portofolio gastritis errosive

12
No. ID dan Nama Peserta : / dr. Sarnisyah Dwi Martiani No. ID dan Nama Wahana : / RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Takalar Topik: Gastritis Erosif Tanggal (kasus) : 10/07/ 2015 Nama Pasien : Ny. H No. RM : 001982 Tanggal presentasi : 20 Agustus 2015 Pendamping: dr.Vitalis Talik. M.Kes Tempat presentasi: RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Takalar Obyek presentasi : Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa Neonatu s Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil Deskripsi: Perempuan, 56 tahun dengan keluhan BAB hitam yang dialami sejak ± 3 hari yang lalu Riwayat BAB darah segar (-). Nyeri ulu hati (+), mual (+), muntah (-)riwayat muntah hitam (-). Demam (-), Sakit kepala (-). Batuk (-), sesak (-) Riwayat BAB hitam kurang lebih 1 bulan yang lalu Riwayat mengkonsumsi obat kecil-kecil berwarna hijau sejak 6 bulan yang lalu Riwayat konsumsi jamu-jamuan (-) Riwayat HT (-) Riwayat DM (-) 1

Upload: khanza-nisa

Post on 15-Dec-2015

22 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

Potofolio Internship Stase Perawatan

TRANSCRIPT

Page 1: Portofolio Gastritis Errosive

No. ID dan Nama Peserta : / dr. Sarnisyah Dwi Martiani

No. ID dan Nama Wahana : / RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Takalar

Topik: Gastritis Erosif

Tanggal (kasus) : 10/07/ 2015

Nama Pasien : Ny. H No. RM : 001982

Tanggal presentasi : 20 Agustus 2015 Pendamping: dr.Vitalis Talik. M.Kes

Tempat presentasi: RSUD H. Padjonga Dg Ngalle Takalar

Obyek presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan pustaka

Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi: Perempuan, 56 tahun dengan keluhan BAB hitam yang dialami sejak ± 3 hari yang

lalu Riwayat BAB darah segar (-). Nyeri ulu hati (+), mual (+), muntah (-)riwayat muntah hitam

(-). Demam (-), Sakit kepala (-). Batuk (-), sesak (-)

Riwayat BAB hitam kurang lebih 1 bulan yang lalu

Riwayat mengkonsumsi obat kecil-kecil berwarna hijau sejak 6 bulan yang lalu

Riwayat konsumsi jamu-jamuan (-)

Riwayat HT (-)

Riwayat DM (-)

BAK : Lancar, kesan normal

Tujuan: : Menegakkan diagnosis Gastritis Errosive, penanganan serta pencegahan terjadinya

komplikasi.

Bahan

bahasan:

Tinjauan

pustaka

Riset Kasus Audit

Cara

membahas:

Diskusi Presentasi dan

diskusi

E-mail Pos

Data Pasien: Nama: Ny.H No.Registrasi: 001982

Nama klinik RSUD H. Padjonga Dg Ngalle

Takalar

Data utama untuk bahan diskusi:

1

Page 2: Portofolio Gastritis Errosive

1. Diagnosis/gambaran klinis: BAB Hitam dan Nyeri Ulu Hati berulang

2. Tanda-Tanda Vital:

Tekanan Darah : 110/70, Nadi : 88x/menit, Pernapasan: 20x/Menit, Suhu: 36.8 C

Pada pemeriksaan fisis ditemukan: Konjungtiva Anemis +/+, Inspeksi perut

datar,Auskultasi didapatkan bunyi peristaltik kesan normal. Palpasi Nyeri tekan pada

regio epigastrium, massa tumor tidak ada. Perkusi: Timpani

3. Riwayat penyakit dahulu: Riwayat keluhan yang sama sejak sebulan yang lalu. Riwayat

Hipertensi tidak ada

4. Riwayat keluarga: Pasien merupakan Ibu rumah tangga. Tidak ada keluarga pasien yang

memiliki keluhan yang sama seperti pasien

5. Riwayat pekerjaan & kebiasaan: Saat ini pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Riwayat mengonsumsi obat kecil-kecil berwarna hijau sejak 6 bulan yang lalu

6. Lain-lain: tingkat pendidikan SMA, golongan ekonomi sedang

Daftar Pustaka:

1. Adi, Pangestu. “Pengelolaan Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas”. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. 2007. Hal: 289 – 292.

2. Shuhart, Margaret, M.D., Kris Kowdley, M.D., dan Bill Neighbor, M.D.,

“Gastrointestinal Bleeding”. Medline Article, Vol.41,

http://www.uwgi.org/guidelines/ch_07/ch07txt.htm (diunduh pada tanggal: 27 Oktober

2011)

3. Tarigan, Pengarapen. “Tukak Gaster”. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV.

Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,

Jakarta. 2007. Hal: 341.

4. Kamus Kedokteran Dorland.Edisi ke 27.Jakarta:EGC.2005

5. Silbernagl, Stefan dan Florian Lang. “Gastritis”. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi.

Cetakan I. EGC:Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta.2007. Hal: 142, 146.

Hasil pembelajaran:

1. Diagnosis Gastritis Erosif

2. Penanganan serta pencegahan terjadinya komplikasi.

2

Page 3: Portofolio Gastritis Errosive

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:

1. Subyektif:

Perempuan, 56 tahun dengan keluhan BAB hitam yang dialami sejak ± 3 hari yang lalu

serta nyeri pada ulu hati. Riwayat keluhan yang sama sejak 1 bulan yang lalu.

2. Obyektif:

Dari hasil pemeriksaan fisik diperoleh, GCS E4M6V5 , tampak pucat, dan kesakitan.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : komposmentis/sakit sedang/gizi kurang

Tanda vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 84 x/menit, regular

Pernapasan : 24 x/menit

Suhu : 36,8 C (aksilla)

Konjunctiva : Anemis (+), ikterus (-)

Leher : Limfadenopati (-), DVS R-2 cmH2O

Dada

Inspeksi : simetris kiri=kanan, normochest

Palpasi : nyeri tekan (-), massa (-), Vokal fremitus kiri=kanan

Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru

Auskultasi : BP : vesikuler; BT : Ronki -/-, Wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis tidak teraba

Perkusi : ukuran jantung normal

Auskultasi : bunyi jantung I/II murni, regular, bising (-)

Abdomen

Inspeksi : datar, ikut gerak nafas

Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal

Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan Regio epigastrium +

Perkusi : timpani (+), ascites (-)

3

Page 4: Portofolio Gastritis Errosive

Ekstremitas: Edema: pretibial -/-, dorsum pedis -/-

Pemeriksaan Laboratorium

Parameter Hasil Nilai normal (12 – 18 thn)WBC 6,4 x 103/mm 4.5 – 13.5 103/mmRBC 2,06 x 106/mm 4.50 – 5.30 jt.Hb 6,3 g/dL 13.0 – 16.0

HCT 19,9 % 36 – 51MCV 63 % 78 – 98MCH 17,8 µm3 25 – 35

MCHC 31,8 gr/dl 32 – 36PLT 134 x 103/mm 150 – 450

3. Assesment:

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosal lambung

yang dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal. Pada gastritis akan didapatkan mukosa

memerah, edema, dan ditutupi oleh mukus yang melekat serta sering terjadi erosi kecil dan

perdarahan. Derajat perdarahan yang ada sangat bervariasi.

Melena adalah buang air besar berwarna hitam seperti ter yang berasal dari saluran

cerna bagian atas. Yang dimaksud dengan saluran cerna bagian atas adalah saluran cerna di

atas ligamentum treitz, yakni dari jejunum proksimal, duodenum, gaster, dan esophagus.

Pada perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) penting untuk dibedakan antara

perdarahan yang disebabkan oleh varises esofagus dan non-varises dikarenakan perbedaan

tatalaksana dan prognosis.

Manifestasi klinis gastritis erosif ini dapat bervariasi dari keluhan abodmen yang

tidak jelas, seperti anoreksia, bersendawa, atau mual, sampai gejala yang lebih berat seperti

nyeri epigastrium, muntah, perdarahan, dan hematemesis. Pada beberapa kasus tertentu,

bila gejala – gejala tersebut menetap dan adanya resistensi terhadap pengobatan, maka akan

diperlukan tindakan diagnostik tambahan seperti endoskopi, biopsi mukosa, dan analisis

cairan lambung untuk memperjelas penegakan diagnosis. (Lindseth, 2002).

Cara singkat untuk membedakan perdarahan yang berasal dari saluran cerna bagian

atas (SCBA) dan bagian bawah (SCBB) adalah: (1) pada SCBA, manifestasi klinik pada

umumnya hematemesis dan/atau melena, pada SCBB terdapat hematokesia; (2) terlihat

adanya darah pada aspirasi nasogastrik pada pasien SCBA; (3) Rasio BUN/kreatinin

meningkat >35 pada SCBA, dan; (4) ditemukan bising usus yang meningkat pada

4

Page 5: Portofolio Gastritis Errosive

auskultasi di SCBA.

Melena menunjukkan perdarahan saluran cerna bagian atas dan dicernanya darah

pada usus halus. Warna gelap atau hitam berasal dari konversi Hb menjadi hematin oleh

bakteri setelah 14 jam. Perubahan warna disebabkan oleh HCl lambung, pepsin, dan warna

hitam ini diduga karena adanya pigmen porfirin. Paling sedikit terjadi perdarahan sebanyak

50-100 ml baru dijumpai keadaan melena. Pada hematemesis melena yang disebabkan

kelainan pada gaster, biasanya didahului oleh gejala mual, muntah dan rasa perih di ulu

hati.

Terjadinya gastritis erosif dapat disebabkan oleh berbagai hal, misalnya:

a. Helicobater pylori

Individu sehat dibawah umur 30 tahun mempunyai angka prevalesi koloni H. Pylori

pada lambung sekitar 10 %. Kolonisasi meningkat sesuai umur, pada mereka yang berumur

lebih dari 60 tahun mempunyai tingkat kolonisasi sesuai umur mereka. H. pylori

merupakan basil gram-negatif, spiral dengan flagel multipel lebih menyukai lingkungan

mikroaerofilik. H. Pylori tidak menyerang jaringan, menghuni dalam gel lendir yang

melapisi epitel. H. pylori mengeluarkan urease yang memecah urea menjadi amnion dan

CO2 sehingga milieu akan menjadi basa dan kuma terlindungi terhadap faktor merusak

dari asam lambung. Disamping itu, kuman ini membentuk platelet ectiving faktor yang

merupakan pro inflamatory sitokin. Sitokin yang terbentuk mempunyai efek langsung pada

sel epitel melalui ATP-ase dan proses transport ion.

b. OAINS dan Alkohol

OAINS dan alkohol merupakan zat yang dapat merusak mukosa lambung dengan

mengubar permeabilitas sawar epitel, sehinga memungkinkan difus balik asam klorida

yang mengakibatkan kerusakan jaringan terutama pembuluh darah. Zat ini menyebabkan

perubahan kualitatif mukosa lambung yang dapat mempermudah terjadinya degradasi

mukus oleh pepsin. Mukosa menjadi edem, dan sejumlah besar protein plasma dapat

hilang. Mukosa kapiler dapat rusak mengakibatkan hemoragi interstisial dan perdarahan.

Mukosa antrum lebih rentan terhadap difusi balik dibanding fundus sehinga erosif serin

terjadi di antrum. Difus balik ion H akan merangsang histamin untuk lebih banyak

mengeluarkan asam lambung, timbul dilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh

kapiler, kerusakan mukosa lambung.

5

Page 6: Portofolio Gastritis Errosive

c. Stress ulkus

Istilah ulkus stress digunakan untuk menjelaskan erosi lambung yang terjadi akibat

stress psikologis atau fisiologis yang berlangsung lama. Bentuk stress dapat bermacam-

macam seperti syok hipotensif setelah trauma dan operasi besar, sepsis, hipoksia, luka

bakar hebat (ulkus Curling), atau trauma serebral (ulkus Cushing). Gastritis erosive akibat

stress memiliki lesi yang dangkal, ireguler, menonjol keluar, multiple. Lesi dapat

mengalami perdarahan lambat menyebabkan melena, dan seringkali tanpa gejala. Lesi ini

bersifat superficial. Ulkus stress dibagi menjadi 2. Ulkus cushing karena cedera otak

ditandai oleh hiperasiditas nyata yang diperantarai oleh rangsang vagus dan ulkus curling

an sepsis ditandai oleh hipersekresi asam lambung. Sebagian besar peneliti setuju bila

iskemia mukosa lambung adalah factor etiologi utama yang menyebabkan terjadinya

destruksi sawar lambung dan terbentuk ulserasi.

Gejala dan tanda klinis perdarahan saluran cerna bagian atas yang sering ditemukan

pada pasien adalah:

1. Anemia defisiensi besi akibat perdarahan tersembunyi yang telah berlangsung lama.

2. Hematemesis dan atau melena yang disertai atau tanpa anemia, dengan atau tanpa

gangguan hemodinamik, derajat hipovolemi menentukan tingkat kegawatan pasien.

(Adi, 2007)

Secara umum pasien gastritis erosive mengeluh dyspepsia. Dyspepsia adalah suatu

sindrom/ kumpulan gejala berupa mual, muntah, kembung, nyeri ulu hati, sendawa, rasa

terbakar, rasa penuh ulu hati dan cepat merasa kenyang. Secara umum dyspepsia dibagi

menjadi empat yaitu: dyspepsia akibat tukak, dyspepsia akibat gangguan motilitas,

dyspepsia akibat refluks da dyspepsia tidak spesifik..

4. Plan:

Diagnosis : Gastritis erosif

Terapi

Diet Lunak

IVFD NaCl 0,9% 20 tpm , Aminofluid 500 ml/12 jam

Omeprazole 40 mg/ 24 Jam/IV

Sukralfat 3x 1000 mg

Transfusi PRC 4 bag (1000cc) 2 Bag/hari

6

Page 7: Portofolio Gastritis Errosive

Pengobatan:

Penatalaksanaan pada kasus ini dibagi menjadi dua yaitu non-medikamentosa

dan medikamentosa. Penatalaksanaan non-medikamentosa antara lain bed rest, puasa

hingga perdarahan berhenti dan diet cair. Dan penatalaksanaan medikamentosa antara

lain cairan infus Ringer Laktat (RL 20 tetes/menit. omeprazole 40mg/12/IV, sukralfat 3x

1000 mg, jika Hemoglobin (Hb)

Diberikan Proton Pump Inhibitor (PPI) yaitu omeprazole dimana obat-obat

golongan PPI mengurangi sekresi asam lambung dengan jalan menghambat enzim H+,

K+, Adenosine Triphosphatase (ATPase) (enzim ini dikenal sebagai pompa proton)

secara selektif dalam sel-sel parietal. Enzim pompa proton bekerja memecah KH+ ATP

yang kemudian akan menghasilkan energi yang digunakan untuk mengeluarkan asam dari

kanalikuli sel parietal ke dalam lumen lambung. Ikatan antara bentuk aktif obat dengan

gugus sulfhidril dari enzim ini yang menyebabkan terjadinya penghambatan terhadap

kerja enzim. Kemudian dilanjutkan dengan terhentinya produksi asam lambung.

Pemberian sukralfat pada kasus ini didasari mekanisme kerja sukralfat atau

aluminium sukrosa sulfat diperkirakan melibatkan ikatan selektif pada jaringan ulkus

yang nekrotik, dimana obat ini bekerja sebagai sawar terhadap asam, pepsin, dan empedu.

Obat ini mempunyai efek perlindungan terhadap mukosa termasuk stimulasi

prostaglandin mukosa. Selain itu, sukralfat dapat langsung mengabsorpsi garam-garam

empedu. Aktivitas ini nampaknya terletak didalam seluruh kompleks molekul dan bukan

hasil kerja ion aluminium saja. Obat ini juga memerlukan pH asam untuk aktif sehingga

tidak boleh diberikan bersama antasid atau antagonis reseptor H2.9,10 Jika Hemoglobin

(Hb) < 8 gr/dl atau perdarahan masif dan terdapat tandatanda kegagalan sirkulasi maka

pasien dapat diberikan transfusi.

Pemeriksaan endoskopi diperlukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat

kerusakan yang terjadi pada saluran cerna bagian atas.

Pendidikan:

Dilakukan kepada pasien dan keluarganya agar membantu proses penyembuhan dan tetap

tenang. Kita menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi.

7

Page 8: Portofolio Gastritis Errosive

Konsultasi:

Dijelaskan adanya indikasi rawat inap dan konsultasi dengan spesialis Penyakit Dalam

untuk penanganan lebih lanjut.

Rujukan:

Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang harusnya ditangani di rumah sakit dengan

sarana dan prasarana yang lebih memadai.

Takalar, 20 Agustus 2015

Peserta Pendamping

dr. Sarnisyah Dwi Martiani dr.Vitalis Talik. M.Kes

8