ppt-fartrap (1)

10
JONATHAN DAVID CHRISTIANSEN I1021131039 IHFAN PRIYANTO I10211310 SHINTA PUTRI HERDHIUTAMI I1021131057 AMALIA PUTRI ID’ADHA I1021131073 TUBERKULOSIS

Upload: ihfan-priyanto

Post on 07-Jul-2016

214 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kbkjb

TRANSCRIPT

Page 1: PPT-FARTRAP (1)

JONATHAN DAVID CHRISTIANSEN I1021131039IHFAN PRIYANTO I10211310SHINTA PUTRI HERDHIUTAMI I1021131057AMALIA PUTRI ID’ADHA I1021131073

TUBERKULOSIS

Page 2: PPT-FARTRAP (1)

Pasien (Narimo ; 35 tahun) • Riwayat penyakit sekarang:• Batuk produktif selama 3-4 minggu disertai sputum• Batuk darah dari 3 hari terakhir• Demam, menggigil, sesak nyeri dada, kelelahan dan berat badan turun

selama beberapa minggu terakhir• Pasien berpindah ke Pontianak dari jawa 4 tahun lalu

Page 3: PPT-FARTRAP (1)

• Riwayat social• Merokok 10 pack pertahun, berhenti beberapa minggu lalu• Minum alkohol di akhir pekan• Bekerja sebagai buruh konstruksi rumah baru dan kontak dengan

beberapa pekerja• Ada rekan yang baru pindah dari jawa memiliki gejala pernafasan yang

serupa• Tidak punya asuransi kesehatan• Menikah 1 istri 2 anak• Tidak punya gejala asma (anak dan istri)

Page 4: PPT-FARTRAP (1)

• Obat yang pernah dikonsumsi• Antitusif OTC, tidak berefek

• Alergi• Tidak ditemukan alergi pada obat

Page 5: PPT-FARTRAP (1)

1. Riwayat 3-4 minggu batuk produktif yang awalnya berupa sputum kuning, tetapi sekarang disertai dengan adanya darah dalam dahak selama 3 hari terakhir. Terjadi juga pada pasien yakni demam subyektif, berkeringat di malam hari, kelelahan, dan berat badan menurun selama beberapa minggu terakhir.

2. Hasil pengobatan :1. Identifikasi cepat untuk kasus tuberkulosis baru

2. Isolasi pasien dengan penyakit aktif untuk mencegah penularan.3. Penyelesaian yang cepat dari tanda-tanda dan gejala penyakit4. Pencapaian kondisi bebas infeksi5. Kepatuhan terhadap cara pengobatan oleh pasien6. Menyembuhkan pasien secepat mungkin (umumnya setidaknya 6 bulan pengobatan

Page 6: PPT-FARTRAP (1)

3. Intervensi terapi non farmakologi TB bertujuan untuk mencegah penyebaran TB sehingga pasien dianjurkan untuk menggunakan alat pelindung diri, termasuk alat pernapasan yang dipasang dengan benar, dan menutup pintu agar tidak terkontaminasi dari luar

4. Terapi obat adalah landasan dari pengendalian TB . Monoterapi dapat digunakan hanya untuk pasien yang terinfeksi yang tidak memiliki aktif TB (infeksi laten, seperti yang ditunjukkan oleh tes kulit positif). Setelah penyakit aktif, minimal dua obat, dan umumnya tiga atau empat obat-obatan, harus digunakan secara bersamaan. Lamanya pengobatan tergantung pada kondisi pasien, seberapa parah penyakit, adanya resistensi obat , dan toleransi obat. Lama pengobatan terpendek pengobatan umumnya adalah 6 bulan, dan mungkin 2 sampai 3 tahun pengobatan yang diperlukan untuk kasus TB -MDR (Multi Drug Resistant – Tuberkulosis)/(Tuberkulosis Resisten Ganda). Karena lama pengobatan yang begitu lama, dan karena banyak pasien merasa lebih baik setelah beberapa minggu pengobatan, diperlukan tindak lanjut yang cermat. Langkah-langkah untuk menjamin kepatuhan, seperti terapi yang diawasi langsung, adalah penting. Terapi yang diawasi langsung oleh tenaga kesehatan adalah cara yang efektif biaya untuk memastikan selesainya pengobatan. Pasien dengan penyakit aktif harus diisolasi untuk mencegah penyebaran penyakit.

Page 7: PPT-FARTRAP (1)

5. Disarankan 2 RHZE / 4 R3H3 yang dimaksud adalah :• Tahap intensif (2RHZE) diberikan Rifampisin (R), Isoniazid (H), Pirazinamid (Z), dan Etambutol (E) setiap hari

diberikan selama 2 bulan, kemudian diikuti dengan• Tahap lanjutan (4R3H3) diberikan Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) tiga kali seminggu selama 4 bulan.• Bisa juga,• Fase Awal pengobatan :• Isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari selama minimal 8 minggu atau selama 5 hari per

minggu minimal 8 minggu.• Fase lanjutan pengobatan :• Regimen 1a :• Isoniazid/Rifampisin : selama setiap hari selama minimal 18 minggu atau 5 hari per minggu selama minimal 18

minggu• Regimen 1b :• Isoniazid/Rifampisin : dua kali seminggu selama minimal18 minggu• Regimen 1c :• Isoniazid/rifapentin : sekali seminggu selama minimal 18 minggu

Page 8: PPT-FARTRAP (1)

6. Uji tuberkulin, foto toraks ,Pemeriksaan sputum, serta Pemeriksaan fungsi hati meliputi AST (juga dikenal SGOT) dan ALT (juga dikenal SGPT).

Page 9: PPT-FARTRAP (1)

TERIMA KASIH

Page 10: PPT-FARTRAP (1)