makalah pleno blok 6

Upload: audiclaudia

Post on 28-Mar-2016

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

makalah neuro blok 6

TRANSCRIPT

Neuropati dan Hubungannya dengan Susunan Saraf Pusat dan Mekanisme SensorisHanna Damayanti102012337E8Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510Telephone : (021) 5694-2061Fax : (021)- 563 [email protected]

PendauluanKesemutan atau Paresthesia adalah suatu kondisi yang abnormal dimana seseorang merasakan sensasi seperti terbakar, baal, geli, gatal dan seperti ada yang menjalar di kulit pada tubuhnya.1 Kesemutan dapat terjadi jika ada gangguan pada jalur sensorik, dimana jika pada keadaan normal, ketika ada rangsang berupa sentuhan, tekanan, rasa sakit, dan suhu panas atau dingin yang diterima oleh reseptor di kulit. Rangsangan itu lalu dikirimkan ke saraf tepi dan kemudian masuk ke dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang dan diteruskan melalui cornu posterior ke nervus spinalis. Proses selanjutnya, rangsangan dikirimkan ke kulit otak (cerebral cortex). Pada saat inilah apa yang dirasakan tadi baru akan disadari oleh penderita. Dan jika ada gangguan dalam jalur sensorik tadi maka akan timbul sensasi abnormal tadi yang dikenal dengan istilah kesemutan. Penyebab umum dari kesemutan biasanya karena adanya tekanan pada bagian saraf dan pembuluh darah yang disebabkan karena adanya bagian tubuh yang ditekuk atau terlipat pada waktu yang cukup lama, sehingga aliran darah kebagian tubuh tang tertekuk menjadi terhambat. Jika aliran darah terhambat, otomatis suplai oksigen yang diangkut melalui darah juga akan terhambat dan menyebabkan timbulnya rasa baal, geli, gatal dan seperti ada yang menjalar di kulit pada tubuhnya.Kesemutan dapat terjadi dibeberapa bagian tubuh, terutama pada bagian anggota gerak, misalnya adalah ekstrimitas atas. Ekstrimitas atas terdiri dari lengan atas, lengan bawah dan manus. pada ekstrimitas atas terdapat tulang, otot, dan saraf yang merupakan bagian makroskopik dari ekstrimitas atas itu sendiri serta terdapat sel-sel mikroskopik sebagai unsur penyusunnya. Tubuh kita dapat bergerak karena adanya otot yang menggerakkan tulang agar tulang dapat bergerak sesuai kehendak kita. otot tersebut dapat menggerakkkan tulang karena adanya suatu perintah dari sistem saraf yang terdapat di otak. Perintah tersebut kemudian disalurkan melalui saraf ke bagian-bagian tertentu.Sistem saraf sendiri dibagi menjadi 2, yang pertama yaitu sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat (SSP) merupakan bagian terpenting dari seluruh sistem saraf dalam tubuh. Dalam Sistem saraf pusat terdapat Otak (cerebrum) yang berfungsi untuk mengatur semua aktivitas mental yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan serta berfungsi sebagai sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak. Selain otak, pada SSP juga terdapat sumsum tulang belakang (medula spinalis) yang berfungsi sebagai jalan atau saluran untuk menghantarkan informasi dari dan ke otak dari perifer (ditepi), serta untuk mengendalikan berbagai aktivitas reflex.Sistem saraf yang selanjutnya yaitu sistem saraf tepi (SST). SST sendiri merupakan serabut saraf yang keluar dari SSP dan berkaitan dengan sistem saraf di luar sistem saraf pusat yang berperan untuk menjalankan otot dan organ tubuh, seperti membawa informasi dari saraf sensorik ke SSP, dan Membawa perintah sistem saraf motorik ke otot. Pada SST, terdapat dua saraf. Saraf yang pertama yaitu saraf cranialis. Saraf craniales merupakan saraf yang mencuat dari otak, sedangkan saraf yang kedua yaitu saraf spinalis. Saraf spinalis sendiri merupakan bagian dari SST yang sarafnya mencuat atau keluar dari Sumsum tulang belakang (medulla spinalis).Pada otak terdapat korteks serebri yang merupakan lapisan sel saraf yang terdiri dari substansi kelabu serebrum. Korteks serebri ini tersusun dalam banyak gulungan-gulungan dan lipatan yang tidak teratur, dan dengan demikian menambah daerah permukaan sampai tiga kali lipat.2 Dalam korteks serebri terdapat area brodmann yang merupakan pembagian daerah menjadi 52 daerah yang berbeda strukturnya. Pada korteks serebri terdapat area mototrik dan area sensorik. Area sensorik merupakan area yang berperan dalam menghantarkan impuls dari reseptor ke SSP, sedangkan area motorik merupakan area yang berperan dalam pengiriman impuls dari system saraf pusat ke otak yang hasilnya berupa tanggapan dari rangsangan.

TujuanTujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah ilmu dan pengetahuan baik bagi penulis maupun bagi pembaca terhadap hal-hal yang berkaitan dengan extremitas atas, yaitu lengan dan tangan, sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi, korteks serebri, serta bagian-bagian lain yang ada didalamnya, terutama yang berkaitan dengan area sensorik.

SkenarioIbu B usia 50 tahun berobat ke puskesmas dengan keluhan sering merasa kesemutan pada lengan kanannya. Ibu B menderita kencing manis dan pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 160/90.

Rumusan MasalahRumusan masalah yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah seorang Ibu berusia 50 tahun mengeluhkan sering merasa kesemutan pada lengan kanannya.

Analisis Masalah

HipotesisHipotesis yang diajukan dalam pembahasan kasus skenario diatas yaitu kesemutan dapat terjadi jika syaraf dan pembuluh darah mengalami tekanan, sehingga aliran darah menjadi terhambat dan menyebabkan adanya gangguan pada sistem saraf tepi.

Sistem Saraf PusatSusunan saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang(medula spinalis). Masing-masing dilindungi oleh tulang tengkorak dan kolumna vertebralis. Susunan saraf pusat merupakan sistem sentral pengontrol tubuh yang menerima, menginterpretasi dan mengintegrasi semua stimulus, menyampaikan impuls saraf ke otot dan kelenjar, serta menciptakan aksi selanjutnya.3

Otak Berat otak manusia itu sendiri, kira-kira merupakan 2% dari berat badan orang dewasa. Otak kita, menerima 15% suplai darah jantung, memerlukan sekitar 20% pemakaian oksigen tubuh dan sekitar 400 kkal energi setiap harinya untuk dapat bekerja dengan baik. Dalam menjalankan fungsinya dengan baik, otak memerlukan asupan oksigen dan glukosa yang konstan. Otak dapat mengalami kerusakan yang akut apabila tidak menerima asupan oksigen lebih dari 4-5 menit dan asupan glukosa lebih dri 10-15 menit. Kerusakan otak yang ditimbulkan biasanya bersifat ireversibel (tidak dapat dikembalikan seperti semula). Apabila aliran darah terhenti selama 10 detik saja, maka si empunya otak akan segera mengalami penurunan kesadaran dan apabila terus menerus berlanjut maka dipastikan otak mengalami kerusakan pula. Aktivitas asupan dan penyaluran darah yang konstan dan tidak pernah terhenti ini tentu saja berkaitan dengan peranan otak sebagai pusat integrasi dan koordinasi organ-organ yang manusia miliki. Secara singkat, dapat dikatakan apabila aktivitas otak terhenti, maka dipastikan si pemilik otak akan mengalami system-down dari organ-organnya dan selanjutnya meninggal.4,5Otak walaupun merupakan suatu kesatuan yang fungsional namun memiliki bagian yang berbeda-beda, yaitu antara lain : a) batang otak b) serebelum atau otak kecil dan c) otak depan. Serebrum manusia merupakan bagian dari otak yang paling besar dan terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu hemisferi serebri kiri dan kanan. Kedua hemisferi ini dihubungkan oleh sebuah pita tebal yang terdiri dari serabut yang termielinisasi dan disebut korpus kallosum. Korpus kallosum inilah yang berfungsi sebagai jembatan komunikasi antar kedua hemisferi. Baik hemisferi kiri maupun hemisferi kanan diliputi oleh lapisan tipis yang berwarna kelabu yang dinamakan substansia grisea dan menutupi bagian tengah yang tebal dari substansia alba. Warna kelabu dari substansia grisea disebabkan karena banyaknya badan sel pada substansia ini. Sedangkan, yang disebut-sebut sebagai nukleus basal ialah bagian lain dari substansia grisea yang terletak jauh di dalam substansia alba yang berwarna putih akibat banyaknya sel-sel saraf bermielin. Nukleus basal atau ganglia basal berfungsi untuk menghambat tonus otot dan untuk mensupresi gerakan-gerakan yang tidak perlu, kerusakan pada bagian ini akan menyebabkan seseorang mengalami penyakit Parkinson, Chorea, dan athetosis. Struktur yang tercakup dalam ganglia basal meliputi: a) nukleus kauda; yang mana berbentuk seperti ekor dan dihubungkan dengan pergerakan otot rangka tidak sadar b) nukleus amigdaloid; yang merupakan bagian ekor dari nukleus kauda c) nukleus lentiformis; yang terdiri atas 2 bagian, yaitu putamen dan globus pallidus, yang apa bila disatukan akan disebut korpus striatum karena adanya persilangan pada tampilan serabut termielinisasi dan tidak termielinisasinya. Globus pallidus berfungsi untuk mengatur tonus otot dan ketepatan gerakan otot d) klaustrum; lapisan tipis substansi grisea yang ditemukan di antara putamen dan lobus insula serebrum, yang terletak jauh di dalam sulkus lateral. Selain keberadaan nukleus basal, serebrum juga dibentuk oleh korteks serebri. Korteks serebri ini sebenarnya merupakan satu lapisan tipis dari substansia grisea di sebelah luar yang menyelubungi hemisferi. Berdasarkan variasi dan distribusi beberapa jenis sel tertentu, korteks serebri terbagi menjadi enam lapisan sel dan serabut saraf, dengan ketebalannya yang berbeda di setiap area serebrum. Lapisan-lapisan ini tersusun menjadi kolom-kolom vertical yang meluas tegak lurus dari permukaan korteks ke bawah hingga menembus substansia alba. Spesialisasi dari korteks serebri ditentukan berdasarkan perbedaan pola pembentukan lapisan di dalam kolom dan oleh perbedaan koneksi input-output bukan berdasarkan keberadaan jenis sel saraf atau perbedaan mekanisme saraf.4,5Pada korteks serebri, kita akan menemukan 4 lobus utama yang membentuk satu kesatuan fungsional serebrum. Keempat lobus utama ini dibedakan berdasarkan lipatan-lipatan dan alur tertentu yang membaginya. Keempat lobus itu ialah : a) lobus frontalis yang berperan dalam aktivitas motorik volunter dan kemampuan berbicara. Lobus ini mencakup bagian dari korteks serebrum bagian depan yaitu dari sulkus sentralis dan di dasar sulkus lateralis. Bagian ini memiliki area motorik dan pramotorik. Pada lobus frontalis juga lah ditemukan Area Broca yang berfungsi mengontrol ekspresi dan kemampuan bicara b) lobus temporalis yang berperan dalam sensasi auditorik. Lobus ini mencakup bagian korteks serebrum yang berjalan ke bawah dari fissura lateralis dan ke sebelah posterior dari fissura parieto-oksipitalis. Pada lobus ini, juga terdapat Area Wernicke yang berkaitan dengan interpretasi bahasa

c) lobus parietalis yang berperan dalam menerima dan mengolah masukan sensorik. Lobus ini merupakan daerah korteks yang terletak di belakang sulkus sentralis, di atas fissura lateralis dan meluas ke belakang parieto-oksipitalis. Lobus parietalis bekerja menyampaikan informasi sensorik ke daerah-daerah lain di otak, termasuk area asosiasi motorik dan visual di sebelahnya dan d) lobus oksipitalis yang berperan dalam menerima dan mengolah masukan visual. Lobus ini terletak di sebelah posterior dari lobus parietalis dan di atas fissura parieto-oksipitalis yag memisahkannya dari serebellum. Dalam melakukan peranannya, keempat lobus itu tidak bekerja sendiri, perlu dilakukan adanya komunikasi antar-lobus untuk mengantarkan seseorang melakukan apa yang diinginkannya. Misalnya, apabila seorang manusia melihat seekor anak anjing yang lucu di sebuah toko binatang maka lobus oksipitalis yang menerima masukan visual akan mengirimkan informasinya ke lobus frontalis untuk selanjutnya memerintahkan organ motorik untuk datang ke arah anak anjing tersebut dan mengelusnya, apabila saat dielus anjing tersebut menjilat tangan kita maka, lobus parietalis lah yang selanjutnya bekerja menerima masukan sensorik tersebut dan mengolahnya.4-6

Gambar 1. Otak manusia.7

Di samping korteks-korteks tersebut, korteks serebri total juga dibentuk oleh korteks asosiasi yang fungsinya pun amat penting untuk manusia. Setidaknya, ada tiga daerah korteks asosiasi, antara lain: a) korteks asosiasi prafrontal b) korteks asosiasi parietal-temporal-oksipital dan c) korteks asosiasi limbik.

Korteks asosiasi prafrontal merupakan bagian depan dari lobus frontalis dan tepat berada di anterior dari korteks pramotorik. Korteks ini berfungsi untuk perencanaan aktivitas volunteer, pengambilan keputusan, kreativitas dan sifat kepribadian. Di daerah ini pula lah, ingatan sementara terbentuk pertama kalinya. Korteks asosiasi parietal-temporal-oksipital ialah pertemuan di antara ketiga lobus. Pada daerah ini, terjadi pengumpulan dan pengintegrasian sensasi somatik, pendengaran, dan penglihatan yang kemudian diproses lebih kompleks sehingga kita bisa mendapatkan informasi tentang sesuatu dengan lebih lengkap mengenai hubungan antara tubuh dengan dunia luar. Di daerah ini pula lah, area Wernicke diasosiasikan dengan penglihatan dan pendengaran yang berperan dalam berbahasa. Korteks asosiasi yang ketiga, ialah korteks asosiasi limbik yang berada di bagian bawah dan berbatasan dengan bagian dalam kedua dari lobus temporalis. Korteks ini memiliki fungsi spesifik untuk menciptakan emosi dan motivasi.4

Medulla SpinalisSecara umum, medulla spinalis terdiri atas 4 segmen utama, yaitu : Segmen cervicalis Segmen thoracales Segmen lumbales Segmen sacralesCabang-cabang dari medulla spinalis akan membentuk nervus spinalis yang berjumlah tiga puluh satu (31) pasang dan bersama-sama dengan 12 pasang nervus kranialis akan membentuk sistem saraf tepi. Medulla spinalis hanya berakhir di area vertebra L1, sehingga akar serat saraf akan memanjang untuk keluar dari dura mater spinalis.6

Gambar 2. Medula spinalis.8

Sistem Saraf PeriferSistem saraf perifer terdiri dari saraf kranial, saraf spinal dan ganglia(kumpulan sel saraf). Saraf kranial akan berhubungan dengan otak, sementara saraf spinal berkaitan dengan medula spinalis. Susunan saraf jenis ini terdiri dari sel-sel saraf dan serabutnya terletak di luar otak dan medula spinalis, yang merupakan penghubung ke bagian tubuh lainnya.1Sistem saraf perifer atau peripheral nervous system berfungsi menangani pesan informasi yang masuk dan keluar dari sistem saraf pusat. Sistem saraf perifer meliputi semua bagian dari sistem saraf yang terletak di luar otak dan saraf tulang belakang, sampai saraf-saraf ujung jari tangan dan jari kaki.3

Saraf Cranial Sejumlah dua belas (12) pasang saraf kranial menghantarkan pesan-pesan motoris dan sensoris, atau kedua-duanya, terutama antara otak dan batang otak serta leher dan kepala. Semua saraf kranial, kecuali saraf olfaktorius dan optikus, keluar dari batang otak, pons atau medula oblongata dari batang otak.9

Gambar 3. Saraf kranial.9

Saraf SpinalTiga puluh satu (31) pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal (posterior) dan ventral (anterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik), membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui neuron eferen.5

Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regio kolumna vertebralis tempat munculnya saraf tersebut. Saraf serviks; delapan pasang, C1 sampai C8 Saraf toraks; 12 pasang, T1sampai T12 Saraf lumbal; lima pasang, L1 sampai L5 Saraf sakral; lima pasang, S1 sampai S5 Saraf koksiks; satu pasang.5

Gambar 4. Saraf spinal.5Susunan saraf perifer selanjutnya dikelompokkan lagi berdasarkan aspek fungsional menjadi dua yaitu susunan saraf somatik dan susunan saraf viseral. Masing-masing susunan saraf ini mengandung divisi sensorik dan motorik.3 Susunan saraf somatik sensorik (aferen somatik) Terdiri dari sel-sel saraf yang menerima dan memproses input sensorik dari kulit, otot rangka, tendo, sendi, mata, lidah, hidung dan telinga serta menghantarkannya melalui saraf kranial dan saraf spinal.Divisi saraf somatik motorik(eferen motorik) tersusun oleh jaras neuronal yang turun dari otak melalui batang otak dan medula spinalis untuk mengatur sistem motorik perifer/ lower motor neuron. Sistem ini meregulasi kontraksi volunter otot rangka.

Sistem saraf viseral-. Divisi viseral sensorik mencakup struktur neural yang menghantarkan informasi sensorik dari reseptor organ viseral: kardiovaskuler, respirasi, digestif, traktus urinarus dan sistem reproduksi.-. Divisi viseral motorik lebih dikenal sebagai susunan saraf otonom terdiri dari serabut-serabut saraf yang berasal dari otak dan medula spinalis untuk menimbulkan eksitasi atau inhibisi otot-otot polos, jantung, dan kelenjar-kelenjar kulit serta organ visera. Sistem ini merupakan modulator dan koordinator aktivitas viseral involunter seperti denyut jantung dan kelenjar.1 Sistem saraf otonom terdiri dari dua sistem, yaitu sistem saraf simpatetis dan saraf parasimpatetis. Ketika saraf tersebut bekerja pada organ yang sama, keduanya bekerja secara berlawanan(antagonistik). Secara umum, sara parasimpatetis membawa impuls yang berhubungan dengan pembentukan energi, misalnya pencernaan. Sebaliknya, saraf simpatetis akan membawa impuls yang berhubungan dengan penggunaan energi atau peningkatan laju metabolisme.3

Gambar 5. Sistem saraf otonom.10

Persarafan Ekstremitas Atas

Makroskopis Banyak saraf yang melintasi lengan manusia. Persarafan pada lengan manusia disebut plexus brachialis. Plexus brachialis dimulai dari medula spinalis, tepatnya pada nervus cervicales ke 5 hingga nervus thoracales pertama. Plexus brachialis di bagi menjadi 4 bagian, yaitu akar (root/ramus), trunks, divisi dan cords. Akar dari plexus brachialis merupakan saraf yang berawal dari medula spinalis. Pada bagian akar terdapat 5 saraf yaitu nervus cervical 5 hingga 8 dan juga nervus thoracales 1. Plexus brachialis dimulai dari 5 ramiventral dari saraf spinal. Rami akan bergabung membentuk 3 trunkus yaitu trunkus superior (C5 dan C6), trunkus inferior (C7) dan trunkus medialis (C8 dan T1). Setiap trunkus akan bercabang membentuk dua divisi yaitu divisi anterior dan divisi posterior. Enam divisi yang ada akan kembali menyatu dan membentuk fasciculus. Tiap fasciculus diberi nama sesuai letaknya terhadap arteri axillaris. Fasciculus posterior terbentuk dari tiga divisi posterior tiap trunkus. Fasciculus lateralis terbentuk dari divisi anterior trunkus anterior dan medalis. Fasciculus medalis adalah kelanjutan dari trunkus inferior.11 Di bagian akar terdapat 3 cabang yaitu nervus dorsalis scapulae yang berasal dari cervicales 5 untuk mempersarafi otot-otot rhomboideus major dan minor serta otot levator scapulae, nervus ke subclavius yang berasal dari ramus C5 dan C6 untuk mempersarafi otot subclavius dan nervus thoracicus longus berasal dari ramus C5, C6 dan C7 untuk mempersarafi otot serratus anterior. Pada fasciculus lateral terdapat 3 cabang, yaitu nervus pectoralis lateralis untuk mempersarafi otot pectoralis major dan otot pectoralis minor, nervus musculocutaneus berasal dari C5 dan C6 untuk mempersarafi otot coracobrachialis, otot brachialis dan otot biceps brachii. Selanjutnya cabang ini akan menjadi nervus cutaneus lateralis dari lengan atas. Cabang lateral nervus medianus memberikan cabang C5, C6, C7 untuk nevus medianus. Sedangkan pada fasciculus posterior terdapat 5 cabang, yaitu nervus subscapularis superior untuk mempersarafi otot subscapularis, nervus thoracodorsalis untuk mempersarafi otot lattisimus dorsi, nervus subscapularis superior untuk mempersarafi bagian bawah otot subscapularis dan otot teres major, nervus axillaris untuk mempersarafi otot deltoideus, otot teres minor, sendi bahu dan kulit di atas bagian inferior deltoideus dan cabang terakhir terdapat nervus radialis untuk mempersarafi otot triceps brachii, otot anconeus, otot brachioradialis dan otot ekstensor lengan bawah dan mempersarafi kulit bagian posterior lengan atas dan lengan bawah serta merupakan saraf terbesar dari plexus. Pada fasciculus medialisterdapat 5 cabang, yaitu nervus pectoralis medialis berasal dari C8 dan T1 untuk mempersarafi otot pectoralis major dan pectoralis minor, cabang medial nervus medianus, memberikan cabang C8 dan T1 untuk nervus medianus, nervus cutaneus brachii medialis untuk mempersarafi kulit sisi medial lengan atas, nervus cutaneus antebrachii medialis untuk mempersarafi kulit sisi medial lengan bawah, nervus ulnaris untuk mempersarafai satu setengah otot fleksor lengan bawah dan otot-otot kecil tangan dan kulit tangan di sebelah medial.11

Gambar 6. Persarafan pada Plexus Brachialis.11

Tangan dipersarafi oleh tiga saraf utama: medianus, ulnaris dan radialis. Ketiga saraf ini trtlibat dalam fungsi motorik dan sensorik ibu jari tangan, jari tangan dan pergelangan tangan.12 Nervus Medianus mensarafi otot untuk cekapan yang tepat dan cabang sensorik memberikan sensitivitas paling bermanfaat untuk fungsi tangan. Nervus medianus memasuki lengan bawah antara dua venter dari muskulus pronator teres. Nervus medianus memasuki tanmgan melalui terowongan Carpal dengan tendo fleksor ibu jari tangan dan jari tangan. Cabang sensorik mensarafi permukaan volaris ibu jari tangan, telunjuk, tengah dan setengah radialisjari manis.12 Nervus ulnaris mensarafi otot yang diperlukan untuk cekapan kuat dan cubitan kuat. Sokongan sensoriknya ke tangan kurang penting dibandingkan nervus medianus. Nervus ulnaris memasuki lengan bawah dalam terowongan kubital(posterior terhadap epikondilus medialis siku) dan berjalan melalui muskulus fleksor carpi ulnaris. Nervus ulnaris memasuki tangan melalui kanalis Guyon pada pergelangan tangan. Cabang sensorik mensarafi kulit di atas permukaan palmaris dan dorsalis setengah ulnaris tangan dan permukaan palmaris sisi ulnaris jari manis dan seluruh jari kelingking.12 Nervus Radialis terutama saraf motorik yang bertanggung jawab untuk ekstensi pergelangan tangan, jari tangan dan ibu jari tangan. Cabang sensorik nervus radialis hanya mensarafi dorsum setengah radialis tangan.12

Gambar 7. Nervus radialis, Medianus, Ulnaris.13

Mikroskopis Neuron Neuron adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan sitoplasma.Badan sel, atau perikarion adalah suatu neuron yang mengendalikan metabolime keseluruhan neuron.Badan sel terdiri atas nucleus, badan nissl dan neurofobril.Dendrit adalah perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek, serta berfungsi untuk menghantar impuls ke sel tubuh.Akson adalah suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan panjang dari dendrit.Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau kelenjar), atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson.4,14 Klasifikasi neuronBerdasarkan fungsinya, neuron dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu neuron sensorik (aferen) yang berfungsi menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit, organ indra atau suatu organ internal ke SSP, neuron motorik (eferen) yang berfungsi menmpaikan impuls dari SSP ke efektor, serta interneuron (neuron yang berhubungan) yang berfungsi menghubungakn neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke interneuron lain.4,14 Berdasarkan strukturnya, neuron diklasifikasikan menjadi beberapa bagian yaitu, neuron multipolar (memiliki satu akson dengan dua atau lebih dendrit), bipolar (memiliki satu akson dan satu dendrit), unipolar atau pseudounipolar (memiliki prosesus tunggal).4,14

Sel neurogliaBiasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang bahan pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat.Tidak seperti neuron, sel glial dapat menjalani mitosis selama rentang kehidupannya.4,14Sel neuroglial dibagi atas, astrosit yakni sel berbentuk bintang yang meiliki sejumlah prosesus panjang, sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel (kaki vascular), oligodendroglia yaitu sel yang menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek, mikroglia berukuran kecil dan prosesusnya lebih sedikit dari jenis sel gila yang lain, serta sel ependymal yaitu sel yang membentuk membrane epithelial yang melapisi rongga serebral dan rongga medulla spinalis.4,14 Kelompok neuronNukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di dalam SSP. Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di bagian luar SSP dalam saraf perifer. Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf(serabut) yang terletak di luar SSP. Serabut ini disatukan dan ditunjang oleh jaringan ikat, yang membawa pembuluh darah dan pembuluh limfatik. Saraf gabungan merupakan saraf yang mengandung serabut aferen dan eferen yang termielinisasi dan yang tidak termielinisasi. Traktus adalah kumpulan seraabut saraf dalam otak atau medulla spinalis yang memiliki origo dan tujuan yang sama. Komisura adalah pita serabut saraf yang menghubungkan sisi-sisi yang berlawanan pada otak atau medulla spinalis.4,14

Gambar 8. Astrosit protoplasma.15Gambar 9. Oligodendroglia.16

Gambar 10. Astrosit fibrosa.17Gambar 11. Mikroglia.18 Mekanisme Penghantar ImpulsImpuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.1. Penghantaran Impuls Melalui Sel SarafPenghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh mitokondria dalam sel saraf.Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.202. Penghantaran Impuls Melalui SinapsisTitik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis. Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot. Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.

Pada penghantaran impuls melalui sinaps terdapat teminal akson neuro sinaps yang menghantarkan potensial aksi (impuls) menuju ke sinaps dan berakhir di sebuah ujung yang menggelembung disebut kepala sinaps. Kepala sinaps mengandung vesikel sinaps yang menyimpan zat perantara kimiawi spesifik suatu neurotransmitter yang telah di sintesis dan dikemas oleh neuron pr asinaps. Antara neuron pra sinaps dan pasca sinaps terdapat celah sinaps yang sangat lebar sehingga memungkinkan adanya penghantaran secara langsung potensial aksi dari neuron pra sinaps menuju neuron pasca sinaps.Peristiwa sinaps hanya terjadi secara satu arah. Neuron pra sinaps mempengaruhi neuronpasca sinaps tetapi neuron pasca sinaps tidak mempengaruhi neuron pra sinaps. Ketika suatu potensial di neuron pra sinaps telah merambat sampai ke terminal akson, perubahan potensial aksi akan mencetuskan pembukaan saluran-saluran Ca2+ .1). Karena konsentrasi Ca2+ jauh lebih tinggi di cairan ekstraseluler (CES), ion ini akan mengalir ke dalam kepala sinaps2). Melalui proses eksositosis, ion tersebut menginduksi pelepasan suatu neurotransmitter dari sebagian vesikel sinaps ke dalam celah sinaps3). Neurotransmitter yang dibebaskan akan berdifusi melintasi celah dan berikatan dengan reseptor protein spesifik di membran sub sinaps4). Pengikatan ini mencetuskan pembukaan saluran-saluran ion spesifik I membran sub sinaps sehingga terjadi perubahan permeabilitas neuron pasca sinaps5). Saluran gerbang-perantara kimia berbeda dengan saluran gerbang-voltase yang bertanggung jawab terhadap potensial aksi dan influks Ca2+ ke kepala sinaps. Karena hanya terminal sinaps yang dapat mengeluarkan neurotransmitter dan hanya membran sub sinaps di neuron pasca sinaps yang memiliki reseptor untuk neurotransmitter, sinaps hanya dapat bekerja dengan arah dari neuron sinaps ke pasca sinaps.5

Gambar 12. GambaranSkematikStrukturdanKejadian yang Berlangsung di Sebuah Sinaps.5

Jaras SensorikTransmisi impuls sensorik dari titik asal menuju serebral melibatkan tiga jalur neuron di mana ketiga jaras mayor ini dilalui oleh sensasi dan bergantung pada tipe sensasi yang ada. Akson pada saraf yang mengandung impuls sensorik memasuki medula spinalis melalui akar posterior. Akson-akson yang membawa sensasi panas, dingin dan nyeri segera memasuki kolumna grisea posterior dari medula spinalis, di mana akson ini membuat hubungan dengan sel-sel neuron sekunder.9 Di sini, impuls dari reseptor berjalan melalui neuron sensorik primer ke medula spinalis, memasuki radiks dorsalis. Proses sentral dari neuron yang sama naik di kolumna posterior ke batang otak. Hanya pada titik ini informasi menyilang ke sisi lain sistem saraf, melalui neuron kedua setelah bersinaps di medula. Neuron ketiga berproyeksi dari talamus ke korteks serebri(lobus parietal).19Suhu dan nyeri dihantarkan oleh jaras traktus spinotalamikus di medula spinalis. Di sini, neuron sensorik primer memasuki medula spinalis melalui radiks dorsalis. Tetapi, setelah bersinaps di medula spinalis, informasi akan diteruskan ke talamus melalui traktus spinotalamikus kontralateral, neuron sensorik kedua yang melintas di atau antara beberapa segmen medula spinalis di atas segmen tempat masuk neuron pertama. Neuron ketiga adalah talamokortikal. Sensasi raba dan tekan naik di medula spinalis melalui lebih dari satu jaras, baik di anterior dan posterior. Jadi kolumna posterior terutama mengantar informasi sensorik tanpa menyilang(ipsilateral), sementara pada traktus spinotalamikus, informasi menyilang.19 Saat memasuki medulla spinalis, serabut-serabut saraf sensorik dengan berbagai ukuran dan fungsi di pilah-pilah dan dipisahkan menjadi berkas-berkas atau tractus-tractus saraf di substantia alba. Beberapa serabut saraf berperan untuk menghubungkan segmen-segmen medulla spinalisyang berbeda, sedangkan serabut lain naik dari medulla spinalis ke pusat-pusat yang lebih tinggisehingga mengubungkan medulla spinalis dengan otak. Berkas-berkas serabut yang berjalan keatas ini disebut tractus ascendens.Tractus-tractus ascendens mengantarkan informasi aferen, baik yang dapat maupun tidak dapatdisadari. Informasi ini dapat dibagi menjadi 2 kelompok utama, yaitu: (1) informasi eksteroseptif, yang berasal dari luar tubuh, seperti nyeri, suhu, dan raba; serta (2) informasi proprioseptif, yang berasal dari dalam tubuh, misalnya dari otot dan sendi.

Secara umum anatomi jaran ascenden adalah sebagai berikut : Sinyal sensoris biasanya berjalan melewati tiga neuron dari tempat asal mereka di reseptormenuju tujuan mereka di area sensoris yang ada di otak. Neuron yang pertama akan mendeteksistimulus dan mentransimisikan sinyal tersebut menuju medulla spinalis atau ke otak, apabila ditransmisikan menuju medulla spinalis, maka akan melalui radix dorsalis dan dilanjutkan secaraipsi lateral menuju fasukulus cuneatus di medulla spinalis,dari medulla spinalis,sinyal diteruskanmenuju medulla oblongata masih oleh neuron yang pertama, di medulla oblongata, sinyal akanditerima di nucleus cuneatus dan dari nucleus cuneatus diteruskan oleh neuron yang kedua yangakan melanjutkan sinyal tersebut menuju ke thalamus yang berada di ujung atas dari batangotak, sebelum menuju ke thalamus, sinyal tersebut dibawa oleh neuron yang ke dua menujulemniscus medial yang berada di medulla oblongata,dan selanjutnya sinyal diteruskan menuju mesencephalon, di mesencephalon sinyal akan melewati lemnicus medial yang berada dimesencephalon dan akhirnya menuju thalamus. Dan neuron yang ke tiga akan membawa sisasinyal dari thalamus menuju area sensoris yang berada di korteks cerebri atau gyrus postsentralis. Di sanalah ditentukan jenis gerakan atau posisi tubuh yang diinginkan.20

Kesimpulan

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang diajukan diawal pembahasan terbukti benar, dimana kesemutan dapat terjadi karena adanya bagian tubuh yang ditekuk atau terlipat pada waktu yang lama, dan menyebabkan tertekannya saraf dan pembuluh darah, sehingga darah yang mengalir ke bagian tubuh yang tertekuk tadi menjadi terhambat. Hambatan ini yang kemudian mengganggu jalur sensorik pada system saraf tepi, sehingga menyebabkan timbulnya sensasi abnormal seperti terbakar, baal, geli, gatal dan seperti ada yang menjalar di kulit pada tubuhnya dan terjadi tanpa adanya stimulus dari luar.Rangsangan berupa sentuhan, tekanan, rasa sakit, dan suhu panas atau dingin diterima oleh reseptor di kulit. Rangsangan itu lalu dikirimkan ke saraf tepi dan kemudian masuk ke dalam susunan saraf pusat di sumsum tulang belakang. Dari situ rangsangan diteruskan ke atas sampai ke thalamus (pusat penyebaran impuls - impuls sensorik). Proses selanjutnya, rangsangan dikirimkan ke kulit otak (cerebral cortex). Pada saat inilah apa yang dirasakan tadi baru akan disadari oleh penderita. Kalau ada gangguan dalam jalur sensorik baku tadi maka akan timbul kesemutan. Pada penderita diabetes, kesemutan adalah gejala kerusakan pembuluh-pembuluh darah. Akibatnya, darah yang mengalir di ujung-ujung syaraf berkurang.

Daftar Pustaka

0. Walton RE, Torabinejad M. Prinsip dan praktik ilmu endodonsia (Principles and practise of endodontics. Alih bahasa Sumawinata N. Jakarta. Buku Kedokteran EGC; 2008. hal.586.1. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic (Anatomy and physiology for nurses). Alih bahasa Handoyo SY. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama; 2009. hal. 343.1. Satyanegara. Ilmu bedah saraf. Jakarta: Gramedia; 2010.1. Sherwood L. Editor: Pendit BU. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2012.1. Sloane E. Editor: Widyastuti P. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.1. Muttaqin A. Pengantar asuhan keperawatan dengan gangguan sistem persarafan. Jakarta: Salemba Medika; 2008.1. Lobus otak. Diunduh tanggal 18 April 2013 dari http://nursingszone.blogspot.com/1. The spinal cord or medulla spinalis. Diunduh tanggal 18 April 2012 dari http://www.theodora.com/anatomy/the_spinal_cord_or_medulla_spinalis.1. Adiningsih D. Panduan pemeriksaan kesehatan dengan dokumentasi soapie. Jakarta: EGC; 2005.h. 3321. Sistem saraf otonom. Diunduh tanggal 18 April 2013 dari http://wikipedia.org1. Moore KL, AgurAMR.Anatomiklinisdasar. Jakarta: Penerbit Hipokrates;1995.h.289-318.1. Ronardy D. Buku ajar bedah bagian 2. Jakarta: EGC; 2002.h.3501. Nervus radialis, medianus, ulnaris. Diunduh tanggal 18 April 2013 dari http://wikipedia.org1. Mikrajudi. IPA terpadu.Jakarta: Erlangga, 2007.h.56-7.1. Astrosit protoplasmik. Diunduh tanggal 18 April 2012 dari http://www.technion.ac.il/~mdcourse/274203/slides/Nerve/4-Protoplasmic%20astrocytes.jpg1. Oligondendroglia. Diunduh tanggal 18 April 2012 dari http://www.anatomyatlases.org/MicroscopicAnatomy/Section06/Plate06130.html1. Astrosit fibrosa. Diunduh tanggal 18 April 2012 dari http://tipedu.cumhuriyet.edu.tr/Donem2/VI.Komite%28SinirKomitesi%29/Histoloji/Lablar/ek.html1. Mikroglia. Diunduh tanggal 18 April 2012 dari http://www.technion.ac.il/~mdcourse/274203/lect7.html1. Baticcaca F. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem persarafan. Jakarta: Salemba Medika; 2008.h.16-7.1. Sukadi E. 1985. Neuroanatomia Medica. Penerbit Universtas Indonesia. Jakarta.

1