ppt kelompok 1 fix

44
TANGGUNG JAWAB TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK AKUNTAN PUBLIK Oleh Kelompok 2 Aditiya Kurniawan P Yuswan Tri Subekti

Upload: adenurularifa7705

Post on 25-Jun-2015

498 views

Category:

Documents


22 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ppt Kelompok 1 Fix

TANGGUNG JAWAB TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIKAKUNTAN PUBLIK

Oleh Kelompok 2

Aditiya Kurniawan P

Yuswan Tri Subekti

Page 2: Ppt Kelompok 1 Fix

Assurance Service Atestasi Auditing

Auditing : Nilai tambah bagi laporan keuangan dan merupakan salah satu bentuk atestasi

Atestasi :– Atestasi adalah adalah suatu pernyataan pendapat

atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material

Definisi assurance service (Committee Assurance Services – AICPA) : “Jasa seorang profesional yang independen yang meningkatkan kualitas informasi untuk para pengambil keputusan” Assurance service mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dari auditing atau atestasi

Page 3: Ppt Kelompok 1 Fix

TANGGUNG JAWAB DAN FUNGSI AUDITOR

INDEPENDEN (SA 110) PENDAHULUAN

Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Auditing

Page 4: Ppt Kelompok 1 Fix

PERBEDAAN TANGGUNG JAWAB AUDITOR INDEPENDEN DENGAN TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN

Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik yang disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan, namun bukan mutlak, bahwa salah saji material terdeteksi.

Laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen. Tanggung jawab auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Manajemen bertanggung jawab untuk menerapkan kebijakan akuntansi yang sehat dan untuk membangun dan memelihara pengendalian intern yang akan, di antaranya, mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi (termasuk peristiwa dan kondisi) yang konsisten dengan asersi manajemen yang tercantum dalam laporan keuangan.

Page 5: Ppt Kelompok 1 Fix

PERSYARATAN PROFESIONAL

Persyaratan profesional yang dituntut dari auditor independen adalah orang yang memiliki pendidikan dan pengalaman berpraktik sebagai auditor independen. Mereka tidak termasuk orang yang terlatih untuk atau berkeahlian dalam profesi atau jabatan lain.

Page 6: Ppt Kelompok 1 Fix

TANGGUNG JAWAB TERHADAP PROFESI

Dalam mengakui pentingnya kepatuhan tersebut, Ikatan Akuntan Indonesia telah menerapkan aturan yang mendukung standar tersebut dan membuat basis penegakan kepatuhan tersebut, sebagai bagian dari Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia yang mencakup Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik.

Page 7: Ppt Kelompok 1 Fix

STANDAR AUDITING (SA 150)

PENDAHULUAN

Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing, yaitu "prosedur" berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan "standar" berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut, dan berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut.

Page 8: Ppt Kelompok 1 Fix

STANDAR AUDITINGa. Standar Umum

– Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

– Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

– Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Page 9: Ppt Kelompok 1 Fix

b. Standar Pekerjaan Lapangan– Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya

dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.

– Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

– Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

Page 10: Ppt Kelompok 1 Fix

c. Standar Pelaporan– Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan

keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

– Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

– Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

– Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersil bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

Page 11: Ppt Kelompok 1 Fix

JASA SELAIN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Sebagai tambahan terhadap audit atas laporan keuangan, sepanjang relevan dengan keadaan yang dihadapi oleh auditor independen, kesepuluh standar auditing tersebut berlaku untuk jasa selain audit atas laporan keuangan, kecuali jika dinyatakan lain dalam suatu Pernyataan Standar Auditing.

Page 12: Ppt Kelompok 1 Fix

Hubungan antara Standar Auditing dengan Standar Pengendalian Mutu (SA 161)

Kantor akuntan publik harus mematuhi standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dalam pelaksanaan audit. Oleh karena itu, kantor akuntan publik harus membuat kebijakan dan prosedur pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian penugasan audit dengan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.

Page 13: Ppt Kelompok 1 Fix

-LANJUTAN-

standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia dan standar pengendalian mutu berhubungan satu sama lain, dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu yang diterapkan oleh kantor akuntan publik berpengaruh terhadap pelaksanaan penugasan audit secara individual dan pelaksanaan praktik audit kantor akuntan publik secara keseluruhan

Page 14: Ppt Kelompok 1 Fix

ATESTASI (SAT 100)

• Suatu perikatan atestasi adalah perikatan yang di dalamnya praktisi mengadakan perikatan untuk menerbitkan komunikasi tertulis yang menyatakan suatu simpulan tentang keandalan asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain

• Contoh jasa profesional yang dapat diberikan oleh para praktisi yang tidak termasuk dalam perikatan atestasi adalah:

1. Perikatan konsultansi manajemen yang di dalamnya praktisi memberikan nasihat atau rekomendasi kepada kliennya

2. Perikatan yang di dalamnya praktisi membela kepentingan klien

Page 15: Ppt Kelompok 1 Fix

3. Perikatan pajak yang di dalamnya praktisi mengisi SPT Pajak Penghasilan

4. Perikatan yang di dalamnya praktisi melakukan kompilasi laporan keuangan

5. Perikatan yang di dalamnya praktisi berperan terutama hanya membantu klien

6. Perikatan yang di dalamnya praktisi bertindak sebagai saksi ahli dalam bidang akuntansi, auditing, perpajakan, atau hal lain

7. Perikatan yang di dalamnya praktisi memberikan suatu pendapat sebagai seorang yang ahli mengenai suatu prinsip tertentu

Page 16: Ppt Kelompok 1 Fix

STANDAR UMUM• Standar umum pertama adalah-Perikatan harus

dilaksanakan oleh seorang praktisi • Standar umum kedua adalah-Perikatan harus

dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki pengetahuan cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan asersi

• Standar umum ketiga berbunyi-Praktisi harus melaksanakan Perikatan hanya jika ia memiliki alasan untuk meyakinkan dirinya bahwa dua kondisi berikut ini ada:

1. Asersi dapat dinilai dengan kriteria rasional2. Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara

konsisten dan rasional dengan menggunakan kriteria tersebut

Page 17: Ppt Kelompok 1 Fix

• Kriteria rasional yang bermanfaat:

a. Relevansi

b. Keandalan

• Standar umum keempat adalah dalam semua hal yang bersangkutan dengan perikatan, sikap mental independen harus dipertahankan oleh praktisi

• Standar umum yang kelima adalah-Kemahiran profesional harus selalu digunakan oleh praktisi dalam melaksanakan perikatan

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN

• Standar pekerjaan lapangan pertama adalah-Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya

Page 18: Ppt Kelompok 1 Fix

• Standar pekerjaan lapangan kedua adalah-Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar rasional bagi simpulan yang dinyatakan dalam laporan.

STANDAR PELAPORAN• Standar pelaporan pertama adalah-Laporan harus

menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan sifat perikatan atestasi yang bersangkutan

• Standar pelaporan kedua adalah-Laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah asersi disajikan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan atau kriteria yang dinyatakan dipakai sebagai alat pengukur

Pemeriksaan (Examination)• praktisi harus secara jelas menyatakan apakah, menurut

pendapatnya, asersi disajikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan atau telah dinyatakan

Page 19: Ppt Kelompok 1 Fix

Review

Dalam memberikan keyakinan negatif, simpulan praktisi harus menyatakan apakah informasi yang diperoleh praktisi dari pekerjaan yang dilakukan menunjukkan bahwa asersi tersebut tidak disajikan, dalam segala hal yang material, sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan atau yang telah dinyatakan

Standar pelaporan ketiga adalah-Laporan harus menyatakan semua keberatan praktisi yang signifikan tentang perikatan dan penyajian asersi

Standar pelaporan yang keempat adalah-Laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi suatu asersi yang disusun berdasarkan kriteria yang disepakati harus berisi suatu pernyataan tentang keterbatasan pemakaian laporan hanya oleh pihak pihak yang menyepakati kriteria

Page 20: Ppt Kelompok 1 Fix

PROYEKSI DAN PRAKIRAAN KEUANGAN (SAT 200)

• PENDAHULUANSeksi ini menetapkan standar dan memberikan panduan bagi akuntan mengenai pelaksanaan dan pelaporan untuk perikatan pemeriksaan, kompilasi, atau penerapan prosedur yang disepakati terhadap laporan keuangan prospektif.Akuntan harus melakukan salah satu dari perikatan– menyerahkan, kepada kliennya atau pihak lainnya,laporan

keuangan prospektif yang telah disusun atau dibantu penyusunannya, yang digunakan, atau diharapkan akan digunakan oleh pihak (ketiga) lainnyal atau

– melaporkan laporan keuangan prospektif yang digunakan, atau diharapkan akan digunakan oleh pihak (ketiga) lainnya

Page 21: Ppt Kelompok 1 Fix

Definisi Laporan Keuangan Prospektif

Laporan keuangan prospektif mencakup prakiraan keuangan maupun proyeksi keuangan, termasuk ikhtisar asumsi dan kebijakan akuntansi pokok. Meskipun laporan keuangan prospektif dapat mencakup periode yang sebagian telah lewat, laporan untuk periode yang seluruhnya telah lewat tidak dianggap sebagai laporan keuangan prospektif.

Page 22: Ppt Kelompok 1 Fix

• Prakiraan KeuanganPrakiraan keuangan adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan, sepanjang pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas yang diharapkan dari suatu entitas.

• Proyeksi KeuanganProyeksi keuangan adalah laporan keuangan prospektif yang menyajikan, sepanjang pengetahuan dan keyakinan pihak yang bertanggung jawab, atas dasar satu atau lebih asumsi hipotetis, posisi keuangan hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan yang diharapkan dari suatu entitas.

Page 23: Ppt Kelompok 1 Fix

PENGGUNAAN LAPORAN KEUANGAN PROSPEKTIF

• Penggunaan umum laporan keuangan prospektif adalah penggunaan laporan oleh pihak-pihak yang tidak melakukan negosiasi secara langsung dengan pihak yang bertanggung jawab, misalnya, dalam suatu pernyataan penawaran obligasi atau saham. Tetapi hanya prakiraan keuanganlah yang tepat untuk digunakan umum ini.

• Penggunaan terbatas laporan keuangan prospektif adalah penggunaan laporan keuangan prospektif oleh pihak yang bertanggung jawab itu sendiri atau oleh pihak yang bertanggung jawab dan pihak ketiga yang melakukan negosiasi secara langsung dengan pihak yang bertanggung jawab.

Page 24: Ppt Kelompok 1 Fix

ATESTASI KEPATUHAN (SAT 500)

• Praktisi dapat menerima perikatan untuk melaksanakan prosedur yang disepakati untuk membantu pemakai dalam mengevaluasi asersi tertulis manajemen tentang :

a. kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentub. efektivitas pengendalian intern terhadap kepatuhanc. KeduanyaKONDISI UNTUK PELAKSANAAN PERIKATANa. Manajemen menerima tanggung jawab atas kepatuhan entitas

terhadap persyaratan tertentu dan efektivitas pengendalian intern terhadap kepatuhan

b. Manajemen mengevaluasi kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu

Page 25: Ppt Kelompok 1 Fix

TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN• Tanggung jawab ini mencakup a. pengidentifikasian persyaratan kepatuhan yang berlakub. penetapan dan pemeliharaan kebijakan dan prosedur

struktur pengendalian intern untuk memberikan keyakinan memadai bahwa entitas mematuhi persyaratan tersebut

c. mengevaluasi dan memantau kepatuhan entitasd. menentukan laporan yang memenuhi persyaratan

hukum, peraturan, atau kontrakPERIKATAN PROSEDUR YANG DISEPAKATIpraktisi dituntut untuk melaksanakan prosedur yang telah disetujui oleh pemakai. Namun, sebelum melaksanakan prosedur seperti itu, praktisi harus memperoleh

pemahaman tentang persyaratan kepatuhan tertentu

Page 26: Ppt Kelompok 1 Fix

PERIKATAN PEMERIKSAAN

Tujuan prosedur pemeriksaan: menyatakan pendapat tentang

apakah asersi manajemen disajikan secara wajar dalam semua

hal yang material berdasarkan kriteria yang disepakati

• Risiko Atestasi: Risiko atestasi adalah risiko yang dihadapi oleh praktisi yang secara tidak sadar gagal dalam memodifikasi secara semestinya pendapatnya atas asersi manajemen

• Risiko Bawaan: Risiko dapat terjadinya ketidakpatuhan material terhadap persyaratan tertentu, dengan anggapan tidak ada kebijakan atau prosedur struktur pengendalian intern yang bersangkutan

• Risiko pengendalian: Risiko dapat terjadinya ketidakpatuhan material yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu dengan prosedur dan kebijakan struktur pengendalian intern entitas

Page 27: Ppt Kelompok 1 Fix

• Risiko deteksi-Risiko prosedur yang dilaksanakan oleh praktisi mengakibatkan praktisi berkesimpulan tidak ada ketidakpatuhan, padahal kenyataannya ketidakpatuhan tersebut ada

• Materialitas• pertimbangan praktisi tentang materialitas dipengaruhi

oleha. sifat asersi manajemen dan persyaratan kepatuhan, yang

mungkin dapat dikuantifikasikan dalam satuan moneter atau mungkin juga tidak

b. sifat dan frekuensi ketidakpatuhan yang diidentifikasi dengan mempertimbangkan dengan semestinya sampling risk

c. pertimbangan kualitatif, termasuk kebutuhan dan harapan pemakai laporan

Page 28: Ppt Kelompok 1 Fix

Pelaksanaan Perikatan Pemeriksaan• Praktisi harus menerapkan 1. kemahiran profesionalnya dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi atas hasil prosedur pemeriksaannya

2. tingkat semestinya keraguan profesionalnya untuk mencapai keyakinan memadai bahwa ketidakpatuhan mate-rial akan dapat dideteksi

• Praktisi harus memperoleh pemahaman tentang persyaratan tertentu yang terdapat dalam asersi manajemen tentang kepatuhan

Perencanaan Perikatan• Perencanaan suatu perikatan meliputi pengembangan

strategi menyeluruh untuk pelaksanaan dan lingkup yang diharapkan dalam perikatan tersebut

Page 29: Ppt Kelompok 1 Fix

Dalam perikatan untuk memeriksa asersi manajemen tentang kepatuhan entitas terhadap persyaratan tertentu bila entitas tersebut beroperasi dalam beberapa komponen

Faktor lain yang harus dipertimbangkan adalah apakah entitas memiliki fungsi audit intern dan luasnya keikutsertaan auditor intern dalam memantau kepatuhan terhadap persyaratan tertentu.

Praktisi harus memperoleh pemahaman memadai tentang bagian pengendalian intern yang relevan terhadap kepatuhan untuk merencanakan perikatan dan untuk menaksir risiko pengendalian untuk kepatuhan terhadap persyaratan tertentu

Untuk perikatan yang mencakup kepatuhan terhadap persyaratan peraturan, prosedur yang digunakan oleh praktisi harus mencakup review terhadap laporan tentang pemeriksaan signifikan

Page 30: Ppt Kelompok 1 Fix

• Pertimbangan atas Peristiwa Kemudian

• Perumusan Pendapat atas Asersi Manajemen

• Pelaporan

MODIFIKASI LAPORAN

• Praktisi harus memodifikasi laporan bentuk baku yang disajikan, jika terdapat kondisi berikut ini:

a. Terdapat ketidakpatuhan material dengan persyaratan tertentu.

b. Terdapat masalah ketidakpastian material.

c. Terdapat pembatasan atas lingkup perikatan.

d. Praktisi memutuskan untuk mengacu ke laporan praktisi lain sebagai dasar, sebagian untuk laporannya.

Page 31: Ppt Kelompok 1 Fix

REPRESENTASI MANAJEMEN Dalam perikatan prosedur yang disepakati atau

perikatan pemeriksaan, praktisi harus memperoleh representasi tertulis dari manajemen

Page 32: Ppt Kelompok 1 Fix

KOMPILASI DAN REVIEW ATAS LAPORAN KEUANGAN (SAR 300)

Kompilasi laporan keuangan. Penyajian dalam bentuk laporan keuangan, informasi yang merupakan pernyataan manajemen (pemilik) tanpa usaha untuk memberikan pernyataan suatu keyakinan apa pun terhadap laporan tersebut.

Review atas laporan keuangan. Pelaksanaan prosedur permintaan keterangan dan analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak terdapat modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar Laporan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

Page 33: Ppt Kelompok 1 Fix

Tujuan review: memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan

Tujuan kompilasi:tidak memberikan keyakinan seperti itu

KEWAJ IBAN PELAPORAN AKUNTAN apabila akuntan melakukan kompilasi laporan

keuangan atau review atas laporan keuangan suatu entitas nonpublik, ia harus menerbitkan laporan yang dibuat berdasarkan standar yang sesuai. Namun, bila akuntan melaksanakan lebih dari satu macam jasa, misalnya kompilasi dan audit, ia harus menerbitkan laporan berdasarkan tingkat jasa tertinggi yang diberikannya.

Page 34: Ppt Kelompok 1 Fix

KOMPILASI LAPORAN KEUANGAN akuntan harus memahami secara garis besar sifat

transaksi entitas tersebut, bentuk catatan akuntansinya, kualifikasi para petugas pembukuannya, basis akuntansi yang digunakan untuk penyajian laporan keuangan serta bentuk dan isi laporan keuangan

Sebelum menerbitkan laporannya, akuntan harus membaca laporan keuangan yang telah dikompilasi dan mempertimbangkan apakah laporan keuangan tersebut layak bila ditinjau dari segi bentuknya, dan bebas dari kekeliruan material yang nyata.

Page 35: Ppt Kelompok 1 Fix

PELAPORAN ATAS KOMPILASI LAPORAN KEUANGAN

• Laporan keuangan yang dikompilasi tanpa audit atau review oleh akuntan harus disertai dengan suatu laporan akuntan yang menyatakan bahwa:

1. Kompilasi telah dilakukan sesuai dengan standar

2. Kompilasi terbatas pada penyajian informasi dalam bentuk laporan keuangan yang merupakan representasi manajemen atau pemilik

3. Laporan keuangan tidak diaudit atau di-review dan dengan demikian akuntan tidak menyatakan pendapat atau bentuk keyakinan lain apa pun

Page 36: Ppt Kelompok 1 Fix

• akuntan dapat melakukan kompilasi laporan keuangan yang tidak memasukkan hampir semua pengungkapan material asalkan keadaan tersebut dinyatakan secara jelas dalam laporannya dan menurut pengetahuannya hal tersebut tidak dimaksudkan untuk menyesatkan mereka yang diharapkan akan menggunakan laporan keuangan

• Akuntan tidak dihalangi untuk menerbitkan laporan yang berkaitan dengan kompilasi laporan keuangan untuk suatu entitas, yang ia tidak independen.

• REVIEW ATAS LAPORAN KEUANGAN

• Akuntan publik harus memiliki tingkat pengetahuan mengenai prinsip dan praktik akuntansi suatu entitas dan pemahaman atas bisnis entitas tersebut, melalui permintaan keterangan dan prosedur analitik.

Page 37: Ppt Kelompok 1 Fix

• Pemahaman akuntan tentang kegiatan suatu entitas harus mencakup pengertian umum tentang organisasi entitas tersebut, karakteristik operasi, serta sifat aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya

Pelaporan Akuntan Mengenai Hasil Review atas Laporan KeuanganLaporan keuangan yang di-review oleh akuntan harus disertai dengan laporan akuntan yang menyatakan bahwa:1. Review dilaksanakan sesuai dengan Standar Jasa Akuntansi dan

Review yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.2. Semua informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan

adalah penyajian manajemen (atau pemilik) entitas tersebut.3. Review terutama mencakup permintaan keterangan kepada para

pejabat penting perusahaan dan prosedur analitik yang diterapkan terhadap data keuangan.

4. Lingkup review jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit

5. Akuntan tidak mengetahui adanya suatu modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan PABU

Page 38: Ppt Kelompok 1 Fix

PERATURAN – PERATURAN YANG MENDASARI AKUNTAN PUBLIK DALAM PASAR MODAL

• UNDANG – UNDANG RINOMOR No 8/1995 Tentang Pasar Modal

 • PERATURAN PEMERINTAH RI

NOMOR 46 TAHUN 1995Tentang Tata Cara Pemeriksaan Di Bidang Pasar Modal

 • PERATURAN MENTERI KEUANGAN

NOMOR: 17/PMK.01/2008Tentang Jasa Akuntan Publik

Page 39: Ppt Kelompok 1 Fix

-LANJUTAN-• PERATURAN BAPEPAM

– Nomor: Kep- 41/Bl/2008 Atau Peraturan Nomor VIII.A.1Tentang Pendaftaran Akuntan Yang Melakukan Kegiatan Di Pasar Modal

– Nomor: Kep- 310/Bl/2008 Atau Peraturan Nomor VIII.A.2Tentang Independensi Akuntan Yang Memberikan Jasa Di Pasar Modal

– Nomor: Kep- 79/PM/1996 Atau Peraturan Nomor X.J.1Tentang Laporan Kepada Bapepam Oleh Akuntan

– Nomor: Kep- 395/BL/2008 Atau Peraturan Nomor X.J.2Tentang Laporan Berkala Kegiatan Akuntan

Page 40: Ppt Kelompok 1 Fix

UNDANG – UNDANG RI No 8/1995Akuntan merupakan salah satu profesi penunjang pasar modal dan memiliki kewajiban yakni :

•Menaati kode etik dan standar profesi yang di tetapkan oleh asosiasi profesi Sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya.

•Dalam melakukan kegiatan usaha di bidang pasar modal, Akuntan wajib memberikan pandapat atau penilaian yang independent.

•Akuntan yang terdaftar pada BAPEPAM yang memeriksa laporan keuangan pihak - pihak yang melakukan kegiatan di pasar modal wajib menyampaikan pemberitahuan yang sifatnya rahasia kepada BAPEPAM selambat-lambatnya dalam waktu 3 tiga hari sejak ditemukan adanya hal-hal :

– Pelanggaran yang di lakukan terhadap ketentuan dalam Undang-Undang ini dan atau peraturan pelaksanannya.

– Hal-hal yang dapat membahayakan keadaaan keungan lembaga di maksud atau kepentingn para nasabahnya.

Page 41: Ppt Kelompok 1 Fix

PERATURAN MENTERI NOMOR: 17/PMK.01/2008

Berikut ini beberapa point perubahan mendasar PMK No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik dibandingkan dengan KMK No. 423/KMK.06/2002 dan KMK No. 359/KMK.06/2003

– Pembatasan Masa Pemberian Jasa KAP dari sebelumnya 5 (lima) tahun buku berturut-turut menjadi 6 (enam) tahun buku berturut-turut (Ps 3)

– Akuntan Publik yang telah selesai dikenakan sanksi pembekuan izin dan akan memberikan jasa kembali, wajib mengajukan permohonan kepada Sekretaris Jenderal u/p Kepala Pusat dengan memenuhi persyaratan diantaranya : (1) menyerahkan bukti mengikuti (Pendidikan Profesional Berkelanjutan) PPL paling sedikit 60 (Satuan Kredit PPL) SKP, (2) berdomisili di wilayah Indonesia, (3) tidak pernah mengundurkan diri dari keanggotaan IAPI. Dalam KMK sebelumnya tidak diatur. (Ps 5)

– Persyaratan ijin usaha KAP ditambah memiliki auditor yang paling sedikit 1 (satu) diantaranya beregister negara untuk akuntan. Dalam KMK sebelumnya tidak diatur. (Ps 18)

Page 42: Ppt Kelompok 1 Fix

– Persyaratan ijin pembukaan cabang KAP ditambah : (1) memiliki NPWP cabang, (2) memiliki 3 auditor tetap yang salah satunya memiliki register negara untuk akuntan. Dalam KMK sebelumnya tidak diatur. (Ps 22)

– Ketentuan lainnya mengenai pembukaan cabang KAP yang sebelumnya tidak diatur adalah : Cabang KAP yang tidak mempunyai Pemimpin Cabang selama 6 (enam) bulan dicabut ijin pembukaan cabangnya. Selain itu, Penggantian Pemimpin Cabang wajib dilaporkan. (Ps 39)

– Laporan Auditor Independen (LAI) harus diberi nomor secara urut berdasarkan tanggal penerbitannya. Hal ini terutama untuk tujuan tertib administrasi LAI. Selain itu, juga sebagai control terhadap LAI dan membantu untuk mendeteksi adanya LAI yang dipalsukan. Ketentuan mengenai hal ini sebelumnya tidak diatur. (Ps 31)

– Akuntan Publik harus menjadi anggota IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia), sebelumnya Akuntan Publik harus menjadi anggota IA dan IAI-Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP). Dalam peraturan baru ini juga diatur bahwa Asosiasi Akuntan Publik yang diakui adalah IAPI. (Ps 32)

-LANJUTAN-

Page 43: Ppt Kelompok 1 Fix

PERATURAN BAPEPAM Nomor: Kep- 310/Bl/2008 Atau Peraturan Nomor VIII.A.2

Peraturan ini pada dasarnya mengatur bebarapa hal sebagai berikut : Dalam memberikan jasa professional khususnya dalam

memberikan opini atau penilaian, akuntan wajib senantiasa mempertahankan sikap independen. Akuntan tidak independent apabila selama periode audit dan selama periode penugasan profesionalnya, akuntan, kantor akuntan public :

– Mempunyai kepentingan keuangan baik langsung maupun tidak langsung yang material kepada klien

– Mempunyai hubungan pekerjaan dengan klien– Mempunyai hubungan usaha secara langsung atau tidak

langsung yang material dengan klien atau dengan karyawan kunci yang bekerja pada klien atau dengan pemegang saham utama klien.

– Memberikan jasa-jasa nonaudit tertentu kepada klien– Memberikan jasa atau produk kepada klien dengan dasar fee

kontijen

Page 44: Ppt Kelompok 1 Fix

Untuk menjaga sistem pengendalian mutu, Kantor Akuntan Publik wajib mempunyai sistemp pengendalian mutu yang mempertimbangkan ukuran dan sifat praktik dari Kantor akuntan public tersebut.

Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan klien hanya dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik paling lama untuk 6 (enam) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.

-LANJUTAN-