plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · 2017. 12. 17. · 6%, pre-post ii decreased from 18% to...

135
PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PRIA DEWASA TENTANG ANTIBIOTIKA DENGAN METODE CBIA (CARA BELAJAR INSAN AKTIF)DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) Program Studi Farmasi Oleh : Eirene Copalcanty Tuko NIM : 118114009 Oleh: Oleh: Eirene Copalcanty Tuko NIM : 118114009 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 06-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PRIA

    DEWASA TENTANG ANTIBIOTIKA DENGAN METODE CBIA (CARA

    BELAJAR INSAN AKTIF)DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA

    YOGYAKARTA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

    Program Studi Farmasi

    Oleh :

    Eirene Copalcanty Tuko

    NIM : 118114009

    Oleh:

    Oleh:

    Eirene Copalcanty Tuko

    NIM : 118114009

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2015

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PRIA

    DEWASA TENTANG ANTIBIOTIKA DENGAN METODE CBIA (CARA

    BELAJAR INSAN AKTIF)DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA

    YOGYAKARTA

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

    Program Studi Farmasi

    Oleh:

    Eirene Copalcanty Tuko

    NIM : 118114009

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2015

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    I sought the LORD, and He heard

    me, and delivered me form all my

    fears

    (Psalm 34;4)

    ‘’Day by day and with each passing moment,

    Strenght I find to meet my trials here;

    Trusting in my Father’s wise besttownment

    I’ve no cause for worry or for fear’’

    Big Thanks to My Jesus Christ, My Dad and my Mom, My sister and my Brother, My Families, My Rakat

    Generations, My Sandiwara Friends and all of people who support me ;*

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

    tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah saya

    sebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    Apabila dikemudian hari ditemukan indikasi plagiarism dalam naskah

    ini, maka saya bersedia menanggung sanksi sesuai peraturan perundang -

    undangan yang berlaku.

    Yogyakarta, 27 Juli 2015

    Penulis

    Eirene Copalcanty Tuko

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

    KEPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

    Nama : Eirene Copalcanty Tuko

    No.Mahasiswa : 118114009

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

    perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

    “Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pria Dewasa tentang Antibiotika

    dengan Metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) di Kecamatan Umbulharjo Kota

    Yogyakarta” Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya

    memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk

    menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk

    penggalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

    internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari

    saya maupun memberikan royalty kepada saya selama saya tetap mencantumkan

    nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan

    sebenarnya.

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggal, 25 Juni 2015

    Eirene Copalcanty Tuko

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    PRAKATA

    Puji syukur kepada TYME atas berkat-Nya, penulis dapat menyelesaikan

    skripsi ini dengan baik dan tepat waktu.Penulismengucapkan terima kasih kepada

    :

    1. Ibu Dra.Th. B. Titien Siwi Hartayu, M.Kes., Ph. D., Apt. sebagai dosen

    pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan bagi penulis

    dalam penyusunan naskah ini.

    2. Dekan Fakultas Farmasi beserta seluruh staf Fakultas Farmasi Universitas

    Sanata Dharma Yogyakarta yang mendukung terselenggaranya penelitian ini.

    3. Ibu Beti Pudyastuti, M.Sc., Apt sebagai narasumber dalam pelaksanaan CBIA

    Antibiotika.

    4. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. dan Ibu Dita Maria Virginia, M.Sc., Apt.

    selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran serta arahan

    kepada penulis.

    5. Bapak Drs. H. Mardjukiselaku Camat dan Bpk Zainuri selaku Lurah

    Kecamatan Umbulharjo yang memfasilitasi pelaksanaan CBIA Antibiotika.

    6. Bapak-Bapak warga Kecamatan Umbulharjo yang memberikan kontribusinya

    sebagai responden dalam penelitian ini.

    Penulis berharap karya ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu

    pengetahuan serta dapat menjadi acuan bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

    Yogyakarta, 8 Juni 2015

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

    HALAMAN PENGESAHAN iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v

    PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILIMIAH UNTUK

    KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................ vi

    PRAKATA.............................................................................................................vii

    DAFTAR ISI.........................................................................................................viii

    DAFTAR TABEL...............................................................................................viiii

    DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xi

    DAFTAR LAMPIRAN..........................................................................................xii

    INTISARI..............................................................................................................xiii

    ABSTRACT............................................................................................................xiv

    BAB I. PENGANTAR .......................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

    1. Perumusan masalah .............................................................................. 4

    2. Keaslian penelitian ............................................................................... 5

    3. Manfaat penelitian ................................................................................ 7

    B. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 8

    1. Tujuan umum ........................................................................................ 8

    2. Tujuan khusus ....................................................................................... 8

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 9

    A. Antibiotika ................................................................................................... 9

    1. Pengertian antibiotika ........................................................................... 9

    2. Prinsip penggunaan antibiotika ............................................................ 9

    3. Klasifikasi dan mekanisme kerja antibiotika ........................................ 11

    4. Resistensi antibiotika ............................................................................ 12

    B. Pengetahuan ................................................................................................. 13

    1. Pengertian pengetahuan ........................................................................ 13

    2. Tingkatan pengetahuan ......................................................................... 13

    3. Faktor-faktoryang mempengaruhi pengetahuan ................................... 15

    4. Pengukuran pengetahuan ...................................................................... 16

    C. Sikap ............................................................................................................ 17

    1. Pengertian sikap .................................................................................... 17

    2. Tingkatan sikap .................................................................................... 17

    3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap .............................................. 18

    4. Pengukuran sikap .................................................................................. 19

    D. Tindakan ...................................................................................................... 20

    1. Pengertian tindakan .............................................................................. 20

    2. Tingkatan tindakan ............................................................................... 23

    3. Pengukuran tindakan ............................................................................ 24

    E. Upaya Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan .............................. 25

    1. Metode ceramah (preching method) ..................................................... 25

    2. Metode diskusi ...................................................................................... 26

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    3. Metode demostrasi ................................................................................ 26

    4. Metode CBIA ....................................................................................... 27

    F. Landasan Teori ............................................................................................ 28

    G. Hipotesis ...................................................................................................... 29

    BAB III. METODE PENELITIAN....................................................................... 30

    A. Jenis dan rancangan penelitian .................................................................... 30

    B. Variabel penelitian ....................................................................................... 31

    C. Definisi operasional ..................................................................................... 31

    D. Teknik Sampling .......................................................................................... 33

    E. Tempat danwaktu penelitian ........................................................................ 34

    F. Instrumen penelitian .................................................................................... 34

    G. Responden penelitian ................................................................................... 36

    H. Tata Cara Penelitian ..................................................................................... 38

    1. Studi pustaka ........................................................................................ 38

    2. Analisis situasi ...................................................................................... 38

    3. Pembuatan kuesioner ............................................................................ 39

    4. Pelaksanaan intervensi CBIA antibiotika ............................................. 46

    5. Pengambilan data Post I dan Post II bulan sesudah intervensi CBIA

    antibiotika ............................................................................................. 47

    I. Pengolahan Data .......................................................................................... 48

    1. Editing .................................................................................................. 48

    2. Processing ............................................................................................ 48

    3. Cleaning ............................................................................................... 48

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    4. Analisis data ......................................................................................... 49

    J. Waktu Penelitian .......................................................................................... 50

    K. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 50

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 50

    A. Gambaran Karakteristik Responden ............................................................ 51

    B. Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pria Dewasa Tentang

    Antibiotika Sebelum Intervensi Metode CBIA ........................................... 53

    C. Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pria Dewasa Tentang

    Antibiotika Sesudah Intervensi Metode CBIA ............................................ 54

    D. Perbandingan Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Pria Dewasa

    Tentang Antibiotika Sebelum dan Sesudah Intervensi Metode CBIA ........ 56

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 65

    A. Kesimpulan .................................................................................................. 65

    B. Saran ............................................................................................................ 66

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 72

    BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 118

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR TABEL

    Tabel I. Pernyataan Favorble dan Unfavorable pada Pokok Bahasan Aspek

    Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan...................................................35

    Tabel II. Besar Skor untuk Tanggapan Pernyataan Aspek Pengetahuan.......36

    Tabel III. Besar Skor untuk Tanggapan Pernyataan Aspek Sikap dan

    Tindakan...........................................................................................36

    Tabel IV. Pernyataan Pada Tiap Aspek Kuesioner Yang Sulit Dipahami Oleh

    Lay People........................................................................................41

    Tabel V. Karakteristik Demografi Responden.................................................52

    Tabel VI. Hasil Uji NormalitasShapiro Wilk 57

    Tabel VII. Hasil Uji Wilcoxon 57

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Skema Responden Penelitian..........................................................37

    Gambar 2. Langkah Pengujian Reliabilitas Instrumen Aspek

    Pengetahuan....................................................................................44

    Gambar 3. Langkah Pengujian Reliabilitas Instrumen Aspek

    Sikap...............................................................................................45

    Gambar4. Langkah Pengujian Reliabilitas Instrumen Aspek

    Tindakan.........................................................................................45

    Gambar 5. Perbandingan Jumlah Responden Pada Pre Aspek Pengetahuan,

    Sikap, dan Tindakan Tentang Antibiotika 53

    Gambar 6. Perbandingan Jumlah Responden Dengan Kategori Baik Pada Post

    I, Post II, Post III Aspek Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan

    Tentang Antibiotika 54

    Gambar 7. Perbandingan Jumlah Responden Dengan Kategori Baik, Buruk,

    dan Sedang Pada Pre, Post I, Post II, Post III Aspek Pengetahuan

    Tentang Antibiotika 58

    Gambar 8. Perbandingan Jumlah Responden Dengan Kategori Baik, Buruk,

    dan Sedang Pada Pre, Post I, Post II, Post III Aspek Sikap Tentang

    Antibiotika 60

    Gambar 9. Perbandingan Jumlah Responden Dengan Kategori Baik, Buruk,

    dan Sedang Pada Pre, Post I, Post II, Post III Aspek Tindakan

    Tentang Antibiotika 62

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Surat Izin Penelitian........................................................................73

    Lampiran 2. Perpanjangan Surat Izin Penelitian.................................................74

    Lampiran 3. Surat Keterangan Telah Menyelesaikan Penelitian........................75

    Lampiran 4. Daftar Hadir Responden Penelitian................................................76

    Lampiran 5. Informed Consent...........................................................................77

    Lampiran 6. Revisi Pertama Uji Validitas Kuesioner Penelitian.......................78

    Lampiran 7. Revisi Kedua Uji Validitas Kuesioner Penelitian.........................83

    Lampiran 8. Hasil Uji Reliabilitas Aspek Pengetahuan Sebelum dan Sesudah

    Seleksi Aitem..................................................................................86

    Lampiran 9. Hasil Uji Reliabilitas Aspek Sikap.................................................87

    Lampiran 10. Hasil Uji Reliabilitas Aspek Tindakan...........................................88

    Lampiran 11. Hasil Uji Normalitas Aspek Pengetahuan......................................89

    Lampiran 12. Hasil Uji Normalitas Aspek Sikap.................................................90

    Lampiran 13. Hasil Uji Normalitas Aspek Tindakan...........................................91

    Lampiran 14. Hasil Uji Wilcoxon Sign Rank Test Aspek Pengetahuan...............92

    Lampiran 15. Hasil Uji Wilcoxon Sign Rank Test Aspek Sikap...........................93

    Lampiran 16. Hasil Uji Wilcoxon Sign Rank Test Aspek Tindakan.....................94

    Lampiran 17. Kuesioner Uji Pemahaman Bahasa................................................95

    Lampiran 18. Kuesioner Penelitian (pre dan post intervention)...........................99

    Lampiran 19. Kunci Jawaban Kuesioner Penelitian...........................................104

    Lampiran 20. Foto Pelaksanaan CBIA...............................................................108

    Lampiran 20. Booklet CBIA...............................................................................110

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    INTISARI

    Penggunaan antibiotika di masyarakat yang semakin meningkat

    berhubungan erat dengan meningkatnya kejadian resistensi. Hal ini harus

    ditanggulangi bersama dengan cara yang efektif, salah satunya dengan metode

    CBIA. Tujuan penelitian ini meningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan pria

    dewasa tentang antibiotikadi Kecamatan Umbulharjo dengan metode CBIA.

    Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan

    rancangan time series. Pengambilan sampel dilakukan secarapurposive

    samplingdengan 36 responden. Uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon.

    Hasil penelitian menunjukkan jumlah resonden dengan kategori

    pengetahuan burukpada Pre-Post Imengalami penurunan dari 28% menjadi 11%,

    Pre-PostIImengalami penuruan dari 28% menjadi 0%, dan Pre-Post IIImengalami

    penurunan dari 28%. Jumlah responden dengan kategori buruk pada Pre-Post

    Imengalami penurunan dari 18% menjadi 6%, Pre-Post IImengalami penurunan

    dari 18% menjadi 0%, dan Pre-Post IIImengalami penurunan dari 18% menjadi

    0%. Jumlah responden dengan kategori tindakan buruk padaPre-Post Imengalami

    penurunan dari 17% menjadi 8%, Pre-Post II mengalami penurunan dari 17%

    menjadi 0%, dan Pre-Post IIIdari 17% menjadi 0%.

    CBIA dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan dewasa pria

    tentang antibiotika.

    Kata Kunci : antibiotika, pengetahuan, sikap, tindakan, CBIA.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    ABSTRACT

    The use of antibiotics in the community increasing closely linked to

    increased incidence of resistance. This must be addressed together with effective

    way, one of them with CBIA method. The aim of this study is to improve the

    knowledge, attitude and action of adult men in the District Umbulharjo of

    antibiotics through CBIA.

    This study is a quasi-experimental design with time series. Sampling was

    done by purposive sampling with 36 respondents. The statistical test was used

    Wilcoxon test.

    The results showed the number of respondent with bad knowledge

    category in Pre-Post I decreased from 28% to 11%, Pre-Post II decreased from

    28% to 0%, and Pre-Post III decreased from 28% to 0%. The number of

    respondents with bad attitude category inthe Pre-Post I decreased from 18% to

    6%, Pre-Post II decreased from 18% to 0%, and Pre-Post III decreased from 18%

    to 0%. The number of respondents with bad action category in Pre-Post I has

    decreased from 17% to 8%, Pre-Post II decreased from 17% to 0%, and Pre-Post

    III from 17% to 0%.

    It can be concluded, CBIA can improve knowledge, attitudes, and actions

    adult man on antibiotics.

    Keywords: antibiotics, knowledge, attitude, action, CBIA

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENGANTAR

    A. Latar Belakang

    Antibiotika merupakan golongan obat yang paling banyak digunakan di

    dunia terkait dengan banyaknya kejadian infeksi bakteri. Pada zaman yang

    semakin maju, pengobatan mandiri menggunakan antibiotika menjadi masalah

    yang sangat penting diseluruh dunia. Salah satu akibat penyalahgunaan dalam

    pengobatan mandiri adalah terjadinya penigkatan resistensi kuman terhadap

    antibiotika (WHO, 2013).

    Padatahun 2009, Indonesia menduduki peringkat ke-8 dari 27 negara

    dengan beban multidrug resistance (MDR) tertinggi di dunia (Kalbemed, 2011).

    Resistensi antibiotika dapat memberikan dampak negatif yang bertingkat, baik

    pada tingkat individu, maupun pada tingkat sarana pelayanan kesehatan dan

    masyarakat. Pada tingkat individu, resistensi antibiotika dapat memperpanjang

    masa infeksi, memperburuk kondisi klinis, serta meningkatnya penggunaan

    antibiotika yang lebih mahal dengan efek samping dan toksisitas yang lebih

    besar, sedangkan di tingkat sarana pelayanan kesehatan dan masyarakat,

    resistensi antibiotika menyebabkan potensi peningkatan jumlah pasien infeksi

    dan risiko terjadinya pandemi resistensi antibiotika (Kemenkes RI, 2011).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    Fenomena yang banyak terjadi di masyarakat dalam mengkonsumsi

    antibiotika adalah saat sudah merasa sembuh, pengkonsumsian antibiotika

    dihentikan walaupun obatnya masih tersisa. Menurut penelitian McNulty dan

    Boyle (2007), yang dilakukan di United Kingdom, dilaporkan bahwa 65 % pasien

    menghentikan pengobatan karena merasa lebih baik atau mereka lupa

    mengkonsumsi obat.

    Menurut data laporan Riset Kesehatan Dasar (2013) dilaporkan bahwa

    proporsi rumah tangga yang menyimpan antibiotika tanpa resep sebanyak 90,2%

    di Provinsi DI Yogyakarta, hal ini terjadi dikarenakan kurangnya pemahaman dan

    pengetahuan masyarakat dalam mengonsumsi antibiotika. Dalam hal ini

    pengetahuan adalah representasi dari dunia luar yang terutama berasal dari

    observasi (Suparno, 2008).

    Ketidakrasionalan penggunaan antibiotika beragam, mulai dari

    ketidaktepatan dalam pemilihan jenis antibiotika, hingga cara dan lama

    pemberian. Resistensi terhadap antibiotika semakin menghawatirkan dan

    membahayakan, dan hal ini dapat membuat dunia kembali ke jaman sebelum

    antibiotika ditemukan (Anna, 2011).

    Dampak resistensi antibiotika harus ditanggulangi bersama dengan cara

    yang efektif.WHO menerbitkan WHO Global Strategy for Contaimet of

    Antimicrobial Resistenceuntuk melawan masalah-masalah resistensi

    antibiotika.Strategi ini menganjurkan intervensi yang dapat menghambat dan

    mengurangi penyebaran resistensi antibiotika (WHO, 2013). Banyaknya masalah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    di kalangan masyarakat mengenai penggunaan antibiotika yang irrasional, maka

    diperlukanlah edukasi pada kalangan masyarakat mengenai penggunaan

    antibiotika. Cara yang dapat digunakan adalah dengan komunikasi yang efektif

    antara tenaga medis dengan pasien agar pengetahuan masyarakat tentang

    antibiotika lebih meningkat. Peningkatan edukasi yang dilakukan tersebut

    tentunya didahului dengan pengukuran mengenai tingkat pengetahuan masyarakat

    mengenai antibiotika.

    Di Kecamatan Umbulharjo sendiri berdasarkan data gudang farmasi pada

    tahun 2014 menunjukkan ada sekitar 129.373 antibiotika yang didistribusikan.

    Dari 129.373 antibiotika yang ada, amoksilin merupakan antibiotika dengan

    jumlah paling banyak yaitu sekitar 92.800. Melihat fakta tersebut, peneliti tertarik

    melakukan penelitian dengan judul „‟Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan

    Tindakan Pria Dewasa di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta Tentang

    Antibiotika Dengan Metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif)‟‟. Pria dewasa

    memiliki status kesehatan yang lebih buruk dibandingkan perempuan,

    dikarenakan pria dewasa kurang mempedulikan kesehatannya dan cenderung

    menahan rasa sakit apabila mengalami sakit (Anna dan Chandra, 2011).Hasil

    penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat

    tentang antibiotika di Kecamatan Umbulharjo adalah 64% (Kusuma, 2011).

    Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Umbulharjo karena Kecamatan

    Umbulharjo merupakan salah satu dari beberapa Kecamatan di Yogyakarta yang

    sangat luas dan memiliki jumlah penduduk sebesar 60255 jiwa. Metode CBIA

    (Cara Belajar Insan Aktif) dipilih karena peneliti dapat melihat secara langsung

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    perkembangan dari objek yang diteliti dan peserta dapat secara aktif mengikuti

    kegiatan dalam kelompok-kelompok yang telah dibentuk, sehingga informasi

    yang didapatkan akan lebih mudah diingat (Wulandari, 2012).

    1. Perumusan masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas , dirumuskan beberapa permasalahan

    penelitian sebagai berikut :

    a. Seperti apakah karakter demografi responden di Kecamatan Umbulharjo Kota

    Yogyakarta ?

    b. Seperti apakah tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan pria dewasa tentang

    antibiotika sebelum intervensi metode CBIA di Kecamatan Umbulharjo Kota

    Yogyakarta ?

    c. Seperti apakah tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan pria dewasa tentang

    antibiotika sesudah intervensi metode CBIA di Kecamatan Umbulharjo

    Yogyakarta ?

    d. Apakah metode CBIA dapat meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan

    pria dewasa tentang antibiotika ?

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    2. Keaslian penelitian

    Penelitian yang mirip dengan penelitian ini antara lain:

    a. Penelitian oleh Titien Siwi Hartayu pada tahun 2010 mengenai efektifitas

    metode cara belajar insan aktif untuk diabetes melitus (CBIA-DM) dalam

    meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap pola hidup sehat pada

    penyandang diabetes melitus tipe 2 di Yogyakarta Indonesia. Tujuan

    penelitian tersebut mengevaluasi keefektifan metode CBIA-DM dalam

    meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap pola hidup sehat pada para

    penyandang diabetes melitus tipe 2. Kesimpulan penelitian tersebut metode

    CBIA-DM efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap terhadap pola

    hidup sehat pada penderita diabetes melitus tipe 2. Pada penelitian saat ini

    berbeda, karena menambahkan variabel tindakan, menggunakan subyek

    penelitian pria dewasa saja dengan rentang usia 26-45 tahun, selain itu tidak

    menggunakan kelompok kontrol. Metode yang digunakan juga

    pengembangan dari metode CBIA, yaitu CBIA-Antibiotika.

    b. Penelitian oleh Padma 2014 mengenai CBIA-Diare untuk meningkatkan

    pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dalam tatalaksana diare pada balita di

    bina keluarga balita (BKB) desa banguntapan Kabupaten Bantul. Tujuan

    penelitian tersebut meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dalam

    penanggulangan diare pada balita dengan metode CBIA-Diare. Kesimpulan

    penelitian tersebut Metode CBIA-Diare meningkatkan pengetahuan, sikap,

    dan perilaku ibu dalam tatalaksana diare pada balita. Pada penelitian saat ini

    berbeda menggunakan subyek penelitian pria dewasa saja dengan rentang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    usia 26-45 tahun. Metode yang digunakan juga pengembangan dari metode

    CBIA, yaitu CBIA-Antibiotika.

    c. Penelitian oleh Diyan Ajeng Rossetyowati pada tahun 2012 mengenai

    peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku penggunaan antibiotika dengan

    metode cara belajar ibu aktif (CBIA) di Kabupaten Jember.Tujuan penelitian

    tersebut adalah dengan mengadopsi metode CBIA dapat meningkatkan

    pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dalam penggunaan antibiotika secara

    tepat dan membuka wacana untuk tidak melakukan pengobatan sendiri

    dengan antibiotika. Kesimpulan penelitian tersebut metode CBIA

    mempengaruhi peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dalam

    penggunaan antibiotika yang tepat. Perbedaan penelitian saat ini

    menggunakan subyek penelitian pria dewasa saja dengan rentang usia26-45

    tahun.

    d. Penelitian oleh Priska Firstya pada tahun 2010 mengenai perbedaan pengaruh

    metode edukasi secara CBIA dan ceramah mengenai kanker serviks dan

    papsmear terhadap peningkatan pengetahuan, perubahan sikap, dan tindakan

    ibu-ibu di Kecamatan Mlati dan Kecamatan Gamping ditinjau dari faktor

    usia. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui perbedaan pengaruh

    edukasi secara CBIA dan ceramah mengenai kanker serviks dan papsmear

    terhadap peningkatan pengetahuan, perubahan sikap dan tindakan ibu-ibu di

    Kecamatan Mlati dan Kecamatan Gamping ditinjau dari faktor usia.

    Kesimpulan penelitian tersebut metode CBIA meningkatkan pengetahuan

    responden lebih baik dibandingkan ceramah. Perbedaan penelitian saat ini

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    terletak pada subyek yang diteliti, waktu dan tempat pelaksanaan penelitian.

    Penelitiantersebut mengukur tingkat pengetahuan masyarakat tentang kanker

    serviks dan papsmear dan membandingkan pengaruh metode edukasi secara

    CBIA dan ceramah mengenai kanker serviks dan pap smear, sedangkan

    penelitian yang dilakukan peneliti saat ini hanya mengukur pengetahuan,

    sikap dan tindakan masyarakat tentang antibiotika dengan metode edukasi

    secara CBIA.

    3. Manfaat penelitian

    a. Secara teoritis

    Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai refrensi untuk

    meningkatkan pengetahuan dan memperbaiki sikap dan tindakan

    terhadap penggunaan antibiotika sebagai langkah mengurangi kejadian

    resistensi antibiotika di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.

    b. Secara praktis

    1) Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai

    antibiotika dalam melakukan evaluasi tentang pelayanan pemberian

    informasi obat antibiotika kepada masyarakat.

    2) Penelitian ini diharapkan dapat mendukung dan meningkatkan

    peran farmasis dalam mengidentifikasi secara lebih dini kejadian

    resistensi antibiotika, sehingga dapat meminimalkan kemungkinan

    terjadinya resistensi antibiotika di masyarakat khususnya pria

    dewasa di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    B. Tujuan Penelitian

    1. Tujuan umum

    Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan

    tindakan pria dewasa di Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta tentang antibiotika

    dengan metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif).

    2. Tujuan khusus

    a. Mengidentifikasi karakteristik demografi responden di Kecamatan

    Umbulharjo Kota Yogyakarta yang meliputi usia, pendidikan, dan

    pekerjaan.

    b. Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan pria dewasa

    tentang antibiotika sebelum intervensi metode CBIA.

    c. Mengukur tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan pria dewasa tentang

    antibiotika sesudah intervensi metode CBIA.

    d. Membandingkan tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan pria dewasa

    tentang antibiotika sebelum dan sesudah intervensi metode CBIA.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    BAB II

    PENELAAHAN PUSTAKA

    A. Antibiotika

    1. Pengertian Antibiotika

    Antibiotika merupakan zat atau senyawa yang dihasilkan oleh

    mikroorganisme yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan

    mikoorganisme lainnya (BPOM, 2008). Selain berasal dari makhluk hidup,

    antibiotika juga dapat diproduksi secara sintesis. Antibiotika adalah obat yang

    digunakan untuk membunuh atau melemahkan pertumbuhan bakteri dan beberapa

    jamur (National Institute of Allergy and Infections Desease, 2009). Cara kerjanya

    yang terpenting adalah menghalang sintesa protein, sehingga kuman musnah atau

    tidak berkembang lagi tanpa merusak jaringan dan ada beberapa antibiotika

    bekerja terhadap dinding sel atau membrane sel ( Setiabudy, 2008).

    2. Prinsip penggunaan Antibiotika

    Penggunaan antibiotika yang tidak rasional akan menimbulkan dampak

    negatif, seperti terjadi kekebalan kuman terhadap beberapa antibiotika,

    meningkatnya efek samping obat dan bahkan kematian. Penggunaan antibiotika

    dikatakan tepat bila efek terapi mencapai maksimal sementara efek toksis yang

    berhubungan dengan obat menjadi minimum, serta perkembangan resistensi

    antibiotika minimal (WHO, 2013).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    Prinsip umum penggunaan Antibiotika hanya bekerja untuk mengobati

    penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Penggunaan antibiotika secara

    rasional diartikan sebagai pemberian antibiotika yang tepat indikasi, tepat

    penderita, tepat obat, tepat dosis, dan waspada terhadap efek samping antibiotika

    yang dalam arti konkritnya adalah pemberian resep yang tepat atau sesuai

    indikasi, penggunaan dosis yang tepat, lama pemberian obat yang tepat, interval

    pemberian obat yang tepat, aman pada pemberiannya, terjangkau oleh penderita

    (Kimin, 2013).

    Obat-obat antibiotika hanya dapat diperoleh dengan resep dokter di

    apotek dan harus dikonsumsi sampai habis walaupun kondisi pasien sudah

    membaik.Antibiotika sisa dari pengobatan sebelumnya tidak boleh digunakan

    tanpa persetujuan dokter, jika tetap digunakanantibiotika tidak dapat bekerja

    maksimal dan jika berfungsi pun belum tentu dapat melemahkan atau membunuh

    semua bakteri yang ada dalam tubuh (American Academy of Family

    Pysicians).Hal ini mengakibatkan pengobatan menjadi tidak efektif, peningkatan

    morbiditas maupun mortalitas pasien dan meningkatnya biaya kesehatan pasien.

    Dampak tersebut harus ditanggulangi secara efektif sehingga perlu diperhatikan

    prinsip penggunaan antibiotika harus sesuai indikasi penyakit, dosis, cara

    pemberian dengan interval waktu, lama pemberian, keefektifan, mutu, keamanan,

    dan harga (Kimin, 2013).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    3. Klasifikasi dan mekanisme kerja Antibiotika

    Secara umum mekanisme kerja antibiotika adalah sebagai berikut :

    a. Senyawa yang menghambat sistesis dinding sel bakteri meliputi penisilin

    dan sefalosforin yang secara struktur mirip, dan senyawa-senyawa yang

    tidak mirip seperti sikloserin, vankomisin, basitrasin, dan senyawa

    antifungi golongan azol (contohnya klortrimazol, flukonazol, dan

    intrakonazol).

    b. Senyawa yang bekerja langsung pada membran sel mikroorganisme,

    mempengaruhi permeabilitas dan menyebabkan kebocoran senyawa-

    senyawa intraseluler, dalam hal ini termasuk senyawa yang bersifat

    detergen seperti polimiksin dan senyawa antifungi poliena nistatin serta

    ampfoterisin B yang berikatan dengan sterol-sterol dinding sel.

    c. Senyawa yang memperngaruhi sub unit ribosom 30S atau 50S sehingga

    menyebabkan penghambatan sintesis protein yang reversible. Obat

    bakteriostatik ini meliputi kloramfenikol golongan tetrasiklin,

    eeritromisin, klindamisin, dan pristinamisin.

    d. Senyawa yang berikatan dengan sub unit ribosom 30S atau 50S dan

    mengubah protein, yang pada akhirnya akan menyebabkan kematian sel,

    dalam hal ini termasuk golongan aminoglikosida.

    e. Senyawa yang mempengaruhi metabolisme asam nukleat bakteri, seperti

    golongan rifampisin (misalnya rifampin), yang menghambat RNA

    polimerase, dan golongan kuinolon yang menghambat topoisomerase

    (Goodman and Gilman, 2008).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    4. Resistensi Antibiotika

    Resistensi bakteri terhadap antibiotika adalah kemampuan bakteri untuk

    mempertahankan diri terhadap efek antibiotika sehingga antibiotika menjadi

    kurang efektif dalam mengontrol atau menghentikan pertumbuhan bakteri dan

    dapat meningkatkan risiko penyebaran kepada orang lain. Resistensi antibiotika

    merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah

    satunya penyalahgunaan antibiotika.Penyalahgunaan antibiotika pada dasarnya

    dipengaruhi oleh pengetahuan, komunikasi yang efektif antara dokter dan pasien,

    tingkat ekonomi, karakteristik dari sistem kesehatan antara dokter dan pasien, dan

    peraturan lingkungan.Dilihat dari faktor pasien, hal yang mendasari terjadinya

    penyalagunaan antibiotika dikarenakan banyak pasien percaya bahwa keluaran

    obat baru lebih baik dibandingkan obat keluaran lama (WHO, 2013).

    Pemicuresistensi antibiotika adalah penggunaan antibiotika yang tidak

    rasional.Hal ini menyebabkan pengobatan menjadi tidak efektif, peningkatan

    morbiditas maupun mortalitas pasien, dan penigkatan biaya kesehatan.Faktor-

    faktor yang mempermudah berkembangnya resistensi kuman terhadap antibiotika

    adalah penggunaan antibiotika yang sering, penggunaan antibiotika yang

    irrasional, penggunaan antibiotika baru yang berlebihan, penggunaan antibiotika

    dalam waktu yang lama (Pulungan, 2010).

    Pencegahan resistensi bakteri terhadap antibiotika dapat dilakukan

    dengan cara mematuhi petunjuk dokter, salah satunya dengan menggunakan

    antibiotika pada rentang terapi dan cara penggunaan yang tepat. Antibiotika

    sebagai obat untuk menanggulangi penyakit infeksi, harus digunakan secara

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    rasional, tepat dan aman. Penggunaan antibiotika yang tidak rasional akan

    menimbulkan dampak negatif, seperti terjadi kekebalan kuman terhadap beberapa

    antibiotika, meningkatnya efek samping obat dan bahkan kematian. Penggunaan

    antibiotika dikatakan tepat bila efek terapi mencapai maksimal sementara efek

    toksis yang berhubungan dengan obat menjadi minimum, serta perkembangan

    antibiotika resisten minimal (WHO, 2013).

    B. Pengetahuan

    1. Pengertian pengetahuan

    Pengetahuan menurut Notoatmodjo(2009) adalah hasil dari tahu, dan ini

    terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.Dari

    definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yaitu suatu bentuk tahu

    dari manusia yang diperolehnya dari pengalaman, perasaan, akal pikiran, dan

    intuisinya setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek

    tertentu.Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

    yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

    informan.

    2. Tingkatan pengetahuan

    Menurut Notoatmodjo (2009) ada 6 tingkat pengetahuan seseorang, yaitu

    :

    a. Tahu (know)

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

    sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

    dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.Tahu merupakan tingkat

    pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa

    orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain mampu menyebutkan,

    menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

    b. Memahami (comprehension)

    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

    secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

    menginterprestasikan materi tersebut secara benar.Orang yang telah

    paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan

    contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek

    yang dipelajari.

    c. Aplikasi (application)

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

    telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini

    dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode,

    prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

    d. Analisis (analysis)

    Analisi adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

    ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur

    organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. kemampuan analisis

    ini dapat dilihat dari pengguna kata kerja, seperti dapat menggambarkan,

    membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    e. Sintesis (synthesis)

    Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

    menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

    baru, dengan kata lain sintesis adalah kemampuan untuk menyusun

    formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

    f. Evaluasi (evaluation)

    Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

    atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian ini didasarkan

    pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-

    kriteria yang telah ada.

    3. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan

    Beberapa hal yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara

    lain adalah umur, semakin muda usia seseorang semakin sedikit pengalaman yang

    dimiliki seseorang, namun sebaliknya semakin tinggi tingkatan usia seseorang

    pengalaman yang didapat semakin lebih banyak, oleh karena itu sangat penting

    bila usia dikaitkan dengan pengetahuan seseorang(Notoatmodjo, 2007).

    Pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka ia akan mudah

    menerima hal-hal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal baru tersebut,

    sehingga semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi pengetahuannya

    (Notoatmodjo, 2009).

    Lama Bekerja, lama bekerja berkaitan dengan usia dan pendidikan

    individu. Pendidikan yang lebih tinggi maka pengalamannya akan semakin luas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    dan semakin tua usia seseorang maka pengalaman akan semakin banyak.

    (Notoatmodjo, 2009).

    Informasi, informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan

    seseorang. Informasi yang diberikan untuk meningkatkan pengetahuan seseorang

    kemudian menjadi dasar bagi orang tersebut melakukan sesuatu hal dalam

    hidupnya untuk berbagai tujuan (Notoatmodjo, 2009). Seseorang yang memiliki

    pendidikan yang rendah tetapi ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai

    media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan

    pengetahuan seseorang (Wilson TD, 2000).

    4. Pengukuran pengetahuan

    Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

    yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

    informan.Kedalaman pengetahuan dapat diukur dengan menyesuaikan

    pengetahuan yang ingin diketahui dengan tingkatan pengetahuan (Dewi dan

    Wawan, 2010).

    Pengukuran pengetahuan dikategorikanbaik jika skornya 76-100%,

    sedang jika skornya 56-75%, dan buruk jika skornya

  • 17

    C. Sikap

    1. Pengertian sikap

    Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

    terhadap suatu stimulus atau objek .Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan

    untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum

    merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi

    tindakan suatu perilaku (Notoatmodjo, 2010).

    2. Tingkatan sikap

    Sikap terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu :

    a. Menerima (receiving)

    Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

    stimulus yang diberikan (objek).

    b. Merespon (responding)

    Memberikan jawaban ketika ditanya kemudian mengerjakan dan

    menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

    sikap.Adanyausaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas

    yang diberikan (terlepas dari pelajaran itu benar atau salah) yang berarti

    seseorang (subjek) menerima ide tersebut.

    c. Menghargai (valuing)

    Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

    masalah merupakan suatu indikasi sikap tingkat tiga.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    d. Betanggung jawab (responsible)

    Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan

    segala resiko merupakan tingkat sikap yang paling tinggi

    (Notoatmodjo, 2010).

    3. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap

    Faktor yang dapat mempengaruhi sikap adalah jenis kelamin, perbedaan

    perilaku pria dan wanita yang dapat dilihat dari cara berpakaian secara fisik dan

    melakukan pekerjaan sehari-hari.

    Lingkungan dan pengaruh orang lain. Lingkungan merupakan seluruh

    kondisi disekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan dan sikap seseorang.

    Pengearuh orang lain dianggap penting karena secara umum seseorang cenderung

    mempunyai sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap penting.

    Kecendrungan ini disebabkan oleh keinginan untuk berafiliasi dengan

    menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut (Azwar, 2007).

    Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem yang

    mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya

    mempunyai dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu (Azwar,

    2007).

    Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-

    hari. Makin cocok jenis pekerjaannya yang diemban, makin tinggi pula tingkat

    kepuasan yang diperoleh. Orang yang bekerja disektor formal memiliki akses

    yang lebih baik terhadap berbagai informasi termasuk kesehatan (Dewi dan

    Wawan, 2010).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Kebudayaan mempengaruhi pembentukan sikap tergantung pada

    kebudayaan tempat individu tersebut dibesarkan (Dewi dan Wawan, 2010).

    4. Pengukuran sikap

    Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak

    langsung.Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan

    informan terhadap suatu objek.Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan

    pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat

    responden.Pernyataan sikap disajikan dalam bentuk positif dan negatif dengan

    skala Likert (Method of Summateds Ratting), (Budiman dan Riyanto, 2013).

    Suatu sikap belum tentu otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk

    mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung

    atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas dan faktor pendukung

    (Notoatmodjo, 2009).

    Sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam

    bersikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi,

    mengharapkan objek tertentu. Sedangkan dalam sikap negatif terdapat

    kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyukai

    objek tertentu (Azwar, 2011).

    Pengukuran sikap dikategorikanbaik jika skornya 76-100%, sedang jika

    skornya 56-75%, dan buruk jika skornya

  • 20

    D. Tindakan

    1. Pengertian tindakan

    Tindakan/praktik merupakan suatu realisasi dari pengetahuan dan sikap

    menjadi sesuatu yang nyata. Selain itu, tindakan juga adalah respon dalam bentuk

    nyata atau terbuka (Notoadmojo, 2012). Perilaku merupakan respon individu yang

    disebabkan adanya stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan

    mempunyai frekuensi spesifik, durasi, dan tujuan baik disadari maupun tidak

    (Wawan dan Dewi, 2011). Stimulus atau rangsangan dapat berupa suara atau

    bunyi, bahasa lisan maupun gerakan, tindakan, atau simbol-simbol yang dapat

    dimengerti oleh pihak lain sehingga menghasilkan respon (Notoatmodjo, 2012b).

    Interaksi faktor internal (dari dalam diri manusia) dan faktor eksternal (di

    luar diri manusia) menghasilkan perilaku kesehatan. Faktor internal dapat berupa

    keadaan fisik dan psikis, sedangkan faktor eksternal dapat berupa lingkungan

    sosial, budaya masyarakat, lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan, dan

    sebagainya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok,

    maupun masyarakat dikelompokkan menjadi empat yaitu lingkungan yang

    mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya,

    perilaku, pelayanan kesehatan, serta keturunan (Notoatmodjo, 2012b).

    Hasil hubungan antara stimulus dan respon menghasilkan perilaku.

    Respon akibat dari stimulus dibedakan menjadi dua menurut Wawan dan Dewi

    (2011) yaitu sebagai berikut ini :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    a. Respondent Respon atau Reflexive Respon

    Timbulnya respon responden disebabkan oleh rangsangan-rangsangan

    tertentu. Rangsangan-rangsangan ini menimbulkan respon yang relatif tetap.

    Cakupan respon responden berupa respon emosi. Respon emosi ini timbul akibat

    hal-hal yang menyenangkan maupun yang kurang menyenangkan.

    b. Operan Respon

    Respon yang timbul dan berkembang akibat rangsangan tertentu disebut

    operan respon. Rangsangan pada operan respon bersifat reinforcing stimuli

    karena akan memperkuat respon yang telah dilakukan seorang individu.

    Respon individu akibat adanya stimulus dapat dibedakan menjadi dua

    bentuk menurut Wawan dan Dewi (2011) yaitu bentuk pasif, dimana respon

    individu yang bersifat pasif merupakan respon yang terjadi dalam diri manusia

    (respon internal) dan tidak secara langsung terlihat oleh orang lain. Respon

    berbentuk pasif dapat berupa berpikir, tanggapan, atau sikap batin dan

    pengetahuan.

    Bentuk aktif, respon individu yang bersifat aktif merupakan respon yang

    dapat terlihat langsung oleh orang lain.Perilaku kesehatan merupakan respon

    individu terhadap stimulus yang berhubungan dengan kondisi sakit dan penyakit,

    sistem layanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Klasifikasi

    perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok menurut

    (Notoatmodjo, 2012b) sebagai berikut :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    a. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health Maintanance)

    Perilaku atau upaya yang dilakukan seseorang untuk menjaga kesehatan

    agar tidak sakit dan usaha melakukan penyembuhan apabila mengalami sakit.

    Aspek dalam perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri dari tiga hal yaitu sebagai

    berikut ini :

    1) Perilaku pencegahan penyakit dan penyembuhan penyakit apabila

    mengalami sakit serta upaya pemulihan kesehatan ketika telah sembuh

    dari sakit.

    2) Perilaku peningkatan kesehatan yang dilakukan saat individu dalam

    keadaan sehat.

    3) Perilaku mengkonsumsi makanan dan minuman yang berguna untuk

    memelihara serta meningkatkan kesehatan seseorang ataupun dapat

    menimbulkan penyakit

    b. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan

    atau perilaku pencarian pengobatan (Health Seeking Behaviour)

    Perilaku yang menyangkut upaya atau tindakan seorang individu ketika

    mengalami penyakit atau kecelakaan yang diawali dari pengobatan sendiri

    maupun mencari fasilitas pelayanan kesehatan.

    c. Perilaku kesehatan lingkungan

    Perilaku seorang individu sebagai respon terhadap lingkungan baik

    lingkungan fisik maupun lingkungan sosial budaya agar tidak mempengaruhi

    kesehatannya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Perilaku tidak selalu mengikuti urutan tertentu sehingga terbentuknya

    perilaku positif tidak selalu dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap positif. Hal

    ini menunjukkan bahwa perilaku dengan kekhasan dan keunikannya dipengaruhi

    oleh banyak variabel contohnya faktor sosio-demografi dan ekonomi yang

    dimiliki setiap individu yang dapat dijadikan sebagai acuan program-program

    kesehatan masyarakat (Maulana, 2007).

    2. Tingkat tindakan

    Proses terbentuknya suatu perilaku meliputi lima tahapan menurut

    Wawan dan Dewi (2011) yaitu sebagai berikut ini :

    a. Kesadaran (awareness) merupakan tahapan seorang individu menyadari

    atau mengetahui terlebih dahulu terhadap suatu stimulus.

    b. Rasa tertarik (interest) merupakan tahapan seorang individu mulai

    menaruh perhatian dan tertarik pada suatu stimulus.

    c. Evaluasi (pertimbangan) merupakan tahapan seorang individu

    mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap stimulus bagi

    dirinya.

    d. Mencoba (trial) merupakan tahapan seorang individu mulai mencoba

    perilaku baru.

    e. Adopsi (adoption) merupakan tahapan seorang individu mulai

    mengadopsi atau melakukan perilaku.

    Menurut Notoatmodjo (2007), tindakan mempunyai beberapa tingkatan

    sebagi berikut :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    a. Persepsi (perception), mengenal dan memilih berbagai objek yang

    sehubungan dengan tindakan yang diambil.

    b. Respon terpimpin (guided response), dapat melakukan sesuai dengan

    urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah indicator tindakan

    yang kedua.

    c. Mekanisme (mechanism), apabila seseorang telah dapat melakukan

    sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu yang sudah

    merupakan kebiasaan, maka sudah mencapai tindakan tingkat tiga.

    d. Adopsi (adoption), merupakan sutu tindakan yang sudah berkembang

    dengan baik. Artinya tindakan tersebut sudah dimodifikasi tanpa

    mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

    3. Pengukuran tindakan

    Tindakan dapat diukur melalui pengamatan (observasi), namun dapat

    juga dilakukan melalui wawancara dengan pendekatan (recall) atau mengingat

    kembali perilaku yang telah dilakukan oleh responden beberapa waktu yang lalu

    (Notoatmodjo, 2010).

    Pengukuran tindakan dikategorikanbaik jika skornya 76-100%, sedang

    jika skornya 56-75%, dan buruk jika skornya

  • 25

    E. Upaya Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan

    Edukasi secara umum merupakan upaya yang dilakukan untuk

    mempengaruhi orang lain (individu, kelompok, atau masyarakat) agar mereka

    melakukan suatu tindakan yang diharapkan oleh pendidik. Edukasi kesehatan

    diperlukan untuk mendorong perilaku yang berkaitan dengan promosi kesehatan,

    diagnosa dini dan pengobatan segera. Edukasi kesehatan bertujuan menciptakan

    perilaku yang kondisif untuk kesehatan. Kesadaran masyarakat tentang kesehatan

    disebut helath literacy. Hakikat edukasi kesehatan tidak hanya sekedar sadar

    tentang kesehatan, namun yang lebih penting adalah mencapai perilaku kesehatan

    (health behavior). Kesehatan bukan hanya diketahui atau disadari (knowledge)

    dan disikapi (attitude), melainkan harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-

    hari. Hali ini bearti bahwa tujuan akhir edukasi kesehatan adalah agar masyarakat

    dapat mempraktekkan perilaku hidup sehat (healhty life style) bagi dirinya sendiri

    dan masyarakat sekitarnya (Notoadmojo, 2007). Beberapa metode yang dapat

    digunakan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan tindakan antara lain

    metode ceramah, diskusi kelompok, curah pendapat, panel, bermain peran,

    demonstrasi, simposium, dan seminar (Notoatmodjo, 2003).

    1. Metode ceramah (preching method)

    Metode ceramah (preaching method) merupakan metode pengajaran

    dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah

    orang yang umumnya mengikuti secara pasif. Metode ini mempunyai beberapa

    kelemahan yaitu membuat peserta menjadi pasif, mengandung unsur paksaan

    kepada peserta, mengandung sedikit daya kritis peserta, untuk peserta dengan tipe

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    belajar visual dapat lebih susah menerima pelajaran dibandingkan dengan peserta

    dengan tipe belajar audio, sukar mengendalikan sejauh mana pemahaman belajar

    peserta, jenuh jika terlalu lama. Kelebihan metode ceramah antara lain dapat

    diikuti peserta dalam jumlah besar, mudah dilaksanakan, serta pendidik mudah

    menerangkan banyak bahan ajar dalam jumlah besar (Simamora, 2008).

    2. Metode diskusi

    Metode diskusi adalah metode mengajar yang berkaitan dengan

    pemecahan masalah (problem solving). Tujuan metode ini adalah mengajak

    peserta untuk aktif dan berfikir kritis dan mengekspresikan pendapat secara bebas,

    sehingga dapat diambil beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah.

    Kelebihan metode diskusi adalah menyadarkan peserta bahwa banyak jalan yang

    dapat ditempuh untuk memecahkan masalah, menyadarkan peserta bahwa dengan

    berdiskusi akan diperoleh keputusan yang lebih baik, membiasakan peserta untuk

    mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya, serta

    memupuk sikap toleransi peserta. Metode ini juga mempunyai kelemahan, yaitu

    tidak dapat digunakan untuk kelompok besar, informasi yang didapat peserta

    terbatas, orang-orang yang suka berbicara cenderung akan menguasai, dan

    biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal (Simamora, 2008).

    3. Metode demonstasi

    Metode demonstrasi adalah metode pengajaran dengan memperagakan

    kejadian, benda, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara

    langsung maupun menggunakan media yang relevan dengan materi. Kelebihan

    metode ini adalah membantu peserta memahami suatu proses atau kerja suatu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    benda agar lebih jelas, mempermudah pendidik untuk menjelaskan, menjadi

    pembenaran apabila terjadi kesalahan pada saat ceramah dengan pengamatan dan

    contoh konkret yang disajikan dengan objek yang sebenarnya. Kelemahan metode

    ini adalah terkadang peserta sukar melihat dengan jelas benda yang akan

    diperagakan, tidak semua benda dapat didemonstrasikan, jika pengajar kurang

    menguasai apa yang didemonstrasikan maka peserta juga akan sulit untuk

    memahami (Simamora, 2008).

    4. Metode CBIA

    Metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) merupakan salah satu kegiatan

    pemberdayaan masyarakat yang dapat digunakan dalam mengedukasi masyarakat

    untuk memilih dan menggunakan obat yang benar pada pengobatan mandiri.

    Melalui metode ini diharapkan masyarakat lebih aktif dalam mencari informasi

    mengenai obat yang akan digunakan dalam pengobatan mandiri. Metode CBIA

    dilaksanakan dengan cara melibatkan peserta secara aktif. Melalui metode CBIA,

    peserta dapat mengingat dengan lebih baik, karena dilakukan secara aktif dan

    visual melalui pengamatan secara langsung. Tutor dan fasilitator hanya berperan

    sebagai pemandu dalam diskusi, sedangkan informasi lebih lanjut yang

    dibutuhkan dapat disampaikan oleh narasumber yang diundang. Mahasiswayang

    pernah dilatih juga dapat dilibatkan sebagai tutor atau fasilitator. Narasumber

    didatangkan dari profesi apoteker yang telah berpengalaman. Dalam kegiatan

    CBIA, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 6-8 orang

    (Direktorat Bina Penggunaan Obat Rasional, 2008).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    CBIA antibiotika adalah salah satu metode edukasi kesehatan mandiri

    yang diadopsi dari CBIA yang dikembangkan oleh Suryawati pada tahun 1992.

    CBIA antibiotika merupakan metode pembelajaran bagi masyarakat sebagai

    usaha dalam meningkatkan pemahaman mengenai antibiotika. Kegiatan ini dapat

    dilaksanakan sebagai pengisi acara dalam pertemuan rutin, pertemuan khusus dan

    dapat dilaksanakan dalam suatu organisasi, seperti ibu-ibu saja, bapak-bapak saja,

    dan para pemuda/pemudi/karang taruna (Suryawati, 2012).

    F. Landasan Teori

    Resistensi antibiotika merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi

    oleh berbagai faktor, seperti penyalahgunaan antibiotika. Penyalahgunaan

    antibiotika pada dasarnya dipengaruhi oleh pengetahuan, komunikasi yang efektif

    antara dokter dan pasien, tingkat ekonomi, karakteristik dari sistem kesehatan

    antara dokter dan pasien, dan peraturan lingkungan (WHO, 2013).

    Dampak resistensi antibiotika harus ditanggulangi bersama dengan cara

    yang efektif. WHO menerbitkan WHO Global Strategy for Contaimet of

    Antimicrobial Resistenceuntukmelawan masalah-masalah resistensi antibiotika.

    Strategi ini menganjurkan intervensi yang dapat menghambat dan mengurangi

    penyebaran resistensi antibiotika. Banyaknya masalah di kalangan masyarakat

    mengenai penggunaan antibiotika yang irrasional, maka diperlukanlah edukasi

    pada kalangan masyarakat mengenai penggunaan antibiotika (WH0, 2013)

    Metode CBIA merupakan salah satu metode untuk meningkatkan

    pengetahuan masyarakat tentang antibiotika, tidak hanya pengetahuan saja yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    meningkat, namun dengan metode ini ketrampilan masyarakat dalam memilih dan

    menggunakan antibiotika juga meningkat. Pelatihan tersebut diharapkan dapat

    meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menggunakan obat khususnya

    antibiotika dan dapat mengurangi penggunaan antibiotika yang tidak diperlukan.

    Penelitianyang dilakukan oleh Dr. Sri Suryawati, CBIA (Cara Belajar Insan Aktif)

    ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menggunakan obat dan

    mengurangi penggunaan jumlah obat yang tidak diperlukan di rumah tangga

    (Suryawati, 2012).

    CBIA (Cara Belajar Insan Aktif) terbukti efektif diterapkan untuk

    meningkatkan ketaatan pasien terhadap pengobatan tuberkulosis paru,

    meningkatkan ketaatan penyandang diabetes mellitus terhadap program

    pengobatan, meningkatkan ketrampilan memilih obat flu bagi ibu hamil, dan

    meningkatkan pemahaman risiko swamedikasi dengan antibiotika. Dilihat dari

    keefektifan metode CBIA, maka metode ini dipilih dalam penelitian ini

    (Suryawati, 2012).

    G. Hipotesis

    Terdapat perbedaan yang signifikan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan

    pria dewasa tentang antibiotika antara sebelum dan sesudah intervensi metode

    CBIA.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian

    Jenis penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu dengan

    rancangan penelitian time series design.Penelitian eksperimental semu merupakan

    pengembangan dari metode eksperimen yang sebenarnya. Hal ini sejalan dengan

    pernyataan Sugiyono (2009) bahwa bentuk quasi experimental merupakan

    pengembangan dari true experimental yang sulit dijalankan, oleh karena itu untuk

    mengatasi kesulitan dalam menentukan kelompok kontrol dalam penelitian maka

    dikembangkan eksperimental semu ini. Metode eksperimental semu ciri utamanya

    adalah tidak dilakukan penugasan random, melainkan dengan menggunakan

    kelompok yang sudah ada.

    Dalam penelitian ini peneliti memberikan perlakuan atau intervensi

    namun tidak merubah fisik responden penelitian dan hanya menggunakan satu

    kelompok saja dan tidak memerlukan kelompok kontrol. Rancangan penelitian

    yang digunakan adalah rancangan rangkaian waktudengan menggunakan

    serangkaian observasi dan dilakukan lebih dari satu kali observasi baik sebelum

    maupun sesudah perlakuan dalam kurun waktu tertentu (Notoatmodjo,

    2012).Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok saja, sehingga

    tidak memerlukan kelompok kontrol (Emzir, 2007).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    B. Variabel Penelitian

    1. Variabel bebas: metode CBIA-Antibiotika

    2. Variabel tergantung: tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai

    antibiotika dari responden yang mengikuti CBIA di Kecamatan Umbulharjo.

    3. Variabel pengacau terkendali: informasi yang didapat oleh responden baik

    secara formal maupun informal, seperti mengukuti kursus, seminar, sekolah,

    dan penyuluhan.

    4. Variabel pengacau tak terkendali: informasi yang didapat oleh responden

    sesudah mengikuti CBIA yang dapat berasal dari penjelasan dokter atau

    melalui media (TV, radio, majalah, dan lain sebaginya).

    C. Definisi Operasional

    1. Pengetahuan merupakan hal-hal yang menyangkut pengetahuan responden

    tentang antibiotika. Tingkat pengetahuan responden mengenai antibiotika

    masing-masing diukur melalui 19 pernyataan yang diajukan dengan skor total

    19. Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh responden, pengetahuan

    dikategorikan menjadi kategori baik, jika skor yang diperoleh antara 15-19

    (75%-100% ), kategori sedang, jika skor yang diperoleh antara 11-14 (56%-

    70%) dan kategori buruk, jika skor yang diperoleh < 11 ( % ).

    2. Sikap adalah respon yang berupa tanggapan atau pendapat responden terkait

    penggunaan. Tingkat sikap responden mengenai antibiotika masing-masing

    diukur melalui 10 pernyataan yng diajukan. Skor total dari sikap responden

    adalah 40 skor. Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh responden, sikap

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    dikategorikan menjadikategori baik, jika skor yang diperoleh antara 31-45

    (75%-100% ), kategori sedang, jika skor yang diperoleh antara 23-30 (56%-

    70%), dan kategori buruk, jika skor yang diperoleh < 22 ( % ).

    3. Tindakan adalah sekumpulan sikap yang direalisasikan dalam suatu aksi

    sebagai bentuk tanggapan terhadap pengetahuan tentang antibiotika. Tingkat

    tindakan responden mengenai antibiotika masing-masing diukur melalui 10

    pernyataan yng diajukan. Skor total dari tindakan responden adalah 40 skor.

    Berdasarkan jumlah skor yang diperoleh responden, tindakan dikategorikan

    menjadi kategori baik, jika skor yang diperoleh antara 31-45 (75%-100% ),

    kategori sedang, jika skor yang diperoleh antara 23-30 (56%-70%), dan

    kategori buruk, jika skor yang diperoleh < 22 ( % ).

    4. Pre adalah data kuesioner sebelum intervensi CBIA, Post I adalah data

    kuesioner sesaat sesudah intervensi CBIA, Post II adalah data kuesioner 1

    bulan sesudah intervensi CBIA, dan Post III adalah data kuesioner 2 bulan

    sesudah intervensi CBIA.

    D. Teknik Sampling

    Penelitian ini menggunakan teknik sampling yaitu non-random sampling

    dengan jenis purposive sampling. Teknik non-random sampling merupakan

    metode pengambilan sampel yang tidak didasarkan pada kemungkinan yang

    diperhitungkan (Notoatmodjo, 2012), yang berarti bahwa setiap populasi tidak

    memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel dalam suatu

    penelitian. Purposive sampling merupakan metode pengambilan sampel yang

    dilakukan atas pertimbangan oleh peneliti berdasarkan informasi terkait identitas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    karakteristik populasi yang telah diketahui sebelumnya (Sastroasmoro dan Ismael,

    2011).Penentuan sampel pada penelitian ini didasarkan pada kriteria inklusi dan

    eksklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti.Jumlah responden yang terlibat dalam

    penelitian ini sebanyak 36 orang.

    E. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan di Kantor Kelurahan Warungbroto Kecamatan

    Umbulharjo KotaProvinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.Responden yang hadir

    dari tujuh kelurahan yaitu Kelurahan Semaki (4 orang), Kelurahan Mujamuju (5

    orang), Kelurahan Tahunan (5 orang), Kelurahan Warungboto (11 orang),

    Kelurahan Pandeyan (3 orang), Kelurahan Sorosutan (4 orang), dan Kelurahan

    Giwangan ( 4 orang).

    F. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri

    dari 40 pernyataan yang di susun pada tahap awal penelitian. Tanggapan yang

    diberikan merupakan jawaban berupa foreced choice pada aspek pengetahuan dan

    skala Likert pada aspek sikap dan tindakan. Empat puluh pernyataan kuesioner

    yang disusun adalah sebagai berikut:

    1. Apek pengetahuan terdiri dari 20 pernyataan yang terbagi dalam 10 favorable

    dan 10 unfavorable. Pokok bahasan dalam setiap pernyataan meliputi definisi

    antibiotika, cara penggunaan antibiotika, tempat mendapatkan antibiotika,

    resistensi antibiotika, dan upaya pencegahan resistensi antibiotika.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    2. Aspek sikap terdiri dari 10 pernyataan yang terbagi dalam 5 favorable dan

    5unfavorable. Pokok bahasan yang dimasukkan dalam aspek ini meliputi

    motivasi belajar masyarakat mencari informasi tentang antibiotika, dan

    pemilihan penggunan antibiotika yang tepat.

    3. Apek tindakan berisi 10 yang teridiri dari 5favorable dan 5unfavorable.

    Pokok bahasan dalam aspek ini adalah penggunaan antibiotika, dan upaya

    pencegahan resistensi antibiotika.

    Pernyataan dalam kuesioner ini secara terperinci dapat dilihat pada Tabel

    I berikut :

    Tabel I. Pernyataan favorable dan unfavorable pada pokok bahasan aspek

    pengetahuan, sikap dan tindakan

    Aspek Pokok Bahasan Nomor Pernyataan

    Favorable Unfavorable

    Pengetahuan

    Definisi 3 1 dan 2

    Cara penggunaan - 11

    Penggunaan antibiotika 6 dan15 4, 9, 17dan 20

    Cara mendapatkan 8, dan 10 14

    Tempat mendapatkan 13 12

    Resistensi antibiotika 7 dan 19 18

    Pencegahan resistensi

    antibiotika. 5 16

    Sikap

    Motivasi belajar 6 dan 7 -

    Pemilihan penggunaan yang

    tepat 5, 8, dan 9

    1,2, 3, 4, dan

    10

    Tindakan

    Penggunaan antibiotika 4 dan 5 1, 2, 3, dan 6

    Upaya pencegahan resistensi

    antibiotika 7, 8, dan 9 10

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    Masing-masing tanggapan pada setiap aitem diberi skor jenis jawaban

    untuk dapat diolah dengan uji statistik yang sesuai. Skoring tanggapan forced

    choice pada aitem pernyataan pengetahuan dibedakan dari tanggapan pemberian

    skor disajikan dalam Tabel II dan III:

    Tabel II. Besar skor untuk tanggapan pernyataan aspek pengetahuan

    Tanggapan Pernyataan Aspek Pengetahuan Skor

    Benar

    1

    Salah

    0

    Tabel III. Besar skor untuk tanggapan pernyataan aspek sikap dan tindakan

    Tanggapan Pernyataan

    Aspek Sikap dan

    Tindakan

    Skor Pernyataan

    (Favorable)

    Skor Pernyataan

    (Unfavorable)

    Sangat Setuju 4 1

    Setuju 3 2

    Tidak Setuju 2 3

    Sangat Tidak setuju 1 4

    G. Responden Penelitian

    Responden dalam penelitian ini adalah dewasa pria (26-45 tahun) dengan

    latar belakang pendidikan bukan dari kesehatan, yang bisa baca tulis dan bersedia

    mengikuti kegiatan CBIA di Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta.Kriteria inklusi

    adalah karakteristik umum subyek penelitian pada populasi target dan pada

    populasi terjangkau. Kriteria ekslusi adalah sebagian subyek yang memenuhi

    kriteria inklusi harus dikeluarkan dari penelitian oleh karena berbagai sebab

    (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    Responden adalah masyarakat yang berdomisili di Kecamatan

    Umbulharjo dan memenuhi kriteria inklusi dewasa pria usia 26-45 tahun (Depkes

    RI, 2009), berdomisili di Kecamatan Umbulharjo, bisa membaca dan menulis,

    tidak memiliki latar belakang pendidikan dan pekerjaan dibidang kesehatan,

    bersedia menjadi responden secara sukarela dengan mengisi “Informed Consent”,

    dan mengikuti CBIA serta mengisi kuesioner dengan lengkap. Kriteria eksklusi

    responden adalah responden yang tidak mengikuti CBIA hingga akhir penelitian,

    responden yang tidak dapat ditemui dan tidak bersedia mengisi kuesioner pada

    Post II dan Post III.

    Pada saat dilakukan intervensi CBIA pada sabtu, 5 Desember 2014

    jumlah responden yang hadir sebanyak 41 orang. Untuk lingkup penelitian sosial

    sebaiknya melibatkan 30-40 responden (Effendi dan Tukiran, 2012).Berdasarkan

    hasil sampling , jumlah responden yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi

    sebanyak 39 orang. Setelah proses sampling selanjutnya dilakukan pengambilan

    data PostI dan PostIIsesudah intervensi CBIA. Responden yang mengisi

    kuesioner dengan lengkap sebanyak 36 orang dan yang mengundurkan diri dari

    penelitian ini sebanyak 3 orang, sehingga jumlah responden yang terlibat adalah

    sebanyak 36 orang.

    Skema responden penelitian dapat dilihat pada gambar 1 yaitu sebagai

    berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    Gambar 1. Skema responden penelitian

    Responden yang hadir dalam penelitian dan mengikuti edukasi CBIA

    ( 41 responden )

    Hasil sampling(39

    responden)

    Ekslusi(2 responden

    tidak mengisi kuesioner

    dengan lengkap)

    Hasil samplingpada PostII

    dan Post III sesudah

    intervensi CBIA (36

    responden)

    Eksklusi (3 responden

    mengundurkan diri saat

    pengambilan data)

    Jumlah Responden

    Penelitian

    36

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    H. Tata Cara Penelitian

    1. Studi pustaka

    Penelitian dimulai dengan studi pustaka yaitu membaca literatur-literatur

    dan website yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan

    masyarakat tentang antibiotika serta angka kejadian terjadinya resistensi

    antibiotika.

    2. Analisis situasi

    Tahap ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai keadaan

    lokasi penelitian serta hal-hal yang berkaitan dengan penelitian. Hal-hal tersebut

    antara lain jumlah responden yang memenuhi kriteria inklusi dan waktu yang

    tepat untuk mengambil data serta mengetahui batas wilayah daerah pengambilan

    data.

    Etical Clearance pada penelitian mengenai „‟Peningkatan Pengetahuan,

    Sikap, dan Tindakan Pria Dewasa di Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta

    Tentang Antibiotika Dengan Metode CBIA (Cara Belajar Insan Aktif)‟‟ini

    didapatkan dengan melakukan pengamatan ke beberapa kelurahan dan

    memasukkan permohonan izin ke kantor dinas perizinan kota Yogyakarta, kantor

    Kecamatan Umbulharjo, kantor kelurahan, serta kepada ketua RT setempat. Surat

    keputusan izin penelitian diberikan oleh Dinas Perizinan dimulai dari bulan

    Desember 2014 sampai dengan bulan Febuari 2015, dimana izin tersebut harus

    diketahui oleh pejabat kelurahan dan ketua RT serta dari informed concent yang

    telah disetujui oleh masing masing responden pada saat megikuti intervensi

    CBIA.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    3. Pembuatan Kuesioner

    Kuesioner dikembangkan dari kuesioner yang pernah digunakan dari

    penelitian sebelumnya. Kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan

    digunakan untuk mengukur pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat tentang

    antibiotika. Sebelum digunakan kuesioner harus melewati beberapa uji yaitu :

    a. Uji validitas

    Sugiyono (2007) membagi validitas ukur menjadi dua, yaitu validitas

    luar (eksternal)dan dalam (internal). Validitasunsur disusun berdasarkan fakta-

    fakta-fakta empiris yang telah ada, sedangkan validitas dalam instrumen

    dikembangkan menurut teori yang relevan. Validitas internal dibagi menjadi 2

    yaitu contruct validity (validitas konstruk) dan content validity (validitas isi).

    Validitas isi yang dicapai oleh pernyataan-pernyataan dalam kuesioner

    tergantung pada penilaian subjektif individual, hal ini dikarenakan validitas tidak

    memerlukan perhitungan statistik namun menggunakan analisis rasional. Validitas

    didasarkan pada penilaian ahli bidang tersebut (Azwar, 2007). Prosedur pengujian

    validitas isi setidaknya melibatkan dua orang ahli dibidangnya. Pengujian

    terhadap aitem ini mencakup tahapan penentuan relevansi antara aitem dengan

    tujuan pembuatan instrumen, penilaian relevansi antara aitem dengan konten yang

    dirumuskan dalam objektif penelitian, dan pemberian komentar serta penentuan

    keputusan suatu aitem yang sudah dipercaya mampu mempresentasikan konten

    domain secara adekuat (Waltz dkk., 2010).

    Dalam penelitian ini meggunakan uji validitas isi, dimana pengujian

    validitasnya menggunakan pendapat ahli (judgement expert). Kuesioner ini

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    dikonsultasikan kepada pembimbing skripsi sebagai ahli. Ahli diminta

    pendapatnya tentang kesioner yang telah disusun, dari judgement expert tersebut

    ada beberapa pernyataan yang harus direvisi pada uji validitas kuesioner pertama

    yaitu pada nomor 2, 9, 13, dan 19 pada aspek pengetahuan. Pada aspek sikap

    pernyataan yang direvisi yaitu pada nomor 4, 7, 10, dan 11. Pada aspek tindakan

    pernyataan yang direvisi yaitu pada nomor 1, 2, dan 5, kemudian dilakukan

    perbaikan pada pernyataan tersebut.

    Pada uji validitas kuesioner kedua pernyataan yang harus direvisi yaitu

    pada nomor 3, 9, 15, dan 16 pada aspek pengetahuan. Pada aspek sikap

    pernyataan yang direvisi yaitu pada nomor 2, 3, 5, 6,7, 8, 9, dan 10, kemudian

    dilakukan perbaikan sehingga pada uji validitas kuesioner yang ketiga sudah tidak

    ada pernyataan yang direvisi karena menurut ahli pernyataan-pernyataan dalam

    kuesioner dianggap sudah valid. Uji validitas kuesioner dapat dilihat pada

    Lampiran 7.

    b. Uji pemahaman bahasa

    Penyebaran kuesioner untuk memastikan bahwa kuesioner yang sudah

    dibuat sudah menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mudah dipahami

    yang nantinya tidak terjadi perbedaan bahasa yang dapat mempengaruhi hasil

    penelitian. Uji pemahaman bahasa kuesioner dilakukan dengan mengujikan

    kuesioner yang sudah dibuat kepada 30 orang sesuai dengan kriteria inklusi yang

    ditetapkan dalam penelitian ini namun tidak berlokasi di tempat penelitian. Hasil

    uji pemahaman bahasa diketahui bahwa bahasa yang digunakan dalam kuesioner

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    tersebut dapat dimengerti oleh responden. Uji pemahaman bahasa kuesioner

    dilakukan pada pria dewasa di Kecamatan Sleman.

    Pada uji pemahaman bahasa, 40 aitem yang telah dinyatakan valid secara

    konten dapat dilanjutkan ke langkah selanjutnya yaitu uji pemahaman Bahasa

    terhadap 30 Lay People. Lay People ini dipilih sesuai dengan karakteristik

    responden yang nantinya akan menjadi responden dalam penelitian ini. Dari 40

    pernyataan kuesioner yang diujikan, terdapat beberapa pernyataan yang dinilai

    sulit dipahami oleh Lay People. Berikut hasil pengujian Pemahaman Bahasa pada

    Lay People dipaparkan pada tabel IV.

    Tabel IV. Pernyataan pada tiap aspek kuesioner yang sulit dipahami oleh

    Lay People

    No Aspek Pernyataan

    1 Pengetahuan 7

    2 Sikap 8

    3 Tindakan 10

    Pernyataan yang dinilai sulit untuk dipahami ini kemudian diperbaiki dari

    segi struktur kalimat dan arti kata yang digunakan, walaupun pernyataan telah

    dianggap valid secara konten sebelumnya, hasil uji Lay People menunjukkan

    terdapat beberapa kalimat yang sulit dipahami karena penggunaan bahasa medis.

    Proses perbaikan pernyataan ini mengikuti salah satu kriteria yang dinyatakan

    oleh Budiman dan Riyanto (2013) yaitu menghindari kalimat yang rumit dengan

    menuliskannya dalam Bahasa yang sederhana, jelas dan langsung.

    Penyerdehanaan kalimat diharapkan dapat mempermudah responden memahami

    maksud pernyataan kuesioner.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    Pemahaman Bahasa ini berpengaruh pada tanggapan responden untuk

    tiap pernyataan, apabila struktur kalimat yang digunakan buruk maka akan

    membingungkan responden dan kemungkinan besar menimbulkan tanggapan

    yang tidak konsisten. Tanggapan yang tidak konsisten dapan mempengaruhi hasil

    pengujian reliabilitas. Pada pengujian bahasa yang kedua tidak ditemukan respon

    negatif sehingga keempat puluh pernyataan kuesioner dapat dilanjutkan ke tahap

    pengujian berikutnya, yaitu uji reliabilitas.

    c. Uji reliabilitas

    Uji Reliabilitas suatu instrumen menunjukan adanya konsistensi dan

    stabilitas nilai hasil skala pengukuran tertentu, sehingga dapat menunjukkan

    bahwa instrumen layak digunakan karena sudah terbukti dan dapat diandalkan dan

    terpercaya. Koefisisen reliabilitas dalam penelitian ini diukur menggunakan uji

    statistik dengan analisis reliabilitas yang menggunakan koefisien Alpha

    Cronbach. Kriteria menyebutkan jika nilai-nilai korelasi sama dengan atau lebih

    besar dari 0,6 maka butir-butir pernyataan reliabel (Budiman dan Riyanto, 2013).

    Pada penelitian ini, uji reliabilitas ketiga aspek dilakukan bersamaan

    sesuai tata cara penelitian uji kualitas instrumen. Uji kualitas instrumen ini

    meliputi uji reliabilitas dan seleksi pernyataan. Uji kualitas instrumen pada

    kuesioner aspek pengetahuan dilakukan sebanyak dua kali. Uji kualitas instrumen

    yang pertama sudah reliabel tetapi korelasi pada pernyataan ada yang negatif,

    sehingga dilakukan pengujian kedua didalam uji kualitas instrumen. Uji kualitas

    yang kedua pada instrumen kuesioner aspek sikap dan tindakan sudah reliabel

    sehingga tidak perlu diujikan kembali.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    Uji kualitas instrumen meliputi prosedur seleksi aitem untuk

    mendapatkan nilai α yang lebih baik dan memenuhi kualitas suatu instrumen yang

    selaras dengan tujuan pengukuran menggunakan instrumen. Hal ini sesuai dengan

    teori yang dipaparkan oleh Azwar (2011) bahwa prinsip dasar seleksi pernyataan

    dalam kuesioner adalah memilih pernyataan yang menunjukkan fungsi sesuai

    fungsi ukur tes bagaimana tujuan pengukuran yang telah disusun sebelumnya.

    Pernyataan yang dimasukkan pada pengujian instrumen merupakan 20 aitem yang

    telah valid secara konten dari pengujian sebelumnya dan telah melalui uji

    pemahaman bahasa pada Lay People. Interprestasi hasil seleksi pernyataan sesuai

    dengan teori yang menyatakan bahwa korelasi positif menunjukkan kemampuan

    suatu pernyataan memberikan konstribusi pada skor total seorang responden dari

    pengukuran suatu atribut penelitian. Semakin berkorelasi suatu pernyataan dengan

    skor total maka semakin besar pernyataan tersebut memberikan kontribusi dalam

    skor akh