portofolio rio - skizofrenia katatonik

Upload: rio-rubijantoro

Post on 01-Mar-2016

25 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Skizofrenia katatonik

TRANSCRIPT

PORTOFOLIO

Kasus-3 Topik: Skizofrenia Katatonik

Tanggal (Kasus) : 15 Januari 2015Presenter : dr. M. Tauhid Lestario

Tanggal Presentasi : 9 Februari 2015Pendamping : dr. Asep Zainudin, SpPk

Tempat Presentasi : Ruang Komite Medik RSUD Sekayu

Objektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi : Laki-laki, 19 tahun , Skizofrenia Katatonik

Tujuan : Diagnosis dan tatalaksana Skizofrenia Katatonik

Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara membahas Diskusi Presentasi dan diskusi Email Pos

Data Pasien : Nama : Tn. A Umur : 19 tahun Pekerjaan : tidak bekerjaAlamat : Soak Baru Agama : Islam

Bangsa : Indonesia Pendidikan: tamat SMANo. Reg : 005740

Nama RS: RSUD SekayuTelp :Terdaftar sejak :

Data utama untuk bahan diskusi:

1. Diagnosis / Gambaran Klinis: Skizofrenia Katatonik/ berdiam diri, tidak bicara, badan kaku, halusinasi visual, halusinasi auditorik. Hal ini telah berlangsung selama 2 bulan.

2. Riwayat Pengobatan : Os pernah dirawat di RS Ernaldi Bahar Palembang dan saat ini os kontrol rutin ke Poliklinik Jiwa RSUD Sekayu

3. Riwayat Kesehatan / Penyakit : os pernah menderita penyakit yang sama sebelumnya

4. Riwayat Keluarga : Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal.

5. Riwayat Pekerjaan : Os pernah kuliah selama 2 semester di perguruan tinggi swasta di Palembang, lalu berhenti.

6. Lain-lain : Riwayat kencing manis, darah tinggi, stroke, riwayat trauma kepala, riwayat minum alkohol, riwayat menggunakan narkoba disangkal.

Daftar Pustaka:

a. Sadock B, Sadock V A. Kaplan & Sadock.Skizofrenia. dalam Buku Ajar Psikiatri Klinis, Edisi 2: Jilid 1, hal 699-744. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2010.

b. Dr. Rusli, Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas dari PPDGJ III, Edisi I, FK Unika Atmajaya, Jakarta, 2003.

Hasil Pembelajaran

1. Diagnosis Skizofrenia Katatonik

2. Manajemen Skizofrenia Katatonik

1. Subjektif : Keluhan Utama

Pasien datang ke Poliklinik Psikiatri RSUD Sekayu untuk kontrol dan obat habis, sebelumnya pasien berobat di RSJ Erladi Bahar Palembang.Alloanamnesis (ibu Os):+ 2 bulan yang lalu os sering terlihat melamun dan menyendiri, jarang bicara, keluhan ini menurut ibu os timbul setelah os tinggal sendiri untuk melanjutkan kuliah di Palembang. Ketika ditanya oleh keluarga, os mengatakan bahwa os mendengar suara-suara aneh di telinganya namun os tidak bisa menjelaskan suara apa yang didengarnya.

+ 1 bulan yang lalu perubahan perilaku os semakin terlihat sering merenung, gelisah, dan tidak bicara ketika diajak bicara. Badan os terkadang nampak kaku dengan postur tubuh yang aneh. Os mengaku melihat bayangan dan mendengar bisikan-bisikan yang menyuruh os untuk diam. Os sering mengurung diri di kamar. Os mulai tidak bisa mengurus diri sendiri. Os tidak bisa tidur, tidak mau sholat, tidak mau makan, dan tidak mau kuliah. Os lalu dibawa ke RSJ Ernaldi Bahar Palembang dan dirawat selama 1 bulan, Os dipulangkan setelah mengalami perbaikan dan diwajibkan untuk kontrol rutin. Selama ini Os meminum obat yang diberikan, tapi tidak teratur. Saat ini keadaan os tenang, tapi terkadang os masih nampak melamun, os dapat tidur, os dapat mengurus diri sendiri, aktivitas sosial os sudah baik.Riwayat Penyakit Dahulu :Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama sebelumnya (-)

Riwayat Kejang (-)

Riwayat Trauma Capitis (-)

Riwayat NAPZA (-), Alkohol (-)

Riwayat Demam lama (-)

Riwayat Alergi obat (-)

Riwayat hidup dan gambaran premorbid:Bayi : lahir normal, cukup bulan, ditolong oleh bidan, tidak ada masalah selama kehamilan dan menyusui

Anak Anak : Pendiam, tidak terlalau banyak teman

Remaja dan Dewasa: Pendiam, tertutup, tidak terlalu banyak teman.Riwayat Keluarga :

Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga disangkal.

Riwayat Pendidikan :

SD : tamat, tidak pernah tinggal kelas, nilai rata-rata

SMP : tamat, tidak pernah tinggal kelas, nilai rata-rata

SMA : tamat, tidak pernah tinggal kelas, nilai rata-rataRiwayat Pekerjaan :

Os pernah kuliah di perguruan tinggi swasta selama 2 semester, namun telah berhenti.Riwayat Perkawinan :

Os belum menikah.Riwayat agamaOs beragama Islam tetapi os tidak taat dalam menjalankan ibadahnya.Hubungan dengan keluargaOs memiliki hubungan yang baik dengan anggota keluarganya. Keluarga Os juga mendukung Os untuk sembuh. Pada saat ini Os tinggal di rumah orang tuanya bersama saudaranya.Status Ekonomi:

Os tidak bekerja. Ibu Os adalah ibu rumah tangga, ayah Os adalah pedagang pakaian. Dapat disimpulkan status ekonomi menengah ke bawah.

2. Objektif : Pemeriksaan fisik:

TD 110/70, HR 76x/menit, RR 20x/menit, Suhu: 36,5C Status generalisata: dalam batas normal Gejala rangsang meningeal: negatif Nervus cranial: Tidak ada kelainan Fungsi motorik, sensorik dan koordinasi: normal Refleks fisiologis: normal Refleks patologis: negatif Pemeriksaan Psikiatri:Keadaan Umum Kesadaran/Sensorium

: Compos mentis terganggu

Perhatian

: inadekuat

Sikap

: rigid

Inisiatif

: tidak ada

Tingkah Laku Motorik: stereotipik

Ekspresi Fasial

: datar Verbalisasi

: Jelas

Cara Bicara

: Lancar,

Kontak Psikis :- Kontak Fisik

: Ada, kurang

- Kontak Mata

: Ada, kurang- Kontak Verbal: Ada, kurang

Keadaan Khusus

Keadaan afektif: tumpul, eutimik Hidup emosi: stabil, dangkal, terkendali, inadekuat, echt, skala diferensiasi melebar, masih bisa dirabarasakan, arus emosi lambat. Keadaan fungsi intelek: daya ingat kurang, daya konsentrasi kurang, orientasi baik, discriminative insight baik, kemunduran itelektual tidak ada.

Sensasi dan persepsi: halusinasi visual dan auditorik

Kealainan proses berpikir: psikomotalitas kurang, mutu proses berpikir kurang jelas, arus pikiran terhambat, delution of passivity Keadaan dorongan instinktual dan perbuatan: katatonia (+): posturing, fleksibilitas cerea, rigiditas Anxietas: tidak ada RTA (Reality Testing Ability): Terganggu dalam pikiran, perasaan dan perbuatan.Pemeriksaan Lanjutan:Laboratorium: Belum dilakukan

3. Assessment :Telah diperiksa seorang laki-laki, Tn. A usia 19 tahun, belum menikah, pendidikan terakhir tamat SMA, Islam, tidak bekerja dan bertempat tinggal di Soak Baru dengan ciri-ciri pendiam, tidak terlalu banyak teman dan tertutup. Dari hasil alloanamnesis dengan ibu os didapatkan dalam 2 bulan terakhir ini os tampak melamun dan menyendiri, tidak berbicara, badan os nampak kaku dengan postur yang aneh, os melihat bayangan dan mendengar bisikan-bisikan yang menyuruhnya untuk diam, os terlihat gelisah karena os merasa mendengar bisikan-bisikan tersebut, os tidak bisa tidur, tidak mau makan, dan os tidak dapat mengurus diri sendiri. Dari hasil alloanamnesis ini, diagnosis os mengarah pada skizofrenia katatonik.

Skizofrenia adalah gangguan mental atau kelompok gangguan yang ditandai oleh kekacauan dalam bentuk dan isi pikiran (contohnya delusi atau halusinasi), dalam mood (contohnya afek yang tidak sesuai), dalam perasaan dirinya dan hubungannya dengan dunia luar serta dalam hal tingkah laku.Adapun penegakan diagnosis skizofrenia menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) di Indonesia yang ke-III sebagai berikut: Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang jelas):

a) thought eco = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras) dan isi pikiran ulangan walaupun isinya sama tapi kualitasnya berbeda.

thought insertion or withdrawal = isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan

thought broadcasting = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;

b) delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar, atau

delusion of influence = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar

delusion of passivity = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang dirinya secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau pikiran, tindakan atau penginderaan khusus);

delusion perception = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;

c) Halusinasi auditorik:

Suara halusinasi yang berkomentar secara terus-menerus terhadap perilkau pasien, atau

Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara) atau

Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh pasien

Waham-waham menetap lainnya yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan di atas manusia biasa Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

Halusinasi yang menetap dari panca indra apa saja. Arus pikiran yang terputus atau yang mengalami sisipan yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan atau neologisme.

Prilaku katatonik, keadaan gaduh gelisah.

Gejala-gejala negatif seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial tapi harus jelas semua penyebab tersebut tidak disebabkan oleh depresi ataupun medikasi neuroleptika.

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu 1 bulan atau lebih.

Sedangkan pedoman diagnostik untuk skizofrenia katatonik menurut PPDGJ III adalah sebagai berikut :

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia. Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya:

Stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara) Gaduh-gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tak bertujuan, yang tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal)

Menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh)

Negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah atau upaya untuk menggerakkan, atau pergerakan ke arah yang berlawanan)

Rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya menggerakkan dirinya) Fleksibilitas cerea / waxy flexibility (mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar)

Gejala-gejala lain seperti command automatism (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah), dan pengulangan kata-kata serta kalimat-kalimatPada pasien ini di temukan beberapa gejala yang menonjol yaitu, halusinasi auditorik, halusinasi visual, dan delution of passivity. Gejala ini menetap dan berlangsung selama 2 bulan, hal ini memenuhi kriteria umum skizofrenia, selain itu pada pasien ini juga ditemukan stupor, mutisme, posturing, rigiditas, fleksibilitas cerea yang merupakan gejala khas skizofrenia tipe katatonik. Jadi mengacu pada pedoman diagnosis di atas pasien ini dapat kita simpulkan menderita skizofrenia katatonik (F.20.2).

4. Plan : Diagnosis MultiaksialAKSIS I: F.20.2 Skizofrenia katatonikAKSIS II: tidak ada gangguan kepribadian dan RMAKSIS III: Tidak ada DiagnosisAKSIS IV: Masalah psikososial : os tinggal sendiri di palembang untuk melanjutkan kuliah, os tidak mudah bergaul.

AKSIS V: GAF Scale saat MRS : 30-21 ( disabilitas berat dalam komunikasi & daya nilai, tidak mampu berfungsi hampir semua bidang). GAF Scale saat ini: 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik).DIAGNOSIS DIFERENSIAL

F20.0 Skizofrenia KatatonikF20.33 Skizofrenia Tak TerinciTerapi Farmakologi Psikofarmaka :

Risperidon 2 mg 2 x

Diazepam 2 mg 2 x 1 Psikoterapi suportif:a. Ventilasi :Memberikan kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan dan keinginan serta masalahnya sehingga pasien merasa lega dan keluhannya berkurang.

b. Konseling : Memberikan penjelasan dan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya, agar pasien memahami kondisi dirinya, dan memahami cara menghadapinya, serta memotivasi pasien agar tetap minum obat secara teratur.

c. Sugestif :Menanam kepercayaan dan meyakinkan bahwa gejalanya akan hilang dengan meningkatkan motivasi diri pasien

Sosioterapi : Memberikan penjelasan kepada keluarga dan orang-orang terdekat pasien tentang gangguan yang dialami pasien, sehingga tercipta dukungan sosial dalam lingkungan yang kondusif sehingga membantu proses penyembuhan pasien serta melakukan kunjungan berkala.

Prognosis:

Quo ad vitam : Dubia ad bonam Quo ad functionam: Dubia

Wawancara:

D:Selamat sore.

P:Sore (terdapat jeda cukup lama sebelum menjawab sekitar 3 detik)

D:Perkenalkan saya dr. Rio. Bisa saya tanya-tanya sebentar?

P:Bisa (pasien terdengar lesu dan selalu menunduk ke bawah)

D:Nama lengkap bapak siapa?

P:A..

D:A masih ingat tanggal lahirnya?

P:Tanggal 23 September 1995. (pasien lama berpikir)

D:A tahu dimana ini? Banyak orang pakai baju putih dan ada perawat, kira-kira dimana?

P:Lupa (terdapat jeda sebelum pasien menjawab)

(Pemeriksa menaikkan kedua tangannya dan meminta pasien untuk melihat ke arah pemeriksa dan diajak bicara. Hasilnya pasien mempertahankan posisi tersebut. (fleksibilitas cerea (+))

D:Siapa yang bawa A kesini?

P:Ibu

D:Kira-kira sekarang pagi, siang, sore atau malam?

P:Sore

D:Kenapa A dibawa kesini?

P:Mau berobat.

D:Sebelumnya A dirumah pernah gelisah atau sulit tidur?

P: Iya, gelisah sama sakit kepala. Trus tidak enak tidur.

D:Kenapa A sulit tidur?

P: Banyak dipikir, ada gangguan lemas (kemudian pasien berhenti bicara dan tetap melihat kebawah)

D:Sebelum kesini A pernah mendengar suara-suara atau bayangan?

P:Ada juga suara sama bayangan, tapi tidak jelas (setelah itu pasien diam)

D:Sejak kapan mulai dengar atau lihat bayangan?

P:Lama, tapi lupa kapan.

D:Suara-suara apa yang A dengar?

P:Tidak tahu juga, seperti orang bicara.

D:Bicara apa? Dia komentari atau ajak diskusi?

P:Tidak jelas juga,

D:Biasa kapan muncul?

P:Lupa, tapi biasa mau tidur muncul lagi.

D:Suaranya perempuan atau laki-laki?

P:Laki-laki sama perempuan.

D:Sekarang masih didengar suaranya?

P:Tadi malam ada.

D:Kalau bayangannya, masih A lihat?

P:Masih, tapi tidak jelas bayangannya

D:Bayangannya hitam atau putih?

P:Lupa

D:A pernah diikuti sama orang?

P:Pernah,

D:Siapa yang ikuti?

P:Tidak tahu juga

D:A tahu kenapa diikuti?

P:Tidak tahu

D:Sekarang masih diikuti?

P:Masih

D:Katanya A suka menyendiri kalau dirumah trus jarang keluar. Kenapa?

P:tidak tahu

D:Sebelumnya A kuliah dimana?

P:Bina Dharma, ambil manajemen informatika

D:Masih kuliah?

P:Tidak

D:Sejak kapan berhenti?

P:Lupa

D:Kenapa berhenti kuliah?

P:Tidak tahu

D:Universitasnya kurang bagus, atau ada masalahnya A waktu kuliah?

P:Tidak ada (pasien kemudian berhenti bicara dan diam)

D:Sekarang tidurnya A bagaimana?

P:Baik-baik saja.

D:Sekian dulu yang saya tanya. Terima kasih A atas waktunya. Semoga cepat sembuh. (Pasien tetap mempertahankan posisinya sampai pemeriksa menuruunkan tangannya).

P:Iya

Ket: Os anak pertama dari 3 bersaudara. Ayah dan ibu os masih hidup