askep anak di picu

33
SUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN OMFALOKEL + ATRESIA ANI + LABIO PALATOSCHISIS INCOMPLETE OMPHALOCELE / GASTROSCHISIS I. Konsep Dasar Dinding perut mengandung struktur muskulo aponeuresis yang kompleks. Dibagian belakang, struktur ini melekat pada tulang belakang. Disebelah atas, melekat pada iga. Di bagian bawah melekat pada tulang panggul. Dinding perut ini terdiri dari berbagai lapis, yaitu dari luar ke dalam lapisan kulit yang terdiri dari kutis dan sub cutis, lemak sub cutan dan fasia superfisialis ( Fasia scarpa ). Kemudian ketiga otot dinding perut, m. oblikus abdominis externus, m. oblikus abdominis internus, m. tranfersus abdominis dan ahirnya lapis preperitoneum. Peritoneum, yaitu fasia tranversalis, lemak peritoneal dan peritoneum. Otot di bagian depan tengah terdiri dari sepasang otot rectus abdominis dengan fasianya yang di garis tengah dipisahkan oleh linea alba. Dinding perut membentuk rongga perut yang melindung isi di dalamnya. Integritas lapisan muskulo aponeuresis sangat penting untuk mencegah terjadinya hernia bawaan, dapatan maupun iatogenik. Fungsi lain otot dinding perut adalah pada waktu pernafasan, juga pada saat berkemih, dan buang air besar dengan meninggikan tekanan intra abdomen. Vaskularisasi dinding perut berasal dari beberapa arah. Dari kranio dorsal diperoleh pendarahan dari cabang aa. Intercostalis VI s/d XII dan a epigastrika superior. Dari kaudal

Upload: minanton-sevennain

Post on 01-Jul-2015

990 views

Category:

Documents


35 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP ANAK di PICU

SUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGANOMFALOKEL + ATRESIA ANI +

LABIO PALATOSCHISIS INCOMPLETE

OMPHALOCELE / GASTROSCHISIS

I. Konsep DasarDinding perut mengandung struktur muskulo aponeuresis yang

kompleks. Dibagian belakang, struktur ini melekat pada tulang belakang. Disebelah atas, melekat pada iga. Di bagian bawah melekat pada tulang panggul. Dinding perut ini terdiri dari berbagai lapis, yaitu dari luar ke dalam lapisan kulit yang terdiri dari kutis dan sub cutis, lemak sub cutan dan fasia superfisialis ( Fasia scarpa ). Kemudian ketiga otot dinding perut, m. oblikus abdominis externus, m. oblikus abdominis internus, m. tranfersus abdominis dan ahirnya lapis preperitoneum. Peritoneum, yaitu fasia tranversalis, lemak peritoneal dan peritoneum. Otot di bagian depan tengah terdiri dari sepasang otot rectus abdominis dengan fasianya yang di garis tengah dipisahkan oleh linea alba.

Dinding perut membentuk rongga perut yang melindung isi di dalamnya. Integritas lapisan muskulo aponeuresis sangat penting untuk mencegah terjadinya hernia bawaan, dapatan maupun iatogenik. Fungsi lain otot dinding perut adalah pada waktu pernafasan, juga pada saat berkemih, dan buang air besar dengan meninggikan tekanan intra abdomen.

Vaskularisasi dinding perut berasal dari beberapa arah. Dari kranio dorsal diperoleh pendarahan dari cabang aa. Intercostalis VI s/d XII dan a epigastrika superior. Dari kaudal terdapat a. iliaka sirkum fleksa superfisialis, a pudenta externa dan a epigastrika inferior. Kekayaan vaskularisasi ini memungkinkan sayatan perut horisontal maupun vertical tanpa menimbulkan gangguan pendarahan.

Persyarafan dinding perut dilayani secara segmental oleh n. torakalis VI s/d XII dan n. lumbalis I.

II. PatofisiologiKelainan kongenital Omfalokel dan GastrischisisEmbriogenesisPada janin usia 5 – 6 minggu isi abdomen terletak di luar embrio di rongga selom. Pada usia 10 minggu terjadi pengembangan lumen abdomen sehingga usus dari extra peritoneum akanmasuk ke rongga perut. Bila proses ini terhambat maka akan terjadi kantong di pangkal umbilikus yang berisi usus, lambung kadang hati. Dindingnya tipis terdiri dari lapisan peritoneum dan lapisan amnion yang keduanya bening sehingga isi kantong tengah tampak dari luar, keadaan ini disebut

Page 2: ASKEP ANAK di PICU

omfalokel. Bila usus keluar dari titik terlemah di kanan umbilikus, usus akan berada di luar rongga perut tanpa dibungkus peritoneum dan amnion, keadaan ini disebut gastroschisis.Diagnosis

Pada omfalokel tampak kantong yang berisi usus dengan atau tanpa hati di garis tengah pada bayi yang baru lahir. Pada gastro schisis usus berada di luar rongga perut tanpa adanya kantong.

III. Pengobatan PaliatifBesarnya kantong, luasnya cacat dinding perut dan ada tidaknya hati

di dalam kantong akan menentukan cara pengobatan. Bila kantong omfalokel kecil, dapat dilakukan operasi satu tahap. Dinding kantong dibuang, isi kantong dimasukkan ke dalam rongga perut, kemudian lubang ditutup dengan peritoneum, fasia dan kulit. Tetapi omfalokel biasanya terlalu besar dan rongga perut terlalu kecil sehingga isi kantong tidak bisa dimasukkan ke dalam rongga perut. Jika dipaksakan maka karena regangan dinding perut diafragma terdorong ke atas dan terjadi gangguan pernafasan. Obstruksi vena cava inferior juga dapat terjadi karena penekanan tersebut.

Tindakan yang dapat dilakukan ialah dengan melindungi kantong omfalokel dengan cairan anti septik misalnya betadin dan menutupnya dengan kain dakron agar tidak tercemar. Dengan demikian ada kesempatan terjadinya epitelisasi dari tepi sehingga seluruh kantong tertutup epitel dan terbentuk hernia ventralis yang besar. Epitelisasi ini membutuhkan waktu 3 – 4 bulan. Kemudian operasi koreksi hernia ventralis tersebut dapat dikerjakan setelah anak berusia 5 – 10 tahun.

Pada gastroschisis operasi koreksi untuk menempatkan usus ke dalam rongga perut dan menutup lobang harus dikerjakan secepat mungkin sebab tidak ada perlindungan infeksi. Tambahan lagi makin ditunda operasi makin sukar karena usus akan udem.

KomplikasiKomplikasi dini merupakan infeksi pada kantong yang mudah terjadi

pada permukaan yang telanjang. Kelainan kongenital dinding perut ini mungkin disertai kelainan bawaan lain yang memperburuk prognosis.

Page 3: ASKEP ANAK di PICU

ATRESIA ANI

Istilah digunakan untuk menggambarkan keadaan saluran anorectal yang abnormala. Etiologi

1. Timbul pada fase perkembangan embrional dari anus, rektum bagian bawah, traktus urogenital minggu ke 8 kehidupan embriotik

2. Penyebab tidak diketahui3. Insiden + 1 : 4000 – 50004. Secara tertutup diasosiakan dengan devidasi kongenital lainnya

seperti : penyakit jantung, atresia esofagus, spinal malformasi, hidronefrosis, BBLR.

b. Tipe1. Transelvator ( anus imperforata rendah )

Perempuan 50 % dengan tipe ini, laki laki 90 %2. Supralevator ( anus imperforata tinggi )

Kantong ( pounch ) rektum lebih ke atas dari pubocogsigealPerempuan 50 % laki laki 10 %Berdasarkan tinggi rendahnya dalam hubungan terhadap otot levator ini dibagi dua jenis : a. Stenosis, merupakan penyempitan anus dan rectalb. Membranous, otot levator ani terbentuk tetapi anus tidakAknesis ada dua macam :1 ) Distensi rendah, colon melekat pada levator ani < 1,5 Cm2 ) Distensi tinggi, colon menempel pada levator ani lebih dari 1,5 Cm

c. Manifestasi klinik1. Tidak ada anus yang terbuka2. Termometer oleh jari kecil tidak dapat masuk ke dalam rectum3. Tidak ada meconium4. Tidak ada vistula; urine kehijauan5. Distensi abdomen6. Anus berwarna merah7. Muntah muntah setelah 24 – 48 jam pertama8. Pada abyi perempuan biasanya disertai vistula recta vagina, jarang

disertai vistula recta ana9. Pada bayi laki laki sering disertai vistula recta urinari; dalam urin

ada meconiumd. Evaluasi diagnosis

1. Pemeriksaan visuala. Adanya vistula perianalb. Meconium keluar dari vagina atau meconium terdapat dalam

urin

Page 4: ASKEP ANAK di PICU

2. Pemeriksaan secara umum3. Pemeriksaan urine untuk melihat adanya mekonium4. Pemeriksaan RO / X Ray

a. Pada abdomen tegak; tidak ada udaranyab. Pada sisi wangesten dan rice X ray ( kepala dibawah,kaki

diatas ) akan terlihat bayangan udara terhenti di usus setelah bayi berusia 24 jam

5. USG6. Pemeriksaan neurologi

e. PenangananTindakan medis :

1. Perempuan rendaha. Decomoseri usus dengan irigasi kateterb. Dilatasi vistula 8 – 12 jam kemudian

2. Laki laki rendaha. Rectal cutback anoplastyb. Lokal dilatasi vistula

3. Perempuan tinggiColostomi untuk dekompresi

4. Laki laki tinggia. Colostomi b. Renair dilakukan bila bayi lebih satu tahun dengan BB 6,75 –

9 Kgf. Manajemen keperawatan

1. Tindakan perawatan sebelum operasia. Bantu dalam mempertahankan kondisi untuk klien sebelum

operasi :1. Makan biasanya diberikan, catatan setiap ada muntah,

warna jumlah2. NGT dipasangkan, ukuran dedistensi abdomen3. Monitor cairan parenteral

b. Obsern2. Tindakan perawatan post operasi

a. Beri perawatan post operasi dengan baik, observasi kemungkinan adanya komplikasi

b. Memberikan perawatan anoplasty perineal yang baik, mencegah infeksi dari suture linu, yang tercepat penyembuhan

1. Jangan meletakkan apapun pada rectum2. Biarkan perineum terbuka3. Rubah posisi kiri kanan4. Posisi panggul ditegalkan jika akan melakukan

pembersihan atau perawatanc. Melakukan perawatan colostomy dengan baik

Page 5: ASKEP ANAK di PICU

1. Cegah exoriasi dan iritasi2. observasi dan catat ukuran, frekwensi, karekteristik

fecesd. Mempertahankan nutrisi yang adekuat untuk mencegah

dehidrasi ketidakseimbangan elektrolit1. Oral fediny biasanya diberikan beberapa jam post

anoplasti2. diberikan setelah peristaltik usus3. NGT pada awal post operasi digunakan 4. Monitor cairan parenteral

e. Health Education1. Orang tua diberi penjelasan bagaimana melakukan

perawatan colostomi2. Bantu orang tua klien untuk dapat mengerti situasi

anaknya bila tambah usia / besarf. Ketidakmampuan mengontrol fecesg. Perlu toilet training

Page 6: ASKEP ANAK di PICU

FORMAT PENGKAJIAN

I. BiodataA. Identitas Klien

1. Nama / Nama Panggilan : By Ny. S2. Tempat / Tanggal Lahir : Makassar / 25/3 2003

Usia : 13 hari3. Jenis Kelamin : perempuan 4. Agama : Islam5. Pendidikan :6. Alamat : Jl. Layya lr 124 A / 3 A7. Tanggal Masuk : 25/3 20038. Tanggal Pengkajian : 7/3 20039. Diagnosa Medik : Omphalocele + Atresia ani +

Labiopalatoschisis incompleta10. Rencana Therapi :

Tindakan yang akan dilakukan ialah dengan melindungi kantong omfalokel dengan cairan anti septik dan menutupnya dengan kain dakron agar tidak tercemar. Dengan demikian diharapkan ada kesempatan terjadinya epitelisasi dari tepi sehingga seluruh kantong tertutup epitel dan terbentuk hernia ventralis yang besar. Epitelisasi ini membutuhkan waktu 3 – 4 bulan. Kemudian operasi koreksi hernia ventralis tersebut dapat dikerjakan setelah anak berusia 5 – 10 tahun.

Pada gastroschisis operasi koreksi untuk menempatkan usus ke dalam rongga perut dan menutup lobang harus dikerjakan secepat mungkin sebab tidak ada perlindungan infeksi. Tambahan lagi makin ditunda operasi makin sukar karena usus akan udem.

Operasi telah dilakukan pada tanggal 28/3 2003 saat bayi berusia 4 hari. Dan sekarang dilakukan perawatan post operasi.

B. Identitas Orang Tua1. Ayah

a. Nama : Tn. Yahyab. Usia : 42 Tahunc. Pendidikan : SMAd. Pekerjaan /

Sumber Penghasilan : Pedagange. Agama : Islamf. Alamat : Jl. Layya lr 124 A / 3 A

Page 7: ASKEP ANAK di PICU

2. Ibua. Nama : Ny. Sabariahb. Usia : 40 Tahunc. Pendidikan : SMAd. Pekerjaan /

Sumber Penghasilan : Ibu rumah tanggae. Agama : Islamf. Alamat : Jl. Layya lr 124 A / 3 A

C. Identitas Saudara KandungNO NAMA USIA HUBUNGAN STATUS KESEHATAN1

2

Destri Y

Andri Y

17 Tahun

11 Tahun

Saudara kandung

Saudara kandung

Tumbuh normal seperti kebanyakan anak anak bisa bersekolah dan tidak memiliki kelainan seperti adiknyasda

II. Keluhan Utama 1. Usus berada di luar perut2. Tidak memiliki lubang pada pantat.3. Bibir sumbing bagian atas.

III. Riwayat KesehatanA. Riwayat Kesehatan Sekarang

Vital signPernafasan : 112 X / ‘Nadi : 152 X / ‘Suhu : 35,5 CKomplikasi : periodic apneu

B. Riwayat Kesehatan Lalu( Khusus untuk anak usia 0 – 5 tahun )

1. Pre Natal Carea. Pemerikassan kehamilan 5 kalib. Keluhan selama hamil :

Tidak mengalami perdarahan, penyakit infeksi, hanya mengidam ringan, muntah muntah tapi masih tetap bisa makan, tidak pernah mengalami demam atau sakit yang serius sehingga tidak menggunakan obat obatan.Ibu minum jamu gendongan untuk menembah kesehatan

2. Natal

Page 8: ASKEP ANAK di PICU

a. Tempat melahirkan : Rumah Sakit Bersalin Pertiwib. Lama dan jenis persalinan : Spontan c. Penolong persalinan : Dokter dan Bidan d. Tidak dilakukan apapun untuk memudahkan

persalinan e. Tidak terjadi komplikasi persalinan dan masa nifas

3. Post Natala. Kondisi bayi : BB lahir 2.400 gram. PB 44 Cmb. Anak tidak mengalami penyakit kuning, Kebiruan,

Kemerahan, menyusui dengan disendoki, BB tetap stabil

C. Riwayat Kesehatan Keluarga- Penyakit anggota keluarga :

Keluarga tidak memiliki riwayat alergi, Asma, TBC, Hipertensi, Penyakit jantung, Stroke, Anemia, Hemophilia, Arthritis, Migrain, Kanker, Jiwa.Nenek laki laki meninggal karena Diabetes dalam usia 61 Tahun

- Genogram

IV. Riwayat ImmunisasiNO JENIS IMMUNISASI WAKTU

PEMBERIANREAKSI SETELAH PEMBERIAN

1 BCG Belum pernah diberikan2 DPT ( I, II, III ) Belum pernah diberikan3 Polio ( I, II, III, IV ) Belum pernah diberikan4 Campak Belum pernah diberikan5 Hepatitis Belum pernah diberikan

Page 9: ASKEP ANAK di PICU

V. Riwayat Tumbuh KembangA. Pertumbuhan Fisik

1. Berat Badan : 2.400 gram2. Tinggi Badan : 44 Cm3. Belum ada gigi

VI. Riwayat NutrisiA. Pemberian ASI

1. Pertama kali disusui : beberapa jam setelah lahir2. Cara pemberian : menyusu secara langsung dan setelah

operasi melalui sonde3. Lama pemberian : diberikan sampai sekarang

B. Tidak pernah diberikan susu formulaC. Belum pernah diberikan makan tambahanD. Pola perubahan nutrisi tiap tahap perkembangan usia sampai saat ini

USIA JENIS NUTRISI LAMA PEMBERIAN0 – 4 Bulan ASI Sampai saat ini4 – 12 BulanSaat ini

VII. Riwayat Psychososial- Anak masih tinggal di rumah sakit - Hubungan antar anggota keluarga : harmonis - Pengasuh anak : Orang tua, kakak kandung

VIII. Riwayat Spiritual- Support system dalam keluarga : keluarga sangat perhatian, nampak

dari bergantian datang menjenguk- Kegiatan keagamaan : keluarga nampak sangat religius

IX. Reaksi hospitalisasiA. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap

- Ibu membawa anak ke rumah sakit : karena lahir di rumah sakit dan belum pernah pulang

- Dokter menceritakan tentang kondisi anak dengan sangat jelas- Perasaan orang tua saat ini : tidak bisa mengungkapkannya, tapi

kelihatan sangat pasrah dan tetap mengikuti semua program terapi- Apakah orang tua akan selalu berkunjung :Ya - Siapa yang akan tinggal dengan anak : Ibu

B. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inapAnak belum bisa memahami

X. Aktifitas Sehari HariA. Nutrisi

Page 10: ASKEP ANAK di PICU

KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT1. Selera makan2. Menu makan3. Frekwensi makan4. Makanan yang disukai5. Makanan pantangan6. Pembatasan pola

makan7. Cara makan8. Ritual saat makan

Tidak berubahASI saja Setiap kali tersedia ASI, diperaskan dengan vacum dan anak bisa minum dengan sendok atau sonde + 8 cc 5 s/d 8 kali sehari

B. CairanKONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

1. Jenis minuman2. Frekwensi minum3. Kebutuhan cairan4. Cara pemenuhan

ASI

C. Eliminasi ( BAB & BAK )KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

1. Tempat pembuangan

2. Frekwensi (waktu)3. Konsistensi4. Kesulitan5. Obat pencahar

Colostomi dan keteterUrine 100 cc per hari

D. Istirahat TidurKONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

1. Jam tidur- Siang- Malam

2. Pola tidur3. Kebiasaan sebelum

tidur4. kesulitan tidur

Hampir setiap waktunya dihabiskan untuk tidur bangun hanya saat disusui dengan sendok

E. Olah RagaKONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

1. Program olah raga2. Jenis dan

frekwensi3. Kondisi setelah

Bayi belum bisa berolah raga

Page 11: ASKEP ANAK di PICU

olah raga

F. Personal HygieneKONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

1. Mandia. Carab. Frekwensic. Tempat

mandi2. Cuci rambut

a. Frekwensib. Cara

3. Gunting kukua. frekwensib. Cara

4. Gosok gigia. Frekwensib. Cara

Dimandikan perawat1 kali seharitempat tidur

G. Aktifitas / Mobilitas FisikKONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

1. Kegiatan seharihari2. Pengaturan jadwal

harian3. Penggunaan alat

bantu aktifitas4. kesulitan

pergerakan tubuh

Anak belum bisa melakukan apa apa

H. RekreasiKONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

1. Perasaan saat sekolah

2. Waktu luang3. Perasaan setelah

rekreasi / bermain4. Waktu senggang

keluarga5. kegiatan hari libur

Anak belum mengenal rekreasi

XI. Pemeriksaan FisikA. Keadaan Umum Klien

Lemah

Page 12: ASKEP ANAK di PICU

B. Tanda Tanda Vital- Suhu : 36, 5 0 C 36 – 36,8- Nadi : 152 X / menit 120 - 125- Respirasi : 46 X / menit 30 – 60 - Tekanan Darah : 90/50 mm Hg 46 – 92 sistole

38 – 71 diastoleC. Antropometri

- Panjang Badan : 44 Cm 45 - 53- Berat Badan : 2400 gram 2.500 - >4000- Lingkar lengan atas : 9,5 Cm 9,5 - 11- Lingkar Kepala : 32 Cm- Lingkar dada : 30 Cm- Lingkar perut : 33 Cm- Tebal Lemak Kulit :

D. System Pernafasan- Hidung : simetris, terdapat secret secara periodik - Leher : tidak ditemukan pembesaran kelenjar dan Tumor - Dada

Bentuk dada barrel chest Gerakan dada : simetris tidak terdapat retraksi ataupun Otot

bantu pernafasan Suara nafas tambahan: ronchi

E. System Cardio Vaskuler- Conjunctiva : Anemia, Bibir : pucat - Arteri carotis : kuat ,Tekanan vena jugularis : tidak meninggi - Ukuran jantung : Normal, Ictus cordis / Apex mid clav inter costa

4 - 5- Suara jantung : S1 murni S2 murni

F. System Pencernaan- Sklera : tidak Ikterus, Bibir : lembab, ditemukan labioschisis

inkompleta- Mulut : ditemukan palato skizis kemampuan menelan : baik- Gaster : tidak kembung - Gerakan peristaltik : terdengar melalui stetoskope- Abdomen : colostomi- Anus : tidak ada lobangnya

G. System Indra1. Mata

- kelopak mata, bulu mata, Alis sudah ada- Visus belum bisa dilakukan pengukuran

2. Hidung- Terdapat secret secara periodik yang mengganggu air way

3. Telinga

Page 13: ASKEP ANAK di PICU

- Keadaan daun telinga elastis dan sudah bisa kembali kalau terlipat, Kanal auditoris : bersih, belum adaserumen

- Fungsi pendengaran belum bisa diukur, sangat subjektif dengan suara ibu sudah merespon

H. System Syaraf1. Fungsi cerebral :

a. Status mental : belum bisa diukurb. Kesadaran : eyes bergerak dan berkedip, motorik bergerak

aktif tetapi lemah, verbal : menangis cukup kerasc.Bicara ekspresive : belum bisa bicara

2. Fungsi Cranial :Nervus I ( olfactorius ): belum dapat dilakukan karen belum bisa memberikan umpan balik mengenai hal hal yang diciumnyaNervus II ( Opticus ): Visus dan lapang pandang belum bisa dilakukanNervus III ( occulomotorius ), Pupil isokor bereaksi terhadap cahaya Gerak bola mata aktif ke kiri kanan atas bawah,Nervus IV ( troclearis ) : bola mata bisa bergerak kebawah dan kedalam Nervus VI ( abduccens ) : bola mata bisa bergerak ke lateral Nervus V ( tigeminus ) oftalmika, mandibula, maxilla : Sensorik : menyentuhkan kapas di daerah wajahMotorik : bereaksi dengan mengerutkan dahiNervus VII ( facialis ) : observasi nampak simetris kiri kanan Sensorik : belum bisa dilakukan karena belum bisa memberikan umpan balik mengenai pengecapanNervus VIII ( acustikus ) : Pendengaran belum bisa dilakukan tetapi menurut orang tua mampu merespon suaranyaNervus IX ( glossovaringeus ) : belum bisa dilakukanNervus X ( vagus ) : merespon rangsangan dengan menelan susu yang disendokkanNervus XI ( spinal accessories ): Sternocledomastoideus, Trapexius diperiksa pada waktu dimandikan dan bereaksi bagusNervus XII ( hipoglossus ) : Gerakan lidah simetris, test kekuatan lidah belum bisa dilakukan pemeriksaan

3. Fungsi motorik : Massa otot : normal, Tonus otot ada Kekuatan otot : derajat : 3( bisa melawan grafitasi tapi tidak bisa melawan tahanan pemeriksa )

4. Fungsi sensorik : Suhu, Nyeri, Getaran, Posisi, Diskriminasi, belum bisa dilaksanakan

5. Fungsi serebellum : Koordinasi, Keseimbangan belumbisa dilaksanakan

Page 14: ASKEP ANAK di PICU

6. Refleks : Bisep, Trisep, Patella, belum bisa dilaksanakanRefleks primitif :Rooting refleks : bisa mengisap dengan baikSucking refleks : bereaksi mengikuti sentuhan pada sudut bibirCiliary : berkedip bila bulu mata disentuhDoll’s eyes, moro, tonick neck, palmer ( grasping ), stapping, babinski tidak dilakukan, pasien dikurangi berbagai bentuk rangsangan karena rangsangan rangsangan tersebut akan diberikan pada waktu pasien apneu untuk memancing pasien bernafas spontan lagi. Dikhawatirkan apabila apneu, pasien tidak bereaksi lagi dengan rangsangan tersebut.

7. Iritasi meningen : Kaku kuduk, Lasaque sign, kernig sign, Brudzinki sign I, II tidak dilakukan.

I. System Muskulo Skeletal1. Kepala : Bentuk kepala mesocephal, gerakan aktif ke kiri dan

kanan2. Vertebrae : spina lurus, tidak menunjukkan Scoliosis, Lordosis,

Kiposis. Gerakan aktif, ROM sesuai aksis, aktif dan pasif. Fungsi gerak : tidak ditemukan adanya penyimpangan

3. Pelvis : tidak ditemukan kelainan pelvis 4. Lutut : tidak ditemukan pembengkakan, Kaku, Gerakan : tanpa

hambatan.Kaki : tidak bengkak / edema

5. Tangan : terpasang infus, gerakan terhambat oleh spalk, ROM sesuai dengan persendian

6. System Integumen- Rambut : Warna hitam kecoklatan, tidak mudah dicabut- Kulit : Warna kemerahan, Temperatur hangat, lembab, bulu

kulit halus kemerahan, tidak ada Erupsi, Tahi lalat Ruam tidak ada, Texture pada daerah ekstremitas sudah lengkap sedang pada daerah abdomen ada colostomi pada bekas omfalokel

- Kuku : Warna kemerahan Permukaan kuku datar cembung, tidak mudah patah, Kebersihan belum pernah dipotong

J. System Endokrin- Kelenjar Thyroid :belum bisa diraba dengan baik- Exkresi urine 100 cc per 24 jam- Suhu tubuh relatif tidak seimbang - Keringat berlebihan tidak nampak terbentuk

K. System Perkemihan- Keadaan kandung kemih kosong karena terpasang keteter dengan

out put 100 cc per hariL. System Reproduksi

Page 15: ASKEP ANAK di PICU

1. Wanita- Payudara : Putting dan Areola mammae sudak nampak

terbentuk- Labia mayora menutup minora dalam kondisi bersih dari

Secret dan bau M. System immun

Diharapkan mendapat kekebalan dari ASI

XII. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan A. 0 – 5 Tahun

Dengan menggunakan DDSTTidak dilakukan

XIII. Test Diagnostic

- Laboratorium

HematologiWBC : 16.8 m/mm3 5.0-10Lym : 10.3 % 20.0-40.0Mon : 3.2 % 2.0-8.0Gra : 86.5 % 50.0-70.0Lym # : 1.7 m/mm3Mon # : 0.5 m/mm3Gra # : 14.6 m/mm3

RBC : 4.29 M/mm3 4.5-5.5MCV : 110 fl 80-97Hct : 47.2 % 40.0-48.0Plt : 107 L % 150-400MCH : 36.8 pq 27.0-31.0MCHC : 33.4 g/dl 32.0-37.0RDW : 17.3 H % 10-15

Hb : 15.8 g/dl 12.0-16.0THR : 247 m/mm3 150-450MPV : 8.5 fl 6.0-13.0Pct : 0.081 L% 100-500PDW : 12.6 10.0-18.0Waktu bekuan : 10 ‘ 4-10Wktu perdarahan : 2 ‘ 1-7

- Ro Photo : Tidak dilakukan

Page 16: ASKEP ANAK di PICU

- CT Scan : Tidak dilakukan- MRI, USG, EEG : Tidak dilakukan

XIV. Therapy sat ini :- Ampicillin 250 mg / 12 jam- Antrain ½ cc / 8 jam- Infus Ka En 3B 15 tetes per menit- Tranfusi 30 ccsemua obat ini melalui iv- Oxigen 2 L / menit

ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH

Page 17: ASKEP ANAK di PICU

DS :Ibu mengatakan anaknya kadang kadang berhenti bernafasDO :Anak nampak bernafas dangkal, irama tidak teratur, frekwensi berfariasi setiap jamperiodik apneu 3 – 5 kali sehari

DS :Ibu mengatakan anak minum ASI dan air dengan sendok / slangDO :Post op colostomi Feces keluar berbentuk cairUrine 100 cc per hari

DS :Ibu mengatakan anak masih minum ASI,Ibu mengatakan bayi berat lahir rendah ( 2.400 gram )DO : Suhu tubuh pernah meningkat (38,7 derajat Celsius) pada tanggal 6/4 jam 10.00 dan tagl 7/4 jam 1.00Ketergantungan total pada orang tua dan perawat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

DS :

Multiple anomali,General anestesi

fungsi pengatur pusat pernafasan belum

optimal

aritmia nafas,periodic apneu

disfungsi pernafasan

Pemotongan usus menjadi lebih pendek

Bidang penyerapan berkurang

Waktu penyerapan cairan berkurang

Jumlah cairan yang dapat diserap usus

berkurang

Post op colostomi,BBLR

Peningkatan kebutuhan nutrisi terutama protein

Intake tidak mencukupi

Kebutuhan nutrisi tidak terpenuhi

Post op Colostomi

Gangguan pola nafas

Resiko keseimbangan cairan dan elektrolit

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Resiko infeksi

Page 18: ASKEP ANAK di PICU

Ibu mengatakan tidak berani memembersihkan atau mengganti kantong colostomiDO : Bidang colostomi yang terbukaFeces keluar dari lubang colostomi

Media tumbuh kuman

Resiko terinfeksi

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

DIAGNOSA KEPERAWATAN TGL DITEMUKAN TGL TERATASI

Page 19: ASKEP ANAK di PICU

1. Gangguan pola nafasB/DAritmia nafasPeriodik apneuDS :Ibu mengatakan bahwa anaknya kadang kadang berhenti nafasDO :Anak nampak nafas dangkal, irama tidak teraturFrekwensi berfariasi tiap jamPeriodik apneu 3 – 5 kali sehari

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

B/DPemotongan usus menjadi lebih pendekWaktu penyerapan dan jumlah penyerapan berkurangDS :Ibu mengatakan anak minum ASI dan air dengan sendok / slangDO :Post op colostomi Feces keluar berbentuk cairUrine 100 cc per hari

3. Nutrisi kurang dari kebutuhanB/DBBLRPeningkatan kebutuhan nutrisiDS :Ibu mengatakan anak minum ASI,Ibu mengatakan bayi berat lahir rendah ( 2.400 gram )DO : Suhu tubuh pernah meningkat (38,7 derajat Celsius) pada tanggal 6/4 jam 10.00 dan tagl 7/4 jam 1.00Ketergantungan total pada orang tua dan perawat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

7/4 2003

7/4 2003

7/4 2003

Belum teratasi

Belum terayasi

Belum teratasi

Page 20: ASKEP ANAK di PICU

4. Resiko infeksiB/DPost op Colostomi DS:Ibu mengatakan tidak berani membersihkan atau mengganti kantong colostomiDO : Bidang colostomi yang terbukaFeces keluar dari lubang colostomi

7/4 2003 Belum teratasi

EVALUASI

NO DP

TGL JAM PERKEMBANGAN ( SOAP ) PARAF / NAMA

Page 21: ASKEP ANAK di PICU

1

2

3

4

7/4

7/4

7/4

7/4

14.00

14.02

14.05

14.10

S : Ibu mengatakan anaknya masih sering apneuO : Apneu jam 2.10A : Gangguan pola nafas masih aktualP : Intervensi dilanjutkan

S : Ibu mengatakan anak minum ASI dengan sendok / slang 8 cc 5 – 8 kali sehari

O : Feces cair dalam kantong colostomi Urine 100 cc per hari

A : Resiko kekurangan cairan masih adaP : Intervensi dilanjutkan

S : Ibu mengatakan anak minum ASI dengan sendok / slang 8 cc 5 – 8 kali sehari

O : Berat bayi tetap 2.400 gramSuhu tubuh pernah meningkat (38,7 derajat Celsius) pada tanggal 6/4 jam 10.00 dan tagl 7/4 jam 1.00Ketergantungan total pada orang tua dan perawat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

A : Kebutuhan nutrisi masih kurangP : Intervensi dilanjutkan

S : Ibu mengatakan belum berani membersihkan atau mengganti kantong colostomi sendiri

O :Bidang colostomi yang terbukaFeces keluar dari lubang colostomi

A : Resiko infeksi masih adaP : Intervensi dilanjutkan

RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN RENCANA RASIONAL

Page 22: ASKEP ANAK di PICU

KEPERAWATAN

1. Gangguan pola nafas

B/DAritmia nafasPeriodic apneu

2. Resiko keseimbangan cairan dan elektrolit

B/DPemotongan usus

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan

B/DBBLRPeningkatan kebutuhan nutrisi

4. Resiko infeksi B/DColostomy

Klien akan bernafas spontanDengan frekwensi 30 – 60 X/’

Kebutuhan cairan terpenuhi

Kebutuhan nutrisi terpenuhiDitandai dengan peningkatan berat badan secara periodik

Infeksi tidak terjadi Ditandai dengan tidak ada tanda tanda infeksi

Lakukan CPR bila apneu, O2 3 L per menit ( 2 L bila sudah nafas spontan )Observasi nafas libatkan keluargaObservasi vital sign tiap jamSuction bila ada secret

Hitung kebutuhan cairanPantau input dan out put

Bantu ibu memberikan ASI Catat setiap input nutrisiHE mengenai nutrisi

Ganti colostomi bag tiap hariCuci tangan sebelum dan sesudah memegang pasien

Basic live supportMemudahkan pemantauanMenghilangkan hambatan air way

Keseimbangan akan tercapai dengan perhitungan dan observasi yang tepat

ASI makanan paling ideal bagi bayiASI dengan jumlah yang cukup sudah memenuhi kebutuhan nutrisi bayi

Mencegah kontaminasi mikroorganisme

IMPLEMENTASI

NO DP

TGL JAM IMPLEMENTASI

Page 23: ASKEP ANAK di PICU

1 6/4

7/4

8/4

1011121314151617181920212223241234567891011121314151617181920212223241234

N S P102 37 46 104 36.5 40 sonde ASI 10 cc120 36 56147 36.5 40130 36 48 sonde ASI 8 cc120 36 2896 36 48128 36.5 58130 36.5 50 Apneu 18.30134 36.2 48130 36.6 50 sonde ASI 8 cc + air 10 cc134 36.5 48138 36.5 54133 37.2 47131 37.2 48102 36.9 44128 36.5 52 Apneu 02.10125 36.5 30129 36.2 49128 36.4 49128 36.5 50130 36.5 44134 36.4 47 sonde ASI 8 cc128 36.5 45127 36 32122 36 32108 36 36 124 36.2 38 sonde ASI 8 cc108 36 34128 36.8 38132 36.4 35136 36 38 sonde ASI 10 cc134 36 34139 36.5 38138 36.4 34 sonde ASI 8 cc134 36.6 30128 36.8 32132 36.6 36130 36.4 34122 36.6 32128 36.6 40122 36.5 32120 36.5 40

Page 24: ASKEP ANAK di PICU

5678

124 36.5 32120 36.5 32134 36.2 30 Apneu HR makin turun08.20 Ahirnya meninggal karena gagal bernafas spontan