pedoman penyusunan rpi2-jm bidang ck 240214

367

Upload: idris-taking

Post on 02-Jun-2018

282 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 1/366

Page 2: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 2/366

Page 3: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 3/366

Page 4: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 4/366

 iPedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA

Dalam rangka meningkatkan kualitas pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya, maka diperlukan

dokumen perencanaan terpadu bidang Cipta Karya

yang baik dengan mengacu pada arahan kebijakan

nasional dan memperhatikan potensi serta masalah didaerah.

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka

Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya perlu disusun oleh setiap

Kabupaten/Kota dengan mengacu RPI2-JM Bidang PU serta rencana

tata ruang dan kebijakan skala nasional, provinsi, kabupaten/kota.

Pedoman penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ini dimaksudkan

untuk memperbarui dan menyempurnakan pedoman penyusunanRPIJM terdahulu. Adapun penggunaan istilah RPI2-JM Bidang Cipta

Karya adalah untuk mengganti istilah RPIJM.

Pedoman ini diharapkan dapat meningkatkan keterpaduan perencanaan

dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kabupaten/Kota

yang berada di 4 (empat) entitas, yaitu entitas regional, kabupaten/kota,

kawasan, serta lingkungan/komunitas. Khusus untuk entitas kawasan

dan lingkungan, diharapkan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuaidengan arahan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) dalam RTRW

Kabupaten/Kota.

Jakarta, 22 Februari 2014

Direktur Jenderal Cipta Karya

Ir. Imam S. Ernawi, MCM, MSc

Page 5: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 5/366

 ii Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Page 6: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 6/366

 iiiPedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

PENGANTAR DIREKTUR BINA PROGRAM

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur

Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya telah

diinisiasi oleh penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya.

Sampai saat ini, hampir seluruh Kabupaten/Kota diIndonesia telah menyusun RPIJM Bidang Cipta Karya.

Jumlah dokumen RPIJM ini harus diiringi dengan

peningkatan kualitas yang lebih baik.  

Buku Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ini

merupakan penyempurnaan dari buku pedoman sebelumnya, dengan

pertimbangan isu strategis dan kebijakan pembangunan yang terus

berkembang.

Diharapkan Satgas Perencanaan dan Pengendalian (Randal) di tingkat

Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat segera menyusun RPI2-JM Bidang

Cipta Karya sesuai dengan buku pedoman ini. Sinkronisasi

perencanaan antara Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota sangat

diperlukan, khususnya dalam rangka mewujudkan keterpaduan

pembangunan Bidang Cipta Karya. Dalam hal ini, koordinasi seluruh

Satker Bidang Cipta Karya di daerah sangat penting, untuk mewujudkanpermukiman layak huni dan berkelanjutan.

Jakarta, 22 Februari 2014

Direktur Bina Program

Ir. Antonius Budiono, MCM

Page 7: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 7/366

 iv Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Page 8: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 8/366

 vPedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

DAFTAR ISI

PEDOMAN PENYUSUNAN RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA

Sambutan Direktur Jenderal Cipta Karya ................................................. i

Kata Pengantar Direktur Bina Program .................................................... iii

Daftar Isi .................................................................................................... vDaftar Gambar ............................................................................................ xi

Daftar Tabel ................................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2 Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ................ 2

1.3 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2JM

Bidang PU ......................................................................................... 5

1.4 Maksud dan Tujuan .......................................................................... 71.5 Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ........................... 8

1.6 Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya ............................... 9

1.7 Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM Bidang

Cipta Karya ....................................................................................... 12

1.7.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang

Cipta Karya ............................................................................ 12

1.7.2 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ............. 14

1.7.3 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ................ 15

BAB II KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA ................ 21

2.1 Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Program Ditjen

Cipta Karya ....................................................................................... 21

2.2 Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya ........... 22

2.2.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional 2005-2025 ............................................................... 23

2.2.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Nasional 2010-2014 ............................................................... 24

2.2.3 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia ................................................................ 26

Page 9: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 9/366

 vi Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

2.2.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan

Kemiskinan Indonesia ............................................................ 26

2.2.5 Kawasan Ekonomi Khusus ..................................................... 272.2.6 Direktif Presiden Program Pembangunan Berkeadilan .......... 28

2.3 Peraturan Perundangan Terkait Bidang PU/CK ................................ 28

2.3.1 UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan & Permukiman .... 28

2.3.2 UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung............... 31

2.3.3 UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air ................... 32

2.3.4 UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan . 32

2.3.5 UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun ...................... 33

2.4 Amanat Internasional Bidang Cipta Karya ......................................... 34

2.4.1 Agenda Habitat....................................................................... 342.4.2 Konferensi Rio+20 .................................................................. 34

2.4.3 Millenium Development Goals ................................................ 35

2.4.4 Agenda Pembangunan Pasca 2015 ....................................... 36

BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN

SPASIAL RPI2-JM ...................................................................... 39 

3.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) ........................... 40

3.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN) ....................................... 68

3.3 Arahan RTRW Pulau ......................................................................... 693.4 Arahan RTRW Provinsi ..................................................................... 70

3.5 Arahan RTRW Kabupaten/Kota......................................................... 72

BAB IV ARAHAN STRATEGIS NASIONAL ............................................ 75

4.1 Kawasan Strategis Nasional (KSN) ................................................... 75

4.2 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) ....................................... 75

4.3 Pusat Kegiatan Nasional (PKN) ......................................................... 76

4.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia (MP3EI) .............................................................. 77

4.5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ..................................................... 80

BAB V PRIORITAS KABUPATEN/KOTA BIDANG CIPTA KARYA ........... 83

5.1 Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster A ..................... 84

5.2 Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster B ..................... 89

5.3 Kabupaten/Kota Klaster C dalam rangka Pemenuhan Standar

Pelayanan Minimal (SPM) ................................................................. 93

5.4 Pemberdayaan Masyarakat (Klaster D) ............................................. 94

5.5 Kabupaten/Kota Klaster E bagi Daerah dengan Program

dan Inovasi yang Kreatif .................................................................... 94

Page 10: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 10/366

 viiPedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

BAB VI PROFIL KABUPATEN/KOTA..................................................... 95

6.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah ............................... 95

6.2 Gambaran Demografi ....................................................................... 966.3 Gambaran Topografi ......................................................................... 96

6.4 Gambaran Geohidrologi .................................................................... 97

6.5 Gambaran Geologi ............................................................................ 97

6.6 Gambaran Klimatologi ...................................................................... 98

6.7 Kondisi Sosial dan Ekonomi.............................................................. 98

BAB VII KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN

KABUPATEN/KOTA ................................................................... 99

7.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota ................... 997.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah (RPJMD) .............................................................................. 103

7.3 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung ..................... 103

7.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum

Kabupaten/Kota (RISPAM) ............................................................... 104

7.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) ................................................ 105

7.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) ............... 106

7.7 Arahan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Permukiman (RP2KP) Kabupaten/Kota ............................................ 1067.8 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan

Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK) ............................................ 107

7.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kab/Kota dan Sektor ..................... 109

BAB VIII ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

8.1 Pengembangan Permukiman 

8.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ............................... 114

8.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,

dan Tantangan....................................................................... 115

8.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman ................. 122

8.1.4 Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman ....... 124

8.1.5 Usulan Program dan Kegiatan ............................................... 129

8.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan 

8.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ............................... 132

8.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,

dan Tantangan....................................................................... 136

8.2.3 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan .... 145

8.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL ............ 150

Page 11: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 11/366

 viii Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

8.2.5 Usulan Program dan Kegiatan ............................................... 155

8.3 Sistem Penyediaan Air Minum 

8.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ............................... 159

8.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,

dan Tantangan ....................................................................... 161

8.3.3 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum ................ 169

8.3.4 Program dan Kriteria Kesiapan, serta Skema Kebijakan

Pendanaan Pengembangan SPAM........................................ 173

8.3.5 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM .......... 178

8.3 Penyehatan Lingkungan Permukiman 8.4.1 Air Limbah .............................................................................. 184

8.4.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan .............. 184

8.4.1.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan

Tantangan ............................................................. 186

8.4.1.3 Analisis Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah ......... 195

8.4.1.4 Programdan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air

Limbah................................................................... 197

8.4.2 Persampahan ......................................................................... 201

8.4.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan .............. 2018.4.2.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan

dan Tantangan ...................................................... 204

8.4.2.3 Analisis Kebutuhan Persampahan ........................ 216

8.4.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengelolaan

Persampahan ........................................................ 219

8.4.3 Drainase ................................................................................. 223

8.4.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ............. 223

8.4.3.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan

Tantangan ............................................................. 225

8.4.3.3 Analisis Kebutuhan Drainase ................................ 232

8.4.3.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan

Drainase ................................................................ 234

8.4.4 Usulan Program dan Kegiatan serta Pembiayaan Proyek ..... 236

8.4.4.1 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan

Sanitasi.................................................................. 236

8.4.4.2 Usulan Pembiayaan Pengembangan Sanitasi ...... 238

Page 12: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 12/366

 ixPedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

BAB IX KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS ............ 243

9.1 Usulan Program di Entitas Regional ................................................. 243

9.2 Usulan Program di Entitas Kabupaten/Kota ...................................... 2449.3 Usulan Program di Entitas Kawasan ................................................. 245

9.4 Usulan Program di Entitas Lingkungan/Komunitas ........................... 246

BAB X ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN

BIDANG CIPTA KARYA DI KABUPATEN/KOTA ...................... 249

10.1 Aspek Lingkungan ............................................................................ 249

10.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) ........................... 252

10.1.2 AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH.............................................. 264

10.2 Aspek Sosial ..................................................................................... 27610.2.1 Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang

Cipta Karya ............................................................................ 279

10.2.2 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan

Bidang Cipta Karya ................................................................ 283

10.2.3 Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan

Bidang Cipta Karya ............................................................... 286

BAB XI ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG

CIPTA KARYA DI KABUPATEN/KOTA ..................................... 28911.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya ......................... 290

11.2 Profil APBD Kabupaten/Kota ............................................................ 294

11.3 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya .......................... 297

11.3.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya

Bersumber dari APBN dalam 5 Tahun ................................... 297

11.3.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya

Bersumber dari APBD dalam 5 Tahun ................................... 299

11.3.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang

Cipta Karya dalam 5 tahun .................................................... 301

11.3.4 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya

Bersumber dari Swasta ......................................................... 302

11.4 Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya ....................... 303

11.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan .......................................... 304

11.4.2 Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah .......................... 307

11.4.3 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang CK ..... 307

11.5 Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi

Pembangunan Bidang Cipta Karya ................................................... 308

11.5.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah ............................... 308

11.5.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya ............... 309

Page 13: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 13/366

 x Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

BAB XII ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN/KOTA........................... 311

12.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya ....................... 311

12.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini........................................................... 31912.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya ....................... 319

12.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya ..................... 319

12.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya 321

12.3 Analisis Kelembagaan ....................................................................... 322

12.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya ....................... 322

12.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya ..................... 323

12.3.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya323

12.3.4 Analisis SWOT Kelembagaan ............................................. 325

12.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan ........................................... 32712.4.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian .......................... 327

12.4.2 Rencana Pengembangan Ketatalaksanaan ........................ 327

12.4.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) ... 328

BAB XIII MATRIKS RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI

INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

BIDANG CIPTA KARYA (RPI2-JM BIDANG CK)....................... 331

13.1 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi

Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta KaryaKabupaten/Kota ................................................................................ 331

13.2 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi

Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya

Kabupaten/Kota di setiap Entitas ....................................................... 334

Daftar Peristilahan dan Singkatan ............................................................. 337

Page 14: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 14/366

 xiPedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada SistemPerencanaan Pembangunan Infrastruktur

Bidang Cipta Karya ................................................................... 4

Gambar 1.2 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM

Bidang PU dan Dokumen Perencanaan Pembangunan

di Daerah .................................................................................. 6

Gambar 1.3 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya .... 13

Gambar 1.4 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ................ 14

Gambar 2.1 Konsep Perencanaan Pembangunan Infrastruktur

Bidang Cipta Karya ................................................................... 22Gambar 8.1 Alur Program Pengembangan Permukiman ............................. 126

Gambar 8.2 Lingkup Tugas PBL .................................................................. 135

Gambar 8.3 Pembagian Kewenangan Pengembangan SPAM .................... 177

Gambar 8.4 Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat dan Komunal .......... 199

Gambar 8.5 Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat/Off Site

(skala kota) ............................................................................... 201

Gambar 8.6 Sistem Pengelolaan Sampah.................................................... 224

Gambar 8.7 Sistem Drainase Perkotaan ...................................................... 236

Gambar 10.1 Diagram Alir Pentahapan Pelaksanaan KLHS .......................... 253Gambar 11.1 Grafik Perkembangan Proporsi Pendapatan dan Belanja dalam

 APBD ........................................................................................ 297

Gambar 11.2 Contoh Grafik Proporsi Belanja Cipta Karya terhadap APBD ... 300

Gambar 12.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota ........................... 313

Gambar 12.2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta

Karya ........................................................................................ 316

Page 15: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 15/366

 xii Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ..................... 16Tabel 3.1 Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26

Tahun 2008 tentang RTRWN ...................................................... 44

Tabel 3.2 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN .......... 49

Tabel 3.3 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan

PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN ............................... 52

Tabel 4.1 Penetapan Lokasi Kawasan Perhatian Investasi (KPI)

Berdasarkan Arahan Perpres Nomor 32 Tahun 2011 ................. 78Tabel 4.2 Penetapan Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Berdasarkan Arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2

Tahun 2011 ................................................................................. 81

Tabel 4.3 Matriks Isian Lokasi KSN, PKSN, PKN, PKI MP3EI, dan KEK

di Kabupaten/Kota ..... ................................................................ 81

Tabel 5.1 Daftar Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster A .... 84

Tabel 5.2 Daftar Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster B .... 89

Tabel 7.1 Arahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya ......... 100

Tabel 7.2 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK)berdasarkan RTRW .................................................................... 101

Tabel 7.3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten/Kota

terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya .............. 102

Tabel 7.4 Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas Berdasarkan

RTBL KSK ................................................................................... 108

Tabel 7.5 Matriks Identifikasi Rencana Pembangunan Bidang Cipta Karya

Kabupaten/Kota ...... .................................................................. 109

Tabel 8.1 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala

Kota/Kabupaten .......................................................................... 117

Tabel 8.2 Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan

Walikota/Bupati/peraturan lainnya terkait Pengembangan

Permukiman ................................................................................ 118

Tabel 8.3 Data Kawasan Kumuh di Kabupaten/Kota X Tahun Y ................ 118

Tabel 8.4 Data Kondisi RSH di Kabupaten/Kota X ..................................... 119

Tabel 8.5 Data Kondisi Rusunawa di Kabupaten/Kota X ............................ 119

Tabel 8.6 Data Program Perdesaan Di Kab./Kota X Tahun Y .................... 120

Tabel 8.7 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan

Permukiman Kabupaten/Kota X .................................................. 122

Page 16: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 16/366

 xiiiPedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Tabel 8.8 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di

Perkotaan Untuk 5 Tahun ............................................................ 123

Tabel 8.9 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman diPerdesaan yang Membutuhkan Penanganan Untuk 5 Tahun ..... 124

Tabel 8.10 Format Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur

Permukiman Kabupaten/Kota ...................................................... 129

Tabel 8.11 Contoh Usulan Pembiayaan Proyek ............................................ 130

Tabel 8.12 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman

Kabupaten/Kota ........................................................................... 131

Tabel 8.13 Isu Strategis sektor PBL di Kabupaten/Kota ................................ 139

Tabel 8.14 Peraturan Daerah/Peraturan Walikota/Peraturan Bupati

terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan ............................... 140Tabel 8.15 Penataan Lingkungan Permukiman............................................. 141

Tabel 8.16 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara ......... 141

Tabel 8.17 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan 142

Tabel 8.18 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan

dan Lingkungan ........................................................................... 144

Tabel 8.19 SPM Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan ..................... 148

Tabel 8.20 Kebutuhan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan ............ 149

Tabel 8.21 Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan

Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten/Kota ............... 156Tabel 8.22 Contoh Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM Kabupaten/Kota ..... 164

Tabel 8.23 Contoh Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM .......... 166

Tabel 8.24 Analisis Permasalahan melalui Perbandingan Alternatif

Pemecahan Masalah ................................................................... 167

Tabel 8.25 Contoh Analisis Kebutuhan ......................................................... 170

Tabel 8.26 Analisis Kebutuhan Program Pengembangan SPAM .................. 171

Tabel 8.27 Lingkup Penyusunan RISPAM .................................................... 175

Tabel 8.28 Skema Kebijakan Pendananaan Pengembangan SPAM ............ 176

Tabel 8.29 Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan

SPAM .......................................................................................... 181

Tabel 8.30 Kapasitas Pelayanan Eksisting Skala Kabupaten/Kota ............... 189

Tabel 8.31 Cakupan Pelayanan Sistem On Site ........................................... 189

Tabel 8.32 Pelayanan Air Limbah Komunitas Berbasis Masyarakat ............. 190

Tabel 8.33 Parameter Teknis Wilayah .......................................................... 191

Tabel 8.34 Contoh Permasalahan Pengelolaan Air Limbah yang Dihadapi .. 192

Tabel 8.35 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan

Permen PU No.14/PRT/M/2010 .................................................. 194

Tabel 8.36 Contoh Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah ...... 196

Tabel 8.37 Contoh Teknis Operasional Pelayanan Persampahan Saat Ini ... 207

Page 17: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 17/366

 xiv Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Tabel 8.38 Contoh Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan ........... 208

Tabel 8.39 Contoh Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi . 214

Tabel 8.40 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkanPermen PU No.14/PRT/M/2010 .................................................. 216

Tabel 8.41 Contoh Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah ...... 217

Tabel 8.42 Contoh Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase ................... 228

Tabel 8.43 Contoh Identifikasi Permasalahan Pengelolaan Drainase .......... 230

Tabel 8.44 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan

Permen PU No.14/PRT/M/2010 .................................................. 232

Tabel 8.45 Contoh Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah ...... 233

Tabel 8.46 Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan

PLP Kabupaten/Kota................................................................... 240Tabel 9.1 Desain Program Keterpaduan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Berdasarkan Entitas .................................................................... 247

Tabel 10.1 Kriteria Penampisan Usulan Program/Kegiatan

Bidang Cipta Karya ..................................................................... 254

Tabel 10.2 Contoh Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan

dan Masyarakat dalam Penyusunan KLHS Bidang Cipta Karya . 256

Tabel 10.3 Contoh Proses Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan

Bidang Cipta Karya ..................................................................... 257

Tabel 10.4 Contoh Tabel Identifikasi KRP .................................................... 258Tabel 10.5 Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup

di Suatu Wilayah ......................................................................... 259

Tabel 10.6 Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP ............................... 261

Tabel 10.7 Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian

Hasil KLHS .................................................................................. 263

Tabel 10.8 Perbedaan Instrumen KLHS dan AMDAL ................................... 265

Tabel 10.9 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL ............................. 269

Tabel 10.10 Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL

tapi Wajib UKL-UPL .................................................................... 271

Tabel 10.11 Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada

Program Cipta Karya ................................................................... 275

Tabel 10.12 Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin

Kota/Kabupaten .......................................................................... 280

Tabel 10.13 Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya bagi

Pengarusutamaan Gender di Kota/Kabupaten ........................... 282

Tabel 10.14 Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang membutuhkan

Konsultasi, Pemindahan Penduduk, dan Pemberian Kompensasi

serta Permukiman Kembali ......................................................... 285

Page 18: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 18/366

 xvPedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Tabel 10.15 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca

Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya ........................ 287

Tabel 11.1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir .... 295Tabel 11.2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir ............ 295

Tabel 11.3 Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir .... 296

Tabel 11.4 APBN Cipta Karya di Kabupaten/Kota dalam 5 Tahun Terakhir .. 298

Tabel 11.5 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kabupaten/Kota

dalam 5 Tahun Terakhir .............................................................. 299

Tabel 11.6 Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta

Karya dalam 5 Tahun Terakhir .................................................... 300

Tabel 11.7 Pengembangan DDUB dalam 5 Tahun Terakhir ......................... 301

Tabel 11.8 Perkembangan KPS Bidang CK dalam 5 Tahun Terakhir ........... 303Tabel 11.9 Proyeksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke depan ............... 305

Tabel 11.10 Proyeksi Potensial yang Dapat dibiayai dengan KPS dalam 5

Tahun ke depan........................................................................... 308

Tabel 12.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya ............................. 320

Tabel 12.2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya ........................................ 321

Tabel 12.3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya .......... 322

Tabel 12.4 Contoh Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia ..................... 324

Tabel 12.5 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan ......................................... 326

Tabel 12.6 Pelatihan Bidang Cipta Karya ...................................................... 328Tabel 12.7 Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas

Kelembagaan .............................................................................. 329

Tabel 13.1 Format Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur

Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang CK Kabupaten/Kota ......... 333

Tabel 13.2 Format Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur

Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang CK Kabupaten/Kota

di setiap Entitas ........................................................................... 335

Page 19: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 19/366

Page 20: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 20/366

 1Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk dapat mewujudkan bangsa yang mandiri, maju, adil, dan

makmur   seperti yang dicita-citakan pada Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, diperlukan

penyelenggaraan pembangunan nasional yang mantap, termasuk

penyelenggaraan pembangunan Bidang Cipta Karya/Permukiman.

Peran pembangunan Bidang Cipta Karya khususnya dalam peningkatan

sosial ekonomi masyarakat Indonesia antara lain dengan (i)

mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh, (ii) mewujudkanlingkungan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan kehidupan

yang baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tambah bagi

masyarakat, serta (iii) pembangunan dan penyediaan air minum dan

sanitasi  yang diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan

dasar masyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti

industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya

mendorong pertumbuhan ekonomi.

Penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan

amanat Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan

Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota,

merupakan tanggung jawab bersama, antara Pemerintah Pusat,

Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kabupaten/Kota, yang

diselenggarakan bersama dengan masyarakat dan dunia usaha.

Pemerintah Pusat berperan dalam pengaturan, pembinaan, dan

Page 21: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 21/366

 2 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

pengawasan, sedangkan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota

memiliki peran yang lebih besar dalam pelaksanaan pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya. Dengan dengan kerjasama berbagaistakeholders pembangunan Bidang Cipta Karya, diharapkan 3 (tiga)

strategic goals  Kementerian Pekerjaan Umum dapat tercapai, yaitu (i)

meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan desa, (ii) meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, serta (iii) meningkatkan kualitas lingkungan.

Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan

berkelanjutan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PekerjaanUmum, mengembangkan konsep perencanaan pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi berupa Rencana

Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya mewujudkan

keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta

Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui fasilitasi

Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala nasional,

provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun sektoral.Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif, diharapkan

keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud, dengan

mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan

keuangan daerah.

1.2 Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka

Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya  merupakan dokumen

perencanaan dan pemrograman  pembangunan infrastruktur Bidang

Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan

 jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat,

Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan

dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan

skala nasional, provinsi, dan kabupaten kota, untuk mewujudkan

Page 22: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 22/366

 3Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

keterpaduan pembangunan permukiman yang layak huni dan

berkelanjutan.

RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan

berbagai dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari

tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta

Karya disusun sebagai dokumen teknis operasional pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang

ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan

kebutuhan dan kapasitas Daerah.

Gambar 1.1 memaparkan kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

pada sistem perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta

Karya.

Page 23: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 23/366

 4 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Sumber: Direktorat Bina Program, 2014

Gambar 1.1 Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada Sistem

Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPI2-JM Bidang Cipta Karya,

selain mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan

nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta

Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum

(RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan

dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan

pembangunan permukiman yang berkelanjutan.

Page 24: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 24/366

 5Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

1.3 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2JM

Bidang PU

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka

Menengah (RPI2-JM) adalah rencana dan program pembangunan

infrastruktur tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun, yang

mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang

dilaksanakan dan dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh

masyarakat/dunia usaha. Khusus untuk Bidang Cipta Karya, rencana

dan program pembangunan infrastruktur yang terdapat pada RPI2-JM

dioperasionalkan melalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, untukselanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh pelaku

pembangunan Bidang Cipta Karya. Gambar 1.2 memaparkan

Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang

Pekerjaan Umum dan dokumen perencanaan pembangunan di daerah.

Page 25: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 25/366

 6 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Sumber: Direktorat Bina Program, 2014

Gambar 1.2 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan

RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan Dokumen Perencanaan

Pembangunan di Daerah

Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan

indikasi program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yangtercantum pada Perda RTRWK, Perda Perbup/Perwali RPJMD, RPI2-

JM Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung merupakan acuan dasar

integrasi rencana pembangunan permukiman.

Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan

kebijakan pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut,

untuk selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing

sektor, seperti Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM),

Page 26: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 26/366

 7Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan (RTBL).

Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah

yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh

sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap pertumbuhan

ekonomi, kesejahteraan sosial masyarakat, budaya, dan/atau

lingkungan, rencana pembangunan infrastruktur permukiman dapat

dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL

KSK berisikan rencana aksi program strategis dalam penanganankegiatan permukiman dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta

Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK

berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.

Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan

melalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang

melibatkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah

Kabupaten/Kota, dunia usaha, masyarakat, dan bantuan pembiayaanpembangunan lainnya. Seluruh rencana investasi, yang disusun dengan

mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, kelembagaan, serta

kapasitas keuangan daerah, kemudian disusun dalam matriks program

lima tahunan dan untuk selanjutnya dibagi dalam rencana tahunan.

1.4 Maksud dan Tujuan

Maksud disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah untuk

mewujudkan kemandirian kabupaten/kota dalam penyelenggaraan

infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di perkotaan maupun

perdesaan.

 Adapun tujuan dari disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah

sebagai dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan

penganggaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. RPI2-JM

memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun

Page 27: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 27/366

 8 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

yang mencakup multi sektor, multi sumber pendanaan, dan multi

stakeholders.

1.5 Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Prinsip dasar RPI2-JM Bidang Cipta Karya secara sederhana adalah:

a. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima)

tahun untuk rencana investasi yang disusun.

b. Multi Sektor , yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan

sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayananpersampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah,

pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan

kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman,

penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang

terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan

bangunan gedung.

c. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan

pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumberpendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi,

 APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa

Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social

Responsibility   (CSR). Masyarakat dapat berkontribusi dalam

pemberdayaan masyarakat, antara lain dalam bentuk barang dan

 jasa.

d. Multi Stakeholder , yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan

swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunanRPI2-JM Bidang Cipta Karya maupun pada saat pelaksanaan

program.

e. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan

daerah (kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat

(bottom-up).

Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah

dapat terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat

tercapai. RPI2-JM Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat dikaji

Page 28: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 28/366

 9Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

(review ) setiap tahunnya dalam rangka penyesuaian dengan arahan

pembangunan yang ada sesuai dengan kebutuhan daerah. 

1.6 Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Secara substansi muatan RPI2-JM Bidang Cipta Karya terdiri 8

(delapan) bab yaitu:

Bab 1  Pendahuluan

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang,maksud dan tujuan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, prinsip

penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, serta mekanisme

penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

Bab 2  Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pada bagian ini berisikan arahan konsep perencanaan Bidang

Cipta Karya, antara lain amanat pembangunan nasional

(RPJPN, RPJMN, MP3EI, MP3KI, KEK, dan Direktif Presiden),amanat peraturan perundangan terkait Pembangunan Bidang

Cipta Karya, serta amanat internasional.

Bab 3  Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya untuk

Kabupaten/Kota

Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26

Tahun 2008), RTRW Pulau, RTRW Provinsi, serta RTRW

Kawasan Strategis Nasional (KSN). Indikasi program BidangCipta Karya pada RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW

Provinsi, maupun RTRW KSN yang terkait dengan

kabupaten/kota setempat dipaparkan pada bagian ini.

Tidak hanya memaparkan arahan kebijakan spasial, bagian ini

 juga memaparkan kedudukan kota pada rencana

pengembangan kawasan khusus, antara lain dalam rangka

pengembangan MP3EI dan KEK (jika kabupaten/kota tersebut

termasuk dalam KPI MP3EI dan/atau kawasan

pengembangan KEK).

Page 29: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 29/366

 10 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Bab 4  Profil Kabupaten/Kota

Pada bab ini berisikan penjelasan profil umumKabupaten/Kota seperti batas administrasi wilayah, demografi,

geografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta

kondisi sosial dan ekonomi wilayah.

Bab 5  Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten/Kota

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan

strategi dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka MenengahDaerah (RPJMD),  Rencana Pembangunan dan

Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP), Rencana

Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk

Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan

Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), serta penjelasan

mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan

pada skala Kabupaten/Kota maupun kawasan.

Bab 6  Aspek Teknis Per Sektor  

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana

program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti

rencana pengembangan permukiman, rencana penataan

bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan

sistem penyediaan air minum, dan rencana penyehatan

lingkungan permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskanisu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan

daerah, analisis kebutuhan, serta usulan program dan

pembiayaan masing-masing sektor.

Bab 7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas 

Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspek

teknis per sektor pada Bab 6 menjadi usulan berdasarkan

entitas regional, kabupaten/kota, kawasan, dan lingkungan.

Khusus untuk entitas kawasan, pemilihan kawasan harus

Page 30: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 30/366

 11Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

pada Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) sesuai

dengan amanat RTRW Kabupaten/Kota.

Bab 8  Aspek Lingkungan dan Sosial  

Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum

dan kondisi eksisting lingkungan, analisis perlindungan

lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup

Strategis (KLHS), AMDAL, UKL  –  UPL, dan SPPLH, serta

perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan,

maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta

Karya.

Bab 9  Aspek Pembiayaan 

Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD

Kabupaten/Kota, profil investasi dan proyeksi investasi dalam

pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan

investasi bidang Cipta Karya.

Bab 10  Aspek  Kelembagaan Kabupaten/Kota Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan

Cipta Karya di daerah yang fokus kepada aspek

keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber

daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi

eksisting, analisis permasalahan dan rencana

pengembangannya.

Bab 11 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi InfrastrukturJangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya

Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPI2-JM

Kabupaten/Kota dan matriks keterpaduan program investasi

RPI2-JM Kabupaten/Kota.

Page 31: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 31/366

 12 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

1.7 Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM Bidang Cipta

Karya

Mekanisme penyusunan dan penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya

dipaparkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya, langkah penyusunan RPI2-JM Bidang

Cipta Karya, serta Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

1.7.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada

dasarnya melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan

pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen

Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah

provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota

merupakan penyusun dari dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

Di dalam mekanisme penyusunan RPI2-JM Cipta Karya terdapat unitpelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas

RPI2-JM/Randal, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta

Karya, yang terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program,

Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan

Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat

Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Untuk

kemudahan komunikasi dan koordinasi, pada struktur Satgas terdapat

 juga Koordinator Wilayah (Korwil) Sumatera, Jawa, Kalimantan,Sulawesi, dan Papua-Maluku.

Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2-JM yang berfungsi

memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota

dalam penyusunan RPI2-JM. Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK

Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas

PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan

Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.

Page 32: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 32/366

 13Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPI2-JM

Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPI2-JM. Satgas dibentuk

dengan SK Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda,Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait

pembangunan Cipta Karya, dan PDAM. Gambar 1.3 memaparkan

Keterkaitan Organisasi Penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota.

Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014

Gambar 1.3 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM

Bidang Cipta Karya

Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPI2-JM

Bidang Cipta Karya, diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang

Cipta Karya dapat berjalan dengan efisien dan efektif dalam rangka

mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.

Page 33: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 33/366

 14 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

1.7.2 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Dalam penyusunannya, RPI2-JM Bidang Cipta Karya harus mengacu

pada dokumen perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan

nasional, perencanaan sektoral, maupun perencanaan spasial. Gambar

1.4 memaparkan langkah-langkah penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta

Karya.

Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014

Gambar 1.4 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Page 34: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 34/366

 15Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Dari Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa seluruh anggota Satgas, baik di

tingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota memiliki peran penting

dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Prinsip bottom up planning   cukup kental pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

ini, agar rencana yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan infrastruktur

Bidang Cipta Karya di daerah, dengan tetap mengacu pada kebijakan

nasional.

1.7.3 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Kelayakan suatu dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya perlu dinilai

untuk meningkatkan kualitas substansi dokumen tersebut. Penilaian

kelayakan tersebut menggunakan metode skoring, dimana masing  – 

masing kriteria kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya. Indikator

Penilaian Dokumen RPI2-JM dinilai dari beberapa kriteria yaitu:

a. Kelengkapan Dokumen

Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen

RPI2-JM oleh Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuaidengan buku pedoman penyusunan RPI2-JM.

b. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan

Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan

strategi yang tertuang pada dokumen perencanaan pembangunan

nasional (RPJPN, RPJMN, peraturan perundangan Bidang Cipta

Karya), perencanaan spasial (RTRWN, RTR Pulau, RTRWP,

RTRW KSN, dan RTRW Kabupaten/Kota), dan perencanaan

pengembangan kawasan khusus (MP3EI dan KEK).c. Kelayakan Program

Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program

investasi sektor pengembangan permukiman, rencana program

investasi sektor PBL, rencana program investasi sektor PLP,

rencana program investasi sektor SPAM.

d. Kelayakan Lingkungan dan Sosial

Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam

pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.

e. Kelayakan Pendanaan

Page 35: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 35/366

 16 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program /

kegiatan RPI2-JM serta pemanfaatan multi sumber pendanaan.

f. Kelayakan KelembagaanPenilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan

kelembagaan untuk menyusun dan mengelola implementasi RPI2-

JM di daerah.

g. Matriks Program

Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas

program dan matriks program berdasarkan entitas yang tertuang

dalam RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

Tabel 1.1 memaparkan cara penilaian kelayakan RPI2-JM Bidang CiptaKarya secara kuantitatif.

Tabel 1.1 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

KRITERIA No INDIKATOR PENILAIANNILAIMAX

KELENGKAPAN DOKUMEN (9,5)

 A LEGALISASI 1 Persetujuan Bupati/Walikota 2,0

2 Persetujuan dari Kadis PU Provinsi 2,0

BOUTLINEDOKUMEN

1 Pendahuluan 0,5

2 Arahan Perencanaan PembangunanBidang Cipta Karya

0,5

3 Arahan Strategis Nasional Bidang CiptaKarya

0,5

4 Profil Kabupaten/Kota 0,5

5 Keterpaduan Strategi PengembanganKab./Kota 0,5

6 Aspek Teknis Per Sektor (AM, PLP,Bangkim, PBL)

0,5

7Keterpaduan Program BerdasarkanEntitas

0,5

8 Aspek Perlindungan Lingkungan danSosial

0,5

9 Aspek Pembiayaan 0,5

10 Aspek Kelembagaan 0,5

11 Matriks Rencana Program dan InvestasiJangka Menengah Bidang Cipta Karya

0,5

Page 36: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 36/366

 17Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

KRITERIA No INDIKATOR PENILAIANNILAIMAX

ARAHAN KEBIJAKAN (4)

C

 ARAHANPERENCANAANPEMBANGUNANBIDANG CIPTAKARYA

1 Amanat Pembangunan Nasional TerkaitBidang Cipta Karya

0,5

2 Amanat Peraturan PerundanganPembangunan Terkait Bidang CiptaKarya

0,5

3 Amanat Internasional Bidang Cipta Karya 0,5

D

 ARAHANSTRATEGIS

NASIONALBIDANG CIPTAKARYA UNTUKKABUPATEN/KOTA

1 Arahan RTRW Nasional 0,5

2 Arahan RTRW Pulau 0,5

3 Arahan RTRW Provinsi 0,5

4 Arahan RTR Kawasan Strategis Nasional 0,5

5 Arahan MP3EI/KEK 0,5

PROFIL KABUPATEN/KOTA (2)

E PROFILKABUPATEN/KOTA

1 Geografi dan Administratif Wilayah 0,3

2 Demografi 0,2

3 Topografi 0,3

4 Geohidrologi 0,3

5 Geologi 0,3

6 Klimatologi 0,3

7 Sosial dan Ekonomi 0,3

KELAYAKAN RENCANA (14,5)

F

KETERPADUANSTRATEGIPENGEMBANGANPERKOTAAN

1 Arahan RTRW Kabupaten/Kota 3,0

2Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJMD)

2,0

3 Perda Bangunan Gedung (BG) 2,0

5Rencana Tata Bangunan danLingkungan (RTBL)

1,0

6Rencana Induk Sistem Penyediaan AirMinum (RISPAM)

1,0

7 Strategi Sanitasi Kota (SSK) 1,0

8Rencana Pembangunan danPengembangan Kawasan Permukiman(RP2KP) Kabupaten/Kota

1,0

9Rencana Tata Bangunan danLingkungan di Kawasan StrategisKabupaten/Kota (RTBL KSK)

1,0

10Integrasi Strategi PembangunanKab/Kota dan Sektor

2,5

Page 37: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 37/366

 18 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

KRITERIA No INDIKATOR PENILAIANNILAIMAX

KELAYAKAN PROGRAM (46)

G

RENCANAPROGRAMINVESTASISEKTORPENGEMBANGANPERMUKIMAN

1Isu Strategis, Kondisi Eksisting,Permasalahan, dan Tantangan

1,0

2 Analisis Kebutuhan PengembanganPermukiman

2,0

3Kesiapan Daerah terhadap KriteriaKesiapan (Readiness Criteria) SektorPengembangan Permukiman

2,0

4Usulan Kebutuhan Program danKegiatan

2,0

H

RENCANAPROGRAMINVESTASISEKTOR PBL

1Isu Strategis, Kondisi Eksisting,Permasalahan, dan Tantangan

1,0

2 Analisis Kebutuhan Sektor PBL 2,0

3Kesiapan Daerah terhadap KriteriaKesiapan (Readiness Criteria) SektorPenataan Bangunan dan Lingkungan

2,0

4Usulan Kebutuhan Program danKegiatan

2,0

I

RENCANAPROGRAMINVESTASISEKTOR PPLP

1Isu Strategis, Kondisi Eksisting,Permasalahan, dan Tantangan (AirLimbah, Persampahan, Drainase)

3,0

2  Analisis Kebutuhan SektorPengembangan PLP (Air Limbah,Persampahan, Drainase)

6,0

3

Kesiapan Daerah terhadap KriteriaKesiapan (Readiness Criteria) SektorPengembangan PLP (Air Limbah,Persampahan, Drainase)

6,0

4Usulan Kebutuhan Program danKegiatan Sektor Pengembangan PLP(Air Limbah, Persampahan, Drainase)

6,0

J

RENCANAPROGRAMINVESTASISEKTOR AIRMINUM

1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting,Permasalahan, dan Tantangan 1,0

2 Analisis Kebutuhan Sektor Air Minum 2,0

3Kesiapan Daerah terhadap KriteriaKesiapan (Readiness Criteria) Sektor AirMinum

2,0

4Usulan Kebutuhan Program danKegiatan

2,0

K

KETERPADUAN

PROGRAM 1

Keterpaduan Program Berdasarkan

Entitas Regional, Kab/Kota, Kawasan,dan Lingkungan/Komunitas 4,0

Page 38: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 38/366

 19Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

KRITERIA No INDIKATOR PENILAIANNILAIMAX

KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL (6)

LPERLINDUNGANLINGKUNGAN DANSOSIAL

1 Analisis Perlindungan Lingkungan(KLHS, Amdal, UKL-UPL dan SPPLH)

3,0

2 Analisis Perlindungan Sosial 3,0

KELAYAKAN PEMBIAYAAN (6)

M

 ASPEK

PEMBIAYAAN

1Profil Perkembangan APBDKabupaten/Kota

1,0

2Profil Perkembangan Investasi BidangCipta Karya (APBN, APBD Prov, APBDKab./Kota, Swasta, Masyarakat)

1,0

3Proyeksi Investasi Pembangunan BidangCipta Karya

2,0

4Strategi peningkatan Investasi bidangCipta Karya

2,0

KELAYAKAN KELEMBAGAAN (6)

N ASPEKKELEMBAGAAN

1Kondisi Eksisting (organisasi, tata-laksana, dan SDM)

2,0

2 Analisis Permasalahan (organisasi, tata-laksana, dan SDM)

2,0

3 Rencana Pengembangan Kelembagaan 2,0

MATRIKS PROGRAM (6)

O

MATRIKSRENCANATERPADU DANPROGRAMINVESTASIINFRASTRUKTURJANGKAMENENGAH

(RPI2-JM) BIDANGCIPTA KARYABERDASARKANENTITAS

1

Telah memuat Rencana Terpadu danProgram InvestasiInfrastruktur Jangka Menengah(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya untukJangka Menengah (lima tahun)

3,0

2 Telah memuat informasi keterpaduanpembangunan berdasarkan entitaswilayah dan sumber pembiayaannya

3,0

Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014

Page 39: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 39/366

 20 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Page 40: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 40/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 21

BAB II

KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA

2.1 Konsep Perencanaan Bidang Cipta Karya

Dalam rangka mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni dan

berkelanjutan, konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang

Cipta Karya disusun dengan berlandaskan pada berbagai peraturan

perundangan dan amanat perencanaan pembangunan. Untuk

mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman, Pemerintah

Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota perlu memahami arahan kebijakan

tersebut, sebagai dasar perencanaan, pemrograman, dan pembiayaan

pembangunan Bidang Cipta Karya.

Gambar 2.1 memaparkan konsep perencanaan pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya, yang membagi amanat pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya dalam 4 (empat) bagian, yaitu amanat

penataan ruang/spasial, amanat pembangunan nasional dan direktif

presiden, amanat pembangunan Bidang Pekerjaan Umum, serta

amanat internasional.

Dalam pelaksanaannya, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya

dihadapkan pada beberapa isu strategis, antara lain bencana alam,

perubahan iklim, kemiskinan, reformasi birokrasi, kepadatan penduduk

perkotaan, pengarusutamaan gender, serta green economy . Disamping

isu umum, terdapat juga permasalahan dan potensi pada masing-

masing daerah, sehingga dukungan seluruh stakeholders pada

penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya sangat diperlukan.

Page 41: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 41/366

 22 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Sumber: Direktorat Bina Program, 2014

Gambar 2.1 Konsep Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang

Cipta Karya 

2.2 Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya

Infrastruktur permukiman memiliki fungsi strategis dalam pembangunannasional karena turut berperan serta dalam mendorong pertumbuhan

ekonomi, mengurangi angka kemiskinan, maupun menjaga kelestarian

lingkungan. Oleh sebab itu, Ditjen Cipta Karya berperan penting dalam

implementasi amanat kebijakan pembangunan nasional.

Page 42: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 42/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 23

2.2.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025

RPJPN 2005-2025 yang ditetapkan melalui UU No. 17 Tahun 2007,merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang

sebagai arah dan prioritas pembangunan secara menyeluruh yang akan

dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu 2005-2025. Dalam

dokumen tersebut, ditetapkan bahwa Visi Indonesia pada tahun 2025

adalah “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur ”.  Dalam

penjabarannya RPJPN mengamanatkan beberapa hal sebagai berikut

dalam pembangunan bidang Cipta Karya, yaitu:

a. Dalam mewujudkan Indonesia yang berdaya saing makapembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan

untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta

kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri,

perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya

mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemenuhan kebutuhan tersebut

dilakukan melalui pendekatan tanggap kebutuhan (demand

responsive approach) dan pendekatan terpadu dengan sektor

sumber daya alam dan lingkungan hidup, sumber daya air, sertakesehatan.

b. Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan

berkeadilan maka Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang

berupa air minum dan sanitasi diarahkan pada (1) peningkatan

kualitas pengelolaan aset (asset management ) dalam penyediaan air

minum dan sanitasi, (2) pemenuhan kebutuhan minimal air minum

dan sanitasi dasar bagi masyarakat, (3) penyelenggaraan pelayanan

air minum dan sanitasi yang kredibel dan profesional, dan (4)penyediaan sumber-sumber pembiayaan murah dalam pelayanan air

minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.

c. Salah satu sasaran dalam mewujudkan pembangunan yang lebih

merata dan berkeadilan adalah terpenuhinya kebutuhan hunian yang

dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya bagi

seluruh masyarakat untuk mewujudkan kota tanpa permukiman

kumuh. Peran pemerintah akan lebih difokuskan pada perumusan

kebijakan pembangunan sarana dan prasarana, sementara peran

Page 43: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 43/366

 24 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana akan makin

ditingkatkan terutama untuk proyek-proyek yang bersifat komersial.

d. Upaya perwujudan kota tanpa permukiman kumuh dilakukan padasetiap tahapan RPJMN, yaitu:

  RPJMN ke 2 (2010-2014): Daya saing perekonomian

ditingkatkan melalui percepatan pembangunan infrastruktur

dengan lebih meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan

dunia usaha dalam pengembangan perumahan dan

permukiman.

  RPJMN ke 3 (2015-2019): Pemenuhan kebutuhan hunian bagi

seluruh masyarakat terus meningkat karena didukung olehsistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan

berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Kondisi itu semakin

mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh.

  RPJMN ke 4 (2020-2024): terpenuhinya kebutuhan hunian yang

dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung sehingga

terwujud kota tanpa permukiman kumuh.

2.2.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-

2014

RPJMN 2010-2014 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 5

Tahun 2010  menyebutkan bahwa infrastruktur merupakan salah satu

prioritas pembangunan nasional untuk mendorong pertumbuhan

ekonomi dan sosial yang berkeadilan dengan mendorong partisipasi

masyarakat Dalam rangka pemenuhan hak dasar untuk tempat tinggal

dan lingkungan yang layak sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28H,

pemerintah memfasilitasi penyediaan perumahan bagi masyarakat

berpendapatan rendah serta memberikan dukungan penyediaan

prasarana dan sarana dasar permukiman, seperti air minum, air limbah,

persampahan dan drainase.

Dokumen RPJMN juga menetapkan sasaran pembangunan infrastruktur

permukiman pada periode 2010-2014, yaitu:

Page 44: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 44/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 25

a. Tersedianya akses air minum  bagi 70 % penduduk pada akhir

tahun 2014, dengan perincian akses air minum perpipaan 32

persen dan akses air minum non-perpipaan terlindungi 38 %.b. Terwujudnya kondisi Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)

hingga akhir tahun 2014, yang ditandai dengan tersedianya akses

terhadap sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-si te  ) bagi

10% total penduduk, baik melalui sistem pengelolaan air limbah

terpusat skala kota sebesar 5% maupun sistem pengelolaan air

limbah terpusat skala komunal sebesar 5 % serta penyediaan

akses dan peningkatan kualitas sistem pengelolaan air limbah

setempat (on-s i te  ) yang layak bagi 90 % total penduduk.c. Tersedianya akses terhadap pengelolaan sampah  bagi 80 %

rumah tangga di daerah perkotaan.

d. Menurunnya luas genangan  sebesar 22.500 Ha di 100 kawasan

strategis perkotaan.

Untuk mencapai sasaran tersebut maka kebijakan pembangunan

diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap

layanan air minum dan sanitasi yang memadai, melalui:a. menyediakan perangkat peraturan di tingkat Pusat dan/atau

Daerah,

b. memastikan ketersediaan air baku air minum,

c. meningkatkan prioritas pembangunan prasarana dan sarana

permukiman,

d. meningkatkan kinerja manajemen penyelenggaraan air minum,

penanganan air limbah, dan pengelolaan persampahan,

e. meningkatkan sistem perencanaan pembangunan air minum dansanitasi,

f. meningkatkan cakupan pelayanan prasarana permukiman,

g. Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),

h. Mengembangkan alternatif sumber pendanaan bagi pembangunan

infrastruktur,

i. meningkatkan keterlibatan masyarakat dan swasta,

 j. mengurangi volume air limpasan, melalui penyediaan bidang

resapan.

Page 45: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 45/366

 26 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

2.2.3 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia

Dalam rangka transformasi ekonomi menuju negara maju dengan

pertumbuhan ekonomi 7-9 persen per tahun, Pemerintah menyusun

MP3EI yang ditetapkan melalui Perpres No. 32 Tahun 2011. Dalam

dokumen tersebut pembangunan setiap koridor ekonomi dilakukan

sesuai tema pembangunan masing-masing dengan prioritas pada

kawasan perhatian investasi (KPI MP3EI). Ditjen Cipta Karya

diharapkan dapat mendukung penyediaan infrastruktur permukiman

pada KPI Prioritas untuk menunjang kegiatan ekonomi di kawasantersebut. Kawasan Perhatian Investasi atau KPI dalam MP3EI adalah

adalah satu atau lebih kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang

terikat atau terhubung dengan satu atau lebih faktor konektivitas dan

SDM IPTEK. Pendekatan KPI dilakukan untuk mempermudah

identifikasi, pemantauan, dan evaluasi atas kegiatan ekonomi atau

sentra produksi yang terikat dengan faktor konektivitas dan SDM IPTEK

yang sama.

2.2.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan

Kemiskinan Indonesia

Sesuai dengan agenda RPJMN 2010-2014, pertumbuhan ekonomi

perlu diimbangi dengan upaya pembangunan yang inklusif dan

Page 46: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 46/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 27

berkeadilan. Untuk itu, telah ditetapkan MP3KI dimana semua upaya

penanggulangan kemiskinan diarahkan untuk mempercepat laju

penurunan angka kemiskinan dan memperluas jangkauan penurunantingkat kemiskinan di semua daerah dan di semua kelompok

masyarakat. Dalam mencapai misi penanggulangan kemiskinan pada

tahun 2025, MP3KI bertumpu pada sinergi dari tiga strategi utama,

yaitu:

a. Mewujudkan sistem perlindungan sosial nasional yang menyeluruh,

terintegrasi,dan mampu melindungi masyarakat dari kerentanan dan

goncangan,

b. Meningkatkan pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan rentansehingga dapat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar dan

meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di masa mendatang,

c. Mengembangkan penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood)

masyarakat miskin dan rentan melalui berbagai kebijakan dan

dukungan di tingkat lokal dan regional dengan memperhatikan

aspek.

Kementerian Pekerjaan Umum, khususnya Ditjen Cipta Karya, berperanpenting dalam pelaksanaan MP3KI, terutama terkait dengan

pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (PNPM-

Perkotaan/P2KP, PPIP, Pamsimas, Sanimas dsb) serta Program Pro

Rakyat.

2.2.5 Kawasan Ekonomi Khusus

UU No. 39 Tahun 2009 menjelaskan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus

adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara

Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan

fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK

dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan

geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan

industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai

ekonomi tinggi dan daya saing internasional. Di samping zona ekonomi,

KEK juga dilengkapi zona fasilitas pendukung dan perumahan bagi

Page 47: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 47/366

 28 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

pekerja. Ditjen Cipta Karya dalam hal ini diharapkan dapat mendukung

infrastruktur permukiman pada kawasan tersebut sehingga menunjang

kegiatan ekonomi di KEK.

2.2.6 Direktif Presiden Program Pembangunan Berkeadilan

Dalam Inpres No. 3 Tahun 2010, Presiden RI mengarahkan seluruh

Kementerian, Gubernur, Walikota/Bupati, untuk menjalankan program

pembangunan berkeadilan yang meliputi Program pro rakyat, Keadilan

untuk semua, dan Program Pencapaian MDGs. Ditjen Cipta Karyamemiliki peranan penting dalam pelaksanaan Program Pro Rakyat

terutama program air bersih untuk rakyat dan program peningkatak\n

kehidupan masyarakat perkotaan. Sedangkan dalam pencapaian

MDGs, Ditjen Cipta Karya berperan dalam peningkatan akses

pelayanan air minum dan sanitasi yang layak serta pengurangan

permukiman kumuh. 

2.3 Peraturan Perundangan Bidang PU/Cipta Karya

Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya selalu

dilandasi peraturan perundangan yang terkait dengan bidang Cipta

Karya, antara lain UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman, UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan

Gedung, UU No. 7 tahun 2008 tentang Sumber Daya Air, dan UU No.

18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan.

2.3.1 UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman

UU Perumahan dan Kawasan Permukiman membagi tugas dan

kewenangan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah

Kabupaten/Kota. Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan

permukiman mempunyai tugas:

Page 48: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 48/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 29

a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat

kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman

dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional danprovinsi.

b. Menyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan

perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat

kabupaten/kota.

c. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi

terhadap pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam

penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian,

dan kawasan permukiman.d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap

pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi,

serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman

pada tingkat kabupaten/kota.

e. Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota.

f. Melaksanakan melaksanakan peraturan perundang-undangan

serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan

kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.g. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman.

h. Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman

berpedoman pada kebijakan nasional.

i. Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum

perumahan dan kawasan permukiman.

 j. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan

provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman padatingkat kabupaten/kota.

k. Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba.

 Adapun wewenang  Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menjalankan

tugasnya yaitu:

a. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan

permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

Page 49: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 49/366

 30 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan

bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat

kabupaten/kota.c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan

dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.

d. Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang-

undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan

perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat

kabupaten/kota.

e. Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan

perumahan dan permukiman bagi MBR.f. Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan

bagi MBR pada tingkat kabupaten/kota.

g. Memfasilitasi kerja sama pada tingkat kabupaten/kota antara

pemerintah kabupaten/kota dan badan hukum dalam

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.

h. Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai

perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat

kabupaten/kota.i. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh

dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota.

Di samping mengatur tugas dan wewenang, UU ini juga mengatur  

penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, pemeliharaan

dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap

perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah

pendanaan dan pembiayaan, hak kewajiban dan peran masyarakat.

UU ini mendefinisikan permukiman kumuh sebagai permukiman yang

tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan

bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan

prasarana yang tidak memenuhi syarat. Untuk itu perlu dilakukan upaya

pencegahan, terdiri dari pengawasan, pengendalian, dan

pemberdayaan masyarakat, serta upaya peningkatan kualitas

permukiman, yaitu pemugaran, peremajaan, dan permukiman kembali.

Page 50: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 50/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 31

2.3.2 UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

Undang-Undang Bangunan Gedung menjelaskan bahwapenyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan

yang meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi,

serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran. Setiap

bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan

persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung.

Persyaratan administratif meliputi persyaratan status hak atas tanah,

status kepemilikan bangunan gedung, dan izin mendirikan bangunan.

Sedangkan persyaratan teknis meliputi persyaratan tata bangunan danpersyaratan keandalan bangunan gedung.  Persyaratan tata bangunan

meliputi persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung,

arsitektur bangunan gedung, dan persyaratan pengendalian dampak

lingkungan, yang ditetapkan melalui Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan (RTBL).

Disamping itu, peraturan tersebut juga mengatur beberapa hal sebagai

berikut:a. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung

dengan lingkungannya harus mempertimbangkan terciptanya

ruang luar bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang,

serasi, dan selaras dengan lingkungannya. Di samping itu, sistem

penghawaan, pencahayaan, dan pengkondisian udara dilakukan

dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan energi

dalam bangunan gedung (amanat green building ).

b. Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagaicagar budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan

harus dilindungi dan dilestarikan. Pelaksanaan perbaikan,

pemugaran, perlindungan, serta pemeliharaan atas bangunan

gedung dan lingkungannya hanya dapat dilakukan sepanjang tidak

mengubah nilai dan/atau karakter cagar budaya yang

dikandungnya.

c. Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan

lanjut usia merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung.

Page 51: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 51/366

 32 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

2.3.3 UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

UU Sumber Daya Air pada dasarnya mengatur pengelolaan sumberdaya air, termasuk didalamnya pemanfaatan untuk air minum. Dalam

hal ini, negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi

kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannya

yang sehat, bersih, dan produktif.

Pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum rumah tangga

dilakukan dengan pengembangan sistem penyediaan air minum dimana

Badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah menjadipenyelenggaranya. Air minum rumah tangga tersebut merupakan air

dengan standar dapat langsung diminum tanpa harus dimasak terlebih

dahulu dan dinyatakan sehat menurut hasil pengujian mikrobiologi

Selain itu, diamanatkan pengembangan sistem penyediaan air minum

diselenggarakan secara terpadu dengan pengembangan prasarana dan

sarana sanitasi.

2.3.4 UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah

UU No. 18 Tahun 2008 menyebutkan bahwa pengelolaan sampah

bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas

lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.

Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah

tangga dilakukan dengan pengurangan sampah, dan penanganan

sampah. Upaya pengurangan sampah dilakukan dengan pembatasantimbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali

sampah. Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi:

a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah

sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah,

b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan

sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara

atau tempat pengolahan sampah terpadu,

c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber

dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari

Page 52: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 52/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 33

tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat

pemrosesan akhir,

d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik,komposisi, dan jumlah sampah,

e. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah

dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan

secara aman.

Undang-undang tersebut juga melarang pembuangan sampah secara

terbuka di tempat pemrosesan akhir. Oleh karena itu, Pemerintah

daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah yangmenggunakan sistem pembuangan terbuka dan mengembangkan TPA

dengan sistem controlled landfill  ataupun sanitary landfill .

2.3.5 UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun

Dalam memenuhi kebutuhan hunian yang layak, Ditjen Cipta Karya turut

serta dalam pembangunan Rusunawa yang dilakukan berdasarkan UUNo. 20 Tahun 2011. Dalam undang-undang tersebut Rumah susun

didefinisikan sebagai bangunan gedung bertingkat yang dibangun

dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang

distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun

vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat

dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian

yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah

bersama. Peraturan ini juga mengatur perihal pembinaan, perencanaan,pembangunan, penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan, pengelolaan,

peningkatan kualitas, pengendalian, kelembagaan, tugas dan

wewenang, hak dan kewajiban, pendanaan dan sistem pembiayaan,

dan peran masyarakat.

Page 53: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 53/366

 34 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

2.4 Amanat Internasional

Pemerintah Indonesia secara aktif terlibat dalam dialog internasionaldan perumusan kesepakatan bersama di bidang permukiman.

Beberapa amanat internasional yang perlu diperhatikan dalam

pengembangan kebijakan dan program bidang Cipta Karya meliputi

 Agenda Habitat, Konferensi Rio+20, Millenium Development Goals,

serta Agenda Pembangunan Pasca 2015.

2.4.1 Agenda Habitat

Pada tahun 1996, di Kota Istanbul Turki diselenggarakan Konferensi

Habitat II sebagai kelanjutan dari Konferensi Habitat I di Vancouver

tahun 1976. Konferensi tersebut menghasilkan Agenda Habitat, yaitu

dokumen kesepakatan prinsip dan sasaran pembangunan permukiman

yang menjadi panduan bagi negara-negara dunia dalam menciptakan

permukiman yang layak dan berkelanjutan.

Salah satu pesan inti yang menjadi komitmen negara-negara dunia,

termasuk Indonesia, adalah penyediaan tempat hunian yang layak bagi

seluruh masyarakat tanpa terkecuali, serta meningkatkan akses air

minum, sanitasi, dan pelayanan dasar terutama bagi masyarakat

berpenghasilan rendah dan kelompok rentan.

2.4.2 Konferensi Rio+20

Pada Juni 2012, di Kota Rio de Janeiro, Brazil, diselenggarakan KTT

Pembangunan Berkelanjutan atau lebih dikenal dengan KTT Rio+20.

Konferensi tersebut menyepakati dokumen The Future We Want yang

menjadi arahan bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di

tingkat global, regional, dan nasional. Dokumen memuat kesepahaman

pandangan terhadap masa depan yang diharapkan oleh dunia (common

vision) dan penguatan komitmen untuk menuju pembangunan

Page 54: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 54/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 35

berkelanjutan dengan memperkuat penerapan Rio Declaration 1992

dan Johannesburg Plan of Implementation 2002.

Dalam dokumen The Future We Want, terdapat 3 (tiga) isu utama bagi

pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, yaitu: (i) Ekonomi Hijau

dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan pengentasan

kemiskinan, (ii) pengembangan kerangka kelembagaan pembangunan

berkelanjutan tingkat global, serta (iii) kerangka aksi dan instrumen

pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Kerangka aksi tersebut

termasuk penyusunan Sustainable Development Goals (SDGs) post-

2015 yang mencakup 3 pilar pembangunan berkelanjutan secarainklusif, yang terinspirasi dari penerapan Millennium Development Goals

(MDGs). Bagi Indonesia, dokumen ini akan menjadi rujukan dalam

pelaksanaan rencana pembangunan nasional secara konkrit, termasuk

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2014-2019,

dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (2005-2025).

2.4.3 Millenium Development Goals 

Pada tahun 2000, Indonesia bersama 189 negara lain menyepakati

Deklarasi Millenium sebagai bagian dari komitmen untuk memenuhi

tujuan dan sasaran pembangunan millennium (Millenium Development

Goals). Konsisten dengan itu, Pemerintah Indonesia telah

mengarusutamakan MDGs dalam pembangunan sejak tahap

perencanaan sampai pelaksanaannya sebagaimana dinyatakan dalam

Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025, RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 serta Rencana

Kerja Tahunan berikut dokumen penganggarannya.

Sesuai tugas dan fungsinya, Ditjen Cipta Karya memiliki kepentingan

dalam pemenuhan target 7C yaitu menurunkan hingga setengahnya

proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap sumber air

minum layak dan fasilitas sanitasi dasar layak hingga tahun 2015. Di

bidang air minum, cakupan pelayan air minum saat ini (2013) adalah

61,83%, sedangkan target cakupan pelayanan adalah 68,87% yang

Page 55: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 55/366

 36 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

perlu dicapai pada tahun 2015. Di samping itu, akses sanitasi yang

layak saat ini baru mencapai 58,60%, masih kurang dibandingkan target

2015 yaitu 62,41%. Selain itu, Ditjen Cipta Karya juga turut berperanserta dalam pemenuhan target 7D yaitu mencapai peningkatan yang

signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh

(minimal 100 juta) pada tahun 2020. Pemerintah Indonesia

menargetkan luas permukiman kumuh 6%, padahal data terakhir (2009)

proporsi penduduk kumuh mencapai 12,57%.

Untuk memenuhi target MDGs di bidang permukiman, diperlukan

perhatian khusus dari seluruh pemangku kepentingan, baik di tingkatpusat maupun daerah. Oleh karena itu, pemerintah kabupaten/kota

perlu melakukan optimalisasi kegiatan penyediaan infrastruktur

permukiman dalam rangka percepatan pencapaian target MDGs.

2.4.4 Agenda Pembangunan Pasca 2015

Pada Juli 2012, Sekjen PBB membentuk sebuah Panel Tingkat Tinggiuntuk memberi masukan kerangka kerja agenda pembangunan global

pasca 2015. Panel ini diketuai bersama oleh Presiden Indonesia, Bapak

Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Ellen Johnson Sirleaf dari

Liberia, dan Perdana Menteri David Cameron dari Inggris, dan

beranggotakan 24 orang dari berbagai negara. Pada Mei 2013, panel

tersebut mempublikasikan laporannya kepada Sekretaris Jenderal PBB

berjudul “ A New Global Partnership: Eradicate Poverty and Transform

Economies Through Sustainable Development ”.  Isinya adalahrekomendasi arahan kebijakan pembangunan global pasca-2015 yang

dirumuskan berdasarkan tantangan pembangunan baru, sekaligus

pelajaran yang diambil dari implementasi MDGs.

Dalam dokumen tersebut, dijabarkan 12 sasaran indikatif pembangunan

global pasca 2015, sebagai berikut:

a. Mengakhiri kemiskinan

b. Memberdayakan perempuan dan anak serta mencapai kesetaraan

gender

Page 56: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 56/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 37

c. Menyediakan pendidikan yang berkualitas dan pembelajaran

seumur hidup

d. Menjamin kehidupan yang sehate. Memastikan ketahanan pangan dan gizi yang baik

f. Mencapai akses universal ke Air Minum dan Sanitasi

g. Menjamin energi yang berkelanjutan

h. Menciptakan lapangan kerja, mata pencaharian berkelanjutan, dan

pertumbuhan berkeadilan

i. Mengelola aset sumber daya alam secara berkelanjutan

 j. Memastikan tata kelola yang baik dan kelembagaan yang efektif

k. Memastikan masyarakat yang stabil dan damail. Menciptakan sebuah lingkungan pemungkin global dan mendorong

m. pembiayaan jangka panjang

Dari sasaran indikatif tersebut, Ditjen Cipta karya berkepentingan dalam

pencapaian sasaran 6 yaitu mencapai akses universal ke air minum dan

sanitasi. Adapun target yang diusulkan dalam pencapaian sasaran

tersebut adalah:

a. Menyediakan akses universal terhadap air minum yang aman dirumah, dan di sekolah, puskesmas, dan kamp pengungsi,

b. Mengakhiri buang air besar sembarangan dan memastikan akses

universal ke sanitasi di sekolah dan di tempat kerja, dan

meningkatkan akses sanitasi di rumah tangga sebanyak x%,

c. Menyesuaikan kuantitas air baku (freshwater withdrawals) dengan

pasokan air minum, serta meningkatkan efisiensi air untuk

pertanian sebanyak x%, industri sebanyak y% dan daerah-daerah

perkotaan sebanyak z%,d. Mendaur ulang atau mengolah semua limbah cair dari daerah

perkotaan dan dari industri sebelum dilepaskan.

Selain memperhatikan sasaran dan target indikatif, dokumen laporan

tersebut juga menekankan pentingnya kemitraan baik secara global

maupun lokal antar pemangku kepentingan pembangunan. Kemitraan

yang dimaksud memiliki prinsip inklusif, terbuka, dan akuntabel dimana

seluruh pihak duduk bersama-sama untuk bekerja bukan tentang

Page 57: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 57/366

 38 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

bantuan saja, melainkan juga mendiskusikan kerangka kebijakan untuk

mencapai pembangunan berkelanjutan.

Page 58: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 58/366

Page 59: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 59/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya40

3.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun

melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang

dijadikan sebagai pedoman untuk:

a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang

nasional,

b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah

nasional,c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan

ruang di wilayah nasional,

d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan

perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian

antarsektor,

e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,

f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan

g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk

ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah

sebagai berikut:

a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) 

Kriteria:

i. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi

sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau

pintu gerbang menuju kawasan internasional,

ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi

sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala

nasional atau yang melayani beberapa provinsi,

dan/atau

Page 60: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 60/366

  Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 41

iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi

sebagai simpul utama transportasi skala nasionalatau melayani beberapa provinsi.

b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) 

Kriteria:

i. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi

sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang

mendukung PKN,

ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensisebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang

melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten,

dan/atau

iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi

sebagai simpul transportasi yang melayani skala

provinsi atau beberapa kabupaten.

c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Kriteria:

i. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos

pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga,

ii. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu

gerbang internasional yang menghubungkan dengan

negara tetangga,

iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama

transportasi yang menghubungkan wilayah

sekitarnya, dan/atau

iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusat

pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong

perkembangan kawasan di sekitarnya.

Page 61: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 61/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya42

d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) 

Penetapan kawasan strategis nasional dilakukanberdasarkan kepentingan:

i. Pertahanan dan keamanan,

a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan

keamanan dan pertahanan negara berdasarkan

geostrategi nasional,

b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan

militer, daerah pembuangan amunisi dan

peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi,daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau

kawasan industri sistem pertahanan, atau

c) merupakan wilayah kedaulatan negara

termasuk pulau-pulau kecil terluar yang

berbatasan langsung dengan negara tetangga

dan/atau laut lepas.

ii. Pertumbuhan ekonomi,

a) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,b) memiliki sektor unggulan yang dapat

menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional,

c) memiliki potensi ekspor,

d) didukung jaringan prasarana dan fasilitas

penunjang kegiatan ekonomi,

e) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan

teknologi tinggi,

f) berfungsi untuk mempertahankan tingkat

produksi pangan nasional dalam rangka

mewujudkan ketahanan pangan nasional,

g) berfungsi untuk mempertahankan tingkat

produksi sumber energi dalam rangka

mewujudkan ketahanan energi nasional, atau

h) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan

kawasan tertinggal.

Page 62: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 62/366

  Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 43

iii. Sosial dan budaya

a) merupakan tempat pelestarian danpengembangan adat istiadat atau budaya

nasional,

b) merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial

dan budaya serta jati diri bangsa,

c) merupakan aset nasional atau internasional

yang harus dilindungi dan dilestarikan,

d) merupakan tempat perlindungan peninggalan

budaya nasional,e) memberikan perlindungan terhadap

keanekaragaman budaya, atau

f) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik

sosial skala nasional.

iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau

teknologi tinggi

a) diperuntukkan bagi kepentingan

pengembangan ilmub) pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi

sumber daya alam strategis nasional,

pengembangan antariksa, serta tenaga atom

dan nuklir

c) memiliki sumber daya alam strategis nasional

d) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan

pengembangan antariksa

e) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga

atom dan nuklir, atau

f) berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi

tinggi strategis.

v. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

a) merupakan tempat perlindungan

keanekaragaman hayati,

Page 63: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 63/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya44

b) merupakan aset nasional berupa kawasan

lindung yangc) ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora

dan/atau fauna yang hampir punah atau

diperkirakan akan punah yang harus dilindungi

dan/atau dilestarikan,

d) memberikan perlindungan keseimbangan tata

guna air yang setiap tahun berpeluang

menimbulkan kerugian negara,

e) memberikan perlindungan terhadapkeseimbangan iklim makro

f) menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas

lingkungan hidup

g) rawan bencana alam nasional

h) sangat menentukan dalam perubahan rona

alam dan mempunyai dampak luas terhadap

kelangsungan kehidupan.

Tabel 3.1 Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan

Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun

2008 tentang RTRWN

NO PROVINSI PKN PKW

(1) (2) (3) (4)

1 Nanggroe

 Aceh

Darussalam

Lhokseumawe Sabang, Banda

 Aceh, Takengon,

Meulaboh

2 Sumatera

Utara

Kawasan Perkotaan

Medan-Binjai-Deli

Serdang-Karo

(Mebidangro)

Tebingtinggi,

Sidikalang,

pematang Siantar,

Balige, Rantau

Prapat, Kisaran,

Gunung Balige,

Padang

Sidempuan, Sibolga

Page 64: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 64/366

  Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 45

NO PROVINSI PKN PKW

(1) (2) (3) (4)

3 Sumatera

Barat

Padang Pariaman,

Sawahlunto,

Muarasiberut,

Bukittinggi, Solok

4 Riau Pekanbaru, Dumai Bangkinang, Teluk

Kuantan, Bengkalis,

Bagan Siapiapi,

Tembilahan,Rengat, Pangkalan

Kerinci, Pasir

Pangarayan, Siak

Sri Indrapura

5 Kepulauan

Riau

Batam Tanjung Pinang,

Terempa, Daik

Lingga, Dabo  – 

Pulau Singkep,

Tanjung BalaiKarimun

6 Jambi Jambi Kuala Tungkal,

Sarolangun,

Muarabungo,

Muara Bulian

7 Sumatera

Selatan

Palembang Muara Enim,

Kayuagung,

Baturaja,

Prabumulih, Lubuk

Linggau, Sekayu,

Lahat

8 Bengkulu Bengkulu, Manna,

Muko-Muko, Curup

9 Bangka

Belitung

Pangkal Pinang,

Muntok, Tanjung

Pandan, Manggar

Page 65: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 65/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya46

NO PROVINSI PKN PKW

(1) (2) (3) (4)

10 Lampung Bandar Lampung Metro, Kalianda,

Liwa, Menggala,

Kotabumi, Kota

 Agung

11 DKI Jakarta  – 

Jawa Barat -

Banten

Kawasan Perkotaan

Jabodetabek

12 Banten Serang, Cilegon Pandeglang,Rangkas Bitung

13 Jawa Barat Kawasan Perkotaan

Bandung Raya,

Cirebon

Sukabumi,

Cikampek  – Cikopo,

Pelabuhanratu,

Indramayu,

Kadipaten,

Tasikmalaya,

Pangandaran

14 Jawa Tengah Surakarta, Kawasan

Perkotaan Semarang-

Kendal-Demak-

Ungaran-Purwodadi

(Kedungsepur),

Cilacap

Boyolali, Klaten,

Salatiga, Tegal,

Pekalongan, Kudus,

Cepu, Magelang,

Wonosobo,

Kebumen,

Purwokerto

15 Daerah

Istimewa

Yogyakarta

Yogyakarta Bantul, Sleman

16 Jawa Timur Kawasan Perkotaan

(Gerbangkertosusila),

Malang

Probolinggo,

Tuban, Kediri,

Madiun,

Banyuwangi,

Jember, Blitar,

Pamekasan,

Page 66: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 66/366

  Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 47

NO PROVINSI PKN PKW

(1) (2) (3) (4)

Bojonegoro,

Pacitan

17 Bali Kawasan Perkotaan

Denpasar-Bangli-

Gianyar-Tabanan

(Sarbagita)

Singaraja,

Semarapura,

Negara

18 Nusa Tenggara

Barat

Mataram Praya, Raya,

Sumbawa Besar

19 Nusa Tenggara

Timur

Kupang Soe, Kefamenanu,

Ende, Maumere,

Waingapu, Ruteng,

Labuan Bajo

20 Kalimantan

Barat

Pontianak Mempawah,

Singkawang,

Sambas, Ketapang,

Putussibau,Entikong, Sanggau,

Sintang

21 Kalimantan

Tengah

Palangkaraya Kuala Kapuas,

Pangkalan Bun,

Buntok,

Muarateweh,

Sampit

22 Kalimantan

Selatan

Banjarmasin Amuntai,

Martapura,Marabahan,

Kotabaru

23 Kalimantan

Timur

Kawasan Perkotaan

Balikpapan-

Tenggarong-

Samarinda-Bontang,

Tarakan

Tanjung Redeb,

Sangata, Nunukan,

Tanjung Selor,

Malinau, Tanlumbis,

Tanah Grogot,

Sendawar

Page 67: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 67/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya48

NO PROVINSI PKN PKW

(1) (2) (3) (4)

24 Gorontalo Gorontalo Isimu, Kuandang,

Tilamuta

25 Sulawesi Utara Kawasan Perkotaan

Manado-Bitung

Tomohon,

Tondano,

Kotamobagu

26 Sulawesi

Tengah

Palu Poso, Luwuk, Buol,

Kolonedale, Tolitoli,

Donggala27 Sulawesi

Selatan

Kawasan Perkotaan

Makassar-

Sungguminasa-

Takalar-Maros

(Maminasata)

Pangkajene,

Jeneponto, Palopo,

Watampone,

Bulukumba, Barru,

Parepare

28 Sulawesi Barat Mamuju, Majene,

Pasangkayu

29 Sulawesi

Tenggara

Kendari Unaaha, Lasolo,

Bau-Bau, Raha,

kolaka

30 Maluku Ambon Masohi, Werinama,

Kairatu, Tual,

Namlea, Wahai,

Bula,

31 Maluku Utara Ternate Tidore, Tobelo,

Labuha, Sanana

32 Papua Barat Sorong Fak-Fak,

Manokwari,

 Ayamaru

33 Papua Jayapura, Timika Biak, Nabire,

Muting, Bade,

Merauke, Sarmi,

 Arso, Wamena

Page 68: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 68/366

  Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 49

Tabel 3.2 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional

(PKSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN

NO

PUSAT

KEGIATAN

STRATEGIS

NASIONAL

STATUS PROVINSI

(1) (2) (3) (4)

1 Kota Sabang I / A / 2 : Pengembangan

Baru (Tahap I)

Nanggroe

 Aceh

Darussalam

2 Kota Dumai I / A/ 1 : Pengembangan

/ Peningkatan Fungsi

(Tahap I)

Riau

3 Kota Batam I / A/ 1 : Pengembangan

/ Peningkatan Fungsi

(Tahap I)

Kep. Riau

4 Ranai (Ibukota

Kab. Natuna)

I / A / 2 : Pengembangan

Baru (Tahap I)

Kep. Riau

5 Atambua (IbukotaKab. Belu)

I / A/ 1 : Pengembangan/ Peningkatan Fungsi

(Tahap I)

NusaTenggara

Timur

6 Kalabahi (Ibukota

Kab. Alor)

II / A/ 2 : Pengembangan

Baru (Tahap II)

Nusa

Tenggara

Timur

7 Kefamenanu

(Ibukota Kab.

Timor Tengah

Utara)

I / A / 2 : Pengembangan

Baru (Tahap I)

Nusa

Tenggara

Timur

8 Paloh - Aruk (Kab.

Sambas)

I / A / 2 : Pengembangan

Baru (Tahap I)

Kalimantan

Barat

9 Jagoi Babang

(Kab.

Bengkayang)

I / A / 2 : Pengembangan

Baru (Tahap I)

Kalimantan

Barat

10 Nangabadau (Kab.

Kapuas Hulu)

I / A / 2 : Pengembangan

Baru (Tahap I)

Kalimantan

Barat

Page 69: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 69/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya50

NO

PUSAT

KEGIATANSTRATEGIS

NASIONAL

STATUS PROVINSI

(1) (2) (3) (4)

11 Entikong ( Kab.

Sanggau)

I / A/ 1 : Pengembangan

/ Peningkatan Fungsi

(Tahap I)

Kalimantan

Barat

12 Jasa (Kab.

Sintang)

II / A/ 2 : Pengembangan

Baru (Tahap II)

Kalimantan

Barat

13 Nunukan (Ibukota

Kab. Nunukan)

I / A/ 1 : Pengembangan

/ Peningkatan Fungsi

Kalimantan

Timur

14 Simanggaris (Kab.

Nunukan)

I / A / 2 : Pengembangan

Baru (Tahap I)

Kalimantan

Timur

15 Long Midang (Kab.

Nunukan)

I / A / 2 : Pengembangan

Baru (Tahap I)

Kalimantan

Timur

16 Long Pahangai

(kab. Kutai Barat)

II / A/ 2 : Pengembangan

Baru (Tahap II)

Kalimantan

Timur

17 Long Nawan (Kab.

Malinau)

II / A/ 2 : Pengembangan

Baru (Tahap II)

Kalimantan

Timur

18 Melonguane

(ibukota Kab.

Talaud)

I / A / 2 : Pengembangan

Baru (Tahap I)

Sulawesi

Utara

19 Tahuna (ibukota

Kab. Kep.

Sangihe)

I / A / 2 : Pengembangan

Baru (Tahap I)

Sulawesi

Utara

20 Saumlaki (Kab.

Maluku Tenggara

Barat)

I / A / 2 : Pengembangan

Baru (Tahap I)

Maluku

21 Ilwaki (Kab.

Maluku Barat

Daya)

II / A/ 2 : Pengembangan

Baru (Tahap II)

Maluku

Page 70: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 70/366

  Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 51

NO

PUSAT

KEGIATANSTRATEGIS

NASIONAL

STATUS PROVINSI

(1) (2) (3) (4)

22 Dobo (Kab. Kep.

 Aru)

II / A/ 2 : Pengembangan

Baru (Tahap II)

Maluku

21 Daruba (Kab.

Pulau Morotai)

I / A / 2 : Pengembangan

Baru (Tahap I)

Maluku Utara

22 Kota Jayapura I / A/ 1 : Pengembangan/ Peningkatan Fungsi

(Tahap I)

Papua

23 Kota Tanah Merah

(Ibukota Kab.

Tanah Merah)

I / A/ 1 : Pengembangan

/ Peningkatan Fungsi

(Tahap I)

Papua

24 Kota Merauke

(Ibukota Kab.

Merauke)

I / A/ 1 : Pengembangan

/ Peningkatan Fungsi

(Tahap I)

Papua

Page 71: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 71/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya52

Tabel 3.3 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN

NO

KAWASAN

STRATEGIS

NASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA /

KABUPATEN *)PROVINSI

STATUS

HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Kawasan Industri

Lhokseumawe

Ekonomi Kota

Lhokseumawe

Nanggroe

 Aceh

Darussalam

2 Kawasan

Perdagangan

Bebas dan

Pelabuhan Bebas

Sabang

Ekonomi Kota Sabang Nanggroe

 Aceh

Darussalam

3 Kawasan

Pengembangan

Ekonomi Terpadu

Banda Aceh

Darussalam

Ekonomi Kota Banda

 Aceh

Nanggroe

 Aceh

Darussalam

4 Kawasan

Ekosistem Leuser

Lingkungan

Hidup

13 Kabupaten

(Aceh Barat,

Nagan Raya,

 Aceh Barat

Daya, Aceh

Selatan, Aceh

Singkil,

Subulussalam,

 Aceh

Tenggara,

Gayo Lues,

 Aceh Tengah,

Bener Meriah,

 Aceh Utara,

 Aceh Timur,

dan Aceh

Tamiang)

Nanggroe

 Aceh

Darussalam

5 Kawasan

Perbatasan Laut

RI termasuk 2

Pertahanan

dan

Keamanan

Kota Sabang Nanggroe

 Aceh

Darussalam

Page 72: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 72/366

  Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 53

NO

KAWASAN

STRATEGISNASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA /

KABUPATEN *) PROVINSISTATUS

HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

pulau kecil terluar

(Pulau Rondo dan

Berhala) dengan

negara India /

Thailand /

Malaysia

dan

Sumatera

Utara

6 KawasanPerkotaan Medan

 – Binjai  – Deli

Serdang  – Karo

(Mebidangro)

Ekonomi Kota Medan,Binjai, Deli

Serdang, Karo

SumateraUtara

PerpresNo. 62 Tahun

2011 tentang

Rencana

Tata Ruang

Kawasan

Perkotaan

Medan,

Binjai, Deli

Serdang, dan

Karo7 Kawasan Danau

Toba dan

Sekitarnya

Lingkungan

Hidup

Kab. Samosir,

Kab. Tapanuli

Utara, Kab.

Humbang

Hasundutan,

Kab. Dairi,

Kab. Karo,

Kab.

Simalungun,

Kab. Toba,

Kab. Pakpak

Barat

Sumatera

Utara

8 Kawasan Stasiun

Pengamat

Dirgantara

Kototabang

Penggunaan

Sumberdaya

 Alam dan

Teknologi

Tinggi

Kab. Agam Sumatera

Barat

Page 73: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 73/366

Page 74: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 74/366

  Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 55

NO

KAWASAN

STRATEGISNASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA /

KABUPATEN *) PROVINSISTATUS

HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

12 Kawasan Batam,

Bintan, dan

Karimun

Ekonomi Kab. Bintan,

Kab. Natuna,

Kab. Karimun,

Kota Batam

Kepulauan

Riau

Perpres

No. 87 Tahun

2011 tentang

Rencana

Tata Ruang

Kawasan

Batam,Bintan, dan

Karimun

13 Kawasan

Lingkungan Hidup

Taman Nasional

Kerinci Seblat

Lingkungan

Hidup

Kab. Kerinci,

Kota Padang,

Kab. Lubuk

Linggau, Kab.

Rejang

Lebong

Jambi,

Sumatera

Barat,

Bengkulu,

dan

Sumatera

Selatan

14 Kawasan TamanNasional Berbak

LingkunganHidup

Kab. MuaroJambi

Jambi

15 Kawasan Taman

Nasional Bukit

Tigapuluh

Lingkungan

Hidup

Kab. Indragiri

Hulu, Kab.

Indragiri Hilir,

Kab. Tanjung

Jabung Barat,

Kab. Tebo

Jambi dan

Riau

16 Kawasan Taman

Nasional Bukit

Duabelas

Lingkungan

Hidup

Kab.

Soralangu,

Kab.

Muaratebo,

Kab.

Batanghari

Jambi

17 Kawasan Selat

Sunda

Ekonomi Kota Serang,

Kota Bandar

Lampung

Lampung

dan Banten

Perpres

No. 86 Tahun

2011 tentang

Pengembang

an Kawasan

Strategis dan

Page 75: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 75/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya56

NO

KAWASAN

STRATEGISNASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA /

KABUPATEN *) PROVINSISTATUS

HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Infrastruktur

Selat Sunda

18 Kawasan Instalasi

Lingkungan dan

Cuaca

Penggunaan

Sumberdaya

 Alam dan

Teknologi

Tinggi

Kota Jakarta

Pusat

DKI Jakarta

19 Kawasan Fasilitas

Pengolahan Data

dan Satelit

Penggunaan

Sumberdaya

 Alam dan

Teknologi

Tinggi

DKI Jakarta

20 Kawasan

Perkotaan

Jabodetabek-

Punjur termasuk

Kepulauan Seribu

Ekonomi Kota Jakarta

(Utara,

Selatan, Barat,

Timur, Pusat),

Kota Bogor,Kab. Bogor,

Kota Depok,

Kota

Tangerang,

Kab.

Tangerang,

Kota

Tangerang

Selatan, Kota

Bekasi, Kab.

Bekasi, Kab.

Cianjur

DKI Jakarta,

Banten, dan

Jawa Barat

Perpres

No. 54 Tahun

2008 tentang

Penataan

RuangKawasan

Jakarta,

Bogor,

Depok,

Tangerang,

Bekasi,

Puncak,

Cianjur

21 Kawasan

Perkotaan

Cekungan

Bandung

Ekonomi Kota Bandung,

Kab. Bandung

Jawa Barat

Page 76: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 76/366

  Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 57

NO

KAWASAN

STRATEGISNASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA /

KABUPATEN *) PROVINSISTATUS

HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

22 Kawasan Fasilitas

Uji Terbang Roket

Pamengpeuk

Penggunaan

Sumberdaya

 Alam dan

Teknologi

Tinggi

Kab. Garut Jawa Barat

23 Kawasan Stasiun

PengamatDirgantara

Pamengpeuk

Penggunaan

Sumberdaya Alam dan

Teknologi

Tinggi

Kab. Garut Jawa Barat

24 Kawasan Stasiun

Pengamat

Dirgantara

Tanjung Sari

Penggunaan

Sumberdaya

 Alam dan

Teknologi

Tinggi

Kab.

Sumedang

Jawa Barat

25 Kawasan Stasiun

Telecomand

Penggunaan

Sumberdaya Alam dan

Teknologi

Tinggi

Jawa Barat

26 Kawasan Stasiun

Bumi Penerima

Satelit Mikro

Penggunaan

Sumberdaya

 Alam dan

Teknologi

Tinggi

Kabupaten

Pangandaran

Jawa Barat

27 Kawasan

Pangandaran –

 

Kalipuncang  – 

Segara Anakan  – 

Nusakambangan

(Pacangsanak)

Lingkungan

Hidup

Kab.

Pangancaran,

Kab. Ciamis,

Kab. Cilacap

Jawa Barat

dan Jawa

Tengah

28 Kawasan

Perkotaan Kendal

 – Demak  – 

Ungaran  – 

Salatiga  – 

Ekonomi Kab. Kendal,

Kab. Demak,

Kab.

Semarang,

Kota Salatiga,

Jawa

Tengah

Page 77: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 77/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya58

NO

KAWASAN

STRATEGISNASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA /

KABUPATEN *) PROVINSISTATUS

HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Semarang -

Purwodadi

(Kedung Sepur)

Kota

Semarang,

Kab.

Grobogan

29 Kawasan

Borobudur dan

Sekitarnya

Lingkungan

Hidup

Kab.

Magelang

Jawa

Tengah

30 Kawasan Candi

Prambanan

Lingkungan

Hidup

Kab. Klaten,

Kab. Sleman

Jawa

Tengah

31 Kawasan Taman

Nasional Gunung

Merapi

Lingkungan

Hidup

Kab. Sleman,

Kota

Yogyakarta,

Kab. Klaten,

Kab. Boyolali,

Kab.Magelang

Jawa

Tengah dan

Daerah

Istimewa

Yogyakarta

32 Kawasan

Perkotaan Gresik

 – Bangkalan  – 

Mojokerto  – 

Surabaya  – 

Sidoarjo

 – Lamongan

(Gerbangkertosusi

la)

Ekonomi Kab. Gresik,

Kab.

Bangkalan,

Kota

Mojokerto,

Kota

Surabaya,

Kab. Sidoarjo,

Kab.

Lamongan

Jawa Timur

33 Kawasan Stasiun

Pengamat

Dirgantara

Watukosek

Penggunaan

Sumberdaya

 Alam dan

Teknologi

Tinggi

Kab. Pasuruan Jawa Timur

34 Kawasan Taman

Nasional Ujung

Kulon

Lingkungan

Hidup

Kab.

Pandeglang

Banten

Page 78: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 78/366

  Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 59

NO

KAWASAN

STRATEGISNASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA /

KABUPATEN *) PROVINSISTATUS

HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

35 Kawasan

Perkotaan

Denpasar  – 

Badung  – Gianyar

- Tabanan

(Sarbagita)

Ekonomi Kota

Denpasar,

Kab. Badung,

Kab. Gianyar,

Kab. Tabanan

Bali Perpres

No. 45 Tahun

2011 tentang

Rencana

Tata Ruang

Kawasan

PerkotaanDenpasar,

Badung,

Gianyar, dan

Tabanan

36 Kawasan

Pengembangan

Ekonomi Terpadu

Bima

Ekonomi Kab. Bima,

Kab. Dompu

Nusa

Tenggara

Barat

37 Kawasan Taman

Nasional Komodo

Lingkungan

Hidup

Kab.

ManggaraiBarat

Nusa

TenggaraBarat

38 Kawasan Gunung

Rinjani

Lingkungan

Hidup

Kab. Lombok

Utara, Kab.

Lombok

Tengah, Kab.

Lombok Timur

Nusa

Tenggara

Barat

39 Kawasan

Pengembangan

Ekonomi Terpadu

Mbay

Ekonomi Kab. Ngada Nusa

Tenggara

Timur

40 Kawasan

Perbatasan Darat

RI dengan negara

Timor Leste

Pertahanan

dan

Keamanan

Kab. Kupang,

Kab. Timor

Tengah Utara,

Kab. Belu

Nusa

Tenggara

Timur

Page 79: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 79/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya60

NO

KAWASAN

STRATEGISNASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA /

KABUPATEN *) PROVINSISTATUS

HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

41 Kawasan

Perbatasan Laut

RI termasuk 5

pulau kecil terluar

(Pulau Alor,

Batek, Dana,

Ndana, danMangudu) dengan

negara Timor

Leste/Australia

Pertahanan

dan

Keamanan

Kab. Kupang,

Kab. Timor

Tengah Utara,

Kab. Belu

Nusa

Tenggara

Timur

42 Kawasan

Pengembangan

Ekonomi Terpadu

Khatulistiwa

Ekonomi Kab. Sanggau Kalimantan

Barat

43 Kawasan Stasiun

Pengamat

DirgantaraPontianak

Penggunaan

Sumberdaya

 Alam danTeknologi

Tinggi

Kota

Pontianak

Kalimantan

Barat

44 Kawasan Taman

Nasional Betung

Kerihun

Lingkungan

Hidup

Kab. Kapuas

Hulu

Kalimantan

Barat

45 Kawasan

Perbatasan Darat

RI dan Jantung

Kalimantan (Heart

of Borneo)

Pertahanan

dan

Keamanan

Kab. Sambas,

Kab. Kapuas

Hulu, Kab.

Sanggau,

Kalimantan

Barat,

Kalimantan

Timur

46 Kawasan

Pengembangan

Ekonomi Terpadu

Daerah Aliran

Sungai Kahayan

Kapuas dan Barito

Ekonomi Kota

Palangkaraya,

Kab. Pulang

Pisau, Kab.

Kapuas, Kab.

Barito Selatan

Kalimantan

Tengah

47 Kawasan Taman

Nasional Tanjung

Putting

Lingkungan

Hidup

Kab.

Kotawaringin

Barat,

Kalimantan

Tengah

Page 80: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 80/366

  Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 61

NO

KAWASAN

STRATEGISNASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA /

KABUPATEN *) PROVINSISTATUS

HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Kabupaten

Seruyan

48 Kawasan

Pengembangan

Ekonomi Terpadu

Batulicin

Ekonomi Kab.

Kotabaru,

Kab. Tanah

Bumbu

Kalimantan

Selatan

49 Kawasan

Pengembangan

Ekonomi Terpadu

Samarinda,

Sanga-Sanga,

Muara Jawa, dan

Balikpapan

Ekonomi Kota

Samarinda,

Kab. Kutai

Kalimantan

Timur

50 Kawasan

Perbatasan Laut

RI termasuk 18

pulau kecil terluar

(Pulau Sebatik,

Gosong Makasar,

Maratua, Sambit,

Lingian, Salando,

Dolangan,

Bangkit,Mantewaru,

Makalehi,

Kawalusu, Kawio,

Marore, Batu

Bawaikang,

Miangas,

Marampit, Intata,

dan Kakarutan)

dengan negara

Pertahanan

dan

Keamanan

Kab. Nunukan,

Kab. Berau,

Kab. Tolitoli,

Kab. Boolang

Mongondow

Utara, Kab.

Kep. Sitaro,

Kab. Kep.

Sangihe, Kab.

SangiheTalaud, Kab.

Kep. Talaud

Kalimantan

Timur,

Sulawesi

Tengah dan

Sulawesi

Utara)

Page 81: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 81/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya62

NO

KAWASAN

STRATEGISNASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA /

KABUPATEN *) PROVINSISTATUS

HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Malaysia dan

Philipina

51 Kawasan

Pengembangan

Ekonomi Terpadu

Manado – Bitung

Ekonomi Kota Manado,

Kota Bitung

Sulawesi

Utara

52 Kawasan

Konservasi dan

Wisata Daerah

 Aliran Sungai

Tondano

Lingkungan

Hidup

Kab.

Minahasa,Kab

. Minahasa

Utara, Kota

Tomohon,

Kota Manado

Sulawesi

Utara

53 Kawasan

Pengembangan

Ekonomi TerpaduBatui

Ekonomi Kab. Banggai Sulawesi

Tengah

54 Kawasan Poso

dan Sekitarnya

Sosial Budaya Kab. Poso Sulawesi

Tengah

55 Kawasan Kritis

Lingkungan

Balingara

Lingkungan

Hidup

Kab. Tojo

Una-Una

Sulawesi

Tengah

56 Kawasan Kritis

Lingkungan Buol -

Lambunu

Lingkungan

Hidup

Kabupaten

Buol,

Kabupaten

Donggala ,Kabupaten

Parigi

Moutong ,

Kabupaten

Toli-Toli

Sulawesi

Tengah

57 Kawasan

Perkotaan

Makassar  – Maros

 – Sungguminasa  – 

Ekonomi Kota

Makassar,

Kab. Maros,

Kab. Gowa,

Sulawesi

Selatan

Perpres

No. 55 Tahun

2011 tentang

Rencana

Page 82: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 82/366

  Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 63

NO

KAWASAN

STRATEGISNASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA /

KABUPATEN *) PROVINSISTATUS

HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Takalar

(Mamminasata)

Kab. Takalar Tata Ruang

Kawasan

Perkotaan

Makassar,

Maros,

Sungguminas

a, Takalar58 Kawasan

Pengembangan

Ekonomi Terpadu

Parepare

Ekonomi Kota Pare-

Pare, Kab.

Barru

Sulawesi

Selatan

59 Kawasan Toraja

dan Sekitarnya

Sosial Budaya Kab. Tana

Toraja, Kab.

Toraja Utara

Sulawesi

Selatan

60 Kawasan Stasiun

Bumi Sumber

 Alam Parepare

Penggunaan

Sumberdaya

 Alam danTeknologi

Tinggi

Kota Pare-

Pare

Sulawesi

Selatan

61 Kawasan Soroako

dan Sekitarnya

Sosial Budaya Kab. Luwu Sulawesi

Selatan

62 Kawasan

Pengembangan

Ekonomi Terpadu

Buton, Kolaka,

dan Kendari

Ekonomi Kab. Buton,

Kab. Kolaka,

Kota Kendari

Sulawesi

Tenggara

63 Kawasan Taman

Nasional Rawa

 Aopa - Watumohai

dan Rawa Tinondo

Lingkungan

Hidup

Kota Kendari,

Kab. Kolaka,

Kab. Buton,

Sulawesi

Tenggara

64 Kawasan

Pengembangan

Ekonomi Terpadu

Seram

Ekonomi Pulau Seram

Kab. Maluku

Tengah

Maluku

65 Kawasan Laut Sosial Budaya Kab. Maluku Maluku

Page 83: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 83/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya64

NO

KAWASAN

STRATEGISNASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA /

KABUPATEN *) PROVINSISTATUS

HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Banda Tengah

66 Kawasan

Perbatasan Laut

RI termasuk 20

pulau kecil terluar

(Pulau Ararkula,

Karaweira,

Panambulai,

Kultubai Utara,

Kultubai Selatan,

Karang, Enu, Batu

Goyang, Larat,

 Asutubun, Selaru,

Batarkusu,

Masela,

Miatimiarang, Leti,Kisar, Wetar,

Liran, Kolepon,

dan Laag) dengan

negara Timor

Leste/Australia

Pertahanan

dan

Keamanan

Prov. Maluku:

Kab. Maluku

tenggara, Kota

Tual, Kab.

Kep. Aru, Kab.

Maluku

Tenggara

Barat, Kab.

Maluku Barat

Daya, Prov.

Papua: Kab.

Merauke

Maluku dan

Papua

67 Kawasan

Perbatasan Laut

RI termasuk 8

pulau kecil terluar

(Pulau Jiew,Budd, Fani,

Miossu, Fanildo,

Bras, Bepondi,

dan Liki) dengan

negara Palau

Pertahanan

dan

Keamanan

Kab.

Halmahera,

Kab. Sorong,

Kab. Biak

Numfor, Kab.Jayapura

Maluku

Utara,

Papua

Barat, dan

Papua

68 Kawasan

Konservasi

Keanekaragaman

Hayati Raja Ampat

Lingkungan

Hidup

Kab. Raja

 Ampat

Papua

Barat

Page 84: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 84/366

  Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 65

NO

KAWASAN

STRATEGISNASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA /

KABUPATEN *) PROVINSISTATUS

HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

69 Kawasan

Pengembangan

Ekonomi Terpadu

Biak

Ekonomi Kab. Biak

Numfor

Papua

70 Kawasan Stasiun

Bumi Satelit

Cuaca danLingkungan

Penggunaan

Sumberdaya

 Alam danTeknologi

Tinggi

Kab. Biak

Numfor

Papua

71 Kawasan Stasiun

Telemetry

Tracking and

Command

Wahana Peluncur

Satelit

Penggunaan

Sumberdaya

 Alam dan

Teknologi

Tinggi

Kab. Biak

Numfor

Papua

72 Kawasan Timika Sosial Budaya Kab. Mimika Papua

73 Kawasan Taman

Nasional Lorentz

Lingkungan

Hidup

Kab. Mimika,

Kab. Asmat,

Kab. Nduga,

Kab.

Yahukimo,

Kab.

Jayawijaya,

Kab. Lanny

Jaya, Kab.

Puncak Jaya,

Kab. Puncak,

Kab. Paniai

Papua

74 Kawasan

Konservasi

Keanekaragaman

Hayati Teluk

Bintuni

Lingkungan

Hidup

Kab. Tel.

Bintuni

Papua

Page 85: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 85/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya66

NO

KAWASAN

STRATEGISNASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA /

KABUPATEN *) PROVINSISTATUS

HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

75 Kawasan

Perbatasan Darat

RI dengan negara

Papua Nugini

Pertahanan

dan

Keamanan

Kota

Jayapura,

Kab. Keerom,

Kab.

Pegunungan

Bintang, Kab.

Boven Digoel,Kab. Merauke

Papua

76 Kawasan

Perbatasan

Negara termasuk

19 pulau kecil

terluar (Pulau

Simeulucut, Salaut

Besar, Raya,

Rusa, Benggala,

Simuk, Wunga,Sibarubaru,

Sinyaunyau,

Enggano, Mega,

Batu Kecil, Deli,

Manuk, Nusa

Kambangan,

Barung, Sekel,

Panehan, dan

Sophialouisa)

yang berhadapandengan laut lepas

Pertahanan

dan

Keamanan

Prov. NAD:

Kab. Simelue,

Kab. Aceh

Barat, Kab.

 Aceh Besar,

Prov Sumut:

Kab. Nias,

Prov Sumbar:

Kab. Kep.Mentawai,

Prov.

Bengkulu:

Kab. Bengkulu

Utara, Prov.

Lampung:

Kab.

Tanggamus,

Prov. Banten:

Kab.Pandeglang,

Prov. Jabar:

Kab.

Tasikmalaya,

Prov. Jateng:

Kab. Cilacap,

Prov. Jatim:

Kab. Jember,

Kab.

Nanggroe

 Aceh

Darussalam,

Sumatera

Utara,

Sumatera

Barat,

Bengkulu,

Lampung,Banten,

Jawa Barat,

Jawa

Tengah,

Jawa Timur,

dan Nusa

Tenggara

Barat

Page 86: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 86/366

  Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 67

NO

KAWASAN

STRATEGISNASIONAL

SUDUT

KEPENTINGAN

KOTA /

KABUPATEN *) PROVINSISTATUS

HUKUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Trenggalek,

Prov. NTB:

Kab. Lombok

Barat

Ket:  *) Penentuan kabupaten/kota yang menjadi wilayah delineasi KSN

masih dapat berubah sebelum Perpres RTRW KSN ditetapkan.

Page 87: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 87/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya68

3.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN

dalam penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten/Kota

adalah sebagai berikut:

a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN.

b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa:

i. Ekonomi

ii. Lingkungan Hidup

iii. Sosial Budayaiv. Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi

Tinggi

v. Pertahanan dan Keamanan

c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang

yang mencakup:

i. Arahan pengembangan pola ruang:

a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan

budidayab) Arahan pengembangan pola ruang terkait

bidang Cipta Karya seperti pengembangan

RTH.

ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait

keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana

sarana air minum, air limbah, persampahan, dan

drainase

iii. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana

pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk

bidang Cipta Karya.

 Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini

adalah sebagai berikut: 

Page 88: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 88/366

  Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 69

a. Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang

Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi,Puncak, Cianjur;

b. Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar,

dan Tabanan;

c. Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros,

Sungguminasa, Takalar;

d. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana TataRuang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang,

dan Karo;

e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan

Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;

f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun.

3.3 Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau

Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci

dan operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus

diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM

Kabupaten/Kota adalah:

a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang

antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan

lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola

ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan

RTH.

b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang

memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat

dikembangkan dan yang harus dikendalikan.

Page 89: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 89/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya70

c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur

ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya sepertipengembangan prasarana sarana air minum, air limbah,

persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.

Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:

a. Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata

Ruang Pulau Sulawesi;

b. Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang

Pulau Kalimantan;c. Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata

Ruang Pulau Sumatera;

d. Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata

Ruang Pulau Jawa-Bali.

3.4 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Provinsi

Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan

melalui Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan

yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk

penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:

a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang

yang mencakup:

i. Arahan pengembangan pola ruang:

a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan

budidaya

b) Arahan pengembangan pola ruang terkait

bidang Cipta Karya seperti pengembangan

RTH.

ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait

keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana

Page 90: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 90/366

Page 91: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 91/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya72

n. Perda No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Provinsi Sumatera Barat.

3.5 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten/Kota

Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh

Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalamRTRW Kabupaten/Kota yang perlu diperhatikan dalam

penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK)

yang didasari sudut kepentingan:

i. Pertahanan keamanan

ii. Ekonomi

iii. Lingkungan hidup

iv. Sosial budayav. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi

tinggi

b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang

yang mencakup:

i. Arahan pengembangan pola ruang:

a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan

budidaya

b) Arahan pengembangan pola ruang terkait

bidang Cipta Karya seperti pengembangan

RTH.

ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait

keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana

sarana air minum, air limbah, persampahan,

drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.

Page 92: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 92/366

  Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 73

c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana

bidang Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakupketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan

lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan

 jaringan prasarana.

d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola

ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta

Karya.

Page 93: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 93/366

 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya74

Page 94: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 94/366

 75Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

BAB IV

ARAHAN STRATEGIS NASIONAL

4.1 Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun

2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan

Strategis Nasional (KSN)  adalah wilayah yang penataan ruangnya

diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara

nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan

negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk

wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Penetapan

Kawasan Strategis Nasional dilakukan berdasarkan beberapakepentingan, yaitu:

a. pertahanan dan keamanan

b. pertumbuhan ekonomi

c. sosial dan budaya

d. pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

e. fungsi dan daya dukung lingkungan hidup

 Adapun daftar lengkap Kawasan Strategis Nasional (KSN) telah

dipaparkan pada bab sebelumnya.

4.2 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Strategis

Nasional atau PKSN adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk

mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara. Penetapan

Page 95: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 95/366

 76 Pedoman Penyusunan RP2-IJM Bidang Cipta Karya

PKSN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada

pasal 15, yaitu sebagai berikut:

a. pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas

batas dengan negara tetangga

b. pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang

internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga

c. pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang

menghubungkan wilayah sekitarnya

d. pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi

yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

 Adapun daftar lengkap Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) telah

dipaparkan pada bab sebelumnya. 

4.3 Pusat Kegiatan Nasional (PKN)

Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Nasional

atau PKN  adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani

kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.

Penetapan PKN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat

pada pasal 14, yaitu sebagai berikut:

a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan

internasional

b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat

kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani

beberapa provinsi

c. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul

utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi

PKN suatu wilayah dapat berupa kawasan megapolitan, kawasan

metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang,

atau kawasan perkotaan kecil. Adapun daftar lengkap Pusat Kegiatan

Nasional (PKN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

Page 96: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 96/366

 77Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

4.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia (MP3EI)

Berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi

Indonesia 2011-2025,  Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan arahan

strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi

Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun

2011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 dan melengkapidokumen perencanaan.

Pengembangan MP3EI difokuskan pada Kawasan Perhatian Investasi

(KPI)  yang diidentifikasikan sebagai satu atau lebih kegiatan ekonomi

atau sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan satu atau

lebih faktor konektivitas dan SDM IPTEK. Pendekatan KPI dilakukan

untuk mempermudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi atas

kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan faktorkonektivitas dan SDM IPTEK yang sama. 

KPI dapat menjadi KPI prioritas dengan kriteria sebagai berikut:

a. Total nilai investasi pada setiap KPI yang bernilai signifikan

b. Keterwakilan Kegiatan Ekonomi Utama yang berlokasi pada setiap

KPI

c. Dukungan Pemerintah dan Pemerintah Daerah terhadap sentra-

sentra produksi di masing-masing KPI

d. Kesesuaian terhadap beberapa kepentingan strategis (dampak

sosial, dampak ekonomi, dan politik) dan arahan Pemerintah

(Presiden RI)

 Adapun KPI berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun

2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia 2011-2025 dipaparkan pada Tabel 4.1.

Page 97: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 97/366

 78 Pedoman Penyusunan RP2-IJM Bidang Cipta Karya

Tabel 4.1 Penetapan Lokasi Kawasan Perhatian Investasi (KPI)

Berdasarkan Arahan Perpres Nomor 32 Tahun 2011

NO KORIDOR KPI

(1) (2) (3)

1 Koridor Ekonomi (KE)

Sumatera

Sei Mangkei

Tapanuli Selatan

Dairi

Dumai

Tj Api-Api  – Tj Carat

Muaraenim –

 Pendopo

Palembang

Prabumulih

Bangka Barat, Babel

Batam

Bandar Lampung

Lampung Timur

Besi Baja Cilegon

2 Koridor Ekonomi (KE) Jawa Banten

DKI Jakarta

Karawang

Bekasi

Purwakarta

Cilacap

Surabaya

GresikLamongan

Pasuruan

3 Koridor Ekonomi (KE) Bali  – 

Nusa Tenggara

Badung

Buleleng

Lombok Tengah

Kupang

Sumbawa Barat

 Aegela

Nusa Penida

Page 98: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 98/366

 79Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

NO KORIDOR KPI

(1) (2) (3)

Sumbawa

4 Koridor Ekonomi (KE)

Kalimantan

Kutai Kertanegara

Kutai Timur

Rapak dan Ganal

Kotabaru

Ketapang

Kotawaringin Barat

Kapuas

Pontianak

Bontang

Tanah Bumbu

Sanggau

Penajam Paser Utara

5 Koridor Ekonomi (KE)

Sulawesi

Makassar

Palopo (Luwu)Mamuju-Mamasa

Parepare

Kendari

Kolaka

Konawe Utara

Morowali

Parigi Moutang

BanggaiBitung

6 Koridor Ekonomi (KE)

Papua  – Kep. Maluku

Merauke (Mifee)

Timika

Halmahera

Teluk Bintuni

Morotai

 AmbonManokwari

Page 99: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 99/366

 80 Pedoman Penyusunan RP2-IJM Bidang Cipta Karya

4.5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Sesuai dengan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011

tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus,  Kawasan

Ekonomi Khusus atau KEK adalah kawasan dengan batas tertentu

dalam wilayah  hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang 

ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian  dan

memperoleh fasilitas tertentu. KEK terdiri atas satu atau beberapa zona,

antara lain pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan

teknologi, pariwisata, energi, dan ekonomi lainnya. Pembentukan KEK

tersebut dapat melalui usulan dari Badan Usaha yang didirikan di

Indonesia, pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah provinsi, yang

ditujukan kepada Dewan Nasional. Selain itu, Pemerintah Pusat juga

dapat menetapkan suatu wilayah sebagai KEK yang dilakukan

berdasarkan usulan kementerian/lembaga pemerintah non kementerian.

Sedangkan lokasi KEK yang diusulkan dapat merupakan area baru

maupun perluasan dari KEK yang sudah ada.

Usulan lokasi KEK harus memenuhi beberapa kriteria antara lain :

a. sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi

mengganggu kawasan lindung;

b. adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah

kabupaten/kota yang bersangkutan;

c. terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan

internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di

Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya

unggulan;

d. mempunyai batas yang jelas.

 Adapun KEK berdasarkan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2

Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus

dipaparkan pada Tabel 4.2.

Page 100: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 100/366

 81Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Tabel 4.2 Penetapan Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Berdasarkan Arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011

NO LOKASI KAWASAN EKONOMI KHUSUS

(1) (2) (3)

1 Kabupaten Simalungun,

Sumatera Utara

Kawasan Ekonomi Khusus Sei

Mangke

2 Kabupaten Pandeglang,

Banten

Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung

Lesung

3 Kabupaten Kutai Timur,

Kalimantan Tmur

Kawasan Ekonomi Khusus Maloy

4 Kota Bitung, Sulawesi Utara Kawasan Ekonomi Khusus Bitung

Untuk mengisi Bab 3 pada Buku RPI2-JM, maka setiap kabupaten/kota

perlu mengetahui status KSN, PKN, PKSN, KPI MP3EI, dan KEK yang

dimiliki oleh masing-masing kabupaten/kota. Adapun penetapan lokasi

KSN dapat dilihat pada Lampiran X PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang

RTRWN atau pada Bab 3 pada Buku Pedoman ini. Untuk penetapan lokasi

PKSN dan PKN dapat dilihat pada Lampiran II PP Nomor 26 Tahun 2008

tentang RTRWN atau pada Bab 3 pada Buku Pedoman ini. Penetapanlokasi KPI MP3EI dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan penetapan lokasi KEK

pada Tabel 4.2. Selain itu, dalam melakukan pengisian status KSN, PKSN,

PKN, PKI MP3EI, dan KEK, perlu dilakukan koordinasi dengan Bappeda

masing-masing kabupaten/kota yang menyusun Rencana Tata Ruang

Wilayah.

Tabel 4.3 merupakan matriks yang dapat digunakan untuk pengisian Bab 3

pada Buku RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota.

Tabel 4.3 Matriks Isian Lokasi KSN, PKSN, PKN, PKI MP3EI, dan KEK

di Kabupaten/Kota .....

KSN

PKN PKSN KPIMP3EI

KEKKSN

SUDUTKEPENTINGAN

STATUSHUKUM

RTRW KSN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Page 101: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 101/366

 82 Pedoman Penyusunan RP2-IJM Bidang Cipta Karya

Keterangan cara pengisian kolom:

(1) Isilah nama Kawasan Strategis Nasional (KSN) sesuai denganTabel 3.3 (kolom 2) jika seluruh atau sebagian kabupaten/kotatersebut merupakan bagian dari KSN.Contoh: Kawasan Selat Sunda, Kawasan Taman Nasional GunungMerapi, dll.

(2) Isilah nama sudut kepentingan sesuai dengan Tabel 3.3 (kolom 3)

 jika kabupaten/kota tersebut merupakan bagian dari KSN.Contoh: ekonomi, lingkungan hidup, dll.

(3) Jika RTRW KSN sudah ditetapkan melalui Perpres, isilah nomorPerpres penetapan RTRW KSN. Kolom ini dapat dikosongkan jika

RTRW KSN belum ditetapkan.Contoh: Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata RuangKawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo.

(4) Isilah nama Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sesuai dengan Tabel3.1 (kolom 3) jika seluruh atau sebagian kabupaten/kota tersebutmerupakan bagian dari PKN.Contoh: PKN Kawasan Perkotaan Manado-Bitung, PKN Sorong, dll.

(5) Isilah nama Pusat Kegiatan Kegiatan Nasional (PKSN) sesuai

dengan Tabel 3.2 (kolom 2) jika seluruh atau sebagiankabupaten/kota tersebut merupakan bagian dari PKSN.Contoh: PKSN Paloh - Aruk (Kab. Sambas), PKSN Daruba (Kab.Pulau Morotai), dll.

(6) Isilah nama Kawasan Perhatian Investasi (KPI) MP3EI sesuai

dengan Tabel 4.1 (kolom 3) jika seluruh atau sebagiankabupaten/kota tersebut merupakan bagian dari KPI MP3EI.Contoh: KPI Ketapang, KPI Merauke (Mifee), dll.

(7) Isilah nama Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sesuai dengan Tabel4.2 (kolom 3) jika seluruh atau sebagian kabupaten/kota tersebutmerupakan bagian dari KEK.Contoh: Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke, Kawasan EkonomiKhusus Maloy.

Page 102: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 102/366

Page 103: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 103/366

 84 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

d. Klaster D  ditujukan dalam rangka pengembangan kegiatan

pemberdayaan masyarakat Bidang Cipta Karya yang bertujuan

penanggulangan kemiskinan di perkotaan dan perdesaan.e. Klaster E  ditujukan untuk kabupaten/kota yang memiliki program

inovasi baru Bidang Cipta Karya yang diusulkan secara kompetitif

dan selektif.

5.1 Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster A

Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional pada Klaster A merupakan

kabupaten/ kota yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN),Pusat-Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di dalam KSN dan

kabupaten/kota di dalam kawasan metropolitan, serta kawasan strategis

lainnya (KEK, MP3EI) yang telah memiliki Perda RTRW dan Perda

Bangunan Gedung. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan

dengan menggunakan kriteria-kriteria di atas, sampai dengan akhir

tahun 2013 diidentifikasi sebanyak 94 (sembilan puluh empat)

kabupaten/kota di Indonesia yang termasuk pada Kabupaten/Kota

Prioritas Strategis Nasional Klaster A, yang dipaparkan pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1 Daftar Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster A 

NO KAB/KOTAPKN

(PP

26/2008) 

PKSN(PP

26/2008) 

KSN(PP

26/2008) 

KEK(PP

2/2011) 

KPI-

MP3EI(Perpres

32/2011) 

PERDA

RTRW

PERDA

BANGUNAN

GEDUNG

1

KOTA BANDA

ACEH

2 ACEH BARAT

3 AGAM

4 BATANG HARI

5

KOTA

PALEMBANG

6

OGAN

KOMERING ILIR

7 REJANG LEBONG

8 TANGGAMUS

Page 104: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 104/366

 85Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

NO KAB/KOTAPKN

(PP

26/2008) 

PKSN(PP

26/2008) 

KSN(PP

26/2008) 

KEK(PP

2/2011) 

KPI-

MP3EI(Perpres

32/2011) 

PERDA

RTRW

PERDA

BANGUNAN

GEDUNG

9 LAMPUNG TIMUR

10 BINTAN

11

KEPULAUAN

SERIBU

12

JAKARTA

SELATAN

13 JAKARTA TIMUR

14 JAKARTA BARAT

15 JAKARTA UTARA

16 JAKARTA PUSAT

17 KAB BOGOR

18 KOTA BANDUNG

19 KOTA BOGOR

20 KAB BANDUNG

21 KOTA CIREBON

22

KOTA

TASIKMALAYA

23 KOTA SUKABUMI

24 CILACAP

25 KOTA SEMARANG

26 KENDAL

27

KOTA

SURAKARTA

28 PURWOREJO

29 BOYOLALI

Page 105: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 105/366

 86 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

NO KAB/KOTAPKN

(PP

26/2008) 

PKSN(PP

26/2008) 

KSN(PP

26/2008) 

KEK(PP

2/2011) 

KPI-

MP3EI(Perpres

32/2011) 

PERDA

RTRW

PERDA

BANGUNAN

GEDUNG

30 MAGELANG

31 KLATEN

32 SUKOHARJO

33 PATI

34 KARANGANYAR

35 YOGYAKARTA

36 SLEMAN

37 KULON PROGO

38 GRESIK

39 KOTA MALANG

40 LAMONGAN

41 BANGKALAN

42 JOMBANG

43 KOTA BLITAR

44 PANDEGLANG

45 KOTA SERANG

46 LOMBOK TENGAH

47 LOMBOK TIMUR

48

SUMBAWA

BARAT

49 KOTA KUPANG

50

MANGGARAI

BARAT

Page 106: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 106/366

 87Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

NO KAB/KOTAPKN

(PP

26/2008) 

PKSN(PP

26/2008) 

KSN(PP

26/2008) 

KEK(PP

2/2011) 

KPI-

MP3EI(Perpres

32/2011) 

PERDA

RTRW

PERDA

BANGUNAN

GEDUNG

51 ALOR

52 BELU

53 SUMBA TIMUR

54

KOTA

PONTIANAK

55 KOTABARU

56

KOTA

BANJARMASIN

57 BANJAR

58 BARITO KUALA

59

HULU SUNGAI

UTARA

60 KOTA TARAKAN

61

KOTA

GORONTALO

62 POSO

63 TOJO UNA-UNA

64 KOTA PALU

65

PARIGI

MOUTONG

66 TOLITOLI

67 BARRU

68 MAROS

69 TANA TORAJA

70 TORAJA UTARA

71 TAKALAR

Page 107: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 107/366

 88 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

NO KAB/KOTAPKN

(PP

26/2008) 

PKSN(PP

26/2008) 

KSN(PP

26/2008) 

KEK(PP

2/2011) 

KPI-

MP3EI(Perpres

32/2011) 

PERDA

RTRW

PERDA

BANGUNAN

GEDUNG

72 WAJO

73 KOTA KENDARI

74 KOLAKA

75 MALUKU TENGAH

76 KOTA TERNATE

77 MIMIKA

78 NABIRE

79 KAB SORONG

80 MEDAN*

81 KOTA PADANG*

82 PEKANBARU*

83

KOTA

BENGKULU*

84

BANDAR

LAMPUNG*

85

KOTA PANGKAL

PINANG*

86

KOTA

DENPASAR*

87

KOTA

MATARAM*

88 BULUNGAN*

89 MAMUJU*

90 AMBON*

91 PACITAN**

92 SUMENEP**

Page 108: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 108/366

Page 109: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 109/366

 90 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

NO KAB/KOTAPKN(PP

26/2008)

 

PKSN(PP

26/2008)

 

KSN(PP

26/2008)

 

KEK(PP

2/2011)

 

KPI-

MP3EI(Perpres

32/2011) 

PERDA

RTRW

7 KERINCI

8 LUBUKLINGGAU

9 EMPAT LAWANG

10 MUARA ENIM

11 NATUNA

12 KARIMUN

13 KAB BEKASI

14 KOTA BEKASI

15 KAB SUKABUMI

16 CIANJUR

17 CIREBON

18 MAJALENGKA

19 KARAWANG

20 CIMAHI

21 SALATIGA

22 KAB SEMARANG

23 GROBOGAN

24 DEMAK

25 BREBES

26 SIDOARJO

27 KAB PASURUAN

Page 110: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 110/366

 91Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

NO KAB/KOTAPKN

(PP

26/2008)

 

PKSN(PP

26/2008)

 

KSN(PP

26/2008)

 

KEK(PP

2/2011)

 

KPI-

MP3EI(Perpres

32/2011) 

PERDA

RTRW

28 KOTA MOJOKERTO

29 KAB MALANG

30 KOTA KEDIRI

31 KOTA BATU

32 MOJOKERTO

33 CILEGON

34 KOTA TANGERANG

35 TANGERANG

36 TANGERANG SELATAN

37 KAB SERANG

38 LEBAK

39 GIANYAR

40 TABANAN

41 BIMA

42 LOMBOK UTARA

43 KOTA BIMA

44 DOMPU

45 TIMOR TENGAH UTARA

46 NGADA

47 KABUPATEN KUPANG

48 SUKAMARA

Page 111: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 111/366

 92 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

NO KAB/KOTAPKN(PP

26/2008)

 

PKSN(PP

26/2008)

 

KSN(PP

26/2008)

 

KEK(PP

2/2011)

 

KPI-

MP3EI(Perpres

32/2011) 

PERDA

RTRW

49 KOTA BALIKPAPAN

50 MALINAU

51 BITUNG

52 BOLAANG

MONGONDOW UTARA

53 POHUWATO

54 BOALEMO

55 BANGGAI

56 DONGGALA

57 BUOL

58 SIGI

59 MOROWALI

60 KOTA PARE-PARE

61 LUWU

62 GOWA

63 MALUKU TENGGARA

64 KEPULAUAN ARU

65

MALUKU TENGGARA

BARAT

66 MALUKU BARAT DAYA

67 KOTA TUAL

68 HALMAHERA TENGAH

69 PULAU MOROTAI

Page 112: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 112/366

 93Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

NO KAB/KOTAPKN

(PP

26/2008)

 

PKSN(PP

26/2008)

 

KSN(PP

26/2008)

 

KEK(PP

2/2011)

 

KPI-

MP3EI(Perpres

32/2011) 

PERDA

RTRW

70 HALMAHERA SELATAN

71 HALMAHERA UTARA

72 HALMAHERA TIMUR

73 HALMAHERA BARAT

74 MERAUKE

75 JAYAPURA

76 BIAK NUMFOR

77 YAHUKIMO

78

PEGUNUNGAN

BINTANG

79 BOVEN DIGOEL

80 LANNY JAYA

81 TELUK BINTUNI

82 RAJA AMPAT

5.3 Kabupaten/Kota Klaster C dalam Rangka Pemenuhan

Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Klaster C merupakan kabupaten/kota yang menjadi prioritas

penanganan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal

(SPM) Bidang Cipta Karya, yaitu kabupaten/kota di luar Klaster A dan

Klaster B. Pemilihan prioritas kabupaten/kota dalam pemenuhan SPM

ditentukan berdasarkan karakteristik masing-masing daerah, antara lain

daerah yang rawan bencana alam, memiliki cakupan air minum/sanitasi

rendah, permukiman kumuh, dan daerah kritis atau miskin. Selain

memenuhi karakteristik tersebut, daerah juga harus memiliki komitmen

Page 113: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 113/366

 94 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

yang tinggi terhadap pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya

dan memiliki program yang responsif.

5.4 Pemberdayaan Masyarakat (Klaster D)

Klaster D khusus dialokasikan bagi program-program pemberdayaan

masyarakat Bidang Cipta Karya, baik di perkotaan maupun perdesaan.

Program pemberdayaan masyarakat ini diperuntukkan dalam rangka

pengentasan kemiskinan, sesuai dengan amanat pembangunan

nasional.

5.5 Kabupaten/Kota Klaster E bagi Daerah dengan Program dan

Inovasi yang Kreatif

Klaster E diperuntukkan untuk kabupaten/kota yang memiliki program

yang kreatif dan inovasi baru bagi pembangunan infrastruktur Bidang

Cipta Karya dan tercantum pada Rencana Terpadu dan ProgramInvestasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta

Karya. Pada Klaster E ini juga difasilitasi daerah yang berprestasi dan

memiliki inovasi baru.

Page 114: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 114/366

Page 115: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 115/366

 96 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

6.2 Gambaran Demografi

Gambaran demografi wilayah kabupaten/kota diperlukan sebagai dasarproyeksi demand infrastruktur Bidang Cipta Karya dan proyeksi

kebutuhan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada masa

yang akan datang.

Bab 4.2 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan gambaran demografi 

antara lain sebagai berikut:

  Jumlah penduduk secara keseluruhan  Jumlah penduduk menurut jenis kelamin

  Jumlah penduduk miskin

  Laju pertumbuhan penduduk

  Persebaran penduduk

6.3 Gambaran Topografi

Gambaran topografi diperlukan sebagai salah satu dasar pertimbangan

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, termasuk keputusan

pemilihan inovasi teknologi yang tepat untuk diterapkan.

Bab 4.3 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan gambaran topografi 

antara lain sebagai berikut:

  Peta ketinggian dan kontur wilayah skala 1:50.000 untuk kabupaten

dan 1:25.000 untuk kota

  Penjelasan kondisi ketinggian dan kontur wilayah kabupaten/kota

Page 116: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 116/366

 97Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

6.4 Gambaran Geohidrologi

Gambaran geohidrologi diperlukan untuk mengetahui kondisi sumber airbaku, kondisi penggunaan air tanah di kabupaten/kota sebagai dasar

pertimbangan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

Bab 4.4 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan gambaran geohidrologi 

antara lain sebagai berikut:

  Peta wilayah sungai/DAS dengan skala 1:50.000 untuk kabupaten

dan 1:25.000 untuk kota

  Deskripsi penggunaan air tanah di kabupaten/kota

  Deskripsi wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah

kabupaten/kota

6.5 Gambaran Geologi

Gambaran geologi diperlukan untuk mengetahui kondisi tingkat

kerawanan bencana suatu wilayah dan untuk menentukan pilihan

teknologi yang tepat guna bagi pembangunan infrastruktur Bidang Cipta

Karya.

Bab 4.5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan gambaran geologi antara

lain sebagai berikut:

  Peta geologi dengan skala 1:50.000 untuk kabupaten dan 1:25.000

untuk kota

  Peta jenis tanah dengan skala 1:50.000 untuk kabupaten dan

1:25.000 untuk kota

Page 117: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 117/366

 98 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

6.6 Gambaran Klimatologi

Gambaran klimatologi diperlukan sebagai pertimbangan perencanaanpembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, baik dari segi

pertimbangan waktu serta pertimbangan penerapan teknologi tepat

guna.

Bab 4.6 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan gambaran klimatologi 

antara lain sebagai berikut:

  Tabel keadaan cuaca bulanan kabupaten/kota, antara laintemperatur, kelembaban, dan curah hujan

  Narasi mengenai kondisi klimatologi di kabupaten/kota

6.7 Kondisi Sosial dan Ekonomi

Menjabarkan kondisi-kondisi sosial yang menonjol seperti adat istiadat

masyarakat Kabupaten/Kota sedangkan gambaran ekonomi

menjabarkan data dan informasi kondisi ekonomi daerah. Kondisi

perekonomian daerah mencakup kondisi perkembangan PDRB, laju

tingkat investasi (ICOR), laju inflasi daerah, dan potensi ekonomi

(pertanian, pertambangan, industri, perdagangan dan jasa, pariwisata).

Bab 4.7 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan gambaran sosial dan

ekonomi antara lain sebagai berikut:

  Tabel perkembangan tingkat pendidikan masyarakat

  Tabel perkembangan jumlah penduduk miskin kabupaten/kota

  Tabel perkembangan PDRB kabupaten/kota

  Grafik laju tingkat investasi (ICOR)

  Tabel dan grafik laju inflasi daerah

  Tabel potensi ekonomi (pertanian, pertambangan, industri,

perdagangan dan jasa, serta pariwisata)

Page 118: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 118/366

 99Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

BAB VII

KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA

Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan keterpaduan strategipengembangan kabupaten/kota berdasarkan arahan kebijakan Daerah

yang ada, antara lain arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

Kabupaten/Kota, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD), Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung, Rencana Induk

Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM), Arahan Strategi Sanitasi Kota

(SSK),  Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP)

Kabupaten/Kota, serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di

Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK).

7.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota

Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang, kabupaten/kota wajib menyusun Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota yang ditetapkan olehPeraturan Daerah Kabupaten/kota. Dalam penyusunan RPI2-JM Bidang

Cipta Karya, beberapa yang perlu diperhatikan dari RTRW

Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang

didasari sudut kepentingan:

i. Pertahanan keamanan

ii. Ekonomi

iii. Lingkungan hidupiv. Sosial budaya

Page 119: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 119/366

 100 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi

b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang

mencakup:i. Arahan pengembangan pola ruang:

a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya

b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta

Karya seperti pengembangan RTH.

ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan

seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air

limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun

 Agropolitan.c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang

Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum

peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya,

sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.

d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan

struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.

Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) diperlukan sebagai dasarpembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Pada pembangunan

infrastruktur skala kawasan, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta

Karya diarahkan pada lokasi KSK, dan diharapkan keterpaduan

pembangunan dapat terwujud. Tabel 7.1 memaparkan identifikasi

arahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya, Tabel 7.2

memaparkan identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK),

serta Tabel 7.3 memaparkan identifikasi indikasi program khusus untuk

Bidang Cipta Karya. Jika RTRW di kabupaten/kota belum disahkan,maka

Tabel 7.1 Arahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya

ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG

(1) (2)

Page 120: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 120/366

Page 121: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 121/366

 102 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Tabel 7.3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten/Kota terkait

Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

NO

USULAN

PROGRAM

UTAMA

LOKASI

MERUPAKAN

KSK

(YA/TIDAK)

SUMBERPENDANAAN

INSTANSIPELAKSANA

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Keterangan cara pengisian kolom:

(1) Nomor  urut usulan program.

(2) Isilah usulan program utama yang terdapat pada bagian indikasi

program RTRW Kabupaten/Kota.

(3) Isilah lokasi yang diusulkan untuk pada program utama

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

(4) Isian YA jika lokasi pada kolom (3) merupakan KSK yang

tercantum pada RTRW (Tabel 7.2), dan TIDAK jika lokasi pada

kolom (3) bukan merupakan KSK yang tercantum pada RTRW

(Tabel 7.2).

(5) Isilah sumber pendanaan program, dapat berupa APBN, APBD

Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, swasta, masyarakat, donor/BLN,

CSR, dll.

(6) Isilah instansi yang akan melaksanakan program, antara lain

Kementerian, Lembaga, SKPD Provinsi, SKPD Kabupaten/Kota,

swasta, masyarakat, dll.

Page 122: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 122/366

 103Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

7.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun

berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut,

RPJM Daerah dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan

program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP

Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan

keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum,

dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan KerjaPerangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-

rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang

bersifat indikatif.

Penyusunan RPI2-JM tentu perlu mengacu pada rencana

pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD agar pembangunan

sektor Cipta Karya dapat terpadu dengan pembangunan bidang lainnya.

Oleh karena itu, ringkasan dari RPJMD perlu dikutip dalam RPI2-JM CKseperti visi, misi, serta arahan kebijakan bidang Cipta Karya di daerah.

Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Subbab Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) setidaknya berisi:

  Kebijakan Pembangunan Daerah (berupa visi dan misi, strategi, arah

kebijakan, program, serta kebutuhan anggaran, khususnya untuk

pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya)  Kebijakan Keuangan Daerah (berupa strategi keuangan dan arah

kebijakan keuangan)

  Indikator Kinerja (berupa indikator umum dan agenda prioritas)

7.3 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung

Penyusunan Perda Bangunan Gedung diamanatkan pada Peraturan

Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 28

Page 123: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 123/366

 104 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang menyatakan bahwa

 pengaturan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan penyusunan

Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan

memperhatikan kondisi kabupaten/kota setempat serta penyebarluasan

 peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis

bangunan gedung dan operasionalisasinya di masyarakat .

Perda Bangunan Gedung mengatur tentang persyaratan administrasi

dan teknis bangunan gedung. Salah satunya mengatur persyaratan

keandalan gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan dankemudahan. Persyaratan ini wajib dipenuhi untuk memberikan

perlindungan rasa aman bagi pengguna bangunan gedung dalam

melakukan aktifitas di dalamnya dan sebagai landasan operasionalisasi

penyelenggaraan bangunan gedung di daerah. Utamanya untuk daerah

rawan bencana, Perda Bangunan Gedung sangat penting sebagai

payung hukum di daerah dalam menjamin keamanan dan keselamatan

bagi pengguna. Ketersediaan Perda BG bagi kabupaten/kota

merupakan salah satu prasyarat dalam prioritas pembangunan bidangCipta Karya di kabupaten/kota.

Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Subbab Peraturan Daerah tentang

Bangunan Gedung setidaknya berisi:

  Ketentuan fungsi bangunan gedung

  Persyaratan bangunan gedung

  Penyelenggaraan bangunan gedung  Peran masyarakat dan pembinaan dalam penyelenggaraan

bangunan gedung

7.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-

SPAM)

Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana

Page 124: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 124/366

 105Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

 jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal

dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan

perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satuperiode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen

utama sistem beserta dimensi-dimensinya. RI-SPAM dapat berupa RI-

SPAM dalam satu wilayah administrasi maupun lintas

kabupaten/kota/provinsi. Penyusunan rencana induk pengembangan

SPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan

sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan dalam

rangka perlindungan dan pelestarian air.

Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Subbab Rencana Induk Sistem

Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) setidaknya berisi:

  Rencana Sistem Pelayanan

  Rencana Pengembangan SPAM

  Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum

7.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)

Strategi Sanitasi Kota adalah dokumen rencana strategis berjangka

menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor

sanitasi suatu Kota/Kabupaten, yang berisi potret kondisi sanitasi kota

saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi

 jangka menengah. SSK disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten/Kotadidukung fasilitasi dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.

Dalam menyusun SSK, Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota berpedoman

pada prinsip:

a. Berdasarkan data aktual (Buku Putih Sanitasi);

b. Berskala kota dan lintas sektor (air limbah, drainase,

persampahan);

c. Disusun sendiri oleh kota dan untuk kota; dan

d. Menggabungkan pendekatan ‘top down’ dengan ‘bottom up’ .

Page 125: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 125/366

 106 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Subbab Strategi Sanitasi Kota (SSK)

setidaknya berisi:  Kerangka kerja pembangunan sanitasi

  Tujuan, sasaran, dan strategi sektor sanitasi meliputi (a) sub sektor

air limbah domestik, (b) sub sektor persampahan, (c) sub sektor

drainase perkotaan, serta (d) aspek higiene/Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS)

7.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)

Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai

panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang

dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan

bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan

program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan

rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan

pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan

lingkungan/kawasan.

Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Subbab Rencana Tata Bangunan

dan Lingkungan (RTBL) setidaknya berisi:

  Program bangunan dan lingkungan

  Rencana umum dan panduan rancangan  Rencana investasi

7.7 Arahan Rencana Pembangunan dan Pengembangan

Kawasan Permukiman (RP2KP)

Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukimanmerupakan suatu dokumen strategi operasional dalam pembangunan

Page 126: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 126/366

 107Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

permukiman dan infrastruktur perkotaan yang sinergi dengan arah

pengembangan kota, sehingga dapat menjadi acuan yang jelas bagi

penerapan program-program pembangunan infrastruktur Cipta Karya.RP2KP memuat arahan kebijakan dan strategi pembangunan

infrastruktur permukiman makro pada skala kabupaten/kota yang

berbasis pada rencana tata ruang (RTRW) dan rencana pembangunan

(RPJMD). RP2KP memiliki beberapa fungsi, yaitu:

a. sebagai acuan bagi implementasi program-program pembangunan

permukiman dan infrastruktur perkotaan, sehingga dapat

terintegrasi dengan program-program pembangunan lainnya yang

telah ada;b. Sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan

program sektoral bidang Cipta Karya di daerah;

c. Sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPI2-JM;

d. Sebagai sarana untuk integrasi semua kebijakan, strategi, rencana

pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman  yang

tertuang di berbagai dokumen; dan

e. Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan yang terkait

dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.

Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Subbab Rencana Pembangunan dan

Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) setidaknya berisi:

  Visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur

perkotaan (kabupaten/kota)

  Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman

(kabupaten/kota)

  Penetapan kawasan permukiman prioritas

7.8 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan

Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK)

Dari RP2KP yang telah disusun kemudian diturunkan ke dalam suatu

rencana operasional berupa Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), dimana keduanya

Page 127: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 127/366

 108 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

tetap mengacu pada strategi pengembangan kota yang sudah ada.

RTBL KSK merupakan rencana aksi program strategis untuk

penanganan permasalahan permukiman dan pembangunaninfrastruktur bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan.

Dalam konteks pengembangan kota, RTBL KSK merupakan rencana

terpadu bidang permukiman dan infrastuktur bidang Cipta Karya pada

lingkup wilayah perencanaan berupa kawasan dengan kedalaman

rencana teknis yang dituangkan dalam peta 1:5000 atau 1:1000. RTBL

KSK disamping berfungsi sebagai alat operasionalisasi dalam

penanganan kawasan permukiman prioritas juga berfungsi sebagai

masukan dalam penyusunan RPI2-JM. Oleh karena itu, dalam hal iniRPI2-JM perlu mengutip matriks rencana aksi program serta peta

pengembangan kawasan dalam RTBL KSK yang didetailkan pada

program tahunan.

Tabel 7.4 memaparkan Matriks Strategi Pembangunan Kawasan

Prioritas Berdasarkan RTBL KSK, sebagai masukan bagi penyusunan

RPI2-JM Bidang Cipta Karya, khususnya dalam rangka analisis

pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK).

Tabel 7.4 Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas Berdasarkan

RTBL KSK

DOKUMEN

RENCANA

KAWASAN

DELINIASI

KAWASAN

PRIORITAS

STRATEGI

PEMBANGUNAN

KAWASAN

PRIORITAS

INDIKASI

PROGRAM

(1) (2) (3) (4)

RTBL KSK

- RTBL KSK 

kawasan ...

- RTBL KSK 

kawasan ...

- dst

Page 128: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 128/366

 109Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Keterangan cara pengisian kolom:

(1) Isilah nama kawasan dalam RTBL KSK. Kawasan ini seharusnya

sejalan dengan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) dalam

RTRW Kabupaten/Kota

(2) Isilah batas-batas/deliniasi kawasan prioritas pada kolom (1)

(3) Isilah strategi pembangunan kawasan prioritas pada kolom (1)

(4) Isilah indikasi program yang diusulkan di kawasan tersebut

7.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota dan Sektor

Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan sebelumnya,

maka dapat disusun matriks strategi pembangunan pada skala

kabupaten/kota yang meliputi:a. RTRW Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan spasial;

b. RI-SPAM sebagai arahan pengembangan air minum;

c. SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi;

d. RP2KP sebagai acuan arahan pengembangan permukiman;

e. Rencana lainnya.

Tabel 7.5 MATRIKS IDENTIFIKASI RENCANA PEMBANGUNAN BIDANG

CIPTA KARYA KABUPATEN/KOTA ......

NOPRODUK

RENCANA

STATUS

(ADA/

TIDAK) *)

ARAHAN

PEMBANGUNAN

PROGRAM/

KEGIATANLOKASI SEKTOR

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Rencana

Tata Ruang

Wilayah

Kabupaten/K

ota (RTRWK)

Kawasan Strategis

Kabupaten/Kota

(KSK)

-

-

Indikasi Program

Bidang Cipta

Karya

 AM/PLP/

Bangkim/PB

L *)

Page 129: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 129/366

Page 130: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 130/366

 111Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

NOPRODUK

RENCANA

STATUS

(ADA/

TIDAK) *)

ARAHAN

PEMBANGUNAN

PROGRAM/

KEGIATANLOKASI SEKTOR

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

4. Rencana

Pembangu

nan dan

Pengemba

ngan

Kawasan

Permukima

n (RP2KP)

Kawasan

Permukiman

Prioritas -

 AM/PLP/

Bangkim/PB

L *)

-

 AM/PLP/

Bangkim/PB

L *)

-

 AM/PLP/

Bangkim/PB

L *)

-

 AM/PLP/

Bangkim/PB

L *)

-

 AM/PLP/

Bangkim/PB

L *)

5. Rencana

lain-lain...

(sebutkan)

 Arahan

Rencana/Program

-

 AM/PLP/

Bangkim/PB

L *)

-

 AM/PLP/

Bangkim/PB

L *)

-

 AM/PLP/

Bangkim/PB

L *)

-

 AM/PLP/

Bangkim/PB

L *)

-

 AM/PLP/

Bangkim/PB

L *)

Keterangan cara pengisian kolom:

(1) Nomor urut produk rencana

(2) Isilah nama dokumen rencana 

(3) Isilah checklist atau ADA jika kabupaten/kota telah memiliki

dokumen rencana pada kolom (2), dan isilah TIDAK jika

kabupaten/kota belum memiliki dokumen rencana pada kolom (2)

Page 131: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 131/366

 112 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

(4) Isilah arah pembangunan/pengembangan sesuai dengan amanat

dokumen rencana pada kolom (2)

(5) Isilah program/kegiatan  yang diindikasikan pada produk rencana

(6) Isilah lokasi pembangunan/pengembangan sesuai dengan

aman+at dokumen rencana pada kolom (2)

(7) Isilah sektor infrastruktur yang akan dikembangkan pada

dokumen rencana pada kolom (2)

Page 132: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 132/366

 113Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

BAB VIII

ASPEK TEKNIS PER SEKTOR

Bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang

Cipta Karya yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan

permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan airminum, serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang

terdiri dari air limbah, persampahan, dan drainase. Penjabaran

perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari pemetaan isu-isu

strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai

baseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang

harus diantisipasi. Tahapan berikutnya adalah analisis kebutuhan dan

pengkajian terhadap program-program sektoral, dengan

mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudiandilanjutkan dengan merumuskan usulan program dan kegiatan yang

dibutuhkan.

8.1 Pengembangan Permukiman

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkunganhunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang

mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai

penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan

permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.

Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari

pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas

permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan

Page 133: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 133/366

 114 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan,

kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

8.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

 Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat

peraturan perundangan, antara lain:

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional.

 Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa

pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana

dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat,

sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa

permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.

2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan

Kawasan Permukiman.

Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan

perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup

penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan

permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta

pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh

dan permukiman kumuh (butir f).

3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.

Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun

umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan

tanggung jawab pemerintah.

4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan

Penanggulangan Kemiskinan.

Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan

penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan

penanggulangan kawasan kumuh.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010

tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum

dan Tata Ruang.

Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman

kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.

Page 134: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 134/366

 115Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat

Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusandan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik,

serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman.

 Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:

a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan

permukiman di perkotaan dan perdesaan;

b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan

kawasan permukiman baru di perkotaan dan pengembangan

kawasan perdesaan potensial;c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan

kualitas permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan

pembangunan rumah susun sederhana;

d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan

kualitas permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerah

perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk penanggulangan

bencana alam dan kerusuhan sosial;

e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, sertapembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang

pengembangan permukiman;

f. Pelaksanaan tata usaha Direktorat.

8.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan

Tantangan

a. Isu Strategis Pengembangan PermukimanBerbagai isu strategis nasional  yang berpengaruh terhadap

pengembangan permukiman saat ini adalah:

  Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta

mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.

  Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi

rumahtangga kumuh perkotaan.

  Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif

Presiden yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.

Page 135: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 135/366

 116 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

  Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT,

Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi

kesenjangan.

  Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.

  Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi

penduduk perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan

penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan kumuh.

  Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang

sudah dibangun.

  Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam

pengembangan kawasan permukiman.

  Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung

pembangunan permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya

kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta

perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar

pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan

permukiman.

Isu-isu strategis di atas merupakan isu terkait pengembangan

permukiman yang terangkum secara nasional. Namun, di masing-

masing kabupaten/kota terdapat isu-isu yang bersifat lokal dan spesifik

yang belum tentu dijumpai di kabupaten/kota lain. Penjabaran isu-isu

strategis pengembangan permukiman yang bersifat lokal perlu

dijabarkan sebagai informasi awal dalam perencanaan.

Di samping penjabaran isu strategis nasional, bagian ini juga berisikanidentifikasi isu-isu strategis kabupaten/kota yang perlu diantisipasi danmempengaruhi upaya pegembangan permukiman. Bagi kabupaten/kota yangtelah menyusun RP2KP dapat mengadopsi rumusan isu-isu strategis di dalamRP2KP ke dalam isian tabel 8.1 dibawah ini.

Keterangan cara pengisian kolom:(1) Nomor isu strategis(2) Daftar isu strategis dari berbagai aspek (aspek kependudukan, aspek

lingkungan, dsb.)(3) Penjelasan dari keterangan

Page 136: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 136/366

 117Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Tabel 8.1 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala

Kota/Kabupaten

No. Isu Strategis Keterangan(1) (2) (3)

b. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

Kondisi eksisting pengembangan permukiman hingga tahun 2012 padatingkat nasional mencakup 180 dokumen RP2KP, 108 dokumen RTBL

KSK, untuk di perkotaan meliputi 500 kawasan kumuh di perkotaan

yang tertangani, 385 unit RSH yang terbangun, 158 TB unit Rusunawa

terbangun. Sedangkan di perdesaan adalah 416 kawasan perdesaan

potensial yang terbangun infrastrukturnya, 29 kawasan rawan bencana

di perdesaan yang terbangun infrastrukturnya, 108 kawasan perbatasan

dan pulau kecil di perdesaan yang terbangun infrastrukturnya, 237 desa

dengan komoditas unggulan yang tertangani infrastrukturnya, dan15.362 desa tertinggal yang tertangani infrastrukturnya.

Kondisi eksisting pengembangan permukiman terkait dengan capaian

suatu kota/ kabupaten dalam menyediakan kawasan permukiman yang

layak huni. Terlebih dahulu perlu diketahui peraturan perundangan di

tingkat kabupaten/kota (meliputi peraturan daerah, peraturan gubernur,

peraturan walikota/bupati, maupun peraturan lainya) yang mendukung

seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatanpembangunan permukiman.

Selain itu data yang dibutuhkan untuk kondisi eksisting adalah

mengenai kawasan kumuh, jumlah RSH terbangun, dan Rusunawa

terbangun di perkotaan, maupun dukungan infrastruktur dalam

program-program perdesaan seperti PISEW (RISE), PPIP, serta

kawasan potensial, rawan bencana, perbatasan, dan pulau terpencil.

Data yang dibutuhkan adalah data untuk kondisi eksisting lima tahunterakhir.

Page 137: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 137/366

Page 138: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 138/366

 119Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Petunjuk pengisian kolom Tabel 8.3:(1) Nomor urut

(2) Lokasi kawasan permukiman yang diidentifikasi kumuh (namakecamatan & kelurahan)

(3) Luas kawasan permukiman kumuh (ha)(4) Jumlah rumah permanen pada permukiman kumuh(5) Jumlah rumah semi permanen pada permukiman kumuh(6) Jumlah penduduk yang tinggal di kawasan kumuh

Tabel 8.4 Data Kondisi RSH di Kabupaten/Kota X

NO LokasiRSH

TahunPembangunan

Pengelola JumlahPenghuni

Kondisi PrasaranaCK yang Ada

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1

2..

Petunjuk pengisian kolom Tabel 8.4:(1) Nomor urut(2) Lokasi kawasan permukiman RSH (nama Kawasan, kecamatan &

kelurahan)(3) Tahun pembangunan RSH(4) Nama instansi pengelola kawasan RSH(5) Jumlah penghuni kawasan RSH(6) Gambaran kondisi prasana CK yang dibangun pada kawasan tersebut

(jalan lingkungan/drainase/MCK/SPAM, TPST dan sebagainya)

Tabel 8.5 Data Kondisi Rusunawa di Kabupaten/Kota X

No LokasiRusunawa

TahunPembangunan

Pengelola JumlahPenghuni

Kondisi

Prasarana

CK yang

Ada

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1

2..

Petunjuk pengisian kolom Tabel 8.5:(1) Nomor urut

(2) Lokasi Rusunawa (nama rumah susun, kecamatan & kelurahan)(3) Tahun pembangunan Rusunawa(4) Nama instansi pengelola Rusunawa

Page 139: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 139/366

 120 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

(5) Jumlah penghuni Rusunawa(6) Gambaran singkat kondisi bangunan Rusunawa

(7) Prasana CK yang dibangun pada Rusunawa tersebut (jalanlingkungan/drainase/MCK/ SPAM, TPST dan sebagainya)

Perdesaan

Tabel 8.6 Data Program Perdesaan Di Kab./Kota X Tahun Y

No Program/Kegiatan LokasiVolume/

SatuanStatus

Kondisi

infrastruktur

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1

23… 

Petunjuk pengisian kolom Tabel 8.6:(1) Nomor urut(2) Jenis Program/Kegiatan yang masih berlangsung hingga lima tahun ke

belakang(3) Lokasi pelaksanaan program/kegiatan pengembangan permukiman

perdesaan

(4) Volume dan satuan program/kegiatan(5) Status pelaksanaan kegiatan(6) Kondisi infratruktur perdesaan terbangun

c. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman

Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman pada tingkat

nasional antara lain:Permasalahan pengembangan permukiman diantaranya:

1. Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak

huni sehingga dapat menyebabkan terjadinya degradasi

lingkungan, dan pelayanan infrastruktur yang masih terbatas.

2. Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah tertinggal,

pulau kecil, daerah terpencil, dan kawasan perbatasan.

3. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.

Page 140: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 140/366

Page 141: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 141/366

 122 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

dijabarkan berdasarkan aspek teknis, aspek kelembagaan, aspekpembiayaan, aspek peran serta masyarakat/swasta, dan aspek

lingkugan permukiman.(4) Alternatif solusi pemecahan masalah dan tantangan yang dihadapi

kabupaten/kota.

Tabel 8.7 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan

Permukiman Kabupaten/Kota X

NoPermasalahan

Pengembangan Permukiman

Tantangan

Pengembangan

Alternatif

Solusi

(1) (2) (3) (4)

1 Aspek Teknis

1)

2)

2 Aspek Kelembagaan

1)

2)

3 Aspek Pembiayaan

1)

2)

4 Aspek Peran Serta Masyarakat /Swasta

1)

2)

5 Aspek Lingkungan Permukiman

1)

2)

8.1.4 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

 Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi

kondisi eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting

dengan target kebutuhan yang harus dicapai. Terdapat arahan

kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang

Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di

tingkat Pusat maupun di tingkat kabupaten/kota. Di tingkat Pusat acuan

kebijakan meliputi RPJMN 2010-2014, MDGs 2015 (pengurangan

proporsi rumah tangga kumuh tahun 2020), Standar Pelayanan Minimal(SPM) untuk pengurangan luasan kawasan kumuh tahun 2014 sebesar

10%, arahan MP3EI dan MP3KI, percepatan pembangunan Papua dan

Page 142: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 142/366

 123Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Papua Barat, arahan Direktif Presiden untuk program pro-rakyat, serta

Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014. Sedangkan di tingkat

kabupaten/kota meliputi target RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota,maupun Renstra SKPD. Acuan kebijakan tersebut hendaknya menjadi

dasar pada tahapan analisis kebutuhan pengembangan permukiman.

Bagian ini merupakan uraian analisis kebutuhan dan target pencapaian daerahpengembangan permukiman di perkotaan (tabel 8.8) dan di perdesaan (tabel8.9). Bagi kabupaten/kota yang telah menyusun RP2KP dapat mengadopsirumusan analisis kebutuhan dan target pencapaian daerah yang tertuang dalam

RP2KP ke dalam isian tabel di bawah ini. Adapun cara pengisian kolom padatabel 8.8 dan 8.9 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Uraian perkiraan kebutuhan data(3) Unit satuan(4), (5), (6), (7), dan (8) berisikan proyeksi atau target pengembanganpermukiman di perdesaan dalam jangka waktu 5 tahun(9) keterangan tambahan jika diperlukan

Tabel 8.8 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukimandi Perkotaan Untuk 5 Tahun

N

oURAIAN Unit

Tahun

I

Tahun

II

Tahun

III

Tahun

IV

Tahun

VKet

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Jumlah Penduduk Jiwa

Kepadatan Penduduk Jiwa/

Km2 

Proyeksi Persebaran

Penduduk

Jiwa/

Km2

 Proyeksi Persebaran

Penduduk Miskin

Jiwa/

Km2 

2. Sasaran Penurunan

Kawasan Kumuh

Ha

3. Kebutuhan Rusunawa TB

4. Kebutuhan RSH unit

5. Kebutuhan

Pengembangan

Permukiman Baru

Kws

Page 143: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 143/366

 124 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Tabel 8.9 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di

Perdesaan yang Membutuhkan Penanganan Untuk 5 Tahun

No URAIAN Unit TahunI

TahunII

TahunIII

TahunIV

TahunV

Ket.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Jumlah Penduduk Jiwa

Kepadatan Penduduk Jiwa/

Km2 

Proyeksi Persebaran

Penduduk

Jiwa/

Km2 

Proyeksi Persebaran

Penduduk Miskin

Jiwa/

Km2 

2. Desa Potensial untuk

 Agropolitan

Desa

3. Desa Potensial untuk

Minapolitan

Desa

4. Kawasan Rawan

Bencana

Kws

5. Kawasan Perbatasan Kws

6. Kawasan Permukiman

Pulau-Pulau Kecil

Kws

7. Desa Kategori Miskin Desa

8. Kawasan dengan

Komoditas Unggulan

Kws

8.1.4 Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan

permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.

Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:1) pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk

pembangunan Rusunawa serta

2) peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.

Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari:

1) pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan

potensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta

perbatasan dan pulau kecil,

Page 144: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 144/366

 125Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

2) pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program

PISEW (RISE),

3) desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.

Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan

permukiman dapat berupa kegiatan non-fisik seperti penyusunan

RP2KP dan RTBL KSK ataupun review bilamana diperlukan.

Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan

  Infrastruktur kawasan permukiman kumuh

  Infrastruktur permukiman RSH  Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya

Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan

  Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial

(Agropolitan/Minapolitan)

  Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana

  Infrastruktur kawasan permukiman perbatasan dan pulau kecil

  Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW)

  Infrastruktur perdesaan PPIP

  Infrastruktur perdesaan RIS PNPM

 Adapun alur fungsi dan program pengembangan permukiman

tergambar dalam gambar 8.1.

Page 145: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 145/366

 126 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Sumber: Dit. Pengembangan Permukiman, 2012

Gambar 8.1 Alur Program Pengembangan Permukiman

Kriteria Kesiapan (Readin ess Criter ia )

Dalam pengembangan permukiman terdapat kriteria yang menentukan,

yang terdiri dari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut.

1. Umum

  Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas.  Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam

Renstra.

  Kesiapan lahan (sudah tersedia).

  Sudah tersedia DED.

  Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (RP2KP,

RTBL KSK, Masterplan. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)

  Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan

dana daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan sehinggasistem bisa berfungsi.

Page 146: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 146/366

 127Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

  Ada unit pelaksana kegiatan.

  Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.

2. Khusus

Rusunawa

  Kesediaan Pemda utk penandatanganan MoA

  Dalam Rangka penanganan Kws. Kumuh

  Kesanggupan Pemda menyediakan Sambungan Listrik, Air

Minum, dan PSD lainnya

  Ada calon penghuni

RIS PNPM

  Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra.

  Desa di kecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya.

  Tingkat kemiskinan desa >25%.

  Bupati menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan

BOP minimal 5% dari BLM.

PPIP

  Hasil pembahasan dengan Komisi V - DPR RI  Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belum

ditangani program Cipta Karya lainnya

  Kabupaten reguler/sebelumnya dengan kinerja baik

  Tingkat kemiskinan desa >25%

PISEW

  Berbasis pengembangan wilayah

  Pembangunan infrastruktur dasar perdesaan yang

mendukung (i) transportasi, (ii) produksi pertanian, (iii)pemasaran pertanian, (iv) air bersih dan sanitasi, (v)

pendidikan, serta (vi) kesehatan

  Mendukung komoditas unggulan kawasan

Selain kriteria kesiapan seperti di atas terdapat beberapa kriteria yang

harus diperhatikan dalam pengusulan kegiatan pengembangan

permukiman seperti untuk penanganan kawasan kumuh di perkotaan.

Mengacu pada UU No. 1/2011 tentang Perumahan dan KawasanPermukiman, permukiman kumuh memiliki ciri (1) ketidakteraturan dan

Page 147: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 147/366

 128 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

kepadatan bangunan yang tinggi, (2) ketidaklengkapan prasarana,

sarana, dan utilitas umum, (3) penurunan kualitas rumah, perumahan,

dan permukiman, serta prasarana, sarana dan utilitas umum, serta (4)

pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak sesuai

dengan rencana tata ruang wilayah. Lebih lanjut kriteria tersebut

diturunkan ke dalam kriteria yang selama ini diacu oleh Ditjen. Cipta

Karya meliputi sebagai berikut:

1. Vitalitas Non Ekonomi

a. Kesesuaian pemanfaatan ruang kawasan dalam Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota atau RDTK, dipandang perlu sebagai

legalitas kawasan dalam ruang kota.

b. Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuh

memiliki indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman

kumuh dalam hal kelayakan suatu hunian berdasarkan intensitas

bangunan yang terdapat didalamnya.

c. Kondisi Kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yang

dinilai, mempunyai indikasi terhadap penanganan kawasan

permukiman kumuh berdasarkan kerapatan dan kepadatan

penduduk.

2. Vitalitas Ekonomi Kawasan

a. Tingkat kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya pada

wilayah kota, apakah apakah kawasan itu strategis atau kurang

strategis.

b. Fungsi kawasan dalam peruntukan ruang kota, dimana

keterkaitan dengan faktor ekonomi memberikan ketertarikan pada

investor untuk dapat menangani kawasan kumuh yang ada.

Kawasan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pusat-pusat

aktivitas bisnis dan perdagangan seperti pasar, terminal/stasiun,

pertokoan, atau fungsi lainnya.

c. Jarak jangkau kawasan terhadap tempat mata pencaharian

penduduk kawasan permukiman kumuh.

3. Status Kepemilikan Tanah

a. Status pemilikan lahan kawasan perumahan permukiman.

b. Status sertifikat tanah yang ada.

4. Keadaan Prasarana dan Sarana: Kondisi Jalan, Drainase, Air bersih,

dan Air limbah.

Page 148: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 148/366

 129Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

5. Komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota

a. Keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganan

kawasan kumuh dengan indikasi penyediaan dana danmekanisme kelembagaan penanganannya.

b. Ketersediaan perangkat dalam penanganan, seperti halnya

rencana penanganan (grand scenario) kawasan, rencana induk

(master plan) kawasan dan lainnya.

8.1.5 Usulan Program dan Kegiatan

a. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan PermukimanSetelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan

antara kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan

program dan kegiatan. Namun usulan program dan kegiatan terbatasi

oleh waktu dan kemampuan pendanaan pemerintah kabupaten/kota.

Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima tahun dalam RPI2JM

dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun

pertama hingga kelima.

Dengan memperhatikan kriteria kesiapan maka dapat dirumuskan usulanprogram dan kegiatan pengembangan permukiman kabupaten/kota yangdisusun berdasarkan prioritasnya seperti tabel 8.10 dengan petunjuk pengisiankolom sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Nama program dan kegiatan(3) Volume dan satuan kegiatan(4) Perkiraan kebutuhan biaya

(5) Lokasi pelaksanaan kegiatan(6) Pemenuhan kriteria kesiapan

Tabel 8.10 Format Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman

Kabupaten/Kota

NoProgram/

Kegiatan

Volume/

Satuan

Biaya

(Rp)Lokasi

Kriteria

Kesiapan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 a.2

3..

Page 149: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 149/366

 130 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

b. Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman

Dalam pengembangan permukiman, Pemerintah Daerah didorong untuk

terus meningkatkan alokasinya pada sektor tersebut serta mencari

alternatif sumber pembiayaan dari masyarakat dan swasta (KPS, CSR).

Berdasarkan usulan program dan kegiatan pengembangan permukiman (Tabel8.10) maka diidentifikasi kemungkinan sumber pembiayaan baik dari APBDKabupaten/Kota, APBD Provinsi, APBN, maupun dari masyarakat dan swasta,sesuai dengan kemampuan pembiayaan pemerintah kabupaten/kota

Tabel 8.11 Contoh Usulan Pembiayaan Proyek

N

O

Program/

KegiatanAPBN

APBD

Prov

APBD

Kab/kota

Masya

rakat

Swa

staCSR TOTAL

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (9) (10)

1

2

3

… 

Usulan prioritas kegiatan dan pembiayaan secara lebih rinci dapat

dituangkan ke dalam tabel 8.12.

Petunjuk pengisian table 8.12 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut(2), (3), (4) output, indikator output, dan rincian kegiatan yang disesuaikan

dengan Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya untuk sector PengembanganPermukiman

(5) Lokasi kegiatan(6) Volume kegiatan(7) Satuan dari volume kegiatan(8), (9), (10), (11), (12), (13), (14) Sumber pembiaayaan kegiatan yang

bersumber dari table 8.11(16), (17), (18), (19), (20) Tahun pelaksanaan kegiatan dalam jangka waktu lima

tahun ke depan

Page 150: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 150/366

 131Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Tabel 8.12 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kabupaten/Kota

NO

OUTPUT

LOK

ASIVOL

SAT

UAN

SUMBER DANA TAHUN

INDIKATOR

OUTPUTAPBN APBD

PROV

APBD

KAB

 /KOTA

MASY

ARAK

AT

SWA

STACSR 1 2 3 4 5

RINCIAN MURNI PHLN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (16) (17) (18) (19) (20)

KEGIATAN: PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

1

1.a

1.b

… 

2

2.a

2.b

… 

3… 

TOTAL

 P

 e d o m a n P e n y u s u n a n R P I2 J M B i d a n g C i p t a K a r y a

Page 151: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 151/366

 132 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

8.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan

8.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan PBL

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang

diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan

ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di

perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan

gedung dan lingkungannya.

Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada Undang-

undang dan peraturan antara lain:

1) UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan

Permukiman

UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

memberikan amanat bahwa penyelenggaraan penyelenggaraan

perumahan dan kawasan permukiman adalah kegiatan perencanaan,

pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di dalamnya

pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan,

serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.

Pada UU No. 1 tahun 2011 juga diamanatkan pembangunan kaveling

tanah yang telah dipersiapkan harus sesuai dengan persyaratan dalam

penggunaan, penguasaan, pemilikan yang tercantum pada rencana

rinci tata ruang dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). 

2) UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

UU No. 28 tahun 2002 memberikan amanat bangunan gedung harus

diselenggarakan secara tertib hukum dan diwujudkan sesuai dengan

fungsinya, serta dipenuhinya persyaratan administratif dan teknis

bangunan gedung.

Persyaratan administratif yang harus dipenuhi adalah:a. Status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang

hak atas tanah;

Page 152: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 152/366

 133Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

b. Status kepemilikan bangunan gedung; dan

c. Izin mendirikan bangunan gedung.

Persyaratan teknis bangunan gedung melingkupi persyaratan tata

bangunan dan persyaratan keandalan bangunan. Persyaratan tata

bangunan ditentukan pada RTBL yang ditetapkan oleh Pemda,

mencakup peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur

bangunan gedung, dan pengendalian dampak lingkungan. Sedangkan,

persyaratan keandalan bangunan gedung mencakup keselamatan,

kesehatan, keamanan, dan kemudahan. UU No. 28 tahun 2002 juga

mengamatkan bahwa dalam penyelenggaraan bangunan gedung yangmeliputi kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan

pembongkaran, juga diperlukan peran masyarakat dan pembinaan oleh

pemerintah.

3) PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun

2002 tentang Bangunan Gedung

Secara lebih rinci UU No. 28 tahun 2002 dijelaskan dalam PP No. 36

Tahun 2005 tentang peraturan pelaksana dari UU No. 28/2002. PP inimembahas ketentuan fungsi bangunan gedung, persyaratan bangunan

gedung, penyelenggaraan bangunan gedung, peran masyarakat, dan

pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung. Dalam

peraturan ini ditekankan pentingnya bagi pemerintah daerah untuk

menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai

acuan rancang bangun serta alat pengendalian pengembangan

bangunan gedung dan lingkungan.

4) Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

Sebagai panduan bagi semua pihak dalam penyusunan dan

pelaksanaan dokumen RTBL, maka telah ditetapkan Permen PU No.

06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan. Dalam peraturan tersebut, dijelaskan bahwa RTBL disusun

pada skala kawasan baik di perkotaan maupun perdesaan yang meliputi

kawasan baru berkembang cepat, kawasan terbangun, kawasan

dilestarikan, kawasan rawan bencana, serta kawasan gabungan dari

Page 153: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 153/366

 134 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

 jenis-jenis kawasan tersebut. Dokumen RTBL yang disusun kemudian

ditetapkan melalui peraturan walikota/bupati. 

5) Permen PU No.14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan

Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Permen PU No: 14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal

bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mengamanatkan jenis

dan mutu pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan

Ruang yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh

setiap warga secara minimal. Pada Permen tersebut dilampirkan

indikator pencapaian SPM pada setiap Direktorat Jenderal di lingkungan

Kementerian PU beserta sektor-sektornya.

Lingkup Tugas dan Fungsi Direktorat PBL

Sebagaimana dinyatakan pada Permen PU No.8 tahun 2010 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PU, pada Pasal 608 dinyatakan

bahwa Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan mempunyai

tugas  melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta

Karya di bidang perumusan dan pelaksanakan kebijakan, penyusunan

produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di

bidang penataan bangunan dan lingkungan termasuk pembinaan

pengelolaan gedung dan rumah negara.

Kemudian selanjutnya pada Pasal 609 disebutkan bahwa Direktorat

Penataan Bangunan dan Lingkungan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi penyelenggaraan

penataan bangunan dan lingkungan termasuk gedung dan rumah

negara;

b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik, fasilitasi serta pembinaan

pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara termasuk

fasilitasi bangunan gedung istana kepresidenan;

c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi

penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan dan

pengembangan keswadayaan masyarakat dalam penataanlingkungan;

Page 154: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 154/366

 135Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi revitalisasi

kawasan dan bangunan bersejarah/tradisional, ruang terbuka hijau,

serta penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta

pembinaan kelembagaan penyelenggaraan penataan bangunan

dan lingkungan; dan

f. Pelaksanaan tata usaha Direktorat.

Lingkup tugas dan fungsi tersebut dilaksanakan sesuai dengan kegiatan

pada sektor PBL, yaitu kegiatan penataan lingkungan permukiman,

kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara dankegiatan pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan

seperti ditunjukkan pada Gambar 8.2.

Sumber : Dit. PBL, DJCK, 2012

Gambar 8.2 Lingkup Tugas PBL

Page 155: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 155/366

 136 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Lingkup kegiatan untuk dapat mewujudkan lingkungan binaan yang baik

sehingga terjadi peningkatan kualitas permukiman dan lingkungan

meliputi:

a. Kegiatan penataan lingkungan permukiman

  Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);

  Bantuan Teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);

  Pembangunan Prasarana dan Sarana peningkatan lingkungan

pemukiman kumuh dan nelayan;

  Pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan

pemukiman tradisional.

b. Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung

  Diseminasi peraturan dan perundangan tentang penataan

bangunan dan lingkungan;

  Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan

gedung;

  Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan

arsitektur;

  Pelatihan teknis.c. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di perkotaan

  Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan;

  Paket dan Replikasi.

8.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan

Tantangan

A. Isu StrategisUntuk dapat merumuskan isu strategis Bidang PBL, maka dapat dilihat

dari Agenda Nasional dan Agenda Internasional yang mempengaruhi

sektor PBL. Untuk Agenda Nasional, salah satunya adalah Program

PNPM Mandiri, yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Mandiri, sebagai wujud kerangka kebijakan yang menjadi dasar acuan

pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis

pemberdayaan masyarakat. Agenda nasional lainnya adalah

pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang PekerjaanUmum dan Penataan Ruang, khususnya untuk sektor PBL yang

Page 156: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 156/366

 137Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

mengamanatkan terlayaninya masyarakat dalam pengurusan IMB di

kabupaten/kota dan tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan

Gedung Negara (HSBGN) di kabupaten/kota.

 Agenda internasional yang terkait diantaranya adalah pencapaian

MDG’s 2015, khususnya tujuan 7 yaitu memastikan kelestarian

lingkungan hidup. Target MDGs yang terkait bidang Cipta Karya adalah

target 7C, yaitu menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk

tanpa akses terhadap air minum layak dan sanitasi layak pada 2015,

serta target 7D, yaitu mencapai peningkatan yang signifikan dalam

kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020.

 Agenda internasional lainnya adalah isu Pemanasan Global (Global

Warming ). Pemanasan global yang disebabkan bertambahnya

karbondioksida (CO2) sebagai akibat konsumsi energi yang berlebihan

mengakibatkan naiknya suhu permukaan global hingga 6.4 °C antara

tahun 1990 dan 2100, serta meningkatnnya tinggi muka laut di seluruh

dunia hingga mencapai 10-25 cm selama abad ke-20. Kondisi ini

memberikan dampak bagi kawasan-kawasan yang berada di pesisirpantai, yaitu munculnya bencana alam seperti banjir, kebakaran serta

dampak sosial lainnya.

 Agenda Habitat juga merupakan salah satu Agenda Internasional yang

 juga mempengaruhi isu strategis sektor PBL. Konferensi Habitat I yang

telah diselenggarakan di Vancouver, Canada, pada 31 Mei-11 Juni

1976, sebagai dasar terbentuknya UN Habitat pada tahun 1978, yaitu

sebagai lembaga PBB yang mengurusi permasalahan perumahan danpermukiman serta pembangunan perkotaan. Konferensi Habitat II yang

dilaksanakan di lstanbul, Turki, pada 3 - 14 Juni 1996 dengan dua tema

pokok, yaitu "Adequate Shelter for All"   dan "Sustainable Human

Settlements Development in an Urbanizing World" , sebagai kerangka

dalam penyediaan perumahan dan permukiman yang layak bagi

masyarakat.

Dari agenda-agenda tersebut maka isu strategis tingkat nasional untuk

bidang PBL dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

Page 157: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 157/366

 138 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

1) Penataan Lingkungan Permukiman

a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL;

b. PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di

perkotaan;

c. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka

hijau (RTH) di perkotaan;

d. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional

dan bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang

tumbuh kembangnya ekonomi lokal;

e. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan

Standar Pelayanan Minimal;

f. Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam

penataan bangunan dan lingkungan.

2) Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

a. Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung

(keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);

b. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda

bangunan gedung di kab/kota;

c. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang

fungsional, tertib, andal dan mengacu pada isu lingkungan/

berkelanjutan;

d. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan

rumah negara;

e. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan

gedung dan rumah Negara.

3) Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

a. Jumlah masyarakat miskin pada tahun 2012 sebesar 29,13 juta

orang atau sekitar 11,96% dari total penduduk Indonesia;

b. Realisasi DDUB tidak sesuai dengan komitmen awal termasuk

sharing in-cash sesuai MoU PAKET;

c. Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah

dalam penanggulangan kemiskinan.

Isu strategis PBL ini terkait dengan dokumen-dokumen seperti RTR,skenario pembangunan daerah, RTBL yang disusun berdasar skala

prioritas dan manfaat dari rencana tindak yang meliputi a) Revitalisasi,

Page 158: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 158/366

 139Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

b) RTH, c) Bangunan Tradisional/bersejarah dan d) penanggulangan

kebakaran, bagi pencapaian terwujudnya pembangunan lingkungan

permukiman yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan.

Setiap Kabupaten/Kota diharapkan dapat menggambarkan isu strategis sektorPBL di dalam RPI2JM bidang Cipta Karya dengan acuan seperti tabel 8.13. Isustrategis daerah terdiri dari tiga aspek yaitu Penataan Lingkungan Permukiman,Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara, PemberdayaanKomunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan.

Tabel 8.13 Isu Strategis sektor PBL di Kabupaten/Kota

No. Kegiatan Sektor PBLIsu Strategis sektor

PBL di Kab/Kota

(1) (2) (3)

1. Penataan Lingkungan Permukiman a.

b. dst

2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan

Rumah Negara

a.

b. dst

3. Pemberdayaan Komunitas dalamPenanggulangan Kemiskinan

a.b. dst

B. Kondisi Eksisting

Untuk tahun 2012 capaian nasional dalam pelaksanaan program

direktorat PBL adalah dengan jumlah kelurahan/desa yang telah

mendapatkan fasilitasi berupa peningkatan kualitas infrastruktur

permukiman perdesaan/kumuh/nelayan melalui program P2KP/PNPM

adalah sejumlah 10.925 kelurahan/desa. Untuk jumlah Kabupaten/Kotayang telah menyusun Perda Bangunan Gedung (BG) hingga tahun

2012 adalah sebanyak 106 Kabupaten/Kota. Untuk RTBL yang sudah

tersusun berupa Peraturan Bupati/Walikota adalah sebanyak 2

Kabupaten/Kota, 9 Kabupaten/Kota dengan perjanjian bersama, dan 32

Kabupaten/Kota dengan kesepakatan bersama.

Berdasarkan Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014, di samping

kegiatan non-fisik dan pemberdayaan, Direktorat PBL hingga tahun2013 juga telah melakukan peningkatan prasarana lingkungan

Page 159: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 159/366

 140 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

permukiman di 1.240 kawasan serta penyelenggaraan bangunan

gedung dan fasilitasnya di 377 kabupaten/kota. Dalam RPI2JM bidang

Cipta Karya pencapaian di Kabupaten/Kota perlu dijabarkan sebagai

dasar dalam perencanaan.

Setiap Kabupaten/Kota diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi

eksisting di daerah masing-masing, yang mencakup kondisi terkait peraturan

daerah (Tabel 8.14), kegiatan penataan lingkungan permukiman (Tabel 8.15),

kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara(Tabel 8.16),

serta capaian dalam pemberdayaan komunitas dalam penanggulangankemiskinan (Tabel 8.17).

Tabel 8.14 Peraturan Daerah/Peraturan Walikota/Peraturan Bupati

terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan

No.

Perda/Peraturan Gubernur/Peraturan

Walikota/Peraturan Bupati/Peraturan lainnyaAmanat

Jenis Produk

Pengaturan

Nomor

& Tahun Tentang(1) (2) (3) (4) (5)

Petunjuk pengisian kolom Tabel 8.14:(1) Nomor urut

(2) Jenis produk pengaturan daerah, diisi dengan Perda/Pergub/Perwal/Perbup/SK Kepala Daerah/ peraturan lainnya

(3) No. dan tahun produk pengaturan daerah(4) Perihal pengaturan daerah(5) Kutipan amanat produk pengaturan daerah yang terkait Penataan

Bangunan dan Lingkungan

Page 160: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 160/366

 141Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Tabel 8.15 Penataan Lingkungan Permukiman

Kawasan Tradisional/

BersejarahRTH Pemenuhan SPM

Penanganan

Kebakaran

Nama

Kawasan

Dukungan

Infrastruk

tur CK

Lokasi/

Nama

RTH

Luas

RTH

%

Luas

RTH

Keter

sediaan

IMB

%

IMB

HS

BGN

Instan-

si

Prasarana

Kebakaran

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)Kec. A:

Kec: B:

Kec. C:

Kec. D:

Tabel 8.15 diisi mengacu pada baris pertama dengan petunjuk pengisian kolomsebagai berikut:

(1) Nama kawasan tradisional/bersejarah yang ada di kabupaten/kota(2) Dukungan infrastruktur CK yang telah diberikan pada kawasan

tradisional/bersejarah tersebut(3) Lokasi/Nama Ruang Terbuka Hijau yang ada pada kabupaten kota(4) Luas RTH yang ada pada kolom (3)(5) Persentase luas RTH terhadap luas kota(6) Ketersediaan pelayanan IMB pada kabupaten/kota yang bersangkutan

(7) Persentase bangunan yang ber-IMB pada setiap kecamatan(8) Ketersediaan produk HSBGN(9) Nama instansi penanganan kebakaran(10) Prasarana kebakaran yang ada pada kabupaten/kota

Tabel 8.16 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

NoKawasan/

Kecamatan

Jumlah BG Negara

berdasarkan fungsi

Status

Kepemilikan

Kondisi

Bangunan

Keter

sediaan

Utilitas BG

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. .......... Fungsi Hunian :

.....................unit

Fungsi Keagamaan :

............. unit

Fungsi Usaha :

...................... unit

Fungsi Sosial Budaya :

.......... unit

Fungsi Khusus :..................... unit

2. dst

Page 161: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 161/366

 142 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Petunjuk pengisian kolom Tabel 8.16 adalah sebagai berikut:

(1) Nomor urut kawasan/kecamatan(2) Nama kawasan/kecamatan(3) Jumlah Bangunan Gedung Negara yang dikelompokan

berdasarkan fungsi untuk hunian, keagamaan, sosial budaya, ataufungsi khusus lainnya pada kawasan/kecamatan

(4) Gambaran status kepemilikan dari bangunan gedung negaratersebut(air minum, sanitasi, persampahan, listrik, dsb)

(5) Gambaran kondisi bangunan secara umum(6) Ketersediaan utilitas (air minum, sanitasi, persampahan, listrik,

dsb) pada bangunan gedung negara

Tabel 8.17 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

No. Kecamatan Kegiatan PNPM

Perkotaan (P2KP)

Kegiatan Pemberdayaan

lainnya

(1) (2) (3) (4)

Petunjuk pengisian kolom Tabel 8.17 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut kawasan/kecamatan(2) Nama kawasan/kecamatan(3) Lokasi kelurahan kegiatan pelaksanaan P2KP di kecamatan yang

bersangkutan(4) Kegiatan pemberdayaan lain yang juga dilaksanakan di kelurahan

tersebut (jika ada)

C. Permasalahan dan Tantangan

Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa

permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain:

Penataan Lingkungan Permukiman:

•  Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi

kebakaran;

•  Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa

RTBL untuk lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam

Page 162: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 162/366

 143Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

penyiapan infrastruktur guna pengembangan lingkungan

permukiman;

•  Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasankegiatan ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta

heritage;

•  Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan

lingkungan permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya

alokasi anggaran daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan

dalam rangka pemenuhan SPM.

Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara:•  Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum

berfungsi efektif dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung

dan Rumah Negara;

•  Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota metropolitan,

besar, sedang, kecil di seluruh Indonesia;

•  Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan

pengelolaan dan penyelenggaraan bangunan gedung

(keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);•  Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan

kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah

rawan bencana;

•  Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak

berfungsi dan kurang mendapat perhatian;

•  Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di

daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;

•  Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhipersyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan;

•  Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang

tertib dan efisien;

•  Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan

baik.

Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:

•  Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan

hijau/terbuka, sarana olah raga.

Page 163: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 163/366

 144 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Kapasitas Kelembagaan Daerah:

•  Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam

pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk

pengawasan;

•  Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan

dan peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;

•  Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan

bangunan gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat

pengaturan.

Di dalam RPI2JM bidang Cipta Karya hendaknya digambarkan hasil identifikasi

permasalahan dan tantangan sektor PBL yang ada di setiap kabupaten/kota

sesuai dengan karakteristik masing-masing dengan acuan seperti tabel 8.18.

 Adapun cara pengisian tabel tersebut sebagai berikut:

(1) Nomor urut(2) Aspek permasalahan yang meliputi aspek teknis, kelembagaan,

pembiayaan, peran serta masyarakat/swasta, dan aspek lingkunganpermukiman.

(3) Permasalahan yang dihadapi dari setiap aspek(4) Tantangan yang ada dari permasalahan sektor PBL(5) Alternatif solusi dari identifikasi masalah dan tantangan

Tabel 8.18 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan

Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Aspek PBLPermasalahan yang

dihadapi

Tantangan

Pengembangan

Alternatif

Solusi

(1) (2) (3) (4) (5)I. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

1 Aspek Teknis 1)

2)

2 Aspek Kelembagaan 1)

2)

3 Aspek Pembiayaan 1)

2)

4 Aspek Peran Serta

Masyarakat / Swasta

1)

2)

5 Aspek LingkunganPermukiman

1)2)

Page 164: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 164/366

 145Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

No Aspek PBLPermasalahan yang

dihadapi

Tantangan

Pengembangan

Alternatif

Solusi

(1) (2) (3) (4) (5)

II. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

1 Aspek Teknis 1)

2)

2 Aspek Kelembagaan 1)

2)

3 Aspek Pembiayaan 1)

2)

4 Aspek Peran Serta

Masyarakat/ Swasta

1)

2)

5 Aspek LingkunganPermukiman

1)2)

III. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan 

1 Aspek Teknis 1)

2)

2 Aspek Kelembagaan 1)

2)

3 Aspek Pembiayaan 1)

2)

4 Aspek Peran Serta

Masyarakat / Swasta

1)

2)

5 Aspek Lingkungan

Permukiman

1)

2)

8.2.3. Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

 Analisis kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL oleh

Kab/Kota, hendaknya mengacu pada Lingkup Tugas DJCK untuk sektor

PBL yang dinyatakan pada Permen PU No. 8 Tahun 2010, seperti yangtelah dijelaskan pada Subbab 8.2.1.

Pada Permen PU No.8 tahun 2010, dijabarkan kegiatan dari Direktorat

PBL meliputi:

a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

Dengan kegiatan yang terkait adalah penyusunan Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem ProteksiKebakaran (RISPK), pembangunan prasarana dan sarana lingkungan

Page 165: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 165/366

Page 166: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 166/366

 147Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran

sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungannya.

RISPK terdiri dari Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran dan

Rencana Sistem Penanggulangan Kebakaran di Kabupaten/Kota untuk

kurun waktu 10 tahun. RISPK memuat rencana kegiatan pencegahan

kebakaran yang terdiri dari kegiatan inspeksi terhadap ancaman bahaya

kebakaran pada kota, lingkungan bangunan dan bangunan gedung,

serta kegiatan edukasi pencegahan kebakaran kepada masyarakat dan

kegiatan penegakan Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM).

RISPK juga memuat rencana tentang penanggulangan kebakaran yangterdiri dari rencana kegiatan pemadaman kebakaran serta

penyelamatan jiwa dan harta benda.

-  Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah

Pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan Penataan Lingkungan

Permukiman Tradisional adalah:

1. Koordinasi dan sinkronisasi dengan Pemerintah Daerah;

2. Pendekatan Tridaya sebagai upaya pemberdayaan terhadap aspekmanusia, lingkungan dan kegiatan ekonomi masyarakat setempat;

3. Azas "berkelanjutan" sebagai salah satu pertimbangan penting

untuk menjamin kelangsungan kegiatan;

4. Rembug warga dalam upaya menggali sebanyak mungkin aspirasi

masyarakat, selain itu juga melakukan pelatihan keterampilan teknis

dalam upaya pemberdayaan masyarakat.

-  Standar Pelayanan Minimal (SPM) Analisa kebutuhan Program dan Kegiatan juga mengacu pada Permen

PU No.14 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Khusus untuk sektor PBL, SPM

 juga terkait dengan SPM Penataan Ruang dikarenakan kegiatan

penataan lingkungan permukiman yang salah satunya melakukan

pengelolaan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan.

Standar SPM terkait dengan sektor PBL sebagaimana terlihat pada

tabel 8.19, yang dapat dijadikan acuan bagi Kabupaten/Kota untuk

Page 167: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 167/366

 148 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

menyusun kebutuhan akan sektor Penataan Bangunan dan

Lingkungan.

Tabel 8.19 SPM Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Jenis Pelayanan Dasar

Standar Pelayanan

Minimal

Waktu

Pen-

capaian

Keterangan

Indikator Nilai

VI. Penataan

Bangunan

dan

Lingkungan

Izin

Mendirikan

Bangunan

(IMB)

15. Terlayaninya

masyarakat dalam

pengurusan IMB di

kabupaten/ kota.

100

%

2014 Dinas yang

membidangi

Perijinan

(IMB).

HargaStandar

Bangunan

Gedung

Negara

(HSBGN)

16. Tersedianyapedoman Harga

Standar Bangunan

Gedung Negara di

kabupaten/kota.

100% 2014 Dinas yangmembidangi

Pekerjaan

Umum.

VIII. Penataan

Ruang

Penyediaan

Ruang

Terbuka

Hijau (RTH)

Publik

23. Tersedianya

luasan RTH publik

sebesar 20% dari

luas wilayah kota/

kawasanperkotaan.

25% 2014 Dinas/SKPD

yang

membidangi

Penataan

Ruang.

b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah

Negara

Kegiatan penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

meliputi:

1. Menguraikan kondisi bangunan gedung negara yang belum

memenuhi persyaratan keandalan yang mencakup (keselamatan,keamanan, kenyamanan dan kemudahan);

2. Menguraikan kondisi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan

Rumah Negara;

3. Menguraikan aset negara dari segi administrasi pemeliharaan.

Untuk dapat melakukan pendataan terhadap kondisi bangunan gedung

dan rumah negara perlu dilakukan pelatihan teknis terhadap tenaga

pendata HSBGN, sehingga perlu dilakukan pendataan kegiatanpembinaan teknis penataan bangunan gedung.

Page 168: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 168/366

 149Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam PenanggulanganKemiskinan

Program yang mencakup pemberdayaan komunitas dalam

penanggulangan kemiskinan adalah PNPM Mandiri, yang dilaksanakan

dalam bentuk kegiatan P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di

Perkotaan). P2KP merupakan program pemerintah yang secara

substansi berupaya menanggulangi kemiskinan melalui pemberdayaaan

masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya, termasuk

Pemerintah Daerah dan kelompok peduli setempat.

Bagi setiap Kabupaten/Kota disarankan dapat mengidentifikasi kebutuhansektor Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk jangka waktu 5 tahun kedepan dengan mengacu pada program dan capaian Renstra Nasional danRPJMD, sebagaimana tergambarkan pada tabel 8.20. Adapun cara pengisiankolom pada tabel adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Uraian perkiraan kebutuhan data(3) Unit satuan(4), (5), (6), (7), dan (8) berisikan proyeksi atau target penataan bangunan danlingkungan dalam jangka waktu 5 tahun(9) keterangan tambahan jika diperlukan

Tabel 8.20 Kebutuhan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Uraian Satuan

Kebutuhan

KetTahun

I

Tahun

II

Tahun

III

Tahun

IV

Tahun

V(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

1. Ruang Terbuka

Hijau (RTH)

M2

2. Ruang Terbuka M2

3. PSD unit

4. PS Lingkungan unit

5. HSBGN laporan

6. Pelatihan Teknis

Tenaga PendataHSBGN

laporan

7. lainnya

Page 169: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 169/366

 150 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

No Uraian Satuan

Kebutuhan

KetTahun

I

Tahun

II

Tahun

III

Tahun

IV

Tahun

VII Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

1. Bangunan Fungsi

Hunian

unit

2. Bangunan Fungsi

Keagamaan

unit

3. Bangunan Fungsi

Usaha

unit

4. Bangunan Fungsi

Sosial Budaya

unit

5. Bangunan Fungsi

Khusus

unit

6. Bintek

Pembangunan

Gedung Negara

laporan

7. lainnya

III. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

1. P2KP

2. lainnya

8.2.4. Program-Program dan Kriteria Kesiapan Sektor Penataan

Bangunan dan Lingkungan

Program-Program Penataan Bangunan dan Lingkungan, terdiri dari:

a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman;

b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;

c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan

Kemiskinan.Untuk penyelenggaraan program-program pada sektor Penataan

Bangunan dan Lingkungan (PBL) maka dibutuhkan Kriteria Kesiapan

(Readiness Criteria) yang mencakup antara lain rencana kegiatan rinci,

indikator kinerja, komitmen Pemda dalam mendukung pelaksanaan

kegiatan melalui penyiapan dana pendamping, pengadaan lahan jika

diperlukan, serta pembentukan kelembagaan yang akan menangani

pelaksanaan proyek serta mengelola aset proyek setelah infrastruktur

dibangun.

Page 170: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 170/366

 151Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Kriteria Kesiapan  untuk sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

adalah:

-  Fasilitasi RanPerda Bangunan GedungKriteria Khusus:

•  Kabupaten/kota yang belum difasilitasi penyusunan ranperda

Bangunan Gedung;

•  Komitmen Pemda untuk menindaklanjuti hasil fasilitasi

Ranperda BG

-  Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman

Berbasis KomunitasKriteria Khusus  Fasilitasi Penyusunan Rencana Penataan

Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas:

•  Kawasan di perkotaan yang memiliki lokasi PNPM-Mandiri

Perkotaan;

•  Pembulatan penanganan infrastruktur di lokasi-lokasi yang

sudah ada PJM Pronangkis-nya;

•  Bagian dari rencana pembangunan wilayah/kota;

•  Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, danmasyarakat;

•  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

-  Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL)

Kriteria Lokasi :

•  Sesuai dengan kriteria dalam Permen PU No.6 Tahun 2006;

•  Kawasan terbangun yang memerlukan penataan;

•  Kawasan yang dilestarikan/heritage;•  Kawasan rawan bencana;

•  Kawasan gabungan atau campuran (fungsi hunian, fungsi

usaha, fungsi sosial/ budaya dan/atau keagamaan serta fungsi

khusus, kawasan sentra niaga (central business district );

•  Kawasan strategis menurut RTRW Kab/Kota;

•  Komitmen Pemda dalam rencana pengembangan dan investasi

Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi

dengan rencana tata ruang dan/atau pengembangan

wilayahnya;

Page 171: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 171/366

 152 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

•  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat;

•  Pekerjaan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat.

-  Penyusunan Rencana Tindak Revitalisasi Kawasan, Ruang

Terbuka Hijau (RTH) dan Permukiman Tradisional/Bersejarah

Rencana Tindak berisikan program bangunan dan lingkungan

termasuk elemen kawasan, program/rencana investasi, arahan

pengendalian rencana dan pelaksanaan serta DAED/DED.

Kriteria Umum:

•  Sudah memiliki RTBL atau merupakan turunan dari lokasi

perencanaan RTBL (jika luas kws perencanaan > 5 Ha) atau;

•  Turunan dari Tata Ruang atau masuk dlm skenario

pengembangan wilayah (jika luas perencanaan < 5 Ha);

•  Komitmen pemda dalam rencana pengembangan dan investasi

Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi

dengan Rencana Tata Ruang dan/atau pengembangan

wilayahnya;

•  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Penataan

dan Revitalisasi Kawasan:

•  Kawasan diperkotaan yang memiliki potensi dan nilai strategis;

•  Terjadi penurunan fungsi, ekonomi dan/atau penurunan

kualitas;

•  Bagian dari rencana pengembangan wilayah/kota;

•  Ada rencana pengembangan dan investasi pemda, swasta, dan

masyarakat;

•  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Kriteria Khusus  Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Ruang

Terbuka Hijau:

•  Ruang publik tempat terjadi interaksi langsung antara manusia

dengan taman (RTH Publik);

Page 172: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 172/366

 153Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

•  Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang

penggunaannya bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman baik

alamiah maupun ditanam (UU No. 26/2007 tentang Tata ruang);•  Dalam rangka membantu Pemda mewujudkan RTH publik

minimal 20% dari luas wilayah kota;

•  Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta,

masyarakat;

•  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Kriteria Khusus  Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak

Permukiman Tradisional Bersejarah:•  Lokasi terjangkau dan dikenal oleh masyarakat setempat

(kota/kabupaten);

•  Memiliki nilai ketradisionalan dengan ciri arsitektur bangunan

yang khas dan estetis;

•  Kondisi sarana dan prasarana dasar yang tidak memadai;

•  Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan

masyarakat;

•  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

-  Kriteria Fasilitasi Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi

Kebakaran (RISPK):

•  Ada Perda Bangunan Gedung;

•  Kota/Kabupaten dengan jumlah penduduk > 500.000 orang;

•  Tingginya intensitas kebakaran per tahun dengan potensi resiko

tinggi

•  Kawasan perkotaan nasional PKN, PKW, PKSN, sesuai PPNo.26/2008 ttg Tata Ruang;

•  Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan

masyarakat;

•  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

-  Kriteria dukungan PSD Untuk Revitalisasi Kawasan, RTH Dan

Permukiman Tradisional/Ged Bersejarah:

•  Mempunyai dokumen Rencana Tindak PRK/RTH/Permukiman

Tradisional-Bersejarah;

Page 173: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 173/366

 154 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

•  Prioritas pembangunan berdasarkan program investasinya;

•  Ada DDUB;

•  Dukungan Pemerintah Pusat maksimum selama 3 tahun

anggaran;

•  Khusus dukungan Sarana dan Prasarana untuk permukiman

tradisional, diutamakan pada fasilitas umum/sosial, ruang-ruang

publik yang menjadi prioritas masyarakat yang menyentuh

unsur tradisionalnya;

•  Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan

masyarakat;

•  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

-  Kriteria dukungan Prasarana dan Sarana Sistem Proteksi

Kebakaran:

•  Memiliki dokumen RISPK yang telah disahkan oleh Kepala

Daerah (minimal SK/peraturan bupati/walikota);

•  Memiliki Perda BG (minimal Raperda BG dalam tahap

pembahasan dengan DPRD);

•  Memiliki DED untuk komponen fisik yang akan dibangun;

•  Ada lahan yg disediakan Pemda;

•  Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan

masyarakat;

•  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

-  Kriteria Dukungan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan

Lingkungan:

•  Bangunan gedung negara/kantor pemerintahan;

•  Bangunan gedung pelayanan umum (puskesmas, hotel, tempat

peribadatan, terminal, stasiun, bandara);

•  Ruang publik atau ruang terbuka tempat bertemunya aktifitas

sosial masyarakat (taman, alun-alun);

•  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Page 174: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 174/366

 155Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

8.2.5 Usulan Program dan Kegiatan PBL

Pada bagian ini usulan program dan kegiatan Penataan Bangunan danLingkungan pada Kabupaten/Kota akan dirangkum dalam tabel 8.21.

Petunjuk pengisian table 8.21 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut(2), (3), (4) output, indikator output, dan rincian kegiatan yang disesuaikan

dengan Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya untuk sektor PenataanBangunan dan Lingkungan

(5) Lokasi kegiatan(6) Volume kegiatan(7) Satuan dari volume kegiatan(8), (9), (10), (11), (12), (13), (14) Sumber pembiaayaan kegiatan yang

bersumber dari table 8.12(16), (17), (18), (19), (20) Tahun pelaksanaan kegiatan dalam jangka waktu lima

tahun ke depan

Page 175: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 175/366

 156 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Tabel 8.21 Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan

Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten/Kota

N

O

OUTPUTLO

KA

SI

VOLSATUA

N

SUMBER DANA TAHUN

INDIKATOR OUTPUT APBNAPBD

PROV

APBD

KAB/

KOTA

MAS

 YARA

KAT

SWASTA

CSR 1 2 3 4 5RINCIAN

RP

MURNIPHLN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (16) (17) (18) (19) (20)

KEGIATAN: PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENYELENGGARAAN DALAMPENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN TERMASUKPENGELOLAAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA 1 LAYANAN PERKANTORAN

Jumlah Bulan Layanan Perkantoran

1.a Penyelenggaraan operasional &

pemeliharaan perkantoran

Bln/Thn

2 PERATURAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Jumlah NSPK Bid Penataan Bangunan

dan Lingkungan

2.a Penyusunan NSPK, Legalisasi

Draft NSPK

NSPK

3 PEMBINAAN PELAKSANAAN PENATAAN

BANGUNAN DAN LINGKUNGAN,

PENGELOLAAN GEDUNG DAN RUMAH

NEGARA

Jumlah Laporan Pembinaan

Penyelenggaraan Bidang Penataan

Bangunan dan Lingkungan

3.a Bantek dan Pendampingan

penyusunan Ranperda BG 

Laporan

3.b Fasilitasi penyusunan RTBL  Laporan

3.c Fasilitasi penyusunan Rencana

Induk Sistem Proteksi Kebakaran

(RISPK)

Laporan

3.d Fasilitasi penyusunan Rencana Laporan

 P e d o m a n P e n y u s u n a

 n R P I2 J M B i d a n g C i p t a K a r y a

Page 176: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 176/366

 157Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

N

O

OUTPUTLO

KA

SI

VOLSATUA

N

SUMBER DANA TAHUN

INDIKATOR OUTPUT APBNAPBD

PROV

APBD

KAB/

KOTA

MAS

 YARA

KAT

SWA

STACSR 1 2 3 4 5

RINCIANRP

MURNIPHLN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (16) (17) (18) (19) (20)

Tindak Penataan dan Revitalisasi

Kawasan 

3.e Fasilitasi Rencana Tindak Sistem

Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Laporan

3.f Fasilitasi penyusunan RencanaTindak Pengembangan Kawasan

Permukiman Tradisional

Bersejarah 

Laporan

3.g Fasilitasi Penguatan

Kelembagaan Penataan

Bangunan dan Lingkungan

Laporan

4 PENGAWASAN PELAKSANAAN PENATAAN

BANGUNAN DAN LINGKUNGAN, PENGELO-

LAAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA

Jumlah Laporan Pengawasan

Penyelenggaraan Bidang Penataan

Bangunan dan Lingkungan

4.a Pemeriksaan keandalan

bangunan gedung 

Laporan

5 BANGUNAN GEDUNG DAN FASILITASNYA

Pengembangan Bangunan Gedung

Negara/Bersejarah

5.a Pengembangan BangunanGedung Negara dan Bersejarah

Gedung

6 SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN

PERMUKIMAN

Jumlah kawasan yang Tertata Bangunan

dan Lingkungannya

 P e d o m a n P e n y u s u n a n R P I2 J M B i d a n g C i p t a K a r y a

Page 177: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 177/366

 158 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

N

O

OUTPUTLO

KA

SI

VOLSATUA

N

SUMBER DANA TAHUN

INDIKATOR OUTPUT APBNAPBD

PROV

APBD

KAB/

KOTA

MAS

 YARA

KAT

SWASTA

CSR 1 2 3 4 5RINCIAN

RP

MURNIPHLN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (16) (17) (18) (19) (20)

6.a Pengembangan Sarana dan

Prasarana untuk Proteksi

kebakaran 

Kab/Kota

6.b Pengembangan Sarana danPrasarana untuk Aksesibilitas BG  Kab/Kota

6.c Sarana dan Prasarana

Revitalisasi Kawasan 

Kawasan

6.d Sarana dan Prasarana Ruang

Terbuka Hijau 

Kab/Kota

6.e Sarana dan Prasarana pada

Pemukiman Tradisional dan

Bersejarah 

Kawasan

6.f Pengembangan Sarana dan

Prasarana untuk Proteksi

kebakaran 

Kab/Kota

6.g Pengembangan PIP2B  Provinsi

7 KESWADAYAAN/PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT (P2KP)

Jumlah Kel/Desa yang Mendapatkan

Pendampingan Pemberdayaan Sosial

(P2KP/PNPM)

7.a Pendampingan Pemberdayaan

Sosial (P2KP/PNPM) 

Kel/desa

TOTAL

 P e d o m a n P e n y u s u n a n

 R P I2 J M B i d a n g C i p t a K a r y a

Page 178: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 178/366

 159Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

8.3 Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

8.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan

Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan

merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara,

merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik)

dan non fisik penyediaan air minum. Penyelenggara pengembangan

SPAM adalah badan usaha milik negara (BUMN)/ badan usaha milik

daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok

masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistempenyediaan air minum. Penyelenggaraan SPAM dapat melibatkan

peran serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa

pemeliharaan, perlindungan sumber air baku, penertiban sambungan

liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaraan SPAM.

Beberapa peraturan perundangan yang menjadi dasar dalam

pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) antara lain:

i) Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya AirPada pasal 40 mengamanatan bahwa pemenuhan kebutuhan air

baku untuk air minum rumah tangga dilakukan dengan

pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM). Untuk

pengembangan sistem penyediaan air minum menjadi tanggung

 jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

ii) Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Program

Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025

Perundangan ini mengamanatkan bahwa kondisi sarana danprasarana masih rendah aksesibilitas, kualitas, maupun cakupan

pelayanan.

iii) Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

Bahwa Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan

membangun, memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik

(teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran

masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk

melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju

Page 179: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 179/366

 160 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

keadaan yang lebih baik. Peraturan tersebut juga menyebutkan

asas penyelenggaraan pengembangan SPAM, yaitu asas

kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan

keserasian, keberlanjutan, keadilan, kemandirian, serta

transparansi dan akuntabilitas.

iv) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2006

tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum

Peraturan ini mengamanatkan bahwa dalam rangka peningkatan

pelayanan/ penyediaan air minum perlu dilakukan pengembangan

SPAM yang bertujuan untuk membangun, memperluas, dan/atau

meningkatkan sistem fisik dan non fisik daam kesatuan yang utuh

untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat

menuju keadaan yang lebih baik dan sejahtera.

v) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010

tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum

dan Tata Ruang

Peraturan ini menjelaskan bahwa tersedianya akses air minum

yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan

perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan

kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari.

SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau

bukan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat

meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan

unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan dapat

meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air

hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau

bangunan perlindungan mata air. Pengembangan SPAM menjadi

kewenangan/ tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah

untuk menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan air minum bagi

kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang

sehat, bersih, dan produktif sesuai dengan peraturan perundang-

undangan, seperti yang diamanatkan dalam PP No. 16 Tahun 2005.

Page 180: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 180/366

 161Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Pemerintah dalam hal ini adalah Direktorat Pengembangan Air Minum,

Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum yang mempunyai

tugas  melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal CiptaKarya di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan

produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di

bidang pengembangan sistem penyediaan air minum. Adapun

fungsinya antara lain mencakup:

  Menyusun kebijakan teknis dan strategi pengembangan sistem

penyediaan air minum;

  Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi

pengembangan sistem penyediaan air minum termasukpenanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;

  Pengembangan investasi untuk sistem penyediaan air minum;

  Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta

pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang air

minum.

8.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan

Tantangan

A. Isu Strategis Pengembangan SPAM

Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya

Indonesia untuk mencapai target pembangunan di bidang air minum.

Isu ini didapatkan melalui serangkaian konsultasi dan diskusi dalam

lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum khususnya Direktorat

Jenderal Cipta Karya. Isu-isu strategis tersebut adalah:

1. Peningkatan Akses Aman Air Minum;

2. Pengembangan Pendanaan;

3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan;

4. Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan;

5. Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum;

6. Rencana Pengamanan Air Minum;

7. Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat;

dan

8. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan

Kaidah Teknis dan Penerapan Inovasi Teknologi

Page 181: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 181/366

Page 182: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 182/366

Page 183: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 183/366

 164 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Tabel 8.22 Contoh Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM Kabupaten/Kota

SistemJaringan

Daerah PelayananTingkat

PelayananSumber Air

LuasWP

JmlhPddkWP

Jmlh PddkTerlayani

%Pddk

%Wilayah

Lokasi Debit

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Total

Kab/Kota

C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan SPAM

i . Permasalahan Pengembangan SPAM

Pada bagian ini, perlu dijabarkan permasalahan pengembangan

SPAM sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. Adapun

permasalahan pengembangan AM pada tingkat nasional antara lain:

1) Pening katan Cakupan dan Kual itas

a) Tingkat pertumbuhan cakupan pelayanan air minum sistem

perpipaan belum seimbang dengan tingkat perkembangan

penduduk

b) Perkembangan pesat SPAM non-perpipaan terlindungi masih

memerlukan pembinaan.

c) Tingkat kehilangan air pada sistem perpipaan cukup besar dan

tekanan air pada jaringan distribusi umumnya masih rendah.

d) Pelayanan air minum melalui perpipaan masih terbatas dan

harus membayar lebih mahal.

e) Ketersediaan data yang akurat terhadap cakupan dan akses air

minum masyarakat belum memadai.

f) Sebagian air yang diproduksi PDAM telah memenuhi kriteria

layak minum, namun kontaminasi terjadi pada jaringan

distribusi.

g) Masih tingginya angka prevalensi penyakit yang disebabkan

buruknya akses air minum yang aman.

2) Pendanaan

a) Penyelenggaraan SPAM mengalami kesulitan dalam

masalah pendanaan untuk pengembangan, maupun

operasional dan pemeliharaan.

Page 184: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 184/366

 165Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

b) Investasi untuk pengembangan SPAM selama ini lebih

tergantung dari pinjaman luar negeri.

c) Komitmen dan prioritas pendanaan dari pemerintah daerahdalam pengembangan SPAM masih rendah.

3) Kelembagaan dan Perund ang-Undangan

a) Lemahnya fungsi lembaga/dinas di daerah terkait

penyelenggaraan SPAM.

b) Prinsip pengusahaan belum sepenuhnya diterapkan oleh

penyelenggara SPAM (PDAM).

c) Pemekaran wilayah di beberapa kabupaten/kota

mendorong pemekaran badan pengelola SPAM di daerah.4) Air Baku

a) Kapasitas daya dukung air baku di berbagai lokasi semakin

terbatas.

b) Kualitas sumber air baku semakin menurun.

c) Adanya peraturan perijinan penggunaan air baku di

beberapa daerah yang tidak selaras dengan peraturan

yang lebih tinggi.

d) Belum mantapnya alokasi penggunaan air baku sehinggamenimbulkan konflik kepentingan di tingkat pengguna.

5) Peran Masyarakat

a) Air masih dipandang sebagai benda sosial meskipun

pengolahan air baku menjadi air minum memerlukan biaya

relatif besar dan masih dianggap sebagai urusan

pemerintah.

b) Potensi yang ada pada masyarakat dan dunia usaha belum

sepenuhnya diberdayakan oleh Pemerintah.c) Fungsi pembinaan belum sepenuhnya menyentuh

masyarakat yang mencukupi kebutuhannya sendiri.

Setiap kabupaten/kota perlu melakukan identifikasi permasalahan yang

ada di kabupaten/kota masing-masing sebagaimana digambarkan

seperti tabel 8.23 dan 8.24 berikut ini.

Page 185: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 185/366

 166 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Tabel 8.23 Contoh Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM

No Aspek Pengelolaan AirMinum Permasa-lahan

Tindakan

 Yang Sudah

Dilakukan

 Yang Sedang

Dilakukan

(1) (2) (3) (4) (5)

A.

1.

2.

3. 

Kelembagaan/Perundangan

Organisasi SPAM

Tata Laksana (SOP,

koordinasi, dll)

SDM

B.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8. 

Teknis Operasional

Sumber Air Baku

Bangunan Intake

IPA

Reservoir dan Pompa

Distribusi

Jaringan Transmisi

Jaringan Distribusi

Sambungan Rumah

Meter Pelanggan 

C.

1.

2.

3.

4.

Pembiayaan:

Sumber-sumber pembiayaan

Tarif Retribusi

Mekanisme penarikan

retribusi

Realisasi penerimaan retribusi 

D.

1.

2.

3. 

Peran Serta Masyarakat

Penyuluhan

Kemampuan membayarretribusi

Kemauan berpartisipasi 

Petunjuk pengisian tabel 8.23 sebagai berikut:

(1) Nomor urut 

(2) Aspek pengelolaan air minum 

(3) Permasalahan yang ditemui pada setiap aspek pengelolaan air minum 

(4) Tindakan yang sudah dilakukan untuk mengatasi permasalahan (5) Rencana tindakan yang akan dilakukan ke depan 

Page 186: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 186/366

 167Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Tabel 8.24 Analisis Permasalahan melalui

Perbandingan Alternatif Pemecahan Masalah

No Parameter YangDiperbandingkan

Alternatif-1 Alternatif-2 Alternatif-3

Teknis Manfaat  Biaya  Teknis Manfaat B i a y a Teknis Manfaat B i a y a

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

A

1.

2.

3.

Kelembagaan

Organisasi SPAM

Tata Laksana (SOP,

Koordinasi, dll)

SDM

B.

1.

2.3.

4.

5.

6.

7.

8. 

Teknis Operasional

Sumber Air Baku

Bangunan IntakeIPA

Reservoir dan Pompa

Distribusi

Jaringan Transmisi

Jaringan Distribusi

Sambungan Rumah

Meter Pelanggan 

C.

1.

2.

3.

4.

Pembiayaan:

Sumber-sumber

pembiayaanTarif Retribusi

Penarikan retribusi

Realisasi penerimaan

retribusi 

D.

1.

2.

3.

Peran Serta

Masyarakat

Penyuluhan

Kemampuan

membayar retribusi

Kemauan

berpartisipasi 

Petunjuk pengisian tabel 8.24 sebagai berikut:

(1) Nomor urut 

(2) Aspek pengelolaan air minum 

(3), (6) dan (9) diisi dengan tindakan teknik fisik yang diperbandingkan.(4), (7) dan (10) diisi dengan manfaat yang bisa didapat dari pemilihan teknik

alternatif bersangkutan.(5), (8) dan (11) diisi dengan rendah, sedang atau tinggi sesuai tingkat biaya

relatif antar alternatif. 

Page 187: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 187/366

 168 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

i i . Tantangan Peng embangan SPAM

Beberapa tantangan dalam pengembangan SPAM yang cukup besar

ke depan, agar dapat digambarkan, misalnya : 

1) Tantangan Internal:

a) Tantangan dalam peningkatan cakupan kualitas air minum saat

ini adalah mempertimbangkan masih banyaknya masyarakat

yang belum memiliki akses air minum yang aman yang tercermin

pada tingginya angka prevalensi penyakit yang berkaitan dengan

air. Tantangan lainnya dalam pengembangan SPAM adalah

adanya tuntutan PP 16/2005 untuk memenuhi kualitas air minum

sesuai kriteria yang telah disyaratkan.

b) Banyak potensi dalam hal pendanaan pengembangan SPAM

yang belum dioptimalkan. Sedangkan adanya tuntutan penerapan

tarif dengan prinsip full cost recovery merupakan tantangan besar

dalam pengembangan SPAM.

c) Adanya tuntutan untuk penyelenggaraan SPAM yang profesional

merupakan tantangan dalam pengembangan SPAM di masa

depan.

d) Adanya tuntutan penjaminan pemenuhan standar pelayanan

minimal sebagaimana disebutkan dalam PP No. 16/2005 serta

tuntutan kualitas air baku untuk memenuhi standar yang

diperlukan.

e) Adanya potensi masyarakat dan swasta dalam pengembangan

SPAM yang belum diberdayakan. 

2) Tantangan Ekstern al

a) Tuntutan pembangunan yang berkelanjutan dengan pilar

pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.

b) Tuntutan penerapan Good Governance melalui demokratisasi

yang menuntut pelibatan masyarakat dalam proses

pembangunan.

c) Komitmen terhadap kesepakatan Millennium Development Goals

(MDGs) 2015 dan Protocol Kyoto dan Habitat , dimana

pembangunan perkotaan harus berimbang dengan pembangunanperdesaan.

Page 188: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 188/366

 169Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

d) Tuntutan peningkatan ekonomi dengan pemberdayaan potensi

lokal dan masyarakat, serta peningkatan peran serta dunia

usaha, swastae) Kondisi keamanan dan hukum nasional yang belum mendukung

iklim investasi yang kompetitif.

8.3.3 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum

Kebutuhan sistem penyediaan air minum terjadi karena adanya gap

antara kondisi yang ada saat ini dengan target yang akan dicapai pada

kurun waktu tertentu. Kondisi pelayanan air minum secara nasionalsebesar 47, 71%, dilihat dari proporsi penduduk terhadap sumber air

minum terlindungi (akses aman) yang mencakup 49,82% di perkotaan

dan 45,72 di perdesaan. Setiap kabupaten/kota perlu melakukan

analisis kebutuhan sistem penyediaan air minum di masing-masing

kabupaten/kota sesuai dengan arahan dibawah ini.

A. Analisis Kebutuhan Pengembangan SPAM Kabupaten/Kota

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan SistemPenyediaan Air Minum, baik sistem perpipaan maupun bukan perpipaan

adalah menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem

penyediaan air minum. Melakukan analisis atas dasar besarnya

kebutuhan penyediaan air minum, baik itu untuk pemenuhan kebutuhan

masyarakat (basic need)  maupun kebutuhan pengembangan kota

(development need). Pada bagian ini sudah harus diuraikan penetapan

kawasan/daerah yang memerlukan penanganan dari komponen

penyediaan air minum baik sistem perpipaan maupun bukan perpipaan,serta diperlihatkan arahan struktur pengembangan prasarana kota yang

telah disepakati.

 Analisis kebutuhan Pengembangan SPAM merupakan hasil rangkaian

analisis diantaranya adalah analisis hasil survey kebutuhan nyata (real

demand survey ), analisis kebutuhan dasar air minum, analisis

kebutuhan program pengembangan, analisis kualitas dan tingkat

pelayanan serta analisis ekonomi. Hasil analisis kebutuhan dituangkan

dalam tabel seperti dicontohkan 8.25 berikut ini.

Page 189: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 189/366

 170 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Tabel 8.25 Contoh Analisis Kebutuhan

N

o. Uraian

Kondisi

Eksisting

Kebutuhan

TahunI

TahunII

TahunIII

TahunIV

TahunV

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Sistem Perpipaan (PDAM)

a. Kebocoran (%)

b. Cakupan PelayananPenduduk (%)

c. Kebutuhan (liter/org/hari)

2. Sistem Bukan Perpipaan

a. Kebocoran (%)

b. Cakupan PelayananPenduduk (%)

c. Kebutuhan (liter/org/hari)

3. Sistem Perpipaan NonPDAM

a. Kebocoran (%)

b. Cakupan PelayananPenduduk (%)

c. Kebutuhan (liter/org/hari)

4. Kebocoran Total

5. Jumlah Pelanggana. Proporsi Sambungan

Langsung

b. Proporsi SambunganUmum

c. Jumlah SambunganLangsung

d. Jumlah Sambungan Umum

6. Unit Konsumsi

a. Sambungan Langsung, SL

b. Sambungan Umum, SUc. Non Domestic

7. Kebutuhan Air

a. Kebutuhan Air Domestik

b. Kebutuhan Non Domestik

c. Sub Total Kebutuhan Air

8. Kebutuhan Air Rata-rata(Qr)

9. Kebutuhan Air Maksimum(Qmax)

10.

Peak Hour Factor (FaktorJam Puncak)

Page 190: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 190/366

 171Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Cara pengisian kolom pada tabel 8.25 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut

(2) Uraian perkiraan kebutuhan data(3) Kondisi eksisting(4), (5), (6), (7), dan (8) berisikan proyeksi atau target penyediaan air minumdalam jangka waktu 5 tahun ke depan

B. Kebutuhan Pengembangan SPAM Daerah

Berikut ini adalah kebutuhan Pengembangan SPAM yang mengacu dari

Renstra DJCK tahun 2010-2014 khususnya dalam Kegiatan:

Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber

Pembiayaan Dan Pola Investasi, Dan Penyelenggaraan Serta

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

Setiap kabupaten/kota perlu menggambarkan realisasi dan target

pengembangan sistem penyediaan air minum di masing-masing

kabupaten/kota sesuai dengan tabel 8.26 dibawah ini.

Tabel 8.26 Analisis Kebutuhan Program Pengembangan SPAM

No  OUTPUTSATU

AN

KEBUTUHAN

Tahun

I

Tahun

II

Tahun

III

Tahun

IV

Tahun

V

1 Layanan Perkantoran

2PeraturanPengembanganSistem Air Minum

3

Laporan Pembinaan

PelaksanaanPengembanganSPAM

a. RISPAM

b. NSPK SPAM

4

Laporan PengawasanPelaksanaanPengembanganSPAM

5Percontohan Re-Usedan Daur Ulang Air

Minuma. Kampanye hemat

air

Page 191: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 191/366

 172 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

No  OUTPUTSATU

AN

KEBUTUHAN

Tahun

I

Tahun

II

Tahun

III

Tahun

IV

Tahun

Vb. Aktivitas reuse &

daur ulang air

6.PenyelenggaraanSPAM terfasilitasi

a. PDAM yangmemperolehpembinaan

b. Pengelola airminum non PDAMyang memperoleh

pembinaan

c. Laporan pra-studikelayakan KPS

d. PDAM terfasilitasiuntukmendapatkanpinjaman Bank

e. Studi AlternatifPembiayaan

7. SPAM Regional

8. SPAM Di kawasanMBR

9.SPAM di Ibu kotaKecamatan (IKK)

10 SPAM Perdesaan

a. PS Air MinumPerdesaan

b. Pro Rakyat PDT

11.

SPAM KawasanKhusus

a. Kawasan pulau

terluar,perbatasan,terpencil

b. Kawasanpemekaran,KAPET

c. Pelabuhanperikanan dan ProRakyat KKP

i. Pelabuhanperikanan

ii. Pro Rakyat KKP

Page 192: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 192/366

 173Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Cara pengisian kolom pada tabel 8.26 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Uraian perkiraan kebutuhan data(3) Satuan program(4), (5), (6), (7), dan (8) berisikan kebutuhan program pengembangan air minumdalam jangka waktu 5 tahun ke depan

8.3.4 Program-Program dan Kriteria Penyiapan, serta Skema

Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM

8.3.4.1 Program-Program Pengembangan SPAM

Program SPAM yang dikembangkan oleh Pemerintah antara lain:

A. Program SPAM IKK

Kriteria Program SPAM IKK adalah:

  Sasaran: IKK yang belum memiliki SPAM

  Kegiatan:

  Pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi dan unit

distribusi utama)

  Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target Sambungan

Rumah (SR) total

  Indikator:

  Peningkatan kapasitas (liter/detik)

  Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayani SPAM

B. Program Masyarakat Berpenghasi lan Rendah (MBR)

Kriteria Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah:

  Sasaran: Optimalisasi SPAM IKK

  Kegiatan: Stimulan jaringan pipa distribusi maksimal 40% dari

target total SR untuk MBR 

  Indikator:

  Peningkatan kapasitas (liter/detik)

  Penambahan jumlah kawasan kumuh/nelayan yang terlayani

SPAM

C. Program Perdesaan Pola Pams imas

Kriteria Program Perdesaan Pola Pamsimas adalah:

Page 193: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 193/366

 174 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

  Sasaran: IKK yang belum memiliki SPAM 

  Kegiatan:

  Pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi dan unit

distribusi utama)

  Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target Sambungan

Rumah (SR) total

  Indikator:

  Peningkatan kapasitas (liter/detik)

  Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayani SPAM

D. Prog ram Desa Rawan Air /Terpenci l

Kriteria Program SPAM IKK adalah:

  Sasaran: Desa rawan air, desa miskin dan daerah terpencil

(sumber air baku relatif sulit)

  Kegiatan: Pembangunan unit air baku, unit produksi dan unit

distribusi utama

  Indikator: Penambahan  jumlah desa yang terlayani SPAM 

E. Program Pengamanan Air Minum

Kriteria Program Pengamanan Air Minum adalah:  Sasaran: PDAM-PDAM dalam rangka mengurangi resiko

  Kegiatan: Pengendalian kualitas pelayanan air minum dari

hulu sampai hilir

  Indikator: Penyediaan air minum memenuhi standar 4 K.

Selanjutnya pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)

mengacu pada Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum

(RISPAM) yang disusun berdasarkan:1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;

2. Rencana pengelolaan Sumber Daya Air;

3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM;

4. Kondisi Lingkungan, Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat;

5. Kondisi Kota dan Rencana Pengembangan SPAM.

Page 194: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 194/366

Page 195: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 195/366

 176 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

 –  Justifikasi Teknis dan Biaya: Penambahan kapasitas ≤ 10 l/detik

atau diameter pipa JDU terbesar ≤ 150 mm;

4. Tersedia DED/Rencana Teknis (sesuai Permen No. 18/2007)

5. Ada indikator kinerja untuk monitoring

 –  Indikator Output: 100 % pekerjaan fisik

 –  Indikator Outcome: Jumlah SR/HU yang dimanfaatkan oleh

masyarakat pada tahun yang sama

6. Tersedia lahan/ada jaminan ketersediaan lahan

7. Tersedia Dana Daerah Untuk Urusan Bersama (DDUB) sesuai

kebutuhan fungsional dan rencana pemanfaatan sistem yang akan

dibangun

8. Institusi pengelola pasca konstruksi sudah jelas (PDAM/PDAB,

UPTD atau BLUD)

9. Dinyatakan dalam surat pernyataan Kepala Daerah tentang

kesanggupan/ kesiapan menyediakan syarat-syarat di atas.

8.3.4.3 Skema Kebijakan Pendanaaan

A. Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM

 Adapun skema kebijakan pendanaan pengembangan SPAM adalah

tergambar dalam tabel 8.28

Tabel 8.28 Skema Kebijakan Pendananaan Pengembangan SPAM

Kegiatan

SPAM

Air

BakuUnit Produksi

Transmisi dan Distribusi

(SR dan HU)

KOTA APBN

 APBD, PDAM,

KPS, (APBN)

 APBN, PDAM, KPS, APBN

(MBR)

IKK APBN APBN APBN (s.d. Hidran Umum)

Desa Rawan Air APBN APBN APBN (s.d. Hidran Umum)

Desa dengan air

baku mudah

(Pamsimas)

 APBN APBN, APBD,

Masyarakat

PAMSIMAS (APBN : 70%,

 APBD : 10%, dan Masyarakat

: 20%.

Catatan:

• Semua sistem yang sudah jadi dikelola oleh pemda/PDAM/Masyarakat;• Keikutsertaan Pemda/PDAM/Masyarakat dalam proses pembangunan adalah

keharusan;

Page 196: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 196/366

 177Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

• HU = Hidran Umum; 

• SR = Sambungan rumah; 

• MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah. 

Gambar 8.3 Pembagian Kewenangan Pengembangan SPAM

B. Pendekatan Pembiayaan APBN

1) Non Cost-Recovery

  Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi)pada IKK, kawasan perbatasan/ pulau terdepan;

  Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi)

bagi kawasan-kawasan tertinggal (kawasan kumuh, kawasan

nelayan, dan ibu kota kabupaten pemekaran;

  Fasilitasi pengembangan SPAM bagi perdesaan (desa rawan air)

melalui pemicuan perubahan perilaku menjadi hidup bersih dan

sehat, pembangunan modal sosial, capacitu building bagi

masyarakat, serta pembangunan dan pengelolaan SPAMberbasis masyarakat; dan

  pengembangan SPAM skala kecil (perdesaan) pembiayaannya

didorong melalui DAK.

2) Cost recovery

  Fasilitasi penyediaan air baku untuk air minum melalui kerjasama

dengan Ditjen Sumber Daya Air; dan

  Fasilitasi penyediaan air minum (PDAM) di kawasan strategis

(PKN, PKW, PKL, dll) dengan pendanaan melalui perbankan,

Pemda/PDAM, serta KPS.

Page 197: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 197/366

 178 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

C. Alternat i f Pola Pemb iayaan

  Equity adalah merupakan sumber pendanaan dari internal cash

PDAM dan Pemda untuk program penambahan sambungan

rumah (SR). Dilaksanakan oleh PDAM yang memiliki kecukupan

dana untuk memenuhi sebagian kebutuhan investasi;

  Pinjaman Bank Komersial  adalah merupakan sumber

pembiayaan dari pinjaman bank komersial dengan jumlah equity

tertentu sebagai pendamping pinjaman. Dilaksanakan oleh PDAM

yang memiliki kecukupan dana pendamping dan menerapkan tarif

minimal diatas harga pokok produksi (tarif dasar);

  Trade Credit  adalah merupakan sumber pembiayaan dari

pinjaman bank komersial melalui pihak ke tiga

(kontraktor/supplier) dan dibayar dengan angsuran dari

pendapatan PDAM dalam masa tertentu (10 tahun atau lebih).

Dilaksanakan oleh PDAM yang diperkirakan dapat mengangsur

sesuai dengan perjanjian;

  Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) merupakan sumber

pembiayaan dari badan usaha swasta (BUS) berdasarkankontrak kerjasama antara BUS dengan pemerintah

(BOT/Konsesi). Dilaksanakan di kabupaten/kota yang memiliki

pasar potensial (captive market) dan telah dilengkapi dengan

studi pra-FS dan kesiapan pemerintah daerah;

  Obligasi  adalah merupakan sumber dana dari penerbitan surat

utang yang akan dibayar dari pendapatan PDAM. Dilaksanakan

oleh PDAM yang telah memiliki rating minimal BBB;

  CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakanyang dilakukan suatu perusahaan sebagai bentuk tanggungjawab

terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu

berada.

8.3.5. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM

A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM

Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan SPAM disusunberdasarkan paket-paket fungsional dan sesuai kebijakan prioritas

Page 198: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 198/366

 179Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

program seperti pada RPJM. Penyusunan tersebut memperhatikan

kebutuhan air minum berkaitan dengan pengembangan atau

pembangunan sektor dan kawasan unggulan. Dengan demikian usulansudah mencakup pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan

pembangunan ekonomi.

Usulan program yang diajukan perlu dievaluasi kesesuaiannya dengan

hasil analisis dan identifikasi yang telah dilakukan. Selain itu, perlu juga

dicek keterpaduan dengan sektor-sektor lainnya. Usulan program harus

dapat mencerminkan besaran dan prioritas program, dan manfaatnya

ditinjau dari segi fungsi, kondisi fisik, dan non-fisik antar kegiatan danpendanaannya.Penjabaran program-program tersebut disesuaikan

dengan struktur tatanan program RPJMN yang diwujudkan dalam

paket-paket kegiatan/program.

B. Pembiayaan Proyek Pengembangan SPAM

Pembiayaan proyek perlu disusun berdasarkan klasifikasi tanggung

 jawab masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Pusat,

Swasta dan Masyarakat. Jika ada indikasi program pengembanganSPAM yang melibatkan swasta perlu dilakukan kajian lebih mendalam

untuk menentukan kelayakannya.

Untuk program yang memerlukan analisis kelayakan keuangan, hasil

analisis harus dilampirkan dan merupakan bagian dari kajian

pembiayaan dan keuangan. Pembiayaan kegiatan pengembangan

SPAM sebagaimana diusulkan dapat berasal dari dana Pemerintahan

Kabupaten/Kota, masyarakat, swasta, dan bantuan Pemerintah Pusat.Bantuan Pemerintah Pusat dapat berbentuk proyek biasa (pemerataan

dalam pemenuhan prasarana sarana dasar), bantuan stimulan, dan

bantuan proyek khusus (menurut pengembangan kawasan). Adapun

 jenis bantuan disesuaikan dengan tingkat kebutuhannya.

Page 199: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 199/366

Page 200: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 200/366

 

181Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Tabel 8.29 Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM

NO

OUTPUTLOKASI

OL SATUAN

SUMBER DANA TAHUN

INDIKATOR OUTPUT APBN APBDPROV

APBDKAB/KOTA

SWASTA

MASYARAKAT

CSR 1 2 3 4 5RINCIAN MURNI PHLN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

KEGIATAN: PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, PENGEMBANGAN SUMBER PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI,DAN PENYELENGGARAAN SERTA PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

1 LAYANAN PERKANTORAN

Jumlah Bulan Layanan

Perkantoranxx ……  Bln/Thn

2 PERATURAN PENGEMBANGANSISTEM AIR MINUM

Jumlah NSPK NasionalBid ……… 

xx ……  NSPK3 LAPORAN PEMBINAAN PELAKSA-

NAAN PENGEMBANGAN SPAM

Jumlah Laporan Pem-binaan Penyelengga-raan ………… 

xx ……  Laporan

4 LAPORAN PENGAWASAN PELAK-SANAAN PENGEMBANGAN SPAM

Jumlah Laporan Penga-wasan PenyelenggaraanBidang …… 

4.a Pengawasan danpengendalian

Laporan

5 PERCONTOHAN RE-USE DAN DAURULANG AIR MINUM

Jumlah Kawasan Yang

 P  e d  o m a n P  e n y  u s  u n a n R  P  I  2 - J   M B  i   d  a n g C  i   p t   a K  a r  y  a

Page 201: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 201/366

 182 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

NO

OUTPUTLOKASI

OL SATUAN

SUMBER DANA TAHUN

INDIKATOR OUTPUT APBN APBDPROV

APBDKAB/KOTA

SWASTA

MASYARAKAT

CSR 1 2 3 4 5RINCIAN MURNI PHLN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Ditangani ….. 

5.a Kampanye hemat

air  

Kawasan

5.b Aktivitas reusedan daur ulang air  

Kawasan

6 PENYELENGGARAAN SPAMTERFASILITASI

Jumlah PDAM yangTerlayani …… 

6.a Pembinaan PDAM Laporan

6.b PembinaanPengelola airminum non PDAM

Laporan

6.c Laporan pra-studikelayakan KPS

Laporan

6.d.

PDAM terfasilitasipinjaman Bank

Laporan

6.e Studi Alternatif

Pembiayaan

Laporan

7 SPAM REGIONAL

Jumlah Kab/kota yangTerlayani ………… 

Region

8 SPAM DI KAWASAN MBR

Jumlah Kawasan YangTerlayani …… 

Kawasan

 P  e d  o m a n P  e n y  u s  u n a n R  P  I  2 - J   M B  i   d  a n g C  i   p t   a K  a r  y  a

Page 202: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 202/366

 

183Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

NO

OUTPUTLOKASI

OL SATUAN

SUMBER DANA TAHUN

INDIKATOR OUTPUT APBN APBDPROV

APBDKAB/KOTA

SWASTA

MASYARAKAT

CSR 1 2 3 4 5RINCIAN MURNI PHLN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

9 SPAM DI IBU KOTAKECAMATAN (IKK)

Jumlah IKK yangTerlayani …… 

Kawasan

10

SPAM PERDESAAN

Jumlah desa yangTerlayani …… 

10.a PS Air MinumPerdesaan

Desa

10.b Pro Rakyat PDT Desa11

SPAM KAWASAN KHUSUS

Jumlah Kawasan yangTerlayani …… 

11.a Kawasan pulauterluar, perba-tasan, terpencil

Kawasan

11.b Kawasan peme-karan, KAPET

Kawasan

11.c. Pelabuhanperikanan dan

Pro Rakyat KKP

Kawasan

TOTAL

 P  e d  o m a n P  e n y  u s  u n a n R  P  I  2 - J   M B 

 i   d  a n g C  i   p t   a K  a r  y  a

Page 203: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 203/366

 184 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

8.4 Penyehatan Lingkungan Permukiman

Mengacu pada Permen PU Nomor. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat

Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman mempunyai

tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta

Karya di bidang kebijakan, pengaturan, perencanaan, pembinaan,

pengawasan, pengembangan dan standardisasi teknis di bidang air

limbah, drainase dan persampahan permukiman.

Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal

656, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan air

limbah, drainase dan persampahan;

b. pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan

air limbah, drainase dan persampahan termasuk penanggulangan

bencana alam dan kerusuhan sosial;

c. pembinaan investasi di bidang air limbah dan persampahan;

d. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan

kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang air limbah,

drainase dan persampahan; dan

e. pelaksanaan tata usaha direktorat.

8.4.1. Air Limbah

8.4.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Air

Limbah

A. Arahan Kebijakan Pengelolaan Air Limbah

Beberapa peraturan perundangan yang mengatur pengelolaan air

limbah, antara lain:

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional.

Page 204: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 204/366

 185Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan

untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat

serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri,perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya

mendorong pertumbuhan ekonomi.

2. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Pasal 21 ayat (2) butir d mengamanatkan pentingnya pengaturan

prasarana dan sarana sanitasi dalam upaya perlindungan dan

pelestarian sumber air.

3. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.Peraturan ini mengatur penyelenggaraan prasarana dan sarana air

limbah permukiman secara terpadu dengan penyelenggaraan

sistem penyediaan air minum.

4. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sumber Daya Air

Pengaturan Sarana dan Prasarana Sanitasi dilakukan salah

satunya melalui pemisahan antara jaringan drainase dan jaringan

pengumpul air limbah pada kawasan perkotaan.5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010

tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum

dan Tata Ruang.

Mensyaratkan tersedianya sistem air limbah setempat yang

memadai dan tersedianya sistem air limbah skala

komunitas/kawasan/kota.

6. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/I/1998

tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu LingkunganMengamanatkan bahwa Pengolahan yang dilakukan terhadap air

buangan dimaksudkan agar air buangan tersebut dapat dibuang ke

badan air penerima menurut standar yang diterapkan, yaitu standar

aliran (stream standard) dan standar efluen (effluent standard).

B. Lingkup Pengelolaan Air Limbah

 Air Limbah yang dimaksud disini adalah air limbah permukiman

(Municipal Wastewater)  yang terdiri atas air limbah domestik (rumah

tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia

Page 205: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 205/366

Page 206: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 206/366

Page 207: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 207/366

 188 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

menjadi landasan penyusunan program dan kegiatan dalam Rencana

Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RP2IJM) yang lebih berpihak kepada pencapaian MDGs, yang

diharapkan dapat mempercepat pencapaian cita-cita pembangunan

nasional.

B. Kondisi Eksisting Pengembangan Air Limbah Permukiman

Setiap Kab/Kota wajib menyajikan gambaran secara umum kondisi

eksisting sistem pengelolaan air limbah yang ada saat ini di

Kabupaten/Kota masing-masing baik pada aspek teknis maupun pada

aspek non teknis pendukung. Untuk menggambarkan kondisi eksisting

pengembangan air limbah yang telah dilakukan pemerintah

Kota/Kabupaten, perlu diuraikan hal-hal berikut ini:

a. Aspek teknis

Berisi hal-hal yang berkaitan dengan prasarana dan sarana air

limbah yang mencakup:

1. Sistem prasarana dan sarana air limbah (sistem setempat/on-

site, sistem terpusat/off-site);

2. jumlah, masalah, dan kondisi prasarana dan sarana air

limbah;

3. tingkat pelayanan prasarana dan sarana air limbah.

Kondisi eksisiting pengembangan air limbah secara teknis dapat

ditampilkan sebagaimana dicontohkan pada tabel-tabel berikut:

Tabel 8.30 menunjukan kondisi eksisting infrastruktur pengolahan air limbahskala kota/kabupaten maupun kawasan yang meliputi Truk tinja, IPAL terpusat,IPLT, dan sebagainya. Petunjuk pengisian sebagai berikut:

(1) Jenis dan nama prasarana(2) Jumlah unit prasarana dan sarana air limbah(3) Kapasitas pengolahan/pengangkutan air limbah(4) Sistem pengolahan yang digunakan(5) Lembaga pengelola prasaran air limbah(6) Kondisi infrastruktur eksisting

Page 208: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 208/366

 189Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Tabel 8.30 Kapasitas Pelayanan Eksisting Skala Kabupaten/Kota

Prasaranadan

SaranaJumlah Kapasitas

Sistem

Pengolahan

Lembaga

Pengelola

Keterangan

Kondisi(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Truk Tinja … unit ………..m  

IPLT

IPAL

Dst.

Tabel 8.31 menunjukan kondisi eksisting infrastruktur pengolahan air limbahsetempat yang didata setiap kecamatan. Petunjuk pengisian sebagai berikut:

(1) Nomor urut kecamatan(2) Nama Kecamatan(3) Persentase rumah tangga/penduduk yang menggunakan jamban(4) Persentase rumah tangga/penduduk yang menggunakan MCK(5) Persentase rumah tangga/penduduk yang menggunakan jenis

pengumpulan limbah lainnya(6) Persentase rumah tangga/penduduk yang menggunakan septik tank(7) Persentase rumah tangga/penduduk yang menggunakan cubluk(8) Persentase rumah tangga/penduduk yang menggunakan jenis

pengolahan limbah lainnya

Tabel 8.31 Cakupan Pelayanan Sistem On Site

No. Kecamatan

Jumlah PS Sanitasi sistem Onsite Pengumpulan Pengolahan

JambanKeluarga

MCK LainnyaSeptiktank

Cubluk Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1.

2.

dst

Tabel 8.32 menunjukan kondisi eksisting infrastruktur pengolahan air limbahkomunal yang didata setiap lokasi pemberdayaan masyarakat. Petunjukpengisian sebagai berikut:

(1) Nomor urut lokasi MCK/IPAL komunal(2) Nama Lokasi(3) Sistem pengolahan yang digunakan(4) Tahun pembangunan

(5) Cakupan pelayanan infrastruktur komunal(6) Kondisi fisik infrastruktur

Page 209: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 209/366

 190 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Tabel 8.32 Pelayanan Air Limbah Komunitas Berbasis Masyarakat

No. Lokasi

SistemDibangun

TahunCakupan

Pelayanan KondisiMCK++

IPALKomunal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.

2.

Tabel 8.33 menunjukan parameter teknis wilayah kabupaten/kota yang menjadidasar dalam analisis kebutuhan prasarana air limbah permukiman. Karakteristikfisik kabupaten/kota ditunjukan dengan jumlah penduduk, luas wilayah

berdasarkan tingkat kepadatan, tipe bangunan, dan keterangan mengenaibadan air. Petunjuk pengisiannya sebagai berikut:

(1) Nomor urut lokasi MCK/IPAL komunal(2) Uraian parameter teknis wilayah(3) Besaran satuan(4) Keterangan tambahan seperti lokasi

Tabel 8.33 Parameter Teknis Wilayah

No. Uraian Besaran Keterangan(1) (2) (3) (4)

Karakteristik Fisik Kota

1. Jumlah Penduduk ………….. Jiwa 

Tingkat Kepadatan

- Sangat Tinggi (>400 jiwa/hektar)

- Tinggi (300-400 jiwa/ hektar) …………. Ha 

- Sedang (200-300 jiwa/ hektar) …………. Ha 

- Rendah (<200 jiwa/hektar) …………. Ha 

2. Tipe Bangunan Rumah Tangga

- Permanen ….%KK atau … unit 

- Semi Permanen ….%KK atau … unit 

- Tidak Permanen ….%KK atau … unit 

3. Badan Air

- Nama Sungai/ danau/ waduk

- Peruntukan

- Debit ……….Liter/detik 

- kualitas ……….BOD Mg/liter  ……….COD Mg/liter  

Page 210: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 210/366

 191Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

b. Pendanaan

Menguraikan kemampuan masyarakat/Pemda/Swasta dalammembiayai penyediaan serta operasi dan pemeliharaan prasarana

dan sarana air limbah seperti pembiayaan pembangunan sarana

individual, pengurasan tanki septik, retribusi air limbah sistem

komunal dan tempat-tempat umum, serta anggaran Pemda (APBD)

untuk pengelolaan air limbah permukiman.

c. Kelembagaan

Menguraikan organisasi pengelolaan air limbah yang mencakup

bentuk organisasi (lampirkan struktur organisasi), uraian tugas, tatalaksana kerja, dan sumber daya manusia yang dimiliki. Uraian

tersebut harus mencerminkan kemampuan organisasi pengelola air

limbah saat ini.

d. Peraturan Perundangan

Berisi peraturan perundangan terkait pengelolaan air limbah

permukiman yang dimiliki saat ini oleh masing-masing

Kabupaten/Kota misalnya terkait tentang Struktur Organisasi dan

Tupoksi pengelola air limbah, retribusi, dll (perda, SKwalikota/kabupaten, SK Direktur).

e. Peran Serta Swasta dan Masyarakat

Menguraikan peran serta masyarakat dan swasta dalam

pengelolaan air limbah serta kondisi perilaku hidup bersih dan

sehat (PHBS) di dalam masyarakat Kota/Kabupaten yang meliputi

kesediaan masyarakat membayar retribusi, penerimaan

masyarakat terhadap aturan terkait pengelolaan air limbah,

perilaku masyarakat dalam BAB, kegiatan-kegiatan apa yang telahdilakukan dalam mendorong peran serta masyarakat misalnya saja

kegiatan kampanye dan edukasi terkait pengelolaan air limbah baik

yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat/swasta, maupun

peran masyarakat dan swasta dalam pembangunan prasarana dan

sarana air limbah serta operasi dan pemeliharaan sarana dan

prasarana yang ada.

Page 211: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 211/366

 192 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

C. Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Air Limbah

i. Identifikasi Permasalahan Air Limbah

Setiap Kab/Kota wajib menguraikan besaran masalah yang

dihadapi di Kab./Kota masing-masing dengan membandingkan

antara kondisi yang ada dengan sasaran yang ingin dicapai, untuk

memenuhi kebutuhan dasar (basic need)  dan kebutuhan

pengembangan (development need)  yang ditinjau dari aspek

teknis, keuangan dan kelembagaan. Selain itu, dilakukan

inventarisasi persoalan setiap masalah yang sudah dirumuskan

dengan mempertimbangkan tipologi serta parameter-parameter

teknis yang ada di kawasan tersebut.

Hasil dari kegiatan inventarisasi tersebut akan didapatkan informasipermasalahan teknis dan non teknis pada sub sektor air limbah. Hasilidentifikasi permasalahan dituangkan dalam bentuk Tabel seperti pada tabel8.34. Petunjuk pengisian tabel sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Aspek pengelolaan air limbah permukiman

(3) Permasalahan yang dihadapi pada setiap aspek(4) Tindakan yang sudah dilakukan untuk mengatasi permasalahan(5) Rencana tindakan yang akan dilakukan ke depan

Tabel 8.34 Contoh Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi

No.Aspek Pengelolaan Air

Limbah

Permasa-

lahan

Tindakan

 Yang Sudah

Dilakukan

 Yang akan

Dilakukan

(1) (2) (3) (4) (5)

A. Kelembagaan:

-  Bentuk Organisasi

-  Tata Laksana (Tupoksi,

SOP,dll)

-  Kualitas dan Kuantitas SDM

B.

Perundangan terkait sektor

air limbah (Perda, Pergub,

Perwali,) 

C. Pembiayaan: 

-  Sumber-sumber pembia-

Page 212: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 212/366

 193Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

No.Aspek Pengelolaan Air

Limbah

Permasa-

lahan

Tindakan

 Yang Sudah

Dilakukan

 Yang akan

Dilakukan

(1) (2) (3) (4) (5)

yaan (APBD Prov/Kab/

kota/swasta/masyarakat)

-  Retribusi

D.Peran serta Masyarakat dan

swasta

E. Teknis Operasional:

1. Sistem On-Site Sanitation:

-  MCK

-  Jamban keluarga/ cubluk/

septik tank

-  Septik tank komunal

-  PS Sanimas

-  Truk tinja

-  IPLT

2. Sistem Off Site Sanitation:

-  Sambungan rumah-  Sistem jaringan pengumpul

-  Sistem sanitasi berbasis

masyarakat

-  IPAL

Permasalahan Pembangunan Sektor Air Limbah di Indonesia,

secara umum adalah:

(1) Belum optimalnya penanganan air limbah

(2) Tercemarnya badan air khususnya air baku oleh limbah

(3) Belum optimalnya manajemen air limbah:

a. Belum optimalnya perencanaan;

b. belum memadainya penyelenggaraan air limbah.

ii. Tantangan dan Peluang Pengembangan Sektor Air Limbah

Setiap Kab/Kota wajib menguraikan tantangan dan peluang sesuai

karakteristik Kab/Kota masing-masing terkait pembangunan sektorair limbah. Tantangan Sektor Air Limbah meliputi tantangan

internal dan tantangan eksternal. Tantangan internal berhubungan

Page 213: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 213/366

 194 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

dengan cakupan pelayanan air limbah, kejadian penyakit karena

buruknya pengelolaan air limbah, perlindungan sumber air baku,

kualitas kelembagaan, penggalian sumber dana serta pembagian

porsi dana APBN dan APBD. Sedangkan tantangan eksternal

berkaitan dengan target RPJMN bebas pembuangan tinja secara

terbuka di tahun 2014 dan Target MDGs  7c terlayaninya 50%

masyarakat yang belum mendapatkan akses air limbah sampai

tahun 2015.

Selain itu, Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang

Standar Pelayanan Minimum  menekankan tentang target

pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab

pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang

ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat

dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab

kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk

sub bidang Cipta Karya yang dituangkan didalam dokumen

RPI2JM yang merupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan

pengelolaan Air Limbah. Target pelayanan dasar bidang Air

Limbah sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor

14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum dapat dilihat

melalui tabel 8.35.

Tabel 8.35 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkanPermen PU No.14/PRT/M/2010 

Jenis Pelayanan

Dasar

Standar Pelayanan

Minimal

Batas

Waktu

Pencapaian

KetIndikator Nilai

Penyehatan

Lingkungan

Permukiman

 Air

Limbah

Permu-

kiman

Tersedianya

sistem air limbah

setempat yang

memadai.

60% 2014 Dinas yg

membidangi

PU

Tersedianya

sistem air limbah

skala komunitas/kawasan/kota

5% 2014 Dinas yg

membidangi

PU

Page 214: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 214/366

 195Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Peluang dalam pengelolaan air limbah adalah telah diaturnya

kewajiban penanggulangan pencemaran terhadap lingkungan dan

perlindungan sumber air baku dalam tataran undang-undangsampai dengan peraturan daerah. Peraturan perundangan juga

telah mengatur keterpaduan penanganan air limbah dengan

pengembangan sistem penyediaan air minum. Peluang yang lain

adalah adanya peningkatan kesadaran masyarakat dalam

penyelenggaraan air limbah permukiman.

8. 4.1.3 Analisis Kebutuhan Air Limbah

A. Analisis Kebutuhan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan Sistem

 Air Limbah adalah menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi

sistem pengelolaan air limbah kota. Melakukan analisis atas dasar

besarnya kebutuhan penanganan air limbah, baik itu untuk pemenuhan

kebutuhan masyarakat (basic need) maupun kebutuhan pengembangan

kota (development need).

Pada bagian ini Kab./Kota harus menguraikan kebutuhan komponen

pengelolaan air limbah secara teknis dan non teknis baik sistem

setempat individual, komunal maupun terpusat skala kota, serta

memperlihatkan arahan struktur pengembangan prasarana kota yang

telah disepakati. Analisis yang terkait dengan kebutuhan air limbah

adalah analisis sistem pengelolaan air limbah (on site  dan off site),

analisis jaringan perpipan air limbah untuk sistem terpusat, analisis

kualitas dan tingkat pelayanan serta analisis ekonomi. Hasil analisis

kebutuhan dituangkan dalam tabel 8.36 berikut ini.

Cara pengisian kolom pada tabel 8.36 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Uraian aspek pengelolaan air limbah yang terdiri dari aspek non teknis(peraturan, kelembagaan, pembiayaan, peran swasta dan masyarakat) sertaaspek teknis (sistem setempat dan sistem terpusat)

(3) Kondisi eksisting(4), (5), (6), (7), dan (8) berisikan proyeksi atau target pencapaian penyediaanpelayanan air limbah permukiman dalam jangka waktu 5 tahun ke depan

Page 215: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 215/366

 196 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Tabel 8.36 Contoh Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah

N

o Uraian

Kondisi

Eksisting

Kebutuhan

Tahun I

Tahun II

Tahun III

Tahun IV

Tahun V

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

A Peraturan terkait

sektor air limbah

-  Ketersediaan

Peraturan bidang Air

Limbah (Perda,

Pergub, Perwali dst)

B Kelembagaan

-  Bentuk Organisasi

-  Ketersediaan tata

laksana (Tupoksi,

SOP, dll)

-  Kualitas dan

kuantitas SDM

C Pembiayaan

-  Sumber pembiayaan

(APBD Prov/ Kab/

kota/ swasta/ masya-

rakat/ dll)-  Tarif Retribusi

-  Realisasi penarikan

retribusi (%terhadap

target)

D Peran swasta dan

masyarakat

(Sudah ada/belum ada/

bentuk kontribusi, dll) 

E. Sistem setempat (on

site)

-  Ketersediaan dan

kondisi IPLT

(ada/tidak,

baik/rusak)

-  Kapasitas IPLT ……….M  

-  Tingkat cakupan

Pelayanan IPLT

(% dari target)

-  Ketersediaan dan

kondisi Truk tinja

(….unit,

baik/rusak)

-  Biaya O&P

-  Kualitas efluen IPLT(BOD dan COD)

……….Mg/liter  ……….Mg/liter  

-  Ketersediaan Sistem (…….unit,

Page 216: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 216/366

 197Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

No

UraianKondisi

Eksisting

KebutuhanTahu

n ITahun II

Tahun III

Tahun IV

Tahun V

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)pengolahan air

limbah skala kecil/

kawasan/ komunitas

baik/rusak)

F. Sistem Terpusat (off

site)

-  Ketersediaan dan

kondisi IPAL

(ada/tidak,

baik/rusak)

-  Kapasitas IPAL ……….M3 

-  Tingkat cakupan

Pelayanan IPAL

(% dari target)

-  Biaya O&P

8.4.1.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah

A. Program Pembangunan Prasarana Air Limbah Sistem

Setempat (on-site)  dan Komunal

Kriteria kegiatan infrastruktur air limbah sistem setempat dan komunal

  Kriteria Lokasi   Kawasan rawan sanitasi (padat, kumuh, dan miskin) di

perkotaan yang memungkinkan penerapan kegiatan Sanitasi

berbasis masyarakat (Sanimas);

  kawasan rumah sederhana sehat (RSH) yang berminat.

  Lingkup Kegiatan:

  Rekruitmen dan pembiayaan Tenaga Fasilitator Lapangan

(TFL) untuk kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat;

  pelatihan TFL secara regional termasuk refreshing/coaching;  pengadaan material dan upah kerja untuk pembangunan

prasarana air limbah (septic tank komunal, MCK++, IPAL

komunal);

  TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat

melaksanakan pelatihan KSM/mandor/tukang dan

pemberdayaan masyarakat;

  pembangunan jaringan pipa air limbah dan IPAL untuk kawasan

RSH;

Page 217: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 217/366

 198 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

  membangun/rehabilitasi unit IPLT dan peralatannya dalam

rangka membantu pemulihan atau meningkatkan kinerja

pelayanan;

  sosialisasi/diseminasi NSPM pengelolaan Sanitasi Berbasis

Masyarakat dan pengelolaan Septic Tank; 

  produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;

  penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan

layanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).

  Kriteria Kesiapan:

  Sudah memiliki RPI2JM CK dan SSK/Memorandum Program

atau sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;

  tidak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahan

sudah dibebaskan);

  sudah terdapat dokumen perencanaan yang lengkap, termasuk

dokumen lelang (non Sanitasi Berbasis Masyarakat), termasuk

draft dokumen RKM untuk kegiatan Sanitasi Berbasis

Masyarakat ;

  sudah ada MoU antara Pengembang dan pemerintah kab./kota

(IPAL RSH);

  sudah terdapat institusi yang nantinya menerima dan mengelola

prasarana yang dibangun;

  pemerintah kota bersedia menyediakan alokasi dana untuk

biaya operasi dan pemeliharaan.

  Skema Kebijakan Pendanaan Pengolahan Air Limbah Sistem

Setempat (on-site)  dan Komunal

Skema Kebijakan Pendanaan Pengolahan Air Limbah Sistem

Setempat (on-site) dan Komunal dipaparkan pada gambar 8.4

Page 218: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 218/366

 199Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Gambar 8.4 Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat dan Komunal

Gambar 8.4 menunjukan pembagian peran antara pemerintah pusat

dan pemerintah kabupaten/kota dalam pembangunan infrastruktur

pengolahan air limbah sistem setempat (on-site). Peran pemerintah

pusat adalah membantu pendanaan fasilitator dan konstruksi PS air

limbah skala kawasan, serta membangun IPLT. Pemerintah daerah

mempunyai peran dalam penyediaan lahan, penyediaan biaya operasi

dan pemeliharaan, serta pemberdayaan masyarakat pasca konstruksi.

B. Pembangunan Prasarana Air Limbah Terpusat (off-site)

Kriteria kegiatan infrastruktur air limbah sistem terpusat (off-site)  skala

kota adalah:

  Kriteria Lokasi:

  Kota yang telah mempunyai infrastruktur air limbah sistem

terpusat (sewerage system) seperti Medan, Parapat, Batam,

Cirebon, Manado, Tangerang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta,

Surakarta, Denpasar, Balikpapan dan Banjarmasin;

  kota yang telah menyusun Master Plan Air Limbah serta DED

untuk tahun pertama, yang terdiri dari 8 kota yaitu Bandar

Lampung, Batam, Bogor, Cimahi, Palembang, Makassar,

Surabaya dan Pekanbaru;

Sumber: Direktorat Pengembangan PLP

Page 219: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 219/366

 200 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

  sasaran kota (pusat kota) besar/metropolitan dengan penduduk

> 1 juta jiwa.

  Lingkup Kegiatan:

  Rehabilitasi unit IPAL dan peralatannya dalam rangka

membantu pemulihan atau meningkatkan kinerja pelayanan;

  pengadaan/pemasangan pipa utama (main trunk sewer ) dan

pipa utama sekunder (secondary main trunk sewer)  yaitu

pengembangan jaringan perpipaan untuk mendukung perluasan

kemampuan pelayanannya dalam rangka pemanfaatan

kapasitas idle;

  TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat

melaksanakan pelatihan operator IPAL;

  sosialisasi/diseminasi NSPM pengelolaan IPAL;

  produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;

  penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan

layanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).

  Kriteria Kesiapan:

  Sudah memiliki RPI2JM CKdan SSK/Memorandum Program

atau sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;

  tidak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahan

sudah dibebaskan), dan disediakan oleh Pemda (±6000 m²);

  terdapat dokumen perencanaan yang lengkap, termasuk

dokumen lelang;

  sudah ada institusi yang menerima dan mengelola prasarana

yang dibangun;

  pemerintah kota bersedia menyediakan alokasi dana untuk

pembangunan pipa lateral & sambungan rumah dan biaya

operasi dan pemeliharaan.

Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan Air Limbah Sistem

Terpusat

Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan Air Limbah Sistem

Terpusat (off-site) dipaparkan dalam gambar 8.5.

Page 220: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 220/366

 201Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Sumber: Direktorat Pengembangan PLP

Gambar 8.5 Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat/Off Site (skala kota)

Dalam pengembangan pengolahan air limbah sistem terpusat,

pemerintah pusat memiliki peran melakukan pembangunan IPAL dan

mengembangkan jaringan pipa sewer sampai dengan pipa lateral.Sedangkan pemerintah kabupaten/kota mempunyai peran dalam

penyediaan lahan, penyediaan biaya operasi dan pemeliharaan, dan

pembangunan sambungan rumah.

8.4.2 Persampahan

8.4.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan PengelolaanPersampahan

A. Arahan Kebijakan Pengelolaan Persampahan

Beberapa peraturan perundangan yang mengamanatkan tentang sistem

pengelolaan persampahan, antara lain:

1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional.

Berdasarkan undang-undang No. 17 tahun 2007, aksesibilitas,kualitas, maupun cakupan pelayanan sarana dan prasarana masih

Page 221: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 221/366

 202 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

rendah, yaitu baru mencapai 18,41 persen atau mencapai 40 juta

 jiwa.

2. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

Pasal 21 ayat (2) butir d mengamanatkan akan pentingnya

pengaturan prasarana dan sarana sanitasi (air limbah dan

persampahan) dalam upaya perlindungan dan pelestarian sumber

air.

3. Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan

Sampah.

Peraturan ini mengatur penyelenggaraan pengelolaan sampah

yang mencakup pembagian kewenangan pengelolaan sampah,

pengurangan dan penanganan sampah, maupun sanksi terhadap

pelanggaran pengelolaan sampah. Pasal 20 disebutkan bahwa

pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan kegiatan

penyelenggaraan pengelolaan sampah sebagai berikut:

- Menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap dalam

 jangka waktu tertentu;

- Memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan;

- Memfasilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan;

- Memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang; dan

- Memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang.

Pasal 44 disebutkan bahwa pemerintah daerah harus menutup

tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) yang dioperasikan

dengan sistem pembuangan terbuka (open dumping) paling lama 5

(lima) tahun terhitung sejak diberlakukannya Undang-Undang 18

tahun 2008 ini4. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.

Peraturan ini menyebutkan bahwa PS Persampahan meliputi

proses pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan,

pengolahan dan pembuangan akhir, yang dilakukan secara

terpadu.

5. Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah RumahTangga

Page 222: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 222/366

 203Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Peraturan Pemerintah ini merupakan pengaturan tentang

pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah

rumah tangga yang meliputi:a. kebijakan dan strategi pengelolaan sampah;

b. penyelenggaraan pengelolaan sampah;

c. kompensasi;

d. pengembangan dan penerapan teknologi;

e. sistem informasi;

f. peran masyarakat; dan

g. pembinaan.

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum

dan Tata Ruang.

Peraturan ini mensyaratkan tersedianya fasilitas pengurangan

sampah di perkotaan dan sistem penanganan sampah di

perkotaan sebagai persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh

Pemerintah/Pemda.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 03/PRT/M/2013

tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahandalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah

Sejenis Sampah Rumah Tangga.

Ruang lingkup Peraturan menteri ini meliputi Perencanaan Umum,

Penanganan Sampah, Penyediaan Fasilitas Pengolahan dan

Pemrosesan Akhir Sampah, dan Penutupan/Rehabilitasi TPA.

B. Ruang Lingkup Pengelolaan Persampahan

Sampah dapat didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusiadan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah yang dikelola

dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan UU 18 tahun 2008 yaitu:

a) Sampah rumah tangga yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam

rumah tangga (tidak termasuk tinja);

b) Sampah sejenis sampah rumah tangga berasal dari kawasan

komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial,

fasilitas umum, dll;

c) Sampah spesifik meliputi sampah beracun, sampah akibat

bencana, bongkaran bangunan, sampah yang tidak dapat diolah

Page 223: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 223/366

 204 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

secara teknologi, dan sampah yang timbul secara periodik.

Sampah spesifik harus dipisahkan dan diolah secara khusus.

 Apabila belum ada penanganan sampah B3 maka perlu ada tempat

penampungan khusus di TPA secara aman sesuai peraturan

perundangan.

Pengelolaan sampah dapat didefinisikan sebagai semua kegiatan yang

berkaitan dengan pengendalian timbulan sampah, pengumpulan,

transfer dan transportasi, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah

dengan mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan, ekonomi,

teknologi, konservasi, estetika, dan faktor lingkungan lainnya.

8.4.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan

Tantangan Persampahan

A. Isu Strategis Pengembangan Persampahan

Untuk merumuskan isu strategis ini, perlu dilakukan identifikasi data dan

informasi dari dokumen-dokumen perencanaan pembangunan terkait

dengan pengembangan permukiman tingkat nasional maupun daerah,

seperti dokumen RPJMN, MDGs, RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota,

Renstra Dinas, Dokumen RP2KP, Rencana Induk Persampahan dan

dokumen lainnya yang selaras menyatakan isu strategis

pengembangan permukiman di Kabupaten/Kota.

Berikut adalah isu-isu strategis dan permasalahan dalam pengelolaan

persampahan di Indonesia antara lain:

1. Kapasitas Pengelolaan Sampah

Kapasitas pengelolaan sampah erat kaitannya dengan:

a. Makin besarnya timbulan sampah berupa peningkatan laju

timbulan sampah perkotaan antara 2-4% per tahun. Dengan

bertambahnya penduduk, pertumbuhan industri dan

peningkatan konsumsi masyarakat dibarengi peningkatan laju

timbulan sampah.

b. Rendahnya kualitas dan tingkat pengelolaan persampahan.Rendahnya kualitas pengelolaan persampahan terutama

pengelolaan TPA memicu berbagai protes masyarakat. Di sisi

Page 224: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 224/366

Page 225: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 225/366

 206 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Setiap kabupaten/kota wajib merumuskan isu strategis yang ada di

daerah masing-masing karena isu strategis ini akan menjadi dasar

dalam pengembangan infrastruktur, prasarana dan sarana, serta akan

menjadi landasan penyusunan program dan kegiatan dalam Rencana

Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

(RPI2JM) bidang Cipta Karya.

B. Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan

Untuk menggambarkan kondisi eksisting pengembangan persampahan

yang telah dilakukan pemerintah Kota/Kabupaten, perlu diuraikan hal-

hal berikut ini:

a. Aspek teknis

Menguraikan sistem pengelolaan persampahan aspek teknis saat ini

yang dilaksanakan oleh masyarakat (individu/komunal),

pemerintah/dinas dan swasta, meliputi hal-hal berikut:

1) Teknik Operasional pengelolaan persampahan:

-  Sumber sampah yang dihasilkan dan ditangani (m3/hari);

-  Jumlah sampah terkumpul, terangkut dan terolah sd TPA

(m3/hari);

-  Cakupan pelayanan (ha).

2) Daerah Pelayanan dan Kondisi Spesifiknya (fisik dan sosial);

3) Upaya pengurangan sampah di sumber melalui kegiatan 3R

(reduce, reuse, recycle); 

4) Kapasitas kerja dan efisiensi pemanfaatan;

5) Dampak negatif yang terjadi akibat sistem pengelolaan

persampahan yang ada;

6) Pola Penanganan (Pewadahan, pengumpulan, pemindahan,

pengangkutan, pengolahan, pembuangan akhir);

7) Rentang tanggung jawab instansi terkait dalam teknik

operasional.

Kondisi eksisting pengembangan persampahan sebagaimana diuraikan

di atas dapat ditampilkan dalam tabel-tabel 8.37 dan 8.38.

Page 226: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 226/366

 207Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Cara pengisian kolom pada tabel 8.37 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut

(2) Uraian operasional pelayanan persampahan(3) Volume/Kapasitas(4) Keterangan tambahan jika diperlukan

Tabel 8.37 Contoh Teknis Operasional Pelayanan Persampahan Saat Ini

No. Uraian Volume Ket.

(1) (2) (3) (4)

1. Cakupan pelayanan ………. % 

2. Perkiraan timbulan sampah ………...M /hari

3.

Timbulan sampah yangterangkut:

-  Permukiman-  Non Permukiman-  Total

………...M3/hari

………...M3/hari

………...M3/hari

4. Kapasitas Pelayanan TPA ………...M /hari

Tabel 8.38 secara komprehensif menggambarkan kondisi eksisting pelayananpersampahan di suatu kabupaten kota. Cara pengisian kolom pada tabel 8.37adalah sebagai berikut:(1) Sistem pengelolaan dikelompokan dalam prasarana persampahan yangdikelola oleh masyarakat, pemerintah, atau swasta (jika ada). Untuk sub-sistemkegiatan pengelolaan persampahan dibagi menjadi pewadahan, pengumpulan,penampungan sementara, pengangkutan, pengolahan serta pengembanganTPA oleh pemerintah dan swasta.(2) Prasarana pengolahan sampah yang tersedia pada sistem pengolahan

(3) satuan unit prasarana(4) Kapasitas setiap unit(5) Jumlah unit yang tersedia(6) Lokasi pelayanan prasarana tersebut(7), (8), (9) tahun, sumber dana, dan biaya dalam pengadaan prasaranapersambahan terkait(10) Kondisi fisik operasional prasarana yang ada

Page 227: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 227/366

 208 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Tabel 8.38 Contoh Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan

SistemPengelolaan/Sub Sistem

Prasarana dan Sarana SatuanKapasitasper unit

JumlahLokasi

Layanan

Pengadaan

Kondisi Ket.Tahun

umberDana

JumlahBiaya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ) (9) (10) (11)

DIKELOLA OLEH MASYARAKAT 

Pewadahan. a. Bin/Tong SampahPengumpulan a. Gerobak sampahb. Becak sampahc. Lainnya

PenampunganSementara

a. Transfer depob. Container

Pengangkutan a. Dump Truckb. Arm Roll Truck

Pengolahan a. Pengomposanb. Daur ulang

DIKELOLA OLEH PEMERINTAH 

Pewadahan. a.Bin/Tong SampahPengumpulan a. Gerobak sampah

b. Becak sampah

c. LainnyaPenampunganSementara

a. Transfer depob. Container

Pengangkutan a. Dump Truckb. Arm Roll Truck

Pengolahan a. Pengomposanb. Daur ulang

 P  e d  o m a n P  e n y  u s  u n a n R  P  I  2 - J   M B  i   d  a n g C  i   p t  a K  a r  y  a

Page 228: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 228/366

 

209Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

SistemPengelolaan/Sub Sistem

Prasarana dan Sarana SatuanKapasitasper unit

JumlahLokasi

Layanan

Pengadaan

Kondisi Ket.Tahun

umberDana

JumlahBiaya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ) (9) (10) (11)

Tempat Pengelolaan Akhir (TPA)

Nama dan Lokasi TPA: A. TPA……………….Lokasi ……………..(sistem yang digunakan………………….) B. TPA……………….Lokasi…………..(sistem yang digunakan………………….) 

TPA …………  1. Pembuangan Akhira. Alat beratb. Luas area TPA

2. Pengendalianpencemaran di TPA

a. Lapisan kedap airb. Perpipaan

pengumpul lindic. Instalasi

pengolahan lindid. Buffer zonee. pipa gas metanf. Sumur monitoringg. Drainase air hujan

3. Sarana penunjanga. Jalan masukb. Kantorc. Pos jagad. Bengkel, garasi,

cuci kendaraane. Jembatan timbang

 P  e d  o m a n P  e n y  u s  u n a n R  P  I  2 - J   M B  i   d  a n g C  i   p t   a K  a r  y  a

Page 229: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 229/366

 210 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

SistemPengelolaan/Sub Sistem

Prasarana dan Sarana SatuanKapasitasper unit

JumlahLokasi

Layanan

Pengadaan

Kondisi Ket.Tahun

umberDana

JumlahBiaya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ) (9) (10) (11)

DIKELOLA OLEH SWASTA 

Pewadahan. a. Bin/TongSampah

Pengumpulan a. Gerobak sampahb. Becak sampah

PenampunganSementara

a. Transfer depob. Container

Pengangkutan a. Dump Truckb. Arm Roll Truck

Pengolahan a. Pengomposanb. Daur ulang

Tempat Pengelolaan Akhir (TPA)

Nama dan lokasi TPA: A. TPA……………….Lokasi…………(sistem yang digunakan………………….) B. TPA……………….Lokasi…………(sistem yang digunakan………………….) C. Dst.

TPA …………  1. Pembuangan Akhira. Alat beratb. Luas area TPA

2. Pengendalianpencemaran di TPA

a. Lapisan kedap airb. Perpipaan

pengumpul lindi

 P  e d  o m a n P  e n y  u s  u n a n R  P  I  2 - J   M B  i   d  a n g C  i   p t   a K  a r  y  a

Page 230: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 230/366

 

211Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

SistemPengelolaan/Sub Sistem

Prasarana dan Sarana SatuanKapasitasper unit

JumlahLokasi

Layanan

Pengadaan

Kondisi Ket.Tahun

umberDana

JumlahBiaya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ) (9) (10) (11)

c. Instalasipengolahan lindi

d. Buffer zonee. pipa gas metanf. Sumur monitoringg. Drainase air hujan

3. Saranapenunjang

a. Jalan masukb. Kantorc. Pos jagad. Bengkel, garasi,

cuci kendaraane. Jembatan timbang

 P 

 e d  o m a n P  e n y  u s  u n a n R  P  I  2 - J   M B  i   d 

 a n g C  i   p t   a K  a r  y  a

Page 231: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 231/366

Page 232: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 232/366

 213Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

4) Peraturan perundangan tentang kerjasama pengelolaan

persampahan skala regional dengan pemerintah kota/kabupaten

lain;5) Peraturan perundangan tentang kerjasama pengelolaan

persampahan skala kawasan dengan badan usaha swasta;

6) Peraturan perundangan tentang peran serta masyarakat.

Dalam aspek peraturan perundangan perlu juga diuraikan tentang

Kesesuaian peraturan dan kondisi lapangan serta pelaksanaan

peraturan yang ada

e. Peran Serta Masyarakat

Menguraikan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaanpersampahan serta kondisi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di

dalam masyarakat Kota/Kabupaten yang meliputi kesediaan

masyarakat membayar retribusi, penerimaan masyarakat terhadap

aturan terkait pengelolaan persampahan, perilaku masyarakat dalam

pengelolaan sampah (apakah sudah melakukan 3R), kegiatan-kegiatan

apa yang telah dilakukan dalam mendorong peran serta masyarakat

misalnya saja kegiatan kampanye dan edukasi terkait pengelolaan

persampahan baik yang diselenggarakan oleh pemerintahsetempat/swasta, maupun peran masyarakat dan swasta dalam

pengelolaan sampah serta operasi dan pemeliharaan sarana dan

prasarana yang ada.

B. Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Persampahan

i. Identifikasi Permasalahan Persampahan

Setiap Kab/Kota wajib menguraikan besaran masalah yang dihadapi di

Kab./Kota masing-masing dengan membandingkan antara kondisi yangada dengan sasaran yang ingin dicapai, untuk memenuhi kebutuhan

dasar (basic need) dan kebutuhan pengembangan (development need) 

yang ditinjau dari aspek teknis, keuangan dan kelembagaan. Selain itu,

dilakukan inventarisasi persoalan setiap masalah yang sudah

dirumuskan dengan mempertimbangkan tipologi serta parameter-

parameter teknis yang ada di kawasan tersebut.

Hasil dari kegiatan inventarisasi tersebut akan didapatkan data-data

permasalahan pada sub sektor persampahan. Hasil identifikasi

Page 233: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 233/366

 214 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

permasalahan dituangkan dalam bentuk tabel seperti yang dicontohkan

pada tabel 8.39.

Hasil dari kegiatan inventarisasi tersebut akan didapatkan informasipermasalahan teknis dan non teknis pada sub sektor persampahan. Hasilidentifikasi permasalahan dituangkan dalam bentuk Tabel seperti pada tabel8.39. Petunjuk pengisian tabel sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Aspek pengelolaan Persampahan(3) Permasalahan yang dihadapi pada setiap aspek(4) Tindakan yang sudah dilakukan untuk mengatasi permasalahan(5) Rencana tindakan yang akan dilakukan ke depan

Tabel 8.39 Contoh Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi

No.Aspek Pengelolaan

Persampahan

Permasa-

lahan

Tindakan

 Yang Sudah

Dilakukan

 Yang akan

Dilakukan

(1) (2) (3) (4) (5)

A. Kelembagaan:-  Bentuk Organisasi

Pengelola

-  Tata Laksana (Tupoksi,

SOP, Dll)

-  Kuantitas dan Kualitas SDM

B. Pembiayaan:

-  Sumber-sumber

pembiayaan (APBD Prov/

Kab/kota/swasta/

masyarakat/dll)

- Retribusi

C.Perundangan (Perda,

Pergub, Perwali,dst) 

(Perda, Pergub, Perwali,dst)

D. Peran serta Masyarakat dan

swasta

E. Teknis Operasional:1. Dokumen perencanaan

(MP, FS, DED)

Page 234: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 234/366

 215Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

No.Aspek Pengelolaan

Persampahan

Permasa-

lahan

Tindakan

 Yang Sudah

Dilakukan

 Yang akan

Dilakukan

(1) (2) (3) (4) (5)

2. Pewadahan

3. Pengumpulan

4. Penampungan Sementara

5. Pengangkutan

6. Pengolahan 3R

7. Pengelolaan Akhir di TPA

8. Pengendalian pencemaran

di TPA

9. Sarana penunjang TPA

Permasalahan Pembangunan Sektor Persampahan di Indonesia,

secara umum adalah:

(1) Makin tingginya timbulan sampah (jumlah penduduk makin tinggi,

 jumlah sampah per kapita meningkat);

(2) Belum optimalnya manajemen persampahan:

a. Belum optimalnya sistem perencanaan (rencana sampai

dengan monitoring dan evaluasi);

b. Belum memadainya pengelolaan layanan perencanaan

persampahan (kapasitas, pendanaan dan asset manajemen);

c. Belum memadainya penanganan sampah.

ii. Tantangan Pengembangan Persampahan

Setiap Kabupaten/Kota perlu menguraikan tantangan dan peluang

sesuai karakteristik masing-masing daerah terkait pembangunan sektor

persampahan. Tantangan dalam sektor persampahanan meliputi

peningkatan cakupan pelayanan, peningkatan kelembagaan,

penggalian sumber dana dari pihak swasta, peningkatan kondisi dan

kualitas TPA melalui peningkatan komitmen stakeholder kota/kabupaten

dalam hal alokasi pembiayaan dan inovasi teknologi pengolahan

sampah, peningkatan pelaksanaan program 3R, serta peningkatan

upaya penegakan hukum atas pelanggaran pembuangan sampah.

Page 235: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 235/366

 216 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Tantangan lainnya adalah dalam rangka pemenuhan Standar

Pelayanan Minimum. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam

Permen PU No.14/PRT/M/2010 yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat

sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang

menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya

yang dituangkan didalam dokumen RPI2JM bdang Cipta Karya yang

merupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan

Persampahan. Target pelayanan dasar bidang Persampahan sesuai

dengan Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar

Pelayanan Minimum dapat dilihat melalui tabel 8.40.

Tabel 8.40 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya

berdasarkan Permen PU No.14/PRT/M/2010

Jenis Pelayanan Dasar

Standar Pelayanan

Minimal

Waktu

Penca-

paian

Ket

Indikator Nilai

Penyehatan

Lingkungan

Permukiman

Pengelolaan

sampah

Tersedianya

fasilitas

pengurangansampah di

perkotaan.

20% 2014 Dinas yg

membidangi

PU

Tersedianya

sistem

penanganan

sampah di

perkotaan.

70% 2014 Dinas yg

membidangi

PU

8.4.2.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Persampahan

A. Analisis Kebutuhan

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan Sistem

Persampahan adalah uraian faktor-faktor yang mempengaruhi sistem

pengelolaan persampahan kota, baik itu untuk pemenuhan kebutuhan

masyarakat (basic need)  maupun kebutuhan pengembangan kota

(development need).

Page 236: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 236/366

 217Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Pada bagian ini Kabupaten/Kota harus menguraikan kebutuhan

komponen pengelolaan persampahan yang meliputi aspek teknis

operasional (sejak dari sumber sampai dengan pengolahan akhirsampah), aspek kelembagaan, aspek pendanaan, aspek peraturan

perundangan dan aspek peran serta masyarakat, serta memperlihatkan

arahan struktur pengembangan prasarana kota yang telah disepakati.

 Analisis yang terkait dengan kebutuhan persampahan adalah analisis

sistem pengelolaan persampahan, analisis kualitas dan tingkat

pelayanan serta analisis ekonomi. Hasil analisis kebutuhan dituangkan

dalam tabel 8.41 berikut ini:

Cara pengisian kolom pada tabel 8.41 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Uraian aspek pengelolaan persampahan yang terdiri dari aspek non teknis(peraturan, kelembagaan, pembiayaan, peran swasta dan masyarakat) sertaaspek teknis (pewadahan, pengumpulan, penampungan sementara,pengangkutan, pengolahan dan kondisi TPA)(3) Kondisi eksisting(4), (5), (6), (7), dan (8) berisikan proyeksi atau target pencapaian penyediaan

pelayanan air limbah permukiman dalam jangka waktu 5 tahun ke depan

Tabel 8.41 Contoh Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah

No

UraianKondisi

Eksisting

KebutuhanTahu

n ITahun II

Tahun III

Tahun IV

Tahun V

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

A Peraturan terkaitPersampahan

-  KetersediaanPeraturan bidangPersampahan(Perda, Pergub,Perwali dst)

B Kelembagaan

-  Bentuk Organisasi

-  Ketersediaan tatalaksana (Tupoksi,SOP, dll)

-  Kualitas dan

kuantitas SDMC Pembiayaan

-  Sumber pembiayaan

Page 237: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 237/366

 218 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

No

UraianKondisi

Eksisting

KebutuhanTahu

n ITahun II

Tahun III

Tahun IV

Tahun V

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

(APBD Prov/ Kab/kota/ swasta/ masya-rakat/ dll)

-  Tarif Retribusi

-  Realisasi penarikanretribusi (%terhadaptarget)

D Peran swasta danmasyarakat(Sudah ada/belum ada/

bentuk kontribusi, dll) E. Teknis Operasional

1. Perencanaan (Dok.MP, FS, DED)

2. Prasarana & sarana

Pewadahana. Bin/Tong Sampah

(unit,kondisi)

Pengumpulana. Gerobak sampahb. Becak sampah

c. Lainnya

(unit,kondisi)

PenampunganSementaraa. Transfer depob. Containerc. lainnya

(unit,kondisi)

Pengangkutana. Dump Truckb. Arm Roll Truckc. Lainnya

(unit,kondisi)

Pengolahana. Pengomposanb. Daur ulang

(unit,kondisi)

TPA1. Pemerosesan

 Akhira. Alat berat

(excavator, dll)b. Lahan TPA

2. Fasilitas umum

a. Jalan masukb. Air bersihc. Kantor

(unit,kondisi)

..........ha

(baik,rusak,aspal,tanah,dll)

Page 238: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 238/366

 219Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

No

UraianKondisi

Eksisting

KebutuhanTahu

n ITahun II

Tahun III

Tahun IV

Tahun V

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)3. Pengendalian

pencemaran diTPA

a. Lapisan kedapair

b. pipa pengumpullindi

c. Instalasipengolahan lindi

d. Buffer zonee. pipa gas metanf. Sumur

monitoringg. Drainase air

hujan4. Sarana

penunjanga. Jalan operasib. Pos jaga

c. Bengkel, garasi,tempat cucikendaraan

d. Jembatantimbang

e. Tanah penutup

(tersedia/tidak)(ada/tidak,kondisi)

8.4.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Sistem

Persampahan

A. Pembangunan Prasarana TPA

Kriteria kegiatan infrastruktur tempat pemrosesan akhir sampah

(TPA)

  Lingkup Kegiatan :

-  Peningkatan Kinerja TPA

  Pembuatan tanggul keliling TPA, jalan operasional,

perbaikan saluran gas dan saluran drainase serta

pembuatan sel dan lapisan bawah yang kedap sesuai

persyaratan sanitary landfill;

Page 239: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 239/366

 220 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

  Pengadaan alat berat setelah TPA selesai dibangun dan

pemerintah kab./kota bersedia mengoperasikan TPA secara

sanitary landfill;

  Pembuatan jalan akses, pagar hijau (buffer zone) di

sekeliling TPA, pembangunan pos pengendali, sumur

pemantau, jembatan timbang, kantor operasional oleh

pemerintah kab./kota ;

  Pemerintah kab./kota bersedia menyediakan dana untuk

pengolahan sampah di TPA serta pengadaan alat angkut

sampah (melalui MoU Pemda dan Dit. PPLP);

  TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat

melaksanakan pelatihan operator Instalasi Pengolahan

Leachate (IPL);

  Sosialisasi/diseminasi NSPM pengelolaan IPL;

  Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;

  Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan

layanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).

-  Pengembangan TPA Regional

  Penyiapan MOU antara 2 (dua) atau lebih kab./kota untuk

pengelolaan TPA bersama secara regional;

  Penetapan daerah yang akan memanfaatkan TPA, serta

yang bersedia menyediakan lahan sebagai lokasi TPA

regional;

  Penyerahan urusan pengelolaan teknis TPA regional kepada

Provinsi, selanjutnya Pemerintah Provinsi membentuk unit

pelaksana teknis pengelolaan TPA regional;

  Fasilitasi pembentukan unit pelaksana teknis pengelolaan

TPA regional.

-  Pemanfaatan Prasarana dan Sarana yang ada

  Rehabilitasi Prasarana Sarana;

  Melengkapi Prasarana Sarana yang telah ada;

  Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan.

-  Penyediaan Prasarana dan Sarana Persampahan atau

Pembinaan Sistem Modul Persampahan:  Pengadaan dan penambahan peralatan;

  Pembangunan Prasarana dan sarana;

Page 240: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 240/366

 221Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

  Pilot Project TPA.

-  Piranti Lunak

  Peningkatan kelembagaan;  Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta;

  Penyiapan hukum dan kelembagaan.

  Kriteria Kesiapan

Kondisi dan persyaratan perolehan program tersebut di atas adalah:

(1) Sudah memiliki RPI2-JM dan SSK/Memorandum Program

atau sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;

(2) Adanya minat/permohonan dari Pemerintah Kabupaten/Kota

untuk prasarana yang direncanakan;(3) Adanya dokumen Master Plan Persampahan/Studi/DED;

(4) Adanya kesiapan lahan;

(5) Adanya kesiapan institusi pengelola.

B. Pembangunan Prasarana Persampahan 3R

Kriteria kegiatan infrastruktur tempat pengolahan sampah terpadu 3R

  Lokasi:

  Kawasan permukiman di perkotaan yang memungkinkanpenerapan kegiatan berbasis masyarakat;

  Kawasan rumah sederhana sehat (RSH) yang berminat.

  Lingkup Kegiatan:

  Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat (sebagai

pengelola), penyusunan rencana kegiatan;

  Pembangunan hanggar, pengadaan alat pengumpul sampah,

alat komposting;  Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R dapat difungsikan

sebagai pusat pengolahan sampah tingkat kawasan, daur

ulang atau penanganan sampah lainnya dari kawasan yang

bersangkutan;

  TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat

melaksanakan pelatihan KSM dan pemberdayaan masyarakat;

  Sosialisasi/diseminasi/ kampanye NSPM TPS 3R;

  Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;

Page 241: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 241/366

 222 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

  Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan

layanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).

  Kriteria Kesiapan:

  Sudah memiliki RPI2-JM CK dan SSK/Memorandum Program

atau sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;

  Tidak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahan

sudah dibebaskan);

  Penanganan secara komunal yang melayani sebagian/seluruh

sumber sampah yang ada di dalam kawasan;

  Mendorong peningkatan upaya minimalisasi sampah untuk

mengurangi beban sampah yang akan diangkut ke TPA;

  Pengoperasian dan pemilahan sistem ini dibiayai dan

dilaksanakan oleh kelompok masyarakat di kawasan itu sendiri;

  Pemerintah Kabupaten/Kota akan melakukan penyuluhan

kepada masyarakat.

Skema Kebijakan Pendanaan Sistem Pengelolaan Persampahan

Skema Kebijakan Pendanaan Sistem Pengelolaan Persampahan

dipaparkan pada gambar 8.6 berikut.

Sumber: Direktorat Pengembangan PLP

Gambar 8.6 Sistem Pengelolaan Sampah

Page 242: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 242/366

Page 243: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 243/366

 224 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Pengaturan Sarana dan Prasarana Sanitasi dilakukan salah

satunya melalui pemisahan antara jaringan drainase dan jaringan

pengumpul air limbah pada kawasan perkotaan.

4. Peraturan Presiden No.5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010  – 2014

Sasaran pembangunan Nasional bidang AMPL telah ditetapkan

dalam RPJMN tahun 2010-2014 khususnya drainase adalah

menurunnya luas genangan sebesar 22.500 ha di 100 kawasan

strategis perkotaan.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010

tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum

dan Tata Ruang.

Dalam upaya pengelolaan sistem drainase perkotaan guna

memenuhi SPM perlu tersedianya sistem jaringan drainase skala

kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari

30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun.

B. Ruang Lingkup Pengelolaan Drainase

Seiring dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang amat pesat di

Indonesia dan pembangunan tempat tinggal penduduk yang tidak

sesuai dengan Rencana Tata Ruang (RTR) seperti di daerah-daerah

yang seharusnya jadi resapan/tempat parkir air (Retarding Pond) dan

daerah-daerah bantaran sungai mengakibatkan peningkatan volume air

yang masuk ke saluran drainase dan sungai sehingga terlampauinya

kapasitas penyediaan prasarana dan sarana drainase perkotaan dan

daya tampung sungai. Sebagai akibat dari permasalahan tersebut

adalah terjadinya banjir atau genangan yang semakin meningkat.

Drainase yang dimaksud disini adalah drainase perkotaan yang

didefinisikan sebagai drainase di wilayah kota yang berfungsi untuk

mengelola dan mengendalikan air permukaan sehingga tidak

mengganggu dan/atau merugikan masyarakat. Dalam upaya

pengelolaan sistem drainase di banyak kota di Indonesia pada

umumnya masih bersifat parsial, sehingga tidak menyelesaikanpermasalahan banjir dan genangan secara tuntas. Pengelolaan

drainase perkotaan harus dilaksanakan secara menyeluruh, mengacu

Page 244: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 244/366

 225Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

kepada SIDLACOM dimulai dari tahap Survey, Investigation

( investigasi), Design ( perencanaan), Operation (Operasi) dan

Maintanance ( Pemeliharaan), serta ditunjang dengan peningkatankelembagaan, pembiayaan serta partisipasi masyarakat.

8.4.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan

Tantangan Drainase

A. Isu Strategis Pengembangan Drainase

Kab/Kota wajib melakukan rumusan isu strategis pengembangan

Drainse di daerah Kabupaten/Kota yang sedang berkembang danmembutuhkan penanganan. Dalam melakukan rumusan isu strategis ini

dilakukan dengan melakukan identifikasi data dan informasi dari

dokumen-dokumen perencanaan pembangunan terkait dengan

pengembangan permukiman tingkat nasional maupun daerah, seperti

dokumen RPJMN, RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota, Renstra Dinas,

Dokumen RP2KP, Rencana Induk Drainase dan dokumen lainnya yang

selaras menyatakan isu strategis pengembangan Drainase di

Kabupaten/Kota.

Isu-isu strategis dalam pengelolaan Sistem Drainase Perkotaan  di

Indonesia antara lain:

1. Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase

Belum ada ketegasan fungsi saluran drainase, untuk mengalirkan

kelebihan air permukaan/mengalirkan air hujan, apakah juga

berfungsi sebagai saluran air limbah permukiman (“grey water”).

Sedangkan fungsi dan karakteristik sistem drainase berbedadengan air limbah, yang tentunya akan membawa masalah pada

daerah hilir aliran. Apalagi kondisi ini akan diperparah bila ada

sampah yang dibuang ke saluran akibat penanganan sampah

secara potensial oleh pengelola sampah dan masyarakat.

2. Pengendalian debit puncak

Untuk daerah-daerah yang relatif sangat padat bangunan sehingga

mengurangi luasan air untuk meresap, perlu dibuatkan aturan

untuk menyiapkan penampungan air sementara untuk menghindari

aliran puncak. Penampungan-penampungan tersebut dapat

Page 245: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 245/366

 226 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

dilakukan dengan membuat sumur-sumur resapan, kolam-kolam

retensi di atap-atap gedung, didasar-dasar bangunan, waduk,

lapangan, yang selanjutnya di atas untuk dialirkan secara

bertahap.

3. Kelengkapan perangkat peraturan

 Aspek hukum yang harus dipertimbangkan dalam rencana

penanganan drainase permukiman di daerah adalah:

  Peraturan Daerah mengenai ketertiban umum perlu disiapkan

seperti pencegahan pengambilan air tanah secara besar-

besaran, pembuangan sampah di saluran, pelarangan

pengurugan lahan basah dan penggunaan daerah resapan air

(wet land), termasuk sanksi yang diterapkan.

  Peraturan koordinasi dengan utilitas kota lainnya seperti jalur,

kedalaman, posisinya, agar dapat saling menunjang

kepentingan masing-masing.

  Kejelasan keterlibatan masyarakat dan swasta, sehingga

masyarakat dan swasta dapat mengetahui tugas, tanggung

 jawab dan wewenangnya.  Bentuk dan struktur organisasi, uraian tugas dan kualitas

personil yang dibutuhkan dalam penanganan drainase harus

di rumuskan dalam peraturan daerah.

4. Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam

pengelolaan saluran drainase terlihat dari masih banyaknya

masyarakat yang membuang sampah ke dalam saluran drainase,

kurang peduli dalam perawatan saluran, maupun penutupansaluran drainase dan pengalihan fungsi saluran drainase sebagai

bangunan, kolam ikan dll.

5. Kemampuan Pembiayaan

Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya

alokasi pendanaan dari pemerintah daerah yang merupakan akibat

dari rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan drainase

baik dari segi pembangunan maupun biaya operasi dan

pemeliharaan. Permasalahan pendanaan secara keseluruhan

Page 246: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 246/366

Page 247: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 247/366

 228 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

digambarkan mengenai daerah dan tingkat pelayanan sistem drainase

yang ada dilihat dari cakupan daerah aliran sungai (DAS) dan daerah

tangkapan air hujan, serta perlu di jelaskan daerah rawan genangan di

Kota/Kabupaten masing-masing.

Pada aspek teknis ini perlu ditampilkan:

1. Gambar peta genangan Kabupaten/Kota.

2. Gambar peta jaringan sistem drainase (klasifikasi sistem drainase

primer dan sekunder termasuk jaringan jalan kota).

Kondisi eksisiting pengembangan drainase dapat diuraikan seperti tabel 8.42dengan cara pengisian kolom sebagai berikut:(1) Nomor urut drainase(2) Nama jalan/lokasi saluran(3) Panjang saluran drainase(4), (5) Dimensi tinggi dan lebar drainase(6) luas daerah resapan air hujan(7) kondisi saluran drainase(8), (9), (10) informasi tentang pembangunan drainase (tahun, sumber dana,biaya)

Tabel 8.42 Contoh Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase

No

Nama

Jalan/Lokasi

Saluran

Pan-

 jang

(m)

Dimensi Luas

Catch- 

ment

Area  

(Ha)

Kon-

disi

Pengadaan

Tinggi

(m)

Lebar

(m)

Ta-

hun

Sumber

Dana

Jumlah

Biaya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)1.

2.

3.

Saluran A

Saluran B

Saluran C

b. Pendanaan

Menguraikan kemampuan masyarakat/Pemda/Swasta dalam

membiayai penyediaan serta operasi dan pemeliharaan prasarana dan

sarana drainase perkotaan seperti pembiayaan pembangunan serta

anggaran Pemda (APBD) untuk O&P sarana prasarana yang ada.

Page 248: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 248/366

 229Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

c. Kelembagaan

Menguraikan organisasi pengelolaan drainase perkotaan yang

mencakup bentuk organisasi (lampirkan struktur organisasi), uraiantugas, tata laksana kerja, dan sumber daya manusia yang dimiliki.

Uraian tersebut harus mencerminkan kemampuan organisasi pengelola

drainase perkotaan saat ini.

d. Peraturan Perundangan

Berisi peraturan perundangan terkait pengelolaan sistem drainase

perkotaan yang dimiliki saat ini oleh masing-masing Kabupaten/Kota

misalnya terkait tentang Struktur Organisasi dan Tupoksi pengelola,perundangan misalnya kejadian untuk tidak bermukim di bantaran

sungai atau saluran drainase, masalah pertanahan di perkotaan yang

relatif rumit, dll (perda, SK walikota/kabupaten, SK Direktur).

e. Peran Serta Masyarakat dan swasta

Partisipasi masyarakat merupakan bagian penting dari kegiatan

pembangunan sistem drainase perkotaan. Bagian ini menguraikan

peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sistem drainaseperkotaan yang meliputi kesediaan masyarakat peduli dan menjaga

aliran drainase, penerimaan masyarakat terhadap aturan terkait

pengelolaan sistem drainase perkotaan, kegiatan-kegiatan apa yang

telah dilakukan dalam mendorong peran serta masyarakat misalnya

saja kegiatan kampanye dan edukasi terkait pengelolaan sistem

drainase perkotaan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah

setempat/swasta, maupun peran masyarakat dan swasta dalam

pembangunan prasarana dan sarana drainase serta operasi danpemeliharaan sarana dan prasarana yang ada.

C. Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Drainase

i. Identifikasi Permasalahan Drainase Perkotaan

Setiap Kab/Kota perlu menguraikan permasalahan yang dihadapi

masing-masing dengan membandingkan antara kondisi yang ada

dengan sasaran yang ingin dicapai, untuk memenuhi kebutuhan dasar

(basic need) dan kebutuhan pengembangan (development need)  yang

ditinjau dari aspek teknis, keuangan dan kelembagaan. Selain itu,

Page 249: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 249/366

 230 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

dilakukan inventarisasi persoalan setiap masalah yang sudah

dirumuskan dengan mempertimbangkan tipologi serta parameter-

parameter teknis yang ada di kawasan tersebut.

Dari kegiatan inventarisasi tersebut akan didapatkan data-data

permasalahan teknis dan non teknis pada sub sektor drainase.

Permasalahan Pembangunan Sektor Drainase di Indonesia secara

umum adalah:

-  Kapasitas sistem drainase tidak sesuai dengan kondisi saat ini;

-  Belum memadainya penyelenggaraan sistem drainase.

Hasil identifikasi permasalahan dituangkan dalam bentuk Tabel

Identifikasi permasalahan seperti tabel 8.43:

Hasil dari kegiatan inventarisasi tersebut akan didapatkan informasipermasalahan teknis dan non teknis pada sub sektor drainase. Hasil identifikasipermasalahan dituangkan dalam bentuk Tabel seperti pada tabel 8.43. Petunjukpengisian tabel sebagai berikut:(1) Nomor urut

(2) Aspek pengembangan drainas(3) Permasalahan yang dihadapi pada setiap aspek(4) Tindakan yang sudah dilakukan untuk mengatasi permasalahan(5) Rencana tindakan yang akan dilakukan ke depan

Tabel 8.43 Contoh Identifikasi Permasalahan Pengelolaan Drainase

No.Aspek Pengembangan

Drainase

Permasa-

lahan

Tindakan

 Yang Sudah

Dilakukan

 Yang akan

Dilakukan

(1) (2) (3) (4) (5)

A. Kelembagaan:

-  Bentuk Organisasi Pengelola

-  Tata Laksana (Tupoksi,

SOP, Dll)

-  Kuantitas dan Kualitas SDM

B. Pembiayaan:

-  Sumber-sumber pembiayaan(APBD Prov/ Kab/kota/

swasta/ masyarakat/dll)

Page 250: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 250/366

 231Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

No.Aspek Pengembangan

Drainase

Permasa-

lahan

Tindakan

 Yang Sudah

Dilakukan

 Yang akan

Dilakukan

(1) (2) (3) (4) (5)

C.

Perundangan terkait sektor

drainase (Perda, Pergub,

Perwali,dst) 

D. Peran serta Masyarakat dan

swasta

Teknis Operasional PS:

1. Aspek Perencanaan (Master

Plan, FS, DED)

2. A. Saluran

  Primer

  Sekunder

  Tersier

B. Turap

C. Bangunan pelengkap

(gorong-gorong, pintu air,

pompa, talang, dst)D. Waduk,kolam retensi,

sumur resapan

ii. Tantangan Pengembangan Drainase

Setiap Kab/Kota wajib menguraikan tantangan sesuai karakteristik

Kab/Kota masing-masing terkait pembangunan sektor drainase.

Tantangan yang dihadapi secara umum di Indonesia adalah mencegah

penurunan kualitas lingkungan permukiman di perkotaan, optimalisasifungsi pelayanan dan efisiensi prasarana dan sarana drainase yang

sudah terbangun, peningkatan dan pengembangan sistem yang ada,

pembangunan baru secara efektif dan efisien yang menjangkau

masyarakat berpenghasilan rendah dan menunjang terwujudnya

lingkungan perumahan dan permukiman yang bersih dan sehat serta

meningkatkan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah.

Tantangan lainnya adalah adanya Peraturan Menteri PU Nomor14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum menekankan

Page 251: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 251/366

 232 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi

tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar

yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat

dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan

yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta

Karya yang dituangkan didalam dokumen RPI2-JM CK yang merupakan

tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan Drainase. Target

pelayanan dasar bidang Drainase sesuai dengan Peraturan Menteri PU

Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum  dapat

dilihat melalui tabel 8.44.

Tabel 8.44 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan

Permen PU No.14/PRT/M/2010

Jenis Pelayanan

Dasar

Standar Pelayanan Minimal Batas

Waktu

Pencapai

an

KetIndikator Nilai

Penyehatan

LingkunganPermukiman

Drai-

nase

Tersedianya sistem

 jaringan drainaseskala kawasan dan

skala kota sehingga

tidak terjadi

genangan (lebih dari

30 cm, selama 2 jam)

dan tidak lebih dari 2

kali setahun

50

%

2014 Dinas yg

membidangi PU

8.4.3.3 Analisis Kebutuhan Drainase

A. Analisis Kebutuhan

Pada bagian ini Kab./Kota harus menguraikan faktor-faktor yang

mempengaruhi sistem drainase kota. Melakukan analisis atas dasar

besarnya kebutuhan penanganan drainase, baik itu untuk pemenuhan

kebutuhan masyarakat (basic need) maupun kebutuhan pengembangan

kota (development need). Analisis yang terkait dengan kebutuhan

drainase adalah analisis Bidang Teknis maupun non teknis yangmencakup kelembagaan, pembiayaan, peraturan dan peran serta

Page 252: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 252/366

 233Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

masyarakat dan swasta. Analisis kebutuhan dituangkan dalam tabel

8.45 berikut ini.

Cara pengisian kolom pada tabel 8.45 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Uraian aspek pengembangan drainase yang terdiri dari aspek non teknis(peraturan, kelembagaan, pembiayaan, peran swasta dan masyarakat) sertaaspek teknis (sistem setempat dan sistem terpusat)(3) Kondisi eksisting(4), (5), (6), (7), dan (8) berisikan proyeksi atau target pencapaian penyediaanpelayanan air limbah permukiman dalam jangka waktu 5 tahun ke depan

Tabel 8.45 Contoh Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah

No

UraianKondisi

Eksisting

KebutuhanTahu

n ITahun II

Tahun III

Tahun IV

Tahun V

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

A Peraturan terkait

sektor drainase

-  Ketersediaan

Peraturan drainase(Perda, Pergub,

Perwali dst)

B Kelembagaan

-  Bentuk Organisasi

-  Ketersediaan tata

laksana (Tupoksi,

SOP, dll)

-  Kualitas dan kuantitas

SDM

C Pembiayaan

-  Sumber pembiayaan

(APBD Prov/ Kab/

kota/ swasta/ masya-

rakat/ dll)

D Peran swasta dan

masyarakat

(Sudah ada/belum ada/

bentuk kontribusi, dll) 

Teknis Operasional

PS

Page 253: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 253/366

 234 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

No

UraianKondisi

Eksisting

KebutuhanTahu

n ITahun II

Tahun III

Tahun IV

Tahun V

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1.

 Aspek Perencanaan

(Master Plan, FS,

DED)

2. A. Saluran

  Primer

  Sekunder

  Tersier

B. TurapC. Bangunan

pelengkap

(gorong-gorong,

pintu air, pompa,

talang, dst)

D. Waduk, kolam

retensi, sumur

resapan

8.4.3.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Sistem

Drainase

A. Pembangunan Prasarana Drainase

Kriteria kegiatan infrastruktur drainase perkotaan

  Kriteria Lokasi :

  Kota-kota yang sudah memiliki Master Plan Drainase Perkotaan

dan DED untuk tahun pertama;  Kawasan-kawasan permukiman dan strategis di perkotaan

(Metropolitan/Kota Besar) yang rawan genangan.

  Lingkup Kegiatan :

  Pembangunan saluran drainase primer (macro drain),

pembangunan kolam retensi, dan bangunan pelengkap utama

lainnya (pompa, saringan sampah, dsb);

  Pembangunan saluran drainase sekunder dan tersier (micro

drain) oleh pemerintah kab.kota;

Page 254: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 254/366

 235Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

  Sosialisasi/diseminasi/ kampanye NSPM pengelolaan saluran

drainase termasuk kegiatan pembersihan sampah di sekitar

saluran drainase;  Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;

  Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan

layanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).

  Kriteria Kesiapan :

  Sudah memiliki RPI2JM dan SSK/Memorandum Program atau

sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;

  Dilaksanakan dalam rangka pengurangan lokasi genangan di

perkotaan;  Terintegrasi antara makro drain dan mikro drain, serta dengan

sistem pengendali banjir;

  Terdapat institusi yang menerima dan mengelola prasarana

yang dibangun;

  Tidak ada permasalahan lahan (lahan sudah dibebaskan, milik

Pemkot/kab);

  Pemerintah kab./kota bersedia menyediakan alokasi dana untuk

biaya operasi dan pemeliharaan;  Pemerintah Kabupaten/Kota akan melaksanakan penyuluhan

kepada masyarakat.

Skema Kebijakan Pendanaan Sistem Drainase Perkotaan

Skema Kebijakan Pendanaan Sistem Drainase Perkotaan dipaparkan

pada gambar 8.7 berikut.

Page 255: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 255/366

 236 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Sumber: Direktorat Pengembangan PLP  

Gambar 8.7 Sistem Drainase Perkotaan

Dalam pembangunan sistem drainase perkotaan, pemerintah pusat

mempunyai peran dengan mengembangkan sistem yang terintegrasi

dengan sistem makro, serta memfasilitasi pilot drainase mandiri.

Sedangkan, pemerintah kabupaten kota berperan dalam penyediaan

lahan, penyediaan biaya operasi dan pemeliharaan, dan pemberdayaan

masyarakat pasca konstruksi

8.4.4 Usulan Program Dan Kegiatan

8.4.4.1 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Sanitasi

Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan Sanitasi

disusun berdasarkan paket-paket fungsional dan sesuai kebijakan

prioritas program seperti pada RPJM. Penyusunan usulan programtersebut memperhatikan kebutuhan RPP berkaitan dengan

Page 256: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 256/366

 237Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

pengembangan atau pembangunan sektor dan kawasan unggulan.

Dengan demikian usulan sudah mencakup pemenuhan kebutuhan

dasar dan kebutuhan pembangunan ekonomi. Usulan program yangdiajukan sesuai dengan hasil analisis dan identifikasi yang telah

dilakukan. Selain itu, perlu juga diperhatikan keterpaduan dengan

sektor-sektor lainnya. Usulan program harus dapat mencerminkan

besaran dan prioritas program, dan manfaatnya ditinjau dari segi fungsi,

kondisi fisik, dan non-fisik antar kegiatan dan pendanaannya.

Penjabaran program-program tersebut disesuaikan dengan struktur

tatanan program RPJMN yang diwujudkan dalam paket-paketproyek/program. Program yang dicakup dalam Pengelolaan Air Limbah

meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:

1. Pembangunan pengelolaan air limbah setempat dan pembangunan

Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT);

2. Pembangunan sistem perpipaan air limbah sederhana komunitas

berbasis masyarakat (khusus bagi kawasan kumuh dan padat);

3. Pembangunan pengelolaan air limbah sistem terpusat (IPAL);

4. Operasi dan pemeliharaan;5. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pengelolaan air

limbah;

6. Penyuluhan meningkatkan pemahaman pentingnya sanitasi dan

pemeliharaan sarana yang telah dibangun.

7. Piranti lunak: MP/outline plan, FS atau DED.

Program yang dicakup dalam Pengelolaan Persampahan meliputi

kegiatan berikut ini:1. Pembangunan prasarana dan sarana TPA sampah;

2. Pembangunan prasarana dan sarana TPST 3R;

3. Operasi dan pemeliharaan;

4. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pengelolaan

persampahan;

5. Penyuluhan meningkatkan pemahaman pentingnya sanitasi dan

3R;

6. Piranti lunak: MP/outline plan, FS atau DED.

Page 257: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 257/366

 238 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Program yang dicakup dalam pengelolaan sistem drainase perkotaan

meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:

1. Pelaksanaan rehabilitasi saluran yang ada;

2. Pembangunan saluran yang baru;

3. Operasi dan pemeliharaan;

4. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pengelolaan

drainase;

5. Penyuluhan dan pengelolaan dan pemeliharaan bangunan

drainase bagi Pemerintahan Kabupaten/Kota dan masyarakat;

6. Piranti lunak: MP/outline plan, FS atau DED.

8.4.4.2 Pembiayaan Proyek Pengembangan Sanitasi

Pembiayaan proyek perlu disusun berdasarkan klasifikasi tanggung

 jawab masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Pusat,

Swasta dan masyarakat. Jika ada indikasi program pengelolaan sanitasi

(air limbah, persampahan dan drainase) yang melibatkan swasta perlu

dilakukan kajian lebih mendalam untuk menentukan kelayakannya.

Untuk program yang memerlukan analisis kelayakan keuangan, hasil

analisis harus dilampirkan dan merupakan bagian dari kajian

pembiayaan dan keuangan.

Pembiayaan kegiatan pengelolaan sanitasi sebagaimana diusulkan

dapat berasal dari dana Pemerintahan Kabupaten/Kota, masyarakat,

swasta, dan bantuan Pemerintah Pusat. Bantuan Pemerintah Pusat

dapat berbentuk proyek biasa (pemerataan dalam pemenuhan

prasarana sarana dasar), bantuan stimulan, bantuan proyek khusus

(menurut pengembangan kawasan). Macam bantuan disesuaikan

dengan tingkat kebutuhannya.

Format pembiayaan kegiatan drainase disesuaikan dengan arahan

bidang keuangan, secara garis besar terdiri dari tabel program belanja

(expenditures programme), tabel financing plan, dan tabel

memorandum proyek seperti pada tabel 8.46.

Page 258: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 258/366

 239Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Petunjuk pengisian table 8.46 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut

(2), (3), (4) output, indikator output, dan rincian kegiatan yang disesuaikandengan Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya untuk sektor PenyehatanLingkungan Permukiman

(5) Lokasi kegiatan(6) Volume kegiatan(7) Satuan dari volume kegiatan(8), (9), (10), (11), (12), (13) Sumber pembiayaan kegiatan yang bersumber

 APBN, APBD, swasta maupun masyarakat(15), (16), (17), (18), (19) Tahun pelaksanaan kegiatan dalam jangka waktu lima

tahun ke depan

Page 259: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 259/366

 240 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Tabel 8.46 Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan PLP Kabupaten/Kota

NO

OUTPUT

LOKASI

VOL SATUAN

SUMBER DANA TAHUNKETINDIKATOR

OUTPUTAPBN APBD

PROV

APBDKAB/KOTA

CSR SWASTA/MASYARAKAT

1 2 3 4 5

RINCIAN MURNI PHLN(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

KEGIATAN: PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENYELENGGARAAN SANITASI LINGKUNGAN (AIR LIMBAH,

DRAINASE) SERTA PENGEMBANGAN SUMBER PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI PERSAMPAHAN1 Layanan Perkantoran

Jumlah bulanlayananPerkantoran

Bln/tahun

xxx

2 Peraturan Pengembangan PLP

Jumlah NSPKNasional BidangPenyehatanLingkunganPermukiman

NSPK

xxx

3 Laporan Pembinaan Pelaksanaan PLP

Jumlah Laporan

PembinaanPenyelenggaraanBidangPenyehatanLingkunganPermukiman

Laporan

xxx

 P  e d  o m a n P  e n

 y  u s  u n a n R  P  I  2 - J   M B  i   d  a n g C  i   p t   a K  a

 r  y  a

Page 260: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 260/366

 

NO

OUTPUT

LOKASI

VOL SATUAN

SUMBER DANA TAHUNKETINDIKATOR

OUTPUTAPBN APBD

PROV

APBDKAB/KOTA

CSR SWASTA/MASYARAKAT

1 2 3 4 5

RINCIAN MURNI PHLN(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

4 Laporan Pengawasan Pelaksanaan PLP

Jumlah LaporanPengawasanPenyelenggaraan

Bidang Penye-hatan LingkunganPermukiman

Laporan

4.a

4.b

5 Infrastruktur Air Limbah

Jumlah Kawasanyang TerlayaniInfrastruktur AirLimbah DenganSistem Off-Sitedan Sistem On-Site

Kawasan

5.a

5.b

6 Infrastruktur Drainase Perkotaan

Jumlah Kawasanyang TerlayaniInfrastrukturDrainasePerkotaan

Kab/Kota

7 Infrastruktur Tempat Pemrosesan AkhirSampah

 P  e d  o m a n P  e n y  u s  u n a n R  P  I  2 - J   M B  i   d  a n g C  i   p t   a K  a r  y  a

Page 261: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 261/366

 242 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

NO

OUTPUT

LOKASI

VOL SATUAN

SUMBER DANA TAHUNKETINDIKATOR

OUTPUTAPBN APBD

PROV

APBDKAB/KOTA

CSR SWASTA/MASYARAKAT

1 2 3 4 5

RINCIAN MURNI PHLN(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)

Jumlah Kab/Kotayang Telayani

Infrastruktur Sta-siun Antara DanTempat Pemroses-an Akhir Sampah

Kab/Kota

7.a

7.b

8 Infrastruktur Tempat Pengolah SampahTerpadu/ 3R

Jumlah Kawasanyang TelayaniInfrastrukturTempat PengolahSampahTerpadu/3R

Kawasan

8.aTOTAL

 P  e d  o m a n P  e n y  u s  u n

 a n R  P  I  2 - J   M B  i   d  a n g C  i   p t   a K  a r  y  a

Page 262: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 262/366

 243Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

BAB IX

KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS

Sebagai upaya untuk menyusun keterpaduan seluruh program

pembangunan bidang Cipta Karya, maka Pemerintah Kabupaten/Kotadapat mengelompokkan usulan program-program pembangunan bidang

Cipta Karya-nya sesuai dengan desain program keterpaduan.

Desain program keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya

dikelompokkan berdasarkan 4 (empat) skala entitas yaitu entitas

regional, entitas kabupaten/kota, entitas kawasan,  dan entitas

lingkungan/komunitas.

9.1 Entitas Regional

Entitas regional  didefinisikan sebagai suatu wilayah lintas batas

administratifyang memiliki kesamaan fungsi, antara lain fungsi ekonomi,

sosial, dan lingkungan, yang mendorong terjadinya kerjasama antar

daerah. Pengembangan infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas

regional antara lain dalam rangka pengembangan kota metropolitan,KAPET, KEK, dan lain-lain.

 Adapun contoh program software/non fisik, yang termasuk pada

pengembangan infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas regional antara

lain adalah:

a. MasterplanInfrastruktur Bidang Cipta Karya Kawasan Regional

b. Feasibility Study Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kawasan Regional

Page 263: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 263/366

 244 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Untuk program pembangunan fisik, yang termasuk pada

pengembangan infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas regional antara

lain adalah:

a. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Regional, sektor

Pengembangan Air Minum;

b. Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Regional, sektor Pengembangan

PLP.

9.2 Entitas Kabupaten/Kota

Pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya  entitas

kabupaten/kotamerupakan infrastruktur yang memiliki tingkat

pelayanan skala kabupaten/kota, sebagai berikut:

a. Program software/non fisik antara lain berupa:

i. Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum (RISPAM),

sektor Pengembangan Air Minum;

ii. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Permukiman (RP2KP), sektor Pengembangan Permukiman;

iii. Perda Bangunan Gedung dan Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK),

sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan;

iv. Strategi Sanitasi Kota (SSK), program dari Direktorat

Pengembangan PLP Ditjen Cipta Karya,

b. Program pembangunan fisik antara lain berupa:

i. Penyehatan PDAM, sektor Pengembangan Air Minum;

ii. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM)Kabupaten/Kota,

sektor Pengembangan Air Minum;

iii. Infrastruktur Air Limbah Terpusat, sektor Pengembangan PLP;

iv. Infrastruktur Drainase Perkotaan, sektor Pengembangan PLP;

v. Infrastruktur TPA Sampah, sektor Pengembangan PLP.

Page 264: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 264/366

 245Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

9.3 Entitas Kawasan

Seperti telah disampaikan pada bab sebelumnya bahwa pada RTRWKabupaten/Kota telah ditetapkan Kawasan Strategis

Kabupaten/Kota(KSK) yang pembangunannyadiprioritaskan karena

mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota

terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Terkait dengan

hal tersebut, pembangunan infrastruktur entitas kawasan yang

dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya akan diprioritaskan

pada Kawasan Strategis Kabupaten/Kota.

Untuk program software/non fisik, yang termasuk dalam entitas

kawasan antara lain adalah:

a. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), sektor Penataan

Bangunan dan Lingkungan;

b. Desain Kawasan.

Sedangkan untuk program pembangunan fisik, yang termasuk dalam

entitas kawasan antara lain adalah sebagai berikut:a. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) MBR di Rusuna,

Kawasan Kumuh dan Kawasan Nelayan, sektor Pengembangan Air

Minum;

b. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) di Kawasan

KAPET/MP3EI/KEK, sektor Pengembangan Air Minum;

c. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) IKK, sektor

Pengembangan Air Minum;

d. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) di Pelabuhan Perikanan,sektor Pengembangan Air Minum;

e. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) di Kawasan Perbatasan,

sektor Pengembangan Air Minum;

f. Rusunawa, sektor Pengembangan Permukiman;

g. Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuhsektor Pengembangan

Permukiman;

h. PSD Kawasan Rawan Bencana, Kawasan Perbatasan, Pulau Kecil

Terluar, dan Kawasan Perdesaan Potensial (Agro/Minapolitan dan

KTM), sektor Pengembangan Permukiman;

Page 265: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 265/366

 246 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

i. Infrastruktur Air Limbah Komunal, sektor Pengembangan PLP;

 j. Infrastruktur TPST/3R, sektor Pengembangan PLP;

k. Revitalisasi Kawasan, sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan;

l. Pengembangan RTH, sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan;

m. PSD Permukiman Tradisional/Bersejarah, sektor Penataan

Bangunan dan Lingkungan.

9.4 Entitas Lingkungan/Komunitas

Pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada entitas

lingkungan diutamakan diselenggarakan pada pembangunan berbasis

komunitas, dan lokasi pembangunan diutamakan pada KSK.

Untuk program software/non fisik, kegiatan dapat berupa penyusunan

Rencana Kerja Masyarakat/Community Action Plan, sedangkan pada

program fisik dapat berupa:

a. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Desa Rawan

 Air/Pesisir/Terpencil, sektor Pengembangan Air Minum;

b. Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat (PAMSIMAS),

sektor Pengembangan Air Minum;

c. Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), sektor

Pengembangan Permukiman;

d. SANIMAS, sektor Pengembangan PLP;

e. Program Lingkungan Permukiman Berbasis

Komunitas/Neighbourhood Development   (PLP-BK/ND), sektor

Penataan Bangunan dan Lingkungan;

f. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan

(P2KP), sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan;

g. Perbaikan Kampung/Program Lingkungan Permukiman Berbasis

Komunitas (PLP-BK), sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan.

Tabel 9.1 memaparkan ringkasan desain program pembangunan

infrastruktur Bidang Cipta Karya berdasarkan entitas.

Page 266: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 266/366

 247Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Tabel 9.1 Desain Program Keterpaduan Pembangunan Bidang

Cipta Karya Berdasarkan Entitas

ENTITAS BENTUK DUKUNGAN/KEGIATAN 

SOFTWARE/NON FISIK  PEMBANGUNAN FISIK 

(1) (2) (3)

Regional   Masterplan Feasibility Study

Sektor AM SPAM Regional

Sektor PPLP TPA Regional

Kabupaten/Kota 

Sektor AM RISPAM

SektorBangkim

 RP2KP/RTBLKSK

Sektor AM Penyehatan

PDAM SPAM Kab/Kota

Sektor PPLP  Infrastruktur Air

Limbah terpusat  Infrastruktur

DrainasePerkotaan

  InfrastrukturTPA Sampah

Sektor PLP SSK

SektorPBL Perda

BG

Kawasan   RTBL Desain Kawasan

Sektor AM SPAM MBR (di

Rusunawa, KwsKumuh dan KwsNelayan)

 SPAM di KwsKAPET/MP3EI/KEK

 SPAM IKK SPAM di Pel.

Perikanan SPAM di Kws

Perbatasan

Sektor Bangkim Rusunawa Peningkatan

KualitasPermukimanKumuh

 PSD KwsRawanBencana, KwsPerbatasan,Pulau KecilTerluar, & KwsPerdesaanPotensial

(agro/minapolitan & KTM)

Sektor PPLP  Infrastruktur Air

LimbahKomunal

  InfrastrukturTPST/3R

Sektor PBL  Revitalisasi

Kawasan,PengembanganRTH dan PSDpermukimantradisional/bersejarah

Lingkungan   Rencana KerjaMasyarakat/ Community

Sektor AM SPAM Desa

Sektor Bangkim PPIP

Page 267: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 267/366

Page 268: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 268/366

 249Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

BAB X

ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN

BIDANG CIPTA KARYA DI KABUPATEN/KOTA

RPI2-JM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal

lingkungan dan sosial untuk meminimalkan pengaruh negatif

pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap lingkungan

permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kajian aspek

lingkungan dan sosial meliputi acuan peraturan perundang-undangan,

kondisi eksisting lingkungan dan sosial, analisis dengan instrumen,

serta pemetaan antisipasi dan rekomendasi perlindungan lingkungan

dan sosial yang dibutuhkan.

10.1 Aspek Lingkungan

Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam

penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya oleh pemerintah

kabupaten/kota telah mengakomodasi prinsip perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup. Adapun amanat perlindungan dan

pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:

1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup:

“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan

lingkungan hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup

Strategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya

Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan

Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup(SPPLH)” 

Page 269: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 269/366

Page 270: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 270/366

 251Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

d. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan

UKL-UPL.

e. Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakanlingkungan hidup.

f. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai

pengendalian dampak perubahan iklim dan perlindungan

lapisan ozon.

g. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan

kebijakan nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepala

daerah.

h. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.i. Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan

masyarakat.

 j. Menetapkan standar pelayanan minimal.

2. Pemerintah Provinsi

a. Menetapkan kebijakan tingkat provinsi.

b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.

c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal danUKL-UPL.

d. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan

kebijakan, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah

kabupaten/kota.

e. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.

f. Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan

kepada kabupaten/kota di bidang program dan kegiatan.

g. Melaksanakan standar pelayanan minimal.

3. Pemerintah Kabupaten/Kota

a. Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota.

b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota.

c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan

UKL-UPL.

d. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.

e. Melaksanakan standar pelayanan minimal.

Page 271: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 271/366

 252 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

10.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya

disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh,

dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan

berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan

suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

KLHS perlu diterapkan di dalam RPI2-JM antara lain karena:

1. RPI2-JM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam

perencanaan pembangunan infrastruktur.

2. KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPI2-JM

adalah karena RPI2-JM bidang Cipta Karya berada pada tataran

Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS menerapkan

prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau

program menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan

pembangunan yang berpotensi mengakibatkan dampak negatif

terhadap lingkungan hidup

KLHS disusun oleh Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dengan

dibantu oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah sebagai

instansi yang memiliki tugas dan fungsi terkait langsung dengan

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di kota/kabupaten.

Koordinasi penyusunan KLHS antar instansi diharapkan dapat

mendorong terjadinya transfer pemahaman mengenai pentingnya

penerapan prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup

untuk mendorong terjadinya pembangunan berkelanjutan.

Page 272: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 272/366

 253Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Bagian ini berisikan quick assement  KLHS RPI2-JM. Diagram alir pentahapanpelaksanaan KLHS adalah sebagai berikut:

Sumber: Permen LH No.9/2011

Beberapa identifikasi/kajian yang dilakukan dalam rangka KLHS RPI2-JM dapatmengutip dokumen KLHS yang disusun dalam perumusan RTRW.

Gambar 10. 1. Diagram Alir Pentahapan Pelaksanaan KLHS

Tahapan Pelaksanaan KLHS

Tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan usulan

rencana/program dalam RPI2-JM per sektor dengan mempertimbang-

kan isu-isu pokok seperti (1) perubahan iklim, (2) kerusakan,

kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati, (3)peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor,

kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan, (4) penurunan mutu

dan kelimpahan sumber daya alam, (5) peningkatan alih fungsi

kawasan hutan dan/atau lahan, (6) peningkatan jumlah penduduk

miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok

masyarakat; dan/atau (7) peningkatan risiko terhadap kesehatan dan

keselamatan manusia. Isu-isu tersebut menjadi kriteria apakah

rencana/program yang disusun teridentifikasi menimbulkan resiko ataudampak terhadap isu-isu tersebut.

Page 273: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 273/366

Page 274: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 274/366

Page 275: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 275/366

 256 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

2) Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan

UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup;

3) Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi

kebijakan, rencana dan/atau program memperoleh

legitimasi atau penerimaan oleh publik; 

4) Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan

akses untuk menyampaikan informasi, saran, pendapat,

dan pertimbangan tentang pembangunan berkelanjutan

melalui proses penyelenggaraan KLHS.

Tabel 10.2 Contoh Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan dan

Masyarakat dalam penyusunan KLHS Bidang Cipta Karya

Masyarakat dan PemangkuKepentingan

Contoh Lembaga

(1) (2)

Pembuat keputusan a. Bupati/Walikota

b. DPRD

Penyusun kebijakan, rencanadan/atau program

Dinas PU-Cipta Karya

Instansi a. Dinas PU-Cipta Karyab. BPLHD

Masyarakat yang memilikiinformasi dan/atau keahlian(perorangan/tokoh/ kelompok)

a. Perguruan tinggi atau lembaga penelitianlainnya

b. Asosiasi profesi

c. Forum-forum pembangunan berkelanjutandan lingkungan hidup

d. LSM/Pemerhati Lingkungan hidupe. Perorangan/tokoh

f. kelompok yang memiliki data daninformasi berkaitan dengan SDA

Masyarakat terkena Dampak a. Lembaga Adat

b. Asosiasi Pengusaha

c. Tokoh masyarakat

d. Organisasi masyarakat

e. Kelompok masyarakat tertentu (nelayan,petani dll)

Page 276: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 276/366

 257Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

b) Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan

Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan:

1) penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yangmeliputi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup

atau keterkaitan antar ketiga aspek tersebut;

2) pembahasan fokus terhadap isu signifikan; dan

3) membantu penentuan capaian tujuan pembangunan

berkelanjutan.

Tabel 10.3 Contoh Proses Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan

Bidang Cipta Karya Pengelompokan Isu-isu Pembangunan

Berkelanjutan Bidang Cipta KaryaPenjelasan Singkat

(1) (2)

Lingkungan Hidup Permukiman

Isu 1: kecukupan air baku untuk air minum

Contoh: Kekeringan, menurunnya kualitas

air

Kota ... mempunyai sumber

air baku dari sungai ... yang

sudah tercemar

Isu 2: Pencemaran lingkungan oleh

infrastruktur yang tidak berfungsi maksimal

Contoh: pencemaran tanah oleh septictank

yang bocor, pencemaran badan air oleh air

limbah permukiman

Isu 3: dampak kawasan kumuh terhadap

kualitas lingkungan

Contoh: kawasan kumuh menyebabkan

penurunan kualitas lingkungan

Ekonomi Isu 4: kemiskinan berkorelasi dengan

kerusakan lingkungan

Contoh: pencemaran air mengurangi

kesejahteraan nelayan di pesisir

Sosial

Isu 5: Pencemaran menyebabkan

berkembangnya wabah penyakit

Contoh: menyebarnya penyakit diare di

permukiman kumuh

Page 277: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 277/366

 258 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Keterangan cara pengisian kolom:

(1) Isu-isu Pembangunan Berkelanjutan bidang Cipta Karya diisiberdasarkan kondisi eksisting, sehingga dapat terlihat Isu-Isuyang secara spesifik harus diperhatikan di Kabupaten/Kota tersebut.Isu-isu yang diuraikan khusus terkait dengan pembangunan bidangCipta Karya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

(2) Penjelasan singkat meliputi lokasi, uraian penyebab, intensitas,dan sebaran dampak. Contoh: Sungai ... sebagai sumber air baku

PDAM memiliki kandungan bakteri e-coli sebesar ....., .... kali lebih

besar dibandingkan standar baku mutu yang disyaratkan yaitu .... .Penyebabnya diindikasikan berasal dari limbah kotoran sapi yangberasal dari peternakan di daerah hulu sungai, dst, dst.

c) Identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP)

Tabel 10.4 Contoh Tabel Identifikasi KRP

No. Komponen kebijakan /

rencana / programKegiatan

Lokasi (Kecamatan /

Kelurahan (jika ada))(1) (2) (3) (4)

1. Pengembangan Permukiman

1).

2).

Dst

2. Penataan Bangunan dan

Lingkungan

1).

2).Dst

3. Pengembangan Air Minum

1).

2).

Dst

4. Pengembangan Penyehatan

Lingkungan Permukiman

1).

2).

Dst

Page 278: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 278/366

 259Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Keterangan cara pengisian kolom:(1) Nomor urut usulan program.(2) Komponen program per sektor diisi berdasarkan uraian desain

program bidang Cipta Karya. Contohnya, komponen program :pembangunan infrastruktur perbatasan. Pengisian agar sesuaidengan isian pada Tabel 8. ... Usulan Program dan KegiatanPengembangan Permukiman Kabupaten / Kota (Bab 8).

(3) Kegiatan merupakan penjabaran lebih rinci dari uraian komponenprogram. Contohnya, jika kolom (2) diisi dengan pembangunan

infrastruktur perbatasan maka kegiatannya diisi dengan, misalnya,

pembangunan jalan lingkungan.(4) Lokasi diisi berdasarkan nama kecamatan, diharapkan dapat diisi

nama kelurahan (jika ada) 

d) Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup

di Suatu Wilayah

Tabel 10.5 Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di

Suatu Wilayah

No

Komponen

kebijakan,

rencana dan/atau

program*

Pengaruh pada Isu-Isu Strategis Berdasarkan Aspek-

Aspek Pembangunan Berkelanjutan**

Bobot

Lingkungan

Hidup

Permukiman

Bobot SosialBobot

EkonomiTotal

Bobot

***Isu 1:

… 

Isu 2:

… 

Isu 1:

… 

Isu 2:

… 

Isu 1:

… 

Isu 2:

… 

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Pengembangan

Permukiman

1).

2).

Dst

2. Penataan Bangun-

an & Lingkungan

1).2).

Dst

Page 279: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 279/366

 260 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

NoKomponenkebijakan,

rencana dan/atau

program*

Pengaruh pada Isu-Isu Strategis Berdasarkan Aspek-

Aspek Pembangunan Berkelanjutan**

BobotLingkungan

Hidup

Permukiman

Bobot SosialBobot

EkonomiTotal

Bobot

***Isu 1:

… 

Isu 2:

… 

Isu 1:

… 

Isu 2:

… 

Isu 1:

… 

Isu 2:

… 

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

3. Pengembangan Air

minum

1).

2).

Dst

4. Pengembangan

Penyehatan

Lingkungan

Permukiman

1).

2).

Dst

Ket: *) Program sesuai dengan Renstra Cipta Karya

**) ditentukan melalui diskusi antar pemangku kepentingan, dengan melihat data

dan kondisi eksisting seperti peta, data angka, dll.

Keterangan cara pengisian kolom:

(1) Nomor urut usulan program.(2) Komponen program per sektor diisi berdasarkan uraian desain

program bidang Cipta Karya. Contohnya, komponen program :pembangunan infrastruktur perbatasan. Pengisian agar sesuaidengan isian pada Tabel 8. ... Usulan Program dan KegiatanPengembangan Permukiman Kabupaten / Kota (Bab 8).

(3) S.d. (8) Isu pada judul kolom diisi sesuai dengan Tabel 10.3 Kolom1 sesuai pengelompokan lingkungan hidup permukiman, ekonomi,dan sosial. Kemudian nilai pembobotan ditentukan dari nilai -3 sd.+3, yang menunjukkan besaran pengaruh keterkaitan yangmerugikan (-) maupun menguntungkan atau bernilai positif (+). Bobotdengan nilai negatif merupakan prioritas untuk ditentukan alternatif

penyempurnaan KRPnya.(9) Total bobot merupakan penjumlahan kolom (3) s.d. (8).

Page 280: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 280/366

 261Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Penilaian pembobotan untuk setiap kolom agar dilakukan per kegiatan untuk kemudian dijumlahkan keseluruhan per sektor, untuk dapat melihat

secara detil kondisi saling mempengaruhi dari setiap kegiatan.

 Agar diusahakan setiap kolom penilaian per kegiatan dapat terisi.

2. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP

Tujuan perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana,

dan/atau program untuk mengembangkan berbagai alternatif

perbaikan muatan KRP dan menjamin pembangunan berkelanjutan.Setelah dilakukan kajian, dan disepakati bahwa kebijakan, rencana

dan/atau program yang dikaji potensial memberikan dampak negatif

pada pembangunan berkelanjutan, maka dikembangkan beberapa

alternatif untuk menyempurnakan rancangan atau merubah

kebijakan, rencana dan/atau program yang ada. Beberapa alternatif

untuk menyempurnakan dan atau mengubah rancangan KRP

mempertimbangkan antara lain:

a. Memberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi terkaitdengan kebijakan, rencana, dan/atau program yang

diperkirakan akan menimbulkan dampak lingkungan atau

bertentangan dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.

b. Menyesuaikan ukuran, skala, dan lokasi usulan kebijakan,

rencana, dan/atau program.

c. Menunda, memperbaiki urutan, atau mengubah prioritas

pelaksanaan kebijakan, rencana, dan/atau program.

d. Mengubah kebijakan, rencana, dan/atau program.

Page 281: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 281/366

 262 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Tabel 10.6 Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP

No. Komponen kebijakan, rencana

dan/atau program

Alternatif

Penyempurnaan KRP(1) (2) (3)

1. Pengembangan Permukiman

1).

2).

Dst

2. Penataan Bangunan dan

Lingkungan

1).

2).Dst

3. Pengembangan Air minum

1).

2).

4. Pengembangan Penyehatan

Lingkungan Permukiman

1)

2)

Keterangan cara pengisian kolom:

(1) Nomor urut usulan program.(2) Komponen program per sektor  diisi berdasarkan uraian desain

program bidang Cipta Karya. Contohnya, komponen program :pembangunan infrastruktur perbatasan. Pengisian agar sesuai denganisian pada Tabel 10.4 dan 10.5 Kolom 2.

(3) Pengisian Alternatif Penyempurnaan KRP agar mengacu pada uraiandi atas.

Page 282: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 282/366

 263Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

3. Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS

Tabel 10.7 Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHSNo. Komponen Kebijakan,

Rencana dan/atau Program

Rekomendasi Perbaikan KRP dan

Pengintegrasian Hasil KLHS

(1) (2) (3)

1. Pengembangan Permukiman

2. Penataan Bangunan dan

Lingkungan

3. Pengembangan Air minum

4. Pengembangan Penyehatan

Lingkungan Permukiman

Keterangan cara pengisian kolom:

(1) Nomor urut usulan program.(2) Tidak perlu diisi(3) Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS

diisi berdasarkan hasil analisis rekomendasi pada tabel 10.6,

sedangkan pengintegrasian hasil KLHS dilakukan dengan cara

menguraikan bentuk integrasi rekomendasi ke dalam program/kegiatanuntuk tahun anggaran berikutnya. Untuk rekomendasi yang tidak dapatdimasukkan ke dalam program/kegiatan seperti bentuk-bentukkoordinasi/kerjasama/bersifat menghimbau terhadap pihak lain, antaralain SKPD terkait, pihak swasta, ataupun masyarakat tetap harusdicantumkan.

Untuk Kabupaten/Kota yang telah menyusun dan memiliki dokumen

KLHS RTRW Kabupaten/Kota, maka hasil olahan di dalam KLHStersebut dapat dijadikan bahan masukan bagi kajian perlindungan

lingkungan dalam RPI2-JM.

KLHS merupakan instrumen lingkungan yang diterapkan pada tataran

rencana-program. Sedangkan pada tataran kegiatan atau keproyekan,

instrumen yang lebih tepat diterapkan adalah Amdal, UKL-UPL. Dan

SPPLH. Tabel 10.8 menjelaskan beberapa perbedaan antara KLHS dan

 AMDAL.

Page 283: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 283/366

 264 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

10.1.2 Amdal, UKL-UPL, dan SPPLH

Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang

telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5

tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib

 AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008

Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Bidang

Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan

Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yaitu:

1. Proyek wajib AMDAL

2. Proyek tidak wajib AMDAL tapi wajib UKL-UPL

3. Proyek tidak wajib UKL-UPL tapi SPPLH

Page 284: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 284/366

 

265Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Tabel 10.8 Perbedaan Instrumen KLHS dan AMDAL

Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

a) Rujukan

Peraturan

Perundangan

i. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup

ii. Permen LH 09/2011 tentang Pedoman umum

KLHS

i. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup

ii. Permen PPU 10/PRT/M/2008 tentang jenis kegiatan

bidang PU wajib UKL UPL

iii. Permen LH 5/2012 tentang jenis rencana usaha

dan/atau kegiatan Wajib AMDALb) Pengertian

Umum

Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh,

dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip

pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu

wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau

program.

Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau

kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang

diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang

penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Usaha

dan/atau Kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang

dapat menimbulkan perubahan terhadap rona

lingkungan hidup serta menyebabkan dampak terhadap

lingkungan.

c) Kewajiban

pelaksanaan

Pemerintah dan Pemerintah Daerah Pemrakarsa rencana usaha dan/atau kegiatan yang

masuk kriteria sebagai wajib AMDAL (Pemerintah/swasta)

d) Keterkaitan

studi

lingkungan

dengan:

i. Penyusunan atau evaluasi RTRW, RPJP dan

RPJM

ii. Kebijakan, rencana dan/atau program yang

berpotensi menimbulkan dampak dan/atau

resiko lingkungan

Tahap perencanaan suatu usaha dan atau kegiatan

e) Mekanisme

pelaksanaan

i. pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/

atau program terhadap kondisi lingkungan

i. Pemrakarsa dibantu oleh pihak lain yang berkompeten

sebagai penyusun AMDAL

 P 

 e d  o m a n P  e n y  u s  u n a n R  P  I  2 - J   M B  i   d  a n g C  i   p t   a K  a r  y  a

Page 285: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 285/366

 266 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

hidup di suatu wilayah;

ii. perumusan alternatif penyempurnaan

kebijakan, rencana, dan/atau program; dan

iii. rekomendasi perbaikan untuk pengambilan

keputusan kebijakan, rencana, dan/atau

program yang mengintegrasikan prinsip

pembangunan berkelanjutan.

ii. Dokumen AMDAL dinilai oleh komisi penilai AMDAL

yang dibentuk oleh Menteri, Gubernur, atau

Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dan dibantu

oleh Tim Teknis. 

iii. Komisi penilai AMDAL menyampaikan rekomendasi

berupa kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan

kepada Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai

dengan kewenangannya.

iv. Menteri, gubernur, dan bupati/walikota berdasarkan

rekomendasi komisi penilai AMDAL menerbitkan

Keputusan Kelayakan atau Ketidaklayakan lingkungan

f) Muatan Studi

Lingkungan

i. Isu Strategis terkait Pembangunan

Berkelanjutan

ii. Kajian pengaruh rencana/program dengan

isu-isu strategis terkait pembangunan

berkelanjutan

iii. Alternatif rekomendasi untuk

rencana/program

i. Kerangka acuan;

ii. Andal; dan

iii. RKL-RPL.

Kerangka acuan menjadi dasar penyusunan Andal dan

RKL-RPL. Kerangka acuan wajib sesuai dengan rencana

tata ruang wilayah dan/atau rencana tata ruang kawasan.

g) Output Dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau

program pembangunan dalam suatu wilayah.

Keputusan Menteri, gubernur dan bupati/walikota sesuai

kewenangan tentang kelayakan atau ketidaklayakan

lingkungan.

 P e d o m a n P e n y u s u n a n R P I 2- J  M B i  d a n g C i  p t  a K a r  y a

Page 286: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 286/366

 

267Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

h) Outcome i. Rekomendasi KLHS digunakan sebagai alat

untuk melakukan perbaikan kebijakan,

rencana, dan/atau program pembangunan

yang melampaui daya dukung dan daya

tampung lingkungan.

ii. segala usaha dan/atau kegiatan yang telah

melampaui daya dukung dan daya tampunglingkungan hidup sesuai hasil KLHS tidak

diperbolehkan lagi.

i. Dasar pertimbangan penetapan kelayakan atau

ketidak layakan lingkungan

ii. Jumlah dan jenis izin perlindungan hidup yang

diwajibkan

iii. Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai yang

tercantum dalam RKL RPL.

i) Pendanaan APBD Kabupaten/Kota i. Kegiatan penyusunan AMDAL (KA, ANDAL, RKL-

RPL) didanai oleh pemrakarsa,

ii. Kegiatan Komisi Penilai AMDAL, Tim Teknis dan

sekretariat Penilai AMDAL dibebankan pada

 APBN/APBD

iii. Jasa penilaian KA, ANDAL dan RKL-RPL oleh komisi

 AMDAL dan tim teknis dibiayai oleh pemrakarsa.

iv. Dana pembinaan dan pengawasan dibebankan pada

anggaran instansi lingkungan hidup pusat, provinsi

dan kabupaten/kota j) Partisipasi

Masyarakat

Masyarakat adalah salah satu komponen dalam

kabupaten/kota yang dapat mengakses dokumen

pelaksanaan KLHS

Masyarakat yang dilibatkan adalah:

i. Yang terkena dampak;

ii. Pemerhati lingkungan hidup; dan/atau

iii. Yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan

dalam proses AMDAL

 P e d o m a n P e n y  u s  u n a n R P I  2- J  M B i   d

 a n g C i   p t  a K a r  y  a

Page 287: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 287/366

 268 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)

k) Atribut

Lainnya:

a. Posisi

Hulu siklus pengambilan keputusan Akhir sklus pengambilan keputusan

b. Pendekatan Cenderung pro aktif Cenderung bersifat reaktif

c. Fokus

analisis

Evaluasi implikasi lingkungan dan pembangunan

berkelanjutan

Identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak lingkungan

d. Dampak

kumulatif

Peringatan dini atas adanya dampak komulatif Amat terbatas

e. Titik berat

telaahan

Memelihara keseimbangan alam, pembangunan

berkelanjutan

Mengendalikan dan meminimalkan dampak negative

f. Alternatif Banyak alternatif Alternatif terbatas jumlahnya

g. Kedalaman Luas dan tidak rinci sebagai landasan untuk

mengarahkan visi dan kerangka umum

Sempit, dalam dan rinci

h. Deskripsi

proses

Proses multi pihak, tumpang tindih komponen,

KRP merupakan proses iteratif dan kontinu

Proses dideskripsikan dengan jelas, mempunyai awal dan

akhir

i. Fokus

pengendalia

n dampak

Fokus pada agenda pembangunan berkelanjutan Menangani gejala kerusakan lingkungan

 j. Institusi

Penilai

Tidak diperlukan institusi yang berwenang

memberikan penilaian dan persetujuan KLHS

Diperlukan institusi yang berwenang memberikan

penilaian dan persetujuan AMDAL

Sumber: - hasil analisa

 P e d o m a n P e n y  u s  u n a n

 R P I  2 - J  M B i   d a n g C i   p t  a K a r  y  a

Page 288: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 288/366

 269Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya dan batasan kapasitasnya yang

wajib dilengkapi dokumen AMDAL adalah sebagai berikut:

Tabel 10.9 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL

No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran

 A. Persampahan:

a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan

sistem Control landfill/sanitary landfill:

- luas kawasan TPA, atau

- Kapasitas Total

> 10 ha

> 100.000 ton

b. TPA di daerah pasang surut:

- luas landfill, atau

- Kapasitas Total

semua kapasitas/

besaran

c. Pembangunan transfer station:

- Kapasitas > 500 ton/hari

d. Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah

terpadu:

- Kapasitas > 500 ton/hari

e. Pengolahan dengan insinerator:

- Kapasitas semua kapasitas

f. Composting Plant:

- Kapasitas > 500 ton/hari

g. Transportasi sampah dengan kereta api:

- Kapasitas > 500 ton/hari

B. Pembangunan Perumahan/Permukiman:

a. Kota metropolitan, luas > 25 ha

b. Kota besar, luas > 50 ha

c. Kota sedang dan kecil, luas > 100 had. keperluan settlement transmigrasi > 2.000 ha

C. Air Limbah Domestik 

a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas

penunjang:

-  Luas, atau

-  Kapasitasnya

> 2 ha

> 11 m3/hari

b. Pembangunan IPAL limbah domestik, termasuk

fasilitas penunjangnya:

-  Luas, atau

-  Kapasitasnya

> 3 ha

> 2,4 ton/hari

Page 289: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 289/366

 270 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran

c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah:

-  Luas layanan, atau

-  Debit air limbah

> 500 ha

> 16.000 m3/hari

D. Pembangunan Saluran Drainase (Primer

dan/atau sekunder) di permukiman 

a. Kota besar/metropolitan, panjang: > 5 km

b. Kota sedang, panjang: > 10 km

E. Jaringan Air Bersih Di Kota Besar/Metropolitan 

a. Pembangunan jaringan distribusi

-  Luas layanan > 500 ha

b. Pembangunan jaringan transmisi

-  panjang > 10 km

Sumber: Permen LH 5/2012

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah

batas menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen AMDAL tetapi

wajib dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL. Jenis kegiatan bidang

Cipta karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen

UKL-UPL tercermin dalam tabel 10.10

Page 290: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 290/366

 271Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Tabel 10.10 Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi

Wajib UKL-UPL

Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

a. Persampahan

i. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem

controlled landfill atau sanitary landfill termasuk

instansi penunjang:

  Luas kawasan, atau < 10 Ha

  Kapasitas total < 10.000 ton

ii. TPA daerah pasang surut

  Luas landfill, atau < 5 Ha

  Kapasitas total < 5.000 ton

iii. Pembangunan Transfer Station  Kapasitas < 1.000 ton/hari

iv. Pembangunan Instalasi/Pengolahan Sampah

Terpadu

  Kapasitas < 500 ton

v. Pembangunan Incenerator

  Kapasitas < 500 ton/hari

vi. Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos

  Kapasitas > 50 s.d. < 100 ton/ha

b. Air Limbah

Domestik/

Permukiman

i. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja

(IPLT) termasuk fasilitas penunjang

  Luas < 2 ha

  Atau kapasitas < 11 m3/hari

ii. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah

  Luas < 3 ha

  Atau bahan organik < 2,4 ton/hari

iii. Pembangunan sistem perpipaan air limbah

(sewerage/off-site sanitation system)diperkotaan/permukiman

  Luas < 500 ha

  Atau debit air limbah < 16.000 m3/hari

c. Drainase

Permukaan

Perkotaan

i. Pembangunan saluran primer dan sekunder

  Panjang < 5 km

ii. Pembangunan kolam retensi/polder di

area/kawasan pemukiman

  Luas kolam retensi/polder (1 – 5) ha

d. Air Minumi. Pembangunan jaringan distribusi:

  luas layanan : 100 ha s.d. < 500 ha

Page 291: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 291/366

 272 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

ii. Pembangunan jaringan pipa transmisi

  Metropolitan/besar, Panjang: 5 s.d <10 km

  Sedang/kecil, Panjang: 8 s.d. M 10 km

  Pedesaan, Panjang : -

iii. Pengambilan air baku dari sungai, danau sumber

air permukaan lainnya (debit)

  Sungai danau : 50 lps s.d. < 250 lps

  Mata air : 2,5 lps s.d. < 250 lps

iv. Pembangunan Instalasi Pengolahan air lengkap

  Debit : > 50 lps s.d. < 100 lps

v. Pengambilan air tanah dalam untuk kebutuhan:

  Pelayanan masyarakat oleh penyelenggara

SPAM : 2,5 lps - < 50 lps

  Kegiatan komersil: 1,0 lps - < 50 lps

e. Pembangunan

Gedung

i. Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah

tanah:

1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung

perkantoran, perdagangan, perindustrian,

perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan

bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000

m2 s.d. 10.000 m2

2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid

termasuk mushola, bangunan gereja termasuk

kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan

bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan

gedung pelayanan pendidikan, pelayanankesehatan, keudayaan, laboratorium, dan

bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2

s.d. 10.000 m2

4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi

pertahanan dan keamanan dan bangunan

sejenis yang ditetapkan oleh menteri

Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk

 Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL

ii. Pembangunan bangunan gedung di bawah tanahyang melintasi prasarana dan atau sarana umum:

1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung

Page 292: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 292/366

 273Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

perkantoran, perdagangan, perindustrian,

perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal danbangunan gedung tempat penyimpanan: 5000

m2 s.d. 10.000 m2

2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid

termasuk mushola, bangunan gereja termasuk

kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan

bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan

gedung pelayanan pendidikan, pelayanan

kesehatan, keudayaan, laboratorium, danbangunangedung pelayanan umum : 5000 m2

s.d. 10.000 m2

4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi

pertahanan dan keamanan dan bangunan

sejenis yang ditetapkan oleh menteri

Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk

 Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL

iii. Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di

atas air:1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung

perkantoran, perdagangan, perindustrian,

perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan

bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000

m2 s.d. 10.000 m2

2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid

termasuk mushola, bangunan gereja termasuk

kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan

bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2

3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan

gedung pelayanan pendidikan, pelayanan

kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan

bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2

s.d. 10.000 m2

4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi

pertahanan dan keamanan dan bangunan

sejenis yang ditetapkan oleh menteri

Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk

 Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL

Page 293: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 293/366

 274 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya

f. Pengembangan

kawasan

permukiman

baru

i. Kawasan Permukiman Sederhana untuk

masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),misalnya PNS, TNI/POLRI, buruh/pekerja;

  Jumlah hunian: < 500 unit rumah;

  Luas kawasan: < 10 ha

ii. Pengembangan kawasan permukiman baru

sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi lokal

pedesaan (Kota Terpadu Mandiri eks transmigrasi,

fasilitas pelintas batas PPLB di perbatasan);

  Jumlah hunian: < 500 unit rumah;

  Luas kawasan: < 10 ha

iii. Pengembangan kawasan permukiman baru

dengan pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan Siap

Bangun/ Lingkungan Siap Bangun)

  Jumlah hunian: < 500 unit rumah;

  Luas kawasan: < 10 ha

g. Peningkatan

Kualitas

Permukiman

i. Penanganan kawasan kumuh di perkotaan

dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan

dasar (basic need ) pelayanan infrastruktur,tanpa pemindahan penduduk;

  Luas kawasan: < 10 ha

ii. Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil,

kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil;

  Luas kawasan: < 10 ha

iii. Pengembangan kawasan perdesaan untuk

meningkatkan ekonomi lokal (penanganan

kawasan agropolitan, kawasan terpilih pusat

pertumbuhan desa KTP2D, desa pusatpertumbuhan DPP)

  Luas kawasan: < 10 ha

h. Penanganan

Kawasan

Kumuh

Perkotaan

i. Penanganan menyeluruh terhadap kawasan

kumuh berat di perkotaan metropolitan yang

dilakukan dengan pendekatan peremajaan kota

(urban renewal ), disertai dengan pemindahan

penduduk, dan dapat dikombinasikan dengan

penyediaan bangunan rumah susun

  Luas kawasan: < 5 ha

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008  

Page 294: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 294/366

 275Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah

batas wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL menjadikannya tidak wajib

dilengkapi dokumen UKL-UPL tetapi wajib dilengkapi dengan SuratPernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

Hidup (SPPLH).

Tabel 10.11 Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan

pada Program Cipta Karya

No. Komponen Kegiatan Lokasi Amdal UKL/UPL SPPLH

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Pengembangan

Permukiman

1).

2).

Dst

2. Penataan Bangunan

dan Lingkungan

1).

2).

Dst

3. Pengembangan Air

minum

1).

2).

4. Pengembangan

Penyehatan Lingkungan

Permukiman

1)

2)

Keterangan: Beri tanda centang (v) dalam kolom Amdal, UKL-UPL atau SPPLH

Keterangan cara pengisian kolom:

(1) Nomor urut usulan program.

(2) Komponen program per sektor  diisi berdasarkan uraian desainprogram bidang Cipta Karya. Contohnya, komponen program :

pembangunan infrastruktur perbatasan. Pengisian agar sesuai

Page 295: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 295/366

 276 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

dengan isian pada Tabel 10.6 Kolom 2.(3) Lokasi diisi untuk lokus kecamatan, jika dimungkinkan agar diisi

per kelurahan.(4) Kolom (4), (5), dan (6) diisidengan tanda centang berdasarkan Tabel

10.9 dan 10.10. Jika terdapat pertentangan isi antara tabel 10.9 dan10.10 maka diutamakan mengacu pada Tabel 10.9.

10.2 Aspek Sosial

 Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur

bidang Cipta Karya kepada masyarakat pada taraf perencanaan,

pembangunan, maupun pasca pembangunan/pengelolaan. Pada taraf

perencanaan, pembangunan infrastruktur permukiman seharusnya

menyentuh aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan isu-isu

yang marak saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta

pengarusutamaan gender. Sedangkan pada saat pembangunan

kemungkinan masyarakat terkena dampak sehingga diperlukan proseskonsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun

permukiman kembali. Kemudian pada pasca pembangunan atau

pengelolaan perlu diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidang

Cipta Karya tersebut membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup

bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.

Dasar peraturan perundang-undangan yang menyatakan perlunya

memperhatikan aspek sosial adalah sebagai berikut:1. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional:

  Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan sosial

 juga dilakukan dengan memberi perhatian yang lebih besar

pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung, termasuk

masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah

terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana.

Page 296: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 296/366

 277Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

  Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan

gender dan anak di tingkat nasional dan daerah, termasuk

ketersediaan data dan statistik gender.2. UU No. 2/2012 tentang Pengadaan UU No. 2/2012 tentang

Pengadaan Lahan bagi Pembangunan untuk Kepentingan

Umum:

  Pasal 3: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan

menyediakan tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna

meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara,

dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hukum

Pihak yang Berhak.3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014:

  Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui

sejumlah program pembangunan untuk penanggulangan

kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja, termasuk

peningkatan program di bidang pendidikan, kesehatan, dan

percepatan pembangunan infrastruktur dasar.

  Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender,peningkatan akses dan partisipasi perempuan dalam

pembangunan harus dilanjutkan.

4. Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan

penanggulangan Kemiskinan

  Pasal 1: Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan

yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dunia

usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaanmasyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil,

serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan

ekonomi.

5. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan

Gender dalam Pembangunan Nasional

  Menginstruksikan kepada Menteri untuk melaksanakan

pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,

penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas

kebijakan dan program pembangunan nasional yang

Page 297: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 297/366

 278 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi,

serta kewenangan masing-masing.

Tugas dan wewenang  pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan

pemerintah kabupaten/kota terkait aspek sosial bidang Cipta Karya

adalah:

1. Pemerintah Pusat:

a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang

bersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.

b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum

yangbersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.

c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan

usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka

meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat pusat.

d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna

terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,

pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program

pembangunan nasional berperspektif gender, khususnya untuk

bidang Cipta Karya.

2. Pemerintah Provinsi:

a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang

bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.

b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum

yang bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.

c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan

usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka

meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat provinsi.

d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna

terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,

pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program

pembangunan di tingkat provinsi berperspektif gender,

khususnya untuk bidang Cipta Karya.

Page 298: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 298/366

 279Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

3. Pemerintah Kabupaten/Kota:

a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum di

kabupaten/kota.b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum di

kabupaten/kota.

c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui

bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan

usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka

peningkatan ekonomi di tingkat kabupaten/kota.

d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna

terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program

pembangunan di tingkat kabupaten/kota berperspektif gender,

khususnya untuk bidang Cipta Karya.

10.2.1 Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang

Cipta Karya

Kemiskinan Aspek sosial pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya

diharapkan mampu melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral.

Salah satu aspek yang perlu ditindak-lanjuti adalah isu kemiskinan

sesuai dengan kebijakan internasional MDGs dan Agenda Pasca 2015,

serta arahan kebijakan pro rakyat sesuai direktif presiden.

Kajian aspek sosial lebih menekankan pada manusianya sehingga yang disasaradalah kajian mengenai penduduk miskin, mencakup data eksisting,persebaran, karakteristik, hingga kebutuhan penanganannya, seperti tertuangpada tabel 10.12.

Page 299: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 299/366

 280 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Tabel 10.12 Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin

Kota/Kabupaten

No.

LokasiJumlah

PendudukMiskin

KondisiUmum

Perma-salahan

BentukPenangananyang SudahDilakukan

Kebutu-han Pena-

nganan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Kawasan ...Kelurahan … Kecam

atan…..

JmlPddk:… Jml KK: … 

MataPencahariansecara umum:… Kondisi

lingkungan: … Kondisi hunianumum: … Statuskepemilikanhunian secaraumum:… 

Program /Kegiatan:… Tahun:…. BentukPenanganan:

…. 

2. Dst. ..

Keterangan cara pengisian kolom:

(1) Nomor urut usulan program.(2) Lokasi agar diisi sesuai permintaan isian.(3) Jumlah penduduk miskin agar diisi sesuai permintaan isian.(4) Kondisi umum agar diisi sesuai dengan permintaan isian.(5) Permasalahan agar diisi terutama terkait wabah penyakit karena

kondisi kumuh, kondisi rumah sangat kumuh yang membutuhkanpenanganan, penduduk yang mengalami kelaparan, dll.

(6) Bentuk penanganan agar diinformasikan secara luas mencakup

seluruh sektor tidak hanya bidang Cipta Karya tapi diuraikan secarasingkat.

(7) Kebutuhan penanganan adalah kebutuhan berdasarkan permasalahanyang belum tertangani.

Menurut standar BPS terdapat 14 kriteria yang dipergunakan untuk

menentukan keluarga/rumah tangga dikategorikan miskin, yaitu:

1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu

murahan.

Page 300: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 300/366

 281Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitas

rendah/tembok tanpa diplester.

4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama denganrumah tangga lain.

5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.

6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak

terlindung/sungai/air hujan.

7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu

bakar/arang/minyak tanah.

8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam

seminggu.9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.

10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.

11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di

puskesmas/poliklinik.

12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan

luas lahan 500 m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh

perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan

dibawah Rp. 600.000,- per bulan.13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak

tamat SD/hanya SD.

14. Tidak memiliki tabungan / barang yang mudah dijual dengan

minimal Rp. 500.000,- seperti sepeda motor kredit / non kredit,

emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.

Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tangga

dikategorikan sebagai rumah tangga miskin.

Pengarusutamaan Gender

Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan

pembangunan bidang Cipta Karya terhadap gender. Saat ini telah

kegiatan responsif gender bidang Cipta Karya meliputi Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan,

Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project   (NUSSP),

Pengembangan Infrasruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW),

Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasia Masyarakat (PAMSIMAS),

Page 301: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 301/366

 282 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Rural

Infrastructure Support   (RIS) to PNPM, Sanitasi Berbasis Masyarakat

(SANIMAS), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan

Studi Evaluasi Kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat bidang

Cipta Karya.

Bagian ini berisikan pemetaan awal untuk mengetahui bentuk responsif genderdari masing-masing kegiatan, manfaat, hingga permasalahan yang timbulsebegai pembelajaran di masa datang di daerah. Hal ini dijabarkan dalam tabeldibawah ini.

Tabel 10.13 Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya

bagi Pengarusutamaan Gender di Kota/Kabupaten

No.Program /Kegiatan

Lokasi

Tahun

BentukKeterlib

atan/Akses

TingkatPartisip

asiPeremp

uan

(jumlah)

KontrolPangam-

bilanKeputu-san oleh

Perempua

n

Manfaat

Permasalahan yang

PerluDiantisipasi

di Masa

Datang(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1 Pemberdayaan Masyarakat

a PNPMPerkotaan

b PISEW

c PAMSIMAS

d PPIP

e. RIS PNPM

f. SANIMAS

2 Non Pemberdayaan Masyarakat

a Penyusunan RTBL

b. Dll.

Page 302: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 302/366

 283Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Keterangan cara pengisian kolom:

(1) Nomor urut usulan program.(2) Tidak perlu diisi.(3) Lokasi agar diisi sesuai permintaan isian.(4) Tahun diisi sesuai dengan tahun kegiatan.(5) Bentuk keterlibatan agar diisi sesuai dengan tahapan keterlibatan. (6) Tingkat partisipasi agar diisi dengan jumlah perempuan yang

terlibat.(7) Kontrol pengambilan keputusan agar diisi dengan bentuk kontrol

pengambilan keputusan, apakah pada tahap perencanaan,hingga pelaksanaan, atau sampai pengawasan.

(8) Manfaat agar diisi dengan uraian manfaat keterlibatan perempuanterhadap pengambilan keputusan. Pengisian manfaat jugadiuraikan hingga manfaatnya terhadap kaum difabel dan anak-anak.

(9) Permasalahan yang perlu diantisipasi agar diisi, termasuk denganprediksi kebutuhan yang perlu diantisipasi.

10.2.2 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang

Cipta Karya

Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi, besaran

kegiatan, dan durasi berdampak terhadap masyarakat. Untuk

meminimalisir terjadinya konflik dengan masyarakat penerima dampak

maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi, seperti konsultasi,

pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan

bangunan, serta permukiman kembali.

1. Konsultasi masyarakatKonsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasi

kepada masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang mungkin

terkena dampak akibat pembangunan bidang Cipta Karya di

wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung aspirasi

mereka berupa pendapat, usulan serta saran-saran untuk bahan

pertimbangan dalam proses perencanaan. Konsultasi masyarakat

perlu dilakukan pada saat persiapan program bidang Cipta Karya,

persiapan AMDAL dan pembebasan lahan.

Page 303: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 303/366

 284 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

2. Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan

bangunan

Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi

atas tanah dan bangunan terjadi jika kegiatan pembangunan bidang

cipta karya berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah

atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu

tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua

langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau

memperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yang

terkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini.

3. Permukiman kembali penduduk (resettlement )

Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harus

mempertimbangkan adanya kemungkinan pemukiman kembali

penduduk sejak tahap awal proyek. Bilamana pemindahan

penduduk tidak dapat dihindarkan, rencana pemukiman kembali

harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga penduduk yang

terpindahkan mendapat peluang ikut menikmati manfaat proyek.

Hal ini termasuk mendapat kompensasi yang wajar atas

kerugiannya, serta bantuan dalam pemindahan dan pembangunan

kembali kehidupannya di lokasi yang baru. Penyediaan lahan,

perumahan, prasarana dan kompensasi lain bagi penduduk yang

dimukimkan jika diperlukan dan sesuai persyaratan.

Jika ada usulan kegiatan dalam RPI2-JM yang memerlukan upaya

pengadaan lahan atau permukiman kembali penduduk (resettlement ) makatindak lanjut tahapan pemindahannya perlu diidentifikasi untuk memastikanpembangunan infrastruktur permukiman yang berkeadilan, seperti tabeldibawah ini.

Page 304: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 304/366

 285Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Tabel 10.14 Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang membutuhkan

Konsultasi, Pemindahan Penduduk dan Pemberian Kompensasi serta

Permukiman Kembali

No.

Komponen

Program dan

Kegiatan

Tahap I Tahap II Arahan Lokasi

Konsul-

tasi

Pemin-

dahan

Penduduk /

Pemberian

Kompensasi

Permu-

kiman

Kembali

Sebelum

Peminda-

han

Setelah

Peminda-

han

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pengembangan

Permukiman1).

2).

Dst

2. Penataan

Bangunan dan

Lingkungan

1).

2).

Dst3. Pengembangan

 Air minum

1).

2).

4. Pengembangan

Penyehatan

Lingkungan

Permukiman

1)

2)

Keterangan:

*) Informasi Kegiatan Mencakup Lokasi

Keterangan cara pengisian kolom:

(1) Nomor urut usulan program.(2) Komponen program per sektor  diisi berdasarkan uraian desain

program bidang Cipta Karya. Contohnya, komponen program :

pembangunan infrastruktur perbatasan. Pengisian agar sesuai

Page 305: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 305/366

 286 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

dengan isian pada Tabel 10.11 Kolom 2.(3) Untuk kolom konsultasi, pemindahan penduduk dan

permukiman kembali diberi tanda centang (v) apabila telahdilaksanakan. (4) Diisi dengan tanda centang (v) . (5) Diisi dengan tanda centang (v) (6)  Arahan Lokasi sebelum pemindahan diisi dengan uraian lokasi

dan kendala mengapa harus dilakukan pemindahan. (7)  Arahan Lokasi setelah pemindahan diuraikan mengapa lokasi

baru tersebut yang dipilih seperti karena ketersediaan lahan.

10.2.3 Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan

Bidang Cipta Karya

Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnya

memberi manfaat bagi masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan

minimal dapat terlihat secara kasat mata dan secara sederhana dapat

terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur,

waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biayayang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses

pelayanan tersebut.

Tim perumus RPI2-JM perlu menganalisis potensi kemanfaatan infrastrukturCipta Karya yang terbangun untuk berdasarkan sektor dan program, sepertitabel 10.15.

Page 306: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 306/366

 287Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Tabel 10.15 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca

Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

No. Sektor Program/Kegiatan

Lokasi

Tahun

JumlahPenduduk yangmemanfaatkan

Keter-angan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. PengembanganPermukiman

2. PenataanBangunan danLingkungan

3. Pengembangan

 Air Minum4. PenyehatanLingkunganPermukiman

Keterangan cara pengisian kolom:

(1) Nomor urut usulan program.(2) Tidak perlu diisi.(3) Komponen program per sektor  diisi berdasarkan uraian desain

program bidang Cipta Karya. Contohnya, komponen program :

pembangunan infrastruktur perbatasan. Pengisian agar sesuaidengan isian pada Tabel 10.15 Kolom 2.

(4) Lokasi diisi sesuai kecamatan, kelurahan jika ada.(5) Tahun diisi dengan tahun kegiatan.(6) Jumlah penduduk yang menerima manfaat agar diisi.(7) Keterangan agar diisi jika perlu.

Page 307: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 307/366

 288 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Page 308: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 308/366

 289Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

BAB XI

ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BIDANG CIPTA KARYA DI KABUPATEN/KOTA

Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan

Daerah Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa kewenangan

pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab

Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten/

Kota terus didorong untuk meningkatkan belanja pembangunan

prasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di daerah

meningkat. Di samping membangun prasarana baru, pemerintah daerah

perlu juga perlu mengalokasikan anggaran belanja untukpengoperasian, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang telah

terbangun.

Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiskal

dalam mendanai pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah

daerah cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat,

namun perlu dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen

Cipta Karya dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standarpelayanan minimal. Oleh karena itu, alternatif pembiayaan dari

masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan untuk mendukung

pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah daerah.

Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah, diharapkan

dapat disusun langkah-langkah peningkatan investasi pembangunan

bidang Cipta Karya di daerah.

Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM bidang Cipta Karyapada dasarnya bertujuan untuk:

Page 309: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 309/366

 290 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

a. Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam

melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya,

b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari

masyarakat dan sektor swasta untuk mendukung pembangunan

bidang Cipta Karya,

c. Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi bidang Cipta

Karya.

11.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya

Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan

arahan dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain:

1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004  Tentang Pemerintah

Daerah: Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu

hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur

dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali

urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu

politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan

fiskal nasional, serta agama.

2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004  Tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk

mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah

didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli

Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta

Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan

untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam

 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang

ditetapkan melalui Peraturan Daerah.

3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005  Tentang Dana

Perimbangan: Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum,

Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan

DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian

Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan

Page 310: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 310/366

 291Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional.

Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria

umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007  tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah

Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah,

terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang

menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota

merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi 26

urusan, termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraanurusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada

standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan

ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang

merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai

dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana,

serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang

didesentralisasikan.

5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011  tentang PinjamanDaerah: Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah

Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta

Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman

langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui

pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda

wajib memenuhi persyaratan:

a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75%

penerimaan APBD tahun sebelumnya;b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah

untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah

paling sedikit 2,5;

c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;

d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman

yang bersumber dari pemerintah;

e. pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib

mendapatkan persetujuan DPRD.

Page 311: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 311/366

 292 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005  Tentang Kerjasama

Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur

(dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri

atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha

dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman

yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah

infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan

prasarana persampahan.

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006  Tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan

Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011): Struktur APBD

terdiri dari:

a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah,

Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak

Langsung.

c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan

Pembiayaan Pengeluaran.

8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010  Tentang Petunjuk

Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur:

Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran

nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria

teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:

a. Bidang Infrastruktur Air Minum

DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses

pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat

berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di

perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan.

 Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program

percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/

target Millenium Development Goals (MDGs) yang

mempertimbangkan:

- Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;

- Tingkat kerawanan air minum.

Page 312: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 312/366

Page 313: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 313/366

 294 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan

skala kabupaten/kota.

4. Dana Swasta  meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama

pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social

Responsibility  (CSR).

5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.

6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar

negeri.

Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan,

pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun,

serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada. Oleh

karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara

terpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya

bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.

11.2 Profil APBD Kabupaten/Kota

Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3-5

tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi

 APBD dalam 5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan

format Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:

a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak

Langsung.

b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana

Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.

c. Pembiayaan Daerah  meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan

Pembiayaan Pengeluaran.

Tabel 11.1, 11.2, 11.3 menunjukan perkembangan APBD dalam 5 tahunterakhir. Petunjuk pengisian tabel adalah sebagai berikut:(1) Komponen APBD (Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan(2), (4), (6), (8), (10) merupakan nilai Rupiah dari setiap komponen APBD(3), (5), (7), (9), (11) berisikan persentase nilai komponen terhadap APBD total

Page 314: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 314/366

 295Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Tabel 11.1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir

PENDAPATAN

DAERAH

Tahun- 1

Tahun  – 2

Tahun -3

Tahun -4

Tahun -5

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Pendapatan AsliDaerah

Pajak Daerah

Retribusi Daerah

Hasil PengelolaanKekayaan Daerahyang dipisahkan

Lain-Lain PADDana Perimbangan

Dana Bagi Hasil

Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Khusus

Lain-LainPendapatan Daerahyang Sah

Pendapatan Hibah

Dana DaruratDBH Pajak dariPemda LainnyaDana Penyesuaian &Otonomi KhususBantuan KeuanganProvinsi/ Pemda LainPendapatan Lainnya

Total Pendapatan

Tabel 11.2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir

BELANJA DAERAHTahun

- 1Tahun -

2Tahun -

3Tahun -

4Tahun -

5

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Belanja TidakLangsung

Belanja Pegawai

Belanja Bunga

Belanja SubsidiBelanja Hibah

Page 315: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 315/366

 296 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

BELANJA DAERAHTahun

- 1Tahun -

2Tahun -

3Tahun -

4Tahun -

5

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Belanja Bansos

Bantuan Pemda lain

Belanja TidakTerduga

Belanja LangsungBelanja Pegawai

Belanja Barang &Jasa

Belanja Modal

Total Belanja

Tabel 11.3 Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir

PEMBIAYAANDAERAH

Tahun- 1

Tahun -2

Tahun -3

Tahun -4

Tahun -5

Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Penerimaan

PembiayaanPenggunaan SiLPA

Pencairan DanaCadanganHasil PenjualanKekayaan DaerahPenerimaanPinjaman danObligasi DaerahPenerimaan Kembali

PinjamanPiutang Daerah

PengeluaranPembiayaan

PembentukanDana CadanganPenyertaan Modal

Pembayaran PokokPinjamanPemberianPinjaman Daerah

Page 316: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 316/366

 297Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Gambar 11.1 Grafik Perkembangan Proporsi

Pendapatan dan Belanja dalam APBD

11.3 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya

Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar

investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut

selama 3-5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN, APBD,

perusahaan daerah dan masyarakat/swasta.

11.3.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya

Bersumber Dari APBN dalam 5 Tahun Terakhir

Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung

 jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan

infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi

SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya

menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT)

30 32 40 35 40

50  45

40

35

30

25

  10

8 10

18 18

10

22  20

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5

   P   e   r   s   e   n   t   a   s   e   P   e   n   a   p   a   t   a   n    d   a   e   r

   a    h    (   %    )

PAD Transfer Pusat

Transfer Provinsi Pendapatan Lain yang Sah

70 65 50 40 45

2020

30

35

25

5

4

3

8

10

5

11

17 1720

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5

   P   e   r   s   e   n   t   a   s   e   B   e    l   a   n   j   a    d   a   e   r   a    h    (   %    )

Belanja Operasi Belanja Modal

Belanja Tak Terduga Transfer ke Desa

 

Pos-pos pendapatan dan belanja perlu diolah ke dalam bentuk grafik proporsi

untuk melihat perkembangan proporsi sumber penerimaan dan pengeluaranselama lima tahun terakhir berdasarkan Standar Akuntasi Pemerintah (PP No.

71 Tahun 2010) seperti gambar 11.1. Apabila ada kenaikan atau penurunan

komponen pendapatan dan belanja yang signifikan atau terkait dengan bidang

Cipta Karya, perlu dianalisis secara deskriptif dan ditulis penjelasan rincinya.

Page 317: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 317/366

 298 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011).

Data dana yang dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu

dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan

realisasinya di daerah tersebut.

Tabel 11.4 Tabel APBN Cipta Karya di Kabupaten/Kota

dalam 5 Tahun Terakhir

SektorAlokasiTahun 1

AlokasiTahun 2

AlokasiTahun 3

AlokasiTahun 4

AlokasiTahun 5

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Pengembangan Air

MinumPengembangan PLP

PengembanganPermukiman

Penataan Bangunan& Lingkungan

Total

Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di

daerah, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur

permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi

Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah

tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan

urusan daerah sesuai prioritas nasional.

Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah

pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum  digunakanuntuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum

kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh

perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman

nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses

pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak

skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan

yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat.

Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkanKriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu

Page 318: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 318/366

 299Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

dilihat alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis

perkembangannya.

Tabel 11.5 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di

Kabupaten/Kota dalam 5 Tahun Terakhir

Jenis DAK Tahun- 1

Tahun- 2

Tahun- 3

Tahun- 4

Tahun-5

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

DAK Air Minum

DAK Sanitasi

Bagian ini berisikan perkembangan pendanaan APBN di kabupaten/kota sepertitabel 11.4 serta alokasi DAK dalam bentuk tabel 11.5. Petunjuk pengisian tabelsebagai berikut:(1) Untuk tabel 11.4 berisikan sektor-sektor yang ada dalam bidang Cipta

Karya, sedangkan untuk tabel 11.5 merupakan jenis DAK yang disalurkankepada daerah.

(2), (3), (4), (5), (6) berisikan alokasi anggaran pembangunan dan DAK DitjenCipta Karya di kabupaten/kota

11.3.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya

Bersumber dari APBD dalam 5 Tahun Terakhir

Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki tugas untuk membangun

prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah

daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu

dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap totalbelanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya

meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan

infrastruktur yang sudah ada.

Bagian ini menunjukan alokasi dan proporsi pendanaan bidang Cipta Karyabersumber dari APBD yang dijabarkan berdasarkan sektor-sektor Cipta Karyayang ada. Setelah didapatkan proporsi pendanaan pembangunan infrastruktur

bidang Cipta Karya seperti tabel 11.6 maka dapat dihasilkan grafik sepertigambar 11.2.

Page 319: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 319/366

 300 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Petunjuk pengisian tabel 11.6 adalah sebagai berikut:

(1) subsektor Cipta Karya(2), (4), (6), (8), (10) berisikan alokasi APBD pada setiap sektor CK dalam 5tahun terakhir(3), (5), (7), (9), (11) berisikan persentase alokasi aggaran terhadap APBD total

Tabel 11.6 Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang

Cipta Karya dalam 5 Tahun Terakhir

Sektor  Tahun - 1 Tahun - 2 Tahun  – 3 Tahun - 4 Tahun - 5Alo-

kasi %

Alo-

kasi %

Alo-

kasi %

Alo-

kasi %

Alo-

kasi %(1)  (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Pengembangan AirMinum

PengembanganPPLP

PengembanganPermukiman

Penataan Bangunandan Lingkungan

Total Belanja APBDBidang Cipta Karya

Total Belanja APBD

.

Gambar 11.2 Contoh Grafik Proporsi Belanja Cipta Karya terhadap APBD

8.2

0.1

0.2

0.3

0.1

0.7

Belanja daerah

Belanja lainnya

PAM

PPLP

Bangkim

PBL

Page 320: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 320/366

 301Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan

Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana

pendamping kegiatan APBN di kabupaten/kota. DDUB ini menunjukanbesaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan

bidang Cipta Karya.

Bagian ini juga berisikan penyajian data perkembangan besaran DDUB dalam3-5 tahun terakhir untuk melihat komitmen pemerintah daerah. PerkembanganDDUB dapat dijabarkan dalam tabel 11.7. Petunjuk pengisian tabel sebagaiberikut:

(1) subsektor Cipta Karya(2), (4), (6), (8), (10) berisikan alokasi APBN pada setiap sektor CK dalam 5tahun terakhir(3), (5), (7), (9), (11) berisikan alokasi DDUB sebagai dana pendampingpembangunan DJCK

Tabel 11.7 Perkembangan DDUB dalam 5 Tahun Terakhir

SektorTahun - 1 Tahun  – 2 Tahun  – 3 Tahun - 4 Tahun - 5

 Alokasi APBN

DDUB

 Alokasi APBN

DDUB

 Alokasi APBN

DDUB

 Alokasi APBN

DDUB

 Alokasi APBN DDUB

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Pengembangan Air Minum

PengembanganPPLP

PengembanganPermukiman

PenataanBangunan dan

LingkunganTotal

11.3.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta

Karya dalam 5 Tahun Terakhir

Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua

fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraansosial (social oriented ) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi

Page 321: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 321/366

 302 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah

( profit oriented ). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak

dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air

minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi

perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan

perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas

pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah

dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur

Cipta Karya.

Dalam bagian ini disajikan kinerja perusahaan daerah yang bergerak di

bidang Cipta Karya berdasarkan aspek keuangan, aspek pelayanan,

aspek operasi dan aspek sumber daya manusia. Khusus untuk PDAM,

indikator tersebut telah ditetapkan BPP-SPAM untuk diketahui apakah

perusahaan daerah memiliki status sehat, kurang sehat atau sakit.

Pada bagian ini dicantumkan juga nilai dan volume kegiatan pembangunan,

operasi dan pemeliharaan prasarana secara umum yang dilaksanakan olehperusahaan daerah yang ada di kabupaten/kota dalam 3-5 tahun terakhir.

11.3.4 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya

Bersumber dari Swasta dalam 5 Tahun Terakhir

Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki

pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam

pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama

Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi cost-

recovery   atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan

non-cost recovery . Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS

adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah

Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta

PermenPPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan

Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan

Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR

Page 322: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 322/366

 303Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

(PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Di beberapa daerah, skema pembiayaan alternatif ini sudah banyak dilakukanuntuk menunjang pembangunan Cipta Karya di daerah. Informasi kegiatan-kegiatan eksisting perlu disajikan dalam RPI2-JM untuk melihat potensipembiayaan dari dunia usaha di daerah tersebut. Pendataan kegiatan KPSbidang Cipta Karya di daerah disajikan dalam bentuk tabel 11.8, denganpetunjuk pengisian tabel sebagai berikut:(1) Nama kegiatan KPS diurutkan berdasarkan sektor(2) Tahun pelaksanaan kegiatan

(3) Komponen kegiatan yang dikerjasamakan (misal IPA atau pengangkutansampah)

(4) Satuan dan volume kegiatan(5) Nilai Rupiah kegiatan yang di-KPS-kan(6) Skema KPS diisi bentuk KPS berupa BOT/Konsesi/lainnya(7) Keterangan tambahan terkait pelaksanaan KPS

Tabel 11.8 Perkembangan KPS Bidang CK dalam 5 Tahun Terakhir

Kegiatan TahunKomponen

KPSSatuanVolume Nilai (Rp) Skema KPS Ket.

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Pengembangan Air Minum

- … 

- … 

Pengembangan PPLP

- … 

- … 

Pengembangan Permukiman

-…

 - … 

Penataan Bangunan dan Lingkungan

- … 

- … 

11.4 Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya

Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakanpembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai

Page 323: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 323/366

 304 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

 jangka waktu RPI2-JM) maka dibutuhkan analisis proyeksi

perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan

rencana kerjasama pemerintah dan swasta.

11.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan

Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan

melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam

lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis.

Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi

 APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan

asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun

sebelumnya.

Dalam melakukan proyeksi APBD 5 tahun ke depan, langkah-langkanya adalah

sebagai berikut:

1. Menentukan presentase pertumbuhan per pos pendapatan

Setiap pos pendapatan dihitung rata-rata pertumbuhannya denganmenggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan: Y0  = Nilai tahun ini

Y-1 = Nilai 1 tahun sebelumnya

Y-2 = Nilai 2 tahun sebelumnya

Dalam menentukan presentase pertumbuhan dihitung setiap pos

pendapatan yang terdiri dari PAD, Dana Perimbangan (DAU, DAK, DBH),

dan Lain-lain pendapatan yang sah.

2. Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam 5 tahun ke depan

Setelah diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat

dihitung nilai proyeksi pada 5 tahun ke depan dengan menggunakan

rumus proyeksi geometris sebagai berikut:

Keterangan: Yn  = Nilai pada tahun n r = % pertumbuhan

Y0  = Nilai pada tahun ini n = tahun ke n (1-5)

3. Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung

kapasitas daerah dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya.

Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total

Page 324: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 324/366

 305Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

pendapatan. Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan

total belanja dan diasumsikan pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta

Karya terhadap APBD sama dengan eksisting (Tabel 11.6) maka dapatdiketahui proyeksi kapasitas daerah dalam mengalokasikan anggaran

untuk bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan.

 Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut, disajikan dalam tabel 11.9

dengan panduan pengisian kolom sebagai berikut:

(1) Berisikan Komponen APBD(2), (3), (4) adalah realisasi APBD dalam tiga tahun terakhir(5) Rata-rata persentase pertumbuhan APBD selama tiga tahun terakhir(6), (7), (8), (9), (10) adalah proyeksi regresi anggaran ke depan berdasarkannilai APBD terakhir dan tingkat pertumbuhan anggaran.

Tabel 11.9 Proyeksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke Depan

Komponen APBDRealisasi Persentase

Pertum-buhan

Proyeksi

 Y-2  Y-1  Y0  Y1  Y2  Y3  Y4  Y5 

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

Pendapatan Asli

Daerah

xx xx xx % xx xx xx xx xx

Dana Perimbangan

DAU xx xx xx % xx xx xx xx xx

DBH xx xx xx % xx xx xx xx xx

DAK xx xx xx % xx xx xx xx xx

- DAK Air Minum xx xx xx % xx xx xx xx xx

- DAK SAnitasi xx xx xx % xx xx xx xx xx

Lain Lain Pendapat-an yang Sah

xx xx xx % xx xx xx xx xx

Total APBD xx xx xx xx xx xx xx xx

Dari data proyeksi APBD tersebut, dapat dinilai kapasitas keuangan

daerah dengan metode analisis Net Public Saving   dan kemampuan

pinjaman daerah (DSCR).

Net Public Saving

Net Public Saving   atau Tabungan Pemerintah adalah sisa dari total

penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran

yang mengikat. Dengan kata lain, NPS merupakan sejumlah dana yang

tersedia untuk pembangunan. Besarnya NPS menjadi dasar dana yang

Page 325: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 325/366

 306 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

dapat dialokasikan untuk bidang PU/Cipta Karya. Berdasarkan proyeksi

 APBD, dapat dihitung NPS dalam 3-5 tahun ke depan untuk melihat

kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta

Karya. Adapun rumus perhitungan NPS adalah sebagai berikut:

Net Public Saving = Total Penerimaan daerah - Belanja WajibNPS = (PAD+DAU+DBH+DAK) - (Belanja mengikat + Kewajiban Daerah)- Belanja mengikat adalah belanja yang harus dipenuhi/tidak bisa dihindari

oleh Pemerintah Daerah dalam tahun anggaran bersangkutan sepertibelanja pegawai, belanja barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja

bagi hasil serta belanja lain yang mengikat sesuai peraturan yang berlaku.- Kewajiban daerah antara lain pembayaran pokok pinjaman, pembayaran

kegiatan lanjutan, serta kewajiban daerah lain sesuai dengan peraturandaerah yang berlaku.

Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage

Ratio/DSCR)

Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang

digunakan untuk menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan ataukekurangan arus kas. Pinjaman Daerah dapat bersumber dari

Pemerintah, Pemerintah Daerah lain, lembaga keuangan bank,

lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat (obligasi).

Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah,

Pemerintah Daerah wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang

akan ditarik tidak melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum

 APBD tahun sebelumnya;

b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk

mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah.

c. Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman.

d. Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah,

Pemerintah Daerah juga wajib memenuhi persyaratan tidak

mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang

bersumber dari Pemerintah.

Page 326: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 326/366

 307Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio

kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau

dikenal dengan Debt Service Cost Ratio  (DSCR). Berdasarkanperaturan yang berlaku, DSCR minimal adalah 2,5. DSCR ini

menunjukan kemampuan pemerintah untuk membayar pinjaman,

sekaligus memberikan gambaran kapasitas keuangan pemerintah.

Pada bagian ini perlu dihitung DSCR daerah dalam 3-5 tahun terakhir denganrumus sebagai berikut:

PAD = Pendapatan Asli Daerah DAU = Dana Alokasi UmumDBH = Dana Bagi Hasil DBHDR = DBH Dana Reboisasi

11.4.2 Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah

Beberapa kabupaten/kota memiliki perusahaan daerah yang bergerak

dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya seperti air minum, air

limbah maupun persampahan. Dalam hal ini, perusahaan daerah

tersebut umumnya memiliki rencana dalam lima tahun ke depan dalam

bentuk business plan.

Bagian ini berisi Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui kontribusi

perusahaan daerah untuk pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya dalamlima tahun ke depan sesuai jangka waktu RPI2-JM.

11.4.3 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang CK

Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah

Daerah perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan

dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya

untuk ditawarkan ke pihak swasta.

Page 327: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 327/366

 308 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Bagian ini berisikan daftar proyek potensial KPS yang disusun berdasarkan

identifikasi usulan program dan kegiatan setiap sektor serta tingkat kelayakanekonomi dan finansial dari program tersebut. Rencana kerjasama pemerintahdan swasta bidang Cipta Karya terangkum dalam tabel 11.10. Adapun petunjukpengisian tabel adalah sebagai berikut:(1) Nama kegiatan yang berpotensi untuk di-KPS-kan(2) Deskripsi teknis dan komponen kegiatan KPS(3) Nilai Kegiatan(4) Kelayakan finansial ditunjukan dengan nilai IRR (Internal Rate of Return)(5) Penjelasan/status kegiatan potensi KPS

Tabel 11.10 Proyek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS

dalam 5 Tahun Ke Depan

NamaKegiatan

DeskripsiKegiatan

BiayaKegiatan (Rp)

KelayakanFinansial

Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5)

IRR = ...

Keterangan IRR: Internal Rate of Return 

11.5 Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi

Pembangunan Bidang Cipta Karya

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis

tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang

infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat,

pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan

masyarakat. Kemudian, perlu dirumuskan strategi peningkatan investasi

pembangunan bidang Cipta Karya dengan mendorong pemanfaatan

pendanaan dari berbagai sumber.

11.5.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah

Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan

program dan kegiatan yang ada dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya

dapat dihitung melalui hasil analisis yang telah dilakukan.

Page 328: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 328/366

 309Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Bagian ini berisikan rangkuman kemampuan penandaan untuk pembangunanbidang Cipta Karya, dengan sumber-sumber sebagai berikut:

a. Proyeksi dana dari pemerintah pusat (APBN) dengan menggunakanasumsi trend historis maksimal 10% dari tahun sebelumnya.

b. Proyeksi dana dari pemerintah daerah (APBD) berdasarkan hasilperhtungan pada bagian 11.4.1

c. Rencana pembiayaan dari perusahaan daerah berdasarkan analisis padabagian 11.4.2

d. Hasil identifikasi kegiatan potensial untuk dibiayai melalui skemaKerjasama Pemerintah dan Swasta berdasarkan bagian 11.4.3.

11.5.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah

dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan

usulan program yang ada dalam RPI2-JM, maka Pemerintah Daerah

perlu menyusun suatu set strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi

pembangunan infrastruktur permukiman.

Satgas RPIJM daerah perlu merumuskan strategi peningkatan investasi

pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, yang meliputi:

1. Strategi peningkatan DDUB oleh kabupaten/kota dan provinsi;

2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi pengunaan

anggaran;

3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah;

4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam

pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya;5. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltasi

infrastruktur permukiman yang sudah ada;

6. Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.

Page 329: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 329/366

 310 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Page 330: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 330/366

 311Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

BAB XII

ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN/KOTA

Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai

hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi

sebagai motor penggerak RPI2-JM Bidang Cipta Karya agar dapatdikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata

laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk

melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata

laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui

mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagaioperator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk

meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga

komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu

kesatuan.

12.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya

Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam

pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta

Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.

1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah

Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan

Page 331: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 331/366

 312 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing

daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan

otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang

ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu

organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke

dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah

sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan

keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi

sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas,

luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan

penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang

akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh

karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi

masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.

2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan

PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum

merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah,

dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan

terhadap pemerintah kabupaten/kota.

PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar

kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan

pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari

Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan

yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi

dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan

 pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”. 

Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum

merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah,

Page 332: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 332/366

 313Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah

satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan

Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.

3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang

Organisasi Daerah

Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina

Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU

merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk

dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak

4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.

Gambar 12.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota

4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-

2014

Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk

meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi

diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan

ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia

aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi,

penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta

Bupati/Walikota

DinasLembaga/

Badan

SekretarisDaerah

DPRD

Sumber: PP 41/2007

Page 333: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 333/366

 314 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

dan aparaturnya.

Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah

ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di

lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi

dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government   di berbagai

instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di

lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah

diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem

ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme

kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya

peningkatan akuntabilitas kinerja.

5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand

Design  Reformasi Birokrasi 2010-2025

Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan

 Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang

Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi

Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri

ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai

tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan

sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini

memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta

prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan

pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.

Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal

Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang

dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu

kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia

(SDM).

Page 334: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 334/366

 315Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu

dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi

pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan

strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L

dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen

perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;

2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi:

penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang

dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;

3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi:restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan

unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan

publik, kepagawaian dan diklat;

4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP

penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan

pengembangan e-government;

5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi:

penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen

individiu berdasarkan kompetensi;

6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan

peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);

7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem

manajemen kinerja organisasi dan penyusunan IndikatorKinerja Utama (IKU);

8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar

pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM

pada Kab/Kota.

9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.

Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum

dapat dilihat pada gambar 12.2 berikut ini.

Page 335: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 335/366

 316 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

POLA PIKIR PENYUSUNAN

REFORMASI BIROKRASI PU2010-2014

RPJPN 2002 -2025

UU 17/2007

RPJMN 2010 -2014

PP 5/2010

RENSTRA PU 2010-14

PERMEN PU 2/2010

IKU PU 2010-14

PERMEN PU 3/2010

GDRB 2010 -2025

PERPRES 81/2010

RMRB 2010 -2014

PERMENPAN 20/2010

SASARAN & INDIKATOR

KEBERHASILAN RB

2014

9 PROGRAM & 27

KEGIATAN RB

EVALUASI

KINERJA

ORGANISASI

PERMENPAN

19/2008

CAPAIAN

PROGRAM &

KEGIATAN RB

SD 2010

1. Manajemen

perubahan

2. Penataanperaturan

per-U-Uan

3. Penguatan&

penataanorg.

4. Penataantata

laksana

5. Penataansistem

manajemen SDM

aparatur6. Penguatan

pengawasan

7. Penguatan

akuntabilitas

8. Peningkatan

pelayanan publik

9. Monitoring, evaluasi

& pelaporan

1. Birokrasi

bersih &

bebas KKN

2. Peningkatan

kualitas

pelayanan

3. Peningkatan

kapasitas &

akuntabilitas

kinerja

birokrasi

3 SASARAN

KEBERHASILAN

REFORMASI

BIROKRASI

9 PROGRAM RB

RMRBPU-2010-14

QUICK WINS9 PEDOMAN

PELAKSANAN RB

Dit.BinaProgram : RPIJM

Dit.Air Minum : PAMSIMASDit.PLP : SANIMAS

Dit. Bangkim: SPPIP

Dit. PBL : P2KP

 

Sumber: Road Map Reformasi Birokrasi  

Gambar 12.2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU

2010-2014 Cipta Karya

6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang

Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional

Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke

dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga

pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksi-

kan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna

terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,

pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program

pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai

Page 336: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 336/366

 317Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-

masing.

Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada

umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap

program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam

pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk

memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam

pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010Tentang Standar Pelayanan Minimum

Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan

dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah

kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam

Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian

dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani

bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang

dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM. 

Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung

 jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang

PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam

penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan

penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung

 jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupunkabupaten/kota.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang

Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah

Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam

penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum

penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda).

Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan

dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.

Page 337: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 337/366

 318 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar

Pelayanan Perkotaan

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah

sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi

masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan

perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan

merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya

 jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum,

drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air

limbah.

10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman

Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja

Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil

Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi

pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan

beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam

perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus

diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata,

dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan

pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan

Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan

pelayanan perkotaan.

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk

mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan

pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan

pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang

urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya

suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah

pada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja

pelayanan kelembagaan.

Page 338: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 338/366

 319Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

12.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini

Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksistingkelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang

Cipta Karya.

12.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari

Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud

dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintahdaerah yang menangani bidang Cipta Karya.

Untuk mengetahui kondisi dari keorganisasian bidang Cipta Karya, informasiyang perlu disajikan antara lain adalah sebagai berikut:1. Peraturan Daerah yang menjadi dasar penetapan Struktur Organisasi

Pemerintah Kabupaten/Kota.2. Gambaran struktur organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota saat ini.

3. Gambaran struktur organisasi instansi yang menangani urusan bidangCipta Karya saat ini.4. Penjelasan tentang tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya dalam

Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota.

12.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana

merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitaskelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan

adalah menciptakan hubungan kerja  antar perangkat daerah dengan

menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam

melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan

produktifitas dan kinerja.

Secara internal, Cipta Karyakeorganisasian urusan pemerintah bidang

Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuaidengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas,

Page 339: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 339/366

 320 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya

 juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar

bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun

untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari

tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial

dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat

daerah.

Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan

di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah

Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing

instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas

pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan

tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar

Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang

dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.

Dengan mengacu pada tabel 12.1, dapat dicantumkan penjabaran peranmasing-masing instansi dan hubungan kerja dalam pembangunan bidang CiptaKarya. Selain itu, bagian ini juga mengulas inventarisasi SOP Bidang CiptaKarya di daerah sesuai tabel 12.2.

Tabel 12.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya

No. InstansiPeran Instansi dalam

Pembangunan Bidang

CK

Unit / Bagian yangMenangani Pembangunan

Bidang CK(1) (2) (3) (4)

1. Bappeda

2. Dinas PU

3. Dinas…………… 

4. Dinas…………… 

5. Dinas…………… 

Page 340: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 340/366

 321Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Tabel 12.2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya 

No. Nama SOPInstansi yang

TerlibatTugas dan Fungsi

Instansi dalam SOP(1) (2) (3) (4)

Pengembangan Permukiman

1

dst

Penataan Bangunan dan Lingkungan

1

dst

Pengembangan Air Minum

1

dstPengembangan PLP

1

dst

SOP Non-Teknis

1

dst

12.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem

manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan

Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari

segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM

di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang

dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi

pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya.

Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yangmenangani bidang Cipta Karya, yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel12.3 mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya.  Dapatdilampirkan juga tambahan informasi data kepegawaian lainnya bila tersedia.

 Adapun petunjuk pengisian tabel 12.3 sebagai berikut:(1) Unit Kerja yang terkait Bidang Cipta Karya (Misal: Dinas PU, Bappeda,

Dinas Kebersihan, dsb.)

(2) Golongan pegawai yang ada pada unit tersebut Jumlah pegawaiberdasarkan jenis kelamin

(3) Gambaran kondisi latar belakang pendidikan pegawai

Page 341: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 341/366

 322 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

(4) Jumlah pegawai yang memiliki jabatan fungsional (Jafung Tata Bangunandan Permukiman, Jafung Tata Penyehatan Lingkungan, Jafung

Perencana, dsb)

Tabel 12.3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya

UnitKerja

GolonganJenis

KelaminLatar Belakang

PendidikanJabatan

Fungsional(1) (2) (3) (4) (5)

Dinas PU Gol I/II : ...orangGol III: ...

orangGol IV: ,,,orang

Pria : ...orangWanita : ...

orang

< SMA : ... orangSMA : ... orangD3 : ... orang

S1 : ... orangS2/S3 : ... orang

Jafung TBP:... orangJafung TPL:

… orangdst.

Bappeda

Dinas … 

Dinas … 

Dst.

12.3 Analisis Kelembagaan

Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat

daerah, bagian ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan

Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.

12.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahankeorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja

organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

 Analisis deskriptif dapat mengacu pada pertanyaan di bawah ini:

1. Apakah struktur organisasi perangkat kerja daerah sudah sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku?

2. Apakah tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudah

sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi?

3. Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi strukturorganisasi?

Page 342: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 342/366

 323Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

4. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam organisasi perangkat

kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?

Salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis ini

adalah dengan melakukan diskusi antar anggota Tim RPI2-JM.

12.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang

cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh

terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM BidangCipta Karya. Dalam proses analisis ini beberapa pertanyaan kunci yang

perlu mendapat jawaban adalah sebagai berikut:

1. Apakah Perda penetapan Organisasi Pemerintah Daerah telah

menguraikan tupoksi masing-masing dinas/unit kerja yang ada?

2. Bagaimana mekanisme hubungan kerja didalam dan antar instansi

terkait bidang cipta karya yang terjadi selama ini?

3. Apakah keorganisasian bidang cipta karya yang ada sudah

mengikuti ketentuan dalam PP 41 tahun 2007? Juga perlu dicermatiapakah semua sektor bidang cipta karya yaitu bidang air minum,

pengembangan permukiman, penyehatan lingkungan permukiman,

dan penataan bangunan dan lingkungan sudah tercantum dalam

keorganisasian yang dibentuk?

4. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam ketatalaksanaan

perangkat kerja daerah yang terkait dengan bidang Cipta Karya?

5. Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi

ketatalaksanaan perangkat kerja daerah khususnya yang terkaitdengan bidang cipta karya?

12.3.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya 

Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui

permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap

kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta

Karya.

Page 343: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 343/366

 324 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Dalam proses analisis SDM, beberapa pertanyaan kunci yang dapat

dijawab adalah sebagai berikut :

1. Apakah SDM yang tersedia sudah memenuhi kebutuhan baik dari

segi jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah, khususnya di

bidang Cipta Karya?

2. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam manajemen SDM

perangkat kerja daerah yang terkait dengan bidang cipta karya?

3. Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi

kualitas dan kuantitas SDM organisasi, khususnya yang terkait

dengan bidang cipta karya?

Tabel 12.4 Contoh Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia

No. InstansiTingkat

Pendidikan

Jumlah Pegawai

yang Ada

Jumlah Pegawai

yang Diperlukan

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Bappeda SMA/Sederajat ………..orang

……….. orang

……….. orang

……….. orang

……….. orang

……….. orang

……….. orang

……….. orang

………..orang

……….. orang

……….. orang

……….. orang

……….. orang

……….. orang

……….. orang

……….. orang

Diploma

- D3 Teknik

- D3 Sekretaris

- dst

S1/Sederajat

- S1 Teknik

- S1 Ekonomi

- dst

S2/S3

2. Dinas PU SMA/Sederajat ………..orang

……….. orang……….. orang

……….. orang

……….. orang

……….. orang

……….. orang

……….. orang

………..orang

……….. orang……….. orang

……….. orang

……….. orang

……….. orang

……….. orang

……….. orang

Diploma

- D3 Teknik- D3 Sekretaris

- dst

S1/Sederajat

- S1 Teknik

- S1 Ekonomi

- dst

S2/S3

3. Dinas …… 

4. Dinas …… 

Page 344: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 344/366

 325Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

12.3.4 Analisis SWOT Kelembagaan

 Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan

strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),

kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman

(threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan

dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang

mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam

matriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari kondisi eksistingkelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam

analisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan analisis SWOT

kelembagaan bidang CK di yang meliputi aspek organisasi, tata laksana

dan sumber daya manusia.

Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu

mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O);

bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungandari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu

menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah

bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat

ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru

(strategi W-T).

Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis

tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya padasub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis

SWOT Kelembagaan. Perumusan strategi bidang kelembagaan

berdasarkan Analisis SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam

rencana pengembangan kelembagaan.

Untuk menyusun tabel SWOT, maka langkah-langkah yang perlu

dilakukan adalah sebagai berikut:a. Menginventarisasi faktor-faktor dari metode SWOT yaitu kekuatan

(internal), kelemahan (internal), peluang (eksternal) dan ancaman

Page 345: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 345/366

 326 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

(eksternal) kelembagaan organisasi perangkat kerja daerah,khususnya terkait dengan bidang Cipta Karya.

b. Melakukan perumusan strategi berdasarkan kolaborasi dari faktor-faktor analisis SWOT, yaitu sebagai berikut.- Mengembangkan strategi SO (kuadran I), yaitu strategi agar

kekuatan yang dimiliki organisasi mampu mengambil keuntungandari peluang yang ada

- Mengembangkan strategi ST (kuadran II), yaitu dengan kekuatanyang dimiliki organisasi, dapat dirumuskan strategi untukmengurangi dampak dari pengaruh eksternal yangmempengaruhi kinerja organisasi.

- Mengembangkan strategi WO (kuadran III), yaitu memperbaikikelemahan-kelemahan organisasi yang ada denganmemanfaatkan peluang yang ada.

- Mengembangkan strategi WT (kuadran IV). Untuk strategi inimaka diperlukan upaya yang sangat besar karena selainmemperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada, juga harusmelakukan upaya-upaya untuk meminimalisir ancaman-ancamanyang berpotensi untuk melemahkan kinerja dari organisasi.

Tabel 12.5 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

Faktor

External

Faktor

Internal

PELUANG (O)

a.

b.

c.

ANCAMAN (T)

a.

b.

c.

KEKUATAN (S)

a.

b.

c.

Strategi SO (Kuadran 1) Strategi ST (Kuadran

2)

KELEMAHAN W)

a.

b.

c.

Strategi WO (Kuadran 3) Strategi WT (Kuadran

4)

Page 346: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 346/366

 327Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

12.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan

Bagian ini menguraikan rencana dan usulan kelembagaan Pemerintah

kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.

Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT

sebelumnya, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi meliputi

strategi pengembangan organisasi, strategi pengembangan tata

laksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia.Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana

pengembangan kelembagaan di daerah.

12.4.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian

Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan

mengacu pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan

efisiensi yang akan tercipta dari penataan struktur organisasi dantupoksinya.

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu

pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk

perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di

lingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja

dalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas

kelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit kerja dilingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.

12.4.2 Rencana Pengembangan Tata Laksana

Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan

mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan

evaluasi tata laksana, pengembangan standar dan operasi prosedur,

serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi

Page 347: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 347/366

 328 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di

bidang Cipta Karya.

12.4.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia,

dengan mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan

perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu

dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan

kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada

analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan

peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas

pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang

Cipta Karya, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat

beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya

Kementerian PU yang dapat menjadi referensi dipaparkan pada tabel

12.6

Tabel 12.6 Pelatihan Bidang Cipta Karya

No Jenis Pelatihan

1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis

2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara

3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III

4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunandan Lingkungan

5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan

Bangunan Gedung dan Lingkungan

6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL

7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat

Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi

8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan

9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata

Persuratan

10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan

Page 348: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 348/366

 329Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

No Jenis Pelatihan

Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Cipta Karya

11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalamTanggap Darurat Bencana

12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik

Negara

13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN

14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai

15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai

16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)

17 Diklat Jabatan Fungsional

Setelah melakukan analisis SWOT maka tim perumus RPI2-JM perlumelakukan perencanaan pengembangan kapasitas kelembagaan yangdirangkum dalam tabel strategi dan rencana aksi yang meliputi aspekkeorganisasian, tata laksana, dan sumber daya manusia seperti tabel 12.7 dibawah ini. Petunjuk pengisian kolom sebagai berikut:

(1) Pembagian aspek yang dikembangkan untuk meningkatkan kapasitaskelembagaan (organisasi, tata laksana, sumber daya manusia)

(2) Kumpulan strategi hasil analisis SWOT(3) Rencana aksi yang dapat dilakukan untuk peningkatan kapasitas

kelembagaan

Tabel 12.7 Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas

Kelembagaan

Aspek Kelembagaan Strategi Rencana Aksi

(1) (2) (3)

Organisasi

Tata Laksana

Sumber DayaManusia

Page 349: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 349/366

 330 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

Page 350: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 350/366

 331Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

BAB XIII

MATRIKS RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI

INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH

BIDANG CIPTA KARYA (RPI2-JM BIDANG CK)

Program investasi Kabupaten/Kota yang merupakan rekapitulasi daridokumen RPI2-JM yang telah disusun dengan mempertimbangkan

kemampuan Kabupaten/Kota dari aspek teknis, aspek lingkungan dan

sosial, aspek pendanaan, maupun aspek kelembagaan. Selain itu,

rencana program investasi harus dilengkapi dengan kesepakatan

pendanaan yang diwujudkan melalui persetujuan dan tanda tangan dari

Bupati/Walikota selaku kepala daerah. Matriks program dan investasi

bidang Cipta Karya disusun berdasarkan prioritas menurut kebutuhan

Kabupaten/Kota untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunanKabupaten/Kota. Setiap daerah diharapkan mempunyai prioritas yang

sesuai dengan kondisi dan kebutuhan wilayahnya, sebagai contoh

suatu Kabupaten/Kota memprioritaskan program investasi air minum di

tahun-tahun awal jangka menengah karena Kabupaten/Kota tersebut

mempunyai pertimbangan bahwa sebagian besar penduduknya tinggal

di daerah rawan air. Hal ini tentu saja tidak sama dengan daerah lain,

disesuaikan dengan karakteristik daerah masing-masing.

Dokumen rencana program investasi yang merupakan rekapitulasi dan

intisari dari RPI2-JM Kabupaten/Kota. Setiap Kabupaten/Kota

diharapkan dapat menyampaikan rencana program dalam sebuah

ringkasan rencana investasi dan sumber pembiayaan yang merupakan

bagian sinkronisasi dan prioritas program di Kabupaten/Kota.

Page 351: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 351/366

 332 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

13.1 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi

Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya

Kabupaten/Kota

Berdasarkan tabel usulan program dan kegiatan pada setiap aspek

teknis, maka dapat disusun sebuah tabel ringkas rencana program dan

investasi bidang Cipta Karya. Rencana ini harus menjabarkan skenario

pengembangan kota dan pengembangan sektor bidang Cipta karya,

usulan kebutuhan investasi yang disusun dengan berbasis demand

ataupun target pencapaian sesuai dengan tujuan dan sasaran

pembangunan daerah, mekanisme pendanaan atau pembiayaan, skalaprioritas penanganan, dan rencana pelaksanaan program investasi.

Petunjuk pengisian tabel 13.1 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Sektor bidang CIpta Karya dan usulan program pembangunan(3) Rincian kegiatan pengembangan prasarana Cipta Karya(4) Lokasi kegiatan

(5) Volume kegiatan(6) Satuan dari volume kegiatan(7) Tahun pelaksanaan kegiatan(8), (9), (10), (11), (12), (13), (14), (15), (16) Sumber pembiayaan kegiatan yang

bersumber APBN, APBD, swasta maupun masyarakat

Page 352: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 352/366

 

333Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Tabel 13.1 Format Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)

Bidang CK Kabupaten/Kota

Provinsi :

Kabupaten/Kota :

NoSektor/

ProgramRincian

KegiatanLokasi Vol. Satuan Tahun

Sumber Pembiayaan (Rp)

APBN

DAKAPBDProv

APBDKab/Kota

BUMDKPS/

SwastaMasyarakat

CSRRupiahMurni

PHLN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)Pengembangan

 Air Minum

PengembanganPLP

PengembanganPermukiman

PenataanBangunan danLingkungan

Page 353: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 353/366

 334 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

13.2 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi

Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta

Karya Kabupaten/Kota di setiap Entitas

Setelah mendapatkan tabel program dan investasi berdasarkan sektor,

maka untuk menjamin keterpaduan program bidang Cipta Karya, usulan

program-program dikempelompokan kembali dan dibentuk matriks

program yang disusun berdasarkan entitas skala regional,

kabupaten/kota, kawasan, dan lingkungan/komunitas. Tabel 13.2

menunjukan format penyusunan matriks keterpaduan program investasi

RPI2-JM bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota.

Dari matriks 13.1 dikelompakan kembali berdasarkan entitas wilayah untukmenunjukan keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya. Petunjukpengisian tabel 13.2 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Entitas wilayah regional, kabupaten/kota, kawasan, serta komnitas/

lingkungan dan usulan program pembangunan

(3) Rincian kegiatan pengembangan prasarana Cipta Karya(4) Lokasi pelaksanaan kegiatan(5) Keterangan apakah usulan kegiatan terletak pada kawasan strategis

kabupaten/kota yang berdasarkan RTRW kabupaten/kota(6) Sektor bidang Cipta Karya (AM, PLP, Bangkim, atau PBL)(7) Tahun pelaksanaan kegiatan(8), (9), (10), (11), (12), (13), (14), (15), (16) Sumber pembiayaan kegiatan yang

bersumber APBN, APBD, swasta maupun masyarakat

Page 354: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 354/366

 

335Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Tabel 13.2 Format Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)Bidang CK Kabupaten/Kota di setiap Entitas

Provinsi :Kabupaten/Kota :

NoEntitas/Program

RincianKegiatan

Lokasi

KawasanStrategis

Kabupaten/

Kota (KSK)

Sektor

Tahun

Sumber Pembiayaan (Rp)

APBN

DAKAPBD

Provinsi

APBDKab/

Kota

BUMDKPS/

Swasta

Masya

rakat

CSRRupiah

Murni PHLN(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

Regional

Kabupaten/Kota

Kawasan

Lingkungan/

Komunitas

Page 355: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 355/366

 336 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Page 356: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 356/366

 337Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

DAFTAR PERISTILAHAN DAN SINGKATAN

3R (Reduce,Reuse, Recycle)

Upaya pengurangan sampah dari sumbernyadengan cara mengurangi timbulan sampah,

menggunakan kembali barang yang bisadigunakan, dan mendaur ulang sampah menjadibarang yang layak pakai.

 Air baku  Air yang dapat berasal dari sumber airpermukaan, cekungan air tanah dan/atau airhujan yang memenuhi baku mutu tertentusebagai air baku untuk air minum

 Air limbah

 permukiman

 Air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal

dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusiadari lingkungan permukiman serta air limbahindustri rumah tangga yang tidak mengandungBahan Beracun dan Berbahaya (B3).

 Air minum  Air minum rumah tangga yang melalui prosespengolahan atau tanpa proses pengolahan yangmemenuhi syarat kesehatan dan dapat diminumlangsung

 AMDAL (AnalisisMengenai DampakLingkungan Hidup)

Kajian mengenai dampak penting suatu usahadan/atau kegiatan yang direncanakan padalingkungan hidup yang diperlukan bagi prosespengambilan keputusan tentangpenyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan

 Analisis Jabatan Proses, metode dan teknik untuk mendapatkandata jabatan yang diolah menjadi informasi

 jabatan

 Analisis SWOT Metode perencanaan strategis yang digunakanuntuk mengevaluasi kekuatan (strength),kelemahan (weakness), peluang (opportunities),

Page 357: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 357/366

 338 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

dan ancaman (threats) dalam suatupembangunan

 APBD (AnggaranPendapatan danBelanja Daerah)

Rencana keuangan tahunan pemerintahandaerah yang ditetapkan dengan peraturandaerah

 APBN (AnggaranPendapatan danBelanja Negara)

Rencana keuangan tahunan pemerintahannegara yang ditetapkan melalui Undang-Undang

Belanja Daerah Kewajiban pemerintah daerah yang diakuisebagai pengurang nilai kekayaan bersih

Black water  Air limbah yang berasal dari WC atau tinjamanusia

BUMD (BadanUsaha MilikDaerah)

Badan usaha yang pendirianya diprakarsai olehpemerintah daerah dan seluruh atau sebagianbesar modalnya dimiliki oleh daerah melaluipenyertaan secara langsung yang berasal darikekayaan daerah yang dipisahkan yang dibentukkhusus sebagai penyelenggara

BUMN (BadanUsaha MilikNegara)

Badan usaha yang seluruh atau sebagian besarmodalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaansecara langsung yang berasal dari kekayaannegara yang dipisahkan yang dibentuk khusussebagai penyelenggara

CSR (CorporateSocialResponsibility)

Tindakan yang dilakukan suatu perusahaansebagai bentuk tanggungjawab terhadapsosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan ituberada

DAK (Dana AlokasiKhusus)

Dana Alokasi Khusus / dana yang bersumberdari pendapatan APBN yang dialokasikankepada Daerah tertentu dengan tujuan untukmembantu mendanai kegiatan khusus yangmerupakan urusan Daerah dan sesuaidenganprioritas nasional

DDUB (Dana

Daerah UntukUrusan Bersama)

Dana yang bersumber dari APBD yang

digunakan untuk mendanai program/kegiatanbersama Pemerintah dan pemerintah daerah

Page 358: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 358/366

 339Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

DED Detailed Engineering Design

Drainase perkotaan Drainase di wilayah kota yang berfungsi untuk

mengelola dan mengendalikan air permukaansehingga tidak mengganggu dan/atau merugikanmasyarakat.

DSCR (DebtService Cost Ratio)

Rasio kemampuan keuangan daerah untukmengembalikan pinjaman yang ditetapkan olehPemerintah

Grey Water  Air limbah yang berasal dari sisa mandi, masak,dan cuci

HSBGN Harga Standar Bangunan Gedung Negara

IMB Izin Mendirikan Bangunan

IPAL (InstalasiPengolahan AirLimbah)

Sistem dimana fasilitas pengolahan air limbahdipisahkan dengan batas jarak atau tanah yangmenggunakan perpipaan untuk mengalirkan airlimbah dari rumah-rumah secara bersamaan dankemudian dialirkan ke IPAL.

IPL (InstalasiPengolahanLeacheate)

Instalasi pengolahan yang berada di TPA dandirancang untuk mengolah air lindi/leacheateagar aman bagi lingkungan ketika dibuang kelingkungan.

IPLT (InstalasiPengolahanLumpur Tinja)

Instalasi pengolahan air limbah yang dirancanguntuk hanya menerima dan mengolah lumpurtinja yang diangkut oleh truk tinja atau gerobaktinja.

Kebijakan  Arah/tindakan yang diambil Pemerintah untukmencapai tujuan

Kegiatan Bagian dari program yang dilaksanakan

KEK (KawasanEkonomi Khusus)

Kawasan dengan batas tertentu dalam wilayahhukum Negara Kesatuan Republik Indonesiayang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsiperekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.

KLHS (KajianLingkungan HidupStrategis)

Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh,dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsippembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

Page 359: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 359/366

 340 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

dan terintegrasi dalam pembangunan suatuwilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau

program

Konsultasi Publik Proses komunikasi dialogis atau musyawarahantar pihak yang berkepentingan guna mencapaikesepahaman dan kesepakatan dalamperencanaan pengadaan tanah bagipembangunan untuk kepentingan umum

KPS (KerjasamaPemerintah dan

Swasta)

Penyediaan infrastruktur yang dilakukan melaluiperjanjian kerjasama atau pemberian izin

pengusahaan antara Menteri/KepalaLembaga/Kepala Daerah dengan Badan Usaha

KSK (KawasanStrategis Kota/Kabupaten)

wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskankarena mempunyai pengaruh sangat pentingdalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi,sosial, budaya, dan/atau lingkungan.

KSN (KawasanStrategis Nasional)

Wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskankarena mempunyai pengaruh sangat penting

secara nasional terhadap kedaulatan negara,pertahanan dan keamanan negara, ekonomi,sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasukwilayah yang telah ditetapkan sebagai warisandunia.

KSPD Kebijakan Strategi Pembangunan Daerah

MP3EI Masterplan Percepatan dan PerluasanPembangunan Ekonomi Indonesia

MP3KI Masterplan Percepatan dan PerluasanPengentasan Kemiskinan Indonesia

NPS (Net PublicSaving)

Sisa dari total penerimaan daerah setelahdikurangkan dengan belanja/pengeluaran yangmengikat yang dapat dimanfaatkan pemerintahdaerah untuk pembangunan

Organisasi Kesatuan yang dikoordinasikan secara sadardengan batasan yang relatif dapat diidentifikasi,

dan bekerja terus menerus untuk mencapaitujuan bersama.

Page 360: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 360/366

 341Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

P2KP Program Penanggulangan Kemiskinan diPerkotaan

PAD (Pendapatan Asli Daerah)

Penerimaan yang diperoleh dari pajak daerah,retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah,hasil pengelolaan kekayaan daerah yangdipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerahyang sah.

PBL Penataan Bangunan dan Lingkungan

PembiayaanDaerah

Semua penerimaan daerah yang perlu dibayarkembali dan/atau pengeluaran daerah yang akan

diterima kembali

Pemerintah daerah Gubernur, bupati/walikota, dan perangkat daerahsebagai unsur penyelenggara pemerintahandaerah

Pendapatan Daerah Hak pemerintah daerah yang diakui sebagaipenambah nilai kekayaan

Perda BG Peraturan Daerah Bangunan Gedung

Permukiman Bagian dari lingkungan hunian yang terdiri ataslebih dari satu satuan perumahan yangmempunyai prasarana, sarana, utilitas umum,serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi laindi kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.

Permukiman kumuh Permukiman yang tidak layak huni karenaketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatanbangunan yang tinggi, dan kualitas bangunanserta sarana dan prasarana yang tidakmemenuhi syarat.

Perubahan iklim Berubahnya iklim yang diakibatkan langsungatau tidak langsung oleh aktivitas manusiasehingga menyebabkan perubahan komposisiatmosfir secara global dan selain itu juga berupaperubahan variabilitas iklim alamiah yangteramati pada kurun waktu yang dapatdibandingkan

PIP2B Pusat Informasi Pengembangan Permukimandan Bangunan

Page 361: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 361/366

 342 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

PKN (PusatKegiatan Nasional)

Kawasan perkotaan yang berfungsi untukmelayani kegiatan skala internasional, nasional,

atau beberapa provinsi.

PKSN (PusatKegiatan StrategisNasional)

Kawasan perkotaan yang ditetapkan untukmendorong pengembangan kawasan perbatasannegara.

PNPM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Program Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebihkegiatan yang dilaksanakan oleh instansipemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuanserta memperoleh alokasi anggaran, ataukegiatan masyarakat yang dikoordinasikaninstasi pemerintah

PSD Prasarana Sarana Dasar

PUG(PengarusutamaanGender)

Strategi yang dibangun untuk mengintegrasikangender menjadi satu dimensi integral dariperencanaan, penganggaran, pelaksanaan,pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan,program, dan kegiatan pembangunan

Readiness Criteria Kriteria Kesiapan

Reformasi Birokrasi Upaya untuk melakukan pembaharuan danperubahan mendasar terhadap sistempenyelenggaraan pemerintahan terutamamenyangkut aspek-aspek organisasi),ketatalaksanaan dan sumber daya manusiaaparatur

RI-SPAM Rencana Induk Sistem Pengembangan AirMinum

RISPK Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran

RP2KP Rencana Pembangunan dan PengembanganKawasan Permukiman 

RSH (Rumah SehatSederhana)

Rumah yang dibangun dengan standar bahanbangunan dan konstruksi sederhana namuntetap dengan kualifikasi layak huni dan sehat

Page 362: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 362/366

 343Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

ditempati untuk memenuhi kebutuhan rumahmasyarakat kelas menengah ke bawah

RSPK Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran (untukPropinsi selain DKI Jakarta)

RTBL Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

RTBL KSK Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan diKawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK)

RTH (RuangTerbuka Hijau)

 Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok,yang pengguna-annya lebih bersifat terbuka,

tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuhsecara alamiah maupun yang sengaja ditanam

RTH Privat Ruang Terbuka Hijau yang disediakan olehSwasta/ Pribadi

RTH Publik Ruang Terbuka Hijau yang disediakan olehPemerintah dan dimiliki masyarakat publik

RTRW (Rencanatata Ruang

Wilayah)

Hasil perencanaan tata ruang yang berisi polaruang dan struktur ruang

Rumah susun Bangunan gedung bertingkat yang dibangundalam suatu lingkungan yang terbagi dalambagian-bagian yang distrukturkan secarafungsional, baik dalam arah horizontal maupunvertikal dan merupakan satuan-satuan yangmasing-masing dapat dimiliki dan digunakansecara terpisah, terutama untuk tempat hunianyang dilengkapi dengan bagian bersama, bendabersama, dan tanah bersama

Saluran Drainase primer

Saluran yang menerima masukan dari saluransekunder. Saluran ini relatif besar dan terletakpaling hilir. Aliran dari drainase primer langsungdisalurkan ke badan air.

Saluran DrainaseSekunder

Saluran yang menerima masukan dari salurantersier dan meneruskan aliran ke saluran primer.

Sampah B3 Sampah yang bermuatan Bahan BeracunBerbahaya yang dalam penanganannya perlu

Page 363: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 363/366

 344 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 

penanganan khusus.

Sanitasi sistemsetempat (on-site)

Sistem dimana fasilitas pengolahan air limbahberada dalam batas tanah yang dimiliki danmerupakan fasilitas sanitasi individual

Sanitasi sistemterpusat (offsite)

Sistem dimana fasilitas pengolahan air limbahdipisahkan dengan batas jarak dan mengalirkanair limbah dari rumah-rumah menggunakanperpipaan (sewerage) ke Instalasi Pengolahan

 Air Limbah (IPAL)

Satgas RPIJM Satuan Tugas Penyusun Rencana ProgramInvestasi Jangka Menengah

SNVT (SatuanKerja Non VertikalTertentu)

Satuan kerja yang melaksanakan urusanpemerintahan yang menjadi kewenanganKementerian yang dilaksanakan sendiri dan tidakdilaksanakan oleh Satker Tetap Pusat danSatker UPT Pusat

SOP (StandarOperasi Prosedur)

Serangkaian petunjuk tertulis yang dibakukanmengenai proses penyelenggaraan tugas-tugasPemerintah Daerah

SPM (StandarPelayanan Minimal)

Ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanandasar yang merupakan urusan wajib daerahyang berhak diperoleh setiap warga secaraminimal

SSK Strategi Sanitasi Kota

Strategi Langkah-langkah berisikan program indikatif

untuk mewujudkan visi dan misiTangki septik Bangunan pengolah dan pengurai kotoran tinja

manusia cara setempat (onsite) denganmenggunakan bantuan bakteri. Tangki ini dibuatkedap air sehingga air dalam tangki septik tidakdapat meresap ke dalam tanah dan akanmengalir keluar melalui saluran yang disediakan.

Tangki septik

komunal

Bangunan tangki septic yang digunakan secara

bersama-sama oleh 2 atau lebih KKTata Laksana Sekumpulan aktivitas kerja terstruktur dan saling

Page 364: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 364/366

 345Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

terkait yang menghasilkan keluaran yang sesuaidengan kebutuhan

TPA (tempat pemrosesan akhir)

Tempat dimana sampah diisolasi secara amanagar tidak menimbulkan gangguan terhadaplingkungan disekitarnya.

TPA Regional Tempat pemrosesan akhir sampah yangdigunakan oleh lebih dari 1 kab/kota secarabersama-sama.

TPS 3R Tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan,pemilahan, penggunaan ulang, dan pendauran

ulang sampah skala kawasan.

UKL- UPL (Upaya pengelolaanlingkungan danupaya pemantauanlingkungan)

Pengelolaan dan pemantauan terhadap usahadan/atau kegiatan yang tidak berdampak pentingterhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagiproses pengambilan keputusan tentangpenyelenggaraanusaha dan/atau kegiatan

Page 365: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 365/366

Page 366: Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214

http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 366/366