status pasien utk preskas

16
Pendahuluan Dermatitis dishidrosis merupakan dermatitis vesikular palmoplantar yang bersifat rekuren atau kronik, di mana etiologinya belum diketahui secara pasti. Dermatitis dishidrosis disebut juga pompholyx, yang diambil dari istilah Yunani ‘cheiropompholyx’ yang artinya ‘tangan dan gelembung’. Etiologi dermatitis dishidrosis belum diketahui dan diduga bersifat multifaktorial melibatkan faktor eksogen dan endogen. 1 Pomfoliks menyumbang 5-20% dari semua kasus ekzem tangan. Dalam 80% kasus hanya melibatkan tangan saja, sedangkan 10% hanya menyerang di kaki dan 10% lainnya menyerang kedua telapak tangan dan kaki. 4 Definisi Pomfoliks adalah suatu ekzema endogen yang ditandai dengan erupsi vesikula menonjol, bersifat menahun dimana lepuhan-lepuhan yang terasa gatal timbul di telapak tangan dan pinggiran jari- jari tangan, juga bisa ditemukan di telapak kaki. Lepuhan ini seringkali bersisik, berwarna merah dan berair. Pomfoliks kadang disebut dishidrosis. Karena lokalisasinya di tempat yang banyak keringat (hipehidrosis), diduga keringat sebagai penyebabnya (dishidrotik). Secara histologik dijumpai vesikula yang penuh berisi cairan, di epidermis. 2 Penderita ini juga mempunyai riwayat kecendrungan atopi. Dijumpai pada dewasa muda, laki-laki maupun perempuan. 7 1

Upload: tommy-anak-sholeh

Post on 02-Jul-2015

314 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Status Pasien Utk Preskas

Pendahuluan

Dermatitis dishidrosis merupakan dermatitis vesikular palmoplantar yang bersifat rekuren

atau kronik, di mana etiologinya belum diketahui secara pasti. Dermatitis dishidrosis disebut juga

pompholyx, yang diambil dari istilah Yunani ‘cheiropompholyx’ yang artinya ‘tangan dan

gelembung’. Etiologi dermatitis dishidrosis belum diketahui dan diduga bersifat multifaktorial

melibatkan faktor eksogen dan endogen.1

Pomfoliks menyumbang 5-20% dari semua kasus ekzem tangan. Dalam 80% kasus hanya

melibatkan tangan saja, sedangkan 10% hanya menyerang di kaki dan 10% lainnya menyerang

kedua telapak tangan dan kaki.4

Definisi

Pomfoliks adalah suatu ekzema endogen yang ditandai dengan erupsi vesikula menonjol,

bersifat menahun dimana lepuhan-lepuhan yang terasa gatal timbul di telapak tangan dan

pinggiran jari-jari tangan, juga bisa ditemukan di telapak kaki. Lepuhan ini seringkali bersisik,

berwarna merah dan berair. Pomfoliks kadang disebut dishidrosis. Karena lokalisasinya di

tempat yang banyak keringat (hipehidrosis), diduga keringat sebagai penyebabnya (dishidrotik).

Secara histologik dijumpai vesikula yang penuh berisi cairan, di epidermis.2

Penderita ini juga mempunyai riwayat kecendrungan atopi. Dijumpai pada dewasa muda,

laki-laki maupun perempuan.7

Sinonim

Penyakit ini memiliki beberapa nama yang berbeda, yaitu Dyshidrotic eksim,

Dermatitis Dyshidrotic, dan Pomfoliks. Kata Dishidrotik digunakan karena merasa bahwa

kondisi ini berkaitan dengan kelenjar keringat, tetapi asosiasi ini belum terbukti. Nama Pomfoliks

berasal dari bahasa Yunani yang berarti gelembung, yang secara akurat menggambarkan

gangguan ini.5

1

Page 2: Status Pasien Utk Preskas

Etiopatogenesis

Mekanisme mengenai terjadinya dermatitis dishidrosis sendiri masih belum jelas.

Hipotesis paling awal mengemukakan bahwa lesi-lesi vesikel yang timbul pada dermatitis

dishidrosis disebabkan oleh ekskresi keringat yang berlebihan (excessive sweating). Namun

sekarang hipotesis ini sudah tidak digunakan lagi karena lesi-lesi vesikular yang timbul pada

dermatitis dishidrosis tidak berkaitan dengan saluran kelenjar keringat. Walaupun demikian,

hiperhidrosis (keringat berlebihan) merupakan salah satu tanda yang terlihat secara khas pada

40% penderita dermatitis dishidrosis (istilah dishidrosis datang dari gejala berkeringat

banyak/salah berkeringat).1

Dermatitis dishidrosis dikaitkan dengan riwayat atopia, di mana sekitar 50% penderita

dermatitis dishidrosis juga menderita dermatisis atopik.

Faktor-faktor eksogen seperti (1) kontak terhadap nikel, balsam, kobalt, (2) sensitivitas

terhadap besi yang teringesti, (3) infeksi oleh dermatofita dan (4) infeksi bakteri juga dapat

memicu dermatitis dishidrosis. Antigen-antigen ini dapat bertidak sebagai hapten dengan afinitas

spesifik terhadap protein di stratum lucidum daerah palmar dan plantar. Ingesti ion metal seperti

kobalt akan menginduksi hipersensitivitas tipe 1 dan 4, serta mengaktivasi limfosit T melalui

jalur independen antigen leukosit. Pengikatan hapten tersebut terhadap reseptor jaringan dapat

menginisiasi munculnya vesikel-vesikel di daerah palmar/plantar.1

Faktor lain, seperti stres emosional dan faktor lingkungan (pergantian musim, temperatur

dan kelembaban) juga dapat memperburuk dermatitis dishidrosis.      Pemberian imunoglobulin

intravena dilaporkan dapat memicu dermatitis dishidrosis (dyshidrotic-like eczematous).1

Pada beberapa pasien, infeksi jamur dapat menyebabkan dermatitis dishidrosis di daerah

palmar. Sebuah studi mengungkapkan sepertiga kasus dermatitis dishidrosis dapat diatasi setelah

penanganan untuk penyakit tinea pedis (kutu air), suatu penyakit di sela jari dan telapak kaki

akibat infeksi jamur.1

Gambaran klinis

Gambaran klinis berupa keluhan gatal-gatal (pruritus) disertai munculnya vesikel/bula

secara mendadak di telapak tangan dan kaki. Biasanya rasa nyeri dan gatal terjadi sebelum

munculnya vesikel.5

2

Page 3: Status Pasien Utk Preskas

Gambar 1: Tampak vesikel-vesikel

kecil pada telapak tangan

Gambar 2: Tampak vesikel-vesikel

kecil pada sela-sela jari

Gambar 3: Tampak vesikel-vesikel

kecil kaki

3

Page 4: Status Pasien Utk Preskas

Pada stadium subakut atau kronis, kulit kering dan berskuama. Pada 80% penderita,

mengenai telapak tangan, bagian lateral jari-jari; hanya 12% yang mngenai telapak kaki. Erupsi

simetris, dan sering rekuren. .7

Beberapa faktor yang digali dari anamnesis dapat terkait dengan dermatitis dishidrosis,

antara lain stress emosional, riwayat atopik diri sendiri atau keluarga, pajanan terhadap antigen

tertentu (seperti kobalt, nikel, balsam, krom, dll), riwayat pengobatan dengan terapi

imunoglobulin intravena, atau riwayat penyakit HIV.1

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran klinis yang ditemukan, kultur bakteri dan

sensitivitas, uji tempel, dan histopatologi (adanya spongiosis disertai infiltrasi limfosit dan/atau

bula/vesikel intraepidermal).

Diagnosis Banding

Diagnosis banding antara lain:

1. Pemfigus bulosa, pada pemvigus bulosa tempat predileksinya di ketiak, lengan bagian

fleksor dan lipat paha sedangkan pomfoliks predileksinya di manus dan pedis. (buku

merah)3

2. Epidermolisis bulosa, kunci utama epidermolisis bulosa secara klinis didasarkan

lokalisasi bula yang terbentuk, yaitu ditempat yang mudah terbentuk trauma,

walaupun trauma ringan, misalnya trauma jalan lahir.3

3. Dermatitis kontak iritan dapat menjadi faktor pencetus terjadinya pomfoliks ini.

Dermatitis kontak iritan pada tangan biasanya menyerang dorsum manus dan sela-

sela jari. Pada pomfoliks, lokalisasi terutama di telapak tangan dan pinggir lateral jari-

jari.3

4. Psoriasis pustular, vesikel pomfoliks dapat dirancukan dengan psoriasis pustular.

Namun demikian, psoriassis pustular biasanya melibatkan kuku, yaitu adanya alur-

alur ataupun onikolisis. Lesi pada psoriasis jelas batasnya, dan tidak begitu gatal.6

Penatalaksanaan

4

Page 5: Status Pasien Utk Preskas

Tatalaksana dapat berupa kompres basah untuk bula dan pemberian kortikosteroid

sistemik dan topikal yang berfungsi sebagai antiinflamatorik dan mempengaruhi sistem imun

tubuh.4

a. Kompres dingin

Kompres dingin dilakukan sebanyak 4 kali dalam sehari selama 15 menit. Ini akan

membuat bulla/vesikel menjadi kering. Kompres dingin tidak boleh dilakukan pada

ekzem yang kering4

b. Emolien pada lesi kulit yang kering.

Emolien ini berfungsi untuk menjaga kulit tetap lembab/lembut.

c. Steroid topikal

Steroid topikal sebaiknya digunakan pada malam hari. Steroid topikal berguna untuk

mengurangi peradangan dan rasa gatal. Steroid cream digunakan pada kulit yang

melepuh dan mengeluarkan cairan. Steroid ointment digunakan untuk kulit yang

kering.4

d. Kortikosteroid sistemik

Kortikosteroid sistemik hanya perlu pada kasus yang berat. Biasanya diberikan dalam

bentuk tablet atau injeksi. Keadaan akan membaik secara perlahan tetapi dapat

kambuh kembali bila pengobatan dihentikan. Pengobatan dengan kortikosteroid

dalam waktu yang lama jarang dianjurkan karena efek sampingnya yang berat.4

e. Antibiotik

Antibiotik diberikan apabila dicurigai adanya infeksi sekunder, misalnya

Flucloxacillin, tiamfenikol dan lain-lain.

f. Terapi PUVA

Terapi PUVA bisa sangat berguna pada kasus-kasus tertentu. Ini adalah salah satu

terapi khusus menggunakan sinar ultraviolet. Terapi ini biasanya dilakukan selama

beberapa bulan.2

PROGNOSIS

5

Page 6: Status Pasien Utk Preskas

Prognosis baik jika diagnosis penyakit ditegakkan secara dini dan diberikan pengobatan

yang tepat.

STATUS PASIEN

6

Page 7: Status Pasien Utk Preskas

POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN – RSUDZA B. ACEH

IDENTITAS PRIBADI

Nama : M. Albaqir

Umur : 6 Tahun

Jenis kelamin : Laki-Laki

Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Beurawe

Pekerjaan : -

Suku : Aceh

No. CM : 0-74-65-73

Tanggal pemeriksaan : 4 Mei 2010

ANAMNESA

Keluhan Utama : Bintik – bintik di tangan dan kaki

Keluhan Tambahan : Tidak ada

Riwayat Perjalanan Penyakit :

Alloanamnesa

Pasien bernama Muhammad Albaqir, umur 6 tahun, jenis kelamin laki-laki, datang

bersama ibunya. Pasien datang dengan keluhan timbul bintik-bintik yang terasa amat gatal pada kedua

belah tangan dan kakinya. Keluhan ini dirasakan sejak lebih kurang 1 bulan yang lalu. Menurut

keterangan dari ibu pasien mulanya muncul bintik-bintik berwarna hitam akibat digigit serangga, Karena

terasa sangat gatal maka pasien menggaruknya dengan tangan hingga memerah. Lama kelamaan bintik-

bintik tersebut berubah menjadi gelembung air, karena sering digaruk maka gelembung tersebut pecah

lalu muncul bintik-bintik ditempat yang lain sehingga penyakitnya semakin meluas. Selama ini pasien

7

Page 8: Status Pasien Utk Preskas

berobat ke poliklinik kulit dan kelamin dan ini merupakan kunjungan yang ketiga kalinya. Pada

kunjungan sebelumnya pasien mendapat obat Deksametason, avil, thiamisin 2% + inerson dan Bestalin.

Riwayat Pemakaian Obat:

- Dexamethason

- Avil

- Thiamisin 2% + inerson

- Bestalin

Riwayat Penyakit Keluarga:

Ayah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap ikan laut dan udara dingin.

Riwayat Penyakit Dahulu:

Disangkal

Pemeriksaan Fisik

Status Generalis

Status present:

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

TD : 100/60mmHg

HR : 62 kali /menit

RR : 22 kali/menit

Temp : tidak dilakukan

TB : 124 cm

BB : 22 kg

8

Page 9: Status Pasien Utk Preskas

Status Dermatologis

Lokasi : Regio Manus et Pedis

Pada pemeriksaan fisik dijumpai adanya macula eritema dan disertai papul – papul yang

menonjol, krusta, erosi dan likhenifikasi.

Ruam primer : macula hipopigmentasi, papul, vesikel, bulla

Ruam sekunder : Skuama, krusta, erosi, likhenifikasi

Tes Yang Dilakukan : Tidak ada

Pemeriksaan Penunjang : Tidak ada

Pemeriksaan anjuran : - kultur bakteri

- sensitivitas,

- uji tempel,

- histopatologi

9

Page 10: Status Pasien Utk Preskas

Ringkasan

Pasien datang bersama ibunya. Pasien datang dengan keluhan muncul bintik-bintik yang

berisi cairan jernih di kedua tangan dan kakinya yang dirasakan sejak lebih kurang 1 bulan yang

lalu. Bintik-bintik tersebut terasa gatal.. Ketika pasien menggaruk bintik – bintik tersebut,

kemudian bintik – bintik tersebut pecah dan mengeluarkan cairan jernih sehingga muncul bintik-

bintik yang lain di kulit yang sehat dan penyakit dirasakan semakin memberat. Awalnya bintik –

bintik berwarna hitam muncul akibat gigitan serangga.

Pada pemeriksaan fisik dijumpai adanya macula eritema dan disertai papul – papul yang

menonjol. Pada lesi yang sudah lama tampak macula hipopigmentasi di kaki, tampak adanya

krusta dan skuama, erosi dan likhenifikasi.

Diagnosis Banding

1. Pomfoliks

2. Pemfigus Bulosa

3. Psoriasis pustular

Diagnosis sementara

- Pomfoliks

Penatalaksanaan

Umum : a. menjaga kebersihan tangan dan kaki

b. Hindari garukan

c. hindari pemakaian sabun pada daerah lesi

d. Hindari makanan yang bersifat allergen

e. kompres basah pada daerah lesi

10

Page 11: Status Pasien Utk Preskas

Khusus :

- Dexamethason

- Avil

- Asam salisilat 3%

- Tiamfenikol 2% + inerson

Diskusi

Pomfoliks merupakan dermatitis vesikular palmoplantar yang bersifat rekuren atau

kronik, di mana etiologinya belum diketahui secara pasti. Dermatitis dishidrosis disebut juga

pompholyx, yang diambil dari istilah Yunani ‘cheiropompholyx’ yang artinya ‘tangan dan

gelembung’. Diagnosa penyakit ini dapat ditegakkan dari pemeriksaan fisik dengan melihat

bentuk yang khas, yaitu munculnya vesikel/bula secara mendadak di telapak tangan, sela-sela jari

dan kaki yang terasa sangat gatal dan seperti terbakar. Dari anamnesa yang mendukung diagnose

adalah adanya vesikel-vesikel yang berdinding tegang pada telapak tangan, sela jari dan kaki.

Pomfoliks dikaitkan dengan riwayat atopia, hal ini sesuai dengan keterangan dari pasien

dimana ayah pasien memiliki riwayat alergi terhadap ikan laut dan udara dingin, karena itu

kemungkinan pasien mempunyi riwayat atopi.

Etiologi dari penyakit ini belum diketahui secara pasti dan diduga bersifat multifaktorial

melibatkan factor eksogen dan endogen. Penyebab pasti tidak diketahui, namun diduga berkaitan

dengan atopi, karena sekitar 50% penderita Pomfoliks mempunyai riwayat atopi (asma / rhinitis

alergi / eksim atopik). Stress diduga juga menjadi pemicu. Penyakit ini berjalan kronis dan sering

berulang setiap beberapa minggu atau beberapa bulan. Hal ini sesuai dari anamnesa dimana

pasien telah datang ke poliklinik penyakit kulit dan kelamin sebanyak 3 x dan sekarang penyakit

pasien sudah berjalan selama lebih kurang 1 bulan.

11

Page 12: Status Pasien Utk Preskas

Daftar pustaka

1. Rod tobing. 2010. Dermatitis stasis dan dermatitis dishidrosis (pompholyx). Available at:

http://www.sectiocadaveris.wordpress.com/artikel-kedokteran/

2. Babu hanish. 2009. Pompholyx. Available at: www.suite101.com

3. Djuwanda, Adhi, dkk. 2005. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Balai Penerbitan

iiiiiiiiiiiFK UI : Jakarta

4. James, William. 2005. Dyshidrosis. Available at: www.wikipedia.com

5. Whardana, Grace, dr. sp.KK. 2010. Tangan Kering Merah. Available at:

www.tanyadokter .com.

6. Murtiastutik, Dwi, dkk. 2009. Atlas Penyakit Kulit Dan Kelamin. Ed.2. Airlangga

iiiiiiiiiiiiUniversity Press : Surabaya.

7. Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates : Jakarta

12