preparat section

6
PREPARAT SECTION PENDAHULUAN Tubuh hewan secara morfologi terdiri atas unit sel dan masing- masing dengan mengadakan kesatuan dengan adanya substansi anatar sel. Di dalam tubuh hewan sel-sel ini terdapat kelompok yang secara struktural dan fungsional berbeda dengan kelompok sel yang lain. Kelompok sel ini disebut jaringan.jaringan ini dapat dipelajari dengan preparat. Preparat awetan jaringan merupakan media yang sangat efektif untuk mempelajari jaringan. Untu pembuatan preparat awetan jaringan ini adalah dengan metode parafin atau yang sering disebut preparat section. Preparat section atau metode parafin ini banyak digunakan karena metode ini pemotongannya dengan mikrotom sehingga dapat menghasilkan irisan setipis mungkin dan prosesnya juga cepat. Namun disamping juga mempunyai kelemahan yaitu organ atau jaringan menjadi keras mengkerut dan mudah patah. Berikut ini merupakan penjelasan pembuatan preparat section. CARA KARJA Metode ini meliputi sejumlah proses yang harus dilakukan mulai dari fikasasi, infiltrasi, penanaman dalam parafin penyiapan parafin blok, penyayatan pewarnaan dan penutupan spesimen dengan kaca penutup yang diberi dengan entellan. Langkah pertama dalam praktikum ini ysotu fiksasi organ yang telah diambil. Fiksasi dilakukan dengan fow\rmalin 50% salama 24 jam. Tujuan dari fiksasi ini adalah menghentikan proses

Upload: anixs-mayez-mandie

Post on 01-Dec-2015

116 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

prepatar miktek section

TRANSCRIPT

PREPARAT SECTION

PENDAHULUAN

Tubuh hewan secara morfologi terdiri atas unit sel dan masing-masing dengan mengadakan

kesatuan dengan adanya substansi anatar sel. Di dalam tubuh hewan sel-sel ini terdapat

kelompok yang secara struktural dan fungsional berbeda dengan kelompok sel yang lain.

Kelompok sel ini disebut jaringan.jaringan ini dapat dipelajari dengan preparat.

Preparat awetan jaringan merupakan media yang sangat efektif untuk mempelajari jaringan. Untu

pembuatan preparat awetan jaringan ini adalah dengan metode parafin atau yang sering disebut

preparat section. Preparat section atau metode parafin ini banyak digunakan karena metode ini

pemotongannya dengan mikrotom sehingga dapat menghasilkan irisan setipis mungkin dan

prosesnya juga cepat. Namun disamping juga mempunyai kelemahan yaitu organ atau jaringan

menjadi keras mengkerut dan mudah patah. Berikut ini merupakan penjelasan pembuatan

preparat section.

CARA KARJA

Metode ini meliputi sejumlah proses yang harus dilakukan mulai dari fikasasi, infiltrasi,

penanaman dalam parafin penyiapan parafin blok, penyayatan pewarnaan dan penutupan

spesimen dengan kaca penutup yang diberi dengan entellan.

Langkah pertama dalam praktikum ini ysotu fiksasi organ yang telah diambil. Fiksasi

dilakukan dengan fow\rmalin 50% salama 24 jam. Tujuan dari fiksasi ini adalah menghentikan

proses metabolisme secara cepat, mencegah kerusakan jaringan mengawetkan komponen-

komponen proses histologi mengawetkan keadaan sebenarnya dan mngeraskan materi-materi

yang lembek.

Menurut Gunarso 1986, suatu fiksatif dikatakan baik jika mempunyai kempuan untuk

mamatikan dengan segera mengauolisis protein mencegah terjadinya dekomposisi yang

dilakukan oleh bakteri dan dapat menciptsksn pH yang sesuai untuk jaringan.

Proses berikutnya yaitu didehidrasi dengan alkohol secara bertingkat mulai dari 50% 70%, 80%

dan 100%. Dehidrasi ini dimaksudkan agar kandungan air yang ada di dalamnya hilang

sepenuhnya. Kemudian langkah selanjutnya yaitu dehidrasi dengan minyak cengkeh. Nurnjannah

(2006), menjelaskan dalam jurnalnya bahwa minyak cengkeh mempunyai efek farmokologi

sebagai stimulan anestetik lokal karminatif antiemetik, anti septik dan anti pasmodik. Dilihat dari

penjelasan tersebut minyak cengkeh dalam preparat section ini berfungsi sebagai anti septik yang

membunuh bakteri pada sel tersebut.langkah selanjutnya yaitu penjernihan dengan xilol.

Pada tahap berikutnya yaitu infiltrasi, jaringan dimasukkan ke dalam filtran, yaitu parafin

dan xilol dengan perbandingan 9:1 selama 24 jam. Tahap selanjutnya yaitu embedding.

Embedding merupakan penanaman dengan parafin murni yang dibiarkan sampai mengeras dan

setelah itu dilakukan penyayatan dengan mikrotom. Setelah didapatkan spesimen yang bagus

kemudian spesimen dipanaskan. Hal ini bertujuan agar parafin yang menempel pada spesimen

bisa hilang.

Pada tahap berikutnya adalah penjernihan dengann xilol dan dilanjutkan dengan alkohol :

xilol dengan perbandingan 3:1, 1:1, 1:3 masing-masing selama 3 menit. Kemudian didehidrasi

lagi dengan alkohol alkohol secara bertingkat dan dilanjutkan pencucian dengan aquades. Hal ini

disebut dengan rehidrasi. Menurut Gunarso (1986), rehidrasi ini dilakukan untuk

mempersiapakan keadaan spesimen untuk proses pewarnaan yang mengandung air.

Tahap selanjutnya setelah rehidrasi yaitu pewarnaan dengan eosin selama 1 jam kemudian dicuci

lagi dengan aquades. Kemudian dehidrasi kembali dengan alkohol secara bertingkat agar semua

air yang ada dalam sel keluar sepenuhnya. Tahap selanjutnya yaitu pemberian xilol secara

bertahap agar spesimen dari hasil pewarnaan dapat terlihat jelas dalam pengamatan. Setelah

pemberian xilol yaitu diberi entellan dan ditutup dengan kaca penutup sehingga spesimen dapat

awet dan dapatdilkaukan pengamatan. (http://luckymbem.blogspot.com/2011/01/preparat-

section.html)

GAMBAR

Sayatan melintang batang Dioscorea bulbifera. A)

Sayatan melintang memperlihatkan struktur batang

keseluruhan, B) Sayatan melintang melalui korteks

memperlihatkan sel idioblas berisi kristal rapid

Sayatan melintang batang Dioscorea bulbifera A) Sayatan melalui tangkai daun, A1) tangkai daun; A2) batang;B) Sayatan melalui ikatan pembuluih; C) Diagram skematik memperlihatkan jumlah, susunan dan tiga tipe ikatanpembuluh.

Sayatan melintang daun Dioscorea bulbifera, A)Bagian-bagian jaringan pada daun; B) Jaringan mesofil padadaun yang terdiferensiasi menjadi palisade dan

spons.

Sayatan paradermal daun Dioscorea bulbifera, A)

Stomata tipe anomositik; b) Kristal tipe drush

Sayatan melintang petiolus daun Dioscorea bulbifera. A) Sebagian sayatan melintang petiolus; B) Sayatanmelintang petiolus melalui epidermis dan korteks memperlihatkan trikom tipe uniseriet multiseluler

Sayatan melintang akar Dioscorea bulbifera. A) Penampang melintang akar keseluruhan; B) Sayatan melintang melalui epidermis dan korteks; C) Sayatan melintang melalui endodermis memperlihatkan penebalan sel endodermis berbentukU; D) Sayatan melintang memperlihatkan trakea metaxilem tipe skalariform; E) Sayatan melintang melalui ikatan pembuluh yang diperbesar.

Sumber : perpustakaancyber.blogspot.com