potensi genetik ubi jalar di jawa barat
TRANSCRIPT
Disampaikan pada Seminar Nasional PERIPI Komda Jabar
Jatinangor, 10 Desember 2011
Budi Waluyo (Universitas Brawijaya)
Agung Karuniawan (Universitas Padjadjaran)
Ubi jalar potensial dikembangkan sebagai bahan pangan, bahan baku industri, pakan ternak
Jawa Barat sentra ubi jalar nasional (luas panen 30073 ha (16.6%), produksi 430998 ton (21%) (BPS, 2011)
PENDAHULUAN
Pusat diversitas genetik ubi jalar
di Indonesia
Citatah, Kabupaten
Bandung Barat
• Varietas beragam, bentuk ubi hampir seragam
• Pergantian dinamis “varietas lokal” dengan
standar ubi Cilembu
METODE Survei dan eksplorasi telah dilakukan di Cilembu dan sekitarnya (miniatur
pusat keragaman ubi di Jabar) untuk mengali plasma nutfah ubi jalar dan di
Citatah untuk menggali kerabat liar ubi jalar pada 2009-2010
Percobaan dilakukan menggunakan metode eksperimental yang disusun
berdasarkan rancangan acak kelompok. Perlakuan terdiri dari 59 aksesi ubi
jalar dan keturunan pertama 120 aksesi kerabat liar ubi jalar asal Citatah
diulang 2 kali di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Unpad pada
November 2010 – Juni 2011
Pengamatan dilakukan terhadap 12 karakter morfo-agronomi dan 28
karakter morfologi berdasarkan pada deskriptor ubi jalar (International
potato centre (CIP), Asian vegetable research and development centre
(AVRDC), International board for plant genetic resources (IBPGR), 1991).
Analisis varians dilakukan untuk menduga keragaman genetik, heritabilitas,
dan kemajuan seleksi pada karakter kuantitatif.
Principal component analysis (PCA) dilakukan untuk mengetahui kontribusi
keragaman maksimum karakter pada ubi jalar lokal dan kerabat liarnya.
Pengelompokan aksesi dilakukan dengan prosedur agglomerative
hierarchical clustering berdasarkan kesamaan koefisien korelasi Spearman
dan metode aglomerasi UPGMA (unweighted pair group method with
arithmetic mean). Analisis menggunakan DSAASTAT (Onofri A., 2007) dan
(XLSTAT (2009).
Kelompok 1 : CDN-04, CDI-01, NK-111, dan NK-112.
Kelompok 2: CDD-01, CDP-01, PED-01, PED-02, CDB-01, CCT-01, CTP-01, dan CDB-02.
Kelompok 3: CDN-10, CCN-06, CDN-05, CCN-03, CDN-03, CDN-06, CCN-02, PED-04,
CDE-01, CCM-01, CDN-09, CTJP-02, CCN-05, CDN-08, C2N-01, CCM-02,
CDTR-01, CCN-04, CDRW-01, NK-100, NK-103, NK-102, NK-105, NK-108,
NK-110, NK-109, NK-106, NK-107, NK-114, SLN-02, dan CTN-02.
Kelompok 4: PED-03 dan CDG-01.
Kelompok 5: CCJ-01 , CTJ-02, C2J-01, dan NK-101.
Kelompok 6: PED-05 , PED-06, dan CTB-01.
Kelompok 7: CDI-02 , CCRI-01, CDO-01, SLO-02, dan SLO-04.
Kelompok8: CDRA-01 dan CCRA-01.
Kelompok 9: G007, G011, G013, G015, G016, G017, G018, G019, G021, G022, G023,
G024, G025, G026, G028, G029, G030, G031, G032, G034, G036, G039,
G040, G041, G042, G043, G046, G048, G050, G051, G052, G053, G054,
G055, G056, G057, G058, G059, G061, G064, G065, G067, G068, G070,
G071, G072, G073, G074, G075, G076, G078, G079, G081, G082, G083,
G084, G085, G086, G088, G091, G092, G093, G094, G097, G100, G102,
G106, G109, G110, G112, G113, G115, G116, G118, G122, G124, G125,
G127, G128, G133, G137, G139, G140, G141, G142, G152, G155, G156,
G158, G159, G162, G167, G169, G171, G173, G174, G175, G176, G178,
G179, G181, G185, G187, G189, G191, G193,G194, G195, G199, G200,
G202, G204, G205, G206, G208, G209, G210, G212, G214, dan G216.
Potensi hasil ubi jalar budidaya
(t/ha) berdasarkan uji gerombol Scott Knott:
(umur panen 5 bulan)
Kelompok I rata-rata 15.7 t/ha : CCJ-01, CTJ-02, CTJP-02, CCRI-01, NK-101, dan NK-112
Kelompok II rata-rata 9.2 t/ha : CDD-01, PED-02, CCN-02, CDI-01, PED-04, CDE-01, PED-05, CCM-01, C2J-01, CCN-05, CDN-08, CCT-01, PED-06CCM-02, CDG-01, CDRA-01, CCRA-01, CCN-04, CDRW-01, NK-100, NK-102, NK-110, NK-106, SLO-02 dan SLO-04
Kelompok II rata-rata 4.8 t/ha : CDN-04, CDN-10, CCN-06, CDP-01, PED-01, CDN-05, CCN-03, PED-03, CDN-03, CDN-06, CDB-01, CDN-09, CDI-02, C2N-01, CDO-01, CDTR-01, CTB-01, CDB-02, NK-103, K-105, NK-108, NK-107, NK-111, NK-114, SLN-02, dan CTN-02
KESIMPULAN
Terdapat keragaman yang luas pada bentuk daun, tipe lekukan daun, jumlah lekukan daun, bentuk torehan daun, warna tulang daun, warna helai daun dewasa, warna helai daun muda, warna tangkai daun, warna kelopak bunga, bentuk ubi, warna sekunder kulit, warna daging ubi, warna sekunder daging ubi, distribusi warna sekunder daging, ukuran daun (cm), panjang tangkai (cm), diameter sulur (mm), panjang bunga (cm), lebar bunga (cm), diameter ubi (cm), rata-rata jumlah ubi per tanaman, rata-rata bobot ubi per tanaman (g), rata-rata bobot per ubi (g), dan potensi hasil (t/ha)
Karakter ukuran daun (cm), panjang tangkai (cm),
panjang ruas (cm), diameter sulur (mm), panjang
bunga (cm), lebar bunga (cm), diameter ubi (cm),
rata-rata bobot ubi per tanaman (g), rata-rata
bobot per ubi (g), dan potensi hasil (t/ha)
mempunyai nilai heritabilitas tinggi. Karakter yang
mempunyai kemajuan genetik harapan tinggi ialah
ukuran daun (cm), panjang tangkai (cm), diameter
sulur (mm), diameter ubi (cm), rata-rata jumlah ubi
per tanaman, dan potensi hasil (t/ha).
Terdapat 9 kelompok aksesi yang terdiri dari 8
kelompok aksesi ubi jalar dan 1 kelompok kerabat
liar. Pada kerabat liar terdapat 4 sub kelompok
tersembunyi dengan keragaman relatif luas.
Terdapat 3 kelompok rata-rata potensi hasil pada
ubi jalatr budidaya, yaitu Kelompok I rata-rata
15.7 t/ha, Kelompok II rata-rata 9.2 t/ha, dan
Kelompok II rata-rata 4.8 t/h