ppok choy

20
I. STATUS PENDERITA A. ANAMNESIS 1. Identitas Penderita Nama : Ny, D Usia : 51 tahun Jenis kelamin : Perempuan Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Agama : Islam Alamat : Tumiyang, RT 03/06 Status Pernikahan : Menikah Suku : Jawa Tanggal masuk : 8– 10 - 2012 Tanggal periksa : 9 – 10- 2012 2. Keluhan Utama: Sesak Nafas 3. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke IGD RSMS tanggal 8 Oktober 2012 pukul 16.05 WIB dengan keluhan utama sesak nafas hari masuk rumah sakit. sesak dirasakan sudah 2 minggu SMRS. Pasien mengeluh merasakan sesak terutama saat terkena dingin dan beraktifitas. Sesak dirasakan semakin lama semakin memberat dan sangat mengganggu aktivitas. Ketika sesak dada terasa berat saat menarik nafas, seperti ada tahanan dan pasien merasa

Upload: kaharudin-masohi

Post on 02-Aug-2015

32 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: PPOK Choy

I. STATUS PENDERITA

A. ANAMNESIS

1. Identitas Penderita

Nama : Ny, D

Usia : 51 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Agama : Islam

Alamat : Tumiyang, RT 03/06

Status Pernikahan : Menikah

Suku : Jawa

Tanggal masuk : 8– 10 - 2012

Tanggal periksa : 9 – 10- 2012

2. Keluhan Utama: Sesak Nafas

3. Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang ke IGD RSMS tanggal 8 Oktober 2012 pukul 16.05 WIB

dengan keluhan utama sesak nafas hari masuk rumah sakit. sesak dirasakan

sudah 2 minggu SMRS. Pasien mengeluh merasakan sesak terutama saat

terkena dingin dan beraktifitas. Sesak dirasakan semakin lama semakin

memberat dan sangat mengganggu aktivitas. Ketika sesak dada terasa berat

saat menarik nafas, seperti ada tahanan dan pasien merasa bahwa

pernafasannya tersumbat. Pasien merasa sesak berkurang saat dalam posisi

setengah duduk ataupun duduk dan setelah minum obat dari apotik.

Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak tidak bercampur darah dan

mudah dikeluarkan yang dirasakan sejak 2 minggu SMRS. Batuk dirasakan

kambuh-kambuhan saat terkena dingin, debu dan kecapean, serta menganggu

aktifitas. Pasien merasa batuk berkurang apabila minum obat dari apotik.

Tetapi sejak 2 minggu SMRS pasien mengaku mengalami keluhan yang sama

Page 2: PPOK Choy

namun tidak membaik setelah diberi obat dari apotik, sehingga pasien dibawa

ke RSMS.

Pasien mengaku pernah berobat dengan keluhan yang sama ke RSMS 2

tahun SMRS, pada saat itu dokter menyarankan untuk dirawat selama 7 hari,

namun pasien saat hari hari ke 5 meminta pulang karena merasa membaik.

Pasien rutin kontrol 1 bulan 1X ke Poli Paru.

4. Riwayat Penyakit Dahulu:

- Riwayat penderita asma : disangkal

- Riwayat TBC : disangkal

- Riwayat alergi obat/makanan : ya, daun melinjo

5. Riwayat Penyakit Keluarga

- Riwayat keluarga : disangkal

- Riwayat hipertensi : ya, sejak melahirkan anak pertama

- Riwayat sakit gula : disangkal

- Riwayat penyakit jantung : disangkal

6. Riwayat Kebiasaan

- Riwayat merokok : disangkal

- Riwayat olah raga : jarang

- Riwayat pengisian waktu luang : istirahat di rumah

7. Riwayat Penyakit Keluarga

- Tidak ada anggota keluarga pasien yang menderita sakit yang sama seperti

pasien

8. Riwayat Sosial Ekonomi

- Community

Lingkungan rumah pasien merupakan kawasan perkampungan tidak

terlalu padat penduduk. Jarak antara rumah pasien sekitar 2-3 meter

dengan rumah lainnya.

- Home

Pasien tinggal bersama suami dan kedua anaknya. Rumah pasien

terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 kamar mandi dan 1

Page 3: PPOK Choy

kamar berfungsi sebagai bengkel. Pasien tidur bersama suami dan

terkadang dengan anak bungsunya. Lantai rumah terbuat dari keramik.

Vantilasi ruangan cukup. Cahaya matahari dapat masuk ruang keluarga,

dapur dan kamar pasien. Rumah pasien terletak dipinggir jalan raya

dengan aktifitas kendaraan yang cukup tinggi, serta terdapat usaha bengkel

anaknya yang cukup ramai dikunjungi oleh pelanggan dan rata-rata

sebagian besar pelanggan tersebut adalah perokok.

- Occupational

Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Kegiatan pasien sehari-hari,

masak dan mencuci. Pasien mengaku sudah 2 tahun tidak melakukan

aktifitas menjemur bantal dan kasur. Pasien mengaku mandi sehari hanya

1 kali dengan air hangat dan dimasak menggunakan tungku.

- Drugs and Diet

Pasien belum pernah berobat TB paru sebelumnya. Pasien

mengeluhkan nafsu makan pasien menurun. Pasien adalah seorang

perokok pasif.

B. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum : Sedang

2. Kesadaran : Compos mentis

3. Vital sign : T : 170/100 mmHg

N : 108 x/menit, reg, isi dan tegangan cukup.

R : 24 x/menit.

S : 36,5 C

C. Status Gizi:

BB = 50 kg

TB = 155 cm

BMI = BB = normal

TB2

D. Status Umum

1. Kepala : Normocephal, simetris, venektasi temporal (-)

Page 4: PPOK Choy

Rambut : Warna hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut

2. Pemeriksaan Mata

Palpebra : Edema (-/-), ptosis (-/-)

Konjungtiva : Tidak anemis

Sklera : Tidak ikterik

3. Pemeriksaan Telinga

Discharge : Tidak ada

4. Pemeriksaan Hidung

Discharge : Tidak ada

Deviasi septum : Tidak ada

Nafas cuping hidung : Tidak ada

5. Pemeriksaan Mulut

Sianosis : Tidak ada

Mukosa anemis : Tidak ada

Lidah kotor : Tidak ada

6. Pemeriksaan Leher

Trakhea : Deviasi trakea (-)

Kelenjar thyroid : Tidak membesar

JVP : Tidak meningkat

7. Pemeriksaan Kulit

Sianosis : Tidak ada

Ikterik : Tidak ada

Sikatrik : Tidak ada

8. Pemeriksaan Dada

Paru

Inspeksi : Dinding dada simetris, ketinggalan gerak (-).

Palpasi : Vokal fremitus apex kanan = kiri

Vokal fremitus basal kanan = kiri

Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru

Batas paru hepar SIC V LMCD

Page 5: PPOK Choy

Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), Wheezing (+/+),

ronkhi basah halus (+/+)

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium 8 Oktober 2012 :

Hematologi

Darah Lengkap

Hemoglobin : 11,7 g/dl ↓ (12 – 16 g/dl)

Leukosit : 11.760 /ul ↑ (4800 – 10800/ul)

Hematokrit : 36 % ↓ (37 – 42 %)

Eritrosit : 6,1 x 106/ul ↑ (4,2 – 5,4 x 106/ul)

Trombosit : 507.000 /ul ↑ (150.000 – 400.000/ul)

MCV : 60,0 fL (79 – 99 fL)

MCH : 19,3 pg ↓ (27 – 31 pg)

MCHC : 32,2 % ↓ (33 – 37 %)

RDW : 17,5 % ↓ (11,5 – 14,5 %)

MPV : 8,8 fL (7.2 – 11.1 fL)

Hitung Jenis

Basofil : 0.3 % (0.00 – 1.00 %)

Eosinofil : 11.6 % ↑ (2.00 – 4.00 %)

Batang : 0.00 % ↓ (2.00 – 5.00 %)

Segmen : 57,8 % (40.0 – 70.0 %)

Limfosit : 17,6 % ↓ (25.0 – 40.0 %)

Monosit : 12,7 % ↑ (2.00 – 8.00 %)

Pemeriksaan Kimia Klinik pada tanggal 8 Oktober 2012

Glukosa sewaktu : 86 mg/dl (≤ 200 mg/dl)

Natrium : 141 mmol/L (136-145mmol/L)

Kalium : 3,4 mmol/L ↓ (3,5-5,1mmol/L)

Klorida : 88 mmol/L ↓ (98-107mmol/L)

Page 6: PPOK Choy

Rontgen Thorax

Tanggal 8 Oktober 2012

- Kardiomegali (LV)

- Infiltrat pada paracardial kanan.

RESUME (KESIMPULAN PEMERIKSAAN)

Anamnesa :

- Sesak napas

- Dada terasa sakit seperti tertekan

- Batuk berdahak dan kadang berdarah

- Nafsu makan menurun

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum/Kes : Sedang / ComposMentis

Vital sign : Respirasi 24 x/menit.

Auskultasi paru terdapat ronkhi basah halus di paru dektra dan wheezing di

kedua lapang paru.

Page 7: PPOK Choy

Pemeriksaan Laboratorium 8 Oktober 2012 :

Hematologi

Darah Lengkap

Hemoglobin : 11,7 g/dl ↓ (12 – 16 g/dl)

Leukosit : 11.760 /ul ↑ (4800 – 10800/ul)

Hematokrit : 36 % ↓ (37 – 42 %)

Eritrosit : 6,1 x 106/ul ↑ (4,2 – 5,4 x 106/ul)

Trombosit : 507.000 /ul ↑ (150.000 – 400.000/ul)

MCV : 60,0 fL (79 – 99 fL)

MCH : 19,3 pg ↓ (27 – 31 pg)

MCHC : 32,2 % ↓ (33 – 37 %)

RDW : 17,5 % ↓ (11,5 – 14,5 %)

MPV : 8,8 fL (7.2 – 11.1 fL)

Hitung Jenis

Basofil : 0.3 % (0.00 – 1.00 %)

Eosinofil : 11.6 % ↑ (2.00 – 4.00 %)

Batang : 0.00 % ↓ (2.00 – 5.00 %)

Segmen : 57,8 % (40.0 – 70.0 %)

Limfosit : 17,6 % ↓ (25.0 – 40.0 %)

Monosit : 12,7 % ↑ (2.00 – 8.00 %)

Pemeriksaan Kimia Klinik pada tanggal 8 Oktober 2012

Glukosa sewaktu : 86 mg/dl (≤ 200 mg/dl)

Natrium : 141 mmol/L (136-145mmol/L)

Kalium : 3,4 mmol/L ↓ (3,5-5,1mmol/L)

Klorida : 88 mmol/L ↓ (98-107mmol/L)

Rontgen Thorax tanggal 22 september 2012

- Kardiomegali (LV).

- Infiltrat pada paracardial kanan.

-

Page 8: PPOK Choy

F. DIAGNOSIS

PPOK eksaserbasi

G. TERAPI

1. Non Farmakologis

a. Rehabilitasi : latihan fisik, latihan

endurance, latihan pernapasan, rehabilitasi psikososial

b. Terapi oksigen jangka panjang (>15 jam

sehari): pada PPOK derajat IV, AGD=

PaO2 < 55 mmHg, atau SO2

< 88% dengan atau tanpa hiperkapnia

PaO2 55-60 mmHg, atau

SaO2 < 88% disertai hipertensi pulmonal, edema perifer karena gagal

jantung, polisitemia.

2. Farmakologi

- O2 3 lpm

- IVFD RL + Aminofilin 1 1/2 amp/8jam

- Inj Ceftazidine 2X1 gr I.V

- Ambroxol 3x1 cth

- Salbutamol 3 x 2 mg

- Nebulizer ventolin 3x1/hari

- Nebulizer flexotide 2x1/hari

3. Edukasi

- Makan makanan bergizi

- Pengobatan teratur dan tidak terputus

- Menghindari faktor pencetus yang dapat menimbulkan gejala.

- Motivasi keluarga yang tinggal satu rumah untuk menjadi pengawas

minum obat setelah pasien menjalani rawat jalan dan tidak merokok di

dalam rumah saat sedang bersama pasien.

Page 9: PPOK Choy

II. PEMBAHASAN

Pasien ini diagnosa menderita PPOK Eksaserbasi. Hal tersebut dibuktikan

dari anamnesis ditemukan sesak napas, batuk berulang dengan dahak produktif,

terutama bila terkena faktor pencetus seperti asap rokok, debu, dan kecapean.

Pasien juga mengakui bahwa memasak menggunakan tungku sejak menikah.

Pemeriksaan paru pasien ini tidak ditemukan kelainan pada inspeksi,

palpasi, perkusi, hasil auskultasi berupa suara dasar vesikuler, adanya ronkhi

basah halus di daerah lobus superior paru (+/-), tidak ditemukan ronkhi basah

kasar serta ditemukan wheezing (+/+). Hal tersebut sesuai dengan kepustakaan

yang menyatakan bahwa pada auskultasi PPOK didapatkan suara ronkhi dan atau

mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa. Selain itu juga

ditemukan ekspirasi memanjang.

Gambaran radiologi hasil rontgen didapatkan gambaran kardiomegali

(LV) dan infiltrat parakardial kanan serta sela iga melebar.

Penatalaksanaan menurut derajat PPOK :

DERAJAT KARAKTERISTIK REKOMENDASI PENGOBATAN

Semua

derajat

Hindari faktor pencetus

Vaksinasi influenza

Derajat I

(PPOK

Ringan)

VEP1 / KVP < 70 %

VEP1 80% Prediksi

a. Bronkodilator kerja singkat

(SABA, antikolinergik kerja pendek)

bila perlu

b. Pemberian antikolinergik kerja

lama sebagai terapi pemeliharaan

Derajat II

(PPOK

sedang)

VEP1 / KVP < 70 %

50% VEP1 80%

Prediksi dengan atau

tanpa gejala

1. Pengobatan reguler

dengan bronkodilator:

a. Antikoliner

gik kerja lama

sebagai terapi

Kortikosteroid

inhalasi bila uji

steroid positif

Page 10: PPOK Choy

pemeliharaan

b. LABA

c. Simptomati

k

2. Rehabilitasi

Derajat III

(PPOK

Berat)

VEP1 / KVP < 70%;

30% VEP1 50%

prediksi

Dengan atau tanpa

gejala

1. Pengobatan reguler

dengan 1 atau lebih

bronkodilator:

a. Antikoliner

gik kerja lama

sebagai terapi

pemeliharaan

b. LABA

c. Simptomati

k

2. Rehabilitasi

Kortikosteroid

inhalasi bila uji

steroid positif

atau

eksaserbasi

berulang

Derajat IV

(PPOK

sangat

berat)

VEP1 / KVP < 70%;

VEP1 < 30% prediksi

atau gagal nafas atau

gagal jantung kanan

1. Pengobatan reguler dengan 1 atau

lebih bronkodilator:

a. Antikolinergik kerja lama

sebagai terapi pemeliharaan

b. LABA

c. Pengobatan komplikasi

d. Kortikosteroid inhalasi bila

memberikan respons klinis atau

eksaserbasi berulang

2. Rehabilitasi

3. Terapi oksigen

jangka panjang bila gagal nafas

pertimbangkan terapi bedah

Page 11: PPOK Choy

Pada pasien ini termasuk dalam derajat ringan sehingga terapi yang

diberikan berupa

Pemberian antikolinergik kerja lama sebagai terapi pemeliharaans

Selain itu pasien juga diberkan beberapa obat simptomatis untuk

mengurangi gejala dari keluhannya, yaitu :

1. IVFD RL 20tpm

a. Komposisi :

Na (130 mEq/L), Cl (109 mEq/L), dan Laktat (28 mEq/L)

b. Dosis

20 tetes/menit

RL merupakan cairan yang paling fisiologis, dapat diberikan pada

kebutuhan volume dalam jumlah besar. RL juga banyak digunakan sebagai

replacement therapy.

2. Ceftazidime

a. Komposisi

Ceftazidime pentahidrat 1 g.

b. Sediaan : vial 1 g 2x10ml

c. Dosis

Dewasa : 1 – 6 g/hari intravena atau intramuscular

Anak : anak > 2 bulan 30 – 100 mg/kg BB/hari

Bayi < 2 bulan 25 – 60 mg/kg BB/hari pemberian 2 – 3 dosis

terbagi.

Ceftazidime adalah kelompok obat yang disebut chepalosporin antibiotics.

Ceftazidime bekerja dengan cara mematikan bakteri dalam tubuh.

Ceftazidime setara dengan cephalosporin generasi ke empat, namun

a. Bronkodilator kerja singkat (SABA, antikolinergik kerja pendek) bila

perlu

Page 12: PPOK Choy

aksinya pada bakteri gram (-) lemah dan baiknya digunakan untuk

mengatasi infeksi nosokomial yang melibatkan pseudomonas.

d. Indikasi

Infeksi saluran pernapasan termasuk pneumoni yang disebabkan

oleh Pseudomonas aeruginosa.

Infeksi kulit dan kulit struktur yang disebabkan oleh

Pseudomonas aeruginossa, Klebsiella dll.

septikemia

Infeksi pada pasien yang mengkonsumi imunosupresan.

e. Efek Samping

Percobaan klinik menyebutkan bahwa ceftazidime ditoleransi dengan

baik, efek umumnya jarang terjadi termasuk :

Lokal : flebitis atau tromboflebitis pada pemberian IV, rasa sakit

atau inflamasi setelah injeksi IM, hipersensitivitas, rash

makulopapular atau urtikarial, reaksi anafilaktik, diare, nausea,

sakit kepala.

3. Ambroxol

a. Komposisi

Ambroxol hidroklorida 30 mg.

b. Sediaan

Sirup : 30 mg/ml dan 15mg/ml

Tablet : 30 mg dan 60 mg

c. Dosis

Dewasa : 3 x 1 tab

Anak – anak 5 – 12 tahun : sehari 3 kali ½ tab

d. Indikasi

Penyakit saluran napas akut dan kronis disertai sekresi bronkial yang

abnormal, khususnya pada eksaserbasi dan bronchitis kronik, asma

bronchial.

e. Kontraindikasi

hipersensitif terhadap ambroxol

Page 13: PPOK Choy

f. Efek samping

Gangguan ringan pada pencernaan seperti nausea, diare, rasa penuh

pada perut.

4. Paracetamol

a. Komposisi

Paracetamol 120 mg/ 5 ml sirup

b. Sediaan

Paracetamol tablet 120mg, paracetamol syrup 5ml

c. Dosis

Dewasa : 3 – 4 x 4 sendok teh sehari

Anak – anak 6 – 12 tahun : 2,4 – 4,8 ml;

d. Indikasi

Sebagai antiterapetik, analgesik untuk mengurangi rasa nyeri.

e. Kontraindikasi

Hipersensitifitas terhadap parasetamol dan defiensi glokose – 6 – fosfat

dehydrogenase. Tidak boleh digunakan pada pasien dengan gangguan

fungsi hati.

5. Glyceril Guaiacolate

a. komposisi

Glyceril Guaiacolate 100mg

b. sediaan 100mg

c. dosis dewasa 2 – 4 tab tiap 4 jam

d. indikasi untuk meredakan batuk

e. kontraindikasi hamil, laktasi dan anak , <2thn

f. efek samping : jarang biasanya mual dan mengantuk

6. Gentamicin

a. komposisi : gentamisin sulfat

b. dosis : dewasa 3mg/g BB/hari terbagi dalam 3 dosis (tablet)

c. indikasi : septicemia, ISK, infeksi saluran nafas, meningitis, infeksi kulit

d.kontraindikasi: hipersensitif terhadap aminoglikosida, insufsiensi renal

Page 14: PPOK Choy

e. efek samping : ototoksisitas, nefrotoksisitas, superinfeksi

Page 15: PPOK Choy

DAFTAR PUSTAKA

1. Rahajoe NN, Basir D, MS Makmurim, Kartasasmita CB : Pedoman

Nasional Tuberkulosis Anak. UKK Pulmonologi PP IDAI. Jakarta, juni

2005. hal 1-45

2. Aditama TY, Supandi PZ : Tuberkulosis Diagnosis, Terapi dan

Masalahnya. Edisi: III. Lab Mikrobiologi RSUP Persahabatan/ WHO

Collaborating Center for Tuberkulosis. Maret 2000. hal 1-75.

3. Jawets, Melnick & Adelberg. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi: 20. EGC.

Jakarta 1996. hal 302-313

4. Treatment of Tuberculosis and Tuberculosis Infection in Adults and

Children: American Thoracic Society.1993

5. Giacchino R, Lorusdo G: Tuberculosis in Children. Journal of Preventive

Medicine and Higene 2002,43: 71-72.

6. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberculosis. Edisi 2 Cetakan

Pertama. Departemen Kesehatan RI. 2007