjutan lapisan epitel pigmen retina. apisan dalam yang
tidak berpigmen merupakan lanjutan lapisan reseptor retina, tetapi tidak sensitif
terhadap &ahaya. Sel"sel di lapisan ini akan berfungsi sebagai pembentuk humor
UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 4
7/17/2019 kasus uveitis
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 5/20
a4ueaeus mengeluarkan &airan filtrasi plasma yang rendah protein ke dalam bilik
mata belakang kamera okuli posterior!.0,+
5umor a4ueaeus mengalir dari bilik mata belakang kamera okuli
posterior! ke bilik mata depan kamera okuli anterior! mele#ati &elah pupil &elah
di antara iris dan lensa!, lalu masuk ke dalam jaringan trabekula di dekat limbus
dan akhirnya masuk ke dalam kanal S&hlemm. ari kanal S&hlemm humor
a4ueaeus masuk ke pleksus sklera dan akhirnya bermuara ke sistem vena.0,+
Korpus siliar mengandung 3 berkas otot polos yang dikenal
sebagai muskulus siliaris. )uskulus siliaris tersusun dari gabungan serat
longitudina, sirkuler, dan radial. 6ungsi serat"serat sirkulaer adalah untuk
mengerutkan dan relaksasi serat"serat 1onula, yang berorigo di lembah"lembah di
antara pro&essus siliaris. Otot ini mengubah tegangan pada kapsul lensa, sehingga
lensa dapat mempunyai berbagai fokus baik untuk obyek berjarak dekat maupun
yang berjarak jauh dalam lapangan pandang Serat"serat longitudinal muskulus
siliaris menyisip ke dalam anyaman"anyaman trabekula untuk mempengaruhi
besar pori"porinya. 0
2.3 Khrid
Khoroid adalah segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera.
Khoroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel"
sel pigmen sehingga tampak ber#arna hitam. apisan ini tersusun dari jaringan
penyambung jarang yang mengandung serat"serat kolagen dan elastin, sel"sel
fibroblas, pembuluh darah dan melanosit. Khoroid terdiri atas 7 lapisan yaitu :
0. 8pikhoroid merupakan lapisan khoroid terluar tersusun dari serat"seratkolagen dan elastin.
+. apisan pembuluh merupakan lapisan yang paling tebal tersusun dari
pembuluh darah dan melanosit.
3. apisan koriokapiler, merupakan lapisan yang terdiri atas pleksus kapiler,
jaring"jaring halus serat elastin dan kolagen, fibroblas dan melanosit. Kapiler"
kapiler ini berasal dari arteri khoroidalis. 'leksus ini mensuplai nutrisi untuk
bagian luar retina.
UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 5
7/17/2019 kasus uveitis
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 6/20
7. amina elastika, merupakan lapisan khoroid yang berbatasan dengan epitel
pigmen retina. apisan ini tersusun dari jarring"jaring elastik padat dan suatu
lapisan dalam lamina basal yang homogen.
UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 6
7/17/2019 kasus uveitis
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 7/20
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 D!"inisi
Uveitis didefinisikan sebagai proses inflamasi pada salah satu atau semua
bagian dari uvea iris, badan siliar$korpus siliar, dan koroid!. Seperti telah
dijelaskan sebelumnya bah#a uvea merupakan lapisan vaskular mata yang
tersusun atas banyak pembuluh darah yang dapat memberikan nutrisi kepada
mata. %danya peradangan pada area ini dapat mempengaruhi elemen mata yang
lain seperti kornea, retina, sklera, dan beberapa elemen mata penting lainnya. 0,+
'enyebab pasti dari uveitis belum diketahui se&ara pasti sehingga
patofisiologi yang pasti dari uveitis juga belum diketahui. Se&ara umum, uveitis
dapat disebabkan oleh reaksi imunitas. Uveitis sering dihubungkan dengan infeksi
seperti herpes, to9oplasmosis, dan sifilis( adapun, postulat reaksi imunitas se&ara
langsung mela#an benda asing atau antigen yang dapat melukai sel dan pembuluh
darah uvea.+,3
Uveitis juga dapat ditemukan dengan hubungannya dengan kelainan
autoimun, seperti S8 Systemic Lupus Erythematosus! dan Rheumatoid
Arthritis %!. 'ada kasus ini, uveitis dapat disebabkan oleh reaksi
hipersensitivitas yang menyebabkan penimbunanan kompleks imun pada jaringan
uvea.+,3
'enyebab ganda telah dibuktikan menyebabkan terjadinya uveitis anterior.
Kebanyakan tipe uveitis anterior merupakan reaksi peradangan steril, dimana halinilah yang membedakan dengan uveitis posterior yang sering disebabkan oleh
infeksi. 'ersentase terjadinya uveitis anterior idiopatik antara 3;"<2= dari seluruh
kejadian uveitis anterior. Kemudian penyebab terbanyak kedua adalah terjadinya
onset akut 5%!"/+< positif atau 5%"/+< yang berhubungan dengan penyakit
tertentu.+,3
Uveitis adalah inflamasi salah satu struktur traktus uvea, karena traktus
uvea mengandung banyak pembuluh darah yang membeikan nutrisi pada mata
UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 7
7/17/2019 kasus uveitis
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 8/20
dan karena membatasi bagian mata yang lain, maka inflamasi lapisan ini dapat
mengan&am penglihatan.0,+
3.2 E#il$i
/akteri >uberkulosa, Sifilis
?irus 5erpes Simpleks, 5erpes @oster, *)?
amur Kandidiasis
'arasit >o9oplasma
Imunologik ens Indu&ed Iridoksklitis, Oftalmia Simpatika
'enyakit
Sistemik
%, 'enyakit Kolagen, )ultiple S&lerosis, Sarkoidosis,
'enyakit ?askuler
-eoplastik imfoma
ain"lain %IS
3.3 Pa#"isil$i
'eradangan uvea biasanya unilateral, dapat disebabkan oleh defek
langsung suatu infeksi atau merupakan fenomena alergi. Infeksi piogenik biasanya
mengikuti suatu trauma tembus okuli( #alaupun kadang"kadang dapat juga terjadi
sebagai reaksi terhadap 1at toksik yang diproduksi mikroba yang menginfeksi
jaringan tubuh di luar mata. Uveitis yang berhubungan dengan mekanisme alergi
merupakan reaksi hipersensitifitas terhadap antigen dari luar antigen eksogen!
atau antigen dari dalam badan antigen endogen!.alam banyak hal antigen luar
berasal dari mikroba yang infeksius .Sehubungan dengan hal ini peradangan uvea
terjadi lama setelah proses infeksinya yaitu setelah mun&ulnya mekanisme
hipersensitivitas.+,3
adang iris dan badan siliar menyebabkan rusaknya Blood Aqueous
Barrrier sehingga terjadi peningkatan protein, fibrin dan sel"sel radang dalam
humor akuos yang tampak pada slitlamp sebagai berkas sinar yang
disebuit fler aqueous flare!. 6ibrin dimaksudkan untuk menghambat gerakan
kuman, akan tetapi justru mengakibatkan perlekatan"perlekatan, misalnya
perlekatan iris pada permukaan lensa sinekia posterior!. +,3
UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 8
7/17/2019 kasus uveitis
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 9/20
Sel"sel radang yang terdiri dari limfosit, makrofag, sel plasma dapat
membentuk presipitat keratik yaitu sel"sel radang yang menempel pada
permukaan endotel kornea. %kumulasi sel"sel radang dapat pula terjadi pada tepi
pupil disebutkoeppe nodules, bila dipermukaan iris disebut busacca nodules, yang
bisa ditemukan juga pada permukaan lensa dan sudut bilik mata depan. 'ada
iridosiklitis yang berat sel radang dapat sedemikian banyak sehingga
menimbulkan hipopion. +,3
Otot sfingter pupil mendapat rangsangan karena radang, dan pupil akan
miosis dan dengan adanya timbunan fibrin serta sel"sel radang dapat terjadi
seklusio maupun oklusio pupil, sehingga &airan di dalam kamera okuli posterior
tidak dapat mengalir sama sekali mengakibatkan tekanan dalam dalam &amera
okuli posterior lebih besar dari tekanan dalam &amera okuli anterior sehingga iris
tampak menggelembung kedepan yang disebut iris bombe Bombans!. +,3
Aangguan pada humor akuos terjadi akibat hipofungsi badan siliar
menyebabkan tekanan bola mata turun. %danya eksudat protein, fibrin dan sel"sel
radang dapat berkumpul di sudut &amera okuli anterior sehingga terjadi penutupan
kanal s&hlemm sehingga terjadi glukoma sekunder.'ada fase akut terjadi
glau&oma sekunder karena gumpalan B gumpalan pada sudut bilik depan,sedang
pada fase lanjut glau&oma sekunder terjadi karena adanya seklusio pupil.-aik
turunnya bola mata disebutkan pula sebagai peran asetilkolin dan prostaglandin.0,+
3.% Klasi"i&asi
)enurut lokasinya(
• Uveitis %nterior
• Uveitis 'osterior
• Uveitis Intermediate
•Uveitis ifus
UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 9
7/17/2019 kasus uveitis
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 10/20
/erdasarkan patologi dapat dibedakan + jenis uveitis anterior, yaitu
granulomatosa dan non granulomatosa.0
3.%.1 U'!i#is Nn(Gran)l*a#sa
Umumnya tidak dapat ditemukan organisme patogen dan karena berespon
baik terhadap terapi kortikosteroid diduga peradangan ini sema&am fenomenahipersensitivitas. Uveitis ini timbul terutama dibagian anterior traktus yakni iris
dan korpus siliaris. >erdapat reaksi radang dengan terlihatnya infiltrasi sel"sel
limfosit dan sel plasma dalam jumlah &ukup banyak dan sedikit sel mononu&lear.
'ada kasus berat dapat terbentuk bekuan fibrin besar atau hipopion didalam
kamera okuli anterior.0
3.%.2 U'!i#is Gran)l*a#sa
'ada uveitis granulomatosa umumnya mengikuti invasi mikroba aktif ke
jaringan oleh organisme penyebab misal )y&oba&terium tuber&ulosis atau
>o9oplasma gondii!. )eskipun begitu patogen ini jarang ditemukan dan diagnosis
etiologi pasti jarang ditegakkan. Uveitis granulomatosa dapat mengenai
sembarang traktus uvealis namun lebih sering pada uvea posterior. >erdapat
kelompok nodular sel"sel epithelial dan sel"sel raksasa yang dikelilingi limfosit di
UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 10
7/17/2019 kasus uveitis
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 11/20
daerah yang terkena. eposit radang pada permukaan posterior kornea terutama
terdiri atas makrofag dan sel epiteloid. iagnosis etiologi spesifik dapat
ditegakkan se&ara histologik pada mata yang dikeluarkan dengan menemukan
kista to9oplasma, basil tahan asam tuber&ulosis, spiro&heta pada sifilis, tampilan
granuloma khas pada sar&oidosis atau oftalmia simpatika dan beberapa penyebab
spesifik lainnya.0,+
P!r+!daan U'!i#is Gran)l*a#sa Dan Nn Gran)l*a#sa
-on granulomatosa Aranulomatosa
Onset %kut >ersembunyi
Sakit -yata >idak ada atau ringan
6otofobia -yata ingan
'englihatan kabur Sedang -yata
)erah sirkumkorneal -yata ingan
'erisipitat keratik 'utih halus Kelabu besar
'upil Ke&il dan tak teratur Ke&il dan tak teratur
bervariasi!
Syne&hia posterior Kadang"kadang Kadang"kadang
-odul iris Kadang"kadang Kadang"kadang
>empat Uvea anterior Uvea posterior dan posterior
'erjalanan %kut )enahun
ekurens Sering Kadang"kadang
UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 11
7/17/2019 kasus uveitis
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 12/20
3., G!-ala Klinis
Aejala penyakit pada traktus uvealis tergantung tempat terjadinya penyakit
itu. )isalnya, karena terdapat serabut"serabut nyeri di iris, pasien dengan iritis
akan mengeluh sakit dan fotofobia. 'eradangan iris itu sendiri tidak mengaburkan
penglihatan ke&uali bila prosesnya berat atau &ukup lanjut hingga mengeruhkan
humor a4ueous, kornea, dan lensa. 'enyakit koroid sendiri tidak menimbulkan
sakit atau penglihatan kabur. Karena dekatnya koroid dengan retina, penyakit
koroid hampir selalu melibatkan retina, penglihatan sentral akan terganggu.
?itreus juga dapat menjadi keruh sebagai akibat infiltrasi sel dari bagian koroid
dan retina yang merdang. -amun gangguan penglihatan proposional dengan
densitas kekeruhan vitreus dan bersifat reversible bila peradangan mereda. 0,+
%dapun, se&ara umum pasien yang sedang mengalami peradangan uvea
akan mengeluhkan gejala"gejala umum sebagai berikut:
• )ata merah hiperemis konjungtiva!
• )ata nyeri
• 6otofobia
• 'andangan mata menurun dan kabur
'ada bentuk -on"Aranulomatosa, onsetnya khas akut, dengan rasa sakit,
injeksi, fotophobia, dan penglihatan kabur. >erdapat kemerahan sirkum korneal
yang disebabkan dilatasi pembuluh"pembuluh darah limbus. eposit putih halus
presipitat keratik CK'D! pada permukaan posterior kornea dapat dilihat dengan
slit"lamp atau dengan ka&a pembesar . 'upilnya ke&il, dan mungkin terdapat
kumpulan fibrin dengan sel di *O%. ika terdapat syne&hiae posterior, bentuk
pupil tidak teratur.0,3
'ada Uveitis Aranulomatosa biasanya onset tidak kentara. 'englihatan
berangsur kabur, dan mata tersebut memerah se&ara difus daerah sirkumkornea.
Sakitnya minimal, dan fotofobianya tidak sama berat dengan non"granulomatosa.
UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 12
7/17/2019 kasus uveitis
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 13/20
'upil sering menge&il dan menjadi tidak teratur karena terbentuk syne&hiae
posterior. K' Emutton fatD besar"besar terlihat dipermukaan posterior kornea
dengan slit"lamp. >ampak kemerahan flare! dan sel"sel di *O%, dan nodul yang
terdiri atas kelompook sel"sel putih tampak ditepian pupil iris nodul Koeppe!.
-odul"nodul ini sepadan dengan K' mutton fat. -odul serupa diseluruh stroma
iris disebut nodul /usa&&a.0,3
3. P!*!ri&saan P!n)n-an$
aboratorium sangat dibutuhkan guna mendapat sedikit gambaran
mengenai penyebab uveitis. 'ada pemeriksaan darah, yaitu Differential count ,
eosinofilia : kemungkinan penyebab parasit atau alergi, ?, 6>%, %utoimun
marker %-%, Reumatoid factor , Antidobble Stranded DNA!, *al&ium, serum
%*8 level sar&oidosis!, >o9oplasma serologi dan serologi >O*5 lainnya.
'emeriksaan urin berupa kalsium urin +7 jam sarcoidosis! dan Kultur bechet’s
reitters!. 'emeriksaan adiologi, yaitu 6oto thora9 >b&, Sarcoidosis
!istoplasmosis!, 6oto spinal dan sendi sa&roiliaka Ankylosing sponfilitis!, 6oto
persendian lainya Reumatoid arthritis "u#enile rheumatoid arthritis! dan 6oto
tengkorak, untuk melihat adakah kalsifikasi &erebral to$oplasmosis!.3
Skin %est , yaitu &antou$ test , untuk >b&, 'athergy test , untuk Bechet’s
disease akan terjadi peningkatan sensivitas kulit terhadap trauma jarum pada
pasien bila disuntikkan 2,0 ml saline intradermal dalam 0;"+7 jam kemudian
terjadi reaksi pustulasi. 'emeriksaan"pemeriksaan tersebut diperlukan untuk
mengetahui etiologi se&ara spesifik, bila di&urigai adanya ke&urigaan penyakitsistemik.3
'ada mata dapat dilakukan pemeriksaan:
0. Uji fluoresein.
Untuk mengetahui adanya kerusakan pada epitelkornea akibat erosi,
keratitis epitelial, bila terjadi defek epitel kornea akan terlihat #arna hijau
pada defek tersebut.
+. Uji sensibilitas kornea.
UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 13
7/17/2019 kasus uveitis
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 14/20
Untuk mengetahui keadaan sensibilitas kornea yang berkaitan dengan
penyakit mata akibat kelainan saraf trigeminus oleh herpes 1ooster ataupun
akibat gangguan ujung saraf sensibel kornea oleh infeksi herpes simpleks.
3. Uji fistel.Untuk melihat kebo&orankornea atau fistel akibat adanya perforasi korne.
)engidentifikasi patogen penyebab Uveitis.
7. Uji plasido.
Untuk mengetahui kelainan pada permukaan kornea.
3./ Dia$nsa Bandin$
iagnosis banding uveitis anterior adalah Konjungtivitis, Keratitis atauKeratokonjungtivitis dan Alukoma akut. 'ada konjun&tivitis penglihatan tidak
kabur, respon pupil normal, dan umumnya tidak ada rasa sakit, fotofobia, atau
injeksi &iliar.+
'ada Keratitis atau Keratokonjun&tivitis, penglihartan dapat kabur dan ada
rasa sakit dan fotofobia. /eberapa penyebab keratitis seperti herpes simplek dan
1oster dapat mengenai uveitis anterior sebenarnya. 'ada Alaukoma akut, pupil
melebar, tidak ada synekia posterior, dan korneanya CberuapD.0,+
3.0 K*li&asi
>erjadinya syne&hia anterior perifer akan menyebabkan terhalangnya
humor akueus keluar disudut *O% dan berakibat Alaukoma. Syne&hia posterior
dapat menimbulkan Alaukoma dengan memungkinkan berkumpulnya humor
akuesus dibelakang iris, sehingga menonjolkan iris ke depan. 'elebaran pupil
sejak dini dan terus menerus mengurangi kemungkinan timbulnya syne&hia
posterior. Aangguan metabolisme lensa dapat menimbulkan katarak. %blasio
retina kadang"kadang timbul akibat tarikan pada retina oleh benang"benang
vitreus. 8dema kistoid makular dan degenerasi dapat terjadi pada uveitis anterior
yang berkepanjangan.3
3. P!na#ala&sanaan.
UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 14
7/17/2019 kasus uveitis
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 15/20
>ujuan utama dari pengobatan uveitis adalah untuk mengembalikan atau
memperbaiki fungsi penglihatan mata. %pabila sudah terlambat dan fungsi
penglihatan tidak dapat lagi dipulihkan seperti semula, pengobatan tetap perlu
diberikan untuk men&egah memburuknya penyakit dan terjadinya komplikasi
yang tidak diharapkan.3
%dapun terapi uveitis dapat dikelompokkan menjadi:
a. >erapi non spesifik
0. 'enggunaan ka&amata hitam
Ka&amata hitam bertujuan untuk mengurangi fotofobi, terutama
akibat pemberian midriatikum.
+. Kompres hangat
engan kompres hangat, diharapkan rasa nyeri akan berkurang,sekaligus untuk meningkatkan aliran darah sehingga resorbsi sel"sel
radang dapat lebih &epat.
3. )idriatikum$ sikloplegik
>ujuan pemberian midriatikum adalah agar otot"otot iris dan badan
silier relaks, sehingga dapat mengurangi nyeri dan memper&epat
panyembuhan. Selain itu, midriatikum sangat bermanfaat untuk men&egah
terjadinya sinekia, ataupun melepaskan sinekia yang telah ada.
)idriatikum yang biasanya digunakan adalah:• Sulfas atropin 0= sehari 3 kali tetes
• 5omatropin += sehari 3 kali tetes
• S&opolamin 2,+= sehari 3 kali tetes
7. %nti inflamasi
%nti inflamasi yang biasanya digunakan adalah kortikosteroid,
dengan dosis sebagai berikut:
e#asa : >opikal dengan de9amethasone 2,0 = atau prednisolone
0 =.
/ila radang sangat hebat dapat diberikan subkonjungtiva atau periokuler :
e9amethasone phosphate 7 mg 0 ml!
'rednisolone Su&&inate +F mg 0 ml!
>riam&inolone %&etonide 7 mg 0 ml!
)ethylprednisolone %&etate +2 mg
UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 15
7/17/2019 kasus uveitis
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 16/20
/ila belum berhasil dapat diberikan sistemik prednisone oral mulai ;2 mg
per hari sampai tanda radang berkurang, lalu diturunkan F mg tiap hari. %nak :
prednison 2,F mg$kgbb sehari 3 kali.3
'ada pemberian kortikosteroid, perlu di#aspadai komplikasi"komplikasi
yang mungkin terjadi, yaitu glaukoma sekunder pada penggunaan lokal selama
lebih dari dua minggu, dan komplikasi lain pada penggunaan sistemik.3
b. >erapi spesifik
>erapi yang spesifik dapat diberikan apabila penyebab pasti dari uveitis
telah diketahui. Karena penyebab yang tersering adalah bakteri, maka obat yangsering diberikan berupa antibiotik:
e#asa : okal berupa tetes mata kadang dikombinasi dengan steroid
Subkonjungtiva kadang juga dikombinasi dengan steroid 'er oral dengan
*hlorampheni&ol 3 kali sehari + kapsul
%nak : *hlorampheni&ol +F mg$kgbb sehari 3"7 kali
Galaupun diberikan terapi spesifik, tetapi terapi non spesifik seperti
disebutkan diatas harus tetap diberikan, sebab proses radang yang terjadi adalah
sama tanpa memandang penyebabnya.3
>erapi terhadap komplikasi
0. Sinekia posterior dan anterior
Untuk men&egah maupun mengobati sinekia posterior dan sinekia
anterior, perlu diberikan midriatikum, seperti yang telah diterangkan
sebelumnya.
+. Alaukoma sekunder Alaukoma sekunder adalah komplikasi yang paling sering terjadi
pada uveitis anterior. >erapi yang harus diberikan antara lain:
>erapi konservatif:
>imolol 2,+F = " 2,F = 0 tetes tiap 0+ jam
%&eta1olamide +F2 mg tiap H jam
>erapi bedah:
ilakukan bila tanda"tanda radang telah hilang, tetapi >IO masih
tetap tinggi.
Sudut tertutup: Iridektomi perifer atau laser iridektomi, bila telah terjadi
UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 16
7/17/2019 kasus uveitis
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 17/20
perlekatan iris dengan trabekula 'eripheral %nterior Syne&hia atau '%S!
dilakukan bedah filtrasi.
Sudut terbuka: /edah filtrasi.
3. Katarak komplikata
Komplikasi ini sering dijumpai pada uveitis anterior kronis. >erapi
yang diperlukan adalah pembedahan, yang disesuaikan dengan keadaan
dan jenis katarak serta kemampuan ahli bedah. +,3
3.1 Pr$nsis
'andangan bervariasi, tergantung pada jenis uveitis, keparahan dan durasi,
apakah itu segera menanggapi pengobatan dan apakah ada penyakit yang terkait.
Ketika didiagnosis dan diobati segera, prognosis umumnya baik, dan pasien dapat
mengharapkan untuk memulihkan akhirnya. ika tidak diobati, komplikasi dari
uveitis bisa serius, dan mungkin termasuk glaukoma, katarak atau kehilangan
penglihatan permanen.0
engan pengobatan, serangan uveitis non granulomatosa umumnya
berlangsung beberapa hari sampai minggu dan sering kambuh. Uveitis
granulomatosa berlangsung berbulan"bulan sampai tahunan, kadang"kadang
dengan remisi dan eksaserbasi, dan dapat menimbulkan kerusakan permanen
dengan penurunan penglihatan nyata #alau dengan pengobatan yang terbaik.0
UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 17
7/17/2019 kasus uveitis
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 18/20
BAB IV
KESIMPULAN
Uveitis adalah proses inflamasi pada salah satu atau semua bagian dari
uvea iris, badan siliar$korpus siliar, dan koroid!. Uvea merupakan lapisan
vaskular mata yang tersusun atas banyak pembuluh darah yang dapat memberikannutrisi kepada mata. %danya peradangan pada area ini dapat mempengaruhi
elemen mata yang lain seperti kornea, retina, sklera, dan beberapa elemen mata
penting lainnya.
'enyebab pasti dari uveitis belum diketahui sehingga patofisiologi yang
pasti dari uveitis juga belum diketahui. Se&ara umum, uveitis dapat disebabkan
oleh reaksi imunitas. Uveitis sering dihubungkan dengan infeksi seperti herpes,
to9oplasmosis, dan sifilis( adapun, postulate reaksi imunitas se&ara langsung
mela#an benda asing atau antigen yang dapat melukai sel dan pembuluh darah
uvea.
'ada bentuk -on"Aranulomatosa, onsetnya khas akut, dengan rasa sakit,
injeksi, fotophobia, dan penglihatan kabur, pada Uveitis Aranulomatosa biasanya
onset tidak kentara. 'englihatan berangsur kabur, dan mata tersebut memerah
UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 18
7/17/2019 kasus uveitis
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 19/20
se&ara difus daerah sirkumkornea. Sakitnya minimal, dan fotofobianya tidak sama
berat dengan non"granulomatosa.
Galaupun ditemukan mata merah dan ditemukan sel radang, darah putih,atau darah merah pada kamera okuli anterior, antibioti& tidak diindikasikan untuk
diberikan kepada pasien. %dapun penanganan se&ara medikamentosa, ditujukan
untuk mengurangi nyeri dan peradangan. terapi pembedahan yang diindikasikan
dalam manajemen uveitis dengan tujuan rehabilitasi penglihatan, biopsy untuk
diagnosis ketika menemukan perubahan dalam ren&ana pengobatan, dan
mengambil media yang menagalami opasitas untuk memonitor segmen posterior
mata. Galaupun komplikasi dapat terjadi, prognosis dari uveitis bagus apabila
dilakukan penanganan yang tepat.
DAFTA4 PUSTAKA
0. ?aughan, aniel A(dkk. Oftalmologi Umum. 8disi 07. +222. akarta.
'enerbit Gidya )edika.
+. Ilyas, Sidarta. (lmu 'enyakit &ata. 8disi 3. +22F. akarta 6akultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
3. Gijana -ana, Uvea, Ilmu 'enyakit )ata, hal 0+H"0+<.
UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 19
7/17/2019 kasus uveitis
http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 20/20
UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 20