ppok tugas

Upload: nengahdarmawan

Post on 09-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jj

TRANSCRIPT

PPOK EKSASERBASI AKUT

PPOK

(Penyakit paru obstruktif kronis)

DI SUSUN OLEH

DIDI ARIWIBOWO

08310075

KKS PUBLIC HEALTH TAHUN2014

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHATI

KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuninya, sehingga pada akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas referat ini yang berjudul PPOK (Penyakit paru obstruktif kronis).Tujuan penulisan referat ini adalah sebagai salah satu syarat dalam kepanitraan klinik senior dibagian ilmu public health dinas kesehatan binjai kota.

Saya menyadari bahwa penulisan tugas ini masih jauh sempurna oleh karena itu kami sangat mengharapkan bantuan dan partisipasi teman sejawat untuk memberikan masukan dan saran guna menyempurnakan tugas referat ini di masa mendatang.

Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada pembimbing saya bapak Arapenta bangun, SKM.M,kes, selaku kepala bidang pengembangan sumber daya manusia kesehatan kota binjai serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini sejak awal hingga selesai tugas ini.

Akhirnya kata saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas perhatian dan dukungannya. Semoga referat ini dapat bermamfaat bagi kita semua.

Binjai, april 2014

Penulis

DAFTAR ISI HALAMAN

KATA PENGANTAR .iDAFTAR ISI ...iiBAB I..1.1. PENDAHULUAN 3

1.2. LATAR BELAKANG ..3

1.3. RUMUSAN MASALAH .4

1.4. TUJUAN PENELITIAN ..5

1.5. MANFAAT PENELITIAN ..5

BAB II..6

DEFINISI.

ETIOLOGI

PATOGENESISDIAGNOSIS.

PENGOBATANBAB III. PENUTUP.

KESIMPULAN.

DAFTAR PUSTAKABAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar belakang PPOK (Penyakit paru obstruktif kronis) adalah klasifikasi luas dari gangguan, yang mencakup bronchitis kronis, bronkiektasis, emfisiema dan asma . PPOK merupakan kondisi irreversible yang berkaitan dengan dispnea saat aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru. PPOK merupakan penyebab kematian ke 5 terbesar di Amerika Serikat. Penyakit ini menyerang lebih dari 25% dari populasi dewasa.Penyakit paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan suatu istilah yang digunakan untuk sekelompok penyakit paru yang berlangsung lama dan ditandai oleh peningkatan resistensi terhadap aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Bronchitis kronik, emfisema paru dan asma bronchial membentuk kesatuan yang disebut PPOK. Agaknya ada hubungan etiologi dan sekuensial antara bronchitis kronis dan emfisema, tetapi tampaknya tidak ada hubungan antara penyakit itu dengan asma. Hubungan ini nyata sekali sehubungan dengan etiologi, pathogenesis dan pengobatan. PPOK adalah sekresi mukoid bronchial yang bertambah secara menetap disertai dengan kecenderungan terjadinya infeksi yang berulang dan penyempitan saluran nafas , batuk produktif selama 3 bulan, dalam jangka waktu 2 tahun berturut-turut (Ovedoff, 2002). Sedangkan menurut Price & Wilson (2005), COPD adalah suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama dan ditandai dengan obstruksi aliran udara sebagai gambaran patofisiologi utamanya. Menurut Carpenito (1999) COPD atau yang lebih dikenal dengan PPOM merupakan suatu kumpulan penyakit paru yang menyebabkan obstruksi jalan napas, termasuk bronchitis, empisema, bronkietaksis dan asma. PPOM paling sering diakibatkan dari iritasi oleh iritan kimia (industri dan tembakau), polusi udara, atau infeksi saluran pernapasan kambuh.Obstruksi jalan napas yang menyebabkan reduksi aliran udara beragam tergantung pada penyakit. Pada bronchitis kronik dan bronkiolitis, menumpukan lendir dan sekresi yang sangat banyak menyumbat jalan napas. Pada emfisema, obstruksi pada pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi akibat kerusakan dinding alveoli yang disebabkan oleh overekstensi ruang udara dalam paru-paru. Pada asma, jalan napas bronchial menyempit dan membatasi jumlah udara yang mengalir dalam paru-paru. Protocol pengobatan tertentu digunakan dalam semua kelainan ini, meski patafisiologi dari masing-masing kelainan ini membutuhkan pendekatan spesifik. PPOK sering menjadi simptomatik selama tahun-tahun usia baya, tetapi insidennya meningkat sejalan dengan peningkatan usia . meskipun aspek-aspek paru tertentu, seperti kapasitas vital dan volume ekspirasi kuat,menurun sejalan dengan peningkatan usia, PPOK memperburuk banyak perubahan fisiologi yangberkaitan dengan penuaan dan mengakibatkan obstruksi jalan napas (dalam bronchitis)dan kehilangan daya kembang elastic paru (pada emfisema). Karenanya, terdapat perubahan tambahan dalam rasio ventilasi perkusi pada pasien lansia dengan PPOK.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Bagaimana definisi, etiologi, patogenesis, diagnosis dan penatalaksanaan PPOK

1.3 TUJUAN

Mengetahui definisi, etiologi, patogenesis, diagnosis dan penatalaksanaan PPOK

1.4 MAMFAAT

1. Menambah wawasan mengenai penyakit Paru khususnya PPOK

2. Sebagai proses pembelajaran bagi dokter muda yang sedang mengikuti kepanitraan klinik senior BAB II TINJAUAN PUSTAKA DEFINISI DAN ETIOLOGI

PPOK (Penyakit paru obstruktif kronis) adalah suatu keadaan dimana terdapat obstruksi kronis dari jalan pernafasan yang disebabkan oleh bronkhitis kronis dan/atau emfisema.

PPOK eksaserbasi akut adalah suatu kondisi yang ditandai oleh terjadinya peningkatan dari gejala-gejala PPOK. Selama eksaserbasi akut terjadi peningkatan penyempitan saluran nafas yang disebabkan oleh bronkospasme (kontraksi bronkhus dan bronkhioli), edema dan produksi mukus yang berlebihan. Seseorang dengan PPOK biasanya mengalami 1 atau 2 kali kejadian eksaserbasi akut setiap tahunnya. Jumlah kejadian eksaserbasi akut setiap tahunnya semakin meningkat sebanding dengan peningkatan progresifitas dari penyakit PPOK-nya.

Yang paling sering ditemukan adalah eksaserbasi yang disebabkan oleh infeksi bronkhial. Infeksi akut saluran nafas bagian bawah dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab yaitu virus, bakteri, parasit, jamur maupun kuman-kuman oportunis. Penekanan pada makalah ini adalah infeksi saluran nafas bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi saluran nafas akut bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri pada penderita yang mempunyai dasar penyakit paru kronik seperti yang telah disebutkan di atas adalah bisa merupakan suatu infeksi sekunder, reinfeksi atau eksaserbasi infeksi akut. Infeksi ini bisa terjadi di luar rumah sakit (comunity) ataupun di dalam rumah sakit (hospitality) berupa suatu infeksi nosokomial.

Infeksi akut saluran nafas bagian bawah ini bisa dijumpai dalam berbagai bentuk :

1. Bronkhitis kronis eksaserbasi akut

2. Infeksi bakterial pada penyakit paru obstruktif menahun

3. pneumoni sekunder yang memberikan gambaran atipik/ sindroma pneumoni atipik

4. Abses paru

5. Empiema

6. Efusi pleura/efusi pleuropneumoni

PATOGENESIS

Fungsi utama paru adalah ventilasi udara nafas dan mengadakan pertukaran gas (O2/CO2) di alveoli. Dengan demikian mukosa saluran nafas selalu kontak dengan bahan-bahan berbahaya yang ikut bersama udara nafas, dan selalu ada potensi bahwa kuman-kuman penyebab infeksi dari lingkungan sekitarnya ikut terhirup. Pada kenyataannya individu-individu sehat jarang terkena infeksi pada bronkus/paru, karena daya tahan tubuhnya (lokal dan sistemik) amat baik. Sedangkan bagi mereka yang menjadi sakit (mengalami infeksi bronkus/paru), disebabkan oleh karena adanya kelemahan/kegagalan sistem pertahanan tubuhnya ( baik sistem pertahanan tubuh lokal pada paru/saluran nafas atau sistemik ) dalam mengeliminasi kuman penyebab infeksi yang masuk.

Daya takan tubuh lokal (bronkus) diperankan oleh : klirens mukosilier, barier epitel, IgA sekresi ( dan dalam jumlah sedikit IgM sekresi dan IgO sekresi ) dan makrofag alveoler. Sistem pertahanan tubuh sistemik, bila masih diperlukan terdiri dari leukosit polimorfonuklear, komplemen dan antibodi dalam sirkulasi. Kuman dapat mencapai saluran nafas bagian bawah dan menimbulkan infeksi di tempat tersebut, dengan berbagai jalan yaitu:

1. Hematogen ( dari infeksi di tempat lain )

2. Limfogen ( dari infeksi di tempat lain )

3. Perkontinuitatum ( dari tempat infeksi pada jaringan yang berdekatan dengan paru, misalnya: abses hati, sub-phrenic absces dan lain-lain )

4. Dan yang paling banyak adalah lewat ( jalan ) udara nafas. Kuman yang masuk lewat jalan nafas dapat berasal dari:

a. Kuman di udara luar (jenisnya berbagai macam) masuk bersama udara nafas.

b. Kuman dalam jalan nafas yang semula bersifat komensal dalam saluran nafas, tetapi karena sesuatu sebab berubah menjadi patogen, kemudian menginfeksi saluran nafas.

c. Kumankuman masuk saluran nafas, bersama asfirat dan dapat sampai di saluran nafas.

Infeksi akut saluran nafas bagian bawah terjadi karena :

1. Faktor daya tahan tubuh (lokal atau sistemik) sebelum terjadi infeksi mengalami penurunan

2. Virulensi kuman yang tinggi atau meninggi

3. Kombinasi keduanya.

Penurunan daya tahan tubuh (lokal dan sistemik) dapat terjadi karena faktor keturunan (misalnya pada penderita kista fibrosis paru, diskinesis silier primer), dan dapat juga karena didapat, yaitu:

a. Karena hal-hal berikut:

Merokok, atau akibat asap rokok, polusi udara dan sebagainya.

Infeksi virus pada saluran nafas bagian atas dan bawah secara berulang.

Infeksi bakteri berulang pada saluran nafas/paru sehingga timbul penyakit paru kronik ( PPOM ).

b. Akibat menderita penyakit tertentu: leukeumia, diabetes mellitus, HIV, keganasan dan lain-lain.

c. Akibat penggunaan obat-obat: sitostatik, kortikosteroid, dan lain-lain.

d. Alkoholisme.

e. Usia lanjut.

Sedangkan virulensi kuman sangat berperan juga bagi timbulnya infeksi. Kuman patogen yang sejak semula virulensinya sudah tinggi, akan mudah menimbulkan infeksi pada penderita, lebih-lebih apabila penderita tadi mempunyai daya tahan tubuh menurun.

Ada beberapa jenis kuman, misalnya: Haemophilius influenzae, Moraxella catarrhalis, dalam keadaan normal kuman-kuman ini hidup secara komensal di saluran nafas bagian atas. Apabila karena sesuatu hal daya tahan tubuh lokal (saluran nafas/paru) seseorang mengalami sedikit penurunan, maka kuman-kuman tersebut mudah menyebar ke saluran nafas bagian yang lebih bawah, dan pada keadaan ini seolah-olah terjadi kenaikan virulensi kuman, sehingga akhirnya terjadi infeksi saluran nafas.

Infeksi kuman-kuman H. influenzae maupun Moraxella catarrhalis pada saluran nafas bagian bawah tadi, lebih lanjut dapat menimbulkan kerusakan/perubahan lebih berat pada mukosa, silia dan lain-lain. Fungsi mukosilier jadi menurun dan berakibat dapat lebih merusak daya tahan tubuh lokal saluran nafas, dan memudahkan terinfeksi oleh kuman-kuman lain ( infeksi sekunder ).

Apabila terjadi keadaan-keadaan berikut: adanya infeksi virus atau infeksi oleh kuman-kuman komensial (H.Influenzae, M.Catarrchalis), ditambah lagi dengan merokok (terpapar asap rokok), maka keadaan ini dapat menurunkan daya tahan tubuh lokal (saluran nafas/paru) lebih berat dan keadaan ini memudahkan timbulnya infeksi akut pada bronkus/paru (infeksi sekunder). Mula-mula timbul kolonisasi kuman-kuman komensal tadi dipermukaan mukosa bronkus. Kolonisasi kuman tadi akan menyebabkan :

1. perubahan fungsi leukosit polimorfonoklear dan imunitas seluler menimbulkan inflamasi bronkus

2. Akibat pengaruh produk kuman dapat menimbulkan :

a. kerusakan jaringan bronkus

b. menimbulkan produksi mukus berlebih

c. gangguan fungsi mukosilier

d. perusakan IgA sekresi, sehingga menimbulkan gangguan pada mekanisme pertahanan lokal (bronkus/paru).

Proses inflamasi jaringan bronkus yang dipengaruhi oleh aktivitas enzim proteinase serta oksigen radikal juga dapat menimbulkan kerusakan jaringan bronkus. Adanya kerusakan jaringan bronkus (yaitu hilangnya silia mukosa, kerusakan struktur epitel mukosa bronkus yang mempengaruhi rheologi mukus) dapat juga menggangggu mekanisme pertahanan lokal. Bila gangguan mekanisme pertahanan lokal ditambah dengan adanya infeksivirus atau kegiatan merokok, maka akan menambah mudah atau menghebatnya kolonisasi kuman dan memperjelek keadaan yang sudah terjadi (vicious circle hypothesis).

DIAGNOSIS

Untuk menegakkan diagnosis ISPA bagian bawah ( terutama ISPA bakteria ) selalu menggunakan proses diagnostik yang meliputi:

1. Anamnesis

a. Anamnesis tertuju pada penyakitnya (ISPA) yang dialami.

- Sesak nafas / Nafas pendek

Batuk yang sangat produktif

Produksi Mukus yang sangat banyak

Hemoptisis, biasa terjadi saat eksaserbasi akut, dimana terdapat batuk yang terus-menerus dengan sputum yang purulen, tetapi jumlah darah pada sputum sedikit.

b. Anamnesis ( tertuju ) untuk mengetahui kira-kira infeksi itu didapat di masyarakat ( komunitas ) atau sewaktu mengalami perawatan di rumah sakit.

c. Anamnesis untuk menanyakan keluhan-keluhan penyakit dasarnya/PPOK

- Sesak nafas / nafas pendek

- Batuk kronis, terutama pada pagi hari > 3 bulan

- Sputum berwarna putih/bersih yang tidak terlalu banyak (