preparat macerasi

19
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK TUMBUHAN PERCOBAAN II MACERASI NAMA : RISKY NURHIKMAYANI NIM : H411 12 311 KELOMPOK : I (SATU) B HARI/TGL. PERC. : SELASA/10 MARET 2015 ASISTEN : WAHYULFATWATUL UMAM AS.

Upload: risky-nurhikmayani

Post on 22-Dec-2015

289 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

MIKROTEKNIK TUMBUHAN

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMMIKROTEKNIK TUMBUHAN

PERCOBAAN II

MACERASI

NAMA : RISKY NURHIKMAYANI

NIM : H411 12 311

KELOMPOK : I (SATU) B

HARI/TGL. PERC. : SELASA/10 MARET 2015

ASISTEN : WAHYULFATWATUL UMAM AS.

LABORATORIUM BOTANIJURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2015

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Sediaan adalah benda yang akan diamati strukturnya. Sifat–sifat dari

sediaan ada yang sementara, semi permanen, dan permanen. Sumber sediaan

adalah semua organisme atau yang pernah hidup baik itu tumbuhan, hewan,

maupun manusia dan hasil pertumbuhannya (bagian atau keseluruhan tubuh

organisme). Garis besar pembuatan sediaan adalah pengambilan dan persiapan

material, fiksasi, pencucian, pewarnaan, dehidrasi, penjernihan, penempelan pada

gelas objek, dan pemberian nama. Beberapa metode dalam pembuatan sediaan

antara lain: sediaan utuh (Whole Mount), sediaan apus (Smear), sediaan remas

(Squash), sediaan gosok, Maserasi, dan sediaan sayatan tanpa embedding maupun

dengan embedding (Parafin, seloidin, maupun resin) (Kurniawan, 2010).

Maserasi merupakan salah satu teknik pembuatan preparat yang

digunakan untuk melihat kenampakan sel secara utuh. Prinsip kerja dari teknik

pembuatan ini adalah dengan cara memutuskan lamella tengah dari sel tumbuhan.

Pemutusan lamella tengah bertujuan memisahkan bagian sel dengan sel lainnya

sehingga sel bisa dilihat secara satuan utuh. Teknik ini sangat bermanfaat. Banyak

penelitian melakukan teknik ini untuk mengekstraksi suatu zat atau bagian

tertentu dari sel tumbuhan (Sulhija, 2012).

Pembuatan preparat maserasi bertujuan untuk melihat gambaran dari

bentuk – bentuk sel tumbuhan. Adapun caranya yaitu dengan memisahkan sel –

sel penyusun antar selnya. Jika sudah ditentukan bahan apa yang digunakan pada

proses maserasi ini maka bahan tersebut harus direbus dengan air terlebih dahulu

samapi lunak kemudian direbus lagi dengan KOH 10 % yang berguna sebagai

maseran yaitu senyawa yang memisahkan pektin sel – sel (Kurniawan, 2010).

Batang – batang tumbuhan selalu digunakan pada proses maserasi hal ini

karena batang tumbuhan lebih variatif dalam bentuk sel selain itu juga lebih

mudah dibuat jika dibandingkan dengan sel hewan. Batang tumbuhan juga

memiliki bentuk yang khas dalam gambaran jaringan – jaringan penyusunnya.

Jadi, metode maserasi ini memang lebih cocok jika digunakan pada sel atau

jaringan tumbuhan jika dibandingkan dengan sel atau jaringan pada hewan

(Kurniawan, 2010).

I.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan

preparat dengan metode maserasi.

I.3 Waktu dan Tempat Percobaan

Percobaan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 10 Maret 2015 pukul 14.00 -

17.00 WITA, bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Batang merupakan sumbu pada suatu tanaman dengan daun yang melekat

padanya. Jaringan pada batang dapat dibagi menjadi jaringan dermal, jaringan

dasar, dan jaringan pembuluh. Perbedaan struktur primer batang pada spesies

yang berlainan didasari oleh perbedaan dalam jumlah jaringan dasar dan jaringan

pembuluh. Pada Coniferae dan dikotil, jaringan pembuluh pada ruas batang

umumnya tampak seperti silinder berongga yang dibatasi di sebelah luar oleh

korteks dan di sebelah dalam oleh empulur (Widia, 2008).

Anatomi batang tumbuhan dikotil terdiri atas kulit kayu, kayu dan

empulur. Empulur sangat sulit ditemukan pada batang kayu yang sudah tua.

Bagian terluar dari batang tumbuhan dikotil adalah kulit kayu yang terdiri atas

jaringan epidermis, kambium gabus, korteks, dan floem. Felogen dapat ditemukan

di bagian bawah epidermis (Anonim, 2012).

Gambar : Xylem

Sumber : http://softilmu.blogspot.com/

Pada kulit batang, terdapat bagian yang tidak tertutupi oleh lapisan gabus.

Bagian tersebut inamakan lentisel. lentisel berfungsi sebagai tempat terjadinya

peristiwa penguapan dan pertukaran gas. Selain jaringan epidermis dan gabus,

pada batang dijumpai pula jaringan parenkima, kolenkima, sklerenkima, floem

dan xilem. Berkas pembuluh floem letaknya berdampingan dengan pembuluh

xilem. Diantara berkas pembuluh xilem, dan floem, terdapat kambium pembuluh

(kambium vaskular). kambium pembuluh merupakan bagian yang memisahkan

kulit kayu dengan kayu (Xilem) (Anonim, 2012).

Pembuluh kayu atau xilem (dari xylem, dari bahasa

Yunani kuna ξυλον / Lat. xylon, yang berarti "kayu") merupakan salah satu dari

dua kelompok utama jaringan pembuluh yang dimiliki oleh tumbuhan

berpembuluh (Tracheophyta). Pembuluh kayu berfungsi menyalurkan zat bahan

fotosintesis dari akar ke daun. Pembuluh kayu merupakan saluran utama bagi

transportasi air beserta semua substansi yang terlarut di dalamnya dari akar (dan

juga bagian tubuh tumbuhan lain yang menyerap air) menuju bagian lain

tumbuhan, terutama daun. Kayu dibentuk terutama dari kumpulan pembuluh kayu

(Anonim, 2015).

Sel-sel xilem memiliki beberapa tipe, yaitu trakea (tidak dimiliki

oleh tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji terbuka), trakeida, dan serabut

trakeida. Sel-sel xilem tidak memilikiprotoplasma. Pada sistem pembuluh kayu

ditemukan pula parenkima kayu, yang mengisi ruang-ruang kosong di antara

pembuluh dan membantu melekatkan pembuluh-pembuluh tersebut (Anonim,

2015).

Trakea dapat dikatakan pembuluh yang sebenarnya. Ia adalah sekumpulan

sel-sel yang dinding sel lateralnya mengalami penebalan oleh lignin (zat kayu)

sedangkan bagian ujung atas dan bawahnya mengalami perforasi (pelubangan)

sehingga berhubungan dengan sel-sel sejenis di atas dan bawahnya membentuk

pipa kapiler memanjang (Anonim, 2015).

Trakeida berukuran lebih kecil daripada trakea, bentuknya juga

memanjang dan juga mengalami penebalan pada dinding lateralnya. Ujung-

ujungnya tidak berperforasi sehingga pergerakan air seakan-akan melalui katup-

katup. Dinding selnya banyak memiliki noktah-noktah. Serabut trakeida mirip

dengan trakeida namun memiliki dinding sel yang lebih tebal sehingga lumennya

(ruang dalam dinding sel) sempit; selnya lebih memanjang (Anonim, 2015).

Gambar : Trakea dan Trakeida

Sumber : http://www.sentra-edukasi.com/

Xilem terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut (Anonim, 2012) :

1. Unsur trakea terdiri dari trakea yang sel-selnya berbentuk tabung dan

trakeid yang sel-selnya lancip panjang, dinding selnya berlubang-lubang

2. Serabut Xilem yang terdiri dari sel-sel panjang dan ujungnya meruncing

3. Parenkim kayu yang berisi berbagai zat seperti cadangan makanan, tannin

dan Kristal

Preparat maserasi selalu digunakan pada batang-batang tumbuhan karena

batang tumbuhan lebih variatif dalam bentuk sel. Selain itu, pada batang

tumbuhan mudah diamati serta memiliki bentuk yang khas dalam gambaran

jaringannya. Metode maserasi yaitu dengan penyarian dengan menggunakan

pelarut beberapa hari (5 hari) dengan pengaduk (tidak kontinu). Sesuai untuk

bahan aktif yang mudah larut dalam cairan penyari. Simplisia yang mengandung

musilago dan bahan lain yang mudah mengambang (Beni, 2008).

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan

pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur

ruangan (kamar). Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode

pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi merupakan proses dimana

simplisia yang sudah halus memungkinkan untuk direndam dalam menstrum

sampai meresap dan melunakkan susunan sel, sehingga zat-zat mudah larut akan

melarut. Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan

dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyarian. Cairan penyarian

akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat

aktif. Zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan

zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka larutan yang terpekat akan

didesak keluar (Tjitrosoepomo, 2005).

Maserasi merupakan salah satu teknik pembuatan preparat yang

digunakan untuk melihat kenampakan sel secara utuh. Prinsip kerja dari teknik

pembuatan ini adalah dengan cara memutuskan lamella tengah dari sel tumbuhan.

Pemutusan lamella tengah bertujuan memisahkan bagian sel dengan sel lainnya

sehingga sel bisa dilihat secara satuan utuh. Teknik ini sangat bermanfaat. Banyak

penelitian melakukan teknik ini untuk mengekstraksi suatu zat atau bagian

tertentu dari sel tumbuhan (Sari, 2010).

Menurut Widia (2008) kelebihan dan kekurangan dari metode kaserasi ini

adalah :

1. Kelebihan : Cara pengerjaan dan peralatan sangat sederhana dan mudah.

2. Kekurangan/kelemahan : Pengerjaan memerlukan waktu yang cukup lama

dan penyarian kurang sempurna. Kinetic maceration yaitu dengan

pengadukan konstan dan kontinu, sedangkan digesti maceration yaitu

maserasi dengan pemanasan pada temperature 40-500C.

BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu Bunsen, kaki tiga, gelas

kimia, pinset, scapel, mikroskop, kaca preparat, dan cover glass.

III.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu tanaman kembang

sepatu Hibiscus rosa-sinensis, KOH 10%, asam nitrat 10%, safranin 10%,

gliserin, dan air.

III.3 Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

1. Memotong bahan sepanjang ukuran lidi.

2. Memasukkan ke dalam air dan merebusnya sampai tenggelam.

3. Kemudian memotong sampel dengan ukuran 0,5 mm.

4. Merebus potongan-potongan tersebut kedalam KOH 10%, mendidih selama 3

menit. Cuci dengan air mengalir.

5. Kemudian masukkan ke dalam campuran yang terdiri dari asam nitrat 10%

sampai bahan menjadi lunak. Kalau sudah lunak cuci dengan air mengalir.

6. Melakukan pewarnaan dengan safranin 1 % dalam air. Kemudian cuci dengan

air.

7. Meletakkan sampel ke atas kaca preparat dan tetesi dengan gliserin dan amati.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil

IV.1.1 Gambar Preparat batang kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis

dengan metode macerasi

Gambar Keterangan

1. Trakeida

2. Trakeid

IV.2 Pembahasan

Percobaan mengenai pembuatan preparat dengan metode macerasi adalah

untuk mengamati bentuk trakeid dan trakeida pada batang tananam dikotik

kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis. Pada metode ini digunakan larutan

maserator. Langkah kerja pada percobaan ini dimana bahan dipotong kecil-kecil

kemudian di rebus sampai tenggelam hal ini berfungsi untuk melunakkan sel-sel

batang yang berlignin dank eras, kemudian direndam kedalam larutan KOH 10%

dan dididihkan selama 3 menit untuk menghilangkan air dari dalam sel dan

1

2

memecahkan seratnya. Lalu dicuci dengan air mengalis untuk menghilangkan sisa

larutan sebelumnya. Kemudian bahan dimasukkan dalam asam nitrat 10 %

sampai bahan menjadi lunak perendaman ini dilakukan untuk melunakkan

jeringan. Lalu dicuci dengan air mengalrs untuk menghilangkan sisa larutan

sebelumnya. Selanjutnya bahan diwarnai dengan safranin 1 % hal ini berfungsi

untuk memberikan warna pada preparat agar mudah untuk diamati selanjutnya

preparat dipisah-pisahkan antara sel-selnya yang hancur dan serat-seratnya yang

tersisa lalu diamati di bawah mikroskop.

Pada umumnya perlakuan yang dilakukan selama pembuatan preparat ini

adalah untuk melunakkan jaringan, karena jaringan yang digunakan adalah

jaringan yang keras dan mempunyai lignin selain itu pada metode ini sel-sel akan

pecah dan yang tertinggal adalah bagian sel yang tidak pecah berupa serat-

seratnya yakni trakeid dan trakeida. Pada hasil pengamatan dibawah mikrospkop

dapat dilihat bahwa trakeida memiliki bentuk yang lebih kecil dan halus

sedangkan trakea memiliki bentung yang lebih panjang dan tebal daripada

trakeida.

Kendala selama praktikum dimana kurangnya salah satu bahan maserator

yakni asam kromat sehingga hanya digunakan asam nitrat saja selain itu proses

pemisahan serat-serat yang belum terlalu bagus pada preparat dan juga

pembesaran yang digunakan sebaiknya lebih besar lagi agar strukturnya dapat

dilihat secara perinci dan lebih meyakinkan jaringan yang ditemukan termasuk

trakeid ataupun trakeida.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa proses

pembuatan preparat dengan metode macerasi adalah melunakkan dan

memisahkan serat-serat jaringan melalui pemanasan dengan menggunakan

aquadest, KOH 10% , serta larutan maserator asam nitrat 10%, kemudian

pewarnaan dengan safranin, dan pemisahan serat secara mekanik, lalu

pengamatan dibawah mikroskop.

V.2. Saran

Sebaiknya sarana dan prasarana di dalam laboratorium lebih di lengkapi

agar praktikan dapat menjalankan praktikum dengan baik dan hasilnya dapat

maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. Jaringan Xilem. http://www.pustakasekolah.com/jaringan-xilem.html. diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pada pukul 18.47 WITA.

Anonim, 2015. Pembuluh Kayu. http://id.wikipedia.org/wiki/Pembuluh_kayu. diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pada pukul 18.49 WITA.

Beni, 2008. Maserasi. http://beni.blogspot.com. diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pada pukul 18.50 WITA.

Kurniawan, 2010. Maeserasi pada Batang. Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.

Sari, 2010. Maeserasi Tumbuhan. http://dewim07.student.ipb.ac.id/. diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pada pukul 18.51 WITA.

Sulhija, 2012. Preparat Maserasi. Universitas Hasanuddin, Makassar.

Tjitrosoepomo, 2005. Sistematika Tumbuhan Tinggi. UGM Press, Yogyakarta.

Widia, 2008. Metode Maserasi pada Batang. http://www.research.co.id/metode–maserasi–pada–batang–tumbuhan.html . diakses pada tanggal 12 Maret 2015 pada pukul 18.45 WITA.