Download - Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 1/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 2/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 3/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 4/366
iPedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
SAMBUTAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA
Dalam rangka meningkatkan kualitas pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya, maka diperlukan
dokumen perencanaan terpadu bidang Cipta Karya
yang baik dengan mengacu pada arahan kebijakan
nasional dan memperhatikan potensi serta masalah didaerah.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya perlu disusun oleh setiap
Kabupaten/Kota dengan mengacu RPI2-JM Bidang PU serta rencana
tata ruang dan kebijakan skala nasional, provinsi, kabupaten/kota.
Pedoman penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ini dimaksudkan
untuk memperbarui dan menyempurnakan pedoman penyusunanRPIJM terdahulu. Adapun penggunaan istilah RPI2-JM Bidang Cipta
Karya adalah untuk mengganti istilah RPIJM.
Pedoman ini diharapkan dapat meningkatkan keterpaduan perencanaan
dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya di Kabupaten/Kota
yang berada di 4 (empat) entitas, yaitu entitas regional, kabupaten/kota,
kawasan, serta lingkungan/komunitas. Khusus untuk entitas kawasan
dan lingkungan, diharapkan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuaidengan arahan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) dalam RTRW
Kabupaten/Kota.
Jakarta, 22 Februari 2014
Direktur Jenderal Cipta Karya
Ir. Imam S. Ernawi, MCM, MSc
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 5/366
ii Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 6/366
iiiPedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
PENGANTAR DIREKTUR BINA PROGRAM
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya telah
diinisiasi oleh penyusunan RPIJM Bidang Cipta Karya.
Sampai saat ini, hampir seluruh Kabupaten/Kota diIndonesia telah menyusun RPIJM Bidang Cipta Karya.
Jumlah dokumen RPIJM ini harus diiringi dengan
peningkatan kualitas yang lebih baik.
Buku Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ini
merupakan penyempurnaan dari buku pedoman sebelumnya, dengan
pertimbangan isu strategis dan kebijakan pembangunan yang terus
berkembang.
Diharapkan Satgas Perencanaan dan Pengendalian (Randal) di tingkat
Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat segera menyusun RPI2-JM Bidang
Cipta Karya sesuai dengan buku pedoman ini. Sinkronisasi
perencanaan antara Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota sangat
diperlukan, khususnya dalam rangka mewujudkan keterpaduan
pembangunan Bidang Cipta Karya. Dalam hal ini, koordinasi seluruh
Satker Bidang Cipta Karya di daerah sangat penting, untuk mewujudkanpermukiman layak huni dan berkelanjutan.
Jakarta, 22 Februari 2014
Direktur Bina Program
Ir. Antonius Budiono, MCM
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 7/366
iv Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 8/366
vPedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
DAFTAR ISI
PEDOMAN PENYUSUNAN RPI2-JM BIDANG CIPTA KARYA
Sambutan Direktur Jenderal Cipta Karya ................................................. i
Kata Pengantar Direktur Bina Program .................................................... iii
Daftar Isi .................................................................................................... vDaftar Gambar ............................................................................................ xi
Daftar Tabel ................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ................ 2
1.3 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2JM
Bidang PU ......................................................................................... 5
1.4 Maksud dan Tujuan .......................................................................... 71.5 Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ........................... 8
1.6 Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya ............................... 9
1.7 Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM Bidang
Cipta Karya ....................................................................................... 12
1.7.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang
Cipta Karya ............................................................................ 12
1.7.2 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ............. 14
1.7.3 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ................ 15
BAB II KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA ................ 21
2.1 Konsep Perencanaan dan Pelaksanaan Program Ditjen
Cipta Karya ....................................................................................... 21
2.2 Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya ........... 22
2.2.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional 2005-2025 ............................................................... 23
2.2.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2010-2014 ............................................................... 24
2.2.3 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia ................................................................ 26
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 9/366
vi Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
2.2.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan
Kemiskinan Indonesia ............................................................ 26
2.2.5 Kawasan Ekonomi Khusus ..................................................... 272.2.6 Direktif Presiden Program Pembangunan Berkeadilan .......... 28
2.3 Peraturan Perundangan Terkait Bidang PU/CK ................................ 28
2.3.1 UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan & Permukiman .... 28
2.3.2 UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung............... 31
2.3.3 UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air ................... 32
2.3.4 UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan . 32
2.3.5 UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun ...................... 33
2.4 Amanat Internasional Bidang Cipta Karya ......................................... 34
2.4.1 Agenda Habitat....................................................................... 342.4.2 Konferensi Rio+20 .................................................................. 34
2.4.3 Millenium Development Goals ................................................ 35
2.4.4 Agenda Pembangunan Pasca 2015 ....................................... 36
BAB III RENCANA TATA RUANG WILAYAH SEBAGAI ARAHAN
SPASIAL RPI2-JM ...................................................................... 39
3.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) ........................... 40
3.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN) ....................................... 68
3.3 Arahan RTRW Pulau ......................................................................... 693.4 Arahan RTRW Provinsi ..................................................................... 70
3.5 Arahan RTRW Kabupaten/Kota......................................................... 72
BAB IV ARAHAN STRATEGIS NASIONAL ............................................ 75
4.1 Kawasan Strategis Nasional (KSN) ................................................... 75
4.2 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) ....................................... 75
4.3 Pusat Kegiatan Nasional (PKN) ......................................................... 76
4.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) .............................................................. 77
4.5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) ..................................................... 80
BAB V PRIORITAS KABUPATEN/KOTA BIDANG CIPTA KARYA ........... 83
5.1 Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster A ..................... 84
5.2 Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster B ..................... 89
5.3 Kabupaten/Kota Klaster C dalam rangka Pemenuhan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) ................................................................. 93
5.4 Pemberdayaan Masyarakat (Klaster D) ............................................. 94
5.5 Kabupaten/Kota Klaster E bagi Daerah dengan Program
dan Inovasi yang Kreatif .................................................................... 94
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 10/366
viiPedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
BAB VI PROFIL KABUPATEN/KOTA..................................................... 95
6.1 Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah ............................... 95
6.2 Gambaran Demografi ....................................................................... 966.3 Gambaran Topografi ......................................................................... 96
6.4 Gambaran Geohidrologi .................................................................... 97
6.5 Gambaran Geologi ............................................................................ 97
6.6 Gambaran Klimatologi ...................................................................... 98
6.7 Kondisi Sosial dan Ekonomi.............................................................. 98
BAB VII KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
KABUPATEN/KOTA ................................................................... 99
7.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota ................... 997.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) .............................................................................. 103
7.3 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung ..................... 103
7.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
Kabupaten/Kota (RISPAM) ............................................................... 104
7.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK) ................................................ 105
7.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) ............... 106
7.7 Arahan Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Permukiman (RP2KP) Kabupaten/Kota ............................................ 1067.8 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan
Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK) ............................................ 107
7.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kab/Kota dan Sektor ..................... 109
BAB VIII ASPEK TEKNIS PER SEKTOR
8.1 Pengembangan Permukiman
8.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ............................... 114
8.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,
dan Tantangan....................................................................... 115
8.1.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman ................. 122
8.1.4 Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman ....... 124
8.1.5 Usulan Program dan Kegiatan ............................................... 129
8.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan
8.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ............................... 132
8.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,
dan Tantangan....................................................................... 136
8.2.3 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan .... 145
8.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan PBL ............ 150
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 11/366
viii Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
8.2.5 Usulan Program dan Kegiatan ............................................... 155
8.3 Sistem Penyediaan Air Minum
8.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ............................... 159
8.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan,
dan Tantangan ....................................................................... 161
8.3.3 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum ................ 169
8.3.4 Program dan Kriteria Kesiapan, serta Skema Kebijakan
Pendanaan Pengembangan SPAM........................................ 173
8.3.5 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM .......... 178
8.3 Penyehatan Lingkungan Permukiman 8.4.1 Air Limbah .............................................................................. 184
8.4.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan .............. 184
8.4.1.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan
Tantangan ............................................................. 186
8.4.1.3 Analisis Kebutuhan Pengelolaan Air Limbah ......... 195
8.4.1.4 Programdan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air
Limbah................................................................... 197
8.4.2 Persampahan ......................................................................... 201
8.4.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan .............. 2018.4.2.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan
dan Tantangan ...................................................... 204
8.4.2.3 Analisis Kebutuhan Persampahan ........................ 216
8.4.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengelolaan
Persampahan ........................................................ 219
8.4.3 Drainase ................................................................................. 223
8.4.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan ............. 223
8.4.3.2 Isu strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan
Tantangan ............................................................. 225
8.4.3.3 Analisis Kebutuhan Drainase ................................ 232
8.4.3.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan
Drainase ................................................................ 234
8.4.4 Usulan Program dan Kegiatan serta Pembiayaan Proyek ..... 236
8.4.4.1 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan
Sanitasi.................................................................. 236
8.4.4.2 Usulan Pembiayaan Pengembangan Sanitasi ...... 238
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 12/366
ixPedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
BAB IX KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS ............ 243
9.1 Usulan Program di Entitas Regional ................................................. 243
9.2 Usulan Program di Entitas Kabupaten/Kota ...................................... 2449.3 Usulan Program di Entitas Kawasan ................................................. 245
9.4 Usulan Program di Entitas Lingkungan/Komunitas ........................... 246
BAB X ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN
BIDANG CIPTA KARYA DI KABUPATEN/KOTA ...................... 249
10.1 Aspek Lingkungan ............................................................................ 249
10.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) ........................... 252
10.1.2 AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH.............................................. 264
10.2 Aspek Sosial ..................................................................................... 27610.2.1 Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang
Cipta Karya ............................................................................ 279
10.2.2 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan
Bidang Cipta Karya ................................................................ 283
10.2.3 Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan
Bidang Cipta Karya ............................................................... 286
BAB XI ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG
CIPTA KARYA DI KABUPATEN/KOTA ..................................... 28911.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya ......................... 290
11.2 Profil APBD Kabupaten/Kota ............................................................ 294
11.3 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya .......................... 297
11.3.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya
Bersumber dari APBN dalam 5 Tahun ................................... 297
11.3.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya
Bersumber dari APBD dalam 5 Tahun ................................... 299
11.3.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang
Cipta Karya dalam 5 tahun .................................................... 301
11.3.4 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya
Bersumber dari Swasta ......................................................... 302
11.4 Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya ....................... 303
11.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan .......................................... 304
11.4.2 Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah .......................... 307
11.4.3 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang CK ..... 307
11.5 Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi
Pembangunan Bidang Cipta Karya ................................................... 308
11.5.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah ............................... 308
11.5.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya ............... 309
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 13/366
x Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
BAB XII ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN/KOTA........................... 311
12.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya ....................... 311
12.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini........................................................... 31912.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya ....................... 319
12.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya ..................... 319
12.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya 321
12.3 Analisis Kelembagaan ....................................................................... 322
12.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya ....................... 322
12.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya ..................... 323
12.3.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya323
12.3.4 Analisis SWOT Kelembagaan ............................................. 325
12.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan ........................................... 32712.4.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian .......................... 327
12.4.2 Rencana Pengembangan Ketatalaksanaan ........................ 327
12.4.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) ... 328
BAB XIII MATRIKS RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA (RPI2-JM BIDANG CK)....................... 331
13.1 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi
Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta KaryaKabupaten/Kota ................................................................................ 331
13.2 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi
Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten/Kota di setiap Entitas ....................................................... 334
Daftar Peristilahan dan Singkatan ............................................................. 337
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 14/366
xiPedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada SistemPerencanaan Pembangunan Infrastruktur
Bidang Cipta Karya ................................................................... 4
Gambar 1.2 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM
Bidang PU dan Dokumen Perencanaan Pembangunan
di Daerah .................................................................................. 6
Gambar 1.3 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya .... 13
Gambar 1.4 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ................ 14
Gambar 2.1 Konsep Perencanaan Pembangunan Infrastruktur
Bidang Cipta Karya ................................................................... 22Gambar 8.1 Alur Program Pengembangan Permukiman ............................. 126
Gambar 8.2 Lingkup Tugas PBL .................................................................. 135
Gambar 8.3 Pembagian Kewenangan Pengembangan SPAM .................... 177
Gambar 8.4 Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat dan Komunal .......... 199
Gambar 8.5 Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat/Off Site
(skala kota) ............................................................................... 201
Gambar 8.6 Sistem Pengelolaan Sampah.................................................... 224
Gambar 8.7 Sistem Drainase Perkotaan ...................................................... 236
Gambar 10.1 Diagram Alir Pentahapan Pelaksanaan KLHS .......................... 253Gambar 11.1 Grafik Perkembangan Proporsi Pendapatan dan Belanja dalam
APBD ........................................................................................ 297
Gambar 11.2 Contoh Grafik Proporsi Belanja Cipta Karya terhadap APBD ... 300
Gambar 12.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota ........................... 313
Gambar 12.2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU 2010-2014 Cipta
Karya ........................................................................................ 316
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 15/366
xii Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ..................... 16Tabel 3.1 Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26
Tahun 2008 tentang RTRWN ...................................................... 44
Tabel 3.2 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN .......... 49
Tabel 3.3 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Berdasarkan
PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN ............................... 52
Tabel 4.1 Penetapan Lokasi Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Berdasarkan Arahan Perpres Nomor 32 Tahun 2011 ................. 78Tabel 4.2 Penetapan Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Berdasarkan Arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2
Tahun 2011 ................................................................................. 81
Tabel 4.3 Matriks Isian Lokasi KSN, PKSN, PKN, PKI MP3EI, dan KEK
di Kabupaten/Kota ..... ................................................................ 81
Tabel 5.1 Daftar Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster A .... 84
Tabel 5.2 Daftar Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster B .... 89
Tabel 7.1 Arahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya ......... 100
Tabel 7.2 Identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK)berdasarkan RTRW .................................................................... 101
Tabel 7.3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten/Kota
terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya .............. 102
Tabel 7.4 Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas Berdasarkan
RTBL KSK ................................................................................... 108
Tabel 7.5 Matriks Identifikasi Rencana Pembangunan Bidang Cipta Karya
Kabupaten/Kota ...... .................................................................. 109
Tabel 8.1 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala
Kota/Kabupaten .......................................................................... 117
Tabel 8.2 Peraturan Daerah/Peraturan Gubernur/Peraturan
Walikota/Bupati/peraturan lainnya terkait Pengembangan
Permukiman ................................................................................ 118
Tabel 8.3 Data Kawasan Kumuh di Kabupaten/Kota X Tahun Y ................ 118
Tabel 8.4 Data Kondisi RSH di Kabupaten/Kota X ..................................... 119
Tabel 8.5 Data Kondisi Rusunawa di Kabupaten/Kota X ............................ 119
Tabel 8.6 Data Program Perdesaan Di Kab./Kota X Tahun Y .................... 120
Tabel 8.7 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan
Permukiman Kabupaten/Kota X .................................................. 122
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 16/366
xiiiPedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 8.8 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di
Perkotaan Untuk 5 Tahun ............................................................ 123
Tabel 8.9 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman diPerdesaan yang Membutuhkan Penanganan Untuk 5 Tahun ..... 124
Tabel 8.10 Format Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur
Permukiman Kabupaten/Kota ...................................................... 129
Tabel 8.11 Contoh Usulan Pembiayaan Proyek ............................................ 130
Tabel 8.12 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman
Kabupaten/Kota ........................................................................... 131
Tabel 8.13 Isu Strategis sektor PBL di Kabupaten/Kota ................................ 139
Tabel 8.14 Peraturan Daerah/Peraturan Walikota/Peraturan Bupati
terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan ............................... 140Tabel 8.15 Penataan Lingkungan Permukiman............................................. 141
Tabel 8.16 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara ......... 141
Tabel 8.17 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan 142
Tabel 8.18 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan
dan Lingkungan ........................................................................... 144
Tabel 8.19 SPM Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan ..................... 148
Tabel 8.20 Kebutuhan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan ............ 149
Tabel 8.21 Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan
Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten/Kota ............... 156Tabel 8.22 Contoh Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM Kabupaten/Kota ..... 164
Tabel 8.23 Contoh Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM .......... 166
Tabel 8.24 Analisis Permasalahan melalui Perbandingan Alternatif
Pemecahan Masalah ................................................................... 167
Tabel 8.25 Contoh Analisis Kebutuhan ......................................................... 170
Tabel 8.26 Analisis Kebutuhan Program Pengembangan SPAM .................. 171
Tabel 8.27 Lingkup Penyusunan RISPAM .................................................... 175
Tabel 8.28 Skema Kebijakan Pendananaan Pengembangan SPAM ............ 176
Tabel 8.29 Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan
SPAM .......................................................................................... 181
Tabel 8.30 Kapasitas Pelayanan Eksisting Skala Kabupaten/Kota ............... 189
Tabel 8.31 Cakupan Pelayanan Sistem On Site ........................................... 189
Tabel 8.32 Pelayanan Air Limbah Komunitas Berbasis Masyarakat ............. 190
Tabel 8.33 Parameter Teknis Wilayah .......................................................... 191
Tabel 8.34 Contoh Permasalahan Pengelolaan Air Limbah yang Dihadapi .. 192
Tabel 8.35 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan
Permen PU No.14/PRT/M/2010 .................................................. 194
Tabel 8.36 Contoh Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah ...... 196
Tabel 8.37 Contoh Teknis Operasional Pelayanan Persampahan Saat Ini ... 207
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 17/366
xiv Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 8.38 Contoh Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan ........... 208
Tabel 8.39 Contoh Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi . 214
Tabel 8.40 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkanPermen PU No.14/PRT/M/2010 .................................................. 216
Tabel 8.41 Contoh Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah ...... 217
Tabel 8.42 Contoh Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase ................... 228
Tabel 8.43 Contoh Identifikasi Permasalahan Pengelolaan Drainase .......... 230
Tabel 8.44 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan
Permen PU No.14/PRT/M/2010 .................................................. 232
Tabel 8.45 Contoh Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah ...... 233
Tabel 8.46 Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan
PLP Kabupaten/Kota................................................................... 240Tabel 9.1 Desain Program Keterpaduan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Berdasarkan Entitas .................................................................... 247
Tabel 10.1 Kriteria Penampisan Usulan Program/Kegiatan
Bidang Cipta Karya ..................................................................... 254
Tabel 10.2 Contoh Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan
dan Masyarakat dalam Penyusunan KLHS Bidang Cipta Karya . 256
Tabel 10.3 Contoh Proses Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
Bidang Cipta Karya ..................................................................... 257
Tabel 10.4 Contoh Tabel Identifikasi KRP .................................................... 258Tabel 10.5 Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup
di Suatu Wilayah ......................................................................... 259
Tabel 10.6 Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP ............................... 261
Tabel 10.7 Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian
Hasil KLHS .................................................................................. 263
Tabel 10.8 Perbedaan Instrumen KLHS dan AMDAL ................................... 265
Tabel 10.9 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL ............................. 269
Tabel 10.10 Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL
tapi Wajib UKL-UPL .................................................................... 271
Tabel 10.11 Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada
Program Cipta Karya ................................................................... 275
Tabel 10.12 Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin
Kota/Kabupaten .......................................................................... 280
Tabel 10.13 Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya bagi
Pengarusutamaan Gender di Kota/Kabupaten ........................... 282
Tabel 10.14 Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang membutuhkan
Konsultasi, Pemindahan Penduduk, dan Pemberian Kompensasi
serta Permukiman Kembali ......................................................... 285
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 18/366
xvPedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 10.15 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca
Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya ........................ 287
Tabel 11.1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir .... 295Tabel 11.2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir ............ 295
Tabel 11.3 Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir .... 296
Tabel 11.4 APBN Cipta Karya di Kabupaten/Kota dalam 5 Tahun Terakhir .. 298
Tabel 11.5 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kabupaten/Kota
dalam 5 Tahun Terakhir .............................................................. 299
Tabel 11.6 Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta
Karya dalam 5 Tahun Terakhir .................................................... 300
Tabel 11.7 Pengembangan DDUB dalam 5 Tahun Terakhir ......................... 301
Tabel 11.8 Perkembangan KPS Bidang CK dalam 5 Tahun Terakhir ........... 303Tabel 11.9 Proyeksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke depan ............... 305
Tabel 11.10 Proyeksi Potensial yang Dapat dibiayai dengan KPS dalam 5
Tahun ke depan........................................................................... 308
Tabel 12.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya ............................. 320
Tabel 12.2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya ........................................ 321
Tabel 12.3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya .......... 322
Tabel 12.4 Contoh Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia ..................... 324
Tabel 12.5 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan ......................................... 326
Tabel 12.6 Pelatihan Bidang Cipta Karya ...................................................... 328Tabel 12.7 Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas
Kelembagaan .............................................................................. 329
Tabel 13.1 Format Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang CK Kabupaten/Kota ......... 333
Tabel 13.2 Format Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur
Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang CK Kabupaten/Kota
di setiap Entitas ........................................................................... 335
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 19/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 20/366
1Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk dapat mewujudkan bangsa yang mandiri, maju, adil, dan
makmur seperti yang dicita-citakan pada Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, diperlukan
penyelenggaraan pembangunan nasional yang mantap, termasuk
penyelenggaraan pembangunan Bidang Cipta Karya/Permukiman.
Peran pembangunan Bidang Cipta Karya khususnya dalam peningkatan
sosial ekonomi masyarakat Indonesia antara lain dengan (i)
mewujudkan kota tanpa permukiman kumuh, (ii) mewujudkanlingkungan perkotaan dan perdesaan yang sesuai dengan kehidupan
yang baik, berkelanjutan, serta mampu memberikan nilai tambah bagi
masyarakat, serta (iii) pembangunan dan penyediaan air minum dan
sanitasi yang diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan
dasar masyarakat serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti
industri, perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan
amanat Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota,
merupakan tanggung jawab bersama, antara Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kabupaten/Kota, yang
diselenggarakan bersama dengan masyarakat dan dunia usaha.
Pemerintah Pusat berperan dalam pengaturan, pembinaan, dan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 21/366
2 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
pengawasan, sedangkan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota
memiliki peran yang lebih besar dalam pelaksanaan pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya. Dengan dengan kerjasama berbagaistakeholders pembangunan Bidang Cipta Karya, diharapkan 3 (tiga)
strategic goals Kementerian Pekerjaan Umum dapat tercapai, yaitu (i)
meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan desa, (ii) meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, serta (iii) meningkatkan kualitas lingkungan.
Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan
berkelanjutan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PekerjaanUmum, mengembangkan konsep perencanaan pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya yang terintegrasi berupa Rencana
Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya mewujudkan
keterpaduan pembangunan di kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta
Karya disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota melalui fasilitasi
Pemerintah Provinsi yang mengintegrasikan kebijakan skala nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota, baik kebijakan spasial maupun sektoral.Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif, diharapkan
keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud, dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan, dan kemampuan
keuangan daerah.
1.2 Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen
perencanaan dan pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang
Cipta Karya yang disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan
jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, masyarakat, dan
dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan
skala nasional, provinsi, dan kabupaten kota, untuk mewujudkan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 22/366
3Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
keterpaduan pembangunan permukiman yang layak huni dan
berkelanjutan.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan
berbagai dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari
tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. RPI2-JM Bidang Cipta
Karya disusun sebagai dokumen teknis operasional pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan dokumen rencana yang
ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai dengan
kebutuhan dan kapasitas Daerah.
Gambar 1.1 memaparkan kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
pada sistem perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta
Karya.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 23/366
4 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Sumber: Direktorat Bina Program, 2014
Gambar 1.1 Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada Sistem
Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPI2-JM Bidang Cipta Karya,
selain mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan
nasional/daerah, juga mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta
Karya, antara lain Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
(RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), serta Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka mewujudkan keterpaduan
pembangunan permukiman yang berkelanjutan.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 24/366
5Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
1.3 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2JM
Bidang PU
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka
Menengah (RPI2-JM) adalah rencana dan program pembangunan
infrastruktur tahunan dalam periode tiga hingga lima tahun, yang
mensinkronkan kegiatan pembangunan infrastruktur, baik yang
dilaksanakan dan dibiayai pemerintah, pemerintah daerah, maupun oleh
masyarakat/dunia usaha. Khusus untuk Bidang Cipta Karya, rencana
dan program pembangunan infrastruktur yang terdapat pada RPI2-JM
dioperasionalkan melalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, untukselanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh pelaku
pembangunan Bidang Cipta Karya. Gambar 1.2 memaparkan
Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang
Pekerjaan Umum dan dokumen perencanaan pembangunan di daerah.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 25/366
6 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Sumber: Direktorat Bina Program, 2014
Gambar 1.2 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan
RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan Dokumen Perencanaan
Pembangunan di Daerah
Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan
indikasi program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yangtercantum pada Perda RTRWK, Perda Perbup/Perwali RPJMD, RPI2-
JM Bidang PU, dan Perda Bangunan Gedung merupakan acuan dasar
integrasi rencana pembangunan permukiman.
Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan
kebijakan pengembangan permukiman di kabupaten/kota tersebut,
untuk selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing
sektor, seperti Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM),
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 26/366
7Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL).
Khusus untuk Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK), yaitu wilayah
yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh
sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap pertumbuhan
ekonomi, kesejahteraan sosial masyarakat, budaya, dan/atau
lingkungan, rencana pembangunan infrastruktur permukiman dapat
dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK). RTBL
KSK berisikan rencana aksi program strategis dalam penanganankegiatan permukiman dan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta
Karya pada kawasan prioritas di perkotaan, dalam hal ini di KSK
berdasarkan RTRW Kabupaten/Kota.
Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan
melalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang
melibatkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, dunia usaha, masyarakat, dan bantuan pembiayaanpembangunan lainnya. Seluruh rencana investasi, yang disusun dengan
mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial, kelembagaan, serta
kapasitas keuangan daerah, kemudian disusun dalam matriks program
lima tahunan dan untuk selanjutnya dibagi dalam rencana tahunan.
1.4 Maksud dan Tujuan
Maksud disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah untuk
mewujudkan kemandirian kabupaten/kota dalam penyelenggaraan
infrastruktur permukiman yang berkelanjutan, baik di perkotaan maupun
perdesaan.
Adapun tujuan dari disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah
sebagai dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan
penganggaran pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. RPI2-JM
memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 27/366
8 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
yang mencakup multi sektor, multi sumber pendanaan, dan multi
stakeholders.
1.5 Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Prinsip dasar RPI2-JM Bidang Cipta Karya secara sederhana adalah:
a. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima)
tahun untuk rencana investasi yang disusun.
b. Multi Sektor , yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan
sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayananpersampahan, pengembangan sistem pelayanan air limbah,
pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan
kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman,
penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang
terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan
bangunan gedung.
c. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan
pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumberpendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi,
APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa
Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social
Responsibility (CSR). Masyarakat dapat berkontribusi dalam
pemberdayaan masyarakat, antara lain dalam bentuk barang dan
jasa.
d. Multi Stakeholder , yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan
swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunanRPI2-JM Bidang Cipta Karya maupun pada saat pelaksanaan
program.
e. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan
daerah (kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat
(bottom-up).
Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah
dapat terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat
tercapai. RPI2-JM Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat dikaji
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 28/366
9Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
(review ) setiap tahunnya dalam rangka penyesuaian dengan arahan
pembangunan yang ada sesuai dengan kebutuhan daerah.
1.6 Muatan Dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Secara substansi muatan RPI2-JM Bidang Cipta Karya terdiri 8
(delapan) bab yaitu:
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang,maksud dan tujuan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, prinsip
penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, serta mekanisme
penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Bab 2 Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Pada bagian ini berisikan arahan konsep perencanaan Bidang
Cipta Karya, antara lain amanat pembangunan nasional
(RPJPN, RPJMN, MP3EI, MP3KI, KEK, dan Direktif Presiden),amanat peraturan perundangan terkait Pembangunan Bidang
Cipta Karya, serta amanat internasional.
Bab 3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya untuk
Kabupaten/Kota
Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26
Tahun 2008), RTRW Pulau, RTRW Provinsi, serta RTRW
Kawasan Strategis Nasional (KSN). Indikasi program BidangCipta Karya pada RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW
Provinsi, maupun RTRW KSN yang terkait dengan
kabupaten/kota setempat dipaparkan pada bagian ini.
Tidak hanya memaparkan arahan kebijakan spasial, bagian ini
juga memaparkan kedudukan kota pada rencana
pengembangan kawasan khusus, antara lain dalam rangka
pengembangan MP3EI dan KEK (jika kabupaten/kota tersebut
termasuk dalam KPI MP3EI dan/atau kawasan
pengembangan KEK).
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 29/366
10 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Bab 4 Profil Kabupaten/Kota
Pada bab ini berisikan penjelasan profil umumKabupaten/Kota seperti batas administrasi wilayah, demografi,
geografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta
kondisi sosial dan ekonomi wilayah.
Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten/Kota
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan dan
strategi dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka MenengahDaerah (RPJMD), Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP), Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk
Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan
Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), serta penjelasan
mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan
pada skala Kabupaten/Kota maupun kawasan.
Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana
program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti
rencana pengembangan permukiman, rencana penataan
bangunan dan lingkungan (PBL), rencana pengembangan
sistem penyediaan air minum, dan rencana penyehatan
lingkungan permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskanisu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan
daerah, analisis kebutuhan, serta usulan program dan
pembiayaan masing-masing sektor.
Bab 7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas
Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspek
teknis per sektor pada Bab 6 menjadi usulan berdasarkan
entitas regional, kabupaten/kota, kawasan, dan lingkungan.
Khusus untuk entitas kawasan, pemilihan kawasan harus
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 30/366
11Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
pada Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) sesuai
dengan amanat RTRW Kabupaten/Kota.
Bab 8 Aspek Lingkungan dan Sosial
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum
dan kondisi eksisting lingkungan, analisis perlindungan
lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS), AMDAL, UKL – UPL, dan SPPLH, serta
perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan,
maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta
Karya.
Bab 9 Aspek Pembiayaan
Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD
Kabupaten/Kota, profil investasi dan proyeksi investasi dalam
pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan
investasi bidang Cipta Karya.
Bab 10 Aspek Kelembagaan Kabupaten/Kota Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan
Cipta Karya di daerah yang fokus kepada aspek
keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber
daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi
eksisting, analisis permasalahan dan rencana
pengembangannya.
Bab 11 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi InfrastrukturJangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
Pada bab ini berisikan matriks program investasi RPI2-JM
Kabupaten/Kota dan matriks keterpaduan program investasi
RPI2-JM Kabupaten/Kota.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 31/366
12 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
1.7 Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM Bidang Cipta
Karya
Mekanisme penyusunan dan penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya
dipaparkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya, langkah penyusunan RPI2-JM Bidang
Cipta Karya, serta Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
1.7.1 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya kabupaten/kota pada
dasarnya melibatkan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota. Pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen
Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan, pemerintah
provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kabupaten/kota
merupakan penyusun dari dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Di dalam mekanisme penyusunan RPI2-JM Cipta Karya terdapat unitpelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas
RPI2-JM/Randal, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta
Karya, yang terdiri dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program,
Direktorat Pengembangan Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan
Lingkungan, Direktortat Pengembangan Air Minum, Direktorat
Pengembangan PLP, dan Sekretariat Ditjen Cipta Karya. Untuk
kemudahan komunikasi dan koordinasi, pada struktur Satgas terdapat
juga Koordinator Wilayah (Korwil) Sumatera, Jawa, Kalimantan,Sulawesi, dan Papua-Maluku.
Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2-JM yang berfungsi
memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten/Kota
dalam penyusunan RPI2-JM. Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK
Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas
PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan
Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 32/366
13Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPI2-JM
Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPI2-JM. Satgas dibentuk
dengan SK Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda,Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait
pembangunan Cipta Karya, dan PDAM. Gambar 1.3 memaparkan
Keterkaitan Organisasi Penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota.
Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014
Gambar 1.3 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM
Bidang Cipta Karya
Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPI2-JM
Bidang Cipta Karya, diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang
Cipta Karya dapat berjalan dengan efisien dan efektif dalam rangka
mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 33/366
14 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
1.7.2 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Dalam penyusunannya, RPI2-JM Bidang Cipta Karya harus mengacu
pada dokumen perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan
nasional, perencanaan sektoral, maupun perencanaan spasial. Gambar
1.4 memaparkan langkah-langkah penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta
Karya.
Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014
Gambar 1.4 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 34/366
15Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Dari Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa seluruh anggota Satgas, baik di
tingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota memiliki peran penting
dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Prinsip bottom up planning cukup kental pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
ini, agar rencana yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan infrastruktur
Bidang Cipta Karya di daerah, dengan tetap mengacu pada kebijakan
nasional.
1.7.3 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Kelayakan suatu dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya perlu dinilai
untuk meningkatkan kualitas substansi dokumen tersebut. Penilaian
kelayakan tersebut menggunakan metode skoring, dimana masing –
masing kriteria kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya. Indikator
Penilaian Dokumen RPI2-JM dinilai dari beberapa kriteria yaitu:
a. Kelengkapan Dokumen
Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen
RPI2-JM oleh Bupati/Walikota, dan outline dokumen yang sesuaidengan buku pedoman penyusunan RPI2-JM.
b. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan
Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan
strategi yang tertuang pada dokumen perencanaan pembangunan
nasional (RPJPN, RPJMN, peraturan perundangan Bidang Cipta
Karya), perencanaan spasial (RTRWN, RTR Pulau, RTRWP,
RTRW KSN, dan RTRW Kabupaten/Kota), dan perencanaan
pengembangan kawasan khusus (MP3EI dan KEK).c. Kelayakan Program
Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program
investasi sektor pengembangan permukiman, rencana program
investasi sektor PBL, rencana program investasi sektor PLP,
rencana program investasi sektor SPAM.
d. Kelayakan Lingkungan dan Sosial
Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam
pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.
e. Kelayakan Pendanaan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 35/366
16 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program /
kegiatan RPI2-JM serta pemanfaatan multi sumber pendanaan.
f. Kelayakan KelembagaanPenilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan
kelembagaan untuk menyusun dan mengelola implementasi RPI2-
JM di daerah.
g. Matriks Program
Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas
program dan matriks program berdasarkan entitas yang tertuang
dalam RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Tabel 1.1 memaparkan cara penilaian kelayakan RPI2-JM Bidang CiptaKarya secara kuantitatif.
Tabel 1.1 Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
KRITERIA No INDIKATOR PENILAIANNILAIMAX
KELENGKAPAN DOKUMEN (9,5)
A LEGALISASI 1 Persetujuan Bupati/Walikota 2,0
2 Persetujuan dari Kadis PU Provinsi 2,0
BOUTLINEDOKUMEN
1 Pendahuluan 0,5
2 Arahan Perencanaan PembangunanBidang Cipta Karya
0,5
3 Arahan Strategis Nasional Bidang CiptaKarya
0,5
4 Profil Kabupaten/Kota 0,5
5 Keterpaduan Strategi PengembanganKab./Kota 0,5
6 Aspek Teknis Per Sektor (AM, PLP,Bangkim, PBL)
0,5
7Keterpaduan Program BerdasarkanEntitas
0,5
8 Aspek Perlindungan Lingkungan danSosial
0,5
9 Aspek Pembiayaan 0,5
10 Aspek Kelembagaan 0,5
11 Matriks Rencana Program dan InvestasiJangka Menengah Bidang Cipta Karya
0,5
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 36/366
17Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
KRITERIA No INDIKATOR PENILAIANNILAIMAX
ARAHAN KEBIJAKAN (4)
C
ARAHANPERENCANAANPEMBANGUNANBIDANG CIPTAKARYA
1 Amanat Pembangunan Nasional TerkaitBidang Cipta Karya
0,5
2 Amanat Peraturan PerundanganPembangunan Terkait Bidang CiptaKarya
0,5
3 Amanat Internasional Bidang Cipta Karya 0,5
D
ARAHANSTRATEGIS
NASIONALBIDANG CIPTAKARYA UNTUKKABUPATEN/KOTA
1 Arahan RTRW Nasional 0,5
2 Arahan RTRW Pulau 0,5
3 Arahan RTRW Provinsi 0,5
4 Arahan RTR Kawasan Strategis Nasional 0,5
5 Arahan MP3EI/KEK 0,5
PROFIL KABUPATEN/KOTA (2)
E PROFILKABUPATEN/KOTA
1 Geografi dan Administratif Wilayah 0,3
2 Demografi 0,2
3 Topografi 0,3
4 Geohidrologi 0,3
5 Geologi 0,3
6 Klimatologi 0,3
7 Sosial dan Ekonomi 0,3
KELAYAKAN RENCANA (14,5)
F
KETERPADUANSTRATEGIPENGEMBANGANPERKOTAAN
1 Arahan RTRW Kabupaten/Kota 3,0
2Rencana Pembangunan JangkaMenengah Daerah (RPJMD)
2,0
3 Perda Bangunan Gedung (BG) 2,0
5Rencana Tata Bangunan danLingkungan (RTBL)
1,0
6Rencana Induk Sistem Penyediaan AirMinum (RISPAM)
1,0
7 Strategi Sanitasi Kota (SSK) 1,0
8Rencana Pembangunan danPengembangan Kawasan Permukiman(RP2KP) Kabupaten/Kota
1,0
9Rencana Tata Bangunan danLingkungan di Kawasan StrategisKabupaten/Kota (RTBL KSK)
1,0
10Integrasi Strategi PembangunanKab/Kota dan Sektor
2,5
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 37/366
18 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
KRITERIA No INDIKATOR PENILAIANNILAIMAX
KELAYAKAN PROGRAM (46)
G
RENCANAPROGRAMINVESTASISEKTORPENGEMBANGANPERMUKIMAN
1Isu Strategis, Kondisi Eksisting,Permasalahan, dan Tantangan
1,0
2 Analisis Kebutuhan PengembanganPermukiman
2,0
3Kesiapan Daerah terhadap KriteriaKesiapan (Readiness Criteria) SektorPengembangan Permukiman
2,0
4Usulan Kebutuhan Program danKegiatan
2,0
H
RENCANAPROGRAMINVESTASISEKTOR PBL
1Isu Strategis, Kondisi Eksisting,Permasalahan, dan Tantangan
1,0
2 Analisis Kebutuhan Sektor PBL 2,0
3Kesiapan Daerah terhadap KriteriaKesiapan (Readiness Criteria) SektorPenataan Bangunan dan Lingkungan
2,0
4Usulan Kebutuhan Program danKegiatan
2,0
I
RENCANAPROGRAMINVESTASISEKTOR PPLP
1Isu Strategis, Kondisi Eksisting,Permasalahan, dan Tantangan (AirLimbah, Persampahan, Drainase)
3,0
2 Analisis Kebutuhan SektorPengembangan PLP (Air Limbah,Persampahan, Drainase)
6,0
3
Kesiapan Daerah terhadap KriteriaKesiapan (Readiness Criteria) SektorPengembangan PLP (Air Limbah,Persampahan, Drainase)
6,0
4Usulan Kebutuhan Program danKegiatan Sektor Pengembangan PLP(Air Limbah, Persampahan, Drainase)
6,0
J
RENCANAPROGRAMINVESTASISEKTOR AIRMINUM
1 Isu Strategis, Kondisi Eksisting,Permasalahan, dan Tantangan 1,0
2 Analisis Kebutuhan Sektor Air Minum 2,0
3Kesiapan Daerah terhadap KriteriaKesiapan (Readiness Criteria) Sektor AirMinum
2,0
4Usulan Kebutuhan Program danKegiatan
2,0
K
KETERPADUAN
PROGRAM 1
Keterpaduan Program Berdasarkan
Entitas Regional, Kab/Kota, Kawasan,dan Lingkungan/Komunitas 4,0
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 38/366
19Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
KRITERIA No INDIKATOR PENILAIANNILAIMAX
KELAYAKAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL (6)
LPERLINDUNGANLINGKUNGAN DANSOSIAL
1 Analisis Perlindungan Lingkungan(KLHS, Amdal, UKL-UPL dan SPPLH)
3,0
2 Analisis Perlindungan Sosial 3,0
KELAYAKAN PEMBIAYAAN (6)
M
ASPEK
PEMBIAYAAN
1Profil Perkembangan APBDKabupaten/Kota
1,0
2Profil Perkembangan Investasi BidangCipta Karya (APBN, APBD Prov, APBDKab./Kota, Swasta, Masyarakat)
1,0
3Proyeksi Investasi Pembangunan BidangCipta Karya
2,0
4Strategi peningkatan Investasi bidangCipta Karya
2,0
KELAYAKAN KELEMBAGAAN (6)
N ASPEKKELEMBAGAAN
1Kondisi Eksisting (organisasi, tata-laksana, dan SDM)
2,0
2 Analisis Permasalahan (organisasi, tata-laksana, dan SDM)
2,0
3 Rencana Pengembangan Kelembagaan 2,0
MATRIKS PROGRAM (6)
O
MATRIKSRENCANATERPADU DANPROGRAMINVESTASIINFRASTRUKTURJANGKAMENENGAH
(RPI2-JM) BIDANGCIPTA KARYABERDASARKANENTITAS
1
Telah memuat Rencana Terpadu danProgram InvestasiInfrastruktur Jangka Menengah(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya untukJangka Menengah (lima tahun)
3,0
2 Telah memuat informasi keterpaduanpembangunan berdasarkan entitaswilayah dan sumber pembiayaannya
3,0
Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 39/366
20 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 40/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 21
BAB II
KONSEP PERENCANAAN BIDANG CIPTA KARYA
2.1 Konsep Perencanaan Bidang Cipta Karya
Dalam rangka mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni dan
berkelanjutan, konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang
Cipta Karya disusun dengan berlandaskan pada berbagai peraturan
perundangan dan amanat perencanaan pembangunan. Untuk
mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman, Pemerintah
Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota perlu memahami arahan kebijakan
tersebut, sebagai dasar perencanaan, pemrograman, dan pembiayaan
pembangunan Bidang Cipta Karya.
Gambar 2.1 memaparkan konsep perencanaan pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya, yang membagi amanat pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya dalam 4 (empat) bagian, yaitu amanat
penataan ruang/spasial, amanat pembangunan nasional dan direktif
presiden, amanat pembangunan Bidang Pekerjaan Umum, serta
amanat internasional.
Dalam pelaksanaannya, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
dihadapkan pada beberapa isu strategis, antara lain bencana alam,
perubahan iklim, kemiskinan, reformasi birokrasi, kepadatan penduduk
perkotaan, pengarusutamaan gender, serta green economy . Disamping
isu umum, terdapat juga permasalahan dan potensi pada masing-
masing daerah, sehingga dukungan seluruh stakeholders pada
penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya sangat diperlukan.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 41/366
22 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Sumber: Direktorat Bina Program, 2014
Gambar 2.1 Konsep Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Bidang
Cipta Karya
2.2 Amanat Pembangunan Nasional Terkait Bidang Cipta Karya
Infrastruktur permukiman memiliki fungsi strategis dalam pembangunannasional karena turut berperan serta dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi, mengurangi angka kemiskinan, maupun menjaga kelestarian
lingkungan. Oleh sebab itu, Ditjen Cipta Karya berperan penting dalam
implementasi amanat kebijakan pembangunan nasional.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 42/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 23
2.2.1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025
RPJPN 2005-2025 yang ditetapkan melalui UU No. 17 Tahun 2007,merupakan dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang
sebagai arah dan prioritas pembangunan secara menyeluruh yang akan
dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu 2005-2025. Dalam
dokumen tersebut, ditetapkan bahwa Visi Indonesia pada tahun 2025
adalah “Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur ”. Dalam
penjabarannya RPJPN mengamanatkan beberapa hal sebagai berikut
dalam pembangunan bidang Cipta Karya, yaitu:
a. Dalam mewujudkan Indonesia yang berdaya saing makapembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan
untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat serta
kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri,
perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya
mendorong pertumbuhan ekonomi. Pemenuhan kebutuhan tersebut
dilakukan melalui pendekatan tanggap kebutuhan (demand
responsive approach) dan pendekatan terpadu dengan sektor
sumber daya alam dan lingkungan hidup, sumber daya air, sertakesehatan.
b. Dalam mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan
berkeadilan maka Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang
berupa air minum dan sanitasi diarahkan pada (1) peningkatan
kualitas pengelolaan aset (asset management ) dalam penyediaan air
minum dan sanitasi, (2) pemenuhan kebutuhan minimal air minum
dan sanitasi dasar bagi masyarakat, (3) penyelenggaraan pelayanan
air minum dan sanitasi yang kredibel dan profesional, dan (4)penyediaan sumber-sumber pembiayaan murah dalam pelayanan air
minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin.
c. Salah satu sasaran dalam mewujudkan pembangunan yang lebih
merata dan berkeadilan adalah terpenuhinya kebutuhan hunian yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya bagi
seluruh masyarakat untuk mewujudkan kota tanpa permukiman
kumuh. Peran pemerintah akan lebih difokuskan pada perumusan
kebijakan pembangunan sarana dan prasarana, sementara peran
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 43/366
24 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
swasta dalam penyediaan sarana dan prasarana akan makin
ditingkatkan terutama untuk proyek-proyek yang bersifat komersial.
d. Upaya perwujudan kota tanpa permukiman kumuh dilakukan padasetiap tahapan RPJMN, yaitu:
RPJMN ke 2 (2010-2014): Daya saing perekonomian
ditingkatkan melalui percepatan pembangunan infrastruktur
dengan lebih meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan
dunia usaha dalam pengembangan perumahan dan
permukiman.
RPJMN ke 3 (2015-2019): Pemenuhan kebutuhan hunian bagi
seluruh masyarakat terus meningkat karena didukung olehsistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan
berkelanjutan, efisien, dan akuntabel. Kondisi itu semakin
mendorong terwujudnya kota tanpa permukiman kumuh.
RPJMN ke 4 (2020-2024): terpenuhinya kebutuhan hunian yang
dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung sehingga
terwujud kota tanpa permukiman kumuh.
2.2.2 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-
2014
RPJMN 2010-2014 yang ditetapkan melalui Peraturan Presiden No. 5
Tahun 2010 menyebutkan bahwa infrastruktur merupakan salah satu
prioritas pembangunan nasional untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi dan sosial yang berkeadilan dengan mendorong partisipasi
masyarakat Dalam rangka pemenuhan hak dasar untuk tempat tinggal
dan lingkungan yang layak sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28H,
pemerintah memfasilitasi penyediaan perumahan bagi masyarakat
berpendapatan rendah serta memberikan dukungan penyediaan
prasarana dan sarana dasar permukiman, seperti air minum, air limbah,
persampahan dan drainase.
Dokumen RPJMN juga menetapkan sasaran pembangunan infrastruktur
permukiman pada periode 2010-2014, yaitu:
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 44/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 25
a. Tersedianya akses air minum bagi 70 % penduduk pada akhir
tahun 2014, dengan perincian akses air minum perpipaan 32
persen dan akses air minum non-perpipaan terlindungi 38 %.b. Terwujudnya kondisi Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS)
hingga akhir tahun 2014, yang ditandai dengan tersedianya akses
terhadap sistem pengelolaan air limbah terpusat (off-si te ) bagi
10% total penduduk, baik melalui sistem pengelolaan air limbah
terpusat skala kota sebesar 5% maupun sistem pengelolaan air
limbah terpusat skala komunal sebesar 5 % serta penyediaan
akses dan peningkatan kualitas sistem pengelolaan air limbah
setempat (on-s i te ) yang layak bagi 90 % total penduduk.c. Tersedianya akses terhadap pengelolaan sampah bagi 80 %
rumah tangga di daerah perkotaan.
d. Menurunnya luas genangan sebesar 22.500 Ha di 100 kawasan
strategis perkotaan.
Untuk mencapai sasaran tersebut maka kebijakan pembangunan
diarahkan untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap
layanan air minum dan sanitasi yang memadai, melalui:a. menyediakan perangkat peraturan di tingkat Pusat dan/atau
Daerah,
b. memastikan ketersediaan air baku air minum,
c. meningkatkan prioritas pembangunan prasarana dan sarana
permukiman,
d. meningkatkan kinerja manajemen penyelenggaraan air minum,
penanganan air limbah, dan pengelolaan persampahan,
e. meningkatkan sistem perencanaan pembangunan air minum dansanitasi,
f. meningkatkan cakupan pelayanan prasarana permukiman,
g. Meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),
h. Mengembangkan alternatif sumber pendanaan bagi pembangunan
infrastruktur,
i. meningkatkan keterlibatan masyarakat dan swasta,
j. mengurangi volume air limpasan, melalui penyediaan bidang
resapan.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 45/366
26 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
2.2.3 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia
Dalam rangka transformasi ekonomi menuju negara maju dengan
pertumbuhan ekonomi 7-9 persen per tahun, Pemerintah menyusun
MP3EI yang ditetapkan melalui Perpres No. 32 Tahun 2011. Dalam
dokumen tersebut pembangunan setiap koridor ekonomi dilakukan
sesuai tema pembangunan masing-masing dengan prioritas pada
kawasan perhatian investasi (KPI MP3EI). Ditjen Cipta Karya
diharapkan dapat mendukung penyediaan infrastruktur permukiman
pada KPI Prioritas untuk menunjang kegiatan ekonomi di kawasantersebut. Kawasan Perhatian Investasi atau KPI dalam MP3EI adalah
adalah satu atau lebih kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang
terikat atau terhubung dengan satu atau lebih faktor konektivitas dan
SDM IPTEK. Pendekatan KPI dilakukan untuk mempermudah
identifikasi, pemantauan, dan evaluasi atas kegiatan ekonomi atau
sentra produksi yang terikat dengan faktor konektivitas dan SDM IPTEK
yang sama.
2.2.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan
Kemiskinan Indonesia
Sesuai dengan agenda RPJMN 2010-2014, pertumbuhan ekonomi
perlu diimbangi dengan upaya pembangunan yang inklusif dan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 46/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 27
berkeadilan. Untuk itu, telah ditetapkan MP3KI dimana semua upaya
penanggulangan kemiskinan diarahkan untuk mempercepat laju
penurunan angka kemiskinan dan memperluas jangkauan penurunantingkat kemiskinan di semua daerah dan di semua kelompok
masyarakat. Dalam mencapai misi penanggulangan kemiskinan pada
tahun 2025, MP3KI bertumpu pada sinergi dari tiga strategi utama,
yaitu:
a. Mewujudkan sistem perlindungan sosial nasional yang menyeluruh,
terintegrasi,dan mampu melindungi masyarakat dari kerentanan dan
goncangan,
b. Meningkatkan pelayanan dasar bagi penduduk miskin dan rentansehingga dapat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar dan
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia di masa mendatang,
c. Mengembangkan penghidupan berkelanjutan (sustainable livelihood)
masyarakat miskin dan rentan melalui berbagai kebijakan dan
dukungan di tingkat lokal dan regional dengan memperhatikan
aspek.
Kementerian Pekerjaan Umum, khususnya Ditjen Cipta Karya, berperanpenting dalam pelaksanaan MP3KI, terutama terkait dengan
pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat (PNPM-
Perkotaan/P2KP, PPIP, Pamsimas, Sanimas dsb) serta Program Pro
Rakyat.
2.2.5 Kawasan Ekonomi Khusus
UU No. 39 Tahun 2009 menjelaskan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus
adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk menyelenggarakan
fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK
dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan
geoekonomi dan geostrategi dan berfungsi untuk menampung kegiatan
industri, ekspor, impor, dan kegiatan ekonomi lain yang memiliki nilai
ekonomi tinggi dan daya saing internasional. Di samping zona ekonomi,
KEK juga dilengkapi zona fasilitas pendukung dan perumahan bagi
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 47/366
28 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
pekerja. Ditjen Cipta Karya dalam hal ini diharapkan dapat mendukung
infrastruktur permukiman pada kawasan tersebut sehingga menunjang
kegiatan ekonomi di KEK.
2.2.6 Direktif Presiden Program Pembangunan Berkeadilan
Dalam Inpres No. 3 Tahun 2010, Presiden RI mengarahkan seluruh
Kementerian, Gubernur, Walikota/Bupati, untuk menjalankan program
pembangunan berkeadilan yang meliputi Program pro rakyat, Keadilan
untuk semua, dan Program Pencapaian MDGs. Ditjen Cipta Karyamemiliki peranan penting dalam pelaksanaan Program Pro Rakyat
terutama program air bersih untuk rakyat dan program peningkatak\n
kehidupan masyarakat perkotaan. Sedangkan dalam pencapaian
MDGs, Ditjen Cipta Karya berperan dalam peningkatan akses
pelayanan air minum dan sanitasi yang layak serta pengurangan
permukiman kumuh.
2.3 Peraturan Perundangan Bidang PU/Cipta Karya
Ditjen Cipta Karya dalam melakukan tugas dan fungsinya selalu
dilandasi peraturan perundangan yang terkait dengan bidang Cipta
Karya, antara lain UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman, UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung, UU No. 7 tahun 2008 tentang Sumber Daya Air, dan UU No.
18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Persampahan.
2.3.1 UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
UU Perumahan dan Kawasan Permukiman membagi tugas dan
kewenangan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten/Kota. Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan
permukiman mempunyai tugas:
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 48/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 29
a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat
kabupaten/kota di bidang perumahan dan kawasan permukiman
dengan berpedoman pada kebijakan dan strategi nasional danprovinsi.
b. Menyusun dan rencana pembangunan dan pengembangan
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat
kabupaten/kota.
c. Menyelenggarakan fungsi operasionalisasi dan koordinasi
terhadap pelaksanaan kebijakan kabupaten/kota dalam
penyediaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian,
dan kawasan permukiman.d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap
pelaksanaan peraturan perundang-undangan, kebijakan, strategi,
serta program di bidang perumahan dan kawasan permukiman
pada tingkat kabupaten/kota.
e. Melaksanakan kebijakan dan strategi pada tingkat kabupaten/kota.
f. Melaksanakan melaksanakan peraturan perundang-undangan
serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan perumahan dan
kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.g. Melaksanakan peningkatan kualitas perumahan dan permukiman.
h. Melaksanakan kebijakan dan strategi provinsi dalam
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman
berpedoman pada kebijakan nasional.
i. Melaksanakan pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas umum
perumahan dan kawasan permukiman.
j. Mengawasi pelaksanaan kebijakan dan strategi nasional dan
provinsi di bidang perumahan dan kawasan permukiman padatingkat kabupaten/kota.
k. Menetapkan lokasi Kasiba dan Lisiba.
Adapun wewenang Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menjalankan
tugasnya yaitu:
a. Menyusun dan menyediakan basis data perumahan dan kawasan
permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 49/366
30 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
b. Menyusun dan menyempurnakan peraturan perundang-undangan
bidang perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat
kabupaten/kota.c. Memberdayakan pemangku kepentingan dalam bidang perumahan
dan kawasan permukiman pada tingkat kabupaten/kota.
d. Melaksanakan sinkronisasi dan sosialisasi peraturan perundang-
undangan serta kebijakan dan strategi penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat
kabupaten/kota.
e. Mencadangkan atau menyediakan tanah untuk pembangunan
perumahan dan permukiman bagi MBR.f. Menyediakan prasarana dan sarana pembangunan perumahan
bagi MBR pada tingkat kabupaten/kota.
g. Memfasilitasi kerja sama pada tingkat kabupaten/kota antara
pemerintah kabupaten/kota dan badan hukum dalam
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman.
h. Menetapkan lokasi perumahan dan permukiman sebagai
perumahan kumuh dan permukiman kumuh pada tingkat
kabupaten/kota.i. Memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh
dan permukiman kumuh pada tingkat kabupaten/kota.
Di samping mengatur tugas dan wewenang, UU ini juga mengatur
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, pemeliharaan
dan perbaikan, pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap
perumahan kumuh dan permukiman kumuh, penyediaan tanah
pendanaan dan pembiayaan, hak kewajiban dan peran masyarakat.
UU ini mendefinisikan permukiman kumuh sebagai permukiman yang
tidak layak huni karena ketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatan
bangunan yang tinggi, dan kualitas bangunan serta sarana dan
prasarana yang tidak memenuhi syarat. Untuk itu perlu dilakukan upaya
pencegahan, terdiri dari pengawasan, pengendalian, dan
pemberdayaan masyarakat, serta upaya peningkatan kualitas
permukiman, yaitu pemugaran, peremajaan, dan permukiman kembali.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 50/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 31
2.3.2 UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Undang-Undang Bangunan Gedung menjelaskan bahwapenyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan
yang meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi,
serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran. Setiap
bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung.
Persyaratan administratif meliputi persyaratan status hak atas tanah,
status kepemilikan bangunan gedung, dan izin mendirikan bangunan.
Sedangkan persyaratan teknis meliputi persyaratan tata bangunan danpersyaratan keandalan bangunan gedung. Persyaratan tata bangunan
meliputi persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung,
arsitektur bangunan gedung, dan persyaratan pengendalian dampak
lingkungan, yang ditetapkan melalui Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL).
Disamping itu, peraturan tersebut juga mengatur beberapa hal sebagai
berikut:a. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung
dengan lingkungannya harus mempertimbangkan terciptanya
ruang luar bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang,
serasi, dan selaras dengan lingkungannya. Di samping itu, sistem
penghawaan, pencahayaan, dan pengkondisian udara dilakukan
dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan energi
dalam bangunan gedung (amanat green building ).
b. Bangunan gedung dan lingkungannya yang ditetapkan sebagaicagar budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan
harus dilindungi dan dilestarikan. Pelaksanaan perbaikan,
pemugaran, perlindungan, serta pemeliharaan atas bangunan
gedung dan lingkungannya hanya dapat dilakukan sepanjang tidak
mengubah nilai dan/atau karakter cagar budaya yang
dikandungnya.
c. Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan
lanjut usia merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 51/366
32 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
2.3.3 UU No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
UU Sumber Daya Air pada dasarnya mengatur pengelolaan sumberdaya air, termasuk didalamnya pemanfaatan untuk air minum. Dalam
hal ini, negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi
kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupannya
yang sehat, bersih, dan produktif.
Pemenuhan kebutuhan air baku untuk air minum rumah tangga
dilakukan dengan pengembangan sistem penyediaan air minum dimana
Badan usaha milik negara dan/atau badan usaha milik daerah menjadipenyelenggaranya. Air minum rumah tangga tersebut merupakan air
dengan standar dapat langsung diminum tanpa harus dimasak terlebih
dahulu dan dinyatakan sehat menurut hasil pengujian mikrobiologi
Selain itu, diamanatkan pengembangan sistem penyediaan air minum
diselenggarakan secara terpadu dengan pengembangan prasarana dan
sarana sanitasi.
2.3.4 UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
UU No. 18 Tahun 2008 menyebutkan bahwa pengelolaan sampah
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas
lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya.
Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah
tangga dilakukan dengan pengurangan sampah, dan penanganan
sampah. Upaya pengurangan sampah dilakukan dengan pembatasantimbulan sampah, pendauran ulang sampah, dan pemanfaatan kembali
sampah. Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi:
a. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah
sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah,
b. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan
sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara
atau tempat pengolahan sampah terpadu,
c. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber
dan/atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 52/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 33
tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat
pemrosesan akhir,
d. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik,komposisi, dan jumlah sampah,
e. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah
dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan
secara aman.
Undang-undang tersebut juga melarang pembuangan sampah secara
terbuka di tempat pemrosesan akhir. Oleh karena itu, Pemerintah
daerah harus menutup tempat pemrosesan akhir sampah yangmenggunakan sistem pembuangan terbuka dan mengembangkan TPA
dengan sistem controlled landfill ataupun sanitary landfill .
2.3.5 UU No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun
Dalam memenuhi kebutuhan hunian yang layak, Ditjen Cipta Karya turut
serta dalam pembangunan Rusunawa yang dilakukan berdasarkan UUNo. 20 Tahun 2011. Dalam undang-undang tersebut Rumah susun
didefinisikan sebagai bangunan gedung bertingkat yang dibangun
dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang
distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun
vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat
dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian
yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah
bersama. Peraturan ini juga mengatur perihal pembinaan, perencanaan,pembangunan, penguasaan, pemilikan, dan pemanfaatan, pengelolaan,
peningkatan kualitas, pengendalian, kelembagaan, tugas dan
wewenang, hak dan kewajiban, pendanaan dan sistem pembiayaan,
dan peran masyarakat.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 53/366
34 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
2.4 Amanat Internasional
Pemerintah Indonesia secara aktif terlibat dalam dialog internasionaldan perumusan kesepakatan bersama di bidang permukiman.
Beberapa amanat internasional yang perlu diperhatikan dalam
pengembangan kebijakan dan program bidang Cipta Karya meliputi
Agenda Habitat, Konferensi Rio+20, Millenium Development Goals,
serta Agenda Pembangunan Pasca 2015.
2.4.1 Agenda Habitat
Pada tahun 1996, di Kota Istanbul Turki diselenggarakan Konferensi
Habitat II sebagai kelanjutan dari Konferensi Habitat I di Vancouver
tahun 1976. Konferensi tersebut menghasilkan Agenda Habitat, yaitu
dokumen kesepakatan prinsip dan sasaran pembangunan permukiman
yang menjadi panduan bagi negara-negara dunia dalam menciptakan
permukiman yang layak dan berkelanjutan.
Salah satu pesan inti yang menjadi komitmen negara-negara dunia,
termasuk Indonesia, adalah penyediaan tempat hunian yang layak bagi
seluruh masyarakat tanpa terkecuali, serta meningkatkan akses air
minum, sanitasi, dan pelayanan dasar terutama bagi masyarakat
berpenghasilan rendah dan kelompok rentan.
2.4.2 Konferensi Rio+20
Pada Juni 2012, di Kota Rio de Janeiro, Brazil, diselenggarakan KTT
Pembangunan Berkelanjutan atau lebih dikenal dengan KTT Rio+20.
Konferensi tersebut menyepakati dokumen The Future We Want yang
menjadi arahan bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di
tingkat global, regional, dan nasional. Dokumen memuat kesepahaman
pandangan terhadap masa depan yang diharapkan oleh dunia (common
vision) dan penguatan komitmen untuk menuju pembangunan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 54/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 35
berkelanjutan dengan memperkuat penerapan Rio Declaration 1992
dan Johannesburg Plan of Implementation 2002.
Dalam dokumen The Future We Want, terdapat 3 (tiga) isu utama bagi
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, yaitu: (i) Ekonomi Hijau
dalam konteks pembangunan berkelanjutan dan pengentasan
kemiskinan, (ii) pengembangan kerangka kelembagaan pembangunan
berkelanjutan tingkat global, serta (iii) kerangka aksi dan instrumen
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan. Kerangka aksi tersebut
termasuk penyusunan Sustainable Development Goals (SDGs) post-
2015 yang mencakup 3 pilar pembangunan berkelanjutan secarainklusif, yang terinspirasi dari penerapan Millennium Development Goals
(MDGs). Bagi Indonesia, dokumen ini akan menjadi rujukan dalam
pelaksanaan rencana pembangunan nasional secara konkrit, termasuk
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2014-2019,
dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (2005-2025).
2.4.3 Millenium Development Goals
Pada tahun 2000, Indonesia bersama 189 negara lain menyepakati
Deklarasi Millenium sebagai bagian dari komitmen untuk memenuhi
tujuan dan sasaran pembangunan millennium (Millenium Development
Goals). Konsisten dengan itu, Pemerintah Indonesia telah
mengarusutamakan MDGs dalam pembangunan sejak tahap
perencanaan sampai pelaksanaannya sebagaimana dinyatakan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2005-2025, RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014 serta Rencana
Kerja Tahunan berikut dokumen penganggarannya.
Sesuai tugas dan fungsinya, Ditjen Cipta Karya memiliki kepentingan
dalam pemenuhan target 7C yaitu menurunkan hingga setengahnya
proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap sumber air
minum layak dan fasilitas sanitasi dasar layak hingga tahun 2015. Di
bidang air minum, cakupan pelayan air minum saat ini (2013) adalah
61,83%, sedangkan target cakupan pelayanan adalah 68,87% yang
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 55/366
36 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
perlu dicapai pada tahun 2015. Di samping itu, akses sanitasi yang
layak saat ini baru mencapai 58,60%, masih kurang dibandingkan target
2015 yaitu 62,41%. Selain itu, Ditjen Cipta Karya juga turut berperanserta dalam pemenuhan target 7D yaitu mencapai peningkatan yang
signifikan dalam kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh
(minimal 100 juta) pada tahun 2020. Pemerintah Indonesia
menargetkan luas permukiman kumuh 6%, padahal data terakhir (2009)
proporsi penduduk kumuh mencapai 12,57%.
Untuk memenuhi target MDGs di bidang permukiman, diperlukan
perhatian khusus dari seluruh pemangku kepentingan, baik di tingkatpusat maupun daerah. Oleh karena itu, pemerintah kabupaten/kota
perlu melakukan optimalisasi kegiatan penyediaan infrastruktur
permukiman dalam rangka percepatan pencapaian target MDGs.
2.4.4 Agenda Pembangunan Pasca 2015
Pada Juli 2012, Sekjen PBB membentuk sebuah Panel Tingkat Tinggiuntuk memberi masukan kerangka kerja agenda pembangunan global
pasca 2015. Panel ini diketuai bersama oleh Presiden Indonesia, Bapak
Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Ellen Johnson Sirleaf dari
Liberia, dan Perdana Menteri David Cameron dari Inggris, dan
beranggotakan 24 orang dari berbagai negara. Pada Mei 2013, panel
tersebut mempublikasikan laporannya kepada Sekretaris Jenderal PBB
berjudul “ A New Global Partnership: Eradicate Poverty and Transform
Economies Through Sustainable Development ”. Isinya adalahrekomendasi arahan kebijakan pembangunan global pasca-2015 yang
dirumuskan berdasarkan tantangan pembangunan baru, sekaligus
pelajaran yang diambil dari implementasi MDGs.
Dalam dokumen tersebut, dijabarkan 12 sasaran indikatif pembangunan
global pasca 2015, sebagai berikut:
a. Mengakhiri kemiskinan
b. Memberdayakan perempuan dan anak serta mencapai kesetaraan
gender
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 56/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 37
c. Menyediakan pendidikan yang berkualitas dan pembelajaran
seumur hidup
d. Menjamin kehidupan yang sehate. Memastikan ketahanan pangan dan gizi yang baik
f. Mencapai akses universal ke Air Minum dan Sanitasi
g. Menjamin energi yang berkelanjutan
h. Menciptakan lapangan kerja, mata pencaharian berkelanjutan, dan
pertumbuhan berkeadilan
i. Mengelola aset sumber daya alam secara berkelanjutan
j. Memastikan tata kelola yang baik dan kelembagaan yang efektif
k. Memastikan masyarakat yang stabil dan damail. Menciptakan sebuah lingkungan pemungkin global dan mendorong
m. pembiayaan jangka panjang
Dari sasaran indikatif tersebut, Ditjen Cipta karya berkepentingan dalam
pencapaian sasaran 6 yaitu mencapai akses universal ke air minum dan
sanitasi. Adapun target yang diusulkan dalam pencapaian sasaran
tersebut adalah:
a. Menyediakan akses universal terhadap air minum yang aman dirumah, dan di sekolah, puskesmas, dan kamp pengungsi,
b. Mengakhiri buang air besar sembarangan dan memastikan akses
universal ke sanitasi di sekolah dan di tempat kerja, dan
meningkatkan akses sanitasi di rumah tangga sebanyak x%,
c. Menyesuaikan kuantitas air baku (freshwater withdrawals) dengan
pasokan air minum, serta meningkatkan efisiensi air untuk
pertanian sebanyak x%, industri sebanyak y% dan daerah-daerah
perkotaan sebanyak z%,d. Mendaur ulang atau mengolah semua limbah cair dari daerah
perkotaan dan dari industri sebelum dilepaskan.
Selain memperhatikan sasaran dan target indikatif, dokumen laporan
tersebut juga menekankan pentingnya kemitraan baik secara global
maupun lokal antar pemangku kepentingan pembangunan. Kemitraan
yang dimaksud memiliki prinsip inklusif, terbuka, dan akuntabel dimana
seluruh pihak duduk bersama-sama untuk bekerja bukan tentang
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 57/366
38 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
bantuan saja, melainkan juga mendiskusikan kerangka kebijakan untuk
mencapai pembangunan berkelanjutan.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 58/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 59/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya40
3.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun
melalui Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang
dijadikan sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang
nasional,
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah
nasional,c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan
ruang di wilayah nasional,
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan
perkembangan antarwilayah provinsi, serta keserasian
antarsektor,
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,
f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan
g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota. Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk
ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah
sebagai berikut:
a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Kriteria:
i. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi
sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau
pintu gerbang menuju kawasan internasional,
ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi
sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala
nasional atau yang melayani beberapa provinsi,
dan/atau
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 60/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 41
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi
sebagai simpul utama transportasi skala nasionalatau melayani beberapa provinsi.
b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Kriteria:
i. Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensi
sebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang
mendukung PKN,
ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensisebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang
melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten,
dan/atau
iii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi
sebagai simpul transportasi yang melayani skala
provinsi atau beberapa kabupaten.
c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Kriteria:
i. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos
pemeriksaan lintas batas dengan negara tetangga,
ii. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu
gerbang internasional yang menghubungkan dengan
negara tetangga,
iii. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama
transportasi yang menghubungkan wilayah
sekitarnya, dan/atau
iv. Pusat perkotaan yang merupakan pusat
pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong
perkembangan kawasan di sekitarnya.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 61/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya42
d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Penetapan kawasan strategis nasional dilakukanberdasarkan kepentingan:
i. Pertahanan dan keamanan,
a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan
keamanan dan pertahanan negara berdasarkan
geostrategi nasional,
b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan
militer, daerah pembuangan amunisi dan
peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi,daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau
kawasan industri sistem pertahanan, atau
c) merupakan wilayah kedaulatan negara
termasuk pulau-pulau kecil terluar yang
berbatasan langsung dengan negara tetangga
dan/atau laut lepas.
ii. Pertumbuhan ekonomi,
a) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,b) memiliki sektor unggulan yang dapat
menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional,
c) memiliki potensi ekspor,
d) didukung jaringan prasarana dan fasilitas
penunjang kegiatan ekonomi,
e) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan
teknologi tinggi,
f) berfungsi untuk mempertahankan tingkat
produksi pangan nasional dalam rangka
mewujudkan ketahanan pangan nasional,
g) berfungsi untuk mempertahankan tingkat
produksi sumber energi dalam rangka
mewujudkan ketahanan energi nasional, atau
h) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan
kawasan tertinggal.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 62/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 43
iii. Sosial dan budaya
a) merupakan tempat pelestarian danpengembangan adat istiadat atau budaya
nasional,
b) merupakan prioritas peningkatan kualitas sosial
dan budaya serta jati diri bangsa,
c) merupakan aset nasional atau internasional
yang harus dilindungi dan dilestarikan,
d) merupakan tempat perlindungan peninggalan
budaya nasional,e) memberikan perlindungan terhadap
keanekaragaman budaya, atau
f) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik
sosial skala nasional.
iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi
a) diperuntukkan bagi kepentingan
pengembangan ilmub) pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi
sumber daya alam strategis nasional,
pengembangan antariksa, serta tenaga atom
dan nuklir
c) memiliki sumber daya alam strategis nasional
d) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan
pengembangan antariksa
e) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga
atom dan nuklir, atau
f) berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi
tinggi strategis.
v. Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.
a) merupakan tempat perlindungan
keanekaragaman hayati,
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 63/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya44
b) merupakan aset nasional berupa kawasan
lindung yangc) ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora
dan/atau fauna yang hampir punah atau
diperkirakan akan punah yang harus dilindungi
dan/atau dilestarikan,
d) memberikan perlindungan keseimbangan tata
guna air yang setiap tahun berpeluang
menimbulkan kerugian negara,
e) memberikan perlindungan terhadapkeseimbangan iklim makro
f) menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas
lingkungan hidup
g) rawan bencana alam nasional
h) sangat menentukan dalam perubahan rona
alam dan mempunyai dampak luas terhadap
kelangsungan kehidupan.
Tabel 3.1 Penetapan Lokasi Pusat kegiatan Nasional (PKN) dan
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun
2008 tentang RTRWN
NO PROVINSI PKN PKW
(1) (2) (3) (4)
1 Nanggroe
Aceh
Darussalam
Lhokseumawe Sabang, Banda
Aceh, Takengon,
Meulaboh
2 Sumatera
Utara
Kawasan Perkotaan
Medan-Binjai-Deli
Serdang-Karo
(Mebidangro)
Tebingtinggi,
Sidikalang,
pematang Siantar,
Balige, Rantau
Prapat, Kisaran,
Gunung Balige,
Padang
Sidempuan, Sibolga
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 64/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 45
NO PROVINSI PKN PKW
(1) (2) (3) (4)
3 Sumatera
Barat
Padang Pariaman,
Sawahlunto,
Muarasiberut,
Bukittinggi, Solok
4 Riau Pekanbaru, Dumai Bangkinang, Teluk
Kuantan, Bengkalis,
Bagan Siapiapi,
Tembilahan,Rengat, Pangkalan
Kerinci, Pasir
Pangarayan, Siak
Sri Indrapura
5 Kepulauan
Riau
Batam Tanjung Pinang,
Terempa, Daik
Lingga, Dabo –
Pulau Singkep,
Tanjung BalaiKarimun
6 Jambi Jambi Kuala Tungkal,
Sarolangun,
Muarabungo,
Muara Bulian
7 Sumatera
Selatan
Palembang Muara Enim,
Kayuagung,
Baturaja,
Prabumulih, Lubuk
Linggau, Sekayu,
Lahat
8 Bengkulu Bengkulu, Manna,
Muko-Muko, Curup
9 Bangka
Belitung
Pangkal Pinang,
Muntok, Tanjung
Pandan, Manggar
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 65/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya46
NO PROVINSI PKN PKW
(1) (2) (3) (4)
10 Lampung Bandar Lampung Metro, Kalianda,
Liwa, Menggala,
Kotabumi, Kota
Agung
11 DKI Jakarta –
Jawa Barat -
Banten
Kawasan Perkotaan
Jabodetabek
12 Banten Serang, Cilegon Pandeglang,Rangkas Bitung
13 Jawa Barat Kawasan Perkotaan
Bandung Raya,
Cirebon
Sukabumi,
Cikampek – Cikopo,
Pelabuhanratu,
Indramayu,
Kadipaten,
Tasikmalaya,
Pangandaran
14 Jawa Tengah Surakarta, Kawasan
Perkotaan Semarang-
Kendal-Demak-
Ungaran-Purwodadi
(Kedungsepur),
Cilacap
Boyolali, Klaten,
Salatiga, Tegal,
Pekalongan, Kudus,
Cepu, Magelang,
Wonosobo,
Kebumen,
Purwokerto
15 Daerah
Istimewa
Yogyakarta
Yogyakarta Bantul, Sleman
16 Jawa Timur Kawasan Perkotaan
(Gerbangkertosusila),
Malang
Probolinggo,
Tuban, Kediri,
Madiun,
Banyuwangi,
Jember, Blitar,
Pamekasan,
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 66/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 47
NO PROVINSI PKN PKW
(1) (2) (3) (4)
Bojonegoro,
Pacitan
17 Bali Kawasan Perkotaan
Denpasar-Bangli-
Gianyar-Tabanan
(Sarbagita)
Singaraja,
Semarapura,
Negara
18 Nusa Tenggara
Barat
Mataram Praya, Raya,
Sumbawa Besar
19 Nusa Tenggara
Timur
Kupang Soe, Kefamenanu,
Ende, Maumere,
Waingapu, Ruteng,
Labuan Bajo
20 Kalimantan
Barat
Pontianak Mempawah,
Singkawang,
Sambas, Ketapang,
Putussibau,Entikong, Sanggau,
Sintang
21 Kalimantan
Tengah
Palangkaraya Kuala Kapuas,
Pangkalan Bun,
Buntok,
Muarateweh,
Sampit
22 Kalimantan
Selatan
Banjarmasin Amuntai,
Martapura,Marabahan,
Kotabaru
23 Kalimantan
Timur
Kawasan Perkotaan
Balikpapan-
Tenggarong-
Samarinda-Bontang,
Tarakan
Tanjung Redeb,
Sangata, Nunukan,
Tanjung Selor,
Malinau, Tanlumbis,
Tanah Grogot,
Sendawar
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 67/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya48
NO PROVINSI PKN PKW
(1) (2) (3) (4)
24 Gorontalo Gorontalo Isimu, Kuandang,
Tilamuta
25 Sulawesi Utara Kawasan Perkotaan
Manado-Bitung
Tomohon,
Tondano,
Kotamobagu
26 Sulawesi
Tengah
Palu Poso, Luwuk, Buol,
Kolonedale, Tolitoli,
Donggala27 Sulawesi
Selatan
Kawasan Perkotaan
Makassar-
Sungguminasa-
Takalar-Maros
(Maminasata)
Pangkajene,
Jeneponto, Palopo,
Watampone,
Bulukumba, Barru,
Parepare
28 Sulawesi Barat Mamuju, Majene,
Pasangkayu
29 Sulawesi
Tenggara
Kendari Unaaha, Lasolo,
Bau-Bau, Raha,
kolaka
30 Maluku Ambon Masohi, Werinama,
Kairatu, Tual,
Namlea, Wahai,
Bula,
31 Maluku Utara Ternate Tidore, Tobelo,
Labuha, Sanana
32 Papua Barat Sorong Fak-Fak,
Manokwari,
Ayamaru
33 Papua Jayapura, Timika Biak, Nabire,
Muting, Bade,
Merauke, Sarmi,
Arso, Wamena
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 68/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 49
Tabel 3.2 Penetapan Lokasi Pusat Kegiatan Strategis Nasional
(PKSN) Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
NO
PUSAT
KEGIATAN
STRATEGIS
NASIONAL
STATUS PROVINSI
(1) (2) (3) (4)
1 Kota Sabang I / A / 2 : Pengembangan
Baru (Tahap I)
Nanggroe
Aceh
Darussalam
2 Kota Dumai I / A/ 1 : Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
Riau
3 Kota Batam I / A/ 1 : Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
Kep. Riau
4 Ranai (Ibukota
Kab. Natuna)
I / A / 2 : Pengembangan
Baru (Tahap I)
Kep. Riau
5 Atambua (IbukotaKab. Belu)
I / A/ 1 : Pengembangan/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
NusaTenggara
Timur
6 Kalabahi (Ibukota
Kab. Alor)
II / A/ 2 : Pengembangan
Baru (Tahap II)
Nusa
Tenggara
Timur
7 Kefamenanu
(Ibukota Kab.
Timor Tengah
Utara)
I / A / 2 : Pengembangan
Baru (Tahap I)
Nusa
Tenggara
Timur
8 Paloh - Aruk (Kab.
Sambas)
I / A / 2 : Pengembangan
Baru (Tahap I)
Kalimantan
Barat
9 Jagoi Babang
(Kab.
Bengkayang)
I / A / 2 : Pengembangan
Baru (Tahap I)
Kalimantan
Barat
10 Nangabadau (Kab.
Kapuas Hulu)
I / A / 2 : Pengembangan
Baru (Tahap I)
Kalimantan
Barat
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 69/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya50
NO
PUSAT
KEGIATANSTRATEGIS
NASIONAL
STATUS PROVINSI
(1) (2) (3) (4)
11 Entikong ( Kab.
Sanggau)
I / A/ 1 : Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
Kalimantan
Barat
12 Jasa (Kab.
Sintang)
II / A/ 2 : Pengembangan
Baru (Tahap II)
Kalimantan
Barat
13 Nunukan (Ibukota
Kab. Nunukan)
I / A/ 1 : Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
Kalimantan
Timur
14 Simanggaris (Kab.
Nunukan)
I / A / 2 : Pengembangan
Baru (Tahap I)
Kalimantan
Timur
15 Long Midang (Kab.
Nunukan)
I / A / 2 : Pengembangan
Baru (Tahap I)
Kalimantan
Timur
16 Long Pahangai
(kab. Kutai Barat)
II / A/ 2 : Pengembangan
Baru (Tahap II)
Kalimantan
Timur
17 Long Nawan (Kab.
Malinau)
II / A/ 2 : Pengembangan
Baru (Tahap II)
Kalimantan
Timur
18 Melonguane
(ibukota Kab.
Talaud)
I / A / 2 : Pengembangan
Baru (Tahap I)
Sulawesi
Utara
19 Tahuna (ibukota
Kab. Kep.
Sangihe)
I / A / 2 : Pengembangan
Baru (Tahap I)
Sulawesi
Utara
20 Saumlaki (Kab.
Maluku Tenggara
Barat)
I / A / 2 : Pengembangan
Baru (Tahap I)
Maluku
21 Ilwaki (Kab.
Maluku Barat
Daya)
II / A/ 2 : Pengembangan
Baru (Tahap II)
Maluku
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 70/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 51
NO
PUSAT
KEGIATANSTRATEGIS
NASIONAL
STATUS PROVINSI
(1) (2) (3) (4)
22 Dobo (Kab. Kep.
Aru)
II / A/ 2 : Pengembangan
Baru (Tahap II)
Maluku
21 Daruba (Kab.
Pulau Morotai)
I / A / 2 : Pengembangan
Baru (Tahap I)
Maluku Utara
22 Kota Jayapura I / A/ 1 : Pengembangan/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
Papua
23 Kota Tanah Merah
(Ibukota Kab.
Tanah Merah)
I / A/ 1 : Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
Papua
24 Kota Merauke
(Ibukota Kab.
Merauke)
I / A/ 1 : Pengembangan
/ Peningkatan Fungsi
(Tahap I)
Papua
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 71/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya52
Tabel 3.3 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Berdasarkan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN
NO
KAWASAN
STRATEGIS
NASIONAL
SUDUT
KEPENTINGAN
KOTA /
KABUPATEN *)PROVINSI
STATUS
HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Kawasan Industri
Lhokseumawe
Ekonomi Kota
Lhokseumawe
Nanggroe
Aceh
Darussalam
2 Kawasan
Perdagangan
Bebas dan
Pelabuhan Bebas
Sabang
Ekonomi Kota Sabang Nanggroe
Aceh
Darussalam
3 Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Banda Aceh
Darussalam
Ekonomi Kota Banda
Aceh
Nanggroe
Aceh
Darussalam
4 Kawasan
Ekosistem Leuser
Lingkungan
Hidup
13 Kabupaten
(Aceh Barat,
Nagan Raya,
Aceh Barat
Daya, Aceh
Selatan, Aceh
Singkil,
Subulussalam,
Aceh
Tenggara,
Gayo Lues,
Aceh Tengah,
Bener Meriah,
Aceh Utara,
Aceh Timur,
dan Aceh
Tamiang)
Nanggroe
Aceh
Darussalam
5 Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 2
Pertahanan
dan
Keamanan
Kota Sabang Nanggroe
Aceh
Darussalam
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 72/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 53
NO
KAWASAN
STRATEGISNASIONAL
SUDUT
KEPENTINGAN
KOTA /
KABUPATEN *) PROVINSISTATUS
HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
pulau kecil terluar
(Pulau Rondo dan
Berhala) dengan
negara India /
Thailand /
Malaysia
dan
Sumatera
Utara
6 KawasanPerkotaan Medan
– Binjai – Deli
Serdang – Karo
(Mebidangro)
Ekonomi Kota Medan,Binjai, Deli
Serdang, Karo
SumateraUtara
PerpresNo. 62 Tahun
2011 tentang
Rencana
Tata Ruang
Kawasan
Perkotaan
Medan,
Binjai, Deli
Serdang, dan
Karo7 Kawasan Danau
Toba dan
Sekitarnya
Lingkungan
Hidup
Kab. Samosir,
Kab. Tapanuli
Utara, Kab.
Humbang
Hasundutan,
Kab. Dairi,
Kab. Karo,
Kab.
Simalungun,
Kab. Toba,
Kab. Pakpak
Barat
Sumatera
Utara
8 Kawasan Stasiun
Pengamat
Dirgantara
Kototabang
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Kab. Agam Sumatera
Barat
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 73/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 74/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 55
NO
KAWASAN
STRATEGISNASIONAL
SUDUT
KEPENTINGAN
KOTA /
KABUPATEN *) PROVINSISTATUS
HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
12 Kawasan Batam,
Bintan, dan
Karimun
Ekonomi Kab. Bintan,
Kab. Natuna,
Kab. Karimun,
Kota Batam
Kepulauan
Riau
Perpres
No. 87 Tahun
2011 tentang
Rencana
Tata Ruang
Kawasan
Batam,Bintan, dan
Karimun
13 Kawasan
Lingkungan Hidup
Taman Nasional
Kerinci Seblat
Lingkungan
Hidup
Kab. Kerinci,
Kota Padang,
Kab. Lubuk
Linggau, Kab.
Rejang
Lebong
Jambi,
Sumatera
Barat,
Bengkulu,
dan
Sumatera
Selatan
14 Kawasan TamanNasional Berbak
LingkunganHidup
Kab. MuaroJambi
Jambi
15 Kawasan Taman
Nasional Bukit
Tigapuluh
Lingkungan
Hidup
Kab. Indragiri
Hulu, Kab.
Indragiri Hilir,
Kab. Tanjung
Jabung Barat,
Kab. Tebo
Jambi dan
Riau
16 Kawasan Taman
Nasional Bukit
Duabelas
Lingkungan
Hidup
Kab.
Soralangu,
Kab.
Muaratebo,
Kab.
Batanghari
Jambi
17 Kawasan Selat
Sunda
Ekonomi Kota Serang,
Kota Bandar
Lampung
Lampung
dan Banten
Perpres
No. 86 Tahun
2011 tentang
Pengembang
an Kawasan
Strategis dan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 75/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya56
NO
KAWASAN
STRATEGISNASIONAL
SUDUT
KEPENTINGAN
KOTA /
KABUPATEN *) PROVINSISTATUS
HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Infrastruktur
Selat Sunda
18 Kawasan Instalasi
Lingkungan dan
Cuaca
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Kota Jakarta
Pusat
DKI Jakarta
19 Kawasan Fasilitas
Pengolahan Data
dan Satelit
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
DKI Jakarta
20 Kawasan
Perkotaan
Jabodetabek-
Punjur termasuk
Kepulauan Seribu
Ekonomi Kota Jakarta
(Utara,
Selatan, Barat,
Timur, Pusat),
Kota Bogor,Kab. Bogor,
Kota Depok,
Kota
Tangerang,
Kab.
Tangerang,
Kota
Tangerang
Selatan, Kota
Bekasi, Kab.
Bekasi, Kab.
Cianjur
DKI Jakarta,
Banten, dan
Jawa Barat
Perpres
No. 54 Tahun
2008 tentang
Penataan
RuangKawasan
Jakarta,
Bogor,
Depok,
Tangerang,
Bekasi,
Puncak,
Cianjur
21 Kawasan
Perkotaan
Cekungan
Bandung
Ekonomi Kota Bandung,
Kab. Bandung
Jawa Barat
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 76/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 57
NO
KAWASAN
STRATEGISNASIONAL
SUDUT
KEPENTINGAN
KOTA /
KABUPATEN *) PROVINSISTATUS
HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
22 Kawasan Fasilitas
Uji Terbang Roket
Pamengpeuk
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Kab. Garut Jawa Barat
23 Kawasan Stasiun
PengamatDirgantara
Pamengpeuk
Penggunaan
Sumberdaya Alam dan
Teknologi
Tinggi
Kab. Garut Jawa Barat
24 Kawasan Stasiun
Pengamat
Dirgantara
Tanjung Sari
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Kab.
Sumedang
Jawa Barat
25 Kawasan Stasiun
Telecomand
Penggunaan
Sumberdaya Alam dan
Teknologi
Tinggi
Jawa Barat
26 Kawasan Stasiun
Bumi Penerima
Satelit Mikro
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Kabupaten
Pangandaran
Jawa Barat
27 Kawasan
Pangandaran –
Kalipuncang –
Segara Anakan –
Nusakambangan
(Pacangsanak)
Lingkungan
Hidup
Kab.
Pangancaran,
Kab. Ciamis,
Kab. Cilacap
Jawa Barat
dan Jawa
Tengah
28 Kawasan
Perkotaan Kendal
– Demak –
Ungaran –
Salatiga –
Ekonomi Kab. Kendal,
Kab. Demak,
Kab.
Semarang,
Kota Salatiga,
Jawa
Tengah
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 77/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya58
NO
KAWASAN
STRATEGISNASIONAL
SUDUT
KEPENTINGAN
KOTA /
KABUPATEN *) PROVINSISTATUS
HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Semarang -
Purwodadi
(Kedung Sepur)
Kota
Semarang,
Kab.
Grobogan
29 Kawasan
Borobudur dan
Sekitarnya
Lingkungan
Hidup
Kab.
Magelang
Jawa
Tengah
30 Kawasan Candi
Prambanan
Lingkungan
Hidup
Kab. Klaten,
Kab. Sleman
Jawa
Tengah
31 Kawasan Taman
Nasional Gunung
Merapi
Lingkungan
Hidup
Kab. Sleman,
Kota
Yogyakarta,
Kab. Klaten,
Kab. Boyolali,
Kab.Magelang
Jawa
Tengah dan
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
32 Kawasan
Perkotaan Gresik
– Bangkalan –
Mojokerto –
Surabaya –
Sidoarjo
– Lamongan
(Gerbangkertosusi
la)
Ekonomi Kab. Gresik,
Kab.
Bangkalan,
Kota
Mojokerto,
Kota
Surabaya,
Kab. Sidoarjo,
Kab.
Lamongan
Jawa Timur
33 Kawasan Stasiun
Pengamat
Dirgantara
Watukosek
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Kab. Pasuruan Jawa Timur
34 Kawasan Taman
Nasional Ujung
Kulon
Lingkungan
Hidup
Kab.
Pandeglang
Banten
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 78/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 59
NO
KAWASAN
STRATEGISNASIONAL
SUDUT
KEPENTINGAN
KOTA /
KABUPATEN *) PROVINSISTATUS
HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
35 Kawasan
Perkotaan
Denpasar –
Badung – Gianyar
- Tabanan
(Sarbagita)
Ekonomi Kota
Denpasar,
Kab. Badung,
Kab. Gianyar,
Kab. Tabanan
Bali Perpres
No. 45 Tahun
2011 tentang
Rencana
Tata Ruang
Kawasan
PerkotaanDenpasar,
Badung,
Gianyar, dan
Tabanan
36 Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Bima
Ekonomi Kab. Bima,
Kab. Dompu
Nusa
Tenggara
Barat
37 Kawasan Taman
Nasional Komodo
Lingkungan
Hidup
Kab.
ManggaraiBarat
Nusa
TenggaraBarat
38 Kawasan Gunung
Rinjani
Lingkungan
Hidup
Kab. Lombok
Utara, Kab.
Lombok
Tengah, Kab.
Lombok Timur
Nusa
Tenggara
Barat
39 Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Mbay
Ekonomi Kab. Ngada Nusa
Tenggara
Timur
40 Kawasan
Perbatasan Darat
RI dengan negara
Timor Leste
Pertahanan
dan
Keamanan
Kab. Kupang,
Kab. Timor
Tengah Utara,
Kab. Belu
Nusa
Tenggara
Timur
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 79/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya60
NO
KAWASAN
STRATEGISNASIONAL
SUDUT
KEPENTINGAN
KOTA /
KABUPATEN *) PROVINSISTATUS
HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
41 Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 5
pulau kecil terluar
(Pulau Alor,
Batek, Dana,
Ndana, danMangudu) dengan
negara Timor
Leste/Australia
Pertahanan
dan
Keamanan
Kab. Kupang,
Kab. Timor
Tengah Utara,
Kab. Belu
Nusa
Tenggara
Timur
42 Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Khatulistiwa
Ekonomi Kab. Sanggau Kalimantan
Barat
43 Kawasan Stasiun
Pengamat
DirgantaraPontianak
Penggunaan
Sumberdaya
Alam danTeknologi
Tinggi
Kota
Pontianak
Kalimantan
Barat
44 Kawasan Taman
Nasional Betung
Kerihun
Lingkungan
Hidup
Kab. Kapuas
Hulu
Kalimantan
Barat
45 Kawasan
Perbatasan Darat
RI dan Jantung
Kalimantan (Heart
of Borneo)
Pertahanan
dan
Keamanan
Kab. Sambas,
Kab. Kapuas
Hulu, Kab.
Sanggau,
Kalimantan
Barat,
Kalimantan
Timur
46 Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Daerah Aliran
Sungai Kahayan
Kapuas dan Barito
Ekonomi Kota
Palangkaraya,
Kab. Pulang
Pisau, Kab.
Kapuas, Kab.
Barito Selatan
Kalimantan
Tengah
47 Kawasan Taman
Nasional Tanjung
Putting
Lingkungan
Hidup
Kab.
Kotawaringin
Barat,
Kalimantan
Tengah
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 80/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 61
NO
KAWASAN
STRATEGISNASIONAL
SUDUT
KEPENTINGAN
KOTA /
KABUPATEN *) PROVINSISTATUS
HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kabupaten
Seruyan
48 Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Batulicin
Ekonomi Kab.
Kotabaru,
Kab. Tanah
Bumbu
Kalimantan
Selatan
49 Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Samarinda,
Sanga-Sanga,
Muara Jawa, dan
Balikpapan
Ekonomi Kota
Samarinda,
Kab. Kutai
Kalimantan
Timur
50 Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 18
pulau kecil terluar
(Pulau Sebatik,
Gosong Makasar,
Maratua, Sambit,
Lingian, Salando,
Dolangan,
Bangkit,Mantewaru,
Makalehi,
Kawalusu, Kawio,
Marore, Batu
Bawaikang,
Miangas,
Marampit, Intata,
dan Kakarutan)
dengan negara
Pertahanan
dan
Keamanan
Kab. Nunukan,
Kab. Berau,
Kab. Tolitoli,
Kab. Boolang
Mongondow
Utara, Kab.
Kep. Sitaro,
Kab. Kep.
Sangihe, Kab.
SangiheTalaud, Kab.
Kep. Talaud
Kalimantan
Timur,
Sulawesi
Tengah dan
Sulawesi
Utara)
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 81/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya62
NO
KAWASAN
STRATEGISNASIONAL
SUDUT
KEPENTINGAN
KOTA /
KABUPATEN *) PROVINSISTATUS
HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Malaysia dan
Philipina
51 Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Manado – Bitung
Ekonomi Kota Manado,
Kota Bitung
Sulawesi
Utara
52 Kawasan
Konservasi dan
Wisata Daerah
Aliran Sungai
Tondano
Lingkungan
Hidup
Kab.
Minahasa,Kab
. Minahasa
Utara, Kota
Tomohon,
Kota Manado
Sulawesi
Utara
53 Kawasan
Pengembangan
Ekonomi TerpaduBatui
Ekonomi Kab. Banggai Sulawesi
Tengah
54 Kawasan Poso
dan Sekitarnya
Sosial Budaya Kab. Poso Sulawesi
Tengah
55 Kawasan Kritis
Lingkungan
Balingara
Lingkungan
Hidup
Kab. Tojo
Una-Una
Sulawesi
Tengah
56 Kawasan Kritis
Lingkungan Buol -
Lambunu
Lingkungan
Hidup
Kabupaten
Buol,
Kabupaten
Donggala ,Kabupaten
Parigi
Moutong ,
Kabupaten
Toli-Toli
Sulawesi
Tengah
57 Kawasan
Perkotaan
Makassar – Maros
– Sungguminasa –
Ekonomi Kota
Makassar,
Kab. Maros,
Kab. Gowa,
Sulawesi
Selatan
Perpres
No. 55 Tahun
2011 tentang
Rencana
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 82/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 63
NO
KAWASAN
STRATEGISNASIONAL
SUDUT
KEPENTINGAN
KOTA /
KABUPATEN *) PROVINSISTATUS
HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Takalar
(Mamminasata)
Kab. Takalar Tata Ruang
Kawasan
Perkotaan
Makassar,
Maros,
Sungguminas
a, Takalar58 Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Parepare
Ekonomi Kota Pare-
Pare, Kab.
Barru
Sulawesi
Selatan
59 Kawasan Toraja
dan Sekitarnya
Sosial Budaya Kab. Tana
Toraja, Kab.
Toraja Utara
Sulawesi
Selatan
60 Kawasan Stasiun
Bumi Sumber
Alam Parepare
Penggunaan
Sumberdaya
Alam danTeknologi
Tinggi
Kota Pare-
Pare
Sulawesi
Selatan
61 Kawasan Soroako
dan Sekitarnya
Sosial Budaya Kab. Luwu Sulawesi
Selatan
62 Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Buton, Kolaka,
dan Kendari
Ekonomi Kab. Buton,
Kab. Kolaka,
Kota Kendari
Sulawesi
Tenggara
63 Kawasan Taman
Nasional Rawa
Aopa - Watumohai
dan Rawa Tinondo
Lingkungan
Hidup
Kota Kendari,
Kab. Kolaka,
Kab. Buton,
Sulawesi
Tenggara
64 Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Seram
Ekonomi Pulau Seram
Kab. Maluku
Tengah
Maluku
65 Kawasan Laut Sosial Budaya Kab. Maluku Maluku
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 83/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya64
NO
KAWASAN
STRATEGISNASIONAL
SUDUT
KEPENTINGAN
KOTA /
KABUPATEN *) PROVINSISTATUS
HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Banda Tengah
66 Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 20
pulau kecil terluar
(Pulau Ararkula,
Karaweira,
Panambulai,
Kultubai Utara,
Kultubai Selatan,
Karang, Enu, Batu
Goyang, Larat,
Asutubun, Selaru,
Batarkusu,
Masela,
Miatimiarang, Leti,Kisar, Wetar,
Liran, Kolepon,
dan Laag) dengan
negara Timor
Leste/Australia
Pertahanan
dan
Keamanan
Prov. Maluku:
Kab. Maluku
tenggara, Kota
Tual, Kab.
Kep. Aru, Kab.
Maluku
Tenggara
Barat, Kab.
Maluku Barat
Daya, Prov.
Papua: Kab.
Merauke
Maluku dan
Papua
67 Kawasan
Perbatasan Laut
RI termasuk 8
pulau kecil terluar
(Pulau Jiew,Budd, Fani,
Miossu, Fanildo,
Bras, Bepondi,
dan Liki) dengan
negara Palau
Pertahanan
dan
Keamanan
Kab.
Halmahera,
Kab. Sorong,
Kab. Biak
Numfor, Kab.Jayapura
Maluku
Utara,
Papua
Barat, dan
Papua
68 Kawasan
Konservasi
Keanekaragaman
Hayati Raja Ampat
Lingkungan
Hidup
Kab. Raja
Ampat
Papua
Barat
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 84/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 65
NO
KAWASAN
STRATEGISNASIONAL
SUDUT
KEPENTINGAN
KOTA /
KABUPATEN *) PROVINSISTATUS
HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
69 Kawasan
Pengembangan
Ekonomi Terpadu
Biak
Ekonomi Kab. Biak
Numfor
Papua
70 Kawasan Stasiun
Bumi Satelit
Cuaca danLingkungan
Penggunaan
Sumberdaya
Alam danTeknologi
Tinggi
Kab. Biak
Numfor
Papua
71 Kawasan Stasiun
Telemetry
Tracking and
Command
Wahana Peluncur
Satelit
Penggunaan
Sumberdaya
Alam dan
Teknologi
Tinggi
Kab. Biak
Numfor
Papua
72 Kawasan Timika Sosial Budaya Kab. Mimika Papua
73 Kawasan Taman
Nasional Lorentz
Lingkungan
Hidup
Kab. Mimika,
Kab. Asmat,
Kab. Nduga,
Kab.
Yahukimo,
Kab.
Jayawijaya,
Kab. Lanny
Jaya, Kab.
Puncak Jaya,
Kab. Puncak,
Kab. Paniai
Papua
74 Kawasan
Konservasi
Keanekaragaman
Hayati Teluk
Bintuni
Lingkungan
Hidup
Kab. Tel.
Bintuni
Papua
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 85/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya66
NO
KAWASAN
STRATEGISNASIONAL
SUDUT
KEPENTINGAN
KOTA /
KABUPATEN *) PROVINSISTATUS
HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
75 Kawasan
Perbatasan Darat
RI dengan negara
Papua Nugini
Pertahanan
dan
Keamanan
Kota
Jayapura,
Kab. Keerom,
Kab.
Pegunungan
Bintang, Kab.
Boven Digoel,Kab. Merauke
Papua
76 Kawasan
Perbatasan
Negara termasuk
19 pulau kecil
terluar (Pulau
Simeulucut, Salaut
Besar, Raya,
Rusa, Benggala,
Simuk, Wunga,Sibarubaru,
Sinyaunyau,
Enggano, Mega,
Batu Kecil, Deli,
Manuk, Nusa
Kambangan,
Barung, Sekel,
Panehan, dan
Sophialouisa)
yang berhadapandengan laut lepas
Pertahanan
dan
Keamanan
Prov. NAD:
Kab. Simelue,
Kab. Aceh
Barat, Kab.
Aceh Besar,
Prov Sumut:
Kab. Nias,
Prov Sumbar:
Kab. Kep.Mentawai,
Prov.
Bengkulu:
Kab. Bengkulu
Utara, Prov.
Lampung:
Kab.
Tanggamus,
Prov. Banten:
Kab.Pandeglang,
Prov. Jabar:
Kab.
Tasikmalaya,
Prov. Jateng:
Kab. Cilacap,
Prov. Jatim:
Kab. Jember,
Kab.
Nanggroe
Aceh
Darussalam,
Sumatera
Utara,
Sumatera
Barat,
Bengkulu,
Lampung,Banten,
Jawa Barat,
Jawa
Tengah,
Jawa Timur,
dan Nusa
Tenggara
Barat
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 86/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 67
NO
KAWASAN
STRATEGISNASIONAL
SUDUT
KEPENTINGAN
KOTA /
KABUPATEN *) PROVINSISTATUS
HUKUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Trenggalek,
Prov. NTB:
Kab. Lombok
Barat
Ket: *) Penentuan kabupaten/kota yang menjadi wilayah delineasi KSN
masih dapat berubah sebelum Perpres RTRW KSN ditetapkan.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 87/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya68
3.2 RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Beberapa arahan yang harus diperhatikan dari RTRW KSN
dalam penyusunan RPI2-JM Cipta Karya Kabupaten/Kota
adalah sebagai berikut:
a. Cakupan delineasi wilayah yang ditetapkan dalam KSN.
b. Arahan kepentingan penetapan KSN, yang dapat berupa:
i. Ekonomi
ii. Lingkungan Hidup
iii. Sosial Budayaiv. Pendayagunaan Sumberdaya alam dan Teknologi
Tinggi
v. Pertahanan dan Keamanan
c. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang
yang mencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan
budidayab) Arahan pengembangan pola ruang terkait
bidang Cipta Karya seperti pengembangan
RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait
keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana
sarana air minum, air limbah, persampahan, dan
drainase
iii. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana
pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk
bidang Cipta Karya.
Adapun RTRW KSN yang telah ditetapkan sampai saat ini
adalah sebagai berikut:
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 88/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 69
a. Perpres No. 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang
Kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi,Puncak, Cianjur;
b. Perpres No. 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar,
dan Tabanan;
c. Perpres No. 55 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Kawasan Perkotaan Makassar, Maros,
Sungguminasa, Takalar;
d. Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana TataRuang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang,
dan Karo;
e. Perpres No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan
Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda;
f. Perpres No. 87 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Kawasan Batam, Bintan, dan Karimun.
3.3 Arahan Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau
Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci
dan operasionalisasi dari RTRWN. Adapun arahan yang harus
diperhatikan dari RTR Pulau untuk penyusunan RPI2-JM
Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang
antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan
lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola
ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan
RTH.
b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang
memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat
dikembangkan dan yang harus dikendalikan.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 89/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya70
c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur
ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya sepertipengembangan prasarana sarana air minum, air limbah,
persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.
Hingga saat ini RTRW Pulau yang telah ditetapkan adalah:
a. Perpres No. 88 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Pulau Sulawesi;
b. Perpres No. 3 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Pulau Kalimantan;c. Perpres No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Pulau Sumatera;
d. Perpres No. 28 Tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Pulau Jawa-Bali.
3.4 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Provinsi
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi ditetapkan
melalui Peraturan Daerah Provinsi, dan beberapa arahan
yang harus diperhatikan dari RTRW Provinsi untuk
penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah:
a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang
yang mencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan
budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait
bidang Cipta Karya seperti pengembangan
RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait
keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 90/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 91/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya72
n. Perda No. 13 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Sumatera Barat.
3.5 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten/Kota
Sesuai dengan amanat UU No. 26 Tahun 2007, Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota ditetapkan oleh
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Adapun arahan dalamRTRW Kabupaten/Kota yang perlu diperhatikan dalam
penyusunan RPI2-JM Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK)
yang didasari sudut kepentingan:
i. Pertahanan keamanan
ii. Ekonomi
iii. Lingkungan hidup
iv. Sosial budayav. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi
tinggi
b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang
yang mencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan
budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait
bidang Cipta Karya seperti pengembangan
RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait
keciptakaryaan seperti pengembangan prasarana
sarana air minum, air limbah, persampahan,
drainase, RTH, Rusunawa, maupun Agropolitan.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 92/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya 73
c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana
bidang Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakupketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan
lindung, kawasan budidaya, sistem perkotaan, dan
jaringan prasarana.
d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola
ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta
Karya.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 93/366
Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya74
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 94/366
75Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
BAB IV
ARAHAN STRATEGIS NASIONAL
4.1 Kawasan Strategis Nasional (KSN)
Sesuai dengan arahan pada Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun
2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kawasan
Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara
nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan
negara, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk
wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia. Penetapan
Kawasan Strategis Nasional dilakukan berdasarkan beberapakepentingan, yaitu:
a. pertahanan dan keamanan
b. pertumbuhan ekonomi
c. sosial dan budaya
d. pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi
e. fungsi dan daya dukung lingkungan hidup
Adapun daftar lengkap Kawasan Strategis Nasional (KSN) telah
dipaparkan pada bab sebelumnya.
4.2 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Strategis
Nasional atau PKSN adalah kawasan perkotaan yang ditetapkan untuk
mendorong pengembangan kawasan perbatasan negara. Penetapan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 95/366
76 Pedoman Penyusunan RP2-IJM Bidang Cipta Karya
PKSN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada
pasal 15, yaitu sebagai berikut:
a. pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas
batas dengan negara tetangga
b. pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang
internasional yang menghubungkan dengan negara tetangga
c. pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang
menghubungkan wilayah sekitarnya
d. pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi
yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.
Adapun daftar lengkap Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) telah
dipaparkan pada bab sebelumnya.
4.3 Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Nasional
atau PKN adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani
kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi.
Penetapan PKN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat
pada pasal 14, yaitu sebagai berikut:
a. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan
internasional
b. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat
kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani
beberapa provinsi
c. kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul
utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi
PKN suatu wilayah dapat berupa kawasan megapolitan, kawasan
metropolitan, kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang,
atau kawasan perkotaan kecil. Adapun daftar lengkap Pusat Kegiatan
Nasional (PKN) telah dipaparkan pada bab sebelumnya.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 96/366
77Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
4.4 Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI)
Berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi
Indonesia 2011-2025, Masterplan Percepatan dan Perluasan
Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan arahan
strategis dalam percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi
Indonesia untuk periode 15 (lima belas) tahun terhitung sejak tahun
2011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 dan melengkapidokumen perencanaan.
Pengembangan MP3EI difokuskan pada Kawasan Perhatian Investasi
(KPI) yang diidentifikasikan sebagai satu atau lebih kegiatan ekonomi
atau sentra produksi yang terikat atau terhubung dengan satu atau
lebih faktor konektivitas dan SDM IPTEK. Pendekatan KPI dilakukan
untuk mempermudah identifikasi, pemantauan, dan evaluasi atas
kegiatan ekonomi atau sentra produksi yang terikat dengan faktorkonektivitas dan SDM IPTEK yang sama.
KPI dapat menjadi KPI prioritas dengan kriteria sebagai berikut:
a. Total nilai investasi pada setiap KPI yang bernilai signifikan
b. Keterwakilan Kegiatan Ekonomi Utama yang berlokasi pada setiap
KPI
c. Dukungan Pemerintah dan Pemerintah Daerah terhadap sentra-
sentra produksi di masing-masing KPI
d. Kesesuaian terhadap beberapa kepentingan strategis (dampak
sosial, dampak ekonomi, dan politik) dan arahan Pemerintah
(Presiden RI)
Adapun KPI berdasarkan arahan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun
2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia 2011-2025 dipaparkan pada Tabel 4.1.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 97/366
78 Pedoman Penyusunan RP2-IJM Bidang Cipta Karya
Tabel 4.1 Penetapan Lokasi Kawasan Perhatian Investasi (KPI)
Berdasarkan Arahan Perpres Nomor 32 Tahun 2011
NO KORIDOR KPI
(1) (2) (3)
1 Koridor Ekonomi (KE)
Sumatera
Sei Mangkei
Tapanuli Selatan
Dairi
Dumai
Tj Api-Api – Tj Carat
Muaraenim –
Pendopo
Palembang
Prabumulih
Bangka Barat, Babel
Batam
Bandar Lampung
Lampung Timur
Besi Baja Cilegon
2 Koridor Ekonomi (KE) Jawa Banten
DKI Jakarta
Karawang
Bekasi
Purwakarta
Cilacap
Surabaya
GresikLamongan
Pasuruan
3 Koridor Ekonomi (KE) Bali –
Nusa Tenggara
Badung
Buleleng
Lombok Tengah
Kupang
Sumbawa Barat
Aegela
Nusa Penida
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 98/366
79Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
NO KORIDOR KPI
(1) (2) (3)
Sumbawa
4 Koridor Ekonomi (KE)
Kalimantan
Kutai Kertanegara
Kutai Timur
Rapak dan Ganal
Kotabaru
Ketapang
Kotawaringin Barat
Kapuas
Pontianak
Bontang
Tanah Bumbu
Sanggau
Penajam Paser Utara
5 Koridor Ekonomi (KE)
Sulawesi
Makassar
Palopo (Luwu)Mamuju-Mamasa
Parepare
Kendari
Kolaka
Konawe Utara
Morowali
Parigi Moutang
BanggaiBitung
6 Koridor Ekonomi (KE)
Papua – Kep. Maluku
Merauke (Mifee)
Timika
Halmahera
Teluk Bintuni
Morotai
AmbonManokwari
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 99/366
80 Pedoman Penyusunan RP2-IJM Bidang Cipta Karya
4.5 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Sesuai dengan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011
tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan
Ekonomi Khusus atau KEK adalah kawasan dengan batas tertentu
dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan
memperoleh fasilitas tertentu. KEK terdiri atas satu atau beberapa zona,
antara lain pengolahan ekspor, logistik, industri, pengembangan
teknologi, pariwisata, energi, dan ekonomi lainnya. Pembentukan KEK
tersebut dapat melalui usulan dari Badan Usaha yang didirikan di
Indonesia, pemerintah kabupaten/kota, dan pemerintah provinsi, yang
ditujukan kepada Dewan Nasional. Selain itu, Pemerintah Pusat juga
dapat menetapkan suatu wilayah sebagai KEK yang dilakukan
berdasarkan usulan kementerian/lembaga pemerintah non kementerian.
Sedangkan lokasi KEK yang diusulkan dapat merupakan area baru
maupun perluasan dari KEK yang sudah ada.
Usulan lokasi KEK harus memenuhi beberapa kriteria antara lain :
a. sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidak berpotensi
mengganggu kawasan lindung;
b. adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan/atau pemerintah
kabupaten/kota yang bersangkutan;
c. terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdagangan
internasional atau dekat dengan jalur pelayaran internasional di
Indonesia atau terletak pada wilayah potensi sumber daya
unggulan;
d. mempunyai batas yang jelas.
Adapun KEK berdasarkan arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2
Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus
dipaparkan pada Tabel 4.2.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 100/366
81Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 4.2 Penetapan Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)
Berdasarkan Arahan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011
NO LOKASI KAWASAN EKONOMI KHUSUS
(1) (2) (3)
1 Kabupaten Simalungun,
Sumatera Utara
Kawasan Ekonomi Khusus Sei
Mangke
2 Kabupaten Pandeglang,
Banten
Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung
Lesung
3 Kabupaten Kutai Timur,
Kalimantan Tmur
Kawasan Ekonomi Khusus Maloy
4 Kota Bitung, Sulawesi Utara Kawasan Ekonomi Khusus Bitung
Untuk mengisi Bab 3 pada Buku RPI2-JM, maka setiap kabupaten/kota
perlu mengetahui status KSN, PKN, PKSN, KPI MP3EI, dan KEK yang
dimiliki oleh masing-masing kabupaten/kota. Adapun penetapan lokasi
KSN dapat dilihat pada Lampiran X PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang
RTRWN atau pada Bab 3 pada Buku Pedoman ini. Untuk penetapan lokasi
PKSN dan PKN dapat dilihat pada Lampiran II PP Nomor 26 Tahun 2008
tentang RTRWN atau pada Bab 3 pada Buku Pedoman ini. Penetapanlokasi KPI MP3EI dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan penetapan lokasi KEK
pada Tabel 4.2. Selain itu, dalam melakukan pengisian status KSN, PKSN,
PKN, PKI MP3EI, dan KEK, perlu dilakukan koordinasi dengan Bappeda
masing-masing kabupaten/kota yang menyusun Rencana Tata Ruang
Wilayah.
Tabel 4.3 merupakan matriks yang dapat digunakan untuk pengisian Bab 3
pada Buku RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota.
Tabel 4.3 Matriks Isian Lokasi KSN, PKSN, PKN, PKI MP3EI, dan KEK
di Kabupaten/Kota .....
KSN
PKN PKSN KPIMP3EI
KEKKSN
SUDUTKEPENTINGAN
STATUSHUKUM
RTRW KSN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 101/366
82 Pedoman Penyusunan RP2-IJM Bidang Cipta Karya
Keterangan cara pengisian kolom:
(1) Isilah nama Kawasan Strategis Nasional (KSN) sesuai denganTabel 3.3 (kolom 2) jika seluruh atau sebagian kabupaten/kotatersebut merupakan bagian dari KSN.Contoh: Kawasan Selat Sunda, Kawasan Taman Nasional GunungMerapi, dll.
(2) Isilah nama sudut kepentingan sesuai dengan Tabel 3.3 (kolom 3)
jika kabupaten/kota tersebut merupakan bagian dari KSN.Contoh: ekonomi, lingkungan hidup, dll.
(3) Jika RTRW KSN sudah ditetapkan melalui Perpres, isilah nomorPerpres penetapan RTRW KSN. Kolom ini dapat dikosongkan jika
RTRW KSN belum ditetapkan.Contoh: Perpres No. 62 Tahun 2011 tentang Rencana Tata RuangKawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang, dan Karo.
(4) Isilah nama Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sesuai dengan Tabel3.1 (kolom 3) jika seluruh atau sebagian kabupaten/kota tersebutmerupakan bagian dari PKN.Contoh: PKN Kawasan Perkotaan Manado-Bitung, PKN Sorong, dll.
(5) Isilah nama Pusat Kegiatan Kegiatan Nasional (PKSN) sesuai
dengan Tabel 3.2 (kolom 2) jika seluruh atau sebagiankabupaten/kota tersebut merupakan bagian dari PKSN.Contoh: PKSN Paloh - Aruk (Kab. Sambas), PKSN Daruba (Kab.Pulau Morotai), dll.
(6) Isilah nama Kawasan Perhatian Investasi (KPI) MP3EI sesuai
dengan Tabel 4.1 (kolom 3) jika seluruh atau sebagiankabupaten/kota tersebut merupakan bagian dari KPI MP3EI.Contoh: KPI Ketapang, KPI Merauke (Mifee), dll.
(7) Isilah nama Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sesuai dengan Tabel4.2 (kolom 3) jika seluruh atau sebagian kabupaten/kota tersebutmerupakan bagian dari KEK.Contoh: Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangke, Kawasan EkonomiKhusus Maloy.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 102/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 103/366
84 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
d. Klaster D ditujukan dalam rangka pengembangan kegiatan
pemberdayaan masyarakat Bidang Cipta Karya yang bertujuan
penanggulangan kemiskinan di perkotaan dan perdesaan.e. Klaster E ditujukan untuk kabupaten/kota yang memiliki program
inovasi baru Bidang Cipta Karya yang diusulkan secara kompetitif
dan selektif.
5.1 Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster A
Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional pada Klaster A merupakan
kabupaten/ kota yang merupakan Pusat Kegiatan Nasional (PKN),Pusat-Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) di dalam KSN dan
kabupaten/kota di dalam kawasan metropolitan, serta kawasan strategis
lainnya (KEK, MP3EI) yang telah memiliki Perda RTRW dan Perda
Bangunan Gedung. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan
dengan menggunakan kriteria-kriteria di atas, sampai dengan akhir
tahun 2013 diidentifikasi sebanyak 94 (sembilan puluh empat)
kabupaten/kota di Indonesia yang termasuk pada Kabupaten/Kota
Prioritas Strategis Nasional Klaster A, yang dipaparkan pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Daftar Kabupaten/Kota Prioritas Strategis Nasional Klaster A
NO KAB/KOTAPKN
(PP
26/2008)
PKSN(PP
26/2008)
KSN(PP
26/2008)
KEK(PP
2/2011)
KPI-
MP3EI(Perpres
32/2011)
PERDA
RTRW
PERDA
BANGUNAN
GEDUNG
1
KOTA BANDA
ACEH
2 ACEH BARAT
3 AGAM
4 BATANG HARI
5
KOTA
PALEMBANG
6
OGAN
KOMERING ILIR
7 REJANG LEBONG
8 TANGGAMUS
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 104/366
85Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
NO KAB/KOTAPKN
(PP
26/2008)
PKSN(PP
26/2008)
KSN(PP
26/2008)
KEK(PP
2/2011)
KPI-
MP3EI(Perpres
32/2011)
PERDA
RTRW
PERDA
BANGUNAN
GEDUNG
9 LAMPUNG TIMUR
10 BINTAN
11
KEPULAUAN
SERIBU
12
JAKARTA
SELATAN
13 JAKARTA TIMUR
14 JAKARTA BARAT
15 JAKARTA UTARA
16 JAKARTA PUSAT
17 KAB BOGOR
18 KOTA BANDUNG
19 KOTA BOGOR
20 KAB BANDUNG
21 KOTA CIREBON
22
KOTA
TASIKMALAYA
23 KOTA SUKABUMI
24 CILACAP
25 KOTA SEMARANG
26 KENDAL
27
KOTA
SURAKARTA
28 PURWOREJO
29 BOYOLALI
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 105/366
86 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
NO KAB/KOTAPKN
(PP
26/2008)
PKSN(PP
26/2008)
KSN(PP
26/2008)
KEK(PP
2/2011)
KPI-
MP3EI(Perpres
32/2011)
PERDA
RTRW
PERDA
BANGUNAN
GEDUNG
30 MAGELANG
31 KLATEN
32 SUKOHARJO
33 PATI
34 KARANGANYAR
35 YOGYAKARTA
36 SLEMAN
37 KULON PROGO
38 GRESIK
39 KOTA MALANG
40 LAMONGAN
41 BANGKALAN
42 JOMBANG
43 KOTA BLITAR
44 PANDEGLANG
45 KOTA SERANG
46 LOMBOK TENGAH
47 LOMBOK TIMUR
48
SUMBAWA
BARAT
49 KOTA KUPANG
50
MANGGARAI
BARAT
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 106/366
87Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
NO KAB/KOTAPKN
(PP
26/2008)
PKSN(PP
26/2008)
KSN(PP
26/2008)
KEK(PP
2/2011)
KPI-
MP3EI(Perpres
32/2011)
PERDA
RTRW
PERDA
BANGUNAN
GEDUNG
51 ALOR
52 BELU
53 SUMBA TIMUR
54
KOTA
PONTIANAK
55 KOTABARU
56
KOTA
BANJARMASIN
57 BANJAR
58 BARITO KUALA
59
HULU SUNGAI
UTARA
60 KOTA TARAKAN
61
KOTA
GORONTALO
62 POSO
63 TOJO UNA-UNA
64 KOTA PALU
65
PARIGI
MOUTONG
66 TOLITOLI
67 BARRU
68 MAROS
69 TANA TORAJA
70 TORAJA UTARA
71 TAKALAR
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 107/366
88 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
NO KAB/KOTAPKN
(PP
26/2008)
PKSN(PP
26/2008)
KSN(PP
26/2008)
KEK(PP
2/2011)
KPI-
MP3EI(Perpres
32/2011)
PERDA
RTRW
PERDA
BANGUNAN
GEDUNG
72 WAJO
73 KOTA KENDARI
74 KOLAKA
75 MALUKU TENGAH
76 KOTA TERNATE
77 MIMIKA
78 NABIRE
79 KAB SORONG
80 MEDAN*
81 KOTA PADANG*
82 PEKANBARU*
83
KOTA
BENGKULU*
84
BANDAR
LAMPUNG*
85
KOTA PANGKAL
PINANG*
86
KOTA
DENPASAR*
87
KOTA
MATARAM*
88 BULUNGAN*
89 MAMUJU*
90 AMBON*
91 PACITAN**
92 SUMENEP**
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 108/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 109/366
90 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
NO KAB/KOTAPKN(PP
26/2008)
PKSN(PP
26/2008)
KSN(PP
26/2008)
KEK(PP
2/2011)
KPI-
MP3EI(Perpres
32/2011)
PERDA
RTRW
7 KERINCI
8 LUBUKLINGGAU
9 EMPAT LAWANG
10 MUARA ENIM
11 NATUNA
12 KARIMUN
13 KAB BEKASI
14 KOTA BEKASI
15 KAB SUKABUMI
16 CIANJUR
17 CIREBON
18 MAJALENGKA
19 KARAWANG
20 CIMAHI
21 SALATIGA
22 KAB SEMARANG
23 GROBOGAN
24 DEMAK
25 BREBES
26 SIDOARJO
27 KAB PASURUAN
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 110/366
91Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
NO KAB/KOTAPKN
(PP
26/2008)
PKSN(PP
26/2008)
KSN(PP
26/2008)
KEK(PP
2/2011)
KPI-
MP3EI(Perpres
32/2011)
PERDA
RTRW
28 KOTA MOJOKERTO
29 KAB MALANG
30 KOTA KEDIRI
31 KOTA BATU
32 MOJOKERTO
33 CILEGON
34 KOTA TANGERANG
35 TANGERANG
36 TANGERANG SELATAN
37 KAB SERANG
38 LEBAK
39 GIANYAR
40 TABANAN
41 BIMA
42 LOMBOK UTARA
43 KOTA BIMA
44 DOMPU
45 TIMOR TENGAH UTARA
46 NGADA
47 KABUPATEN KUPANG
48 SUKAMARA
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 111/366
92 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
NO KAB/KOTAPKN(PP
26/2008)
PKSN(PP
26/2008)
KSN(PP
26/2008)
KEK(PP
2/2011)
KPI-
MP3EI(Perpres
32/2011)
PERDA
RTRW
49 KOTA BALIKPAPAN
50 MALINAU
51 BITUNG
52 BOLAANG
MONGONDOW UTARA
53 POHUWATO
54 BOALEMO
55 BANGGAI
56 DONGGALA
57 BUOL
58 SIGI
59 MOROWALI
60 KOTA PARE-PARE
61 LUWU
62 GOWA
63 MALUKU TENGGARA
64 KEPULAUAN ARU
65
MALUKU TENGGARA
BARAT
66 MALUKU BARAT DAYA
67 KOTA TUAL
68 HALMAHERA TENGAH
69 PULAU MOROTAI
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 112/366
93Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
NO KAB/KOTAPKN
(PP
26/2008)
PKSN(PP
26/2008)
KSN(PP
26/2008)
KEK(PP
2/2011)
KPI-
MP3EI(Perpres
32/2011)
PERDA
RTRW
70 HALMAHERA SELATAN
71 HALMAHERA UTARA
72 HALMAHERA TIMUR
73 HALMAHERA BARAT
74 MERAUKE
75 JAYAPURA
76 BIAK NUMFOR
77 YAHUKIMO
78
PEGUNUNGAN
BINTANG
79 BOVEN DIGOEL
80 LANNY JAYA
81 TELUK BINTUNI
82 RAJA AMPAT
5.3 Kabupaten/Kota Klaster C dalam Rangka Pemenuhan
Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Klaster C merupakan kabupaten/kota yang menjadi prioritas
penanganan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal
(SPM) Bidang Cipta Karya, yaitu kabupaten/kota di luar Klaster A dan
Klaster B. Pemilihan prioritas kabupaten/kota dalam pemenuhan SPM
ditentukan berdasarkan karakteristik masing-masing daerah, antara lain
daerah yang rawan bencana alam, memiliki cakupan air minum/sanitasi
rendah, permukiman kumuh, dan daerah kritis atau miskin. Selain
memenuhi karakteristik tersebut, daerah juga harus memiliki komitmen
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 113/366
94 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
yang tinggi terhadap pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
dan memiliki program yang responsif.
5.4 Pemberdayaan Masyarakat (Klaster D)
Klaster D khusus dialokasikan bagi program-program pemberdayaan
masyarakat Bidang Cipta Karya, baik di perkotaan maupun perdesaan.
Program pemberdayaan masyarakat ini diperuntukkan dalam rangka
pengentasan kemiskinan, sesuai dengan amanat pembangunan
nasional.
5.5 Kabupaten/Kota Klaster E bagi Daerah dengan Program dan
Inovasi yang Kreatif
Klaster E diperuntukkan untuk kabupaten/kota yang memiliki program
yang kreatif dan inovasi baru bagi pembangunan infrastruktur Bidang
Cipta Karya dan tercantum pada Rencana Terpadu dan ProgramInvestasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta
Karya. Pada Klaster E ini juga difasilitasi daerah yang berprestasi dan
memiliki inovasi baru.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 114/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 115/366
96 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
6.2 Gambaran Demografi
Gambaran demografi wilayah kabupaten/kota diperlukan sebagai dasarproyeksi demand infrastruktur Bidang Cipta Karya dan proyeksi
kebutuhan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada masa
yang akan datang.
Bab 4.2 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan gambaran demografi
antara lain sebagai berikut:
Jumlah penduduk secara keseluruhan Jumlah penduduk menurut jenis kelamin
Jumlah penduduk miskin
Laju pertumbuhan penduduk
Persebaran penduduk
6.3 Gambaran Topografi
Gambaran topografi diperlukan sebagai salah satu dasar pertimbangan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, termasuk keputusan
pemilihan inovasi teknologi yang tepat untuk diterapkan.
Bab 4.3 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan gambaran topografi
antara lain sebagai berikut:
Peta ketinggian dan kontur wilayah skala 1:50.000 untuk kabupaten
dan 1:25.000 untuk kota
Penjelasan kondisi ketinggian dan kontur wilayah kabupaten/kota
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 116/366
97Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
6.4 Gambaran Geohidrologi
Gambaran geohidrologi diperlukan untuk mengetahui kondisi sumber airbaku, kondisi penggunaan air tanah di kabupaten/kota sebagai dasar
pertimbangan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.
Bab 4.4 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan gambaran geohidrologi
antara lain sebagai berikut:
Peta wilayah sungai/DAS dengan skala 1:50.000 untuk kabupaten
dan 1:25.000 untuk kota
Deskripsi penggunaan air tanah di kabupaten/kota
Deskripsi wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) di wilayah
kabupaten/kota
6.5 Gambaran Geologi
Gambaran geologi diperlukan untuk mengetahui kondisi tingkat
kerawanan bencana suatu wilayah dan untuk menentukan pilihan
teknologi yang tepat guna bagi pembangunan infrastruktur Bidang Cipta
Karya.
Bab 4.5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan gambaran geologi antara
lain sebagai berikut:
Peta geologi dengan skala 1:50.000 untuk kabupaten dan 1:25.000
untuk kota
Peta jenis tanah dengan skala 1:50.000 untuk kabupaten dan
1:25.000 untuk kota
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 117/366
98 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
6.6 Gambaran Klimatologi
Gambaran klimatologi diperlukan sebagai pertimbangan perencanaanpembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, baik dari segi
pertimbangan waktu serta pertimbangan penerapan teknologi tepat
guna.
Bab 4.6 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan gambaran klimatologi
antara lain sebagai berikut:
Tabel keadaan cuaca bulanan kabupaten/kota, antara laintemperatur, kelembaban, dan curah hujan
Narasi mengenai kondisi klimatologi di kabupaten/kota
6.7 Kondisi Sosial dan Ekonomi
Menjabarkan kondisi-kondisi sosial yang menonjol seperti adat istiadat
masyarakat Kabupaten/Kota sedangkan gambaran ekonomi
menjabarkan data dan informasi kondisi ekonomi daerah. Kondisi
perekonomian daerah mencakup kondisi perkembangan PDRB, laju
tingkat investasi (ICOR), laju inflasi daerah, dan potensi ekonomi
(pertanian, pertambangan, industri, perdagangan dan jasa, pariwisata).
Bab 4.7 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan gambaran sosial dan
ekonomi antara lain sebagai berikut:
Tabel perkembangan tingkat pendidikan masyarakat
Tabel perkembangan jumlah penduduk miskin kabupaten/kota
Tabel perkembangan PDRB kabupaten/kota
Grafik laju tingkat investasi (ICOR)
Tabel dan grafik laju inflasi daerah
Tabel potensi ekonomi (pertanian, pertambangan, industri,
perdagangan dan jasa, serta pariwisata)
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 118/366
99Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
BAB VII
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN/KOTA
Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya berisikan keterpaduan strategipengembangan kabupaten/kota berdasarkan arahan kebijakan Daerah
yang ada, antara lain arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten/Kota, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD), Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung, Rencana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum (RI-SPAM), Arahan Strategi Sanitasi Kota
(SSK), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP)
Kabupaten/Kota, serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di
Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK).
7.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota
Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, kabupaten/kota wajib menyusun Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota yang ditetapkan olehPeraturan Daerah Kabupaten/kota. Dalam penyusunan RPI2-JM Bidang
Cipta Karya, beberapa yang perlu diperhatikan dari RTRW
Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang
didasari sudut kepentingan:
i. Pertahanan keamanan
ii. Ekonomi
iii. Lingkungan hidupiv. Sosial budaya
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 119/366
100 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi
b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang
mencakup:i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta
Karya seperti pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait keciptakaryaan
seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air
limbah, persampahan, drainase, RTH, Rusunawa, maupun
Agropolitan.c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang
Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum
peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya,
sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.
d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan
struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) diperlukan sebagai dasarpembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Pada pembangunan
infrastruktur skala kawasan, pembangunan infrastruktur Bidang Cipta
Karya diarahkan pada lokasi KSK, dan diharapkan keterpaduan
pembangunan dapat terwujud. Tabel 7.1 memaparkan identifikasi
arahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya, Tabel 7.2
memaparkan identifikasi Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK),
serta Tabel 7.3 memaparkan identifikasi indikasi program khusus untuk
Bidang Cipta Karya. Jika RTRW di kabupaten/kota belum disahkan,maka
Tabel 7.1 Arahan RTRW Kabupaten/Kota untuk Bidang Cipta Karya
ARAHAN POLA RUANG ARAHAN STRUKTUR RUANG
(1) (2)
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 120/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 121/366
102 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 7.3 Identifikasi Indikasi Program RTRW Kabupaten/Kota terkait
Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
NO
USULAN
PROGRAM
UTAMA
LOKASI
MERUPAKAN
KSK
(YA/TIDAK)
SUMBERPENDANAAN
INSTANSIPELAKSANA
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Keterangan cara pengisian kolom:
(1) Nomor urut usulan program.
(2) Isilah usulan program utama yang terdapat pada bagian indikasi
program RTRW Kabupaten/Kota.
(3) Isilah lokasi yang diusulkan untuk pada program utama
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.
(4) Isian YA jika lokasi pada kolom (3) merupakan KSK yang
tercantum pada RTRW (Tabel 7.2), dan TIDAK jika lokasi pada
kolom (3) bukan merupakan KSK yang tercantum pada RTRW
(Tabel 7.2).
(5) Isilah sumber pendanaan program, dapat berupa APBN, APBD
Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, swasta, masyarakat, donor/BLN,
CSR, dll.
(6) Isilah instansi yang akan melaksanakan program, antara lain
Kementerian, Lembaga, SKPD Provinsi, SKPD Kabupaten/Kota,
swasta, masyarakat, dll.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 122/366
103Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
7.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun
berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut,
RPJM Daerah dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan
program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP
Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan
keuangan Daerah, strategi pembangunan Daerah, kebijakan umum,
dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan KerjaPerangkat Daerah, dan program kewilayahan disertai dengan rencana-
rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang
bersifat indikatif.
Penyusunan RPI2-JM tentu perlu mengacu pada rencana
pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD agar pembangunan
sektor Cipta Karya dapat terpadu dengan pembangunan bidang lainnya.
Oleh karena itu, ringkasan dari RPJMD perlu dikutip dalam RPI2-JM CKseperti visi, misi, serta arahan kebijakan bidang Cipta Karya di daerah.
Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Subbab Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) setidaknya berisi:
Kebijakan Pembangunan Daerah (berupa visi dan misi, strategi, arah
kebijakan, program, serta kebutuhan anggaran, khususnya untuk
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya) Kebijakan Keuangan Daerah (berupa strategi keuangan dan arah
kebijakan keuangan)
Indikator Kinerja (berupa indikator umum dan agenda prioritas)
7.3 Arahan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung
Penyusunan Perda Bangunan Gedung diamanatkan pada Peraturan
Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU 28
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 123/366
104 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, yang menyatakan bahwa
pengaturan dilakukan oleh pemerintah daerah dengan penyusunan
Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dengan
memperhatikan kondisi kabupaten/kota setempat serta penyebarluasan
peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk, dan standar teknis
bangunan gedung dan operasionalisasinya di masyarakat .
Perda Bangunan Gedung mengatur tentang persyaratan administrasi
dan teknis bangunan gedung. Salah satunya mengatur persyaratan
keandalan gedung, seperti keselamatan, kesehatan, kenyamanan dankemudahan. Persyaratan ini wajib dipenuhi untuk memberikan
perlindungan rasa aman bagi pengguna bangunan gedung dalam
melakukan aktifitas di dalamnya dan sebagai landasan operasionalisasi
penyelenggaraan bangunan gedung di daerah. Utamanya untuk daerah
rawan bencana, Perda Bangunan Gedung sangat penting sebagai
payung hukum di daerah dalam menjamin keamanan dan keselamatan
bagi pengguna. Ketersediaan Perda BG bagi kabupaten/kota
merupakan salah satu prasyarat dalam prioritas pembangunan bidangCipta Karya di kabupaten/kota.
Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Subbab Peraturan Daerah tentang
Bangunan Gedung setidaknya berisi:
Ketentuan fungsi bangunan gedung
Persyaratan bangunan gedung
Penyelenggaraan bangunan gedung Peran masyarakat dan pembinaan dalam penyelenggaraan
bangunan gedung
7.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RI-
SPAM)
Berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2007, Rencana Induk
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum adalah suatu rencana
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 124/366
105Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
jangka panjang (15-20 tahun) yang merupakan bagian atau tahap awal
dari perencanaan air minum jaringan perpipaan dan bukan jaringan
perpipaan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum pada satuperiode yang dibagi dalam beberapa tahapan dan memuat komponen
utama sistem beserta dimensi-dimensinya. RI-SPAM dapat berupa RI-
SPAM dalam satu wilayah administrasi maupun lintas
kabupaten/kota/provinsi. Penyusunan rencana induk pengembangan
SPAM memperhatikan aspek keterpaduan dengan prasarana dan
sarana sanitasi sejak dari sumber air hingga unit pelayanan dalam
rangka perlindungan dan pelestarian air.
Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Subbab Rencana Induk Sistem
Penyediaan Air Minum (RI-SPAM) setidaknya berisi:
Rencana Sistem Pelayanan
Rencana Pengembangan SPAM
Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum
7.5 Arahan Strategi Sanitasi Kota (SSK)
Strategi Sanitasi Kota adalah dokumen rencana strategis berjangka
menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor
sanitasi suatu Kota/Kabupaten, yang berisi potret kondisi sanitasi kota
saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi
jangka menengah. SSK disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten/Kotadidukung fasilitasi dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.
Dalam menyusun SSK, Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota berpedoman
pada prinsip:
a. Berdasarkan data aktual (Buku Putih Sanitasi);
b. Berskala kota dan lintas sektor (air limbah, drainase,
persampahan);
c. Disusun sendiri oleh kota dan untuk kota; dan
d. Menggabungkan pendekatan ‘top down’ dengan ‘bottom up’ .
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 125/366
106 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Subbab Strategi Sanitasi Kota (SSK)
setidaknya berisi: Kerangka kerja pembangunan sanitasi
Tujuan, sasaran, dan strategi sektor sanitasi meliputi (a) sub sektor
air limbah domestik, (b) sub sektor persampahan, (c) sub sektor
drainase perkotaan, serta (d) aspek higiene/Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS)
7.6 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL)
Berdasarkan Permen PU No. 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Umum
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, RTBL didefinisikan sebagai
panduan rancang bangun suatu lingkungan/kawasan yang
dimaksudkan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan
bangunan dan lingkungan, serta memuat materi pokok ketentuan
program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan panduan
rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana, dan
pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan
lingkungan/kawasan.
Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Subbab Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan (RTBL) setidaknya berisi:
Program bangunan dan lingkungan
Rencana umum dan panduan rancangan Rencana investasi
7.7 Arahan Rencana Pembangunan dan Pengembangan
Kawasan Permukiman (RP2KP)
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukimanmerupakan suatu dokumen strategi operasional dalam pembangunan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 126/366
107Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
permukiman dan infrastruktur perkotaan yang sinergi dengan arah
pengembangan kota, sehingga dapat menjadi acuan yang jelas bagi
penerapan program-program pembangunan infrastruktur Cipta Karya.RP2KP memuat arahan kebijakan dan strategi pembangunan
infrastruktur permukiman makro pada skala kabupaten/kota yang
berbasis pada rencana tata ruang (RTRW) dan rencana pembangunan
(RPJMD). RP2KP memiliki beberapa fungsi, yaitu:
a. sebagai acuan bagi implementasi program-program pembangunan
permukiman dan infrastruktur perkotaan, sehingga dapat
terintegrasi dengan program-program pembangunan lainnya yang
telah ada;b. Sebagai dokumen induk dari semua dokumen perencanaan
program sektoral bidang Cipta Karya di daerah;
c. Sebagai salah satu acuan bagi penyusunan RPI2-JM;
d. Sebagai sarana untuk integrasi semua kebijakan, strategi, rencana
pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman yang
tertuang di berbagai dokumen; dan
e. Sebagai dokumen acuan bagi penyusunan kebijakan yang terkait
dengan pembangunan permukiman dan infrastruktur perkotaan.
Bab 5 RPI2-JM Bidang Cipta Karya Subbab Rencana Pembangunan dan
Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) setidaknya berisi:
Visi dan misi pengembangan permukiman dan infrastruktur
perkotaan (kabupaten/kota)
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
(kabupaten/kota)
Penetapan kawasan permukiman prioritas
7.8 Arahan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan
Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK)
Dari RP2KP yang telah disusun kemudian diturunkan ke dalam suatu
rencana operasional berupa Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK), dimana keduanya
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 127/366
108 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
tetap mengacu pada strategi pengembangan kota yang sudah ada.
RTBL KSK merupakan rencana aksi program strategis untuk
penanganan permasalahan permukiman dan pembangunaninfrastruktur bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di perkotaan.
Dalam konteks pengembangan kota, RTBL KSK merupakan rencana
terpadu bidang permukiman dan infrastuktur bidang Cipta Karya pada
lingkup wilayah perencanaan berupa kawasan dengan kedalaman
rencana teknis yang dituangkan dalam peta 1:5000 atau 1:1000. RTBL
KSK disamping berfungsi sebagai alat operasionalisasi dalam
penanganan kawasan permukiman prioritas juga berfungsi sebagai
masukan dalam penyusunan RPI2-JM. Oleh karena itu, dalam hal iniRPI2-JM perlu mengutip matriks rencana aksi program serta peta
pengembangan kawasan dalam RTBL KSK yang didetailkan pada
program tahunan.
Tabel 7.4 memaparkan Matriks Strategi Pembangunan Kawasan
Prioritas Berdasarkan RTBL KSK, sebagai masukan bagi penyusunan
RPI2-JM Bidang Cipta Karya, khususnya dalam rangka analisis
pengembangan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK).
Tabel 7.4 Matriks Strategi Pembangunan Kawasan Prioritas Berdasarkan
RTBL KSK
DOKUMEN
RENCANA
KAWASAN
DELINIASI
KAWASAN
PRIORITAS
STRATEGI
PEMBANGUNAN
KAWASAN
PRIORITAS
INDIKASI
PROGRAM
(1) (2) (3) (4)
RTBL KSK
- RTBL KSK
kawasan ...
- RTBL KSK
kawasan ...
- dst
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 128/366
109Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Keterangan cara pengisian kolom:
(1) Isilah nama kawasan dalam RTBL KSK. Kawasan ini seharusnya
sejalan dengan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) dalam
RTRW Kabupaten/Kota
(2) Isilah batas-batas/deliniasi kawasan prioritas pada kolom (1)
(3) Isilah strategi pembangunan kawasan prioritas pada kolom (1)
(4) Isilah indikasi program yang diusulkan di kawasan tersebut
7.9 Integrasi Strategi Pembangunan Kabupaten/Kota dan Sektor
Berdasarkan dokumen rencana yang telah dijabarkan sebelumnya,
maka dapat disusun matriks strategi pembangunan pada skala
kabupaten/kota yang meliputi:a. RTRW Kabupaten/Kota sebagai acuan arahan spasial;
b. RI-SPAM sebagai arahan pengembangan air minum;
c. SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi;
d. RP2KP sebagai acuan arahan pengembangan permukiman;
e. Rencana lainnya.
Tabel 7.5 MATRIKS IDENTIFIKASI RENCANA PEMBANGUNAN BIDANG
CIPTA KARYA KABUPATEN/KOTA ......
NOPRODUK
RENCANA
STATUS
(ADA/
TIDAK) *)
ARAHAN
PEMBANGUNAN
PROGRAM/
KEGIATANLOKASI SEKTOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Rencana
Tata Ruang
Wilayah
Kabupaten/K
ota (RTRWK)
Kawasan Strategis
Kabupaten/Kota
(KSK)
-
-
Indikasi Program
Bidang Cipta
Karya
AM/PLP/
Bangkim/PB
L *)
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 129/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 130/366
111Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
NOPRODUK
RENCANA
STATUS
(ADA/
TIDAK) *)
ARAHAN
PEMBANGUNAN
PROGRAM/
KEGIATANLOKASI SEKTOR
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
4. Rencana
Pembangu
nan dan
Pengemba
ngan
Kawasan
Permukima
n (RP2KP)
Kawasan
Permukiman
Prioritas -
AM/PLP/
Bangkim/PB
L *)
-
AM/PLP/
Bangkim/PB
L *)
-
AM/PLP/
Bangkim/PB
L *)
-
AM/PLP/
Bangkim/PB
L *)
-
AM/PLP/
Bangkim/PB
L *)
5. Rencana
lain-lain...
(sebutkan)
Arahan
Rencana/Program
-
AM/PLP/
Bangkim/PB
L *)
-
AM/PLP/
Bangkim/PB
L *)
-
AM/PLP/
Bangkim/PB
L *)
-
AM/PLP/
Bangkim/PB
L *)
-
AM/PLP/
Bangkim/PB
L *)
Keterangan cara pengisian kolom:
(1) Nomor urut produk rencana
(2) Isilah nama dokumen rencana
(3) Isilah checklist atau ADA jika kabupaten/kota telah memiliki
dokumen rencana pada kolom (2), dan isilah TIDAK jika
kabupaten/kota belum memiliki dokumen rencana pada kolom (2)
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 131/366
112 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
(4) Isilah arah pembangunan/pengembangan sesuai dengan amanat
dokumen rencana pada kolom (2)
(5) Isilah program/kegiatan yang diindikasikan pada produk rencana
(6) Isilah lokasi pembangunan/pengembangan sesuai dengan
aman+at dokumen rencana pada kolom (2)
(7) Isilah sektor infrastruktur yang akan dikembangkan pada
dokumen rencana pada kolom (2)
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 132/366
113Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
BAB VIII
ASPEK TEKNIS PER SEKTOR
Bagian ini menjabarkan rencana pembangunan infrastruktur bidang
Cipta Karya yang mencakup empat sektor yaitu pengembangan
permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pengembangan airminum, serta pengembangan penyehatan lingkungan permukiman yang
terdiri dari air limbah, persampahan, dan drainase. Penjabaran
perencanaan teknis untuk tiap-tiap sektor dimulai dari pemetaan isu-isu
strategis yang mempengaruhi, penjabaran kondisi eksisting sebagai
baseline awal perencanaan, serta permasalahan dan tantangan yang
harus diantisipasi. Tahapan berikutnya adalah analisis kebutuhan dan
pengkajian terhadap program-program sektoral, dengan
mempertimbangkan kriteria kesiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudiandilanjutkan dengan merumuskan usulan program dan kegiatan yang
dibutuhkan.
8.1 Pengembangan Permukiman
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman, permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkunganhunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang
mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai
penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan.
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan
permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.
Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari
pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 133/366
114 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan,
kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.
8.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Arahan kebijakan pengembangan permukiman mengacu pada amanat
peraturan perundangan, antara lain:
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional.
Arahan RPJMN Tahap 3 (2015-2019) menyatakan bahwa
pemenuhan kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana
dan sarana pendukung bagi seluruh masyarakat terus meningkat,
sehingga kondisi tersebut mendorong terwujudnya kota tanpa
permukiman kumuh pada awal tahapan RPJMN berikutnya.
2. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan
Kawasan Permukiman.
Pasal 4 mengamanatkan bahwa ruang lingkup penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman juga mencakup
penyelenggaraan perumahan (butir c), penyelenggaraan kawasan
permukiman (butir d), pemeliharaan dan perbaikan (butir e), serta
pencegahan dan peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh
dan permukiman kumuh (butir f).
3. Undang-Undang No. 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun.
Pasal 15 mengamanatkan bahwa pembangunan rumah susun
umum, rumah susun khusus, dan rumah susun negara merupakan
tanggung jawab pemerintah.
4. Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2010 tentang Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan.
Peraturan ini menetapkan salah satunya terkait dengan
penanggulangan kemiskinan yang diimplementasikan dengan
penanggulangan kawasan kumuh.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum
dan Tata Ruang.
Peraturan ini menetapkan target berkurangnya luas permukiman
kumuh di kawasan perkotaan sebesar 10% pada tahun 2014.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 134/366
115Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Mengacu pada Permen PU No. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat
Pengembangan Permukiman mempunyai tugas di bidang perumusandan pelaksanaan kebijakan, pembinaan teknik dan pengawasan teknik,
serta standardisasi teknis dibidang pengembangan permukiman.
Adapun fungsi Direktorat Pengembangan Permukiman adalah:
a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan
permukiman di perkotaan dan perdesaan;
b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan
kawasan permukiman baru di perkotaan dan pengembangan
kawasan perdesaan potensial;c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan
kualitas permukiman kumuh termasuk peremajaan kawasan dan
pembangunan rumah susun sederhana;
d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi peningkatan
kualitas permukiman di kawasan tertinggal, terpencil, daerah
perbatasan dan pulau-pulau kecil termasuk penanggulangan
bencana alam dan kerusuhan sosial;
e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, sertapembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang
pengembangan permukiman;
f. Pelaksanaan tata usaha Direktorat.
8.1.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan
Tantangan
a. Isu Strategis Pengembangan PermukimanBerbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap
pengembangan permukiman saat ini adalah:
Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta
mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi
rumahtangga kumuh perkotaan.
Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif
Presiden yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 135/366
116 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Percepatan pembangunan di wilayah timur Indonesia (Provinsi NTT,
Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat) untuk mengatasi
kesenjangan.
Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin.
Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi
penduduk perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan
penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan kumuh.
Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang
sudah dibangun.
Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam
pengembangan kawasan permukiman.
Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung
pembangunan permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya
kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta
perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar
pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan
permukiman.
Isu-isu strategis di atas merupakan isu terkait pengembangan
permukiman yang terangkum secara nasional. Namun, di masing-
masing kabupaten/kota terdapat isu-isu yang bersifat lokal dan spesifik
yang belum tentu dijumpai di kabupaten/kota lain. Penjabaran isu-isu
strategis pengembangan permukiman yang bersifat lokal perlu
dijabarkan sebagai informasi awal dalam perencanaan.
Di samping penjabaran isu strategis nasional, bagian ini juga berisikanidentifikasi isu-isu strategis kabupaten/kota yang perlu diantisipasi danmempengaruhi upaya pegembangan permukiman. Bagi kabupaten/kota yangtelah menyusun RP2KP dapat mengadopsi rumusan isu-isu strategis di dalamRP2KP ke dalam isian tabel 8.1 dibawah ini.
Keterangan cara pengisian kolom:(1) Nomor isu strategis(2) Daftar isu strategis dari berbagai aspek (aspek kependudukan, aspek
lingkungan, dsb.)(3) Penjelasan dari keterangan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 136/366
117Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 8.1 Isu-Isu Strategis Sektor Pengembangan Permukiman Skala
Kota/Kabupaten
No. Isu Strategis Keterangan(1) (2) (3)
b. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman
Kondisi eksisting pengembangan permukiman hingga tahun 2012 padatingkat nasional mencakup 180 dokumen RP2KP, 108 dokumen RTBL
KSK, untuk di perkotaan meliputi 500 kawasan kumuh di perkotaan
yang tertangani, 385 unit RSH yang terbangun, 158 TB unit Rusunawa
terbangun. Sedangkan di perdesaan adalah 416 kawasan perdesaan
potensial yang terbangun infrastrukturnya, 29 kawasan rawan bencana
di perdesaan yang terbangun infrastrukturnya, 108 kawasan perbatasan
dan pulau kecil di perdesaan yang terbangun infrastrukturnya, 237 desa
dengan komoditas unggulan yang tertangani infrastrukturnya, dan15.362 desa tertinggal yang tertangani infrastrukturnya.
Kondisi eksisting pengembangan permukiman terkait dengan capaian
suatu kota/ kabupaten dalam menyediakan kawasan permukiman yang
layak huni. Terlebih dahulu perlu diketahui peraturan perundangan di
tingkat kabupaten/kota (meliputi peraturan daerah, peraturan gubernur,
peraturan walikota/bupati, maupun peraturan lainya) yang mendukung
seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatanpembangunan permukiman.
Selain itu data yang dibutuhkan untuk kondisi eksisting adalah
mengenai kawasan kumuh, jumlah RSH terbangun, dan Rusunawa
terbangun di perkotaan, maupun dukungan infrastruktur dalam
program-program perdesaan seperti PISEW (RISE), PPIP, serta
kawasan potensial, rawan bencana, perbatasan, dan pulau terpencil.
Data yang dibutuhkan adalah data untuk kondisi eksisting lima tahunterakhir.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 137/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 138/366
119Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Petunjuk pengisian kolom Tabel 8.3:(1) Nomor urut
(2) Lokasi kawasan permukiman yang diidentifikasi kumuh (namakecamatan & kelurahan)
(3) Luas kawasan permukiman kumuh (ha)(4) Jumlah rumah permanen pada permukiman kumuh(5) Jumlah rumah semi permanen pada permukiman kumuh(6) Jumlah penduduk yang tinggal di kawasan kumuh
Tabel 8.4 Data Kondisi RSH di Kabupaten/Kota X
NO LokasiRSH
TahunPembangunan
Pengelola JumlahPenghuni
Kondisi PrasaranaCK yang Ada
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1
2..
Petunjuk pengisian kolom Tabel 8.4:(1) Nomor urut(2) Lokasi kawasan permukiman RSH (nama Kawasan, kecamatan &
kelurahan)(3) Tahun pembangunan RSH(4) Nama instansi pengelola kawasan RSH(5) Jumlah penghuni kawasan RSH(6) Gambaran kondisi prasana CK yang dibangun pada kawasan tersebut
(jalan lingkungan/drainase/MCK/SPAM, TPST dan sebagainya)
Tabel 8.5 Data Kondisi Rusunawa di Kabupaten/Kota X
No LokasiRusunawa
TahunPembangunan
Pengelola JumlahPenghuni
Kondisi
Prasarana
CK yang
Ada
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1
2..
Petunjuk pengisian kolom Tabel 8.5:(1) Nomor urut
(2) Lokasi Rusunawa (nama rumah susun, kecamatan & kelurahan)(3) Tahun pembangunan Rusunawa(4) Nama instansi pengelola Rusunawa
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 139/366
120 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
(5) Jumlah penghuni Rusunawa(6) Gambaran singkat kondisi bangunan Rusunawa
(7) Prasana CK yang dibangun pada Rusunawa tersebut (jalanlingkungan/drainase/MCK/ SPAM, TPST dan sebagainya)
Perdesaan
Tabel 8.6 Data Program Perdesaan Di Kab./Kota X Tahun Y
No Program/Kegiatan LokasiVolume/
SatuanStatus
Kondisi
infrastruktur
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1
23…
Petunjuk pengisian kolom Tabel 8.6:(1) Nomor urut(2) Jenis Program/Kegiatan yang masih berlangsung hingga lima tahun ke
belakang(3) Lokasi pelaksanaan program/kegiatan pengembangan permukiman
perdesaan
(4) Volume dan satuan program/kegiatan(5) Status pelaksanaan kegiatan(6) Kondisi infratruktur perdesaan terbangun
c. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman
Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman pada tingkat
nasional antara lain:Permasalahan pengembangan permukiman diantaranya:
1. Masih luasnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak
huni sehingga dapat menyebabkan terjadinya degradasi
lingkungan, dan pelayanan infrastruktur yang masih terbatas.
2. Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah tertinggal,
pulau kecil, daerah terpencil, dan kawasan perbatasan.
3. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 140/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 141/366
122 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
dijabarkan berdasarkan aspek teknis, aspek kelembagaan, aspekpembiayaan, aspek peran serta masyarakat/swasta, dan aspek
lingkugan permukiman.(4) Alternatif solusi pemecahan masalah dan tantangan yang dihadapi
kabupaten/kota.
Tabel 8.7 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan
Permukiman Kabupaten/Kota X
NoPermasalahan
Pengembangan Permukiman
Tantangan
Pengembangan
Alternatif
Solusi
(1) (2) (3) (4)
1 Aspek Teknis
1)
2)
2 Aspek Kelembagaan
1)
2)
3 Aspek Pembiayaan
1)
2)
4 Aspek Peran Serta Masyarakat /Swasta
1)
2)
5 Aspek Lingkungan Permukiman
1)
2)
8.1.4 Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman
Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi
kondisi eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting
dengan target kebutuhan yang harus dicapai. Terdapat arahan
kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang
Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di
tingkat Pusat maupun di tingkat kabupaten/kota. Di tingkat Pusat acuan
kebijakan meliputi RPJMN 2010-2014, MDGs 2015 (pengurangan
proporsi rumah tangga kumuh tahun 2020), Standar Pelayanan Minimal(SPM) untuk pengurangan luasan kawasan kumuh tahun 2014 sebesar
10%, arahan MP3EI dan MP3KI, percepatan pembangunan Papua dan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 142/366
123Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Papua Barat, arahan Direktif Presiden untuk program pro-rakyat, serta
Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014. Sedangkan di tingkat
kabupaten/kota meliputi target RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota,maupun Renstra SKPD. Acuan kebijakan tersebut hendaknya menjadi
dasar pada tahapan analisis kebutuhan pengembangan permukiman.
Bagian ini merupakan uraian analisis kebutuhan dan target pencapaian daerahpengembangan permukiman di perkotaan (tabel 8.8) dan di perdesaan (tabel8.9). Bagi kabupaten/kota yang telah menyusun RP2KP dapat mengadopsirumusan analisis kebutuhan dan target pencapaian daerah yang tertuang dalam
RP2KP ke dalam isian tabel di bawah ini. Adapun cara pengisian kolom padatabel 8.8 dan 8.9 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Uraian perkiraan kebutuhan data(3) Unit satuan(4), (5), (6), (7), dan (8) berisikan proyeksi atau target pengembanganpermukiman di perdesaan dalam jangka waktu 5 tahun(9) keterangan tambahan jika diperlukan
Tabel 8.8 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukimandi Perkotaan Untuk 5 Tahun
N
oURAIAN Unit
Tahun
I
Tahun
II
Tahun
III
Tahun
IV
Tahun
VKet
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Jumlah Penduduk Jiwa
Kepadatan Penduduk Jiwa/
Km2
Proyeksi Persebaran
Penduduk
Jiwa/
Km2
Proyeksi Persebaran
Penduduk Miskin
Jiwa/
Km2
2. Sasaran Penurunan
Kawasan Kumuh
Ha
3. Kebutuhan Rusunawa TB
4. Kebutuhan RSH unit
5. Kebutuhan
Pengembangan
Permukiman Baru
Kws
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 143/366
124 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 8.9 Perkiraan Kebutuhan Program Pengembangan Permukiman di
Perdesaan yang Membutuhkan Penanganan Untuk 5 Tahun
No URAIAN Unit TahunI
TahunII
TahunIII
TahunIV
TahunV
Ket.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Jumlah Penduduk Jiwa
Kepadatan Penduduk Jiwa/
Km2
Proyeksi Persebaran
Penduduk
Jiwa/
Km2
Proyeksi Persebaran
Penduduk Miskin
Jiwa/
Km2
2. Desa Potensial untuk
Agropolitan
Desa
3. Desa Potensial untuk
Minapolitan
Desa
4. Kawasan Rawan
Bencana
Kws
5. Kawasan Perbatasan Kws
6. Kawasan Permukiman
Pulau-Pulau Kecil
Kws
7. Desa Kategori Miskin Desa
8. Kawasan dengan
Komoditas Unggulan
Kws
8.1.4 Program-Program Sektor Pengembangan Permukiman
Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan
permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.
Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari:1) pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk
pembangunan Rusunawa serta
2) peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH.
Sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari:
1) pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan
potensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta
perbatasan dan pulau kecil,
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 144/366
125Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
2) pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program
PISEW (RISE),
3) desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM.
Selain kegiatan fisik di atas program/kegiatan pengembangan
permukiman dapat berupa kegiatan non-fisik seperti penyusunan
RP2KP dan RTBL KSK ataupun review bilamana diperlukan.
Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
Infrastruktur kawasan permukiman kumuh
Infrastruktur permukiman RSH Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya
Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial
(Agropolitan/Minapolitan)
Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana
Infrastruktur kawasan permukiman perbatasan dan pulau kecil
Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW)
Infrastruktur perdesaan PPIP
Infrastruktur perdesaan RIS PNPM
Adapun alur fungsi dan program pengembangan permukiman
tergambar dalam gambar 8.1.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 145/366
126 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Sumber: Dit. Pengembangan Permukiman, 2012
Gambar 8.1 Alur Program Pengembangan Permukiman
Kriteria Kesiapan (Readin ess Criter ia )
Dalam pengembangan permukiman terdapat kriteria yang menentukan,
yang terdiri dari kriteria umum dan khusus, sebagai berikut.
1. Umum
Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas. Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam
Renstra.
Kesiapan lahan (sudah tersedia).
Sudah tersedia DED.
Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (RP2KP,
RTBL KSK, Masterplan. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)
Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan
dana daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan sehinggasistem bisa berfungsi.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 146/366
127Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Ada unit pelaksana kegiatan.
Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.
2. Khusus
Rusunawa
Kesediaan Pemda utk penandatanganan MoA
Dalam Rangka penanganan Kws. Kumuh
Kesanggupan Pemda menyediakan Sambungan Listrik, Air
Minum, dan PSD lainnya
Ada calon penghuni
RIS PNPM
Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra.
Desa di kecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya.
Tingkat kemiskinan desa >25%.
Bupati menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan
BOP minimal 5% dari BLM.
PPIP
Hasil pembahasan dengan Komisi V - DPR RI Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belum
ditangani program Cipta Karya lainnya
Kabupaten reguler/sebelumnya dengan kinerja baik
Tingkat kemiskinan desa >25%
PISEW
Berbasis pengembangan wilayah
Pembangunan infrastruktur dasar perdesaan yang
mendukung (i) transportasi, (ii) produksi pertanian, (iii)pemasaran pertanian, (iv) air bersih dan sanitasi, (v)
pendidikan, serta (vi) kesehatan
Mendukung komoditas unggulan kawasan
Selain kriteria kesiapan seperti di atas terdapat beberapa kriteria yang
harus diperhatikan dalam pengusulan kegiatan pengembangan
permukiman seperti untuk penanganan kawasan kumuh di perkotaan.
Mengacu pada UU No. 1/2011 tentang Perumahan dan KawasanPermukiman, permukiman kumuh memiliki ciri (1) ketidakteraturan dan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 147/366
128 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
kepadatan bangunan yang tinggi, (2) ketidaklengkapan prasarana,
sarana, dan utilitas umum, (3) penurunan kualitas rumah, perumahan,
dan permukiman, serta prasarana, sarana dan utilitas umum, serta (4)
pembangunan rumah, perumahan, dan permukiman yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah. Lebih lanjut kriteria tersebut
diturunkan ke dalam kriteria yang selama ini diacu oleh Ditjen. Cipta
Karya meliputi sebagai berikut:
1. Vitalitas Non Ekonomi
a. Kesesuaian pemanfaatan ruang kawasan dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota atau RDTK, dipandang perlu sebagai
legalitas kawasan dalam ruang kota.
b. Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuh
memiliki indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman
kumuh dalam hal kelayakan suatu hunian berdasarkan intensitas
bangunan yang terdapat didalamnya.
c. Kondisi Kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yang
dinilai, mempunyai indikasi terhadap penanganan kawasan
permukiman kumuh berdasarkan kerapatan dan kepadatan
penduduk.
2. Vitalitas Ekonomi Kawasan
a. Tingkat kepentingan kawasan dalam letak kedudukannya pada
wilayah kota, apakah apakah kawasan itu strategis atau kurang
strategis.
b. Fungsi kawasan dalam peruntukan ruang kota, dimana
keterkaitan dengan faktor ekonomi memberikan ketertarikan pada
investor untuk dapat menangani kawasan kumuh yang ada.
Kawasan yang termasuk dalam kelompok ini adalah pusat-pusat
aktivitas bisnis dan perdagangan seperti pasar, terminal/stasiun,
pertokoan, atau fungsi lainnya.
c. Jarak jangkau kawasan terhadap tempat mata pencaharian
penduduk kawasan permukiman kumuh.
3. Status Kepemilikan Tanah
a. Status pemilikan lahan kawasan perumahan permukiman.
b. Status sertifikat tanah yang ada.
4. Keadaan Prasarana dan Sarana: Kondisi Jalan, Drainase, Air bersih,
dan Air limbah.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 148/366
129Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
5. Komitmen Pemerintah Kabupaten/Kota
a. Keinginan pemerintah untuk penyelenggaraan penanganan
kawasan kumuh dengan indikasi penyediaan dana danmekanisme kelembagaan penanganannya.
b. Ketersediaan perangkat dalam penanganan, seperti halnya
rencana penanganan (grand scenario) kawasan, rencana induk
(master plan) kawasan dan lainnya.
8.1.5 Usulan Program dan Kegiatan
a. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan PermukimanSetelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan
antara kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan
program dan kegiatan. Namun usulan program dan kegiatan terbatasi
oleh waktu dan kemampuan pendanaan pemerintah kabupaten/kota.
Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima tahun dalam RPI2JM
dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun
pertama hingga kelima.
Dengan memperhatikan kriteria kesiapan maka dapat dirumuskan usulanprogram dan kegiatan pengembangan permukiman kabupaten/kota yangdisusun berdasarkan prioritasnya seperti tabel 8.10 dengan petunjuk pengisiankolom sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Nama program dan kegiatan(3) Volume dan satuan kegiatan(4) Perkiraan kebutuhan biaya
(5) Lokasi pelaksanaan kegiatan(6) Pemenuhan kriteria kesiapan
Tabel 8.10 Format Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman
Kabupaten/Kota
NoProgram/
Kegiatan
Volume/
Satuan
Biaya
(Rp)Lokasi
Kriteria
Kesiapan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 a.2
3..
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 149/366
130 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
b. Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman
Dalam pengembangan permukiman, Pemerintah Daerah didorong untuk
terus meningkatkan alokasinya pada sektor tersebut serta mencari
alternatif sumber pembiayaan dari masyarakat dan swasta (KPS, CSR).
Berdasarkan usulan program dan kegiatan pengembangan permukiman (Tabel8.10) maka diidentifikasi kemungkinan sumber pembiayaan baik dari APBDKabupaten/Kota, APBD Provinsi, APBN, maupun dari masyarakat dan swasta,sesuai dengan kemampuan pembiayaan pemerintah kabupaten/kota
Tabel 8.11 Contoh Usulan Pembiayaan Proyek
N
O
Program/
KegiatanAPBN
APBD
Prov
APBD
Kab/kota
Masya
rakat
Swa
staCSR TOTAL
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (9) (10)
1
2
3
…
Usulan prioritas kegiatan dan pembiayaan secara lebih rinci dapat
dituangkan ke dalam tabel 8.12.
Petunjuk pengisian table 8.12 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut(2), (3), (4) output, indikator output, dan rincian kegiatan yang disesuaikan
dengan Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya untuk sector PengembanganPermukiman
(5) Lokasi kegiatan(6) Volume kegiatan(7) Satuan dari volume kegiatan(8), (9), (10), (11), (12), (13), (14) Sumber pembiaayaan kegiatan yang
bersumber dari table 8.11(16), (17), (18), (19), (20) Tahun pelaksanaan kegiatan dalam jangka waktu lima
tahun ke depan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 150/366
131Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 8.12 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman Kabupaten/Kota
NO
OUTPUT
LOK
ASIVOL
SAT
UAN
SUMBER DANA TAHUN
INDIKATOR
OUTPUTAPBN APBD
PROV
APBD
KAB
/KOTA
MASY
ARAK
AT
SWA
STACSR 1 2 3 4 5
RINCIAN MURNI PHLN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (16) (17) (18) (19) (20)
KEGIATAN: PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
1
1.a
1.b
…
2
2.a
2.b
…
3…
TOTAL
P
e d o m a n P e n y u s u n a n R P I2 J M B i d a n g C i p t a K a r y a
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 151/366
132 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
8.2 Penataan Bangunan dan Lingkungan
8.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan PBL
Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang
diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan
ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di
perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan
gedung dan lingkungannya.
Kebijakan penataan bangunan dan lingkungan mengacu pada Undang-
undang dan peraturan antara lain:
1) UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman
UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
memberikan amanat bahwa penyelenggaraan penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman adalah kegiatan perencanaan,
pembangunan, pemanfaatan, dan pengendalian, termasuk di dalamnya
pengembangan kelembagaan, pendanaan dan sistem pembiayaan,
serta peran masyarakat yang terkoordinasi dan terpadu.
Pada UU No. 1 tahun 2011 juga diamanatkan pembangunan kaveling
tanah yang telah dipersiapkan harus sesuai dengan persyaratan dalam
penggunaan, penguasaan, pemilikan yang tercantum pada rencana
rinci tata ruang dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
2) UU No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
UU No. 28 tahun 2002 memberikan amanat bangunan gedung harus
diselenggarakan secara tertib hukum dan diwujudkan sesuai dengan
fungsinya, serta dipenuhinya persyaratan administratif dan teknis
bangunan gedung.
Persyaratan administratif yang harus dipenuhi adalah:a. Status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang
hak atas tanah;
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 152/366
133Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
b. Status kepemilikan bangunan gedung; dan
c. Izin mendirikan bangunan gedung.
Persyaratan teknis bangunan gedung melingkupi persyaratan tata
bangunan dan persyaratan keandalan bangunan. Persyaratan tata
bangunan ditentukan pada RTBL yang ditetapkan oleh Pemda,
mencakup peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur
bangunan gedung, dan pengendalian dampak lingkungan. Sedangkan,
persyaratan keandalan bangunan gedung mencakup keselamatan,
kesehatan, keamanan, dan kemudahan. UU No. 28 tahun 2002 juga
mengamatkan bahwa dalam penyelenggaraan bangunan gedung yangmeliputi kegiatan pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan
pembongkaran, juga diperlukan peran masyarakat dan pembinaan oleh
pemerintah.
3) PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun
2002 tentang Bangunan Gedung
Secara lebih rinci UU No. 28 tahun 2002 dijelaskan dalam PP No. 36
Tahun 2005 tentang peraturan pelaksana dari UU No. 28/2002. PP inimembahas ketentuan fungsi bangunan gedung, persyaratan bangunan
gedung, penyelenggaraan bangunan gedung, peran masyarakat, dan
pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung. Dalam
peraturan ini ditekankan pentingnya bagi pemerintah daerah untuk
menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) sebagai
acuan rancang bangun serta alat pengendalian pengembangan
bangunan gedung dan lingkungan.
4) Permen PU No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
Sebagai panduan bagi semua pihak dalam penyusunan dan
pelaksanaan dokumen RTBL, maka telah ditetapkan Permen PU No.
06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan. Dalam peraturan tersebut, dijelaskan bahwa RTBL disusun
pada skala kawasan baik di perkotaan maupun perdesaan yang meliputi
kawasan baru berkembang cepat, kawasan terbangun, kawasan
dilestarikan, kawasan rawan bencana, serta kawasan gabungan dari
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 153/366
134 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
jenis-jenis kawasan tersebut. Dokumen RTBL yang disusun kemudian
ditetapkan melalui peraturan walikota/bupati.
5) Permen PU No.14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan
Minimal bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Permen PU No: 14 /PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang mengamanatkan jenis
dan mutu pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh
setiap warga secara minimal. Pada Permen tersebut dilampirkan
indikator pencapaian SPM pada setiap Direktorat Jenderal di lingkungan
Kementerian PU beserta sektor-sektornya.
Lingkup Tugas dan Fungsi Direktorat PBL
Sebagaimana dinyatakan pada Permen PU No.8 tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian PU, pada Pasal 608 dinyatakan
bahwa Direktorat Penataan Bangunan dan Lingkungan mempunyai
tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta
Karya di bidang perumusan dan pelaksanakan kebijakan, penyusunan
produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di
bidang penataan bangunan dan lingkungan termasuk pembinaan
pengelolaan gedung dan rumah negara.
Kemudian selanjutnya pada Pasal 609 disebutkan bahwa Direktorat
Penataan Bangunan dan Lingkungan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi penyelenggaraan
penataan bangunan dan lingkungan termasuk gedung dan rumah
negara;
b. Pembinaan teknik, pengawasan teknik, fasilitasi serta pembinaan
pengelolaan bangunan gedung dan rumah negara termasuk
fasilitasi bangunan gedung istana kepresidenan;
c. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi
penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan dan
pengembangan keswadayaan masyarakat dalam penataanlingkungan;
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 154/366
135Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
d. Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi revitalisasi
kawasan dan bangunan bersejarah/tradisional, ruang terbuka hijau,
serta penanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;e. Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta
pembinaan kelembagaan penyelenggaraan penataan bangunan
dan lingkungan; dan
f. Pelaksanaan tata usaha Direktorat.
Lingkup tugas dan fungsi tersebut dilaksanakan sesuai dengan kegiatan
pada sektor PBL, yaitu kegiatan penataan lingkungan permukiman,
kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara dankegiatan pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan
seperti ditunjukkan pada Gambar 8.2.
Sumber : Dit. PBL, DJCK, 2012
Gambar 8.2 Lingkup Tugas PBL
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 155/366
136 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Lingkup kegiatan untuk dapat mewujudkan lingkungan binaan yang baik
sehingga terjadi peningkatan kualitas permukiman dan lingkungan
meliputi:
a. Kegiatan penataan lingkungan permukiman
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL);
Bantuan Teknis pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH);
Pembangunan Prasarana dan Sarana peningkatan lingkungan
pemukiman kumuh dan nelayan;
Pembangunan prasarana dan sarana penataan lingkungan
pemukiman tradisional.
b. Kegiatan pembinaan teknis bangunan dan gedung
Diseminasi peraturan dan perundangan tentang penataan
bangunan dan lingkungan;
Peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan dan
gedung;
Pengembangan sistem informasi bangunan gedung dan
arsitektur;
Pelatihan teknis.c. Kegiatan pemberdayaan masyarakat di perkotaan
Bantuan teknis penanggulangan kemiskinan di perkotaan;
Paket dan Replikasi.
8.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan
Tantangan
A. Isu StrategisUntuk dapat merumuskan isu strategis Bidang PBL, maka dapat dilihat
dari Agenda Nasional dan Agenda Internasional yang mempengaruhi
sektor PBL. Untuk Agenda Nasional, salah satunya adalah Program
PNPM Mandiri, yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri, sebagai wujud kerangka kebijakan yang menjadi dasar acuan
pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis
pemberdayaan masyarakat. Agenda nasional lainnya adalah
pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang PekerjaanUmum dan Penataan Ruang, khususnya untuk sektor PBL yang
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 156/366
137Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
mengamanatkan terlayaninya masyarakat dalam pengurusan IMB di
kabupaten/kota dan tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan
Gedung Negara (HSBGN) di kabupaten/kota.
Agenda internasional yang terkait diantaranya adalah pencapaian
MDG’s 2015, khususnya tujuan 7 yaitu memastikan kelestarian
lingkungan hidup. Target MDGs yang terkait bidang Cipta Karya adalah
target 7C, yaitu menurunkan hingga separuhnya proporsi penduduk
tanpa akses terhadap air minum layak dan sanitasi layak pada 2015,
serta target 7D, yaitu mencapai peningkatan yang signifikan dalam
kehidupan penduduk miskin di permukiman kumuh pada tahun 2020.
Agenda internasional lainnya adalah isu Pemanasan Global (Global
Warming ). Pemanasan global yang disebabkan bertambahnya
karbondioksida (CO2) sebagai akibat konsumsi energi yang berlebihan
mengakibatkan naiknya suhu permukaan global hingga 6.4 °C antara
tahun 1990 dan 2100, serta meningkatnnya tinggi muka laut di seluruh
dunia hingga mencapai 10-25 cm selama abad ke-20. Kondisi ini
memberikan dampak bagi kawasan-kawasan yang berada di pesisirpantai, yaitu munculnya bencana alam seperti banjir, kebakaran serta
dampak sosial lainnya.
Agenda Habitat juga merupakan salah satu Agenda Internasional yang
juga mempengaruhi isu strategis sektor PBL. Konferensi Habitat I yang
telah diselenggarakan di Vancouver, Canada, pada 31 Mei-11 Juni
1976, sebagai dasar terbentuknya UN Habitat pada tahun 1978, yaitu
sebagai lembaga PBB yang mengurusi permasalahan perumahan danpermukiman serta pembangunan perkotaan. Konferensi Habitat II yang
dilaksanakan di lstanbul, Turki, pada 3 - 14 Juni 1996 dengan dua tema
pokok, yaitu "Adequate Shelter for All" dan "Sustainable Human
Settlements Development in an Urbanizing World" , sebagai kerangka
dalam penyediaan perumahan dan permukiman yang layak bagi
masyarakat.
Dari agenda-agenda tersebut maka isu strategis tingkat nasional untuk
bidang PBL dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 157/366
138 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
1) Penataan Lingkungan Permukiman
a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL;
b. PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di
perkotaan;
c. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka
hijau (RTH) di perkotaan;
d. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional
dan bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang
tumbuh kembangnya ekonomi lokal;
e. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan
Standar Pelayanan Minimal;
f. Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam
penataan bangunan dan lingkungan.
2) Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
a. Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung
(keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);
b. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda
bangunan gedung di kab/kota;
c. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang
fungsional, tertib, andal dan mengacu pada isu lingkungan/
berkelanjutan;
d. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan
rumah negara;
e. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan
gedung dan rumah Negara.
3) Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
a. Jumlah masyarakat miskin pada tahun 2012 sebesar 29,13 juta
orang atau sekitar 11,96% dari total penduduk Indonesia;
b. Realisasi DDUB tidak sesuai dengan komitmen awal termasuk
sharing in-cash sesuai MoU PAKET;
c. Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah
dalam penanggulangan kemiskinan.
Isu strategis PBL ini terkait dengan dokumen-dokumen seperti RTR,skenario pembangunan daerah, RTBL yang disusun berdasar skala
prioritas dan manfaat dari rencana tindak yang meliputi a) Revitalisasi,
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 158/366
139Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
b) RTH, c) Bangunan Tradisional/bersejarah dan d) penanggulangan
kebakaran, bagi pencapaian terwujudnya pembangunan lingkungan
permukiman yang layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan.
Setiap Kabupaten/Kota diharapkan dapat menggambarkan isu strategis sektorPBL di dalam RPI2JM bidang Cipta Karya dengan acuan seperti tabel 8.13. Isustrategis daerah terdiri dari tiga aspek yaitu Penataan Lingkungan Permukiman,Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara, PemberdayaanKomunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan.
Tabel 8.13 Isu Strategis sektor PBL di Kabupaten/Kota
No. Kegiatan Sektor PBLIsu Strategis sektor
PBL di Kab/Kota
(1) (2) (3)
1. Penataan Lingkungan Permukiman a.
b. dst
2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan
Rumah Negara
a.
b. dst
3. Pemberdayaan Komunitas dalamPenanggulangan Kemiskinan
a.b. dst
B. Kondisi Eksisting
Untuk tahun 2012 capaian nasional dalam pelaksanaan program
direktorat PBL adalah dengan jumlah kelurahan/desa yang telah
mendapatkan fasilitasi berupa peningkatan kualitas infrastruktur
permukiman perdesaan/kumuh/nelayan melalui program P2KP/PNPM
adalah sejumlah 10.925 kelurahan/desa. Untuk jumlah Kabupaten/Kotayang telah menyusun Perda Bangunan Gedung (BG) hingga tahun
2012 adalah sebanyak 106 Kabupaten/Kota. Untuk RTBL yang sudah
tersusun berupa Peraturan Bupati/Walikota adalah sebanyak 2
Kabupaten/Kota, 9 Kabupaten/Kota dengan perjanjian bersama, dan 32
Kabupaten/Kota dengan kesepakatan bersama.
Berdasarkan Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014, di samping
kegiatan non-fisik dan pemberdayaan, Direktorat PBL hingga tahun2013 juga telah melakukan peningkatan prasarana lingkungan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 159/366
140 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
permukiman di 1.240 kawasan serta penyelenggaraan bangunan
gedung dan fasilitasnya di 377 kabupaten/kota. Dalam RPI2JM bidang
Cipta Karya pencapaian di Kabupaten/Kota perlu dijabarkan sebagai
dasar dalam perencanaan.
Setiap Kabupaten/Kota diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi
eksisting di daerah masing-masing, yang mencakup kondisi terkait peraturan
daerah (Tabel 8.14), kegiatan penataan lingkungan permukiman (Tabel 8.15),
kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung dan rumah negara(Tabel 8.16),
serta capaian dalam pemberdayaan komunitas dalam penanggulangankemiskinan (Tabel 8.17).
Tabel 8.14 Peraturan Daerah/Peraturan Walikota/Peraturan Bupati
terkait Penataan Bangunan dan Lingkungan
No.
Perda/Peraturan Gubernur/Peraturan
Walikota/Peraturan Bupati/Peraturan lainnyaAmanat
Jenis Produk
Pengaturan
Nomor
& Tahun Tentang(1) (2) (3) (4) (5)
Petunjuk pengisian kolom Tabel 8.14:(1) Nomor urut
(2) Jenis produk pengaturan daerah, diisi dengan Perda/Pergub/Perwal/Perbup/SK Kepala Daerah/ peraturan lainnya
(3) No. dan tahun produk pengaturan daerah(4) Perihal pengaturan daerah(5) Kutipan amanat produk pengaturan daerah yang terkait Penataan
Bangunan dan Lingkungan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 160/366
141Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 8.15 Penataan Lingkungan Permukiman
Kawasan Tradisional/
BersejarahRTH Pemenuhan SPM
Penanganan
Kebakaran
Nama
Kawasan
Dukungan
Infrastruk
tur CK
Lokasi/
Nama
RTH
Luas
RTH
%
Luas
RTH
Keter
sediaan
IMB
%
IMB
HS
BGN
Instan-
si
Prasarana
Kebakaran
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)Kec. A:
Kec: B:
Kec. C:
Kec. D:
Tabel 8.15 diisi mengacu pada baris pertama dengan petunjuk pengisian kolomsebagai berikut:
(1) Nama kawasan tradisional/bersejarah yang ada di kabupaten/kota(2) Dukungan infrastruktur CK yang telah diberikan pada kawasan
tradisional/bersejarah tersebut(3) Lokasi/Nama Ruang Terbuka Hijau yang ada pada kabupaten kota(4) Luas RTH yang ada pada kolom (3)(5) Persentase luas RTH terhadap luas kota(6) Ketersediaan pelayanan IMB pada kabupaten/kota yang bersangkutan
(7) Persentase bangunan yang ber-IMB pada setiap kecamatan(8) Ketersediaan produk HSBGN(9) Nama instansi penanganan kebakaran(10) Prasarana kebakaran yang ada pada kabupaten/kota
Tabel 8.16 Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
NoKawasan/
Kecamatan
Jumlah BG Negara
berdasarkan fungsi
Status
Kepemilikan
Kondisi
Bangunan
Keter
sediaan
Utilitas BG
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. .......... Fungsi Hunian :
.....................unit
Fungsi Keagamaan :
............. unit
Fungsi Usaha :
...................... unit
Fungsi Sosial Budaya :
.......... unit
Fungsi Khusus :..................... unit
2. dst
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 161/366
142 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Petunjuk pengisian kolom Tabel 8.16 adalah sebagai berikut:
(1) Nomor urut kawasan/kecamatan(2) Nama kawasan/kecamatan(3) Jumlah Bangunan Gedung Negara yang dikelompokan
berdasarkan fungsi untuk hunian, keagamaan, sosial budaya, ataufungsi khusus lainnya pada kawasan/kecamatan
(4) Gambaran status kepemilikan dari bangunan gedung negaratersebut(air minum, sanitasi, persampahan, listrik, dsb)
(5) Gambaran kondisi bangunan secara umum(6) Ketersediaan utilitas (air minum, sanitasi, persampahan, listrik,
dsb) pada bangunan gedung negara
Tabel 8.17 Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
No. Kecamatan Kegiatan PNPM
Perkotaan (P2KP)
Kegiatan Pemberdayaan
lainnya
(1) (2) (3) (4)
Petunjuk pengisian kolom Tabel 8.17 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut kawasan/kecamatan(2) Nama kawasan/kecamatan(3) Lokasi kelurahan kegiatan pelaksanaan P2KP di kecamatan yang
bersangkutan(4) Kegiatan pemberdayaan lain yang juga dilaksanakan di kelurahan
tersebut (jika ada)
C. Permasalahan dan Tantangan
Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa
permasalahan dan tantangan yang dihadapi, antara lain:
Penataan Lingkungan Permukiman:
• Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi
kebakaran;
• Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa
RTBL untuk lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 162/366
143Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
penyiapan infrastruktur guna pengembangan lingkungan
permukiman;
• Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasankegiatan ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta
heritage;
• Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan
lingkungan permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya
alokasi anggaran daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan
dalam rangka pemenuhan SPM.
Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara:• Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum
berfungsi efektif dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung
dan Rumah Negara;
• Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota metropolitan,
besar, sedang, kecil di seluruh Indonesia;
• Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan
pengelolaan dan penyelenggaraan bangunan gedung
(keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);• Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan
kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah
rawan bencana;
• Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak
berfungsi dan kurang mendapat perhatian;
• Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di
daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;
• Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhipersyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan;
• Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang
tertib dan efisien;
• Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan
baik.
Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau:
• Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan
hijau/terbuka, sarana olah raga.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 163/366
144 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Kapasitas Kelembagaan Daerah:
• Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam
pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk
pengawasan;
• Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan
dan peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;
• Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan
bangunan gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat
pengaturan.
Di dalam RPI2JM bidang Cipta Karya hendaknya digambarkan hasil identifikasi
permasalahan dan tantangan sektor PBL yang ada di setiap kabupaten/kota
sesuai dengan karakteristik masing-masing dengan acuan seperti tabel 8.18.
Adapun cara pengisian tabel tersebut sebagai berikut:
(1) Nomor urut(2) Aspek permasalahan yang meliputi aspek teknis, kelembagaan,
pembiayaan, peran serta masyarakat/swasta, dan aspek lingkunganpermukiman.
(3) Permasalahan yang dihadapi dari setiap aspek(4) Tantangan yang ada dari permasalahan sektor PBL(5) Alternatif solusi dari identifikasi masalah dan tantangan
Tabel 8.18 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan
Penataan Bangunan dan Lingkungan
No Aspek PBLPermasalahan yang
dihadapi
Tantangan
Pengembangan
Alternatif
Solusi
(1) (2) (3) (4) (5)I. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
1 Aspek Teknis 1)
2)
2 Aspek Kelembagaan 1)
2)
3 Aspek Pembiayaan 1)
2)
4 Aspek Peran Serta
Masyarakat / Swasta
1)
2)
5 Aspek LingkunganPermukiman
1)2)
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 164/366
145Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
No Aspek PBLPermasalahan yang
dihadapi
Tantangan
Pengembangan
Alternatif
Solusi
(1) (2) (3) (4) (5)
II. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
1 Aspek Teknis 1)
2)
2 Aspek Kelembagaan 1)
2)
3 Aspek Pembiayaan 1)
2)
4 Aspek Peran Serta
Masyarakat/ Swasta
1)
2)
5 Aspek LingkunganPermukiman
1)2)
III. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
1 Aspek Teknis 1)
2)
2 Aspek Kelembagaan 1)
2)
3 Aspek Pembiayaan 1)
2)
4 Aspek Peran Serta
Masyarakat / Swasta
1)
2)
5 Aspek Lingkungan
Permukiman
1)
2)
8.2.3. Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Analisis kebutuhan Program dan Kegiatan untuk sektor PBL oleh
Kab/Kota, hendaknya mengacu pada Lingkup Tugas DJCK untuk sektor
PBL yang dinyatakan pada Permen PU No. 8 Tahun 2010, seperti yangtelah dijelaskan pada Subbab 8.2.1.
Pada Permen PU No.8 tahun 2010, dijabarkan kegiatan dari Direktorat
PBL meliputi:
a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
Dengan kegiatan yang terkait adalah penyusunan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem ProteksiKebakaran (RISPK), pembangunan prasarana dan sarana lingkungan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 165/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 166/366
147Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian dan pembongkaran
sistem proteksi kebakaran pada bangunan gedung dan lingkungannya.
RISPK terdiri dari Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran dan
Rencana Sistem Penanggulangan Kebakaran di Kabupaten/Kota untuk
kurun waktu 10 tahun. RISPK memuat rencana kegiatan pencegahan
kebakaran yang terdiri dari kegiatan inspeksi terhadap ancaman bahaya
kebakaran pada kota, lingkungan bangunan dan bangunan gedung,
serta kegiatan edukasi pencegahan kebakaran kepada masyarakat dan
kegiatan penegakan Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM).
RISPK juga memuat rencana tentang penanggulangan kebakaran yangterdiri dari rencana kegiatan pemadaman kebakaran serta
penyelamatan jiwa dan harta benda.
- Penataan Lingkungan Permukiman Tradisional/Bersejarah
Pendekatan yang dilakukan dalam melaksanakan Penataan Lingkungan
Permukiman Tradisional adalah:
1. Koordinasi dan sinkronisasi dengan Pemerintah Daerah;
2. Pendekatan Tridaya sebagai upaya pemberdayaan terhadap aspekmanusia, lingkungan dan kegiatan ekonomi masyarakat setempat;
3. Azas "berkelanjutan" sebagai salah satu pertimbangan penting
untuk menjamin kelangsungan kegiatan;
4. Rembug warga dalam upaya menggali sebanyak mungkin aspirasi
masyarakat, selain itu juga melakukan pelatihan keterampilan teknis
dalam upaya pemberdayaan masyarakat.
- Standar Pelayanan Minimal (SPM) Analisa kebutuhan Program dan Kegiatan juga mengacu pada Permen
PU No.14 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Khusus untuk sektor PBL, SPM
juga terkait dengan SPM Penataan Ruang dikarenakan kegiatan
penataan lingkungan permukiman yang salah satunya melakukan
pengelolaan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan.
Standar SPM terkait dengan sektor PBL sebagaimana terlihat pada
tabel 8.19, yang dapat dijadikan acuan bagi Kabupaten/Kota untuk
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 167/366
148 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
menyusun kebutuhan akan sektor Penataan Bangunan dan
Lingkungan.
Tabel 8.19 SPM Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
No Jenis Pelayanan Dasar
Standar Pelayanan
Minimal
Waktu
Pen-
capaian
Keterangan
Indikator Nilai
VI. Penataan
Bangunan
dan
Lingkungan
Izin
Mendirikan
Bangunan
(IMB)
15. Terlayaninya
masyarakat dalam
pengurusan IMB di
kabupaten/ kota.
100
%
2014 Dinas yang
membidangi
Perijinan
(IMB).
HargaStandar
Bangunan
Gedung
Negara
(HSBGN)
16. Tersedianyapedoman Harga
Standar Bangunan
Gedung Negara di
kabupaten/kota.
100% 2014 Dinas yangmembidangi
Pekerjaan
Umum.
VIII. Penataan
Ruang
Penyediaan
Ruang
Terbuka
Hijau (RTH)
Publik
23. Tersedianya
luasan RTH publik
sebesar 20% dari
luas wilayah kota/
kawasanperkotaan.
25% 2014 Dinas/SKPD
yang
membidangi
Penataan
Ruang.
b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah
Negara
Kegiatan penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
meliputi:
1. Menguraikan kondisi bangunan gedung negara yang belum
memenuhi persyaratan keandalan yang mencakup (keselamatan,keamanan, kenyamanan dan kemudahan);
2. Menguraikan kondisi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan
Rumah Negara;
3. Menguraikan aset negara dari segi administrasi pemeliharaan.
Untuk dapat melakukan pendataan terhadap kondisi bangunan gedung
dan rumah negara perlu dilakukan pelatihan teknis terhadap tenaga
pendata HSBGN, sehingga perlu dilakukan pendataan kegiatanpembinaan teknis penataan bangunan gedung.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 168/366
149Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam PenanggulanganKemiskinan
Program yang mencakup pemberdayaan komunitas dalam
penanggulangan kemiskinan adalah PNPM Mandiri, yang dilaksanakan
dalam bentuk kegiatan P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di
Perkotaan). P2KP merupakan program pemerintah yang secara
substansi berupaya menanggulangi kemiskinan melalui pemberdayaaan
masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya, termasuk
Pemerintah Daerah dan kelompok peduli setempat.
Bagi setiap Kabupaten/Kota disarankan dapat mengidentifikasi kebutuhansektor Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk jangka waktu 5 tahun kedepan dengan mengacu pada program dan capaian Renstra Nasional danRPJMD, sebagaimana tergambarkan pada tabel 8.20. Adapun cara pengisiankolom pada tabel adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Uraian perkiraan kebutuhan data(3) Unit satuan(4), (5), (6), (7), dan (8) berisikan proyeksi atau target penataan bangunan danlingkungan dalam jangka waktu 5 tahun(9) keterangan tambahan jika diperlukan
Tabel 8.20 Kebutuhan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
No Uraian Satuan
Kebutuhan
KetTahun
I
Tahun
II
Tahun
III
Tahun
IV
Tahun
V(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
I Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
1. Ruang Terbuka
Hijau (RTH)
M2
2. Ruang Terbuka M2
3. PSD unit
4. PS Lingkungan unit
5. HSBGN laporan
6. Pelatihan Teknis
Tenaga PendataHSBGN
laporan
7. lainnya
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 169/366
150 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
No Uraian Satuan
Kebutuhan
KetTahun
I
Tahun
II
Tahun
III
Tahun
IV
Tahun
VII Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
1. Bangunan Fungsi
Hunian
unit
2. Bangunan Fungsi
Keagamaan
unit
3. Bangunan Fungsi
Usaha
unit
4. Bangunan Fungsi
Sosial Budaya
unit
5. Bangunan Fungsi
Khusus
unit
6. Bintek
Pembangunan
Gedung Negara
laporan
7. lainnya
III. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan
1. P2KP
2. lainnya
8.2.4. Program-Program dan Kriteria Kesiapan Sektor Penataan
Bangunan dan Lingkungan
Program-Program Penataan Bangunan dan Lingkungan, terdiri dari:
a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman;
b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara;
c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan
Kemiskinan.Untuk penyelenggaraan program-program pada sektor Penataan
Bangunan dan Lingkungan (PBL) maka dibutuhkan Kriteria Kesiapan
(Readiness Criteria) yang mencakup antara lain rencana kegiatan rinci,
indikator kinerja, komitmen Pemda dalam mendukung pelaksanaan
kegiatan melalui penyiapan dana pendamping, pengadaan lahan jika
diperlukan, serta pembentukan kelembagaan yang akan menangani
pelaksanaan proyek serta mengelola aset proyek setelah infrastruktur
dibangun.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 170/366
151Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Kriteria Kesiapan untuk sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
adalah:
- Fasilitasi RanPerda Bangunan GedungKriteria Khusus:
• Kabupaten/kota yang belum difasilitasi penyusunan ranperda
Bangunan Gedung;
• Komitmen Pemda untuk menindaklanjuti hasil fasilitasi
Ranperda BG
- Penyusunan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman
Berbasis KomunitasKriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Penataan
Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas:
• Kawasan di perkotaan yang memiliki lokasi PNPM-Mandiri
Perkotaan;
• Pembulatan penanganan infrastruktur di lokasi-lokasi yang
sudah ada PJM Pronangkis-nya;
• Bagian dari rencana pembangunan wilayah/kota;
• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, danmasyarakat;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
- Penyusunan Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan (RTBL)
Kriteria Lokasi :
• Sesuai dengan kriteria dalam Permen PU No.6 Tahun 2006;
• Kawasan terbangun yang memerlukan penataan;
• Kawasan yang dilestarikan/heritage;• Kawasan rawan bencana;
• Kawasan gabungan atau campuran (fungsi hunian, fungsi
usaha, fungsi sosial/ budaya dan/atau keagamaan serta fungsi
khusus, kawasan sentra niaga (central business district );
• Kawasan strategis menurut RTRW Kab/Kota;
• Komitmen Pemda dalam rencana pengembangan dan investasi
Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi
dengan rencana tata ruang dan/atau pengembangan
wilayahnya;
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 171/366
152 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat;
• Pekerjaan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat.
- Penyusunan Rencana Tindak Revitalisasi Kawasan, Ruang
Terbuka Hijau (RTH) dan Permukiman Tradisional/Bersejarah
Rencana Tindak berisikan program bangunan dan lingkungan
termasuk elemen kawasan, program/rencana investasi, arahan
pengendalian rencana dan pelaksanaan serta DAED/DED.
Kriteria Umum:
• Sudah memiliki RTBL atau merupakan turunan dari lokasi
perencanaan RTBL (jika luas kws perencanaan > 5 Ha) atau;
• Turunan dari Tata Ruang atau masuk dlm skenario
pengembangan wilayah (jika luas perencanaan < 5 Ha);
• Komitmen pemda dalam rencana pengembangan dan investasi
Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi
dengan Rencana Tata Ruang dan/atau pengembangan
wilayahnya;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Penataan
dan Revitalisasi Kawasan:
• Kawasan diperkotaan yang memiliki potensi dan nilai strategis;
• Terjadi penurunan fungsi, ekonomi dan/atau penurunan
kualitas;
• Bagian dari rencana pengembangan wilayah/kota;
• Ada rencana pengembangan dan investasi pemda, swasta, dan
masyarakat;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Ruang
Terbuka Hijau:
• Ruang publik tempat terjadi interaksi langsung antara manusia
dengan taman (RTH Publik);
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 172/366
153Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
• Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang
penggunaannya bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman baik
alamiah maupun ditanam (UU No. 26/2007 tentang Tata ruang);• Dalam rangka membantu Pemda mewujudkan RTH publik
minimal 20% dari luas wilayah kota;
• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta,
masyarakat;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak
Permukiman Tradisional Bersejarah:• Lokasi terjangkau dan dikenal oleh masyarakat setempat
(kota/kabupaten);
• Memiliki nilai ketradisionalan dengan ciri arsitektur bangunan
yang khas dan estetis;
• Kondisi sarana dan prasarana dasar yang tidak memadai;
• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan
masyarakat;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
- Kriteria Fasilitasi Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi
Kebakaran (RISPK):
• Ada Perda Bangunan Gedung;
• Kota/Kabupaten dengan jumlah penduduk > 500.000 orang;
• Tingginya intensitas kebakaran per tahun dengan potensi resiko
tinggi
• Kawasan perkotaan nasional PKN, PKW, PKSN, sesuai PPNo.26/2008 ttg Tata Ruang;
• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan
masyarakat;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
- Kriteria dukungan PSD Untuk Revitalisasi Kawasan, RTH Dan
Permukiman Tradisional/Ged Bersejarah:
• Mempunyai dokumen Rencana Tindak PRK/RTH/Permukiman
Tradisional-Bersejarah;
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 173/366
154 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
• Prioritas pembangunan berdasarkan program investasinya;
• Ada DDUB;
• Dukungan Pemerintah Pusat maksimum selama 3 tahun
anggaran;
• Khusus dukungan Sarana dan Prasarana untuk permukiman
tradisional, diutamakan pada fasilitas umum/sosial, ruang-ruang
publik yang menjadi prioritas masyarakat yang menyentuh
unsur tradisionalnya;
• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan
masyarakat;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
- Kriteria dukungan Prasarana dan Sarana Sistem Proteksi
Kebakaran:
• Memiliki dokumen RISPK yang telah disahkan oleh Kepala
Daerah (minimal SK/peraturan bupati/walikota);
• Memiliki Perda BG (minimal Raperda BG dalam tahap
pembahasan dengan DPRD);
• Memiliki DED untuk komponen fisik yang akan dibangun;
• Ada lahan yg disediakan Pemda;
• Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan
masyarakat;
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
- Kriteria Dukungan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan
Lingkungan:
• Bangunan gedung negara/kantor pemerintahan;
• Bangunan gedung pelayanan umum (puskesmas, hotel, tempat
peribadatan, terminal, stasiun, bandara);
• Ruang publik atau ruang terbuka tempat bertemunya aktifitas
sosial masyarakat (taman, alun-alun);
• Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 174/366
155Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
8.2.5 Usulan Program dan Kegiatan PBL
Pada bagian ini usulan program dan kegiatan Penataan Bangunan danLingkungan pada Kabupaten/Kota akan dirangkum dalam tabel 8.21.
Petunjuk pengisian table 8.21 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut(2), (3), (4) output, indikator output, dan rincian kegiatan yang disesuaikan
dengan Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya untuk sektor PenataanBangunan dan Lingkungan
(5) Lokasi kegiatan(6) Volume kegiatan(7) Satuan dari volume kegiatan(8), (9), (10), (11), (12), (13), (14) Sumber pembiaayaan kegiatan yang
bersumber dari table 8.12(16), (17), (18), (19), (20) Tahun pelaksanaan kegiatan dalam jangka waktu lima
tahun ke depan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 175/366
156 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 8.21 Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan
Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten/Kota
N
O
OUTPUTLO
KA
SI
VOLSATUA
N
SUMBER DANA TAHUN
INDIKATOR OUTPUT APBNAPBD
PROV
APBD
KAB/
KOTA
MAS
YARA
KAT
SWASTA
CSR 1 2 3 4 5RINCIAN
RP
MURNIPHLN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (16) (17) (18) (19) (20)
KEGIATAN: PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENYELENGGARAAN DALAMPENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN TERMASUKPENGELOLAAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA 1 LAYANAN PERKANTORAN
Jumlah Bulan Layanan Perkantoran
1.a Penyelenggaraan operasional &
pemeliharaan perkantoran
Bln/Thn
2 PERATURAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
Jumlah NSPK Bid Penataan Bangunan
dan Lingkungan
2.a Penyusunan NSPK, Legalisasi
Draft NSPK
NSPK
3 PEMBINAAN PELAKSANAAN PENATAAN
BANGUNAN DAN LINGKUNGAN,
PENGELOLAAN GEDUNG DAN RUMAH
NEGARA
Jumlah Laporan Pembinaan
Penyelenggaraan Bidang Penataan
Bangunan dan Lingkungan
3.a Bantek dan Pendampingan
penyusunan Ranperda BG
Laporan
3.b Fasilitasi penyusunan RTBL Laporan
3.c Fasilitasi penyusunan Rencana
Induk Sistem Proteksi Kebakaran
(RISPK)
Laporan
3.d Fasilitasi penyusunan Rencana Laporan
P e d o m a n P e n y u s u n a
n R P I2 J M B i d a n g C i p t a K a r y a
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 176/366
157Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
N
O
OUTPUTLO
KA
SI
VOLSATUA
N
SUMBER DANA TAHUN
INDIKATOR OUTPUT APBNAPBD
PROV
APBD
KAB/
KOTA
MAS
YARA
KAT
SWA
STACSR 1 2 3 4 5
RINCIANRP
MURNIPHLN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (16) (17) (18) (19) (20)
Tindak Penataan dan Revitalisasi
Kawasan
3.e Fasilitasi Rencana Tindak Sistem
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Laporan
3.f Fasilitasi penyusunan RencanaTindak Pengembangan Kawasan
Permukiman Tradisional
Bersejarah
Laporan
3.g Fasilitasi Penguatan
Kelembagaan Penataan
Bangunan dan Lingkungan
Laporan
4 PENGAWASAN PELAKSANAAN PENATAAN
BANGUNAN DAN LINGKUNGAN, PENGELO-
LAAN GEDUNG DAN RUMAH NEGARA
Jumlah Laporan Pengawasan
Penyelenggaraan Bidang Penataan
Bangunan dan Lingkungan
4.a Pemeriksaan keandalan
bangunan gedung
Laporan
5 BANGUNAN GEDUNG DAN FASILITASNYA
Pengembangan Bangunan Gedung
Negara/Bersejarah
5.a Pengembangan BangunanGedung Negara dan Bersejarah
Gedung
6 SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN
PERMUKIMAN
Jumlah kawasan yang Tertata Bangunan
dan Lingkungannya
P e d o m a n P e n y u s u n a n R P I2 J M B i d a n g C i p t a K a r y a
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 177/366
158 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
N
O
OUTPUTLO
KA
SI
VOLSATUA
N
SUMBER DANA TAHUN
INDIKATOR OUTPUT APBNAPBD
PROV
APBD
KAB/
KOTA
MAS
YARA
KAT
SWASTA
CSR 1 2 3 4 5RINCIAN
RP
MURNIPHLN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (16) (17) (18) (19) (20)
6.a Pengembangan Sarana dan
Prasarana untuk Proteksi
kebakaran
Kab/Kota
6.b Pengembangan Sarana danPrasarana untuk Aksesibilitas BG Kab/Kota
6.c Sarana dan Prasarana
Revitalisasi Kawasan
Kawasan
6.d Sarana dan Prasarana Ruang
Terbuka Hijau
Kab/Kota
6.e Sarana dan Prasarana pada
Pemukiman Tradisional dan
Bersejarah
Kawasan
6.f Pengembangan Sarana dan
Prasarana untuk Proteksi
kebakaran
Kab/Kota
6.g Pengembangan PIP2B Provinsi
7 KESWADAYAAN/PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT (P2KP)
Jumlah Kel/Desa yang Mendapatkan
Pendampingan Pemberdayaan Sosial
(P2KP/PNPM)
7.a Pendampingan Pemberdayaan
Sosial (P2KP/PNPM)
Kel/desa
TOTAL
P e d o m a n P e n y u s u n a n
R P I2 J M B i d a n g C i p t a K a r y a
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 178/366
159Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
8.3 Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
8.3.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan
Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan
merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara,
merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik)
dan non fisik penyediaan air minum. Penyelenggara pengembangan
SPAM adalah badan usaha milik negara (BUMN)/ badan usaha milik
daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok
masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistempenyediaan air minum. Penyelenggaraan SPAM dapat melibatkan
peran serta masyarakat dalam pengelolaan SPAM berupa
pemeliharaan, perlindungan sumber air baku, penertiban sambungan
liar, dan sosialisasi dalam penyelenggaraan SPAM.
Beberapa peraturan perundangan yang menjadi dasar dalam
pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) antara lain:
i) Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya AirPada pasal 40 mengamanatan bahwa pemenuhan kebutuhan air
baku untuk air minum rumah tangga dilakukan dengan
pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM). Untuk
pengembangan sistem penyediaan air minum menjadi tanggung
jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
ii) Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Program
Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025
Perundangan ini mengamanatkan bahwa kondisi sarana danprasarana masih rendah aksesibilitas, kualitas, maupun cakupan
pelayanan.
iii) Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Bahwa Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan
membangun, memperluas dan/atau meningkatkan sistem fisik
(teknik) dan non fisik (kelembagaan, manajemen, keuangan, peran
masyarakat, dan hukum) dalam kesatuan yang utuh untuk
melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 179/366
160 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
keadaan yang lebih baik. Peraturan tersebut juga menyebutkan
asas penyelenggaraan pengembangan SPAM, yaitu asas
kelestarian, keseimbangan, kemanfaatan umum, keterpaduan dan
keserasian, keberlanjutan, keadilan, kemandirian, serta
transparansi dan akuntabilitas.
iv) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2006
tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
Peraturan ini mengamanatkan bahwa dalam rangka peningkatan
pelayanan/ penyediaan air minum perlu dilakukan pengembangan
SPAM yang bertujuan untuk membangun, memperluas, dan/atau
meningkatkan sistem fisik dan non fisik daam kesatuan yang utuh
untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat
menuju keadaan yang lebih baik dan sejahtera.
v) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum
dan Tata Ruang
Peraturan ini menjelaskan bahwa tersedianya akses air minum
yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan
kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/hari.
SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau
bukan jaringan perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat
meliputi unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan
unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan perpipaan dapat
meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air
hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau
bangunan perlindungan mata air. Pengembangan SPAM menjadi
kewenangan/ tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah
untuk menjamin hak setiap orang dalam mendapatkan air minum bagi
kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan yang
sehat, bersih, dan produktif sesuai dengan peraturan perundang-
undangan, seperti yang diamanatkan dalam PP No. 16 Tahun 2005.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 180/366
161Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Pemerintah dalam hal ini adalah Direktorat Pengembangan Air Minum,
Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum yang mempunyai
tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal CiptaKarya di bidang perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
produk pengaturan, pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi di
bidang pengembangan sistem penyediaan air minum. Adapun
fungsinya antara lain mencakup:
Menyusun kebijakan teknis dan strategi pengembangan sistem
penyediaan air minum;
Pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi
pengembangan sistem penyediaan air minum termasukpenanggulangan bencana alam dan kerusuhan sosial;
Pengembangan investasi untuk sistem penyediaan air minum;
Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta
pembinaan kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang air
minum.
8.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan
Tantangan
A. Isu Strategis Pengembangan SPAM
Terdapat isu-isu strategis yang diperkirakan akan mempengaruhi upaya
Indonesia untuk mencapai target pembangunan di bidang air minum.
Isu ini didapatkan melalui serangkaian konsultasi dan diskusi dalam
lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum khususnya Direktorat
Jenderal Cipta Karya. Isu-isu strategis tersebut adalah:
1. Peningkatan Akses Aman Air Minum;
2. Pengembangan Pendanaan;
3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan;
4. Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan;
5. Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum;
6. Rencana Pengamanan Air Minum;
7. Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat;
dan
8. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan
Kaidah Teknis dan Penerapan Inovasi Teknologi
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 181/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 182/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 183/366
164 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 8.22 Contoh Kondisi Eksisting Pelayanan SPAM Kabupaten/Kota
SistemJaringan
Daerah PelayananTingkat
PelayananSumber Air
LuasWP
JmlhPddkWP
Jmlh PddkTerlayani
%Pddk
%Wilayah
Lokasi Debit
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Total
Kab/Kota
C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan SPAM
i . Permasalahan Pengembangan SPAM
Pada bagian ini, perlu dijabarkan permasalahan pengembangan
SPAM sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. Adapun
permasalahan pengembangan AM pada tingkat nasional antara lain:
1) Pening katan Cakupan dan Kual itas
a) Tingkat pertumbuhan cakupan pelayanan air minum sistem
perpipaan belum seimbang dengan tingkat perkembangan
penduduk
b) Perkembangan pesat SPAM non-perpipaan terlindungi masih
memerlukan pembinaan.
c) Tingkat kehilangan air pada sistem perpipaan cukup besar dan
tekanan air pada jaringan distribusi umumnya masih rendah.
d) Pelayanan air minum melalui perpipaan masih terbatas dan
harus membayar lebih mahal.
e) Ketersediaan data yang akurat terhadap cakupan dan akses air
minum masyarakat belum memadai.
f) Sebagian air yang diproduksi PDAM telah memenuhi kriteria
layak minum, namun kontaminasi terjadi pada jaringan
distribusi.
g) Masih tingginya angka prevalensi penyakit yang disebabkan
buruknya akses air minum yang aman.
2) Pendanaan
a) Penyelenggaraan SPAM mengalami kesulitan dalam
masalah pendanaan untuk pengembangan, maupun
operasional dan pemeliharaan.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 184/366
165Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
b) Investasi untuk pengembangan SPAM selama ini lebih
tergantung dari pinjaman luar negeri.
c) Komitmen dan prioritas pendanaan dari pemerintah daerahdalam pengembangan SPAM masih rendah.
3) Kelembagaan dan Perund ang-Undangan
a) Lemahnya fungsi lembaga/dinas di daerah terkait
penyelenggaraan SPAM.
b) Prinsip pengusahaan belum sepenuhnya diterapkan oleh
penyelenggara SPAM (PDAM).
c) Pemekaran wilayah di beberapa kabupaten/kota
mendorong pemekaran badan pengelola SPAM di daerah.4) Air Baku
a) Kapasitas daya dukung air baku di berbagai lokasi semakin
terbatas.
b) Kualitas sumber air baku semakin menurun.
c) Adanya peraturan perijinan penggunaan air baku di
beberapa daerah yang tidak selaras dengan peraturan
yang lebih tinggi.
d) Belum mantapnya alokasi penggunaan air baku sehinggamenimbulkan konflik kepentingan di tingkat pengguna.
5) Peran Masyarakat
a) Air masih dipandang sebagai benda sosial meskipun
pengolahan air baku menjadi air minum memerlukan biaya
relatif besar dan masih dianggap sebagai urusan
pemerintah.
b) Potensi yang ada pada masyarakat dan dunia usaha belum
sepenuhnya diberdayakan oleh Pemerintah.c) Fungsi pembinaan belum sepenuhnya menyentuh
masyarakat yang mencukupi kebutuhannya sendiri.
Setiap kabupaten/kota perlu melakukan identifikasi permasalahan yang
ada di kabupaten/kota masing-masing sebagaimana digambarkan
seperti tabel 8.23 dan 8.24 berikut ini.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 185/366
166 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 8.23 Contoh Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM
No Aspek Pengelolaan AirMinum Permasa-lahan
Tindakan
Yang Sudah
Dilakukan
Yang Sedang
Dilakukan
(1) (2) (3) (4) (5)
A.
1.
2.
3.
Kelembagaan/Perundangan
Organisasi SPAM
Tata Laksana (SOP,
koordinasi, dll)
SDM
B.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Teknis Operasional
Sumber Air Baku
Bangunan Intake
IPA
Reservoir dan Pompa
Distribusi
Jaringan Transmisi
Jaringan Distribusi
Sambungan Rumah
Meter Pelanggan
C.
1.
2.
3.
4.
Pembiayaan:
Sumber-sumber pembiayaan
Tarif Retribusi
Mekanisme penarikan
retribusi
Realisasi penerimaan retribusi
D.
1.
2.
3.
Peran Serta Masyarakat
Penyuluhan
Kemampuan membayarretribusi
Kemauan berpartisipasi
Petunjuk pengisian tabel 8.23 sebagai berikut:
(1) Nomor urut
(2) Aspek pengelolaan air minum
(3) Permasalahan yang ditemui pada setiap aspek pengelolaan air minum
(4) Tindakan yang sudah dilakukan untuk mengatasi permasalahan (5) Rencana tindakan yang akan dilakukan ke depan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 186/366
167Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 8.24 Analisis Permasalahan melalui
Perbandingan Alternatif Pemecahan Masalah
No Parameter YangDiperbandingkan
Alternatif-1 Alternatif-2 Alternatif-3
Teknis Manfaat Biaya Teknis Manfaat B i a y a Teknis Manfaat B i a y a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
A
1.
2.
3.
Kelembagaan
Organisasi SPAM
Tata Laksana (SOP,
Koordinasi, dll)
SDM
B.
1.
2.3.
4.
5.
6.
7.
8.
Teknis Operasional
Sumber Air Baku
Bangunan IntakeIPA
Reservoir dan Pompa
Distribusi
Jaringan Transmisi
Jaringan Distribusi
Sambungan Rumah
Meter Pelanggan
C.
1.
2.
3.
4.
Pembiayaan:
Sumber-sumber
pembiayaanTarif Retribusi
Penarikan retribusi
Realisasi penerimaan
retribusi
D.
1.
2.
3.
Peran Serta
Masyarakat
Penyuluhan
Kemampuan
membayar retribusi
Kemauan
berpartisipasi
Petunjuk pengisian tabel 8.24 sebagai berikut:
(1) Nomor urut
(2) Aspek pengelolaan air minum
(3), (6) dan (9) diisi dengan tindakan teknik fisik yang diperbandingkan.(4), (7) dan (10) diisi dengan manfaat yang bisa didapat dari pemilihan teknik
alternatif bersangkutan.(5), (8) dan (11) diisi dengan rendah, sedang atau tinggi sesuai tingkat biaya
relatif antar alternatif.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 187/366
168 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
i i . Tantangan Peng embangan SPAM
Beberapa tantangan dalam pengembangan SPAM yang cukup besar
ke depan, agar dapat digambarkan, misalnya :
1) Tantangan Internal:
a) Tantangan dalam peningkatan cakupan kualitas air minum saat
ini adalah mempertimbangkan masih banyaknya masyarakat
yang belum memiliki akses air minum yang aman yang tercermin
pada tingginya angka prevalensi penyakit yang berkaitan dengan
air. Tantangan lainnya dalam pengembangan SPAM adalah
adanya tuntutan PP 16/2005 untuk memenuhi kualitas air minum
sesuai kriteria yang telah disyaratkan.
b) Banyak potensi dalam hal pendanaan pengembangan SPAM
yang belum dioptimalkan. Sedangkan adanya tuntutan penerapan
tarif dengan prinsip full cost recovery merupakan tantangan besar
dalam pengembangan SPAM.
c) Adanya tuntutan untuk penyelenggaraan SPAM yang profesional
merupakan tantangan dalam pengembangan SPAM di masa
depan.
d) Adanya tuntutan penjaminan pemenuhan standar pelayanan
minimal sebagaimana disebutkan dalam PP No. 16/2005 serta
tuntutan kualitas air baku untuk memenuhi standar yang
diperlukan.
e) Adanya potensi masyarakat dan swasta dalam pengembangan
SPAM yang belum diberdayakan.
2) Tantangan Ekstern al
a) Tuntutan pembangunan yang berkelanjutan dengan pilar
pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
b) Tuntutan penerapan Good Governance melalui demokratisasi
yang menuntut pelibatan masyarakat dalam proses
pembangunan.
c) Komitmen terhadap kesepakatan Millennium Development Goals
(MDGs) 2015 dan Protocol Kyoto dan Habitat , dimana
pembangunan perkotaan harus berimbang dengan pembangunanperdesaan.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 188/366
169Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
d) Tuntutan peningkatan ekonomi dengan pemberdayaan potensi
lokal dan masyarakat, serta peningkatan peran serta dunia
usaha, swastae) Kondisi keamanan dan hukum nasional yang belum mendukung
iklim investasi yang kompetitif.
8.3.3 Analisis Kebutuhan Sistem Penyediaan Air Minum
Kebutuhan sistem penyediaan air minum terjadi karena adanya gap
antara kondisi yang ada saat ini dengan target yang akan dicapai pada
kurun waktu tertentu. Kondisi pelayanan air minum secara nasionalsebesar 47, 71%, dilihat dari proporsi penduduk terhadap sumber air
minum terlindungi (akses aman) yang mencakup 49,82% di perkotaan
dan 45,72 di perdesaan. Setiap kabupaten/kota perlu melakukan
analisis kebutuhan sistem penyediaan air minum di masing-masing
kabupaten/kota sesuai dengan arahan dibawah ini.
A. Analisis Kebutuhan Pengembangan SPAM Kabupaten/Kota
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan SistemPenyediaan Air Minum, baik sistem perpipaan maupun bukan perpipaan
adalah menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi sistem
penyediaan air minum. Melakukan analisis atas dasar besarnya
kebutuhan penyediaan air minum, baik itu untuk pemenuhan kebutuhan
masyarakat (basic need) maupun kebutuhan pengembangan kota
(development need). Pada bagian ini sudah harus diuraikan penetapan
kawasan/daerah yang memerlukan penanganan dari komponen
penyediaan air minum baik sistem perpipaan maupun bukan perpipaan,serta diperlihatkan arahan struktur pengembangan prasarana kota yang
telah disepakati.
Analisis kebutuhan Pengembangan SPAM merupakan hasil rangkaian
analisis diantaranya adalah analisis hasil survey kebutuhan nyata (real
demand survey ), analisis kebutuhan dasar air minum, analisis
kebutuhan program pengembangan, analisis kualitas dan tingkat
pelayanan serta analisis ekonomi. Hasil analisis kebutuhan dituangkan
dalam tabel seperti dicontohkan 8.25 berikut ini.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 189/366
170 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 8.25 Contoh Analisis Kebutuhan
N
o. Uraian
Kondisi
Eksisting
Kebutuhan
TahunI
TahunII
TahunIII
TahunIV
TahunV
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Sistem Perpipaan (PDAM)
a. Kebocoran (%)
b. Cakupan PelayananPenduduk (%)
c. Kebutuhan (liter/org/hari)
2. Sistem Bukan Perpipaan
a. Kebocoran (%)
b. Cakupan PelayananPenduduk (%)
c. Kebutuhan (liter/org/hari)
3. Sistem Perpipaan NonPDAM
a. Kebocoran (%)
b. Cakupan PelayananPenduduk (%)
c. Kebutuhan (liter/org/hari)
4. Kebocoran Total
5. Jumlah Pelanggana. Proporsi Sambungan
Langsung
b. Proporsi SambunganUmum
c. Jumlah SambunganLangsung
d. Jumlah Sambungan Umum
6. Unit Konsumsi
a. Sambungan Langsung, SL
b. Sambungan Umum, SUc. Non Domestic
7. Kebutuhan Air
a. Kebutuhan Air Domestik
b. Kebutuhan Non Domestik
c. Sub Total Kebutuhan Air
8. Kebutuhan Air Rata-rata(Qr)
9. Kebutuhan Air Maksimum(Qmax)
10.
Peak Hour Factor (FaktorJam Puncak)
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 190/366
171Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Cara pengisian kolom pada tabel 8.25 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut
(2) Uraian perkiraan kebutuhan data(3) Kondisi eksisting(4), (5), (6), (7), dan (8) berisikan proyeksi atau target penyediaan air minumdalam jangka waktu 5 tahun ke depan
B. Kebutuhan Pengembangan SPAM Daerah
Berikut ini adalah kebutuhan Pengembangan SPAM yang mengacu dari
Renstra DJCK tahun 2010-2014 khususnya dalam Kegiatan:
Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan, Pengembangan Sumber
Pembiayaan Dan Pola Investasi, Dan Penyelenggaraan Serta
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
Setiap kabupaten/kota perlu menggambarkan realisasi dan target
pengembangan sistem penyediaan air minum di masing-masing
kabupaten/kota sesuai dengan tabel 8.26 dibawah ini.
Tabel 8.26 Analisis Kebutuhan Program Pengembangan SPAM
No OUTPUTSATU
AN
KEBUTUHAN
Tahun
I
Tahun
II
Tahun
III
Tahun
IV
Tahun
V
1 Layanan Perkantoran
2PeraturanPengembanganSistem Air Minum
3
Laporan Pembinaan
PelaksanaanPengembanganSPAM
a. RISPAM
b. NSPK SPAM
4
Laporan PengawasanPelaksanaanPengembanganSPAM
5Percontohan Re-Usedan Daur Ulang Air
Minuma. Kampanye hemat
air
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 191/366
172 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
No OUTPUTSATU
AN
KEBUTUHAN
Tahun
I
Tahun
II
Tahun
III
Tahun
IV
Tahun
Vb. Aktivitas reuse &
daur ulang air
6.PenyelenggaraanSPAM terfasilitasi
a. PDAM yangmemperolehpembinaan
b. Pengelola airminum non PDAMyang memperoleh
pembinaan
c. Laporan pra-studikelayakan KPS
d. PDAM terfasilitasiuntukmendapatkanpinjaman Bank
e. Studi AlternatifPembiayaan
7. SPAM Regional
8. SPAM Di kawasanMBR
9.SPAM di Ibu kotaKecamatan (IKK)
10 SPAM Perdesaan
a. PS Air MinumPerdesaan
b. Pro Rakyat PDT
11.
SPAM KawasanKhusus
a. Kawasan pulau
terluar,perbatasan,terpencil
b. Kawasanpemekaran,KAPET
c. Pelabuhanperikanan dan ProRakyat KKP
i. Pelabuhanperikanan
ii. Pro Rakyat KKP
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 192/366
173Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Cara pengisian kolom pada tabel 8.26 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Uraian perkiraan kebutuhan data(3) Satuan program(4), (5), (6), (7), dan (8) berisikan kebutuhan program pengembangan air minumdalam jangka waktu 5 tahun ke depan
8.3.4 Program-Program dan Kriteria Penyiapan, serta Skema
Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM
8.3.4.1 Program-Program Pengembangan SPAM
Program SPAM yang dikembangkan oleh Pemerintah antara lain:
A. Program SPAM IKK
Kriteria Program SPAM IKK adalah:
Sasaran: IKK yang belum memiliki SPAM
Kegiatan:
Pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi dan unit
distribusi utama)
Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target Sambungan
Rumah (SR) total
Indikator:
Peningkatan kapasitas (liter/detik)
Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayani SPAM
B. Program Masyarakat Berpenghasi lan Rendah (MBR)
Kriteria Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) adalah:
Sasaran: Optimalisasi SPAM IKK
Kegiatan: Stimulan jaringan pipa distribusi maksimal 40% dari
target total SR untuk MBR
Indikator:
Peningkatan kapasitas (liter/detik)
Penambahan jumlah kawasan kumuh/nelayan yang terlayani
SPAM
C. Program Perdesaan Pola Pams imas
Kriteria Program Perdesaan Pola Pamsimas adalah:
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 193/366
174 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Sasaran: IKK yang belum memiliki SPAM
Kegiatan:
Pembangunan SPAM (unit air baku, unit produksi dan unit
distribusi utama)
Jaringan distribusi untuk maksimal 40% target Sambungan
Rumah (SR) total
Indikator:
Peningkatan kapasitas (liter/detik)
Penambahan jumlah kawasan/IKK yang terlayani SPAM
D. Prog ram Desa Rawan Air /Terpenci l
Kriteria Program SPAM IKK adalah:
Sasaran: Desa rawan air, desa miskin dan daerah terpencil
(sumber air baku relatif sulit)
Kegiatan: Pembangunan unit air baku, unit produksi dan unit
distribusi utama
Indikator: Penambahan jumlah desa yang terlayani SPAM
E. Program Pengamanan Air Minum
Kriteria Program Pengamanan Air Minum adalah: Sasaran: PDAM-PDAM dalam rangka mengurangi resiko
Kegiatan: Pengendalian kualitas pelayanan air minum dari
hulu sampai hilir
Indikator: Penyediaan air minum memenuhi standar 4 K.
Selanjutnya pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
mengacu pada Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum
(RISPAM) yang disusun berdasarkan:1. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota;
2. Rencana pengelolaan Sumber Daya Air;
3. Kebijakan dan Strategi Pengembangan SPAM;
4. Kondisi Lingkungan, Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat;
5. Kondisi Kota dan Rencana Pengembangan SPAM.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 194/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 195/366
176 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
– Justifikasi Teknis dan Biaya: Penambahan kapasitas ≤ 10 l/detik
atau diameter pipa JDU terbesar ≤ 150 mm;
4. Tersedia DED/Rencana Teknis (sesuai Permen No. 18/2007)
5. Ada indikator kinerja untuk monitoring
– Indikator Output: 100 % pekerjaan fisik
– Indikator Outcome: Jumlah SR/HU yang dimanfaatkan oleh
masyarakat pada tahun yang sama
6. Tersedia lahan/ada jaminan ketersediaan lahan
7. Tersedia Dana Daerah Untuk Urusan Bersama (DDUB) sesuai
kebutuhan fungsional dan rencana pemanfaatan sistem yang akan
dibangun
8. Institusi pengelola pasca konstruksi sudah jelas (PDAM/PDAB,
UPTD atau BLUD)
9. Dinyatakan dalam surat pernyataan Kepala Daerah tentang
kesanggupan/ kesiapan menyediakan syarat-syarat di atas.
8.3.4.3 Skema Kebijakan Pendanaaan
A. Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM
Adapun skema kebijakan pendanaan pengembangan SPAM adalah
tergambar dalam tabel 8.28
Tabel 8.28 Skema Kebijakan Pendananaan Pengembangan SPAM
Kegiatan
SPAM
Air
BakuUnit Produksi
Transmisi dan Distribusi
(SR dan HU)
KOTA APBN
APBD, PDAM,
KPS, (APBN)
APBN, PDAM, KPS, APBN
(MBR)
IKK APBN APBN APBN (s.d. Hidran Umum)
Desa Rawan Air APBN APBN APBN (s.d. Hidran Umum)
Desa dengan air
baku mudah
(Pamsimas)
APBN APBN, APBD,
Masyarakat
PAMSIMAS (APBN : 70%,
APBD : 10%, dan Masyarakat
: 20%.
Catatan:
• Semua sistem yang sudah jadi dikelola oleh pemda/PDAM/Masyarakat;• Keikutsertaan Pemda/PDAM/Masyarakat dalam proses pembangunan adalah
keharusan;
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 196/366
177Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
• HU = Hidran Umum;
• SR = Sambungan rumah;
• MBR = Masyarakat Berpenghasilan Rendah.
Gambar 8.3 Pembagian Kewenangan Pengembangan SPAM
B. Pendekatan Pembiayaan APBN
1) Non Cost-Recovery
Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi)pada IKK, kawasan perbatasan/ pulau terdepan;
Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi)
bagi kawasan-kawasan tertinggal (kawasan kumuh, kawasan
nelayan, dan ibu kota kabupaten pemekaran;
Fasilitasi pengembangan SPAM bagi perdesaan (desa rawan air)
melalui pemicuan perubahan perilaku menjadi hidup bersih dan
sehat, pembangunan modal sosial, capacitu building bagi
masyarakat, serta pembangunan dan pengelolaan SPAMberbasis masyarakat; dan
pengembangan SPAM skala kecil (perdesaan) pembiayaannya
didorong melalui DAK.
2) Cost recovery
Fasilitasi penyediaan air baku untuk air minum melalui kerjasama
dengan Ditjen Sumber Daya Air; dan
Fasilitasi penyediaan air minum (PDAM) di kawasan strategis
(PKN, PKW, PKL, dll) dengan pendanaan melalui perbankan,
Pemda/PDAM, serta KPS.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 197/366
178 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
C. Alternat i f Pola Pemb iayaan
Equity adalah merupakan sumber pendanaan dari internal cash
PDAM dan Pemda untuk program penambahan sambungan
rumah (SR). Dilaksanakan oleh PDAM yang memiliki kecukupan
dana untuk memenuhi sebagian kebutuhan investasi;
Pinjaman Bank Komersial adalah merupakan sumber
pembiayaan dari pinjaman bank komersial dengan jumlah equity
tertentu sebagai pendamping pinjaman. Dilaksanakan oleh PDAM
yang memiliki kecukupan dana pendamping dan menerapkan tarif
minimal diatas harga pokok produksi (tarif dasar);
Trade Credit adalah merupakan sumber pembiayaan dari
pinjaman bank komersial melalui pihak ke tiga
(kontraktor/supplier) dan dibayar dengan angsuran dari
pendapatan PDAM dalam masa tertentu (10 tahun atau lebih).
Dilaksanakan oleh PDAM yang diperkirakan dapat mengangsur
sesuai dengan perjanjian;
Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) merupakan sumber
pembiayaan dari badan usaha swasta (BUS) berdasarkankontrak kerjasama antara BUS dengan pemerintah
(BOT/Konsesi). Dilaksanakan di kabupaten/kota yang memiliki
pasar potensial (captive market) dan telah dilengkapi dengan
studi pra-FS dan kesiapan pemerintah daerah;
Obligasi adalah merupakan sumber dana dari penerbitan surat
utang yang akan dibayar dari pendapatan PDAM. Dilaksanakan
oleh PDAM yang telah memiliki rating minimal BBB;
CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakanyang dilakukan suatu perusahaan sebagai bentuk tanggungjawab
terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu
berada.
8.3.5. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM
A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM
Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan SPAM disusunberdasarkan paket-paket fungsional dan sesuai kebijakan prioritas
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 198/366
179Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
program seperti pada RPJM. Penyusunan tersebut memperhatikan
kebutuhan air minum berkaitan dengan pengembangan atau
pembangunan sektor dan kawasan unggulan. Dengan demikian usulansudah mencakup pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan
pembangunan ekonomi.
Usulan program yang diajukan perlu dievaluasi kesesuaiannya dengan
hasil analisis dan identifikasi yang telah dilakukan. Selain itu, perlu juga
dicek keterpaduan dengan sektor-sektor lainnya. Usulan program harus
dapat mencerminkan besaran dan prioritas program, dan manfaatnya
ditinjau dari segi fungsi, kondisi fisik, dan non-fisik antar kegiatan danpendanaannya.Penjabaran program-program tersebut disesuaikan
dengan struktur tatanan program RPJMN yang diwujudkan dalam
paket-paket kegiatan/program.
B. Pembiayaan Proyek Pengembangan SPAM
Pembiayaan proyek perlu disusun berdasarkan klasifikasi tanggung
jawab masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Pusat,
Swasta dan Masyarakat. Jika ada indikasi program pengembanganSPAM yang melibatkan swasta perlu dilakukan kajian lebih mendalam
untuk menentukan kelayakannya.
Untuk program yang memerlukan analisis kelayakan keuangan, hasil
analisis harus dilampirkan dan merupakan bagian dari kajian
pembiayaan dan keuangan. Pembiayaan kegiatan pengembangan
SPAM sebagaimana diusulkan dapat berasal dari dana Pemerintahan
Kabupaten/Kota, masyarakat, swasta, dan bantuan Pemerintah Pusat.Bantuan Pemerintah Pusat dapat berbentuk proyek biasa (pemerataan
dalam pemenuhan prasarana sarana dasar), bantuan stimulan, dan
bantuan proyek khusus (menurut pengembangan kawasan). Adapun
jenis bantuan disesuaikan dengan tingkat kebutuhannya.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 199/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 200/366
181Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 8.29 Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan SPAM
NO
OUTPUTLOKASI
OL SATUAN
SUMBER DANA TAHUN
INDIKATOR OUTPUT APBN APBDPROV
APBDKAB/KOTA
SWASTA
MASYARAKAT
CSR 1 2 3 4 5RINCIAN MURNI PHLN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
KEGIATAN: PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, PENGEMBANGAN SUMBER PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI,DAN PENYELENGGARAAN SERTA PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
1 LAYANAN PERKANTORAN
Jumlah Bulan Layanan
Perkantoranxx …… Bln/Thn
2 PERATURAN PENGEMBANGANSISTEM AIR MINUM
Jumlah NSPK NasionalBid ………
xx …… NSPK3 LAPORAN PEMBINAAN PELAKSA-
NAAN PENGEMBANGAN SPAM
Jumlah Laporan Pem-binaan Penyelengga-raan …………
xx …… Laporan
4 LAPORAN PENGAWASAN PELAK-SANAAN PENGEMBANGAN SPAM
Jumlah Laporan Penga-wasan PenyelenggaraanBidang ……
4.a Pengawasan danpengendalian
Laporan
5 PERCONTOHAN RE-USE DAN DAURULANG AIR MINUM
Jumlah Kawasan Yang
P e d o m a n P e n y u s u n a n R P I 2 - J M B i d a n g C i p t a K a r y a
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 201/366
182 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
NO
OUTPUTLOKASI
OL SATUAN
SUMBER DANA TAHUN
INDIKATOR OUTPUT APBN APBDPROV
APBDKAB/KOTA
SWASTA
MASYARAKAT
CSR 1 2 3 4 5RINCIAN MURNI PHLN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Ditangani …..
5.a Kampanye hemat
air
Kawasan
5.b Aktivitas reusedan daur ulang air
Kawasan
6 PENYELENGGARAAN SPAMTERFASILITASI
Jumlah PDAM yangTerlayani ……
6.a Pembinaan PDAM Laporan
6.b PembinaanPengelola airminum non PDAM
Laporan
6.c Laporan pra-studikelayakan KPS
Laporan
6.d.
PDAM terfasilitasipinjaman Bank
Laporan
6.e Studi Alternatif
Pembiayaan
Laporan
7 SPAM REGIONAL
Jumlah Kab/kota yangTerlayani …………
Region
8 SPAM DI KAWASAN MBR
Jumlah Kawasan YangTerlayani ……
Kawasan
P e d o m a n P e n y u s u n a n R P I 2 - J M B i d a n g C i p t a K a r y a
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 202/366
183Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
NO
OUTPUTLOKASI
OL SATUAN
SUMBER DANA TAHUN
INDIKATOR OUTPUT APBN APBDPROV
APBDKAB/KOTA
SWASTA
MASYARAKAT
CSR 1 2 3 4 5RINCIAN MURNI PHLN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
9 SPAM DI IBU KOTAKECAMATAN (IKK)
Jumlah IKK yangTerlayani ……
Kawasan
10
SPAM PERDESAAN
Jumlah desa yangTerlayani ……
10.a PS Air MinumPerdesaan
Desa
10.b Pro Rakyat PDT Desa11
SPAM KAWASAN KHUSUS
Jumlah Kawasan yangTerlayani ……
11.a Kawasan pulauterluar, perba-tasan, terpencil
Kawasan
11.b Kawasan peme-karan, KAPET
Kawasan
11.c. Pelabuhanperikanan dan
Pro Rakyat KKP
Kawasan
TOTAL
P e d o m a n P e n y u s u n a n R P I 2 - J M B
i d a n g C i p t a K a r y a
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 203/366
184 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
8.4 Penyehatan Lingkungan Permukiman
Mengacu pada Permen PU Nomor. 08/PRT/M/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum maka Direktorat
Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman mempunyai
tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Direktorat Jenderal Cipta
Karya di bidang kebijakan, pengaturan, perencanaan, pembinaan,
pengawasan, pengembangan dan standardisasi teknis di bidang air
limbah, drainase dan persampahan permukiman.
Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal
656, Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan kebijakan teknis dan strategi pengembangan air
limbah, drainase dan persampahan;
b. pembinaan teknik, pengawasan teknik dan fasilitasi pengembangan
air limbah, drainase dan persampahan termasuk penanggulangan
bencana alam dan kerusuhan sosial;
c. pembinaan investasi di bidang air limbah dan persampahan;
d. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pembinaan
kelembagaan dan peran serta masyarakat di bidang air limbah,
drainase dan persampahan; dan
e. pelaksanaan tata usaha direktorat.
8.4.1. Air Limbah
8.4.1.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan Pengelolaan Air
Limbah
A. Arahan Kebijakan Pengelolaan Air Limbah
Beberapa peraturan perundangan yang mengatur pengelolaan air
limbah, antara lain:
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang RencanaPembangunan Jangka Panjang Nasional.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 204/366
185Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan
untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat
serta kebutuhan sektor-sektor terkait lainnya, seperti industri,perdagangan, transportasi, pariwisata, dan jasa sebagai upaya
mendorong pertumbuhan ekonomi.
2. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Pasal 21 ayat (2) butir d mengamanatkan pentingnya pengaturan
prasarana dan sarana sanitasi dalam upaya perlindungan dan
pelestarian sumber air.
3. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.Peraturan ini mengatur penyelenggaraan prasarana dan sarana air
limbah permukiman secara terpadu dengan penyelenggaraan
sistem penyediaan air minum.
4. Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Air
Pengaturan Sarana dan Prasarana Sanitasi dilakukan salah
satunya melalui pemisahan antara jaringan drainase dan jaringan
pengumpul air limbah pada kawasan perkotaan.5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum
dan Tata Ruang.
Mensyaratkan tersedianya sistem air limbah setempat yang
memadai dan tersedianya sistem air limbah skala
komunitas/kawasan/kota.
6. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/I/1998
tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu LingkunganMengamanatkan bahwa Pengolahan yang dilakukan terhadap air
buangan dimaksudkan agar air buangan tersebut dapat dibuang ke
badan air penerima menurut standar yang diterapkan, yaitu standar
aliran (stream standard) dan standar efluen (effluent standard).
B. Lingkup Pengelolaan Air Limbah
Air Limbah yang dimaksud disini adalah air limbah permukiman
(Municipal Wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah
tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 205/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 206/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 207/366
188 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
menjadi landasan penyusunan program dan kegiatan dalam Rencana
Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RP2IJM) yang lebih berpihak kepada pencapaian MDGs, yang
diharapkan dapat mempercepat pencapaian cita-cita pembangunan
nasional.
B. Kondisi Eksisting Pengembangan Air Limbah Permukiman
Setiap Kab/Kota wajib menyajikan gambaran secara umum kondisi
eksisting sistem pengelolaan air limbah yang ada saat ini di
Kabupaten/Kota masing-masing baik pada aspek teknis maupun pada
aspek non teknis pendukung. Untuk menggambarkan kondisi eksisting
pengembangan air limbah yang telah dilakukan pemerintah
Kota/Kabupaten, perlu diuraikan hal-hal berikut ini:
a. Aspek teknis
Berisi hal-hal yang berkaitan dengan prasarana dan sarana air
limbah yang mencakup:
1. Sistem prasarana dan sarana air limbah (sistem setempat/on-
site, sistem terpusat/off-site);
2. jumlah, masalah, dan kondisi prasarana dan sarana air
limbah;
3. tingkat pelayanan prasarana dan sarana air limbah.
Kondisi eksisiting pengembangan air limbah secara teknis dapat
ditampilkan sebagaimana dicontohkan pada tabel-tabel berikut:
Tabel 8.30 menunjukan kondisi eksisting infrastruktur pengolahan air limbahskala kota/kabupaten maupun kawasan yang meliputi Truk tinja, IPAL terpusat,IPLT, dan sebagainya. Petunjuk pengisian sebagai berikut:
(1) Jenis dan nama prasarana(2) Jumlah unit prasarana dan sarana air limbah(3) Kapasitas pengolahan/pengangkutan air limbah(4) Sistem pengolahan yang digunakan(5) Lembaga pengelola prasaran air limbah(6) Kondisi infrastruktur eksisting
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 208/366
189Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 8.30 Kapasitas Pelayanan Eksisting Skala Kabupaten/Kota
Prasaranadan
SaranaJumlah Kapasitas
Sistem
Pengolahan
Lembaga
Pengelola
Keterangan
Kondisi(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Truk Tinja … unit ………..m
IPLT
IPAL
Dst.
Tabel 8.31 menunjukan kondisi eksisting infrastruktur pengolahan air limbahsetempat yang didata setiap kecamatan. Petunjuk pengisian sebagai berikut:
(1) Nomor urut kecamatan(2) Nama Kecamatan(3) Persentase rumah tangga/penduduk yang menggunakan jamban(4) Persentase rumah tangga/penduduk yang menggunakan MCK(5) Persentase rumah tangga/penduduk yang menggunakan jenis
pengumpulan limbah lainnya(6) Persentase rumah tangga/penduduk yang menggunakan septik tank(7) Persentase rumah tangga/penduduk yang menggunakan cubluk(8) Persentase rumah tangga/penduduk yang menggunakan jenis
pengolahan limbah lainnya
Tabel 8.31 Cakupan Pelayanan Sistem On Site
No. Kecamatan
Jumlah PS Sanitasi sistem Onsite Pengumpulan Pengolahan
JambanKeluarga
MCK LainnyaSeptiktank
Cubluk Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1.
2.
dst
Tabel 8.32 menunjukan kondisi eksisting infrastruktur pengolahan air limbahkomunal yang didata setiap lokasi pemberdayaan masyarakat. Petunjukpengisian sebagai berikut:
(1) Nomor urut lokasi MCK/IPAL komunal(2) Nama Lokasi(3) Sistem pengolahan yang digunakan(4) Tahun pembangunan
(5) Cakupan pelayanan infrastruktur komunal(6) Kondisi fisik infrastruktur
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 209/366
190 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 8.32 Pelayanan Air Limbah Komunitas Berbasis Masyarakat
No. Lokasi
SistemDibangun
TahunCakupan
Pelayanan KondisiMCK++
IPALKomunal
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1.
2.
Tabel 8.33 menunjukan parameter teknis wilayah kabupaten/kota yang menjadidasar dalam analisis kebutuhan prasarana air limbah permukiman. Karakteristikfisik kabupaten/kota ditunjukan dengan jumlah penduduk, luas wilayah
berdasarkan tingkat kepadatan, tipe bangunan, dan keterangan mengenaibadan air. Petunjuk pengisiannya sebagai berikut:
(1) Nomor urut lokasi MCK/IPAL komunal(2) Uraian parameter teknis wilayah(3) Besaran satuan(4) Keterangan tambahan seperti lokasi
Tabel 8.33 Parameter Teknis Wilayah
No. Uraian Besaran Keterangan(1) (2) (3) (4)
Karakteristik Fisik Kota
1. Jumlah Penduduk ………….. Jiwa
Tingkat Kepadatan
- Sangat Tinggi (>400 jiwa/hektar)
- Tinggi (300-400 jiwa/ hektar) …………. Ha
- Sedang (200-300 jiwa/ hektar) …………. Ha
- Rendah (<200 jiwa/hektar) …………. Ha
2. Tipe Bangunan Rumah Tangga
- Permanen ….%KK atau … unit
- Semi Permanen ….%KK atau … unit
- Tidak Permanen ….%KK atau … unit
3. Badan Air
- Nama Sungai/ danau/ waduk
- Peruntukan
- Debit ……….Liter/detik
- kualitas ……….BOD Mg/liter ……….COD Mg/liter
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 210/366
191Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
b. Pendanaan
Menguraikan kemampuan masyarakat/Pemda/Swasta dalammembiayai penyediaan serta operasi dan pemeliharaan prasarana
dan sarana air limbah seperti pembiayaan pembangunan sarana
individual, pengurasan tanki septik, retribusi air limbah sistem
komunal dan tempat-tempat umum, serta anggaran Pemda (APBD)
untuk pengelolaan air limbah permukiman.
c. Kelembagaan
Menguraikan organisasi pengelolaan air limbah yang mencakup
bentuk organisasi (lampirkan struktur organisasi), uraian tugas, tatalaksana kerja, dan sumber daya manusia yang dimiliki. Uraian
tersebut harus mencerminkan kemampuan organisasi pengelola air
limbah saat ini.
d. Peraturan Perundangan
Berisi peraturan perundangan terkait pengelolaan air limbah
permukiman yang dimiliki saat ini oleh masing-masing
Kabupaten/Kota misalnya terkait tentang Struktur Organisasi dan
Tupoksi pengelola air limbah, retribusi, dll (perda, SKwalikota/kabupaten, SK Direktur).
e. Peran Serta Swasta dan Masyarakat
Menguraikan peran serta masyarakat dan swasta dalam
pengelolaan air limbah serta kondisi perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) di dalam masyarakat Kota/Kabupaten yang meliputi
kesediaan masyarakat membayar retribusi, penerimaan
masyarakat terhadap aturan terkait pengelolaan air limbah,
perilaku masyarakat dalam BAB, kegiatan-kegiatan apa yang telahdilakukan dalam mendorong peran serta masyarakat misalnya saja
kegiatan kampanye dan edukasi terkait pengelolaan air limbah baik
yang diselenggarakan oleh pemerintah setempat/swasta, maupun
peran masyarakat dan swasta dalam pembangunan prasarana dan
sarana air limbah serta operasi dan pemeliharaan sarana dan
prasarana yang ada.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 211/366
192 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
C. Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Air Limbah
i. Identifikasi Permasalahan Air Limbah
Setiap Kab/Kota wajib menguraikan besaran masalah yang
dihadapi di Kab./Kota masing-masing dengan membandingkan
antara kondisi yang ada dengan sasaran yang ingin dicapai, untuk
memenuhi kebutuhan dasar (basic need) dan kebutuhan
pengembangan (development need) yang ditinjau dari aspek
teknis, keuangan dan kelembagaan. Selain itu, dilakukan
inventarisasi persoalan setiap masalah yang sudah dirumuskan
dengan mempertimbangkan tipologi serta parameter-parameter
teknis yang ada di kawasan tersebut.
Hasil dari kegiatan inventarisasi tersebut akan didapatkan informasipermasalahan teknis dan non teknis pada sub sektor air limbah. Hasilidentifikasi permasalahan dituangkan dalam bentuk Tabel seperti pada tabel8.34. Petunjuk pengisian tabel sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Aspek pengelolaan air limbah permukiman
(3) Permasalahan yang dihadapi pada setiap aspek(4) Tindakan yang sudah dilakukan untuk mengatasi permasalahan(5) Rencana tindakan yang akan dilakukan ke depan
Tabel 8.34 Contoh Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi
No.Aspek Pengelolaan Air
Limbah
Permasa-
lahan
Tindakan
Yang Sudah
Dilakukan
Yang akan
Dilakukan
(1) (2) (3) (4) (5)
A. Kelembagaan:
- Bentuk Organisasi
- Tata Laksana (Tupoksi,
SOP,dll)
- Kualitas dan Kuantitas SDM
B.
Perundangan terkait sektor
air limbah (Perda, Pergub,
Perwali,)
C. Pembiayaan:
- Sumber-sumber pembia-
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 212/366
193Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
No.Aspek Pengelolaan Air
Limbah
Permasa-
lahan
Tindakan
Yang Sudah
Dilakukan
Yang akan
Dilakukan
(1) (2) (3) (4) (5)
yaan (APBD Prov/Kab/
kota/swasta/masyarakat)
- Retribusi
D.Peran serta Masyarakat dan
swasta
E. Teknis Operasional:
1. Sistem On-Site Sanitation:
- MCK
- Jamban keluarga/ cubluk/
septik tank
- Septik tank komunal
- PS Sanimas
- Truk tinja
- IPLT
2. Sistem Off Site Sanitation:
- Sambungan rumah- Sistem jaringan pengumpul
- Sistem sanitasi berbasis
masyarakat
- IPAL
Permasalahan Pembangunan Sektor Air Limbah di Indonesia,
secara umum adalah:
(1) Belum optimalnya penanganan air limbah
(2) Tercemarnya badan air khususnya air baku oleh limbah
(3) Belum optimalnya manajemen air limbah:
a. Belum optimalnya perencanaan;
b. belum memadainya penyelenggaraan air limbah.
ii. Tantangan dan Peluang Pengembangan Sektor Air Limbah
Setiap Kab/Kota wajib menguraikan tantangan dan peluang sesuai
karakteristik Kab/Kota masing-masing terkait pembangunan sektorair limbah. Tantangan Sektor Air Limbah meliputi tantangan
internal dan tantangan eksternal. Tantangan internal berhubungan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 213/366
194 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
dengan cakupan pelayanan air limbah, kejadian penyakit karena
buruknya pengelolaan air limbah, perlindungan sumber air baku,
kualitas kelembagaan, penggalian sumber dana serta pembagian
porsi dana APBN dan APBD. Sedangkan tantangan eksternal
berkaitan dengan target RPJMN bebas pembuangan tinja secara
terbuka di tahun 2014 dan Target MDGs 7c terlayaninya 50%
masyarakat yang belum mendapatkan akses air limbah sampai
tahun 2015.
Selain itu, Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang
Standar Pelayanan Minimum menekankan tentang target
pelayanan dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab
pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang
ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat
dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab
kelembagaan yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk
sub bidang Cipta Karya yang dituangkan didalam dokumen
RPI2JM yang merupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan
pengelolaan Air Limbah. Target pelayanan dasar bidang Air
Limbah sesuai dengan Peraturan Menteri PU Nomor
14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum dapat dilihat
melalui tabel 8.35.
Tabel 8.35 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkanPermen PU No.14/PRT/M/2010
Jenis Pelayanan
Dasar
Standar Pelayanan
Minimal
Batas
Waktu
Pencapaian
KetIndikator Nilai
Penyehatan
Lingkungan
Permukiman
Air
Limbah
Permu-
kiman
Tersedianya
sistem air limbah
setempat yang
memadai.
60% 2014 Dinas yg
membidangi
PU
Tersedianya
sistem air limbah
skala komunitas/kawasan/kota
5% 2014 Dinas yg
membidangi
PU
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 214/366
195Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Peluang dalam pengelolaan air limbah adalah telah diaturnya
kewajiban penanggulangan pencemaran terhadap lingkungan dan
perlindungan sumber air baku dalam tataran undang-undangsampai dengan peraturan daerah. Peraturan perundangan juga
telah mengatur keterpaduan penanganan air limbah dengan
pengembangan sistem penyediaan air minum. Peluang yang lain
adalah adanya peningkatan kesadaran masyarakat dalam
penyelenggaraan air limbah permukiman.
8. 4.1.3 Analisis Kebutuhan Air Limbah
A. Analisis Kebutuhan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan Sistem
Air Limbah adalah menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi
sistem pengelolaan air limbah kota. Melakukan analisis atas dasar
besarnya kebutuhan penanganan air limbah, baik itu untuk pemenuhan
kebutuhan masyarakat (basic need) maupun kebutuhan pengembangan
kota (development need).
Pada bagian ini Kab./Kota harus menguraikan kebutuhan komponen
pengelolaan air limbah secara teknis dan non teknis baik sistem
setempat individual, komunal maupun terpusat skala kota, serta
memperlihatkan arahan struktur pengembangan prasarana kota yang
telah disepakati. Analisis yang terkait dengan kebutuhan air limbah
adalah analisis sistem pengelolaan air limbah (on site dan off site),
analisis jaringan perpipan air limbah untuk sistem terpusat, analisis
kualitas dan tingkat pelayanan serta analisis ekonomi. Hasil analisis
kebutuhan dituangkan dalam tabel 8.36 berikut ini.
Cara pengisian kolom pada tabel 8.36 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Uraian aspek pengelolaan air limbah yang terdiri dari aspek non teknis(peraturan, kelembagaan, pembiayaan, peran swasta dan masyarakat) sertaaspek teknis (sistem setempat dan sistem terpusat)
(3) Kondisi eksisting(4), (5), (6), (7), dan (8) berisikan proyeksi atau target pencapaian penyediaanpelayanan air limbah permukiman dalam jangka waktu 5 tahun ke depan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 215/366
196 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 8.36 Contoh Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah
N
o Uraian
Kondisi
Eksisting
Kebutuhan
Tahun I
Tahun II
Tahun III
Tahun IV
Tahun V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
A Peraturan terkait
sektor air limbah
- Ketersediaan
Peraturan bidang Air
Limbah (Perda,
Pergub, Perwali dst)
B Kelembagaan
- Bentuk Organisasi
- Ketersediaan tata
laksana (Tupoksi,
SOP, dll)
- Kualitas dan
kuantitas SDM
C Pembiayaan
- Sumber pembiayaan
(APBD Prov/ Kab/
kota/ swasta/ masya-
rakat/ dll)- Tarif Retribusi
- Realisasi penarikan
retribusi (%terhadap
target)
D Peran swasta dan
masyarakat
(Sudah ada/belum ada/
bentuk kontribusi, dll)
E. Sistem setempat (on
site)
- Ketersediaan dan
kondisi IPLT
(ada/tidak,
baik/rusak)
- Kapasitas IPLT ……….M
- Tingkat cakupan
Pelayanan IPLT
(% dari target)
- Ketersediaan dan
kondisi Truk tinja
(….unit,
baik/rusak)
- Biaya O&P
- Kualitas efluen IPLT(BOD dan COD)
……….Mg/liter ……….Mg/liter
- Ketersediaan Sistem (…….unit,
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 216/366
197Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
No
UraianKondisi
Eksisting
KebutuhanTahu
n ITahun II
Tahun III
Tahun IV
Tahun V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)pengolahan air
limbah skala kecil/
kawasan/ komunitas
baik/rusak)
F. Sistem Terpusat (off
site)
- Ketersediaan dan
kondisi IPAL
(ada/tidak,
baik/rusak)
- Kapasitas IPAL ……….M3
- Tingkat cakupan
Pelayanan IPAL
(% dari target)
- Biaya O&P
8.4.1.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Air Limbah
A. Program Pembangunan Prasarana Air Limbah Sistem
Setempat (on-site) dan Komunal
Kriteria kegiatan infrastruktur air limbah sistem setempat dan komunal
Kriteria Lokasi Kawasan rawan sanitasi (padat, kumuh, dan miskin) di
perkotaan yang memungkinkan penerapan kegiatan Sanitasi
berbasis masyarakat (Sanimas);
kawasan rumah sederhana sehat (RSH) yang berminat.
Lingkup Kegiatan:
Rekruitmen dan pembiayaan Tenaga Fasilitator Lapangan
(TFL) untuk kegiatan Sanitasi Berbasis Masyarakat;
pelatihan TFL secara regional termasuk refreshing/coaching; pengadaan material dan upah kerja untuk pembangunan
prasarana air limbah (septic tank komunal, MCK++, IPAL
komunal);
TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat
melaksanakan pelatihan KSM/mandor/tukang dan
pemberdayaan masyarakat;
pembangunan jaringan pipa air limbah dan IPAL untuk kawasan
RSH;
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 217/366
198 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
membangun/rehabilitasi unit IPLT dan peralatannya dalam
rangka membantu pemulihan atau meningkatkan kinerja
pelayanan;
sosialisasi/diseminasi NSPM pengelolaan Sanitasi Berbasis
Masyarakat dan pengelolaan Septic Tank;
produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;
penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan
layanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).
Kriteria Kesiapan:
Sudah memiliki RPI2JM CK dan SSK/Memorandum Program
atau sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;
tidak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahan
sudah dibebaskan);
sudah terdapat dokumen perencanaan yang lengkap, termasuk
dokumen lelang (non Sanitasi Berbasis Masyarakat), termasuk
draft dokumen RKM untuk kegiatan Sanitasi Berbasis
Masyarakat ;
sudah ada MoU antara Pengembang dan pemerintah kab./kota
(IPAL RSH);
sudah terdapat institusi yang nantinya menerima dan mengelola
prasarana yang dibangun;
pemerintah kota bersedia menyediakan alokasi dana untuk
biaya operasi dan pemeliharaan.
Skema Kebijakan Pendanaan Pengolahan Air Limbah Sistem
Setempat (on-site) dan Komunal
Skema Kebijakan Pendanaan Pengolahan Air Limbah Sistem
Setempat (on-site) dan Komunal dipaparkan pada gambar 8.4
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 218/366
199Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Gambar 8.4 Sistem Pengolahan Air Limbah Setempat dan Komunal
Gambar 8.4 menunjukan pembagian peran antara pemerintah pusat
dan pemerintah kabupaten/kota dalam pembangunan infrastruktur
pengolahan air limbah sistem setempat (on-site). Peran pemerintah
pusat adalah membantu pendanaan fasilitator dan konstruksi PS air
limbah skala kawasan, serta membangun IPLT. Pemerintah daerah
mempunyai peran dalam penyediaan lahan, penyediaan biaya operasi
dan pemeliharaan, serta pemberdayaan masyarakat pasca konstruksi.
B. Pembangunan Prasarana Air Limbah Terpusat (off-site)
Kriteria kegiatan infrastruktur air limbah sistem terpusat (off-site) skala
kota adalah:
Kriteria Lokasi:
Kota yang telah mempunyai infrastruktur air limbah sistem
terpusat (sewerage system) seperti Medan, Parapat, Batam,
Cirebon, Manado, Tangerang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta,
Surakarta, Denpasar, Balikpapan dan Banjarmasin;
kota yang telah menyusun Master Plan Air Limbah serta DED
untuk tahun pertama, yang terdiri dari 8 kota yaitu Bandar
Lampung, Batam, Bogor, Cimahi, Palembang, Makassar,
Surabaya dan Pekanbaru;
Sumber: Direktorat Pengembangan PLP
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 219/366
200 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
sasaran kota (pusat kota) besar/metropolitan dengan penduduk
> 1 juta jiwa.
Lingkup Kegiatan:
Rehabilitasi unit IPAL dan peralatannya dalam rangka
membantu pemulihan atau meningkatkan kinerja pelayanan;
pengadaan/pemasangan pipa utama (main trunk sewer ) dan
pipa utama sekunder (secondary main trunk sewer) yaitu
pengembangan jaringan perpipaan untuk mendukung perluasan
kemampuan pelayanannya dalam rangka pemanfaatan
kapasitas idle;
TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat
melaksanakan pelatihan operator IPAL;
sosialisasi/diseminasi NSPM pengelolaan IPAL;
produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;
penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan
layanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).
Kriteria Kesiapan:
Sudah memiliki RPI2JM CKdan SSK/Memorandum Program
atau sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;
tidak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahan
sudah dibebaskan), dan disediakan oleh Pemda (±6000 m²);
terdapat dokumen perencanaan yang lengkap, termasuk
dokumen lelang;
sudah ada institusi yang menerima dan mengelola prasarana
yang dibangun;
pemerintah kota bersedia menyediakan alokasi dana untuk
pembangunan pipa lateral & sambungan rumah dan biaya
operasi dan pemeliharaan.
Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan Air Limbah Sistem
Terpusat
Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan Air Limbah Sistem
Terpusat (off-site) dipaparkan dalam gambar 8.5.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 220/366
201Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Sumber: Direktorat Pengembangan PLP
Gambar 8.5 Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat/Off Site (skala kota)
Dalam pengembangan pengolahan air limbah sistem terpusat,
pemerintah pusat memiliki peran melakukan pembangunan IPAL dan
mengembangkan jaringan pipa sewer sampai dengan pipa lateral.Sedangkan pemerintah kabupaten/kota mempunyai peran dalam
penyediaan lahan, penyediaan biaya operasi dan pemeliharaan, dan
pembangunan sambungan rumah.
8.4.2 Persampahan
8.4.2.1 Arahan Kebijakan dan Lingkup Kegiatan PengelolaanPersampahan
A. Arahan Kebijakan Pengelolaan Persampahan
Beberapa peraturan perundangan yang mengamanatkan tentang sistem
pengelolaan persampahan, antara lain:
1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional.
Berdasarkan undang-undang No. 17 tahun 2007, aksesibilitas,kualitas, maupun cakupan pelayanan sarana dan prasarana masih
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 221/366
202 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
rendah, yaitu baru mencapai 18,41 persen atau mencapai 40 juta
jiwa.
2. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Pasal 21 ayat (2) butir d mengamanatkan akan pentingnya
pengaturan prasarana dan sarana sanitasi (air limbah dan
persampahan) dalam upaya perlindungan dan pelestarian sumber
air.
3. Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah.
Peraturan ini mengatur penyelenggaraan pengelolaan sampah
yang mencakup pembagian kewenangan pengelolaan sampah,
pengurangan dan penanganan sampah, maupun sanksi terhadap
pelanggaran pengelolaan sampah. Pasal 20 disebutkan bahwa
pemerintah dan pemerintah daerah wajib melakukan kegiatan
penyelenggaraan pengelolaan sampah sebagai berikut:
- Menetapkan target pengurangan sampah secara bertahap dalam
jangka waktu tertentu;
- Memfasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan;
- Memfasilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan;
- Memfasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang; dan
- Memfasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang.
Pasal 44 disebutkan bahwa pemerintah daerah harus menutup
tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) yang dioperasikan
dengan sistem pembuangan terbuka (open dumping) paling lama 5
(lima) tahun terhitung sejak diberlakukannya Undang-Undang 18
tahun 2008 ini4. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
Peraturan ini menyebutkan bahwa PS Persampahan meliputi
proses pewadahan, pengumpulan, pemindahan, pengangkutan,
pengolahan dan pembuangan akhir, yang dilakukan secara
terpadu.
5. Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah RumahTangga
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 222/366
203Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Peraturan Pemerintah ini merupakan pengaturan tentang
pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tangga yang meliputi:a. kebijakan dan strategi pengelolaan sampah;
b. penyelenggaraan pengelolaan sampah;
c. kompensasi;
d. pengembangan dan penerapan teknologi;
e. sistem informasi;
f. peran masyarakat; dan
g. pembinaan.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum
dan Tata Ruang.
Peraturan ini mensyaratkan tersedianya fasilitas pengurangan
sampah di perkotaan dan sistem penanganan sampah di
perkotaan sebagai persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh
Pemerintah/Pemda.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 03/PRT/M/2013
tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahandalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah
Sejenis Sampah Rumah Tangga.
Ruang lingkup Peraturan menteri ini meliputi Perencanaan Umum,
Penanganan Sampah, Penyediaan Fasilitas Pengolahan dan
Pemrosesan Akhir Sampah, dan Penutupan/Rehabilitasi TPA.
B. Ruang Lingkup Pengelolaan Persampahan
Sampah dapat didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusiadan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah yang dikelola
dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan UU 18 tahun 2008 yaitu:
a) Sampah rumah tangga yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam
rumah tangga (tidak termasuk tinja);
b) Sampah sejenis sampah rumah tangga berasal dari kawasan
komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial,
fasilitas umum, dll;
c) Sampah spesifik meliputi sampah beracun, sampah akibat
bencana, bongkaran bangunan, sampah yang tidak dapat diolah
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 223/366
204 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
secara teknologi, dan sampah yang timbul secara periodik.
Sampah spesifik harus dipisahkan dan diolah secara khusus.
Apabila belum ada penanganan sampah B3 maka perlu ada tempat
penampungan khusus di TPA secara aman sesuai peraturan
perundangan.
Pengelolaan sampah dapat didefinisikan sebagai semua kegiatan yang
berkaitan dengan pengendalian timbulan sampah, pengumpulan,
transfer dan transportasi, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah
dengan mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan, ekonomi,
teknologi, konservasi, estetika, dan faktor lingkungan lainnya.
8.4.2.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan
Tantangan Persampahan
A. Isu Strategis Pengembangan Persampahan
Untuk merumuskan isu strategis ini, perlu dilakukan identifikasi data dan
informasi dari dokumen-dokumen perencanaan pembangunan terkait
dengan pengembangan permukiman tingkat nasional maupun daerah,
seperti dokumen RPJMN, MDGs, RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota,
Renstra Dinas, Dokumen RP2KP, Rencana Induk Persampahan dan
dokumen lainnya yang selaras menyatakan isu strategis
pengembangan permukiman di Kabupaten/Kota.
Berikut adalah isu-isu strategis dan permasalahan dalam pengelolaan
persampahan di Indonesia antara lain:
1. Kapasitas Pengelolaan Sampah
Kapasitas pengelolaan sampah erat kaitannya dengan:
a. Makin besarnya timbulan sampah berupa peningkatan laju
timbulan sampah perkotaan antara 2-4% per tahun. Dengan
bertambahnya penduduk, pertumbuhan industri dan
peningkatan konsumsi masyarakat dibarengi peningkatan laju
timbulan sampah.
b. Rendahnya kualitas dan tingkat pengelolaan persampahan.Rendahnya kualitas pengelolaan persampahan terutama
pengelolaan TPA memicu berbagai protes masyarakat. Di sisi
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 224/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 225/366
206 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Setiap kabupaten/kota wajib merumuskan isu strategis yang ada di
daerah masing-masing karena isu strategis ini akan menjadi dasar
dalam pengembangan infrastruktur, prasarana dan sarana, serta akan
menjadi landasan penyusunan program dan kegiatan dalam Rencana
Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2JM) bidang Cipta Karya.
B. Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan
Untuk menggambarkan kondisi eksisting pengembangan persampahan
yang telah dilakukan pemerintah Kota/Kabupaten, perlu diuraikan hal-
hal berikut ini:
a. Aspek teknis
Menguraikan sistem pengelolaan persampahan aspek teknis saat ini
yang dilaksanakan oleh masyarakat (individu/komunal),
pemerintah/dinas dan swasta, meliputi hal-hal berikut:
1) Teknik Operasional pengelolaan persampahan:
- Sumber sampah yang dihasilkan dan ditangani (m3/hari);
- Jumlah sampah terkumpul, terangkut dan terolah sd TPA
(m3/hari);
- Cakupan pelayanan (ha).
2) Daerah Pelayanan dan Kondisi Spesifiknya (fisik dan sosial);
3) Upaya pengurangan sampah di sumber melalui kegiatan 3R
(reduce, reuse, recycle);
4) Kapasitas kerja dan efisiensi pemanfaatan;
5) Dampak negatif yang terjadi akibat sistem pengelolaan
persampahan yang ada;
6) Pola Penanganan (Pewadahan, pengumpulan, pemindahan,
pengangkutan, pengolahan, pembuangan akhir);
7) Rentang tanggung jawab instansi terkait dalam teknik
operasional.
Kondisi eksisting pengembangan persampahan sebagaimana diuraikan
di atas dapat ditampilkan dalam tabel-tabel 8.37 dan 8.38.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 226/366
207Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Cara pengisian kolom pada tabel 8.37 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut
(2) Uraian operasional pelayanan persampahan(3) Volume/Kapasitas(4) Keterangan tambahan jika diperlukan
Tabel 8.37 Contoh Teknis Operasional Pelayanan Persampahan Saat Ini
No. Uraian Volume Ket.
(1) (2) (3) (4)
1. Cakupan pelayanan ………. %
2. Perkiraan timbulan sampah ………...M /hari
3.
Timbulan sampah yangterangkut:
- Permukiman- Non Permukiman- Total
………...M3/hari
………...M3/hari
………...M3/hari
4. Kapasitas Pelayanan TPA ………...M /hari
Tabel 8.38 secara komprehensif menggambarkan kondisi eksisting pelayananpersampahan di suatu kabupaten kota. Cara pengisian kolom pada tabel 8.37adalah sebagai berikut:(1) Sistem pengelolaan dikelompokan dalam prasarana persampahan yangdikelola oleh masyarakat, pemerintah, atau swasta (jika ada). Untuk sub-sistemkegiatan pengelolaan persampahan dibagi menjadi pewadahan, pengumpulan,penampungan sementara, pengangkutan, pengolahan serta pengembanganTPA oleh pemerintah dan swasta.(2) Prasarana pengolahan sampah yang tersedia pada sistem pengolahan
(3) satuan unit prasarana(4) Kapasitas setiap unit(5) Jumlah unit yang tersedia(6) Lokasi pelayanan prasarana tersebut(7), (8), (9) tahun, sumber dana, dan biaya dalam pengadaan prasaranapersambahan terkait(10) Kondisi fisik operasional prasarana yang ada
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 227/366
208 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 8.38 Contoh Kondisi Eksisting Pengembangan Persampahan
SistemPengelolaan/Sub Sistem
Prasarana dan Sarana SatuanKapasitasper unit
JumlahLokasi
Layanan
Pengadaan
Kondisi Ket.Tahun
umberDana
JumlahBiaya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ) (9) (10) (11)
DIKELOLA OLEH MASYARAKAT
Pewadahan. a. Bin/Tong SampahPengumpulan a. Gerobak sampahb. Becak sampahc. Lainnya
PenampunganSementara
a. Transfer depob. Container
Pengangkutan a. Dump Truckb. Arm Roll Truck
Pengolahan a. Pengomposanb. Daur ulang
DIKELOLA OLEH PEMERINTAH
Pewadahan. a.Bin/Tong SampahPengumpulan a. Gerobak sampah
b. Becak sampah
c. LainnyaPenampunganSementara
a. Transfer depob. Container
Pengangkutan a. Dump Truckb. Arm Roll Truck
Pengolahan a. Pengomposanb. Daur ulang
P e d o m a n P e n y u s u n a n R P I 2 - J M B i d a n g C i p t a K a r y a
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 228/366
209Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
SistemPengelolaan/Sub Sistem
Prasarana dan Sarana SatuanKapasitasper unit
JumlahLokasi
Layanan
Pengadaan
Kondisi Ket.Tahun
umberDana
JumlahBiaya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ) (9) (10) (11)
Tempat Pengelolaan Akhir (TPA)
Nama dan Lokasi TPA: A. TPA……………….Lokasi ……………..(sistem yang digunakan………………….) B. TPA……………….Lokasi…………..(sistem yang digunakan………………….)
TPA ………… 1. Pembuangan Akhira. Alat beratb. Luas area TPA
2. Pengendalianpencemaran di TPA
a. Lapisan kedap airb. Perpipaan
pengumpul lindic. Instalasi
pengolahan lindid. Buffer zonee. pipa gas metanf. Sumur monitoringg. Drainase air hujan
3. Sarana penunjanga. Jalan masukb. Kantorc. Pos jagad. Bengkel, garasi,
cuci kendaraane. Jembatan timbang
P e d o m a n P e n y u s u n a n R P I 2 - J M B i d a n g C i p t a K a r y a
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 229/366
210 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
SistemPengelolaan/Sub Sistem
Prasarana dan Sarana SatuanKapasitasper unit
JumlahLokasi
Layanan
Pengadaan
Kondisi Ket.Tahun
umberDana
JumlahBiaya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ) (9) (10) (11)
DIKELOLA OLEH SWASTA
Pewadahan. a. Bin/TongSampah
Pengumpulan a. Gerobak sampahb. Becak sampah
PenampunganSementara
a. Transfer depob. Container
Pengangkutan a. Dump Truckb. Arm Roll Truck
Pengolahan a. Pengomposanb. Daur ulang
Tempat Pengelolaan Akhir (TPA)
Nama dan lokasi TPA: A. TPA……………….Lokasi…………(sistem yang digunakan………………….) B. TPA……………….Lokasi…………(sistem yang digunakan………………….) C. Dst.
TPA ………… 1. Pembuangan Akhira. Alat beratb. Luas area TPA
2. Pengendalianpencemaran di TPA
a. Lapisan kedap airb. Perpipaan
pengumpul lindi
P e d o m a n P e n y u s u n a n R P I 2 - J M B i d a n g C i p t a K a r y a
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 230/366
211Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
SistemPengelolaan/Sub Sistem
Prasarana dan Sarana SatuanKapasitasper unit
JumlahLokasi
Layanan
Pengadaan
Kondisi Ket.Tahun
umberDana
JumlahBiaya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) ) (9) (10) (11)
c. Instalasipengolahan lindi
d. Buffer zonee. pipa gas metanf. Sumur monitoringg. Drainase air hujan
3. Saranapenunjang
a. Jalan masukb. Kantorc. Pos jagad. Bengkel, garasi,
cuci kendaraane. Jembatan timbang
P
e d o m a n P e n y u s u n a n R P I 2 - J M B i d
a n g C i p t a K a r y a
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 231/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 232/366
213Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
4) Peraturan perundangan tentang kerjasama pengelolaan
persampahan skala regional dengan pemerintah kota/kabupaten
lain;5) Peraturan perundangan tentang kerjasama pengelolaan
persampahan skala kawasan dengan badan usaha swasta;
6) Peraturan perundangan tentang peran serta masyarakat.
Dalam aspek peraturan perundangan perlu juga diuraikan tentang
Kesesuaian peraturan dan kondisi lapangan serta pelaksanaan
peraturan yang ada
e. Peran Serta Masyarakat
Menguraikan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaanpersampahan serta kondisi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di
dalam masyarakat Kota/Kabupaten yang meliputi kesediaan
masyarakat membayar retribusi, penerimaan masyarakat terhadap
aturan terkait pengelolaan persampahan, perilaku masyarakat dalam
pengelolaan sampah (apakah sudah melakukan 3R), kegiatan-kegiatan
apa yang telah dilakukan dalam mendorong peran serta masyarakat
misalnya saja kegiatan kampanye dan edukasi terkait pengelolaan
persampahan baik yang diselenggarakan oleh pemerintahsetempat/swasta, maupun peran masyarakat dan swasta dalam
pengelolaan sampah serta operasi dan pemeliharaan sarana dan
prasarana yang ada.
B. Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Persampahan
i. Identifikasi Permasalahan Persampahan
Setiap Kab/Kota wajib menguraikan besaran masalah yang dihadapi di
Kab./Kota masing-masing dengan membandingkan antara kondisi yangada dengan sasaran yang ingin dicapai, untuk memenuhi kebutuhan
dasar (basic need) dan kebutuhan pengembangan (development need)
yang ditinjau dari aspek teknis, keuangan dan kelembagaan. Selain itu,
dilakukan inventarisasi persoalan setiap masalah yang sudah
dirumuskan dengan mempertimbangkan tipologi serta parameter-
parameter teknis yang ada di kawasan tersebut.
Hasil dari kegiatan inventarisasi tersebut akan didapatkan data-data
permasalahan pada sub sektor persampahan. Hasil identifikasi
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 233/366
214 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
permasalahan dituangkan dalam bentuk tabel seperti yang dicontohkan
pada tabel 8.39.
Hasil dari kegiatan inventarisasi tersebut akan didapatkan informasipermasalahan teknis dan non teknis pada sub sektor persampahan. Hasilidentifikasi permasalahan dituangkan dalam bentuk Tabel seperti pada tabel8.39. Petunjuk pengisian tabel sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Aspek pengelolaan Persampahan(3) Permasalahan yang dihadapi pada setiap aspek(4) Tindakan yang sudah dilakukan untuk mengatasi permasalahan(5) Rencana tindakan yang akan dilakukan ke depan
Tabel 8.39 Contoh Permasalahan Pengelolaan Air Limbah Yang Dihadapi
No.Aspek Pengelolaan
Persampahan
Permasa-
lahan
Tindakan
Yang Sudah
Dilakukan
Yang akan
Dilakukan
(1) (2) (3) (4) (5)
A. Kelembagaan:- Bentuk Organisasi
Pengelola
- Tata Laksana (Tupoksi,
SOP, Dll)
- Kuantitas dan Kualitas SDM
B. Pembiayaan:
- Sumber-sumber
pembiayaan (APBD Prov/
Kab/kota/swasta/
masyarakat/dll)
- Retribusi
C.Perundangan (Perda,
Pergub, Perwali,dst)
(Perda, Pergub, Perwali,dst)
D. Peran serta Masyarakat dan
swasta
E. Teknis Operasional:1. Dokumen perencanaan
(MP, FS, DED)
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 234/366
215Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
No.Aspek Pengelolaan
Persampahan
Permasa-
lahan
Tindakan
Yang Sudah
Dilakukan
Yang akan
Dilakukan
(1) (2) (3) (4) (5)
2. Pewadahan
3. Pengumpulan
4. Penampungan Sementara
5. Pengangkutan
6. Pengolahan 3R
7. Pengelolaan Akhir di TPA
8. Pengendalian pencemaran
di TPA
9. Sarana penunjang TPA
Permasalahan Pembangunan Sektor Persampahan di Indonesia,
secara umum adalah:
(1) Makin tingginya timbulan sampah (jumlah penduduk makin tinggi,
jumlah sampah per kapita meningkat);
(2) Belum optimalnya manajemen persampahan:
a. Belum optimalnya sistem perencanaan (rencana sampai
dengan monitoring dan evaluasi);
b. Belum memadainya pengelolaan layanan perencanaan
persampahan (kapasitas, pendanaan dan asset manajemen);
c. Belum memadainya penanganan sampah.
ii. Tantangan Pengembangan Persampahan
Setiap Kabupaten/Kota perlu menguraikan tantangan dan peluang
sesuai karakteristik masing-masing daerah terkait pembangunan sektor
persampahan. Tantangan dalam sektor persampahanan meliputi
peningkatan cakupan pelayanan, peningkatan kelembagaan,
penggalian sumber dana dari pihak swasta, peningkatan kondisi dan
kualitas TPA melalui peningkatan komitmen stakeholder kota/kabupaten
dalam hal alokasi pembiayaan dan inovasi teknologi pengolahan
sampah, peningkatan pelaksanaan program 3R, serta peningkatan
upaya penegakan hukum atas pelanggaran pembuangan sampah.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 235/366
216 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tantangan lainnya adalah dalam rangka pemenuhan Standar
Pelayanan Minimum. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam
Permen PU No.14/PRT/M/2010 yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat
sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang
menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya
yang dituangkan didalam dokumen RPI2JM bdang Cipta Karya yang
merupakan tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan
Persampahan. Target pelayanan dasar bidang Persampahan sesuai
dengan Peraturan Menteri PU Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar
Pelayanan Minimum dapat dilihat melalui tabel 8.40.
Tabel 8.40 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya
berdasarkan Permen PU No.14/PRT/M/2010
Jenis Pelayanan Dasar
Standar Pelayanan
Minimal
Waktu
Penca-
paian
Ket
Indikator Nilai
Penyehatan
Lingkungan
Permukiman
Pengelolaan
sampah
Tersedianya
fasilitas
pengurangansampah di
perkotaan.
20% 2014 Dinas yg
membidangi
PU
Tersedianya
sistem
penanganan
sampah di
perkotaan.
70% 2014 Dinas yg
membidangi
PU
8.4.2.3 Analisis Kebutuhan Pengembangan Persampahan
A. Analisis Kebutuhan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kebutuhan Sistem
Persampahan adalah uraian faktor-faktor yang mempengaruhi sistem
pengelolaan persampahan kota, baik itu untuk pemenuhan kebutuhan
masyarakat (basic need) maupun kebutuhan pengembangan kota
(development need).
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 236/366
217Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Pada bagian ini Kabupaten/Kota harus menguraikan kebutuhan
komponen pengelolaan persampahan yang meliputi aspek teknis
operasional (sejak dari sumber sampai dengan pengolahan akhirsampah), aspek kelembagaan, aspek pendanaan, aspek peraturan
perundangan dan aspek peran serta masyarakat, serta memperlihatkan
arahan struktur pengembangan prasarana kota yang telah disepakati.
Analisis yang terkait dengan kebutuhan persampahan adalah analisis
sistem pengelolaan persampahan, analisis kualitas dan tingkat
pelayanan serta analisis ekonomi. Hasil analisis kebutuhan dituangkan
dalam tabel 8.41 berikut ini:
Cara pengisian kolom pada tabel 8.41 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Uraian aspek pengelolaan persampahan yang terdiri dari aspek non teknis(peraturan, kelembagaan, pembiayaan, peran swasta dan masyarakat) sertaaspek teknis (pewadahan, pengumpulan, penampungan sementara,pengangkutan, pengolahan dan kondisi TPA)(3) Kondisi eksisting(4), (5), (6), (7), dan (8) berisikan proyeksi atau target pencapaian penyediaan
pelayanan air limbah permukiman dalam jangka waktu 5 tahun ke depan
Tabel 8.41 Contoh Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah
No
UraianKondisi
Eksisting
KebutuhanTahu
n ITahun II
Tahun III
Tahun IV
Tahun V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
A Peraturan terkaitPersampahan
- KetersediaanPeraturan bidangPersampahan(Perda, Pergub,Perwali dst)
B Kelembagaan
- Bentuk Organisasi
- Ketersediaan tatalaksana (Tupoksi,SOP, dll)
- Kualitas dan
kuantitas SDMC Pembiayaan
- Sumber pembiayaan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 237/366
218 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
No
UraianKondisi
Eksisting
KebutuhanTahu
n ITahun II
Tahun III
Tahun IV
Tahun V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
(APBD Prov/ Kab/kota/ swasta/ masya-rakat/ dll)
- Tarif Retribusi
- Realisasi penarikanretribusi (%terhadaptarget)
D Peran swasta danmasyarakat(Sudah ada/belum ada/
bentuk kontribusi, dll) E. Teknis Operasional
1. Perencanaan (Dok.MP, FS, DED)
2. Prasarana & sarana
Pewadahana. Bin/Tong Sampah
(unit,kondisi)
Pengumpulana. Gerobak sampahb. Becak sampah
c. Lainnya
(unit,kondisi)
PenampunganSementaraa. Transfer depob. Containerc. lainnya
(unit,kondisi)
Pengangkutana. Dump Truckb. Arm Roll Truckc. Lainnya
(unit,kondisi)
Pengolahana. Pengomposanb. Daur ulang
(unit,kondisi)
TPA1. Pemerosesan
Akhira. Alat berat
(excavator, dll)b. Lahan TPA
2. Fasilitas umum
a. Jalan masukb. Air bersihc. Kantor
(unit,kondisi)
..........ha
(baik,rusak,aspal,tanah,dll)
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 238/366
219Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
No
UraianKondisi
Eksisting
KebutuhanTahu
n ITahun II
Tahun III
Tahun IV
Tahun V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)3. Pengendalian
pencemaran diTPA
a. Lapisan kedapair
b. pipa pengumpullindi
c. Instalasipengolahan lindi
d. Buffer zonee. pipa gas metanf. Sumur
monitoringg. Drainase air
hujan4. Sarana
penunjanga. Jalan operasib. Pos jaga
c. Bengkel, garasi,tempat cucikendaraan
d. Jembatantimbang
e. Tanah penutup
(tersedia/tidak)(ada/tidak,kondisi)
8.4.2.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Sistem
Persampahan
A. Pembangunan Prasarana TPA
Kriteria kegiatan infrastruktur tempat pemrosesan akhir sampah
(TPA)
Lingkup Kegiatan :
- Peningkatan Kinerja TPA
Pembuatan tanggul keliling TPA, jalan operasional,
perbaikan saluran gas dan saluran drainase serta
pembuatan sel dan lapisan bawah yang kedap sesuai
persyaratan sanitary landfill;
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 239/366
220 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Pengadaan alat berat setelah TPA selesai dibangun dan
pemerintah kab./kota bersedia mengoperasikan TPA secara
sanitary landfill;
Pembuatan jalan akses, pagar hijau (buffer zone) di
sekeliling TPA, pembangunan pos pengendali, sumur
pemantau, jembatan timbang, kantor operasional oleh
pemerintah kab./kota ;
Pemerintah kab./kota bersedia menyediakan dana untuk
pengolahan sampah di TPA serta pengadaan alat angkut
sampah (melalui MoU Pemda dan Dit. PPLP);
TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat
melaksanakan pelatihan operator Instalasi Pengolahan
Leachate (IPL);
Sosialisasi/diseminasi NSPM pengelolaan IPL;
Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;
Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan
layanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).
- Pengembangan TPA Regional
Penyiapan MOU antara 2 (dua) atau lebih kab./kota untuk
pengelolaan TPA bersama secara regional;
Penetapan daerah yang akan memanfaatkan TPA, serta
yang bersedia menyediakan lahan sebagai lokasi TPA
regional;
Penyerahan urusan pengelolaan teknis TPA regional kepada
Provinsi, selanjutnya Pemerintah Provinsi membentuk unit
pelaksana teknis pengelolaan TPA regional;
Fasilitasi pembentukan unit pelaksana teknis pengelolaan
TPA regional.
- Pemanfaatan Prasarana dan Sarana yang ada
Rehabilitasi Prasarana Sarana;
Melengkapi Prasarana Sarana yang telah ada;
Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan.
- Penyediaan Prasarana dan Sarana Persampahan atau
Pembinaan Sistem Modul Persampahan: Pengadaan dan penambahan peralatan;
Pembangunan Prasarana dan sarana;
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 240/366
221Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Pilot Project TPA.
- Piranti Lunak
Peningkatan kelembagaan; Peningkatan peran serta masyarakat dan swasta;
Penyiapan hukum dan kelembagaan.
Kriteria Kesiapan
Kondisi dan persyaratan perolehan program tersebut di atas adalah:
(1) Sudah memiliki RPI2-JM dan SSK/Memorandum Program
atau sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;
(2) Adanya minat/permohonan dari Pemerintah Kabupaten/Kota
untuk prasarana yang direncanakan;(3) Adanya dokumen Master Plan Persampahan/Studi/DED;
(4) Adanya kesiapan lahan;
(5) Adanya kesiapan institusi pengelola.
B. Pembangunan Prasarana Persampahan 3R
Kriteria kegiatan infrastruktur tempat pengolahan sampah terpadu 3R
Lokasi:
Kawasan permukiman di perkotaan yang memungkinkanpenerapan kegiatan berbasis masyarakat;
Kawasan rumah sederhana sehat (RSH) yang berminat.
Lingkup Kegiatan:
Fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat (sebagai
pengelola), penyusunan rencana kegiatan;
Pembangunan hanggar, pengadaan alat pengumpul sampah,
alat komposting; Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R dapat difungsikan
sebagai pusat pengolahan sampah tingkat kawasan, daur
ulang atau penanganan sampah lainnya dari kawasan yang
bersangkutan;
TOT kepada Tim Pelatih Kabupaten/Kota untuk dapat
melaksanakan pelatihan KSM dan pemberdayaan masyarakat;
Sosialisasi/diseminasi/ kampanye NSPM TPS 3R;
Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 241/366
222 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan
layanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).
Kriteria Kesiapan:
Sudah memiliki RPI2-JM CK dan SSK/Memorandum Program
atau sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;
Tidak terdapat permasalahan dalam penyediaan lahan (lahan
sudah dibebaskan);
Penanganan secara komunal yang melayani sebagian/seluruh
sumber sampah yang ada di dalam kawasan;
Mendorong peningkatan upaya minimalisasi sampah untuk
mengurangi beban sampah yang akan diangkut ke TPA;
Pengoperasian dan pemilahan sistem ini dibiayai dan
dilaksanakan oleh kelompok masyarakat di kawasan itu sendiri;
Pemerintah Kabupaten/Kota akan melakukan penyuluhan
kepada masyarakat.
Skema Kebijakan Pendanaan Sistem Pengelolaan Persampahan
Skema Kebijakan Pendanaan Sistem Pengelolaan Persampahan
dipaparkan pada gambar 8.6 berikut.
Sumber: Direktorat Pengembangan PLP
Gambar 8.6 Sistem Pengelolaan Sampah
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 242/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 243/366
224 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Pengaturan Sarana dan Prasarana Sanitasi dilakukan salah
satunya melalui pemisahan antara jaringan drainase dan jaringan
pengumpul air limbah pada kawasan perkotaan.
4. Peraturan Presiden No.5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014
Sasaran pembangunan Nasional bidang AMPL telah ditetapkan
dalam RPJMN tahun 2010-2014 khususnya drainase adalah
menurunnya luas genangan sebesar 22.500 ha di 100 kawasan
strategis perkotaan.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010
tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum
dan Tata Ruang.
Dalam upaya pengelolaan sistem drainase perkotaan guna
memenuhi SPM perlu tersedianya sistem jaringan drainase skala
kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari
30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun.
B. Ruang Lingkup Pengelolaan Drainase
Seiring dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang amat pesat di
Indonesia dan pembangunan tempat tinggal penduduk yang tidak
sesuai dengan Rencana Tata Ruang (RTR) seperti di daerah-daerah
yang seharusnya jadi resapan/tempat parkir air (Retarding Pond) dan
daerah-daerah bantaran sungai mengakibatkan peningkatan volume air
yang masuk ke saluran drainase dan sungai sehingga terlampauinya
kapasitas penyediaan prasarana dan sarana drainase perkotaan dan
daya tampung sungai. Sebagai akibat dari permasalahan tersebut
adalah terjadinya banjir atau genangan yang semakin meningkat.
Drainase yang dimaksud disini adalah drainase perkotaan yang
didefinisikan sebagai drainase di wilayah kota yang berfungsi untuk
mengelola dan mengendalikan air permukaan sehingga tidak
mengganggu dan/atau merugikan masyarakat. Dalam upaya
pengelolaan sistem drainase di banyak kota di Indonesia pada
umumnya masih bersifat parsial, sehingga tidak menyelesaikanpermasalahan banjir dan genangan secara tuntas. Pengelolaan
drainase perkotaan harus dilaksanakan secara menyeluruh, mengacu
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 244/366
225Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
kepada SIDLACOM dimulai dari tahap Survey, Investigation
( investigasi), Design ( perencanaan), Operation (Operasi) dan
Maintanance ( Pemeliharaan), serta ditunjang dengan peningkatankelembagaan, pembiayaan serta partisipasi masyarakat.
8.4.3.2 Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan
Tantangan Drainase
A. Isu Strategis Pengembangan Drainase
Kab/Kota wajib melakukan rumusan isu strategis pengembangan
Drainse di daerah Kabupaten/Kota yang sedang berkembang danmembutuhkan penanganan. Dalam melakukan rumusan isu strategis ini
dilakukan dengan melakukan identifikasi data dan informasi dari
dokumen-dokumen perencanaan pembangunan terkait dengan
pengembangan permukiman tingkat nasional maupun daerah, seperti
dokumen RPJMN, RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota, Renstra Dinas,
Dokumen RP2KP, Rencana Induk Drainase dan dokumen lainnya yang
selaras menyatakan isu strategis pengembangan Drainase di
Kabupaten/Kota.
Isu-isu strategis dalam pengelolaan Sistem Drainase Perkotaan di
Indonesia antara lain:
1. Belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase
Belum ada ketegasan fungsi saluran drainase, untuk mengalirkan
kelebihan air permukaan/mengalirkan air hujan, apakah juga
berfungsi sebagai saluran air limbah permukiman (“grey water”).
Sedangkan fungsi dan karakteristik sistem drainase berbedadengan air limbah, yang tentunya akan membawa masalah pada
daerah hilir aliran. Apalagi kondisi ini akan diperparah bila ada
sampah yang dibuang ke saluran akibat penanganan sampah
secara potensial oleh pengelola sampah dan masyarakat.
2. Pengendalian debit puncak
Untuk daerah-daerah yang relatif sangat padat bangunan sehingga
mengurangi luasan air untuk meresap, perlu dibuatkan aturan
untuk menyiapkan penampungan air sementara untuk menghindari
aliran puncak. Penampungan-penampungan tersebut dapat
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 245/366
226 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
dilakukan dengan membuat sumur-sumur resapan, kolam-kolam
retensi di atap-atap gedung, didasar-dasar bangunan, waduk,
lapangan, yang selanjutnya di atas untuk dialirkan secara
bertahap.
3. Kelengkapan perangkat peraturan
Aspek hukum yang harus dipertimbangkan dalam rencana
penanganan drainase permukiman di daerah adalah:
Peraturan Daerah mengenai ketertiban umum perlu disiapkan
seperti pencegahan pengambilan air tanah secara besar-
besaran, pembuangan sampah di saluran, pelarangan
pengurugan lahan basah dan penggunaan daerah resapan air
(wet land), termasuk sanksi yang diterapkan.
Peraturan koordinasi dengan utilitas kota lainnya seperti jalur,
kedalaman, posisinya, agar dapat saling menunjang
kepentingan masing-masing.
Kejelasan keterlibatan masyarakat dan swasta, sehingga
masyarakat dan swasta dapat mengetahui tugas, tanggung
jawab dan wewenangnya. Bentuk dan struktur organisasi, uraian tugas dan kualitas
personil yang dibutuhkan dalam penanganan drainase harus
di rumuskan dalam peraturan daerah.
4. Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta
Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam
pengelolaan saluran drainase terlihat dari masih banyaknya
masyarakat yang membuang sampah ke dalam saluran drainase,
kurang peduli dalam perawatan saluran, maupun penutupansaluran drainase dan pengalihan fungsi saluran drainase sebagai
bangunan, kolam ikan dll.
5. Kemampuan Pembiayaan
Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya
alokasi pendanaan dari pemerintah daerah yang merupakan akibat
dari rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan drainase
baik dari segi pembangunan maupun biaya operasi dan
pemeliharaan. Permasalahan pendanaan secara keseluruhan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 246/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 247/366
228 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
digambarkan mengenai daerah dan tingkat pelayanan sistem drainase
yang ada dilihat dari cakupan daerah aliran sungai (DAS) dan daerah
tangkapan air hujan, serta perlu di jelaskan daerah rawan genangan di
Kota/Kabupaten masing-masing.
Pada aspek teknis ini perlu ditampilkan:
1. Gambar peta genangan Kabupaten/Kota.
2. Gambar peta jaringan sistem drainase (klasifikasi sistem drainase
primer dan sekunder termasuk jaringan jalan kota).
Kondisi eksisiting pengembangan drainase dapat diuraikan seperti tabel 8.42dengan cara pengisian kolom sebagai berikut:(1) Nomor urut drainase(2) Nama jalan/lokasi saluran(3) Panjang saluran drainase(4), (5) Dimensi tinggi dan lebar drainase(6) luas daerah resapan air hujan(7) kondisi saluran drainase(8), (9), (10) informasi tentang pembangunan drainase (tahun, sumber dana,biaya)
Tabel 8.42 Contoh Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase
No
Nama
Jalan/Lokasi
Saluran
Pan-
jang
(m)
Dimensi Luas
Catch-
ment
Area
(Ha)
Kon-
disi
Pengadaan
Tinggi
(m)
Lebar
(m)
Ta-
hun
Sumber
Dana
Jumlah
Biaya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)1.
2.
3.
Saluran A
Saluran B
Saluran C
b. Pendanaan
Menguraikan kemampuan masyarakat/Pemda/Swasta dalam
membiayai penyediaan serta operasi dan pemeliharaan prasarana dan
sarana drainase perkotaan seperti pembiayaan pembangunan serta
anggaran Pemda (APBD) untuk O&P sarana prasarana yang ada.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 248/366
229Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
c. Kelembagaan
Menguraikan organisasi pengelolaan drainase perkotaan yang
mencakup bentuk organisasi (lampirkan struktur organisasi), uraiantugas, tata laksana kerja, dan sumber daya manusia yang dimiliki.
Uraian tersebut harus mencerminkan kemampuan organisasi pengelola
drainase perkotaan saat ini.
d. Peraturan Perundangan
Berisi peraturan perundangan terkait pengelolaan sistem drainase
perkotaan yang dimiliki saat ini oleh masing-masing Kabupaten/Kota
misalnya terkait tentang Struktur Organisasi dan Tupoksi pengelola,perundangan misalnya kejadian untuk tidak bermukim di bantaran
sungai atau saluran drainase, masalah pertanahan di perkotaan yang
relatif rumit, dll (perda, SK walikota/kabupaten, SK Direktur).
e. Peran Serta Masyarakat dan swasta
Partisipasi masyarakat merupakan bagian penting dari kegiatan
pembangunan sistem drainase perkotaan. Bagian ini menguraikan
peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sistem drainaseperkotaan yang meliputi kesediaan masyarakat peduli dan menjaga
aliran drainase, penerimaan masyarakat terhadap aturan terkait
pengelolaan sistem drainase perkotaan, kegiatan-kegiatan apa yang
telah dilakukan dalam mendorong peran serta masyarakat misalnya
saja kegiatan kampanye dan edukasi terkait pengelolaan sistem
drainase perkotaan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah
setempat/swasta, maupun peran masyarakat dan swasta dalam
pembangunan prasarana dan sarana drainase serta operasi danpemeliharaan sarana dan prasarana yang ada.
C. Permasalahan Dan Tantangan Pengembangan Drainase
i. Identifikasi Permasalahan Drainase Perkotaan
Setiap Kab/Kota perlu menguraikan permasalahan yang dihadapi
masing-masing dengan membandingkan antara kondisi yang ada
dengan sasaran yang ingin dicapai, untuk memenuhi kebutuhan dasar
(basic need) dan kebutuhan pengembangan (development need) yang
ditinjau dari aspek teknis, keuangan dan kelembagaan. Selain itu,
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 249/366
230 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
dilakukan inventarisasi persoalan setiap masalah yang sudah
dirumuskan dengan mempertimbangkan tipologi serta parameter-
parameter teknis yang ada di kawasan tersebut.
Dari kegiatan inventarisasi tersebut akan didapatkan data-data
permasalahan teknis dan non teknis pada sub sektor drainase.
Permasalahan Pembangunan Sektor Drainase di Indonesia secara
umum adalah:
- Kapasitas sistem drainase tidak sesuai dengan kondisi saat ini;
- Belum memadainya penyelenggaraan sistem drainase.
Hasil identifikasi permasalahan dituangkan dalam bentuk Tabel
Identifikasi permasalahan seperti tabel 8.43:
Hasil dari kegiatan inventarisasi tersebut akan didapatkan informasipermasalahan teknis dan non teknis pada sub sektor drainase. Hasil identifikasipermasalahan dituangkan dalam bentuk Tabel seperti pada tabel 8.43. Petunjukpengisian tabel sebagai berikut:(1) Nomor urut
(2) Aspek pengembangan drainas(3) Permasalahan yang dihadapi pada setiap aspek(4) Tindakan yang sudah dilakukan untuk mengatasi permasalahan(5) Rencana tindakan yang akan dilakukan ke depan
Tabel 8.43 Contoh Identifikasi Permasalahan Pengelolaan Drainase
No.Aspek Pengembangan
Drainase
Permasa-
lahan
Tindakan
Yang Sudah
Dilakukan
Yang akan
Dilakukan
(1) (2) (3) (4) (5)
A. Kelembagaan:
- Bentuk Organisasi Pengelola
- Tata Laksana (Tupoksi,
SOP, Dll)
- Kuantitas dan Kualitas SDM
B. Pembiayaan:
- Sumber-sumber pembiayaan(APBD Prov/ Kab/kota/
swasta/ masyarakat/dll)
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 250/366
231Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
No.Aspek Pengembangan
Drainase
Permasa-
lahan
Tindakan
Yang Sudah
Dilakukan
Yang akan
Dilakukan
(1) (2) (3) (4) (5)
C.
Perundangan terkait sektor
drainase (Perda, Pergub,
Perwali,dst)
D. Peran serta Masyarakat dan
swasta
Teknis Operasional PS:
1. Aspek Perencanaan (Master
Plan, FS, DED)
2. A. Saluran
Primer
Sekunder
Tersier
B. Turap
C. Bangunan pelengkap
(gorong-gorong, pintu air,
pompa, talang, dst)D. Waduk,kolam retensi,
sumur resapan
ii. Tantangan Pengembangan Drainase
Setiap Kab/Kota wajib menguraikan tantangan sesuai karakteristik
Kab/Kota masing-masing terkait pembangunan sektor drainase.
Tantangan yang dihadapi secara umum di Indonesia adalah mencegah
penurunan kualitas lingkungan permukiman di perkotaan, optimalisasifungsi pelayanan dan efisiensi prasarana dan sarana drainase yang
sudah terbangun, peningkatan dan pengembangan sistem yang ada,
pembangunan baru secara efektif dan efisien yang menjangkau
masyarakat berpenghasilan rendah dan menunjang terwujudnya
lingkungan perumahan dan permukiman yang bersih dan sehat serta
meningkatkan ekonomi masyarakat berpenghasilan rendah.
Tantangan lainnya adalah adanya Peraturan Menteri PU Nomor14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum menekankan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 251/366
232 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
tentang target pelayanan dasar bidang PU yang menjadi
tanggungjawab pemerintah kabupaten/kota. Target pelayanan dasar
yang ditetapkan dalam Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat
dilihat sebagai bagian dari beban dan tanggungjawab kelembagaan
yang menangani bidang ke PU an, khususnya untuk sub bidang Cipta
Karya yang dituangkan didalam dokumen RPI2-JM CK yang merupakan
tantangan tersendiri bagi pelayanan pengelolaan Drainase. Target
pelayanan dasar bidang Drainase sesuai dengan Peraturan Menteri PU
Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum dapat
dilihat melalui tabel 8.44.
Tabel 8.44 Standar Pelayanan Minimal Bidang Cipta Karya berdasarkan
Permen PU No.14/PRT/M/2010
Jenis Pelayanan
Dasar
Standar Pelayanan Minimal Batas
Waktu
Pencapai
an
KetIndikator Nilai
Penyehatan
LingkunganPermukiman
Drai-
nase
Tersedianya sistem
jaringan drainaseskala kawasan dan
skala kota sehingga
tidak terjadi
genangan (lebih dari
30 cm, selama 2 jam)
dan tidak lebih dari 2
kali setahun
50
%
2014 Dinas yg
membidangi PU
8.4.3.3 Analisis Kebutuhan Drainase
A. Analisis Kebutuhan
Pada bagian ini Kab./Kota harus menguraikan faktor-faktor yang
mempengaruhi sistem drainase kota. Melakukan analisis atas dasar
besarnya kebutuhan penanganan drainase, baik itu untuk pemenuhan
kebutuhan masyarakat (basic need) maupun kebutuhan pengembangan
kota (development need). Analisis yang terkait dengan kebutuhan
drainase adalah analisis Bidang Teknis maupun non teknis yangmencakup kelembagaan, pembiayaan, peraturan dan peran serta
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 252/366
233Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
masyarakat dan swasta. Analisis kebutuhan dituangkan dalam tabel
8.45 berikut ini.
Cara pengisian kolom pada tabel 8.45 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Uraian aspek pengembangan drainase yang terdiri dari aspek non teknis(peraturan, kelembagaan, pembiayaan, peran swasta dan masyarakat) sertaaspek teknis (sistem setempat dan sistem terpusat)(3) Kondisi eksisting(4), (5), (6), (7), dan (8) berisikan proyeksi atau target pencapaian penyediaanpelayanan air limbah permukiman dalam jangka waktu 5 tahun ke depan
Tabel 8.45 Contoh Analisis Kebutuhan dan Target Pencapaian Daerah
No
UraianKondisi
Eksisting
KebutuhanTahu
n ITahun II
Tahun III
Tahun IV
Tahun V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
A Peraturan terkait
sektor drainase
- Ketersediaan
Peraturan drainase(Perda, Pergub,
Perwali dst)
B Kelembagaan
- Bentuk Organisasi
- Ketersediaan tata
laksana (Tupoksi,
SOP, dll)
- Kualitas dan kuantitas
SDM
C Pembiayaan
- Sumber pembiayaan
(APBD Prov/ Kab/
kota/ swasta/ masya-
rakat/ dll)
D Peran swasta dan
masyarakat
(Sudah ada/belum ada/
bentuk kontribusi, dll)
Teknis Operasional
PS
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 253/366
234 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
No
UraianKondisi
Eksisting
KebutuhanTahu
n ITahun II
Tahun III
Tahun IV
Tahun V
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1.
Aspek Perencanaan
(Master Plan, FS,
DED)
2. A. Saluran
Primer
Sekunder
Tersier
B. TurapC. Bangunan
pelengkap
(gorong-gorong,
pintu air, pompa,
talang, dst)
D. Waduk, kolam
retensi, sumur
resapan
8.4.3.4 Program dan Kriteria Kesiapan Pengembangan Sistem
Drainase
A. Pembangunan Prasarana Drainase
Kriteria kegiatan infrastruktur drainase perkotaan
Kriteria Lokasi :
Kota-kota yang sudah memiliki Master Plan Drainase Perkotaan
dan DED untuk tahun pertama; Kawasan-kawasan permukiman dan strategis di perkotaan
(Metropolitan/Kota Besar) yang rawan genangan.
Lingkup Kegiatan :
Pembangunan saluran drainase primer (macro drain),
pembangunan kolam retensi, dan bangunan pelengkap utama
lainnya (pompa, saringan sampah, dsb);
Pembangunan saluran drainase sekunder dan tersier (micro
drain) oleh pemerintah kab.kota;
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 254/366
235Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Sosialisasi/diseminasi/ kampanye NSPM pengelolaan saluran
drainase termasuk kegiatan pembersihan sampah di sekitar
saluran drainase; Produk materi penyuluhan/promosi kepada masyarakat;
Penyediaan media komunikasi (brosur, pamflet, baliho, iklan
layanan masyarakat, pedoman dan lain sebagainya).
Kriteria Kesiapan :
Sudah memiliki RPI2JM dan SSK/Memorandum Program atau
sudah mengirim surat minat untuk mengikuti PPSP;
Dilaksanakan dalam rangka pengurangan lokasi genangan di
perkotaan; Terintegrasi antara makro drain dan mikro drain, serta dengan
sistem pengendali banjir;
Terdapat institusi yang menerima dan mengelola prasarana
yang dibangun;
Tidak ada permasalahan lahan (lahan sudah dibebaskan, milik
Pemkot/kab);
Pemerintah kab./kota bersedia menyediakan alokasi dana untuk
biaya operasi dan pemeliharaan; Pemerintah Kabupaten/Kota akan melaksanakan penyuluhan
kepada masyarakat.
Skema Kebijakan Pendanaan Sistem Drainase Perkotaan
Skema Kebijakan Pendanaan Sistem Drainase Perkotaan dipaparkan
pada gambar 8.7 berikut.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 255/366
236 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Sumber: Direktorat Pengembangan PLP
Gambar 8.7 Sistem Drainase Perkotaan
Dalam pembangunan sistem drainase perkotaan, pemerintah pusat
mempunyai peran dengan mengembangkan sistem yang terintegrasi
dengan sistem makro, serta memfasilitasi pilot drainase mandiri.
Sedangkan, pemerintah kabupaten kota berperan dalam penyediaan
lahan, penyediaan biaya operasi dan pemeliharaan, dan pemberdayaan
masyarakat pasca konstruksi
8.4.4 Usulan Program Dan Kegiatan
8.4.4.1 Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Sanitasi
Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan Sanitasi
disusun berdasarkan paket-paket fungsional dan sesuai kebijakan
prioritas program seperti pada RPJM. Penyusunan usulan programtersebut memperhatikan kebutuhan RPP berkaitan dengan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 256/366
237Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
pengembangan atau pembangunan sektor dan kawasan unggulan.
Dengan demikian usulan sudah mencakup pemenuhan kebutuhan
dasar dan kebutuhan pembangunan ekonomi. Usulan program yangdiajukan sesuai dengan hasil analisis dan identifikasi yang telah
dilakukan. Selain itu, perlu juga diperhatikan keterpaduan dengan
sektor-sektor lainnya. Usulan program harus dapat mencerminkan
besaran dan prioritas program, dan manfaatnya ditinjau dari segi fungsi,
kondisi fisik, dan non-fisik antar kegiatan dan pendanaannya.
Penjabaran program-program tersebut disesuaikan dengan struktur
tatanan program RPJMN yang diwujudkan dalam paket-paketproyek/program. Program yang dicakup dalam Pengelolaan Air Limbah
meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:
1. Pembangunan pengelolaan air limbah setempat dan pembangunan
Instalasi Pengolah Lumpur Tinja (IPLT);
2. Pembangunan sistem perpipaan air limbah sederhana komunitas
berbasis masyarakat (khusus bagi kawasan kumuh dan padat);
3. Pembangunan pengelolaan air limbah sistem terpusat (IPAL);
4. Operasi dan pemeliharaan;5. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pengelolaan air
limbah;
6. Penyuluhan meningkatkan pemahaman pentingnya sanitasi dan
pemeliharaan sarana yang telah dibangun.
7. Piranti lunak: MP/outline plan, FS atau DED.
Program yang dicakup dalam Pengelolaan Persampahan meliputi
kegiatan berikut ini:1. Pembangunan prasarana dan sarana TPA sampah;
2. Pembangunan prasarana dan sarana TPST 3R;
3. Operasi dan pemeliharaan;
4. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pengelolaan
persampahan;
5. Penyuluhan meningkatkan pemahaman pentingnya sanitasi dan
3R;
6. Piranti lunak: MP/outline plan, FS atau DED.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 257/366
238 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Program yang dicakup dalam pengelolaan sistem drainase perkotaan
meliputi kegiatan-kegiatan berikut ini:
1. Pelaksanaan rehabilitasi saluran yang ada;
2. Pembangunan saluran yang baru;
3. Operasi dan pemeliharaan;
4. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pengelolaan
drainase;
5. Penyuluhan dan pengelolaan dan pemeliharaan bangunan
drainase bagi Pemerintahan Kabupaten/Kota dan masyarakat;
6. Piranti lunak: MP/outline plan, FS atau DED.
8.4.4.2 Pembiayaan Proyek Pengembangan Sanitasi
Pembiayaan proyek perlu disusun berdasarkan klasifikasi tanggung
jawab masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Pusat,
Swasta dan masyarakat. Jika ada indikasi program pengelolaan sanitasi
(air limbah, persampahan dan drainase) yang melibatkan swasta perlu
dilakukan kajian lebih mendalam untuk menentukan kelayakannya.
Untuk program yang memerlukan analisis kelayakan keuangan, hasil
analisis harus dilampirkan dan merupakan bagian dari kajian
pembiayaan dan keuangan.
Pembiayaan kegiatan pengelolaan sanitasi sebagaimana diusulkan
dapat berasal dari dana Pemerintahan Kabupaten/Kota, masyarakat,
swasta, dan bantuan Pemerintah Pusat. Bantuan Pemerintah Pusat
dapat berbentuk proyek biasa (pemerataan dalam pemenuhan
prasarana sarana dasar), bantuan stimulan, bantuan proyek khusus
(menurut pengembangan kawasan). Macam bantuan disesuaikan
dengan tingkat kebutuhannya.
Format pembiayaan kegiatan drainase disesuaikan dengan arahan
bidang keuangan, secara garis besar terdiri dari tabel program belanja
(expenditures programme), tabel financing plan, dan tabel
memorandum proyek seperti pada tabel 8.46.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 258/366
239Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Petunjuk pengisian table 8.46 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut
(2), (3), (4) output, indikator output, dan rincian kegiatan yang disesuaikandengan Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya untuk sektor PenyehatanLingkungan Permukiman
(5) Lokasi kegiatan(6) Volume kegiatan(7) Satuan dari volume kegiatan(8), (9), (10), (11), (12), (13) Sumber pembiayaan kegiatan yang bersumber
APBN, APBD, swasta maupun masyarakat(15), (16), (17), (18), (19) Tahun pelaksanaan kegiatan dalam jangka waktu lima
tahun ke depan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 259/366
240 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 8.46 Contoh Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan PLP Kabupaten/Kota
NO
OUTPUT
LOKASI
VOL SATUAN
SUMBER DANA TAHUNKETINDIKATOR
OUTPUTAPBN APBD
PROV
APBDKAB/KOTA
CSR SWASTA/MASYARAKAT
1 2 3 4 5
RINCIAN MURNI PHLN(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
KEGIATAN: PENGATURAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENYELENGGARAAN SANITASI LINGKUNGAN (AIR LIMBAH,
DRAINASE) SERTA PENGEMBANGAN SUMBER PEMBIAYAAN DAN POLA INVESTASI PERSAMPAHAN1 Layanan Perkantoran
Jumlah bulanlayananPerkantoran
Bln/tahun
xxx
2 Peraturan Pengembangan PLP
Jumlah NSPKNasional BidangPenyehatanLingkunganPermukiman
NSPK
xxx
3 Laporan Pembinaan Pelaksanaan PLP
Jumlah Laporan
PembinaanPenyelenggaraanBidangPenyehatanLingkunganPermukiman
Laporan
xxx
P e d o m a n P e n
y u s u n a n R P I 2 - J M B i d a n g C i p t a K a
r y a
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 260/366
NO
OUTPUT
LOKASI
VOL SATUAN
SUMBER DANA TAHUNKETINDIKATOR
OUTPUTAPBN APBD
PROV
APBDKAB/KOTA
CSR SWASTA/MASYARAKAT
1 2 3 4 5
RINCIAN MURNI PHLN(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
4 Laporan Pengawasan Pelaksanaan PLP
Jumlah LaporanPengawasanPenyelenggaraan
Bidang Penye-hatan LingkunganPermukiman
Laporan
4.a
4.b
5 Infrastruktur Air Limbah
Jumlah Kawasanyang TerlayaniInfrastruktur AirLimbah DenganSistem Off-Sitedan Sistem On-Site
Kawasan
5.a
5.b
6 Infrastruktur Drainase Perkotaan
Jumlah Kawasanyang TerlayaniInfrastrukturDrainasePerkotaan
Kab/Kota
7 Infrastruktur Tempat Pemrosesan AkhirSampah
P e d o m a n P e n y u s u n a n R P I 2 - J M B i d a n g C i p t a K a r y a
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 261/366
242 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
NO
OUTPUT
LOKASI
VOL SATUAN
SUMBER DANA TAHUNKETINDIKATOR
OUTPUTAPBN APBD
PROV
APBDKAB/KOTA
CSR SWASTA/MASYARAKAT
1 2 3 4 5
RINCIAN MURNI PHLN(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Jumlah Kab/Kotayang Telayani
Infrastruktur Sta-siun Antara DanTempat Pemroses-an Akhir Sampah
Kab/Kota
7.a
7.b
8 Infrastruktur Tempat Pengolah SampahTerpadu/ 3R
Jumlah Kawasanyang TelayaniInfrastrukturTempat PengolahSampahTerpadu/3R
Kawasan
8.aTOTAL
P e d o m a n P e n y u s u n
a n R P I 2 - J M B i d a n g C i p t a K a r y a
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 262/366
243Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
BAB IX
KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS
Sebagai upaya untuk menyusun keterpaduan seluruh program
pembangunan bidang Cipta Karya, maka Pemerintah Kabupaten/Kotadapat mengelompokkan usulan program-program pembangunan bidang
Cipta Karya-nya sesuai dengan desain program keterpaduan.
Desain program keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya
dikelompokkan berdasarkan 4 (empat) skala entitas yaitu entitas
regional, entitas kabupaten/kota, entitas kawasan, dan entitas
lingkungan/komunitas.
9.1 Entitas Regional
Entitas regional didefinisikan sebagai suatu wilayah lintas batas
administratifyang memiliki kesamaan fungsi, antara lain fungsi ekonomi,
sosial, dan lingkungan, yang mendorong terjadinya kerjasama antar
daerah. Pengembangan infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas
regional antara lain dalam rangka pengembangan kota metropolitan,KAPET, KEK, dan lain-lain.
Adapun contoh program software/non fisik, yang termasuk pada
pengembangan infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas regional antara
lain adalah:
a. MasterplanInfrastruktur Bidang Cipta Karya Kawasan Regional
b. Feasibility Study Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kawasan Regional
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 263/366
244 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Untuk program pembangunan fisik, yang termasuk pada
pengembangan infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas regional antara
lain adalah:
a. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Regional, sektor
Pengembangan Air Minum;
b. Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Regional, sektor Pengembangan
PLP.
9.2 Entitas Kabupaten/Kota
Pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas
kabupaten/kotamerupakan infrastruktur yang memiliki tingkat
pelayanan skala kabupaten/kota, sebagai berikut:
a. Program software/non fisik antara lain berupa:
i. Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum (RISPAM),
sektor Pengembangan Air Minum;
ii. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Permukiman (RP2KP), sektor Pengembangan Permukiman;
iii. Perda Bangunan Gedung dan Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK),
sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan;
iv. Strategi Sanitasi Kota (SSK), program dari Direktorat
Pengembangan PLP Ditjen Cipta Karya,
b. Program pembangunan fisik antara lain berupa:
i. Penyehatan PDAM, sektor Pengembangan Air Minum;
ii. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM)Kabupaten/Kota,
sektor Pengembangan Air Minum;
iii. Infrastruktur Air Limbah Terpusat, sektor Pengembangan PLP;
iv. Infrastruktur Drainase Perkotaan, sektor Pengembangan PLP;
v. Infrastruktur TPA Sampah, sektor Pengembangan PLP.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 264/366
245Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
9.3 Entitas Kawasan
Seperti telah disampaikan pada bab sebelumnya bahwa pada RTRWKabupaten/Kota telah ditetapkan Kawasan Strategis
Kabupaten/Kota(KSK) yang pembangunannyadiprioritaskan karena
mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota
terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Terkait dengan
hal tersebut, pembangunan infrastruktur entitas kawasan yang
dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya akan diprioritaskan
pada Kawasan Strategis Kabupaten/Kota.
Untuk program software/non fisik, yang termasuk dalam entitas
kawasan antara lain adalah:
a. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), sektor Penataan
Bangunan dan Lingkungan;
b. Desain Kawasan.
Sedangkan untuk program pembangunan fisik, yang termasuk dalam
entitas kawasan antara lain adalah sebagai berikut:a. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) MBR di Rusuna,
Kawasan Kumuh dan Kawasan Nelayan, sektor Pengembangan Air
Minum;
b. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) di Kawasan
KAPET/MP3EI/KEK, sektor Pengembangan Air Minum;
c. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) IKK, sektor
Pengembangan Air Minum;
d. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) di Pelabuhan Perikanan,sektor Pengembangan Air Minum;
e. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) di Kawasan Perbatasan,
sektor Pengembangan Air Minum;
f. Rusunawa, sektor Pengembangan Permukiman;
g. Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuhsektor Pengembangan
Permukiman;
h. PSD Kawasan Rawan Bencana, Kawasan Perbatasan, Pulau Kecil
Terluar, dan Kawasan Perdesaan Potensial (Agro/Minapolitan dan
KTM), sektor Pengembangan Permukiman;
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 265/366
246 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
i. Infrastruktur Air Limbah Komunal, sektor Pengembangan PLP;
j. Infrastruktur TPST/3R, sektor Pengembangan PLP;
k. Revitalisasi Kawasan, sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan;
l. Pengembangan RTH, sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan;
m. PSD Permukiman Tradisional/Bersejarah, sektor Penataan
Bangunan dan Lingkungan.
9.4 Entitas Lingkungan/Komunitas
Pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada entitas
lingkungan diutamakan diselenggarakan pada pembangunan berbasis
komunitas, dan lokasi pembangunan diutamakan pada KSK.
Untuk program software/non fisik, kegiatan dapat berupa penyusunan
Rencana Kerja Masyarakat/Community Action Plan, sedangkan pada
program fisik dapat berupa:
a. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Desa Rawan
Air/Pesisir/Terpencil, sektor Pengembangan Air Minum;
b. Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat (PAMSIMAS),
sektor Pengembangan Air Minum;
c. Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), sektor
Pengembangan Permukiman;
d. SANIMAS, sektor Pengembangan PLP;
e. Program Lingkungan Permukiman Berbasis
Komunitas/Neighbourhood Development (PLP-BK/ND), sektor
Penataan Bangunan dan Lingkungan;
f. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan
(P2KP), sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan;
g. Perbaikan Kampung/Program Lingkungan Permukiman Berbasis
Komunitas (PLP-BK), sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan.
Tabel 9.1 memaparkan ringkasan desain program pembangunan
infrastruktur Bidang Cipta Karya berdasarkan entitas.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 266/366
247Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 9.1 Desain Program Keterpaduan Pembangunan Bidang
Cipta Karya Berdasarkan Entitas
ENTITAS BENTUK DUKUNGAN/KEGIATAN
SOFTWARE/NON FISIK PEMBANGUNAN FISIK
(1) (2) (3)
Regional Masterplan Feasibility Study
Sektor AM SPAM Regional
Sektor PPLP TPA Regional
Kabupaten/Kota
Sektor AM RISPAM
SektorBangkim
RP2KP/RTBLKSK
Sektor AM Penyehatan
PDAM SPAM Kab/Kota
Sektor PPLP Infrastruktur Air
Limbah terpusat Infrastruktur
DrainasePerkotaan
InfrastrukturTPA Sampah
Sektor PLP SSK
SektorPBL Perda
BG
Kawasan RTBL Desain Kawasan
Sektor AM SPAM MBR (di
Rusunawa, KwsKumuh dan KwsNelayan)
SPAM di KwsKAPET/MP3EI/KEK
SPAM IKK SPAM di Pel.
Perikanan SPAM di Kws
Perbatasan
Sektor Bangkim Rusunawa Peningkatan
KualitasPermukimanKumuh
PSD KwsRawanBencana, KwsPerbatasan,Pulau KecilTerluar, & KwsPerdesaanPotensial
(agro/minapolitan & KTM)
Sektor PPLP Infrastruktur Air
LimbahKomunal
InfrastrukturTPST/3R
Sektor PBL Revitalisasi
Kawasan,PengembanganRTH dan PSDpermukimantradisional/bersejarah
Lingkungan Rencana KerjaMasyarakat/ Community
Sektor AM SPAM Desa
Sektor Bangkim PPIP
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 267/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 268/366
249Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
BAB X
ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN
BIDANG CIPTA KARYA DI KABUPATEN/KOTA
RPI2-JM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal
lingkungan dan sosial untuk meminimalkan pengaruh negatif
pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap lingkungan
permukiman baik di perkotaan maupun di perdesaan. Kajian aspek
lingkungan dan sosial meliputi acuan peraturan perundang-undangan,
kondisi eksisting lingkungan dan sosial, analisis dengan instrumen,
serta pemetaan antisipasi dan rekomendasi perlindungan lingkungan
dan sosial yang dibutuhkan.
10.1 Aspek Lingkungan
Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam
penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya oleh pemerintah
kabupaten/kota telah mengakomodasi prinsip perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Adapun amanat perlindungan dan
pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut:
1. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup:
“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (KLHS), Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL), dan Upaya Pengelolaan Lingkungan-Upaya
Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup(SPPLH)”
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 269/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 270/366
251Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
d. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan
UKL-UPL.
e. Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakanlingkungan hidup.
f. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai
pengendalian dampak perubahan iklim dan perlindungan
lapisan ozon.
g. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijakan nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepala
daerah.
h. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.i. Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan
masyarakat.
j. Menetapkan standar pelayanan minimal.
2. Pemerintah Provinsi
a. Menetapkan kebijakan tingkat provinsi.
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal danUKL-UPL.
d. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
kebijakan, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah
kabupaten/kota.
e. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
f. Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan
kepada kabupaten/kota di bidang program dan kegiatan.
g. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
3. Pemerintah Kabupaten/Kota
a. Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota.
b. Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota.
c. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan
UKL-UPL.
d. Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
e. Melaksanakan standar pelayanan minimal.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 271/366
252 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
10.1.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya
disingkat KLHS, adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh,
dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
KLHS perlu diterapkan di dalam RPI2-JM antara lain karena:
1. RPI2-JM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam
perencanaan pembangunan infrastruktur.
2. KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPI2-JM
adalah karena RPI2-JM bidang Cipta Karya berada pada tataran
Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS menerapkan
prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau
program menjadi garda depan dalam menyaring kegiatan
pembangunan yang berpotensi mengakibatkan dampak negatif
terhadap lingkungan hidup
KLHS disusun oleh Tim Satgas RPI2-JM Kabupaten/Kota dengan
dibantu oleh Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah sebagai
instansi yang memiliki tugas dan fungsi terkait langsung dengan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di kota/kabupaten.
Koordinasi penyusunan KLHS antar instansi diharapkan dapat
mendorong terjadinya transfer pemahaman mengenai pentingnya
penerapan prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
untuk mendorong terjadinya pembangunan berkelanjutan.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 272/366
253Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Bagian ini berisikan quick assement KLHS RPI2-JM. Diagram alir pentahapanpelaksanaan KLHS adalah sebagai berikut:
Sumber: Permen LH No.9/2011
Beberapa identifikasi/kajian yang dilakukan dalam rangka KLHS RPI2-JM dapatmengutip dokumen KLHS yang disusun dalam perumusan RTRW.
Gambar 10. 1. Diagram Alir Pentahapan Pelaksanaan KLHS
Tahapan Pelaksanaan KLHS
Tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan usulan
rencana/program dalam RPI2-JM per sektor dengan mempertimbang-
kan isu-isu pokok seperti (1) perubahan iklim, (2) kerusakan,
kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati, (3)peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan, (4) penurunan mutu
dan kelimpahan sumber daya alam, (5) peningkatan alih fungsi
kawasan hutan dan/atau lahan, (6) peningkatan jumlah penduduk
miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok
masyarakat; dan/atau (7) peningkatan risiko terhadap kesehatan dan
keselamatan manusia. Isu-isu tersebut menjadi kriteria apakah
rencana/program yang disusun teridentifikasi menimbulkan resiko ataudampak terhadap isu-isu tersebut.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 273/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 274/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 275/366
256 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
2) Menjamin diterapkannya azas partisipasi yang diamanatkan
UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
3) Menjamin bahwa hasil perencanaan dan evaluasi
kebijakan, rencana dan/atau program memperoleh
legitimasi atau penerimaan oleh publik;
4) Agar masyarakat dan pemangku kepentingan mendapatkan
akses untuk menyampaikan informasi, saran, pendapat,
dan pertimbangan tentang pembangunan berkelanjutan
melalui proses penyelenggaraan KLHS.
Tabel 10.2 Contoh Proses Identifikasi Pemangku Kepentingan dan
Masyarakat dalam penyusunan KLHS Bidang Cipta Karya
Masyarakat dan PemangkuKepentingan
Contoh Lembaga
(1) (2)
Pembuat keputusan a. Bupati/Walikota
b. DPRD
Penyusun kebijakan, rencanadan/atau program
Dinas PU-Cipta Karya
Instansi a. Dinas PU-Cipta Karyab. BPLHD
Masyarakat yang memilikiinformasi dan/atau keahlian(perorangan/tokoh/ kelompok)
a. Perguruan tinggi atau lembaga penelitianlainnya
b. Asosiasi profesi
c. Forum-forum pembangunan berkelanjutandan lingkungan hidup
d. LSM/Pemerhati Lingkungan hidupe. Perorangan/tokoh
f. kelompok yang memiliki data daninformasi berkaitan dengan SDA
Masyarakat terkena Dampak a. Lembaga Adat
b. Asosiasi Pengusaha
c. Tokoh masyarakat
d. Organisasi masyarakat
e. Kelompok masyarakat tertentu (nelayan,petani dll)
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 276/366
257Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
b) Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan identifikasi isu pembangunan berkelanjutan:
1) penetapan isu-isu pembangunan berkelanjutan yangmeliputi aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup
atau keterkaitan antar ketiga aspek tersebut;
2) pembahasan fokus terhadap isu signifikan; dan
3) membantu penentuan capaian tujuan pembangunan
berkelanjutan.
Tabel 10.3 Contoh Proses Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan
Bidang Cipta Karya Pengelompokan Isu-isu Pembangunan
Berkelanjutan Bidang Cipta KaryaPenjelasan Singkat
(1) (2)
Lingkungan Hidup Permukiman
Isu 1: kecukupan air baku untuk air minum
Contoh: Kekeringan, menurunnya kualitas
air
Kota ... mempunyai sumber
air baku dari sungai ... yang
sudah tercemar
Isu 2: Pencemaran lingkungan oleh
infrastruktur yang tidak berfungsi maksimal
Contoh: pencemaran tanah oleh septictank
yang bocor, pencemaran badan air oleh air
limbah permukiman
Isu 3: dampak kawasan kumuh terhadap
kualitas lingkungan
Contoh: kawasan kumuh menyebabkan
penurunan kualitas lingkungan
Ekonomi Isu 4: kemiskinan berkorelasi dengan
kerusakan lingkungan
Contoh: pencemaran air mengurangi
kesejahteraan nelayan di pesisir
Sosial
Isu 5: Pencemaran menyebabkan
berkembangnya wabah penyakit
Contoh: menyebarnya penyakit diare di
permukiman kumuh
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 277/366
258 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Keterangan cara pengisian kolom:
(1) Isu-isu Pembangunan Berkelanjutan bidang Cipta Karya diisiberdasarkan kondisi eksisting, sehingga dapat terlihat Isu-Isuyang secara spesifik harus diperhatikan di Kabupaten/Kota tersebut.Isu-isu yang diuraikan khusus terkait dengan pembangunan bidangCipta Karya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
(2) Penjelasan singkat meliputi lokasi, uraian penyebab, intensitas,dan sebaran dampak. Contoh: Sungai ... sebagai sumber air baku
PDAM memiliki kandungan bakteri e-coli sebesar ....., .... kali lebih
besar dibandingkan standar baku mutu yang disyaratkan yaitu .... .Penyebabnya diindikasikan berasal dari limbah kotoran sapi yangberasal dari peternakan di daerah hulu sungai, dst, dst.
c) Identifikasi Kebijakan/Rencana/Program (KRP)
Tabel 10.4 Contoh Tabel Identifikasi KRP
No. Komponen kebijakan /
rencana / programKegiatan
Lokasi (Kecamatan /
Kelurahan (jika ada))(1) (2) (3) (4)
1. Pengembangan Permukiman
1).
2).
Dst
2. Penataan Bangunan dan
Lingkungan
1).
2).Dst
3. Pengembangan Air Minum
1).
2).
Dst
4. Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman
1).
2).
Dst
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 278/366
259Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Keterangan cara pengisian kolom:(1) Nomor urut usulan program.(2) Komponen program per sektor diisi berdasarkan uraian desain
program bidang Cipta Karya. Contohnya, komponen program :pembangunan infrastruktur perbatasan. Pengisian agar sesuaidengan isian pada Tabel 8. ... Usulan Program dan KegiatanPengembangan Permukiman Kabupaten / Kota (Bab 8).
(3) Kegiatan merupakan penjabaran lebih rinci dari uraian komponenprogram. Contohnya, jika kolom (2) diisi dengan pembangunan
infrastruktur perbatasan maka kegiatannya diisi dengan, misalnya,
pembangunan jalan lingkungan.(4) Lokasi diisi berdasarkan nama kecamatan, diharapkan dapat diisi
nama kelurahan (jika ada)
d) Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup
di Suatu Wilayah
Tabel 10.5 Kajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di
Suatu Wilayah
No
Komponen
kebijakan,
rencana dan/atau
program*
Pengaruh pada Isu-Isu Strategis Berdasarkan Aspek-
Aspek Pembangunan Berkelanjutan**
Bobot
Lingkungan
Hidup
Permukiman
Bobot SosialBobot
EkonomiTotal
Bobot
***Isu 1:
…
Isu 2:
…
Isu 1:
…
Isu 2:
…
Isu 1:
…
Isu 2:
…
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1. Pengembangan
Permukiman
1).
2).
Dst
2. Penataan Bangun-
an & Lingkungan
1).2).
Dst
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 279/366
260 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
NoKomponenkebijakan,
rencana dan/atau
program*
Pengaruh pada Isu-Isu Strategis Berdasarkan Aspek-
Aspek Pembangunan Berkelanjutan**
BobotLingkungan
Hidup
Permukiman
Bobot SosialBobot
EkonomiTotal
Bobot
***Isu 1:
…
Isu 2:
…
Isu 1:
…
Isu 2:
…
Isu 1:
…
Isu 2:
…
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
3. Pengembangan Air
minum
1).
2).
Dst
4. Pengembangan
Penyehatan
Lingkungan
Permukiman
1).
2).
Dst
Ket: *) Program sesuai dengan Renstra Cipta Karya
**) ditentukan melalui diskusi antar pemangku kepentingan, dengan melihat data
dan kondisi eksisting seperti peta, data angka, dll.
Keterangan cara pengisian kolom:
(1) Nomor urut usulan program.(2) Komponen program per sektor diisi berdasarkan uraian desain
program bidang Cipta Karya. Contohnya, komponen program :pembangunan infrastruktur perbatasan. Pengisian agar sesuaidengan isian pada Tabel 8. ... Usulan Program dan KegiatanPengembangan Permukiman Kabupaten / Kota (Bab 8).
(3) S.d. (8) Isu pada judul kolom diisi sesuai dengan Tabel 10.3 Kolom1 sesuai pengelompokan lingkungan hidup permukiman, ekonomi,dan sosial. Kemudian nilai pembobotan ditentukan dari nilai -3 sd.+3, yang menunjukkan besaran pengaruh keterkaitan yangmerugikan (-) maupun menguntungkan atau bernilai positif (+). Bobotdengan nilai negatif merupakan prioritas untuk ditentukan alternatif
penyempurnaan KRPnya.(9) Total bobot merupakan penjumlahan kolom (3) s.d. (8).
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 280/366
261Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Penilaian pembobotan untuk setiap kolom agar dilakukan per kegiatan untuk kemudian dijumlahkan keseluruhan per sektor, untuk dapat melihat
secara detil kondisi saling mempengaruhi dari setiap kegiatan.
Agar diusahakan setiap kolom penilaian per kegiatan dapat terisi.
2. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP
Tujuan perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana,
dan/atau program untuk mengembangkan berbagai alternatif
perbaikan muatan KRP dan menjamin pembangunan berkelanjutan.Setelah dilakukan kajian, dan disepakati bahwa kebijakan, rencana
dan/atau program yang dikaji potensial memberikan dampak negatif
pada pembangunan berkelanjutan, maka dikembangkan beberapa
alternatif untuk menyempurnakan rancangan atau merubah
kebijakan, rencana dan/atau program yang ada. Beberapa alternatif
untuk menyempurnakan dan atau mengubah rancangan KRP
mempertimbangkan antara lain:
a. Memberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi terkaitdengan kebijakan, rencana, dan/atau program yang
diperkirakan akan menimbulkan dampak lingkungan atau
bertentangan dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.
b. Menyesuaikan ukuran, skala, dan lokasi usulan kebijakan,
rencana, dan/atau program.
c. Menunda, memperbaiki urutan, atau mengubah prioritas
pelaksanaan kebijakan, rencana, dan/atau program.
d. Mengubah kebijakan, rencana, dan/atau program.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 281/366
262 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 10.6 Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP
No. Komponen kebijakan, rencana
dan/atau program
Alternatif
Penyempurnaan KRP(1) (2) (3)
1. Pengembangan Permukiman
1).
2).
Dst
2. Penataan Bangunan dan
Lingkungan
1).
2).Dst
3. Pengembangan Air minum
1).
2).
4. Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman
1)
2)
Keterangan cara pengisian kolom:
(1) Nomor urut usulan program.(2) Komponen program per sektor diisi berdasarkan uraian desain
program bidang Cipta Karya. Contohnya, komponen program :pembangunan infrastruktur perbatasan. Pengisian agar sesuai denganisian pada Tabel 10.4 dan 10.5 Kolom 2.
(3) Pengisian Alternatif Penyempurnaan KRP agar mengacu pada uraiandi atas.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 282/366
263Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
3. Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS
Tabel 10.7 Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHSNo. Komponen Kebijakan,
Rencana dan/atau Program
Rekomendasi Perbaikan KRP dan
Pengintegrasian Hasil KLHS
(1) (2) (3)
1. Pengembangan Permukiman
2. Penataan Bangunan dan
Lingkungan
3. Pengembangan Air minum
4. Pengembangan Penyehatan
Lingkungan Permukiman
Keterangan cara pengisian kolom:
(1) Nomor urut usulan program.(2) Tidak perlu diisi(3) Rekomendasi Perbaikan KRP dan Pengintegrasian Hasil KLHS
diisi berdasarkan hasil analisis rekomendasi pada tabel 10.6,
sedangkan pengintegrasian hasil KLHS dilakukan dengan cara
menguraikan bentuk integrasi rekomendasi ke dalam program/kegiatanuntuk tahun anggaran berikutnya. Untuk rekomendasi yang tidak dapatdimasukkan ke dalam program/kegiatan seperti bentuk-bentukkoordinasi/kerjasama/bersifat menghimbau terhadap pihak lain, antaralain SKPD terkait, pihak swasta, ataupun masyarakat tetap harusdicantumkan.
Untuk Kabupaten/Kota yang telah menyusun dan memiliki dokumen
KLHS RTRW Kabupaten/Kota, maka hasil olahan di dalam KLHStersebut dapat dijadikan bahan masukan bagi kajian perlindungan
lingkungan dalam RPI2-JM.
KLHS merupakan instrumen lingkungan yang diterapkan pada tataran
rencana-program. Sedangkan pada tataran kegiatan atau keproyekan,
instrumen yang lebih tepat diterapkan adalah Amdal, UKL-UPL. Dan
SPPLH. Tabel 10.8 menjelaskan beberapa perbedaan antara KLHS dan
AMDAL.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 283/366
264 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
10.1.2 Amdal, UKL-UPL, dan SPPLH
Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang
telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5
tahun 2012 tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib
AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008
Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Bidang
Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yaitu:
1. Proyek wajib AMDAL
2. Proyek tidak wajib AMDAL tapi wajib UKL-UPL
3. Proyek tidak wajib UKL-UPL tapi SPPLH
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 284/366
265Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 10.8 Perbedaan Instrumen KLHS dan AMDAL
Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)
a) Rujukan
Peraturan
Perundangan
i. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
ii. Permen LH 09/2011 tentang Pedoman umum
KLHS
i. UU 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
ii. Permen PPU 10/PRT/M/2008 tentang jenis kegiatan
bidang PU wajib UKL UPL
iii. Permen LH 5/2012 tentang jenis rencana usaha
dan/atau kegiatan Wajib AMDALb) Pengertian
Umum
Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh,
dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu
wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau
program.
Kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau
kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Usaha
dan/atau Kegiatan adalah segala bentuk aktivitas yang
dapat menimbulkan perubahan terhadap rona
lingkungan hidup serta menyebabkan dampak terhadap
lingkungan.
c) Kewajiban
pelaksanaan
Pemerintah dan Pemerintah Daerah Pemrakarsa rencana usaha dan/atau kegiatan yang
masuk kriteria sebagai wajib AMDAL (Pemerintah/swasta)
d) Keterkaitan
studi
lingkungan
dengan:
i. Penyusunan atau evaluasi RTRW, RPJP dan
RPJM
ii. Kebijakan, rencana dan/atau program yang
berpotensi menimbulkan dampak dan/atau
resiko lingkungan
Tahap perencanaan suatu usaha dan atau kegiatan
e) Mekanisme
pelaksanaan
i. pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan/
atau program terhadap kondisi lingkungan
i. Pemrakarsa dibantu oleh pihak lain yang berkompeten
sebagai penyusun AMDAL
P
e d o m a n P e n y u s u n a n R P I 2 - J M B i d a n g C i p t a K a r y a
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 285/366
266 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)
hidup di suatu wilayah;
ii. perumusan alternatif penyempurnaan
kebijakan, rencana, dan/atau program; dan
iii. rekomendasi perbaikan untuk pengambilan
keputusan kebijakan, rencana, dan/atau
program yang mengintegrasikan prinsip
pembangunan berkelanjutan.
ii. Dokumen AMDAL dinilai oleh komisi penilai AMDAL
yang dibentuk oleh Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangannya dan dibantu
oleh Tim Teknis.
iii. Komisi penilai AMDAL menyampaikan rekomendasi
berupa kelayakan atau ketidaklayakan lingkungan
kepada Menteri, gubernur, dan bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya.
iv. Menteri, gubernur, dan bupati/walikota berdasarkan
rekomendasi komisi penilai AMDAL menerbitkan
Keputusan Kelayakan atau Ketidaklayakan lingkungan
f) Muatan Studi
Lingkungan
i. Isu Strategis terkait Pembangunan
Berkelanjutan
ii. Kajian pengaruh rencana/program dengan
isu-isu strategis terkait pembangunan
berkelanjutan
iii. Alternatif rekomendasi untuk
rencana/program
i. Kerangka acuan;
ii. Andal; dan
iii. RKL-RPL.
Kerangka acuan menjadi dasar penyusunan Andal dan
RKL-RPL. Kerangka acuan wajib sesuai dengan rencana
tata ruang wilayah dan/atau rencana tata ruang kawasan.
g) Output Dasar bagi kebijakan, rencana, dan/atau
program pembangunan dalam suatu wilayah.
Keputusan Menteri, gubernur dan bupati/walikota sesuai
kewenangan tentang kelayakan atau ketidaklayakan
lingkungan.
P e d o m a n P e n y u s u n a n R P I 2- J M B i d a n g C i p t a K a r y a
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 286/366
267Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)
h) Outcome i. Rekomendasi KLHS digunakan sebagai alat
untuk melakukan perbaikan kebijakan,
rencana, dan/atau program pembangunan
yang melampaui daya dukung dan daya
tampung lingkungan.
ii. segala usaha dan/atau kegiatan yang telah
melampaui daya dukung dan daya tampunglingkungan hidup sesuai hasil KLHS tidak
diperbolehkan lagi.
i. Dasar pertimbangan penetapan kelayakan atau
ketidak layakan lingkungan
ii. Jumlah dan jenis izin perlindungan hidup yang
diwajibkan
iii. Persyaratan dan kewajiban pemrakarsa sesuai yang
tercantum dalam RKL RPL.
i) Pendanaan APBD Kabupaten/Kota i. Kegiatan penyusunan AMDAL (KA, ANDAL, RKL-
RPL) didanai oleh pemrakarsa,
ii. Kegiatan Komisi Penilai AMDAL, Tim Teknis dan
sekretariat Penilai AMDAL dibebankan pada
APBN/APBD
iii. Jasa penilaian KA, ANDAL dan RKL-RPL oleh komisi
AMDAL dan tim teknis dibiayai oleh pemrakarsa.
iv. Dana pembinaan dan pengawasan dibebankan pada
anggaran instansi lingkungan hidup pusat, provinsi
dan kabupaten/kota j) Partisipasi
Masyarakat
Masyarakat adalah salah satu komponen dalam
kabupaten/kota yang dapat mengakses dokumen
pelaksanaan KLHS
Masyarakat yang dilibatkan adalah:
i. Yang terkena dampak;
ii. Pemerhati lingkungan hidup; dan/atau
iii. Yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan
dalam proses AMDAL
P e d o m a n P e n y u s u n a n R P I 2- J M B i d
a n g C i p t a K a r y a
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 287/366
268 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Deskripsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)
k) Atribut
Lainnya:
a. Posisi
Hulu siklus pengambilan keputusan Akhir sklus pengambilan keputusan
b. Pendekatan Cenderung pro aktif Cenderung bersifat reaktif
c. Fokus
analisis
Evaluasi implikasi lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan
Identifikasi, prakiraan dan evaluasi dampak lingkungan
d. Dampak
kumulatif
Peringatan dini atas adanya dampak komulatif Amat terbatas
e. Titik berat
telaahan
Memelihara keseimbangan alam, pembangunan
berkelanjutan
Mengendalikan dan meminimalkan dampak negative
f. Alternatif Banyak alternatif Alternatif terbatas jumlahnya
g. Kedalaman Luas dan tidak rinci sebagai landasan untuk
mengarahkan visi dan kerangka umum
Sempit, dalam dan rinci
h. Deskripsi
proses
Proses multi pihak, tumpang tindih komponen,
KRP merupakan proses iteratif dan kontinu
Proses dideskripsikan dengan jelas, mempunyai awal dan
akhir
i. Fokus
pengendalia
n dampak
Fokus pada agenda pembangunan berkelanjutan Menangani gejala kerusakan lingkungan
j. Institusi
Penilai
Tidak diperlukan institusi yang berwenang
memberikan penilaian dan persetujuan KLHS
Diperlukan institusi yang berwenang memberikan
penilaian dan persetujuan AMDAL
Sumber: - hasil analisa
P e d o m a n P e n y u s u n a n
R P I 2 - J M B i d a n g C i p t a K a r y a
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 288/366
269Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya dan batasan kapasitasnya yang
wajib dilengkapi dokumen AMDAL adalah sebagai berikut:
Tabel 10.9 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL
No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran
A. Persampahan:
a. Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan
sistem Control landfill/sanitary landfill:
- luas kawasan TPA, atau
- Kapasitas Total
> 10 ha
> 100.000 ton
b. TPA di daerah pasang surut:
- luas landfill, atau
- Kapasitas Total
semua kapasitas/
besaran
c. Pembangunan transfer station:
- Kapasitas > 500 ton/hari
d. Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah
terpadu:
- Kapasitas > 500 ton/hari
e. Pengolahan dengan insinerator:
- Kapasitas semua kapasitas
f. Composting Plant:
- Kapasitas > 500 ton/hari
g. Transportasi sampah dengan kereta api:
- Kapasitas > 500 ton/hari
B. Pembangunan Perumahan/Permukiman:
a. Kota metropolitan, luas > 25 ha
b. Kota besar, luas > 50 ha
c. Kota sedang dan kecil, luas > 100 had. keperluan settlement transmigrasi > 2.000 ha
C. Air Limbah Domestik
a. Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas
penunjang:
- Luas, atau
- Kapasitasnya
> 2 ha
> 11 m3/hari
b. Pembangunan IPAL limbah domestik, termasuk
fasilitas penunjangnya:
- Luas, atau
- Kapasitasnya
> 3 ha
> 2,4 ton/hari
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 289/366
270 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
No. Jenis Kegiatan Skala/Besaran
c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah:
- Luas layanan, atau
- Debit air limbah
> 500 ha
> 16.000 m3/hari
D. Pembangunan Saluran Drainase (Primer
dan/atau sekunder) di permukiman
a. Kota besar/metropolitan, panjang: > 5 km
b. Kota sedang, panjang: > 10 km
E. Jaringan Air Bersih Di Kota Besar/Metropolitan
a. Pembangunan jaringan distribusi
- Luas layanan > 500 ha
b. Pembangunan jaringan transmisi
- panjang > 10 km
Sumber: Permen LH 5/2012
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah
batas menjadikannya tidak wajib dilengkapi dokumen AMDAL tetapi
wajib dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL. Jenis kegiatan bidang
Cipta karya dan batasan kapasitasnya yang wajib dilengkapi dokumen
UKL-UPL tercermin dalam tabel 10.10
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 290/366
271Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 10.10 Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi
Wajib UKL-UPL
Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
a. Persampahan
i. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan sistem
controlled landfill atau sanitary landfill termasuk
instansi penunjang:
Luas kawasan, atau < 10 Ha
Kapasitas total < 10.000 ton
ii. TPA daerah pasang surut
Luas landfill, atau < 5 Ha
Kapasitas total < 5.000 ton
iii. Pembangunan Transfer Station Kapasitas < 1.000 ton/hari
iv. Pembangunan Instalasi/Pengolahan Sampah
Terpadu
Kapasitas < 500 ton
v. Pembangunan Incenerator
Kapasitas < 500 ton/hari
vi. Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos
Kapasitas > 50 s.d. < 100 ton/ha
b. Air Limbah
Domestik/
Permukiman
i. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
(IPLT) termasuk fasilitas penunjang
Luas < 2 ha
Atau kapasitas < 11 m3/hari
ii. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah
Luas < 3 ha
Atau bahan organik < 2,4 ton/hari
iii. Pembangunan sistem perpipaan air limbah
(sewerage/off-site sanitation system)diperkotaan/permukiman
Luas < 500 ha
Atau debit air limbah < 16.000 m3/hari
c. Drainase
Permukaan
Perkotaan
i. Pembangunan saluran primer dan sekunder
Panjang < 5 km
ii. Pembangunan kolam retensi/polder di
area/kawasan pemukiman
Luas kolam retensi/polder (1 – 5) ha
d. Air Minumi. Pembangunan jaringan distribusi:
luas layanan : 100 ha s.d. < 500 ha
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 291/366
272 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
ii. Pembangunan jaringan pipa transmisi
Metropolitan/besar, Panjang: 5 s.d <10 km
Sedang/kecil, Panjang: 8 s.d. M 10 km
Pedesaan, Panjang : -
iii. Pengambilan air baku dari sungai, danau sumber
air permukaan lainnya (debit)
Sungai danau : 50 lps s.d. < 250 lps
Mata air : 2,5 lps s.d. < 250 lps
iv. Pembangunan Instalasi Pengolahan air lengkap
Debit : > 50 lps s.d. < 100 lps
v. Pengambilan air tanah dalam untuk kebutuhan:
Pelayanan masyarakat oleh penyelenggara
SPAM : 2,5 lps - < 50 lps
Kegiatan komersil: 1,0 lps - < 50 lps
e. Pembangunan
Gedung
i. Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah
tanah:
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung
perkantoran, perdagangan, perindustrian,
perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan
bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000
m2 s.d. 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid
termasuk mushola, bangunan gereja termasuk
kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan
bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan
gedung pelayanan pendidikan, pelayanankesehatan, keudayaan, laboratorium, dan
bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2
s.d. 10.000 m2
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi
pertahanan dan keamanan dan bangunan
sejenis yang ditetapkan oleh menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk
Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
ii. Pembangunan bangunan gedung di bawah tanahyang melintasi prasarana dan atau sarana umum:
1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 292/366
273Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
perkantoran, perdagangan, perindustrian,
perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal danbangunan gedung tempat penyimpanan: 5000
m2 s.d. 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid
termasuk mushola, bangunan gereja termasuk
kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan
bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan
gedung pelayanan pendidikan, pelayanan
kesehatan, keudayaan, laboratorium, danbangunangedung pelayanan umum : 5000 m2
s.d. 10.000 m2
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi
pertahanan dan keamanan dan bangunan
sejenis yang ditetapkan oleh menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk
Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
iii. Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di
atas air:1) Fungsi usaha meliputi bangunan gedung
perkantoran, perdagangan, perindustrian,
perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan
bangunan gedung tempat penyimpanan: 5000
m2 s.d. 10.000 m2
2) Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid
termasuk mushola, bangunan gereja termasuk
kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan
bangunan kelenteng : 5000 m2 s.d. 10.000 m2
3) Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan
gedung pelayanan pendidikan, pelayanan
kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan
bangunangedung pelayanan umum : 5000 m2
s.d. 10.000 m2
4) Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalasi
pertahanan dan keamanan dan bangunan
sejenis yang ditetapkan oleh menteri
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk
Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 293/366
274 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Sektor Teknis CK Kegiatan dan Batasan Kapasitasnya
f. Pengembangan
kawasan
permukiman
baru
i. Kawasan Permukiman Sederhana untuk
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR),misalnya PNS, TNI/POLRI, buruh/pekerja;
Jumlah hunian: < 500 unit rumah;
Luas kawasan: < 10 ha
ii. Pengembangan kawasan permukiman baru
sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi lokal
pedesaan (Kota Terpadu Mandiri eks transmigrasi,
fasilitas pelintas batas PPLB di perbatasan);
Jumlah hunian: < 500 unit rumah;
Luas kawasan: < 10 ha
iii. Pengembangan kawasan permukiman baru
dengan pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan Siap
Bangun/ Lingkungan Siap Bangun)
Jumlah hunian: < 500 unit rumah;
Luas kawasan: < 10 ha
g. Peningkatan
Kualitas
Permukiman
i. Penanganan kawasan kumuh di perkotaan
dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan
dasar (basic need ) pelayanan infrastruktur,tanpa pemindahan penduduk;
Luas kawasan: < 10 ha
ii. Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil,
kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil;
Luas kawasan: < 10 ha
iii. Pengembangan kawasan perdesaan untuk
meningkatkan ekonomi lokal (penanganan
kawasan agropolitan, kawasan terpilih pusat
pertumbuhan desa KTP2D, desa pusatpertumbuhan DPP)
Luas kawasan: < 10 ha
h. Penanganan
Kawasan
Kumuh
Perkotaan
i. Penanganan menyeluruh terhadap kawasan
kumuh berat di perkotaan metropolitan yang
dilakukan dengan pendekatan peremajaan kota
(urban renewal ), disertai dengan pemindahan
penduduk, dan dapat dikombinasikan dengan
penyediaan bangunan rumah susun
Luas kawasan: < 5 ha
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 294/366
275Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah
batas wajib dilengkapi dokumen UKL-UPL menjadikannya tidak wajib
dilengkapi dokumen UKL-UPL tetapi wajib dilengkapi dengan SuratPernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
Hidup (SPPLH).
Tabel 10.11 Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan
pada Program Cipta Karya
No. Komponen Kegiatan Lokasi Amdal UKL/UPL SPPLH
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pengembangan
Permukiman
1).
2).
Dst
2. Penataan Bangunan
dan Lingkungan
1).
2).
Dst
3. Pengembangan Air
minum
1).
2).
4. Pengembangan
Penyehatan Lingkungan
Permukiman
1)
2)
Keterangan: Beri tanda centang (v) dalam kolom Amdal, UKL-UPL atau SPPLH
Keterangan cara pengisian kolom:
(1) Nomor urut usulan program.
(2) Komponen program per sektor diisi berdasarkan uraian desainprogram bidang Cipta Karya. Contohnya, komponen program :
pembangunan infrastruktur perbatasan. Pengisian agar sesuai
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 295/366
276 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
dengan isian pada Tabel 10.6 Kolom 2.(3) Lokasi diisi untuk lokus kecamatan, jika dimungkinkan agar diisi
per kelurahan.(4) Kolom (4), (5), dan (6) diisidengan tanda centang berdasarkan Tabel
10.9 dan 10.10. Jika terdapat pertentangan isi antara tabel 10.9 dan10.10 maka diutamakan mengacu pada Tabel 10.9.
10.2 Aspek Sosial
Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur
bidang Cipta Karya kepada masyarakat pada taraf perencanaan,
pembangunan, maupun pasca pembangunan/pengelolaan. Pada taraf
perencanaan, pembangunan infrastruktur permukiman seharusnya
menyentuh aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan isu-isu
yang marak saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta
pengarusutamaan gender. Sedangkan pada saat pembangunan
kemungkinan masyarakat terkena dampak sehingga diperlukan proseskonsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun
permukiman kembali. Kemudian pada pasca pembangunan atau
pengelolaan perlu diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidang
Cipta Karya tersebut membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup
bagi kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya.
Dasar peraturan perundang-undangan yang menyatakan perlunya
memperhatikan aspek sosial adalah sebagai berikut:1. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional:
Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan sosial
juga dilakukan dengan memberi perhatian yang lebih besar
pada kelompok masyarakat yang kurang beruntung, termasuk
masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal di wilayah
terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 296/366
277Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan
gender dan anak di tingkat nasional dan daerah, termasuk
ketersediaan data dan statistik gender.2. UU No. 2/2012 tentang Pengadaan UU No. 2/2012 tentang
Pengadaan Lahan bagi Pembangunan untuk Kepentingan
Umum:
Pasal 3: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan
menyediakan tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara,
dan masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hukum
Pihak yang Berhak.3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014:
Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui
sejumlah program pembangunan untuk penanggulangan
kemiskinan dan penciptaan kesempatan kerja, termasuk
peningkatan program di bidang pendidikan, kesehatan, dan
percepatan pembangunan infrastruktur dasar.
Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender,peningkatan akses dan partisipasi perempuan dalam
pembangunan harus dilanjutkan.
4. Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan
penanggulangan Kemiskinan
Pasal 1: Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dunia
usaha, serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat miskin melalui bantuan sosial, pemberdayaanmasyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil,
serta program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan
ekonomi.
5. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan
Gender dalam Pembangunan Nasional
Menginstruksikan kepada Menteri untuk melaksanakan
pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas
kebijakan dan program pembangunan nasional yang
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 297/366
278 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi,
serta kewenangan masing-masing.
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan
pemerintah kabupaten/kota terkait aspek sosial bidang Cipta Karya
adalah:
1. Pemerintah Pusat:
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang
bersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum
yangbersifat strategis nasional ataupun bersifat lintas provinsi.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan
usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka
meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat pusat.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna
terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan nasional berperspektif gender, khususnya untuk
bidang Cipta Karya.
2. Pemerintah Provinsi:
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum yang
bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum
yang bersifat regional ataupun bersifat lintas kabupaten/kota.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan
usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka
meningkatkan kegiatan ekonomi di tingkat provinsi.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna
terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan di tingkat provinsi berperspektif gender,
khususnya untuk bidang Cipta Karya.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 298/366
279Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
3. Pemerintah Kabupaten/Kota:
a. Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum di
kabupaten/kota.b. Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum di
kabupaten/kota.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui
bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan
usaha mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka
peningkatan ekonomi di tingkat kabupaten/kota.
d. Melaksanakan pengarusutamaan gender guna
terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan di tingkat kabupaten/kota berperspektif gender,
khususnya untuk bidang Cipta Karya.
10.2.1 Aspek Sosial pada Perencanaan Pembangunan Bidang
Cipta Karya
Kemiskinan Aspek sosial pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya
diharapkan mampu melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral.
Salah satu aspek yang perlu ditindak-lanjuti adalah isu kemiskinan
sesuai dengan kebijakan internasional MDGs dan Agenda Pasca 2015,
serta arahan kebijakan pro rakyat sesuai direktif presiden.
Kajian aspek sosial lebih menekankan pada manusianya sehingga yang disasaradalah kajian mengenai penduduk miskin, mencakup data eksisting,persebaran, karakteristik, hingga kebutuhan penanganannya, seperti tertuangpada tabel 10.12.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 299/366
280 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 10.12 Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin
Kota/Kabupaten
No.
LokasiJumlah
PendudukMiskin
KondisiUmum
Perma-salahan
BentukPenangananyang SudahDilakukan
Kebutu-han Pena-
nganan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Kawasan ...Kelurahan … Kecam
atan…..
JmlPddk:… Jml KK: …
MataPencahariansecara umum:… Kondisi
lingkungan: … Kondisi hunianumum: … Statuskepemilikanhunian secaraumum:…
Program /Kegiatan:… Tahun:…. BentukPenanganan:
….
2. Dst. ..
Keterangan cara pengisian kolom:
(1) Nomor urut usulan program.(2) Lokasi agar diisi sesuai permintaan isian.(3) Jumlah penduduk miskin agar diisi sesuai permintaan isian.(4) Kondisi umum agar diisi sesuai dengan permintaan isian.(5) Permasalahan agar diisi terutama terkait wabah penyakit karena
kondisi kumuh, kondisi rumah sangat kumuh yang membutuhkanpenanganan, penduduk yang mengalami kelaparan, dll.
(6) Bentuk penanganan agar diinformasikan secara luas mencakup
seluruh sektor tidak hanya bidang Cipta Karya tapi diuraikan secarasingkat.
(7) Kebutuhan penanganan adalah kebutuhan berdasarkan permasalahanyang belum tertangani.
Menurut standar BPS terdapat 14 kriteria yang dipergunakan untuk
menentukan keluarga/rumah tangga dikategorikan miskin, yaitu:
1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.2. Jenis lantai tempat tinggal terbuat dari tanah/bambu/kayu
murahan.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 300/366
281Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
3. Jenis dinding tempat tinggal dari bambu/rumbia/kayu berkualitas
rendah/tembok tanpa diplester.
4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/bersama-sama denganrumah tangga lain.
5. Sumber penerangan rumah tangga tidak menggunakan listrik.
6. Sumber air minum berasal dari sumur/mata air tidak
terlindung/sungai/air hujan.
7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu
bakar/arang/minyak tanah.
8. Hanya mengkonsumsi daging/susu/ayam satu kali dalam
seminggu.9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun.
10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/dua kali dalam sehari.
11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di
puskesmas/poliklinik.
12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan
luas lahan 500 m2, buruh tani, nelayan, buruh bangunan, buruh
perkebunan dan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan
dibawah Rp. 600.000,- per bulan.13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/tidak
tamat SD/hanya SD.
14. Tidak memiliki tabungan / barang yang mudah dijual dengan
minimal Rp. 500.000,- seperti sepeda motor kredit / non kredit,
emas, ternak, kapal motor, atau barang modal lainnya.
Jika minimal 9 variabel terpenuhi maka suatu rumah tangga
dikategorikan sebagai rumah tangga miskin.
Pengarusutamaan Gender
Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan
pembangunan bidang Cipta Karya terhadap gender. Saat ini telah
kegiatan responsif gender bidang Cipta Karya meliputi Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan,
Neighborhood Upgrading and Shelter Sector Project (NUSSP),
Pengembangan Infrasruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW),
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasia Masyarakat (PAMSIMAS),
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 301/366
282 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Rural
Infrastructure Support (RIS) to PNPM, Sanitasi Berbasis Masyarakat
(SANIMAS), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dan
Studi Evaluasi Kinerja Program Pemberdayaan Masyarakat bidang
Cipta Karya.
Bagian ini berisikan pemetaan awal untuk mengetahui bentuk responsif genderdari masing-masing kegiatan, manfaat, hingga permasalahan yang timbulsebegai pembelajaran di masa datang di daerah. Hal ini dijabarkan dalam tabeldibawah ini.
Tabel 10.13 Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya
bagi Pengarusutamaan Gender di Kota/Kabupaten
No.Program /Kegiatan
Lokasi
Tahun
BentukKeterlib
atan/Akses
TingkatPartisip
asiPeremp
uan
(jumlah)
KontrolPangam-
bilanKeputu-san oleh
Perempua
n
Manfaat
Permasalahan yang
PerluDiantisipasi
di Masa
Datang(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Pemberdayaan Masyarakat
a PNPMPerkotaan
b PISEW
c PAMSIMAS
d PPIP
e. RIS PNPM
f. SANIMAS
2 Non Pemberdayaan Masyarakat
a Penyusunan RTBL
b. Dll.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 302/366
283Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Keterangan cara pengisian kolom:
(1) Nomor urut usulan program.(2) Tidak perlu diisi.(3) Lokasi agar diisi sesuai permintaan isian.(4) Tahun diisi sesuai dengan tahun kegiatan.(5) Bentuk keterlibatan agar diisi sesuai dengan tahapan keterlibatan. (6) Tingkat partisipasi agar diisi dengan jumlah perempuan yang
terlibat.(7) Kontrol pengambilan keputusan agar diisi dengan bentuk kontrol
pengambilan keputusan, apakah pada tahap perencanaan,hingga pelaksanaan, atau sampai pengawasan.
(8) Manfaat agar diisi dengan uraian manfaat keterlibatan perempuanterhadap pengambilan keputusan. Pengisian manfaat jugadiuraikan hingga manfaatnya terhadap kaum difabel dan anak-anak.
(9) Permasalahan yang perlu diantisipasi agar diisi, termasuk denganprediksi kebutuhan yang perlu diantisipasi.
10.2.2 Aspek Sosial pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang
Cipta Karya
Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi, besaran
kegiatan, dan durasi berdampak terhadap masyarakat. Untuk
meminimalisir terjadinya konflik dengan masyarakat penerima dampak
maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi, seperti konsultasi,
pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan
bangunan, serta permukiman kembali.
1. Konsultasi masyarakatKonsultasi masyarakat diperlukan untuk memberikan informasi
kepada masyarakat, terutama kelompok masyarakat yang mungkin
terkena dampak akibat pembangunan bidang Cipta Karya di
wilayahnya. Hal ini sangat penting untuk menampung aspirasi
mereka berupa pendapat, usulan serta saran-saran untuk bahan
pertimbangan dalam proses perencanaan. Konsultasi masyarakat
perlu dilakukan pada saat persiapan program bidang Cipta Karya,
persiapan AMDAL dan pembebasan lahan.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 303/366
284 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
2. Pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan
bangunan
Kegiatan pengadaan tanah dan kewajiban pemberian kompensasi
atas tanah dan bangunan terjadi jika kegiatan pembangunan bidang
cipta karya berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah
atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu
tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua
langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau
memperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yang
terkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini.
3. Permukiman kembali penduduk (resettlement )
Seluruh proyek yang memerlukan pengadaan lahan harus
mempertimbangkan adanya kemungkinan pemukiman kembali
penduduk sejak tahap awal proyek. Bilamana pemindahan
penduduk tidak dapat dihindarkan, rencana pemukiman kembali
harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga penduduk yang
terpindahkan mendapat peluang ikut menikmati manfaat proyek.
Hal ini termasuk mendapat kompensasi yang wajar atas
kerugiannya, serta bantuan dalam pemindahan dan pembangunan
kembali kehidupannya di lokasi yang baru. Penyediaan lahan,
perumahan, prasarana dan kompensasi lain bagi penduduk yang
dimukimkan jika diperlukan dan sesuai persyaratan.
Jika ada usulan kegiatan dalam RPI2-JM yang memerlukan upaya
pengadaan lahan atau permukiman kembali penduduk (resettlement ) makatindak lanjut tahapan pemindahannya perlu diidentifikasi untuk memastikanpembangunan infrastruktur permukiman yang berkeadilan, seperti tabeldibawah ini.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 304/366
285Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 10.14 Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang membutuhkan
Konsultasi, Pemindahan Penduduk dan Pemberian Kompensasi serta
Permukiman Kembali
No.
Komponen
Program dan
Kegiatan
Tahap I Tahap II Arahan Lokasi
Konsul-
tasi
Pemin-
dahan
Penduduk /
Pemberian
Kompensasi
Permu-
kiman
Kembali
Sebelum
Peminda-
han
Setelah
Peminda-
han
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pengembangan
Permukiman1).
2).
Dst
2. Penataan
Bangunan dan
Lingkungan
1).
2).
Dst3. Pengembangan
Air minum
1).
2).
4. Pengembangan
Penyehatan
Lingkungan
Permukiman
1)
2)
Keterangan:
*) Informasi Kegiatan Mencakup Lokasi
Keterangan cara pengisian kolom:
(1) Nomor urut usulan program.(2) Komponen program per sektor diisi berdasarkan uraian desain
program bidang Cipta Karya. Contohnya, komponen program :
pembangunan infrastruktur perbatasan. Pengisian agar sesuai
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 305/366
286 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
dengan isian pada Tabel 10.11 Kolom 2.(3) Untuk kolom konsultasi, pemindahan penduduk dan
permukiman kembali diberi tanda centang (v) apabila telahdilaksanakan. (4) Diisi dengan tanda centang (v) . (5) Diisi dengan tanda centang (v) (6) Arahan Lokasi sebelum pemindahan diisi dengan uraian lokasi
dan kendala mengapa harus dilakukan pemindahan. (7) Arahan Lokasi setelah pemindahan diuraikan mengapa lokasi
baru tersebut yang dipilih seperti karena ketersediaan lahan.
10.2.3 Aspek Sosial pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan
Bidang Cipta Karya
Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnya
memberi manfaat bagi masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan
minimal dapat terlihat secara kasat mata dan secara sederhana dapat
terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan infrastruktur,
waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biayayang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses
pelayanan tersebut.
Tim perumus RPI2-JM perlu menganalisis potensi kemanfaatan infrastrukturCipta Karya yang terbangun untuk berdasarkan sektor dan program, sepertitabel 10.15.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 306/366
287Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 10.15 Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca
Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
No. Sektor Program/Kegiatan
Lokasi
Tahun
JumlahPenduduk yangmemanfaatkan
Keter-angan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. PengembanganPermukiman
2. PenataanBangunan danLingkungan
3. Pengembangan
Air Minum4. PenyehatanLingkunganPermukiman
Keterangan cara pengisian kolom:
(1) Nomor urut usulan program.(2) Tidak perlu diisi.(3) Komponen program per sektor diisi berdasarkan uraian desain
program bidang Cipta Karya. Contohnya, komponen program :
pembangunan infrastruktur perbatasan. Pengisian agar sesuaidengan isian pada Tabel 10.15 Kolom 2.
(4) Lokasi diisi sesuai kecamatan, kelurahan jika ada.(5) Tahun diisi dengan tahun kegiatan.(6) Jumlah penduduk yang menerima manfaat agar diisi.(7) Keterangan agar diisi jika perlu.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 307/366
288 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 308/366
289Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
BAB XI
ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BIDANG CIPTA KARYA DI KABUPATEN/KOTA
Sesuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa kewenangan
pembangunan bidang Cipta Karya merupakan tanggung jawab
Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten/
Kota terus didorong untuk meningkatkan belanja pembangunan
prasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di daerah
meningkat. Di samping membangun prasarana baru, pemerintah daerah
perlu juga perlu mengalokasikan anggaran belanja untukpengoperasian, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana yang telah
terbangun.
Namun, seringkali pemerintah daerah memiliki keterbatasan fiskal
dalam mendanai pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah
daerah cenderung meminta dukungan pendanaan pemerintah pusat,
namun perlu dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen
Cipta Karya dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standarpelayanan minimal. Oleh karena itu, alternatif pembiayaan dari
masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan untuk mendukung
pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah daerah.
Dengan adanya pemahaman mengenai keuangan daerah, diharapkan
dapat disusun langkah-langkah peningkatan investasi pembangunan
bidang Cipta Karya di daerah.
Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM bidang Cipta Karyapada dasarnya bertujuan untuk:
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 309/366
290 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
a. Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam
melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya,
b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari
masyarakat dan sektor swasta untuk mendukung pembangunan
bidang Cipta Karya,
c. Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi bidang Cipta
Karya.
11.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya
Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan
arahan dalam peraturan dan perundangan terkait, antara lain:
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah
Daerah: Pemerintah daerah diberikan hak otonomi daerah, yaitu
hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur
dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali
urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu
politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan
fiskal nasional, serta agama.
2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk
mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah
didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli
Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta
Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan digunakan
untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang
ditetapkan melalui Peraturan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana
Perimbangan: Dana Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum,
Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan
DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian
Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 310/366
291Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional.
Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria
umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah,
terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang
menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota
merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi 26
urusan, termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraanurusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada
standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan
ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang
merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai
dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana,
serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang
didesentralisasikan.
5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang PinjamanDaerah: Sumber pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah
Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta
Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman
langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui
pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda
wajib memenuhi persyaratan:
a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75%
penerimaan APBD tahun sebelumnya;b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah
untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah
paling sedikit 2,5;
c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;
d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman
yang bersumber dari pemerintah;
e. pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib
mendapatkan persetujuan DPRD.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 311/366
292 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama
Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur
(dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri
atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha
dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman
yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah
infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan
prasarana persampahan.
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (dengan perubahan
Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011): Struktur APBD
terdiri dari:
a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah,
Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak
Langsung.
c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan
Pembiayaan Pengeluaran.
8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk
Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur:
Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran
nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria
teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:
a. Bidang Infrastruktur Air Minum
DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses
pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat
berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di
perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan.
Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program
percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/
target Millenium Development Goals (MDGs) yang
mempertimbangkan:
- Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;
- Tingkat kerawanan air minum.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 312/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 313/366
294 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
kabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan
skala kabupaten/kota.
4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama
pemerintah dan swasta (KPS), maupun skema Corporate Social
Responsibility (CSR).
5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar
negeri.
Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan,
pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun,
serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada. Oleh
karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara
terpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesar-besarnya
bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.
11.2 Profil APBD Kabupaten/Kota
Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3-5
tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi
APBD dalam 5 tahun terakhir. Komponen yang dianalisis berdasarkan
format Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:
a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak
Langsung.
b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah.
c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan
Pembiayaan Pengeluaran.
Tabel 11.1, 11.2, 11.3 menunjukan perkembangan APBD dalam 5 tahunterakhir. Petunjuk pengisian tabel adalah sebagai berikut:(1) Komponen APBD (Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan(2), (4), (6), (8), (10) merupakan nilai Rupiah dari setiap komponen APBD(3), (5), (7), (9), (11) berisikan persentase nilai komponen terhadap APBD total
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 314/366
295Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 11.1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
PENDAPATAN
DAERAH
Tahun- 1
Tahun – 2
Tahun -3
Tahun -4
Tahun -5
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Pendapatan AsliDaerah
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil PengelolaanKekayaan Daerahyang dipisahkan
Lain-Lain PADDana Perimbangan
Dana Bagi Hasil
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Lain-LainPendapatan Daerahyang Sah
Pendapatan Hibah
Dana DaruratDBH Pajak dariPemda LainnyaDana Penyesuaian &Otonomi KhususBantuan KeuanganProvinsi/ Pemda LainPendapatan Lainnya
Total Pendapatan
Tabel 11.2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
BELANJA DAERAHTahun
- 1Tahun -
2Tahun -
3Tahun -
4Tahun -
5
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Belanja TidakLangsung
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja SubsidiBelanja Hibah
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 315/366
296 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
BELANJA DAERAHTahun
- 1Tahun -
2Tahun -
3Tahun -
4Tahun -
5
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Belanja Bansos
Bantuan Pemda lain
Belanja TidakTerduga
Belanja LangsungBelanja Pegawai
Belanja Barang &Jasa
Belanja Modal
Total Belanja
Tabel 11.3 Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
PEMBIAYAANDAERAH
Tahun- 1
Tahun -2
Tahun -3
Tahun -4
Tahun -5
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Penerimaan
PembiayaanPenggunaan SiLPA
Pencairan DanaCadanganHasil PenjualanKekayaan DaerahPenerimaanPinjaman danObligasi DaerahPenerimaan Kembali
PinjamanPiutang Daerah
PengeluaranPembiayaan
PembentukanDana CadanganPenyertaan Modal
Pembayaran PokokPinjamanPemberianPinjaman Daerah
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 316/366
297Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Gambar 11.1 Grafik Perkembangan Proporsi
Pendapatan dan Belanja dalam APBD
11.3 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya
Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar
investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut
selama 3-5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN, APBD,
perusahaan daerah dan masyarakat/swasta.
11.3.1 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya
Bersumber Dari APBN dalam 5 Tahun Terakhir
Meskipun pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung
jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan
infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi
SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya
menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT)
30 32 40 35 40
50 45
40
35
30
25
10
8 10
18 18
10
22 20
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
P e r s e n t a s e P e n a p a t a n d a e r
a h ( % )
PAD Transfer Pusat
Transfer Provinsi Pendapatan Lain yang Sah
70 65 50 40 45
2020
30
35
25
5
4
3
8
10
5
11
17 1720
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5
P e r s e n t a s e B e l a n j a d a e r a h ( % )
Belanja Operasi Belanja Modal
Belanja Tak Terduga Transfer ke Desa
Pos-pos pendapatan dan belanja perlu diolah ke dalam bentuk grafik proporsi
untuk melihat perkembangan proporsi sumber penerimaan dan pengeluaranselama lima tahun terakhir berdasarkan Standar Akuntasi Pemerintah (PP No.
71 Tahun 2010) seperti gambar 11.1. Apabila ada kenaikan atau penurunan
komponen pendapatan dan belanja yang signifikan atau terkait dengan bidang
Cipta Karya, perlu dianalisis secara deskriptif dan ditulis penjelasan rincinya.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 317/366
298 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011).
Data dana yang dialokasikan pada suatu kabupaten/kota perlu
dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan
realisasinya di daerah tersebut.
Tabel 11.4 Tabel APBN Cipta Karya di Kabupaten/Kota
dalam 5 Tahun Terakhir
SektorAlokasiTahun 1
AlokasiTahun 2
AlokasiTahun 3
AlokasiTahun 4
AlokasiTahun 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pengembangan Air
MinumPengembangan PLP
PengembanganPermukiman
Penataan Bangunan& Lingkungan
Total
Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di
daerah, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur
permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi
Khusus. DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah
tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan
urusan daerah sesuai prioritas nasional.
Prioritas nasional yang terkait dengan bidang Cipta Karya adalah
pembangunan air minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakanuntuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum
kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh
perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman
nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses
pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak
skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan
yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat.
Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkanKriteria Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 318/366
299Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
dilihat alokasi dalam 5 tahun terakhir sehingga bisa dianalisis
perkembangannya.
Tabel 11.5 Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di
Kabupaten/Kota dalam 5 Tahun Terakhir
Jenis DAK Tahun- 1
Tahun- 2
Tahun- 3
Tahun- 4
Tahun-5
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
DAK Air Minum
DAK Sanitasi
Bagian ini berisikan perkembangan pendanaan APBN di kabupaten/kota sepertitabel 11.4 serta alokasi DAK dalam bentuk tabel 11.5. Petunjuk pengisian tabelsebagai berikut:(1) Untuk tabel 11.4 berisikan sektor-sektor yang ada dalam bidang Cipta
Karya, sedangkan untuk tabel 11.5 merupakan jenis DAK yang disalurkankepada daerah.
(2), (3), (4), (5), (6) berisikan alokasi anggaran pembangunan dan DAK DitjenCipta Karya di kabupaten/kota
11.3.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya
Bersumber dari APBD dalam 5 Tahun Terakhir
Pemerintah Kabupaten/Kota memiliki tugas untuk membangun
prasarana permukiman di daerahnya. Untuk melihat upaya pemerintah
daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu
dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap totalbelanja daerah dalam 3-5 tahun terakhir. Proporsi belanja Cipta Karya
meliputi pembangunan infrastruktur baru, operasional dan pemeliharaan
infrastruktur yang sudah ada.
Bagian ini menunjukan alokasi dan proporsi pendanaan bidang Cipta Karyabersumber dari APBD yang dijabarkan berdasarkan sektor-sektor Cipta Karyayang ada. Setelah didapatkan proporsi pendanaan pembangunan infrastruktur
bidang Cipta Karya seperti tabel 11.6 maka dapat dihasilkan grafik sepertigambar 11.2.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 319/366
300 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Petunjuk pengisian tabel 11.6 adalah sebagai berikut:
(1) subsektor Cipta Karya(2), (4), (6), (8), (10) berisikan alokasi APBD pada setiap sektor CK dalam 5tahun terakhir(3), (5), (7), (9), (11) berisikan persentase alokasi aggaran terhadap APBD total
Tabel 11.6 Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang
Cipta Karya dalam 5 Tahun Terakhir
Sektor Tahun - 1 Tahun - 2 Tahun – 3 Tahun - 4 Tahun - 5Alo-
kasi %
Alo-
kasi %
Alo-
kasi %
Alo-
kasi %
Alo-
kasi %(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Pengembangan AirMinum
PengembanganPPLP
PengembanganPermukiman
Penataan Bangunandan Lingkungan
Total Belanja APBDBidang Cipta Karya
Total Belanja APBD
.
Gambar 11.2 Contoh Grafik Proporsi Belanja Cipta Karya terhadap APBD
8.2
0.1
0.2
0.3
0.1
0.7
Belanja daerah
Belanja lainnya
PAM
PPLP
Bangkim
PBL
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 320/366
301Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan
Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana
pendamping kegiatan APBN di kabupaten/kota. DDUB ini menunjukanbesaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan pembangunan
bidang Cipta Karya.
Bagian ini juga berisikan penyajian data perkembangan besaran DDUB dalam3-5 tahun terakhir untuk melihat komitmen pemerintah daerah. PerkembanganDDUB dapat dijabarkan dalam tabel 11.7. Petunjuk pengisian tabel sebagaiberikut:
(1) subsektor Cipta Karya(2), (4), (6), (8), (10) berisikan alokasi APBN pada setiap sektor CK dalam 5tahun terakhir(3), (5), (7), (9), (11) berisikan alokasi DDUB sebagai dana pendampingpembangunan DJCK
Tabel 11.7 Perkembangan DDUB dalam 5 Tahun Terakhir
SektorTahun - 1 Tahun – 2 Tahun – 3 Tahun - 4 Tahun - 5
Alokasi APBN
DDUB
Alokasi APBN
DDUB
Alokasi APBN
DDUB
Alokasi APBN
DDUB
Alokasi APBN DDUB
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Pengembangan Air Minum
PengembanganPPLP
PengembanganPermukiman
PenataanBangunan dan
LingkunganTotal
11.3.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta
Karya dalam 5 Tahun Terakhir
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua
fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraansosial (social oriented ) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 321/366
302 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah
( profit oriented ). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak
dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air
minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi
perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan
perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas
pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah
dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur
Cipta Karya.
Dalam bagian ini disajikan kinerja perusahaan daerah yang bergerak di
bidang Cipta Karya berdasarkan aspek keuangan, aspek pelayanan,
aspek operasi dan aspek sumber daya manusia. Khusus untuk PDAM,
indikator tersebut telah ditetapkan BPP-SPAM untuk diketahui apakah
perusahaan daerah memiliki status sehat, kurang sehat atau sakit.
Pada bagian ini dicantumkan juga nilai dan volume kegiatan pembangunan,
operasi dan pemeliharaan prasarana secara umum yang dilaksanakan olehperusahaan daerah yang ada di kabupaten/kota dalam 3-5 tahun terakhir.
11.3.4 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya
Bersumber dari Swasta dalam 5 Tahun Terakhir
Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki
pemerintah, maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam
pembangunan infrastruktur Cipta Karya melalui skema Kerjasama
Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi cost-
recovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan
non-cost recovery . Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS
adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah
Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta
PermenPPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan
Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan
Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 322/366
303Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(PT) dan UU No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
Di beberapa daerah, skema pembiayaan alternatif ini sudah banyak dilakukanuntuk menunjang pembangunan Cipta Karya di daerah. Informasi kegiatan-kegiatan eksisting perlu disajikan dalam RPI2-JM untuk melihat potensipembiayaan dari dunia usaha di daerah tersebut. Pendataan kegiatan KPSbidang Cipta Karya di daerah disajikan dalam bentuk tabel 11.8, denganpetunjuk pengisian tabel sebagai berikut:(1) Nama kegiatan KPS diurutkan berdasarkan sektor(2) Tahun pelaksanaan kegiatan
(3) Komponen kegiatan yang dikerjasamakan (misal IPA atau pengangkutansampah)
(4) Satuan dan volume kegiatan(5) Nilai Rupiah kegiatan yang di-KPS-kan(6) Skema KPS diisi bentuk KPS berupa BOT/Konsesi/lainnya(7) Keterangan tambahan terkait pelaksanaan KPS
Tabel 11.8 Perkembangan KPS Bidang CK dalam 5 Tahun Terakhir
Kegiatan TahunKomponen
KPSSatuanVolume Nilai (Rp) Skema KPS Ket.
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Pengembangan Air Minum
- …
- …
Pengembangan PPLP
- …
- …
Pengembangan Permukiman
-…
- …
Penataan Bangunan dan Lingkungan
- …
- …
11.4 Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya
Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakanpembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 323/366
304 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
jangka waktu RPI2-JM) maka dibutuhkan analisis proyeksi
perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan
rencana kerjasama pemerintah dan swasta.
11.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan
Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan
melakukan perhitungan regresi terhadap kecenderungan APBD dalam
lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas dasar trend historis.
Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi
APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan
asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun
sebelumnya.
Dalam melakukan proyeksi APBD 5 tahun ke depan, langkah-langkanya adalah
sebagai berikut:
1. Menentukan presentase pertumbuhan per pos pendapatan
Setiap pos pendapatan dihitung rata-rata pertumbuhannya denganmenggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: Y0 = Nilai tahun ini
Y-1 = Nilai 1 tahun sebelumnya
Y-2 = Nilai 2 tahun sebelumnya
Dalam menentukan presentase pertumbuhan dihitung setiap pos
pendapatan yang terdiri dari PAD, Dana Perimbangan (DAU, DAK, DBH),
dan Lain-lain pendapatan yang sah.
2. Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam 5 tahun ke depan
Setelah diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat
dihitung nilai proyeksi pada 5 tahun ke depan dengan menggunakan
rumus proyeksi geometris sebagai berikut:
Keterangan: Yn = Nilai pada tahun n r = % pertumbuhan
Y0 = Nilai pada tahun ini n = tahun ke n (1-5)
3. Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung
kapasitas daerah dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya.
Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 324/366
305Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
pendapatan. Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan
total belanja dan diasumsikan pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta
Karya terhadap APBD sama dengan eksisting (Tabel 11.6) maka dapatdiketahui proyeksi kapasitas daerah dalam mengalokasikan anggaran
untuk bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan.
Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut, disajikan dalam tabel 11.9
dengan panduan pengisian kolom sebagai berikut:
(1) Berisikan Komponen APBD(2), (3), (4) adalah realisasi APBD dalam tiga tahun terakhir(5) Rata-rata persentase pertumbuhan APBD selama tiga tahun terakhir(6), (7), (8), (9), (10) adalah proyeksi regresi anggaran ke depan berdasarkannilai APBD terakhir dan tingkat pertumbuhan anggaran.
Tabel 11.9 Proyeksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke Depan
Komponen APBDRealisasi Persentase
Pertum-buhan
Proyeksi
Y-2 Y-1 Y0 Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Pendapatan Asli
Daerah
xx xx xx % xx xx xx xx xx
Dana Perimbangan
DAU xx xx xx % xx xx xx xx xx
DBH xx xx xx % xx xx xx xx xx
DAK xx xx xx % xx xx xx xx xx
- DAK Air Minum xx xx xx % xx xx xx xx xx
- DAK SAnitasi xx xx xx % xx xx xx xx xx
Lain Lain Pendapat-an yang Sah
xx xx xx % xx xx xx xx xx
Total APBD xx xx xx xx xx xx xx xx
Dari data proyeksi APBD tersebut, dapat dinilai kapasitas keuangan
daerah dengan metode analisis Net Public Saving dan kemampuan
pinjaman daerah (DSCR).
Net Public Saving
Net Public Saving atau Tabungan Pemerintah adalah sisa dari total
penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran
yang mengikat. Dengan kata lain, NPS merupakan sejumlah dana yang
tersedia untuk pembangunan. Besarnya NPS menjadi dasar dana yang
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 325/366
306 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
dapat dialokasikan untuk bidang PU/Cipta Karya. Berdasarkan proyeksi
APBD, dapat dihitung NPS dalam 3-5 tahun ke depan untuk melihat
kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang Cipta
Karya. Adapun rumus perhitungan NPS adalah sebagai berikut:
Net Public Saving = Total Penerimaan daerah - Belanja WajibNPS = (PAD+DAU+DBH+DAK) - (Belanja mengikat + Kewajiban Daerah)- Belanja mengikat adalah belanja yang harus dipenuhi/tidak bisa dihindari
oleh Pemerintah Daerah dalam tahun anggaran bersangkutan sepertibelanja pegawai, belanja barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja
bagi hasil serta belanja lain yang mengikat sesuai peraturan yang berlaku.- Kewajiban daerah antara lain pembayaran pokok pinjaman, pembayaran
kegiatan lanjutan, serta kewajiban daerah lain sesuai dengan peraturandaerah yang berlaku.
Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage
Ratio/DSCR)
Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang
digunakan untuk menutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan ataukekurangan arus kas. Pinjaman Daerah dapat bersumber dari
Pemerintah, Pemerintah Daerah lain, lembaga keuangan bank,
lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat (obligasi).
Berdasarkan PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah,
Pemerintah Daerah wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang
akan ditarik tidak melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum
APBD tahun sebelumnya;
b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk
mengembalikan pinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah.
c. Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman.
d. Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah,
Pemerintah Daerah juga wajib memenuhi persyaratan tidak
mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang
bersumber dari Pemerintah.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 326/366
307Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Salah satu persyaratan dalam permohonan pinjaman adalah rasio
kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau
dikenal dengan Debt Service Cost Ratio (DSCR). Berdasarkanperaturan yang berlaku, DSCR minimal adalah 2,5. DSCR ini
menunjukan kemampuan pemerintah untuk membayar pinjaman,
sekaligus memberikan gambaran kapasitas keuangan pemerintah.
Pada bagian ini perlu dihitung DSCR daerah dalam 3-5 tahun terakhir denganrumus sebagai berikut:
PAD = Pendapatan Asli Daerah DAU = Dana Alokasi UmumDBH = Dana Bagi Hasil DBHDR = DBH Dana Reboisasi
11.4.2 Rencana Pembiayaan Perusahaan Daerah
Beberapa kabupaten/kota memiliki perusahaan daerah yang bergerak
dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya seperti air minum, air
limbah maupun persampahan. Dalam hal ini, perusahaan daerah
tersebut umumnya memiliki rencana dalam lima tahun ke depan dalam
bentuk business plan.
Bagian ini berisi Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui kontribusi
perusahaan daerah untuk pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya dalamlima tahun ke depan sesuai jangka waktu RPI2-JM.
11.4.3 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang CK
Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah
Daerah perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan
dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya
untuk ditawarkan ke pihak swasta.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 327/366
308 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Bagian ini berisikan daftar proyek potensial KPS yang disusun berdasarkan
identifikasi usulan program dan kegiatan setiap sektor serta tingkat kelayakanekonomi dan finansial dari program tersebut. Rencana kerjasama pemerintahdan swasta bidang Cipta Karya terangkum dalam tabel 11.10. Adapun petunjukpengisian tabel adalah sebagai berikut:(1) Nama kegiatan yang berpotensi untuk di-KPS-kan(2) Deskripsi teknis dan komponen kegiatan KPS(3) Nilai Kegiatan(4) Kelayakan finansial ditunjukan dengan nilai IRR (Internal Rate of Return)(5) Penjelasan/status kegiatan potensi KPS
Tabel 11.10 Proyek Potensial yang Dapat Dibiayai dengan KPS
dalam 5 Tahun Ke Depan
NamaKegiatan
DeskripsiKegiatan
BiayaKegiatan (Rp)
KelayakanFinansial
Keterangan
(1) (2) (3) (4) (5)
IRR = ...
Keterangan IRR: Internal Rate of Return
11.5 Analisis Keterpaduan Strategi Peningkatan Investasi
Pembangunan Bidang Cipta Karya
Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis
tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang
infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat,
pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan
masyarakat. Kemudian, perlu dirumuskan strategi peningkatan investasi
pembangunan bidang Cipta Karya dengan mendorong pemanfaatan
pendanaan dari berbagai sumber.
11.5.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah
Ketersediaan dana yang dapat digunakan untuk membiayai usulan
program dan kegiatan yang ada dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya
dapat dihitung melalui hasil analisis yang telah dilakukan.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 328/366
309Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Bagian ini berisikan rangkuman kemampuan penandaan untuk pembangunanbidang Cipta Karya, dengan sumber-sumber sebagai berikut:
a. Proyeksi dana dari pemerintah pusat (APBN) dengan menggunakanasumsi trend historis maksimal 10% dari tahun sebelumnya.
b. Proyeksi dana dari pemerintah daerah (APBD) berdasarkan hasilperhtungan pada bagian 11.4.1
c. Rencana pembiayaan dari perusahaan daerah berdasarkan analisis padabagian 11.4.2
d. Hasil identifikasi kegiatan potensial untuk dibiayai melalui skemaKerjasama Pemerintah dan Swasta berdasarkan bagian 11.4.3.
11.5.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
Dalam rangka percapatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah
dan untuk memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan
usulan program yang ada dalam RPI2-JM, maka Pemerintah Daerah
perlu menyusun suatu set strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi
pembangunan infrastruktur permukiman.
Satgas RPIJM daerah perlu merumuskan strategi peningkatan investasi
pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, yang meliputi:
1. Strategi peningkatan DDUB oleh kabupaten/kota dan provinsi;
2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi pengunaan
anggaran;
3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah;
4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam
pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya;5. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltasi
infrastruktur permukiman yang sudah ada;
6. Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 329/366
310 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 330/366
311Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
BAB XII
ASPEK KELEMBAGAAN KABUPATEN/KOTA
Dalam pembangunan prasarana bidang Cipta Karya, untuk mencapai
hasil yang optimal diperlukan kelembagaan yang dapat berfungsi
sebagai motor penggerak RPI2-JM Bidang Cipta Karya agar dapatdikelola dengan baik dan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Kelembagaan dibagi dalam 3 komponen utama, yaitu organisasi, tata
laksana dan sumber daya manusia. Organisasi sebagai wadah untuk
melakukan tugas dan fungsi yang ditetapkan kepada lembaga; tata
laksana merupakan motor yang menggerakkan organisasi melalui
mekanisme kerja yang diciptakan; dan sumber daya manusia sebagaioperator dari kedua komponen tersebut. Dengan demikian untuk
meningkatkan kinerja suatu lembaga, penataan terhadap ketiga
komponen harus dilaksanakan secara bersamaan dan sebagai satu
kesatuan.
12.1 Arahan Kebijakan Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam
pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta
Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah
Dalam UU 32/2004 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan
menjalankan otonomi seluas-luasnya, dengan tujuan meningkatkan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 331/366
312 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing
daerah. Untuk membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan
otonomi, maka dibentuklah organisasi perangkat daerah yang
ditetapkan melalui Pemerintah Daerah.
Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu
organisasi adalah adanya urusan pemerintahan harus dibentuk ke
dalam organisasi tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah
sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor kemampuan
keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi
sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas,
luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan
penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang
akan ditangani, dan sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh
karena itu, kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi
masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan
PP tersebut mencantumkan bahwa bidang pekerjaan umum
merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah,
dan pemerintah berkewajiban untuk melakukan pembinaan
terhadap pemerintah kabupaten/kota.
PP 38/2007 ini juga memberikan kewenangan yang lebih besar
kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan
pembangunan di Bidang Cipta Karya. Hal ini dapat dilihat dari
Pasal 7 Bab III, yang berbunyi: “(1) Urusan wajib sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) adalah urusan pemerintahan
yang wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah provinsi
dan pemerintahan daerah kabupaten/kota, berkaitan dengan
pelayanan dasar. (2) Urusan wajib sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi: antara lainnya adalah bidang pekerjaan umum”.
Dari pasal tersebut, ditetapkan bahwa bidang pekerjaan umum
merupakan bidang wajib yang menjadi urusan pemerintah daerah,
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 332/366
313Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
sehingga penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya sebagai salah
satu perangkat pembangunan daerah perlu melibatkan
Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota.
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang
Organisasi Daerah
Berdasarkan PP 41 tahun 2007, bidang PU meliputi bidang Bina
Marga, Pengairan, Cipta Karya dan Penataan Ruang. Bidang PU
merupakan perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk
dinas. Dinas ditetapkan terdiri dari 1 sekretariat dan paling banyak
4 bidang, dengan sekretariat terdiri dari 3 sub-bagian dan masing-masing bidang terdiri dari paling banyak 3 seksi.
Gambar 12.1 Keorganisasian Pemerintah Kabupaten/Kota
4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-
2014
Dalam Buku II Bab VIII Perpres ini dijabarkan tentang upaya untuk
meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi
diperlukan adanya upaya penataan kelembagaan dan
ketalalaksanaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia
aparatur, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi,
penyempurnaan sistem perencanaan dan penganggaran, serta
Bupati/Walikota
DinasLembaga/
Badan
SekretarisDaerah
DPRD
Sumber: PP 41/2007
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 333/366
314 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
pengembangan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
dan aparaturnya.
Untuk mendukung penataan kelembagaan, secara beriringan telah
ditempuh upaya untuk memperkuat aspek ketatalaksanaan di
lingkungan instansi pemerintah, seperti perbaikan standar operasi
dan prosedur (SOP) dan penerapan e-government di berbagai
instansi. Sejalan dengan pengembangan manajemen kinerja di
lingkungan instansi pemerintah, seluruh instansi pusat dan daerah
diharapkan secara bertahap dalam memperbaiki sistem
ketatalaksanaan dengan menyiapkan perangkat SOP, mekanisme
kerja yang lebih efisien dan efektif, dan mendukung upaya
peningkatan akuntabilitas kinerja.
5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
Tindak lanjut dari Peraturan Presiden ini, Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara telah mengeluarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 30 Tahun 2012 tentang
Pedoman Pengusulan, Penetapan, dan Pembinaan Reformasi
Birokrasi pada Pemerintah Daerah. Berdasarkan peraturan menteri
ini, reformasi birokrasi pada pemerintah daerah dilaksanakan mulai
tahun 2012, dengan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan
sesuai dengan kemampuan pemerintah daerah. Permen ini
memberikan panduan dan kejelasan mengenai mekanisme serta
prosedur dalam rangka pengusulan, penetapan, dan pembinaan
pelaksanaan reformasi birokrasi pemerintah daerah.
Upaya pembenahan birokrasi di lingkungan Direktorat Jenderal
Cipta Karya telah dimulai sejak tahun 2005. Pembenahan yang
dilakukan adalah menyangkut 3 (tiga) pilar birokrasi, yaitu
kelembagaan, ketatalaksanaan, dan Sumber Daya Manusia
(SDM).
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 334/366
315Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Untuk mendukung tercapainya good governance, maka perlu
dilanjutkan dan disesuaikan dengan program reformasi birokrasi
pemerintah, yang terdiri dari sembilan program, yaitu :1. Program Manajemen Perubahan, meliputi: penyusunan
strategi manajemen perubahan dan strategi komunikasi K/L
dan Pemda, sosialisasi dan internalisasi manajemen
perubahan dalam rangka reformasi birokrasi;
2. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan, meliputi:
penataan berbagai peraturan perundang-undangan yang
dikeluarkan/diterbitkan oleh K/L dan Pemda;
3. Program Penguatan dan Penataan Organisasi, meliputi:restrukturisasi tugas dan fungsi unit kerja, serta penguatan
unit kerja yang menangani organisasi, tata laksana, pelayanan
publik, kepagawaian dan diklat;
4. Penataan Tatalaksana, meliputi: penyusunan SOP
penyelenggaraan tugas dan fungsi, serta pembangunan dan
pengembangan e-government;
5. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur, meliputi:
penataan sistem rekrutmen pegawai, analisis dan evaluasi jabatan, penyusunan standar kompetensi jabatan, asesmen
individiu berdasarkan kompetensi;
6. Penguatan Pengawasan, meliputi: penerapan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dan Peningkatan
peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP);
7. Penguatan Akuntabilitas, meliputi: penguatan akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah, pengembangan sistem
manajemen kinerja organisasi dan penyusunan IndikatorKinerja Utama (IKU);
8. Penguatan Pelayanan Publik, meliputi: penerapan standar
pelayanan pada unit kerja masing-masing, penerapan SPM
pada Kab/Kota.
9. Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan.
Pola pikir Reformasi Birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum
dapat dilihat pada gambar 12.2 berikut ini.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 335/366
316 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
POLA PIKIR PENYUSUNAN
REFORMASI BIROKRASI PU2010-2014
RPJPN 2002 -2025
UU 17/2007
RPJMN 2010 -2014
PP 5/2010
RENSTRA PU 2010-14
PERMEN PU 2/2010
IKU PU 2010-14
PERMEN PU 3/2010
GDRB 2010 -2025
PERPRES 81/2010
RMRB 2010 -2014
PERMENPAN 20/2010
SASARAN & INDIKATOR
KEBERHASILAN RB
2014
9 PROGRAM & 27
KEGIATAN RB
EVALUASI
KINERJA
ORGANISASI
PERMENPAN
19/2008
CAPAIAN
PROGRAM &
KEGIATAN RB
SD 2010
1. Manajemen
perubahan
2. Penataanperaturan
per-U-Uan
3. Penguatan&
penataanorg.
4. Penataantata
laksana
5. Penataansistem
manajemen SDM
aparatur6. Penguatan
pengawasan
7. Penguatan
akuntabilitas
8. Peningkatan
pelayanan publik
9. Monitoring, evaluasi
& pelaporan
1. Birokrasi
bersih &
bebas KKN
2. Peningkatan
kualitas
pelayanan
3. Peningkatan
kapasitas &
akuntabilitas
kinerja
birokrasi
3 SASARAN
KEBERHASILAN
REFORMASI
BIROKRASI
9 PROGRAM RB
RMRBPU-2010-14
QUICK WINS9 PEDOMAN
PELAKSANAN RB
Dit.BinaProgram : RPIJM
Dit.Air Minum : PAMSIMASDit.PLP : SANIMAS
Dit. Bangkim: SPPIP
Dit. PBL : P2KP
Sumber: Road Map Reformasi Birokrasi
Gambar 12.2 Pola Pikir Penyusunan Reformasi Birokrasi PU
2010-2014 Cipta Karya
6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional
Di dalam Inpres ini dinyatakan bahwa pengarusutamaan gender ke
dalam seluruh proses pembangunan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kegiatan fungsional semua instansi dan lembaga
pemerintah di tingkat Pusat dan Daerah. Presiden menginstruksi-
kan untuk melaksanakan pengarusutamaan gender guna
terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,
pemantauan, evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan nasional yang berperspektif gender sesuai
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 336/366
317Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-
masing.
Terkait PUG, Kementerian PU dan Ditjen Cipta Karya pada
umumnya telah mulai menerapkan PUG dalam tiap
program/kegiatan Cipta Karya. Untuk itu perlu diperhatikan dalam
pengembangan kelembagaan bidang Cipta Karya untuk
memasukkan prinsip-prinsip PUG, demikian pula di dalam
pengelolaan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010Tentang Standar Pelayanan Minimum
Peraturan Menteri PU ini menekankan tentang target pelayanan
dasar bidang PU yang menjadi tanggungjawab pemerintah
kabupaten/kota. Target pelayanan dasar yang ditetapkan dalam
Permen ini yaitu pada Pasal 5 ayat 2, dapat dilihat sebagai bagian
dari beban dan tanggungjawab kelembagaan yang menangani
bidang ke- PU-an, khususnya untuk sub bidang Cipta Karya yang
dituangkan di dalam dokumen RPI2-JM.
Dalam Permen ini juga disebutkan bahwa Gubernur bertanggung
jawab dalam koordinasi penyelenggaraan pelayanan dasar bidang
PU, sedangkan Bupati/Walikota bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan pelayanan dasar bidang PU. Koordinasi dan
penyelenggaraan pelayanan dasar Bidang Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung
jawab di Bidang PU dan Penataan Ruang baik provinsi maupunkabupaten/kota.
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
Peraturan menteri ini menjadi landasan petunjuk teknis dalam
penataan perangkat daerah. Berdasarkan Permen ini dasar hukum
penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda).
Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan
dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 337/366
318 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar
Pelayanan Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah
sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi
masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan
perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan
merupakan tempat permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya
jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum,
drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air
limbah.
10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman
Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja
Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi
pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai berdasarkan
beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam
perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus
diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata,
dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan
pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan
Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan
pelayanan perkotaan.
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dimungkinkan untuk
mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan
pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan
pemerintahan bidang pekerjaan umum dan lebih khusus lagi tentang
urusan pemerintahan pada sub bidang Cipta Karya. Dengan adanya
suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah
pada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja
pelayanan kelembagaan.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 338/366
319Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
12.2 Kondisi Kelembagaan Saat Ini
Bagian ini menguraikan secara sistematis tentang kondisi eksistingkelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang
Cipta Karya.
12.2.1 Kondisi Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Penataan dan penguatan organisasi merupakan Program ke-3 dari
Sembilan Program Reformasi Birokrasi. Keorganisasian yang dimaksud
dalam pedoman ini adalah struktur, tugas, dan fungsi pemerintahdaerah yang menangani bidang Cipta Karya.
Untuk mengetahui kondisi dari keorganisasian bidang Cipta Karya, informasiyang perlu disajikan antara lain adalah sebagai berikut:1. Peraturan Daerah yang menjadi dasar penetapan Struktur Organisasi
Pemerintah Kabupaten/Kota.2. Gambaran struktur organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota saat ini.
3. Gambaran struktur organisasi instansi yang menangani urusan bidangCipta Karya saat ini.4. Penjelasan tentang tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya dalam
Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten/Kota.
12.2.2 Kondisi Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Sebagaimana ditetapkan dalam Program RB, penataan tata laksana
merupakan salah satu prioritas program untuk peningkatan kapasitaskelembagaan. Tata laksana organisasi yang perlu dikembangkan
adalah menciptakan hubungan kerja antar perangkat daerah dengan
menumbuhkembangkan rasa kebersamaan dan kemitraan dalam
melaksanakan beban kerja dan tanggung jawab bagi peningkatan
produktifitas dan kinerja.
Secara internal, Cipta Karyakeorganisasian urusan pemerintah bidang
Cipta Karya, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuaidengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas,
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 339/366
320 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi. Selanjutnya
juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang koordinatif baik antar
bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan Cipta Karya, maupun
untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang dalam rangka menghindari
tumpang tindih atau duplikasi program dan kegiatan secara substansial
dan menjamin keselarasan program dan kegiatan antar perangkat
daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu dituangkan
di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian Pemerintah
Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari masing-masing
instansi pemerintah bidang Cipta Karya. Selain itu, guna memperjelas
pelaksanaan tugas pada setiap satuan kerja, perlu dilengkapi dengan
tatalaksana dan tata hubungan kerja antar satuan kerja, serta Standar
Operasional Prosedur (SOP) untuk setiap pelaksanaan tugas, yang
dapat dijadikan pedoman bagi pegawai dalam melakukan tugasnya.
Dengan mengacu pada tabel 12.1, dapat dicantumkan penjabaran peranmasing-masing instansi dan hubungan kerja dalam pembangunan bidang CiptaKarya. Selain itu, bagian ini juga mengulas inventarisasi SOP Bidang CiptaKarya di daerah sesuai tabel 12.2.
Tabel 12.1 Hubungan Kerja Instansi Bidang Cipta Karya
No. InstansiPeran Instansi dalam
Pembangunan Bidang
CK
Unit / Bagian yangMenangani Pembangunan
Bidang CK(1) (2) (3) (4)
1. Bappeda
2. Dinas PU
3. Dinas……………
4. Dinas……………
5. Dinas……………
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 340/366
321Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 12.2 Inventarisasi SOP Bidang Cipta Karya
No. Nama SOPInstansi yang
TerlibatTugas dan Fungsi
Instansi dalam SOP(1) (2) (3) (4)
Pengembangan Permukiman
1
dst
Penataan Bangunan dan Lingkungan
1
dst
Pengembangan Air Minum
1
dstPengembangan PLP
1
dst
SOP Non-Teknis
1
dst
12.2.3 Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Dalam kaitannya dengan Reformasi Birokrasi, penataan sistem
manajemen SDM aparatur merupakan program ke-5 dari Sembilan
Program Reformasi Birokrasi, yang perlu ditingkatkan tidak hanya dari
segi kuantitas tetapi juga kualitas. Bagian ini menguraikan kondisi SDM
di keorganisasian instansi yang menangani bidang Cipta Karya, yang
dapat dilakukan dengan mengisi tabel berikut mengenai komposisi
pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya.
Bagian ini menguraikan kondisi SDM di keorganisasian instansi yangmenangani bidang Cipta Karya, yang dapat dilakukan dengan mengisi tabel12.3 mengenai komposisi pegawai dalam unit kerja bidang Cipta Karya. Dapatdilampirkan juga tambahan informasi data kepegawaian lainnya bila tersedia.
Adapun petunjuk pengisian tabel 12.3 sebagai berikut:(1) Unit Kerja yang terkait Bidang Cipta Karya (Misal: Dinas PU, Bappeda,
Dinas Kebersihan, dsb.)
(2) Golongan pegawai yang ada pada unit tersebut Jumlah pegawaiberdasarkan jenis kelamin
(3) Gambaran kondisi latar belakang pendidikan pegawai
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 341/366
322 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
(4) Jumlah pegawai yang memiliki jabatan fungsional (Jafung Tata Bangunandan Permukiman, Jafung Tata Penyehatan Lingkungan, Jafung
Perencana, dsb)
Tabel 12.3 Komposisi Pegawai dalam Unit Kerja Bidang Cipta Karya
UnitKerja
GolonganJenis
KelaminLatar Belakang
PendidikanJabatan
Fungsional(1) (2) (3) (4) (5)
Dinas PU Gol I/II : ...orangGol III: ...
orangGol IV: ,,,orang
Pria : ...orangWanita : ...
orang
< SMA : ... orangSMA : ... orangD3 : ... orang
S1 : ... orangS2/S3 : ... orang
Jafung TBP:... orangJafung TPL:
… orangdst.
Bappeda
Dinas …
Dinas …
Dst.
12.3 Analisis Kelembagaan
Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat
daerah, bagian ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan
Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.
12.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahankeorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja
organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Analisis deskriptif dapat mengacu pada pertanyaan di bawah ini:
1. Apakah struktur organisasi perangkat kerja daerah sudah sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku?
2. Apakah tugas dan fungsi organisasi bidang Cipta Karya sudah
sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing instansi?
3. Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi strukturorganisasi?
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 342/366
323Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
4. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam organisasi perangkat
kerja daerah khususnya yang terkait dengan bidang cipta karya?
Salah satu cara yang dapat dipergunakan untuk melakukan analisis ini
adalah dengan melakukan diskusi antar anggota Tim RPI2-JM.
12.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang
cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM BidangCipta Karya. Dalam proses analisis ini beberapa pertanyaan kunci yang
perlu mendapat jawaban adalah sebagai berikut:
1. Apakah Perda penetapan Organisasi Pemerintah Daerah telah
menguraikan tupoksi masing-masing dinas/unit kerja yang ada?
2. Bagaimana mekanisme hubungan kerja didalam dan antar instansi
terkait bidang cipta karya yang terjadi selama ini?
3. Apakah keorganisasian bidang cipta karya yang ada sudah
mengikuti ketentuan dalam PP 41 tahun 2007? Juga perlu dicermatiapakah semua sektor bidang cipta karya yaitu bidang air minum,
pengembangan permukiman, penyehatan lingkungan permukiman,
dan penataan bangunan dan lingkungan sudah tercantum dalam
keorganisasian yang dibentuk?
4. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam ketatalaksanaan
perangkat kerja daerah yang terkait dengan bidang Cipta Karya?
5. Apa saja faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
ketatalaksanaan perangkat kerja daerah khususnya yang terkaitdengan bidang cipta karya?
12.3.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya
Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui
permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap
kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta
Karya.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 343/366
324 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Dalam proses analisis SDM, beberapa pertanyaan kunci yang dapat
dijawab adalah sebagai berikut :
1. Apakah SDM yang tersedia sudah memenuhi kebutuhan baik dari
segi jumlah maupun kualitas dalam perangkat daerah, khususnya di
bidang Cipta Karya?
2. Apa saja permasalahan yang ditemui dalam manajemen SDM
perangkat kerja daerah yang terkait dengan bidang cipta karya?
3. Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
kualitas dan kuantitas SDM organisasi, khususnya yang terkait
dengan bidang cipta karya?
Tabel 12.4 Contoh Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia
No. InstansiTingkat
Pendidikan
Jumlah Pegawai
yang Ada
Jumlah Pegawai
yang Diperlukan
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Bappeda SMA/Sederajat ………..orang
……….. orang
……….. orang
……….. orang
……….. orang
……….. orang
……….. orang
……….. orang
………..orang
……….. orang
……….. orang
……….. orang
……….. orang
……….. orang
……….. orang
……….. orang
Diploma
- D3 Teknik
- D3 Sekretaris
- dst
S1/Sederajat
- S1 Teknik
- S1 Ekonomi
- dst
S2/S3
2. Dinas PU SMA/Sederajat ………..orang
……….. orang……….. orang
……….. orang
……….. orang
……….. orang
……….. orang
……….. orang
………..orang
……….. orang……….. orang
……….. orang
……….. orang
……….. orang
……….. orang
……….. orang
Diploma
- D3 Teknik- D3 Sekretaris
- dst
S1/Sederajat
- S1 Teknik
- S1 Ekonomi
- dst
S2/S3
3. Dinas ……
4. Dinas ……
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 344/366
325Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
12.3.4 Analisis SWOT Kelembagaan
Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan
strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),
kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman
(threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan
dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang
mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam
matriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari kondisi eksistingkelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam
analisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan analisis SWOT
kelembagaan bidang CK di yang meliputi aspek organisasi, tata laksana
dan sumber daya manusia.
Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu
mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O);
bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungandari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu
menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah
bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat
ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru
(strategi W-T).
Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis
tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya padasub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis
SWOT Kelembagaan. Perumusan strategi bidang kelembagaan
berdasarkan Analisis SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam
rencana pengembangan kelembagaan.
Untuk menyusun tabel SWOT, maka langkah-langkah yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut:a. Menginventarisasi faktor-faktor dari metode SWOT yaitu kekuatan
(internal), kelemahan (internal), peluang (eksternal) dan ancaman
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 345/366
326 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
(eksternal) kelembagaan organisasi perangkat kerja daerah,khususnya terkait dengan bidang Cipta Karya.
b. Melakukan perumusan strategi berdasarkan kolaborasi dari faktor-faktor analisis SWOT, yaitu sebagai berikut.- Mengembangkan strategi SO (kuadran I), yaitu strategi agar
kekuatan yang dimiliki organisasi mampu mengambil keuntungandari peluang yang ada
- Mengembangkan strategi ST (kuadran II), yaitu dengan kekuatanyang dimiliki organisasi, dapat dirumuskan strategi untukmengurangi dampak dari pengaruh eksternal yangmempengaruhi kinerja organisasi.
- Mengembangkan strategi WO (kuadran III), yaitu memperbaikikelemahan-kelemahan organisasi yang ada denganmemanfaatkan peluang yang ada.
- Mengembangkan strategi WT (kuadran IV). Untuk strategi inimaka diperlukan upaya yang sangat besar karena selainmemperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada, juga harusmelakukan upaya-upaya untuk meminimalisir ancaman-ancamanyang berpotensi untuk melemahkan kinerja dari organisasi.
Tabel 12.5 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan
Faktor
External
Faktor
Internal
PELUANG (O)
a.
b.
c.
ANCAMAN (T)
a.
b.
c.
KEKUATAN (S)
a.
b.
c.
Strategi SO (Kuadran 1) Strategi ST (Kuadran
2)
KELEMAHAN W)
a.
b.
c.
Strategi WO (Kuadran 3) Strategi WT (Kuadran
4)
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 346/366
327Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
12.4 Rencana Pengembangan Kelembagaan
Bagian ini menguraikan rencana dan usulan kelembagaan Pemerintah
kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.
Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT
sebelumnya, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi meliputi
strategi pengembangan organisasi, strategi pengembangan tata
laksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia.Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana
pengembangan kelembagaan di daerah.
12.4.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian
Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan
mengacu pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan
efisiensi yang akan tercipta dari penataan struktur organisasi dantupoksinya.
Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu
pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk
perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di
lingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja
dalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas
kelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit kerja dilingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.
12.4.2 Rencana Pengembangan Tata Laksana
Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan
mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan
evaluasi tata laksana, pengembangan standar dan operasi prosedur,
serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 347/366
328 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di
bidang Cipta Karya.
12.4.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia,
dengan mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan
perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu
dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan
kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada
analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi.
Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan
peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas
pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang
Cipta Karya, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat
beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya
Kementerian PU yang dapat menjadi referensi dipaparkan pada tabel
12.6
Tabel 12.6 Pelatihan Bidang Cipta Karya
No Jenis Pelatihan
1 Bimbingan Teknis Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara
Pusat, Barat dan Timur serta sertifikasi Pengelola Teknis
2 Bimbingan Teknis Penyelenggaraan Bangunan Gedung Negara
3 Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Negara Golongan III
4 Training of Trainers (TOT) Bidang Penyelenggaraan Penataan Bangunandan Lingkungan
5 Training of Trainers (TOT) Sosialisasi Peraturan Perundangan-undangan
Bangunan Gedung dan Lingkungan
6 Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa Dit. PBL
7 Peningkatan Kapasitas SDM Dit. PBL bekerjasama dengan Pusat
Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi
8 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Keprotokolan
9 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan dalam Bidang Tata
Persuratan
10 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Pemeliharaan dan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 348/366
329Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
No Jenis Pelatihan
Pengamanan Infrastruktur Publik Bidang Cipta Karya
11 Pembinaan Teknis Peningkatan Kemampuan Aparatur Negara dalamTanggap Darurat Bencana
12 Pembinaan Teknis Percepatan Proses Hibah/Alih Status Barang Milik
Negara
13 Pembinaan Teknis Penerapan Aplikasi SIMAK BMN
14 Pembinaan Teknis Pengembangan Kompetensi Pegawai
15 Pembinaan Teknis Pemetaan Kompetensi Pegawai
16 Diklat Pejabat Inti Satker (PIS)
17 Diklat Jabatan Fungsional
Setelah melakukan analisis SWOT maka tim perumus RPI2-JM perlumelakukan perencanaan pengembangan kapasitas kelembagaan yangdirangkum dalam tabel strategi dan rencana aksi yang meliputi aspekkeorganisasian, tata laksana, dan sumber daya manusia seperti tabel 12.7 dibawah ini. Petunjuk pengisian kolom sebagai berikut:
(1) Pembagian aspek yang dikembangkan untuk meningkatkan kapasitaskelembagaan (organisasi, tata laksana, sumber daya manusia)
(2) Kumpulan strategi hasil analisis SWOT(3) Rencana aksi yang dapat dilakukan untuk peningkatan kapasitas
kelembagaan
Tabel 12.7 Rangkuman Rencana Aksi Pengembangan Kapasitas
Kelembagaan
Aspek Kelembagaan Strategi Rencana Aksi
(1) (2) (3)
Organisasi
Tata Laksana
Sumber DayaManusia
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 349/366
330 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 350/366
331Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
BAB XIII
MATRIKS RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH
BIDANG CIPTA KARYA (RPI2-JM BIDANG CK)
Program investasi Kabupaten/Kota yang merupakan rekapitulasi daridokumen RPI2-JM yang telah disusun dengan mempertimbangkan
kemampuan Kabupaten/Kota dari aspek teknis, aspek lingkungan dan
sosial, aspek pendanaan, maupun aspek kelembagaan. Selain itu,
rencana program investasi harus dilengkapi dengan kesepakatan
pendanaan yang diwujudkan melalui persetujuan dan tanda tangan dari
Bupati/Walikota selaku kepala daerah. Matriks program dan investasi
bidang Cipta Karya disusun berdasarkan prioritas menurut kebutuhan
Kabupaten/Kota untuk memenuhi sasaran dan rencana pembangunanKabupaten/Kota. Setiap daerah diharapkan mempunyai prioritas yang
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan wilayahnya, sebagai contoh
suatu Kabupaten/Kota memprioritaskan program investasi air minum di
tahun-tahun awal jangka menengah karena Kabupaten/Kota tersebut
mempunyai pertimbangan bahwa sebagian besar penduduknya tinggal
di daerah rawan air. Hal ini tentu saja tidak sama dengan daerah lain,
disesuaikan dengan karakteristik daerah masing-masing.
Dokumen rencana program investasi yang merupakan rekapitulasi dan
intisari dari RPI2-JM Kabupaten/Kota. Setiap Kabupaten/Kota
diharapkan dapat menyampaikan rencana program dalam sebuah
ringkasan rencana investasi dan sumber pembiayaan yang merupakan
bagian sinkronisasi dan prioritas program di Kabupaten/Kota.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 351/366
332 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
13.1 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi
Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya
Kabupaten/Kota
Berdasarkan tabel usulan program dan kegiatan pada setiap aspek
teknis, maka dapat disusun sebuah tabel ringkas rencana program dan
investasi bidang Cipta Karya. Rencana ini harus menjabarkan skenario
pengembangan kota dan pengembangan sektor bidang Cipta karya,
usulan kebutuhan investasi yang disusun dengan berbasis demand
ataupun target pencapaian sesuai dengan tujuan dan sasaran
pembangunan daerah, mekanisme pendanaan atau pembiayaan, skalaprioritas penanganan, dan rencana pelaksanaan program investasi.
Petunjuk pengisian tabel 13.1 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Sektor bidang CIpta Karya dan usulan program pembangunan(3) Rincian kegiatan pengembangan prasarana Cipta Karya(4) Lokasi kegiatan
(5) Volume kegiatan(6) Satuan dari volume kegiatan(7) Tahun pelaksanaan kegiatan(8), (9), (10), (11), (12), (13), (14), (15), (16) Sumber pembiayaan kegiatan yang
bersumber APBN, APBD, swasta maupun masyarakat
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 352/366
333Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 13.1 Format Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)
Bidang CK Kabupaten/Kota
Provinsi :
Kabupaten/Kota :
NoSektor/
ProgramRincian
KegiatanLokasi Vol. Satuan Tahun
Sumber Pembiayaan (Rp)
APBN
DAKAPBDProv
APBDKab/Kota
BUMDKPS/
SwastaMasyarakat
CSRRupiahMurni
PHLN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)Pengembangan
Air Minum
PengembanganPLP
PengembanganPermukiman
PenataanBangunan danLingkungan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 353/366
334 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
13.2 Matriks Rencana Terpadu dan Program Investasi
Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta
Karya Kabupaten/Kota di setiap Entitas
Setelah mendapatkan tabel program dan investasi berdasarkan sektor,
maka untuk menjamin keterpaduan program bidang Cipta Karya, usulan
program-program dikempelompokan kembali dan dibentuk matriks
program yang disusun berdasarkan entitas skala regional,
kabupaten/kota, kawasan, dan lingkungan/komunitas. Tabel 13.2
menunjukan format penyusunan matriks keterpaduan program investasi
RPI2-JM bidang Cipta Karya Kabupaten/Kota.
Dari matriks 13.1 dikelompakan kembali berdasarkan entitas wilayah untukmenunjukan keterpaduan pembangunan bidang Cipta Karya. Petunjukpengisian tabel 13.2 adalah sebagai berikut:(1) Nomor urut(2) Entitas wilayah regional, kabupaten/kota, kawasan, serta komnitas/
lingkungan dan usulan program pembangunan
(3) Rincian kegiatan pengembangan prasarana Cipta Karya(4) Lokasi pelaksanaan kegiatan(5) Keterangan apakah usulan kegiatan terletak pada kawasan strategis
kabupaten/kota yang berdasarkan RTRW kabupaten/kota(6) Sektor bidang Cipta Karya (AM, PLP, Bangkim, atau PBL)(7) Tahun pelaksanaan kegiatan(8), (9), (10), (11), (12), (13), (14), (15), (16) Sumber pembiayaan kegiatan yang
bersumber APBN, APBD, swasta maupun masyarakat
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 354/366
335Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
Tabel 13.2 Format Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM)Bidang CK Kabupaten/Kota di setiap Entitas
Provinsi :Kabupaten/Kota :
NoEntitas/Program
RincianKegiatan
Lokasi
KawasanStrategis
Kabupaten/
Kota (KSK)
Sektor
Tahun
Sumber Pembiayaan (Rp)
APBN
DAKAPBD
Provinsi
APBDKab/
Kota
BUMDKPS/
Swasta
Masya
rakat
CSRRupiah
Murni PHLN(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Regional
Kabupaten/Kota
Kawasan
Lingkungan/
Komunitas
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 355/366
336 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 356/366
337Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
DAFTAR PERISTILAHAN DAN SINGKATAN
3R (Reduce,Reuse, Recycle)
Upaya pengurangan sampah dari sumbernyadengan cara mengurangi timbulan sampah,
menggunakan kembali barang yang bisadigunakan, dan mendaur ulang sampah menjadibarang yang layak pakai.
Air baku Air yang dapat berasal dari sumber airpermukaan, cekungan air tanah dan/atau airhujan yang memenuhi baku mutu tertentusebagai air baku untuk air minum
Air limbah
permukiman
Air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal
dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusiadari lingkungan permukiman serta air limbahindustri rumah tangga yang tidak mengandungBahan Beracun dan Berbahaya (B3).
Air minum Air minum rumah tangga yang melalui prosespengolahan atau tanpa proses pengolahan yangmemenuhi syarat kesehatan dan dapat diminumlangsung
AMDAL (AnalisisMengenai DampakLingkungan Hidup)
Kajian mengenai dampak penting suatu usahadan/atau kegiatan yang direncanakan padalingkungan hidup yang diperlukan bagi prosespengambilan keputusan tentangpenyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan
Analisis Jabatan Proses, metode dan teknik untuk mendapatkandata jabatan yang diolah menjadi informasi
jabatan
Analisis SWOT Metode perencanaan strategis yang digunakanuntuk mengevaluasi kekuatan (strength),kelemahan (weakness), peluang (opportunities),
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 357/366
338 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
dan ancaman (threats) dalam suatupembangunan
APBD (AnggaranPendapatan danBelanja Daerah)
Rencana keuangan tahunan pemerintahandaerah yang ditetapkan dengan peraturandaerah
APBN (AnggaranPendapatan danBelanja Negara)
Rencana keuangan tahunan pemerintahannegara yang ditetapkan melalui Undang-Undang
Belanja Daerah Kewajiban pemerintah daerah yang diakuisebagai pengurang nilai kekayaan bersih
Black water Air limbah yang berasal dari WC atau tinjamanusia
BUMD (BadanUsaha MilikDaerah)
Badan usaha yang pendirianya diprakarsai olehpemerintah daerah dan seluruh atau sebagianbesar modalnya dimiliki oleh daerah melaluipenyertaan secara langsung yang berasal darikekayaan daerah yang dipisahkan yang dibentukkhusus sebagai penyelenggara
BUMN (BadanUsaha MilikNegara)
Badan usaha yang seluruh atau sebagian besarmodalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaansecara langsung yang berasal dari kekayaannegara yang dipisahkan yang dibentuk khusussebagai penyelenggara
CSR (CorporateSocialResponsibility)
Tindakan yang dilakukan suatu perusahaansebagai bentuk tanggungjawab terhadapsosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan ituberada
DAK (Dana AlokasiKhusus)
Dana Alokasi Khusus / dana yang bersumberdari pendapatan APBN yang dialokasikankepada Daerah tertentu dengan tujuan untukmembantu mendanai kegiatan khusus yangmerupakan urusan Daerah dan sesuaidenganprioritas nasional
DDUB (Dana
Daerah UntukUrusan Bersama)
Dana yang bersumber dari APBD yang
digunakan untuk mendanai program/kegiatanbersama Pemerintah dan pemerintah daerah
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 358/366
339Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
DED Detailed Engineering Design
Drainase perkotaan Drainase di wilayah kota yang berfungsi untuk
mengelola dan mengendalikan air permukaansehingga tidak mengganggu dan/atau merugikanmasyarakat.
DSCR (DebtService Cost Ratio)
Rasio kemampuan keuangan daerah untukmengembalikan pinjaman yang ditetapkan olehPemerintah
Grey Water Air limbah yang berasal dari sisa mandi, masak,dan cuci
HSBGN Harga Standar Bangunan Gedung Negara
IMB Izin Mendirikan Bangunan
IPAL (InstalasiPengolahan AirLimbah)
Sistem dimana fasilitas pengolahan air limbahdipisahkan dengan batas jarak atau tanah yangmenggunakan perpipaan untuk mengalirkan airlimbah dari rumah-rumah secara bersamaan dankemudian dialirkan ke IPAL.
IPL (InstalasiPengolahanLeacheate)
Instalasi pengolahan yang berada di TPA dandirancang untuk mengolah air lindi/leacheateagar aman bagi lingkungan ketika dibuang kelingkungan.
IPLT (InstalasiPengolahanLumpur Tinja)
Instalasi pengolahan air limbah yang dirancanguntuk hanya menerima dan mengolah lumpurtinja yang diangkut oleh truk tinja atau gerobaktinja.
Kebijakan Arah/tindakan yang diambil Pemerintah untukmencapai tujuan
Kegiatan Bagian dari program yang dilaksanakan
KEK (KawasanEkonomi Khusus)
Kawasan dengan batas tertentu dalam wilayahhukum Negara Kesatuan Republik Indonesiayang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsiperekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu.
KLHS (KajianLingkungan HidupStrategis)
Rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh,dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsippembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 359/366
340 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
dan terintegrasi dalam pembangunan suatuwilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau
program
Konsultasi Publik Proses komunikasi dialogis atau musyawarahantar pihak yang berkepentingan guna mencapaikesepahaman dan kesepakatan dalamperencanaan pengadaan tanah bagipembangunan untuk kepentingan umum
KPS (KerjasamaPemerintah dan
Swasta)
Penyediaan infrastruktur yang dilakukan melaluiperjanjian kerjasama atau pemberian izin
pengusahaan antara Menteri/KepalaLembaga/Kepala Daerah dengan Badan Usaha
KSK (KawasanStrategis Kota/Kabupaten)
wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskankarena mempunyai pengaruh sangat pentingdalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi,sosial, budaya, dan/atau lingkungan.
KSN (KawasanStrategis Nasional)
Wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskankarena mempunyai pengaruh sangat penting
secara nasional terhadap kedaulatan negara,pertahanan dan keamanan negara, ekonomi,sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasukwilayah yang telah ditetapkan sebagai warisandunia.
KSPD Kebijakan Strategi Pembangunan Daerah
MP3EI Masterplan Percepatan dan PerluasanPembangunan Ekonomi Indonesia
MP3KI Masterplan Percepatan dan PerluasanPengentasan Kemiskinan Indonesia
NPS (Net PublicSaving)
Sisa dari total penerimaan daerah setelahdikurangkan dengan belanja/pengeluaran yangmengikat yang dapat dimanfaatkan pemerintahdaerah untuk pembangunan
Organisasi Kesatuan yang dikoordinasikan secara sadardengan batasan yang relatif dapat diidentifikasi,
dan bekerja terus menerus untuk mencapaitujuan bersama.
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 360/366
341Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
P2KP Program Penanggulangan Kemiskinan diPerkotaan
PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Penerimaan yang diperoleh dari pajak daerah,retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah,hasil pengelolaan kekayaan daerah yangdipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerahyang sah.
PBL Penataan Bangunan dan Lingkungan
PembiayaanDaerah
Semua penerimaan daerah yang perlu dibayarkembali dan/atau pengeluaran daerah yang akan
diterima kembali
Pemerintah daerah Gubernur, bupati/walikota, dan perangkat daerahsebagai unsur penyelenggara pemerintahandaerah
Pendapatan Daerah Hak pemerintah daerah yang diakui sebagaipenambah nilai kekayaan
Perda BG Peraturan Daerah Bangunan Gedung
Permukiman Bagian dari lingkungan hunian yang terdiri ataslebih dari satu satuan perumahan yangmempunyai prasarana, sarana, utilitas umum,serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi laindi kawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
Permukiman kumuh Permukiman yang tidak layak huni karenaketidakteraturan bangunan, tingkat kepadatanbangunan yang tinggi, dan kualitas bangunanserta sarana dan prasarana yang tidakmemenuhi syarat.
Perubahan iklim Berubahnya iklim yang diakibatkan langsungatau tidak langsung oleh aktivitas manusiasehingga menyebabkan perubahan komposisiatmosfir secara global dan selain itu juga berupaperubahan variabilitas iklim alamiah yangteramati pada kurun waktu yang dapatdibandingkan
PIP2B Pusat Informasi Pengembangan Permukimandan Bangunan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 361/366
342 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
PKN (PusatKegiatan Nasional)
Kawasan perkotaan yang berfungsi untukmelayani kegiatan skala internasional, nasional,
atau beberapa provinsi.
PKSN (PusatKegiatan StrategisNasional)
Kawasan perkotaan yang ditetapkan untukmendorong pengembangan kawasan perbatasannegara.
PNPM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Program Instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebihkegiatan yang dilaksanakan oleh instansipemerintah untuk mencapai sasaran dan tujuanserta memperoleh alokasi anggaran, ataukegiatan masyarakat yang dikoordinasikaninstasi pemerintah
PSD Prasarana Sarana Dasar
PUG(PengarusutamaanGender)
Strategi yang dibangun untuk mengintegrasikangender menjadi satu dimensi integral dariperencanaan, penganggaran, pelaksanaan,pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan,program, dan kegiatan pembangunan
Readiness Criteria Kriteria Kesiapan
Reformasi Birokrasi Upaya untuk melakukan pembaharuan danperubahan mendasar terhadap sistempenyelenggaraan pemerintahan terutamamenyangkut aspek-aspek organisasi),ketatalaksanaan dan sumber daya manusiaaparatur
RI-SPAM Rencana Induk Sistem Pengembangan AirMinum
RISPK Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran
RP2KP Rencana Pembangunan dan PengembanganKawasan Permukiman
RSH (Rumah SehatSederhana)
Rumah yang dibangun dengan standar bahanbangunan dan konstruksi sederhana namuntetap dengan kualifikasi layak huni dan sehat
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 362/366
343Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
ditempati untuk memenuhi kebutuhan rumahmasyarakat kelas menengah ke bawah
RSPK Rencana Sistem Pencegahan Kebakaran (untukPropinsi selain DKI Jakarta)
RTBL Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
RTBL KSK Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan diKawasan Strategis Kabupaten/Kota (RTBL KSK)
RTH (RuangTerbuka Hijau)
Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok,yang pengguna-annya lebih bersifat terbuka,
tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuhsecara alamiah maupun yang sengaja ditanam
RTH Privat Ruang Terbuka Hijau yang disediakan olehSwasta/ Pribadi
RTH Publik Ruang Terbuka Hijau yang disediakan olehPemerintah dan dimiliki masyarakat publik
RTRW (Rencanatata Ruang
Wilayah)
Hasil perencanaan tata ruang yang berisi polaruang dan struktur ruang
Rumah susun Bangunan gedung bertingkat yang dibangundalam suatu lingkungan yang terbagi dalambagian-bagian yang distrukturkan secarafungsional, baik dalam arah horizontal maupunvertikal dan merupakan satuan-satuan yangmasing-masing dapat dimiliki dan digunakansecara terpisah, terutama untuk tempat hunianyang dilengkapi dengan bagian bersama, bendabersama, dan tanah bersama
Saluran Drainase primer
Saluran yang menerima masukan dari saluransekunder. Saluran ini relatif besar dan terletakpaling hilir. Aliran dari drainase primer langsungdisalurkan ke badan air.
Saluran DrainaseSekunder
Saluran yang menerima masukan dari salurantersier dan meneruskan aliran ke saluran primer.
Sampah B3 Sampah yang bermuatan Bahan BeracunBerbahaya yang dalam penanganannya perlu
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 363/366
344 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
penanganan khusus.
Sanitasi sistemsetempat (on-site)
Sistem dimana fasilitas pengolahan air limbahberada dalam batas tanah yang dimiliki danmerupakan fasilitas sanitasi individual
Sanitasi sistemterpusat (offsite)
Sistem dimana fasilitas pengolahan air limbahdipisahkan dengan batas jarak dan mengalirkanair limbah dari rumah-rumah menggunakanperpipaan (sewerage) ke Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL)
Satgas RPIJM Satuan Tugas Penyusun Rencana ProgramInvestasi Jangka Menengah
SNVT (SatuanKerja Non VertikalTertentu)
Satuan kerja yang melaksanakan urusanpemerintahan yang menjadi kewenanganKementerian yang dilaksanakan sendiri dan tidakdilaksanakan oleh Satker Tetap Pusat danSatker UPT Pusat
SOP (StandarOperasi Prosedur)
Serangkaian petunjuk tertulis yang dibakukanmengenai proses penyelenggaraan tugas-tugasPemerintah Daerah
SPM (StandarPelayanan Minimal)
Ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanandasar yang merupakan urusan wajib daerahyang berhak diperoleh setiap warga secaraminimal
SSK Strategi Sanitasi Kota
Strategi Langkah-langkah berisikan program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misiTangki septik Bangunan pengolah dan pengurai kotoran tinja
manusia cara setempat (onsite) denganmenggunakan bantuan bakteri. Tangki ini dibuatkedap air sehingga air dalam tangki septik tidakdapat meresap ke dalam tanah dan akanmengalir keluar melalui saluran yang disediakan.
Tangki septik
komunal
Bangunan tangki septic yang digunakan secara
bersama-sama oleh 2 atau lebih KKTata Laksana Sekumpulan aktivitas kerja terstruktur dan saling
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 364/366
345Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya
terkait yang menghasilkan keluaran yang sesuaidengan kebutuhan
TPA (tempat pemrosesan akhir)
Tempat dimana sampah diisolasi secara amanagar tidak menimbulkan gangguan terhadaplingkungan disekitarnya.
TPA Regional Tempat pemrosesan akhir sampah yangdigunakan oleh lebih dari 1 kab/kota secarabersama-sama.
TPS 3R Tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan,pemilahan, penggunaan ulang, dan pendauran
ulang sampah skala kawasan.
UKL- UPL (Upaya pengelolaanlingkungan danupaya pemantauanlingkungan)
Pengelolaan dan pemantauan terhadap usahadan/atau kegiatan yang tidak berdampak pentingterhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagiproses pengambilan keputusan tentangpenyelenggaraanusaha dan/atau kegiatan
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 365/366
8/10/2019 Pedoman Penyusunan RPI2-JM Bidang CK 240214
http://slidepdf.com/reader/full/pedoman-penyusunan-rpi2-jm-bidang-ck-240214 366/366