pleno 3 makalah (otonomi daerah)
DESCRIPTION
KewarganegaraanTRANSCRIPT
PEMBAHASAN
1. Perbedaan antara otonomi dan desentralisasi
Otonomi dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban
yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut aspirasi masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan hasil
guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap
masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Sedangkan desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari
pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk mengurusi urusan
rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan aspirasi dari rakyatnya
dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. Dengan adanya
desentralisasi maka munculah otonomi bagi suatu pemerintahan daerah.
Desentralisasi sebenarnya adalah istilah dalam keorganisasian yang secara
sederhana di definisikan sebagai penyerahan kewenangan. Dalam
kaitannya dengan sistem pemerintahan Indonesia, desentralisasi akhir-
akhir ini seringkali dikaitkan dengan sistem pemerintahan karena dengan
adanya desentralisasi sekarang menyebabkan perubahan paradigma
pemerintahan di Indonesia. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa
desentralisasi berhubungan dengan otonomi daerah. Sebab, otonomi
daerah merupakan kewenangan suatu daerah untuk menyusun, mengatur,
dan mengurus daerahnya sendiri tanpa ada campur tangan serta bantuan
dari pemerintah pusat. Jadi dengan adanya desentralisasi, maka akan
berdampak positif pada pembangunan daerah-daerah yang tertinggal
dalam suatu negara. Agar daerah tersebut dapat mandiri dan secara
otomatis dapat memajukan pembangunan nasional.
2. Jakarta Sentris Mendorong Tuntutan Otonomi
Kehidupan berbangsa dan bernegara selama ini sangat terpusat di Jakarta
(Jakarta Sentris), sementara itu pembangunan di beberapa wilayah lain
dilalaikan. Hal ini bisa terlihat bahwa hampir 60% lebih perputaran uang
berada di Jakarta. Sedangkan 40% sisanya digunakan diluar Jakarta.
Dengan penduduk sekirat 12 juta jiwa di Jakarta maka ketimpangan sangat
terlihat, karena wilayah diluar Jakarta dengan penduduk hampir 190 juta
jiwa hanya menggunakan 40% dari perputaran uang secara nasional.
Selain itu hampir seluruh proses perizinan investasi juga berada ditangan
pemerintah pusat di Jakarta.
Pembangian kekayaan dirasakan tidak adil dan tidak merata. Daerah-
daerah yang memiliki sumber kekayaan alam melimpah berupa minyak,
hasil tambang dan hasil hutan seperti Aceh, Riau, Irian Jaya (Papua),
Kalimantan dan Sulawesi ternyata tidak menerima perolehan dana yang
layak dari pemerintah pusat, dibandingkan dengan daerah yang relatif
tidak memiliki banyak sumber daya alam.
Kesenjangan sosial (dalam makna seluas-luasnya) antara suaatu daerah
dengan daerah lain sangat terasa. Pembangunan fisik di suatu daerah
terutama Jawa berkembang pesat sekali sedangkan pembangunan di
banyak daerah masih lamban dan bahkan tebengkalai. Kesenjangan sosial
ini juga meliputi tingkat pendidikan dan kesehatan.
3. Tujuan Pelaksanaan Otonomi Daerah
Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah antara lain
adalah untuk membebaskan pemerintah pusat dari beban-beban yang tidak
perlu dalam menangani urusan daerah. Dengan demikian, pemerintah
pusat berkesempatan mempelajari, memahami, merespon berbagai
kecenderungan global dan mengambil manfaat darinya. Pada saat yang
sama pemerintah pusat diharapkan lebih mampu berkonsentrasi pada
perumusan kebijakan makro (luas atau yang bersifat umum dan mendasar)
nasional yang bersifat strategis. Di lain pihak, dengan desentralisasi daerah
akan mengalami proses pemberdayaan yang optimal. Kemampuan
prakarsa dan kreativitas pemerintah daerah akan terpacu, sehingga
kemampuannya dalam mengatasi berbagai masalah yang terjadi di daerah
akan semakin kuat.
Adapun tujuan pemberian otonomi kepada daerah adalah sebagai berikut:
- Dilihat dari segi politik, penyelenggaraan otonomi dimaksudkan untuk
mencegah penumpukan kekuasaan di pusat dan membangun
masyarakat yang demokratis untuk menarik rakyat ikut serta dalam
pemerintahan dan melatih diri dalam menggunakan hak-hak
demokrasi. Dengan adanya otonomi daerah, maka kekuasaan yang
sebelumnya terpusat pada pemerintah di pusat dapat didistribusikan
kepada daerah masing-masing dengan tetap dibawah pengawasan
pemerintah pusat. Otonomi daerah juga meningkatkan partisipasi
rakyat dalam upaya-upaya yang dilakukan untuk memajukan
daerahnya.
- Dilihat dari segi pemerintahan, penyelenggaraan otonomi daerah
adalah untuk mencapai pemerintahan yang efisien. Pemerintahan yang
efisien disini diartikan sebagai pemerintahan yang tepat dalam
memanajemen pembagian tugas-tugas dan wewenang antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
- Dilihat dari segi sosial budaya, penyelenggaraan otonomi daerah
diperlukan agar perhatian lebih fokus kepada daerah. Otonomi yang
dilaksanakan masing-masing daerah akan lebih terfokus pada upaya
peningkatan kemajuan daerahnya. Misalnyaa dengan pemerataan
pembangunan di daerah yang bersangkutan, peningkatan layanan
publik seperti layanan kesehatan, pendidikan dan sarana-sarana
penunjang lainnya. Pemerintah daerah juga akan lebih terfokus pada
upaya peningkatan kualitas SDM dan pemanfaatan SDA secara tepat
dan efisien karena pemerintah daerah tersebutlah yang lebih
mengetahui kondisi sosial masyarakat dan potensi daerahnya masing-
masing.
- Dilihat dari segi ekonomi, otonomi perlu diadakan agar masyarakat
dapat turut berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di daerah
masing-masing.
- Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin
baik.
- Kesetaraan politik (Political Equality) yaitu hak warga Negara untuk
mendapatkan kesetaraan atau kesamaan politik.
- Menumbuhkan rasa tanggung jawab daerah (local accountability)
yaitu masyarakat daerah dapat secara langsung ikut bertanggung jawab
dalam membangun dan mengembangkan segaala potensi sumber daya
alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan yang ada pada
daerah bagi kesejahteraan dan kemakmuran rakyat di daerahnya.
- Membangun kesadaran daerah (local responsiveness) yaitu kesadaran
daerah untuk menumbuhkembangkan segenap potensi yang
dimilikinya bagi masyarakat maupun Negara.
- Otonomi daerah bertujuan untuk keadilan dan pemerataan.
Pembangunan tidak hanya terpusat pada suatu daerah saja sedangkan
daerah lainnnya terbengkalai atau bahkan tertinggal. Dengan adanya
otonomi daerah, hasil pengelolaan SDA dan potensi daerah dapat
dipergunakan untuk pembangunan dan kemajuan daerah yang
bersangkutan.
- Pemeliharaan hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta
antar daerah dalam rangka keutuhan NKRI. Dengan adanya otonomi
yang berarti kebebasan atau kewenganan bagi pemerintah daerah untuk
mengelola dan mengatur sendiri daerahnya namun tetap dengan
pengawasan pemerintah pusat dapat memelihara hubungan yang serasi
antara pemerintah pusat dan daerah. Karena dengan demikian dapat
meningkatkan kerja sama dan komunikasi yang baik antara pemerintah
pusat dan daerah.
- Mendorong untuk memberdayakan masyarakat. Otonomi daerah
melibatkan peran aktif masyarakat untuk turut serta memajukan
daerahnya. Hal tersebut akan mendorong pemerintah daerah untuk
lebih memberdayakan masyarakatnya menjadi SDM yang terampil dan
dapat mengelola potensi daerahnya dengan baik dan benar. Apabila
potensi daerah dapat dikelola dengan baik, akan lebih meningkatkan
kemajuan daerah tersebut.
- Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta
masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah.
4. Perbandingan Antara Urusan Pemerintah di Pusat, di Provinsi dan
Kabupaten
Secara teoritis, pembagian tugas antara pemerintah pusat dan
daerah sudah seimbang. Tugas atau urusan pemerintah pusat meliputi 6
bidang, yaitu bidang Politik Luar Negeri, Pertahanan, Keamanan, Yustisi,
Moneter dan Fiskal Nasional, Agama.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah
Provinsi meliputi 16 bidang, yaitu perencanaan dan pengendalian
pembangunan. Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang.
Penyelenggaraan, ketertiban umum, dan ketentraman masyarakat.
Penyediaan sarana dan prasarana umum. Penanganan bidang kesehatan.
Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi SDM potensial. Penanggulangan
masalah sosial lintas kabupaten/kota. Pelayanan bidang ketenagakerjaan
lintas kabupaten/kota. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan
menengah, termasuk lintas kabupaten/kota. Pengendalian lingkungan
hidup. Pelayanan pertahanan termasuk lintas kabupaten/kota. Pelayanan
kependudukan dan catatan sipil. Pelayanan administrasi umum
pemerintahan. Penanaman administrasi penanaman modal termasuk lintas
kabupaten/kota. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum
dapat dilaksanakan oleh kabupaten/kota dan urusan wajib lainnya yang
diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
Urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota meliputi 15 bidang, yaitu: perencanaan dan pengendalian
pembangunan. Perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan tata ruang.
Penyelenggaraan, ketertiban umum, dan ketentraman masyarakat.
Penyediaan sarana dan prasarana umum. Penanganan bidang pendidikan.
Penanggulangan masalah sosial. Pelayanan bidang ketenagakerjaan.
Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah.
Pengendalian lingkungan hidup. Pelayanan pertahanan. Pelayanan
kependudukan dan catatan sipil. Pelayanan administrasi umum
pemerintahan. Pelayanan administrasi penanaman modal.
Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya dan urusan wajib lainnya yang
diamanatkan oleh perundang-undangan.
Dari pembagian tugas atau urusan-urusan yang dijabarkan diatas,
pembagian urusan antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten sudah
cukup seimbang. Namun pada kenyataannya masih banyak urusan-urusan
yang tumpang tindih. Misalnya pada sarana pendidikan (sekolah) di
daerah-daerah terpencil yang memerlukan renovasi, ketidakjelasan
mengenai prosedur-prosedur yang harus dilewati untuk mendapat bantuan
dana perbaikan seringkali membuat bingung pihak-pihak sekolah yang
mengajukan permohonan bantuan.
5. Pemda Kabupaten mempersiapkan SDM-nya dalam rangka otonomi
daerah
Pada era otonomi, daerah harus mempersiapkan SDM untuk
memenuhi kebutuhan dengan prinsip keterbukaan dan akuntabilitas.
Pemerintah daerah membutuhkan pekerja yang tangggap, responsif,
kreatif, dan bekerja secara efektif. Untuk menunjang kinerja daerah dalam
rangka kerjasama antardaerah dan pusat, Pemda membutuhkan SDM yang
mempunyai kemampuan mengembangkan jaringan dan kerjasama tim, dan
mempunyai kualitas kerja yang tinggi.
Sebagai langkah pembinaan SDM, Pemda diharapkan mampu
membuat struktur organisasi kepegawaian yang terbuka, menyediakan
media bagi pegawai untuk berkreatif dan membuat terobosan baru,
mendorong pegawai untuk berani mengambil resiko, memberikan
penghargaan bagi yang berhasil, mengembangkan pola komunikasi yang
efektif antar pegawai, membangun suasana kerja yang kondusif,
mengurangi hambatan birokrasi, mencegah tindakan intervensi yang
mengganggu proses kerja profesional dan mendelegasikan tugas dengan
baik.
Memperbaiki cara kerja birokrasi dengan cara memberikan teladan,
membuat perencanaan, melaksanakan kerja dengan pengawasan yang
memadai, menentukan prioritas, memecahkan masalah dengan inovatif,
melakukan komunikasi yang baik, memperhatikan waktu kehadiran dan
kreatifitas.
Mengurangi penyimpangan pelayanan birokrasi. Pelayanan
pemerintah seringkali banyak mengalami penyimpangan yang disebabkan
oleh sistem birokrasi atau keinginan menambah penghasila dari pegawai.
Pemda harus melakukan perbaikan dengan menengakkan disiplin,
memberikan penghargaan bagi pegawai teladan dan memberikan sanksi
pada pegawai yang melanggar, membangun pelayanan yang berorientasi
pada pelanggan, menetapkan tanggung jawab dengan jelas dan
mengembangkan budaya birokrasi yang bersih serta memberikan
pelayanan yang cepat, tepat dan murah.
Dari segi non kepegawaian, Pemda dapat memfasilitasi adanya
pelatihan-pelatihan kerja untuk lebih menambah keterampilan
masyarakatnya. Peningkatan kualitas pendidikan di daerah bersangkutan
juga merupakan elemen penting dalam mempersiapkan kualitas SDM yang
handal.
KESIMPULAN
Otonomi dapat diartikan sebagai hak, wewenang, dan kewajiban
yang diberikan kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
menurut aspirasi masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan hasil
guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap
masyarakat dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Sedangkan desentralisasi adalah penyerahan
kewenangan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk
mengurusi urusan rumah tangganya sendiri berdasarkan prakarsa dan
aspirasi dari rakyatnya dalam kerangka negara kesatuan Republik
Indonesia.