potensi penguatan program dan anggaran utk preventif & promotif utk penguatan investasi...
TRANSCRIPT
Oleh; Dr. Sumaryati Arjoso, SKM.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI
Dipresentasikan Dalam Kongres Nasional IAKMI ke - XI Bandung, 3 Agustus 2010
POTENSI PENGUATAN PROGRAM DAN ANGGARAN UNTUK UPAYA PROMOTIF & PREVENTIF SEBAGAI INVESTASI BERKELANJUTAN BAGI KESEHATAN BANGSA
Pembukaan UUD 1945 “…kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia
yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum mencerdaskan kehidupan bangsa serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
UUD 1945 - Pasal 28 H;1 ”...setiap penduduk berhak atas pelayanan kesehatan”.
- Pasal 34; @1 “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”. @2 “Negara mengembangkan sistem jam sos bagi seluruh rakyat…”. @3 “ Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayan kesehatan dan
pelayanan umum yang layak”
Ilustrasi Upaya Kesehatan Masyarakat Untuk Menanggulangi
Penyakit di Dunia
SEBAB KEMATIAN PADA BAYI DAN ANAK BALITA
Previous reviews:
a – d: Esrey SA et al. (1991) Bull WHO 69 (5): 609-621
e: Curtis V, Cairncross S (2003) Lancet Inf Dis 3: 275-281.
Fewtrell L et al. (2005) Lancet Infect Dis 5(1): 42-52.
Tantangan dan Masalah Kesehatan Masyarakat
di Indonesia
NEGARA AKB AKABA AKI UHH
Indonesia Malaysia Brunei Singapura
35 11 9 5
46 14 - 6
262 39 - 6
66,2 70 81 81
DERAJAT KESMASY INDONESIA : (+/-) ? AKB AKABA AKI UHH 34 44 228 69,09 (Profil Kes 2007/Depkes RI. 2008)
Masih tingginya AKB, AKABA dan AKI
TH 2003
MDG 2015
Poverty & Hunger
EDUCATION
GENDER
CHLD HEALTH
Maternal Health
Comm. Diseases
ENVIRONMENT
PARTNERSHIP
8 Tujuan Meningkatnya UHH menjadi
72,0 thn --
Menurunnya AKB menjadi 24 per
1000 KH 34 per 1000 KH
Menurunnya AKI menjadi 118 per
100.000 kh 228 per 100.000 KH
Menurunnya prevalensi gizi-
kurang pada anak balita menjadi 15%.
18,4% pada anak balita
RPJMN 2010 – 2014 KEPRES No: 5/2010
CAPAIAN 2007
Masih jauh dari realitas obyekTf saat ini
Jika dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara versi WHO (18 negara), maka (profile kesehatan Indonesia tahun 2007):
AKB 34 per-1.000 kelahiran hidup, baru menduduki peringkat ke-9. masih berada dibawah Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Vietnam.
AKI juga jauh tertinggal. Dari 18 negara yang ada di Asia Tenggara versi WHO, angka kematian ibu maternal kita (228 per-100.000 kelahiran hidup) baru menduduki peringkat ke-12.
AKI, AKB & AKABA Statistik menunjukkan bahwa Indonesia masih tertinggal oleh negara-negara lain di ASIA
Sumber : Indonesia Health Profile 2007
DEMOGRAFI Jumlah penduduk meningkat: 219 juta (2005), menjadi 234,2
juta (2010/bps) menjadi 273 juta (2025) jumlah penduduk besar, namun rakyatnya sakit-sakitan akan menjadi beban negara.
UPAYA PENINGKATAN DERAJAT KES DAN PENYEL BANGKES Kesenjangan kualitas yankes dan akses terhadap yankes antar
wilayah, gender dan antar kelompok tingkat sosek Pelayanan kes reproduksi masih lemah Jumlah, distribusi, komposisi dan mutu tenaga kes belum
memadai Belum optimalnya pembiayaan kes
Masih Tingginya Persentase Penduduk Miskin, 2007
6.5
39.4
18.4
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
DKI Ja
karta
Bali
Kalim
antan Selatan
Kalim
antan Tengah
Ba
nten
Ke
p.Ba
bel
Jambi
Sumatra Barat
Sulawesi U
tara
Riau
Jawa Ba
rat
Kep. Riau
Kalim
antan Ba
rat
Kalim
antan Timur
Maluku Utara
Sulawesi Selatan
Sumatra Utara
Sulawesi B
arat
Sumatra Selatan
Jawa Tengah
Jawa Timur
DI Yogyakarta
Sulawesi Ten
ggara
Lampu
ng
Sulawesi Ten
gah
NTB
Be
ngkulu
Goron
talo
NAD
NTT
Maluku
Papu
a Ba
rat
Papu
a Indo
nesia
BPS: Pendataan Sosial Ekonomi Penduduk 2007
-‐ Ukuran Miskin?? -‐ PBB : < U$D 1 (tercapai ) atau < U$D 2 (perlu kerja keras) lap kemenkokesra -‐ Jumlah peserta Jamkesmas 76 Juta
DISPARITAS yang tajam antar: Provinsi, Kabupaten Kota Tingkat sosial ekonomi Desa – kota Gender
Pembangunan Kesehatan masih belum terintegrasi, seolah hanya menjadi tanggung jawab Kemenkes, padahal : Gizi Buruk Sangat terkait Kemen Pertanian, Sosial, Bulog,dll. Air Bersih Sangat terkait Kemen PU Mutu Tenaga Kes Sangat terkait Kemendiknas, MENPAN, dll.
Masih banyak permasalahan dlm jaminan kesehatan masyarakat miskin
(ASKESKIN, JAMKESMAS, JAMKESDA, dll) salah sasaran, pelayanan buruk, adanya pungli, dll.
Keterbatasan Fasilitas Peralatan masih terbatas? Standar Kualitas?
Disalokasi Anggaran (baik dari pemerintah atau pun lembaga donor) banyak dialokasikan pada pertemuan-pertemuan, bukan langsung disalurkan pada yang membutuhkan (project oriented)
Rendahnya kualitas data, termasuk data cakupan imunisasi dan pemeriksaan ibu, bayi & balita.
Lemahnya kerjasama lintas sektor-program. Termasuk lemahnya aliansi pemerintah dengan Organisasi Profesi dan Sektor Swasta.
Upaya promotif & preventif lemah masih dianggap hal yang tidak penting
Managemen upaya penurunan AKI & AKB di setiap jenjang masih lemah
Tidak ada RAN (Rencana Aksi Nasional) yang terintegrasi antara pusat dan daerah, termasuk integrasi dengan program lain, kalangan akademisi, profesi, masyarakat madani, dll Misi Menkes utk pemberdayaan masyarakat.
Mengapa hal itu bisa terjadi?
PEMBANGUNAN KESEHATAN : BELUM SEPENUHNYA BERWAWASAN
KESMASY.! (promotif& preventif diabaikan) (KETERSEDIAAN ANGGARAN (RP MURNI) KESLING 2 %; PROMKES 1 %. YANMED 48,5 %; BINKESMAS 15,8 %; PPPL 7,7 % X TOTAL ANGG KEMKES’08).
CATATAN: Disetiap bagian (Pusat/Badan) ada anggaran untuk Promotif & Preventif)
ALOKASI ANGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN BERDASARKAN KLASIFIKASI PREVENTIF DAN KURATIF
TAHUN 2006-2010 (Sumber : Biro Perencanaan dan Anggaran Kemenkes RI)
TAHUN PREVENTIF/PROMOTIF KURATIF JUMLAH 2006 9,36 Triliun 4,63 Triliun 13,98 Triliun 2007 9,68 Triliun 9,07 Triliun 18,75 Triliun 2008 9,05 Triliun 9,37 Triliun 18,42 Triliun 2009 10,32 Triliun 9,95 Triliun 20,27 Triliun 2010 10,38 Triliun 11,01 Triliun 21,39 Triliun
ARGUMEN PENTINGNYA MEMELIHARA KESEHATAN DIRI
(UPAYA PROMOTIF&PREVENTIF) KAITANYA DENGAN BIAYA
KESEHATAN
Faktor suplai yankes:
Cakupan asuransi kes
Cost sharing/ risk pooling
Rintangan jarak ke yankes
Besaran potongan biaya terkait risiko individu
Faktor suplai yankes:
Pola yankes setempat
Sistem insentif thd
provider (Indon: Kaltim
vs lainnya)
Faktor Pengguna Kesehatan Umur
Tgg jawab diri thd kes
Faktor risiko klinis
Status morbiditas
saat ini Kemampuan
jaga diri
Sex
Perilaku kes
Sikap ttg kes diri
dan akses ke yankes
Sumber: Chapman, 2007
Gambaran di Indonesia: ◦ Dalam sistem Jamkesmas, RS pemerintah alami kewalahan menerima peserta Jamkesmas,
bahkan terpaksa mengubah kelas rawat inap untuk kepentingan program
RS swasta mampu mengambil revenue yang baik karena arus rawat inap yang meningkat tajam
Peserta ASKES “dianak tirikan?” (dalam hal obat yang dibutuhkan)
◦ Secara sosiografis: Terjadi perilaku yang tidak mementingkan kesehatan, karena
“toh kalau nanti sakit, ada jaminan untuk dirawat pemerintah/ tidak perlu bayar”
Melahirkan berapa banyak anak tidak perlu bayar
Strategi Kesmas
Modifikasi: Goodwin & Curry, 2008
Berbasis bukti (evidence-based policy & management in public health)
Intensitas pesan secara berulang-ulang, mis: “cuci tangan agar sehat”
Satu tema yang diangkat, jangan ganda karena membingungkan, mis satu tema “cuci tangan disekolah”
Amalkan pesan sederhana, tidak ambisius dan tidak saling bertentangan, mis “3M” saja vs “3M plus”
PENTINGNYA KEMITRAAN DALAM UPAYA
PROMOTIF & PREVENTIF
KEMITRAAN untuk kesehatan berarti kerjasama (Pemerintah, Organisasi Profesi,
Masyarakat, Swasta dan Dunia Usaha) untuk memajukan kesehatan dan kualitas hidup
masyarakat.
Wilayah KEMITRAAN yang lebar dan efektif untuk dikerjakan dibidang Kesehatan adalah
PROMOSI KESEHATAN dan PENCEGAHAN PENYAKIT
M I S I
MENCIPTAKAN TATA KELOLA KEPEMERINTAHAN YANG BAIK
MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN MASYARAKAT, MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, TERMASUK SWASTA DAN MASYARAKAT MADANI.
MELINDUNGI KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN MENJAMIN TERSEDIANYA UPAYA KESEHATAN YANG PARIPURNA, MERATA, BERMUTU DAN BERKEADILAN
MENJAMIN KETERSEDIAAN DAN DAN PEMERATAAN SUMBER DAYA KESEHATAN
NILAI : PRO RAKYAT, INKLUSIF, RESPONSIF, EFEKTIF & BERSIH 26
KEMITRAAN KES
Komitmen yang tinggi dari LP & LS utk mempercepat peningkatan derajat kesmas
Kejelasan peran antara LP, LS, Org profesi, Ormas utk meningkatkan derajat kesmas
Provinsi & kabupaten mampu mengembangkan Integrated Distric Planning (IDP)
Peningkatan akses masy dlm pelay keshtan ibu, anak, remaja yang diukur dari K1, K4, KB kunjungan konseling KRR, kualitas pelay PONED & PONEK.
1. UU Kes no 36 tahun 2009 pasal 171 1. Besar anggaran kesehatan Pemerintah dialokasikan minimal sebesar 5% (lima
persen) dari anggaran pendapatan dan belanja negara di luar gaji. 2. Besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota dialokasikan
minimal 10% (sepuluh persen) dari anggaran pendapatan dan belanja daerah di luar gaji.
3. Besaran anggaran kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik yang besarannya sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari anggaran kesehatan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara dan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Yang dimaksud dengan “kepentingan pelayanan publik” dalam ketentuan ini adalah pelayanan kesehatan baik pelayanan preventif, pelayanan promotif, pelayanan kuratif, dan pelayanan rehabilitatif yang dibutuhkan masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatannya. Biaya tersebut dilakukan secara efisien dan efektif dengan mengutamakan pelayanan preventif dan pelayanan promotif dan besarnya sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari APBN dan APBD (PENJELASAN PASAL 171 AYAT 3).
2. Tagline Arahan Presiden SBY Mengenai Landasan Kerja KIB Jilid 2
Pembangunan kesehatan akan diarahkan pada peningkatan upaya promotif dan preventif, disamping peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin.
Peningkatan kesehatan masyarakat (public health) dilakukan dengan penekanan untuk hidup sehat, bukan untuk berobat, dengan meningkatkan pencegahan penyakit menular ataupun tidak menular, dengan cara memperbaiki kesehatan lingkungan, gizi, perilaku dan kewaspadaan dini.
3. Renstra Kemenkes RI 2009-2014 Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat
madani dalam pembangunan kesehatan melalui kerjasama nasional dan global.
Meningkatkan yankes yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif.
Meningkatkan pembiayaan bangkes, terutama untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.
Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM yang merata dan bermutu.
Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan.
Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggung-jawab.
4. Kepmenkes No.574 tahun 2000 tentang Visi Indonesia Sehat 2010
kabupaten/kota sehat yang menekankan pada pembentukan lingkungan sehat & perilaku sehat
5. Kebijakan baru dalam pembangunan kesehatan
Paradigma sehat, dicetuskan pada tahun 1999 periode pemerintahan BJ Habibie. Dengan salah satu strategi: Pembangunan Berwawasan Kesehatan
PERAN DPR RI (Legislasi, Pengawasan
& Penganggaran)
Menyusun UU Kesehatan (alokasi anggaran kes sebesar 5 % dari APBN dan 10 % dari APBD)dan berbagai regulasi yang mendukung pembangunan kesehatan termasuk untuk penguatan upaya promotif & preventif
Memberikan masukan dalam penyusunan PP yang disusun Kementrian Kesehatan
DPR memberikan saran & masukan alokasi anggaran, termasuk anggaran untuk upaya promotif dan preventif DPR setiap tahunnya memberikan pandangan atas laporan keuangan pemerintah pusat, termasuk kemenkes
Ikut mengawasi implementasi anggaran kes dilapangan Inisiatif RUU BPJS untuk pelaksanaan SJSNUniversal Coverage
(untuk semua warga) dan Total Coverage (untuk semua penyakit) Asuransi Kes Nasional mengatur pola tarif, harga obat, kualitas
pelkes.
MOBILISASI SUMBER
Kebijakan SDM
Penganggaran
Perundangan lainnya
Pengawasan pembangunan
Aliansi dengan civil society
Aliansi dengan swasta
Kaukus spesifik terkait kesehatan
INPUTS
Harmonisasi dengan media massa
Pembahasan peraturan perundangan, termasuk kapasitasi SDM kesehatan dan penganggaran kesehatan
Kegiatan hearing baik dengan pemerintah dan unsur masy, peninjauan hasil pembangunan, lobi politik untuk kesehatan, dll
ACTIVITIES
Siaran Pers Politik Kesehatan: TV, Radio, media cetak
Perundangan oleh DPR dan/atau pemerintah: Kebijakan SDM, anggaran, pengawasan pembangunan, peran masyarakat termasuk profesi kesehatan
Mobilisasi politis: Kesadaran politik kesehatan yang sesuai diantara pemangku kepentingan pembangunan kesehatan
OUTPUTS
Arah politik kesehatan yang
benar untuk kepentingan
bangsa yang sehat, sesuai
situasi dan kondisi (contextuality), dan
mendorong kesehatan sebagai
arus utama pembangunan manusia (IPM)
OUTCOMES
Penguatan Promotif dan Preventif harus evidence based. Artinya harus ada cost effectiveness anlysis tentang hubungan peningkatan biaya untuk upaya promotif & preventif dengan peningkatan status derajat kesehatan masyarakat
Sudah ada beberapa regulasi tentang penguatan upaya promotif&preventif sehingga pemerintah tidak bisa mengelak lagi untuk memprioritaskan upaya pelayanan kesehatan ini termasuk untuk penguatan alokasi anggaranya
Alokasi anggaran termasuk agar SDM Kesehatan “competent & capabel” melaksanakan kegiatan promotif dan preventif dengan benar
TERIMA KASIH