pr radiologi zuy 1.docx

39
TUGAS RADIOLOGI Oleh : Zuryati Toiyiba Qurbany, S.Ked 1118011143 Perceptor : dr. Karyanto, Sp.Rad.

Upload: zuuuy

Post on 14-Apr-2016

260 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

PR RADIOLOGI zuy

TRANSCRIPT

Page 1: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

TUGAS RADIOLOGI

Oleh :

Zuryati Toiyiba Qurbany, S.Ked

1118011143

Perceptor :

dr. Karyanto, Sp.Rad.

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN RADIOLOGIRSUD DR.H.ABDOEL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS LAMPUNG

2016

Page 2: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

PERTANYAAN

1. Apa diagnosis banding bayangan opaque pada lapangan paru dan

bagaimanakah gambaran radiologisnya?

2. Apa diagnosis banding bayangan lusen pada lapangan paru dan bagaimanakah

gambaran radiologisnya?

3. Bagaimana patofisiologi dan gambaran radiologis tuberculosis pada anak?

4. Sebutkan klasifikasi tuberculosis Internasional dan Nasional!

5. Sebutkan organ-organ intraabdominal dan retroabdominal

6. Bagaimanakah indikasi, kontraindikasi, persiapan, dan pelaksanaan

pemeriksaan:

a. IVP

b. Colon in loop

Page 3: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

JAWABAN

1. Apa diagnosis banding bayangan opaque pada lapangan paru dan

bagaimanakah gambaran radiologisnya?

Kelainan parenkim paru dengan densitas yang meninggi

1) Kelainan parenkim paru dengan densitas homogen, berbatas tegas, yang

mempunyai gambaran lobar atau segmental dan berbentuk poligonal atau

segitiga.

Atelektasis

Pneumoni lobaris

Infark paru

Lung sequestration

Epituberkulosa

2) Kelainan parenkim paru dengan batas tidak tegas dan tersebar irreguler

Kelainan yang tersebar dimana saja

- tuberkulosis anak-anak

- bronkopneumoni tengah dan bawah

Kelainan dengan kecenderungan untuk distribusi di bagian basal paru

- bronkiektasi

- aspirasi pneumoni

- hypostatic pneumoni

Kelainan dengan tendesi untuk berlokalisasi di bagian 2/3 medial dari

lapangan paru

- Edema paru

- Uremic lung

- Pulmonary alveolar proteinosis

- Penyakit-penyakit kolagen

Kelainan dengan kecenderungan untuk distribusi di apeks atau daerah

subapikal

- TB dewasa

Page 4: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

- infeksi mikotik pada paru

- chronic hypereosinophilia

Kelainan yang bertendendensi migrasi dari satu tempat ke tempat lain

- Loeffler's syndrome

3) Kelainan paru dengan lesi noduler dengan batas yang tegas

Lesi noduler yang soliter

- 0,5-3 cm : coin lesion

- > 3 cm

Multipel nodule

- metastasis tumor ganas

- Pneumoconiosis

- Caplan's syndrome (rheumatoid pneumoconiosis)

- Silo-filler's disease

Multipel granul/miliar

- miliar tuberculosis

- histoplasmosis

- sarcoidosis

- pulmonary amyloidosis

- Alveolar carcinoma dari paru

- Metastasis

4) Kelainan paru dengan densitas bergaris (linear density)

arteri-arteri paru mengalami dilatasi

vena-vena paru mengalami dilatasi

lymphatic paru mengalami dilatasi

Fibrosis peribronkial yang bertambah

Plate-like / Linear atelektasis (Fleischner)

Page 5: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

Beberapa penyakit beserta gambaran radiologi, terdapat pada tabel berikut ini:

Penyakit Perselubungan putih

Homogenitas Batas Bentuk Besar

TB paru aktif + + Tegas- Infiltrat di apeks- Terdapat cavitas

Tergantung lesi penyakit

TB Milier + + Tegas- Khas terdapat

bercak grabuler

Tersebar di kedua lapang paru

Bekas TB paru

+ + Tegas- Kalsifikasi- Fibrosis

Tergantung lesi penyakit

TB paru lama aktif

+ + Tegas

- Infiltrat disertai cavitas, bintik kalsifikasi, garis fibrosis yang menyebabkan retraksi hilus ke atas

Tergantung lesi penyakit

Pneumonia + + Tegas

- Perselubungan homogen pada lapangan atas/tengah/bawah pulmo dextra/sinistra

Tergantung lesi penyakit

Bronkopneumonia

+ + Tegas

- Bercak infiltrat pada lapangan bawah/tengah pulmo dextra/sinistra

Tergantung lesi penyakit

Edema pulmo + + Tegas

- Perselubungan perihiler bilateral yang memberikan gambaran bat wings appearance

Tersebar di kedua lapang paru

Atelektasis + + Tegas - Perselubungan homogen pada lapangan paru dextra/sinistra

- Tampak shift trakea dan mediastinum ke arah lesi dan

Tergantung lesi penyakit

Page 6: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

hiperaerasi pada paru sebelahnya

Abses paru + + Reguler

- Tampak cavitas pada lapangan paru dextra/sinistra dengan dinding tebal

- Air fluid level +

Tergantung lesi penyakit

Tumor paru + + Tegas

- Perselubungan homogen berbatas tegas pada daerah paru dextra/sinistra

Tergantung lesi penyakit

Efusi pleura + + Tegas

- Perselubungan homogen setinggi ICS pada hemithoraks dextra/sinistra yang menutupi sinus diafragma dan batas jantung

Tergantung lesi penyakit

Bula Terinfeksi + + Tegas

- Tampak corakan putih bentuk bulat pada lapangan paru dextra/sinistra

Tergantung lesi penyakit

Infeksi mikotik paru + + Tegas

- Perselubungan homogen pada lapangan atas/tengah/bawah pulmo dextra/sinistra

Tergantung lesi penyakit

Korpus alienum + + Tegas

- Gambaran putih berbatas tegas membentuk gambaran densitas tinggi berwarna putih

Tergantung besarnya korpus alienum

Page 7: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

2. Apa diagnosis banding bayangan lusen pada lapangan paru dan

bagaimanakah gambaran radiologisnya?

Gambaran hitam radiolusen pada thoraks

1. Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD)

Ini adalah Foto Thorax dengan pasien COPD. Kedua lapangan paru terlihat lebih

hitam dan lebih besar secara volume dibandingkan dengan gambaran normal.

Hemidiafragma terlihat rata dan pada bagian tengah dan terdapat bullae di bagian

tengah paru. Lebih sedikit pembuluh darah yang terlihat secara peripheral

terutama di bagian atas dan tengah, tetapi arteri pulmonari terlihat besar di

pertengahan, menandakan adanya perkembangan hipertensi arterial pulmonari

lanjutan.

Jika kita mau menentukan penyebab adanya bayangan hitam pada kedua lapangan

paru, maka yang perlu kita perhatikan adalah :

Perhatikan masalah daya tembus. Lihat pada corpus vertebrae yang berada di

belakang jantung. Ingat bahwa sinar-x yang daya tembusnya besar akan

memberikan gambaran corpus vertebrae lebih keras di belakang bayangan

Page 8: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

jantung. Jika corpus vertebrae tersebut terlihat sangat jelas, maka ini berarti daya

tembus sinar-x terlalu tinggi. Hal ini akan menyebabkan gambaran paru terlihat

hitam. Jika ini terjadi maka COPD tidak bisa dinilai karena penyebab gambaran

paru terlihat hitam bukan karena penyakit tetapi karena over expose.

Namun jika kita merasa bahwa faktor eksposi yang kita gunakan sudah tepat,

maka penyebab gambaran hitam pada kedua lapangan paru kebanyakan adalah

karena COPD. COPD ditandai dengan pembesaran paru-paru yang disebabkan

karena adanya udara yang terjebak dan berkembangnya bullae (bullae adalah

istilah medis untuk gelembung yang dilapisi oleh kulit dan didalamnya terpat

udara atau cairan). Untuk memastikan bahwa ini COPD maka harus diperhatikan

hal-hal sebagai berikut

1. Hitung jumlah costae yang telihat secara anterior. Jika paru-paru membesar,

maka kita dapat menghitung costae lebih dari tujuh. Hati-hati dalam

perhitungan ini, sebab kadang-kadang pada pasien normal, kita juga dapat

menghitung costae lebih dari tujuh.

2. Lihat bentuk diafragma. Pada kasus COPD diafragma terlihat flat bahkan

kadang-kadang membuka ke atas. Hal ini lebih memudahkan dalam

penandaan adanya hiper ekspansi daripada menghitung jumlah costae.

3. Lihat bentuk dari jantung. Thorax yang mengalami pelebaran pada kasus

COPD akan membuat sinar-x menjadikan jantung menjadi elongasi dan

terlihat mengecil, terangkat dari batas bawahnya.

4. Lihat Bullae. Terdapat daerah hitam yang jelas pada paru-paru biasanya

terlihat melingkar, dikelilingi oleh bayangan garis rambut. Bullae menekan

paru-paru normal dan menyimpangkan pembuluh-pembuluh darah yang

berada disekeliling paru-paru jadi untuk melihat bullae ini cari daerah yang

terdapat penyimpangan pembuluh darah, biasanya di situ terdapat bullae.

5. Lihat tanda-tanda paru. Paru-paru yang hitam karena COPD biasanya

diiringi oleh menurunnya tanda-tanda paru. Penurunan tanda-tanda paru ini

Page 9: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

terjadi pada kedua lapangan paru (bilateral) dan menyebar secara lurus

mulai dari hilum yang menjadi pendek dan tebal hingga ke peripheral.

2. Pneumothorax

Pasien di atas mengalami pneumothorax pada sisi sebelah kiri dengan kolaps

sebagian pada paru kiri. Lapangan paru luar terlihat hitam. Dapat kita lihat ujung

paru yang berwarna hitam (tanda panah).

Penyebab Pneumothorax :

- Spontanitas (tiba-tiba saja terjadi)

- Latrogenic/Trauma misalnya benturan pada pleura, biopsi pada transbronchialis,

pemasukan garis vena pusat, ventilasi mekanis.

- Penyakit paru obstruktif misalnya asma, COPD

- Infeksi misalnya pneumonia, tuberculosis

- Cystic fibrosis

Page 10: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

- Connective tissue disorders misalnya Marfan’s , Ehler-Danlas

Jika kita melihat adanya gambaran hitam pada paru yang unilateral (hanya pada

satu sisi paru saja) maka yang perlu kita perhatikan adalah :

1. Perhatikan kualitas film. Film yang memilki basic fog tidak merata akan

menyebabkan film terlihat hitam sebagian.

2. Tentukan sisi mana yang mengalami kelainan. Hal ini biasanya mudah

ditentukan dimana sisi yang mengalami pengurangan tanda-tanda paru merupakan

sisi yang mengalami kelainan.

Sekarang kita harus menentukan penyebab kehitaman terjadi. Tanda-tanda paru

sebenarnya merupakan pembuluh darah dan tidak adanya tanda-tanda paru

menyebabkan paru-paru terlihat hitam. Gambaran pembuluh darah akan hilang

jika paru ditutupi oleh udara yang akan terjadi bersamaan dengan pneumothorax,

bullous atau cystis lung disease (penyakit paru cystis) atau jika pembuluh darah

kekurangan darah sebagaimana terjadi pada emboli pulmonari. Lalu untuk

membedakan antara pneumothrax, bullous/cyst dan emboli pulmonari, maka harus

diperhatikan :

1. Lihat ujung paru. Pada pneumothorax kita dapat melihat ujung dari paru terlihat

tidak normal. Perhatikan lebih seksama bagian atas, dimana udara akan

terakumulasi pertama kali. Mata kita terlatih untuk melihat garis horisontal lebih

baik dibandingkan dengan melihat garis vertikal sehingga kadang-kadang lebih

mudah mendeteksi ujung paru apabila foto thorax tersebut diputar sehingga ujung

paru berada di atas dan dibawah bukan di kanan dan di kiri.

2. Lihat Mediastinum. Mediastinum yang tampak, bergeser dari paru yang

berwarna hitam, menandakan berkembangnya tension pneumothorax. Ini

merupakan emergensi medis dan kita harus dengan segera memeriksa kembali

pasien tersebut.

Page 11: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

3. Lihat sisa paru yang ada. Bullous disease tampak berkurang jika sisa paru yang

ada tampak normal.

4. Perbedaan antara pneumothorax dan bullae bisa sangat sulit dan seringkali tidak

mungkin. Lihat lagi dengan seksama tanda-tanda paru. Jika kita melihat tanda-

tanda paru tadi menyilang di atas daerah paru yang berwarna hitam, maka

kemungkinan kita sedang melihat bullae. Jika kita melihat tanda-tanda paru mulai

dari peripheral sampai daerah paru yang berawarna hitam, maka itu juga

kemungkinannya adalah bullae.

5. Minta pasien untuk melakukan ekspirasi saat foto thorax diambil. Pada

umumnya Thorax akan terlihat lebih kecil saat ekspirasi, namun pada

pneumothorax, thorax terlihat lebih besar saat ekspirasi.

3. Tension Pneumothorax

Pada foto thorax diatas menunjukkan adanya potensi kondisi yang fatal dari

tension pneumothorax (pneumothorax yang disebabkan karena adanya

penekanan). Pada Foto Inspirasi, paru kanan semuanya kolaps, tetapi mediastinum

berada ditengah. Pada Foto Ekspirasi, udara terjebak di hemithorax kanan di

Page 12: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

bawah tekanan positif, jantung dan paru kiri tertekan ke arah kiri. Vena balik

jantung mengalami obstruksi dengan potensi hasil yang fatal jika cavum pleura

tidak segera dikeringkan.

Jika kita mencurigai adanya pneumothorax sebagai penyebab gambaran hitam

pada lapangan paru, kita harus memperhatikan dengan baik apakah gambaran

hitam tersebut berada dibawah tekanan sebagaimana halnya emergensi medis. Jika

memungkinkan lihat pd film ekspirasi dan :

1. Lihat ukuran kehitaman paru. Pada tension pneumothorax paru-paru yang

berwarna hitam biasanya sangat besar.

2. Lihat posisi mediastinum. Pada tension pneumothorax mediastinum akan

bergeser dari paru yang mengalami tension pneumothorax.

3. Lihat bentuk mediastinum. Lihat pada ujung dari paru yang berwarna hitam.

Jika dia cekung ke arah yang berwarna hitam, maka dicurigai adanya tension

pneumothorax.

4. Selalu ingat pada pasien. Tension Pneumothorax bisa berkembang kapan saja

dan jika pasien tiba-tiba mengalami stres, maka gambaran tension pneumothorax

bisa hilang saat diambil foto thorax pada kondisi stres ini, padahal pasiennya

masih memiliki tension pneumothorax.

Page 13: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

4. Pulmonary embolus

Foto thorax di atas diambil dari pasien yang mengalami pembesaran pulmonary

embolus akut. Perhatikan dengan baik pada daerah kanan atas. Mendadak muncul

fissura horisontal dimana daerah tersebut terlihat lebih hitam dibandingkan

dengan bagian kiri pada tinggi yang sama (tanda panah). Ini merupakan

Westermark’s sign dari perfusi yang berkurang pada daerah paru yang

mengindikasikan bahwa arteri pada daerah ini mengandung gumpalan besar.

Perhatikan juga daerah konsolidasi dibawah fissura horisontal, merupakan titik

kecil dari infarksi.

Ingatlah untuk selalu memeriksa kualitas film yang digunakan. Hal ini menjadi

penting sebab perubahan densitas yang diakibatkan oleh pulmonary emboli sulit

dibedakan dengan perubahan densitas yang diakibatkan tidak sempurnanya

pengambilan foto. Jika kita mencurigai adanya PE sebagai penyebab kehitaman

pada paru-paru, maka kita harus :

1. Periksa tanda-tanda yang dihasilkan oleh COPD maupun pneumothorax. Kita

harus memisahkan kehitaman yang dihasilkan karena kedua diagnosa tadi.

2. Tentukan apakah daerah paru yang mengalami penghitaman itu melingkar dan

Page 14: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

tidak tersebar luas. Embolus di dalam arteri pulmonalis hanya akan memberikan

efek pada bagian-bagian yang disuplai oleh arteri dan tidak menyebabkan hal

lainnya. Sangat mungkin jika terjadi emboli pada daerah yang sangat luas, akan

terjadi gambaran hitam pada keseluruhan lapangan paru, namun jika hal ini terjadi

lupakan pemeriksaan sinar-x, karena dalam keadaan seperti ini, pasien berada

pada posisi yang sangat berbahaya, dekat dengan kematian.

3. Lihat sisa dari paru. Perfusi yang rendah (under perfusion) pada daerah yang

mengalami pulmonary emboli akan menyebabkan perfusi yang tinggi (over

perfusion) pada bagian paru yang lain dan akan meningkatkan densitas pada

bayangan vascular. Akan sangat membantu jika dibandingkan dengan foto

sebelumnya yang pernah dibuat.

4. Perhatikan arteri pulmonari dan bayangan jantung. Sebuah pulmonary emboli

akut akan menyebabkan dilatasi pada arteri pulmonari terutama pada ventrikel dan

atrium kanan. Arteri pulmonari akan bertambah besar dan bisa menyebabkan

pembesaran juga pada bayangan jantung.

5. PE merupakan hal yang jarang yang menyebabkan paru-paru berwarna hitam

dan biasanya diikuti dengan perubahan pada infarksi yang akan dijelaskan lebih

lanjut, atau bisa juga tidakmenyebabkan perubahan apapun. Maka, kecuali

pasiennnya berada pada kondisi yang tidak baik, pikirkan kembali mengenai

penyebab lain mengapa paru-paru berwarna hitam karena penyebab lain tersebut

jauh lebih mungkin sebagai penyebab paru-paru berwarna hitam.

5. Tuberkulosis sekunder atau tuberkulosis reinfeksi 

Tuberkulosis yang bersifat kronis ini terjadi pada orang dewasa atau timbul

reinfeksi padaseseorang yang semasa kecilnya pernah menderita tuberculosis

primer, tetapi tidak diketahuidan menyembuh sendiri. Kavitas merupakan ciri

dari tuberculosis sekunder. Bercak infiltrat yang terlihat pada foto roentgen

biasanya dilapangan atas dan segmen apikal lobi bawah. Kadang-kadang juga

Page 15: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

terdapat di bagian basal paru yang biasanya disertai olehpleuritis. Pembesaran

kelenjar limfe pada tuberkulosis sekunder jarang dijumpai

Klasifikasikasi tuberkulosis sekunder menurut American Tuberculosis

Association ( ATA ). 

Tuberculosis minimal : luas sarang-sarang yang kelihatan tidak melebihi daerah

yangdibatasi oleh garis median, apeks dan iga 2 depan, sarang-sarang soliter dapat

beradadimana saja. Tidak ditemukan adanya kavitas2.

Tuberkulosis lanjut sedang ( moderately advance tuberculosis ) : Luas sarang -

sarangyang berupa bercak infiltrat tidak melebihi luas satu paru. Sedangkan bila

ada kavitas,diameternya tidak melebihi 4 cm. Kalau bayangan sarang tersebut

berupa awan - awanmenjelma menjadi daerah konsolidasi yang homogen, luasnya

tidak boleh melebihi 1obus paru .

Tuberkulosis sangat lanjut (far advanced tuberculosis): Luas daerah yang

dihinggapi sarang-sarang lebih dari 1 paru atau bila ada lubang -lubang, maka

diameter semua lubang melebihi 4 cm

6. Bullae

Suatu kantong berdinding tipis yang berisi udara, umumnya disebabkan oleh

destruksi alveolus kemudian terisi oleh udara. Bullae biasanya terletak dekat

dengan pleura/di perifer paru. Gambaranya adalah area avaskuler berbentuk bulat

dan berdinding tipis.

7. Bronkiektasis (ring shadow)

Ring shadow Terdapat bayangan seperti cincin dengan berbagai ukuran (dapat

mencapai diameter 1 cm) dengan jumlah satu atau lebih bayangan cincin sehingga

membentuk gambaran ‘honeycomb appearance’ atau ‘bounches of grapes’.

Bayangan cincin tersebut menunjukkan kelainan yang terjadi pada bronkus. Selain

itu terdapat gambaran yang lain seperti tramline shadow ataupun tubular shadow.

Page 16: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

Kelainan dari parenkim paru dengan densitas menurun / radioluscent yang

bertambah

1. Generatized

o Pneumothoraks

o Empisema

o Idiopathic hyperluscent

o Pulmonary stenosis

o Emboli paru

2. Circumscribe

o Soliter

Bleb

Kavitas

Bula

Suatu kantong berdinding tipis yang berisi udara, umumnya

disebabkan oleh destruksi alveolus kemudian terisi oleh udara.

Bullae biasanya terletak dekat dengan pleura/di perifer paru.

Gambaranya adalah area avaskuler berbentuk bulat dan berdinding

tipis.

Kista

Pnematocele

Hernia

o Multipel

Kista

Kavitas

Honey comb

Pneumatocele

Page 17: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

3. Bagaimana patofisiologi dan gambaran radiologis tuberculosis pada

anak?

Selain oleh M. tuberculosis dari orang dewasa atau anak lain, anak dapat

terinfeksi Mycobacterium bovis dari susu sapi yang tidak dipasteurisasi. Infeksi

M. bovis ini umumnya bermanifestasi sebagai TB kelenjar getah bening atau

TB usus (IDAI, 2008).

Sebagian besar anak yang terinfeksi M. tuberculosis tidak menjadi sakit selama

masa anak‐anak. Satu‐satunya bukti infeksi mungkin hanyalah tes tuberkulin

kulit yang positif. Kemungkinan paling besar anak menjadi sakit dari infeksi

M. tuberculosis adalah segera setelah infeksi dan menurun seiring waktu. Jika

anak yang terinfeksi menjadi sakit, sebagian besar akan menunjukkan gejala

dalam jangka waktu satu tahun setelah infeksi. Namun untuk bayi, jangka

waktu tersebut mungkin hanya 6‐8 minggu (IDAI, 2008).

Masa inkubasi tuberkulosis yaitu 2-10 minggu sesudah exposure (IDAI, 2008).

Proses terbentuknya tuberkulosis primer; Di paru basil yang berkembang biak

menimbulkan suatu daerah radang yang disebut afek/fokus primer dari ghon.

Kemudian, basil akan menjalar melalui saluran limfe dan terjadi limfangitis

dan akan terjadi limfadenitis regional. Pada lobus atas paru akan terjadi pada

kelenjar limfe pada trakheal, sedangkan pada lobus bawah akan terjadi pada

kelenjar limfe hiler (Sofiudin, 2009).

Pada proses tuberkulosis primer pada anak biasa melalui inhalasi. Di alveolus

M.Tb akan difagositosis oleh makrofag alveolus dan dibunuh. Tetapi bila M.Tb

yang dihirup virulen dan makrofag alveolus lemah maka M.Tb akan

berkembang biak dan menghancurkan makrofag. Monosit dan makrofag dari

darah akan ditarik secara kemotaksis ke arah  M.Tb berada, kemudian

memfagositosis M.Tb tetapi tidak dapat membunuhnya. Makrofag dan M.Tb

membentuk tuberkel yang mengandung sel-sel epiteloid, makrofag yang

menyatu (sel raksasa Langhans) dan limfosit. Tuberkel akan menjadi

tuberkuloma dengan nekrosis dan fibrosis di dalamnya dan mungkin juga

terjadi kalsifikasi. Lesi pertama di alveolus (fokus primer) menjalar ke kelenjar

Page 18: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

limfe hilus dan terjadi infeksi kelenjar limfe, yang bersama-sama dengan

limfangitis akan membentuk kompleks primer. Dari kelenjar limfe M.Tb dapat

langsung menyebabkan penyakit di organ-organ tersebut atau hidup dorman

dalam makrofag jaringan dan dapat aktif kembali bertahun-tahun kemudian.

Tuberkel dapat hilang dengan  resolusi atau terjadi kalsifikasi atau terjadi

nekrosis dengan masa keju yang dibentuk oleh makrofag. Masa keju dapat

mencair dan M.Tb dapat berkembang biak ekstra selular sehingga dapat meluas

di jaringan paru dan terjadi pneumonia, lesi endobronkial, pleuritis atau Tb

milier. Juga dapat menyebar secara bertahap menyebabkan lesi di organ-organ

lainnya.

Komplikasi yang sangat mungkin terjadi adalah pleuritis, karena perluasan

infiltrat primer ke pleura melalui penyebaran hematogen. Komplikasi lain

adalah atelektasis akibat stenosis bronkus karena perforasi kelenjar ke dalam

bronkus (Rasad, 2005). Perbedaan tuberkulosis primer (TB anak) dengan

tuberkulosis sekunder (TB dewasa/re-infeksi) antara lain, dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

TB primer (TB anak) TB sekunder (TB dewasa)

Lokasi Dapat di semua bagian paru

Apeks dan infra klavikuler

Kelenjar limfe regional Membesar TidakPenyembuhan Perkapuran Fibrosis

Penyebaran Hematogen Sering Jarang

Gambaran radiologi TB pada anak

Menurut Boloursaz, pada jurnalnya berjudul “Radiologic Manifestation of

Pulmonary Tuberculosis in Children Admitted in Pediatric Ward-Massih

Daneshvari Hospital: A 5-Year Retrospective” Gambaran yang didapatkan

pada pemeriksaan foto toraks dari 70 anak dengan uji tuberculin positif hasil

penemuan pada foto toraks yang banyak ditemukan adalah Limfadenopati hilar

yang ditemukan pada foto toraks pada 49(70%) pasien dan 60 anak (85%)

pada gambaran CT scan (dengan lesi ditemukan lebih predominan di lobus

Page 19: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

kanan 76%). Ditemukan limfadenopati mediastinum pada 47% gambaran CT

scan, 33% pada sisi kanan, 25% berhubungan dengan kejadian kalsifikasi.

Infiltrasi nodular ditemukan pada 61% gambaran CTscan dan 35% dari foto

toraks; dengan keterlibatan dari parenkim unilateral, terutama pada sisi kanan,

ditemukan lebih umum. Lobar patchy consolidation menjadi temuan tersering

setelahnya; ditemukan pada 18 (25%) pasien pada foto toraks dan 24 anak

(35%) pada pemeriksaan CTscan. Pada pemeriksaan foto thoraks, setelah

limfadenopati hilar, infiltrasi nodular dan patchy consolidation, terbentuknya

kavitas menjadi temuan yang tersering ditemukan. Terdapatnya kolaps dan skar

fibronodular masing-masing ditemukan pada 6 pasien (8.5%); nodul

terkalsifikasi ditemukan pada 5 pasien (7.1%); efusi pleuran pada 4 pasien.

(terjadi secara unilateral pada lobus paru kanan di semua kasus).

Kemudian, temuan foto toraks terakhir ialah limfadenopati mediastinum

(2.8%). Pada CTscan, lobus paru superior dan tengah merupakan lobus yang

paling sering terserang (13 % and 40% respectively); pembentukan kavitas

(24.2%) termasuk yang berdinding tebal pada 7 pasien (10%) dan lesi

intrakavitas pada 3 pasien (4.2%). Disimpulkan bahwa pemeriksaan dengan CT

scan lebih sensitif dalam mendeteksi lesi terkait dengan Tuberkulosis paru pada

anak.

Page 20: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

4. Sebutkan klasifikasi tuberculosis Internasional dan Nasional!

Klasifikasi TBC (Menurut The American Thoracis Society, 1981)

Klasifikasi Keterangan

0 Tidak pernah terinfeksi, tidak ada kontak, tidak menderita TBC

I Tidak pernah terinfeksi, Ada kontak, tidak menderita TBC

II Terinfeksi TBC/ Tes tuberkulin (+), tapi tidak menderita TBC

(Gejala tidak ada, radiologi tidak mendukung dan bakteriologi

(-)

III Sedang menderita TBC

IV Pernah menderita TBC, tapi saat ini tidak ada penyakit aktif

V Dicurigai TBC

Klasifikasi Berdasarkan Lokasi

a. TB Paru

Klasifikasi berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (BTA)

Klasifikasi berdasarkan tipe pasien

b. TB Ekstra Paru

Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak

termasuk pleura.

1. Berdasarkan hasil pemeriksaan dahak (BTA), TB paru dibagi atas:

a. Tuberkulosis paru BTA (+) adalah:

Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan

hasil BTA positif

Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA

positif dan kelainan radiologi menunjukkan gambaran

tuberkulosis aktif

Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA

positif dan biakan positif

Page 21: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

b. Tuberkulosis paru BTA (-)

Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif,

gambaran klinis dan kelainan radiologi menunjukkan

tuberkulosis aktif

Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan

biakan M. Tuberculosis

2. Berdasarkan tipe pasien

Tipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya.

Ada beberapa tipe pasien yaitu :

a. Kasus baru

Adalah pasien yang belum pernah mendapat pengobatan dengan

OAT atau sudah pernah menelan OAT kurang dari satu bulan.

b. Kasus kambuh (relaps)

Adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat

pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau

pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi berobat dengan hasil

pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan positif. Bila BTA

negatif atau biakan negatif tetapi gambaran radiologi dicurigai lesi

aktif / perburukan dan terdapat gejala klinis maka harus dipikirkan

beberapa kemungkinan :

Lesi nontuberkulosis (pneumonia, bronkiektasis, jamur,

keganasan dll)

TB paru kambuh yang ditentukan oleh dokter spesialis yang

berkompeten menangani kasus tuberkulosis

c. Kasus defaulted atau drop out

Adalah pasien yang telah menjalani pengobatan > 1 bulan dan

tidak mengambil obat 2 bulan berturut-turut atau lebih sebelum

masa pengobatannya selesai.

d. Kasus gagal

Page 22: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

Adalah pasien BTA positif yang masih tetap positif atau kembali

menjadi positif pada akhir bulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir

pengobatan) atau akhir pengobatan.

e. Kasus kronik

Adalah pasien dengan hasil pemeriksaan BTA masih positif setelah

selesai pengobatan ulang dengan pengobatan kategori 2 dengan

pengawasan yang baik.

f. Kasus Bekas TB:

Hasil pemeriksaan BTA negatif (biakan juga negatif bila ada)

dan gambaran radiologi paru menunjukkan lesi TB yang tidak

aktif, atau foto serial menunjukkan gambaran yang menetap.

Riwayat pengobatan OAT adekuat akan lebih mendukung.

Pada kasus dengan gambaran radiologi meragukan dan telah

mendapat pengobatan OAT 2 bulan serta pada foto toraks

ulang tidak ada perubahan gambaran radiologi

Tuberkulosis Ekstra Paru

Tuberkulosis ekstraparu adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain

selain paru, misalnya kelenjar getah bening, selaput otak, tulang, ginjal, saluran

kencing dan lain-lain. Diagnosis sebaiknya didasarkan atas kultur positif atau

patologi anatomi dari tempat lesi. Untuk kasus-kasus yang tidak dapat

dilakukan pengambilan spesimen maka diperlukan bukti klinis yang kuat dan

konsisten dengan TB ekstraparu aktif.

Klasifikasi TB Paru berdasarkan gambaran radiologi

a. Tb Primer

Tidak disertai gejala klinis

15% pada foto thoraks terlihat normal

Lokasi kelainan biasanya pada 1 lobus

Paling sering: pada lobus kanan, bagian bawah, tengah dan lingual dan

segmen anterior lobus atas

Page 23: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

Kelainan foto thoraks pada Tb primer: limfadenopati, milliary disease,

parenchymal disease, efusi pleura

b. Tb Sekunder/ Tb re-infeksi

Timbul pada seseorang dengan riw. Tb primer

Gambaran khas: kavitas

Bercak infiltrat yang terlihat pada foto thoraks biasanya di lapangan

atas dan segmen apikal lobus bawah, kadang twrlihat di bagian basal

paru yang biasanya disertai oleh pleuritis

Kadang dan sering disertai terjadi pembesaran kelenjar limfe

Klasifikasi Tb Sekunder (menurut American Tuberculosis Association (ATA))

Tb minimal (minimal tuberculosis)

Luas sarang-sarang yang kelihatan tidak melebihi daerah yang dibatasi

daerah yang dibatasi garis median, apek dan costae II depan. Sarang-sarang

soliter dapat berada dimana saja. Tidak ditemukan adanya kavitas.

Tb lanjut sedang (moderetly advanced tuberculosis

Luas sarang-sarang yang berupa bercak infiltrat tidak melebihi luas 1 paru.

Bila ada kavitas diameter tidak melebihi 4 cm. Jika bayangan sarang berupa

awan-awan menjadi daerah konsolidasi yang homogen. Luas tidak melebihi

1 lobus.

Tb sangat lanjut (far advanced tuberculosis)

Luas yang dihinggapi sarang-sarang >1 paru/ bila ada lubang-lubang, maka

diameter semua lubang >4 cm.

Page 24: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

5. Sebutkan organ-organ intraabdominal dan retroabdominal

Pembagian Organ di Cavum Abdomen Berdasarkan Letaknya terhadap

Peritoneum.

Organ intraperitoneal

Organ di dalam cavum abdomen yang sebagian besar (>2/3 permukaan

organnya) diliputi oleh peritoneum visceral, dan biasanya memiliki

penggantung. Organ tersebut adalah:

1. gaster

2. vesica fellea

3. lien

4. duodenum pars superior

5. hepar

6. jejunum

7. ileum

8. colon transversum

9. colon sigmoid

10. caecum

11. appendix vermiformis

12. cauda pancreas

Organ retroperitoneal/ekstraperitoneal

Organ di dalam cavum abdomen yang sebagian kecil (hanya <1.3 bagian

organnya) ditutupi oleh peritoneum visceral sejak lahir hingga dewasa,

meliputi traktus urinarius dan vaskular besar, antara lain:

1. Ren

2. Ureter

3. Vesica urinaria

4. Vena cava inferior

5. Aorta abdominalis

6. Ductus thoracicus

Page 25: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

Organ ekstraperitoneal sekunder

Organ di dalam cavum abdomen yang semula terletak intraperitoneal

kemudian menjadi retroperitoneal, antara lain:

1. colon ascendensm

2. colon decendens

3. rectum

4. pankreas (caput, collum, corpus)

5. duodenum (pars descendens, pars tranversum, pars descendens

6. Bagaimanakah indikasi, kontraindikasi, persiapan, dan pelaksanaan

pemeriksaan:

a. IVP

b. Colon in loop

Intra Venous Pyelography (IVP)

Indikasi dan kontraindikasi

No Indikasi Kontraindikasi

1

2

3

4

5

6

7

8

Batu Saluran Kencing

Infeksi ginjal kronis

Kelainan kongenital

Trauma abdomen

Hematuri

Disuria

Tumor ginjal

Check up, o.k sakit pinggang yang lama

Alergi cat kontras

Gangguan fungsi ginjal

- ureum > 60 mg %

- kreatinin > 2 mg %

Infeksi akut saluran kencing

Retensi cairan berlebihan

Decomp cordis

Penyakit hepar lanjut

Persiapan :

o Pemeriksaan ureum kreatinin

ureum maksimum 60 mg %

kreatinin maksimum 2 mg %

Page 26: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

o Malam sebelum pemeriksaan pasien diberi laxantia (pencahar) untuk

membersihkan kolon dari feses yang menutupi daerah ginjal.

o Pasien tidak diberi minum mulai jam 22.99 malam sebelum pemeriksaan

untuk mendapat keadaan dehidrasi ringan

o Keesokan harinya pasien harus puasa, mengurangi bicara dan merokok (untuk

menghindari udara usus saat pemeriksaan)

o Pada bayi dan anak diberi minum yang mengandung karbonat untuk

mendistensikan lambung dengan gas

o Pada pasien rawat inap diberikan lavement

o Skin test sub kutan

Pelaksanaan :

o Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih

o dilakukan foto BNO

o injeksi kontras intravena (setelah cek tensi dan cek alergi)

Beberapa saat setelah injeksi dapat terjadi flushing, rasa asin di lidah, sakit

kepala ringan, gatal, mual/muntah

Jenis kontras yang digunakan :

tonik : contohnya urografin

non tonik : lapanero, ultravist, omnipaque

o Pengambilan foto serial

Sebaiknya segera setelah pasien disuntikkan kontras, kedua ureter di bendung,

baru dibuat foto serial.

menit ke-5 : menilai nefrogram dan pelviocalices system (pcs)

menit ke-15 : menilai pcs sampai dengan kedua ureter

menit ke-30 : menilai uretrerovesico juntion\

menit ke-45 : menilai vesika urinaria dan funf=gsi voiding (fungsi

pengosongan kandung kencing), yaitu melihat kontraksi otot-otot vesika

urinaria.

Page 27: PR RADIOLOGI zuy 1.docx

Kolon in Loop

Indikasi dan kontraindikasi

No Indikasi Kontraindikasi1234

56

Kelainan kongenital (Hirsprung disease)Peradangan kronikTumor abdomenObstruksi kolon- invaginasi- volvulusGeneral Check up

Ileus paralitikPerforasi ususPeritonitisIleus obstruktif lama (>8 jam)

Infeksi akut saluran cernaKolitis berat, dimana dinding abdomen menjadi sangat tipis dan ditakutkan terjadi perforasiKU pasien yang jelek

Persiapan :

o Mengubah pola makan penderita. Penderita hendaknya memakan makanan

yang mempunyai konsistensi lunak, rendah serat, ataupun rendah lemak

o Minum air sebanyak mungkin agar tinja di kolon tetap lembek

o pemberian pencahar

o lama persiapan berkisar 1 -2 hari tergantung keadaan penderita dan klinis

Pelaksanaan :

o Satu hari sebelum peneriksaan pasien makan bubur kecap

o Jam 20.00 makan malam terakhir

o Jam 22.00 pasien makan garam inggris (MgSO4) dan mulai puasa

o Boleh minum, maksimal 100 cc sampai jam 12 malam

o Mengurangi bicara dan merokok untuk menghindari penumpukan udara

dalam seluruh traktus gastrointestinal

o Pasien rawat inap boleh diberikan lavement