preskas jiwa 2 fix banget

16
PRESENTASI KASUS Gangguan Bipolar Episode Kini Manik Dengan Gejala Psikotik Oleh : Elza Amelia Firdaus Silmi Lisani Rahmani Pembimbing : dr. Amienudin Sa’ad, Sp.KJ KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRI RS.Dr. H. MARZOEKI MAHDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: izkar-ramadhan

Post on 17-Sep-2015

44 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

preskas

TRANSCRIPT

  • PRESENTASI KASUS

    Gangguan Bipolar Episode Kini Manik

    Dengan Gejala Psikotik

    Oleh :

    Elza Amelia Firdaus

    Silmi Lisani Rahmani

    Pembimbing :

    dr. Amienudin Saad, Sp.KJ

    KEPANITERAAN KLINIK PSIKIATRI RS.Dr. H. MARZOEKI MAHDI

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    2015

  • STATUS PSIKIATRI

    I. IDENTITAS PASIEN

    Nama : Ny. SM

    No. Rekam medis : 28.53.87

    Jenis kelamin : Perempuan

    Tanggal lahir : 28 April 1981

    Usia : 34 tahun

    Agama : Islam

    Status perwakinan : Sudah Menikah

    Suku bangsa/negara : Sunda/Indonesia

    Pekerjaan : Relawan Komunitas Sehat Jiwa (KSJ)

    Pendidikan terakhir : SMEA

    Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan Kel. Cayang Cianjur.

    Tanggal masuk Ruang

    Kresna wanita

    : 9 Mei 2015

    II. RIWAYAT PSKIATRI

    Autoanamnesis dilakukan di Ruang Dewi Amba pada tanggal :

    Selasa 19 Mei 2015 jam 16.00

    A. Keluhan Utama

    Pasien marah-marah, memecahkan gelas sekitar 2 minggu yang lalu.

    B. Riwayat Gangguan Sekarang

    Menurut keterangan pasien, pasien sudah lama sering marah-marah sejak

    tahun 2003.saat itu pasien belum menikah, dan sedang bekerja di suatu perusahaan

    elektronik. Pasien mengaku di jebak oleh temannya sehingga pasien menjadi tertuduh

    sebagai pencuri Walkman (alat elektronik music portable). Sejak saat itu pasien

    merasa bersalah, sering menangis dan mengurung diri dikamar. Bahkan sempat ingin

    melakukan bunuh diri. Disaat saat menjelang tidur, pasien mengaku mendengar suara

    bisikan namun bentuknya hanya satu kata yang kurang jelas. Selain itu pasien juga

  • mengaku melihat sosok yang melompat-lompat dan mengelilingi rumah seperti

    mengancam pasien waktu itu. Sehingga akhirnya pasien harus dibawa ke RSMM.

    Setelah dirawat beberapa minggu di RS, pasien bisa kembali pulang dan

    minum obat dengan rawat jalan. Keadaan pasien relatif stabil, walaupun tetap marah-

    marah kadang-kadang. Disaat marah-marah semakin parah, dsiertai memecahkan

    barang ART pasien kembali dibawa ke RS pada tahun 2005. Dengan alasan yang sama

    pasien dibawa ke RSMM bolak-balik setelah itu, yaitu pada tahun 2006, 2010 dan

    yang terakhr 2015 tepatnya 2 minggu yang lalu.

    Sebelum menikah pasien sempat putus dengan pacarnya yang membuat pasien

    sangat sedih, menangis semingguan dikamar, meminum obat CPZ hingga 30 butir

    karena hendak bunuh diri, pasien juga sempat ingin menyeburkan diri ke sumur

    namun dihentikan oleh keluarga. Pasien akhirnya menikah dan hamil pada tahun 2010.

    Saat itu kondisi pasien baik, bahkan sampai bekerja menjadi bagian dari komunitas

    sehat jiwa dengan membantu pasien-pasien jiwa saat itu di RSUD Cianjur. Sebelum

    melahirkan anaknya, pasien mengaku hanya dinafkahi dalam jumlah sedikit selama

    hamil sehingga membuat pasien sempat sangat sedih selama masa kehamilan dan

    membuat pasien marah-marah sehingga saat hamil dibawa kembal ke RSMM.

    Setelah keluar dari RSMM pasien dapat melakukan fungsi perawatan anaknya

    dengan baik. Namun terdapat penghinaan dari tetangga pasien yang mengatakan

    secara langsung bahwa pasien gila yang membuat pasien marah-marah dan

    memecahkan gelas kembali 2 minggu yang lalu sehingga harus dibawa ke RSMM

    untuk kelima kalinya.

    Selama gangguan jiwa 5 tahun ini, pasien masih bisa merawat dirinya baik

    makan, maupun mandi. Pasien tetap bersosialisasi dengan orang rumah namun dengn

    lingkungan sekitar rumah sangat jarang.pasien tudak pernah melukai siapapun. Sejak

    seminggu ini pasien sudah dipindahkan ke dewi amba karena keadaannya sudah

    tenang.

    C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

    Psikiatrik

    Pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa selain yang telah disebutkan

    diatas.

    Medik

    Riwayat kejang dan epilepsy disangkal.

  • Penggunaan zat

    Riwayat penggunaan narkotika, alcohol dan rokok disangkal

    Grafik Perjalanan Penyakit

    D. Riwayat Hidup

    Riwayat Pranatal dan Perinatal

    Pasien merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Pasien dilahirkan

    di dukun beranak, lahir pada usia 7 bulan, dan langsung menangis. Ibu pasien

    tidak mengetahui berat badan lahirnya normal atau tidak. Kelahiran pasien

    diinginkan. Tidak ada masalah selama kehamilan dan proses kelahiran.

    Masa Kanak Awal (0 3 tahun)

    Pasien mendapat ASI hingga umur 2 tahun. Tidak terdapat

    keterlambatan bicara. Perkembangan normal seperti anak seusianya mulai dari

    tengkurap, duduk, merangkak, hingga berjalan. Tidak terdapat kejang. Tidak

    ada pengasuh lain di rumah. Tidak terdapat perilaku menghisap jempol atau

    membenturkan kepala. Pasien memiliki sikap pendiam dan bila memiliki

    keinginan sering tidak diungkapkan kepada keluarga.

    Masa Kanak Pertengahan (usia 3 11 tahun)

    Pasien menyelesaikan pendidikan SD. Pasien dikenal rajin belajar.

    Pasien selalu mendapat ranking 1 di sekolah. Pasien juga dikenal ceria. Pasien

    dikenal mudah beradaptasi dengan temannya. Setelah pulang sekolah, bermain

    bersama teman-temannya. Pasien anak penurut. Pasien tidak suka menyiksa

  • binatang. Pasien tidak memiliki perilaku menyakiti diri sendiri dan tidak

    bermain api. Pasien tidak pernah menuntut sesuatu kepada keluarga.

    Riwayat Masa Akhir (Pubertas dan Remaja)

    o Hubungan Sosial

    Pasien memiliki sifat tertutup terhadap keluarga. Pasien tidak

    pernah memiliki masalah dengan keluarga ataupun teman-temannya.

    Menurut keluarga, teman-teman pasien banyak yang sering main ke

    rumah pasien. Pasien memiliki sahabat cukup banyak.

    o Riwayat Sekolah

    Pasien bersekolah sampai SMEA. Tidak melanjutkan kuliah

    karena masalah ekonomi dan keinginan pasien untuk berhenti sekolah.

    o Problem Emosi atau Fisik Khusus Remaja

    Pasien tidak pernah terlibat perkelahian dengan teman-temannya.

    Teman pasien cukup banyak. Bila ada keinginan, pasien tidak pernah

    bilang ke keluarga dan suka marah bila dituruti tidak sesuai dengan

    keinginannya.

    o Riwayat Psikoseksual

    Selama masa remaja tidak memiliki pacar. Namun pasien sudah

    memiliki ketertarikan dengan lawan jenis.

    o Latar Belakang Agama

    Kedua orang tua pasien beragama Islam, pasien juga beragama

    Islam. Pasien dikenal selalu melaksanakan sholat lima waktu dan puasa.

    Masa Dewasa

    o Riwayat Pekerjaan

    Lulus dari SMEA, pasien bekerja sebagai kasir di restoran,

    kemudian pindah ke pabrik elektronik dan yang terakhir menjadi anggota

    di KSJ Cianjur.

    o Aktivitas Sosial

    Pasien suka berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Pasien tidak

    suka menyendiri. Semenjak pasien berhenti dari pekerjaan dan tidak

    memiliki penghasilan, pasien jadi gampang sedih dan marah.. Selain itu,

    masyarakat di lingkungan tempat tinggal pasien tidak dapat menerima

    kondisi pasien sehingga pasien dijauhi. Kehidupan Psikoseksual dan

    Pernikahan

  • Pasien tidak memiliki pacar. Pasien memiliki ketertarikan dengan

    lawan jenis tapi tidak berani mendekatinya karena pasien merasa tidak ada

    yang suka dirinya.

    o Riwayat Kehidupan Beragama

    Pasien menunaikan solat 5 waktu. Bahkan pasien suka

    menjalankan ibadah sunah.

    o Riwayat Pelanggaran Hukum

    Pasein tidak memiliki riwayat pelanggaran hukum dan tidak

    pernah berurusan dengan polisi.

    E. Riwayat Keluarga

    Pasien merupakan anak pertama dari 4 bersaudara.. Hubungan pasien dengan ayah

    dan ibu baik. Pasien kurang bercerita dengan keluarga. Di keluarga tidak ada yang

    memiliki keluhan yang serupa dengan pasien.

    Genogram Keluarga Pasien

  • F. Situasi Sosial Sekarang

    Pasien tinggal di rumah milik orang tuanya. Rumahnya sederhana.

    Perekonomian keluarga pasien kurang.

    G. Persepsi (tanggapan) Pasien Terhadap Dirinya dan Kehidupannya

    Impian

    Pasien ingin bekerja kembali, namun masih bisa mengurus anak

    Fantasi

    Tidak terdapat fantasi

    Sistem Nilai

    Menurut pasien ia merasa sakit

    Dorongan Kehendak

    Pasien ingin segera bekerja dan bertemu anaknya

    Hal yang Menjadi Sumber Kemarahan atau Frustasi dan yang Membuat

    Bahagia atau Senang

    Pasien sedih bila mengingat jauh dari ananknya, dan merasa bahagia saat dapat

    bersama anaknya.

    III. STATUS MENTAL

    Deskripsi Umum

    a. Penampilan : pasien seorang perempuan, usia 34 tahun, berpenampilan sesuai usianya

    (34 tahun) , warna kulit sawo matang, berambut panjang, saat diwawancara memakai

    kaus lengan pendek dan celana panjang, kebersihan baik, kuku terpotong pendek dan

    tidak berwarna hitam, kesan kebersihan dan perawatan diri baik.

    b. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Selama wawancara, pasien dapat duduk tenang.

    Kontak mata adekuat dan dapat berkomunikasi dua arah dengan pemeriksa.

    c. Sikap terhadap pemeriksa : Selama wawancara, pasien sangat kooperatif dan sopan

    terhadap pemeriksa.

    Mood dan Afek

    a. Mood : Hipertim

    b. Afek : Luas

    c. Keserasian : Serasi antara ekspresi wajah dengan pembicaraan

  • Pembicaraan

    Pembicaraan spontan. Volume suara cukup. Intonasi suara sedang, artikulasi jelas dan

    bahasa dapat dimengerti oleh pemeriksa.

    Gangguan Persepsi

    a. Halusinasi auditorik : Terdapat halusinasi audiotorik saat pasien sedang tertidur,

    tetapi bentuk halusinasi tidak jelas bersifat komentar atau menyuruh.

    b. Halusinasi visual : Terdapat riwayat melihat seseorang meloncat-loncat saat di

    rumah sendirian, dan pernah merasa ketika tertidur pasien dipegangi oleh banyak orang

    yang tidak dia kenal dan diduduki perutnya oleh seorang dukun.

    c. Halusinasi taktil : Tidak ada

    d. Halusinasi olfaktoris : Tidak ada

    e. Halusinasi gustatoris : Tidak ada

    f. Depersonalisasi : Tidak ada.

    g. Derealisasi : Tidak ada

    Pikiran

    a. Proses/bentuk pikir : proses pikir flight of idea (ketika ditanya selalu nyambung

    ke luar topik dan melompat-lompat ke luar topik yang lain juga)

    b. Isi pikir : pasien memiliki ide-ide yang bersifat kecurigaan pada orang

    (pasien menyangka gelas yang diberikan oleh tetangganya mengandung narkoba) pada

    pasien tidak didapatkan waham dan preokupasi

    Kesadaran dan Kognitif

    1. Taraf kesadaran dan Kesigapan

    a. Kesadaran biologik/neurologik : Compos mentis.

    b. Kesadaran psikologis : Cukup

    c. Kesadaran sosial : Cukup

    2. Orientasi

    a. Waktu : Cukup (Pasien dapat menyebutkan sekarang siang atau malam. Pasien

    dapat mengidentifikasi hari, bulan dan tahun saat ini).

    b. Tempat : Cukup (Pasien mengetahui dirinya berada di RSMM Bogor).

  • c. Personal : Cukup (Pasien mengetahui siapa yang memeriksanya, mengenali

    perawat dan keluarganya).

    3. Daya Ingat

    a. Daya ingat jangka panjang : Cukup (Pasien masih ingat dimana ia bersekolah

    SD, SMP, SMA dan tempat dia bekerja).

    b. Daya ingat jangka pendek : Cukup (Pasien masih ingat kegiatan yang

    dilakukan hari ini apa saja. Mulai dari bangun tidur, mandi, dan sarapan dengan lauk

    apa).

    c. Daya ingat sesaat : Cukup (Pasien mampu mengingat nama

    pemeriksa setelah beberapa menit).

    4. Konsentrasi dan Perhatian

    Pasien dapat mempertahankan dan memusatkan perhatian dengan baik. Pasien dapat

    berhitung pengurangan 100 dikurang 7 dan seterusnya.

    5. Kemampuan Membaca dan Menulis

    Cukup (Pasien dapat membaca dan menulis suatu kalimat).

    6. Kemampuan Visuospasial

    Cukup (Pasien dapat menggambar bentuk segilima bertumpuk).

    7. Pikiran Abstrak

    Baik (pasien dapat mengartikan makna peribahasa lebih besar pasak dari tiang, tong kosong

    nyaring bunyinya dan menyebutkan beberapa arti dari suatu kata seperti sapu tangan).

    Intelegensi dan Kemampuan Informasi

    a. Taraf pendidikan : SMA.

    b. Kecerdasan : Pasien mengetahui jumlah provinsi di Indonesia saat ini

    c. Pengetahuan umum : Pasien mengetahui presiden Indonesia saat ini.

    Pengendalian Impuls

    Pengendalian impuls pasien baik.

  • Daya Nilai dan Tilikan

    a. Daya nilai sosial : Cukup (Ketika diberi pertanyaan mengenai apakah melawan

    kepada kedua orang tua itu baik atau tidak, pasien menjawab hal tersebut tidak

    baik).

    b. Uji daya nilai : Cukup (Ketika pasien ditanya apa yang akan dilakukan pasien

    jika melihat anak kecil tersesat di pusat perbelanjaan, pasien menjawab akan

    melaporkan ke pusat informasi).

    c. Penilaian realita : Terganggu (Saat dilakukan pemeriksaan pasien, didapatkan

    adanya riwayat halusinasi visual dan audiotorik).

    Tilikan

    Derajat 6 (Pasien menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan kejiwaan dan faktor-

    faktor yang berhubungan dengan penyakitnya dan mau meminum obat namun,

    terkadang di rumah pasien tidak meminum obat yang diberikan).

    Taraf Dapat Dipercaya

    Dapat dipercaya.

    IV. PEMERIKSAAN FISIK

    Status Internus

    Keadaan umum : Baik

    Kesadaran : Compos mentis

    Tekanan darah : 120/90 mmHg

    Nadi : 76 kali / menit

    Pernapasan : 20 kali/menit

    Suhu : 36,70C

    Status gizi : Kesan gizi baik

    Kulit : Sawo matang

    Kepala : Normosefali, tidak ada deformitas

    Rambut : Hitam, keriting, panjang

  • Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik

    THT : Dalam batas normal

    Gigi dan Mulut : Dalam batas normal

    Leher : Pembesaran KGB (-)

    Jantung : Bunyi jantung I & II regular, murmur (-), gallop (-)

    Paru : Suara napas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-

    Abdomen : Datar, supel, bising usus normal, hepatomegali (-)

    Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)

    Status Neurologis

    GCS : 15 (E4, M6, V5)

    Kaku kuduk : (-)

    Pupil : Bulat, isokhor, refleks cahaya langsung (+/+),

    refleks cahaya tak langsung (+/+)

    Kesan parase nervus kranialis : (-)

    Motorik : Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-), spasme (-

    ), hipotoni (-), eutrofi, tidak ada gangguan

    keseimbangan dan koordinasi.

    Sensorik : Gangguan sensibilitas (-)

    Refleks fisiologis : Normal

    Refleks patologis : (-)

    Gejala ekstrapiramidal : (-)

    Gaya berjalan dan postur tubuh : Normal

    Stabilitas postur tubuh : Normal

    Tremor kedua tangan : (-)

  • V. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

    Hemoglobin : 15.1 gr/dl

    Leukosit : 9.500 /mm3

    LED : 5 mm

    Trombosit : 213.000 mm3

    Hematokrit : 41 %

    SGOT : 23 U/l

    SGPT : 21 U/l

    Ureum : 25.5 mg/dl

    Kreatinin : 0,69 mg/dl

    Glukosa sewaktu : 140 mg/dl

    VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

    Pasien perempuan usia 34 tahun, dibawa ke UGD jiwa RSM 2 minggu yang lalu

    karena marah-marah dan memecahkan gelas. Hal ini dipicu oleh tetangganya yang

    mengatakan bahwa dia orang gila sehingga pasien marah-marah kembali. Pasien sudah

    masuk bolak-balik ke RSMM sejak tahun 2003. Saat itu masalah pasien adalah dijebak

    ditempat kerjanya sehingga pasien tertuduh sebagai pencuri Walkman (alat elektronik

    music prtable), sejak saat itu pasien berhenti bekerja, merasa bersalah dan lebih sering

    mengurung diri dikamar dan menangis, kondisi itu membuat pasien selalu mendengar

    bisikan yang berupa kata namun tidak jelas saat menjelang tidur,saat itu pasien juga sering

    melihat orang yang melompat-lompa mengelilingi rumah pasien seperti mencurigai pasien

    sehingga pasien marah-marah memecahkan ART dan harus dibawa ke RSMM.

    Setelah stabil pasien pulang dan berobat jalan. Namun dengan alas an yang sama

    pasien kembali dibawa ke RSMM dan menjalani rawat inap pada tahun 2005, 2006, 2010

    dan yang terakhir 2015 ini sampai sekarang. Sebelum pasien menikah, pasien pernah putus

    dengan pacarnya yang membuat pasien bersedih mengurung duru di kamar selama

    seminggu disertai dengan percobaan bunuh diri dengn meminum CPZ 30 tablet namun

    pasien gagal. Setelah itu pasien menikah dan melahirkan pada tahun 2010. Saat itu pasien

    hanya dinafkahi oleh suami dengan jumlah yang sangat kecil yang membuat pasien

    bersedih, menangis setiap hari hingga kumat lagi marah-marahnya dan harus dirawat di

    RSMM kembali. Setelah pulang pasien sudah bisa merawat anaknya bahkan bekerja dalam

    komunitas sehat jiwa. Namun pada 2015 ini pasien harus kembali masuk kresna 2 minggu

  • yang lalu, sekarang pasien sudah lebh stabil di dewi amba. Pasien masih bisa melakukan

    fungsi keseharian seperti makan, mandi dan bersosialisasi dengan.

    Hasil pemeriksaan status mental menunjukan bahwa pasien berpenampilan tampak

    sesuai usianya (34 tahun), kebersihan dan kerapihan diri baik, tampak tenang, spontan

    dalam berbicara, kooperatif terhadap pemeriksa namun ditemukan gagasan pikir yang

    melompat (flight of idea). Afek luas dan mood hipertim. Terdapat gangguan daya nilai

    realita karena terdapat halusinasi auditorik dan visual. Pasien dengan tilikan derajat 6.

    Hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium menunjukan tidak ada kelainan pada kondisi

    medis umum.

    VII. FORMULASI DIAGNOSTIK

    Diagnosis Aksis I

    Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien tidak memiliki riwayat cedera

    kepala atau tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung

    ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Oleh karena itu, gangguan mental

    organik (F00-09) dapat disingkirkan.

    Diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-19)

    pada pasien juga dapat disingkirkan karena pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol

    maupun menggunakan obat-obatan terlarang.

    Untuk mendiagnosis F20-F29, dalam diagnosis F20, skizofrenia, harus menacakup 1

    gejala utama atau 2 gejala tambahan, gejala utama itu terdapat empat poin yaitu ; pertama

    terdapatnya tought pada pasien tidak ditemukan, kedua adanya waham yang menetap

    (control, influence, passivity, perception) pada pasien hanya terdapat pemikiran bahwa dia

    sering dijahati oleh orang lain dan pasien juga menyangka tetangganya membagikan gelas

    yang mengandung narkoba, namun hal itu masih dapat dikoreksi oleh pewawancara, jadi

    pemikiran pemikiran ini hanya berbentuk sebagai ide, bukan waham, yang terakhir

    adalah adanya halusinasi auditorik, yang bersifat command, comant ataupun suara yang

    berasal dari anggota tubuh, pada pasien tidak didapatkan halusinasi auditorik yang bersifat

    comant atau command. Berdasarkan dari gejala tambahan, pada pasien hanya didapati

    halusinasi visual. Sehingga pada pasien tidak dapat dikategorikan Skizofrenia.

    Pasien memiliki riwayat merasa dirinya tidak berharga, berkurang minat dan energy

    dan berkali-kali mencoba bunuh diri yang berlangsung secara berbulan-bulan yang terjadi

  • terakhir pada tahun 2010, pada saat ini ketika diperiksa, pasien sangat gembira, dan

    berbicara sangat banyak, dan ide-ide yang dituangkan selalu menggebu-gebu, dan dari

    riwayat didapatkan halusnasi visual dan audiotorik, namun tidak ditemukan waham, hanya

    sekedar tedapat ide-ide kecurigaan.

    Pada pasien lebih mendekati gangguan suasana perasaan (mood dan afektif), yang

    berbentuk gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik (F31.2)

    Diagnosis Aksis II

    Pada pasien, tidak ditemukan gangguan kepribadian maupun retardasi mental

    sehingga tidak ada diagnosis aksis II (Z03.2). Pasien sebelum sakit tidak memenuhi

    memiliki ciri kepribadian yang lebih condong.

    Diagnosis Aksis III

    Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang tidak ditemukan ada

    kelainan pada kondisi medis umum sehingga tidak ada diagnostik pada aksis III.

    Diagnosis Aksis IV

    Ditemukan faktor pencetus atau stressor berupa :

    Masalah pekerjaan (pasien mengundurkan diri, karena terjebak penipuan oleh rekan

    kerjanya sendiri, setelah itu pasien menjadi sering marah-marah dan merasa selalu

    bersalah )

    Masalah Keluarga (Pasien ditinggal suaminya bekerja yang pulang hanya setiap 6 bulan

    sampai satu tahun, pasien juga bekerja sehingga meninggalkan anaknya yang berumur

    kurang dari 5 tahun, di rumah).

    Diagnosis Aksis V

    Berdasarkan skala Global Assesment of Functioning (GAF) dalam satu tahun terakhir

    atau the highest level past year (HLPY) didapatkan nilai 90 (gejala minimal, berfungsi baik,

    cukup puas, tidak lebih dari masalah harian biasa) karena dalam satu tahun terakhir pasien

    masih bekerja sebagai relawan di Cianjur, Skala GAF pada saat pemeriksaan (current)

    didapatkan nilai 80 -71 (gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial,

    pekerjaan, sekolah, dll).

  • DIAGNOSIS

    Aksis I : F31.2 gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala

    psikotik

    Aksis II : Z03.2 Tidak ada diagnosis aksis II.

    Aksis III : Tidak ada diagnosis aksis III.

    Aksis IV : Masalah pekerjaan dan Keluarga

    Aksis V : GAF current 80

    GAF HLPY 90

    VIII. RENCANA TERAPI

    Psikofarmaka

    Asam Valproat 2 x 250 mg

    Risperidone 2 x 2 mg

    Trihexylfenidil 3 x 2 mg (bila muncul efek samping gejala ekstrapiramidal)

    Psikoterapi

    - Psikoterapi suportif dengan memberikan pasien kesempatan untuk menceritakan

    masalahnya dan meyakinkan pasien bahwa ia sanggup menghadapi masalah yang ada.

    - Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur.

    - Selalu berfikir positif, jangan sering ada rasa curiga pada orang lain, bila timbul rasa curiga

    perbanyak istighfgar.

    - Memberikan informasi bagaimana cara mengatasi bila muncul halusinasi.

    - Memberikan motivasi untuk mencari pekerjaan atau pekerjaan sampingan yang tidak

    memerlukan waktu lama.

    Sosioterapi

    - Memberi nasehat kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan pasien dan selalu

    memberi dukungan kepada pasien, mengikut sertakan pasien dalam kegiatan RS Marzoeki

    Mahdi agar dapat berinteraksi dengan baik, juga pendalaman agama sesuai dengan

    kepercayaannya.

    - Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin kontrol ke RS Marzoeki Mahdi yang terdekat

    dan mengambil obat secara teratur.

  • - Mengajarkan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan pendidikan pasien

    sehingga pasien dapat lebih produktif.

    Prognosis

    Quo ad vitam : Bonam

    Quo ad fungsionam : Bonam

    Quo ad sanationam : Dubia ad bonam