preskas

19
PRESENTASI KASUS PRESENTASI KASUS RHANDY SEPTIANTO BENTITO ZULYAN PAMUNGKAS LIA AMELIAWATI PUSPITA MUNTIYARSO SALMA ABDUL WADUD

Upload: rhandy-septianto

Post on 05-Sep-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

forensik

TRANSCRIPT

  • PRESENTASI KASUSRHANDY SEPTIANTOBENTITO ZULYAN PAMUNGKASLIA AMELIAWATIPUSPITA MUNTIYARSOSALMA ABDUL WADUD

  • Nama : AmirudinUsia: 24 tahunJenis Kelamin: Laki-lakiAgama: IslamPekerjaan : WiraswastaAlamat: Jalan Cempaka Baru Kelurahan Cempaka Baru Kecamatan Kemayoran Jakarta PusatIDENTITAS

  • Nama : Fajar.Umur: Pendidikan: Jenis Kelamin: Agama: Pekerjaan: Hubungan : Teman korban.Alamat: Cililitan.

  • Pada hari Sabtu tanggal enam bulan Juni dua ribu lima belas pukul nol dua titik nol nol Waktu Indonesia bagian Barat, bertempat di pangkalan angkot Halim-Cililitan, korban dengan pacarnya, tiba-tiba, pelaku yang yang juga sedang mabuk, meminta minuman tambahan kepada korban, namun korban tidak mau memberi. Kemudian, pelaku mengambil botol miras dan memukul korban dengan botol miras tersebut, lalu menarik rambut korban. Korban dan pelaku dipisahkan oleh teman mereka dan warga sekitarnya, kemudian pelaku kabur.ANAMNESIS

  • Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Compos MentisTB/BB : 156 cm / 46 kgTekanan darah: 100/80 mmHgNadi : 70 x / menitPernapasan: 20 x / menitSuhu: 36,5

    PEMERIKSAAN FISIK UMUM

  • Pada pemeriksaan fisik ditemukan:Pada kepala kiri, 6 cm dari garis pertengahan depan, 4 cm diatas batas tumbuh rambut depan, terdapat sebuah luka terbuka yang sudah dijahit dengan benang berwarna hitam sebanyak enam jahitan.

  • PEMERIKSAAN PENUNJANG Tidak dilakukanTINDAKAN / PENGOBATAN Tidak diberikan pengobatan

  • Telah dilakukan pemeriksaan terhadap seorang laki-laki berusia dua puluh empat tahun. Pada pemeriksaan fisik didapatkan terdapat luka terbuka pada kepala kiri yang diakibatkan oleh kekerasan tumpul. Korban dirawat dan dilakukan tindakan berupa perawatan luka dengan diagnosis kekerasan fisik dan dirawat diruang Instalasi Gawat Darurat. Perlukaan tersebut tidak mengakibatkan gangguan pada pekerjaanKESIMPULAN

  • Kualifikasi luka dibahas dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yaitu Bab XX pasal 351 dan 352 serta Bab IX pasal 90

  • Pasal 351 KUHPPenganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama 2 tahun 8 bulan atau denda paling banyak Rp. 300,00.Jika perbuatan mengakibatkan luka-Iuka berat, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama 5 tahun.Jika mengakibatkan mati, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.Dengan penganiayaan disamakan dengan sengaja merusak kesehatan.

    Percobaan untuk melakukan kejahatan intidak dipidana.

  • Pasal 352 KUHP

    Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencahariaan, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lama tiga bulan atau denda paling banyak tiga ratus rupiah. Pidana dapat ditambah sepertiga bagi orang yang melakukan kejahatan itu terhadap orang yang bekerja padanya, atau menjadi bawahannya.

    Percobaan untuk melakukan ini tidak dipidana.

  • Pasal 360 KUHP

    Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau kurungan paling lama 1 tahun.Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau pecarian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana penjara paling lama 9 bulan atau kurungan paling lama enam bulan atau denda paling tinggi Rp. 4.500,00 .

  • Pasal 90 KUHPLuka berat berarti: Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, atau yang menimbulkan bahaya maut. Tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan pencahariaan. Kehilangan salah satu panca indera Mendapat cacat berat. Menderita sakit lumpuh. Terganggunya daya pikir selama empat minggu lebih.. Gugurnya atau matinya kandungan seorang perempuan

  • Pada kasus ini korban datang ke Pusat Pelayanan Terpadu, diantar oleh Polisi dengan membawa surat pengantar dari Polres Metropolitan Jakarta Timur Sektor Kramat Jati untuk dibuatkan Visum et Repertum. Dalam kasus ini, pembuatan Visum et Repertum disertai dengan permintaan tertulis dari penyidik berupa Surat Permohonan Visum. Dengan demikian sesuai pasal 184 ayat 1 KUHAP, Visum et Repertum yang dibuat dapat dijadikan salah satu alat bukti yang sah di pengadilan.

  • Dengan adanya SPV yang dibuat oleh penyidik maka dokter berkawajiban memberikan keterangan ahli sesuai dengan pasal 179 (1) KUHAP yaitu Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan. Hasil pemeriksaan ini tertuang dalam Visum et Repertum yang dapat digunakan sebagai alat bukti yang sah.

  • Kasus ini didiagnosis dengan penganiayaan ringan berdasarkan pemeriksaan fisik pada korban. Dimana didapatkan adanya luka yang telah dijahit pada daerah kepala akibat kekerasan tumpul. Kekerasan tumpul yang terjadi bersifat lokal yang mana hanya mengenai sebagian kecil tubuh. Perlukaan pada kasus ini termasuk dalam luka derajat satu dimana digolongkan sebagai penganiayaan ringan. Penganiayaan ringan diartikan sebagai luka yang tidak berakibat penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan/jabatan/pencaharian. Kasus ini hanya dapat dimasukkan dalam penganiayaan ringan saja yaitu menggunakan hukum pidana yang tercantum dalam KUHP. Maka dapat diputuskan oleh pihak berwenang, pelaku dapat dijerat dengan pasal 352 ayat 1 KUHP yaitu pidana penjara paling lama 3 bulan.

  • TERIMA KASIH