phln ck

Upload: i7seven

Post on 07-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kebutuhan phln ck

TRANSCRIPT

  • http://ciptakarya.pu.go.id/binaprogram/?p=1473

    Melalui PHLN, Cipta Karya Optimis Capai Target 100-0-100

    Aug 14 Berita 593 Views No Comments

    Direktur Bina Program Antonius Budiono saat menutup acara Rapat Koordinasi (Rakor)

    Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) Direktorat Jenderal Cipta Karya di Makassar,

    Rabu (13/08) mengatakan Direktorat Jenderal Cipta Karya telah melakukan upaya dalam

    mengidentifikasi kegiatan bidang Cipta Karya yang berpotensi dibiayai melalui PHLN

    untuk selanjutnya diusulkan masuk dalam Blue Book 2015 2019.

    Hasil Rakor PHLN tahun 2014 ini sangat diperlukan dalam meningkatkan kualitas usulan kegiatan pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan yang dibiayai

    melalui PHLN. Selain itu, mendapatkan program-program strategis nasional yang akan

    menjadi prioritas untuk dibiayai melalui dana PHLN, ungkap Antonius.

  • Antonius menambahkan sesuai arahan Dirjen Cipta Karya, seluruh unit kerja di

    lingkungan Ditjen Cipta Karya agar dapat memberikan dukungan kepada proses

    penyiapan usulan kegiatan prioritas PHLN bidang Cipta Karya, sejak tahap perencanaan

    hingga tahap pemanfaatan hasil pembangunan infrastruktur demi kesejahteraan

    masyarakat Indonesia.

    Sementara, Kasubdit Kerjasama Luar Negeri Dwityo A. Soeranto menyimpulkan dalam

    pencapaian target 100% pelayanan air minum pada tahun 2019, perkiraan pendanaan

    yang dibutuhkan sebesar Rp. 274,8 triliun, dengan perkiraan kemampuan APBN dan

    PHLN sebesar Rp. 89,1 triliun. Diharapkan konstribusi PHLN sebesar USD 1,275 miliar

    yang terdiri atas 15 usulan kegiatan Project Asisstance dan 7 usulan kegiatan Technical

    Asisstance. Diharapkan finalisasi terhadap usulan kegiatan sektor air minum ini dapat

    diselesaikan satu minggu dari pelaksanaan rakor ini.

    Sedangkan Untuk pencapaian target 0% kawasan kumuh pada tahun 2019, perkiraan

    pendanaan yang dibutuhkan sebesar Rp. 171,2 triliun, dan diharapkan kontribusi PHLN

    sebesar USD 1,2 miliar yang terdiri atas 6 (enam) usulan kegiatan project assistance.

    Untuk pencapaian target 100% pelayanan sanitasi tahun 2019, perkiraan pendanaan yang

    dibutuhkan sebesar Rp. 285,3 triliun dengan perkiraan kemampuan APBN sebesar Rp. 94

    triliun dan diharapkan kontribusi PHLN sebesar USD 5,460 miliar yang terdiri atas 11

    usulan kegiatan Project Asisstance dan 4 usulan kegiatan Technical Asisstance.

    Kegiatan project Assistance diusulkan untuk dibiayai melalui pinjaman luar negeri sedangkan untuk kegiatan Technical Assistance direncanakan untuk diusulkan melalui

    hibah luar negeri, sehingga sebagai total indikasi usulan kegiatan pinjaman luar sebesar

    USD 7,6 miliar dan yang akan dibiayai melalui hibah luar negeri sebesar USD 375,4

    juta, kata Dwityo.

    Dwityo menambahkan, berdasarkan hasil evaluasi terhadap kagiatan yang sedang

    berjalan (on-going project), 6 kegiatan sudah dalam tahap implementasi, dan 4 kegiatan

    yang sudah efektif namun belum masuk dalam tahap implementasi. (jamal/ randal

    sulsel/bns

  • https://www.pu.go.id/m/main/view/10383

    2015-07-28 20:05:0

    Target 100-0-100 bidang Permukiman

    Jadi Gerakan

    Gerakan 100-0-100 bidang Cipta Karya selama lima tahun (2015-2019) diusung

    pemerintah untuk menggalang semua stakeholder. Amanat RPJMN tersebut

    membutuhkan pendanaan dalam kurun 5 tahun mencapai Rp800 triliun, sementara

    kemampuan APBN hanya Rp128 triliun. Gerakan 100-0-100 mentargekan penyediaan

    100% akses aman air minun, 0% kawasan permukiman kumuh, dan 100% akses sanitasi

    layak.

    Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Andreas

    Suhono, mengungkapkan ada dampak panjang dengan terwujudnya permukiman yang

    layak huni dan berkelanjutan. "Permukiman yang layak huni dan sehat menjadi tempat

    ideal untuk mendidik sumber daya manusia yang berkualitas," kata Andreas saat

    membuka Rapat Koordinasi Pinjaman dan Hibah Luar Negeri Ditjen Cipta Karya di

    Denpasar (28/7).

    Dengan outcome tersebut, pembangunan infrastruktur permukiman yang di dalamnya

    memuat target 100-0-100 dimungkinkan untuk mencari potensi sumber pembiayaan non

  • APBN, salah satunya Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN).

    Namun menurut Andreas pemanfaatan PHLN diarahkan dengan selektif. Kriteria

    kegiatannya antara lain selektif dan fokus mendukung gerakan 100-0-100, bersifat masif

    dan membutuhkan pembiayaan besar, mendapat respon Pemda berupa komitmen dan

    kesiapan, serta kegiatan yang sustainable.

    "Saat ini periode Blue Book 2015-2019, sehingga perlu segera dilakukan pemantapan

    terhadap kegiatan Cipta Karya yang berpotensi dibiayai PHLN dan telah masuk dalam

    Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah," paparnya.

    Dalam pelaksanaannya, Ditjen Cipta Karya menetapkan tiga prioritas program PHLN

    yang dapat diusulkan, yaitu pertama, sistem infrastruktur permukiman yang bersifat

    kolaboratif dan komprehensif, terintegrasi dengan sistem kota, serta menjamin keamanan

    bermukim.

    Kedua, fasilitas Pemda dengan tanggung jawab dalam hal perencanaan dan pelaksanaan

    program, sedangkan pemerintah pusat berperan sebagai pendampingan. Ketiga,

    pemberdayaan masyarakat sebagai kunci keberhasilan program melalui proses partisipatif

    dari perencanaan sampai pengawasan.

    Sementara Ketua Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Hermanto

    Dardak, menyampaikan 35 Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) yang dapat diisi

    oleh kegiatan Ditjen Cipta Karya untuk memberi dampak nyata pada pertumbuhan

    ekonomi. (bcr)