preskas sugiyanto

29
LAPORAN KASUS I. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. S Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 1 Januari 1975 Umur : 40 tahun Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Jl. Palmeriam GG. V/37 RT 16/08 Matraman Jaktim Pekerjaan : Tidak Bekerja Pendidikan Terakhir : Sarjana Teknik Status Pernikahan : Belum Menikah Tanggal masuk RS : 2 Februari 2015 II. RIWAYAT PSIKIATRI Alloanamnesis : 24 Februari 2015 Autoanamnesis : 24 Februari 2015 A. Keluhan Utama Pasien sering marah-marah sejak 3 hari SMRS. B. Riwayat Gangguan Sekarang Alloanamnesis Sejak 3 hari SMRS pasien mengamuk dan membanting piring serta memukul orang tua pasien. 1

Upload: qoyumiahqoyumiah

Post on 18-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

skizofrenia

TRANSCRIPT

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. S

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 1 Januari 1975

Umur : 40 tahun

Agama : Islam

Suku : Jawa

Alamat : Jl. Palmeriam GG. V/37 RT 16/08 Matraman Jaktim

Pekerjaan : Tidak Bekerja

Pendidikan Terakhir : Sarjana Teknik

Status Pernikahan : Belum Menikah

Tanggal masuk RS : 2 Februari 2015

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Alloanamnesis : 24 Februari 2015

Autoanamnesis : 24 Februari 2015

A. Keluhan Utama

Pasien sering marah-marah sejak 3 hari SMRS.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Alloanamnesis

Sejak 3 hari SMRS pasien mengamuk dan membanting piring serta

memukul orang tua pasien. Pasien selalu mengamuk apabila permintaan os

tidak dipenuhi orang tua. Permintaan os macam – macam, mulai dari os minta

menikah, pekerjaan hingga os meminta uang. Pasien juga sempat ingin

menggadaikan sertifikat rumah untuk dibelikan mobil. Pasien juga sering

meminta uang tetangga dan marah dan menendang nendang serta merusak

kaca rumah tetanngga apabila permintaan os tidak dituruti. Menurut Pasien,

orang tua pasien merupakan orang tua yang mampu yang dapat membeli

1

segalanya. Sehingga pasien merasa semua permintaannya harus dipenuhi.

Biasanya perilaku os seperti ini jika pasien tidak minum obat. Jika pasien

minum obat perilaku pasien lebih mendingan, seperti bila pasien meminta

uang 50 ribu tetapi ayahnya hanya memberi 20 ribu, pasien tidak akan protes

dan marah.

Orang tua pasien sering mengamati bahwa pasien sering tertawa sendiri

dan berbicara sendiri. Bila ditanya berbicara dengan siapa pasien tidak

menjawab.

5 hari smrs pasien juga sering uring – uringan mondar mandir. Pasien

merasa ada orang yang datang ke rumahnya dan pasien tidak senang dengan

kedatangannya. Pasien menyuruh ayah pasien untuk mengusir orang tersebut

dan menutup pintu. Orang tua mengaku tidak ada orang yang datang.

Orang tua pasien sudah merawat pasien selama kurang lebih 25 tahun.

Awalnya pasien sadar ia sakit dan pasien patuh minum obat dapat bekerja dan

menyelesaikan kuliah. Semakin kesini ketika pasien sudah tidak bekerja dan

hanya di rumah pasien makin sering malas minum obat dan marah marah.

Setelah tidak bekerja pasien hanya dikamar bermain laptop dan mengetik.

Hubungan pasien dengan orang tua dan kakak adiknya cukup baik.

Adakalanya pasien menelepon kakak adiknya untuk menanyakan kabar

mereka.

Autoanamnesis

Pasien mengaku datang atas keinginan sendiri dan tujuan datang kemari

adalah untuk beristirahat dan menenangkan diri. Pasien menyangkal bahwa

pasien marah – marah, memecahkan piring dan menendang – nendang pintu.

Pasien mengaku tidak minum obat karena obatnya tidak ada dan pasien

merasa tidak bisa tidur selama tiga malam. Pasien merasa pasien belum punya

penghasilan yang cukup. Untuk mendapatkan penghasilan yang cukup pasien

merasa harus cepat menyelesaikan S-2 dan segera bekerja.

2

Pasien merasa ada pihak lain yang iri terhadap keberhasilan keluarga

pasien. Sehingga, pihak tersebut berusaha menekan dan menyingkirkan pasien

dan membuat hidup pasien terhambat.

Pasien merupakan seorang kolonel TNI AU lulusan AAU. Pasien

mengaku sedang ada proyek pengadaan senjata yang bekerjasama dengan TNI

dan Polri. Pasien sedang membuat senjata rudal yang berisi virus H5N1.

Ketika ditanya dimana senjatanya pasien mengaku sedang

menyembunyikannya dan akan memperlihatkannya jika sudah jadi.

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatri

Pasien sudah mengalami gangguan jiwa sejak 1993. Pasien

didiagnosis Skizofrenia. Pasien tahu bahwa dirinya sedang sakit dan harus

minum obat rutin.

Orang tua pasien mengaku pasien rutin kontrol dan patuh meminum

obat. Pasien dapat menyelesaikan pendidikan S1 dan bekerja.

4 tahun SMRS ketika pasien sudah tidak bekerja pasien mulai tidak

patuh minum obat dan mulai bolak balik dirawat di paviliun Amino.

2. Riwayat Medik Umum

Orang tua pasien mengaku saat STM os pernah dikeroyok dan

menyebabkan os kejang dan koma dan dirawat di ICU. Pasien mengaku

memiliki riwayat sakit liver sejak tahun 2002 dan diberikan obat curcuma.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Saat STM pasien pernah menghisap 20 linting ganja dan pasien

merasa badannya enteng.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien lahir cukup bulan dengan persalinan normal. Pasien merupakan

anak ketiga. Saat bayi pasien dirawat oleh ayah dan ibunya.

2. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)

3

Menurut ayah pasien, tumbuh kembang pasien sama dengan anak

sebayanya, imunisasi lengka.

3. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

Menurut Ayah pasien, pasien merupakan anak yang berprestasi, rajin dan

pintar. Pasien selalu mendapatkan ranking 5 besar disekolahnya. Karena

itu orang tua tidak terlalu memperhatikan pasien karena dianggap bisa.

Pasien tidak dimanja.

4. Masa Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)

Pasien tumbuh seperti anak seusianya. Pasien merupakan anak yang

berprestasi. Pasien mendapatkan beasiswa di Sekolah Teknik Mesin Budi

Oetomo. Menurut orang tua pasien, pasien sering bermain bola. Pasien

tidak ikut serta dalam organisasi. Saat SMA pasien sering mendapatkan

beasiswa. Pasien juga pacaran saat SMA tetapi tidak serius. Pasien

merupakan orang yang penurut, bila dinasehati dan mudah bergaul. Pasien

memiliki cita- cita untuk kuliah dan bekerja. Pasien tidak mau menjadi

tentara seperti ayahnya karena untuk masuk tentara menggunakan cara

yang tidak sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran pasien.

5. Masa Dewasa

a. Riwayat Pendidikan

Pasien merupakan lulusan STM 1 Boedi Utomo Jakarta. Lalu

melanjutkan kuliah Teknik Mesin di Sekolah Teknik Mesin Budi

Oetomo. .

b. Riwayat Pekerjaan

Saat kuliah tahun 1997 pasien pernah bekerjadi TMII sebagai front

officer. Pasien bekerja selama setahun dan pasien keluar akibat pasien

merasa pekerjaannya mengganggu kuliahnya. Pasien pernah bekerja di

Bank Lippo, ABN Amro, Intisurya, dan Krakatau Steel. Pasien

mengaku sering pindah akibat pasien tidak betah bekerja. Pekerjaan

terakhir pasien 4 tahun SMRS sebagai Mechanical Engineer di PT.

Krakatau Steel Cirebon.

4

e. Riwayat Pernikahan

Pasien menikah satu kali pada tahun 2004 dan pasien belum dikaruniai

anak. Pasien ditinggal oleh istrinya pada tahun 2008.

f. Riwayat Kehidupan Beragama

Pasien beragama islam dan semenjak pasien sakit, pasien sudah jarang

shalat.

g. Riwayat Psikoseksual

Pasien memiliki orientasi seksual heteroseksual. Pasien mengaku

pernah berpacaran 1 kali dengan perawat ketika pasien bekerja di

bagian ICU. Pada saat itu ayah pasien setuju dan merestui pasien

untuk menikah akan tetapi ketika pasien ingin melamar, pihak

keluarga perempuan menolak pasien. Hal tersebut membuat pasien

sangat sedih. Semenjak saat itu, pasien mulai terlihat sering merenung,

berdiam diri dikamar dan tidak bisa tidur. Pasien kemudian dijodohkan

dengan istrinya yang sempat dinikahinya.

h. Aktivitas Sosial

Menurut ayah pasien, dahulu pasien mudah bergaul dengan

lingkungannya. Saat ini, pasien mudah marah terhadap keluarga dan

tetangganya apabila permintaannya tidak dipenuhi.

i. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak pernah melakukan tindakan pelanggaran hukum maupun

berurusan dengan pihak berwajib.

j. Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak pertama dari 6 bersaudara. Ayah pasien

merupakan mantan anggota AURI akan tetapi sudah pensiun dan

sekarang menganggur. Ibu pasien merupakan seorang ibu rumah

tangga. Pasien memiliki satu orang adik laki-laki dan empat orang adik

perempuan. Tidak ada anggota keluarga pasien yang memiliki

gangguan jiwa.

5

k. Situasi Kehidupan Sekarang

Sekarang pasien tinggal di Komplek AU Dwikora no 47, Cibinong

dengan kedua orang tuanya. Adik-adik pasien sudah berkeluarga dan

tinggal terpisah dari orang tuanya.

l. Persepsi

i. Pasien tentang diri dan lingkungannya

Pasien menganggap bahwa dirinya adalah ilmuwan yang bisa

menciptakan banyak alat teknologi dari bahan apapun termasuk

rumput.

ii. Persepsi keluarga tentang diri pasien

Ayah pasien menggambarkan pasien sebagai anak yang cerdas,

pendiam dan tertutup.

iii. Mimpi, fantasi dan nilai-nilai

6

Pasien mengaku pernah bermimpi ikut perang dan tertembak di

bagian perutnya hingga saat terbangun terdapat darah yang berceceran

di tempat tidur. Pasien memiliki keinginan membuat robot yang bisa

terbang untuk membantu pesta barbeque yang akan diadakan pasien di

Paviliun Amino. Pasien juga ingin membuat roket dari rumput dan

membuat berbagai macam softwere dengan energi foton. Pasien

memiliki prinsip “everything can make everything from everything”.

III. STATUS MENTAL

Pemeriksaan di lakukan pada tanggal 20 Februari 2015

a. Deskripsi Umum :

i. Penampilan

Pasien berjenis kelamin laki-laki berusia 47 tahun dengan penampilan

sesuai dengan usia, kulit berwarna sawo matang, berambut hitam, pendek

beruban. Pada saat wawancara pasien menggunakan kaos berkerah

berwarna abu-abu kotak-kotak dan celana pendek dan menggunakan

sandal jepit. Perawatan diri cukup baik.

ii. Perilaku dan akitivitas psikomotor

Secara umum perilaku pasien aktif dan suka berbicara. Selama wawancara

pasien duduk tenang di kursi didalam bangsal amino. Kontak mata dengan

pemeriksa baik. Komunikasi antara pasien dengan pasien lain berjalan

baik.

iii. Sikap terhadap pemeriksa

Pasien kooperatif dalam bercerita dan menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh pemeriksa walaupun terkadang cerita pasien cenderung

melompat-lompat dengan tema lain yang tidak berhubungan dengan

sebelumnya.

b. Mood dan Afek

i. Mood : Eutim

7

ii. Afek : Luas

iii.Keserasian : Serasi

c. Pembicaraan

Pasien mampu berbicara dengan lancar, volume sedang, artikulasi jelas,

intonasi cukup dan irama teratur. Pasien dapat menjawab pertanyaan akan tetapi

jawaban pasien terkadang tidak masuk akal dan melompat-lompat.

d. Gangguan Persepsi

Gangguan Persepsi Ada / tidak

Halusinasi Visual AdaHalusinasi Auditorik AdaHalusinasi Olfaktorik Tidak adaHalusinasi Gustatorik Tidak adaHalusinasi Taktil AdaIlusi Tidak ada

e. Pikiran

i. Bentuk pikiran : Non-Realistik

ii. Isi pikiran

1). Ditemukan waham bizzare : pasien yakin dapat membuat robot, membuat

roket dari rumput dan dapat dibuat hanya dengan menuliskan rumus-

rumus dalam kertas.

2). Ditemukan waham kebesaran : Pasien yakin bahwa dirinya bisa

menciptakan alat-alat teknologi yang terbuat dari rumput

iii. Proses Pikir : Dereisme

iv. Bentuk Pikir : Asosiasi Longgar

f. Sensorium dan kognitif

i. Taraf kesadaran dan kesiagaan

8

1). Kesadaran : compos mentis

2). Kualitas : baik

3). Respon buka mata : spontan membuka mata

4). Respon motorik : mengikuti perintah

5). Respon verbal : berorientasi dengan baik

ii. Orientasi

1). Waktu : Baik, pasien dapat membedakan waktu saat pagi, siang dan

malam pasien juga dapat mengetahui tanggal, hari, dan jam

2). Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa dirinya berada di RSPAD

Gatot Soebroto

3). Personal : Baik, Pasien dapat mengenali dokter pemeriksa, koas,

perawat, teman-teman sebangsalnya dan anggota keluarganya.

iii.Daya ingat

1). Jangka panjang : Baik, pasien dapat mengingat tanggal lahir, dimana

pasien bersekolah, nama-nama anggota keluarganya

2). Jangka sedang : Baik, pasien dapat mengingat aktivitas yang dilakukan

dalam seminggu terakhir dan mampu mengingat

siapa nama dokter muda yang ngobrol dengan

pasien.

3). Jangka pendek : Baik, pasien dapat mengingat menu makan pagi

sebelum wawancara.

4). Jangka Segera : Baik, pasien dapat mengulang kata-kata yang

disebutkan pemeriksa dengan baik dan berurutan

iv. Konsentrasi dan perhatian

Baik, pasien tidak mengalami kesalahan saat melakukan

penjumlahan dan pengurangan.

v. Kemampuan membaca dan menulis

Pasien dapat menulis nama dan alamatnya sendiri serta dapat

membaca ulang tulisannya sendiri dengan baik.

vi. Kemampuan visuospasial

9

Pasien dapat mengambarkan jam dan memperlihatkan arah jarum

panjang dan jarum pendek dengan baik.

vii. Pikiran abstrak

Baik, pasien dapat menjelaskan peribahasa sederhana yang diberikan

oleh pemeriksa “Besar pasak daripada tiang”.

viii. Intelegenesia dan kemampuan informasi

Baik, pasien dapat menjawab dengan benar nama presiden RI dan

nama presiden pertama RI.

g. Pengendalian impuls

Pengendalian impuls pasien baik, pasien dapat mengendalikan diri

dengan berperilaku baik dan sopan.

h. Daya nilai dan tilikan

i. Daya Nilai Sosial

Baik, pasien bersikap sopan terhadap dokter, koas, perawat dan seluruh

penghuni Paviliun Amino

ii. Penilaian Realita

Penilaian realita terganggu, karena pasien kurang mampu membedakan

antara hal yang nyata dan tidak nyata.

iii. Tilikan

Derajat 1 pasien menyangkal sedang sakit, pasien mengaku di bawa ke

RSPAD karena tidak mau membocorkan pasword software

iv. Reliabilitas

Secara umum, dapat dipercaya baik alloananmnesis maupun

autoanamnesis.

IV. PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Interna

Keadaan umum : baik

10

Kesadaran : kompos mentis

Status gizi : BB = 60 kg, TB = 155cm

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 86 x/menit

Pernapasan : 20 x/menit

Suhu : afebris

Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak

ditemukan kelainan

THT : sekret (-), palpasi pada daerah sinus maksilaris tidak

dirasakan nyeri

Mulut : stomatitis (-), gigi rapi, terlihat agak kekuningan

Leher : tidak terdapat pembesaran KGB dan pembesaran tiroid.

Paru : vesikuler (+/+), ronkhi (-), whezzing (-)

Jantung : BJ 1- BJII reguler, gallop (-), murmur (-)

Abdomen : Cembung, supel, tidak ada nyeri tekan, bising usus normal

Ekstremitas : Akral hangat, capillary refill time <2”, tidak ada edema

Kulit : dalam batas normal

B. Status Neurologis

GCS : 15

Tanda Rangsangan Meningeal : negatif

Tanda efek ekstrapiramidal : tidak ditemukan

Motorik : 5/5/5/5

Sensorik : dalam batas normal

V.

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Telah diperiksa seorang laki-laki berusia 40 tahun, tidak bekerja dengan status lajang.

Pemeriksaan dilakukan di Bangsal Paviliun Amino RSPAD Gatot Subroto pada

11

tanggal 24 Februari 2015. Pasien dirawat pada tanggal 2 Februari 2015 dengan

keluhan utama mengamuk jika permintaannya tidak dikabulkan. Berdasarkan

alloanamnesis pasien sering terlihat tertawa sendiri dan berbicara sendiri. Pasien juga

menganggap gangguan jiwa merupakan penyakit keturunan sehingga pasien melihat

orang tuanya tidak sakit jiwa dan menganggap dirinya tidak sakit jiwa. Sehingga

pasien mulai tidak rutin minum obat.

Pasien menyadari dirinya memilii gangguan jiwa skizofrenia sejak 1993 dan harus

meminum obat setiap hari. Pasien rutin minum obat dan pasien dapat menyelesaikan

kuliah dan bekerja. Sampai 4 tahun smrs tidak bekerja pasien mulai tidak patuh

minum obat dan sering dirawat di paviliun amino akibat tidak patuh minum obat.

Pada pemeriksaan status mental tanggal 24 Februari 2015 ditemukan waham bizzare,

kejar dan grandiose. Proses pikir dereisme dan bentuk pikir sirkumtansial. Artikulasi

bicara pasien terganggu Hasil RTA didapatkan terganggu.

VII.FORMULASI DIAGNOSTIK

Aksis I

Berdasarkan anamnesis, riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan,

pada pasien ini ditemukan adanya pola perilaku, pikiran, dan perasaan yang

secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress) dan

hendaya (disability) dalam fungsi pekerjaan dan sosial. Dengan demikian

berdasarkan PPDGJ III dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami suatu

gangguan jiwa.(1)

Anamnesis, riwayat penyakit medis, pasien tidak pernah mengalami

trauma kepala atau penyakit lainnya yang secara fisiologis dapat menimbulkan

disfungsi otak sebelum menunjukkan gejala gangguan jiwa. Oleh karenanya,

gangguan mental organik dapat disingkirkan (F00-09). Pada pasien tidak

didapatkan riwayat penggunaan alkohol atau zat psikoaktif sebelum timbul gejala

penyakit yang menyebabkan perubahan fisiologis otak, sehingga kemungkinan

adanya gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif dapat

disingkirkan (F10-19).

12

Pada pasien terdapat adanya gangguan dalam penilaian realita karena

adanya psikopatologi gangguan persepsi yaitu halusinasi auditorik dan visual.

Gangguan isi pikir yaitu waham bizzare, waham kebesaran. Gejala tersebut

dialami pasien selama kurang lebih dari 19 tahun, sehingga dapat digolongkan

kedalam gangguan psikotik kelompok skizofrenia (F20). Dalam kurun waktu

tersebut pasien telah mengalami sekitar sepuluh kali episode yang tidak ada akhir

yang jelas di masa lalu dengan gejala-gejala yang kurang lebih hampir sama.

Maka dari itu, berdasarkan PPDGJ III ditegakkan diagnosis untuk aksis I adalah

Skizofrenia Paranoid Berkelanjutan (F20.0).(1-2)

Aksis II

Tidak ditemukan kelainan.(1)

Aksis III

Suspek Sirosis Hepar

Aksis IV

Pada aksis IV ditemukan adanya masalah yang berkaitan dengan

Psikoseksual dan Masalah Pekerjaan dan Masalah interaksi dengan sosial. s

Aksis V

Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global

Assessment Of Functioning (GAF) menurut PPDGJ III, didapatkan GAF

tertinggi dalam satu tahun terakhir (HLPY) didapatkan jika 60-51 yakni beberapa

gejala ringan, menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum baik. Untuk

saat ini 70-61 dengan gejala sedang (moderete), disabilitas sedang.(1)

VII EVALUASI MULTI AKSIAL

Aksis I : Skizofrenia Paranoid Berkelanjutan (F20.00)

Aksis II : Belum dapat didiagnosis, diduga ciri kepribadian Skizoid

Aksis III : Belum ditemukan diagnosis

Aksis IV : Masalah dalam keluarga

Aksis V : GAF saat ini 60-51, HLYP 70-61

13

VIII. DIAGNOSIS

Diagnosis Kerja : F20.0 Skizofrenia Paranoid

Diagnosis Banding : - F20.1 Skizofrenia Hebefrenik

- F00-F09 Gangguan Mental Organik

- F10-F19 Gangguan Mental dan Perilaku akibat

Penggunaan Zat Psikoaktif

IX. DAFTAR MASALAH

A. Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan

B. Psikologik

i. Gangguan Persepsi : Halusinasi auditorik dan visual dan halusinasi

taktil

ii. Proses pikir : Flight of Ideas, Dereisme

iii. Isi pikir : Waham bizzare dan waham kebesaran

iv. Bentuk pikir : Asosiasi longgar

v. RTA : Terganggu

vi. Tilikan : Derajat 1

C. Lingkungan dan Sosioekonomi

Lingkungan keluarga, riwayat kehidupan berkeluarga di masa lalu dan

lingkungan pekerjaan mempengaruhi keadaan psikologis pasien

X. PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad malam

Quo ad fungsionam : dubia ad bonam

14

XI. RENCANA TERAPI

a. Farmakologi

1). Aripiprazole 1x10 mg

2). Clozapine 1x100 mg

b. Non-Farmakologi

Terhadap pasien:

Psikoterapi suportif:

1). Memberikan penjelasaan pada pasien yang bersifat komunikatif, edukatif

dan informatif tentang keadaan pasien sehingga pasien dapat menjaga

kepatuhan minum obat, mengerti tentang gangguan yang dideritanya dan juga

menyadari bahwa ada kemungkinan bahwa keluhan-keluhan yang dideritanya

disadari oleh faktor psikologis

2). Mengembalikan pasien pada fungsi optimal terutama dalam kehidupan

sosioekonomi, minimal pasien bisa menjalani aktivitas sehari-hari dan

merawat kebersihan diri dengan baik.

Kepada keluarga

1). Memberikan penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif dan edukatif

mengenai penyebab penyakit pasien, gejala-gejalanya, faktor-faktor yang

memberatkan. Sehingga keluarga bisa menerima dan mengerti keadaan

pasien serta mendukung proses terapi dan mencegah kekambuhan.

2). Keluarga diharapkan mampu mengawasi kepatuhan pasien untuk kontrol

minum obat maupun kontrol berobat jika obat habis untuk memantau

perjalanan penyakit pasien dan tindak lanjut dari pengobatan yang didapat

pasien.

XII. DISKUSI

Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu

gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi,

pikiran, afek, dan perilaku seseorang. Kesadaran yang jernih dan kemampuan

15

21

intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun defisit kognitif tertentu dapat

berkembang kemudian.(3)

Kriteria diagnosis Skizofrenia menurut PPDGJ III

1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua

gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang jelas atau kurang tajam) :

a. Isi Pikiran

1) ”thought eco” = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema

dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya

sama, namun kualitasnya berbeda.

2) ”thought insertion or withdrawl” = isi pikiran yang asing dari luar

masukke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar

oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawl)

3) ”thought broadcasting” = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain

atau umum mengetahuinya.

b. Waham

1) ”delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu

kekuatan tertentu dari luar

2) ”delusion of passivity” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah

terhadap suatu kekuatan dari luar

3) ”delusion of influence” = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu

kekuatan tertentu dari luar

4) “delusion perception” = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang

bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau

mukjizat.

c. Halusinasi auditorik

1) Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap

perilaku pasien

2) Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai

suara yang berbicara)

3) Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.

16

d. Waham-waham menetap jenis lainnya yang menurut budaya setempat

dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, mislanya perihal keyakinan

agama atau politik tertentu atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia

biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca atau berkomunikasi dengan

makhluk asing dari dunia lain)

2. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

a. Halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh

waham yang mengembang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan

afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan yang menetap atau

apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus

menerus.

b. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah, posisi tubuh tertentu

(posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor

c. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation)

yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau

neologisme.

d. Gejala gejala ”negatif” seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan

response emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang

mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja

sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi

atau medikasi neuroleptika.

3. Adanya gejala gejala khas tersebut di atas telah berlangsung selama kurun waktu

satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal)

4. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu

keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behaviour),

bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, sikap larut dalam

diri sendiri, tidak berbuat sesuatu, dan penarikan diri secara sosial.(1)

Skizofrenia diklasifikasikan menjadi 5 yaitu katatonik, hebefrenik, residual,

paranoid, dan yang tak terdefinisi. Skizofrenia paranoid sendiri merupakan salah satu

17

sub tipe dari Skizofrenia. Kriteria diagnosis untuk Skizofrenia paranoid menerut

PPDGJ III :

a. Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.

b. Sebagai tambahan:

1) Halusinasi dan/atau waham harus menonjol

a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah,

atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit

(whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing)

b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual, atau

lain-lain perasaan tubuh. Halusinasi visual mungkin ada tetapi jarang

menonjol

c) Waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham dikendalikan

(delusion of control), dipengaruhi (delusion of influence), atau passivity

(delussion of passivity), dan keyakinan dikejar-kejar beraneka ragam,

adalah yang paling khas

2) Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala

katatonik secara relatif nyata/ tidak menonjol.

Untuk pengobatan psikofarmaka, pengobatan yang dipilih pada pasien ini

adalah pemberian Aripiprazole dan Clozapine. Kedua obat tersebut termasuk kedalam

obat antipsikotik golongan atipikal. Mekanisme kerja obat golongan atipikal adalah

dengan memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaptik neuron di otak, khusunya

di sistem limbik dan sistem ekstrapiramidal sehingga efektif untuk gejala positif.

Obat ini juga efektif untuk gejala negatif dengan berafinitas juga terhadap reseptor

serotonin (5HT2). Efek sampingnya dapat berupa sedasi, gangguan otonomik

(hipotensi, mulut kering), gangguan ekstrapiramidal (Parkinson-like Syndrome yaitu

tremor dan rigiditas). Namun, efek samping antipsikotik atipikal lebih minimal dari

antipsikotik tipikal.(2)

18

DAFTAR PUSTAKA

1. Maslim, Rusdi. (2013). Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III dan DSM V),

Cetakan kedua. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya.

2. Maslim, Rusdi. (2007). Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik,

edisi ketiga. : Jakarta : Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya

3. Sadock BJ, Sadock VA. (2013). Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis

Edisi 2. Jakarta: EGC,

4. Agus, Dharmady. Psikopatologi. (2003). Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa

dan Perilaku Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

19