praktikum biokim 3

Upload: wigati-nuraeni

Post on 14-Apr-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Praktikum Biokim 3

    1/5

    Protein adalahsenyawa organikkompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan

    polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan

    ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan

    kadang kalasulfursertafosfor(Santoso 2008).

    Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain

    berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk

    batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai

    antibodi, sistem kendali dalam bentukhormon(Santoso 2008).

    Analisis protein dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu secara kualitatif dan

    secara kuantitatif. Analisis protein secara kualitatif terdiri atas reaksi Xantoprotein, reaksi

    Hopkins-Cole, reaksi Millon, reaksi Nitroprusida, dan reaksi Sakaguchi. Sementara itu,

    analisis protein secara kuantitatif terdiri dari metode Kjeldahl, metode titrasi formol, metode

    Lowry, metode spektrofotometri visible (Biuret), dan metode spektrofotometri UV

    (Apriyantono dkk 1989).

    Metode Lowry merupakan pengembangan dari metode Biuret. Dalam metode

    ini terlibat 2 reaksi. Awalnya, kompleks Cu(II)-protein akan terbentuk sebagaimana

    metode biuret, yang dalam suasana alkalis Cu(II) akan tereduksi menjadi Cu(I). Ion

    Cu+ kemudian akan mereduksi reagen Folin-Ciocalteu, kompleks phosphomolibdat-

    phosphotungstat, menghasilkan heteropoly-molybdenum blue akibat reaksi oksidasi

    gugus aromatik (rantai samping asam amino) terkatalis Cu, yang memberikan warna

    biru intensif yang dapat dideteksi secara kolorimetri. Kekuatan warna biru terutama

    bergantung pada kandungan residu tryptophan dan tyrosine-nya. Keuntungan

    metode Lowry adalah lebih sensitif (100 kali) daripada metode Biuret sehingga

    memerlukan sampel protein yang lebih sedikit. Batas deteksinya berkisar pada

    konsentrasi 0.01 mg/mL. Namun metode Lowry lebih banyak interferensinya akibat

    kesensitifannya (Lowry dkk 1951).

    Beberapa zat yang bisa mengganggu penetapan kadar protein dengan

    metode Lowry ini, diantaranya buffer, asam nuklet, gula atau karbohidrat, deterjen,

    gliserol, Tricine, EDTA, Tris, senyawa-senyawa kalium, sulfhidril, disulfida, fenolat,

    asam urat, guanin, xanthine, magnesium, dan kalsium. Interferensi agen-agen ini

    dapat diminimalkan dengan menghilangkan interferens tersebut. Sangat dianjurkan

    untuk menggunakan blanko untuk mengkoreksi absorbansi. Interferensi yangdisebabkan oleh deterjen, sukrosa dan EDTA dapat dieliminasi dengan penambahan

    http://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_organikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_organikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_organikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Polimerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Polimerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Monomerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Monomerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Monomerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Monomerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_aminohttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_aminohttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_peptida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_peptida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Karbonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sulfurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sulfurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sulfurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fosforhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fosforhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fosforhttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sitoskeletonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sitoskeletonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antibodihttp://id.wikipedia.org/wiki/Antibodihttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antibodihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sitoskeletonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fosforhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sulfurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbonhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_peptida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_aminohttp://id.wikipedia.org/wiki/Monomerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Monomerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Polimerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_organik
  • 7/28/2019 Praktikum Biokim 3

    2/5

    SDS atau melakukan preparasi sampel dengan pengendapan protein (Lowry dkk

    1951).

    Metode Lowry-Folin hanya dapat mengukur molekul peptida pendek dan tidak dapat

    mengukur molekul peptida panjang (Alexander dan Griffiths, 1992). Prinsip kerja metode

    Lowry adalah reduksi Cu2+ (reagen Lowry B) menjadi Cu+ oleh tirosin, triptofan, dan sistein

    yang terdapat dalam protein. Ion Cu+ bersama dengan fosfotungstat dan fosfomolibdat

    (reagen Lowry E) membentuk warna biru, sehingga dapat menyerap cahaya (Lowry dkk

    1951).

    Putih Telur

    Putih telur terdiri dari empat lapisan yaitu lapisan encer luar, lapisan kental

    luar, lapisan encer dalam dan khalazaferous (Nakai dan Modler 2000 dalam Suryono

    2006). Empat bagian utama putih telur yaitu lapisan putih telur yang encer bagian

    luar, lapisan putih telur yang kental, lapisan putih telur encer bagian dalam dan

    lapisan kalaza. Bagian putih telur diikat dengan bagian kuning telur oleh kalaza,

    yaitu serabut-serabut protein berbentuk spiral yang disebut mucin. Bahan utama

    penyusun putih telur adalah protein dan air. Perbedaan kekentalan putih telur

    disebabkan oleh perbedaan kandungan air (Suryono 2006).

    Protein sederhana pada putih telur terdiri atas ovalbumin, ovoconalbumin dan

    ovoglobulin, sedangkan yang kedua termasuk glycoprotein, yaitu ovomucoid dan

    ovomucin. Ovomucin pada putih telur pada putih telur yang kental lebih besar

    daripada putih telur yang encer. Ovomucin merupakan fraksi protein putih telur yang

    membentuk selaput dan berfungsi menstabilkan struktur buih. Pemberian asam

    asetat yang berlebihan akan mengakibatkan penggumpalan sebagian ovomucin dan

    memperkecil elastisitas gelembung buih. Kerusakan gejala-gejala ovomucin

    mengakibatkan air dari protein putih telur akan keluar dan putih telur menjadi encer.

    Semakin encer putih telur, maka semakin tinggi tirisan buih yang dihasilkan

    (Suryono 2006).

    Prinsip Spektrofotometri Visibel

    Langkah selanjutnya adalah mengukur serapan dengan menggunakan alatspektrofotometri visibel. Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak.

  • 7/28/2019 Praktikum Biokim 3

    3/5

    Yang dimaksud sinar tampak adalah sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya yang

    dapat dilihat oleh mata manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang 400-800 nm dan

    memiliki energi sebesar 299149 kJ/mol (Astuti, 2007).

    Elektron pada keadaan normal atau berada pada kulit atom dengan energi terendah

    disebut keadaan dasar (ground-state). Energi yang dimiliki sinar tampak mampu membuatelektron tereksitasi dari keadaan dasar menuju kulit atom yang memiliki energi lebih tinggi

    atau menuju keadaan tereksitasi. Cahaya yang diserap oleh suatu zat berbeda dengan cahaya

    yang ditangkap oleh mata manusia. Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam

    kehidupan sehari-hari disebut warna komplementer. Misalnya suatu zat akan berwarna

    orange bila menyerap warna biru dari spektrum sinar tampak dan suatu zat akan berwarna

    hitam bila menyerap semua warna yang terdapat pada spektrum sinar tampak. Untuk lebih

    jelasnya perhatikan tabel berikut.

    Panjang gelombang

    (nm)

    Warna warna yang

    diserap

    Warna komplementer

    (warna yang terlihat)400435 Ungu Hijau kekuningan

    435480 Biru Kuning

    480490 Biru kehijauan Jingga

    490500 Hijau kebiruan Merah

    500560 Hijau Ungu kemerahan

    560580 Hijau kekuningan Ungu

    580595 Kuning Biru

    595610 Jingga Biru kehijauan

    610800 Merah Hijau kebiruan

    (Astuti, 2007)

    Pada spektrofotometer sinar tampak, sumber cahaya biasanya menggunakan lampu

    tungsten yang sering disebut lampu wolfram. Wolfram merupakan salah satu unsur kimia,

    dalam tabel periodik unsur wolfram termasuk golongan unsur transisi tepatnya golongan VIB

    atau golongan 6 dengan simbol W dan nomor atom 74. Wolfram digunakan sebagai lampu

    pada spektrofotometri tidak terlepas dari sifatnya yang memiliki titik didih yang sangat tinggi

    yakni 5930 C (Astuti, 2007).

    Panjang gelombang yang digunakan untuk melakukan analisis adalah panjang

    gelombang dimana suatu zat memberikanpenyerapan paling tinggi yang disebut maks. Hal ini

    disebabkan jika pengukuran dilakukan pada panjang gelombang yang sama, maka data yang

    diperoleh makin akurat atau kesalahan yang muncul makin kecil. Pada praktikum kali ini,

    kita menggunakan panjang gelombang 750 nm karena pada panjang gelombang ini warna

    komplementernya adalah hijau kebiruan terdapat pada range 610-800 nm. Pada panjang

    gelombang 750 nm sinar tampak menyerap warna merah dan meneruskan warna hijau

    kebiruan, karena reagen warna yang dipakai dalam praktikum ini adalah follin ciocalteu. Jika

    kita menggunakan reagen warna aresnomolibdat pada uji biuret maka yang digunakan adalah

    panjang gelombang 660 nm (Astuti, 2007).

    http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/category/z-lirik-lagu-iwan-fals/http://wanibesak.wordpress.com/category/z-lirik-lagu-iwan-fals/http://wanibesak.wordpress.com/category/z-lirik-lagu-iwan-fals/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/category/z-lirik-lagu-iwan-fals/http://wanibesak.wordpress.com/
  • 7/28/2019 Praktikum Biokim 3

    4/5

    Zat yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri sinar tampak

    adalah zat dalam bentuk larutan dan zat tersebut harus tampak berwarna, sehingga

    analisis yang didasarkan pada pembentukan larutan berwarna disebut juga metodekolorimetri. Jika tidak berwarna maka larutan tersebut harus dijadikan berwarna

    dengan cara memberi reagen tertentu yang spesifik. Dikatakan spesifik karenahanya bereaksi dengan spesi yang akan dianalisis. Reagen ini disebut reagenpembentuk warna (chromogenik r eagent) (Astuti, 2007).

    Berdasarkan hukum Beer absorbansi akan berbanding lurus dengan

    konsentrasi, karena b atau l harganya 1 cm dapat diabaikan dan merupakan

    suatu tetapan.Artinya konsentrasi makin tinggi maka absorbansi yang dihasilkan

    makin tinggi, begitupun sebaliknya konsentrasi makin rendah absorbansi yang

    dihasilkan makin rendah. Hubungan antara absorbansi terhadap konsentrasi akan

    linear (AC) apabila nilai absorbansi larutan antara 0,2-0,8 (0,2 A 0,8) atausering disebut sebagai daerah berlaku hukum Lambert-Beer. Jika absorbansi yang

    diperoleh lebih besar maka hubungan absorbansi tidak linear lagi (Astuti, 2007).

    Pada praktikum kali ini, absorbansi yang dihasilkan adalah

    Kurva

    Faktor-faktor yang menyebabkan absorbansi vs konsentrasi tidak linear:

    1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaanblangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisistermasuk zat pembentuk warna.

    2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa,

    namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat

    rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturankonsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan

    (melalui pengenceran atau pemekatan) (Astuti, 2007).

    Hasil kurva yang didapat pada percobaan kali ini sudah hampir linear, namun sudah

    sesuai hukum Lambert-Beer yaitu absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi. Untuk

    menentukan kadar protein pada sampel albumin digunakan persamaan regresi dengan cara

    berikut :

    http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/16/sintesis-senyawa-senyawa-kompleks-dari-logam-alkali-serta-implikasinya-pada-pengajaran-senyawa-kompleks-di-sekolah-menengah-atas/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/16/sintesis-senyawa-senyawa-kompleks-dari-logam-alkali-serta-implikasinya-pada-pengajaran-senyawa-kompleks-di-sekolah-menengah-atas/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/16/sintesis-senyawa-senyawa-kompleks-dari-logam-alkali-serta-implikasinya-pada-pengajaran-senyawa-kompleks-di-sekolah-menengah-atas/
  • 7/28/2019 Praktikum Biokim 3

    5/5

    DAFTAR PUSTAKA

    Apriyantono dkk. 1989.Analisis Pangan. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

    Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Psat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB.

    Astuti. 2007. Petunjuk Praktikum Teknik Analisisns Bahan Biologi. FMIPA UNY: Yogyakarta

    Dennison, C., 2002,A Guide to Protein Isolation, Kluwer Academic Publishers, New York

    Dennison. 2002.A Guide to Protein Isolation. New York: Kluwer Academic Publishers.

    Lowry , Rosenbrough , Farr, Randall. 1951. Protein Measurement with the Folin Phenol

    Reagent. New York: Kluwer Academic Publishers.

    Page D S. 1997. Prinsip-prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga

    Santoso. 2008. Protein dan Enzim. www.heruswn.teachnology [19 Maret 2010].

    Sudarmaji dkk. 1989.Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Liberty.

    Suryono H. 2006. Daya dan Kestabilan Buih Putih Telur Itik Tegal dengan Penambahan

    Asam Asetat pada Umur Simpan yang Berbeda [skripsi]. Bogor: Program Studi

    Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.

    Yoky Edy Saputra . 2009. Spektrofotometri. http://www.chem-is-try.org [19 Maret 2010].

    http://www.heruswn.teachnology/http://www.chem-is-try.org/author/Yoky_Edy_Saputra/http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/spektrofotometri/http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/spektrofotometri/http://www.chem-is-try.org/author/Yoky_Edy_Saputra/http://www.heruswn.teachnology/