kasus uveitis

20
BAB I PENDAHULUAN Orga n pe ngli hat an manusia terdir i atas banyak el emen yang sali ng  bersinergi untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Salah satu organ yang  berperan penting dalam melaksanakan fisiologis dari penglihatan ini adalah suatu lapisan vaskular pada mata yang dilindungi oleh kornea dan sklera disebut uvea. 1 Uvea terdiri atas 3 struktur: iris, badan siliar, dan koroid. Iris merupakan  bagian yang paling depan dari lapisan uvea. Iris disusun oleh jaringan ikat long gar yang mengandung pigmen dan kaya akan pembuluh darah. Korpus siliaris badan siliaris! adalah struktur melingkar yang menonjol ke dalam mata terletak di antara ora serrata dan limbus. Struktur ini merupakan perluasan lapisan khoroid ke arah dep an. Kho roi d ada lah segmen pos teri or uve a, di ant ara reti na dan skle ra. Khoroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pemb uluh darah dan sel" sel pigmen sehingga tampak ber#arna hitam. 1 Uveitis didefinisikan sebagai proses inflamasi pada salah satu atau semua  bagian dari uvea iris, badan siliar$korpus siliar, dan koroid!. Uvea merupakan lapisan vaskular mata yang tersusun atas banyak pembuluh darah yang dapat memberi kan nutr isi kepa da mata. %danya peradangan pa da area ini dapat mempengaruhi elemen mata yang lain seperti kornea, retina, sklera, dan beberapa elemen mata penting lainnya. Sehingga kadang gejala yang dikeluhkan pasien mirip dengan penyakit mata yang lain. %dapun gejala yang sering dikeluhkan  pasien uveitis se&ara umum yaitu mata merah hiperemis konjungtiva!, mata nyeri, fotofobia, pandangan mata menurun dan kabur, dan epifora. 1 'erada nga n uvea uv eit is! dapat diklasifikasi ber dasarkan beb erapa  parameter. %dapun parameter yang digunakan antara lain: demografi( lokasi dari tempat peradangan( durasi, onset, dan perja lanan peny akit( karak ter da ri  peradangan yang terjadi( dan penyebab dari inflamasi. Klasifikasi dan s tandarisasi Uveitis Pembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 1

Upload: fajar-reyhan-apriansyah

Post on 09-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

presus uveitis

TRANSCRIPT

Page 1: kasus uveitis

7/17/2019 kasus uveitis

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 1/20

BAB I

PENDAHULUAN

Organ penglihatan manusia terdiri atas banyak elemen yang saling

 bersinergi untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Salah satu organ yang

 berperan penting dalam melaksanakan fisiologis dari penglihatan ini adalah suatu

lapisan vaskular pada mata yang dilindungi oleh kornea dan sklera disebut uvea.1

Uvea terdiri atas 3 struktur: iris, badan siliar, dan koroid. Iris merupakan

 bagian yang paling depan dari lapisan uvea. Iris disusun oleh jaringan ikat longgar 

yang mengandung pigmen dan kaya akan pembuluh darah. Korpus siliaris badan

siliaris! adalah struktur melingkar yang menonjol ke dalam mata terletak di antara

ora serrata dan limbus. Struktur ini merupakan perluasan lapisan khoroid ke arah

depan. Khoroid adalah segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera.

Khoroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel"

sel pigmen sehingga tampak ber#arna hitam.1

Uveitis didefinisikan sebagai proses inflamasi pada salah satu atau semua

 bagian dari uvea iris, badan siliar$korpus siliar, dan koroid!. Uvea merupakan

lapisan vaskular mata yang tersusun atas banyak pembuluh darah yang dapat

memberikan nutrisi kepada mata. %danya peradangan pada area ini dapat

mempengaruhi elemen mata yang lain seperti kornea, retina, sklera, dan beberapa

elemen mata penting lainnya. Sehingga kadang gejala yang dikeluhkan pasien

mirip dengan penyakit mata yang lain. %dapun gejala yang sering dikeluhkan

 pasien uveitis se&ara umum yaitu mata merah hiperemis konjungtiva!, mata

nyeri, fotofobia, pandangan mata menurun dan kabur, dan epifora.1

'eradangan uvea uveitis! dapat diklasifikasi berdasarkan beberapa

 parameter. %dapun parameter yang digunakan antara lain: demografi( lokasi dari

tempat peradangan( durasi, onset, dan perjalanan penyakit( karakter dari

 peradangan yang terjadi( dan penyebab dari inflamasi. Klasifikasi dan standarisasi

UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 1

Page 2: kasus uveitis

7/17/2019 kasus uveitis

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 2/20

dari uveitis sangat penting dilakukan untuk diagnosis dan penanganan penyakit.

Sehingga penanganan yang &ost"efe&tive dapat terlaksana.1

UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 2

Page 3: kasus uveitis

7/17/2019 kasus uveitis

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 3/20

BAB II

ANATOMI DAN FISIOLOGI UVEA

)ata sebagai organ penglihatan manusia, tersusun atas elemen"elemen

yang memiliki struktur yang berbeda"beda. Struktur yang dimiliki oleh masing"

masing elemen menunjang fungsi dari elemen tersebut dalam fisiologis

 penglihatan manusia. Salah satu elemen mata manusia adalah uvea yaitu suatu

lapisan vaskular tengah mata yang membungkus bola mata dan dilindungi oleh

kornea dan sklera. Uvea terdiri atas 3 unsur yaitu iris, badan siliar, dan koroid.1

2.1 Iris

  Iris merupakan bagian yang paling depan dari lapisan uvea. Struktur ini

mun&ul dari badan siliar dan membentuk sebuah diafragma di depan lensa. Iris

 juga memisahkan bilik mata depan dan belakang. *elah di antara iris kiri dan

kanan dikenal sebagai pupil.1

  Iris disusun oleh jaringan ikat longgar yang mengandung pigmen dan

kaya akan pembuluh darah. 'ermukaan depan iris yang menghadap bilik mata

depan kamera okuli anterior! berbentuk tidak teratur dengan lapisan pigmen yang

UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 3

Page 4: kasus uveitis

7/17/2019 kasus uveitis

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 4/20

tak lengkap dan sel"sel fibroblas. 'ermukaan posterior iris tampak halus dan

ditutupi oleh lanjutan + lapisan epitel yang menutupi permukaan korpus siliaris.

'ermukaan yang menghadap ke arah lensa mengandung banyak sel"sel pigmen

yang akan men&egah &ahaya melintas mele#ati iris. engan demikian iris

mengendalikan banyaknya &ahaya yang masuk ke dalam mata dan &ahaya akan

terfokus masuk melalui pupil.1

  'ada iris terdapat + jenis otot polos yaitu otot dilatator pupil dan otot

sfingter$konstriktor pupil. Kedua otot ini akan mengubah diameter pupil. Otot

dilatator pupil yang dipersarafi oleh persarafan simpatis akan melebarkan pupil,

sementara otot sfingter pupil yang dipersarafi oleh persarafan parasimpatis -.

III! akan memperke&il diameter pupil.1

  umlah sel"sel melanosit yang terdapat pada epitel dan stroma iris akan

mempengaruhi #arna mata. /ila jumlah melanosit banyak mata tampak hitam,

sebaliknya bila melanosit sedikit mata tampak ber#arna biru. 1

2.2 Badan Siliaris

  Korpus siliaris badan siliaris! adalah struktur melingkar yang menonjol

ke dalam mata terletak di antara ora serrata dan limbus. Struktur ini merupakan

 perluasan lapisan khoroid ke arah depan. Korpus siliar disusun oleh jaringan

 penyambung jarang yang mengandung serat"serat elastin, pembuluh darah dan

melanosit.0

  /adan siliaris membentuk tonjolan"tonjolan pendek seperti jari yang

dikenal sebagai prosessus siliaris. ari prosessus siliaris mun&ul benang"benang

fibrillin yang akan berinsersi pada kapsula lensa yang dikenal sebagai 1onula 1inii

usuf, +223!.0

  Korpus siliaris dilapisi oleh + lapis epitel kuboid. apisan luar kaya akan

 pigmen dan merupakan lanjutan lapisan epitel pigmen retina. apisan dalam yang

tidak berpigmen merupakan lanjutan lapisan reseptor retina, tetapi tidak sensitif 

terhadap &ahaya. Sel"sel di lapisan ini akan berfungsi sebagai pembentuk humor 

UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 4

Page 5: kasus uveitis

7/17/2019 kasus uveitis

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 5/20

a4ueaeus mengeluarkan &airan filtrasi plasma yang rendah protein ke dalam bilik 

mata belakang kamera okuli posterior!.0,+

5umor a4ueaeus mengalir dari bilik mata belakang kamera okuli

 posterior! ke bilik mata depan kamera okuli anterior! mele#ati &elah pupil &elah

di antara iris dan lensa!, lalu masuk ke dalam jaringan trabekula di dekat limbus

dan akhirnya masuk ke dalam kanal S&hlemm. ari kanal S&hlemm humor 

a4ueaeus masuk ke pleksus sklera dan akhirnya bermuara ke sistem vena.0,+

  Korpus siliar mengandung 3 berkas otot polos yang dikenal

sebagai muskulus siliaris. )uskulus siliaris tersusun dari gabungan serat

longitudina, sirkuler, dan radial. 6ungsi serat"serat sirkulaer adalah untuk 

mengerutkan dan relaksasi serat"serat 1onula, yang berorigo di lembah"lembah di

antara pro&essus siliaris. Otot ini mengubah tegangan pada kapsul lensa, sehingga

lensa dapat mempunyai berbagai fokus baik untuk obyek berjarak dekat maupun

yang berjarak jauh dalam lapangan pandang Serat"serat longitudinal muskulus

siliaris menyisip ke dalam anyaman"anyaman trabekula untuk mempengaruhi

 besar pori"porinya. 0

 

2.3 Khrid

Khoroid adalah segmen posterior uvea, di antara retina dan sklera.

Khoroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah dan sel"

sel pigmen sehingga tampak ber#arna hitam. apisan ini tersusun dari jaringan

 penyambung jarang yang mengandung serat"serat kolagen dan elastin, sel"sel

fibroblas, pembuluh darah dan melanosit. Khoroid terdiri atas 7 lapisan yaitu :

0. 8pikhoroid merupakan lapisan khoroid terluar tersusun dari serat"seratkolagen dan elastin.

+. apisan pembuluh merupakan lapisan yang paling tebal tersusun dari

 pembuluh darah dan melanosit.

3. apisan koriokapiler, merupakan lapisan yang terdiri atas pleksus kapiler,

 jaring"jaring halus serat elastin dan kolagen, fibroblas dan melanosit. Kapiler"

kapiler ini berasal dari arteri khoroidalis. 'leksus ini mensuplai nutrisi untuk 

 bagian luar retina.

UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 5

Page 6: kasus uveitis

7/17/2019 kasus uveitis

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 6/20

7. amina elastika, merupakan lapisan khoroid yang berbatasan dengan epitel

 pigmen retina. apisan ini tersusun dari jarring"jaring elastik padat dan suatu

lapisan dalam lamina basal yang homogen.

UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 6

Page 7: kasus uveitis

7/17/2019 kasus uveitis

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 7/20

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 D!"inisi

Uveitis didefinisikan sebagai proses inflamasi pada salah satu atau semua

 bagian dari uvea iris, badan siliar$korpus siliar, dan koroid!. Seperti telah

dijelaskan sebelumnya bah#a uvea merupakan lapisan vaskular mata yang

tersusun atas banyak pembuluh darah yang dapat memberikan nutrisi kepada

mata. %danya peradangan pada area ini dapat mempengaruhi elemen mata yang

lain seperti kornea, retina, sklera, dan beberapa elemen mata penting lainnya. 0,+

'enyebab pasti dari uveitis belum diketahui se&ara pasti sehingga

 patofisiologi yang pasti dari uveitis juga belum diketahui. Se&ara umum, uveitis

dapat disebabkan oleh reaksi imunitas. Uveitis sering dihubungkan dengan infeksi

seperti herpes, to9oplasmosis, dan sifilis( adapun, postulat reaksi imunitas se&ara

langsung mela#an benda asing atau antigen yang dapat melukai sel dan pembuluh

darah uvea.+,3

Uveitis juga dapat ditemukan dengan hubungannya dengan kelainan

autoimun, seperti S8 Systemic Lupus Erythematosus! dan Rheumatoid 

 Arthritis %!. 'ada kasus ini, uveitis dapat disebabkan oleh reaksi

hipersensitivitas yang menyebabkan penimbunanan kompleks imun pada jaringan

uvea.+,3

'enyebab ganda telah dibuktikan menyebabkan terjadinya uveitis anterior.

Kebanyakan tipe uveitis anterior merupakan reaksi peradangan steril, dimana halinilah yang membedakan dengan uveitis posterior yang sering disebabkan oleh

infeksi. 'ersentase terjadinya uveitis anterior idiopatik antara 3;"<2= dari seluruh

kejadian uveitis anterior. Kemudian penyebab terbanyak kedua adalah terjadinya

onset akut 5%!"/+< positif atau 5%"/+< yang berhubungan dengan penyakit

tertentu.+,3

Uveitis adalah inflamasi salah satu struktur traktus uvea, karena traktus

uvea mengandung banyak pembuluh darah yang membeikan nutrisi pada mata

UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 7

Page 8: kasus uveitis

7/17/2019 kasus uveitis

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 8/20

dan karena membatasi bagian mata yang lain, maka inflamasi lapisan ini dapat

mengan&am penglihatan.0,+

3.2 E#il$i

/akteri >uberkulosa, Sifilis

?irus 5erpes Simpleks, 5erpes @oster, *)?

amur Kandidiasis

'arasit >o9oplasma

Imunologik ens Indu&ed Iridoksklitis, Oftalmia Simpatika

'enyakit

Sistemik 

%, 'enyakit Kolagen, )ultiple S&lerosis, Sarkoidosis,

'enyakit ?askuler 

 -eoplastik imfoma

ain"lain %IS

3.3 Pa#"isil$i

'eradangan uvea biasanya unilateral, dapat disebabkan oleh defek 

langsung suatu infeksi atau merupakan fenomena alergi. Infeksi piogenik biasanya

mengikuti suatu trauma tembus okuli( #alaupun kadang"kadang dapat juga terjadi

sebagai reaksi terhadap 1at toksik yang diproduksi mikroba yang menginfeksi

 jaringan tubuh di luar mata. Uveitis yang berhubungan dengan mekanisme alergi

merupakan reaksi hipersensitifitas terhadap antigen dari luar antigen eksogen!

atau antigen dari dalam badan antigen endogen!.alam banyak hal antigen luar 

 berasal dari mikroba yang infeksius .Sehubungan dengan hal ini peradangan uvea

terjadi lama setelah proses infeksinya yaitu setelah mun&ulnya mekanisme

hipersensitivitas.+,3

adang iris dan badan siliar menyebabkan rusaknya Blood Aqueous

 Barrrier sehingga terjadi peningkatan protein, fibrin dan sel"sel radang dalam

humor akuos yang tampak pada slitlamp sebagai berkas sinar yang

disebuit fler  aqueous flare!. 6ibrin dimaksudkan untuk menghambat gerakan

kuman, akan tetapi justru mengakibatkan perlekatan"perlekatan, misalnya

 perlekatan iris pada permukaan lensa sinekia posterior!. +,3

UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 8

Page 9: kasus uveitis

7/17/2019 kasus uveitis

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 9/20

Sel"sel radang yang terdiri dari limfosit, makrofag, sel plasma dapat

membentuk presipitat keratik yaitu sel"sel radang yang menempel pada

 permukaan endotel kornea. %kumulasi sel"sel radang dapat pula terjadi pada tepi

 pupil disebutkoeppe nodules, bila dipermukaan iris disebut busacca nodules, yang

 bisa ditemukan juga pada permukaan lensa dan sudut bilik mata depan. 'ada

iridosiklitis yang berat sel radang dapat sedemikian banyak sehingga

menimbulkan hipopion. +,3

Otot sfingter pupil mendapat rangsangan karena radang, dan pupil akan

miosis dan dengan adanya timbunan fibrin serta sel"sel radang dapat terjadi

seklusio maupun oklusio pupil, sehingga &airan di dalam kamera okuli posterior 

tidak dapat mengalir sama sekali mengakibatkan tekanan dalam dalam &amera

okuli posterior lebih besar dari tekanan dalam &amera okuli anterior sehingga iris

tampak menggelembung kedepan yang disebut iris bombe  Bombans!. +,3

Aangguan pada humor akuos terjadi akibat hipofungsi badan siliar 

menyebabkan tekanan bola mata turun. %danya eksudat protein, fibrin dan sel"sel

radang dapat berkumpul di sudut &amera okuli anterior sehingga terjadi penutupan

kanal s&hlemm sehingga terjadi glukoma sekunder.'ada fase akut terjadi

glau&oma sekunder karena gumpalan B gumpalan pada sudut bilik depan,sedang

 pada fase lanjut glau&oma sekunder terjadi karena adanya seklusio pupil.-aik 

turunnya bola mata disebutkan pula sebagai peran asetilkolin dan prostaglandin.0,+

3.% Klasi"i&asi

)enurut lokasinya(

• Uveitis %nterior 

• Uveitis 'osterior 

• Uveitis Intermediate

•Uveitis ifus

UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 9

Page 10: kasus uveitis

7/17/2019 kasus uveitis

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 10/20

/erdasarkan patologi dapat dibedakan + jenis uveitis anterior, yaitu

granulomatosa dan non granulomatosa.0

3.%.1 U'!i#is Nn(Gran)l*a#sa

  Umumnya tidak dapat ditemukan organisme patogen dan karena berespon

 baik terhadap terapi kortikosteroid diduga peradangan ini sema&am fenomenahipersensitivitas. Uveitis ini timbul terutama dibagian anterior traktus yakni iris

dan korpus siliaris. >erdapat reaksi radang dengan terlihatnya infiltrasi sel"sel

limfosit dan sel plasma dalam jumlah &ukup banyak dan sedikit sel mononu&lear.

'ada kasus berat dapat terbentuk bekuan fibrin besar atau hipopion didalam

kamera okuli anterior.0

 3.%.2 U'!i#is Gran)l*a#sa

'ada uveitis granulomatosa umumnya mengikuti invasi mikroba aktif ke

 jaringan oleh organisme penyebab misal )y&oba&terium tuber&ulosis atau

>o9oplasma gondii!. )eskipun begitu patogen ini jarang ditemukan dan diagnosis

etiologi pasti jarang ditegakkan. Uveitis granulomatosa dapat mengenai

sembarang traktus uvealis namun lebih sering pada uvea posterior. >erdapat

kelompok nodular sel"sel epithelial dan sel"sel raksasa yang dikelilingi limfosit di

UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 10

Page 11: kasus uveitis

7/17/2019 kasus uveitis

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 11/20

daerah yang terkena. eposit radang pada permukaan posterior kornea terutama

terdiri atas makrofag dan sel epiteloid. iagnosis etiologi spesifik dapat

ditegakkan se&ara histologik pada mata yang dikeluarkan dengan menemukan

kista to9oplasma, basil tahan asam tuber&ulosis, spiro&heta pada sifilis, tampilan

granuloma khas pada sar&oidosis atau oftalmia simpatika dan beberapa penyebab

spesifik lainnya.0,+

P!r+!daan U'!i#is Gran)l*a#sa Dan Nn Gran)l*a#sa

 -on granulomatosa Aranulomatosa

Onset %kut >ersembunyi

Sakit -yata >idak ada atau ringan

6otofobia -yata ingan

'englihatan kabur Sedang -yata

)erah sirkumkorneal -yata ingan

'erisipitat keratik 'utih halus Kelabu besar  

'upil Ke&il dan tak teratur Ke&il dan tak teratur  

bervariasi!

Syne&hia posterior Kadang"kadang Kadang"kadang

 -odul iris Kadang"kadang Kadang"kadang

>empat Uvea anterior Uvea posterior dan posterior  

'erjalanan %kut )enahun

ekurens Sering Kadang"kadang

UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 11

Page 12: kasus uveitis

7/17/2019 kasus uveitis

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 12/20

3., G!-ala Klinis

Aejala penyakit pada traktus uvealis tergantung tempat terjadinya penyakit

itu. )isalnya, karena terdapat serabut"serabut nyeri di iris, pasien dengan iritis

akan mengeluh sakit dan fotofobia. 'eradangan iris itu sendiri tidak mengaburkan

 penglihatan ke&uali bila prosesnya berat atau &ukup lanjut hingga mengeruhkan

humor a4ueous, kornea, dan lensa. 'enyakit koroid sendiri tidak menimbulkan

sakit atau penglihatan kabur. Karena dekatnya koroid dengan retina, penyakit

koroid hampir selalu melibatkan retina, penglihatan sentral akan terganggu.

?itreus juga dapat menjadi keruh sebagai akibat infiltrasi sel dari bagian koroid

dan retina yang merdang. -amun gangguan penglihatan proposional dengan

densitas kekeruhan vitreus dan bersifat reversible bila peradangan mereda. 0,+

%dapun, se&ara umum pasien yang sedang mengalami peradangan uvea

akan mengeluhkan gejala"gejala umum sebagai berikut:

• )ata merah hiperemis konjungtiva!

• )ata nyeri

• 6otofobia

• 'andangan mata menurun dan kabur 

'ada bentuk -on"Aranulomatosa, onsetnya khas akut, dengan rasa sakit,

injeksi, fotophobia, dan penglihatan kabur. >erdapat kemerahan sirkum korneal

yang disebabkan dilatasi pembuluh"pembuluh darah limbus. eposit putih halus

presipitat keratik CK'D! pada permukaan posterior kornea dapat dilihat dengan

slit"lamp atau dengan ka&a pembesar . 'upilnya ke&il, dan mungkin terdapat

kumpulan fibrin dengan sel di *O%. ika terdapat syne&hiae posterior, bentuk 

 pupil tidak teratur.0,3

'ada Uveitis Aranulomatosa biasanya onset tidak kentara. 'englihatan

 berangsur kabur, dan mata tersebut memerah se&ara difus daerah sirkumkornea.

Sakitnya minimal, dan fotofobianya tidak sama berat dengan non"granulomatosa.

UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 12

Page 13: kasus uveitis

7/17/2019 kasus uveitis

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 13/20

'upil sering menge&il dan menjadi tidak teratur karena terbentuk syne&hiae

 posterior. K' Emutton fatD besar"besar terlihat dipermukaan posterior kornea

dengan slit"lamp. >ampak kemerahan flare! dan sel"sel di *O%, dan nodul yang

terdiri atas kelompook sel"sel putih tampak ditepian pupil iris nodul Koeppe!.

 -odul"nodul ini sepadan dengan K' mutton fat. -odul serupa diseluruh stroma

iris disebut nodul /usa&&a.0,3

3. P!*!ri&saan P!n)n-an$

aboratorium sangat dibutuhkan guna mendapat sedikit gambaran

mengenai penyebab uveitis. 'ada pemeriksaan darah, yaitu Differential count ,

eosinofilia : kemungkinan penyebab parasit atau alergi, ?, 6>%, %utoimun

marker %-%, Reumatoid factor , Antidobble Stranded DNA!, *al&ium, serum

%*8 level sar&oidosis!, >o9oplasma serologi dan serologi >O*5 lainnya.

'emeriksaan urin berupa kalsium urin +7 jam  sarcoidosis! dan Kultur bechet’s

reitters!. 'emeriksaan adiologi, yaitu 6oto thora9 >b&, Sarcoidosis

 !istoplasmosis!, 6oto spinal dan sendi sa&roiliaka  Ankylosing sponfilitis!, 6oto

 persendian lainya  Reumatoid arthritis "u#enile rheumatoid arthritis! dan 6oto

tengkorak, untuk melihat adakah kalsifikasi &erebral to$oplasmosis!.3

Skin %est , yaitu &antou$ test , untuk >b&, 'athergy test , untuk Bechet’s

disease akan terjadi peningkatan sensivitas kulit terhadap trauma jarum pada

 pasien bila disuntikkan 2,0 ml saline intradermal dalam 0;"+7 jam kemudian

terjadi reaksi pustulasi. 'emeriksaan"pemeriksaan tersebut diperlukan untuk 

mengetahui etiologi se&ara spesifik, bila di&urigai adanya ke&urigaan penyakitsistemik.3

'ada mata dapat dilakukan pemeriksaan:

0. Uji fluoresein.

Untuk mengetahui adanya kerusakan pada epitelkornea akibat erosi,

keratitis epitelial, bila terjadi defek epitel kornea akan terlihat #arna hijau

 pada defek tersebut.

+. Uji sensibilitas kornea.

UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 13

Page 14: kasus uveitis

7/17/2019 kasus uveitis

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 14/20

Untuk mengetahui keadaan sensibilitas kornea yang berkaitan dengan

 penyakit mata akibat kelainan saraf trigeminus oleh herpes 1ooster ataupun

akibat gangguan ujung saraf sensibel kornea oleh infeksi herpes simpleks.

3. Uji fistel.Untuk melihat kebo&orankornea atau fistel akibat adanya perforasi korne.

)engidentifikasi patogen penyebab Uveitis.

7. Uji plasido.

Untuk mengetahui kelainan pada permukaan kornea.

3./ Dia$nsa Bandin$

iagnosis banding uveitis anterior adalah Konjungtivitis, Keratitis atauKeratokonjungtivitis dan Alukoma akut. 'ada konjun&tivitis penglihatan tidak 

kabur, respon pupil normal, dan umumnya tidak ada rasa sakit, fotofobia, atau

injeksi &iliar.+

'ada Keratitis atau Keratokonjun&tivitis, penglihartan dapat kabur dan ada

rasa sakit dan fotofobia. /eberapa penyebab keratitis seperti herpes simplek dan

1oster dapat mengenai uveitis anterior sebenarnya. 'ada Alaukoma akut, pupil

melebar, tidak ada synekia posterior, dan korneanya CberuapD.0,+

3.0 K*li&asi

>erjadinya syne&hia anterior perifer akan menyebabkan terhalangnya

humor akueus keluar disudut *O% dan berakibat Alaukoma. Syne&hia posterior 

dapat menimbulkan Alaukoma dengan memungkinkan berkumpulnya humor 

akuesus dibelakang iris, sehingga menonjolkan iris ke depan. 'elebaran pupil

sejak dini dan terus menerus mengurangi kemungkinan timbulnya syne&hia

 posterior. Aangguan metabolisme lensa dapat menimbulkan katarak. %blasio

retina kadang"kadang timbul akibat tarikan pada retina oleh benang"benang

vitreus. 8dema kistoid makular dan degenerasi dapat terjadi pada uveitis anterior 

yang berkepanjangan.3

3. P!na#ala&sanaan.

UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 14

Page 15: kasus uveitis

7/17/2019 kasus uveitis

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 15/20

>ujuan utama dari pengobatan uveitis adalah untuk mengembalikan atau

memperbaiki fungsi penglihatan mata. %pabila sudah terlambat dan fungsi

 penglihatan tidak dapat lagi dipulihkan seperti semula, pengobatan tetap perlu

diberikan untuk men&egah memburuknya penyakit dan terjadinya komplikasi

yang tidak diharapkan.3

%dapun terapi uveitis dapat dikelompokkan menjadi:

a. >erapi non spesifik 

0. 'enggunaan ka&amata hitam

Ka&amata hitam bertujuan untuk mengurangi fotofobi, terutama

akibat pemberian midriatikum.

+. Kompres hangat

engan kompres hangat, diharapkan rasa nyeri akan berkurang,sekaligus untuk meningkatkan aliran darah sehingga resorbsi sel"sel

radang dapat lebih &epat.

3. )idriatikum$ sikloplegik 

>ujuan pemberian midriatikum adalah agar otot"otot iris dan badan

silier relaks, sehingga dapat mengurangi nyeri dan memper&epat

 panyembuhan. Selain itu, midriatikum sangat bermanfaat untuk men&egah

terjadinya sinekia, ataupun melepaskan sinekia yang telah ada.

)idriatikum yang biasanya digunakan adalah:• Sulfas atropin 0= sehari 3 kali tetes

• 5omatropin += sehari 3 kali tetes

• S&opolamin 2,+= sehari 3 kali tetes

7. %nti inflamasi

%nti inflamasi yang biasanya digunakan adalah kortikosteroid,

dengan dosis sebagai berikut:

e#asa : >opikal dengan de9amethasone 2,0 = atau prednisolone

  0 =.

/ila radang sangat hebat dapat diberikan subkonjungtiva atau periokuler :

e9amethasone phosphate 7 mg 0 ml!

'rednisolone Su&&inate +F mg 0 ml!

>riam&inolone %&etonide 7 mg 0 ml!

)ethylprednisolone %&etate +2 mg

UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 15

Page 16: kasus uveitis

7/17/2019 kasus uveitis

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 16/20

/ila belum berhasil dapat diberikan sistemik prednisone oral mulai ;2 mg

 per hari sampai tanda radang berkurang, lalu diturunkan F mg tiap hari. %nak :

 prednison 2,F mg$kgbb sehari 3 kali.3

'ada pemberian kortikosteroid, perlu di#aspadai komplikasi"komplikasi

yang mungkin terjadi, yaitu glaukoma sekunder pada penggunaan lokal selama

lebih dari dua minggu, dan komplikasi lain pada penggunaan sistemik.3

 b. >erapi spesifik 

>erapi yang spesifik dapat diberikan apabila penyebab pasti dari uveitis

telah diketahui. Karena penyebab yang tersering adalah bakteri, maka obat yangsering diberikan berupa antibiotik:

e#asa : okal berupa tetes mata kadang dikombinasi dengan steroid

Subkonjungtiva kadang juga dikombinasi dengan steroid 'er oral dengan

*hlorampheni&ol 3 kali sehari + kapsul

 %nak : *hlorampheni&ol +F mg$kgbb sehari 3"7 kali

Galaupun diberikan terapi spesifik, tetapi terapi non spesifik seperti

disebutkan diatas harus tetap diberikan, sebab proses radang yang terjadi adalah

sama tanpa memandang penyebabnya.3

>erapi terhadap komplikasi

0. Sinekia posterior dan anterior 

Untuk men&egah maupun mengobati sinekia posterior dan sinekia

anterior, perlu diberikan midriatikum, seperti yang telah diterangkan

sebelumnya.

+. Alaukoma sekunder Alaukoma sekunder adalah komplikasi yang paling sering terjadi

 pada uveitis anterior. >erapi yang harus diberikan antara lain:

>erapi konservatif:

>imolol 2,+F = " 2,F = 0 tetes tiap 0+ jam

%&eta1olamide +F2 mg tiap H jam

>erapi bedah:

ilakukan bila tanda"tanda radang telah hilang, tetapi >IO masih

tetap tinggi.

Sudut tertutup: Iridektomi perifer atau laser iridektomi, bila telah terjadi

UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 16

Page 17: kasus uveitis

7/17/2019 kasus uveitis

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 17/20

 perlekatan iris dengan trabekula 'eripheral %nterior Syne&hia atau '%S!

dilakukan bedah filtrasi.

Sudut terbuka: /edah filtrasi.

3. Katarak komplikata

Komplikasi ini sering dijumpai pada uveitis anterior kronis. >erapi

yang diperlukan adalah pembedahan, yang disesuaikan dengan keadaan

dan jenis katarak serta kemampuan ahli bedah. +,3

3.1 Pr$nsis

'andangan bervariasi, tergantung pada jenis uveitis, keparahan dan durasi,

apakah itu segera menanggapi pengobatan dan apakah ada penyakit yang terkait.

Ketika didiagnosis dan diobati segera, prognosis umumnya baik, dan pasien dapat

mengharapkan untuk memulihkan akhirnya. ika tidak diobati, komplikasi dari

uveitis bisa serius, dan mungkin termasuk glaukoma, katarak atau kehilangan

 penglihatan permanen.0

engan pengobatan, serangan uveitis non granulomatosa umumnya

 berlangsung beberapa hari sampai minggu dan sering kambuh. Uveitis

granulomatosa berlangsung berbulan"bulan sampai tahunan, kadang"kadang

dengan remisi dan eksaserbasi, dan dapat menimbulkan kerusakan permanen

dengan penurunan penglihatan nyata #alau dengan pengobatan yang terbaik.0

UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 17

Page 18: kasus uveitis

7/17/2019 kasus uveitis

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 18/20

BAB IV

KESIMPULAN

Uveitis adalah proses inflamasi pada salah satu atau semua bagian dari

uvea iris, badan siliar$korpus siliar, dan koroid!. Uvea merupakan lapisan

vaskular mata yang tersusun atas banyak pembuluh darah yang dapat memberikannutrisi kepada mata. %danya peradangan pada area ini dapat mempengaruhi

elemen mata yang lain seperti kornea, retina, sklera, dan beberapa elemen mata

 penting lainnya.

'enyebab pasti dari uveitis belum diketahui sehingga patofisiologi yang

 pasti dari uveitis juga belum diketahui. Se&ara umum, uveitis dapat disebabkan

oleh reaksi imunitas. Uveitis sering dihubungkan dengan infeksi seperti herpes,

to9oplasmosis, dan sifilis( adapun, postulate reaksi imunitas se&ara langsung

mela#an benda asing atau antigen yang dapat melukai sel dan pembuluh darah

uvea.

'ada bentuk -on"Aranulomatosa, onsetnya khas akut, dengan rasa sakit,

injeksi, fotophobia, dan penglihatan kabur, pada Uveitis Aranulomatosa biasanya

onset tidak kentara. 'englihatan berangsur kabur, dan mata tersebut memerah

UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 18

Page 19: kasus uveitis

7/17/2019 kasus uveitis

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 19/20

se&ara difus daerah sirkumkornea. Sakitnya minimal, dan fotofobianya tidak sama

 berat dengan non"granulomatosa.

Galaupun ditemukan mata merah dan ditemukan sel radang, darah putih,atau darah merah pada kamera okuli anterior, antibioti& tidak diindikasikan untuk 

diberikan kepada pasien. %dapun penanganan se&ara medikamentosa, ditujukan

untuk mengurangi nyeri dan peradangan. terapi pembedahan yang diindikasikan

dalam manajemen uveitis dengan tujuan rehabilitasi penglihatan, biopsy untuk 

diagnosis ketika menemukan perubahan dalam ren&ana pengobatan, dan

mengambil media yang menagalami opasitas untuk memonitor segmen posterior 

mata. Galaupun komplikasi dapat terjadi, prognosis dari uveitis bagus apabila

dilakukan penanganan yang tepat.

DAFTA4 PUSTAKA

0. ?aughan, aniel A(dkk. Oftalmologi Umum. 8disi 07. +222. akarta.

'enerbit Gidya )edika.

+. Ilyas, Sidarta. (lmu 'enyakit &ata. 8disi 3. +22F. akarta 6akultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

3. Gijana -ana, Uvea, Ilmu 'enyakit )ata, hal 0+H"0+<.

UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 19

Page 20: kasus uveitis

7/17/2019 kasus uveitis

http://slidepdf.com/reader/full/kasus-uveitis 20/20

UveitisPembimbing: dr. Zaldi, Sp. M Page 20