ade yg sexxy banget

Upload: galih-cakhya-imawan

Post on 15-Oct-2015

81 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

GAMBARAN PEMERIKSAAN ABDOMEN PADA IBU HAMILTRIMESTER III DI KECAMATAN SEWONBANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013

USULAN PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan Sekolaah Tinggi Ilmu Kesehatan Achmad Yani Yogyakarta

Disusun Oleh :DESSY ANGGRYANI PRATIWINPM. 1311094

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDRAL AHMAD YANI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANANYOGYAKARTA2014HALAMAN PERSETUJUAN

GAMBARAN PEMERIKSAAN PALPASI ABDOMEN PADA IBU HAMILTRIMESTER III DI PUSKESMAS SEWON IBANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2013

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Oleh :DESSY ANGGRYANI PRATIWINPM. 1311094

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui untuk Mengikuti UjiProposal Karya Tulis Ilmiah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

MOTTO

PERSEMBAHAN

Assalamualaikum Wr. Wb.Saya ucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas segala anugerahNya hingga terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini. Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan kepada:

KATA PENGANTARPuji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala impian rahmat dan karunia Nya, sehingga penulis mampu menyusun dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Gambaran Pemeriksaan Palpasi Abdomen Pada Ibu Hamil TM III di Puskesmas Sewon II Bantul Yogyakarta Tahun 2014. Penyusenan karya tulis ini dapat diselesaikan atas bantuan, dorongan dan bimbingan dari semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk itu saya saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada:1. dr. I Edy Purwoko, Sp.B selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.2. Reni Merta Kusuma, S.SiT, M.Keb selaku Kepala Program Studi DIII Kebidanan yang telah member kesempaatan kepada penlis untuk menyusun karya tulis imiah ini.3. Ratih Kumorojati, S.SiT, M.Kes selaku Dosen Pembimbing.

DAFTAR ISIUSULAN PENELITIANiHALAMAN PERSETUJUANiiMOTTOiiiPERSEMBAHANivKATA PENGANTARvBAB I1PENDAHULUAN1A.Latar belakang1B.Identifikasi Masalah3C.Tujuan Penelitian4D.Manfaat Penelitian4E.Keaslian Penelitian5BAB II7TINJAUAN PUSTAKA7A.Tinjauan Teoritis7B.Kerangka Teori26C.Pertanyaan penelitian28BAB III29METODE PENELITIAN29A.Desain Penelitian29B.Lokasi dan Waktu Penelitian29C.Populasi dan Sample29D.Variabel Penelitian30E.Definisi Operasional31F.Alat dan Metode Pengumpulan Data32G.Metode Pengolahan dan Analisa Data32H.Analisa Data33I.Pelaksanaan Penelitian34J.Etika Penelitian36DAFTAR PUSTAKA38

36

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar belakang Pembangunan kesehatan dengan meningkatkan mutu serta kemudahan pelayanan yang terjangkau diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Indikator derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat ditandai dengan menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI), kematian ibu masih merupakan masalah prioritas di Indonesia. Setiap jam, dua orang ibu meninggal saat melahirkan karena berbagai penyebab. Jika seorang anak ditinggalkan, maka anak mempunyai kemungkinan 3 sampai 10 kali lebih besar untuk meniggal dalam waktu 2 tahun. Menurut WHO pada tahun 2010, sebanyak 536.000 perempuan meninggal akibat persalinan. Sebanyak 99% kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di Negara-negara berkembang. Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450/100.000 kelahiran hidup jika dibandingkan dengan rasio kematian ibu (AKI) di tahun 2011, 81% diakibatkan karena komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas. Bahkan sebagian besar dari kematian ibu disebabkan karena perdarahan, infeksi dan preeklamsia. Di Indonesia angka kematian ibu 50 kali lebih tinggi dibandingkan dengan negara-negara ASEAN. AKI di Indonesia saat ini masih jauh dari target yang di capai pada tahun 2015 sesuai dengan kesepakatan sasaran pembangunan milenium. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu (SDKI, 2013). Departemen Kesehatan RI tahun 2011 menyebutkan bahwa AKI pada tahun 2011 sebesar 100.000 kelahiran hidup. Angka ini lebih rendah dibandingkan AKI hasil SDKI tahun 2002-2003 yang sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab utama masih tingginya AKI di Indonesia adalah perdarahan dan preeklampsi atau eklampsi (Kementrian Kesehatan / Kemenkes RI, 2011) Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi, pada tahun 2012 mencapai 228 kasus per 100.000 kelahiran hidup, yang mana masih dibawah pencapaian target tahun 2014 yaitu 118 kasus per 100.000 kelahiran hidup (Dinkes, 2013). AKI di DIY tahun 2009 adalah 109/100.000 kelahiran hidup, untuk jumlah kematian ibu ada 48 dari 43,724 kelahiran hidup. tahun 2010 sebanyak 43 kasus. Tahun 2011 jumlah kasus kematian ibu dilaporkan kabupaten/kota mencapai 56 kasus. Tahun 2012 jumlah kematuan ibu menurun menjadi 40 kasus. Apabila dihitung, AKI yang di laporkan sebesar 87,3 per 100.000 kelahiran hidup sesuai dengan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015 AKI nasional adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. (Dinas Kesehatan / Dinkes DIY, 2013). AKI di daerah kabupaten Bantul, Yogyakarta tahun 2012 mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 52,2 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012 sedangkan tahun 2011 yaitu 111,2 per 100.000 kelahiran hidup. Target AKI tahun 2012 adalah 90 per 100.000 kelahiran hidup. Data terakhir yang kami peroleh pada tahun 2013 tercatat 13 AKI di daerah kabupaten Bantul, salah satu penyumbang AKI yaitu Puskesmas Sewon II (Dinkes Bantul, 2014). Pemeriksaan antenatal care (ANC) yang sesuai standar pelayanan diketahui dapat menurunkan AKI. AKI yang tinggi merupakan tolak ukur bagi para pelayan kesehatan untuk memperbaiki dalam melakukan pemeriksaan ANC yang sesuai standar yaitu dengan melakukan identifikasi ibu hamil, pemeriksaan dan pemantauan antenatal, palpasi abdomen, pengelolaan anemia pada kehamilan, pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan dan persiapan persalinan. Jika dikaji lebih mendalam dengan melakukan pemeriksaan ANC yang baik akan sangat membantu dalam menurunkan AKI. Salah satu Standar pelayan ANC adalah Palpasi Abdomen yaitu Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama melakukan palpasi untuk memperkirakan usia kehamilan, dan bila umur kehamilan bertambah memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepalajanin ke dalam rongga panggul, untuk mencari kelaianan serta melakukan rujukan tepat waktu. Pengawasan dengan memonitor dan mendukung kesehatan ibu sesuai dengan standar pelayanan ANC dapat mendeteksi dini factor resiko sehingga mampu mengambil tindakan yang diperlukan selanjutnya. Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan Puskesmas Sewon I dan Puskesmas Sewon II Bantul Yogyakarta pada tanggal 21 Maret 2014 s/d tanggal 21 April 2014. Puskesmas Sewon II merupakan salah satu penyumbang AKI di wilayah kabupaten Bantul, Yogyakarta. Berdasarkan data tersebut penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai salah satu penyebab terjadinya kematian ibu satu diantaranya dikarenakan perdarahan akibat bayi yang dilahirkan ibu lebih dari 4000 gram atau makrosomia yang ada kaitannya dengan kegiatan pemeriksaan antenatal kususnya pada pemeriksaan abdomen yang dilakukan oleh bidan di wilayah kecamatan Sewon Bantul. Penulis merasa tertarik melakukan penelitian tentang Gambaran Pemeriksaan Abdomen pada Ibu Hamil TM III di Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.

B. Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah Gambaran Pemeriksaan Abdomen pada Ibu Hamil TM III di Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.?

C. Tujuan Penelitian1. Tujuan UmumDiketahuinya bagaimana gambaran pemeriksaan abdomen pada ibu hamil TM III di wilayah Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.2. Tujuan Khususa. Diketahuinya gambaran pemeriksaan inspeksi pada ibu hamil TM III di wilayah Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.b. Diketahuinya gambaran pemeriksaan palpasi leopold I pada ibu hamil TM III di wilayah Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.c. Diketahuinya gambaran pemeriksaan palpasi leopold II pada ibu hamil TM III di wilayah Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.d. Diketahuinya gambaran pemeriksaan palpasi leopold III pada ibu hamil TM III di wilayah Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.e. Diketahuinya gambaran pemeriksaan palpasi leopold IV pada ibu hamil TM III di wilayah Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.f. Diketahuinya gambaran pemeriksaan auskultasi pada ibu hamil TM III di wilayah Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian1. Manfaat Teoritisa. Dapat menjadi bahan pertimbangan untuk penelitian-penelitian di tempat lain dalam kajian penelitian yang berhubungan dengan pemeriksaan abdomen pada ibu hamil.b. Dapat menjadi bahan kajian penelitian di perpustakaan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.c. Mengetahui gambaran pemeriksaan abdomen pada ibu hamil TM III di wilayah Kecamatan Sewon Bantul Yogyakarta.2. Manfaat Praktisa. Bagi BidanSebagai masukan guna meningkatkan dan memaksimalkan pemeriksaan abdomen pada ibu hamil Standar Oprasional Prosedur (SOP).b. Bagi peneliti lainnyaDapat menjadi bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian-penelitian di tempat lainnya.c. Bagi Kepala PuskesmasDapat memberi pelatihan mengenai pemeriksaan abdomen yang dilakukan pada ibu hamil.

E. Keaslian Penelitian Dari beberapa penelitian yang pernah penulis baca, terdapat beberapa penelitian yang berkaitan dengan tingkat penegtahuan tentang tanda bahaya kehamilan yang pernah diteliti.1. Murtiyatini (2004), meneliti Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan dengan Penerapan Standar Pelayanan Antenatal di Puskesmas dalam Wilayah Kabupaten Banyumas. Jenis penelitian non eksperimental dengan pendekatan cross sectional dan penelitian ini berfokus pada bidan.Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan standar pelayanan dan antenatal oleh bidan masih rendah atau dibawah standar, sehingga perlu diupayakan peningkatan penerapan pelayanan antenatal agar kualitas pelayanan antenatal tetap terjaga.2. Hardian Budi Anik (2006) : dengan judul Evaluasi Penatalaksaan pelayanan Antenatal 7T pada Bidan di Puskesmas Panggang I. Metode penelitian deskriptif melalui pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunderdengan instrumen penelitian berupa check list.Penerapan pelayanan antenatal 7T yaitu menimbang BB, mengukur TD, mengukur TFU, memberi imunisasi TT, memberi tablet Fe, dan temu wicara (100%) yang berarti pelayanan tersebut dilakukan pada semua ibu hamil yang datang periksa, tetapi infeksi menular seksual (0%) berarti tidak pernah dilakukan pelayanan tersebut.Persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan desain penelitian cross sectional dan menggunakan data sekunder. Perbedaannya yaitu tempat, waktu, dan besar sample.3. Laelysa (2012), meneliti Gambaran Pelaksanaan 10T pada Ibu Hamil di Polindes Kharisma Condong Catur Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Yogyakarta. Metode penelitian deskriptif melalui pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunderdengan instrumen penelitian berupa check list.Penerapan pelaksanaan 7T yaitu menimbang BB, mengukur TD, mengukur TFU, memberi imunisasi TT, memberi tablet Fe, dan temu wicara (100%) yang berarti pelayanan tersebut dilakukan pada semua ibu hamil yang datang periksa.Persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan desain penelitian cross sectional dan menggunakan data sekunder. Perbedaannya yaitu tempat, waktu, dan besar sample.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan Teoritis1. Asuhan Antenatal atau Antenatal Care (ANC) Asuhan antenatal adalah suatau program terencana, berupa observasi eduksi dan menggunakan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan. Sedangkan pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (Dokter Spesialis Kandungan, Bidan dan Perawat) untuk ibu selama kehamilannya (Wardani, 2007). Menurut Sarwono (2007) ANC adalah perawatan yang diberikan pada ibu selama masa kehamilan. Masa kehamilan dimulai diri konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya adalah 40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Pelayanan Antenatal yang diberikan merupakan bagian pokok dari pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA) yang meliputi:a. Pemeriksaan ANC kehamilan di anjurkan sebanyak 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan yang dianjurkan sebagai berikut:1) Minimal 1 kali dalam trimester pertama2) Minimal 1 kali dalam trimester kedua3) Minimal 2 kali dalam trimester ketigab. Standar pelayanan antenatal meliputi 7T yaitu timbang berat badan dan ukur tinggi badan, ukur tekanan darah, ukur tinggi fundus uteri (TFU), pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan, test terhadap penyakit menular seksual dan temu wicara (konseling) termasuk perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta KB pasca persalinan (Depkes, 2009). Menurut Pantikawati,dkk (2010) Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu trimester I dimulai dari umur 0 14 minggu, trimester II dimulai dari usia kehamilan 14 28 minggu, trimester III dimulai pada usia 28 36 minggu dan lebih dari 36 minggu.

2. Pemeriksaan Antenatala. Anamnasis 1) Identitas Pasien Anamnesis identitas pasien meliputi identitas pasien umum yaitu nama, umur, pekerjaan, suku/bangsa, alamat.2) Riwayat Kehamilan Sekarang Pada tahap ini pemberian layanan wajib menanyakan tentang kapan hari pertama haid terakhir (HPHT), keluhan saat ini.3) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu (bila pernah) Tanggal saat persalinan, umur pkehamilan, jenis persalinan, tempat persalinan komplikasi pada ibu dan bayi, penolong pada saat persalinan, pada bayi (panjang badan, berat badan, jenis kelamin, keadaan bayi saat lahir), pasca persalinan (keadaan saat nifas dan laktasi).4) Riwayat Penyakit Riwayat penyakit sistemik yang mungkin mempengaruhikehamilan seperti riwayat penyakit menular seksual (HIV/AIDS, hepatitis, TBC), menurun (Asma, kista, jantung).b. Pemeriksaan FisikStatus Generalis / Pemeriksaan Umum Melakukan pemeriksaan umum antara lain keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital (Tekanan darah, respirasi, nadi, suhu) dan antropometri (Tinggi badan, berat badan sekarang, berat badan sebelumnya, dan lingkar lengan).c. Pemeriksaan Abdomen Obstetri Palpasi abdomen sering digunakan untuk melakukan perasat Leopold untuk menentukan letak, presentasi, posisi, variasi dan engagement janin (Helen Varney,dkk, 2008).Cara palpasi ada beberapa macam yaitu teknik palpasi menurut Leopold, teknik palpasi menurut Knabel, teknik palpasi menurut Budin, teknik palpasi menurut Ahfold, dan teknik palpasi menurut Pawlik. Kedudukan janin dalam uterus sebagian besar letak membujur (99%), sedangkan letak lintang hanya 1% (Manuaba dkk., 2007) Palpasi juga disebut periksa raba. Periksa raba abdomen pada ibu hamil dilakukan mulai pada umur kehamilan 36 minggu untuk kehamilan normal dan umur kehamilan 28 minggu bila pada pemeriksaan Mc Donald ditemukan tinggi fundus uteri lebih tinggi dari seharusnya (G.A. Mandriwati, 2008).Menurut Musrifatul dan Aziz (2006) Pemeriksaan kebidanan meliputi inspeksi, palpasi dan auskultasi yaitu: 1) Inspeksi Inspeksi merupaka proses pengamatan atau observasi untuk mendeteksi masalah pada daerah perut ibu. Menilai apakah perut membesar kedepan atau ke samping, keadaan pusat, pigmentasi linea alba, serta ada tidaknya strie gravidarum.2) PalpasiPalpasi merupakan cara pemeriksaan dengan melakukan pengetukan pada bagian tubuh dengan ujung-ujung jari untuk menentukan besarnya rahim dengan menentukan usia kehemilan serta letak anak dalam rahim. Pemeriksaan secara palpasi dilakukan dengan menggunakan metode Leopold yakni:a) Leopold ILeopold I digunakan untuk mengetahui usia kehamilan dan bagian apa yang ada dalam fundus, dengan cara pemeriksaan berdiri disebelah kanan dan menghadap ke muka ibu, kemudian kaki ibu di bengkokkan pada lutut dan lipat paha, lengkungkan jari-jari kedua tangan untuk mengelilingi bagian fundus lalu tentukan apa yang ada di dalam fundus. Billa kepala sifatnya keras, bundar, melenting. Sedangkan bokong akan lunak, kurang bundar dan kurang melenting. Apabila ingin menentukan usia kehamilan rumusnya adalah:

: usia kehamilan

b) Leopold IILeopold II digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian terkecil pada anak. Caranya letakkan kedua tangan pada sisi uterus dan tentukan dimana bagian terkecil janin.c) Leopld IIILeopold III digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah janin sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul. Caranya tekan dengan ibu jari dan jari tengah pada salah satu tangan secara lembut dan masuk ke dalam abdomen pasien di atas simpisis pubis dan peganglah bagian presentasi bayi, lalu bagian apakah yang menjadi presebtasi tersebut.d) Leopold IVLeopold IV digunakan menentukan apa yang menjadi bagian terbawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut kedalam rongga panggul, caranya: letakkan kedua tangan di sisi bawah uterus, lalu tekan ke dalam dan gerakkan jari-jari kea rah rongga panggul, dimanakah tonjolan sefalik dan apakah bagian presentasi telah masuk. Pada pemeriksan ini tidak dilakukan bila kepala masih tinggi dan pemeriksaan Leopold lengkap dapat dilakukan bila janin besar kira-kira > 36 minggu.3) Auskultasi Auskultasi dilakukan umumnya dengan stetoskop monoaural untuk mendengarkan bunyi jantung anak, bising tali pusat, gerak anak, bising rahim, bunyi aora serta usus. Bunyi jantung anak dapat di dengar pada akhir bulan ke-5, walaupun denga ultrasonografi dapat diketahui akhir bulan ke-3. Bunyi jantung anak dapat terdengar di kiri dan kanan di bawah tali pusat bila presentasi kepala, bila terdengar setinggi tali pusat maka presentasi di daerah bokong, bila terdengar pada pihak yang berlawanan dengan bagian kecil maka anak fleksi dan maka sepihak maka defleksi. Dalam keadaan sehat bunyi jantung antara 120-140 kali permenit, cara menghitung bunyi jantung dengan mendengarkan 3 x 5 detik, kemudian jumlah bunyi jantung dikalikan 4. Bila kurang dari 120 kali permenit atau lebih dari 160 kali permenit anak dalam keadaan asfiksia. Menurut Pusdiknakes (2009) ada cara memperkiraan tinggi fundus secara baku. Secara tradisional perkiraan tinggi fundus dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain simfisis pubis, umbilicus atau prosesus sifoideus. Cara tersebut dilakukan dengan tanpa memperhitungkan ukuran tubuh ibu. Sebaik-baiknya pemeriksaan (perkiraab) tersebut, hasilnya masih kasar dan dilaporkan hasilnya bervariasi. Dalam upaya standarisasi perkiraan tinggi fundus, para peneliti saat ini menyarankan menggunakan pita ukur untuk mengukur tinggi fundus dari tepi atas simfisis pubis karena memberikan hasil yang lebih akurat dan dapat diandalkan. Diketahui bahwa pengukuran dengan menggunakan pita ukuran, memberikan hasil yang konsisten antar-individu (walaupun masih terjadi sedikit variasi kecil bila semua bidan dilatih dengan cara yang sama). Juga telah dibuktikan bahwa teknik ini sangat berguna di Negara berkembang sebagai alat tapis awal dan dapat dilakukan oleh para dokter dan bidan dengan efisien yang setara (Walraven, Mkanje, van Roosmalen et al 1995, kennedy 1992, Jacobsen 1992). Penting untuk diketahui bahwa pita ukur yang digunakan hendaknya terbuat dari bahan yang tidak bisa mengendur (seperti yang digunakan pada penjahit). Kandung kemih hendaknya kosong. Pengukuran dilakukan dengan menempatkan ujung dari pita ukur pada tepi atas simfisis pubis an dengan tetap menjaga pita ukur menempel pada dinding abdomen diukur jaknya kebagian atas fundus uteri. Ukuran ini biasanya sesuai dengan umur kehamilan dalam minggu setelah umur kehamilan 24 minggu. Namun demikian bias terjadi beberapa variasi ( 1-2cm). bila deviasi lebih dari 1-2 cm dari umur gestasi kemungkinan terjadi kehamilan kembar atau polihidramnion dan bila deviasi lebih kecil berarti ada gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi fundus uteri pada kehamilan lanjut/saat persalinan dalam posisi terlentang terbukti dapat memberikan hasil pengukuran fundus uteri lebih tinggi dari sebenarnya (Engstrom, Piscianeri et al 1993), sehingga hal tersebut menyebabkan pembacaan dan perkiraan umur kehamilan yang salah. Oleh sebab itu ibu hamil dianjurkan untuk berbaring dalam posisi setengah duduk pada saat pengukuran tinggi fundus. Program nasional menganjurkan penggunaan gravidogram untuk memberikan interpretasi pertumbuhan janin dari pengukuran tinggi fundus uteri yang diukur dengan menggunakan pita ukur standar. Pengukuran tinggi fundus uteri tersebut bila dilakukan pada setiap kunjungan oleh petugas yang sama, terbukti memiliki nilai predektif yang baik, terutama untuk mengidentifikasi adanya gangguan pertumbuhan intrauterine yang berat dan kehamilan kembar. Walaupun pengukuran tinggi fundus uteri dengan pita ukur masih bervariasi operator-operator, namun variasi ini lebih kecil dibandingkan dengan metoda tradisional lainnya. Oleh karena itu penelitian mendukung penggunaan pita ukur untuk memperkirakan tinggi fundus sebagai bagian dari pemeriksaan rutin pada setiap kunjungan (Villard an Bergsjo, 1997, Nelson 1994).3. Standar Pelayanan Kebidanana. Definisi Standar Pelayanan KebidananStandar adalah keadaan ideal atau tingkat pencapaian tertinggi dan sempurna yang dengan pergunakan sebagai batas pemeriksaan. Standar juga berarti kesatuan variasi yang masih dapat diterima sebagai:1) Rumusan tentang penelitian atau nilai yang diinginkan yang mampu dicapai dan berkaitan dengan parameter yang telah di tentukan.2) Spesifikasi dan fungsi atau tujuan yang harus dipenuhi oleh suatu sarana pelayanan kesehatan agar si pemakai jasa layanan kesehatan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal dari pelayanan kesehatan yang si selenggarakan. Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab profesi bidan dalam sistem pelayanan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2007). Standar dikembangkan dengan maksud mendukung stuktur organisasi kebijakan dalam praktek profesional sebagai bidan secara optimal. Di Indonesia, standar mempunyai fungsi ganda yaiitu dalam lingkup secara keseluruhan menangani berbagai praktek kebidanan di Indonesia. Secara fisik berupa isi yang penting dan relevan untuk pelaksanaan kegiatan sehari-hari dengan demikian akan dicapai sebagai rujukan dalam mengembangkan policy, prosedur, dan perihal, rencana pendidikan bidan, serta perencanaan jangka pendek dan jangka panjang.b. Format Standar Pelayanan Kebidanan Dalam standar pelayanan kebidanan digunakan format sebagai berikut:1) Tujuan merupakan tujuan standar2) Pernyataan standar berisi tentang pernyataan tentang pelayanan kebidanan yang dilakukan dengan penjelasan tingkat kompetensi yang diharapkan.3) Hasil yang akan dicapai oleh pelayanan yang diberikan dan dinyatakan dalam bentuk yang dapat diukur.4) Prasyarat, hal yang dipergunakan (misal: alat, obat, keterampilan) agar pelaksanaan pelayanan dapat menerapkan standar.c. Ruang Lingkup Standar Pelayanan KebidananStandar Pelayanan KebidananPada pelaksanaan pemeriksaan kehamilan meliputi:1) Identifikasi ibu hamilBertujuan untuk mengenali dan memotivasi ibu hamil dalam pemeriksaan kehamilannya. Adapun cara untuk mendapatkan identifikasi ibu hamil.2) Pemeriksaan dan pemantauan antenatalBertujuan untuk memberikan pelayanan dan pemantauan antenatal berkualitas kepada ibu hamil. Adapun hal-hal yang dilakukan oleh bidan:a) Bersikap ramah, sopan, beristirahat, pada setiap kunjunganb) Melakukan anamnesec) Mengisi kartu ibu secara lengkapd) Memastikan kehamilan ibu diharapkane) Tanyakan HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir) dan tentukan HPL (Hari Perkiraan Lahir)f) Pemeriksaan kadar Hb (Hemoglobin)g) Memberikan imunisasi TT (Tetanus Toxoid) sesuai dengan kebutuhanh) Memeriksakan urine untuk tes protein dan glukosa sesuai indikasii) Menimbang berat badanj) Mengatur tekanan darah dengan dengan porsi ibu hamil duduk atau berbaring dengan mengganjal punggung kiri dengan bantalk) Periksa Hb (Hemoglobin) ulang umur kehamilan 28 minggu atau lebih, sering jika ada tanda-tanda anemial) Memberikan tablet zat besi dan pastikan ibu meminumnya dan tidak dengan teh atau kopim) Memeriksa tanda-tanda atau gejala PMS (Penyakit Menular Seksual)n) Memeriksa payudara dan memberikab penyuluhan cara merawat payudarao) Mendengarkan keluhan ibu selama hamil dengan penuh perhatian dan berikan dukungan morilp) Memberi nasihat tentang persiapan persalinan dan tempat persalinanq) Mencatat semua hasil pemeriksaan dalam kartu ibu hamil / buku KIA3) Palpasi abdomenPalpasi abdomen adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memperkirakan usia perkawinan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisis dan bagian bawah janin. Tindakan ini meliputi:a) Melaksanakan palpasi abdominal pada setiap kunjungan antenatalb) Sebelum palpasi tanyakan gerakan janin dan apa yang dirasakanc) Sebelum palpasi ibu diminta untuk mengosongkan kandungan kencingd) Baringkan ibu hamil terlentang dengan bagian atas tubuhnya disangga bantale) Periksa abdomen adalah perut atau tanda peregangan uterus yang berlebihan menggunakan metline dari sympisis pubis ke fundus uterif) Melakukan palpasi untuk menentukan bagian bawah janin (Leopold III), jika bukan kepala persalianan harus ke rumah sakit.g) Setelah usia kehamilan 37 minggu pada kehamilan pertama, diperiksa apakah telah terjadi penurunan kepala janin (Leopold IV), jika tidak masuk panggul dirujuk ke RSh) Mendengarkan denyut jantung janin selama satu menit penuh dengan memperhatikan kecepatan iramanyai) Memberitahu hasil pemeriksaan dengan suami (keluarga yang mengantarnya)j) Catat semua temuan, jika ada kelainan rujuk ke Puskesmas atau RS untuk pemeriksaan lanjut Standar pelayanan antenatal tersebut tertera pada Standar 5 mengenai palpasi abdomen. Tujuannya adalah memperkirakan usia kehamilan, pemantauan pertumbuhan janin, penentuan letak, posisi dan bagian bawah janin

HasilPerkiraan usia kehamilan yang lebih baikDiagnosis dini kelainan letak dan merujuknya sesuai dengan kebutuhanDiagnosis dini kehamilan ganda dan kelainan lain serta merujuknya dengan kebutuhanPernyataan StandarBidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan pertisipasi untuk memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi bagian terndah ,masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.

Prasyarata) Bidan telah dididik tentang prosedur palpasi abdominal yang benarb) Alat, misalnya meteran kain, stetoskop janin, bersedia dalam kondisi baikc) Tersedia tempat pemeriksaan yang tertutup dan dapat diterima masyarakatd) Menggunakan KMS ibu hamil/buku KIA, kartu ibu untuk pencatatane) Adanya system rujukan yang berlaku bagi ibu hamil yang memerlukan rujukanProsesBidan harus:a) Melaksanakan palpasi abdominal pada setiap kunjungan antenatalb) Tanyakan pada ibu hamil sebelum palpasi: apa yang dirasakannya, apakah janin bergerak, kapan haid terakhir atau kapan pertama kali merasakan gerakan janinc) Sebelum palpasi abdominal, mintalah ibu hamil mengosongkan kandung kencingnya.d) Baringkan ibu hamil terlentang dengan bagian atas tubuhnya disangga bantal. Jangan membaringkanibu hamil terlentang dengan punggung datar, karena berat uterus dapat menekan pembuluh darah balik ke jantung sehingga akan mengakibatkan pingsan.e) Pemeriksaan abdomen: adalah parut (tanyakan penyebabnya), tanda-tanda kehamilan sebelumnya, tanda peregangan uterus yang berlebihan atau kehamilan ganda (perut terlau besar, banyak bagian janin yang teraba, terabanya lebih dari satu kepala janin). Catat semua temuan dan rujuk tepat waktu ke rumah sakit jika ditemukan bekas bedah sesar, tanda berlebih/kurang cairan amnion, kehamilan ganda.f) Perkirakan usia kehamilan. Setelah minggu ke-24 cara yang paling efektif adalah dengan menggunakan meteran kain.g) Ukur dengan meteran kain dari simfisis pubis ke fundus uteri; catat hasilnya dalam cm. jika hasilnya berbeda dengan perkiraan umur kehamilan (dalamminggu) atau tidak sesuai dengan gravidogram berarti terdapat pertumbuhan janin lambat atau tidak ada, ibu perlu dirujuk.h) Lakukan palpasi dengan hati-hati untuk memeriksa letak janin. (Seharusnya memenjang. Jika tidak, dan usia kehamilan 36 minggu atau lebih, rujuk kerumah sakit).i) Dengan menggunakan dua tangan, lakukan palpasi abdominal untuk menentukan bagian bawah janin. (Kepala teraba keras dan lebih besar dibandingkan bokong. Jika kepalaberada di fundus uteri, biasanya melenting).j) Pada trimester ketiga, jika bagian bawah janin bukan kepala, persalinan harus dilakukan dirumah sakit.k) Setelah umur kehamilan 37 minggu, terutama pada kehamilan pertama periksa apakah telah terjadi penurunan kepala janin. (Kepala janin sudah melewati pintu atas panggul atau kepala janin teraba hanya dua jari diatas ppintu atas panggul). Bila kepala tidak masuk ke panggul (CPD/DKP) persalinan harus di rumah sakit.4) Pengelolaan anemiaBertujuan untuk menentukan adanya anemia pada kehamilan secara dini dan melakukan tindakan lanjut yang memadai untuk mengatasi anemia.5) Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilanAdakah tindakan yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk mengetahui secara dini atau sedini mungkin hipertensi pada kehamilan dan melakukan tindakan yang diperlukan.6) Persiapan persalinanMerupakan tindakan bidan yang diberikan pada ibu hamil pada keluarga yang bertujuan untuk memastikan bahwa persalinan direncanakan dalam lingkungan yang aman dan memadai.

4. Evaluasia. Pengertian1) Menurut WHO, evaluasi (penilaian) adalah suatu cara yang sistematis untuk mempelajari berdasarkan pengalaman dan mempergubakan pelajaran yang dipelajari untuk memperbaiki kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan serta meningkatkan perencanaan yang lebih baik dengan seleksi yang seksama untuk kegiatan mendatang.2) Evaluasi berarti menilai atau memberi nilai. Memang dalam evaluasi terlibat kegiatan memberi penilaian / judgment. (Notoatmodjo, 2005)3) Evaluasi adalah bagian integral (terpadu) dari proses menejemen. Mengapa orang melakukan evaluasi, tidak lain karena orang ingin mengetahui apayang telah dilakukan telah berjalan sesuai dengan rencana, apakah semua masukan yang di perkirakan memberi hasil dan dampak yang diharapkan (Notoadmodjo, 2005).4) Levvy dan Loomba dalam Health Care Administration menganggap evaluasi sebagai penghubung antara fungsi perencanaan dan pengawasan.b. Tujuan evaluasi dan kompenen dari kegiatan evaluasi Evaluasi bertujuan menilai hasil keseluruhan program dengan menggunakan teknik riset secara sistematis. Evaluasi dilakukan tidak hanya pada tahap akhir, tetapi juga pada tahap-tahap proses secara menyeluruh. (Green, et.al..hal. 247)c. Evaliuasi sebagai dasar pengambilan keputusan Evaluasi tentu saja harus didasarkan hasil riset, baik kuantitaif maupun kualitatif, agar dapat mengukur seberapa jauh tujuan program telah tercapai. Dengan demikian, evaluasi akan dapat memberikan penelitian secara lebih akurat tentang manfaat yang diperoleh dari satu program komunikasi kesehatan. Dengan akurasi ini setiap penilaian dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan oleh pejabat dari interaksi yang wewenang. Bagi pembuat kebijakan, informasi dari hasil evaluasi dapat memberi kesempatan untuk mellakukan analisis lebih lanjut tentang pola pelaksanaan suatu program, perluasan kelemahan, biaya serta penentuan tenaga relewan. Hasilnya dapat dijadikan bahan bagi perncana untuk memperbaiki atau mempertajam rancangan dasar program baru di tempat berbeda. Evaluasi juga dapat memberikan pemahamantentang bagaimana dan mengapa program tertentu berhasil, sedangkan program lain tidak. Studi-studi yang dilakukan dapat menunjukan kaitan yang jelas antara program yang baik dan tidak, sehingga selanjutnya dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan tentang arah kegiatan mendatang.d. Proses EvaluasiDari gambar daur evaluasi tampak bahwa evaluasi secara umum meliputi langkah-langkah berikut:1) Menetapkan apa yang dievaluasiDisebut juga menentukan fokus evaluasi. Langkah ini merupakan langkah terpenting dalam melakukan evaluasi.a) Ada beberapa cara menentukan fokus evalusi, tetapi yang paling penting dan paling sederhana adalah dengan membahas dan membuat kesepakatan dengan pihak yang meminta evaluasi. Bila orang yang terlibat berjumlah kecil sehingga dapat dengan mudah berbagi pendapat. Bila jumlah yang terlibat besar sekali, untuk memutuskan sering digunakan cara Delphi. Cara ini merupakan cara membuat keputusan beradasarkan konsensus suara terbanyak. Cara yang dianggap paling teliti ialah dengan mengkaji secara sistem, yaitu dengan menguraikan proses suatu kegiatan atau intervensi menurut unsur-unsur sistem, yaitu: masukan (input), proses (process), efek (outcome), dampak (impact), umpan balik (feed back) serta lingkungan (environment). Cara yang praktis ialah dengan membuat suatu proses yang runtut. Cara ini dipakai oleh Carol Weiss (1972), yang membuat penentuan berdasarkan logika.

DAFTAR TILIK PEMERIKSAAN ABDOMEN PADA IBU HAMILNOBUTIR YANG DINILAINILAI

ASIKAP DAN PERILAKU012

1Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri

2Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilaksanakan

3Komunikasi dengan ibu selama melakukan tindakan, ramah, sabar dan teliti, tanggap terhadap keluhan ibu

4Melakukan cuci tangan dan keringkan dengan handuk pribadi (pra dan paska tindakan)

BCONTENT/ISI

5Mempersilahkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihMempersilahkan ibu naik ke tempat tidur

6Mengatur posisi ibu dengan kaki sedikt di tekuk dan pemeriksa menghadap ke muka ibu

7Meminta ijin bahwa akn dilakukan pemeriksaan abdomenMembuka pakaian ibu dan memasangkan selimut

8Melakukan inspeksi daerah abdominal

9Melakukan pengukuran TFU dengan metode Mc. Donald

10Melakukan palpasi Leopold Ia. Mengukur tinggi fundus uterib. Meraba bagian fundus dengan kedua tangan

11Melakukan palpasi Leopold IITangan diletakkan pada sisi samping kanan dan kiri perut ibu untuk menentukan bagian yang terdapat pada kanan dan kiri perut ibu

12Melakukan palpasi Leopold IIIMeraba bagian terbawah janin dan memeriksa apakah sudah masuk panggul atau belum dengan cara menggoyang bagian terendah janin

13Melakukan Leopold IVa. Memposisikan ibu dengan kaki diluruskanb. Menghadap ke kaki ibuc. Meletakan kedua tangan pada kedua sisi bagian bawah rahim untuk menentukan seberapa masuknya bagian terendah janin ke dalam panggul (konvergen/divergen)

14Melakukakn auskultasi DJJa. Posisi pemeriksa menghadap ibub. Menentukan punctum maksimumc. Memegang nadi ibu d. Menghitung DJJ selama 1 menit penuh

15Merapihkan ibu dan membereskan peralatan

TEKNIK

16Menempatkan peralatan secara ergonomis

17Menjaga privaasi ibu

18Melaksanakan tindakan secara sistematis, efektif dan efisien

TOTAL SCORE: 36

Tabel 2.1 Checklist Evaluasi(Sumber: Check list Uji Kompetensi Bidan 2013-2014)

5. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemeriksaan abdomen Dalam penelitian ini pemeriksaan abdomen merupakan salah satu perilaku pemeriksaan kehamilan, dimana beberapa faktor yang berhubungan dengan perilaku kesehatan dalam hal ini pemeriksaan abdomen antara lain:1) Pengetahuan Menurut Notoadmodjo (2007) pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadinya setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan itu terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar penginderaan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengeahuan kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Penelitian Roger (1974) yang dikutip oleh Notoadmodjo (2007) menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap yaitu awarenest (keadaan), interst (tertarik pada stimulus), evaluation (mengevaluasi) atau menimbang baik tidaknya stimulus dan trial (mencoba) serta adaption (subjek telah berprilaku baru). Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap positif, maka prilaku tersebut akan besifat lenggeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Pengetahuan mempunyai hubungan yang eksponensial dengan tingkat kesehatan. Semakin tinggi pengetauan semakin mudah menerima konsep hidup sehat secara mandiri, keratif dan berkesinambungan, jika tingkat pengetahuan ibu baik maka diharapkan derajat kesehatan juga baik. Orang dengan pengetahuan yang baik tentang sesuatu hal cenderung akan melakukan hal yang sesuai dengan pengetahuan tersebut (Notoadmodjo,2007). Demikian pula ibu yang memilki pengetahuan yang baik tentang kehamilan akan melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.2) Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhapad suatu atau objek. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Sikap bekan merupakan suatu tindakan atau aktifitas, tetapi merupakan predispisisi tindakan atau prilaku (Notoatmodjo, 2007). Sikap juga merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek, yang diperoleh dari pengalaman atau dari orang terdekat (Notoatmodjo, 2007). Sikap akan diikuti oleh prilaku seseorang berdasarkan suka atau tidak suka terhadap hal tersebut. Jika ia menyukai maka ia akan berprilaku untuk melaksanakan hal yang ia suka berdasarkan sikap bidan dan ibu yang mendukung pemeriksaan abdomen.3) Sarana dan prasarana Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan suaptu upaya yang dilakukan didalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana. Sarana dan prasarana kesehatan adalah segala sesuatu yang menunjang dan proses pelayanan kesehatan kepada masyarakat ada di fasilitas kesehatan yang menunjang pelaksanaan pelayanan kesehatan yersebut. Sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Sarana dan prasaarana merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan baik alat tersebut adalah merupakan peralatan pembantu maupun peralatan utama, yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai (Moenir, 2011).4) Dukungan bidan/petugas kesehatan Dukungan petugas kesehatan sangat penting dalam rangka pelaksanaan menyusui dini, peran petugas kesehtan sangat diperlukan. Dukungan petugas kesehatan yakni berupa penyuluhan petugas kesehatan, berupa pesan yang disampaikan baik langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan peran serta penderita maupun masyarakat dalam pelaksanaan perilaku kesehatan (Notoadmodjo, 2007). Peran petugas kesehatan dalam pemeriksaan abdomen adalah peran langsung petugas selama proses pelayanan antenatal yang dilakukan kepada pasien. 5) Pendidikan Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, kepribadian, kedewasaan, akhlak mulia serta keterampilan yang deperlukan dirinya dan masyarakat. Semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

B. Kerangka Teori

Kerangka teori pada dasarnya adalah hunbungan antara konsep konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian yang akan dilakukan (Notoadmodjo, 2007). Berdasarkan determinan prilaku diatas, maka dapat digambarkan kerangka teori tentang pemeriksaan abdomen pada ibu hamil TM III sebagai berikut:

Disposing factionpengetahuansikapkeyakianan / kepercayaan

Pemeriksaan abdomen InpeksiPalpasiAuskultasi Enambling factorsketersediaan waktusarana dan prasaranafasilitas kesehatan yang ada

Standar Pelayanan Bebidanan

Perilaku Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan

Factor pendorongsikap petugas kesehatanmedia promosi

Gambar 2.1. Kerangka TeoriSumber: Modifikasi teori Lawrence (Notoatmodjo, 2007)

A. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep adalah suatu uraian atau hubungan antara konsep satu terhdap konsep yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan kerangka teori yang telah digambarkan diatas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Standar pelayanan Kebidanan Pemeriksaan AbdomenInpeksiPalpasiAuskultasi 0 = tidak dilakukan1= dilakukan tidak tepat2= dilakukan dengan tepat Proses Output Input

Ibu hamil

Gambar 2.2 Konsep Penelitian

C. Pertanyaan penelitian Pertanyaan penelitian adalah Bagaimanakah Gambaran Pemeriksaan Abdomen pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Sewon I tahun 2013?

38

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif observasional merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa danya, penelitian nini juga sering disebut non eksperimen. Penelitian ini menggunakan pendekatan waktu crossestional. Metode pengumpulan data menggunakan pengamatan langsung, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan tujuan memberikan gambaran secara obyektif mengenai pemeriksaan abdomen pada ibu hamil trimester III di Kecamatan Sewon (Notoatmodjo, 2010).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian1. Lokasi PenelitianPenelitian dilakukan di Puskesmas Kasihan Bantul Yogyakarta di ruang pemeriksaan ibu hamil / ANC.2. WaktuPenelitian dilakukan selama 1 bulan terhitung mulai tanggal 24 Mei 2014 s/d tanggal 24 Juni 2014

C. Populasi dan Sample1. Populasi penelitianPopulasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan yang melakukan pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil trimester III di wilayah kerja Puskesmas Sewon I dan Puskesmas Sewon II tahun 2014 yang berjumlah 32 bidan.2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2006:131). Karena jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100, maka diambil semua sebagian subyek penelitian. Sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2006:134). Sampel yang digunakan adalah 32 bidan yang praktek di wilayah kecamatan Sewon Bantul.Adapun kriteria pada penelitian ini adalah Boring Sampling atau Total Sampling yaitu sample yang mewakili jumlah populasi. Karena jumlah bidan hanya 32, maka seluruh bidan menjadi sample penelitian (Julansyah, 2011).Kriteria ekskulsi dalam penelitian ini adalah bidan yang tidak bertempat tinggal di wilayah kecamatan Sewon Bantul, Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010) variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal mengenai pemeriksaan abdomen pada ibu hamil trimester III.

E. Definisi Operasional Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variable atau apa yang diukur oleh variable yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010). Definisi operasional dalam penelitian ini dapat dilihat pada table sebagai berikut:

Definisi OperasionalVariabelDefinisi OperasionalAlat UkurPengukurannya

SkalaPenilaian

Pemeriksaan abdomen pada ibu hamil trimester III Tindakan yang dilakukan oleh Bidan kepada ibu hamil menggunakan prasat. Dengan cara inpeksi yaitu dengan mengamati daerah perut ibu melihat ada atau tidaknya linea nigra, strie gravidarum, luka bekas operasi. Palpasi yaitu melakukan rabaan pada perut ibu dapat dilakukan menggunakan prasat Leopold untuk mengetahui letak, presentasi, posisi, variasi dan engegmen janin. Auskultasi yaitu mendengarkan denyut jantung janin dengan menggunakan Doppler untuk mengetehui kesejahteraan janin didalam kandungan ibu.Check ListOrdinal0 = tidak dilakukan 1= dilaukan tapi tidak sesuai protap2 = dilakukan sesuai dengan protap

Gambar 3.1 Definisi Operasional(sumber: Musrifatul dan Aziz, 2006)

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data1. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpulan data penelitian yang digunakan adalah lembar checklis. Checklis baku standar operasional prosedur yang setiap item memiliki alternative skor. Skor 0 untuk item yang tidak dilakukan, skor 1 dilakukan tapi tidak tepat dan skor 2 untuk item yang dilakukan dengan tepat.Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi lembar checklist pada pemeriksaan abdomen pada ibu hamil trimester III.Uji validitas dan uji reabilitas tidak dilakukan karena dalam penelitian ini menggunakan checklist Standar Operasional Prosedur (SOP) (Uji Kompetensi Bidan, 2014)2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah semua bentuk penerima data yang dilakukan dengan cara merekan kejadian, menghitungnya, mengukurnya, dan mencatatnya (Arikunto, 2010). Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan checklist pada saat bidan memeriksa kehamilan ibu, peneliti tanpa sepengetahuan responden mengamati langkah-langkah pemeriksaan abdomen dan menanyakan pada responden mengenai pendidikan, umur, dan masa kerja. Pertanyaan tersebut ditanyakan kepada semua responden yang melakukan pemeriksaan abdomen pada ibu hamil trimester III.

G. Metode Pengolahan dan Analisa Data1. Metode Pengolahan Dataa. EditingUpaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terumpul.b. CodingPemberian kode dalam penelitian menurut kategori karakteristikUmur < 30 tahun kode130-40 tahun2> 40 tahun3Pendidikan DI1DIII2D IV/S13S 24Masa kerja < 5 tahun15-10 tahun2> 10 tahun3c. Memasukkan Data (Entry)Data entri adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master tabel atau data computer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bias juga dengan membuat tabel kontigensi.d. Pembersihan Data Cleaning)Cleaning adalah pengecekan kembali data-data yang sudah dimasukan untuk memastikan data bebas dari kesalahan.e. Penyajian Data (tabulating)Tabulating adalah menyajikan data dalam bentuk tabel sesuai dengan urutan agar mudah dalam pembacaan data.

H. Analisa Data Analisa data penelitian ini menggunakan analisa kuantitatif, analisa kuantitatif yaitu pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan teknik statistic untuk mengolah data yang berbentuk angka (Notoatmodjo, 2010). Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian dari hasil penelitian yang akan menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010) pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel. Analisis untuk variabel yang akan diteliti menghasilkan distribusi angka berupa presentase yang dihitung menggunakan rumus:

P = x 100%Rumus =

Keterangan:P = ProsentaseX = Jumlah skor tepatN = Jumlah total skore (Notoatmodjo, 2005:188)

I. Pelaksanaan Penelitian1. Tahap persiapan Tahap ini dilakukan untuk mempersiapkan proses penelitian. Pada tahap ini dipersiapkan semua prosedur yang akan dilakukan untuk melaksanakan penelitian yaitu mulai dari pengajuan judul sampai dengan pengurusan surat ijin penelitian yang dimulai bulan Januari sampai April 2014. Tahap-tahap yang ditempuh dalam penelitian ini yaitu:a. Penentuan masalah penelitian yang didapatkan melalui study pendahuluan.b. Menentukan acuan penelitian yang bersumber dari buku, mkalah dan internet.c. Pengajuan judul penelitian.d. Konsultasi dengan pembimbing mengenai judul penelitiandan menentukan langkah-langkah dalam penyusunan proposal.e. Mengadakan studi pustaka untu menentukan acuan penelitian yang bersumber dari buku, makalah dan internet.f. Mengurus surat ijin untuk melakukan studi pendahuluan di Puskesmas Sewon I dan Sewon II.g. Mengadakan studi pendahuluan kepada Bidan Puskesmas Sewon I dan Sewon II.h. Menyusun proposal penelitian.i. Konsultasi dengan pembimbing dan melakukan revisi.j. Mempresentasikan proposal penelitian.k. Mengurus surat ijin pelaksanaan penelitian dari STIKES A. Yani Yogyakarta yang ditunjukan kepada Dinas Perijinan Kabupaten Bantul, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul dan Kepala UPT Puskesmas Sewon I dan Puskesmas Sewon II.2. Tahap pelaksanaan Pada tahap pelaksanaan ini dimulai pada bulan Mei 2014 yang meliputi tahap pengumpulan data oleh peneliti dengan langkah-langkah pengambilan data sebagai berikut:a. Peneliti datang ke Puskesmas Sewon I dan Sewon II di ruang KIA pada jadwal pelayanan kehamilan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada Bidan yang bertugas.b. Pengamatan/observasi pemeriksaan abdomen.c. Pengumpulan hasil observasi.3. Pembuatan laporan Pembuatan laporan ini akan dimulai pada bulan Juni 2014 dengan tahapan dimulai dari pengolahan data dan diakhiri dengan seminar hasil penelitian.Langkah dalam pembuatan laporan penelitian ini yaitu:a. Menyusun laporan akhir meliputi BAB IV yang berisi tentang hasil penelitian, pembahasan dan keterbatasan penelitian. BAB V berisi tentang kesimpulan dan saran.b. Penyajian hasil penelitian dilanjutkan dengan seminar.

J. Etika Penelitian Penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek tidak boleh bertentangan dengan etika. Tujuan penelitian ini harus etis. Dalam arti hak responden dan yang lain dilindungi (Hidayat, 2007:93). Pada penelitian ini peneliti menggunakan subjek penelitian yaitu bidan praktek di wilayah kecamatan Sewon Bantul untuk melakukan penelitian, peneliti perlu mendapatkan rekomendasi dari institusi atau pihak lain dengan mengajukan permohonan ijin kepada institusi atau lembaga terkait tempat penelitian. Setelah mendapat persetujuan, barulah melakukan penelitian dengan menekankan maslah etika yang meliputi:1. SukarelaDalam melakukan penelitian bersifat sukarela tida ada unsure paksaan atau tekanan secara langsung maupun tidak langsung kepada calon responden atau sampel yang akan diteliti sehingga tetap menghormati keputusannya.tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati haknya.2. Tanpa Nama (Anonim)Tanpa nama yaitu memberikan jaminan dalam penggunaan subjek peneliti dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (confidentiality)Kerahasiaan adalah menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah lainnya semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian.DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S., 2010.Prosedur penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.Depkes RI, 2009. Praktik kebidanan. JakartaDinas Kesehatan Yogyakarta (2013) Profil kesehatan Kabupaten BantulHelen Varney,dkk 2008. Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGCIBI, 2006. Standar Pelayanan Kebidanan. JakartaKemenkes RI, 2011Mandriwati, G.A,. 2008 )Manuaba dkk., 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.Notoatmodjo, S., 2007. Promosi Kesehatan Teori dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. ., 2008. Promosi Kesehatan Teori dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta. ., 2010. Metodeologi penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.Sarwono, 2007. Ilmu Kebidanan. EGC. JakartaSugiono, 2007. Metode Penelitian, ECG. JakartaWHO, 2010, Global Health Observatory (GHO.Tersedia di : http://www.who.int/ gho/countries/idn/en/)Uliyah, M dan Aziz, A.2006. Praktik klinik kebidanan. Salemba medika. Jakarta.Noor, Juliansyah. 2011. Metodologi penelitian.kharisma putra utama. Jakarta. Depkes RI, 2009. Buku Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.