Produksi pisang di Indonesia tahun 2002 adalah 4,384,384 ton dengan konsumsi pisang tahun 1999 sebesar 8.27 kg/kapita/tahun (Direktorat Tanaman Buah, 2004). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2009) volume produksi pisang di Indonesia dari tahun 2007 hingga tahun 2009 berturut-turut sebesar 5.454.226 ton, 5.741.351 ton, dan 6.373.533 ton. Besarnya konsumsi pisang di Indonesia menyebabkan potensi limbah pisang dapat didayagunakan. Sampai saat ini, kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata, hanya dibuang sebagai limbah organik saja atau dijadikan sebagai makanan ternak seperti kambing, sapi dan kerbau.. Di Indonesia sendiri acuan standar mutu pisang yaitu SNI nomor 01-4229-1996.

Limbah pisang biasanya dibuang saja tanpa termanfaatkan sama sekali. Limbah pisang ini berupa pisang busuk, pisang rusak, dan kulit pisang. Limbah pisang (Mussa spp), yang buahnya banyak ditanam dan menjadi konsumsi di negeri ini adalah buah dan panganan populer. Adanya upaya pemanfaatan limbah pisang ini telah memberikan banyak pilihan untuk mendayagunakannya dari sekedar sampah saja.

Sebelum membedah manfaat kulit pisang, tak ada salahnya memahami senyawa apa saja yang terdapat di dalam kulit yang sering dianggap limbah tersebut. Secara umum, kulit pisang banyak mengandung karbohidrat, air, vitamin C, kalium, lutein, anti-oksidan, kalsium, vitamin B, lemak, protein, beragam vitamin B kompleks diantaranya vitamin B6,  minyak nabati, serat, serotonin dan zat lainnya. Semua komponen senyawa ini memiliki beragam khasiat yang baik bagi kesehatan tubuh.

Kesehatan tubuh kita adalah hal yang memang sewajarnya kita jaga. Tubuh kita dikatakan sehat jika mampu melakukan aktivitas metabolism secara lancar dan tanpa adanya gangguan. Bahkan, iklan susu mendefinisikan ciri anak yang sehat salah satunya adalah gigi berwarna putih. Gigi adalah alah satu organ tubuh yang cukup vital karena berfungsi sebagai mesin penggilas makanan pertama. Berbagai sisa makanan dapat menjadi plak atau kotoran pada gigi kita yang dapat mengganggu proses pengunyahan di dalam mulut. Tidak hanya sisa makanan, merokok pun dapat mengakibatkan gigi menjadi kuning dan akhirnya menimbulkan masalah karies pada gigi.

Masalah yang timbul pada gigi tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja namun anak-anak juga. Berbagai metode pun dilakukan untuk memutihkan gigi, dimulai dari cara alami maupun buatan. Beberapa diantaranya seperti mengunyah permen karet bebas gula (ber-xylitol), mengonsumsi produk dari susu, memutihkan gigi dengan pasta gigi pemutih, hingga memberhentikan kebiasaan merokok maupun memutihkan gigi menggunakan laser yang memakan biaya lumayan mahal.

Banyak orang yang ingin memutihkan giginya dengan cara cepat walaupun harus memakan banyak biaya. Padahal memutihkan gigi dapat dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan alami yang mudah didapatkan. Bahan alami seperti buah-buahan ternyata dapat memutihkan gigi secara alami karena mengandung zat pemutih. Beberapa buah yang dikenal

dapat memutihkan gigi adalah strawberi, lemon dan buah siwak. Bukan hanya itu saja, ternyata pisang pun dapat dimanfaatkan untuk memutihkan gigi. Kandungan mineral seperti kalium, magnesium dan mangan yang terkandung dalam kulit pisang sangat bermanfaat untuk memutihkan gigi. Mineral-mineral tersebut menyerap ke dalam gigi dan dapat memutihkan gigi dalam jangka waktu tertentu.