akmen penetapan harga

28
BAB II PEMBAHASAN 2.1. Biaya Variabel dan Biaya Tetap Konsep biaya merupakan salah satu hal yang terpenting dalam akuntansi manajemen dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya digunakan untuk proses perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan. Biaya (Hansen; 2005, 54) didefinisikan sebagai kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Secara umum, dalam akuntansi manajemen dikenal 2 (dua) golongan biaya, yaitu biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel (Zulkifli; 2003, 34) adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan, namun biaya per unitnya tetap. Artinya, jika volume kegiatan diperbesar 2 (dua) kali lipat,maka total biaya juga menjadi 2 (dua) kali lipat dari jumlah semula. Biaya tetap (Zulkifli; 2003, 34) adalah biaya yang jumlahnya sampai tingkat kegiatan tertentu relatif tetap dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume kegiatan. 2.2. Harga Jual Harga jual (Mulyadi; 2001, 81) adalah nilai suatu barang/jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepaskan barang/jasa yang dimilki kepada orang lain. Dimana 1 Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”

Upload: kangklinsman

Post on 23-Jan-2015

14.494 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Akmen penetapan harga

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Biaya Variabel dan Biaya Tetap

Konsep biaya merupakan salah satu hal yang terpenting dalam akuntansi manajemen

dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya digunakan untuk proses

perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan. Biaya (Hansen; 2005, 54)

didefinisikan sebagai kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan

barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan

datang bagi organisasi. Secara umum, dalam akuntansi manajemen dikenal 2 (dua) golongan

biaya, yaitu biaya variabel dan biaya tetap.

Biaya variabel (Zulkifli; 2003, 34) adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah

sebanding dengan perubahan volume kegiatan, namun biaya per unitnya tetap. Artinya, jika

volume kegiatan diperbesar 2 (dua) kali lipat,maka total biaya juga menjadi 2 (dua) kali lipat

dari jumlah semula. Biaya tetap (Zulkifli; 2003, 34) adalah biaya yang jumlahnya sampai

tingkat kegiatan tertentu relatif tetap dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume

kegiatan.

2.2.Harga Jual

Harga jual (Mulyadi; 2001, 81) adalah nilai suatu barang/jasa yang diukur dengan

sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia

melepaskan barang/jasa yang dimilki kepada orang lain. Dimana tujuan harga jual adalah

untuk mendapatkan laba maksimum, mendapatkan pengembalian investasi, mencegah atau

mengurangi persaingan, mempertahankan atau memperbaiki market share.

Faktor-faktor mempengaruhi tingkat harga (Garrison, 2007, 47) antara lain:

1. Tujuan perusahaan, khususnya laba dan Return on Investment (ROI) yang diharapkan

2. Biaya, khususnya biaya masa depan

3. Pendapatan yang diharapkan

4. Jenis produk atau jasa yang dijual

5. Jenis industri

1Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”

Page 2: Akmen penetapan harga

6. Citra atau kesan masyarakat

7. Pengaruh pemerintah, seperti kebijakan, undang-undang

8. Tindakan atas reaksi pesaing

9. Tipe pasar yang dihadapi

10. Trend ekonomi

11. Gaya manajemen

12. Tujuan non-laba

13. Tanggung jawab sosial perusahaan

Jika manajer perushaan mempunyai suatu diskresi (kebijakan) dalam menetapkan harga,

berbagai rumus berdasarkan biaya dapat digunakan sebagai pegangan bagi keputusan

penetapan harga. Rumus ini mencakup:

1. Biaya produksi variabel ditambah marjin (laba)

2. Total biaya variabel ditambah marjin (laba)

3. Total biaya produksi ditambah marjin (laba)

4. Total biaya ditambah marjin (laba)

Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan-perusahaan mengubah strategi

pemasarannya dengan meletakkan kepuasan customers sebagai prioritas pertama dalam

mengarahkan kegiatan bisnis mereka. Perusahaan berlomba-lomba untuk menghasilkan

produk atau jasa yang bermutu dengan harga yang rendah dengan berpedoman baha

customers hanya dibebani dengan biaya-biaya untuk penambah nilai (value added

activities).

2.3.Biaya Target

Produksi suatu barang atau jasa selalu memerlukan bahan mentah, tenaga kerja

langsung dan hal-hal yang secara tidak langsung mendukung produksi tersebut. Dalam

organisasi atau perusahaan jasa sering kali persediaan ini berwujud ataupun tidak berwujud.

Akun persediaan untuk organisasi atau perusahaan jasa, biasanya berupa persediaan

perlengkapan yang digunakan dalam menyediakan jasa tersebut. Biaya target (Target

Costing) adalah biaya produk atau jasa berdasarkan harga yang bersedia dibayarkan oleh

pelanggan. Biaya target juga didefinisikan sebagai perbedaan antara harga jual produk

ataujasa yang iperlukan untuk mencapai pangsa pasar (market share) tertentu dengan laba

2Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”

Page 3: Akmen penetapan harga

per satuan yang diharapkan. Dengan kata lain, biaya target diasumsikan sebagai biaya yang

harus dicapai atau “biaya standar” sebelum ada marjin (laba) atas barang atau jasa yang

dihasilkan. (Mulyadi; 2001, 84).

A Target Cost is estimated long run cost of a product that will enable a company to enter or

remain in the market and competee profitability against its competitor (Horngern, 2001,

105). Jika biaya target (target cost) di bawah harga produk yang sekarang dapat dicapai,

maka manajemen harus merencanakan program pengurangan biaya untuk menurunkan

biaya yang sekarang, untuk menghasilkan produk, ke biaya target (target cost).

Biaya Target (Target Costing) (Mulyadi, 2001, 84) merupakan suatu bentuk biaya

standar yang dapat dicapai sekarang (current attainable standard). Jika perusahaan

menekankan usahanya dalam pengurangan biaya bukan penambah nilai (non value added

costs), standar yang dicapai sekarang harus mencerminkan kenaikan efisiensi yang

diharapkan tahun bersangkutan. Perbandingan antara biaya sesungguhnya dengan biaya

stndar yang dicapai sekarang akan memberikan ukuran seberapa besar tujuan improvement

(kemajuan) tahun yang telah dicapai. Jika biaya standar yang ideal (ideal standrd cost), maka

biaya target (target cost) didorong faktor luar, yaitu atas dasar nalisa pasar dan pesaing.

Disamping itu pula, perhitungan biaya target melbatkan jauh lebih banyak pekerjaan

pendahuluan daripada penetapan harga berdasarkan biaya. Namun, terdapat pekerjaan

tambahan yang harus dilakukan jika harga berdasarkan biaya yang lebih tinggi daripada

harga target.

Dalam menentukan biaya target atas suatu produk atau jasa dikenal 2 (dua) pendekatan

(Supriyono; 2001, 53), antara lain:

1. Pendekatan Biaya Target Penuh (Full Cost Approach) Dalam pendekatan ini harga target

ditentukan sebesar biaya produksi ditambah dengan markup yang diinginkan. Akan tetapi

biaya produksi tersebut tidak termasuk biaya non produksi. Pendekatan ini sebagai dasar

penentuan harga jual menekankan penggolongan biaya berdasarkan fungsi.

2. Pendekatan Biaya Target Variabel (Variable Cost Approach) Penentuan harga target atas

produk atau jasa ditentukan sebesar biaya variabel ditambah markup yang harus tersedia

untuk menutup semua biaya tetap dan untuk menghasilkan laba yang dihasilkan.

3Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”

Page 4: Akmen penetapan harga

Pendekatan ini sebagai dasar penentuan harga jual menekan penggolongan biaya berdasar

prilakunya.

2.4.Harga Target

Dalam menentukan harga jual bagi perusahaan jasa, tidak jarang seorang manajer

menggunakan harga target (Target Pricing) jasa yang dihasilkan. Harga target ini

memfokuskan pada harga, pendapatan, volume, biaya, laba dan kombinasi penjualan. Harga

target adalah analisis biaya-jumlah-laba (Cost-Volume-Profit), Target ROI Pricing, ataupun

sebagai Cost-Plus Pricing. Dimana kesemuanya berpusat kepada komponen-komponen

biaya tetap dan variabel, yang merupakan faktor mempengaruhi laba.

Dalam jangka panjang kontribusi marjin (pendapatan dikurangi biaya variabel) harus

dapat menutup biaya tetap dan menghasilkan laba. Dimana dalam perencanaan markup

atas biaya target tersebut, manajemen seharusnya mempertimbangkan margin kontribusi

dari seluruh produk setelah biaya yang didapatkan dipisahkan, dikurangkan dari penjualan.

Margin kontribusi tersebut memungkinkan untuk memprediksi kontribusi masing-masing

departemen.

Produksi suatu barang atau jasa selalu memerlukan bahan mentah, tenaga kerja

langsung dan hal-hal yang secara tidak langsung mendukung produksi tersebut. Dalam

organisasi jasa seringkali persediaan bahan baku ini berwujud ataupun tidak berwujud, yang

mana akun persediaan bahan baku untuk persediaan pada perusahaan jasa biasanya berupa

persediaan perlengkapan yang digunakan dalam menyediakan jasa.

Target Price (Mulyadi, 2001, 84) adalah akumulasi antara biaya target (standar) yang

dikeluarkan untuk memproduksi satu unit barang atau jasa dengan target laba yang

diharapkan atas unit barang tersebut. Jika harga terget dan atau biaya target masih dibawah

harga produk yang sekarang dapat dicapai, maka pihak manajemen harus merencanakan

program pengurangan biaya untuk menurunkan biaya yang sekarang dikonsumsi untuk

menghasilkan ke target price/target cost.

Untuk menentukan harga target tersebut maka digunakan rumus sebagai berikut:

PX = TC + π atau PX = (FC + VC) + π

Dimana:

PX = Harga Jual (Harga Target)

4Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”

Page 5: Akmen penetapan harga

TC = Biaya Total

FC = Biaya Tetap

VC = Biaya Variabel

π = Laba yang diharapkan

berdasarkan rumus diatas harga target dapat ditentukan dengan menjumlahkan seluruh

biaya yang dikeluarkan (biaya produksi ataupun biaya non produksi) ditambahkan

persentase mark up dari laba yang diharapkan. Contoh: PT X akan memproduksi produk “A”

(dengan harga produk sejenis dipasar adalah RP 15.000,-) dengan biaya bahan baku yang

dikonsumsi per satuan produk adalah sebesar RP 2.000,-. Dalam memproduksi produk

tersebut dibutuhkan tenaga kerja dengan upah tenaga kerja sebesar RP 1.500,-. Pihak

manajemen perusahaan memberikan insentif lembur sebesar RP 500,-/jam dengan

maksimal jam lembur masing-masing karyawan dalam seminggu adalah sebanyak 10

(sepuluh) jam. Biaya overhead pabrik yang diprediksi terjadi adalah sebesar RP 3.000,-.

Atas pertimbangan kompetitor dan pasar, pihak perusahaan menginginkan laba sebesar RP

5.000,-/unit produk, berapakah biaya target dan harga target? (Asumsi: Manajemen

mengharuskan pekerja untuk lembur dalam rangka memperbesar kapasistas produksi dan

penjualan, min. 1 jam/hari)

Jawab:

Biaya Produksi:

Biaya Bahan Baku RP 2.000,-

Biaya Tenaga Kerja RP 1.500,-

Insentif lembur RP 500,-

Biaya Overhead Pabrik RP 3.000,- +

Biaya Target RP 7.000,-

Laba yang diharapkan RP 5.000,- +

Harga Target RP 12.000,-

Dalam menentukan harga target ini, hubungan antaraharga jual, biaya per unit, volume

jual barang, dan laba yang diharapkan adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan. Setiap

unit barang atau jasa yang akan dijual akan menghasilkan suatu kontribusi terhadap biaya

dan pendapatan terhadap biaya yang diinginkan. Persentase laba yang cukup tinggi

5Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”

Page 6: Akmen penetapan harga

digunakan untuk menutupi risiko pengembalian investasi yang sesuai, tetapi tidak cuku

tinggi untuk mencari pesaing baru ataupun menimbulkan ketidakpercayaan dari para

pelanggan (Atkinson; 2001, 78). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalampenentuan

harga (cost-volume-profit approach) antara lain (Davidson, 2001, 60) :

1. Harga harus mampu menutupi biaya incremental produksi

2. Biaya opportunity dari produksi jasa/produk tersebut

3. Total biaya yang dikeluarkan dari penanaman modal untuk memproduksi

dan mendistribusikan produk/jasa.

Disamping itu juga perlunya pemahman akan asumsi-asumsi tersebut antara lain

(Davidson, 2001, 62):

1. Total biaya yang termasuk dalam komponen biaya tetap dan biaya tidak

tetap.

2. Prilaku biaya dan pendapatan dalam aktivitas produksi. Hal ini

diasumsikan dengan:

a. Total biaya tetap tidak berubah selama proses produksi

b. Biaya tidak tetap per unit selalu tetap selama proses produksi

c. Harga jual yang tetap

3. Produk campuran yang tetap selama proses produksi

4. Tidak ada perubahan dalam persediaan.

Ada beberapa keunggulan dari pendekatan harga target (pendekatan kontribusi)

daripada pendekatan sistem harga pokok serapan untuk membantu penetapan harga,

antara lain (Mulyadi, 2001, 86):

1. Pendekatan harga target (pendekatan kontribusi/biaya target penuh) memberi informasi

yang lebih rinci daripada pendekatan sistem harga pokok serapan (Absorption Approach/Full

Cost Approach). Dimana,pendekatan kontribusi mengukur hubungan antara biaya-volume-

laba,oleh karena itu mempermudah penyesuaian daftar harga berbagai tingkat volume

tertentu.

2. Rumus penetapan harga normal atau target menurut pendekatan kontribusi (biaya target

penuh) dapat dikembangkan semudah dalam sistem harga pokok serapan (Absorption

Approach/Full Cost Approach) untuk situasi biasa atau non-ikremental. Dengan pendekatan

ini persentase kenaikan atas biaya akan didasarkan pada biaya variabel.

6Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”

Page 7: Akmen penetapan harga

3. Pendekatan harga target (pendekatan kontribusi/biaya target penuh) menyoroti akibat

jangka panjang versus jangka pendek dari penurunan harga untuk pesanan khusus.

Umumnya, manajer dapat menimbang keputusan semacam itu dengan menilai manfaat

jangka panjang yang diharapkan bila tidak ada penurunan harga.

2.5.Cost Plus Pricing

Pengertian Cost Plus , adalah nilai biaya tertentu ditambah dengan kenaikan (mark-up)

yang ditentukan. didalam konsep perhitungan harga pokok dikenal dua pendekatan yaitu

a) Perhitungan harga pokok penuh (Full costing) dan

b) perhitungan harga pokok variable (Variable costing)

a).Absorption costing (full costing)

Dalam pendekatan ini harga pokok peroduksi terdiri dari biaya-biaya yang

berkaitandengan pembuatan produk baik ang bersifat variable maupunyang bersifat tetap

- Bahan baku langsung

- Upah langsung

- Biaya overhead pabrik – variable

- Biaya Overhead pabrik – Tetap

b) Variable costing ( direct costing )

Dalam pendekatan ini yang dimasukkan sebagai komponen harga pokok produk adalah

seluruh biaya-biaya yang bersifat variable Biaya variable tersebut dapat dikelompokkan

lebih lanjut seperti dalam gambar berikut :

-Biaya bahan baku

Total Biaya Biaya produksi -Ulah langsung

Variabel Variabel -BOP variabel

-Biaya Penjualan Variabel

-Biaya umum&Adm variabel

Contoh:

7Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”

Page 8: Akmen penetapan harga

Untuk menetapkan harga jual telah tersedia data biaya sbb:

Per unit Total Rp.

Bahan baku 8.000

Upah langsung 12.000

B.Overhead variable 3.000

B.Overhead tetap 7.000 350.000.000

Biaya penjualan variable 1.500

Biaya penjualan tetap 1.800 90.000.000

Biaya umum variable 500

Biaya umum tetap 2.200 110.000.000

Biaya tersebut berdasarkan kapasitas normal sebesar 50.000 unit per bulan Manajemen

menetapkan harga jual dengan 50% markup dari harga pokok produk atau mark up 80%

dari Biaya Variabel

Penetapan berdasarkan HPP Penetapan berdasarkan Biaya variabel

Bahan Baku 8.000 Bahan baku 8.000

Upah langsung 12.000 Upah langsung 12.000

BOP Variabel 3.000 B.Overhead variable 3.000

BOP tetap 7.000 Biaya penjualan variable 1.500

10.000 Biaya umum variable 500

Total Biaya Produksi 30.000 Total biaya variabel 25.000

Mark up 50 % 15.000 Mark up 80 % 20.000

Harga Jual 45.000 Harga jual 45.000

Kedua metode telah menghasilkan harga jual yang sama. Jika seluruh produk yang dihasilkan

dapat terjual semua maka perhitungan kedunya akan menghasilkan laba yang sama.

Pengaruh yang terjadi dapat dikumpulkan sbb:

1.Jika seluruh produk terjual maka laba yang dihasilkan sama

8Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”

Page 9: Akmen penetapan harga

2.Jika persediaan akhir lebih kecil daripada persediaan awal maka Laba bersih Fuul cost

akan lebih besar dari Variable costing

3.Jika persediaan akhir lebih besar dari pada persediaan awal maka Laba Bersih Variabel

Costing lebih besar dari full costing

2.6.Perbedaan Laba Full Costing dengan Laba Variabel Costing

Seperti diuraikan sebelumnya bahwa laba Full costing akanberbeda dengan laba Variable

costing ; apabila terdapat perbedaan pada persediaan awal dan persediaan akhir.

Perbedaan laba tersebut disebabkan karena adanya sebagian biaya Oerhead tetap yang

melekat pada persediaan awal dan persediaan akhir.

BOT

LF – LV = ----------- X (Qp – Qs)

Qn

atau

= BOT u X ( Qe - Qb)

LF = Laba Full Csoting

LV = Laba Variable costing

BOT = Biaya Overhead Tetap

Qn = Kapasitas Normal

Qp = Kapasitas produksi

Qs = Kapasitas terjual

BOTu = Biaya Overhead tetap per unit

Qe = Kapasitas akhir

Qb = Kapaistas awal

Dari rumus tersebut diperoleh hubungan sbb:

Jika terjadi atau jika terjadi Maka

Qp > Qs Qe > Qb LF > LV

Qp< Qs Qe < Qb LF < LV

Qp = Qs Qe = Qb LF = LV

9Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”

Page 10: Akmen penetapan harga

Rumusan dan hubungan ini dapat dipergunakan untuk melakukan rekonsiliasi laporan laba

rugi Variabel Costing menjadi Laporan Laba-rugi Full costing atau sebaliknya.

Contoh:

Data kuartal 1 (Januari, Februari, Maret) tahun 2009:

-Kapasitas normal per bulan= 5.000 unt

-Biaya Overhead tetap Rp. 50.000.000

-Biaya variable per unit: Bahan Rp. 20.000,- ; Upah Rp.10.000,- ; BOP Rp. 5.000,-

-Biaya Umum dan Pemasaran tetap / bulan Rp.100.000.000

-Biaya operasional Variabel Rp. 20.000/ unit

-Persediaan awal = 0 unit ; Jumlah diproduksi =15.750 unit ; penjualan 14.750 unit

-Harga jual per unit Rp. 100.000,-

-Rincian produksi dan penjualan per bulan

Keterangan januari Februari Maret TotalProdukssi (unit)Penjualan (Unit)

6.0004.500

5.0005.500

4.7504.750

15.75014.750

Diminta:

1.laporan Laba-rugi dengan Variable costing untuk Januari.Februari, maret

2.Buat rekonsiliasi Laba-rugi dan persediaan dari Variabel Costing ke Full Costing

10Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”

Page 11: Akmen penetapan harga

Laporan Laba rugi dengan pendekatan Harga Pokok Variabel :

LAPORAN LABA RUGI

PENDEKATAN HARGA POKOK VARIABEL

(Dalam ribuan rupiah)

Keterangan Januari Februari Maret Total

Penjualan : 450,000 550,000 475,000 1,475,000

Harga Pokok Variabel:

Persediaan awal 60,000 40,000

Biaya Produksi 240,000 200,000 190,000 630,000

Produk siap untuk dijual 240,000 260,000 230,000 630,000

Persediaan akhir 60,000 40,000 40,000 40,000

Harga Pokok Variabel 180,000 220,000 190,000 590,000

Biaya penjualan + Adm Variabel 90,000 110,000 95,000 295,000

Jumlah Biaya Variabel 270,000 330,000 285,000 885,000

Laba Kontribusi 180,000 220,000 190,000 590,000

Biaya tetap:

Biaya Overhead 50,000 50,000 50,000 150,000

Biaya Penjualan + Adm 100,000 100,000 100,000 300,000

Jumlah Biaya Tetap 150,000 150,000 150,000 450,000

Laba bersih 30,000 70,000 40,000 140,000

Rekonsiliasi Laba dari Laba menurut harga Pokok Variabel menjadi Laba penurut Harga pokok

penuh.

11Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”

Page 12: Akmen penetapan harga

REKONSILIASI LABA

HP VARIABEL KE HP PENUH

( Dalam ribuah rupiah )

Keterangan Januari Februari Maret Total

Laba menurut HP Variabel 30,000 70,000 40,000 140,000

Selisih Laba :

BOPu X ( Qp -Qs)

Atau

BOPu X ( Qb -Qe)

Jan: 10.000 X ( 6.000-4.500) 15,000

10.000 X ( 1.500 - 0 )

Feb: 10.000 X (5.000 - 5.500) (5,000)

10.000 X ( 1.000 - 1000)

Mar: 10.000 X (4.750 - 4.750)

10.000 X (1.000 - 1.000)

Total:

10.000 X (15.750-14.750) 10,000

10.000 X ( 1.000 - 0 )

45,000 65,000 40,000 150,000

REKONSILIASI PERSEDIAAN AKHIR

HP VARIABEL KE HP PENUH

( Dalam ribuah rupiah )

12Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”

Page 13: Akmen penetapan harga

Keterangan Januari Februari Maret Kwartal

Persediaan akhir HP Variabel 60,000 40,000 40,000 40,000

Selisih Persediaan:

BOP u X Qe

Jan : 10.000 X 1.500 15,000

Feb : 10.000X 1.000 10,000

Mar : 10.000 X 1.000 10,000

Sd akhir kwartal 10.000 X 1.000 10,000

Persediaan akhir HP. Penuh 75,000 50,000 50,000 50,000

LAPORAN LABA RUGI

PENDEKANTAN HARGA POKOK PENUH

( Dalam ribuah rupiah )

Keterangan Januari Februari Maret Kwartal

Penjualan 450,000 550,000 475,000 1,475,000

Beban Pokok Penjualan:

Persediaan awal 75,000 50,000

Biaya Produksi 300,000 250,000 237,500 787,500

Produk siap untuk dijual 300,000 325,000 287,500 787,500

Persediaan akhir 75,00 50,000 50,000 50,000

225,000 275,000 237,500 737,500

BOP lebih(kurang) dibebankan 10,000 (2,500) 7,500

Beban Pokok penjualan 215,000 275,000 240,000 730,000

Laba Kotor 235,000 275,000 35,000 745,000

Beban Penjualan dan Adm

Variabel 90,000 110,000 95,000 295,000

Tetap 100,000 100,000 100,000 300,000

190,000 210,000 195,000 595,000

Laba bersih 45,000 65,000 40,000 150,000

13Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”

Page 14: Akmen penetapan harga

2.7.Menetapkan persentase mark-up

Ada kalanya manajemen membutuhkan informasi berapa besarnya markup yang harus di

tetapkan terhadap harga pokok barang tertentu dimana harga jual barang tersebut telah

diketahui sebelumnya.

Rumus : Harga jual - Total biaya

Persentase laba = ------------------------------ X 100 %

Total biaya

Contoh:

Data Biaya untuk membuat sebuah produk adalah sbb:

B.Variabel B. tetap

Bahan Rp.2.000

Upah Rp.1.000

BOP Rp. 400 Rp.600

B.Pemasaran&adm Rp. 200 Rp.800

Perusahaan menginginkan laba sebesar Rp. 1000. maka target harga jual adalah

Total Biaya + Laba = Rp. 5.000 + Rp. 1000 = Rp. 6.000,-

(1).Markup didasarkan pada Prime Cost.

Prime Cost = 2.000 + 1.000

6.000 - 3.000

Persentase mark-up = ------------------- X 100 % = 100 %

3.000

(2).Mark-up didasarkan pada Total Harga pokok penuh (Full costing)

Full Costing = 2.000+1.000+1.000= 4.000

6.000 - 4.000

Persentase mark-up = -------------------- X 100 % = 50 %

4.000

(3).Mark-up didasarkan pada Harga pokok Variabel (Variabel Costing)

Harga pokok variable = 2.000+1.000+400+200= 3.600

14Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”

Page 15: Akmen penetapan harga

6.000 - 3.600

Persentase mark-up = ------------------- X 100 % = 66,67 %

3.600

2.8.Menetapkan Harga Jual berdasarkan ROI

Return on Investment sering kali dijadikan target untuk mengukur keberhasilan sebuah

bisnis. Untuk menetapkan harga jual dengan tingkat ROI tertentu dapat dilakukan

dengan cara sbb:

(1) Tetapkan Persentase mark-up

ROI + Biaya Operasional

Presentase = --------------------------------- X 100%

Total Harga Pokok Prod

(2) Menambah Harga Pokok Produksi dengan mark-up yang diperoleh pada

hitungan pertama

Menetapkan presentase mark-up berdasarkan metode Harga pokok:

1.Presentase mark-up didasarkan pada Harga pokok penuh (Full costing)

ROI + Biaya penjualan dan Adm

Presentase mark-up= ------------------------------------------- X 100 %

Q X Biaya Prod per unit

2.Presentase mark-up didasarkan pada Harga pokok variable (Variable costing)

ROI + Biaya Tetap

Presentase mark-up= ------------------------------------------- X 100 %

Q X Biaya Prod variabel per unit

15Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”

Page 16: Akmen penetapan harga

Contoh:

Menyambut tahun buku yang baru, perusahaan telah menetapkan target produksi ”produk

baru” sebanyak 20.000 unit dengan biaya sbb:

Per unit Per tahun

Bahan baku Rp. 18.000

Upah langsung 3.600

Biaya Overhead Pabrik Variabel 2.400

Biaya Overhead Pabrik Tetap 6.000 120.000.000

B.Penjualan & Adm Var 1.000

B.Penjualan & Adm Tetap 7.250 145.000.000

Untuk produk baru tersebut diperlukan biaya Investasi sebesar Rp. 400.000.000

dengan ROI sebesar 15 % (= Rp.60.000.000 per tahun)

Harga pokok produksi menurut Pendekatan Biaya Variabel dan Biaya penuh sbb:

H.P Variabel H.P.Penuh (Full)

Bahan baku Rp. 18.000 Rp.18.000

Upah langsung 3.600 3.600

Biaya Overhead Pabrik Variabel 2.400 2.400

Biaya Overhead Pabrik Tetap 6.000

B.Penjualan & Adm Var 1.000

Harga Pokok Rp.25.000 Rp.30.000

Menetapkan Harga dengan Pendekatan Biaya Variabel

ROI + Biaya Tetap

Presentase mark-up = ------------------------------------------- X 100 %

Q X Biaya Prod variabel per unit

60.000.000 + 120.000.000+145.000.000

=-------------------------------------------------- X 100 % = 65 %

16Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”

Page 17: Akmen penetapan harga

20.000 X 25.000

Target harga = Rp. 25.000 + 65% X Rp. 25.000 = Rp. 41.250,-

LAPORAN LABA/ RUGI

PENDEKATAN HARGA POKOK VARIABEL

Penjualan 20.000 X 41.250 = 825,000,000

Harga Pokok Variabel 20.000 X 25.00 = 500,000,000

Laba Kontribusi 325,000,000

Biaya Tetap

Biaya Overhead 120,000,000

B.Penjualan & Adm 145,000,000

265,000,000

Laba Usaha 60,000,000

LABA PENJUALAN 60.000.000 825.000.000

ROI = ------------------ X ------------------- = -------------- X --------------- = 15 %

PENJUALAN INVESTASI 825.000.000 400.000.000

Menetapkan Harga dengan Pendekatan Biaya Penuh (Full Costing)

ROI + Biaya Penjualan & Adm

Presentase mark-up = ----------------------------------------- X 100 %

Q X Biaya Prod per unit

60.000.000 +145.000.000

=---------------------------------- X 100 % = 37,5 %

17Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”

Page 18: Akmen penetapan harga

20.000 X 30.000

Target harga = Rp. 30.000 + 37,5% X Rp. 25.000 = Rp 41.250,-

PERHITUNGAN LABA/ RUGI

PENDEKATAN HARGA POKOK PENUH

Penjualan 20.000 X 41.250 = 825,000,000

Harga Pokok Variabel 20.000 X 30.000 = 600,000,000

Laba Kotor (Gross Profit) 225,000,000

Biaya Penjualan & Adm

Variabel 20,000,000

Tetap 145,000,000

165,000,000

Laba Usaha 60,000,000

LABA PENJUALAN 60.000.000 825.000.000

ROI = ------------------ X ------------------- = -------------- X --------------- = 15 %

PENJUALAN INVESTASI 825.000.000 400.000.000

18Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”

Page 19: Akmen penetapan harga

BABIII

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Biaya didefinisikan sebagai kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk

mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini

atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Secara umum, dalam akuntansi

manajemen dikenal 2 (dua) golongan biaya, yaitu biaya variabel dan biaya tetap.

Harga jual adalah h adalah nilai suatu barang/jasa yang diukur dengan sejumlah

uang .

Biaya target (Target Costing) adalah biaya produk atau jasa berdasarkan harga

yang bersedia dibayarkan oleh pelanggan.

Penetapan harga adalah menetapkan suatu nilai baik produk maupun jasa

kepeda para calon pembeli dengan cara menggunakan beberapa metode, agar

harga yang telah ditetapkan dapat mencapai target yang kita inginkan sesuai

dengan tujuan organisasi.

3.2. SARAN

Kami menyarankan agar untuk menentukan penetapan harga tidak bisa dilakukan secara

sembarangan,harus ada beberapa tahapan-tahapan seperti teori yang telah dijelaskan

didalam makalah ini. karena kesalahan didalam menetapkan harga jual akan berdampak

langsung terhadap keberhasilan usaha.

19Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”