SISTEM KONTROL HOT SAW PADA AREA COOLING BED DENGAN MENGGUNAKAN PLC SIEMENS S7-300 DI

PT KRAKATAU WAJATAMA CILEGON, BANTEN

Jurusan Teknik ElektroFakultas TeknikUniversitas Sultan Ageng Tirtayasa

Muhamad Yova Maulana Anugrah

3332122463

Laporan Kerja Praktek

Batasan masalah yang akan di bahas :

1. Fungsi Hot Saw pada Area Cooling Bed2. Prinsip kerja sistem kontrol Hot Saw dengan menggunakan

PLC Siemens S7-300

Tujuan Kerja Praktik :

1. Memahami dan mendapatkan gambaran nyata sistem kontrol pada proses pemotongan sample dengan menggunakan hot saw di PT Krakatau Wajatama.

2. Mengetahui fungsi dan cara kerja dari hot saw.3. Menganalisa sistem kontrol pemotongan baja pada area cooling

bed.

Pendahuluan

PT Krakatau Wajatama merupakan anak perusahaan dari PT Krakatau Steel Tbk. Yang didirikan

pada tanggal 24 Juli 1992 dan bergerak dibidang industri baja, dalam membentuk bloom dan billet

baja untuk dijadikan baja tulangan dan baja profil. Terdapat dua wilayah untuk membentuk baja

yaitu untuk baja tulangan pada pabrik Bar Mill dan baja profil pada pabrik Section Mill. Pabrik

Section Mill merupakan pabrik pengolahan bloom baja menjadi baja profil. Terdapat beberapa area

pada pabrik Section Mill yaitu reheating furnace, roughing mill, two high mill, universal mill,

transfer bed, finishing mill, cooling bed, roller straightener. Sedangkan hot saw berada pada

bagian cooling bed. Produk yang dihasilkan pada pabrik Section Mill antara lain Equal Angles,

Channel, Wide Flange, H Beam, I Beam.

Equal AngelUkuran : 60 x 60 ~ 150 x 150Standar : ASTM A 36 ; BS 4360 ; DIN 17 100 JIS G 3101 ; SNI 07 2052

ChannelUkuran : 100 x 50 ~ 250 x 90Standar : ASTM A 36 ; BS 4360 ; DIN 17 100 JIS G 3101 ; SNI 07 0052

Wide FlangeUkuran : 100 x 50 ~ 250 x 125Standar : ASTM A 36 ; BS 4360 ; DIN 17 100 JIS G 310 ; SNI 07 7178

H beam Ukuran : 100 x 100 ~ 150 x 150Standar : ASTM A 36 ; BS 4360 ; DIN 17 100 JIS G 3101

I BeamUkuran : 100 x 50Standar : ASTM A 36 ; BS 4360 ; DIN 17 100 JIS G 310 ; SNI 07 0329

Hot Saw merupakan salah satu bagian yang penting dari keseluruhan proses yang ada didalam area colling bed . Hot saw memotong bar yang telah keluar dari stand 5 untuk di uji sample ukuran dimensi sesuai standar pruduksi, uji sample di lakukan tiap per 10 bar .

Prinsip KerjaSistem kerja Hot Saw terbagi menjadi 2 sistem besar, yaitu sistem manual dan sistem otomatis. Sistem kerja Hot Saw memiliki syarat yang harus terpenuhi jika ingin bekerja dengan baik yaitu posisi pada cross transfer harus berada dalam keadaan inisial atau stand by , lalu emergency stop tidak dalam keadaan di tekan, kondisi main drive dalam keadaan no failure, hot saw harus dalam posisi top, posisi pusher dalam keadaan backward, cycle dalam posisi bottom bar harus dalam posisi stoper ot saw dan roller table harus dalam keadaan diam atau zero speed, karena jika roller table bergerak ketika hot saw dalam posisi bottom maka dikhawatirkan proses pemotongan akan gagal.

Ketika sistem dijalankan secara manual, setelah bar yang keluar dari stand 5 proses pertama yang harus dijalankan adalah menggerakkan roller table forward dengan joystik yang bertujuan untuk mendorong bar menuju hot saw dan posisi ujung bar berada pada stoper hat saw, untuk melakukan proses pemotongan operator harus memastikan selector dalam keadaan on ready dan indikator forward dalam keadaan menyala jika syarat tersebut telah terpenuhi maka motor siap untuk berputar. Untuk menyalakan motor operator harus menekan tombol star on motor lalu menekan tombol forward untuk mengubah posisi hot sow dari top menjadi bottom pada posisi ini indikator backward menyala secara otomatis roller table dalam keadaan diam atau zero speed untuk indikator proses pemotongan telah selasai operator hanya melihat dari ruang operator area cooling bed jika saw sudah tidak mengeluarkan percikan api di pastikan proses pemotongan telah selesai. Untuk sisitem otomatis operator hanya merubah selector dalam posisi auto dan menekan tombol auto untuk menggerakkan hot saw dari posisi top menjadi bottom dan kembali lagi pada posisi top.

Pemograman PLC

Pengendalian awal kondisi permanen pada main drive

Network 1FC 1 hot saw

Pengaktifan start motor dalam kondisi set

Network 2

Pengaktifan start motor dalam kondisi reset

Network 3

Sistem auto/manual

Network 4

Sistem mode manual pengaktifan down dan up

Network 5

Pengaktifan down pada mode auto

Network 6

Pengaktifan up pada mode auto

Network 7

Pengaktifan pusher forward / backward

Network 8

Pengendalian awal kondisi permanen pada main drive

Network 1

FC 2 roller table

Pengaktifan roller table forward / backward

Network 2

KESIMPULAN• PT KRAKATAU WAJATAMA MEMILIKI 2 PABRIK, YAITU PABRIK SECTION MILL DAN PABRIK BAR MILL YANG TIAP – TIAP PABRIK MEMILIKI PROSES DAN

HASIL MASING – MASING.

• SECTION MILL ATAU PABRIK BAJA PROFIL MEMILIKI 4 HASIL UTAMA, YAITU H-BEAM, I-BEAM, EQUAL ANGELS, CHANNEL, DAN WIDE ANGELS.

• DALAM MENGHASILKAN PRODUK – PRODUK TERSEBUT, ADA 13 SUB-PROSES YANG HARUS DILALUI. YAITU ADA SISTEM FURNANCE, STAND 1, STAND 2, STAND 3, STAND 4, TRANSFER BENCH, STAND 5, COOLING BED, STRAIGHTENER, COLD SAW, LAYER TRANSFER, STACKING, DAN BINDING MACHINE.

• HOT SAW ADALAH SUATU ALAT YANG BERADA PADA AREA COOLING BED YANG BERFUNGSI UNTUK MEMOTONG BAR YANG TELAH KELUAR DARI STAND 5 UNTUK MENGAMBIL SAMPLE BAR YANG NANTINYA SEBAGAI ACUAN APAKAH BAR INI LAYAK JUAL ATAU TIDAK.

• CONTROLLER YANG DIGUNAKAN PADA SISTEM HOT SAW ADALAH PLC SIEMENS S7-300.

• KOMPONEN UTAMA YANG ADA PADA PLC SIEMENS S7-300 ADALAH POWER SUPPLY, CPU, DIGITAL INPUT MODULE, DIGITAL OUTPUT MODULE, ANALOG OUTPUT MODULE.

• DALAM PROSES PEMOTONGAN SAMPLE YANG SELAMA INI DIGUNAKAN OLEH PABRIK, PROSES LEBIH BANYAK MENGGUNAKAN SISTEM MANUAL DIKARENAKAN KECEPATAN PEMROSESAN YANG LEBIH BAIK DARI PADA SISTEM OTOMATIS SEHINGGA SISTEM OTOMATIS TIDAK DIGUNAKAN LAGI.

• STANDAR PROSES PEMOTONGAN SAMPLE DI PT KRAKATAU WAJATAMADILAKUKAN TIAP 10 BAR SEKALI.

SEKIANDAN

TERIMA KASIH