praktikum biokim 3
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Praktikum Biokim 3
1/5
Protein adalahsenyawa organikkompleks berbobot molekul tinggi yang merupakan
polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan
ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan
kadang kalasulfursertafosfor(Santoso 2008).
Kebanyakan protein merupakan enzim atau subunit enzim. Jenis protein lain
berperan dalam fungsi struktural atau mekanis, seperti misalnya protein yang membentuk
batang dan sendi sitoskeleton. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun) sebagai
antibodi, sistem kendali dalam bentukhormon(Santoso 2008).
Analisis protein dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu secara kualitatif dan
secara kuantitatif. Analisis protein secara kualitatif terdiri atas reaksi Xantoprotein, reaksi
Hopkins-Cole, reaksi Millon, reaksi Nitroprusida, dan reaksi Sakaguchi. Sementara itu,
analisis protein secara kuantitatif terdiri dari metode Kjeldahl, metode titrasi formol, metode
Lowry, metode spektrofotometri visible (Biuret), dan metode spektrofotometri UV
(Apriyantono dkk 1989).
Metode Lowry merupakan pengembangan dari metode Biuret. Dalam metode
ini terlibat 2 reaksi. Awalnya, kompleks Cu(II)-protein akan terbentuk sebagaimana
metode biuret, yang dalam suasana alkalis Cu(II) akan tereduksi menjadi Cu(I). Ion
Cu+ kemudian akan mereduksi reagen Folin-Ciocalteu, kompleks phosphomolibdat-
phosphotungstat, menghasilkan heteropoly-molybdenum blue akibat reaksi oksidasi
gugus aromatik (rantai samping asam amino) terkatalis Cu, yang memberikan warna
biru intensif yang dapat dideteksi secara kolorimetri. Kekuatan warna biru terutama
bergantung pada kandungan residu tryptophan dan tyrosine-nya. Keuntungan
metode Lowry adalah lebih sensitif (100 kali) daripada metode Biuret sehingga
memerlukan sampel protein yang lebih sedikit. Batas deteksinya berkisar pada
konsentrasi 0.01 mg/mL. Namun metode Lowry lebih banyak interferensinya akibat
kesensitifannya (Lowry dkk 1951).
Beberapa zat yang bisa mengganggu penetapan kadar protein dengan
metode Lowry ini, diantaranya buffer, asam nuklet, gula atau karbohidrat, deterjen,
gliserol, Tricine, EDTA, Tris, senyawa-senyawa kalium, sulfhidril, disulfida, fenolat,
asam urat, guanin, xanthine, magnesium, dan kalsium. Interferensi agen-agen ini
dapat diminimalkan dengan menghilangkan interferens tersebut. Sangat dianjurkan
untuk menggunakan blanko untuk mengkoreksi absorbansi. Interferensi yangdisebabkan oleh deterjen, sukrosa dan EDTA dapat dieliminasi dengan penambahan
http://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_organikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_organikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_organikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Polimerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Polimerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Monomerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Monomerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Monomerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Monomerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_aminohttp://id.wikipedia.org/wiki/Asam_aminohttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_peptida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_peptida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Karbonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sulfurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sulfurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sulfurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fosforhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fosforhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fosforhttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sitoskeletonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sitoskeletonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antibodihttp://id.wikipedia.org/wiki/Antibodihttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hormonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Antibodihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sitoskeletonhttp://id.wikipedia.org/wiki/Enzimhttp://id.wikipedia.org/wiki/Fosforhttp://id.wikipedia.org/wiki/Sulfurhttp://id.wikipedia.org/wiki/Nitrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Oksigenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Hidrogenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Karbonhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ikatan_peptida&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_aminohttp://id.wikipedia.org/wiki/Monomerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Monomerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Polimerhttp://id.wikipedia.org/wiki/Senyawa_organik -
7/28/2019 Praktikum Biokim 3
2/5
SDS atau melakukan preparasi sampel dengan pengendapan protein (Lowry dkk
1951).
Metode Lowry-Folin hanya dapat mengukur molekul peptida pendek dan tidak dapat
mengukur molekul peptida panjang (Alexander dan Griffiths, 1992). Prinsip kerja metode
Lowry adalah reduksi Cu2+ (reagen Lowry B) menjadi Cu+ oleh tirosin, triptofan, dan sistein
yang terdapat dalam protein. Ion Cu+ bersama dengan fosfotungstat dan fosfomolibdat
(reagen Lowry E) membentuk warna biru, sehingga dapat menyerap cahaya (Lowry dkk
1951).
Putih Telur
Putih telur terdiri dari empat lapisan yaitu lapisan encer luar, lapisan kental
luar, lapisan encer dalam dan khalazaferous (Nakai dan Modler 2000 dalam Suryono
2006). Empat bagian utama putih telur yaitu lapisan putih telur yang encer bagian
luar, lapisan putih telur yang kental, lapisan putih telur encer bagian dalam dan
lapisan kalaza. Bagian putih telur diikat dengan bagian kuning telur oleh kalaza,
yaitu serabut-serabut protein berbentuk spiral yang disebut mucin. Bahan utama
penyusun putih telur adalah protein dan air. Perbedaan kekentalan putih telur
disebabkan oleh perbedaan kandungan air (Suryono 2006).
Protein sederhana pada putih telur terdiri atas ovalbumin, ovoconalbumin dan
ovoglobulin, sedangkan yang kedua termasuk glycoprotein, yaitu ovomucoid dan
ovomucin. Ovomucin pada putih telur pada putih telur yang kental lebih besar
daripada putih telur yang encer. Ovomucin merupakan fraksi protein putih telur yang
membentuk selaput dan berfungsi menstabilkan struktur buih. Pemberian asam
asetat yang berlebihan akan mengakibatkan penggumpalan sebagian ovomucin dan
memperkecil elastisitas gelembung buih. Kerusakan gejala-gejala ovomucin
mengakibatkan air dari protein putih telur akan keluar dan putih telur menjadi encer.
Semakin encer putih telur, maka semakin tinggi tirisan buih yang dihasilkan
(Suryono 2006).
Prinsip Spektrofotometri Visibel
Langkah selanjutnya adalah mengukur serapan dengan menggunakan alatspektrofotometri visibel. Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak.
-
7/28/2019 Praktikum Biokim 3
3/5
Yang dimaksud sinar tampak adalah sinar yang dapat dilihat oleh mata manusia. Cahaya yang
dapat dilihat oleh mata manusia adalah cahaya dengan panjang gelombang 400-800 nm dan
memiliki energi sebesar 299149 kJ/mol (Astuti, 2007).
Elektron pada keadaan normal atau berada pada kulit atom dengan energi terendah
disebut keadaan dasar (ground-state). Energi yang dimiliki sinar tampak mampu membuatelektron tereksitasi dari keadaan dasar menuju kulit atom yang memiliki energi lebih tinggi
atau menuju keadaan tereksitasi. Cahaya yang diserap oleh suatu zat berbeda dengan cahaya
yang ditangkap oleh mata manusia. Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam
kehidupan sehari-hari disebut warna komplementer. Misalnya suatu zat akan berwarna
orange bila menyerap warna biru dari spektrum sinar tampak dan suatu zat akan berwarna
hitam bila menyerap semua warna yang terdapat pada spektrum sinar tampak. Untuk lebih
jelasnya perhatikan tabel berikut.
Panjang gelombang
(nm)
Warna warna yang
diserap
Warna komplementer
(warna yang terlihat)400435 Ungu Hijau kekuningan
435480 Biru Kuning
480490 Biru kehijauan Jingga
490500 Hijau kebiruan Merah
500560 Hijau Ungu kemerahan
560580 Hijau kekuningan Ungu
580595 Kuning Biru
595610 Jingga Biru kehijauan
610800 Merah Hijau kebiruan
(Astuti, 2007)
Pada spektrofotometer sinar tampak, sumber cahaya biasanya menggunakan lampu
tungsten yang sering disebut lampu wolfram. Wolfram merupakan salah satu unsur kimia,
dalam tabel periodik unsur wolfram termasuk golongan unsur transisi tepatnya golongan VIB
atau golongan 6 dengan simbol W dan nomor atom 74. Wolfram digunakan sebagai lampu
pada spektrofotometri tidak terlepas dari sifatnya yang memiliki titik didih yang sangat tinggi
yakni 5930 C (Astuti, 2007).
Panjang gelombang yang digunakan untuk melakukan analisis adalah panjang
gelombang dimana suatu zat memberikanpenyerapan paling tinggi yang disebut maks. Hal ini
disebabkan jika pengukuran dilakukan pada panjang gelombang yang sama, maka data yang
diperoleh makin akurat atau kesalahan yang muncul makin kecil. Pada praktikum kali ini,
kita menggunakan panjang gelombang 750 nm karena pada panjang gelombang ini warna
komplementernya adalah hijau kebiruan terdapat pada range 610-800 nm. Pada panjang
gelombang 750 nm sinar tampak menyerap warna merah dan meneruskan warna hijau
kebiruan, karena reagen warna yang dipakai dalam praktikum ini adalah follin ciocalteu. Jika
kita menggunakan reagen warna aresnomolibdat pada uji biuret maka yang digunakan adalah
panjang gelombang 660 nm (Astuti, 2007).
http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/category/z-lirik-lagu-iwan-fals/http://wanibesak.wordpress.com/category/z-lirik-lagu-iwan-fals/http://wanibesak.wordpress.com/category/z-lirik-lagu-iwan-fals/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/http://wanibesak.wordpress.com/category/z-lirik-lagu-iwan-fals/http://wanibesak.wordpress.com/ -
7/28/2019 Praktikum Biokim 3
4/5
Zat yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri sinar tampak
adalah zat dalam bentuk larutan dan zat tersebut harus tampak berwarna, sehingga
analisis yang didasarkan pada pembentukan larutan berwarna disebut juga metodekolorimetri. Jika tidak berwarna maka larutan tersebut harus dijadikan berwarna
dengan cara memberi reagen tertentu yang spesifik. Dikatakan spesifik karenahanya bereaksi dengan spesi yang akan dianalisis. Reagen ini disebut reagenpembentuk warna (chromogenik r eagent) (Astuti, 2007).
Berdasarkan hukum Beer absorbansi akan berbanding lurus dengan
konsentrasi, karena b atau l harganya 1 cm dapat diabaikan dan merupakan
suatu tetapan.Artinya konsentrasi makin tinggi maka absorbansi yang dihasilkan
makin tinggi, begitupun sebaliknya konsentrasi makin rendah absorbansi yang
dihasilkan makin rendah. Hubungan antara absorbansi terhadap konsentrasi akan
linear (AC) apabila nilai absorbansi larutan antara 0,2-0,8 (0,2 A 0,8) atausering disebut sebagai daerah berlaku hukum Lambert-Beer. Jika absorbansi yang
diperoleh lebih besar maka hubungan absorbansi tidak linear lagi (Astuti, 2007).
Pada praktikum kali ini, absorbansi yang dihasilkan adalah
Kurva
Faktor-faktor yang menyebabkan absorbansi vs konsentrasi tidak linear:
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaanblangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisistermasuk zat pembentuk warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa,
namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat
rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturankonsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan
(melalui pengenceran atau pemekatan) (Astuti, 2007).
Hasil kurva yang didapat pada percobaan kali ini sudah hampir linear, namun sudah
sesuai hukum Lambert-Beer yaitu absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi. Untuk
menentukan kadar protein pada sampel albumin digunakan persamaan regresi dengan cara
berikut :
http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/16/sintesis-senyawa-senyawa-kompleks-dari-logam-alkali-serta-implikasinya-pada-pengajaran-senyawa-kompleks-di-sekolah-menengah-atas/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/16/sintesis-senyawa-senyawa-kompleks-dari-logam-alkali-serta-implikasinya-pada-pengajaran-senyawa-kompleks-di-sekolah-menengah-atas/http://wanibesak.wordpress.com/2011/06/16/sintesis-senyawa-senyawa-kompleks-dari-logam-alkali-serta-implikasinya-pada-pengajaran-senyawa-kompleks-di-sekolah-menengah-atas/ -
7/28/2019 Praktikum Biokim 3
5/5
DAFTAR PUSTAKA
Apriyantono dkk. 1989.Analisis Pangan. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Psat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB.
Astuti. 2007. Petunjuk Praktikum Teknik Analisisns Bahan Biologi. FMIPA UNY: Yogyakarta
Dennison, C., 2002,A Guide to Protein Isolation, Kluwer Academic Publishers, New York
Dennison. 2002.A Guide to Protein Isolation. New York: Kluwer Academic Publishers.
Lowry , Rosenbrough , Farr, Randall. 1951. Protein Measurement with the Folin Phenol
Reagent. New York: Kluwer Academic Publishers.
Page D S. 1997. Prinsip-prinsip Biokimia. Jakarta: Erlangga
Santoso. 2008. Protein dan Enzim. www.heruswn.teachnology [19 Maret 2010].
Sudarmaji dkk. 1989.Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Suryono H. 2006. Daya dan Kestabilan Buih Putih Telur Itik Tegal dengan Penambahan
Asam Asetat pada Umur Simpan yang Berbeda [skripsi]. Bogor: Program Studi
Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
Yoky Edy Saputra . 2009. Spektrofotometri. http://www.chem-is-try.org [19 Maret 2010].
http://www.heruswn.teachnology/http://www.chem-is-try.org/author/Yoky_Edy_Saputra/http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/spektrofotometri/http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_analisis/spektrofotometri/http://www.chem-is-try.org/author/Yoky_Edy_Saputra/http://www.heruswn.teachnology/