pkmrs isk

45
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Infeksi saluran kemih (ISK) pada anak sering ditemukan dan merupakan penyebab kedua morbiditas penyakit infeksi pada anak, sesudah infeksi saluran nafas. Prevalensi pada anak perempuan berkisar 3-5% dan pada laki-laki sekitar 1%. 1 ISK telah dianggap sebagai faktor risiko penting pada terjadinya insufisiensi renal atau end stage renal disease pada anak-anak. Setelah ISK pertama, 60-80% anak perempuan biasanya akan mendapatkan ISK kedua dalam 18 bulan. Pada anak laki-laki, ISK paling banyak terjadi selama tahun pertama kehidupan dan jauh lebih sering terjadi pada anak laki-laki disunat. Selama tahun pertama kehidupan, perbandingan rasio anak laki-laki: rasio anak perempuan adalah 2,8-5,4: 1. Selama usia 1-2 tahun, dominasi rasio anak perempuan lebih mencolok, dengan perbandingan anak laki-laki: anak perempuan adalah 1: 10. Infeksi berulang sering terjadi pada penderita yang rentan atau terjadi karena adanya kelainan anatomik atau fungsional saluran kemih yang menyebabkan adanya stasis urin atau refluks sehingga 1

Upload: rahmawati-pompom

Post on 18-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PKMRS ISK PADA ANAK

TRANSCRIPT

Page 1: PKMRS ISK

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Infeksi saluran kemih (ISK) pada anak sering ditemukan dan merupakan

penyebab kedua morbiditas penyakit infeksi pada anak, sesudah infeksi saluran

nafas. Prevalensi pada anak perempuan berkisar 3-5% dan pada laki-laki sekitar

1%.1

ISK telah dianggap sebagai faktor risiko penting pada terjadinya insufisiensi

renal atau end stage renal disease pada anak-anak. Setelah ISK pertama, 60-80%

anak perempuan biasanya akan mendapatkan ISK kedua dalam 18 bulan. Pada

anak laki-laki, ISK paling banyak terjadi selama tahun pertama kehidupan dan

jauh lebih sering terjadi pada anak laki-laki disunat. Selama tahun pertama

kehidupan, perbandingan rasio anak laki-laki: rasio anak perempuan adalah 2,8-

5,4: 1. Selama usia 1-2 tahun, dominasi rasio anak perempuan lebih mencolok,

dengan perbandingan anak laki-laki: anak perempuan adalah 1: 10. Infeksi

berulang sering terjadi pada penderita yang rentan atau terjadi karena adanya

kelainan anatomik atau fungsional saluran kemih yang menyebabkan adanya

stasis urin atau refluks sehingga perlu pengenalan dini dan pengobatan yang

adekuat untuk mempertahankan fungsi ginjal dan mencegah kerusakan lebih

lanjut.1,2

Standar pemeriksaan untuk mendiagnosis ISK adalah dengan kultur urin.

Karena dalam proses kultur dibutuhkan waktu setidaknya 48 jam untuk

mendapatkan hasilnya oleh karena itu, pemeriksaan mikroskopis urin juga sering

dibutuhkan untuk membantu membuat diagnosis awal ISK. Spesimen urin

penderita ISK akan menunjukkan temuan positif padadipstick untuk nitrit, esterase

leukosit, atau darah. Dipstick test memiliki sensitivitas hampir 85-90%.

Pemeriksaan mikroskopis urin dapat mengevaluasi adanya eritrosit, leukosit,

bakteri, dan sel epitel. Selain itu evaluasi diagnostik pada anak yang menderita

1

Page 2: PKMRS ISK

ISK sudah banyak mengalami kemajuan, ditambah dengan adanya metode-metode

yang tidak invasif seperti ultrasonografi, pencitraan radioisotop, MRI, dan lain-

lain merupakan alat yang sangat membantu dalam menegakkan diagnosis.1,3

Mengingat adanya komplikasi jangka panjang yang merugikan jika anak

dengan ISK tidak segera diobati, maka deteksi dan penanggulangan dini dari ISK

tersebut akan sangat dibutuhkan.1

2

Page 3: PKMRS ISK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi

ISK adalah keadaan adanya infeksi (pertumbuhan dan perkembangbiakan

bakteri) dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal sampai infeksi

di kandung kemih dengan jumlah bakteriuria yang bermakna.1

Bakteriuria adalah ditemukannya bakteri dalam urin yang berasal dari ISK

ataukontaminasi dari uretra, vagina ataupun dari flora di periuretral. Dalam

keadaan normal, urin baru dan segar adalah steril. Bakteriuria bermakna yaitu

bila ditemukan jumlah koloni > 105/ml spesies yang sama pada kultur urin dari

sampel mid-stream urine.1

Tabel 1. Interpretasi Hasil Biakan Urin1

Cara penampungan Jumlah Koloni Kemungkinan Infeksi

Pungsi supra pubik

Kateterisasi kandung

kemih

Urin pancar tengah

- Laki-laki

- Perempuan

Bakteri gram negatif : asal ada kuman

Bakteri gram positif : beberapa ribu

> 105

104 - 105

103 - 104

> 104

3x biakan > 105

>99%

95%

Diperkirakan ISK

Diragukan, ulangi

Diperkirakan ISK

95%

3

Page 4: PKMRS ISK

2x biakan > 105

1x biakan > 105

5 x 104 - 105

104 – 5 x 104(Klinis simtomatik)

104 – 5 x 104 (Klinis asimptomatik)

< 104

90%

80%

Diragukan, ulangi

Diperkirakan ISK, ulangi

Tidak ada ISK

Tidak ada ISK

Epidemiologi

ISK terjadi pada 3-5% anak perempuan dan 1% dari anak laki-laki.Pada

anak perempuan, ISK pertama biasanya terjadi pada umur 5 tahun, dengan

puncaknya pada bayi dan anak-anak yang sedang toillete training. Setelah ISK

pertama, 60%-80% anak perempuan akan mengembangkan ISK yang kedua

dalam 18 bulan. Pada anak laki-laki, ISK paling banyak terjadi selama tahun

pertama kehidupan; ISK jauh lebih sering terjadi pada anak laki-laki yang tidak

disunat. Prevalensi ISK bervariasi berdasarkan usia. Selama tahun pertama

kehidupan, rasio penderita laki-laki: rasio wanita adalah 2,8-5,4 : 1. Sedangkan

dalam tahun pertama sampai tahun kedua kehidupan, terjadi perubahan yang

mencolok, dimana rasio laki-laki: rasio perempuan adalah 1:10.2

Pada anak-anak prasekolah usia, prevalensi anak perempuan dengan infeksi

tanpa gejala yang akhirnya didiagnosa oleh aspirasi suprapubik adalah

0,8% dibandingkan dengan 0,2% pada anak laki-laki. Pada kelompok usia

sekolah, angka insidensi bakteriuria pada perempuan lebih banyak 30 kali

dibandingkan pada anak laki-laki.3

Remaja putri lebih cenderung memiliki vaginitis (35%) dibandingkan ISK

(17%). Selain itu, gadis remaja yang didiagnosis dengan sistitis sering memiliki

vaginitis bersamaan.3

4

Page 5: PKMRS ISK

Anatomi Saluran Kemih

Ginjal

Ginjal terletak diruang retroperitoneal antara vertebra torakal 12 atau lumbal

1 dan lumbal 4.Panjang dan beratnya bervariasi yaitu lebih kurang 6 cm dan 24

gram pada bayi yang lahir cukup bulan.Pada bayi baru lahir ginjal sering dapat

diraba. Pada janin permukaan ginjal tidak rata, berlobus-lobus yang kemudian

akan menghilang dengan bertambahnya umur. Tiap ginjal terdiri atas 8-12 lobus

yang berbentuk piramid. Ginjal mempunyai lapisan luar, yaitu korteks yang

mengandung glomerulus, tubulus proksimal dan distal yang berkelok-kelok dan

duktus koligens, serta lapisan dalam yaitu medula, yang mengandung bagian

tubulus yang lurus, ansa henle, vasa rekta, dan duktus koligens terminal.5

Puncak piramid medula menonjol ke dalam disebut papil ginjal yang

merupakan ujung kaliks minor.Beberapa duktus koligens bermuara pada duktus

papilaris Bellini yang ujungnya bermuara di papil ginjal dan mengalirkan urin

kedalam kaliks minor. Karena ada 18-24 lubang muara duktus Bellini pada ujung

papil maka daerah tersebut terlihat sebagai tapisan beras dan disebut area kribrosa

(Gambar 2).5

Antara dua piramid terdapat jaringan korteks tempat masuknya cabang-

cabang arteri renalis disebut kolumna Bertini. Beberapa kaliks minor membentuk

kaliks mayor yang bersatu menjadi piala (pelvis) ginjal yang kemudian bermuara

ke dalam ureter (Gambar 2).5

Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrosis tipis dan mengkilat yang disebut

kapsul fibrosa (true capsule) ginjal dan diluar kapsul ini terdapat jaringan lemak

perineal.Di sebelah kranial ginjal terdapat kelenjar anak ginjal atau glandula

adrenal/ suprarenal yang berwarna kuning.Kelenjar adrenal bersama-sama ginjal

dan jaringan lemak perineal dibungkus oleh fasia gerota.Fasia ini berfungsi

sebagai barrier yang menghambat meluasnya perdarahan dari parenkim ginjal

serta mencegah ekstravasasi urine pada saat terjadi trauma ginjal.Selain itu fasia

gerota dapat pula berfungsi sebagai barier dalam menghambat penyebaran infeksi

atau menghambat metastasis tumor ginjal ke organ sekitarnya. Di luar fasia gerota

terdapat jaringan lemak retroperitoneal atau diseebut jaringan lemak pararenal.4

5

Page 6: PKMRS ISK

Disebelah posterior, ginjal dilindungi oleh otot-otot punggung yang tebal

serta tulang rusuk ke XI dan XII, sedangkan disebelah anterior dilindungi oleh

organ-organ intraperitoneal. Ginjal kanan dikelilingi oleh hepar, kolon, duodenum

sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh lien, lambung, pankreas, jejunum dan kolon.4

Secara anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medula

ginjal.Didalam korteks terdapat berjuta-juta nefron sedangkan didalam medula

banyak terdapatduktuli ginjal. Nefron adalah unit fungsional terkecil dari ginjal

yang terdiri atas tubulus kontortus proksimalis, tubulus kontortus distalis dan

duktus kolegentes.4

Darah yang membawa sisa-sisa hasil metabolisme tubuh difiltrasi di dalam

glomeruli kemudian di tubuli ginjal, beberapa zat yang masih diperlukan tubuh

mengalami reabsorbsi dan zat-zat hasil sisa metabolisme mengalami

sekresi bersama air membentuk urin. Urin yang terbentuk di dalam nefron

disalurkan melalui piramid ke sistem pelviokaliks ginjal untuk kemudian

disalurkan ke dalam ureter.4

Sistem pelviokaliks ginjal terdiri atas kaliks minor, infundibulum, kaliks

mayor dan pielum/ pelvis renalis. Mukosa sistem pelviokaliks terdiri atas epitel

transisional dan dindingnya terdiri atas otot polos yang mampu berkontraksi untuk

mengalirkan urin sampai ke ureter.4

Ureter

Ureter adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi

mengalirkan urin dari pielum ginjal ke dalam buli-buli. Dindingnya terdiri atas

mukosa yang dilapisi oleh sel-sel transisional, otot-otot polos sirkuler dan

longitudinal yang dapat melakukan gerakan peristaltik (berkontraksi) guna

mengeluarkan urin ke buli-buli.4

Sepanjang perjalanan ureter dari pielum menuju buli-buli, secara anatomis

terdapat beberapa tempat yang ukuran diameternya relatif lebih sempit daripada di

tempat lain, sehingga batu atau benda-benda lain yang berasal dari ginjal

seringkali tersangkut ditempat itu. Tempat-tempat penyempitan itu antara lain

adalah (1) pada perbatasan antara pelvis renalis dan ureter atau pelvicoureter

junction (2) tempat ureter menyilang arteri iliaka di rongga pelvis dan (3) pada

6

Page 7: PKMRS ISK

saat ureter masuk ke buli-buli. Ureter masuk ke buli-buli dalam posisi miring dan

berada di dalam otot buli-buli (intramural) ; keadaan ini dapat mencegah

terjadinya aliran balik urine dari buli-buli ke ureter atau refluks vesiko-ureter  pada

saat buli-buli berkontraksi.4

Untuk kepentingan radiologi dan kepentingan pembedahan, ureter dibagi

menjadi dua bagian yaitu : ureter pars abdominalis yaitu yang berada dari pelvis

renalis sampai menyilang vasa iliaka dan ureter pars pelvika yaitu mulai dari

persilangan dengan vasa iliaka sampai masuk ke buli-buli. Disamping itu secara

radiologis ureter dibagi dalam tiga bagian yaitu (1) ureter 1/3 proksimal mulai dari

pelvis renalis sampai batas atas sakrum (2) ureter 1/3 medial mulai dari batas atas

sakrum sampai pada batas bawah sakrum dan (3) ureter 1/3 distal mulai batas

bawah sakrum sampai masuk ke buli-buli.4

Buli-buli

Buli-buli adalah organ berongga yang berdinding otot polos yang terdiri dari

dua bagian besar: (1) badan (korpus), merupakan bagian utama kandung kemih

dimana urin berkumpul, dan (2) leher (kollum) merupakan lanjutan dari badan

yang berbentuk corong, berjalan secara inferior dan anterior kedalam daerah

segitiga urogenital dan berhubungan dengan uretra. Bagian yang lebih rendah dari

leher kandung kemih disebut uretra posterior karena hubungannya dengan uretra.4

Otot polos kandung kemih disebut otot detrusor.Serat-serat ototnya meluas

kesegala arah dan, bila berkontraksi, dapat meningkatkan tekanan dalam kandung

kemih. Dengan demikian, kontraksi otot detrusor adalah langkah terpenting untuk

mengosongkan kandung kemih.sel-sel otot polos dari otot detrusor terangkai satu

sama lain sehingga timbul aliran listrik berhambatan rendah dari satu sel otot ke

sel otot lain. Oleh karena itu, potensial aksi dapat menyebar keseluruh otot

detrusor, dari satu sel otot ke sel otot berikutnya, sehingga terjadi kontraksi

seluruh kandungan kemih dengan segera.6

Buli-buli adalah organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor yang

saling beranyaman.Disebelah dalam adalah otot longitudinal, ditengah merupakan

otot sirkuler, dan yang paling luar merupakan otot longitudinal. Mukosa buli-buli

terdiri atas sel-sel transisional yang sama seperti pada mukosa-mukosa pada pelvis

7

Page 8: PKMRS ISK

renalis, ureter, dan uretra posterior. Pada dasar buli-buli kedua muara ureter dan

meatus uretra internum membentuk suatu segitiga yang disebut trigonum buli-

buli.4

Secara anatomi bentuk buli-buli terdiri atas 3 permukaan yaitu (1)

permukaan superior yang berbatasan dengan rongga peritoneum (2) dua

permukaan inferiolateral dan (3) permukaan posterior. Permukaan superior

merupakan lokus minoris (daerah terlemah) dinding buli-buli.4

Buli-buli berfungsi menampung urin dari ureter dan kemudian

mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme miksi (berkemih). Pada anak,

kapasitas buli-buli menurut formula dari Koff adalah4 :

Kapasitas Buli-buli = {Umur (tahun) + 2}x 30 ml

Uretra

Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urin ke luar dari buli-buli

melalui proses miksi. Secara anatomis uretra dibagi menjadi 2 bagian yaitu uretra

posterior dan uretra anterior.Uretra dilengkapi dengan sfingter uretra interna yang

terletak pada perbatasan buli-buli dan uretra, serta sfingter uretra eksterna yang

terletak pada perbatasan uretra anterior dan posterior.Sfingter uretra interna terdiri

dari otot polos yang dipersarafi oleh sistem saraf simpatik sehingga pada saat buli-

buli penuh, sfingter ini terbuka.Sfingter uretra eksterna terdiri atas otot bergaris

yang dipersarafi oleh sistem somatik yang dapat diperintah sesuai dengan

keinginan seseorang. Pada saat kencing sfingter ini terbuka dan tetap tertutup pada

saat menahan kencing.4

Fisiologi Saluran Kemih

Neonatus memiliki fungsi ginjal imatur saat kelahiran yang membuat

mudahnya kehilangan cairan, seperti kehilangan cairan lewat pernafasan yang

cepat atau kegagalan dalam pemasukan cairan. Berat ginjal neonatus sekitar 23

gram, berat ini akan menjadi dua kali lipat dari semula pada usia 6 bulan dan

meningkat pada akhir satu tahun pertama dan tumbuh seperti ginjal orang dewasa

pada saat pubertas yaitu 10 kali ukuran pada saat kelahiran.8

8

Page 9: PKMRS ISK

Ketika bayi dilahirkan, maka ia akan kehilangan aliran darah dari plasenta,

diikuti dengan peningkatan yang tinggi dari aliran darah pada ginjalnya sendiri,

menyebabkan peningkatan resistensi pembuluh darah pada ginjal. Neonatus akan

menghasilkan 20 – 35 ml dari urin sebanyak 4 kali sehari, tapi ini akan meningkat

sampai 100 – 200 ml sebanyak 10 kali sehari pada hari kesepuluh setelah lahir.

Urin saat produksi pertama memperlihatkan eksresi urea yang sedikit karena pada

saat ini protein lebih banyak digunakan pada bayi dibandingkan dengan jumlah

yang dipecah dalam hati.8

Resistensi dari anyaman kapiler ginjal berkurang pada minggu pertama

kehidupan, yang memungkinkan peningkatan kemampuan filtrasi glomerulus,

akan tetapi kapsul glomerulus saat lahir dibentuk dari epitel kubus dan belum

sepenuhnya digantikan oleh epitel berlapis gepeng dan baru berfungsi secara

penuh setelah tahun pertama. Nefron yang kecil dan immatur ini juga memiliki

Lengkung Henle yang pendek juga, dimana air dan natrium secara normal diatur,

garam (natrium) sebaiknya tidak ditambahkan ke diet bayi karena tidak dapat

diekskresikan dengan mudah dan natrium yang tersisa akan mempertahankan

arteri dan vena, meningkatkan tekanan darah dan dilatasi dari jantung yang

berkembang.8

Perkembangan Kontinensia

Bayi memiliki keadaan inkontinensia, kemampuan untuk mengontrol

pengeluaran urin tergantung pada sistem renal yang lengkap dan berfungsi,

kematangan saraf, kesempatan yang diberikan kepada anak untuk buang air kecil

dan kebiasaan. Anak dapat menjadi cemas dan melemah jika harapan yang

diberikan melebihi kemampuan dan kontrol mereka. Kematangan terhadap

mekanisme kontrol biasanya membutuhkan sekitar lima tahun untuk anak yang

sehat agar tetap terkontrol pada siang dan malam. Kandung kemih adalah organ

yang kompleks yang terbentuk dari lapisan otot dan dienervasikan oleh kompleks

refleks dari tulang belakang dan koordinasi dari otak. Perlu diingat bahwa jika

anak tidak mau buang air kecil, utuk alasan apapun, mereka dapat memberikan

pesan kepada otaknya dari kandung kemih mereka yang penuh itu.8

9

Page 10: PKMRS ISK

Kemampuan untuk mengontrol pengosongan kandung kemih adalah sebuah

proses yang dipelajari biasanya pada awal masa kanak-kanak sebagai hasil dari

‘toillete training’. Seorang bayi tidak mampu berlatih mengontrol proses ini,

karena pengosongan kandung kemih tergantung pada kerja kompleks refleks.

Kandung kemih mereka akan secara volunter mengosongkan diri saat teregang

pada volume 15 ml, seperti yang diketahui pada dewasa rangsangan untuk buang

air kecil pada volume 200 ml. Saat kandung kemih penuh dan merangsang

reseptor trigonal, dan hasilnya mengirimkan impuls ke area sakral tulang belakang

melalui sistem saraf otonom. Impuls motorik dari tulang belakang lewat sistem

saraf otonom menginisiasi relaksasi sfingter internal dan kontraksi otot detrusor,

yang selanjutnya mengakibatkan urin keluar dari kandung kemih.Kapasitas

kandung kemih anak bervariasi berdasarkan umur (Tabel 1). Jumlah urin

bervariasi pada neonatus dan anak (Tabel 2).8

Tabel 1. Frekuensi Rata-Rata Miksi Pada Bayi dan Anak9

Umur Frekuensi Miksi/ 24 Jam

3-6 bulan 20

6-12 bulan 16

1-2 tahun 12

2-3 tahun 10

3-4 tahun 9

12 tahun 4-6

Tabel 2. Jumlah Urin Pada Neonatus dan Anak9

Umur Jumlah Urin (ml)

1 hari 0-20

2 hari 20-50

3 hari 20-60

4 hari 30-70

5-7 hari 40-90

1 bulan 200-400

10

Page 11: PKMRS ISK

2 bulan 300-500

3 bulan 500-700

1-2 tahun 600-800

3-5 tahun 800-1200

6-10 tahun 800-1400

10-14 tahun 800-1500

Kematangan sistem saraf diperlukan untuk pengontrolan kandung

kemih, jadi impuls saraf dapat bergerak melalui tulang belakang menuju pusat

kontrol miksi di otak. Saat kewaspadaan untuk buang air kecil dan keinginan

untuk mengontrol miksi telah berkembang, bersama dengan kematangan biologis

dari sistem saraf dan perkembangan sosial si anak, menjadikan aktivitas sistem

saraf pusat mengambil alih kerja sistem refleks.Kontrol yang baik dapat dimulai

pada usia dua tahun saat anak dapat secara sadar merelaksasikan otot dasar

pinggul untuk buang air kecil.8

Kandung kemih yang sehat dapat dilatih dengan kebiasaan yang

sehat.Minum yang cukup mengeluarkan bakteri, tapi minum air soda dapat

mengiritasi kandung kemih. Ajarkan anak perempuan untuk membersihkan sia

urin dari depan ke belakang untuk menghindari kontaminasi sistem urinarius

bagian bawah oleh bakteri yang normalnya berada di rektum. Anak juga

sebaiknya dilatih untuk buang air kecil segera setelah mereka merasakan

keinginan untuk miksi, dan wanita yang sudah dewasa sebaiknya segera buang air

kecil setelah melakukan hubungan.Saat mulai sekolah, saat toilet dipakai bersama

dan waktu istirahat sudah ditentukan, hal ini menyebabkan beberapa anak untuk

menolak minum sepanjang hari dan menjaga urin sampai pulang ke

rumah.Kaushik dkk (2007) menemukan bahwa anak dengan akses buang air kecil

yang bebas selama di sekolahnya memiliki tingkat konsumsi air yang secara

signifikan lebih tinggi.Dalam membantu orang tua untuk menolong anaknya

mendapatkan kontinensia, menemukan problem yang mendasarinya adalah hal

yang vital. Pertanyaan yang ditanyakan dapat meliputi umur, pekerjaan orang tua,

kebiasaan dalam keluarga dan riwayat kontinensia, keadaan kesehatan,

11

Page 12: PKMRS ISK

perkembangan mental, dan kejadian yang muncul pada kehidupan anak seperti

pergantian sekolah, fasilitas toilet seperti aksesibilitas dan keinginan untuk

meminta izin buang air kecil, pengobatan, dan asupan cairan. Manajemen

tatalaksana akan tergantung pada tajamnya anamnesa; beberapa poin diskusi dapat

berupa penjelasan mengenai kontinensia dan keyakinan bahwa masalah seperti ini

bisa diatasi, saran praktis berupa waterproof bed cover, menjalankan jadwal rutin

untuk buang air kecil (dengan kenyamanan) dan manajemen asupan cairan selama

dua puluh empat jam. Pada semua situasi, anak dan keluarga perlu untuk

diberikan motivasi untuk keberhasilan dan pujian terhadap usaha yang ada.8

Mengompol – Enuresis Nokturnal

Mengompol pada malam hari adalah suatu pengalaman yang umum pada

awal masa anak-anak; sebuah gangguan pada fungsi neuromuskular yang sering

tidak berbahaya dan akan membaik sendiri. Akan tetapi, mengompol dapat

disebabkan oleh kesedihan yang sangat kuat pada kehidupan berkeluarga.

Diagnosis dari enuresis nokturnal timbul saat aliran involunter dari urin, saat

tidur, yang timbul pada anak usia lima tahun atau lebih, dengan tidak adanya

kelainan kongenital atau yang didapat oleh sistem saraf, ditemukan satu dari

banyak penyebab buruknya kontrol buang air kecil pada malam hari (termasuk

stres, riwayat keluarga, infeksi saluran kemih, dan hambatan perkembangan). Hal

itu menunjukkan bagaimana pengeluaran urin diatur, sebagai bagian dari ritme

sirkadia sehari-hari. Pada malam hari kita normalnya menurunkan kadar ekskresi

air, elektrolit, dan sisa-sisa sebagai persiapan menjelang tidur. Meski begitu,

beberapa anak membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan yang lainnya

untuk perkembangan ritme ini; 7% dari anak usia tujuh tahun mengompol di

malam hari. Diperkirakan bahwa pada beberapa anak, hal ini tidak disebabkan

oleh volume urin yang diproduksi pada malam hari atau kandung kemih terlalu

kecil untuk menampung, tapi ritme sirkadia ginjal memiliki peranan dalam

mengatur keseimbangan natrium pada awal pagi.8

Etiologi

12

Page 13: PKMRS ISK

Penyebab terbanyak ISK pada anak, baik yang simptomatik maupun

asimptomatik adalah kuman gram negatif Esherichia Coli (E.Coli). penyebab

lainnya adalah Klebsiella, Proteus, Staphilococcus Saphrophytichus. ISK

nosokomial sering disebabkan E. coli, Pseudomonas sp, Coagualase-negatif

Staphylococcus, Klebsiella sp, Aerobacter sp jarang ditemukan.1,3

Pada uropati obstruktif dan pada kelainan struktur saluran kemih pada anak

laki-laki sering ditemukan Proteus. ISK nosokomial sering disebabkan E.coli,

Pseudomonas sp, coagulase-negative Staphylococcus, Klebsiella sp, dan

Aerobacter species.1

Infeksi virus, terutama adenovirus,juga dapat terjadi, terutama sebagai

penyebab sistitis.1,2

Faktor Risiko

Bila ISK didiagnosis pada anak, upaya harus dilakukan untuk

mengidentifikasi faktor risiko pada anak (misalnya, anomali anatomi, disfungsi

berkemih, dan sembelit). Anak yang menerima antibiotik spektrum luas

(misalnya, amoxicillin, cephalexin) yang bisa mengganggu kondisi fisiologis

gastrointestinal (GI) dan periurethral flora, hal tersebut akan meningkatkan risiko

untuk ISK, karena obat ini mengganggu pertahanan alami saluran kemih dalam

menghadapi kolonisasi oleh bakteri patogen.3

Lamanya inkubasi urin dalam kandung kemih akibat beberapa hal

merupakan salah satu faktor terjadinya ISK.Inkubasi urin ini bisa terjadi akibat

anak memiliki disfungsi berkemih atau anak memilih untuk menahan

pipisnya.Berbagai keadaan bisa menjadi penyebab disfungsi berkemih. Sembelit,

dengan pembesaran rectum oleh feses merupakan penyebab penting terjadinya

disfungsi berkemih. Kelainan neurogenik atau kelainan anatomi kandung kemih

juga dapat menyebabkan disfungsi berkemih. Sedangkan kebiasaan menahan pipis

biasanya terjadi pada anak usia prasekolah dan sekolah.3,10

Bayi laki-laki yang disunat bisa mengurangi risiko ISK sekitar 90%

khususnya selama tahun pertama kehidupan. Risiko ISK pada bayi disunat adalah

sekitar 1 dari 1000 jika mereka disunat selama tahun pertama,dan bayi yang tidak

disunat memiliki 1 dari 100 risiko terjadinya ISK. Secara keseluruhan, tingkat

13

Page 14: PKMRS ISK

ISK pada anak laki-laki yang telah disunat diperkirakan 0,2%-0,4%, dengan

tingkat faktor risiko anak laki-laki tidak disunat menjadi 5-20 kali lebih tinggi

dibandingkan dengan anak laki-laki yang disunat.3

Klasifikasi

ISK dapat di klasifikasikan berdasarkan anatomi dan berdasarkan klinisnya.

Berdasarkan anatominya, ISK dibagi menadi 2, antara lain:

1. ISK Atas (upper UTI) merupakan ISK bagian atas terutama parenkim ginjal,

lazimnya disebut sebagai pielonefritis.1,3

2. ISK bawah (lower UTI): bila infeksi di vesika urinaria (sistitis) atau uretra.

Batas antara atas dan bawah adalah hubungan vesikoureter. Untuk

membedakan ISK atas dengan bawah.1,3

Berdasarkan klinis dibagi menjadi 2, antara lain:

1. ISK simpleks: ISK sederhana (uncomplicated UTI), ada infeksi tetapi tanpa

penyulit (lesi) anatomik maupun fungsional saluran kemih.1

2. ISK kompleks: ISK dengan komplikasi (complicated UTI), adanya infeksi

disertai lesi anatomik ataupun fungsional, yang menyebabkan obstruksi

mekanik maupun fungsional saluran kemih, misalnya sumbatan muara uretra,

refluks vesikoureter, urolitiasis, parut ginjal, buli-buli neurogenik, dan

sebagainya. Dalam kelompok ini termasuk ISK pada neonatus dan sebagian

besar kasus dengan pielonefritis akut.1

Patogenesis

Patogenesis dari ISK ditentukan oleh mekanisme proteksi dan faktor

predisposisi.Mekanisme proteksi yaitu pengosongan vesika urinaria berkala dan

pertahanan tubuh penjamu.Faktor predisposisi termasuk pengosongan vesika

urinaria yang tidak komplit menyebabkan urin residu (contohnya neurogenic

bladder dan refluks vesikoureter), terapi antibiotik sebelumnya (yang mana dapat

14

Page 15: PKMRS ISK

mengeradikasi bakteri komensal dan menyebabkan bakteri yang virulen dapat

menyerang), anak laki-laki yang tidak disirkumsisi (disebabkan kolonisasi bakteri

di foreskin), dan faktor virulensi uropatogen.Parut ginjal atau refluks nefropati

telah ditemukan pada 12-58% pasien yang diperiksa setelah tahap awal ISK.

Faktor risiko parut termasuk: uropati obstruktif,refluks vesikouretra khususnya

dengan refluks intra renal, ISK pada usia muda, diagnosis dan terapi yang lambat,

ISK rekuren.11

Anak dengan traktus urinarius yang abnormal lebih banyak menderita ISK

yang disebabkan organisme dengan virulensi lebih rendah seperti Pseudomonas

atau Staphylococcus aureus. Bakteri-bakteri ini merupakan flora yang sering

mengkontaminasi genital dan kulit.11

Anak yang terinfeksi bakteri Proteus memiliki risiko terbentuknya batu di

saluran urinarius.Ini terjadi karena bakteri memproduksi amoniak melalui

metabolisme urea.Hal ini meningkatkan pH urin, yang mana menyebabkan

pembentukan presipitat garam kalsium dan magnesium fosfat. Ini dapat muncul

pada mukus dan debris sel yang disebabkan proses inflamasi dan membuat lendir

tebal yang mengisi saluran drainase lalu presipitat kimia dapat membuatnya

menjadi lebih padat. Pada sistem pelvikaliks dapat menjadi stag-horn calculi, dan

pada ureter menjadi bentuk seperti date stone.12

Bakteri patogen asalnya dari flora usus (E.coli) pasien sendiri yang

berkoloni di area periuretra. Lalu naik ke vesika urinaria dan memulai proses

proliferasi dan invasi jaringan. Toksin bakteri menyebabkan kemotaksis dan

mengaktivasi granulosit. Ini diikuti pelepasan radikal bebas dan produk lisosomal

yang mana menyebabkan kerusakan jaringan dan kematian dan fibrosis lanjut

dan scarring.11

Inti bakteri E.coli terdiri dari sitoplasma dan nukleus dari material DNA.

Materi genetik tambahan dapat muncul pada 1 plasmid atau lebih yang mana

seluruhnya terpisah dari inti sel. Plasmid-plasmid ini dapat mengkode resistensi

tipe antibiotik tertentu dan kepentingan klinis karena plasmid replikasi sendiri dan

dapat ditransmisi dari bakteri ke yang lain dan bahkan dari satu spesies ke yang

lain. Dinding sel mengelilingi sitoplasma.Antigen dinding sel telah didesain

15

Page 16: PKMRS ISK

“antigen O”. Ada lebih dari 150 antigen O. Antigen O terdiri dari lapisan lemak,

lipid A, yang mana melekat di membran, berkaitan dengan lapisan polisakarida

terluar bertanggung jawab pada serotip O individu. Bakteri lisis berikut, lipid A

dilpeaskan sebagai endotoksin. Roberts telah menunjukkan endotoksin

menurunkan peristaltik ureter. Ini aktivator penting untuk respon inflamasi

penjamu dan mengaktifasi alur komplemen klasik.11

Dinding sel yang mengelilingi adalah kapsul polisakarida yang bertanggung

jawab pada antigenitas K. Antigen K dikaitkan dengan virulensi E.coli pada

pielonefritis akutdan infeksi lain. Bakteri pembawa antigen K lebih dapat

melakukan kolonisasi di vesika urinaria dan menginvasi ginjal daripada bakteri

yang lain.13

Beberapa E. coli memiliki antigen “H” atau “flagella” yang membuat

organisme bergerak. Fimbriae juga penting untuk adhesi ke permukaan.13

Reseptor P terdapat pada membran mukosa manusia, termasuk sel epitel

vesika urinaria dan ureter.Fimbriae tipe 1 dapat menginisiasi kerusakan respiratori

dari leukosit polimorfonuklear dan pada penelitian hewan telah menunjukkan

dapat menyebabkan parut. Peran fimbriae tipe II yang terbentuk dari M, S, dan X

masih dalam penelitian.1

Urin memiliki konsentrasi zat besi yang rendah dan menunjukkan bahwa zat

besi penting untuk perlengketan ke permukaan. Kolisin V adalah plasmid yang

juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan ambilan zat besi oleh bakteri.13

Pada anak perempuan, bakteri gram negatif muncul pada area dari anus ke

uretra. Pada bayi laki-laki, di mana organisme berkolonisasi di prepusium,

kejadian ISK dapat diturunkan dengan sirkumsisi.13

Mayoritas ISK pada bayi baru lahir menyebar melalui darah.Septikemia

akibat E.coli gram negatif sering terjadi pada masa ini. Manifestasi klinis akan

terlihat beberapa hari berupa bakteriuria. Immunoglobulin yang terdapat dalam air

susu ibu mempunyai efek proteksi dan masuknya organisme ini sering pada bayi

yang tidak disusui. Hal ini juga terjadi pada Salmonella, Tuberculosis,

Histoplasmosis, dan parasit.13

16

Page 17: PKMRS ISK

Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis dari ISK pada anak terbagi atas dua macam yaitu

manifestasi klinis yang berasal dari traktur urinarius serta manifestasi klinis

sistemiknya.3

Manifestasi klinis yang berasal dari traktus urinarius3,10 :

Disuria

Perubahan frekuensi buang air kecil

Mengompol padahal anak telah diajarkan toilete training

Urin yang sangat berbau

Hematuri

Scoatting

Nyeri abdomen atau supra pubik

Manifestasi klinis sistemik3,10 :

Demam

Muntah/ diare

Nyeri pinggang

Sedangkan manifestasi klinis menurut usia, bisa dibedakan atas:

1. Usia antara 1 bulan sampai kurang dari 1 tahun, tidak menunjukkan gejala yang

khas, dapat berupa1 :

Demam

Irritable

17

Page 18: PKMRS ISK

 Kelihatan sakit

Nafsu makan berkurang

Muntah, diare, dan lainnya

Ikterus dan perut kembung bisa juga ditemukan.

2. Usia prasekolah dan sekolah gejala ISK umumnya terlokalisasi pada saluran

kemih.

ISK Bawah (Lower UTI)1 :

Disuria

Polakisuria

Urgency.

ISK Atas (Upper UTI)1 :

Enuresis diurnal ataupun nocturnal terutama pada anak wanita

Sakit pinggang

Demam

Menggigil

Sakit pada daerah sudut kostovertebra.

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis pada ISK pada anak bisa berdasarkan gejala

atau temuan pada urine, atau bahkan keduanya, tetapi kultur urin sangat

diperlukan untuk konfirmasi dan pemberian terapi yang sesuai.2

Kecurigaan yang tinggi harus dipikirkan pada anak demam, terutama ketika

demam yang tidak jelas berlangsung selama dua sampai tiga hari, ini bisa

mengurangi angka kejadian ISK yang tidak terdeteksi. Pedoman terbaru yang

18

Page 19: PKMRS ISK

dikeluarkan oleh American Academy of Pediatrics (AAP) untuk evaluasi demam

(39,0 ° C [102,2 ° F] atau lebih tinggi) yang tidak diketahui penyebabnya

dianjurkan melakukan pemeriksaan urinalisis dankultur urine untuk semua kasus

pada semua anak laki-laki dengan usia kurang dari enam bulan dan semua anak

perempuan dengan usia kurang dari dua tahun. Diagnosis ISK yang tepat

tergantung pada pengambilan sampel urin yang tepat 2,3

Pengumpulan dan Analisa Urin

Standar kriteria untuk mendiagnosis ISK adalah isolasi kuman patogen dari

kultur urin yang diperoleh melalui aspirasi suprapubik. Meskipun aspirasi

suprapubik adalah metode kriteria standar untuk mendapatkan urin, namun

kateterisasi adalah teknik yang paling umum digunakan pada bayi dan anak-anak

muda.Selain untuk pengambilan urin, kateterisasi juga dapat digunakan untuk

mengetahui volume residu urin sehingga dapat mengetahui klinis pasien seperti

kemungkinan adanya neuropati bladder. Pengambilan spesimen urin

midstream untuk anak-anak yang lebih tua dinilai cukup adekuat untuk

menegakkan ISK.ISK didefenisikan jika ditemukan sejumlah 100.000 CFU/ mL

dalam spesimen mid stream urine. Sedangkan pengambilan spesimen

melalui urine bag dinilai tidak cukup valid untuk menilai ISK pada anak karena

tingginya angka positif palsu.7

Meskipun kultur urin adalah standar kriteria untuk diagnosis UTI, mungkin

diperlukan waktu selama 48 jam untuk budaya menjadi positif. Oleh karena itu,

urine sering dibutuhkan untuk membantu membuat diagnosis awal ISK.3

Untuk penapisan pertama adanya ISK atau untuk mengetahui adanya ISK

berulang dapat digunakan1:

a. Cara dip slide yaitu suatu gelas objek yang dilapisi media biakan diatasnya,

direndam kedalam pot yang berisi urin didalamnya dan siintubasi sebelum 24

jam.

b. Plastik dip stick test (Multistix, Ames Company) yaitu suatu batang plastic

tipis yang pada ujungnya terdapat reagent pads.

19

Page 20: PKMRS ISK

1. Untuk mengetahui adanya nitrit dalam urin. Bakteri gram negatif dalam

urin di kandung kemih mengubah nitrat (yang berasal dari makanan)

menjadi nitrit. Nitrit paling baik ditemukan bila urin dalam kandung kemih

sudah tertahan lebih dari 4 jam.1

2.  Menghitung bakteri gram negatif (bacteri count)

Leukosit granulosit mengandung esterase yang merupakan

katalisatorhydrolysis pyrole aminoacid ester yang menghasilkan 3-hydroxy 5-

phenyl pyrrole; pyrrole ini bereaksi dengan gram diazonium, yang memberikan

warna ungu pada reagent pads.1

Dengan dip-stick ini diketahui 1,6% kulturnya positif palsu.

(IDAI)Penghitungan jumlah bakteri dari sediaan langsung urin tanpa sentrifugasi

yang diwarnai dengan pewarnaan gram dengan satu tetes urin diletakkan diatas

gelas objek dan sesudah kering diwarnai dengan pewarnaan gram, memberikan

korelasi yang tinggi dengan biakan urin. Bila ditemukan suatu bakteri gram

negatif/ lapang pandang dengan minyak emersi (oil immersion field = oil); maka

88% daripadanya ditemukan hasil biakan kuman yang bermakna (significant

bacteriuria). Weinberg menyatakan bila ditemukan dua atau lebih

bakteri/oif97,6% dari padanya ditemukan biakan bakteri yang bermakna. Pyuria,

proteinuria dan hematuria dapat terjadi dengan atau tanpa ISK. Sebaliknya, ISK

dapat terjadi tanpa pyuria.1,3 Pada Urinalisis terdapat sensitivitas dan spesifitas

yang bervariasi (Tabel 3)14

Sebagian besar ISK disebabkan oleh organisme tunggal, kehadiran dua atau

lebih organisme biasanya menunjukkan adanya kontaminasi. Sebuah kultur urin

tidak wajib pada perempuan remaja, khususnya dengan episode pertama.

Pada episode ISK berulang, episode yang gagal terapi dan pada anak perempuan

dengan pyuria tanpa bakteriuria, pemeriksaan kultur urin dianjurkan (Gambar 7).3

Pemeriksaan Pencitraan

Tujuan dari studi pencitraan pada anak-anak dengan ISK adalah

mengidentifikasi kelainan anatomi yang mempengaruhi terhadap infeksi. Namun

20

Page 21: PKMRS ISK

pemilihan pmeriksaan dengan imaging yang seesuai untuk ISK pada anak masih

merupakan kontroversi. Teknik pencitraan paling sering digunakan akan dibahas

dalam Gambar 8.2,3,10 Keuntungan dan Kerugian dari Pemeriksaan Radiologis

dalam Evaluasi ISK dapat dilihat pada Tabel 4.10

 Ultrasonografi

Ultrasonografi telah menggeser urografi intravena sebagai pemeriksaan awal

untuk ISK pada anak.Ultrasonografi saja umumnya tidak adekuat untuk

investigasi ISK pada anak-anak, karena tidak dapat diandalkan dalam mendeteksi

refluks vesicoureteral, parut ginjal ataupun perubahan akibat peradangan.Jika

refluks atau kelainan morfologi dapat diidentifikasi, renal

scintigraphy and voiding cystourethrography dianjurkan untuk pemeriksaan lebih

lanjut untuk melihat kelainan ginjal atau jaringan parut pada saluran

kemih. Sebuah rekomendasi saat ini adalah bahwa USG harus dihilangkan pada

ISK pada anak-anak jika demam pada bayi dan anak-anak menanggapi

pengobatan (afebril dalam waktu 72 jam), hasil follow up baik, dan tidak ada

kelainan berkemih atau bahkan massa intra abdomen.3,10

Hock-Boon (1988) mengemukakan beberapa prinsip penanggulangan ISK pada

anak sbb :1

1. Konfirmasi diagnosis ISK

2. Eradikasi infeksi pada waktu serangan atau relaps

3. Evaluasi saluran kemih

4. Perlu tindakan bedah pada uropati obstruktif, batu, buli-buli neurogenik

5. Cegah infeksi berulang

6. Perlu tindak lanjut

Sistitis akut harus ditangani segera untuk mencegah perkembangan mungkin

untuk pielonefritis. Jika gejalanya berat, spesimen urine kandung kemih diperoleh

21

Page 22: PKMRS ISK

untuk kultur, dan pengobatan segera dimulai. Jika gejala yang ringan atau

diagnosis diragukan, perawatan dapat ditunda sampai hasil kultur diketahui, dan

kultur dapat diulang jika hasil tidak pasti. Jika pengobatan dimulai sebelum hasil

kultur dan sensitivitas yang tersedia, terapi dengan trimetoprim-sulfametoksazol

selama 5 hari efektif terhadap sebagian besar strain E. coli. Nitrofurantoin (5-7

mg/kg/24 jam dalam 3 sampai 4 dosis terbagi) juga efektif dan memiliki

keuntungan yang aktif terhadap organisme-Enterobacter Klebsiella. Amoksisilin

(50 mg/kg/24 jam) juga efektif sebagai pengobatan awal tetapi tidak memiliki

keunggulan yang jelas atas sulfonamid atau nitrofurantoin.3

Pada infeksi demam akut dengan kemungkinan pielonefritis, penggunaan

antibiotik spektrum luas selama 14 hari mampu mencapai tingkat jaringan yang

signifikan.Anak-anak yang dehidrasi, karena muntah, atau tidak dapat minum

cairan kemungkinan harus dirawat di rumah sakit untuk rehidrasi intravena dan

terapi antibiotik intravena. Pengobatan parenteral dengan ceftriaxone (50-75

mg/kg/24 jam, tidak lebih dari 2 g) atau ampisilin (100 mg/kg/24 jam) dengan

aminoglikosida seperti gentamisin (3-5 mg/kg/24 jam dalam 1 untuk 3 dosis

terbagi) adalah lebih baik. Potensi otoxicity dan nefrotoksisitas dari

aminoglikosida harus dipertimbangkan, dan kadar kreatinin serum harus diperoleh

sebelum memulai pengobatan dengan gentamisin harus diperoleh sebelum

memulai pengobatan. Pengobatan dengan aminoglikosida terutama efektif

terhadap Pseudomonas spp. Oral sefalosporin generasi ke-3 seperti cefixime

efektif terhadap berbagai organisme gram negatif selain Pseudomonas, dan obat

ini dianggap oleh beberapa pihak menjadi pilihan perawatan untuk terapi

oral.Nitrofurantoin tidak boleh digunakan secara rutin pada anak-anak dengan

demam ISK karena tidak mencapai tingkat yang signifikan terhadap jaringan

ginjal.Ciprofloxacin yang merupakan fluorokuinolon yang digunakan secara oral

adalah agen alternatif untuk mikroorganisme resisten, terutama Pseudomonas,

pada pasien yang lebih tua dari 17 tahun.Ini juga telah digunakan pada anak

dengan cystic fibrosis dan infeksi paru sekunder untuk Pseudomonas.Keamanan

dan efektivitas ciprofloxacin oral pada anak diteliti. Pada beberapa anak-anak

22

Page 23: PKMRS ISK

dengan ISK demam, injeksi intramuskular dosis loading ceftriaxone diikuti

dengan terapi oral dengan sefalosporin generasi ke-3 efektif.3

Anak dengan abses ginjal atau perirenal atau dengan infeksi pada saluran

kemih terhambat sering memerlukan drainase bedah atau perkutan selain terapi

antibiotik dan langkah-langkah pendukung lainnya.

Pada anak dengan ISK berulang, identifikasi faktor predisposisi sangat

bermanfaat. Profilaksis terhadap infeksi ulang, menggunakan-trimetoprim

sulfametoksazol, trimetoprim, atau nitrofurantoin pada ⅓ dari dosis terapi normal

sekali sehari, sering efektif.3

Tabel 5. Antibiotik Agen untuk parenteral Pengobatan ISK3

Obat  Dosis dan Rute Pemberian Keterangan

Ceftriaxone 50-75 mg/kg/d IV/IM sebagai dosis

tunggal atau dibagi setiap 12 jam.

Tidak digunakan pada bayi <6

minggu; antibiotic parenteral

dengan waktu paruh panjang.

Cefotaxime 150 mg/kg/d IV/IM dibagi setiap 6-8

jam.

Aman digunakan pada bayi <

6 minggu, digunakan dengan

ampisilin pada bayi usia 2 – 8

minggu.

Ampicillin 100 mg/kg/d IV/IM dibagi setiap 8 jam Digunakan bersama

gentamisin pada neonatus <2

minggu, untuk kuman

enterokokus dan pasien yang

alergi dengan sefalosporin.

Gentamicin Neonatus < 7 hari: 3.5-5

mg/kg/dosis IVsetiap 24 jam

Bayi dan anak < 5 tahun: 2.5

mg/kg/dosisIV setiap 8 jam atau dosis

tunggal dengan fungsi ginjal normal

Monitor darah dan fungsi

ginjal.

23

Page 24: PKMRS ISK

yaitu 5-7.5 mg/kg/dosis IV setiap 24

jam

Anak =5 tahun: 2-2.5

mg/kg/dosis IVsetiap 8 jam atau dosis

tunggal dengan fungsi ginjal normal 5-

7.5 mg/kg/dosis IVsetiap 24 jam

Tabel 6. Agen antibiotik untuk Pengobatan Oral ISK3

Agen Antibakteri Dosis Harian

Sulfisoxazole 120-150 mg/kg dibagi setiap 4–6 jam.

Sulfamethoxazole and trimethoprim 6-12 mg/kg TMP, 30-60 mg/kg SMZ, dibagi

stiap 12 jam

Amoxicillin and clavulanic acid 20-40 mg/kg dibagi tiap 8 jam

Cephalexin 20-50 mg/kg dibagi tiap 6 jam

Cefixime 8 mg/kg dibagi tiap 12-24 jam

Cefpodoxime 10 mg/kg dibagi tiap 12 jam

Nitrofurantoin* 5-7 mg/kg dibagi tiap 6 jam

*Nitrofurantoin dapat digunakan pada infeksi saluran saluran kemih bawah. Tapi,

karena daya penetrasi terhadap jaringan yang terbatas, nitrofurantoin tidak cocok

digunakan untuk pengobatan infeksi pada ginjal. 

Tabel 7. Agen antibiotik untuk mencegah infeksi ulang3

Agent  Single Daily Dose

Nitrofurantoin 1-2 mg/kg PO

Sulfamethoxazole and trimethoprim 1-2 mg/kg TMP, 5-10 mg/kg SMZ PO

Trimethoprim 1-2 mg/kg PO

Komplikasi

24

Page 25: PKMRS ISK

Angka kesakitan terkait dengan pielonefritis ditandai dengan gejala sistemik

seperti demam, nyeri perut, muntah dan dehidrasi. Bakterimia dan sepsis dapat

terjadi. Anak dengan pielonefritis dapat juga terdapat sistitis. Kematian akibat ISK

jarang terjadi pada anak sehat pada negara berkembang.16

ISK menyebabkan morbiditas yang signifikan dan penderitaan untuk anak-

anak, ketidaknyamanan dan kecemasan bagi keluarga, dan kebutuhan pengobatan

yang cukup tinggi.Meskipun kebanyakan anak dengan ISK memiliki prognosis

jangka panjang yang sangat baik, ada risiko komplikasi yang serius dalam

sebagian kecil penderita, terutama pada mereka dengan anomali kongenital

hipoplasia atau displastik dan refluks melebar. Gangguan fungsi ginjal mungkin

terjadi, kadang-kadang menyebabkan gagal ginjal kronis dan bahkan end

stage darirenal disease, hipertensi, dan komplikasi kehamilan.16

Gagal Ginjal Kronis

Pendekatan diagnostik dan terapi lebih agresif yang digunakan pada masa

bayi dan anak usia dini selama dekade terakhir tampaknya memiliki penurunan

risiko ISK menyebabkan gagal ginjal kronis. Sebuah laporan di Inggris

mencerminkan manajemen ISK tahun 1960-an dan 1970-an, penyebab utama

dari end stage renal failure adalah pielonefritis dengan atau tanpa adanya refluks

sebanyak 21% (60). Dalam studi Prancis dari tahun 1975 sampai 1990,

pielonefritis dengan refluks merupakan penyebab 12% anak dengan Gagal Ginjal

Kronis. Untuk periode 1986 sampai 1995, hanya 1 dari 102 anak-anak yang

mencapai end stage renal failure di Kansas memiliki diagnosis utama ISK dengan

refluks. Di Swedia, dengan total populasi 8,5 juta, situasinya bahkan lebih baik

dimana tidak seorang pun anak dengan insufisiensi ginjal kronis, yang

didefinisikan dengan GFR di bawah 30 mL/min/1.73 m2, karena ISK baru

terdeteksi pada tahun 1986. Smellie dan kawan-kawan. mempelajari suatu

kelompok 226 orang dewasa setelah tindak lanjut dari 10 sampai 35 tahun yang

lalu. Mereka awalnya dirujuk ke klinik ISK karena memiliki gejala ISK selama

masa kanak-kanak.Sebagian besar telah mengalami ISK yang berulang dan

25

Page 26: PKMRS ISK

refluks vesicoureteral. Dari 226 pasien, 85 orang memiliki temuan jaringan parut

pada ginjal di hasil pemeriksaan radiologis pada usia 10 tahun, dan tidak ada

bekas luka yang terdeteksi setelahnya. Di antara 72 orang dewasa dengan jaringan

parut ginjal yang diperiksa kembali pada usia rata-rata 27 tahun, 18 (25%) orang

mengalami peningkatan nilai plasma kreatinin; tiga dari mereka telah

mencapai end stage renal failure.16

Hipertensi 

  Dalam studi di Australia dan Inggris, pengembangan hipertensi ditunjukkan

pada 10% dari anak-anak dan dewasa muda dengan pyelonephritic renal scarring

(reflux nephropathy).Risiko berhubungan dengan tingkat kerusakan; 15% sampai

30% anak dengan hipertensi akibat jaringan parut bilateral dalam waktu 10

tahun. Dalam studi 27 tahun setelah identifikasi jaringan parut

ginjal nonobstructive focal, 30 orang dewasa diperiksa kembali ; 7 orang (23%)

memiliki hipertensi > 140/90 mm Hg. Smellie dan kawan-kawan, pada follow

up jangka panjangmereka menunjukkan adanya 14 orang (19%) dari 72 orang

yang dari hasil pemeriksaan radiologisnya memiliki jaringan parut pada ginjal.

Sehingga paling tidak dalam perspektif 20 tahun dari masa kanak-kanak,

perawatan yang baik mungkin efektif untuk meminimalkan risiko jangka

panjang.16

Komplikasi Kehamilan

  Anak perempuan yang memiliki kecenderungan untuk ISK berulang sejak

kecil maka akan memiliki peningkatan risiko infeksi baru setelah dewasa

khususnya selama kehamilan.Perempuan dengan jaringan parut ginjal memiliki

peningkatan signifikan tekanan darah selama kehamilan. Pada wanita dengan

refluks nefropati yang parah sebagian besar memiliki gangguan selama masa

kehamilan. Pasien wanita dengan jaringan parut ginjal harus diikuti dengan hati-

hati sampai dewasa dan saat melalui masa reproduksi.16

26

Page 27: PKMRS ISK

BAB III

KESIMPULAN

ISK merupakan salah satu penyakit infeksi terbanyak kedua pada anak

setelah infeksi pernapasan.Ditahun pertama kehidupan, penyakit ini banyak

diderita oleh anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan, dan sebaliknya

setelah tahun pertama kehidupan anak perempuan menderita penyakit ISK

dibandingkan anak laki-laki.Sirkumsisi bisa menurunkan risiko anak laki-laki

terkena penyakit ini.

Etiologi dari penyakit ISK ini utamanya adalah bakteri Eschericia

coli, namun tidak menutup kemungkinan bakteri patogen lainnya (yang bukan

merupakan bagian dari flora normal tubuh) bisa menjadi penyebab dari ISK pada

anak. Proses patogenesis dari ISK terbagi menjadi dua cara yaitu ascending

route dan bloodborne.

Gejala awal dari ISK pada anak sangatlah tidak khas, biasanya anak akan

mengalami demam hilang timbul yang tidak dapat diketahui darimana sumbernya.

Jarang sekali kasus yang disertai dengan gangguan dari traktus urinarius, sehingga

untuk menegakkan diagnosis ISK pada anak akan dibutuhkan analisis urin dan

kultur urin. Pada beberapa kasus yang meragukan, diagnostikimaging bisa

dilakukan untuk membantu diagnosis walaupun ampai sekarang pemeriksaan ini

masih kontroversial.

27

Page 28: PKMRS ISK

Pengobatan untuk ISK utamanya adalah dengan antibiotik. Deteksi dini dan

pengobatan segera akan sangat dibutuhkan agar komplikasi jangka panjang bisa

dihindari. Tapi tentu saja yang paling penting adalah pencegahan dengan cara

menjaga higien dan sebaiknya pasien yang pernah menderita ISK benar-benar

diperhatikan agar tidak terjadi ISK berulang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Rusdidjas, Ramayati R. Infeksi saluran kemih. Dalam: Alatas H, Tambunan

T, Trihono PP, Sardevi SO, penyunting. Buku ajar nefrologi anak.Edisi 2.

Jakarta: IDAI; 2002. h. 142-57.

2. Elder JS. Urinary tract infections.Dalam : Kliegman RM, Behrman RE,

Jenson HB, Stanton BF, penyunting. Nelson textbook of pediatric.Edisi Ke-

18. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2007.

3. Fisher JD, Howes DS, Thornton SL. Pediatric urinary tract infection.

Diunduh darihttp://emedicine.medscape.com/article/.Diakses tanggal 7 Juni

2011.

4. Purnomo BB. Dasar-dasar urologi.Edisi ke-2. Jakarta: CV Sagung Seto;

2007. h. 1-15.

5. Alatas H. Anatomi dan fisiologi ginjal. Dalam: Alatas H, Tambunan T,

Trihono PP, Sardevi SO, penyunting. Buku ajar nefrologi anak.Edisi 2.

Jakarta: IDAI; 2002. h. 1-3.

6. Wilson LM. Anatomi dan fisiologi ginjal dan saluran kemih. Dalam: Price

SA,et al, penyunting. Patofisiologi.Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2006. h. 867-

91.

7. Faller A, Schünke M, Schünke G. The human body, an introduction to

structure and function. New York: Thieme; 2004. h. 444-8.

8. MacGregor J. Introduction to the anatomy and physiology of children, second

edition. Oxon: Routledge; 2008. h. 110-20.

28

Page 29: PKMRS ISK

9. Alatas H. Perkembangan fisiologi ginjal dan gangguan sistem kemih-kelamin

pada neonatus. Dalam: Markum AH, penyunting. Buku ajar ilmu kesehatan

anak. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 1999. h. 337-9.

10. Ahmed SM, Swedlund SK. Evaluation and treatment of urinary tract

infection in children. Diunduh dari http://www.aafp.org/afp/.Diakses tanggal

7 Juni 2011.

11. Wong SN. Practical pediatric nephrology: an update of current practices.

Taiwan; 2005.

12. Webb N. Clinical pediatric nephrology. Edisi ke-3. New York: Oxford;

2003.

13. Edelmann CM. Pediatric kidney disease. Edisi ke-2.Volume II disease of the

kidney and urinary tract. Boston: Litle Brown and Company; 1978.

14. World Health Organization, Department of Child and Adolescent Health and

Development. Discussion papers on child health, urinary tract infection of

infant and children in developing countries in the context of IMCI. 2005.

15. White B. Diagnosis and treatment of urinary tract infection. American

family physician 2011; 83. Diunduh dari : www.aafp.org/ afp. Diakses

tanggal 8 Juni 2011.

16. Hansson S, Jodal U. Urinary tract infection. Dalam: Avner ED, et al,

penyunting. Pediatric nephrology.Edisi ke-5. New York: Oxford ; 2003.

29