presentasi dm

41

Upload: alfi-syahrin

Post on 27-Sep-2015

29 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

temtamg dm tipe 2

TRANSCRIPT

FARMAKOTERAPI

PENGATURAN SEKRESI INSULIN DAN TRANSPOR GLUKOSA

Transkripsi dari proglukagon di usus oleh prohormon konvertase-1

FISIOLOGI SEKRESI INSULIN

TRANSPORT GLUKOSA DI SEL OTOT DAN ADIPOSAEPIDEMIOLOGIDiabetes Atlas 2000 (International Diabetes Federation) 2020 sejumlah 178 juta penduduk Indonesia > 20 tahun dengan asumsi prevalensi DM sebesar 4,6% akan didapatkan 8,2 juta pasien menderita DM. WHO memprediksi DM di Indonesia dari 8,4 juta (2000) menjadi 21,3 juta (2030). Indonesia berada di peringkat 4 dunia setelah AS, India, dan Cina (Hans, 2008).ETIOLOGIDiabetes militus adalah gangguan yang kompleks antara interaksi gen dan lingkungan.Faktor genetik dapat menjadi trigger dari faktor non genetik.Menurut Smeltzer & Bare (2002) DM tipe II disebabkan kegagalan relatif sel dan resistensi insulin. Ketidakmampuan ini terlihat dari berkurangnya sekresi insulin pada rangsangan glukosa, maupun pada rangsangan glukosa bersama bahan perangsang sekresi insulin lain. sel pankreas mengalami desensitisasi terhadap glukosa.

OBESITAS DAN DIABETES TIPE 2

P DE IN AE GG NA OK SA IN S(Perkeni, 2011)TERAPI NON FARMAKOLOGIEDUKASIDapat dilakukan secara individual dengan pendekatan berdasarkan penyelesaian masalah.Perlunya landasan empati.

TERAPI NUTRISI MEDISPERKENIKebutuhan kalori basal: 25-30 kalori/kgBB ideal, ditambah atau dikurangi bergantung pada beberapa faktor seperti : jenis kelamin, umur, aktivitas, berat badan, dll.Karbohidrat: 45-65% total asupanLemak : 20-25% kebutuhan kaloriProtein : 10 20% total asupan energiNatrium : tidak lebih dari 3000 mgSerat : 25 g/hariAmerican Diabetic Association (ADA) ~ sama dgn PERKENI.LATIHAN JASMANIManfaat : meningkatkan sensitivitas insulin, mencegah hipertensi, menjaga dan menurunkan BB, menurunkan profil lipid, memperbaiki fungsi KV, meningkatkan densitas tulang, dan meningkatkan kualitas hidup pasien (Paduka et all, 2009).Rekomendasi umum :Latihan jasmani minimal 5 hari/minggu (tidak boleh 2 hari berturut-turut tanpa latihan jasmani).Jalan sehat (salah satu yang dianjurkan).Durasi minimal 150 menit/minggu (aktivitas aerobik sedang) atau minimal 90 menit/minggu (aktivitas aerobik berat).Pasien overweight / obesitas dianjurkan meningkatkan latihan jasmani sampai 60-90 menit/hari secara berangsur-angsur untuk menurunkan berat badan.Untuk mencegah hipoglikemia, dosis obat dapat diturunkan atau menambah diet karbohidrat sebelum latihan jasmani.TERAPI NON FARMAKOLOGIMANAJEMEN STRESSStress memiliki efek negatif terhadap kesehatan dan dapat meningkatkan resiko terjadinya DM tipe 2. Respon fisiologis stress berupa peningkatan produksi glukosa, mobilisasi glukosa, resistensi insulin. Oleh karena itu, stress dapat menghambat kontrol glikemik pada pasien dengan diabetes secara tidak langsung. Stress dapat dikurangi dengan berbagai program manajemen stress dan penggunaan obat ansiolitik.TERAPI NON FARMAKOLOGIA Low-fat Vegan Diet Improves Glycemic Control and Cardiovascular Risk Factors in a Randomized Clinical Trial in Individual with Type 2 DiabetesMetode : Jumlah pasien : 99. Kriteria Inklusi : DM tipe 2, yaitu kadar glukosa darah puasa > 6.9 mmol/l atau telah didiagnosa sebelumnya dengan DM tipe 2 pada tes toleransi glukosa oral selama 6 bulan. Kriteria Eksklusi : HbA1c < 6.5 atau > 10.5%, menggunakan insulin > 5 tahun, merokok, menggunakan obat-obatan dan alkohol, hamil, status medis yang tidak stabil, dan diet sayur-sayuran dan rendah lemak. Kelompok A : low fat vegan diet (intake energi : 10% lemak, 15% protein, 75% karbohidrat), Vitamin B12, dan latihan jasmani secara teratur. Kelompok B : berdasarkan rekomendasi diet dari ADA, diet disesuaikan per individu berdasarkan berat badan dan profil lipid (15-20% protein, < 7% lemak jenuh, 60-70% karbohidrat dan lemak tidak jenuh, serta kolesterol 200mg/hari), latihan jasmani secara teratur, semua subjek penelitian dengan BMI > 25 kg/m2 dilakukan pengurangan energi sebesar 500-1000 kalori. Waktu penelitian : 22 minggu. Hasil : Kontrol glikemik : Kadar HbA1c menurun pada kedua kelompok. Kelompok A sebesar 0.9% (P 8.5%), hamil, dan menyusui. Pada kelompok perlakuan, program RB-PMR dilakukan yaitu dengan penjelasan mengenai program ini serta melakukan latihan 10 menit menarik nafas dalam (DB) dan 15 menit PMR (progressive muscle relaxation). Latihan ini dilaksanakan 2 kali sehari selama 8 minggu. Untuk kelompok kontrol, program RB-PMR tidak dilakukan, hanya pengobatan konvensional berupa konsul diet dan latihan jasmani. Waktu Penelitian : 8 minggu.Hasil Penelitian : terdapat penurunan PSS yang signifikan pada kelompok perlakuan dengan p=0.011 dan penurunan kadar HbA1c yang signifikan dengan p=0.029. Sedangkan level kortisol tidak mengalami perubahan yang signifikan. PSS, HbA1c, maupun level kortisol tidak mengalami perubahan yang signifikan pada kelompok kontrol.

Koloverou E, Tentolouris N, Bakoula C, Darviri C, Chrousos G.

(Perkeni, 2011)

(Perkeni, 2011)MEKANISME KERJA SULFONILUREA

MEKANISME KERJA TZD

Schematic representation of the postreceptor insulin signaling pathway and insulin-independent 5-adenosine monophosphate kinase (AMPK) beginning from insulin binding to its receptor to GLUT4 translocation via vesicular trafficking.

MEKANISME KERJA METFORMIN

MEKANISME KERJA ACARBOSE

MEKANISME KERJA DPP-IV INHIBITOR

MEKANISME KERJA AGONIS GLP-1 (INCRETIN MIMETIC)

Hiperglikemia Tidak TerkontrolKOMPLIKASIKEGAGALAN TERAPIPOLA DIET & AKTIVITAS FISIKKejadian Komplikasi Diabetes di Dunia 27% Komplikasi Kronis makrovaskular

37%-89% Komplikasi mikrovaskular

29

KOMPLIKASIAKUTKRONIS

Defisiensi InsulinResistensi InsulinCounterregulatory hormone GlukagonGlukoneogenesis Glikogenolisis KetogenesisKetone bodies

Asam Lemak bebas Ketone bodies

Asidosis MatabolikHiperglikemia

LipolisisTrigliseridaHiperlipidemiaDKAHiperglikemiaHiperosmolaritas (Osmolaritas cairan ekstraseluler )Dehidrasi Intraseluler

Glikosuria Diuresis osmotik volume intravaskular Perfusi ginjal Glikusuria

NKHS KOMPLIKASI AKUT

KOMPLIKASI AKUTKOMPLIKASI KRONIS

HiperglikemiaPelepasan sitokin proinflamasi dan growth factor AGEs

Terbentuk ROS pada sel endotelialAktivitas prokoagulan Proliferasi sel otot polos cedera pembuluh darah besar mikroangiopatiElastisitas pembuluh darah stres & cedera endotelial

cross link dengan protein matriks ekstraselularpenumpukan kolesterol pada intima glomerulus ginjalPenebalan membran kapiler glomerulusDiabetik mikroangiopatiKomplikasi MakrovaskularNefropati DiabetikSintesis DAG Aktivasi PKCTerbentuknya VEGFNeovaskularRetinopati diabetikPAI-1Oklusi vaskularHiperglikemia Intraseluler terkait Jalur Plyol

Tidak membutuhkan insulin untuk transport glukosastres oksidatifNeuropati diabetik

KOMPLIKASI KRONIS

MICROVASCULAR AND MACROVASCULAR COMPLICATIONS OF DIABETESDiabetik Nefropati

Sharma & Sharma, 2013

PENCEGAHAN.

PRIMER (PENYULUHAN)Program penurunan berat badanDiet sehatLatihan jasmaniMenghentikan merokokSEKUNDERSelain pengobatan terhadap tingginya KGD, pengendalian BB, TD, profil lipid dalam darah serta pemberian antiplatelet dapat menurunkan risiko timbulnya kelainan KV pada penyandang diabetes.TERSIERPencegahan tersier ditujukan pada kelompok penyandang diabetes yang telah mengalami penyulit dalam upaya mencegah terjadinya kecacatan lebih lanjut.Pada upaya pencegahan tersier tetap dilakukan penyuluhan pada pasien dan keluarga. Materi penyuluhan termasuk upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan untuk mencapai kualitas hidup yang optimal.