picu schmitt

25

Click here to load reader

Upload: ekadesisetiowati

Post on 18-Jul-2016

97 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Picu Schmitt

TRANSCRIPT

Page 1: Picu Schmitt

EKA DESI SETIOWATI

4201412041

1. PICU SCHMITT (SCHMITT TRIGGER)

Picu Schmitt sebenarnya merupakan rangkaian bistabil (flip-flop) yang keadaan

keluarannya dikendalikan melalui tingkat tegangan pada masukannya.  Picu Schmitt sering

digunakan untuk mengubah masukan gelombang sinus menjadi gelombang kotak.  Gelombang

kotak tersebut dapat menyediakan pulsa pemicu yang tajam untuk mengendalikan rangkaian

lain.  Picu Schmitt sangat baik untuk pembentukan kembali pulsa-pulsa yang cacat pada tepi-

tepinya, atau dengan kata lain Picu Schmitt sangat handal untuk penghapusan desah (noise) yang

menumpang pada suatu isyarat.

Rangkaian Picu Schmitt dapat dibuat dengan menggunakan gerbang logika NAND tiga

masukan sejumlah tiga buah, dan dua diantara tiga tersebut dirangkai untuk membuat bistabil. 

Rangkaian Picu Schmitt seutuhnya dapat diperhatikan pada gambar di bawah ini:

Suatu bentuk rangkaian astabil yang sederhana dapat dibuat dengan menggunakan Picu Schmitt. 

Sebagai contoh astabil dari PicuSchmitt 7413 atau 7411 dapat dilihat pada gambar

Page 2: Picu Schmitt

Jika masukan NAND-1 yaitu A=0 maka titik B=1 dan arus akan mengalir dari B ke A melalui

R.  Akibatnya keadaan A menjadi naik menuju 1.  Jika A=1, maka B akan berubah dari 1 ke 0

dan arus mengalir dari A ke B melalui R.  Demikian seterusnya proses tersebut terjadi berulang-

ulang.  Jika diperhatikan dengan seksama, keadan Q selalu berkebalikan dengan keadaan B,

artinya jika B=0, maka Q=1 dan jika B=1, maka Q=0.  Ternyata frekuensi keluaran astabil yang

tersusun dari Picu Schmitt dapat diandalkan kestabilannya.

Picu Schmitt bersifat sebagai komparator yang memiliki dua tingkat tegangan pada

masukannya.  Bila tingkat tegangan itu dilampaui oleh suatu isyarat masukan maka keluarannya

Page 3: Picu Schmitt

akan mengalami perubahan keadaan.  Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar 9.11.  V+ adalah

tegangan ambang atas dan V- menyatakan tegangan ambang bawah.  Jika tegangan masukan

Vi>V- maka keadaan keluarannya menjadi tinggi, dan jika Vi<V+ maka keadaan keluarannya

menjadi rendah. Karena ambang atas dan bawah tidak sama mengakibatkan Picu Schmitt

mempunyai histerisis.  Kurva histerisisnya tampak pada gambar

Histerisis inilah yang menjadi cirri khas Picu Schmitt yaitu bahwa rangkaian tidak segera

menyambung balik sesudah isyarat masukan turun tepat di bawah suatu tegangan ambang (atas)

tetapi pada tingkat tegangan yang jauh lebih rendah (pada ambang bawah).  Lambang Picu

Schmitt dengan histerisis sebagai cirri khasnya tampak pada gambar

Cara lain untuk membangun raangkaian Picu Schmitt adalah menggnakan suatu penyangga

(buffer) seperti CD-4050 dengan memasang balikan positif seperti tampak pada gambar

Page 4: Picu Schmitt

Secara praktis harga-harga ambang atas dan bawah dapat dinyatakan sebagai

2. SCHMITT TRIGGER

Merupakan rangkaian yang dapat menghasilkan gelombang kotak yang berasal dari

suatu input. Pada dasarnya merupakan komparator yang memiliki nilai hysterisis, dimana nilai

ini dibatasi oleh UTP dan LTP. Rangkaian ini banyak dipakai pada saklar elektronik, pembangkit

gelombang asimetris.

Schimitt triger pada dasarnya adalah komparator dengan 2 nilai pembanding (upper trip

point/UTP dan lower trip point/LTP). Bekerjanya sebagai berikut. Misalkan sinyal digital

dimasukan ke schmitt triger. Pada saat sinyal berada di logika 1, maka output schmitt trigger

harus 1 juga (tergantung jenis, kalau digital buffer input dan output sama, tapi kalau inverter,

outputnya kebalikan input). Apabila sinyal tersebut mendapat gangguan noise sehingga level

Page 5: Picu Schmitt

menjadi turun, maka selama levelnya masih diatas LTP, output akan tetap. Kebalikannya jika

sinyal berada di logika rendah, pada saat sinyal mendapay noise dan lebel jadi naik, maka selama

level tidak melebihi UTP, output akan tetap. Jadi schmitt triger akan menghilangkan pengaruh

noise tersebut.

Aplikasinya biasanya ada di bagian input suatu sistem. Trigger Schmit merupakan

komperator regeneratif yang berfungsi sebagai pembanding dengan umpan balik positif. Untuk

mengubah tegangan masuk yang perubahannya sangat lambat kedalam keluaran yang berubah

tajam bentuk gelombangnya (hampir tiodak kontinu) dan timbul tepat pada harga tertentu dari

tegangan masuk diperlukan rangkaian pemicu schmit dimana sinyal masuk dapat diambil

sembarang selama bentuk gelombangnya peroidi dengan amplitudo cukup besar untuk melewati

titik perpindahan atau batas jangkauan histerissis (VH) sehingga menhasilkan keluaran

gelombang persegi.

Pada dasarnya rangkaian pemicu schmit op-amp seperti terlihat pada gambar 2.9,

dimana adanya pembagian tegangan seghingga diperoleh umpan balik positif.

Gambar 4.1 (a) Pemicu Schmit           (b) Histerisis

Keluaran akan tetap pada keadaan yang diberikan sampai masuknya melebihi tegangan

acuan, misalnya bila keluarannya mengalami kejenuhan positif, maka tegangan acuannya adalah

+Bvjen tegangan masukan Bvjen harus dinaikkan lebih sedikit dari + Bvjen dengan demikian

tegangan kesalahannya berbalik polaritas dengan tegangan keluarannya beralih kekeadaan

rendah pada Bvjen. Sebaliknya, bila keluarannya ada pada keadaan negatif, maka akan tetap

negatif sampai tegangan masuknya menjadi lebih negatif dari pada Bvjen. Pada saat itu

keluarannya beralih dari negatif ke positif. Umpan balik positif mengakibatkan efek yang tidak

wajar pada rangkaian, dimana ia menguatkan tegangan acuan. Agar mempunyai polaritas yang

sama dengan tegangan keluaran.

Page 6: Picu Schmitt

Tegangan acuan menjadi positif bila keluaran tinggi dan negatif bila keluaran rendah,

dimana perbedaan dua titik perpindahan ini disebut Histerissis, karena adanya umpan balik

positif. Histerissis dibutuhkan karena dapat mencegah kesalahan pemicuan yang disebabkab

derau, misalnya ada pemicu schmit tanpa histerissis, maka derau secara acak dari keadaan rendah

ke keadaan tinggi. Dengan menggunkan pemicu Schmit dapat menghasilkan keluaran

gelombang persegi, terlepas dari bentuk gelombang sinyal masukannya. Dengan kata lain

tegangan masukan tidak harus sinusoidal, dimana selama bentuk gelombangnya periodik dan

mempunyai amplitudo yang cukup besar untuk melewati titik perpindahan. Maka akan

didapatkan keluaran gelombang persegi dari pemicu. Seperti pada gambar 4.2, dimana sinyal

masukannya periodik. Pemicu schmit menghasilkan gelombang persegi, dengan tanggapan

bahwa sinyal masukkannya cukup besar untuk melewati titik kedua titik perpindahan.

Bila pada saat sedang berayun keatas pada setengah siklus positif tegangan masukannya

melebihi UTP (Upper Trip Point), maka tegangan keluarannya beralih ke . Vjen dan pada

setengah siklus berikutnya, teganagan masukannya menjadi lebih negatif dari pada LTP dan

keluarannya beralih ke +Vjen. Gelombang persegi ini mempunyai frekuensi yang sama dengan

sinyal masukan.

Gambar 4.2 Sinyal Masukan dan Keluaran dari Schmit Trigger

Rangkaian terpadu yang mencakup fungsi pemicu Schmitt yaitu 741S14 yang

merupakan heksa inverter pemicu Schmitt, dalam arti setiap keluaran dari pemicu Schmitt

dibalikkan dimana IC tersebut berisi enam buah inverter pemicu Schmitt dalam satu kemasan.

Page 7: Picu Schmitt

1. Pendahuluan

Multivibrator adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua buah piranti aktif dengan

keluaran yang saling berhubungan dengan masukan yang lain. Umpan balik positif yang

dihasilkan menyebabkan piranti yang satu harus di cut off, sedangkan piranti yang lain

dipaksa melakukan penghantaran. Multivibrator dikelompokkan kedalam bistabil,

monostabil dan astabil. Rangkaian multivibrator bistabil memiliki ciri-ciri, bahwa

rangkaian ini tetap berada pada tingkatan (level) keluaran yang diberikan apabila tidak

dikenakan sinyal (trigger) dari luar. Penerapan sinyal dari luar akan menyebabkan

perubahan keadaan, dan tingkat keluaran ini akan tetap sampai ada sinyal dari luar

berikutnya. Jadi rangkaian bistabil memerlukan dua sinyal sebelum kembali kekeadaan

awal. Multivibrator monostabil atau one shot, menghasilkan satu pulsa dengan selang

waktu tertentu dalam menanggapi suatu sinyal trigger dari luar. Ini berarti bahwa hanya

satu saja keadan stabil. Penerapan trigger mengakibatkan perubahan keadaan kuasi stabil,

yang berarti bahwa rangkaian tetap berada pada keadaan kuasistabil pada selang waktu

yang ditentukan dan kemudian kembali kekeadaan awal. Akibatnya adalah sinyal trigger

internal dibangkitkan yang menghasilkan transisi keadaan stabil. Multivibrator astabil

atau free running adalah multivibrator yang memiliki dua keadaan kuasi stabil ( bukan

keadaan stabil), dan kondisi rangkaian berosilasi diantaranya. Dalam hal ini tidak

diperlukan sinyal trigger luar untuk menghasilkan perubahan keadaan. Karena sifat

osilasi diantara dua keadaan ini, rangkaian astabil digunakan untuk menghasilkan

gelombang segi empat.

2. Pembahasan

2.1. Multivibrator

Multivibrator merupakan osilator. Sedangkan osilator adalah rangkaian elektronika

yang menghasilkan perubahan keadaan pada sinyal output. Osilator dapat

menghasilkan clock / sinyal pewaktuan untuk sistem digital seperti komputer.

Osilator juga bisa menghasilkan frekuensi dari pemancar dan penerima radio.

Multivibrator adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua buah piranti aktif dengan

keluaran yang saling berhubungan dengan masukan yang lain. Umpan balik positif

yang dihasilkan menyebabkan piranti yang satu harus di cut off, sedangkan piranti

yang lain dipaksa melakukan penghantaran.

Page 8: Picu Schmitt

Multivibrator dikelompokkan kedalam bistabil, monostabil dan astabil. Rangkaian

multivibrator bistabil memiliki ciri-ciri, bahwa rangkaian ini tetap berada pada

tingkatan (level) keluaran yang diberikan apabila tidak dikenakan sinyal (trigger) dari

luar. Penerapan sinyal dari luar akan menyebabkan perubahan keadaan, dan tingkat

keluaran ini akan tetap sampai ada sinyal dari luar berikutnya. Jadi rangkaian bistabil

memerlukan dua sinyal sebelum kembali kekeadaan awal.

Multivibrator monostabil atau one shot, menghasilkan satu pulsa dengan selang

waktu tertentu dalam menanggapi suatu sinyal trigger dari luar. Ini berarti bahwa

hanya satu saja keadan stabil. Penerapan trigger mengakibatkan perubahan keadaan

kuasi stabil, yang berarti bahwa rangkaian tetap berada pada keadaan kuasistabil pada

selang waktu yang ditentukan dan kemudian kembali kekeadaan awal. Akibatnya

adalah sinyal trigger internal dibangkitkan yang menghasilkan transisi keadaan stabil.

Multivibrator astabil atau free running adalah multivibrator yang memiliki dua

keadaan kuasi stabil ( bukan keadaan stabil), dan kondisi rangkaian berosilasi

diantaranya. Dalam hal ini tidak diperlukan sinyal trigger luar untuk menghasilkan

perubahan keadaan. Karena sifat osilasi diantara dua keadaan ini, rangkaian astabil

digunakan untuk menghasilkan gelombang segi empat.

Pada dasarnya ada 3 jenis dari multivibrator, yaitu:

1. Astable Multivibrator

2. Monostable Multivibrator

3. Bistable Multivibrator

2.2. Jenis-Jenis Multivibrator

2.2.1. Astable Multivibrator

Multivibrator merupakan jenis osilator relaksasi yang sangat penting.

Rangkaian osilator ini menggunakan jaringan RC dan menghasilkan

gelombang kotak pada keluarannya.

Astabel multivibrator biasa digunakan pada penerima TV untuk mengontrol

berkas elektron pada tabung gambar. Pada komputer rangkaian ini digunakan

untuk mengembangkan pulsa waktu.

Page 9: Picu Schmitt

Astable multivibrator atau disebut freerunning multivibrator adalah

mutivibrator yang tidak mempunyai stable state yang permanen. Setiap

transistor secara bergantian saturated dan cut off.

Multivibrator difungsikan sebagai piranti pemicu (trigerred device) atau freerunning.

Multivibrator pemicu memerlukan isyarat masukan atau pulsa. Keluaran multivibrator dikontrol

atau disinkronkan (sincronized) oleh isyarat masukan. Astable multivibrator termasuk jenis free-

running.

Sebuah multivibrator terdiri atas dua penguat yang digandeng secara silang. Keluaran penguat

yang satu dihubungkan dengan masukan penguat yang lain. Karena masing-masing penguat

membalik isyarat masukan, efek dari gabungan ini adalah berupa balikan positif.

Dengan adanya (positif) balikan, osilator akan “regenerative” (selalu mendapatkan tambahan

energi) dan menghasilkan keluaran yang kontinyu. Astabil Multivibrator adalah suatu rangkaian

yang mempunyai dua state dan yang berosilasi secara kontinu guna menghasilkan bentuk

gelombang persegi atau pulsa dioutputnya. Pada multivibrator astabil, outputnya tidak stabil

pada setiap state, tapi akan berubah secara kontinudari 0 ke 1 dan dari 1 ke 0. Prinsip ini sama

dengan rangkaian osilator dan kondisi ini sering disebut dengan free running.

Operasi dari osilator seperti pada gambar Rangkaian Multivibrator Astabil Schmitt Trigger

adalah:

Page 10: Picu Schmitt

1. Tegangan supply IC dalam keadaan hidup/ ON, sehingga Vkap adalah 0 V dan Vout akan

tinggi/ sama dengan tegangan IC ≈5 V.

2. Kapasitor akan mulai mengisi yang sama dengan tegangan Vout.

3. Ketika Vkap menuju tegangan positif (VT+) dari schmitt trigger yaitu sebesar 5 V, maka

output

4. Dari Schmitt akan berubah menjadi rendah (≈0 V).

5. Karena Vout ≈ 0 V, maka akan terjadi pengosongan kapasitor terhadap 0 V.

6. Ketika Vka pdrop menuju tegangan negatif (VT-), maka output Schmitt akan kembali

menjadi tinggi.

7. Kejadian seperti ini akan terus berulang, dimana saat pengisian tegangan kapasitor

menjadi VT+ dan saat pengosongan tegangan kapasitor turun menjadi VT-.

Bentuk gelombang dari Vout dan Vkap dapat dilihat pada gambar dibawah.

Contoh Soal:

a. Buatlah bentuk gelombang dari rangkaian multivibrator astabil Schmitt trigger

berdasarkan rangkaian Scmitt Trigger yang mempunyai spesifikasi CMOS 74HC14

(VCC = 5 V).VOH = 5 V,VOL = 0 V VT+ = 2,75 V,VT-= 1,67 V

b. itunglah waktu yang dibutuhkan saat pengisian tegangan kapasitor(tHI), pengosongan

tegangan kapasitor(tLO), duty cycle dan rekuensi jika R = 10 KΩ dan C = 0,022 μF.

Jawab:

a. Bentuk gelombang darirangkaian Schmitt Trigger Multivibrator Astabil adalah:

Page 11: Picu Schmitt

b. Untuk mencari tHI adalah:

ΔV = VT+ −VT-

ΔV = 2,75 V −1,67 V = 1,08 V

E = 5 V −1,67 V = 3,33 V tHI= RC ln= (10 KΩ).(0,022 μF) ln= 86,2 μs

Untuk mencari tLO adalah:

ΔV = 2,75 V −1,67 V = 1,08 V

E = 2,75 V −0 V = 2,75 V

tLO= RCln= (10 KΩ).(0,022 μF) ln=110 μs

Untuk mencari duty cycl (perbandingan antara lebar waktu saat kondisi high/tinggi dengan total

perioda suatu gelombang) adalah:

D = = = 0,439 = 43,9 %

Untuk mencari frekuensi adalah:

f = = = 5,10 KHz

2.2.2 Monostable Multivibrator

Multivibrator monostable : disebut juga multivibrator one-shoot, menghasilkan pulsa output

tunggal pada waktu pengamatan tertentu saat mendapat trigger dari luar.

Monostable multivibrator memiliki satu kondisi stabil sehingga sring juga disebut sebagai

multibrator one-shot.

Saat osilator terpicu untuk berubah ke suatu kondisi pengoperasian, maka pada waktu singkat

akan kembali ke titik awal pengoperasian.

Page 12: Picu Schmitt

Konstanta waktu RC menentukan periode waktu perubahan keadaan. Monostable multivibrator

termasuk jenis osilator triggered. Skema rangkaian monostable multivibrator diperlihatkan pada

gambar.Rangkaian memiliki dua kondisi yaitu kondisi stabil dan kondisi tak stabil.

Rangkaian akan rileks pada kondisi stabil saat tidak ada pulsa. Kondisi tak stabil diawali dengan

pulsa pemicu pada masukan. Setelah selang waktu 2 1 0,7 ´ R C , rangkaian kembali ke kondisi

stabil. Rangkaian tidak mengalami perubahan sampai ada pulsa pemicu yang datang pada

masukan.

Pada multivibrator monostable, kondisi one-shoot mempunyai satu state stabil, dimana ini terjadi

jika clock berada pada negative edge trigger (tergantung jenis IC-nya). Saat mendapat trigger, Q

menjadi LOW pada panjang t tertentu (tw), selanjutnya berubah ke nilai sebaliknya (HIGH),

hingga bertemu lagi dengan negative edge trigger berikutnya dari clock. Salah satu IC

Multivibrator monostable adalah 74121.

Multivibrator monostabil adalah suatu rangkaian yang banyak dipakai untuk membangkitkan

pulsa output yang lebarnya dan amplitudonya tetap. Multivibrator monostabil ini dapat dibuat

dengan menggunakan komponen-komponen tersendiri atau dapat diperoleh dalam paket

terintegrasi.

Cara kerja rangkaian tersebut adalah:

1. Ketika tegangan diberikan, anggaplah bahwa dalam keadaan tinggi, Q = rendah, = tinggidan

pada C terjadi pengosongan tegangan, sehingga titik D = tinggi.

2. Jika diberikan pulsa negatif pada, maka Q menjadi tinggi dan = rendah.

Page 13: Picu Schmitt

3. Tegangan kapasitor akan berubah dengan segera dan titik D akan drop menjadi 0 V.

4. Karena pada titik d = 0 V, maka akan menyebabkan salah satu input pada gerbang 1 menjadi

rendah, meskipun di trigger menjadi tinggi. Oleh karena itu Q tetap dalam keadaan tinggi dan =

rendah.

5. Beberapa lama kemudian akan terjadi pengisian kapasitor terhadap VCC. Ketika tegangan

kapasitor pada titik D menuju level tegangan input (VIH) dari gerbang 1 dalam keadaan tinggi,

maka Q akan menjadi rendah dan menjadi tinggi.

6. Rangkaian kembali pada state yang stabil, sampai munculnya sinyal trigger dari. Dan pada

kapasitor terjadi lagi pengosongan tegangan ≈ 0 V.

Bentuk gelombang pada gambar menunjukkan karakteristik input/output dari rangkaian dan akan

digunakan untuk membangun suatu persamaan untuk menentukan tw.Pada kondisi state stabil( =

tinggi), tegangan pada titik D akan sama dengan VCC.

2.2.3 Bistable Multivibrator

Bisatable Multivibrator : ditrigger oleh sebuah sumber dari luar (external source) pada salah satu

dari dua state digital. Ciri khas dari multivibrator ini adalah state-nya tetap bertahan pada nilai

tertentu, sampai ada trigger kembali yang mengubah ke nilai yang berlawanan. SR Flip-flop

adalah contoh multivibrator bistable. Bistable multivibrator mempunyai dua keadaan stabil.

Pulsa pemicu masukan akan menyebabkan rangkaian diasumsikan pada salah satu kondisi stabil.

Pulsa kedua akan menyebabkan terjadinya pergeseran ke kondisi stabil lainnya. Multivibraator

Page 14: Picu Schmitt

tipe ini hanya akan berubah keadaan jika diberi pulsa pemicu. Multivibrator ini sering disebut

sebagai flip-flop. Ia akan lompat ke satu kondisi (flip) saat dipicu dan bergeser kembali ke

kondisi lain (flop) jika dipicu. Rangkaian kemudian menjadi stabil pada suatu kondisi dan tidak

akan berubah atau toggle sampai ada perintah dengan diberi pulsa pemicu.

Multivibrator ini disebut juga dengan flip flop atau latch (penahan) yang mempunyai dua state.

Flip flop merupakan elemen dasar dari rangkaian logika sekuensial. Output dari flip flop

tergantung dari keadaan rangkaian sebelumnya.

Gambar 5 Diagram menunjukkan trigger pulsa 3 buah input.Sesudah pulsa ke tiga outputnya

tetap tinggi

Pada dasarnya multivibrator adalah dua amplifier dengan feedback positif dari output amplifier

kedua ke input amplifier yang pertama. Multivibrator ini mempunyai dua keadaan stabil.

Gambar 6 Bistable Multivibrator

Keadaan stabil pertama adalah bila Tr1 tidak menghantar, maka Basis Tr2 pasti pada posisi low

dan berarti Tr2 menghantar. Keadaan ini stabil sampai ada switching pulse yang mengakibatkan

Tr1 menghantar, dengan begitu Tr2 tidak menghantar dan terjadilah keadaan stabil kedua.

2.3 Merancang Multivibrator Digital Dengan Gerbang Logika

Page 15: Picu Schmitt

Dalam elektronika digital saklar transistor dikembangkan menjadi gelombang-gelombang logika,

selanjutnya gelombang logika dikembangkan menjadi berbagai bentuk multivibrator. Ada empat

macam multivibrator tiga diantaranya yaitu: astabil, monostabil dan picu Schmitt.

Astabil berfungsi sebagai osilator relaksasi yang dapat digunakan sebagai pembangkit isyarat

dan pembangkit Clock. Monostabil mempunyai satu keadaan stabil sehingga dapat digunakan

untuk menghasilkan pulsa dengan lebar tertentu oleh adanya transisi logika. 

Sedangkan Picu Schmitt berubah keadaan bila isyarat masukan melampaui suatu harga tegangan

tertentu. Picu Schmitt tak lain adalah komparator dengan histeresis sehingga dapat digunakan

sebagai komparator jendela dengan waktu naik yang cepat serta dapat digunakan sebagai astabil.

2.4 Astable Multivibrator Dari IC 555

Gambar 7 Blok Diagram dari IC 555 dengan komponen eksternal

IC 555 sudah banyak dikenal sebagai suatu IC pewaktu yang general purpose. IC 555 berasal

dari tiga buah resistor yang terdapat pada rangkaian tersebut yang masing-masing nilainya adalah

5 KΩ. Resistor ini akan membentuk rantai pembagi tegangan dari VCC ke ground. Ada tegangan

sebesar 1/3 VCC pada komparator 1 yang melewati resistor 5 KΩ yang pertama. Dan tegangan

2/3 VCC pada komparator 2 yang melewati resistor 5 KΩ yang kedua. Komparator disini

berfungsi untuk menunjukkan tinggi atau rendahnya output berdasarkan perbandingan level

tegangan analog pada input. Jika input positif lebih besar dari input negatif maka outputnya akan

bernilai tinggi. Sebaliknya jika input positif lebih kecil dari input negatif maka outputnya akan

bernilai rendah.

Page 16: Picu Schmitt

Untuk menentukan Duty Cycle (D) dan frekuensi:

Untuk menentukan tLO

:tLO = 0,693 . RB.C

Untuk menentukan tHI:

tHI = 0,693 . (RA+ RB)C

Contoh Soal:

Tentukan tHI, tLO, untuk rangkaian multivibrator 555 berdasarkan gambar dibawah ini:

Jawab:

a. tLO = 0,693 . RBC

= 0,693 . (10 KΩ) . 680 pF

= 4,71 μs

b. tHI = 0,693 .(RA+ RB)C

= 0,693 . (4,7 KΩ+ 10 KΩ) . 680 pF

= 6,93 μs

2.5 Multivibrator Monostabil Dari IC 555

Page 17: Picu Schmitt

Gambar Hubungan pin IC pewaktu 555 dengan Multivibrator Monostabil

Gambar Bentuk Gelombang pada masing-masing output/input

2.6 IC MULTIVIBRATOR MONOSTABIL 7412