praktik penetapan harga
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Praktik Penetapan Harga
1/12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara teoritis, tidak ada perbedaan signifikan antara perekonomian klasik dengan modern. Teori
harga secara mendasar sama, yakni bahwa harga wajar atau harga keseimbangan diperoleh dari interaksi
antara kekuatan permintaan dan penawaran (suplai) dalam suatu persaingan sempurna, hanya saja dalam
perekonomian modern teori dasar ini berkembang menyadi kompleks karena adanya diversifikasi pelaku
pasar, produk, mekanisme perdagangan, instrumen, maupun perilakunya,yang mengakibatkan terjadinya
distorsi pasar.
Dalam struktur pasar apapun sebuah perusahaan beroperasi, penetapan harga untuk maksimasi
laba mangharuskan analisis yang seksama terhadap hubungan antara biaya marginal dan pendapatan
marginal. Tetapi, riset tentang praktek praktek penetapan harga aktual menunjukkan bahwa banyak
perusahaan tampaknya menetapkan harga tanpa analisis eksplisit rehadap hubungan marginal. Studi
memperlihatkan bahwa kebanyakan perusahaan menggunakan penetapan harga markup, menetapkan
harga untuk menutup semua biaya langsung ditambah markup sebesar satu presentase tertentu untuk
kontribusi laba (biaya umum dan laba) daripada menetapkan harga di manaMR = MC. Bagaimana
sesuatu yang tampaknya bertentangan antara teori ekonomi dan praktek penetapan harga actual ini
dijelaskan?
Jika kita memahami prosedur yang dipergunakan untuk keputusan penetapan harga actual, tidak
terdapat konflik antara teori dan praktek. Pada kenyataannya, praktek praktek penetapan harga secara
markup merupakan alat praktis yang dengannya perusahaan perusahaan menerapkan analisis marginal
untuk menetapkan harga berbagai barang dan jasa. Praktek penetapan harga secara markup yang luwes
dan mencerminkan perbedaan dalam biaya marginal dan elastisitas permintaan merupakan cara yang
efisien untuk beroperasi sehinggaMR = MC untuk setiap lini produk yang dijual.
Demikian pula, praktek penetapan harga untuk musim puncak dan di luar puncak, diskriminasi harga, dan
penetapan harga untuk produk - produk kesemuanya merupakan cara yang efisien untuk beroperasi
sehinggaMR = MC untuk setiap pelanggan atau kelompok pelanggan dan kelompok produk.
-
8/10/2019 Praktik Penetapan Harga
2/12
2
B. Rumusan Masalah
Agar permasalahan tidak meluas serta dapat lebih terarah pada pokok permasalahan, maka dapat
dirumuskan permasalahan berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas adalah sebagai berikut :
1.
Bagaimana penetapan harga secara markup?
2.
Penjelasan diskriminasi harga?
3. Bagaimana penetapan harga produk berganda?
4. Bagaimana penetapan harga dalam pasar yang mapan?
C. Tujuan Penulisan
Berdasar rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan ini adalah :
1.
Untuk mengetahui penetapan harga secara markup
2. Untuk mengetahi diskriminasi harga
3. Untuk mengetahui penetapan harga produk berganda
4. Untuk mengetahui penetapan harga dalam pasar yang mapan
D. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa dapat menerangkan dan menghitung cara penetapan harga secara mark up baik atas
biaya maupun harga, penetapan harga yang berbeda di berbagai pasar.
2. Mahasiswa dapat menganalisis dan menghitung penetapan harga produk untuk produksi lebih
dari satu produk dan penetapan harga pada pasar yang telah mapan.
-
8/10/2019 Praktik Penetapan Harga
3/12
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Harga
1. Definisi Harga
Menurut Stanton, (1984) Harga adalahPrice is valueexpressed in terms of dollars and cens, or
any other monetary medium of exchange.yang kurang lebih memiliki arti harga adalah nilai yang
dinyatakan dalam dolar dan sen atau medium moneter lainnya sebagai alat tukar.
Menurut Basu Swastha (1986: 147) Harga diartikan sebagai Jumlah uang (kemungkinan ditambah
barang) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya.
Menurut menurut Alex S Nitisemito (1991:55) Harga diartikan sebagai nilai suatu barang atau jasa yang
diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia
melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain.
Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan
agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa, Tjiptono (2001 : 151). Dan
harga merupakan unsur satusatunya dari unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau
pendapatan bagi perusahaan di banding unsur bauran pemasaran yang lainnya (produk, promosi dandistribusi).
2. Tujuan Penetapan Harga
Pada dasarnya ada empat jenis tujuan penetapan harga, yaitu :
1. Berorientasi pada Laba, bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat
menghasilkan laba yang paling tinggi atau sering disebut maksimisasi laba.
2.
Berorientasi pada Volume, bahwa penetapan harga sedemikian rupa agar dapat mencapai
tingkat volume penjualan tertentu, nilai penjualan atau pangsa pasar tertentu.
3. Berorientasi padacitra (image),bahwa penetapan harga tertentu dapat membentuk citra
perusahaan, misalnya menetapkan harga tinggi dapat membentuk citra perusahaan yang
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/produk-jasa-pengertian-karakteristik.htmlhttp://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/membangun-brand-image-produk.htmlhttp://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/membangun-brand-image-produk.htmlhttp://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/membangun-brand-image-produk.htmlhttp://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/membangun-brand-image-produk.htmlhttp://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/04/produk-jasa-pengertian-karakteristik.html -
8/10/2019 Praktik Penetapan Harga
4/12
4
prestisius, sementara menetapkan harga rendah memungkinkan menjaga nilai perusahaan
tertentu (menjaga harga yang terendah di suatu daerah).
4. Berorientasi pada Stabilitas Harga, hal ini dilakukan untuk mempertahankan hubungan yang
stabil antara suatu perusahaan dan harga pemimpin industri ( industry leader).
Dalam teori ekonomi klasik, setiap perusahaan selalu berorientasi pada seberapa besar
keuntungan yang akan diperoleh dari suatu produk atau jasa yang dimilikinya, sehingga tujuan
penetapan harganya hanya berdasarkan pada tingkat keuntungan dan perolehan yang akan
diterimanya. Namun di dalam perkembangannya, tujuan penetapan harga bukan hanya berdasarkan
tingkat keuntungan dan perolehannya saja melainkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan non
ekonomis lainnya. Berikut adalah tujuan penetapan harga yang bersifat ekonomis dan non ekonomis;
1. Memaksimalkan Laba
Penetapan harga ini biasanya memperhitungkan tingkat keuntungan yang ingin diperoleh.
Semakin besar marjin keuntungan yang ingin didapat, maka menjadi tinggi pula harga yang
ditetapkan untuk konsumen. Dalam menetapkan harga sebaiknya turut memperhitungkan daya
beli dan variabel lain yang dipengaruhi harga agar keuntungan yang diraih dapat maksimum.
2. Meraih Pangsa Pasar
Untuk dapat menarik perhatian para konsumen yang menjadi target market atau target pasar
maka suatu perusahaan sebaiknya menetapkan harga yang serendah mungkin. Dengan harga
turun, maka akan memicu peningkatan permintaan yang juga datang dari market share pesaing
atau kompetitor, sehingga ketika pangsa pasar tersebut diperoleh maka harga akan disesuaikan
dengan tingkat laba yang diinginkan
3. Return On I nvestment(ROI) / Pengembalian Modal Usaha
Setiap usaha menginginkan tingkat pengembalian modal yang tinggi. ROI yang tinggi dapat
dicapai dengan jalan menaikkan profit margin serta meningkatkan angka penjualan.
4. Mempertahankan Pangsa Pasar
Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya penetapan harga yang tepat
agar dapat tetap mempertahankan pangsa pasar yang ada
-
8/10/2019 Praktik Penetapan Harga
5/12
5
5. Tujuan Stabilisasi Harga
Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif terhadap harga, bila suatu perusahaan
menurunkan harganya, maka para pesaingnya harus menurunkan pula harga mereka. Kondisi
seperti ini yang mendasari terbentuknya tujuan stabilisasi harga dalam industri-industri tertentu(misalnya minyak bumi). Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin
industri (industry leader)
6. Menjaga Kelangsungan Hidup Perusahaan
Perusahaan yang baik menetapkan harga dengan memperhitungkan segala kemungkinan agar
tetap memiliki dana yang cukup untuk tetap menjalankan aktifitas usaha bisnis yang dijalani.
Tujuan-tujuan dalam penetapan harga ini mengindikasikan bahwa pentingnya perusahaan untuk
memilih, menetapkan dan membuat perencanaan mengenai nilai produk atau jasa dan tujuan
yang ingin dicapai oleh perusahaan atas produk atau jasa tersebut.
3. Metode Penetapan Harga
Ada beberapa metode yang dapat digunakan sebagai rancangan dan variasi, dalam penetapan
harga menurut Marras (1999: 181-185), harga dapat ditentukan atau dihitung :
1) Harga didasarkan pada biaya total ditambah laba yang diinginkan (cost plus pricing method).
2) Harga yang berdasarkan pada keseimbangan antara permintaan dan suplai.
3) Penetapan harga pasar yang ditetapkan atas dasar kekuatan pasar.
4) Harga yang berdasarkan keseimbangan antara suplai dan permintaan.
5) Penetapan harga atas dasar kekuatan pasar.
B. Penetapan Harga
1) Penetapan Harga Markup
Survey praktek bisnis menunjukkan bahwa praktek penetapan harga markup merupakan metode
penerapan harga yang paling luas dipergunakan oleh perusahaan - perusahaan bisnis. Dalam pendekatan
yang paling umum dalam praktek penerapan harga markup, perusahaan - perusahaan mengestimasi biaya
-
8/10/2019 Praktik Penetapan Harga
6/12
6
variabel rata - rata untuk memproduksi dan memasarkan sebuah produk, menambahkan biaya umum, dan
lalu menambahkan markup, atau margin sebesar presentase tertentu untuk laba. Pengenaan biaya tidak
langsung, atau biaya umum, biasanya ditemtukan dengan mengalokasikan biaya - biaya ini di antara
produk - produk perusahaan atas dasar biaya variabel rat - rata mereka.
1) Markup Atas Biaya
Secara umum, markup atas biaya atau rumus biayaplus diketahui berdasarkan ekspresi :
Markup atas Biaya =
Pembilang dalam ekspresi ini disebut margin laba. Memecahkan persamaan di atas untuk mencari
harga memberikan ekspresi yang menentukan harga dalam system penetapan harga biaya plus :
Harga = Biaya ( 1 + Markup atas biaya )
2) Markup Atas Harga
Margin laba, atau markup, kadang - kadang dihitung sebagai presentase dari harga, bukan dari
biaya. Cara alternatif untuk mengekspresikan margin laba ini dapat diilustrasikan dengan rumusmarkup
atas harga:
Markup atas Harga =
Seperti dalam rumus markup atas biaya, pembilang dalam rumus markup atas harga adalah margin
laba. Tetapi, biaya diganti dengan harga dalam penyebut.
Untuk mengkonversikan dari satu rumus markup ke rumus lainnya, cukup gunakan ekspresi
berikut ini :
Markup atas Biaya =
Markup atas Harga =
Walaupun penggunaan rumus penetapan harga markup yang tidak sesuai akan mengarah pada keputusan
manajerial yang tidak optimal, perusahaan - perusahaan yang berhasil umumnya menerapkan metode ini
dengan cara yang sepenuhnya konsisten dengan maksimisasi laba. Pada kenyataannya, penetapan harga
markup juga dapat dipandang secara pendekatan umum yang efisien untuk menetapkan harga yang
optimal.
Harga - Biaya
Biaya
Harga - Biaya
Harga
MU atas Harga
1MU atas Harga
MU atas Biaya
1 + MU atas Biaya
-
8/10/2019 Praktik Penetapan Harga
7/12
7
2. Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga yaitu kebijaksanaan untuk memberlakukan harga jual yang berbeda-beda
untuk satu jenis barang yang sama di segmen pasar. Jadi, diskriminasi harga terjadi jika produk yang
sama dijual kepada konsumen yang berbeda dengan harga yang berbeda. Diskriminasi harga dapat
dipahami lebih baik dengan memperkenalkan konsepsurplus konsumen.Surplus konsumen adalah nilai
barang dan jasa bagi para konsumen di atas dan di luar jumlah yang mereka bayarkan kepada pada
penjual.
Diskriminasi harga banyak dipakai sekarang ini, terutama dengan barang-barang yang tidak
mudah dipindahkan dari pasar dengan harga rendah ke pasar dengan harga tinggi. Ternyata, praktek ini
seringkali dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Monopolis menaikkan harga jual produk mereka
dan menurunkan jumlah penjualan mereka untuk meningkatkan keuntungan. Dengan melakukan hal
tersebut, mereka mungkin bisa mendapatkan pasar untuk para pembeli yang berkeinginan kuat dankehilangan pasar untuk pebeli yang enggan.
Dengan memberikan harga yang berbeda untuk mereka yang mau membeli dengan harga tinggi
dan mereka yang mau membeli dengan harga yang rendah, monopolis dapat meningkatkan keuntungan
serta kepuasan pelanggannya.
- Persyaratan untuk Diskriminasi Harga yang Menguntungkan
Dua kondisi diperlukan untuk diskriminasi harga yang menguntungkan. Pertama, harus terdapat
elastisitas harga dari permintaan yang berada di antara berbagai bagian pelanggan untuk satu produk
tertentu. Kecuali elastisitas harga berbeda di antara berbagai bagian pasar. Kedua, perusahaan tersebut
harus mampu mensegmentasi pasar dengan mengidentifikasi bagian - bagian pasar dan mencegah
perpindahan pelanggan dalam bagian - bagian pasar yang berbeda.
- Jenis - jenis Diskriminasi Harga
Tingkat, atau derajat, sampai sejauh mana sebuah perusahaan dapat terlibat dalam diskriminasi
harga dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori.
1) Diskriminasi harga derajat pertama
Perusahaan memperoleh jumlah maksimum yang rela dibayar oleh setiap pembeli untuk produknya.
2) Diskriminasi harga derajat kedua
Merupakan jenis diskriminasi harga yang lebih sering diterapkan, melibatkan penetapan harga atas
-
8/10/2019 Praktik Penetapan Harga
8/12
8
dasar jumlah yang dibeli.
3) Diskriminasi harga derajat ketiga
Terjadi ketika sebuah perusahaan memisahkan pelanggan -pelanggannya ke dalam beberapa
kelompok dan menetapkan harga yang berbeda untuk setiap kelompok.
3. Penetapan Harga Produk Berganda
Model mikroekonomi dasar dari suatu perusahaan mengasumsikan bahwa perusahaan
memproduksi satu produk yang homogen. Hampir semua perusahaan memproduksi setidaknya
beberapa model, gaya, atau ukuran dari keluaran mereka, dan masing - masing variasi ini
dipandang sebagai produk yang terpisah untuk maksud penetapan harga. Walaupun penetapan
harga produk berganda mengharuskan analisis yang sama seperti untuk satu produk, analisis ini
diperumit dengan adanya keterkaitan permintaan dan produksi.
1) Keterkaitan Permintaan
Keterkaitan permintaan timbul karena persaingan atau sifat saling melengkapi di antara
berbagai
produk perusahaan.
Analisis Keterkaitan Permintaan
Keterkaitan permintaan mempengaruhi keputusan harga melalui pengaruh mereka terhadap
pendapatan marginal
2) Keterkaitan produksi
Sama seperti produk - produk perusahaan yang dapat berkaitan melalui fungsi permintaan,
produk - produk itu juga dapat berkaitan dalam produksi. beberapa produk dapat diproduksi
bersama - sama dalam rasio yang tetap atau dalam proporsi yang dapat divariasikan.
Produk Gabungan Yang Diproduksi Dalam proporsi Tetap
Kasus paling sederhana dari produksi bersama adalah produk - produk yang dihasilkan dalam
proporsi tetap. Dalam situasi ini, adalah tidak masuk akal untuk mencoba memisahkan produk -
produk tersebut dari sudut pandang produksi atau biaya. Yaitu produk - produk yang harus
dihasilkan dalam proporsi tetap dan tidak memungkinkan penyesuaian terhadap terhadap rasio
keluaran produk.
-
8/10/2019 Praktik Penetapan Harga
9/12
9
4. Penetapan Harga Dalam Pasar yang Mapan
Tingkat harga umum yang terjadi di pasar yang mapan adalah tingkat harga yang memenuhi
tujuan harga tertinggi atau tujuan perusahaan - perusahaan tersebut secara umum. Penetapan harga dalam
pasar yang mapan dapat dilakukan dengan cara :
1) Price Positioning
Jumlah maksimum yang akan dibayar oleh pembeli untuk suatu produk dikenal sebagai harga reservasi
pembeli tersebut. Penelitian pasar yang dilakukan dengan cermat akan bermanfaat bagi perusahaan dalam
menunjukkan harga - harga reservasi untuk produk tertentu dan untuk setiap ciri yang tercakup atau tidak
dalam produk tersebut.
2) Strategi HargaProduct Line
Pendekatan ini memilih markup berdasarkan estimasi elastisitas harga permintaan yang secara implisit
mengasumsikan bahwa permintaan akan setiap item pada lini produk tidak tergantung permintaan setiap
item lain dalam lini produk itu.
3) Penentuan Harga Untuk Menduga Kualitas
Penentuan harga sebuah produk yang lebih tinggi akan meyakinkan konsumen bahwa item itu berkualitaslebih tinggi dan menyebabkan penjualan serta laba lebih besar dibanding apabila produk itu dijual dengan
harga lebih rendah.
4) Penentuan Harga Produk Dalam Satu Paket
Pembundelan produk adalah praktik penjualan satu atau lebih produk secara bersama - sama sebagai satu
paket dengan harga tunggal. Penjualan secara paket akan meningkatkan laba yang ditempuh dengan cara
menaikkan harga setiap produk apabila dijual terpisah dan menawarkan bundelan sebagai suatu paket
dengan satu harga yang lebih rendah dari harga jual masing - masing komponen dalam bundelan tersebut.
Menurut Tjiptono (2001 : 174) ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu perusahaan harus
selalu meninjau kembali strategi penetapan harga produk - produknya yang sudah ada di pasar,
diantaranya adalah :
-
8/10/2019 Praktik Penetapan Harga
10/12
10
1) Adanya perubahan dalam lingkungan pasar, misalnya pesaing besar menurunkan harga.
2) Adanya pergeseran permintaan, misalnya terjadinya perubahan selera konsumen.
Dalam melakukan peninjauan kembali penetapan harga yang telah dilakukan, perusahaan
mempunyai tiga alternatif strategi, yaitu:
1. Mempertahankan Harga, strategi ini dilaksanakan dengan tujuan mempertahankan posisi dalam
pasar dan untuk meningkatkan citra yang baik di masyarakat.
2. Menurunkan Harga, Strategi ini sulit untuk dilaksanakan karena perusahaan harus memiliki
kemampuan finansial yang besar, sementara konsekuensi yang harus ditanggung, perusahaan
menerima margin laba dengan tingkat yang kecil. Ada tiga alasan atau penyebab perusahaan
harus menurunkan harga produk yang sudah mapan.
- Strategi Defensif, dimana perusahaan memotong harga guna menghadapi persaingan yang
makin ketat.
- Strategi Ofensif, di mana perusahaan mempunyai tujuan untuk memenangkan persaingan
dengan produk kompetiter.
- Respon terhadap kebutuhan pelanggan yang disebabkan oleh perusahaan lingkungan.
Misalnya inflasi yang berkelanjutan dan hanya kenaikan harga yang makin melonjak yang
menyebabkan konsumen makin selektif dalam berbelanja dan dalam penentuan harga.
3.
Menaikan Harga, suatu perusahaan melakukan kebijakan menaikan harga dengan tujuan untuk
mempertahankan profitabilitas dalam periode inflasi dan untuk melakukan segmentasi pasar
tertentu. Agar strategi ini dapat memberikan hasil yang memuaskan, ada dua persyaratan yang
harus dilakukan oleh perusahaan, antara lain :
- Elastisitas harga relatif rendah, namun elastisitas tetap tinggi bila berkaitan dengan
kualitas dan distribusi.
- Dorongan (reinforcement) dari unsur bauran pemasaran lainnya tetap menunjang.
-
8/10/2019 Praktik Penetapan Harga
11/12
11
BAB III
PENUTUP
C. Kesimpulan
Makalah ini meneliti sejumlah topik penetapan harga. Penetapan harga secara markup, sebuah
tekhnik penetapan harga yang umum dalam praktek, diperlihatkan sangat erat berkaitan dengan analisis
marginal. Penggunaan yang tepat dari tekhnik - tekhnik penetapan harga secara markup mengharuskan
diberikannya perhatian yang erat baik pada pertimbangan biaya maupun permintaan. Sensitivitas harga
terhadap biaya marginal, digandakan dengan hubungan berbalik yang umumnya diamati antara margin
laba dan elastisitas dari permintaan, menyiratkan bahwa baik pertimbangan biaya maupun permintaan
memang memainkan peran penting dalam praktek penetapan harga markup.
Analisis laba inkremental juga diperlihatkan sebagai alat yang kuat untuk keputusan penetapan
harga optimal. Selama periode - periode di luar puncak, ketika sebuah perusahaan memiliki kapasitas
berlebih, biaya yang dialokasikan sepenuhnya jarang sesuai untuk maksud keputusan. Hanya biaya
inkremental yang berkaitan dengan keluaran relevan dalam situasi seperti ini.
Untuk berhasil terlibat dalam diskriminasi harga, perusahaan harus :
1. Menghadapi elastisitas harga dari permintaan yang berbeda di berbagai segmen pasar
2. Mampu mengisolasi berbagai bagian pasar untuk mencegah perpindahan.
Diskriminasi harga sempurna (derajat pertama) akan memaksimumkan laba penjual dengan
menghapus semuasurplus konsumen, yang adalah manfaat yang tidak dibayarkan yang diturunkan dari
kegiatan konsumsi.
Penetapan harga produk berganda diperlihatkan menggunakan konsep ekonomi yang sama seperti
penetapan harga satu produk Penetapan harga produk berganda yang optimal mengharuskan bahwa
pendapatan dan biaya inkremental adalah sama untuk setiap produk. Penggunaan konsep laba inkremental
secara tepat akan memastikan bahwa pengaruh total dari sebuah keputusan penetapan harga terhadap
perusahaan dianalisis dan mengarah pada penetapan harga optimal dalam kasus produk berganda, sama
seperti dengan satu produk.
-
8/10/2019 Praktik Penetapan Harga
12/12
12
DAFTAR PUSTAKA
Fandy Tjiptono. 2001. Manajemen Jasa. Yogyakarta :Andy Offset.
Karwowski, W and Marras, S.W. 1999. The Occupational Ergonomics Handbook.
New York : CRC Press LLC
Nitisemito, Alex S, 1991.Manajemen PersonaliaManajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta: Ghalia
Pappas, James L. dan Hirschey, Mark. 1995.Ekonomi Manajerial.Jakarta : PT. Binarupa Aksara
Indonesia.
Stanton, William J. 1984.Prinsip Pemasaran. Jakarta : Penerbit Erlangga
Swasta, Basu DH dan Irawan. M.B.A. 1986.Manajemen Pemasaran Modern.
Yogyakarta: Edisi ke dua. Penerbit Liberty