ppt seminar

30
EFEKTIVITAS EKSTRAK FRAKSI ETANOL DAUN JATI (TECTONAE FOLIUM ) terhadap PROSES ANTIINFLAMASI pada TIKUS PUTIH (RATUS NOVERGICUS) FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2012

Upload: iyudhi18

Post on 04-Jul-2015

3.808 views

Category:

Health & Medicine


11 download

DESCRIPTION

seminar kelas sahabat saya. Luar biasa isinya

TRANSCRIPT

Page 1: Ppt seminar

EFEKTIVITAS EKSTRAK FRAKSI ETANOL DAUN JATI (TECTONAE FOLIUM )

terhadap PROSES ANTIINFLAMASI pada TIKUS PUTIH (RATUS

NOVERGICUS)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2012

Page 2: Ppt seminar

PENDAHULUAN

• Latar belakang

Salah satu tanaman obat yang sudah

dimanfaatkan oleh penduduk indonesia khusunya

penduduk Kalimantan Timur namun belum

teridentifikasi adalah Daun Jati yang dipercaya oleh

masyarakat sekitar sebagai tanaman yang dapat

membantu proses penyembuhan radang (inflamasi).

Berdasarkan informasi itu, penulis ingin mengetahui

kebenaran secara pasti khasiat dari Daun Jati ini

terhadap radang secara umum.

Page 3: Ppt seminar

Rumusan Masalah

• Apakah ekstrak etanol daun Jati berefek

antiinflamasi ?

• Bagaimanakah pengaruh varian dosis

ekstrak etanol daun Jati terhadap

aktivitas antiinflamasi?

• Berapakah dosis efektif ekstrak etanol

daun jati sebagai antiinflamasi?

• Apakah kemampuan antiinflamasi

ekstrak etanol daun jati sebanding

dengan efek antiinflamasi yang

dihasilkan oleh obat Natrium

diklofenak?

Page 4: Ppt seminar

Kerangka Pemikiran

Empiris masyarakat Paser,

Kalimantan Timur

Daun Jati dipercaya

sebagai obat radang

Pengujian daun Jati

sebagai antiinflamasi

Page 5: Ppt seminar

Hipotesis penelitian

Daun jati memiliki golongan

senyawa-senyawa seperti

flavonoid, saponin, tanin galat, tanin

katekat, kuinon dan

steroid/triterpenoid,alkaloid, Isolat

B (flavonoid golongan flavon

dengan gugus OH pada 5, 7, 3’ dan

4’), yang berpotensi sebagai

antiinflamasi.

Page 6: Ppt seminar

TINJAUAN PUSTAKA

• Tumbuhan Jati

Daun Jati adalah daun Tectona grandis L.,suku verbenaceae.

Pemeriannya bau langu,mula-mula tidak berasa tapi lama-lama

agak kelat. Makroskopik : Daun tunggal,rapuh, berwarna hijau

kecoklatan sampai coklat tua,helaian daun berbentuk jorong

atau bundar telur, panjang heaian daun 23 cm sampai 40

cm,lebar 11 cm sampai 21 cm,ujung daun runcing, pangkal

daun meruncing,tepi daun rata, tulang daun menyirip, jelas

menonjol pada permukaan, permukaan daun berambut

banyak, permukaan atas lebih kasar dari pada permukaan

bawah. ( Slamet,dkk 1989).

Page 7: Ppt seminar

Kandungan Kimia

• Hasil penapusan fitokimia menunjukkan

adanya golongan senyawa

flavonoid, saponin, tanin galat, tanin

katekat, kuinon dan

steroid/triterpenoid,alkaloid, Isolat B

(flavonoid golongan flavon dengan gugus OH

pada 5, 7, 3’ dan 4’), terdapat minimal dua

asam fenolat dalam bentuk glikosida, terdapat

minimal tiga asam fenolat dalam bentuk

ester, dan terdapat minimal empat asam fenolat

dalam bentuk bebas.

Page 8: Ppt seminar

Tikus Putih

Tikus putih memiliki ukuran lebih besar dan lebih ganas dari

mencit (Mus musculus). Ukuran panjang tikus putih dari

moncong hingga pangkal ekor yakni 17-21 cm, panjang ekor

20-23 cm, jadi secara keseluruhan panjang tikus putih adalah

37-44 cm. Berat tikus putih jantan dewasa antara 200-400 g,

sedangkan tikus putih betina antara 250-300 g. Berdasarkan

klasifikasinya tikus putih termasuk dalam kerajaan animalia,

filum chordata, subfilum vertebrata, kelas mammalia, marga

rodentia, submarga myomorpha, keluarga muridae,

subkeluarga murinae, suku rattus, dan spesies Rattus

noevegicus (Wallace, 1984).

Page 9: Ppt seminar

Metode Ekstraksi

Maserasi

Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi

dilakukan dengan merendam serbuk simplisia dalam cairan

penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan

masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat

aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsetrasi antara

larutan zat aktif di dalam sel dengan yang di luar sel, maka

larutan yang terpekat didesak keluar. Keuntungan cara

penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan

peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan,

namun kerugian cara maserasi adalah pengerjaannya lama.

Page 10: Ppt seminar

Natrium Diklofenak

(C14H10Cl2NO2Na)

Diklofenak adalah golongan obat non steroid dengan

aktivitas anti inflamasi, analgesik dan antipiretik.

Aktivitas diklofenak dengan jalan menghambat enzim

siklo-oksigenase sehingga pembentukan

prostaglandin terhambat. Indikasi natrium diklofenak

sebagai pengobatan akut dan kronis gejala-gejala

reumatoid artritis, osteoartritis dan ankilosing

spondilitis. Kontra indikasi penderita yang

hipersensitif terhadap diklofenak atau yang menderita

asma, urtikaria atau alergi pada pemberian aspirin

atau NSAID lain, penderita tukak lambung.

Page 11: Ppt seminar

Karagenan

Karagenan dapat diekstraksi dari protein dan lignin rumput

laut dan dapat digunakan dalam industri pangan karena

karakteristiknya yang dapat berbentuk geli, bersifat

mengentalkan, dan menstabilkan material utamanya.

Karagenan sendiri tidak dapat dimakan oleh manusia dan tidak

memiliki nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. Oleh karena itu,

karagenan hanya digunakan dalam industri pangan karena

fungsi karakteristiknya yang dapat digunakan untuk

mengendalikan kandungan air dalam bahan pangan utamanya,

mengendalikan tekstur, dan menstabilkan makanan (Parlina,

2009).

Page 12: Ppt seminar

Radang

Radang merupakan respons fisiologi lokal terhadap

cedera jaringan. Radang bukan suatu penyakit,

melainkan suatu manifestasi suatu penyakit. Radang

dapat mempunyai pengaruh yang menguntungkan.

Seperti penghancuran mikroorganisme yang masuk

dan pembuatan dinding pada rongga abses, sehingga

akan mencegah penyebaran infeksi.

Page 13: Ppt seminar

Pletismometer

Pletismometer atau Paw Volume adalah alat yang

digunakan untuk memastikan efektivitas agen anti-

inflamasi dan agen pereduksi edema. Untuk

menggunakan Paw Volume, hewan coba diletakkan

pada air tak berwarna yang merupakan sel air khusus

dengan merubah tekanan yang masuk ke dalam

cairan. Perubahan tekanan ini merupakan kalibrasi

dalam mL dan muncul dalam monitor elektronik.

Page 14: Ppt seminar

Landasan Empirik

Salah satu obat tradisional yang telah lama dipercaya

masyarakat Paser Belengkong, Kabupaten

Paser, Kalimantan Timur dapat menyembuhkan

radang adalah tumbuhan Daun Jati. Tumbuhan ini

dipercaya mampu menyembuhkan radang yang

timbul akibat luka atau trauma. Belum ada penelitian

yang membuktikan manfaat dari tumbuhan ini secara

pasti. Maka dari itu informasi dari masyarakat

dijadikan landasan empirik bagi peneliti untuk

membuktikan khasiat Daun Jati ini.

Page 15: Ppt seminar

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan Penelitian

• Mengetahui aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol Daun Jati

secara in vivo.

• Mengetahui pengaruh varian dosis ekstrak etanol daun Jati

terhadap aktivitas antiinflamasi.

• Menentukan dosis efektif ekstrak etanol daun Jati sebagai

antiinflamasi.

• Mengetahui perbandingan efek antiinflamasi yang dihasilkan

oleh ekstrak etanol daun Jati dengan efek antiinflamasi yang

dihasilkan oleh obat Natrium diklofenak.

Page 16: Ppt seminar

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dengan adanya penelitian

ini adalah :

• memberikan informasi tentang pemanfaatan Daun Jati

sebagai obat yang dapat digunakan sebagai obat

antiinflamasi.

• memberikan informasi dosis efektif penggunaan

Daun Jati sebagai antiinflamasi.

Page 17: Ppt seminar

METODE PENELITIAN

Fokus Penelitian

• Menguji aktivitas antiinflamasi ekstrak etanol daun jati secara

in vivo dengan menggunakan tikus putih.

• Mencari dosis ekstrak etanol daun jati yang efektif sebagai

antiinflamasi.

• Menguji pengaruh variasn dosis ekstrak etanol daun jati

terhadap aktifitas antiinflamasi.

• Menguji perbandingan efek antiinflamasi yang dihasilkan oleh

ekstrak etanol daun Jati dengan efek antiinflamasi yang

dihasilkan oleh obat Natrium diklofenak.

Page 18: Ppt seminar

Bahan Yang Diteliti

Bahan yang diteliti adalah daun Jati yang berasal dari

Paser Belengkong, Kabupaten Paser, propinsi

Kalimantan Timur. Daun tumbuhan ini dipercaya

mampu menyembuhkan radang, baik karena luka

maupun trauma.

Page 19: Ppt seminar

Waktu dan Tempat Penelitian

• Penelitian ini akan berlangsung satu bulan.

Dilaksanakan dari bulan September 2012 hingga

Oktober 2012.

• Penelitian berupa eksperimen dan pengumpulan data

yang akan dilaksanakan di Laboratorium Kimia

Farmasi dan Farmakologi UP. Fakultas Farmasi

Universitas Mulawarman.

Page 20: Ppt seminar

Variabel dan Definisi Operasional

• Konsentrasi ekstrak etanol daun Jati merupakan

jumlah ekstrak yang akan diujikan.

• Volume edema terhadap waktu merupakan nilai

besaran kaki tikus yang terukur.

Page 21: Ppt seminar

Peralatan dan Bahan Penelitian

Alat

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain

rotary evaporator yang berfungsi untuk memekatkan ekstrak

etanol yang diperoleh, gelas kimia berfungsi untuk

menampung cairan, labu ukur berfungsi untuk mendapatkan

sejumlah cairan sesuai dengan volume yang diinginkan,

pletismometer berfungsi sebagai alat pengukur edema pada

tikus, scales berfungsi sebagai pengukur skala besar kaki tikus

yang edem, spuit berfungsi sebagai penginjeksi larutan ke

dalam tubuh hewan coba.

Page 22: Ppt seminar

Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara

lain pelarut etanol berfungsi sebagai pelarut, tikus

jantan dengan berat rata-rata 250-300 gram berfungsi

sebagai hewan uji, karagenan berfungsi sebagai bahan

penginduksi kaki tikus agar terjadi edema, suspensi

natrium diklofenak berfungsi sebagai obat

pembanding.

Page 23: Ppt seminar

Teknik Pengumpulan Data

Data dan Sumber Data

Data diperoleh dari hasil eksperimen laboratorium

terhadap variasi dosis, waktu pengukuran dan bobot

kaki tikus. Sebagai parameter pengambilan data dapat

dilihat dari berkurangnya bobot kaki tikus yang

dibuat edema dengan mengukur menggunakan alat

pletismometer.

Page 24: Ppt seminar

Pelaksanaan Penelitian

Penyiapan Sampel

• Sampel berupa daun Jati yang berasal dari Paser Belengkong, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur yang

telah bersih, bebas dari pengotor, kemudian dipotong bagian helai daunnya dengan menggunakan pisau

stanless steel. Setelah itu dibersihkan dan selanjutnya dikering anginkan pada udara terbuka bebas dari

sinar matahari langsung. Selanjutnya sampel yang kering dipotong halus.

Penyiapan Hewan Coba

• Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih (Rattus norvegicus) jantan dewasa dengan berat antara

200-400 g, serta berusia 12-14 minggu dibagi dalam 5 kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 ekor

tikus.

• Sebelum pengujian, hewan coba dipelihara pada kandang yang mempunyai ventilasi yang baik dan selalu

dijaga kebersihannya. Hewan yang sehat ditandai dengan memperlihatkan gerakan yang lincah (Wirda,

2001).

Ekstraksi Sampel

• Daun segar dikeringkan dengan cara dijemur pada tempat tebuka tanpa sinar matahari langsung. Daun yang

telah kering tersebut diblender hingga menghasilkan serbuk kering daun Jati. Selanjutnya dimaserasi

dengan etanol. hasil maserasi dicampur silika gel halus, lalu difraksinasi secara berturut-turut dengan (a) n-

heksan, (b) etil asetat, (c) butanol, dan (d) etanol. fraksi etanol merupakan sampel uji penelitian ini.

Page 25: Ppt seminar

Uji Efek Anti Inflamasi

• Sebelum pengujian, tikus dipuasakan selama 18 jam dengan tetap diberi air minum. Tikus

dikelompokkan ke dalam 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok kontrol

positif (natrium diklofenak), dan kelompok bahan uji (tiga dosis suspensi ekstrak etanol daun

Jati).

• Saat hari pengujian, masing-masing hewan ditimbang dan diberi tanda pada kaki kirinya,

kemudian kaki kiri tikus dimasukkan ke dalam sel yang berisi cairan khusus yang telah

disiapkan sebelumnya sampai cairan naik pada garis batas atas, pedal kemudian ditahan,

dicatat angka pada monitor sebagai volume awal (Vo) yaitu volume kaki sebelum diberi obat

dan diinduksi dengan larutan karagenan. Masing-masing tikus diberi suspensi bahan uji secara

oral sesuai dengan kelompoknya. Satu jam kemudian, kepada maisng-masing telapak kaki

tikus disuntik secara intraplantar dengan 0,1 ml larutan karagenan 1 %. Setelah 30 menit,

dilakukan pengukuran dengan cara mencelupkan kaki tikus ke dalam sel pletismometer yang

berisi cairan khusus sampai larutan mencapai garis batas atas, dan pedal ditahan. Perubahan

volume cairan yang terjadi dicatat sebagai volume telapak kaki tikus (Vt). Pengukuran

dilakukan setiap 30 menit.

• Volume radang adalah selisih volume telapak kaki tikus setelah dan sebelum disuntikkan

karagenan. Pada waktu pengukuran, volume cairan harus sama setiap kali pengukuran, tanda

batas pada tikus harus jelas, kaki tikus harus tercelup sampai batas yang dibuat.

Page 26: Ppt seminar

Teknik Analisis Data

Data hasil penelitian dianalisis secara statistik

menggunakan metode ANAVA (Analisis Varian)

dengan program SPSS dengan tingkat kepercayaan

95% dilanjutkan dengan uji metode Duncan untuk

mengetahui kelompok mana yang mempunyai

pengaruh sama atau berbeda satu dengan lainnya.

Page 27: Ppt seminar

Hasil Penelitian

Potensi anti inflamasi yaitu perbandingan tingkat

kesembuhan radang antara eksperimen dan

pembanding.

Page 28: Ppt seminar

DAFTAR PUSTAKA

• Adam, Syamsunir. 1995. Dasar-Dasar Patologi. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC

• Afifah, Efi & Tim, 2004. Khasiat Manfaat Temulawak. Jakarta; Penerbit PT AgroMedia Pustaka

• Borgi, Via G. 2003. Instruction Manual Plethysmometer. Italy; Comerio-Varese

• Boyd, W. 1971. An Introduction to the Study of Disease. Ed 6. Philadelphia: Lea & Febiger

• Braunwald, et. al. 2001. Harrison's Principles of Internal Medicine. Madrid; McGraw-Hill-Interamericana

de Espana

• Hargono, Djoko. 1986. Sediaan Galenika. Departemen Kesehatan Republik Indonesia; Jakarta

Page 29: Ppt seminar

• Insel, P.A. 1991. Analgesic-Antipyretics and Antiinflammatory Agents: Drugs Employed in the Treatment of

Rheumatoid Arthritis and Gout. Dalam: Goodman and Gilman's The Pharmacological Basis of

Therapeutics. Ed 8. Editor: Gilman, A.G. etal. New York: Pergamon Press. Vol. I

• Melmon, K.L. and Morreli H.F. 1978. Clinical Phamacology, Basic Principles in Therapeutics. Ed 2. New

York: Macmillan Publ. Co

• Parlina, Iin. 2009. Karagenan Produk Olahan Rumput Laut Merah Indonesia yang Sangat Bermanfaat.

Diunggah melalu situs http://iinparlina.wordpress.com/2009/06/12/karagenan-produk-olahan-rumput-laut-

merah-indonesia-yang-sangat-bermanfaat/

• Robbins, Stanley L., et.,al. 2003. Robbins Basic Pathology 7th ed. Diterjemahkan oleh Awal Prasetyo dkk.

2007. Buku Ajar Patologi Edisi 7 Volume 1. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC

Page 30: Ppt seminar

• Rowe, Raymond C., et.,al. 2006. The Handbook of Pharmaceutical Excipients. Amerika

Serikat; Pharmaceutical Press and American Pharmacist Association.

• Slamet, dkk. 1989. Materia Medika Indonesia. Departemen Kesehatan Indonesia.

• Sweetman, Sean C., et.,al. 2005. Martindle The Complete Drug Reference Thirty-Fourth

Edition. London; Pharmaceutical Press.

• Wallace, M. 1984. The Mouse in Residence and Transit. UFAW. Hertfordshire.

• Wirda. 2001. Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Cocor Bebek (Kalanchoe pinnata

Lamk.) pada Tikus Putih. Skripsi. Jurusan Farmasi. FMIPA USU Medan