akmen penetapan harga
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Biaya Variabel dan Biaya Tetap
Konsep biaya merupakan salah satu hal yang terpenting dalam akuntansi manajemen
dan akuntansi biaya. Adapun tujuan memperoleh informasi biaya digunakan untuk proses
perencanaan, pengendalian dan pembuatan keputusan. Biaya (Hansen; 2005, 54)
didefinisikan sebagai kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan
barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan
datang bagi organisasi. Secara umum, dalam akuntansi manajemen dikenal 2 (dua) golongan
biaya, yaitu biaya variabel dan biaya tetap.
Biaya variabel (Zulkifli; 2003, 34) adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah
sebanding dengan perubahan volume kegiatan, namun biaya per unitnya tetap. Artinya, jika
volume kegiatan diperbesar 2 (dua) kali lipat,maka total biaya juga menjadi 2 (dua) kali lipat
dari jumlah semula. Biaya tetap (Zulkifli; 2003, 34) adalah biaya yang jumlahnya sampai
tingkat kegiatan tertentu relatif tetap dan tidak terpengaruh oleh perubahan volume
kegiatan.
2.2.Harga Jual
Harga jual (Mulyadi; 2001, 81) adalah nilai suatu barang/jasa yang diukur dengan
sejumlah uang dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia
melepaskan barang/jasa yang dimilki kepada orang lain. Dimana tujuan harga jual adalah
untuk mendapatkan laba maksimum, mendapatkan pengembalian investasi, mencegah atau
mengurangi persaingan, mempertahankan atau memperbaiki market share.
Faktor-faktor mempengaruhi tingkat harga (Garrison, 2007, 47) antara lain:
1. Tujuan perusahaan, khususnya laba dan Return on Investment (ROI) yang diharapkan
2. Biaya, khususnya biaya masa depan
3. Pendapatan yang diharapkan
4. Jenis produk atau jasa yang dijual
5. Jenis industri
1Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”
6. Citra atau kesan masyarakat
7. Pengaruh pemerintah, seperti kebijakan, undang-undang
8. Tindakan atas reaksi pesaing
9. Tipe pasar yang dihadapi
10. Trend ekonomi
11. Gaya manajemen
12. Tujuan non-laba
13. Tanggung jawab sosial perusahaan
Jika manajer perushaan mempunyai suatu diskresi (kebijakan) dalam menetapkan harga,
berbagai rumus berdasarkan biaya dapat digunakan sebagai pegangan bagi keputusan
penetapan harga. Rumus ini mencakup:
1. Biaya produksi variabel ditambah marjin (laba)
2. Total biaya variabel ditambah marjin (laba)
3. Total biaya produksi ditambah marjin (laba)
4. Total biaya ditambah marjin (laba)
Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan-perusahaan mengubah strategi
pemasarannya dengan meletakkan kepuasan customers sebagai prioritas pertama dalam
mengarahkan kegiatan bisnis mereka. Perusahaan berlomba-lomba untuk menghasilkan
produk atau jasa yang bermutu dengan harga yang rendah dengan berpedoman baha
customers hanya dibebani dengan biaya-biaya untuk penambah nilai (value added
activities).
2.3.Biaya Target
Produksi suatu barang atau jasa selalu memerlukan bahan mentah, tenaga kerja
langsung dan hal-hal yang secara tidak langsung mendukung produksi tersebut. Dalam
organisasi atau perusahaan jasa sering kali persediaan ini berwujud ataupun tidak berwujud.
Akun persediaan untuk organisasi atau perusahaan jasa, biasanya berupa persediaan
perlengkapan yang digunakan dalam menyediakan jasa tersebut. Biaya target (Target
Costing) adalah biaya produk atau jasa berdasarkan harga yang bersedia dibayarkan oleh
pelanggan. Biaya target juga didefinisikan sebagai perbedaan antara harga jual produk
ataujasa yang iperlukan untuk mencapai pangsa pasar (market share) tertentu dengan laba
2Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”
per satuan yang diharapkan. Dengan kata lain, biaya target diasumsikan sebagai biaya yang
harus dicapai atau “biaya standar” sebelum ada marjin (laba) atas barang atau jasa yang
dihasilkan. (Mulyadi; 2001, 84).
A Target Cost is estimated long run cost of a product that will enable a company to enter or
remain in the market and competee profitability against its competitor (Horngern, 2001,
105). Jika biaya target (target cost) di bawah harga produk yang sekarang dapat dicapai,
maka manajemen harus merencanakan program pengurangan biaya untuk menurunkan
biaya yang sekarang, untuk menghasilkan produk, ke biaya target (target cost).
Biaya Target (Target Costing) (Mulyadi, 2001, 84) merupakan suatu bentuk biaya
standar yang dapat dicapai sekarang (current attainable standard). Jika perusahaan
menekankan usahanya dalam pengurangan biaya bukan penambah nilai (non value added
costs), standar yang dicapai sekarang harus mencerminkan kenaikan efisiensi yang
diharapkan tahun bersangkutan. Perbandingan antara biaya sesungguhnya dengan biaya
stndar yang dicapai sekarang akan memberikan ukuran seberapa besar tujuan improvement
(kemajuan) tahun yang telah dicapai. Jika biaya standar yang ideal (ideal standrd cost), maka
biaya target (target cost) didorong faktor luar, yaitu atas dasar nalisa pasar dan pesaing.
Disamping itu pula, perhitungan biaya target melbatkan jauh lebih banyak pekerjaan
pendahuluan daripada penetapan harga berdasarkan biaya. Namun, terdapat pekerjaan
tambahan yang harus dilakukan jika harga berdasarkan biaya yang lebih tinggi daripada
harga target.
Dalam menentukan biaya target atas suatu produk atau jasa dikenal 2 (dua) pendekatan
(Supriyono; 2001, 53), antara lain:
1. Pendekatan Biaya Target Penuh (Full Cost Approach) Dalam pendekatan ini harga target
ditentukan sebesar biaya produksi ditambah dengan markup yang diinginkan. Akan tetapi
biaya produksi tersebut tidak termasuk biaya non produksi. Pendekatan ini sebagai dasar
penentuan harga jual menekankan penggolongan biaya berdasarkan fungsi.
2. Pendekatan Biaya Target Variabel (Variable Cost Approach) Penentuan harga target atas
produk atau jasa ditentukan sebesar biaya variabel ditambah markup yang harus tersedia
untuk menutup semua biaya tetap dan untuk menghasilkan laba yang dihasilkan.
3Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”
Pendekatan ini sebagai dasar penentuan harga jual menekan penggolongan biaya berdasar
prilakunya.
2.4.Harga Target
Dalam menentukan harga jual bagi perusahaan jasa, tidak jarang seorang manajer
menggunakan harga target (Target Pricing) jasa yang dihasilkan. Harga target ini
memfokuskan pada harga, pendapatan, volume, biaya, laba dan kombinasi penjualan. Harga
target adalah analisis biaya-jumlah-laba (Cost-Volume-Profit), Target ROI Pricing, ataupun
sebagai Cost-Plus Pricing. Dimana kesemuanya berpusat kepada komponen-komponen
biaya tetap dan variabel, yang merupakan faktor mempengaruhi laba.
Dalam jangka panjang kontribusi marjin (pendapatan dikurangi biaya variabel) harus
dapat menutup biaya tetap dan menghasilkan laba. Dimana dalam perencanaan markup
atas biaya target tersebut, manajemen seharusnya mempertimbangkan margin kontribusi
dari seluruh produk setelah biaya yang didapatkan dipisahkan, dikurangkan dari penjualan.
Margin kontribusi tersebut memungkinkan untuk memprediksi kontribusi masing-masing
departemen.
Produksi suatu barang atau jasa selalu memerlukan bahan mentah, tenaga kerja
langsung dan hal-hal yang secara tidak langsung mendukung produksi tersebut. Dalam
organisasi jasa seringkali persediaan bahan baku ini berwujud ataupun tidak berwujud, yang
mana akun persediaan bahan baku untuk persediaan pada perusahaan jasa biasanya berupa
persediaan perlengkapan yang digunakan dalam menyediakan jasa.
Target Price (Mulyadi, 2001, 84) adalah akumulasi antara biaya target (standar) yang
dikeluarkan untuk memproduksi satu unit barang atau jasa dengan target laba yang
diharapkan atas unit barang tersebut. Jika harga terget dan atau biaya target masih dibawah
harga produk yang sekarang dapat dicapai, maka pihak manajemen harus merencanakan
program pengurangan biaya untuk menurunkan biaya yang sekarang dikonsumsi untuk
menghasilkan ke target price/target cost.
Untuk menentukan harga target tersebut maka digunakan rumus sebagai berikut:
PX = TC + π atau PX = (FC + VC) + π
Dimana:
PX = Harga Jual (Harga Target)
4Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”
TC = Biaya Total
FC = Biaya Tetap
VC = Biaya Variabel
π = Laba yang diharapkan
berdasarkan rumus diatas harga target dapat ditentukan dengan menjumlahkan seluruh
biaya yang dikeluarkan (biaya produksi ataupun biaya non produksi) ditambahkan
persentase mark up dari laba yang diharapkan. Contoh: PT X akan memproduksi produk “A”
(dengan harga produk sejenis dipasar adalah RP 15.000,-) dengan biaya bahan baku yang
dikonsumsi per satuan produk adalah sebesar RP 2.000,-. Dalam memproduksi produk
tersebut dibutuhkan tenaga kerja dengan upah tenaga kerja sebesar RP 1.500,-. Pihak
manajemen perusahaan memberikan insentif lembur sebesar RP 500,-/jam dengan
maksimal jam lembur masing-masing karyawan dalam seminggu adalah sebanyak 10
(sepuluh) jam. Biaya overhead pabrik yang diprediksi terjadi adalah sebesar RP 3.000,-.
Atas pertimbangan kompetitor dan pasar, pihak perusahaan menginginkan laba sebesar RP
5.000,-/unit produk, berapakah biaya target dan harga target? (Asumsi: Manajemen
mengharuskan pekerja untuk lembur dalam rangka memperbesar kapasistas produksi dan
penjualan, min. 1 jam/hari)
Jawab:
Biaya Produksi:
Biaya Bahan Baku RP 2.000,-
Biaya Tenaga Kerja RP 1.500,-
Insentif lembur RP 500,-
Biaya Overhead Pabrik RP 3.000,- +
Biaya Target RP 7.000,-
Laba yang diharapkan RP 5.000,- +
Harga Target RP 12.000,-
Dalam menentukan harga target ini, hubungan antaraharga jual, biaya per unit, volume
jual barang, dan laba yang diharapkan adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan. Setiap
unit barang atau jasa yang akan dijual akan menghasilkan suatu kontribusi terhadap biaya
dan pendapatan terhadap biaya yang diinginkan. Persentase laba yang cukup tinggi
5Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”
digunakan untuk menutupi risiko pengembalian investasi yang sesuai, tetapi tidak cuku
tinggi untuk mencari pesaing baru ataupun menimbulkan ketidakpercayaan dari para
pelanggan (Atkinson; 2001, 78). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalampenentuan
harga (cost-volume-profit approach) antara lain (Davidson, 2001, 60) :
1. Harga harus mampu menutupi biaya incremental produksi
2. Biaya opportunity dari produksi jasa/produk tersebut
3. Total biaya yang dikeluarkan dari penanaman modal untuk memproduksi
dan mendistribusikan produk/jasa.
Disamping itu juga perlunya pemahman akan asumsi-asumsi tersebut antara lain
(Davidson, 2001, 62):
1. Total biaya yang termasuk dalam komponen biaya tetap dan biaya tidak
tetap.
2. Prilaku biaya dan pendapatan dalam aktivitas produksi. Hal ini
diasumsikan dengan:
a. Total biaya tetap tidak berubah selama proses produksi
b. Biaya tidak tetap per unit selalu tetap selama proses produksi
c. Harga jual yang tetap
3. Produk campuran yang tetap selama proses produksi
4. Tidak ada perubahan dalam persediaan.
Ada beberapa keunggulan dari pendekatan harga target (pendekatan kontribusi)
daripada pendekatan sistem harga pokok serapan untuk membantu penetapan harga,
antara lain (Mulyadi, 2001, 86):
1. Pendekatan harga target (pendekatan kontribusi/biaya target penuh) memberi informasi
yang lebih rinci daripada pendekatan sistem harga pokok serapan (Absorption Approach/Full
Cost Approach). Dimana,pendekatan kontribusi mengukur hubungan antara biaya-volume-
laba,oleh karena itu mempermudah penyesuaian daftar harga berbagai tingkat volume
tertentu.
2. Rumus penetapan harga normal atau target menurut pendekatan kontribusi (biaya target
penuh) dapat dikembangkan semudah dalam sistem harga pokok serapan (Absorption
Approach/Full Cost Approach) untuk situasi biasa atau non-ikremental. Dengan pendekatan
ini persentase kenaikan atas biaya akan didasarkan pada biaya variabel.
6Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”
3. Pendekatan harga target (pendekatan kontribusi/biaya target penuh) menyoroti akibat
jangka panjang versus jangka pendek dari penurunan harga untuk pesanan khusus.
Umumnya, manajer dapat menimbang keputusan semacam itu dengan menilai manfaat
jangka panjang yang diharapkan bila tidak ada penurunan harga.
2.5.Cost Plus Pricing
Pengertian Cost Plus , adalah nilai biaya tertentu ditambah dengan kenaikan (mark-up)
yang ditentukan. didalam konsep perhitungan harga pokok dikenal dua pendekatan yaitu
a) Perhitungan harga pokok penuh (Full costing) dan
b) perhitungan harga pokok variable (Variable costing)
a).Absorption costing (full costing)
Dalam pendekatan ini harga pokok peroduksi terdiri dari biaya-biaya yang
berkaitandengan pembuatan produk baik ang bersifat variable maupunyang bersifat tetap
- Bahan baku langsung
- Upah langsung
- Biaya overhead pabrik – variable
- Biaya Overhead pabrik – Tetap
b) Variable costing ( direct costing )
Dalam pendekatan ini yang dimasukkan sebagai komponen harga pokok produk adalah
seluruh biaya-biaya yang bersifat variable Biaya variable tersebut dapat dikelompokkan
lebih lanjut seperti dalam gambar berikut :
-Biaya bahan baku
Total Biaya Biaya produksi -Ulah langsung
Variabel Variabel -BOP variabel
-Biaya Penjualan Variabel
-Biaya umum&Adm variabel
Contoh:
7Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”
Untuk menetapkan harga jual telah tersedia data biaya sbb:
Per unit Total Rp.
Bahan baku 8.000
Upah langsung 12.000
B.Overhead variable 3.000
B.Overhead tetap 7.000 350.000.000
Biaya penjualan variable 1.500
Biaya penjualan tetap 1.800 90.000.000
Biaya umum variable 500
Biaya umum tetap 2.200 110.000.000
Biaya tersebut berdasarkan kapasitas normal sebesar 50.000 unit per bulan Manajemen
menetapkan harga jual dengan 50% markup dari harga pokok produk atau mark up 80%
dari Biaya Variabel
Penetapan berdasarkan HPP Penetapan berdasarkan Biaya variabel
Bahan Baku 8.000 Bahan baku 8.000
Upah langsung 12.000 Upah langsung 12.000
BOP Variabel 3.000 B.Overhead variable 3.000
BOP tetap 7.000 Biaya penjualan variable 1.500
10.000 Biaya umum variable 500
Total Biaya Produksi 30.000 Total biaya variabel 25.000
Mark up 50 % 15.000 Mark up 80 % 20.000
Harga Jual 45.000 Harga jual 45.000
Kedua metode telah menghasilkan harga jual yang sama. Jika seluruh produk yang dihasilkan
dapat terjual semua maka perhitungan kedunya akan menghasilkan laba yang sama.
Pengaruh yang terjadi dapat dikumpulkan sbb:
1.Jika seluruh produk terjual maka laba yang dihasilkan sama
8Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”
2.Jika persediaan akhir lebih kecil daripada persediaan awal maka Laba bersih Fuul cost
akan lebih besar dari Variable costing
3.Jika persediaan akhir lebih besar dari pada persediaan awal maka Laba Bersih Variabel
Costing lebih besar dari full costing
2.6.Perbedaan Laba Full Costing dengan Laba Variabel Costing
Seperti diuraikan sebelumnya bahwa laba Full costing akanberbeda dengan laba Variable
costing ; apabila terdapat perbedaan pada persediaan awal dan persediaan akhir.
Perbedaan laba tersebut disebabkan karena adanya sebagian biaya Oerhead tetap yang
melekat pada persediaan awal dan persediaan akhir.
BOT
LF – LV = ----------- X (Qp – Qs)
Qn
atau
= BOT u X ( Qe - Qb)
LF = Laba Full Csoting
LV = Laba Variable costing
BOT = Biaya Overhead Tetap
Qn = Kapasitas Normal
Qp = Kapasitas produksi
Qs = Kapasitas terjual
BOTu = Biaya Overhead tetap per unit
Qe = Kapasitas akhir
Qb = Kapaistas awal
Dari rumus tersebut diperoleh hubungan sbb:
Jika terjadi atau jika terjadi Maka
Qp > Qs Qe > Qb LF > LV
Qp< Qs Qe < Qb LF < LV
Qp = Qs Qe = Qb LF = LV
9Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”
Rumusan dan hubungan ini dapat dipergunakan untuk melakukan rekonsiliasi laporan laba
rugi Variabel Costing menjadi Laporan Laba-rugi Full costing atau sebaliknya.
Contoh:
Data kuartal 1 (Januari, Februari, Maret) tahun 2009:
-Kapasitas normal per bulan= 5.000 unt
-Biaya Overhead tetap Rp. 50.000.000
-Biaya variable per unit: Bahan Rp. 20.000,- ; Upah Rp.10.000,- ; BOP Rp. 5.000,-
-Biaya Umum dan Pemasaran tetap / bulan Rp.100.000.000
-Biaya operasional Variabel Rp. 20.000/ unit
-Persediaan awal = 0 unit ; Jumlah diproduksi =15.750 unit ; penjualan 14.750 unit
-Harga jual per unit Rp. 100.000,-
-Rincian produksi dan penjualan per bulan
Keterangan januari Februari Maret TotalProdukssi (unit)Penjualan (Unit)
6.0004.500
5.0005.500
4.7504.750
15.75014.750
Diminta:
1.laporan Laba-rugi dengan Variable costing untuk Januari.Februari, maret
2.Buat rekonsiliasi Laba-rugi dan persediaan dari Variabel Costing ke Full Costing
10Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”
Laporan Laba rugi dengan pendekatan Harga Pokok Variabel :
LAPORAN LABA RUGI
PENDEKATAN HARGA POKOK VARIABEL
(Dalam ribuan rupiah)
Keterangan Januari Februari Maret Total
Penjualan : 450,000 550,000 475,000 1,475,000
Harga Pokok Variabel:
Persediaan awal 60,000 40,000
Biaya Produksi 240,000 200,000 190,000 630,000
Produk siap untuk dijual 240,000 260,000 230,000 630,000
Persediaan akhir 60,000 40,000 40,000 40,000
Harga Pokok Variabel 180,000 220,000 190,000 590,000
Biaya penjualan + Adm Variabel 90,000 110,000 95,000 295,000
Jumlah Biaya Variabel 270,000 330,000 285,000 885,000
Laba Kontribusi 180,000 220,000 190,000 590,000
Biaya tetap:
Biaya Overhead 50,000 50,000 50,000 150,000
Biaya Penjualan + Adm 100,000 100,000 100,000 300,000
Jumlah Biaya Tetap 150,000 150,000 150,000 450,000
Laba bersih 30,000 70,000 40,000 140,000
Rekonsiliasi Laba dari Laba menurut harga Pokok Variabel menjadi Laba penurut Harga pokok
penuh.
11Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”
REKONSILIASI LABA
HP VARIABEL KE HP PENUH
( Dalam ribuah rupiah )
Keterangan Januari Februari Maret Total
Laba menurut HP Variabel 30,000 70,000 40,000 140,000
Selisih Laba :
BOPu X ( Qp -Qs)
Atau
BOPu X ( Qb -Qe)
Jan: 10.000 X ( 6.000-4.500) 15,000
10.000 X ( 1.500 - 0 )
Feb: 10.000 X (5.000 - 5.500) (5,000)
10.000 X ( 1.000 - 1000)
Mar: 10.000 X (4.750 - 4.750)
10.000 X (1.000 - 1.000)
Total:
10.000 X (15.750-14.750) 10,000
10.000 X ( 1.000 - 0 )
45,000 65,000 40,000 150,000
REKONSILIASI PERSEDIAAN AKHIR
HP VARIABEL KE HP PENUH
( Dalam ribuah rupiah )
12Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”
Keterangan Januari Februari Maret Kwartal
Persediaan akhir HP Variabel 60,000 40,000 40,000 40,000
Selisih Persediaan:
BOP u X Qe
Jan : 10.000 X 1.500 15,000
Feb : 10.000X 1.000 10,000
Mar : 10.000 X 1.000 10,000
Sd akhir kwartal 10.000 X 1.000 10,000
Persediaan akhir HP. Penuh 75,000 50,000 50,000 50,000
LAPORAN LABA RUGI
PENDEKANTAN HARGA POKOK PENUH
( Dalam ribuah rupiah )
Keterangan Januari Februari Maret Kwartal
Penjualan 450,000 550,000 475,000 1,475,000
Beban Pokok Penjualan:
Persediaan awal 75,000 50,000
Biaya Produksi 300,000 250,000 237,500 787,500
Produk siap untuk dijual 300,000 325,000 287,500 787,500
Persediaan akhir 75,00 50,000 50,000 50,000
225,000 275,000 237,500 737,500
BOP lebih(kurang) dibebankan 10,000 (2,500) 7,500
Beban Pokok penjualan 215,000 275,000 240,000 730,000
Laba Kotor 235,000 275,000 35,000 745,000
Beban Penjualan dan Adm
Variabel 90,000 110,000 95,000 295,000
Tetap 100,000 100,000 100,000 300,000
190,000 210,000 195,000 595,000
Laba bersih 45,000 65,000 40,000 150,000
13Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”
2.7.Menetapkan persentase mark-up
Ada kalanya manajemen membutuhkan informasi berapa besarnya markup yang harus di
tetapkan terhadap harga pokok barang tertentu dimana harga jual barang tersebut telah
diketahui sebelumnya.
Rumus : Harga jual - Total biaya
Persentase laba = ------------------------------ X 100 %
Total biaya
Contoh:
Data Biaya untuk membuat sebuah produk adalah sbb:
B.Variabel B. tetap
Bahan Rp.2.000
Upah Rp.1.000
BOP Rp. 400 Rp.600
B.Pemasaran&adm Rp. 200 Rp.800
Perusahaan menginginkan laba sebesar Rp. 1000. maka target harga jual adalah
Total Biaya + Laba = Rp. 5.000 + Rp. 1000 = Rp. 6.000,-
(1).Markup didasarkan pada Prime Cost.
Prime Cost = 2.000 + 1.000
6.000 - 3.000
Persentase mark-up = ------------------- X 100 % = 100 %
3.000
(2).Mark-up didasarkan pada Total Harga pokok penuh (Full costing)
Full Costing = 2.000+1.000+1.000= 4.000
6.000 - 4.000
Persentase mark-up = -------------------- X 100 % = 50 %
4.000
(3).Mark-up didasarkan pada Harga pokok Variabel (Variabel Costing)
Harga pokok variable = 2.000+1.000+400+200= 3.600
14Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”
6.000 - 3.600
Persentase mark-up = ------------------- X 100 % = 66,67 %
3.600
2.8.Menetapkan Harga Jual berdasarkan ROI
Return on Investment sering kali dijadikan target untuk mengukur keberhasilan sebuah
bisnis. Untuk menetapkan harga jual dengan tingkat ROI tertentu dapat dilakukan
dengan cara sbb:
(1) Tetapkan Persentase mark-up
ROI + Biaya Operasional
Presentase = --------------------------------- X 100%
Total Harga Pokok Prod
(2) Menambah Harga Pokok Produksi dengan mark-up yang diperoleh pada
hitungan pertama
Menetapkan presentase mark-up berdasarkan metode Harga pokok:
1.Presentase mark-up didasarkan pada Harga pokok penuh (Full costing)
ROI + Biaya penjualan dan Adm
Presentase mark-up= ------------------------------------------- X 100 %
Q X Biaya Prod per unit
2.Presentase mark-up didasarkan pada Harga pokok variable (Variable costing)
ROI + Biaya Tetap
Presentase mark-up= ------------------------------------------- X 100 %
Q X Biaya Prod variabel per unit
15Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”
Contoh:
Menyambut tahun buku yang baru, perusahaan telah menetapkan target produksi ”produk
baru” sebanyak 20.000 unit dengan biaya sbb:
Per unit Per tahun
Bahan baku Rp. 18.000
Upah langsung 3.600
Biaya Overhead Pabrik Variabel 2.400
Biaya Overhead Pabrik Tetap 6.000 120.000.000
B.Penjualan & Adm Var 1.000
B.Penjualan & Adm Tetap 7.250 145.000.000
Untuk produk baru tersebut diperlukan biaya Investasi sebesar Rp. 400.000.000
dengan ROI sebesar 15 % (= Rp.60.000.000 per tahun)
Harga pokok produksi menurut Pendekatan Biaya Variabel dan Biaya penuh sbb:
H.P Variabel H.P.Penuh (Full)
Bahan baku Rp. 18.000 Rp.18.000
Upah langsung 3.600 3.600
Biaya Overhead Pabrik Variabel 2.400 2.400
Biaya Overhead Pabrik Tetap 6.000
B.Penjualan & Adm Var 1.000
Harga Pokok Rp.25.000 Rp.30.000
Menetapkan Harga dengan Pendekatan Biaya Variabel
ROI + Biaya Tetap
Presentase mark-up = ------------------------------------------- X 100 %
Q X Biaya Prod variabel per unit
60.000.000 + 120.000.000+145.000.000
=-------------------------------------------------- X 100 % = 65 %
16Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”
20.000 X 25.000
Target harga = Rp. 25.000 + 65% X Rp. 25.000 = Rp. 41.250,-
LAPORAN LABA/ RUGI
PENDEKATAN HARGA POKOK VARIABEL
Penjualan 20.000 X 41.250 = 825,000,000
Harga Pokok Variabel 20.000 X 25.00 = 500,000,000
Laba Kontribusi 325,000,000
Biaya Tetap
Biaya Overhead 120,000,000
B.Penjualan & Adm 145,000,000
265,000,000
Laba Usaha 60,000,000
LABA PENJUALAN 60.000.000 825.000.000
ROI = ------------------ X ------------------- = -------------- X --------------- = 15 %
PENJUALAN INVESTASI 825.000.000 400.000.000
Menetapkan Harga dengan Pendekatan Biaya Penuh (Full Costing)
ROI + Biaya Penjualan & Adm
Presentase mark-up = ----------------------------------------- X 100 %
Q X Biaya Prod per unit
60.000.000 +145.000.000
=---------------------------------- X 100 % = 37,5 %
17Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”
20.000 X 30.000
Target harga = Rp. 30.000 + 37,5% X Rp. 25.000 = Rp 41.250,-
PERHITUNGAN LABA/ RUGI
PENDEKATAN HARGA POKOK PENUH
Penjualan 20.000 X 41.250 = 825,000,000
Harga Pokok Variabel 20.000 X 30.000 = 600,000,000
Laba Kotor (Gross Profit) 225,000,000
Biaya Penjualan & Adm
Variabel 20,000,000
Tetap 145,000,000
165,000,000
Laba Usaha 60,000,000
LABA PENJUALAN 60.000.000 825.000.000
ROI = ------------------ X ------------------- = -------------- X --------------- = 15 %
PENJUALAN INVESTASI 825.000.000 400.000.000
18Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”
BABIII
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Biaya didefinisikan sebagai kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini
atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Secara umum, dalam akuntansi
manajemen dikenal 2 (dua) golongan biaya, yaitu biaya variabel dan biaya tetap.
Harga jual adalah h adalah nilai suatu barang/jasa yang diukur dengan sejumlah
uang .
Biaya target (Target Costing) adalah biaya produk atau jasa berdasarkan harga
yang bersedia dibayarkan oleh pelanggan.
Penetapan harga adalah menetapkan suatu nilai baik produk maupun jasa
kepeda para calon pembeli dengan cara menggunakan beberapa metode, agar
harga yang telah ditetapkan dapat mencapai target yang kita inginkan sesuai
dengan tujuan organisasi.
3.2. SARAN
Kami menyarankan agar untuk menentukan penetapan harga tidak bisa dilakukan secara
sembarangan,harus ada beberapa tahapan-tahapan seperti teori yang telah dijelaskan
didalam makalah ini. karena kesalahan didalam menetapkan harga jual akan berdampak
langsung terhadap keberhasilan usaha.
19Akuntansi Manajemen “Penetapan Harga”