makalah pleno 13.docx

44
Pendahuluan Manusia dalam perkembangannya ada beberapa tahapan yang harus dilalui, mulai dari masa kanak-kanak, remaja sampai dewasa. Salah satu tahapan yang harus dilalui manusia dan berpengaruh terhadap manusia baik secara fisik maupun secara psikologis adalah masa kanak-kanak, karena pada masa kanakkanak ini adalah pondasi dari kehidupannya kelak agar menjadi manusia yang berkualitas. Masa kanak-kanak dibagi lagi menjadi dua periode yang berbeda; awal dan akhir. Periode awal berlangsung dari umur dua sampai enam tahun, sedang periode akhir masa kanak berkisar antara enam sampai tiba saatnya anak matang secara seksual, dengan demikian awal masa kanak-kanak dimulai sebagai penutup masa bayi; usia dimana ketergantungansecara praktis sudah dilewati, diganti dengan tumbuhnya kemandirian dan berakhir di sekitar usia sekolah dasar. Anak usia empat sampai dengan enam tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia lahir sampai dengan enam tahun. Pada usia ini biasanya disebut sebagai anak usia prasekolah. Para pendidik menyebut tahun-tahun awal masa kanak-kanak sebagai usia prasekolah, untuk membedakannya dari saat di mana anak dianggap cukup tua, baik secara fisik dan mental, untuk menghadapi tugas-tugas pada saat mereka mulai mengikuti pendidikan formal. Skenario 5 Seorang anak perempuan berusia 6 tahun, sering ketakutan bertemu orang baru, sering menangis saat masuk sekolah, dan takut ditinggal ibunya sendiri. Atas saran gurunya, anak ini diminta untuk dibawa ke dokter karena perkembangannya berbeda dengan anak lain. 1. Pertumbuhan Anak 1

Upload: albatros-wahyubramanto

Post on 19-Feb-2016

257 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah pleno 13.docx

Pendahuluan

Manusia dalam perkembangannya ada beberapa tahapan yang harus dilalui, mulai dari masa kanak-kanak, remaja sampai dewasa. Salah satu tahapan yang harus dilalui manusia dan berpengaruh terhadap manusia baik secara fisik maupun secara psikologis adalah masa kanak-kanak, karena pada masa kanakkanak ini adalah pondasi dari kehidupannya kelak agar menjadi manusia yang berkualitas.

Masa kanak-kanak dibagi lagi menjadi dua periode yang berbeda; awal dan akhir. Periode awal berlangsung dari umur dua sampai enam tahun, sedang periode akhir masa kanak berkisar antara enam sampai tiba saatnya anak matang secara seksual, dengan demikian awal masa kanak-kanak dimulai sebagai penutup masa bayi; usia dimana ketergantungansecara praktis sudah dilewati, diganti dengan tumbuhnya kemandirian dan berakhir di sekitar usia sekolah dasar.

Anak usia empat sampai dengan enam tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia lahir sampai dengan enam tahun. Pada usia ini biasanya disebut sebagai anak usia prasekolah. Para pendidik menyebut tahun-tahun awal masa kanak-kanak sebagai usia prasekolah, untuk membedakannya dari saat di mana anak dianggap cukup tua, baik secara fisik dan mental, untuk menghadapi tugas-tugas pada saat mereka mulai mengikuti pendidikan formal.

Skenario 5

Seorang anak perempuan berusia 6 tahun, sering ketakutan bertemu orang baru, sering menangis saat masuk sekolah, dan takut ditinggal ibunya sendiri. Atas saran gurunya, anak ini diminta untuk dibawa ke dokter karena perkembangannya berbeda dengan anak lain.

1. Pertumbuhan Anak

Pertumbuhan adalah berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau

dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran panjang,

umur tulang dan keseimbangan metabolik. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan

perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil interaksi

kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya, misalnya perkembangan

sistem neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan sosialisasi.

1

Page 2: makalah pleno 13.docx

1.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Tumbuh Kembang Anak:

i. Faktor dalam (internal) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

Ras/etnik atau bangsa: Anak yang dilahirkan dari ras/bangsa Amerika, maka ia tidak

memiliki faktor herediter ras/bangsa Indonesia atau sebaliknya.

Genetik: Genetik (heredokonstitusional) adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang

akan menjadi ciri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada

tumbuh kembang anak seperti kerdil.

Kelainan kromosom. Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan

pertumbuhan seperti pada sindroma Down.

ii. Faktor luar (eksternal).

Faktor Prenatal: gizi ibu hamil, beberapa obat-obatan seperti Aminopterin,

Thalidomid dapat menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis. Paparan

radium dan sinar Rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti

mikrosefali, spina bifida, retardasi. Infeksi, kelainan imunologi, psikologi ibu

Faktor Persalinan: Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia

dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak.

Faktor Pascasalin: Gizi, lingkungan fisis dan kimia.

Lingkungan sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut hidup yang berfungsi

sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider). Sanitasi lingkungan, kurangnya sinar

matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu, faktor psikologis (Hubungan anak

dengan orang sekitarnya), sosio-ekonomi (Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan

makanan, kesehatan lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan), lingkungan pengasuhan

(interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi), stimulasi (penyediaan alat mainan, sosialisasi

anak, keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak), obat-obatan

(pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya

dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya

produksi hormon pertumbuhan).1

2

Page 3: makalah pleno 13.docx

1.2 Kebutuhan anak:

i. ASUH: kebutuhan fisik- biomedical.

Nutrisi: membina tubuh seperti protein hewani, protein nabati. Sumber energi

seperti karbohidrat, lemak. Proteksi tubuh seperti vitamin dan mineral.

Penjagaan kesehatan primer: imunisasi, deteksi dan perawatan dini.

Lingkungan perumahan yang baik: 6.5m2 per kapita.

Pakaian

Kebersihan peribadi dan sanitasi lingkungan

Kebugaran fisik: olahraga dan rekreasi.

ii. ASIH: kebutuhan emosi

Kontak fisik dengan ibu (0-4 tahun)

Kebutuhan perhatian dan kasih sayang

Kebutuhan pengalaman baru

Kebutuhan untuk dipuji/ ganjaran/ penghormatan

Kebutuhan mencapai rasa tanggungjawab yang membawa kepada

kemandirian.

iii. ASAH: Kebutuhan stimulasi mental

Asas proses pembelajaran: bermula sedini mungkin (4-5 tahun yang pertama),

perkembangan mental-psikososial (personaliti yang stabil, moral dan etika,

kreativitas, produktivitas, persaingan yang sehat).

Informal (di rumah), formal (sekolah), tidak formal (edukasi dari pihak

ketiga), dalam masyarakat (pramuka, pengajian, sekolah minggu, dsb).

- Pemantauan pertumbuhan:

Biasanya divisualisasi melalui kurva ‘weight for age’.

Kurva berat badan untuk usia lebih sensitive untuk menunjukkan pertumbuhan fisik,

status kesehatan, kehadiran krisis/ autikrisis serta unik, dinamik, global, total dan

kontinu menjadikannya sesuai untuk tujuan prospektif.

Kurva panjang badan untuk usia diguna untuk mendapatkan pertumbuhan linear, tapi

kurang sensitive untuk dipantau. Biasanya diguna secara retrospektif.

3

Page 4: makalah pleno 13.docx

1.3 Stimulasi mental

Stimulasi dini adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir (bahkan

sebaiknya sejak janin 6 bulan di dalam kandungan) dilakukan setiap hari, untuk

merangsang semua sistem indera. Selain itu harus pula merangsang gerak kasar dan

halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak berkomunikasi, serta merangsang perasaan

yang menyenangkan dan pikiran bayi dan balita. Rangsangan yang dilakukan sejak

lahir, terus menerus, bervariasi, dengan suasana bermain dan kasih sayang, akan

memacu berbagai aspek kecerdasan anak.

Memberikan perhatian dan kasih sayang merupakan stimulasi yang penting pada awal

perkembangan anak, misalnya dengan bercakap-cakap, membelai, mencium, bermain

dll. Buku bacaan anak akan menambah kemampuan berbahasa, berkomunikasi, serta

menambah wawasan terhadap lingkungannya. Bermain dan olah raga

(melempar/menangkap bola, melompat, naik sepeda dll) baik untuk perkembangan

motorik dan pertumbuhan otot-otot tubuh.3

2. Perkembangan Anak

Perkembangan kanak-kanak merujuk kepada perubahan kualitatif biologi dan

psikologi yang berlaku kepada manusia antara kelahiran dan akhir masa remaja (zaman

kanak-kanak). Perubahan ini tidak boleh diukur secara kuantitatif tetapi jelas berlaku jika

dibandingkan dengan peringkat yang lebih awal. Contohnya, cara pertuturan dan

kematangan. Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur

dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai

hasil dari pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,

jaringan tubuh, organ-organ dan sistem yang berkembang sedemikian rupa perkembangan

emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Biasanya

perkembangan anak diikuti pertumbuhan sehingga lebih optimal dan tergantung pada potensi

biologik seseorang. Perkembangan anak dibagikan kepada 4 sektor, yaitu: personal- sosial,

bahasa, motor halus adaptif, motor kasar.

1) Personal-sosial: Aspek psikososial berkaitan dengan kemampuan anak untuk

berinteraksi dengan lingkungannya, interaksi sosial, mandiri, berdisiplin dan

mempunyai rasa tanggungjawab. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa, makan

4

Page 5: makalah pleno 13.docx

dengan sendiri, imitasi kerja- kerja rumah, menyikat gigi, mengingat nama teman dan

bermain bersama teman-teman sebayanya.

2) Bahasa: Merupakan kemampuan pengucapan dan pemahaman bahasa. Selama

masa anak-anak awal, perkembangan bahasa terus berlanjut. Perbendaharaan kosa

kata dan cara menggunakan kalimat bertambah kompleks. Perkembangan ini terlihat

dalam aspek pendengaran, cara berfikir tentang kata-kata, struktur kalimat dan secara

bertahap anak akan mulai menggunakan kalimat yang lebih singkat dan padat, serta

dapat menerapkan berbagai aturan tata bahasa secara tepat. Misalnya respon kepada

bunyi lonceng, ketawa, menyebut satu/ dua patah kata, menyebut warna, bagian tubuh

dan mengira balok.

3) Motor halus adaptif: Mencakupi indera penglihatan (koordinasi mata kanan dan

kiri, koordinasi visi dengan pergerakan halus), kotrol pada tangan, stase pra-menulis

serta menyelesaikan masalah yang ringkas. Adapun perkembangan motorik halus

merupakan perkembangan gerakan anak yang menggunakan otot-otot kecil atau

sebagian anggota tubuh tertentu. Perkembangan pada aspek ini dipengaruhi oleh

kesempatan anak untuk belajar dan berlatih. Kemampuan menulis, menggunting,

menggambar orang dan menyusun balok termasuk contoh gerakan motorik halus.

4) Motor kasar: Perubahan postur tubuh dari horizontal ke vertical dan seterusnya

bergerak (lokomotif). Kemampuan anak untuk mengangkat kepala, berguling, duduk,

berlari, dan melompat termasuk contoh perkembangan motorik kasar. Otot-otot besar

dan sebagian atau seluruh anggota tubuh digunakan oleh anak untuk melakukan

gerakan tubuh. Perkembangan motorik kasar dipengaruhi oleh proses kematangan

anak. Karena proses kematangan setiap anak berbeda, maka laju perkembangan

seorang anak bisa saja berbeda dengan anak lainnya.4

5

Page 6: makalah pleno 13.docx

Tabel 1: Perkembangan anak menurut umur:4

Umur Personal sosial Bahasa Motor halus adaptif Motor kasar

0 bulan Menatap muka- suara vocal

- bereaksi pada suara bel-`

- mengangkat kepala

- gerakan merata

1 bulan

-membalas

senyum (80%)

-memandang

muka (90%)

- suara vocal (<90%)

- bereaksi pada suara bel

(>90%)

- mengikuti sampai garis

tengah (85%)

- mengangkat kepala

(>90%)

-gerakan merata

(>90%)

2 bulan

-tersenyum

spontan (85%)

-membalas

senyum (80%)

-memandang

muka (90%)

Bersuara “Oooo/ Aaaa”Mengikuti, melewati

garis tengah (75%)

Kepala terangkat 45o

(80%)

3 bulan

-memandang

tangan sendiri

-tersenyum

spontan (>90%)

- mermekik

- tertawa

- bersuara “Ooo/ Aaa”

(>90%)

- kedua tangan

bersentuhan/ bersatu

- mengikuti/ melewati

garis tengah (>90%)

- duduk: kepala

mantap

- kepala terangkat 90o

4 bulan

Memandang

tangan sendiri

(>90%)

- memekik (85%)

- tertawa (90%)

- mengikuti 180o

- kedua tangan

bersentuhan/ bersatu

(90%)

- menggenggam icik- icik

- dada terangkat

lengan menumpu

- menumpu berat

badan pada kaki

- duduk: kepala

mantap (>90%)

5 bulan

- mencoba

mengambil

mainan

- memandang

tangan sendiri

(>90%)

- menoleh ke bunyi

menderik

- memekik (>90%)

- meraih benda

- memandang manic-

manic

- mengikuti 180o (>90%)

- ditarik untuk duduk:

kepala tidak tertinggal

- berbalik

- dada terangkat

lengan menumpu

(>90%)

6 bulan - makan sendiri

-mencoba

mengambil

- menirukan bunyi/ bicara

- suku kata tunggal

- menoleh ke bunyi suara

- mencari benang wol

- meraih benda (>90%)

- duduk tanpa ditumpu

- ditarik untuk duduk:

kepala tidak tertinggal

6

Page 7: makalah pleno 13.docx

mainan(>85%)

- berbalik (>90%)

7 bulan

-tangan melambai

- makan sendiri

(>90%)

- “Da da mama” non

spesifik

- suku kata tunggal (80%)

- menoleh ke bunyi suara

(>90%)

- menirukan bunyi/ bicara

(80%)

- mengambil 2 kubus

- memindahkan kubus

- mengambil manic

dengan gerakan

menggaruk

- mencari benang wol

(85%)

Duduk tanpa ditumpu

8 bulan-tangan melambai

- tepuk tangan

- mengoce

- mengkombinasi 2 suku

kata

- “Da da mama” non

spesifik (80%)

- suku kata tunggal (>90%)

- menirukan bunyi/ bicara

(85%)

- mengambil 2

kubus(80%)

- memindahkan kubus

(>90%)

Berdiri, berpegangan

9 bulan

- tangan

melambai

- tepuk tangan

- mengoce (90%)

- “Da da mama” non

spesifik (85%)

- menirukan bunyi/ bicara

(90%)

- membenturkan 2 kubus

- menggenggam pinset

- mengambil 2 kubus

(85%)

- duduk sendiri

- bangkit untuk berdiri

- berdiri, berpegangan

(>90%)

10

bulan

- bermain bola

dengan pemeriksa

- melambai (80%)

- menyatakan

keinginan

- tepuk tangan

- “Da da mama” spesifik

- mengoce

- mengkombinasi suku-

suku kata

- menirukan bunyi/ bicara

(>90%)

- “da da mama” non spesifik

(>90%)

- membenturkan 2 kubus

- menggenggam pinset

(85%)

- mengambil 2 kubus

(>90%)

- berdiri 2 detik

- duduk sendiri

- bangkit untuk berdiri

- berdiri, berpegangan

(>90%)

7

Page 8: makalah pleno 13.docx

11

bulan

- bermain bola

dengan pemeriksa

- melambai

(80%)

- menyatakan

keinginan

- tepuk tangan

(85%)

- “Da da mama” spesifik

- mengoce (85%)

- mengkombinasi suku-

suku kata (>90%)

- membenturkan 2 kubus

(85%)

- menggenggam pinset

(>90%)

- berdiri 2 detik

- duduk sendiri

(>90%)

- bangkit untuk berdiri

(>90%)

2 tahun

- mengenakan

baju

- menyuapi

boneka

- membuka

pakaian

- menunjukkan 4 gambar

- berbicara sebagian

dimengerti

- bagian badan 6

- menyebut 1 gambar (75%)

- mengkombinasi kata

- menunjuk 2 gambar

(>90%)

- menara 6 kubus (75%)

- menara 4 kubus (>90%)

- melempar bola

tangan ke atas

- menendang bola ke

depan

3 tahun

- mengenakan T-

shirt

- menyebut nama

teman

- mencuci dan

mengeringkan

tangan

- mengetahui 2 nama sifat

- mengetahui 2 kegiatan

- menyebut 4 gambar

(>90%)

- menara 8 kubus

- meniru garis vertical

- menara 4 kubus (>90%)

- berdiri satu kaki 1

detik

- lompatan lebar

- melempar bola

tangan ke atas (>90%)

4 tahun

- berpakaian

tanpa bantuan

- mengenakan T-

shirt (>90%)

- mengetahui 3 kata sifat

- mengetahui 4 kata depan

- berbicara seluruhnya

dimengerti

- mengetahui 4 kegiatan

- kegunaan 3 benda

- menghitung 1 kubus

- mencontohkan +

- memilih garis yang

lebih panjang

- mencontohkan O

- berdiri 1 kaki 3 detik

- melompat dengan 1

kaki

- berdiri di atas 1 kaki

2 detik (90%)

5 tahun - mengambil

makanan

- menggosok gigi

tanpa bantuan

- lawan kata

- menghitung 5 kubus

- mengetahui 3 kata sifat

Menggambar orang

dengan 6 bagian

- mencontohkan

- memilih garis yang

- berjalan tumit ke jari

kaki

- berdiri pada 1 kaki 5

8

Page 9: makalah pleno 13.docx

- bermain ular

tangga

- mengartikan 5 kata

- menyebutkan 4 warna

lebih panjang (85%)

- mencontohkan +

(>90%)

detik

- berdiri pada 1 kaki 4

detik (90%)

Untuk bisa mengikuti perkembangan dan juga pertumbuhan anak-anak kita maka kita

juga harus mengenal akan tahapan perkembangan anak yaitu :

Perkembangan anak merupakan segala perubahan yang terjadi pada usia anak, yaitu pada

masa:

1. Infancy toddlerhood (usia 0-3 tahun)

2. Early childhood (usia 3-6 tahun)

3. Middle childhood (usia 6-11 tahun)

Perubahan yang terjadi pada diri anak tersebut meliputi perubahan pada aspek berikut

fisik (motorik), emosi, kognitif, psikososial.

Aspek-aspek tahap perkembangan anak:

1. Perkembangan fisik (Motorik). Perkembangan fisik (motorik) merupakan proses

tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Setiap gerakan yang dilakukan anak

merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam

tubuh yang dikontrol oleh otak. Perkembangan fisik (motorik) meliputi perkembangan

motorik kasar dan motorik halus. Yang dimaksud dengan pengertian perkembangan

motorik kasar yaitu kemampuan anak untuk duduk, berlari, dan melompat termasuk

contoh perkembangan motorik kasar. Otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota

tubuh digunakan oleh anak untuk melakukan gerakan tubuh. Perkembangan motorik

kasar dipengaruhi oleh proses kematangan anak. Karena proses kematangan setiap anak

berbeda, maka laju perkembangan seorang anak bisa saja berbeda dengan anak lainnya.

Sekanjutnya adalah perkembangan motorik halus dan pengertiannya adalah adapun

perkembangan motorik halus merupakan perkembangan gerakan anak yang

menggunakan otot-otot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu. Perkembangan pada

aspek ini dipengaruhi oleh kesempatan anak untuk belajar dan berlatih. Kemampuan

menulis, menggunting, dan menyusun balok termasuk contoh gerakan motorik halus.

9

Page 10: makalah pleno 13.docx

2. Perkembangan emosi. Perkembangan pada aspek ini meliputi kemampuan anak untuk

mencintai, merasa nyaman, berani, gembira, takut, dan marah; serta bentuk-bentuk

emosi lainnya. Pada aspek ini, anak sangat dipengaruhi oleh interaksi dengan orangtua

dan orang-orang di sekitarnya. Emosi yang berkembang akan sesuai dengan impuls

emosi yang diterimanya. Misalnya, jika anak mendapatkan curahan kasih sayang,

mereka akan belajar untuk menyayangi.

3. Perkembangan kognitif. Pada aspek kognitif, perkembangan anak nampak pada

kemampuannya dalam menerima, mengolah, dan memahami informasi-informasi yang

sampai kepadanya. Kemampuan kognitif berkaitan dengan perkembangan berbahasa

(bahasa lisan maupun isyarat), memahami kata, dan berbicara.

4. Perkembangan psikososial. Aspek psikososial berkaitan dengan kemampuan anak untuk

berinteraksi dengan lingkungannya. Misalnya, kemampuan anak untuk menyapa dan

bermain bersama teman-teman sebayanya.

Dengan mengetahui aspek-aspek perkembangan anak, orangtua dan pendidik bisa

merancang dan memberikan rangsangan serta latihan agar keempat aspek tersebut

berkembang secara seimbang.4

A. Perkembangan Fisik

Seorang anak dikatakan telah memiliki kesiapan fisik bila perkembangan motoriknya sudah matang, terutama koordinasi antara mata dengan tangan (visio-motorik) berkembang baik. Kesehatan fisik yang baik dengan asupan gizi yang seimbang sangat dibutuhkan untuk dapat menunjang kesiapan masuk sekolah. Anak yang sehat akan lebih mudah mencerna pengetahuan yang diajar kan sertabersosialisasi dengan lebih baik, tampil gesit dan bersemangat, baik dalam menerimainformasi maupun dalam membina hubungan sosial dengan guru serta teman -temannya.

1. Kebutuhan fisik – biomedis (“ASUH”)

Kebutuhan akan “asuh” meliputi:

Nutrisi

10

Page 11: makalah pleno 13.docx

Nutrisi yang adekuat dan seimbang, merupakan kebutuhan akan “asuh” yang

terpenting. Pemberian nutrisi yang cukup seharusnya dimulai sejak bayi masih

dalam kandungan ibunya. Setelah lahir diupayakan pemberian ASI secara eksklusif,

yaitu pemberian ASI saja sampai anak berusia 4 – 6 bulan. Sejak berumur 6 bulan,

sudah waktunya anak diberikan makanan tambahan atau makanan pendamping ASI.

Pemberian makanan tambahan ini penting untuk melatih kebiasaan makan yang

baik dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai meningkat pada masa bayi

dan prasekolah karena saat itu pertumbuhan dan perkembangannya sangat pesat

terutama pertumbuhan otak.

Nutrisi adalah termasuk pembangun tubuh yang mempunyai pengaruh

terhadap pertumbuhan dan perkembangan, terutama pada tahun tahun pertama

kehidupan dimana anak sedang mengalai pertumbuhan yang sangat pesat terutama

pertumbuhan otak. selain itu nutrisi juga merupakan sumber energy dan zat

pelindung.

Yang termasuk nutrisi pembangun tubuh yaitu protein hewani antara lain

berbagai jenis daging (seperti ikan, ayam, sapi) telur, susu. Dan protein nabati antara

lain tahu, tempe, nasi, gandung. Yang termasuk sumber energy yaitu, karbohidrat,

lemak, beras, kentang, gandum, susu, ubi, jagung, singkong, maizena dsb. Dan yang

termasuk nutrisi pelindung tubuh yaitu mikronutrien / mineral ( besi, kalsium, seng,

mangan, dsb), vitamin vitamin dan air.

Perawatan kesehatan dasar : imunisasi, penimbangan BB, pengobatan kalau sakit.

Papan/pemukiman yang layak

Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak

membahayakan penghuninya, akan menjamin keselamatan dan kesehatan

penghuninya. Misalnya ventilasi dan pencahayaan yang cukup, tidak penuh sesak,

cukup leluasa untuk anak bermain, bebas polusi, maka akan menjamin tumbuh

kembang anak

Sandang

Pakaian yang layak, bersih dan aman (tidak mudah terbakar, tanpa pernak

pernik yang mudah menyebabkan anak kemasukan benda benda asing).

Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan dan kebersihan, baik kebersihan

perorangan maupun lingkungan memegang peranan penring pada tumbuh kembang

anak. Kebersihan perorangan yang kurang akan memudahkan terjadinya penyakit

penyakit kulit dan saluran pencernaan pada anak seperti diare, cacing, dll.

11

Page 12: makalah pleno 13.docx

Sedangkan kebersihan lingkungan erat hubungannya dengan penyakit saluran

pernapasan, saluran pencernaan, serta penyakit akibat nyamuk. Oleh karena itu

pendidikan kesehatan kepada masyarakat harus ditunjukkan bagaimana membuat

lingkungan menjadi layak untuk tumbuh dan kembang anak, sehingga

meningkatkan rasa aman bagi ibu / pengasuh anak dalam menyediakan kesempatan

bagi anaknya untuk mengeksplorasi lingkungan.

Kesegaran jasmani, meliputi olahraga dan rekreasi.5

2. Faktor lingkungan

Erik Erikson mengidentifikasikan bahwa tahun pertama kehidupan adalah saat

kepercayaan dasar itu muncul, berdasarkan pada seringnya seorang ibu mendengarkan

apa yang dibutuhkan oleh anak. Penelitian tentang bayi dibanyak rumah sakit

membuktikan betapa menyedihkan dampak terampasnya kasih sayang. Kasih sayang

mengacu pada suatu kecenderungan biologis seorang anak untuk dekat dengan orang

tuanya selama mengalami stress.6

Faktor lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam

menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki. Faktor lingkungan ini

dapat meliputi lingkungan prenatal (lingkungan dalam kandungan) dan lingkungan

posnatal (lingkungan setelah bayi lahir).

- Faktor pranatal

Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di dalam

kandungan.

Gizi

Nutrisi ibu saat hamil terutama dalam trisemester akhir kehamilan, akan

mempengaruhi pertumbuhan janin.

Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan congenital seperti

club foot. Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan

kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan.

Toksin / zat kimia

Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat zat

teratogen. Misalnya obat obatan seperti thalidomide, phenitoin, obat obatan

anto kanker dsb, dapat menyebabkan kelainan bawaan. Demikian pula

12

Page 13: makalah pleno 13.docx

dengan ibu hamil yang perokok berat / peminum alcohol kronis sering

melahirkan bayi berat badan lahir, lahir mati, cacat atau retardasi mental.

Endokrin

Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali,

hyperplasia adrenal.

Radiasi

Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin

seperti mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota

gerak, kelainan congenital mata, kelainan jantung.

Infeksi

Infeksi padab trisemester pertama dan kedua oleh TORCH ( Toksoplasma,

Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks), PMS ( Penyakit Menular

Seksual) serta penyakit virus lainnya dapat menyebabkan kelaianan pada

janin seperti katarak, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung

congenital.

Kelainan imunologi

Rhesus atau ABO inkomtabilitas sering menyebabkan abortus, hidrops

fetalis, kern ikterus atau lahir mati.

Anoksia embrio

Menurunnya oksigenasi janin melalui gannguan pada plasenta atau tali

pusat, menyebabkan berat badan lahir rendah

Stress

Stress yang dialami ibu saat hamil, dapat mempengaruhi tumbuh kembang

janin, antara lain cacat bawaaan, kelainan kejiwaan dll.

- Faktor postnatal

Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir.

Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi. Diperlukan zat makanan yang adekuat.

Penyakit kronis / kelainan congenital

Tuberculosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retardasi

pertumbuhan jasmani.

Lingkungan fisis dan kimia

13

Page 14: makalah pleno 13.docx

Sanitasi lingkungan yang kurang baik, kurangnya sinar matahari, paparan

sinar radioaktif, zat kimia tertentu mempunyai dampak yang negative

terhadap pertumbuhan anak.

Psikologis

Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak

dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang slalu merasa tertekan akan

mengalami hambatan di dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

Endokrin

Gangguan hormon misalnya pada penyakit hipotiroid, akan menyebabkan

anak mengalami hambatan pertumbuhan. Defisiensi hormon pertumbuhan

akan menyebabkan anak menjadi kerdil.

Sosio – ekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan

lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan akan menghambat pertumbuhan

anak.

Lingkungan pengasuhan

Interaksi ibu dan anak, sangat mempengaruhi tumbuh kembang anak.

Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan / stimulasi khususnya dalam

kemuarga, misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak, keterlibatan

ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak, perlakuan ibu

terhadap anak.

Obat – obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka lama, akan menghambat pertumbuhan

demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan

saraf pusat yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon

pertumbuhan.7

Untuk menilai perkembangan anak banyak instrumen yang dapat

digunakan. Salah satu instrumen skrining yang dipakai secara internasional untuk

menilai perkembangan anak adalah DDST II (Denver Development Screening

Test). DDST II merupakan alat untuk menemukan secara dini masalah

penyimpangan perkembangan anak umur 0 s/d < 6 tahun. Instrumen ini merupakan

14

Page 15: makalah pleno 13.docx

revisi dari DDST yang pertama kali dipublikasikan tahun 1967 untuk tujuan

yang sama.

Pemeriksaan yang dihasilkan DDST II bukan merupakan pengganti

evaluasi diagnostik, namun lebih ke arah membandingkan kemampuan perkembangan

seorang anak dengan anak lain yang seumur. DDST II digunakan untuk menilai

tingkat perkembangan anak sesuai umurnya pada anak yang mempunyai

tanda-tanda keterlambatan perkembangan maupun anak sehat. DDST II bukan

merupakan tes IQ dan bukan merupakan peramal kemampuan intelektual anak di

masa mendatang. Tes ini tidak dibuat untuk menghasilkan diagnosis, namun lebih

ke arah untuk membandingkan kemampuan perkembangan seorang anak dengan

kemampuan anak lain yang seumur.

Formulir tes DDST II berisi 125 item yg terdiri dari 4 sektor, yaitu:

personal sosial, motorik halus-adaptif, bahasa, serta motorik kasar. Sektor

personal sosial meliputi komponen penilaian yang berkaitan dengan

kemampuan penyesuaian diri anak di masyarakat dan kemampuan memenuhi

kebutuhan pribadi anak. Sektor motorik halus-adaptif berisi kemampuan anak

dalam hal koordinasi mata-tangan, memainkan dan menggunakan benda-benda kecil

serta pemecahan masalah. Sektor bahasa meliputi kemampuan mendengar,

mengerti, dan menggunakan bahasa. Sektor motorik kasar terdiri dari penilaian

kemampuan duduk, jalan, dan gerakan-gerakan umum otot besar. Selain keempat

sektor tersebut, itu perilaku anak juga dinilai secara umum untuk memperoleh taksiran

kasar bagaimana seorang anak menggunakan kemampuannya.8

B. Teori Kembang Kognitif

Dikembangkan oleh  Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-

1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi

perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi

Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan

operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas

munculnya dan diperolehnya skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi

15

Page 16: makalah pleno 13.docx

lingkungannya dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru

dalam merepresentasikan informasi secara mental.9

Piaget membagi skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat

periode utama yang berkorelasi dengan dan semakin canggih seiring pertambahan usia:

Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)

Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)

Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)

Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)

Periode Sensorimotor

Tahap sensorimotor adalah yang pertama dari empat tahapan dalam perkembangan kognitif

yang meluas dari lahir sampai akuisisi bahasa. Pada tahap ini, bayi membangun pemahaman

tentang dunia dengan pengalaman koordinasi (seperti melihat dan mendengar) dengan fisik,

tindakan motorik bayi pengetahuan dari dunia dari tindakan fisik yang mereka lakukan di

atasnya. Seorang bayi berkembang dari refleksif, insting tindakan saat lahir ke awal

pemikiran simbolis menjelang akhir panggung. Piaget membagi tahap sensorimotor ke enam

sub-tahapan.

Sub-tahapan skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan

berhubungan terutama dengan refleks.

Sub-tahapan fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan

dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.

Sub-tahapan fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan

bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan

pemaknaan.

Sub-tahapan koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai

duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai sesuatu

yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut berbeda

(permanensi objek).

Sub-tahapan fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan

belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk

mencapai tujuan.

16

Page 17: makalah pleno 13.docx

Sub-tahapan awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan

awal kreativitas.

Periode Praoperasional

Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan. Dengan mengamati urutan

permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir usia dua tahun jenis yang secara

kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul. Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget

adalah prosedur melakukan tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan

ini adalah operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai. Dalam tahapan ini,

anak belajar menggunakan dan merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata.

Pemikirannya masih bersifat egosentris: anak kesulitan untuk melihat dari sudut pandang

orang lain. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri, seperti

mengumpulkan semua benda merah walau bentuknya berbeda-beda atau mengumpulkan

semua benda bulat walau warnanya berbeda-beda. Menurut Piaget, tahapan pra-operasional

mengikuti tahapan sensorimotor dan muncul antara usia dua sampai enam tahun. Dalam

tahapan ini, anak mengembangkan keterampilan berbahasanya. Mereka mulai

merepresentasikan benda-benda dengan kata-kata dan gambar. Bagaimanapun, mereka masih

menggunakan penalaran intuitif bukan logis. Di permulaan tahapan ini, mereka cenderung

egosentris, yaitu, mereka tidak dapat memahami tempatnya di dunia dan bagaimana hal

tersebut berhubungan satu sama lain. Mereka kesulitan memahami bagaimana perasaan dari

orang di sekitarnya. Tetapi seiring pendewasaan, kemampuan untuk memahami perspektif

orang lain semakin baik. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan

menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.

Periode Operasional Konkrit

Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul antara usia enam sampai

duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Proses-proses

penting selama tahapan ini adalah:

Pengurutan: kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.

Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang

paling besar ke yang paling kecil.

Klasifikasi: kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi serangkaian benda

menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain, termasuk gagasan bahwa

17

Page 18: makalah pleno 13.docx

serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya ke dalam rangkaian tersebut.

Anak tidak lagi memiliki keterbatasan logika berupa animisme (anggapan bahwa semua

benda hidup dan berperasaan)

Decentering: anak mulai mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu permasalahan untuk

bisa memecahkannya. Sebagai contoh anak tidak akan lagi menganggap cangkir lebar tapi

pendek lebih sedikit isinya dibanding cangkir kecil yang tinggi.

Reversibility: anak mulai memahami bahwa jumlah atau benda-benda dapat diubah,

kemudian kembali ke keadaan awal. Untuk itu, anak dapat dengan cepat menentukan bahwa

4+4 sama dengan 8, 8-4 akan sama dengan 4, jumlah sebelumnya.

Konservasi: memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumlah benda-benda adalah tidak

berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau benda-benda tersebut. Sebagai

contoh, bila anak diberi cangkir yang seukuran dan isinya sama banyak, mereka akan tahu

bila air dituangkan ke gelas lain yang ukurannya berbeda, air di gelas itu akan tetap sama

banyak dengan isi cangkir lain.

Penghilangan sifat Egosentrisme: kemampuan untuk melihat sesuatu dari sudut pandang

orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara yang salah).

Periode Operasional Formal

Tahap operasional formal adalah periode terakhir perkembangan kognitif dalam teori Piaget.

Tahap ini mulai dialami anak dalam usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut

sampai dewasa. Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir

secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang tersedia.

Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia

tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-

abu" di antaranya. Dilihat dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi

berbagai perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis,

kognitif, penalaran moral, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa

orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak

mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran

dari tahap operasional konkrit.

18

Page 19: makalah pleno 13.docx

Gambar 1. Teori kognitif Piaget.10

C. Perkembangan psikososial

Freud mengusulkan lima fase perkembangan psikoseksual, dengan berbagai bagian

tubuh yang berbeda berperan sebagai fokus kepuasan dorongan seksual pada berbagai usia.

Salah satu dari kontribusi Freud yang paling bertahan adalah hipotesisnya mengenai

organisasi proses mental menjadi id, ego, dan superego.1

Freud membagi fase perkembangan psikoseksual menjadi 5 tahap:1

1. Fase oral (0-18 bulan)

Bayi memperoleh kepuasan melalui rangsangan mulut ketika mereka mengisap dan

menggigit, dengan demikian ibu menjadi objek cintanya

2. Fase anal (1-3 tahun)

Anak memperoleh kepuasan melalui latihan otot-otot anus selama pengeluaran atau

penahanan.

3. Fase falik (3-5 tahun)

19

Page 20: makalah pleno 13.docx

Anak mengembangkan keingintahuan seksual dan memperoleh kepuasan melalui

masturbasi. Mereka mempunyai fantasu seksual mengenal orangtua yang berlawanan

jenisnya dan merasa bersalah mengenai fantasinya.

4. Fase laten (5-11 tahun)

Dorongan seksual anak tenggelam, mereka menggunakan energinya untuk

memperoleh keterangan budaya.

5. Fase genital

Remaja mempunyai keinginan heteroseksual dewasa dan mencari cara untuk

memuaskannya.6

Perkembangan psikososial (Erikson). Teori perkembangan kepribadian yang paling

banyak adalah teori yang dikemukakan oleh Erikson. Teori ini menekankan pada kepribadian

yang sehat, bertentangan dengan pendekatan patologik. Erikson juga menggunakan konsep-

konsep biologis dan epigenesist, menjelaskan konflik dan masalah inti yang harus dikuasai

individu selama periode kritis dalam perkembangan keperibadian. Keberhasilan pencapaian

atau penguasaan terhadap setiap konflik inti terbentuk berdasarkan keberhasilan pencapaian

atau penguasaan inti sebelumnya. Setiap tahap psikososial mempunyai dua komponen aspek

menyenangkan dan tidak menyenangkan dari konflik inti---- dan perkembangan ke tahap

selanjutnya tergantung pada penyelesaian konflik ini. Tidak ada konflik inti yang pernah

dikuasai secara lengkap melainkan tetap menjadi masalah yang kerap timbul seumur hidup.

Tidak ada situasi hidup yang pernah aman. Setiap situasi baru menimbulkan konflik dalam

bentuk baru. Sebagai contoh, ketika anak-anak yang mencapai rasa percaya secara

memuaskan menghadapi pengalaman baru (mis. Hospitalisasi) mereka harus sekali lagi

membentuk rasa percaya kepada orang yang bertanggung jawab atas asuhan mereka dalam

rangka menguasai situasi. Pendekatan tentang kehidupan Erikson terhadap perkembangan

kepribadian terdiri atas delapan tahap namun hanya lima pertama yang berkaitan dengan

masa kanak-kanak, yaitu:1

a. Percaya vs tidak percaya (lahir-1 tahun). Hal pertama dan yang paling penting

bagi perkembangan kepribadian yang sehat adalah rasa percaya dasar.

Pembentukan rasa percaya dasar ini mendominasi tahun pertama kehidupan dan

menggambarkan semua pengalaman kepuasan anak pada usia ini. Berkaitan

dengan tahap oral Freud, saat ini merupakan saat mendapatkan dan mengambil

apapun melalui semua indera. Hal ini hanya terjadi dalam kaintannya dengan

sesuatu atau seseorang; oleh karena itu asuhan yang konsisten dan penuh kasih

20

Page 21: makalah pleno 13.docx

oleh orang yang berperan sebagai ibu merupakan hal yang sangat penting bagi

perkembanga rasa percaya. Rasa tidak percaya terjadi jika pengalaman yang

meningkatkan tidak terpenuhinya rasa percaya atau jika kebutuhan dsar tidak

dipenuhi secara konsisten atau adekuat. Meskipun pecahan-pecahan rasa tidak

percaya terjadi di seluruh kepribadian, namun rasa percaya dasra terhadp orangtua

membentuk rasa percaya terhadpa dunia, orang lain dan diri sendiri. Hasilnya

adalah keprecayaan dan optimisme.

b. Autonomi vs malu dan ragu-ragu (1-3 tahun). Jika dikaitkan dengan tahap anal

Freud, masalah autonomi dapat dicirikan dengan menahan atau merelaksasi otot

sfingter. Perkembangan autonomi selama periodet toddler berpusat pada

peningkatan kemampuan anak untuk mengendalikan tubuh mereka, diri mereka

dan lingkungan mereka. Mereka ingin melakukan hal-hal untuk diri mereka

sendiri, menggunakan keterampilan motorik yang baru mereka peroleh seperti

berjalan, memanjat dan memanipulasi serta menggunakan kekuatan mental

mereka dalam memilih dan membuat keputusan. Pembelajaran yang mereka

peroleh sebagian besar didapt dari meniru aktivitas dan perilaku orang lain.

Perasaan negative seperti ragu dan malu muncul ketika anak-anak diremehkan,

ketika pilihan-pilihan mereka membahayakan atau ketika mereka dipaksa untuk

bergantung dalam beberapa hal yang sebenarnya mereka mampu melakukannya.

Hasil yang diharapkan adalah kontrol diri dan ketekunan.

c. Insiatif vs rasa bersalah (3-6 tahun). Tahap inisiatif berkaitan dengan tahap

falik Freud dan dicirikan dengan perilaku yang intrusif dan penuh semangat,

berani berupaya dan imajinasi yang kuat. Anak-anak mengeksplorasi dunia fisik

dengan semua indera dan kekuatan mereka. Mereka membentuk suara hati, tidak

lagi dibimbing oleh pihak luar, terdapat suara dari dalam yang meperingatkan dan

mengancam. Anak-anak terkadang memiliki tujuan atau melakukan aktivitas yang

bertentangan dengan yang dimiliki orangtua atau orang lain, dan dibuat merasa

bahwa aktivitas atau imajinasi mereka merupakan hal yang buruk sehingga

menimbulkan rasa bersalah anak-anak harus belajar mempertahankan rasa

inisiatif tanpa mengenai hak dan hak istimewa orang lain. Hasil akhirnya adalah

arahan dan tujuan.

d. Industri vs inferioritas (6-12 tahun). Tahap industry adalah periode laten dari

Freud. Setelah mencapai tahap yang lebih penting dalam perkembangan

kepribadian, anak-anak siap untuk bekerja dan berproduksi. Mereka mau terlibat

21

Page 22: makalah pleno 13.docx

dlam tugas dan aktivitas yang dapat merkea lakukan sampai selesai; mereka

memerlukan dan menginginkan pencapaian yang nyata. Anak-anak belajar

berkompetisi dan bekerja sama dengan orang lain dan mereka juga mempelajari

aturan-aturan. Periode ini meupakan periode pemantapan dalam hubungan social

mereka dengan orang lain. Rasa ketidakadekuatan atau inferioritas dapat terjadi

jika terlalu banyak yang diharapkan dari mereka atau jika mereka percaya bahwa

mereka tidak dapat memenuhi standar yang ditetapkan orang lain utnuk mereka.

Kualitas ego yng berkembang dari tahap industry adalah kompetensi.

e. Indentitas vs kebingungan peran (12-18 tahun). Berhubungan dengan periode

genital Freud, perkembangan identitas dicirikan dengan perubahan fisik yang

cepat dan jelas. Ras percaya terhdap tubuh mereka yang sudah terbentuk

sbeleumnya mengalami kegoncangan dan anak-anak menjadi sangat terpaku

dengan penampilan mereka di mata orang lain dibandingkan dengan konsep diri

mereka. Remaja berusaha menyesuaikan diri dengan dengan pran yang mereka

mainkan dan mereka beharap dapat bermain dlam peran dan gaya terbaru yang

dilakukan oleh teman-teman sebayanya, untuk mengintegrasikan konsep dan nilai-

nilai mereka terhadap lingkungan dan pembuatan keputusan tentang okupasi.

Ketidakmampua untuk menyelesaikan konflik inti menyebabkan terjadinya

kebingungan peran. Hasil dari penguasaan yang sukses adalah kesetiaan dan

ketaatan terhadap orang lain serta terhadap nilai-nilai dan ideology.

Tabel 1. Skema Perkembangan Psikososial11

Tahap-tahap perkembangan psikososial Dimensi polaritas krisis emosi

1. Oral-sensorik Mempercayai – tidak mempercayai

sesuatu

2. Anal-muskular Kebebasan – malu atau ragu-ragu

3. Genital-locomotor Inisiatif - bersalah

4. Laten Gairah – rendah diri

5. Remaja Identitas – kekaburan peran

6. Dewasa – muda Kemesraan – keterasingan

7. Dewasa Generativitas

22

Page 23: makalah pleno 13.docx

8. Kematangan Integritas ego

D. Perkembangan Moral

Ada sejumlah pandangan dari kalangan ahli psikologi pendidikan mengenai

perkembangan moral. Setidak-tidaknya dapat diperhatikan teori disequilibrium kognitif

Piaget, perkembangan moral menurut Erickson, dan gagasan Kohlberg mengenai

perkembangan moral. Pada bagian ini hanya akan dikemukakan satu cara pandang psikologi

atas perkembangan moral sebagaimana dikemukakan oleh Lawrence Kohlberg.12

Kohlberg mengembangkan gagasannya mengenai perkembangan moral melalui

penelitian terhadap individu-individu dari berbagai usia. Terhadap setiap orang, ia

mengajukan ceritera dan disertai dengan pertanyaan-pertanyaan terhadap ceritera tersebut.

Atas dasar jawaban orang-orang yang diteliti, Kohlberg menyimpulkan adanya tiga tingkatan

perkembangan moral manusia. Mengenai perkembangan moral, dia yakin bahwa

perkembangan yang baik terjadi manakala perilaku manusia mengalami perubahan-

perubahan dari perilaku yang dikontrol dari luar diri (orang lain) menuju ke perilaku yang

dikontrol secara internal oleh si pelaku moral. Ketiga tingkatan tersebut adalah : Penalaran

prakonvensional, penalaran konvensional, dan penalaran postkonvensional.

- Penalaran prakonvensional. 

Pada tingkatan terendah ini individu tidak menunjukkan adanya internalisasi nilai-

nilai moral–penalaran moral dikendalikan oleh faktor internal, yakni hadiah, pujian, tepukan

bahu, atau sebaliknya berupa cacian, makian, kritik, hukuman. Pada tingkatan yang paling

dasar ini dipilah menjadi 4 tahap, yaitu :

Tahap 1 : punishment and obedience orientation. Pada tahap orientasi hukuman dan

kepatuhan ini pemikiran moral didasarkan pada hukuman. Sebagai contoh, seseorang

menjadi berperilaku patuh, karena takut kalau-kalau hukuman menimpa dirinya. Agar

tidak dihukum oleh ayahnya, seseorang anak atau remaja menurut patuh terhadap

perintah orang tuanya walaupun ia tidak senang.

Tahap 2 : 

- individualism and purpose. Pada tahap individualisme dan tujuan ini

perkembangan moral lebih berdasar pada hadiah dan minat pribadi anak atau

23

Page 24: makalah pleno 13.docx

remaja. Anak atau remaja menjadi patuh karena dia berharap akan mendapatkan

sesuatu yang menyenangkan setelah dia menjalankan perilaku patuh.

- Penalaran konvensional. Pada tingkatan yang kedua ini, individu melakukan

kepatuhan berdasarkan standar pribadi yang diperoleh atau yang diinternalisasi

dari lingkungan atau orang lain. Misalnya anak patuh karena ia telah

menginternalisasi hukum yang berlaku atau peraturan yang dibuat orang tuanya.

Tahap 3: Interpersonal norm.  Pada tahap norma interpersonal ini, anak beranggapan

bahwa rasa percaya, rasa kasih sayang, dan kesetiaan kepada orang lain sebagai dasar

untuk melakukan penilaian terhadap perilaku moral. Agar anak dikatakan sebagai

anak yang baik, maka anak mengambil standar moral yang diberlakukan oleh orang

tuanya. Dengan demikian, hubungan antara anak dan orang tua tetap terjaga dalam

suasana penuh kasih sayang.

Tahap 4: Social system morality. Pada tahap keempat ini ukuran moralitas didasarkan

pada sistem sosial yang berlaku saat itu. Artinya, kehidupan masyarakat didasarkan

pada aturan hukum yang dibuat dengan maksud melindungi semua warga di dalam

komunitas tertentu. Jadi pada tahap ini perkembangan moral didasarkan pada

pemahaman terhadap aturan, hukum, keadilan, dan tugas sosial kemasyarakatan.

- Tingkat Konvensional

Pada tingkat ini, anak memandang perbuatan itu baik atau benar, atau berharga bagi

dirinya apabila dapat memenuhi harapan atau persetujuan keluarga, kelompok, atau bangsa.

Disini berkembang sikap konformitas, loyalitas, atau penyesuaian diri terhadap keinginan

kelompok, atau aturan sosial masyarakat.

Tahap 1: Orientasi Kesepakatan antar Pribadi, atau Orientasi Anak Manis (Good

Boy/Girl). Anak memendang suatu perbuatan itu baik, atau berharga baginya apabila

dapat menyenangkan, membantu, atau disetujui atau diterima orang lain.

Tahap 2: Orientasi Hukum dan Ketertiban

Perilaku yang baik adalah melaksanakan atau menunaikan  tugas atau kewajiban

sendiri, menghormati otoritas, dan memelihara ketertiban sosial.

- Penalaran postkonvensional.

Tingkat tertinggi dari perkembangan moral adalah  diinternalisasikannya standar

moral sepenuhnya dalam diri individu tanpa didasarkan pada standar orang lain. Seseorang

tahu bahwa ada sejumlah pilihan  standar moral, kemudian dia memilih untuk diinternalisasi

24

Page 25: makalah pleno 13.docx

sebagai bagian standar pribadi yang akan menuntun diri sendiri kearah perilaku bermoral

yang menguntungkan bagi dirinya dan tidak merugikan orang lain. Pada tingkatan tertinggi

ini dibagi menjadi dua tahap.

Tahap 1: 

Community rights vs individual rights. Pada tahap ini, perkembangan moral mengarah

ke pemahaman bahwa nilai dan hukum bersifat relatif.  Sementara itu nilai yang

dimiliki orang satu berbeda dari orang yang lainnya.

Tahap 2: 

Universal ethical principles. Tahapan tertinggi dari perkembangan moral adalah

seseorang sudah mampu membentuk standar moral sendiri berdasar pada hak-hak

manusia yang bersifat universal. Walaupun mengandung resiko, orang pada tahap ini

berani mengambil suatu tindakan berdasar kata hatinya sendiri, bahkan bertentangan

dengan hukum sekalipun.12

E. Perkembangan sosial

Keika anak memasuki tahun-tahun akhir masa kanak-kanak biasanya dia mulai

bergabung dengan kelompok dan menemukan tempatnya sendiri di antara teman-teman

sebayanya. Melalui proses sosialisasi ini, dia mulai membedakan peran laki-laki dan wanita,

menguji kemampuan-kemampuannya sendiri dalam hubungannya dengan kemampuan dari

kawan-kawannya dan mempelajari beberapa sosial dasar. Apa saja yang mengganggu proses

tersebut dapat menimbulkan stres dan gangguan kepribadian. Misalnya, tuntutan yang terlalu

berat bagi anak untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari di rumah, tugas pekerjaan rumah

yang diberikan sekolah yang membutuhkan waktu lama, dan tugas-tugas lain yang membatasi

tingkah laku kelompoknya bisa sangat mengganggu perkembangan sosialnya, dan

menimbulkan perasaan dendam yang berlangsung lama dalam dirinya. Kondisi-kondisi lain

yang dapat merusak perkembangan anak adalah bila anak dikekang dan tingkah lakunya

dibatasi sedemikian rupa agar turut serta dalam kegiatan-kegiatan yang lebih menyenangkan

dirinya sendiri.13,14

Anak yang memasuki masa kehidupan dengan perasaan malu, terkekang, atau tidak

adekuat, mengalami masalah-masalah sulit dalam penyesuaian diri sama seperti anak yang

terlalu dimanjakan dan menjadi egosentrik. Pengalaman-pengalaman kelompok yang berhasil

dan memuaskan dapat menghilangkan perasaan malu dan terkekang dalam diri anak dan juga

25

Page 26: makalah pleno 13.docx

dapat menekan sifat yang terlalu banyak menuntut dan egosentrik. Tetapi, semua pengalaman

kelompok anak tidak dapat direncanakan atau diawasi, serta sering kali masalah-masalah

yang dibawanya ke dalam kelompok menjadi lebih parah karena diolok-olok, dikucilkan, dan

dipermainkan oleh kawan-kawannya.13,14

Penatalaksanaan

Pada anak dengan gangguan perkembangan psikis yang berbeda, dapat dilakukan

pengobatan setelah anak tersebut melakukan pemeriksaan psikologi. Selanjutnya

direncanakan tindakan dalam rangka bantuan terhadap anak dan keluarganya. Bantuan

tersebut dapat berupa :

1. Langsung

Terhadap anak diberikan terapi secara langsung seperti misalnya :

a. Psikoterapi

b. Play therapy

c. Behavior therapy

2. Tidak langsung

Terapi dilakukan terhadap orang tua agar mereka dapat mengubah cara bersikap dan

bertindak terhadap anaknya. Perubahan cara mendidik juga dapat diharapkan dari

guru. Terhadap saudara-saudara, pengasuh atau orang lain yang berhubungan dengan

anak, dapat juga diberikan petunjuk agar memperlihatkan sikap dan perlakuan

setepat-tepatnya terhadap anak.

3. Penyaluran

Oleh karena keadaan tertentu, seringkali terpaksa dibutuhkan pertolongan sepenuhnya

dari ahli lain atau dilakukan secara dengan ahli nlain, misalnya : psikiater, dokter

anak, neurology, pedagog dan lain-lain. Juga lembaga/instansi yang berhubungan

dengan anak, misalnya Sekolah Pendidikan Luar Biasa (SPLB), dengan berbagai

golongannya, sekolah lain sesuai dengan bakat anak (misal Sekolah Teknik). Dina

social, pramuka, perkumpulan kesenian, olahraga, dan sebagainya.14

Kesimpulan

Kebutuhan dasar anak akan memberikan dampak yang nyata terlihat dalam

pertumbuhan fisik dan perkembangan mental (tingkah laku, cara berpikir, dll.) anak di

kemudian hari. Pada anak-anak yang kebutuhan dasarnya tidak dipenuhi dengan baik

26

Page 27: makalah pleno 13.docx

termasuk mereka yang terlambat masuk tahap prasekolah atau bahkan tidak mengikutinya

sama sekali, menunjukkan perbedaan dalam perkembangan bahasa, kognitif, moral dan

emosional dibanding anak seusianya yang terpenuhi kebutuhan dasarnya.

27

Page 28: makalah pleno 13.docx

Daftar Pustaka

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Pengendalian

Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2007.

2. Donna LW, Maryllin HE, David W, Marylin LW, Patricia S. Buku ajar keperawatan

pediatrik. 6th edition. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009. p. 35.

3. Widiasuria S, Tanuwijaya S, Roesmil K, Fadlyana E. Pemeriksaan bayi/anak sehat.

Dalam: Garna H, Suroto E, Melinda M, Prasetyo D, editor. Pedoman diagnosis dan

terapi ilmu kesehatan anak. Edisi ke-2. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas

Kedokteran/Universitas Padjadjaran Bandung; 2000. h. 3-32.

4. Singgih DG. Dari anak sampai usia lanjut. Jakarta. 2004. p. 43-63.

5. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta : EGC; 1995. h. 15-7

6. Kliegman, Behrman, Arvin. IKA Nelson. Ed-15.Jakarta : EGC; 2000. h. 38.

7. Hidayat AAA. Pengantar ilmu kesehatan anak . Jakarta : Salemba Medika; 2008. h.

7-14.

8. Jan ST. Pediatric physical therapy. 4th edition. USA: Lippincotts William and Wilkins;

2008. p. 371-380.

9. Bjorklund, D.F. (2000) Children's Thinking: Developmental Function and individual

differences. 3rd ed. Bellmont, CA : Wadsworth

10. Davey P, editors. At a glance medicine. Jakarta: EMS; 2002. h. 298-300.

11. Gunarsa SD. Dasar dan teori perkembangan anak. Edisi ke-9. Jakarta: Gunung

Mulia, 2008. h. 60-3

12. Supartini, Yupi. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC; 2007. p.

20-30.

13. Semiun Yustinus. Kesehatan mental 1: pandangan umum mengenai penyesuaian diri

dan kesehatan mental serta teori-teori yang terkait. Jakarta: Kanisius; 2006. h. 295-9.

14. Hassan R, Alatas H. Buku kuliah ilmu kesehatan anak 1. Jakarta: FKUI; 2007. h. 158.

28