ppt seminar 3
DESCRIPTION
jhgfxfcTRANSCRIPT
Kelompok 3
LaporanKasus
Saudara sedang mendapat tugas di bangsal kardiologi RS Trisakti. Dari UGD dikirim seorang pasien Wanita, Ny.A, 40 tahun, karena bengkak perut dan kedua tungkai. Bengkak perut dirasakan sejak 3 hari yang lalu. Pada mulanya kedua tungkai sering bengkak tetapi biasanya akan hilang bila istirahat, dalam 1 minggu terakhir bengkak kakinya tidak hilang walaupun pasiien sudah tidak melakukan aktifitas apapun.
Selain itu pasien juga mengeluh sesak napas bila berjalan cepat atau sedikit menanjak. Bila tidur merasa lebih enak dengan 2 bantal atau lebih, sering terbangun malam hari karena sesak. Pasien juga mengeluh demam yang hilang timbul sejak 2 minggu yang lalu.
PembahasanKasus
Identitas Nama : Ny. A Usia : 40 tahun Jenis Kelamin : Wanita Alamat : - Pekerjaan : -
Keluhan utama :bengkak perut dan kedua tugkai
Daftar Masalah dan HipotesisMASALAH ANALISA HIPOTESIS
Wanita, 40 tahun dengan keluhan bengkak perut dan kedua tungkai
Oedema terjadi -Mitral stenosis- PPOK- Gagal ginjal, sindroma - nefrotik- Sirosis hepatis- Gagal jantung kanan- Asites
Sesak napas ketika berjalan cepat dan menanjak
Sesak saat beraktifitas (DOE) terjadi akibat cairan ektravaskular masuk kedalam intra vaskular sehingga venous return meningkat, darah beralih dari ekstrathoracic ke dalam intrathoracic compartment, ventrikel kiri dalam keadaan gagal dimana ventirkel kanan masih kompeten. Ventrikel kiri tidak dapat menerima venous return yang bertambah sehingga terjadi dilatasi dan meningkatnya tekanan vena pulmonalis dengan akibat udema intertisialis, compliace pulmonal berkurang dan terjadi dipsnea.
- Mitral Stenosis- Gagal jantung- PPOK- Anemia- Obesitas
Demam hilang timbul sejak 2 minggu yang lalu
Kemungkinan terjadi infeksi - Infeksi, sepsis- Endokarditis infektif
Sesak nafas saat tidur Paroxysmal Nocturnal Dyspnea, terjadi karena cairan extravaskular ke intravaskular akibat venous return yang meningkat. Oedema menekan bronkus kecil dengan akibat menambah kesukaran bernafas dan berkurangnya ventilasi
- PPOK- Gagal jantung- Mitral stenosis
Tidur merasa enak dengan 2 bantal atau lebih
Orthopnea, terjadi karena berkurangnya “pooling” cairan pada extremitas bawah dan abdomen, cairan dari extravaskular masuk ke intravaskular, sehingga venous return meningkat, darah beralih dari extrathoracic ke dalam intrathoracic compartment, ventrikel kiri dalam keadaan gagal dimana ventrikel kanan masih kompeten, sehingga terjadi dilatasi akibat oedema intersisial,.
- Mitral stenosis- Gagal jantung- PPOK
Anamnesis
Riwayat penyakit sekarang Apakah merasa nyeri dada?Sesak nafas terasa sejak kapan?Sesak nafas timbul mendadak atau perlahan?Apakah ada rasa terbakar pada dada?Apakah terasa lemah, lemas, sempoyongan?Apakah disertai batuk?
Riwayat penyakit dahulu Apakah dahulu pernah merasa hal yang sama?Apakah mempunyai riwayat penyakit lain?
Riwayat penyakit keluarga Apakah ada anggota keluarga yang mengalami hal serupa?
Riwayat pengobatan Apakah pernah berobat sebelumnya?Obat obatan apa saja yang pernah dikonsumsi
Riwayat kebiasaan Bagaimana kebiasaan mengkonsumsi makanan selama ini?Bagaimana kebiasaan olahraga dan aktifitas fisik sehari-hari?
PemeriksaanFisik Keadaan Umum:
Kesadaran: Compos mentis Kesan : tampak lemah, kurus, pucat, berkeringat, sesak
napas, tidur posisi ½ duduk. Interpretasi Kasus: Pasien compos mentis menandakan kesadaran pasien
penuh, tidak ada gangguan perfusi ke otak. Pasien tampak lemah, kurus dan pucat dikarenakan
adanya penurunan cardiac output sehingga perfusi ke jaringan kurang vital dikurangi. Berkeringat. Sesak nafas, tidur posisi ½ duduk, pasien merasa sesak pada posisi tiduran (orthopnea) karena pada saat berbaring terjadi peningkatan venous return. Pada saat duduk atau berdiri terjadi penurunan venour return dikarenakan adanya gaya gravitasi sehingga pasien merasa lebih baik saat duduk.
Status Antropometri: Tinggi badan : Tidak diketahui Berat badan : Tidak diketahui BMI : Tidak diketahui
Tanda VitalHasil Pemeriksaan
Nilai Normal Keterangan
Suhu 38.5°C 36,5 - 37,2°C Febris
Denyut nadi 120x/menit 60-100 x/menit Tachycardi
Tekanan darah
100/70 mmHg <120/80 mmHg(Normal)
Hipotensi
Pernafasan 24 x/menit 16-20 x/menit takipnoe
Interpretasi kasus:•Febris: terjadinya infeksi pada pasien. Diperkirakan karena adanya gangguan pada paru-paru pasien yang menyebabkan mudahnya terkena infeksi.•Peningkatan denyut nadi dan pernafasan diakibatkan adanya penurunan cardiac output sehingga peningkatan diperlukan untuk memenuhi kebutuhan jaringan. Peningkatan RR juga bisa disebabkan karena adanya sesak sehingga tubuh mengkompensasi sesak tersebut untuk memenuhi kebutuhan oksigen.•Irama denyut ireguler: kemungkinan terjadi gangguan katup yang mengganggu fungsi sitolik dan diastolik.
Status GeneralisPemeriksaan HasilPemeriksaan
Kepala Mata Tidak diketahui
Telinga Tidak diketahui
Hidung Tidak diketahui
Mulut dan Kesehatan Gigi Tidakdiketahui
Leher Tenggorokan Tidakdiketahui
Leher JVP 5+4cm
Thorax Thorax Simetris
Cor Ictus cordis di ICS V 2 Jari Lateral MCL sinista ( normal : medial linea midclavicularis di ICS V kiri)S1-S2 IregularAktivitas RV meningkat Middiastolic murmur dengan punctum maximum di apexPansystolic murmur dengan punctum maximum di ICS IV parasternal kiriProtodiastolic murmur pada ICS II parasternal kiri
Pulmo ronki basah halus di lapangan paru bagian bawah
Pemeriksaan HasilPemeriksaan
Abdomen Aorta Abdomen Tidak diketahui
Usus Tidak diketahui
Hepar Hepatomegali (+)Hepatojugular refluks (+)
Lien Tidakteraba
Punggung Tidakdiketahui
Ekstrmitas Edema tungkai (+)
Kulit Tidakdiketahui
Genitalia Tidakdiketahui
PemeriksaanPenunjang Laboratorium
Hasil Nilai normal In terpretasi
Hb 10 g/dl 13-16 g/dl menurun, anemia chronic disease
Leukosit 12.000/uL 5.000 – 10.000 uL Meningkat, menandakan adanya proses inflamasi
Hematokrit 30 % 40-48% Menurun, berhubungan dengan anemia
LED 40 mm/jam 0-15 mm/jam meningkat, menunjukkan adanya inflamasi
Ureum 18 mg/dl 10-50mg/dl Normal
Kreatinin 0,8 mg/dl 0,5 – 1,5 Normal
Gula sewaktu 118 mg/dl < 180 mg/dl Normal
ASTO 150 IU 0-200 IU Normal
CRP 8 mg/L 0-6 mg/L Meningkat, menandakan adanya inflamasi
Foto Thorax Pada hasil pemeriksaan foto
thorax di atas, dapat dilihat bahwa terjadi pembesaran jantung (kardiomegali), yaitu: Hipertrofi atrium kiri (LAH) LAH
ini terlihat dari gambaran pinggang cordis yang cembung (normalnya pinggang kordis dibentuk oleh atrium kiri dan gambarannya cekung pada foto thorax).
Hipertrofi ventrikel kanan (RVH) RVH ini terlihat dari apex cordis yang bergeser ke kiri dan terangkat (lateral upward), serta adanya gambaran jantung kanan yang cembung dan pergeseran apex cordis melebihi 2/3 hemithorax kiri ke linea axillaris anterior kiri. Selain itu juga, didapatkan nilai CTR yang abnormal, yaitu lebih dari 50%, yang menunjukkan adanya kardiomegali.
EKG Atrial Fibrilasi dengan
Intraventricular conduction delay
Adanya gelombang qR pada sandapan V1 tanda untuk hipertofi ventrikel kanan
Kemungkinan pasien menderita ataupun memiliki masalah dengan katup mitral/ mitral stenosis
Diagnosis
Diagnosis kelompok kami pada kasus ketiga ini adalah Mitral stenosis mengacu pada gejala klinis pada pemeriksaan fisik dan penunjang pasien ini
Patofisiologi
Selama fase diastolik , kedua daun katup mitral membentuk satu pembukaan utama dan di antara korda tendinea banyak pembukaan tambahan. Luas pembukaan total (OA) pada cincin katup normalnya adalah 4-6 cm2. Jika terkena endokarditis , korda – korda akan menyatu , pembukaan utama mengecil, sereta daun menjadi lebih tebal dan kaku
Rekaman bunyi jantung memperdengarkan bunyi jantung pertama yang nyaring dan lambat. Bunyi jantung kedua diikuti oleh yang disebut mitral opening snap, yang dapat didengar baik di apeks jantung. Pada luas pembukaan total (OA) katup mitral kurang dari 2,5 cm 2, gejala muncul pada aktivitas fisik yang berat ( dispnea, fatigue, dll). Gejala ini muncul pada aktivitas harian yang biasa pada OA <1,5 cm2 dan terjadi saat istirahat apabila OA <1 cm2 ( pada kasus ini luas katup 0,7 cm2)
Peningkatan resistensi aliran yang disebabkan oleh stenosis akan mengurangi aliran darah yang melintasi katup dari atrium kiri ke ventrikel kiri selama fase diastolik dan selanjutnya menurunkan curah jantung
Tatalaksana MEDIKAMENTOSA
Diuretik Furosemide tablet 1 x 40 mg)Penggunaan furosemid ini digunakan untuk mengatasi/mengurangi oedema pada pasien ini
Antikoagulan (Warfarin)Tujuan pengunaan antikoagulan ini adalah untuk mencegah terjadinya trombosis dan emboli
Profilaksis sekunder (Benzatine Penisilin)Digunkan untuk profilaksis antibiotik pada pasien yang dilakukan tindakan bedah jantung, katup, dll. Selain itu juga untuk mencegah reinfeksi terhadap streptococcus akibat lingkungan yang buruk.
Digoxin
NON-MEDIKAMENTOSA Dirawat inap Istirahat Asupan cairan dikurangi atau dihentikan untuk mengurangi oedem Diet rendah garam
PADA PASIEN INI DIANJURKAN UNTUK BMV (Balloon Mitral Valvuloplasty) Percutaneous Mitral Balloon Valvuloplasty (PMBV), adalah suatu tindakan operasi untuk
pasien yang memiliki stenosis mitral berat. PMBV adalah tindakan bedah sebagai pengobatan pilihan dari MS rematik.
Prognosis
Ad vitam : Dubia ad Bonam Jika pada pasien ini diberikan pengobatan
yang adekuat dan teratur, serta pasien patuh menjalaninya maka pasien masih dalam keadaan baik.
Ad sanationam : Dubia ad Bonam Ad fungsionam : Dubia ad Bonam
Mitral stenosis dapat dikontrol dengan terapi dan menjadi lebih baik dengan valvuloplasty atau operasi
Komplikasi Komplikasi yang terjadi pada pasien ini antara lain
Gagal jantung Pada gagal jantung, jantung tidak bisa memompa cukup
darah ke seluruh tubuh sesuai kebutuhan. Katup mitral yang stenosis dapat mengganggu aliran darah di dalam jantung dan berpengaruh ke seluruh tubuh. Tekanan juga bertambah di paru-paru, sehingga terjadi akumulasi cairan di paru yang membebani jantung bagian kanan, yang dapat mengakibatkan penumpukan cairan di ekstremitas atau abdomen, atau di kedua area.
Fibrilasi atrium Pembesaran atrium kiri jantung bisa berujung pada irama jantung ireguler,
yaitu atrium fibrilasi. Thromboembolism
Jika tidak di terapi, atrial fibrilasi bisa menyebabkan terbetuknya thrombus di bagian dimana darah berkumpul pada stenosis mitra. Thrombus ini bisa lepas menjadi emboli yang bersikulasi ke daerah lain dan menyeabkan masalah yang serius, contohnya, bila bersikrulasi sampai ke pembuluh darah di otak, pembuluh tersebut dapat tersumpbat dan menyebabkan stroke.
Edema paru Komplikasi yang lain adalah edema paru. Darah dan cairan masuk ke paru-
paru dan menyebabkan kongesti paru sehingga pasien merasakan napas yang pendek dan kadang-kadang batuk dengan sputum yang berdarah.
TERIMA KASIH