ubi jalar baruu

52
Ubi Jalar| 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ubi jalar atau ketela rambat atau “sweet potato” diduga berasal dari Benua Amerika. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet, memastikan daerah sentrum primer asal tanaman ubi jalar adalah Amerika Tengah. Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropika pada abad ke-16. Orang-orang Spanyol menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang, dan Indonesia. Pada tahun 1960-an penanaman ubi jalar sudah meluas ke seluruh provinsi di Indonesia. Pada tahun 1968 Indonesia merupakan negara penghasil ubi jalar nomor empat di dunia. Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Irian Jaya, dan Sumatra Utara. Salah satu produk pertanian Indonesia yang potensial untuk dijadikan alternatif pengganti terigu ialah ubi jalar. Keberadaan ubi jalar cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia, bahkan di  beberapa daerah seperti Papua, ubi jalar dijadikan sebagai makanan pokok. Selain itu, ditinjau dari segi potensinya, ubi jalar memiliki prospek yang cukup bagus sebagai komoditas pertanian unggulan. Sebagai tanaman palawija yang memiliki potensi produksi ± 25-40 ton/ha dan waktu tanam yang relatif singkat (3,5-6 bulan), saat ini ubi jalar merupakan tanaman umbi-umbian yang  paling produktif.  (Widhi dan Dahrul , 2008) Di beberapa daerah tertentu, ubi jalar merupakan salah satu komoditi bahan makanan  pokok. Ubi jalar merupakan komoditi pangan penting di Indonesia dan diusahakan penduduk mulai dari daerah dataran rendah sampai dataran tinggi. Tanaman ini mampu beradaptasi di daerah yang kurang subur dan kering. Ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai bentuk atau macam produk olahan. Ubi jalar merupakan sumber utama karbohidrat yang baik untuk penderita diabetes karena kandungan gulanya sederhana. Keistimewaan ubi ini juga terletak pada kandungan seratnya yang sangat tinggi. Bagus untuk mencegah kanker saluran pencernaan dan mengikat zat karsinogen penyebab kanker di dalam tubuh.

Upload: ekofnugroho

Post on 16-Feb-2018

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 1/52

Ubi Jalar| 1

1.  PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ubi jalar atau ketela rambat atau “sweet potato” diduga berasal dari Benua Amerika. Para

ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar adalah Selandia Baru,

Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Nikolai Ivanovich Vavilov, seorang ahli botani Soviet,

memastikan daerah sentrum primer asal tanaman ubi jalar adalah Amerika Tengah. Ubi jalar

mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama negara-negara beriklim tropika pada abad ke-16.

Orang-orang Spanyol menyebarkan ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang, dan

Indonesia. Pada tahun 1960-an penanaman ubi jalar sudah meluas ke seluruh provinsi di

Indonesia. Pada tahun 1968 Indonesia merupakan negara penghasil ubi jalar nomor empat di

dunia. Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Irian

Jaya, dan Sumatra Utara.

Salah satu produk pertanian Indonesia yang potensial untuk dijadikan alternatif pengganti

terigu ialah ubi jalar. Keberadaan ubi jalar cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia, bahkan di

 beberapa daerah seperti Papua, ubi jalar dijadikan sebagai makanan pokok. Selain itu, ditinjau

dari segi potensinya, ubi jalar memiliki prospek yang cukup bagus sebagai komoditas pertanian

unggulan. Sebagai tanaman palawija yang memiliki potensi produksi ± 25-40 ton/ha dan waktu

tanam yang relatif singkat (3,5-6 bulan), saat ini ubi jalar merupakan tanaman umbi-umbian yang

 paling produktif. (Widhi dan Dahrul , 2008)

Di beberapa daerah tertentu, ubi jalar merupakan salah satu komoditi bahan makanan

 pokok. Ubi jalar merupakan komoditi pangan penting di Indonesia dan diusahakan penduduk

mulai dari daerah dataran rendah sampai dataran tinggi. Tanaman ini mampu beradaptasi di

daerah yang kurang subur dan kering. Ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai bentuk atau

macam produk olahan.

Ubi jalar merupakan sumber utama karbohidrat yang baik untuk penderita diabetes

karena kandungan gulanya sederhana. Keistimewaan ubi ini juga terletak pada kandungan

seratnya yang sangat tinggi. Bagus untuk mencegah kanker saluran pencernaan dan mengikat zat

karsinogen penyebab kanker di dalam tubuh.

Page 2: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 2/52

Ubi Jalar| 2

1.2 Tujuan

a.  Untuk mengetahui klasifikasi serta morfologi ubi jalar

 b.  Untuk mengetahui syarat tumbuh ubi jalar

c.  Untuk mengetahui fase pertumbuhan ubi jalar

d.  Untuk mengetahui teknik budidaya ubi jalar

e.  Untuk mengetahui hubungan perlakuan yang digunakan dengan komoditas

1.3 Manfaat

a.  Dapat mengetahui klasifikasi serta morfologi ubi jalar

 b. 

Dapat mengetahui syarat tumbuh ubi jalar

c.  Dapat mengetahui fase pertumbuhan ubi jalar

d.  Dapat mengetahui teknik budidaya ubi jalar

e.  Dapat mengetahui hubungan perlakuan yang digunakan dengan komoditas

Page 3: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 3/52

Ubi Jalar| 3

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi

Dalam sistematika ( taksonomi ) tumbuhan, tanaman ubu jalar diklasifikasikan sebagai

 berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledone

Ordo : Convolvulales

Famili : Convolvulaceae

Genus : Ipomea

Spesies : ipomea batatas L. Sin. Batatas edulis Choisy. 

Tanaman ubi jalar termasuk tumbuhan semusim yang memiliki susunan tubuh utama

terdiri dari batang, ubi, daun, bunga, buah.

Morfologi ubi jalar sendiri sebagai berikut :

1.  Batang

Batang tanaman berbentuk bulat, tidak berkayu, berbuku-buku, dan tipe pertumbuhan tegak

atau merambat. Panjang batang tanaman merambat antara 2m-3m dan pada tipe tegak antara

1m-2m.ukuran batang dibedakan menjadi 3 macam yaiti : besar, sedang, dan kecil. Warna

 batang biasanya hijau tua sampai keungu-unguan.

Gambar 1. Batang Ubi Jalar

Page 4: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 4/52

Ubi Jalar| 4

2.  Ubi

Bentuk ubi biasanya bulat sampai lonjong dengan permukaan rata sampai tidak rata. Bentuk

ubi yang ideal adalah lonjong agak panjang dengan berat antara 200g - 250g per ubi. Kulit ubi

 biasanya berwarna putih, kuning, ungu kemerah-merahan, struktur kulit ubi antara tipis

sampai dengan tebal dan biasanya bergetah.

Gambar 2. Ubi dari ubi jalar3.  Daun

Daun berbentuk bulat sampai lonjong dengan tepi rata atau berlekuk dangkal sampai berlekuk

dalam, sedangkan bagian ujung daun meruncing. Helaian daun berukuran lebar, menyatu

mirip bentuk jantung, namun ada pula yang bersifat menjari. Daun biasanya berwarna hijau

tua atau hijau kekuning-kuningan.

Gambar 3. Daun ubi jalar

4. 

Bunga

Bunga ubi jalar berbentuk mirip “ terompet “ tersusun dar i lima helai daun mahkota, lima

helai daun bunga, dan satu tangkai putik. Mahkota bunga berwarna putih atau putih keungu-

unguan. Bunga ubi jalar mekar pada pagi hari mulai pukul 04.00-11.00.bila terjadi

 penyerbukan buatan, bunga akan membentuk buah.

Page 5: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 5/52

Ubi Jalar| 5

Gambar 4. Bunga ubi jalar

5.  Buah

Buah ubi jalar berbentuk bulat berkotak tiga, berkulit keras, dan berbiji.

Gambar 5. Buah ubi jalar

(BPRSI, 2011)

2.2. Syarat Tumbuh

1.  Iklim 

Ubi jalar adalah tanaman tropis dan subtropis yang dapat beradaptasi dengan

daerah beriklim lebih memberikan suhu rata-rata tidak turun di bawah 20 °C dan suhu minimum

tinggal di atas 15 °C. Untuk budidaya ubi jalar temperatur antara 15 hingga 33 °C diperlukan

selama siklus vegetatif, dengan suhu optimal yang antara 20 hingga 25 °C. Temperatur rendah

 pada malam mendukung pembentukan umbi-umbian, dan temperatur tinggi pada siang hari

mendukung perkembangan vegetatif (perkembangan umbi-umbian hanya terjadin dalam kisaran

suhu 20 hingga 30 °C, optimum 25 °C dan umumnya berhenti dibawah 10 °C). Ubi jalar adalah

tanaman hari pendek, yang memerlukan cahaya untuk pembangunan maksimum.

Temperatur dan fluktuasi suhu bersama-sama dengan hari-hari pendek mendukung

 pertumbuhan umbi-umbian dan membatasi pertumbuhan dedaunan. Kelembaban memiliki

Page 6: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 6/52

Ubi Jalar| 6

 pengaruh yang menentukan pertumbuhan ubi dan produksi. Kadar air daun adalah (86%), batang

(88,4%) dan umbi (70,6%). Kelembaban penting untuk mencapai perkecambahan yang baik.

Tanah juga harus tetap basah selama masa pertumbuhan (60-120 hari), meskipun pada panen

kelembaban harus rendah untuk mencegah busuk umbi . Kondisi yang mendukung

 perkembangan bagian vegetatif tanaman meliputi kelembaban relative 80% dan tanah lembab.

2.  Tanah

Tanaman ubi jalar tidak tahan terhadap genangan air, tanah yang becek atau berdrainase

 buruk dan akan mengakibatkan tanaman tumbuh kerdil, daun menguning dan umbi membusuk.

Tanaman ubi jalar dapat tumbuh pada keasaman tanah (pH) 4,5-7,5, tetapi yang optimal untuk

 pertumbuhan umbi pada pH 5,5-7. Sewaktu muda tanaman membutuhkan kelembaban tanah

yang cukup (Sarwono, 2005).

3. 

Varietas

Indonesia merupakan pusat keanekaragaman ubi jalar kedua setelah Amerika Latin. Ubi

 jalar berdaging umbi jingga adalah salah satu sumber β-Karoten atau provitamin A. Meskipun

 potensinya cukup besar, tetapi studi genetika sebagai dasar pengembangan kultivar masih

terbatas. Salah satu penyebabnya karena ubi jalar (Ipomoea batatas) merupakan tanaman

heksaploid (2n = 6x = 90) serta mempunyai sistem ketidakserasian sendiri (self-incompatibility)

dan ketidakserasian silang (cross- incompatibility) (Onggo, 2008).

Teknik perbanyakan tanaman ubi jalar yang sering dipraktekan adalah dengan stek

 batang atau stek pucuk. Bahan tanaman (bibit) berupa stek pucuk atau stek batang harus

memenuhi syarat sebagai berikut:

a.  Bibit berasal dari varietas atau klon unggul.

 b.  Bahan tanaman berumur 2 bulan atau lebih.

c.  Pertumbuhan tanaman yang akan diambil steknya dalam keadaan sehat, normal, tidak terlalu

subur.

d.  Ukuran panjang stek batang atau stek pucuk antara 20-25 cm, ruas-ruasnya rapat dan buku-

 bukunya tidak berakar.

e.  Mengalami masa penyimpanan di tempat yang teduh selama 1-7 hari.

Bahan tanaman (stek) dapat berasal dari tanaman produksi dan dari tunas-tunas ubi yang

secara khusus disemai atau melalui proses penunasan. Perbanyakan tanaman dengan stek

Page 7: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 7/52

Ubi Jalar| 7

 batang atau stek pucuk secara terus-menerus mempunyai kecenderungan penurunan hasil

 pada generasi-generasi berikutnya. Oleh karena itu, setelah 3-5 generasi perbanyakan harus

diperbaharui dengan cara menanam atau menunaskan umbi untuk bahan perbanyakan.

Untuk memperoleh tanaman sehat dan hasil tinggi, sebaiknya menggunakan bibit yang

sehat dari hama dan penyakit serta dengan varietas/klon yang mempunyai potensi produksi

tinggi. Di dalam penyediaan bibit perlu diperhatikan kemurnian dan keseragaman tumbuh di

lapangan, bibit bebas dari kotoran serta mempunyai daya kecepatan tumbuh yang tinggi

(Setyono dkk, 1995).

4.  Pupuk Anorganik

Pupuk Nitrogen

Kekurangan unsur N pada ubi jalar terlihat dari gejala warna kuning pucat pada

 permukaan daun dan warna ungu pada tulang daun. Senyawa N sangat penting untuk

 pembentukan klorofil dan protein, sehingga pada tanah miskin N memerlukan pemupukan N.

Gejala tanaman yang membutuhkan unsur ini adalah pertumbuhan tanaman terlambat,

mula-mula daun menguning lalu rontok, daun menguning diawali daun bagian bawah lalu ke

daun bagian bawah (Agromedia, 2007).

Apabila pupuk N diberikan dalam jumlah besar, maka level karbohidrat cadangan dalam

tanaman segera menurun, tetapi jika suplai N terbatas maka level ini meningkat. Oleh karena itu,

optimalisasi pupuk N memerlukan kiat tersendiri agar pengaruh positif dapat dikelola sekaligus

dampak negatif menjadi seminimal mungkin (Hanafiah, 2007).

Zat lemas ini berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif, menyehatkan hijau

daun (klorofil), meningkatkan kadar protein dalam tanaman, meningkatkan kualitas tanaman

yang menghasilkan daun, meningkatkan berkembangnya mikroorganisme dalam tanah yang

 penting bagi kelangsungan pelapukan bahan organik (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002).

Pupuk Phosfor

Pemupukan phosfor dapat merangsang pertumbuhan awal bibit tanaman. Phosfor

merangsang pembentukan bunga, buah dan biji. Bahkan mampu mempercepat pemasakan buah

dan membuat biji menjadi lebih bernas. Pemupukan phosfor sangat diperlukan oleh tanaman

yang tumbuh di daerah dingin, tanaman dengan perkembangan akar yang lambat atau terhambat,

dan tanaman yang seluruh bagiannya dipanen.

Page 8: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 8/52

Ubi Jalar| 8

Bila tanaman kahat P, berpengaruh pertumbuhan tanaman seperti pertumbuhan kecil, hal

ini terjadi karena pembelahan sel terganggu. Warna daun berubah menjadi ungu atau cokelat

mulai ujungnya. Hal ini jelas terlihat dalam tanaman yang masih muda.

Phosfor diserap tanaman dalam bentuk ion anorganik cepat berubah menjadi senyawa

organic. Pospor mobil mudah bergerak antar jaringan tanaman. Kadar tanaman optimal pospor

dalam tanaman pada saat pertumbuhan vegetative adalah 0.3 % - 0.5 % dari berat kering

tanaman

Pupuk Kalium

Kalium mempunyai fungsi antara lain : membentuk dan mengangkutkarbohidrat, sebagai

katalisator dalam pembentukan protein, menetralkan reaksi dalam sel terutama dari asam

organik, menaikkan pertumbuhan jaringan meristem, memperkuat tegaknya batang sehingga

tidak roboh. Selain hal-hal di atas kalim juga berperan meningkatkan kualitas umbi,

mengaktifkan enzim baik secara langsung maupun tidak langsung dan membantu perkembangan

akar.

Fungsi Kalium antara lain adalah translokasi gula pada pembentukan pati dan protein.

Membantu membuka dan menutup stomata, memperbaiki ukuran dan kualitas umbi, menambah

rasa manis pada umbi dan membantu memproduksi karbohidrat dalam jumlah yang besar

(Sarwono, 2005).

Unsur kalium diperlukan tanaman untuk pembentukan karbohidrat di dalam umbi, untuk

kekuatan daun, dan pembesaran daun. Tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan vegetativ tidak

 begitu nyata. Disamping itu unsur kalium berpengaruh nyata terhadap peningkatan daya serap air

 pada tanaman sehingga ketahanan terhadap hama dan pentakit, memperbesar umbi dan

meningkatkan daya simpan umbi.

Dosis pupuk yang dianjurkan pada tanaman ubi jalar adalah 45-90 kg N/ha (100-200 kg

urea/ha) ditambah 25 kg P 2O5 /ha (50 kg TSP/ha) ditambah 50 kg K2 O/ha (100 kg KCl/ha).

Tanaman ubi jalar amat tanggap terhadap pemberian

 pupuk N (urea) dan K (KCl) (Sarwono, 2005).

Page 9: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 9/52

Ubi Jalar| 9

2.3  Fase Pertumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan pada ubi jalar dibagi dalam tiga fase, yaitu: 

1. Fase awal umur (0-67)hari meliputi pertumbuhan daun, batang, dan akar

2. Fase pertengahan umur (67-96)hari meliputi pertumbuhan daun, batang, dan akar

 bersamaan dengan awal perkembangan umbi

3. Fase terakhir umur 96-150hari meliputi pertumbuhan umbi secara cepat

2.4  Teknik Budidaya

1. Penyiapan bibit 

Tata cara penyiapan bibit ubi jalar

  Tentukan tanaman yang sudah berumur 2bln atau lebih, keadaan pertumbuhannya sehat

dan normal 

  Potong batang tanaman untuk dijadikan setek batang sepanjang 20cm-25cm dengan

menggunakan pisau yang tajam, dan dilakukan pada pagi hari 

  Kumpulkan setek pada suatu tempat kemudian buang sebagian daunnya untuk

mengurangi penguapan yang berlebihan 

 

Ikat bahan tanaman ( bibit ) rata-rata 100 setek/ikatan lalu simpan ditempat yang teduhselama 1-7 hari dengan tidak bertumpuk

2. Penyiapan lahan

Penyiapan lahan bagi ubi jalar sebaiknya dilakukan pada saat tanah tidak terlalu basah atau

tidak terlalu kering agar strukturnya tidak rusak, lengket ataukeras. Penyiapan lahan dapat

dilakukan sebagai berikut :

  Tanah diolah terlebih dahulu hingga gembur, kemudian dibiarkan selama ±1 minggu.

Tahap berikutnya tanah dibentuk guludan-guludan.

  Tanah langsung diolah bersamaan dengan pembuatan guludan-guludan.

Ukuran guludan disesuaikan dengan keadaan tanah. Pada tanah yang ringan ( pasir

mengandung liat ) ukuran guludan adalah lebar bawah ± 60cm, tinggi 30cm-40cm, dan

 jarak antara guludan 70cm-100cm

Page 10: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 10/52

Ubi Jalar| 10

3. Penanaman

Tahap-tahap penanaman ubi jalar yaitu :

  Buat larikan-larikan dangkal arah memanjang disepanjang puncak guludan dengan

cangkul sedalam 10cm, atau buat lubang dengan tugal, jarak antar lubang 25cm-30cm.

  Buat larikan atau lubang dengan tugal sejauh 7cm-10cm dikiri dan kanan lubang tanam

untuk tempat pupuk

  Tanamkan bibit ubi jalar kedalam lubang hingga pangkal batang terbenam tanah ½ - ⅔

 bagian, kemudian padatkan tanah dekat pangkal stek.

  Masukkan pupuk dasar berupa urea ⅓ bagian + TSP seluruh bagian + KCL ⅓ bagian dari

dosis anjuran kedalam lubang kemudian tutup dengan tanag tipis-tipis.

4. Pemulsaan

Pemberian mulsa jerami pada pertanaman ubi jalar dapat meningkatkan hasil ubi jalar, selain

itu untuk menekan pertumbuhan gulma, menjaga kelembapan dan kesuburan tanah.

5.  Pemeliharaan tanaman

  Pengairan dilakukan selama 15-30 menit hingga tanah cukup basah, kemudian airnya

dialirkan kesaluran pembuangan, pengairan dilakukan secara kontinu hingga tanaman

 berumur 1-2 bln. Pada periode pembentukkan dan perkembangan ubi, yaitu umur 2-3

minggu sebelum panen, pengairan dikurangi atau dihentikan. Waktu pengairan yang

 paling baik adalah pagi dan sore hari.

  Penyulaman dilakukan apabila ada bibit yang mati dengan cara mencabut bibit yang mati

kemudian di ganti dengan bibit yang baru

  Pemupukan susulan dilakukan pada saat umur tanaman 45 hari setelah tanam

  Penyiangan dan pembumbunan dilakukan pada saat umur tanaman 1 bln setelah tanam

kemudian diulang pada saat tanaman berumur 2 bln setelah tanam. Penyiangan dan

 pembumbunan dilakukan dengan cara membersikan gulma dengan cangkul, lalu

gemburkan tanah disekitar guludan kemudian lakukan pengairan hingga tanah cukup

 basah.

  Pengendalian hama dan penyakit dapat dilakukan dengan cara kultur teknis diantaranya

mengatur waktu tanam yang tepat,sanitasi kebun, dan pola pergiliran tanaman.

Page 11: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 11/52

Ubi Jalar| 11

2.5  Hubungan Perlakuan yang Digunakan dengan Komoditas

  Pemberian jarak tanam 25x50cm dimaksudkan agar tidak terjadi kompetisi zat hara antar

tanaman lalu agar saat ubi jalar , jalarannya tidak berkerumun sehingga harus diberi jarak.

  Pengairan dimaksudkan agar tanaman mengalami kondisi lapang sehingga dalam

melakukan metabolisme nya lebih optimal dan dapat dengan optimal membentuk cadangan

makanan berupa umbi.

  Pemupukan dimaksudkan untuk memenuhi kekurangan unsur hara pada tanah yang

digunakan dalam kelangsungan pertumbuhan tanaman. Biasa pupuk ditambahkan pada

awal penanaman dan beberapa minggu setelah tanaman mengalami beberapa tanda

kekurangan unsur hara. Misal warna daun atau perlambatan pertumbuhan

  Pembalikan batang ubi jalar yang berfungsi untuk mencegah tumbuhnya umbi pada setiap

ruas batang yang menempel pada tanah. Umbi pada ruas batang tersebut berukuran kecil

dan tidak dikonsumsi, disamping mempengaruhi besar umbi utamanya.

  komponen pengendalian hama dan penyakit tanaman secara terpadu antara lain Secara fisik

dan mekanis dengan memotong atau mencabut tanaman yang terserang hama penyakit.

Serta mencabut gulma

Page 12: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 12/52

Ubi Jalar| 12

3. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Praktikum ini dilaksanakan di lahan Praktikum Desa Kepuharjo, malang dengan ketinggian

tempat ±25 di atas permukaan laut, dimulai pada bulan Oktober 2013 sampai bulan Desember

2013.

3.2 Alat, Bahan dan Fungsi

Alat

Cangkul : menggemburkan tanah dan membuat gundukan

Tugal : membuat lubang

Tali rafia : memberi batasan dan meluruskan tanaman

Gunting : menggunting tali rafia sesuai ukuran

Spidol : memberi keterangan pada talirafia

Meteran : mengukur jarak tanam

Tabel Pengamatan : menulis hasil pengamatan

Gembor : menyiram tanaman

Bahan

Bibit Ubi Jalar Gunung Kawi : bahan tanam

Urea, KCl, SP-36 : pupuk tanaman

3.3 Cara Kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Menggemburkan media tanam dan menyiramnya

Membuat jarak tanam 25cm x 50cm 

Membuat lubang sesuai dengan jarak tanam yang telah dibuat

Page 13: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 13/52

Ubi Jalar| 13

3.4 Parameter Pengamatan

Parameter pengamatan pada tanaman ubi jalar yaitu panjang sulur serta jumlah daunnya.

Karena dengan mengamati panjang sulur kita dapat mengetahui  tanaman itu cukup unsur hara

dan sehat, selain itu panjang sulur juga dapat menentukan bahwa fase pertumbuhan vegetatifnya

 bagus.

Sedangkan apabila kita mengamati jumlah daun kita dapat mengetahui tanaman tersebut

kekurangan unsur hara atau tidak (malnutrisi), diserang hama serta terserang penyakit. Seperti

yang kita ketahui bahwa tanaman ubi jalar yang sehat adalah yang mempunyai daun berwarna

hijau segar.

Memasukkan bibit ubi jalar yang telah disiapkan sebanyak 1 bibit per lubang

Menyiram tanaman

Melakukan penyulaman 1 minggu hst pada tanaman yang mati

Memberi pupuk Urea, SP-36, dan KCl dengan 2 lubang didekat bibit tanaman

Melakukan perawatan secara rutin

Melakukan pengamatan pada tanaman setiap minggu

Mencatat hasil pengamatan

Membuat laporan

Page 14: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 14/52

Ubi Jalar| 14

4.  HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil

4.1.1 Data Pengamatan Panjang Sulur

Tabel 1. Panjang Sulur Varietas Gunung Kawi Tanpa Mulsa

Data Hasil Pengamatan Panjang Sulur (cm)

Kelompok Kamis Kelas G

 No.Tanam

an

24

Okt

2013

30

Okt

2013

7

 Nov

2013

14

 Nov

2013

21 Nov

2013

28 Nov

2013

1. 1 61 81 101 137 150 168

2. 2 51 71 104 123 143 162

3. 3 46 66 91 139 165 184

4. 4 56 76 91 129 158 167

5. 5 53 73 100 136 150 172

6. 6 34 60 83 130 170 189

7. 7 31 59 77 129 140 164

8. 8 43 78 120 190 210 232

9. 9 35 71 100 163 180 205

10. 10 0 0 0 0 29 61

Rata-rata 45,5 70,5 152,8 153,5 160 170,4

Page 15: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 15/52

Ubi Jalar| 15

Tabel 2. Panjang Sulur Varietas Cilembu Tanpa Mulsa 

Data Hasil Pengamatan Panjang Sulur (cm)

Kelompok Kamis Kelas D

 No.Tanam

an

24

Okt

2013

30

Okt

2013

7

 Nov

2013

14

 Nov

2013

21 Nov

2013

28 Nov

2013

1. 1 25,5 30,5 52,5 62 71 84

2. 2 22,7 47,2 83,6 92 92,8 105,2

3. 3 20,7 31,2 69 81 122,6 136

4. 4 26 42,4 74,5 100,7 145 154

5. 5 38,2 46,3 89,6 123,5 142,6 151,7

6. 6 22,3 48,3 55,6 69,8 81 93,6

7. 7 35,7 62,8 88,3 105 122 132,8

8. 8 36,4 63,2 109,8 141 168 179,2

9. 9 33,2 42,7 120 169 196,5 208,2

10. 10 31 38 73 79 98 110,4

Rata-rata 29,17 45,26 81,59 102,3 123,95 135,1

Tabel 3. Panjang Sulur Varietas Cilembu Mulsa

Data Hasil Pengamatan Panjang Sulur (cm)

Kelompok Kamis Kelas F

 No.Tanam

an

24Okt

2013

30Okt

2013

7 Nov

2013

14 Nov

2013

21 Nov

2013

28 Nov

2013

1. 1 31 43 86 101 123

Page 16: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 16/52

Ubi Jalar| 16

2. 2 32 51 83 115 131

3. 3 43 48 66 103 126

4. 4 28 41 71 86 105

5. 5 27 43 73 93 116

6. 6 45 47 61 84 103

7. 7 19 39 58 74 98

8. 8 25 45 52 78 102

9. 9 31 48 74 93 118

10. 10 12 - - 19 31

Rata-rata 29,3 40,5 62,4 84,6 105,3

Tabel 4. Panjang Sulur Varietas Gunung Kawi Mulsa

Data Hasil Pengamatan Panjang Sulur (cm)

Kelompok Kamis Kelas A

 No.

Tanam

an

24

Okt2013

30

Okt2013

7

 Nov2013

14

 Nov2013

21

 Nov2013

28 Nov

2013

1. 1 26 28 46 60 88 108

2. 2 20 32 57 68 96 120

3. 3 31 48 70 90 131 142

4. 4 38 42 60 92 117 158

5. 5 35 39 58 79 96 108

6. 6 10 12 20 38 45 77

7. 7 43 51 79 140 167 186

Page 17: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 17/52

Ubi Jalar| 17

8. 8 40 33 75 125 160 173

9. 9 20 22 26 48 116 167

10. 10 25 43 64 87 98 103

Rata-rata 28,8 35 55,5 82,7 111,4 134,2

Grafik 1. Rata-Rata Panjang Sulur

4.1.2  Data Pengamatan Jumlah Daun

Tabel 1. Jumlah Daun Varietas Gunung Kawi Tanpa Mulsa

Data Hasil Pengamatan Jumlah Daun

Kelompok Kamis Kelas G

 No. Tanaman24 Okt

2013

30

Okt

2013

7 Nov

2013

14

 Nov

2013

21

 Nov

2013

28

 Nov

2013

1. 1 49 145 180 210 243 273

2. 2 49 80 130 153 192 222

3. 3 53 127 221 230 251 275

4. 4 45 130 197 220 262 290

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

Cilembu Tanpa Mulsa

Gunung Kawi TanpaMulsa

Cilembu Mulsa

Gunung Kawi Mulsa

Page 18: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 18/52

Ubi Jalar| 18

5. 5 32 156 191 253 283 301

6. 6 39 156 195 293 311 333

7. 7 29 58 82 156 163 200

8. 8 28 107 160 248 261 295

9. 9 22 112 159 251 269 295

10. 10 0 0 0 0 7 27

Rata-rata 38.4 119 168.3 223.7 224.2 251.1

Tabel 2. Jumlah Daun Varietas Cilembu Tanpa Mulsa 

Data Hasil Pengamatan Jumlah Daun

Kelompok Kamis Kelas D

 No. Tanaman24 Okt

2013

30

Okt

2013

7 Nov

2013

14

 Nov

2013

21

 Nov

2013

28

 Nov

2013

1. 1 26 36 53 76 82 98

2. 2 43 73 174 193 202 221

3. 3 63 117 155 178 185 198

4. 4 30 67 162 209 224 242

5. 5 67 107 187 224 235 256

6. 6 56 129 156 182 199 218

7. 7 75 144 171 203 230 259

8. 8 63 156 218 246 256 273

9. 9 54 119 236 268 281 202

10. 10 46 68 158 186 203 222

Rata-rata 52,3 101,6 167 196,5 209,7 218,9

Page 19: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 19/52

Ubi Jalar| 19

Tabel 3. Jumlah Daun Varietas Cilembu Mulsa

Data Hasil Pengamatan Jumlah Daun

Kelompok Kamis Kelas F

 No. Tanaman24 Okt2013

30

Okt

2013

7 Nov2013

14

 Nov

2013

21

 Nov

2013

28

 Nov

2013

1. 1 60 78 142 247 263

2. 2 42 62 127 229 241

3. 3 72 79 139 234 249

4. 4 89 93 141 239 244

5. 5 36 64 107 213 238

6. 6 66 97 160 257 267

7. 7 32 58 98 110 1318. 8 81 99 112 223 237

9. 9 56 75 97 198 215

10. 10 30 - - 3 9

Rata-rata 56,4 70,5 112,3 195,3 209,4

Tabel 4. Jumlah Daun Varietas Gunung Kawi Mulsa

Data Hasil Pengamatan Panjang Jumlah Daun

Kelompok Kamis Kelas A

 No. Tanaman24 Okt

2013

30

Okt

2013

7 Nov

2013

14

 Nov

2013

21

 Nov

2013

28

 Nov

2013

1. 1 7 26 116 142 176 232

2. 2 26 70 133 192 220 387

3. 3 34 10 162 198 243 327

4. 4 33 75 153 205 267 336

5. 5 27 10 167 223 372 376

6. 6 10 11 59 121 158 273

7. 7 29 125 207 356 476 596

8. 8 14 106 153 220 289 325

9. 9 8 28 42 73 92 108

10. 10 29 124 166 288 212 429

Page 20: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 20/52

Ubi Jalar| 20

Rata-rata 21,7 58,5 135,8 201,8 250,5 338,9

Grafik 1. Rata-Rata Jumlah Daun

4.1.3 Data Pengamatan Jumlah Umbi Pertanaman 

Tabel 1. Jumlah Umbi Pertanaman Varietas Gunung Kawi Tanpa Mulsa

Data Hasil Pengamatan Jumlah Umbi Pertanaman

Kelompok Kamis Kelas G

 No. Tanaman24 Okt

2013

30

Okt

2013

7 Nov

2013

14

 Nov

2013

21

 Nov

2013

28

 Nov

2013

1. 1 0 0 0 0 0 0

2. 2 0 0 0 0 0 03. 3 0 0 0 0 0 0

4. 4 0 0 0 0 0 5

5. 5 0 0 0 0 0 0

6. 6 0 0 0 0 0 0

7. 7 0 0 0 0 0 0

8. 8 0 0 0 0 0 0

9. 9 0 0 0 0 0 0

10. 10 0 0 0 0 0 0

Rata-rata 0 0 0 0 0 0,5

0

50

100

150

200

250

300

350400Cilembu Tanpa

Mulsa

Gunung Kawi Tanpa

Mulsa

Cilembu Mulsa

Gunung Kawi Mulsa

Page 21: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 21/52

Ubi Jalar| 21

Tabel 2. Jumlah Umbi Pertanaman Varietas Cilembu Tanpa Mulsa 

Data Hasil Pengamatan Jumlah Umbi Pertanaman

Kelompok Kamis Kelas D

 No. Tanaman24 Okt

2013

30Okt

2013

7 Nov

2013

14 Nov

2013

21 Nov

2013

28 Nov

2013

1. 1 0 0 0 0 0 0

2. 2 0 0 0 0 0 0

3. 3 0 0 0 0 0 0

4. 4 0 0 0 0 0 0

5. 5 0 0 0 0 0 4

6. 6 0 0 0 0 0 0

7. 7 0 0 0 0 0 08. 8 0 0 0 0 0 0

9. 9 0 0 0 0 0 0

10. 10 0 0 0 0 0 0

Rata-rata 0 0 0 0 0 0,4

Tabel 3. Jumlah Umbi Pertanaman Varietas Cilembu Mulsa

Data Hasil Pengamatan Jumlah Umbi Pertanaman

Kelompok Kamis Kelas F

 No. Tanaman24 Okt

2013

30

Okt

2013

7 Nov

2013

14

 Nov

2013

21

 Nov

2013

28

 Nov

2013

1. 1 0 0 0 0 0 0

2. 2 0 0 0 0 0 0

3. 3 0 0 0 0 0 0

4. 4 0 0 0 0 0 0

5. 5 0 0 0 0 0 46. 6 0 0 0 0 0 0

7. 7 0 0 0 0 0 0

8. 8 0 0 0 0 0 0

9. 9 0 0 0 0 0 0

10. 10 0 0 0 0 0 0

Page 22: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 22/52

Ubi Jalar| 22

Rata-rata 0 0 0 0 0 0,4

Tabel 4. Jumlah Umbi Pertanaman Varietas Gunung Kawi Mulsa

Data Hasil Pengamatan Jumlah Umbi Pertanaman

Kelompok Kamis Kelas A

 No. Tanaman24 Okt

2013

30

Okt

2013

7 Nov

2013

14

 Nov

2013

21

 Nov

2013

28

 Nov

2013

1. 1 0 0 0 0 0 0

2. 2 0 0 0 0 0 0

3. 3 0 0 0 0 0 0

4. 4 0 0 0 0 0 0

5. 5 0 0 0 0 0 0

6. 6 0 0 0 0 0 0

7. 7 0 0 0 0 0 12

8. 8 0 0 0 0 0 0

9. 9 0 0 0 0 0 0

10. 10 0 0 0 0 0 0

Rata-rata 0 0 0 0 0 1,2

Grafik 1. Rata-Rata Jumlah Umbi Pertanaman

0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

1.4

Cilembu Tanpa

Mulsa

Gunung Kawi Tanpa

Mulsa

Cilembu Mulsa

Gunung Kawi Mulsa

Page 23: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 23/52

Ubi Jalar| 23

4.1.4  Data Pengamatan Bobot Umbi Pertanaman 

Tabel 1. Bobot Umbi Pertanaman Varietas Gunung Kawi Tanpa Mulsa

Data Hasil Pengamatan Jumlah Umbi Pertanaman

Kelompok Kamis Kelas G

 No. Tanaman24 Okt

2013

30

Okt

2013

7 Nov

2013

14

 Nov

2013

21

 Nov

2013

28

 Nov

2013

1. 1 0 0 0 0 0 0

2. 2 0 0 0 0 0 0

3. 3 0 0 0 0 0 0

4. 4 0 0 0 0 0 0

5. 5 0 0 0 0 0 0

6. 6 0 0 0 0 0 07. 7 0 0 0 0 0 0

8. 8 0 0 0 0 0 250 gr

9. 9 0 0 0 0 0 0

10. 10 0 0 0 0 0 0

Rata-rata 0 0 0 0 0 25 gr

Tabel 2. Bobot Umbi Pertanaman Varietas Cilembu Tanpa Mulsa

Data Hasil Pengamatan Bobot Umbi PertanamanKelompok Kamis Kelas D

 No. Tanaman24 Okt

2013

30

Okt

2013

7 Nov

2013

14

 Nov

2013

21

 Nov

2013

28

 Nov

2013

1. 1 0 0 0 0 0 0

2. 2 0 0 0 0 0 0

3. 3 0 0 0 0 0 0

4. 4 0 0 0 0 0 0

5. 5 0 0 0 0 0 100 gr

6. 6 0 0 0 0 0 0

7. 7 0 0 0 0 0 0

8. 8 0 0 0 0 0 0

9. 9 0 0 0 0 0 0

Page 24: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 24/52

Ubi Jalar| 24

10. 10 0 0 0 0 0 0

Rata-rata 0 0 0 0 0 10 gr

Tabel 3. Bobot Umbi Pertanaman Varietas Cilembu Mulsa

Data Hasil Pengamatan Jumlah Umbi Pertanaman

Kelompok Kamis Varietas Cilembu Mulsa

 No. Tanaman24 Okt

2013

30

Okt

2013

7 Nov

2013

14

 Nov

2013

21

 Nov

2013

28

 Nov

2013

1. 1 0 0 0 0 0 0

2. 2 0 0 0 0 0 0

3. 3 0 0 0 0 0 0

4. 4 0 0 0 0 0 0

5. 5 0 0 0 0 0 150 gr

6. 6 0 0 0 0 0 0

7. 7 0 0 0 0 0 0

8. 8 0 0 0 0 0 0

9. 9 0 0 0 0 0 0

10. 10 0 0 0 0 0 0

Rata-rata 0 0 0 0 0 15 gr

Tabel 4. Bobot Umbi Pertanaman Varietas Gunung Kawi MulsaData Hasil Pengamatan Jumlah Umbi Pertanaman

Kelompok Kamis Varietas Gunung Kawi Mulsa

 No. Tanaman24 Okt

2013

30

Okt

2013

7 Nov

2013

14

 Nov

2013

21

 Nov

2013

28

 Nov

2013

1. 1 0 0 0 0 0 0

2. 2 0 0 0 0 0 0

3. 3 0 0 0 0 0 04. 4 0 0 0 0 0 0

5. 5 0 0 0 0 0 0

6. 6 0 0 0 0 0 0

7. 7 0 0 0 0 0 140 gr

8. 8 0 0 0 0 0 0

Page 25: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 25/52

Ubi Jalar| 25

9. 9 0 0 0 0 0 0

10. 10 0 0 0 0 0 0

Rata-rata 0 0 0 0 0 14 gr

Grafik 1. Rata-Rata Bobot Umbi Pertanaman

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pembahasan Parameter Panjang Sulur Tanaman

Dari hasil pengamatan selama 6 minggu pada tanaman ubi jalar baik varietas cilembu

maupun gunung kawi yang menggunakan mulsa ataupun tidak rata-rata panjang sulurnya

meningkat setiap minggunya. Hal ini dikarenakan pada setiap minggunya kita memberi

 perlakuan khusus, semisal perawatan dengan memberikan pupuk serta pengairan secara berkala

dan pencabutan gulma. Selain itu, pada masa pertumhuhan vegetative ubi jlara mengalami

 peningktan secara pesat sebelum memasuki fase generative atau menghasilkan umbi. Saat fase

generative akan berlangsung maka fase vegetatifnya sedikit menurun.

4.2.2 

Pembahasan Parameter Jumlah DaunDari hasil pengamatan jumlah daun pada semua perlakuan ubi jalar dapat dikatakan

 bahwa dari dua varietas yaitu cilembu dan gunung kawi dua-duanya mengalami peningkatan

 jumlah daun setiap minggunya baik yang diberi mulsa maupun tidak. Hal ini dibuktikan dengan

hasil rata-rata parameter jumlah daun varietas cilembu tanpa mulsa pada pengamatan minggu

0

5

10

15

20

25

30

Cilembu Tanpa

Mulsa

Gunung Kawi Tanpa

Mulsa

Cilembu Mulsa

Gunung Kawi Mulsa

Page 26: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 26/52

Ubi Jalar| 26

 pertama jumlah daun rata-rata sebanyak 38,4 lalu pada minggu ke 4 meningkat menjadi 223.7

 pada minggu keenam meningkat lagi menjadi 251.1.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa jarak tanam 75 x 20 cm maupun 75 x 30 cm

dan metode pengendalian gulma antara tanpa pengendalian gulma, bebas gulma, penyiangan 40

hst, aplikasi herbisida pra-tumbuh oksifluorfen dan kombinasi aplikasi herbisida pra-tumbuh

oksifluorfen dengan penyiangan 40 hst tidak berpengaruh nyata pada jumlah daun tanaman ubi

 jalar pada umur pengamatan 40 hst tetapi berpengaruh pada umur

Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa setiap perlakuan yang diberikan terhadap

tanaman tidak akan memberikan hasil yang berbeda terlalu jauh antar tanaman satu sama

lain.sehingga pemberian herbisida atau semacamnya tidak perlu diberikan terlalu banyak. Karena

 bersifat complement.

4.2.3 Pembahasan Jumlah Umbi Pertanaman

Jumlah umbi pertanaman pada masa vegertatif tidak ada terdapat umbi karena yang

 paling pesat pada vase itu adalah pertumbuhan bagian vegetative nya missal daun, akar, batang.

Sehingga pada saat minggu ke-6 tanaman memasuki fase generative pada pengamatan umbi

hanya terdapat 5 buah.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan jarak tanam dan metode

 pengendalian gulma yang berbeda membe-rikan pengaruh nyata pada jumlah umbi, bobot segar

umbi, bobot kering umbi, bobot segar total tanaman, bobot kering total tanaman dan hasil per

hektar ubi jalar.

Kesimpulannya adalah jarak tanam serta perlakuan karena ruas ruas pada sulur ubi jalar

 perlu diberi perlakuan agar bisa tumbuh daun dan bisa menghasilkan umbi yang banyak dan

simetris.

4.2.4 Pembahasan Parameter Bobot Umbi Pertanaman

Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada semua perlakuan ubi jalar didapatkan hasil

 bahwa berat umbi ubi jalar varietas cilembu dengan mulsa adalah 150 gr dan ubi cilembu tanpa

mulsa sebesar 100 gr. Sedangkan untuk ubi jalar varietas gunung kawi dengan mulsa beratnya

Page 27: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 27/52

Ubi Jalar| 27

adalah 140 gr dan ubi jalar gunung kawi tanpa mulsa sebesar 250 gr. Dari data tersebut dapat

dikatakan bahwa pada ubi jalar varietas cilembu yang diberikan mulsa hitam perak dan mulsa

 jerami bobot lebih besar dibanding dengan ubi jalar cilembu tanpa mulsa. Hal ini dikarenakan

 pemberian mulsa hitam perak dan mulsa jerami dapat mempercepat dan memperbesar

 pertumbuhan umbi.

Hasil pengamatan pada jurnal bobot kering gulma jika dihubungkan dengan tingkat

 produktifitas tanaman ubi jalar menunjukkan bahwa setiap perlakuan pengendalian gulma akan

 berpengaruh pada jumlah bobot kering gulma yang pada akhirnya akan berpengaruh juga pada

tingkat produktifitas tanaman ubi jalar. Jika seluruh gulma di total dari umur pengamatan 20-100

hst maka akan didapat hubungan antara bobot kering gulma total dengan bobot kering umbi ubi

 jalar serta hubungan antara bobot kering gulma total dengan produksi ubi jalar per ha .

Semakin tinggi bobot kering total gulma maka tingkat produktifitas ubi jalar semakin rendah dan

 juga sebaliknya, semakin rendah bobot kering gulma maka tingkat produktifitas ubi jalar yang

dihasilkan akan semakin tinggi, ini dikarenakan baik gulma maupun tanaman mempunyai

kebutuhan dasar yang sama untuk pertumbuhan dan perkem-bangan yaitu unsur hara, air,

cahaya, ruang tumbuh dan CO2.

Berdasarkan kesimpulan dari jurnal dan pengamatan yang kita dapatkan adalah bobot dari

umbi ditentukan oleh beberapa factor misalnya perawatan terhadap prevenif mengenai gangguan

gulma. Karena nutrisi yang didapat dan disimpan dalam umbi sebagai cadangan makanan akan

lebih banyak. Dan dengan perlakuan pembalikan batang akan membuat umbi simetris dn

memiliki bobot yang berat.

Page 28: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 28/52

Ubi Jalar| 28

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam pengamatan pertumbuhan ubi jalar dengan beberapa perlakuan akan menghasilkan

suatu rasio atau perbedaan yang terlihat nyata yaitu pada rasio bobot umbi pada tiap-tiap

 perlakuan. Semisal pada varietas ubi jalar yang menggunakan mulsa akan memiliki bobot umbi

yang lebih berat daripada varietas ubi jalar yang tidak menggunakan mulsa. Dikarenakan pada

varietas ubi jalar yang menggunakan mulsa tidak akan terjadi kompetisi unsur hara, seperti yang

diketahui salagh satu fungsi milsa adalah dapat menekan tumbuhnya gulma dan memperkecil

terjadinya kompertisi unsur hara.

Lalu pada fase pertumbuhan vegetative yang diperhatikan adalah jarak tanam, karena

 pada saat jarak tanam yang sempit makan akan membatasi ruang gerak tumbuhnya bagian-

 bagian sekunder tanaman tersebut.

5.2  Saran

Mohon kegiatan praktikum diagendakan dengan baik, sehingga dapat menghasilkan suatu proses

 belajar yang optimal.

Page 29: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 29/52

Ubi Jalar| 29

DAFTAR PUSTAKA

Agromedia, 2007. Mikoriza Arbuskula. Kartim Kramdibrata (penelaah), Pusat Antar Universitas

Bandar Lampung.

Hanafiah, 2007. Pemakaian Pupuk Hayati Mikoriza Pada Budidaya Ubi Kayu. UPT-EPG-BPPT,

Ilmu Hayat Institut Pertanian Bogor, Bogor, 210 h.

 Novizan, 2002. Pemanfaatan Mikoriza untuk Penanggulangan Lahan Kritis. Makalah Falsafah

Onggo, 2008. Translocation and Transfer of Nutrients in Vesicular-Arbuscular

 Mycorrhizas.New Phytol. 88, 327-339, Department of Plant Sciences, Agricultural

Sciences Building, University of Leeds, Leeds L92 9 T, U.K.

Pathology, University of Illinois, Urbana, Illinois, p 397-418.

Rao, V. S. 1983. Principles of Weed Sci.Oxford and IBH. Publ Co. New Delhi.

Sains, Pasca Sarjan, IPB, Bogor.

Sarwono, 2005.  A Critical Review on The Role of Mycorrhizal Fungi in The Uptake of

 Phosphorus by Plants.Plant and Soil 134, Kluwer Academic Publishers, Netherlands, p

189-207.

Sastroutomo, S. S. 1992. Pestisida, Dasar-dasar dan Dampak Penggunaanya.PT. Gramedia

Pustaka Utama.Jakarta.

Setyono dkk, 1995. Vesicular-Arbuscular Mycorrhiza and Plant Growth. Department of Plant

Sitompul, S. M. dan B. Guritno. 1995.Analisis Pertumbuhan Tanaman.Gadjah Mada

University Press.Yogyakarta.

Stall, W. M. 2010. Weed Control in Sweet Potato 1. The Institute of Food and Agricultural

Sciences (IFAS).University of Florida, Florida.

Sugito, Y. 1999. Ekologi Tanaman. Fakultas Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.

Sukman, Y. dan Yakup. 2002. Gulma dan Teknik Pengendaliannya. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002. Teknik dan Metode Penelitian Mikoriza Vesikular-Arbuskular .

Laboratorium Biologi Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor,

Bogor, 59 h.

Page 30: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 30/52

Ubi Jalar| 30

Widhi dan Dahrul , 2008. Mycofer, laboratorium Bioteknologi Kehutanandan Lingkungan Pusat

Penelitian Bioteknologi IPB, Bogor.

Page 31: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 31/52

Ubi Jalar| 31

LAMPIRAN

Page 32: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 32/52

Ubi Jalar| 32

1.  TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi Intensitas Penyakit serta 2 cara perhitungan 

Intensitas serangan penyakit adalah tingkat serangan atau tingkatkerusakan tanaman yang disebabkan

oleh Organisme Penggangu Tanaman(OPT) yang dinyatakan secara kualitatif atau kuantitatif (Purnomo,2010)

Intensitas serangan adalah besarnya seragan penyakit pada suatu areapertanaman yang dapat dinyatakan secara

kuantitatif (Gendroyono,2006).

1.2 Definisi Musuh Alami

a. Predator

Menurut Purnomo (2010), predator adalah binatang yang hidup bebas yang memburu,

memakan atau menghisap cairan tubuh binatang lain, sehingga menyebabkan kematian.

Terkadang, predator berguna karena dapat mengurangi hama. Karakteristik umum dari

 predator adalah :

1.  Membunuh dan memakan mangsanya lebih dari satu hingga mencapai stadia dewasa

2.  Ukuran tubuhnya relative lebih besar disbanding mangsanya

3.  Sifat predasi terdapat pada stadia pradewasa dan dewasa

4.  Stadia larva/nimfa yang aktif sebagai predator dibantu oleh organ sensorik dan

lokomotorik

5.  Perkecualian hanya pada tabuhan predator yang menyimpan mangsanya untuk

 progeninya

b. Parasitoid

Menurut Rastam (2004), parasitoid adalahseraangga yang hidup sebagai parasite yang

 berada di dalam atau pada tubuh serangga lain (serangga inang) dan membunuhnya secara

 pelan-pelan. Parasitoid ini umumnya bersifat parasitic pada fase pradewasa dan pada fase

dewasa mereka hidup bebas tidak terikat mangsanya.

c. Entomopathogen

Entomopathogen merupakan salah satu jenis bioinsektisida yang dapat digunakan untuk

mengendalikan hama tanaman (Arifin, 1994).

d. Mikroorganisme Antagonis Penyakit

Page 33: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 33/52

Ubi Jalar| 33

Mikroorganisme ini merupakan salah satu mikroorganisme yang dapat menghambat

 pertumbuhan pathogen penyebab penyakit pada tanaman (Arifin, 1994).

1.3 Mekanisme Peranan Musuh Alami dalam Menjaga Stabilitas Produksi

Menurut Arifin (1994) mekanisme peranan musuh alami dalam menjaga stabilitas produksi yaitu

:

Predator :

  Memakan mangsanya secara langsung

Parasitoid :

  Meletakan telur pada tubuh hewan sasaran, kemudian setelah menetas larvanya menghisap

cairan tubuh hewan sasaran tersebut hingga mati

Patogen :

  Jamur tersebut masuk kedalam tubuh serangga melalui kulit diantara ruas-ruas tubuh

  Mekanisme penetrasinya dimulai dengan pertumbuhan spora pada kutikala

  Didalam tubuh serangga hifa berkembang dan selanjutnya memasuki pembuluh darah,

melalui beberapa proses lebih lanjut di dalam tubuh menyebabkan kematian serangga

Page 34: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 34/52

Ubi Jalar| 34

2. METODOLOGI

2.1 Metode Pengamatan Intensitas Penyakit

↓ 

↓ 

↓ 

↓ 

↓ 

2.2 Metode Pengambilan sample Arthropoda

↓ 

↓ 

↓ 

Siapkan alat dan bahan 

Ambil sample 30 tanaman secara acak

Amati jumlah daun dan berapa yang terserang

Lakukan perhitungan dengan intensitas Schoring hama

Catat Hasil 

Dokumentasikan 

Siapkan alat dan bahan

Tangkap serangga yang ada disekitar Lahan

Masukkan dalam plastic dan diberi kapas yang ditetesi alcohol

Amati + Dokumentasi

Page 35: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 35/52

Ubi Jalar| 35

3. PEMBAHASAN

3.1 Penyakit yang ditemukan

Penyakit Cacar Daun (Streptomyces Ipomoeae)

Bagian tanaman biasanya daun muda yang terserang mengelupuh (seperti cacar) dan pada

 bagian yang menonjol terbentuk lapisaan tubuh buah.

Pada permukaan atas daun timbul bercak-bercak yang menggelembung seperti cacar.

Gejala tersebut akan lebih jelas terlihat pada daun yang masih muda. Pada bercak-bercak tersebut

kadang-kadang terdapat bintil-bintil hitam kecil. Selain pada daun, gejala penyakit gugur

kadang-kadang terlihat juga pada buah. Daun-daun yang terkena penyakit Cacar daun secara

 bertahap akan gugur.

Gambar 1. Penyakit cacar daun

3.2 Data Intensitas Penyakit

Minggu ke-1

Kategori/Skala

Kerusakan

Jumlah daun yang terserang

TC1 TC2 TC3 TC4 TC5

0 42 41 37 33 251 3 1 7 6 1

2 2 3 4 2 2

3 1 2 1 2 1

4 1 2 4 2 3

Page 36: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 36/52

Ubi Jalar| 36

∑ daun  49 49 53 45 32

TC = Tanaman Contoh

Minggu ke-2

Kategori/Skala

Kerusakan

Jumlah daun yang terserang

TC1  TC2  TC3  TC4  TC5 

0 138 72 117 121 149

1 3 4 4 5 4

2 2 1 2 3 3

3 2 3 - 1 -

4 - - 4 - -

∑ daun  145 80 127 130 151TC = Tanaman Contoh

Minggu ke-3

Kategori/Skala

Kerusakan

Jumlah daun yang terserang

TC1  TC2  TC3  TC4  TC5 

0 94 119 210 191 181

1 1 3 5 3 5

2 2 4 4 2 5

3 3 - 2 1 -

4 - 4 - - -

∑ daun  100 130 221 197 191

TC = Tanaman Contoh

Minggu ke-4

Kategori/Skala

Kerusakan

Jumlah daun yang terserang

TC1  TC2  TC3  TC4  TC5 

0 201 142 221 210 242

1 2 5 5 4 5

2 4 4 3 4 5

Page 37: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 37/52

Ubi Jalar| 37

3 3 2 1 2 1

4 - - - - -

∑ daun  210 153 230 220 253

TC = Tanaman Contoh

Minngu ke-5

Kategori/Skala

Kerusakan

Jumlah daun yang terserang

TC1  TC2  TC3  TC4  TC5 

0 237 187 247 260 279

1 2 3 1 1 2

2 3 1 2 1 2

3 1 1 1 - -

4 - - - - -

∑ daun  243 192 251 262 283

TC = Tanaman Contoh

Minggu ke-6

Kategori/Skala

Kerusakan

Jumlah daun yang terserang

TC1  TC2  TC3  TC4  TC5 

0 258 207 260 267 285

1 1 1 3 1 4

2 2 1 - 2 3

3 - 1 - 1 -

4 - - - - -

∑ daun  261 210 263 271 292

TC = Tanaman Contoh

Kategori/SkalaKerusakan

Total Tanaman Contoh

Mingguke-1

Mingguke-2

Mingguke-3

Mingguke-4

Mingguke-5

Mingguke-6

0 2 2 3 4 3 3

Page 38: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 38/52

Ubi Jalar| 38

1 1 1 1 1 2 2

2 1 2 1 - - -

3 1 - - - - 1

4 - - - - - -

Jumlah 5 5 5 5 5 5

Rumus Perhitungan :

P =

P = Persentase kerusakan atau infeksi

n = Jumlah daun dari setiap kategori

v = Harga numerik dari tiap kategori

z = Harga numerik dari kategori yang tertinggi

 N = Jumlah daun yang diamati

Page 39: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 39/52

Ubi Jalar| 39

3.3 Perhitungan Intensitas Penyakit Setiap Minggu

Minggu ke-1

-  Tanaman contoh 1 

P =

= 7 %

-  Tanaman contoh 2

P =

= 10 %

-  Tanaman contoh 3

P =

= 16 %

-  Tanaman contoh 4

P =

= 13 %

-  Tanaman Contoh 5 :

P =

= 15 %

Minggu ke-2

-  Tanaman Contoh 1 :

P =

= 3 %

-  Tanaman Contoh 2 :

P =

= 6,25 %

-  Tanaman Contoh 3 :

Page 40: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 40/52

Ubi Jalar| 40

P =

= 4,7 %

Tanaman Contoh 4 :

P =

= 3,6 %

-  Tanaman Contoh 5 :

P =

= 3,2 %

Minggu ke-3

-  Tanaman Contoh 1 :

P =

= 4,7 %

-  Tanaman Contoh 2 :

P =

= 5 %

-  Tanaman Contoh 3 :

P =

= 2,9 %

-  Tanaman Contoh 4 :

P =

= 1,7 %

-  Tanaman Contoh 5 :

P =

= 2,6 %

Page 41: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 41/52

Page 42: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 42/52

Ubi Jalar| 42

P =

= 1 %

-  Tanaman Contoh 4 :

P =

= 0,6 %

-  Tanaman Contoh 5 :

P =

= 1 %

Perhitungan Minggu ke-6 :

-  Tanaman Contoh 1 :

P =

= 0,9 %

-  Tanaman Contoh 2 :

P =

= 0,9 %

-  Tanaman Contoh 3 :

P =

= 1,1 %

-  Tanaman Contoh 4 :

P =

= 0,9 %

-  Tanaman Contoh 5 :

P =

Page 43: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 43/52

Ubi Jalar| 43

= 1,7 %

Perhitungan Total Tanaman Contoh :

-  Minggu ke-1

P =

= 40 %

-  Minggu ke-2

P =

= 50 %

-  Minggu ke-3

P =

= 30 %

-  Minggu ke-4

P =

= 20 %

-  Minggu ke-5

P =

= 40 %

-  Minggu ke-6

P =

= 33 %

Page 44: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 44/52

Ubi Jalar| 44

3.4 Grafik Presentase Penyakit

a.  Kerusakan pada tiap tanaman sample

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6

Intensitas Kerusakan Tanaman Contoh 1

Intensitas

 

Page 45: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 45/52

Ubi Jalar| 45

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

18%

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6

Intensitas Kerusakan Tanaman Contoh 3

intensitas

 

Page 46: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 46/52

Ubi Jalar| 46

b.  Kerusakan Pada Total Tanaman Selama Pengamatan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6

Intensitas Kerusakan Total Tanaman Contoh

Intensitas

 

Page 47: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 47/52

Ubi Jalar| 47

3.5 Pembahasan Intensitas Penyakit

Intensitas kerusakan yang terjadi pada komoditas ubi jalar karena adanya serangan

serangga maupun penyakit cacar daun terbukti tidaklah berdampak serius. Dari pengamatan

minggu ke-1 pada tanaman contoh 1 presentasenya adalah sebanyak 7 %, pada minggu ke-2

sebanyak 3 %, pada minggu ke-3 sebanyak 4,7 %, dan pada minggu ke-4 sebanyak 3 %.

Sedangkan untuk presentase total tanaman contoh 1 pada minggu ke-1 sebanyak 40 %,

 pada minggu ke-2 sebanyak 50 %, pada minggu ke-3 sebanyak 30 %, dan pada minggu ke-4

sebanyak 20 %. Sedangkan pada minggu ke-5 mengalami kenaikan, namun pada minggu ke-6

mulai menurun kembali.

Dapat diketahui bahwa presentase total tanaman contoh mengalami penurunan, meskipun

 pada minggu ke-2 mengalami sedikit kenaikan, namun pada minggu ke-3 sampai ke-4 menurun.

Hal ini terjadi karena pada setiap minggunya dilakukan perawatan dengan memberikan pupuk

Urea, KCl serta SP 36. Selain itu dilakukan pula pencabutan gulma, serta pembalikan batang.

Page 48: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 48/52

Ubi Jalar| 48

3.6 Identifikasi Arthropoda Yang Ditemukan

No Nama & Ciri

Morfologi

Gambar Serangga

(pengamatan dan literatur)

Keterangan

1 Belalang kayuValanga nigricornis

Ciri berdasarkan

 pengamatan:

-  Sepasang

sayapnya keras

dan

membranus

-  3 pasang kaki

 pada thorax

Status Serangga :

hama

Gambar pengamatan :

Gambar literatur :

Belalang kayu

Ordo : Orthoptera

Jumlah Serangga 2 ekor

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insekta

Ordo : Orthoptera

Famili : Acridodie

Genus : Valanga

Spesies : Valanga

nigricornis

2 Belalang hijau

Oxya chinensis

Ciri berdasarkan

 pengamatan:

-  Sayap depan

lebih panjang dari

sayap belakang

Lapisan sayap

 belakang lebih

tebal Status

Serangga : hama

Gambar pengamatan :

Gambar literatur :

Belalang hijau

Ordo :

Orthoptera

Jumlah Serangga 3 ekor

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Orthropoda

Famili : Phampogidae

Genus : Oxya

Spesies : Oxya chinensis

Page 49: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 49/52

Ubi Jalar| 49

3 Ulat bulu

Spodoptera litura

 fabricius 

Ciri-ciri :

-  Ukuran

tubuhnya kecil

sampai sedang,

 badan gemuk

dan tegap.

Larva

mempunyai

warna

 bervariasi,

tubuh kokoh

dan berambut

Status serangga :

hama

Gambar Pengamatan :

Gambar Literatur :

Ulat Grayak

Ordo : Lepidoptera

Jumlah Serangga 5 ekor

Kingdom: Animalia,

Phylum: Arthropoda

Class: Insecta

Order: Lepidoptera,

Superfamily: Noctuoidea

Family: Lymantriidae,

Genus: Arctornis,

Species: Arctornis sp.

Genus: Spodoptera 

Species: Spodoptera litura

 fabricius 

3.7 Pembahasan Arthropoda

Page 50: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 50/52

Ubi Jalar| 50

Dari hasil penangkapan serangka ditemukan beberapa jenis serangga, diantaranya adalah

2 ekor belalang kayu, 3 ekor belalang hijau dan 5 ekor ulat bulu. Dimana serang-serangga

tersebut merupakan hama pengganggu tanaman.

Serangan ulat bulu ditandai dengan adanya kerusakan pada daun seperti bolong-bolong.

Pemilihan inang ulat bulu ini dilakukan oleh dewasanya saat meletakkan telur. Ulat bulu bukan

termasuk kupu-kupu tetapi bangsa ngengat. Diduga ngengat ulat bulu meletakkan telur pada

celah kulit batang pohon mangga dan atau di bawah daun. Ulat bulu bersifat nocturnal yaitu aktif

 pada malam hari.

Tanda yang ditinggalkan oleh serangan belalang kayu yaitu adanya bercak-bercak khas

 berwarna coklat muda atau kelabu dan belubang sepanjang daun.

Sedangkan gejala dan tanda yang ditinggalkan oleh belalang hijau yaitu dengan adanya

lubang-lubang kecil pada daun dan tepi dain berrgerigi.

Page 51: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 51/52

Ubi Jalar| 51

PENUTUP 

3.1  Kesimpulan

Penyakit yang terdapat pada tanaman ubi jalar adalah Penyakit Cacar Daun

(Streptomyces ipomoeae). Intensitas kerusakan tiap tanaman yaitu, intensitas serangan hama atau

 penyakit pada tiap satu tanaman contoh saja. Intensitas kerusakan total tanaman yaitu, intensitas

serangan hama atau penyakit pada total semua tanaman contoh. Pada tanaman Ubi Jalar tidak

ditemukan musuh alami. Tetapi banyak ditemukan hama, diantaranya belalang kayu, belalang

hijau dan ulat bulu.

Page 52: Ubi Jalar Baruu

7/23/2019 Ubi Jalar Baruu

http://slidepdf.com/reader/full/ubi-jalar-baruu 52/52

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous,c,2012 Definisi serangga lain (http://majalahserangga.wordpress.com/2011/05/04 /

Definisi serangga lain)Diakses 5 November 2013

Arifin. 1994. Hama dan Penyakit Tanaman. Depok : Penebar Swadaya

Gendroyono,Heru.2006.  Perlindungan Tanaman.Balai Proteksi Tanaman Pangan

dan Hortikultura, Kalimantan Timur

Purnomo,Hari.2010. PengantarPengendalianHayati. CV.Andi Offset.Yogyakarta.195.hlm

Raharjo,B.T.2012. Ilmu Hama Tanaman. Kuliah Ilmu Hama Tanaman FP.UB.Malang.

Rastam,. 2004. Organisme Pengganggu Tanaman Kapas dan Musuh Alami Serangga Kapas.Balitas : Malang