shizofrenia katatonik sub stupor=

27

Click here to load reader

Upload: 51120421

Post on 30-Dec-2014

75 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

LP shizofrenia

TRANSCRIPT

Page 1: Shizofrenia Katatonik Sub Stupor=

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

KLIEN TN. S DENGAN ISOLASI SOSIAL (MENARIK DIRI)

PADA SHIZOFRENIA KATATONIK SUB STUPOR DI RUANG JIWA

C

RSUD DR SOTOMO SURABAYA

OLEH

SUBHAN

NIM 010 030 170 B

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2003

Page 2: Shizofrenia Katatonik Sub Stupor=

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN ISOLASI SOSIAL :

MENARIK DIRI PADA SHIZOPRENIA KATATONIK SUB STUPOR DI RUANG

JIWA C RSUD DR SOETOMO SURABAYA

A. Konsep Isolasi Sosial.

Isolasi social adalah suatu keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena

orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam (Twondsend, 1998).

Menarik diri merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang lain,

menghindari hubungan dengan orang lain (Pawlin, 1993). Terjadinya dipengaruhi oleh

factor predisposisi dan antara lain perkembangan dan social budaya. Kegagalan dapat

menyebabkan individu tidak percaya pada diri, dan orang lain, ragi, takut, salah, spesimis,

putus asa terhadap orang lain, tidak mampu merumuskan keinginana dan merasa tertekan.

Keadaan ini dapat menyebabkan perilaku tidak ingin berkomunikasi dengan orang

lain, lebih menyukai berdiam diri, menghindar dari orang lain dan kegiatan sehari-hari

terabaikan.

B. Konsep Shizofrenia Katatonik

Shizofrenia katatonik dapat dimanifestasikan dalam bentuk stupor (ditandai

dengan retardasi psikomotor, mutisme, kelakuan seperti lilin (postur), negativisme,

regiditas atau kegaduhan (legitasi psikomotor yang ekstrim yang dapat menyebabkan

kelelahan atau kemungkinan melukai diri sendiri/orang lain bila tidak segera ditanggulangi.

Shizofrenia katatonik dapat dicetuskan oleh penyakit otak, gangguan metabolic, alcohol

obat-obatan serta dapat juga terjadi gangguan afektif. Penting untuk diperhatikan bahwa

gejala-gejala katatonik bukan petunjuk untuk mendiagnosa shizofrenia.

Timbulnya pertama kali antara umur 15 – 30 tahun biasanya akut serta sering didahului

stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah katatonik atau stupor katatonik.

1. Gaduh gelisah katatonik :

Terdapat hyperaktifitas motorik tetapi tidak disertai dengan emosi yang

semestinya dan tidak dipengaruhi oleh rangsangan dari luar. Pasien terus berbicara atau

bergerak dan menunjukan steroitipi, manerisme, grimas,Mologisme, tidak dapat tidur, tidak

makan dan minum, sehingga mungkin terjadi dehidrasi atau kolaps atau kadang-kadang

terjadi kematian (kehabisan tenaga dan terlebih bila terdapat penyakit badaniah : jantung,

paru-paru dan sebagainya). Seorang yang mulai membaik pada shizofrenia gaduh gelisah

Page 3: Shizofrenia Katatonik Sub Stupor=

katatonik berulang-ulang minta dipulangkan dari Rumah Sakit. Pikiran ini diantaranya

melalui berbagai macam cara, sehingga sudah merupakan persevverasi.

2. Supor katatonik :

Pada stupor katatonik penderita tidak menunjukan perhatian sama sekali terhadap

lingkungan. Emosinya seperti dangkal. Gejala yang penting adalah gejala psikomotor

seperti :

a. Mutisme kadang-kadang dengan mata tertutup.

b. Muka tanpa mimik seperti topeng.

c. Sttupor, penderita tidak bergerak sama sekali untuk waktu yang lama, beberapa

hari, kadang-kadang sampai beberapa bulan.

d. Bila diganti posisinya penderita ditantang : Negativisme.

e. Makanan ditolak , air ludah tidak ditelan, sehingga terkumpul didalam mulut dan

meleleh keluar, air seni dan faeces ditahan.

f. Terdapat grimas dan katalepsi. Secara tiba-tiba atau pelan-pelan penderita keluar

dari keadaan stupor ini dan mulai berbicara dan bergerak.

Etiologi Shizofrenia Katatonik sama sebagaimana gejala shizofrenia secara umum yaitu :

1. Keturunan

2. Sistem endokrin

3. Sistem metabolisme

4. Susunan saraf pusat

5. Teori Adolf Meyer

6. Teori Sigmund Freud

7. Eugen Bleuler

8. Shizofrenia sebagai satu sindroma

9. Shizofrenia suatu gangguan psikosomatik

Prognosis, Secara umum mempertimbangkan hal-hal berikut :

1. Kepribadian pre psikotik

2. Timbulnya serangan shizofrenia akut lebih baik

3. Jenis-jenis shizofrenia : jenis hebefrenik dan simpleks sama jeleknya, penderita menuju

kearah kemunduran mental.

4. Umur :makin muda prognosis makin jelek

5. Pengobatan makin cepat makin baik

6. Fakktor pencetus : adanya factor pencetus lebih baik

7. Keturunan : dalam keluarga ada penderita lebih jelek.

Pengobatan :

Page 4: Shizofrenia Katatonik Sub Stupor=

Prinsip pengobatan shizofrenia katatonik sama pengobatan shizzofrenia secara umum yaitu :

1. Farmakoterapi

2. Terapi elektorkonvulsi

3. Psikoterapi dan rehabilitasi

4. Hobotomi pre frontal.

C. ASUHAN KEPERAWATAN TN. S DENGAN ISOLASI SOSIAL : MENARIK DIRI

PADA SHIZOPRENIA KATATONIK SUB STUPOR DI RUANG JIWA C RSUD

DR SOETOMO SURABAYA.

A. Pengkajian Kasus.

I. Identitas

N a m a : TN. S No. Reg. 10166130

U m u r : 25 tahun Tgl. MRS : 24-5-2002

Jenis kelamin : Laki-laki Tgl Pengkjian : 31—5-2002

Agama : Islam

Informasi : Ny. R

A l a m a t : Wonosari Lor 116 B Surabaya.

2. Alasan MRS : Sejak 1 minggu sebelum pasien MRS, pasien tidak mau bicara,

sulit tidur, makan/minum hanya sedikit, pasien tidak mau keluar rumah, sering

menyendiri dikamar, tidak mau kerja dan tidak mau Bantu orang tua.

3. Faktor predisposisi. Pernah mengalami sakit jiwa 1 tahun yang lalu sepulang dari

Bali (diajak teman-teman hanya satu hari saja). Sejak saat itu pasien lebih

banyak diam, tidak mau keluar rumah. Saat sakit tidak berobat ke Pelkes(RS)

hanya berobat kedukun (para normal) dengan harapan agar dapat sembuh.

Klien saat ini dirawat pertama kali di ruang jiwa C RSUD Dr Soetomo

Surabaya oleh karena tidak manpan berobat pada dukun (paranormal). Anggota

keluarga tidak ada yang menderita gangguan jiwa.

4. Faktor Presipitasi : Keterangan dari ibu klien pernah mendapatkan pekerjaan

yaitu pelayaran antar pulau, tapi tidak sesuai dengan keinginannya yaitu ingin

kerja dikantor, tapi tidak tercapai. Akhirnya pasien lebih banyak waktu

luangnya dirumah, sejak itu klien lebih banyak mengeluh tentang keadaanya.

5. Pemeriksaan fisik : Tanda vital : T : 120/80 mmhg N : 80x/mt

S : 36,50 C R : 18x/mt

Page 5: Shizofrenia Katatonik Sub Stupor=

6. Psikososial

GENOGRAM :

Keterangan : : laki-laki

: perempuan

: klien

: meninggal

7. Konsep diri.

a. Citra tubuh : Klien mengatakan badanya kurus dan tak tahu tentang keadaanya.

B.Identitas diri : Klien belum jelas menyebutkan nama, menyatakan sudah tidak

bekerja.

c. Peran : Anak ke 7 dari 7 bersaudara, karena terakhir maka sangat dimanjakan

oleh kedua orang tuanya.

d. Ideal diri : Klien mengatakan ingin pulang kerumah ingin kumpul lagi

bersama keluarga.

e. Harga diri : Klien tidak suka bergaul dengan teman-teman sebayanya atau

dengan tetangganya.

8. Hubungan social : Orang terdekat adalah ayah/ibu, klien tidak pernah terlibat

dalam kegiatan social. Klien akhir-akhir ini lebih banyak diam dirumah dan

menyendiri dikamar.

9. Spiritual : Klien beragama Islam dan percaya bahwa Tuhan itu ada. Kegiatan

ibadah akhir-akhir ini jarang dilaksanakan, hanya sering memakai penutup kepala.

10.Status mental.

a. Penampilan sehari-hari : klien penampilan sehari-hari rapih dan postur tubuh

agak kurus, mandi kadang bila dibantu, rambut tersisir rapih, berpakaian

sesuai.

b. Pembicaraan : Nada bicara lambat, klien menjawab pertanyaan dengan singkat.

Page 6: Shizofrenia Katatonik Sub Stupor=

c. Aktifitas motorik : Klien tampak lemah dan sering duduk sendirian

kadang-kadang duduk ditempat tidur, psikomotor menurun (Negativisme +).

d. Alam perasaan : Sedih, pandangan kosong, berdiam diri dan tampak ekspresi

wajah lemah.

e. Afek/Emosi : dangkal.

f. Interaksi Selama wawancara : Saat diajak bicara kontak mata tidak ada,

sering menunduk, jawabanya singkat hanya sesuai apa yang ditanyakan,

komunikasi verbal sangat minimal & tak lancar.

g. Persepsi sulit dievaluasi oleh karena mutisme.

h.Arus pikir : daya ingat klien masih baik, mampu jawab pertanyaan

walaupun terbatas/tidak lancar.

i. Isi pikir : Tidak terjadi waham, hanya saja mengeluh badannya lemah dan

tak bertenaga, ludah keluar terus sampai terasa mual.

j. Tingkat kesadaran berubah, orientasi daya ingat sulit dievaluasi oleh karena

mutisme.

k. Memori/daya ingat baik, klien ingin pulang karena rindu keluarga dirumah.

l. Kemampuan penilaian masih bias membedakan antara hal yang bersih dan

kotor.

m. Intelegensia sulit dievaluasi oleh karena mutisme

n. Kemauan sulit dievaluasi oleh karena mutisme.

11. Pemeriksaan lain :

a. Pemeriksaan dalam : dalam batas normal

b. Pemeriksaan saraf : dalam batas normal.

12. Kebutuhan persiapan pulang.

a. Kebutuhan makan/minum klien tidak dibantu, untuk ADL sudah mampu

kerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain.

b. Istirahat dan tidur sudah sesuai dengan kebiasaan dirumah.

c. Penggunaan obat-obatan masih perlu bantuan yaitu mengingatkan.

d. Pemeriksaan kesehatan lanjutan keluarga mendukung.

e. Aktifitas saat ini mengikuti kegiatan olahraga dengan aktif (tenis meja,

bulutangkis).

13. Mekanisme koping :

Klien sudah mau melakukan olah raga bersama, tapi kadang berdiam dan

menyendiri.

14. Masalah Psikososial dan lingkungan :

a. Masalah dukungan kelompok keluarga sangat mendukung.

Page 7: Shizofrenia Katatonik Sub Stupor=

b. Masalah yang berhubungan lingkungan : klien jarang kontak social

dengan masyarakat disekitarnya karena tak ada yang cocok.

c. Masalah dengan pendidikan Klien sudah lulus SMA dan pernah ikut pelatihan

Ilmu Pelayaran.

d. Masalaah dengan pekerjaan : Klien sudah tidak bekerja lagi.

e. Masalah dengan perumahan : tinggal bersama kedua orang tuanya.

f. Masalah dengan ekonomi biaya RS ditanggung orang tua dan keluarga.

g. Masalah Pelayanan Kesehatan masih percaya/yakin terhadap dukun

(paranormal) untuk pengobatan penyakitnya.

15. Pengetahuan kurang tentang :

- Penyakit jiwa keluarga belum sepenuhnya mengerti.

- Faktor presipitasi keluarga belum mengerti, apa yang menjadi pencetus penyakitnya.

- Mekanisme koping keluarga belum memahami pentingnya dukungan untuk klien

pada proses kesembuhan.

16. Aspek medis : Shizofrenia Katatonik Sub stupor.

17. Therapi medis : - Largactil 50 mg IM

- Trifluofenazine 2x 2,5 mg

- Promactil 2 x 100 mg

18. POHON MASALAH:

Gangguan Interaksi Sosial Resti tindakan kekerasan

Kerusakan komunikasi Perubahan persepsi

verbal Sensori (Halusinasi

Pendengaran)

Akibat : Perubahan P / B Penampilan diri tergg.

Msllh Utama : Isolasi social : Menarik Diri Syndrom Perw.diri

Penyebab : Harga Diri Rendah Kemauan menurun

Koping Kel. Tidak efektif Kegagalan pekerjaan tak sesuai keinginan.

19. DIAGNOSA KEPERAWATAN.

Page 8: Shizofrenia Katatonik Sub Stupor=

1. Isolasi social : menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah

DS : Keluarga klien mengatakan 1 minggu sebelum pasien MRS tidak mau keluar

rumah, menyendiri dikamar, tidak mau bekerja, makan dan minum sedikit.

DO : Klien selalu menghindar pada orang lain, bila diajak bicara tidak ada kontak mata

dan sering menunduk.

2. Kerussakan komunikasi verbal berhubungan dengan isolasi social

DS : Klien hanya menjawab singkat bila ditanya

DO : Klien selama kontak mata tidak ada, komunikasi verbal minimal dan tidak lancar.

3. Sindrom defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan kemauan dan minat.

DS : Ibunya mengatakan klien kadang makan dan minum dirumah harus dibantu, selalu

menyendiri dikamar.

DO : Klien kadang mandi bila diperintah/diingatkan, klien tampak lemah, untuk makan

harus dibujuk.

Page 9: Shizofrenia Katatonik Sub Stupor=

RENCANA KEPERAWATAN

Tanggal DX. Kep Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

Page 10: Shizofrenia Katatonik Sub Stupor=

3-Juni 2002 NO. 1 Umum :Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.Khusus :Klien dapat membina hubungan saling percaya

Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif

3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

4. Klien dapat menetapkan rencana kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuanya.

Setelah dilakukan pertemuan 3 X klien dapat menunjukan espresi wajah bersahabat, rasa senang,ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menjawab pertanyaan, mau duduk berhadapan dengan perawat dan mau mengutamakan masalah yang dihadapi.

Setelah 2x pertemuan klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki : Intelektual, social budaya, fisik, emosi yang dimiliki.

Setelah 4x pertemuan klien dapat menyebutkan kemampuan yang dapat digunakan

Setelah 5x pertemuan klien dapat membuat rencana kegiatan harian

Setelah 6x pertemuan klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuanya

Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik:1. Sapa klien dengan ramahPerkenalkan diri dengan sopanTanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan4.Jelaskan tujuan5. Jujur dan menepati janji6. Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya7. Beri perhatian

1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien2. Setiap ketemu klien jangan menilai negatif3. Utamakan memberi pujian yang realistik1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang digunakan selama sakit2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaanya. 1. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan 2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi pasien 3. Berikan contoh kegiatan yang boleh dilakukan klien1. Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah dikemukakan2. Beri pujian atas keberhasilanya3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah

Page 11: Shizofrenia Katatonik Sub Stupor=

Tanggal DX. Kep Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

3-Juni 2002 NO. 1 Umum :Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.Khusus :1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif

3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

4. Klien dapat menetapkan rencana kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuanya.Umum :Dapat komunikasi dengan orang lainSecara optimal

Setelah dilakukan pertemuan 3 X klien dapat menunjukan espresi wajah bersahabat, rasa senang,ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menjawab pertanyaan, mau duduk berhadapan dengan perawat dan mau mengutamakan masalah yang dihadapi.

Setelah 2x pertemuan klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki : Intelektual, social budaya, fisik, emosi yang dimiliki.

Setelah 4x pertemuan klien dapat menyebutkan kemampuan yang dapat digunakan

Setelah 5x pertemuan klien dapat membuat rencana kegiatan harian

Setelah 6x pertemuan klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuanya

Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik:1. Sapa klien dengan ramah2. Perkenalkan diri dengan sopan3. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan

4. 4.Jelaskan tujuan5. 5. Jujur dan menepati janji

6. Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya6. 7. Beri perhatian

1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

2. Setiap ketemu klien jangan menilai negatif3. Utamakan memberi pujian yang realistik

1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang digunakan selama sakit

2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaanya.

1. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan 2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi pasien 3. Berikan contoh kegiatan yang boleh dilakukan klien

7. 1. Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah dikemukakan

8. 2. Beri pujian atas keberhasilanya9. 3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah

Page 12: Shizofrenia Katatonik Sub Stupor=

Khusus : Tanggal DX. Kep Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

3-Juni 2002 NO. 1 Umum :Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.Khusus :3. Klien dapat membina hubungan saling percaya

4. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif

3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

4. Klien dapat menetapkan rencana kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuanya.Umum :Dapat komunikasi dengan orang lain

Setelah dilakukan pertemuan 3 X klien dapat menunjukan espresi wajah bersahabat, rasa senang,ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menjawab pertanyaan, mau duduk berhadapan dengan perawat dan mau mengutamakan masalah yang dihadapi.

Setelah 2x pertemuan klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki : Intelektual, social budaya, fisik, emosi yang dimiliki.

Setelah 4x pertemuan klien dapat menyebutkan kemampuan yang dapat digunakan

Setelah 5x pertemuan klien dapat membuat rencana kegiatan harian

Setelah 6x pertemuan klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuanya

Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik:1. Sapa klien dengan ramah10. Perkenalkan diri dengan sopan11. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan

12. 4.Jelaskan tujuan13. 5. Jujur dan menepati janji

6. Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya14. 7. Beri perhatian

1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

2. Setiap ketemu klien jangan menilai negatif3. Utamakan memberi pujian yang realistik

1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang digunakan selama sakit

2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaanya.

1. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan 2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi pasien 3. Berikan contoh kegiatan yang boleh dilakukan klien

15. 1. Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah dikemukakan

16. 2. Beri pujian atas keberhasilanya17. 3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah

Page 13: Shizofrenia Katatonik Sub Stupor=

Secara optimalKhusus :

Tanggal DX. Kep Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

3-Juni 2002 NO. 1 Umum :Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.Khusus :5. Klien dapat membina hubungan saling percaya

6. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif

3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

4. Klien dapat menetapkan rencana kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuanya.Umum :Dapat komunikasi dengan

Setelah dilakukan pertemuan 3 X klien dapat menunjukan espresi wajah bersahabat, rasa senang,ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menjawab pertanyaan, mau duduk berhadapan dengan perawat dan mau mengutamakan masalah yang dihadapi.

Setelah 2x pertemuan klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki : Intelektual, social budaya, fisik, emosi yang dimiliki.

Setelah 4x pertemuan klien dapat menyebutkan kemampuan yang dapat digunakan

Setelah 5x pertemuan klien dapat membuat rencana kegiatan harian

Setelah 6x pertemuan klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuanya

Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik:1. Sapa klien dengan ramah18. Perkenalkan diri dengan sopan19. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan

20. 4.Jelaskan tujuan21. 5. Jujur dan menepati janji

6. Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya22. 7. Beri perhatian

1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

2. Setiap ketemu klien jangan menilai negatif3. Utamakan memberi pujian yang realistik

1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang digunakan selama sakit

2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaanya.

1. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan 2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi pasien 3. Berikan contoh kegiatan yang boleh dilakukan klien

23. 1. Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah dikemukakan

24. 2. Beri pujian atas keberhasilanya25. 3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah

Page 14: Shizofrenia Katatonik Sub Stupor=

orang lainSecara optimalKhusus :

Tanggal DX. Kep Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

3-Juni 2002 NO. Umum :Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.Khusus :7. Klien dapat membina hubungan saling percaya

8. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif

3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

4. Klien dapat menetapkan rencana kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuanya.

Setelah dilakukan pertemuan 3 X klien dapat menunjukan espresi wajah bersahabat, rasa senang,ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menjawab pertanyaan, mau duduk berhadapan dengan perawat dan mau mengutamakan masalah yang dihadapi.

Setelah 2x pertemuan klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki : Intelektual, social budaya, fisik, emosi yang dimiliki.

Setelah 4x pertemuan klien dapat menyebutkan kemampuan yang dapat digunakan

Setelah 5x pertemuan klien dapat membuat rencana kegiatan harian

Setelah 6x pertemuan klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuanya

Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik:1. Sapa klien dengan ramah2.Perkenalkan diri dengan sopan3.Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan

26. 4.Jelaskan tujuan27. 5. Jujur dan menepati janji

6. Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya28. 7. Beri perhatian

1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

2. Setiap ketemu klien jangan menilai negatif3. Utamakan memberi pujian yang realistik

1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang digunakan selama sakit

2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaanya.

1. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan 2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi pasien 3. Berikan contoh kegiatan yang boleh dilakukan klien

29. 1. Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah dikemukakan

30. 2. Beri pujian atas keberhasilanya31. 3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah

Page 15: Shizofrenia Katatonik Sub Stupor=

Tanggal DX. Kep Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

3-Juni 2002 NO. 3 Umum Kliendapat

meningkatkan minat dan motivasi.

Khusus :1. Klien dapat

mengenal tentang pentingnya perawatan diri.

2. Klien dapat melakukan perawatan diri dengan bantuan minimal

3. Klien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri

4. Klien dapat dukungan dari keluarga

Klien dapat menyebutkan jenis perawatan diri dalam waktu 3 x pertmuan yaitu : mandi, makan, Bak/Bab, berpakaian / berhias.

Klien berusaha memenuhi kebutuhan perawatan diri secara

mandiri.

Setelah 5 hari dirawat klien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri

-Keluarga ingat dengan yang berhubungan dengan perawatan diri

-Keluarga mampu menyiapkan kebutuhan yang diperlukan dalam perawatan diri.

1. Diskusikaa bersama klien pentingnyaPerawatan diri2.Dorong klien untuk menyebutkan macam perawatan dir3. Diskusikan tentang perawatan diri; fungsi, dan manfaatnya4. Bantu klien mengungkapkan tentang perawatan diri dan cara pemenuhanya 5.Berikan pujian bila klien mampu menyebutkan1. Motivasi klien dalam memenuhi kebutuhan klien 2. Kaji ulang keinginan klien untuk memenuhi

kebutuhanya3. Bimbing klien dalam memenuhikebutuhannya4. Bekerja sama dengan keluarga dalam memenuhi

kebutuhan perawatan diriMotivasi klien dalam pelaksanaan motivasi diri dan jangan ditegur bila salah, beri bantuan pembenaranya.

1. Jelaskan pada keluarga pentingnya perawatan diri2. Diskusikan tentang kemajuan klien dalam hal

perawatan diri untuk kelanjutan dirumah3. Anjurkan pada keluarga untuk selalu menyediakan

keperluan perawatan diri

Page 16: Shizofrenia Katatonik Sub Stupor=

Tanggal DX. Kep Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

3-Juni 2002 NO. 2 Umum :Pasien dapat dengan orang lain secara optimal.Khusus :1.Klien dapat membina hubungan saling percaya

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

4.Klien dapat melakukan komunikasi sesuai dengan kondisnya.

Ekspresi wajah bersahabat Menunjukan rasa sayang, senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menjawab pertanyaan, duduk berdampingan atau berhadapan

Klien dapat mengidentifikasi kemampua dan aspek positif yang dimiliki

Klien dapat mampu menilai kemampuan yang dapat digunakan

Klien mampu melakukan komunikasi sesuai dengan kondisinya

Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik:1. Sapa klien dengan ramah2.Perkenalkan diri dengan sopan3.Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan4.Jelaskan tujuan5. Berikan perhatian pada kebutuhanya

1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

2. Berikan pujian bila benar3. Benarkan dengan baik bila salah4. Hindari mecoba/menilai negatif5. Ajak diskusi tentang kemampuan yang dimiliki klien.

1. Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah dikemukakan

2. Beri pujian atas keberhasilanya3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah

1. Berikan klien kesempatan mengemukakan pendapatnya2. Dorong klien untuk bercerita tentang dirinya3. Berikan pujian bila komunikasi baik4. Diskusikan dengan keluarga bila klien sudah pulang

Page 17: Shizofrenia Katatonik Sub Stupor=

KEPERAWATAN

Tanggal DX. Kep Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi

3-Juni 2002 NO. 1 Umum :Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.Khusus :9. Klien dapat membina hubungan saling percaya

10. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif

3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

4. Klien dapat menetapkan rencana kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuanya.

Setelah dilakukan pertemuan 3 X klien dapat menunjukan espresi wajah bersahabat, rasa senang,ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menjawab pertanyaan, mau duduk berhadapan dengan perawat dan mau mengutamakan masalah yang dihadapi.

Setelah 2x pertemuan klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki : Intelektual, social budaya, fisik, emosi yang dimiliki.

Setelah 4x pertemuan klien dapat menyebutkan kemampuan yang dapat digunakan

Setelah 5x pertemuan klien dapat membuat rencana kegiatan harian

Setelah 6x pertemuan klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuanya

Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik:1. Sapa klien dengan ramah32. Perkenalkan diri dengan sopan33. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan

34. 4.Jelaskan tujuan35. 5. Jujur dan menepati janji

6. Tunjukan sikap empati dan menerima apa adanya36. 7. Beri perhatian

1. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien

2. Setiap ketemu klien jangan menilai negatif3. Utamakan memberi pujian yang realistik

1. Diskusikan dengan klien kemampuan yang digunakan selama sakit

2. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaanya.

1. Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan 2. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi pasien 3. Berikan contoh kegiatan yang boleh dilakukan klien

37. 1. Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah dikemukakan

38. 2. Beri pujian atas keberhasilanya39. 3. Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah

Page 18: Shizofrenia Katatonik Sub Stupor=

Tanggal/jam Implementasi Respon

4 juni 2002jam 08.00

Jam 09.00

Jam 11.00

5 Juni 2002jam 08.00

jam 11. 00

6 Juni 2002jam 08.00

jam 09.00

jam 12.00

7 juni 2002jam 08.00jam 09.00

-Membina hubungan saling percaya dengan membuat perjanjian-Membantu memenuhi kebutuhan Nutrisi dengan memberi pengertian manfaat makan dan obat Trifluofenazine 2,5 mg

-Membantu keluarga untuk mampu membantu klien dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari-Mengajak klien untuk latihan lakukan aktifitas

-Mengajak klien untuk ikut lakukan aktifitas kelompok-Melakukan pendekatan lagi untuk menggali permasalahan yang sedang dihadapi klien

-Membantu klien minum obat-Mengajak klien dalam aktifitas gerak/olahraga

-Mengajak diskusi tentang kegiatan yang akan dilakukan selama di RS dan di rumah-Mencoba lagi menggali perasaan supaya mau berbicara

-Menyapa klien sambil menanyakan obat sudah diminum apa belum -Memberikan dorongan pada klien untuk lakukan aktifitas agar tidak terus tidur-Menanyakan apakah kegiatan klien bila sudah pulang nanti dan memberikan dukungan untuk selalu beraktifitas dan tidak selalu menyendiri.

-Membantu memberikan obat -Mengajak ngobrol dengan klien agar mau bicara

-Mendiskusikan dengan keluarganya kegiatan yang harus dilakukan bila sudah pulang kerumah agar tidak selalu menyendiri dirumah

-Mengajak lakukan aktifitas olahraga sambil memberikan pengetahuan tentang manfaat aktifitas gerak- Mengajak ngobrol dan mendiskusikan tentang manfaat obat, makanan yang telah dimakan - Mengajak diskusi tentang persiapan bila dirumah dan memotivasi sikap klien yang sudah kooperatif

untuk dipertahankan- Menganjurkan agar supaya obat diminum secara teratur dan kontrolsesuai jadwal yang telah ditentukan

dan bila terjadi sesuatu dari efek obat segera dibawa ke RS (untuk keluarganya) - Mendiskusikan tentang perawatan klien dirumah denga orang tua agar klien tidak kambuh lagi.

-Klien hanya mengangguk-ngangguk sambil tersenyum-Kontak mata belum ada

-Klien mau diajak lakukan latihan gerak ringan-Klien mau berkumpul namun disuruh bicara belum mau-Klien tidak mau bicara

-Klien minum obat atas bantuan petugas-Klien ikut kegiatan olahraga-Klien tidak mau bicarahanya kata ingin pulang

-Klien sudah mulai menjawab bila ditanya

-Klien mau dan bias menyebutkan kegiatanya selama berada dirumah

-Mau ngomong tapi hanya singkat-singkat saja.

-Klien mau ikut dalam kegiatan olahraga

-Klien tampak sengan bicara sudah lancar dan wajah berseri-seri

Klien menyebutkan kegiatan yang dilakukan dirumah

Page 19: Shizofrenia Katatonik Sub Stupor=

Jam 10.00

Jam 12.00

EVALUASI :

TANGGAL :

4 JUNI 2002 : Klien belum bias diajak komunikasi, hanya menjawab ya atau tidak, sambil memalingkan perhatian pada tempat lain.

5 JUNI 2002 :

Klien sedikit mau bicara bila dittanya mengapa ingin pulang, klien mengatakan kangen dengan keluarga. Klien mau olahraga tapi sebentar saja. Lalu pergi keruangan untuk istirahat.

6 JUNI 2002

klien nangis karena pingin pulang . Bila ditanya tidak mau menjawab, hanya mengeluh terus untuk mau pulang. Makan dan minum serta perawatan diri sudah dapat dilakukan sendiri.

7 JUNI 2002Klien tampak berseri-seri saat ditanya sangat kooperatif dalam memberikan jawaban dan mau menatap sipenanya. Bila ditanya kegiatan dirumah klien mampu menyebutkan.Klien pulang jam 13. 30

Menerima dan mau melaksanakan pesanan yang telah dianjurkan