assyifa rizkadiani ck.1.17

64
ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL YANG MENGALAMI NYERI PINGGANG DENGAN KOMPRES AIR HANGAT DI PUSKESMAS NAGREG LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya pada Program Studi D-III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhakti Kencana Bandung Oleh : ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17.004 PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA 2019

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL YANG

MENGALAMI NYERI PINGGANG DENGAN KOMPRES AIR HANGAT

DI PUSKESMAS NAGREG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya pada

Program Studi D-III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bhakti

Kencana Bandung

Oleh :

ASSYIFA RIZKADIANI

CK.1.17.004

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA

2019

Page 2: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN,

NIFAS, BAYI BARU LAHIR, KB DI PUSKESMAS NAGREG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Telah Disetujui Oleh Pembimbing Untuk Ujian Validasi LTA

Disusun Oleh:

Assyifa Rizkadiani

CK.117.004

Pada Maret 2020

Pembimbing I Pembimbing II

(Dewi Nurlaelasari., M.Keb) (Widia Ariani, S.ST.M.Kes)

Page 3: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, NIFAS,

BAYI BARU LAHIR, DAN KB DI PUSKESMAS NAGREG

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh :

Assyifa Rizkadiani

CK.117.004

Telah dipertahankan dan disetujui di hadapan Tim Validasi LTA Mahasiswa D III Kebidanan

Fakultas Ilmu Kesehatan UBK

Pada Maret 2020

Pembimbing I

Nama : Dewi Nurlaelasari. M.Keb

NIK : 02008040143 ……………..

Pembimbing II

Nama : Widia Ariani, S.ST.,MM.Kes

NIK : 0425067706 ………………

Penguji I

Nama : Yanyan Mulyani, M.Keb

NIK : 0418018101 ………………

Penguji II

Nama : Meda Yuliani.,SST.,M.Kes

NIK : 0427078701 ……………...

Bandung, Maret 2020

Ketua Program Studi D-III Kebidanan FIKes UBK

(Dewi Nurlaela Sari, M.Keb)

NIK. 02008040143

Page 4: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

iv

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan shalawat

serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Demikian pula

semoga rahmat dan karunia-Nya dicurahkan kepada semua hamba-hamba-Nya.

Atas berkat rahmat-Nya Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan proposal tugas

akhir yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN TERINTEGRASI PADA IBU

HAMIL, BERSALIN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR DI PUSKESMAS

NAGREG 2020”.

Tugas akhir ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu

persyaratan menyelesaikan tugas program studi D III Kebidanan Universitas Bhakti

Kencana Bandung penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari

berbagai pihak, laporan tugas akhir ini tidak dapat diselesaikan dengan baik.

Tentunya dalam penulisan laporan ini penulis mendapat banyak dorongan

dan bantuan dari berbagai pihak, jika bukan dari semua pihak yang akan penulis

sebutkan, penulis tidak akan bisa menyelesaikan laporan ini dengan baik. Maka dari

itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang selalu memberikan kekuatan dan rahmat-Nya.

2. H. Mulyana, SH., M.Pd.,MH.Kes, selaku ketua Yayasan Adhiguna Kencana.

3. Dr. Entris Sutrisno, Apt., MH.Kes, selaku rektor Universitas Bhakti

Kencana.

4. Dr. Ratna Dian Kurniawati.,MH.Kes, selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan.

5. Dewi Nurlaela Sari, M.Keb, selaku ketua program studi Kebidanan Universitas

Bhakti Kencana sekaligus pembimbing akademik dalam menyusun laporan

tugas akhir yang telah sabar dalam meluangkan waktunya dalam setiap

bimbingan.

6. Widia Ariani, S.ST.,M.M,Kes, selaku pembimbing akademik dalam menyusun

laporan tugas akhir yang telah sabar dalam meluangkan waktunya dalam setiap

bimbingan.

7. Dosen-dosen dan staf pendidikan Universitas Bhakti Kencana program studi

DIII Kebidanan.

Page 5: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

v

8. Orang tua tercinta yang tidak hanya member dukungan moril dan materi,

namun juga do’a yang tiada henti.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis tulisan satu persatu.

Akhir kata, saya berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat

memberikan manfaat bagi kita semua. Penulis menyadari proposal ini masih jauh

dari kesempurnaan, oleh karena itu saya mengharapkan segala kritik dan saran guna

penyempurnaan penulisan ini.

Bandung, Maret 2020

Penulis

Page 6: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

ii

ABSTRAK

Nyeri pinggang merupakan salah satu ketidaknyamanan pada ibu hamil

khususnya trimester 3 dengan presentase yang cukup tinggi yaitu sekitar 60-80%.

Nyeri pinggang yang tidak diatasi dengan baik akan menimbulkan risiko yang

lebih besar seperti: mengakibatkan nyeri pinggang dalam jangka panjang,

meningkatkan kecenderungan nyeri pinggang postpartum dan nyeri pinggang

kronis yang akan lebih sulit untuk diobati. Berdasarkan latar belakang tersebut

adapun tujuan dari penelitian kompres air hangat ini yaitu untuk dapat

memberikan asuhan kebidanan kepada ibu hamil dengan ketidaknyamanan nyeri

pinggang pada trimester III, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. Metode

penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan case study

(Studi kasus), sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ibu hamil

trimester III dengan nyeri pinggang sebanyak 2 orang dengan teknik pengambilan

sampel secara purposive sampling. Pengukuran skala nyeri menggunakan metode

VRS (Verbal Rating Scale). Kompres air hangat pada responden dilakukan selama

lima hari sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari selama 15-20 menit.

Hasil dari penelitian ini responden mengalami penurunan nyeri dari skala

moderate pain (nyeri sedang) menjadi mild pain (Nyeri ringan). Simpulan dari

penelitian ini didapatkan bahwa kompres air hangat efektif dapat mengurangi

nyeri pinggang pada ibu hamil, oleh karena itu intervensi ini diharapkan dapat

dijadikan salah satu acuan atau protap dalam melakukan asuhan kebidanan pada

ibu hamil dengan nyeri pinggang.

Kata kunci : Kehamilan, Kompres hangat, Nyeri pinggang

Sumber : 6 buku dari tahun 2010-2016

2 Jurnal dari tahun 2013-2017

Page 7: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

iii

ABSTRACT

Low back pain is one of the discomforts in pregnant women especially in

the third trimester with a fairly high percentage of around 60-80%. Lumbago pain

that is not treated properly will pose a greater risk such as: resulting in long-term

low back pain, increasing the tendency of postpartum low back pain and chronic

low back pain that will be more difficult to treat. Based on this background, the

purpose of this warm water compress research is to be able to provide obstetric

care to pregnant women with discomfort of low back pain in trimester III,

childbirth, childbirth, and newborns. This research method uses a descriptive

method with a case study approach (case study), the sample used in this study is

third trimester pregnant women with low back pain of 2 people with a purposive

sampling technique. Pain scale measurement using the VRS (Verbal Rating Scale)

method. Compress warm water to the respondent for five days twice a day, in the

morning and evening for 15-20 minutes. The results of this study respondents

experienced a decrease in pain from moderate pain scale (moderate pain) to mild

pain (mild pain). The conclusion from this study found that compresses of warm

water can effectively reduce low back pain in pregnant women, therefore this

intervention is expected to be one of the references or procedures in conducting

midwifery care for pregnant women with low back pain.

Keywords: Pregnancy, Warm compresses, Low back pain

Source: 6 books from 2010-2016

2 Journal from 2013-2017

Page 8: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….……i

ABSTRAK………………………………………………………………………...ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………...iv

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………..v

BAB 1...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

A.TujuanUmum……………………………………………………………...4

B. Tujuan Khusus............................................................................................5

1.4. Manfaat Penelitian..................................................................................... 6

BAB II .................................................................................................................... 7

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 7

A. KONSEP DASAR TEORI ........................................................................ 7

Page 9: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

vi

2.1 KEHAMILAN ..................................................................................... …..7

2.1.1 Pengertian Kehamilan…………………………………………………7

2.1.2 Ketidaknyamanan pada Kehamilan Trimester III……………….....7

2.1.3 Perubahan Fisiologis pada Kehamilan Trimester III……………....12

2.1.4 Tanda Bahaya pada kehamilan Trimester III……………………...14

2.1.4 Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester III……………………..15

2.1.4 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III…………………………16

2.1.6 Asuhan Pada Ibu Hamil……………………………………………....19

2.1.7 Konsep Dasar Sakit Pinggang pada Ibu Hamil Trimester III……..21

2.1.8 Cara Menangani Sakit Pinggang pada Ibu Hamil Trimester III.....22

2.2 PERSALINAN ......................................................................................... 23

2.2.1 Pengertian……......................................................................................23

2.2.2 Tanda Persalinan………………………………………………….….24

2.2.3 Faktor Penting dalam Persalinan………………….…………….…..24

2.2.4 Tahapan Persalinan………………………………………………......26

2.2.5 Partograf……………………………………………………………....27

2.3 NIFAS ............................................................................................... …….31

2.3.1 Pengertian……………………………………………………………..31

Page 10: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

vi

2.3.2 Tujuan…………………………………………………………………31

2.3.3 Perubahan Fisiologis Masa Nifas……………………………………32

2.3.4 Tahapan Masa Nifas……………………………………………….…35

2.3.5 Kebijakan Program Pemerintah dalam Asuhan Masa Nifas……...35

2.4 BAYI BARU LAHIR .............................................................................. 37

2.4.1 Pengertian..............................................................................................37

2.4.2 Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal…………………………………..37

2.4.3 Penangan Bayi Baru Lahir…………………………………………..38

2.4.4 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir……………………………….42

2.5 Keluarga Berencana ................................................................................ 42

2.5.1 Pengertian…………..............................................................................42

2.5.2 Tujuan KB.............................................................................................43

2.5.3 Macam-Macam Alat Kontrasepsi.......................................................43

B. Kerangka Teori ....................................................................................... 45

C. Kerangka konsep ..................................................................................... 46

BAB III ................................................................................................................. 47

METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 47

3.1 Jenis dan rancangan penelitian .............................................................. 47

Page 11: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

vi

3.2 Tempat dan waktu penelitian ................................................................. 47

A. Tempat studi kasus...................................................................................47

B. Waktu penelitian.......................................................................................47

3.3 Subjek penelitian ..................................................................................... 47

3.4 Jenis Data ................................................................................................. 48

A. Data primer...............................................................................................48

B. Data Sekunder...........................................................................................48

3.5. Teknik Pengambilan Data ...................................................................... 48

3.6. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................... 49

3.7 Analisis data ............................................................................................. 51

3.8 Alat dan bahan penelitian ....................................................................... 51

3.9 Jadwal Pelaksanaan ................................................................................ 51

3.9.1 Tahapan persiapan penelitian.............................................................51

3.9.2 Tahapan pelaksanaan penelitian...................................................... 52

3.9.3 Tahapan Akhir …………………………………………………….....52

3.10 Etika Penelitian ....................................................................................... 52

Page 12: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

vi

BAB IV……………………………………………………….…………………58

TINJAUAN KASUS………………………..…………….……………………58

4.1 Asuhan Kehamilan……………………………………………….…….58

4.2 Asuhan Persalinan……………………………………………………...76

4.3 Asuhan Nifas………………………………………………………...….90

4.4 Asuhan Pada Bayi Baru Lahir……………………………………….105

BAB V………………………………………………………………………….163

PEMBAHASAN……………………………………………...…….………….163

5.1 Kehamilan……………………………………………………,,…………163

5.2 Persalinan………………………………………………………...……...167

5.3 Nifas……………………………………………………………...………169

5.4 Bayi Baru Lahir…………………………………………………………172

BAB VI……………………………………………………………………….176

SIMPULAN DAN SARAN………………………………………………….176

6.1 Simpulan…………………………………………………………………176

6.2 Saran……………………………………………………………...……...177

Page 13: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

vi

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kesehatan merupakan suatu hal pendukung yang penting dalam

perkembangan dan pembangunan suatu negara pada aspek sosial,ekonomi dan

budaya. Kesehatan sangat penting untuk meningkatkan sumber daya manusia

(SDM). Dalam undang-undang tentang kesehatan nomor 23 tahun 1992

dijelaskan bahwa kesehatan adalah sebagai unsur kesejahteraan umum yang

harus diwujudkan sebagaimana dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagai

pembangunan nasional yang berkesinambungan berdasarkan pancasila dan

undang-undang dasar 1945. (UU Tentang Kesehatan, !992)

Tingkat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

lingkungan, ekonimi, sarana, dan perilaku orang itu sendiri, Menurut laporan

The Legatum prosperity index 2017 Indonesia termasuk salah satu negara

berkembang yang menduduki peringkat ke- 101 dari 149 negara yang

kesehatannya tergolong kurang baik, Hal tersebut bisa disebabkan oleh faktor

ekonomi dan kurangnya kelayakan fasilitas yang memadai. salah satu indikator

derajat kesehatan dapat dilihat dari angka kematian ibu dan bayi.

Untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi maka dilakukan

pemeriksaan ANC yang merupakan strategi untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan ibu sebelum melahirkan yang diharapkan ibu melahirkan bayi yang

Page 15: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

2

sehat dan berkualitas. Dalam melakukan pemeriksaan ANC terpadu tenaga

kesehatan harus memberikan pelayanan yang berstandar 10 T. Pelayanan ANC

dilakukan sejak terjadinya konsepsi hingga menjelang persalinan,yang wajib

dilakukan di tempat pelayanan antenatal terpadu agar proses kehamilan yang

dijalani oleh ibu berjalan dengan lancar dan tidak terjadi hal-hal yang mengarah

menuju patologis. (Keks, 2017)

Pada kehamilan rasa ketidaknyamanan akan muncul dari mulai awal

kehamilan hingga bersalin, ketidaknyamanan tersebut merupakan hal yang

fisiologis tetapi dapat juga mengarah pada hal yang patologis. Beberapa hal yang

dapat mempengaruhinya ialah riwayat kehamilannya, riwayat persalinannya,

atau pun kehamilan dan keadaan persalinan yang sedang dilalui pada saat ini

seperti munculnya ketidaknyamanan yang dialami yaitu seperti mual muntah,

sesak napas, sakit punggung, gangguan pencernaan, dll. Keluhan yang sering

muncul pada trimester III biasanya ialah pegal-pegal yang disebabkan oleh

kekurangan kalsium atau ketegangan otot. (hutahaen, 2013)

Nyeri pinggang adalah suatu ketidaknyamanan yang sering dikeluhkan

ibu hamil pada trimester III. Menurut penelitian Ayanniyi, et aL pada tahun 2006

prevalensi nyeri pinggang pada kehamilan trimester I = 16,7 %, trimester II =

31,3 % dan trimester III = 53 %. Sekitar 50-72% dari wanita mengalami nyeri

pinggang saat mereka hamil, nyeri ini akan meningkat seiring bertambahnya usia

kehamilannya (Pain, 2011). Nyeri pinggang pada ibu hamil trimester III

disebabkan oleh pembesaran uterus sehingga terjadi perubahan postur tubuh

yang mengakibatkan perubahan pusat gravitasi berpindah kedepan.

Page 16: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

3

Hasil penelitian yang telah dilakukan di berbagai daerah di indonesia

sekitar 60-80% ibu hamil mengalami nyeri pinggang. Beberapa hasil penelitian

juga menyebutkan dampak nyeri pinggang yang sangat mengganggu terhadap

aktivitas ibu. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Muhifatul Khafidhoh

(2016) yang dilakukan di puskesmas ciputat, didapatkan 15 ibu hamil 12

diantaranya mengeluh sakit pinggang, terdapat 6 orang yang mengatakan bahwa

ia harus mengurangi aktivitasnya untuk menghindari lelah yang berlebihan, 3

diantaranya tidak mempedulikan rasa sakit tersebut, dan 3 lainnya berusaha tetap

melakukan aktivitas sehari-harinya meski merasa tidak nyaman.

Nyeri pinggang pada dasarnya bersifat fiologis namun bisa berubah

menjadi patologis apabila tidak diatasi dengan tepat. Nyeri pinggang yang tidak

diatasi dengan tepat akan menimbulkan risiko yang lebih besar seperti :

mengakibatkan nyeri pinggang dalam jangka panjang, meningkatkan

kecenderungan nyeri pinggang postpartum dan nyeri pinggang kronis yang akan

lebih sulit untuk diobati (Fraser, 2009). Yang akhinya jika ibu mengalami

kondisi seperti ini , sebaiknya ibu dirujuk pada seorang ahli fisioterapi kesehatan.

Hal tersebut diakibatkan oleh meningkatnya beban berat janin sehingga

membuat tubuh terdorong kedepan dan untuk mengimbanginya ibu biasanya

cenderung menegakan bahu sehingga memberatkan pinggang. Nyeri pinggang

adalah suatu ketidaknyamanan yang terjadi pada daerah dibawah costa dan

diatas bagian inferior gluteal. (Wahyuni & Prabowo, 2012)

Upaya untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan atau sakit pada bagian

pinggang ialah dengan menggunakan terapi farmakologi dan non farmakologi,

Page 17: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

4

untuk terapi farmakologi ibu bisa diberikan tablet kalsium sebanyak 500mg.

sedangkan untuk mengatasi nyeri punggung dengan cara non farmakologi bisa

menggunakan terapi air hangat, terapi meminum air jahe, senam hamil, dan

memberikan relaksasi. Salah satu paling efektif ialah dengan cara mengompres

air hangat pada bagian pinggang yang terasa nyeri. Kompres air hangat

merupakan salah satu upaya non farmakologi untuk meringankan rasa nyeri pada

pinggang karna kompres air hangat dapat melunakan jaringan fibrosa, membuat

tubuh lebih rileks dan dapat melancarkan aliran darah. Kompres air hangat juga

sangat efektif dilakukan karna tidak memerlukan biaya yang banyak, tidak ada

efek samping terhadap bayi yang di dalam kandungan dan bahannya pun mudah

sekali untuk didapatkan. Kompres air hangat dapat dilakukan pada saat ibu

merasakn nyeri atau pada pagi dan malam hari selama 15-20 menit dengan

bantuan keluarga untuk mengompresnya.

Pada asuhan ini peran tenaga kesehatan dalam memberikan penyuluhan

mengenai pegetahuan nyeri pinggang pun sangat diperlukan untuk mengurangi

tingginya angka ketidaknyamanan yang di keluhkan oleh ibu hamil, karena bisa

saja salah satu faktor yang menyebabkan ibu mengalami nyeri pada pinggang

disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu mengenai nyeri pinggang.

Berdasarkan studi pendahuluan dari sekian banyak ibu hamil yang

melakukan ANC di puskesmas nagreg sejak bulan november hingga januari

sebesar 300 ibu hamil dan didapatkan data keluhan ketidaknyamanan seperti

gatal-gatal sebesar sebesar 8%, nyeri pinggang 19,3%, sulit tidur 8%, sesak 8%,

Page 18: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

5

hidung berdarah 7%, nyeri ulu hati 7,3%,oedema pada kaki 8,3%, keputihan

8,6%, kesemutan atau kebas pada tangan 6,6% dan sering BAK 9%.

Berdasarkan latar belakang yang ada di atas maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul ‘’Asuhan Kebidanan terintegrasi pada Ibu

Hamil, Bersalin, Nifas, Bayi baru lahir, dan KB di Puskesmas Nagreg”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah

pada penelitian “Bagaimana asuhan Kebidanan Terintegritas pada Ibu Hamil,

Bersalin, Nifas, BBL, dan KB di Puskesmas Nagreg”

1.3 Tujuan Penelitian

A. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan komprehensif kepada ibu

hamil,bersalin,nifas,neonates dan KB dengan cara pendekatan menajemen

kebidanan.

B. Tujuan Khusus

1) Melakukan pengumpulan data subjektif pada asuhan kebidanan ibu

hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB.

2) Melakukan pengumpulan data objektif pada asuhan kebidanan ibu

hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB.

3) Melakukan analisa data pada asuhan kebidanan ibu hamil, bersalin,

nifas, neonatus, dan KB.

Page 19: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

6

4) Melakukan perencanaa dan asuhan kebidanan secara berkelanjutan dan

berkesinambungan terhadap ibu hamil sampai bersalin, nifas, BBL, dan

KB, beserta asuhan komprehensif (penyuluhan,dukungan,kolaborasi,

follow up dan rujukan).

5) Menyampaikan kesenjangan teori dan praktik pada asuhan kebidanan

ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB.

1.4. Manfaat Penelitian

A. Manfat Teoritis

Dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai

ketidaknyamanan fisiologis yang terjadi di trimester III.

B. Manfaat Praktis

a. Bagi tempat penelitian

Diharapkan dari hasil penelitian dapat dijadikan bahan masukan

dalam meningkatkan pelayanan antenatal di Puskesmas Nagreg.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa dan pihak yang

berkepentingan melakukan penelitian lebih lanjut. Sehingga

penelitian yang akan datang lebih baik lagi dan melengkapi

bacaan atau kepustakaan.

Page 20: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

7

c. Bagi Peneliti

Sebagai media pembelajaran untuk mengaplikasikan ilmu

pengetahuan yang didapat di bangku perkuliahan serta sebagai

pembelajaran bagi peneliti dalam melakukan penelitian secara

sistematis

Page 21: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR TEORI

2.1 KEHAMILAN

2.1.1 Pengertian

Kehamilan adalah fertilisasi (penyatuan) spermatozoa dengan ovum

dan dilanjutkan deng an nidasi (masuknya atau tertanamnya hasil

konsepsi), kehamilan normal berlangsung selama 40 minggu atau 10

bulan atau 9 bulan,(SarwonoPrawirohardjo, 2016)

Proses kehamilan dimulai dengan terjadinya konsepsi (bersatunya

sel telur dengan sperma). Proses kehamilan terjadi selama 40 minggu

dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir. Usia kehamilan sendiri

yaitu 38 minggu tetapi karena dihitung mulai saat terjadinya konsepsi

yang terjadi 2 minggu setelahnya.(Bayu Irianti, 2013)

Kehamilan diartikan sebagai fertilisasi atau penyatuan sperma pria

dan sel telur wanita lalu dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.

Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 280 hari (40 minggu

atau 9 bulan lebih 7 hari).(Bayu Irianti, 2013)

2.1.2 Ketidaknyamanan pada Kehamilan Trimester III

Trimester III sering disebut periode menunggu, penantian dan

waspada. Sebab pada masa inilah ibu menunggu kelahiran bayinya.

Page 22: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

9

Dalam periode ini sebagian ibu hamil pasti merasakan cemas dan

ketidaknyamanan, beberapa hal ketidaknyamanan yang terjadi yaitu:

a. Sering berkemih

Sering berkemih dikeluhkan oleh sebanyak 60%ibu

hamil akibat dari meningkatnya laju filtrasi glomerulus. (Sandhu, dkk.,

2009) sering berkemih diakibatkan oleh tertekannya kandung kemih

pleh uterus yang semakin membesarmenyebabkan kapasitas kandung

kemih berkurang dan frekuensi berkemih meningkat. Hal ini

merupakan sesuatu yang wajar dialami oleh ibu hamil oleh karena itu

sarankan ibu untuk mengurangi asupan cairan 2 jam sebelum tidur agar

istirahat tidak terganggu.

b. Varises dan Wasir

Varises ialah pelebaran pembulu darah vena sehingga katup

vena melemah dan menyebabkan hambatan pada aliran pembulu darah

balik dan biasa terjadi pada pembuluh balik supervisial. Varises biasa

terjadi pada kaki namun kadang muncul juga pada anus yang sering

disebut hemoroid. Hal ini terjadi akibat meningkatnya kadar hormone

progesteron yang membuat dinding darah melebar. Resiko terkena

varises lebih tinggi pada ibu hamil yang ,engalami kenaikan BB

berlebih, usia kehamilan yang semakin tua dan sering berdiri. Untuk

mengatasi hal tersebut jaga berat badan saat hamil, batasi asupan

garam untuk meminimalisir pembengkakan pada pembulu darah vena.

Page 23: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

10

c. Sesak Nafas

Peningkatan ventilasi menit yang menyertai kehamilan sering

dianggap sebagai sesak nafas. Sesak nafas salah satu keluhan yang

sering dialami ibu hamil pada trimester III. Sesak nafas yang terjadi

pada saat istirahat atau aktivitas yang ringan sering disebut sesak nafas

yang normal. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya usaha bernafas

ibu hamil, meningkatnya beban pernafasan diakibatkan oleh Rahim

yang membesar sehingga menyebabkan peningkatan beban

pernafasan.

Keluhan sesak nafas juga bisa terjadi karena adanya perubahan

pada volume paru yang terjadi akibat perubahan anatomi toraks selama

kehamilan. Dengan semakin bertambahnya usia kehamilan,

pembesaran uterus semakin mempengaruhi keadaan diafragma,

dimana diafragma terdorong keatas sekitar 4cm disertai pergeseran

keatas tulang iga.

Penangan sesak nafas pada usia kehamilan trimester III yaitu

minta ibu untuk mengurangi aktivitas fisik yang berat dan berlebih,

disamping itu ibu juga perlu memperhatikan posisi duduk dan

berbaring, sarankan ibu untuk duduk dengan posisi tegak dan hindari

posisi tidur telentang.

Page 24: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

11

d. Bengkak Kaki

Bengkak atau oedema adalah penumpukan atau retensi cairan

pada daerah luar sel akibat dari berpindahnya cairan intraseluler ke

ekstraseluler. Oedema pada kaki biasanya dikeluhkan pada usia

kehamilan diatas 34 minggu hal ini dikerenakan tekanan uterus yang

semakin meningkat dan mempengarusi sirkulasi cairan. Dengan

bertambahnuya tekanan uterus dan tarikan gravitasi menyebabkan

retensi cairan semakin besar.

Asuhan kebidanan yang dilakukan ialah bisa untuk

menganjurkan ibu mengatur sikap tubuhnya, hindari posisi duduk

menggantung karena akan mengakibatkan tekanan akibat gaya

gravitasi yang akan menimbulkan bengkak. Pada saat tidur posisikan

kaki agar lebih tinggi sehingga cairan yang menumpuk di ekstraseluler

dapat beralih pada intraseluler akibat dari perlawanan gaya grafitasi.

1. Hindari berdiri lama

2. Olahraga ringan untuk memfasilitasi peningkatan sirkulasi

3. Mandi air hangat untuk merilekskan

4. Beri ibu kalsium dan vit B, kalsium untuk menghindari kram

sedangkan vit B untuk menstabilkan system saraf perifer.

e. Gangguan tidur

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh national sleep

foundation, lebih dari 75% wanita hamil mengalami tidak teraturnya

tidur atau sulit tidur. Hal ini disebabkan oleh nokturia (sering berkemih

Page 25: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

12

dimalam hari) yang mengakibatkan terganggunya tidur ibu karena

terbangun di malam hari untuk berkemih.

Wanita hamil yang mengalami insomnia disebabkan akibat

ketidaknyamanan uterus yang semakin membesar, pergerakanan janin

terutama jika janin aktif. Untuk mengatasinya saran ibu untuk mandi

air hangat dan minum susu atau air hangat sebelum tidur.

f. Nyeri perut bawah

Nyeri perut bawah bersifat fisiologis tetapi dapat juga

mengarah menjadi patologis atau bahaya pada kehamilan. Secara

normal hal ini terjadi karena muntah yang berlebihan dan konstipasi .

nyeri ligamentum, torsi uterus yang parah dan adanya kontraksi

Braxton hicks juga mempengaruhi mempengaruhi keluhan ibu.

Torsi uterus yang parah biasanya dapat diatasi dengan tirah

baring, mrngubah posisi ibu agar uterus yang mengalami torsi dapat

kembali ke keadaannya semula tanpa harus diberikan manipulasi.

g. Braxton Hicks

Pada trimester akhir, kontraksi dapat sering terjadi setiap 10-

20 menit dan kadang berirama.(Bayu Irianti, 2013)

i. Nyeri Pinggang

Nyeri pinggang pada ibu hamil merupakan salah satu

ketidaknyamanan yang sering terjadi pada trimester III, nyeri yang

terjadi biasanya di daerah lumbosacral. Nyeri akan semakin terasa

ketika bertambahnya usia kehamilan.hal ini diakibatkan oleh besar

Page 26: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

13

uterus yang semakin membesar, jika ibu tidak memperhatikan postus

tubuhnya maka ibu akan berjalan dengan ayunan tubuh kebelakang

akibat peningkatan lordosis yang akan mengakibatkan peregangan otot

pada punggung sehingga akan mengakibatkan nyeri pada pinggang.

Untuk mengatasi ketidaknyamanan tersebut ialah:

1. Sarankan ibu untuk mengatur postur tubuh yang baik

2. Hindari mengangkat beban yang berat

3. Hindari menggunakan sepatu dengan hak tinggi.

4. Kompres air hangat atau mandi air hangat

5. Lakukan senam ibu hamil

2.1.3 Perubahan Fisiologis pada Kehamilan Trimester III

a. Sistem Reproduksi

1) Uterus

Ukuran uterus akan semakin membesar sesuai dengan masa

kehamilan, tinggi fundus uterus pada masa kehamilan biasanya 30

cm dan pada usia kehamilan 40 minggu turun kembali 3 menjadi

dibawah prosesus xyfoideus. (Rukiyah, 2012)

2) Ovarim

Pada kehamilan yang sudah memasuki usia Trimester III plasenta

sudah terbentuk sempurna sehingga korpus luteum tidak berfungsi

lagi.(Romauli, 2011)

Page 27: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

14

3) Vulva Vagina

Menuju persiapan persalinan biasanya dinding vagina mengalami

penebalan mukosa karena pada proses persalinan akan terjadi

peregangan. (Romauli, 2011)

4) Serviks

kolagen pada serviks mengalami penurunan konsentrasi yang

signifikan saat kehamilan menuju aterm. (Romauli, 2011)

b. Payudara

Ukuran payudara semakin besar akibat pertumbuhan kelenjar

mammae, dan sudah mulai keluarnya kolostrum.

c. Sistem kardiovaskuler

Jumlah leukosit meningkat pada trimester III hingga nifas yaitu 14000

sampai 16000, sedangkan pada awal kehamilan berkisaran 5000-

12000.

d. Pencernaan

Karena meningkatnya hormon progesteron mengakibatkan konstipasi.

e. Sistem Perkemihan

Saat kepala janin mengalami penurunan kandung kemih akan tertekan

dan akan menimbulkan rasa ingin BAK terus menerus.

f. Sistem Respirasi

sesak yang dirasakan ibu terjadi akibat adanya penekanan oleh uterus

yang semakin membesar.

Page 28: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

15

g. Perubahan Metabolisme

Metabolisme basal (basal metabolic/BMR) mulai meningkat pada usia

kehamilan 4 bulan, da pada trimester III meningkat 15-20%.(Romauli,

2011)

2.1.4 Tanda Bahaya pada kehamilan Trimester III

Tanda Bahaya Kehamilan pada Trimester III (29 – 42 minggu)

1) Perdarahan Pervaginam

Dilihat dari hasil survey demografi kesehatan indonesia (SDKI)

tahun 2007 penyebab kematian ibu dikarenakan perdarahan terjadi

senyak 28%. Pada akhir kehamilan perdarahan yang tidak normal

adalah berwana merah segar, banyak dan kadang keluar dengan

sendirinya lalu tidak disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan seperti ini

biasanya plasenta previa, Plasenta previa yaitu keadaan dimana

plasenta menempel pada tempat yang abnormal seperti segmen bawah

rahim yang menyebabkan menutupi sebagian bahkan hingga seluruh

ostium uteri interna. Hal lain yang mungkin terjadi ialah solusio

plasenta dimana plasenta yang letaknya sudah normal terlepas dari

tempatnya sebelum persalinan berlangsung, biasanya terjadi pada

kehamilan >28 minggu.

Page 29: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

16

2) Sakit Kepala Yang Hebat

Sakit kepala selama kehamilan bersifat umum, seringkali

merupakan suatu ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.

Dikatakan sakit kepala yang serius adalah jika sakit kepala yang hebat

dan tidak hilang meskipus sudah istirahat. Kadang-kadang dengan

sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menjadi mengalami

penglihatan yang kabur. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan

adalah salah satu gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003).

3) Penglihatan Kabur

Penglihatan tiba-tiba menjadi kabur atau berbayang salah

satunya dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, Penglihatan

yang kabur disertai dengan pusing adalah tanda-tanda terjadinya pre-

eklamsia.

4) Bengkak di muka atau tangan

Hampir sebagian besar ibu hamil akan mengalami bengkak

yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari atau

setelah ibu banyak berjalan dan berdiri lalu biasanya akan hilang setelah

beristirahat atau meletakkan kakinya lebih tinggi. Bengkak yang

muncul pada muka dan tangan lalu tidak hilang sesudah beristirahat

harus segera dicurigai karna bisa saja bengkak yang tidak hilang setelah

beristirahan dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain hal ini bisa saja

merupakan pertanda terjadinya pre-eklampsia.

Page 30: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

17

5) Janin Kurang Bergerak Seperti Biasa

Jika terjadi gerakan janin tidak terasa atau kurang dari 3 kali

dalam 1 jam ibu harus segera memeriksakannya kepada tenaga

kesehatan yang berwenang. Biasanya ibu mulai merasakan gerakan

bayi pada usia kehamilan 5 atau 6 bulan. Jika ibu merasakan bayi tidak

bergerak seperti biasa disebut IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD

adalah kondisi bayi yang tidak bernyawa atau tidak adanya tanda-

tanda kehidupan janin didalam kandungan, dikatakan IUFD jika hal

tersebut terjadi saat usia kehamilan >20 minggu

6) Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini)

Yang dimaksud cairan di sini adalah cairan yang berwarna

jernih dan berbau amis atau biasa disebut air ketuban. Ketuban yang

pecah pada saat usia kehamilan aterm dan disertai oleh munculnya

tanda-tanda persalinan adalah hal yang normal tetapi jika pecahnya

ketuban sebelum adanya tanda-tanda persalinan dan ditunggu satu jam

tetapi belum muncul tanda-tanda persalinan disebut ketuban pecah

dini. Ketuban pecah dini menyebabkan memudahkan terjadinya

infeksi. Jika setelah ^jam ketuban peacah dan belum ada tanda-tanda

bayi akan segera keluar akan mengakibatkan makin besar

kemungkinan kejadian kesakitan dan kematian ibu atau janin dalam

rahim. (Ummi Hani, 2011)

Page 31: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

18

7) Kejang

Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena

eklampsi adalah sekitar 24%. Biasanya kejang diawali oleh makin

memburuknya keadaan dan terjadinya gejala seperti sakit kepala,

mual, nyeri ulu hati hingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan

akan semakin kabur, kesadaran mulai menurun dan kemudian kejang.

Kejang dalam kehamilan dapat diduga sebagai gejala dari

eklampsia.(Bayu Irianti, 2013)

2.1.4 Perubahan Psikologis Ibu Hamil Trimester III

Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan waspada

sebab pada saat itu ibu merasa khawatir dan tidak sabar menunggu

kelahiran bayinya. Seorang ibu mungkin merasakan takut akan rasa sakit

dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu persalinan. Selain itu ibu

mulai merasa sedih karena akan kehilangan perhatian khusus yang

diterima selama hamil.

2.1.5 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III

1) Kecukupan gizi ibu hamil di ukur berdasarkan kenaikan berat badan ibu.

Kalori ibu hamil meningkat 300 lebih banyak dari sebelumnya. Kenaikan

berat badan juga bertambah pada trimester ini sekitar 0,3-0,5 kg/minggu.

2) Konseling mengenai tanda-tanda persalinan.

Beberapa tanda-tanda persalinan yang harus diketahui :

a. Rasa sakit yang disebabkan oleh his kuat, sering dan teratur.

b. Keluar lendir bercampur darah (show)

Page 32: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

19

c. Pecahnya ketuban dengan sendirinya

d. Saat dilakukan pemeriksaan dalam serviks sudah datar dan telah

membuka.

3) Mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan darurat

a. Bekerjasama dengan dengan keluarga mengenai persiapan rencana

kelahiran.

b. Bekerjasama dengan keluarganya dan masyarakat untuk

mempersiapkan jika terjadi kegawatdaruratan atau komplikasi.

c. Mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi

d. Mempersiapkan donor darah

e. Mengadakan persiapan biaya

f. Mengidentifikasi pembuat keputusan kedua jika pembuat keputusan

pertama tidak ada ditempat.(eprints.umpo, 2016)

2.1.6 Asuhan Pada Ibu Hamil

Kunjungan ANC adalah kunjungan ibu hamil ke bidan dan dokter

semenjak ia hamil untuk meningkatkan kesehatannya. Pelayanan ANC

adalah pelayanan yang bersifat preventif yang bertujuan memantau

kesehatan ibu dan mencegah terjadinya komplikasi bagi ibu dan janin.

(bartini, 2012)

Pelayanan Ante Natal Care (ANC) yaitu berupa pelayanan kesehatan

yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan seperti

puskesmas,rumah sakit,dll kepada ibu selama masa kehamilannya, yang

Page 33: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

20

dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang telah

ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan (Kemenkes, 2010).

Idealnya penjadwalan ulang bagi wanita yang mengalami

perkembangan normal selama kehamilan adalah hingga usia kehamilan 28

minggu kunjungan dilakukan setiap 4 minggu, antara minggu ke 28-36

setiap 2 minggu, antara minggu ke 36 persalinan dilakukan setiap 1 minggu.

Bila ibu hamil mengalami masalah, tanda bahaya atau jika merasa khawatir,

dapat sewaktu-waktu melakukan kunjungan. (Romauli, 2015)

Pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan harus memenuhi 10 T

jenis pelayanan sebagai berikut :

1) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan

Penimbangan berat badan mulai trimester III bertujuan untuk

mengetahui kenaikan berat badan setiap minggu, yaitu tergolong normal

adalah 0,4-0,5 kg tiap minggu.

2) Pengukuran tekanan darah

Selama pemeriksaan kehamilan, pengukuran tekanan darah atau

tensi selalu dilakukan dengan rutin. Tekanan darah yang normal berada

di angka 110/80 – 140/90 mmHg. Bila lebih dari 140/90 mmHg,

gangguan kehamilan seperti pre-eklampsia dan eklampsia bisa

mengancam kehamilan

3) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

4) Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)

Page 34: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

21

5) Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus

sesuai status imunisasi

Imunisasi Interval Lama

Perlindungan

%

Perlindungan

TT1 Pada kunjungan

antenatal

- -

TT2 4 minggu setelah

TT1

3 tahun 80

TT3 6 bulan setelah

TT2

5 tahun 95

TT4 1 tahun setelah

TT3

10 tahun 99

Sumber : Saifudin, 2011

6) Pemberian tablet tambah darah (fe) minimal 90 tablet selama masa

kehamilan

7) menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)

8) Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan

konseling, termasuk KB pasca persalinan)

9) Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin darah (Hb),

pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah (bila belum

pernah dilakukan sebelumnya)

10) Tatalaksana kasus sesuai indikasi

Page 35: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

22

Setiap wanita yang hamil akan menghadapi resiko komplikasi yang

bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil sebaiknya

melakukan ANC pada waktu TM 1 yaitu saat usia kehamilan 4-16 minggu,

pada saat TM II yaitu sebelum memasuki usia 28 minggu, pada TM III saat

memasuki usia kehamilan 30 sampai 38 minggu. (WHO, 2013). Tujuan

dilakukannya pemeriksaan ANC ialah:

a. Memantau perkembangan selama kehamilan untuk memastikan

kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin

b. Meningkatkan dan mempertahankan fisik dan mental ibu,

c. Mengetahui sejak dini adanya faktor resiko atau komplikasi yang

mungkin akan terjadi selama kehamilan (termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan dan pembedahan),

d. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI eksklusif

e. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

janin agar dapat tumbuh dan berkembang secara normal, serta

mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin. (bartini, 2012)

2.1.7 Konsep Dasar Sakit Pinggang pada Ibu Hamil Trimester III

Pada masa kehamilan seiring dengan membesarnya uterus maka

pusat gravitasi akan berpindah kearah depan sehingga ibu harus menyesuaikan

posisi berdirinya. Postur tubuh yang tidak tepat akan memaksa peregangan

tambahan terutama pada tulang belakang bawah sehingga menimbulkan nyeri.

Sakit pinggang pada ibu hamil trimester III merupakan suatu hal yang biasa,

Page 36: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

23

tetapi sering kali keluhan tersebut diabaikan oleh ibu. Semakin besar usia

kehamilan biasanya nyeri tersebut semakin mengganggu terhadap aktifitas ibu.

Jenis nyeri pinggang yang sering dijumpai biasanya adalah nyeri

lumbal dan sacral/pelvik. Nyeri lumbal dirasakan dibagian tengah vertebra

lumbalis tetapi kadang juga bisa menjalar ke tungkai. Biasanya gejala yang

dirasakan sama dengan yang dialami oleh penderita nyeri punggung yang tidak

hamil. Biasanya nyeri diperparah jika tubuh berada dalam posisi yang sama

terlalu lama.

Nyeri sacral/panggul empat kali lebih banyak dijumpai dalam

kehamilan ketimbang nyeri lumbal. Nyeri bisa menjalar ke pubis dan turun ke

bokong hingga ke belakang paha.

Sebagian besar nyeri punggung dalam kehamilan diakibatkan oleh

gabungan efek hormone terhadap kelenturan sendi, peningkatan hormone

progesteron dan relaxin menyebabkan pengenduran jaringan ikat dan otot.

Sehingga symphisis pubis dan articulasio cocsigeal melunak dan hal tersebut

yang menyebabkan nyeri pinggang, perubahan postur tubuh, dan pusat

gravitasi juga berpengaruh terhadap nyeri tersebut. Sebagian besar nyeri

punggung dalam kehamilan cenderung akan cepat pulih pada masa postpartum.

Sepertiga penderitanya akan terus menderita nyeri punggung selama 4 minggu

pasca persalinan, dan seperenam penderitanya 9 minggu pasca

persalinan.(HOLLINGWORTH, 2011).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di berbagai daerah di

Indonesia mencapai 60-80% ibu mengalami nyeri pinggang pada

Page 37: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

24

kehamilannya. Menurut trimaryani (2018) di klinik pelita hati sebesar 74% ibu

hamil trimester III mengalami nyeri pinggang, dan tidak dilakukan upaya

asuhan dengan non farmakologi. Menurut Mudayyah (2010) mengatakan

sekitar 83% ibu hamil mengalami nyeri pinggang. Sebanyak 50% wanita hamil

mengeluhkan nyeri pinggang yang cukup mengganggu pada kehamilannya.

2.1.8 Cara Menangani Sakit Pinggang pada Ibu Hamil Trimester III

Untuk menangani rasa nyeri pinggang pada ibu hamil terdapat 2

cara,ada yang menggunakan cara farmakologis dan ada juga non farmakologis,

terapi farmakologis bisa diberikan tablet kalsium, paracetamol, fdan ibu

profen. Sedangkan untuk terapi non farmakologis dengan bisa dengan cara

memberikan relaksasi, Atau bisa dengan menggunakan cara therapy

endorphine massage, senam hamil, mandi air hangat, relaksasi dengan bantuan

aromatherapy, mengkonsumsi makanan atau minuman yang dapat mengurangi

nyeri pinggang, dan bisa juga kompres dingin atau hangat. Diharapkan dengan

cara tersebut bisa sedikit mengurangi rasa ketidaknyamanan yang dirasakn oleh

ibu. (Herawati, 2017)

Efek fisiologis kompres hangat adalah bersifat vasodilatasi dapat

meredakan nyeri dengan relaksasi otot, memiliki efek sedative, dan meredakan

nyeri dengan menyingkirkan produk-produk inflamsi yang menimbulkan

nyeri. Kompres air hangat bisa dilakukan sehari 2 kali yaitu pada siang dan

malam hari. Menurut (Nurasih, 2016) kompres air hangat yang dilakukan pada

pinggang yang nyeri akan mengurangi rasa nyeri karena panas akan

meningkatkan sirkulasi ke daerah nyeri. Rasa panas akan melebarkan

Page 38: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

25

pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah lokal. Panas juga akan

merangsang serat saraf yang menutup gerbsng nyeri kemudian transmisi

impuls nyeri ke medulla spinalis dan otak akan terhambat. kompres air hangat

akan memberikan efek relaksasi pada otot-otot yang tegang sehingga akan

mengurangi rasa nyeri pada pinggang, berdasarkan hasil penelitian yang

dilakukan di klinik pelita bantul oleh trimaryani pada tahun 2018, didapatkan

hasil bahwa kompres air hangat menunjukan adanya pengaruh terhadap

intensitas nyeri punggung pada ibu hamil di klinik pelita bantul. Sehingga

kompres air hangat dapat di aplikasikan untuk keluhan nyeri pinggang pada ibu

hamil trimester III. Kompres hangat dapat dilakukan menggunakan botol yang

berisi air panas. Hal tersebut didukung dengan adanya hasil penelitian yang

dilakukan oleh Trimaryani (2018) Penggunaan kompres hangat menggunakan

botol sangat direkomendasikan untuk masalah nyeri punggung karena mudah

dilakukan dan tidak mengeluarkan banyak biaya untuk melaksanakannya.

Kompres hangat dapat memberikan rasa hangat untuk memenuhi kebutuhan

rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau

mencegah spasme otot dan memberikan rasa hangat pada daerah tertentu

(Uliyah & Hidayat, 2008).

Prosedur untuk melakukan kompres hangat tersebut adalah dengan

cara:

1. Siapkan alat botol, air panas dengan suhu sekitar 40 derajat celcius.

Kriteria botol yang digunakan dalam kompres hangat ini tidak ada

Page 39: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

26

kriteria yang sangat khusus hanya saja yang perlu di perhatikan ialah

botol mampu bertahan dengan suhu panas dan tidak mudah bocor.

2. Isi botol terlebih dahulu dengan air panas yang telah disiapkan

3. Pastikan botol tidak bocor dan tahan oleh panas

4. Letakkan botol yang telah diisi dengan air panas pada pinggang yang

nyeri selama 15-20 menit

5. Lihat respon ibu atau tanyakan pada ibu apakah merasa nyaman dengan

suhu panasnya atau tidak.

2.1.9 Pengukuran Skala Nyeri

Nyeri dalam kamus medis adalah perasaan distress, sakit, tidak

nyaman yang ditimbulkan oleh stimulasi ujung syaraf tertentu.nyeri

memiliki peran sebagai sinyal dari tubuh terhadap jaringan yang sedang

mengalami kerusakan dan meminta individu untuk menghilangkan nyeri

tersebut. (Rosadhl & Kowalkski, 2017)

Intensitas nyeri adalah laporan mandiri tentang nyeri. Intensitas

nyeri merupakan gambaran untuk mendeskripsikan seberapa parah nyeri

yang dirasakan oleh klien, pengekuran skala nyeri sangat individual

sehingga intensitas nyeri yang dirasakan berbeda-beda setiap individu

lainnya. Tenaga kesehatan bisa mendapatkan informasi nyeri dengan

meminta klien untuk mengukur nyeri pada skala yang harus mereka

bayangkan atau menunjukan skala yang ada pada klien. (Wiarto, 2017)

Page 40: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

27

Macam-macam pengukuran intensitas nyeri adalah sebagai berikut:

1) Numeric Rating Scale (NRS)

Numeric rating scale didasari pada skala 1-10 untuk

menggambarkan kualitas nyeri yang dirasakan oleh pasien. Kekurangan

dari pengukuran skala nyeri ini adalah keterbatasan pilihan kata untuk

menggambarkan rasa nyeri, tidak memungkinkan untuk membedakan

tingkat nyeri dengan lebih teliti. Skala numeric dari 0-10, angka 0

merupakan keadaan tanpa nyeri, angka 1-5 nyeri ringan sampai sedang,

dan angka 6-10 dari nyeri hingga sangat nyeri.

Sumber: (Yudiyanta, Khoerunnisa, & Novitasari, 2015)

2) Verbal Rating Scale (VRS)

Cara mengukur skala dengan VRS adalah menggunakan kata-kata

dan bukan menggunakan garis atau angka untuk mengukur tingkatan

nyeri. Skala yang digunakan dapat berupa tidak ada nyeri, sedang, parah.

Hilang atau redanya nyeri dapat dinyatakan sebagai sama sekali tidak

hilang, sedikit berkurang, cukup berkurang ,nyeri hilang. No pain

diartikan klien tidak merasa nyeri sama sekali, Mild pain diartikan klien

mengalami nyeri ringan, Moderate pain diartikan nyeri yang dirasakan

sedang, Severe pain diartikan klien mengalami nyeri ditingkatan yang

parah, Very severe pain dan Worst possible pain diartikan nyeri yang

Page 41: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

28

dirasakan oleh kelain sangat parah bahkan tidak tertahankan rasa nyeri

yang dirasakannya.

Sumber: (Yudiyanta, Khoerunnisa, & Novitasari, 2015)

3) Visual Analog Scale (VAS)

Visual analog scale adalah skala linear yang menggambarkan secara

visual gradasi tingkat nyeri yang mungkin dialami klien. Rentang nyeri

diwakili garis sepanjang 10 cm. tanda pada kedua ujung garis ini bisa

berupa angka atau pernyataan angka nyeri terparah yang

dialami.penggunaan skala ini sangat mudah dan sederhana tetapi tidak

efektif jika digunakan pada anak-anak dan pasien pasca bedah.

Sumber: (Yudiyanta, Khoerunnisa, & Novitasari, 2015)

4) Wong Baker Faces Pain Rating Scale

Pengukuran skala nyeri dengan metode ini sangat mudah digunakan

karna hanya dengan melihat ekspresi wajah klien tanpa harus kita

menanyakan seberapa rasa nyeri yang dialami. Skala ini menunjukan

setangkaian wajah mulai dari gembira pada skala 0 yang mengartikan

tidak sakit hingga angka 10 wajah menangis yang mengartikan paling

buruk nyeri yang dirasakan.

Page 42: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

29

Sumber: (Kozier, 2011)

Berbagai cara dilakukan untuk mengukur derajat nyeri yang

dirasakan oleh klien, cara sederhana dengan menentukan nyeri secara

kualitatif sebagai berikut :

1) Nyeri ringan adalah nyeri yang hilang timbul, nyeri dirasakan saat

melakukan aktivitas dan hilang kembali setelah beristirahat

2) Nyeri sedang adalah nyeri terus menerus, mengganggu aktivitas

3) Nyeri berat adalah nyeri yang tak tertahankan berlangsung secara

terus menerus setiap waktu bahkan saat sedang tidur pun nyeri

masih terasa. (Mardana & Aryasa, 2017)

2.2 PERSALINAN

2.2.1 Pengertian

Persalinan adal ah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hisup dari dalam uterus ke dunia luar. Persalinan merupakan suatu hal

normal/fisiologis yang memungkinkan terjadinya perubahan yang besar

terhadap ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir secara

normal. Persalinan dan kelahiran normal merupakan proses pengeluaran

janin pada kehamilan yang sudah memasuki usia cukup bulan (37-42

minggu), dan lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala yang

berlangsung kurang lebih dalam 18 jam, tanpa adanya komplikasi baik

terhadap ibu maupun janin.(SarwonoPrawirohardjo, 2010)

Page 43: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

30

Persalinan merupakan pengeluaran janin beserta plasenta yang

sudah cukup bulan atau yang sudah mampu hidup di luar kandungan,

melalui jalan lahir dengan bantuan penolong maupun tanpa bantuan.

Proses ini terjadi setelah ada kontraksi dengan ditandai adanya perubahan

serviks dan diakhiri dengan lahirnya plasenta. (Sulistyawati, 2010)

2.2.2 Tanda Persalinan

Tanda-tanda sebelum terjadinya persalinan yang sebenarnya,

beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki “bulan-nya” atau

“minggu-nya” atau hari-nya. Yang disebut kala pendahuluan, tanda-

tandanya yaitu:

1) Lightening, settling, atau dropping atau kepala memasuki pintu atas

panggul. Pada multipara hal tersebut tidak begitu jelas.

2) Perut kelihatan lebar dan fundus menurun

3) Sering berkemih

4) Adanya rasa nyeri dipunggung dan bawah perut karna adanya kontraksi

palsu

5) Serviks menjadi lembek, mendatar, dan skresinya bertambah mungkin

bercampur darah (bloddy show). (Prof, 2011)

Sedangkan tanda-tandanya akan terjadi persalinan yang sesungguhnya

ialah:

a. Adanya rasa nyeri atau mulas (his) yang sering dan teratur

b. Keluarnya lendir bercampur darah

c. Keluar air-air berwarna jernih dari jalan lahir yang tidak bisa ditahan

Page 44: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

31

d. Pada saat pemeriksaan dalam serviks membuka

2.2.3 Faktor Penting dalam Persalinan

5) Faktor power

Power adalah tenaga atau kekuatan yang mendorong janin keluar.

Kekuatan tersebut mencakup his yang kuat, kontraksi otot-otot perut,

kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama yang baik

dan sempurna.

6) Faktor passage

Passage atau faktor jalan lahir yang terdiri atas panggul ibu, yakni

tulang yang keras, dasar panggul, vagina, dan introitus. Janin harus bisa

menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang akan dia lewati yang

sifatnya relatif kaku, oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus

dipastikan sebelum persalinan dimulai. Jalan lahir dibagi atas; Bagian

keras (tulang-tulang panggul), bagian lunak (otot-otot dan

ligamen).Passage (jalan lahir),terdiri dari:

a. 2 tulang pangkal paha (os coxae)terdiri dari ilium,ischium,pubis

b. 1 Tulang kelangkang (os sacrum)

c. 1 tulang tungging (os cocygis).

7) Faktor passage

Faktor yang mempengaruhi terhadap persalinan adalah faktor

janin, yang meliputi letak, presentasi, bagian terbawah dan posisi

janin.

Page 45: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

32

8) Faktor psikologi

Faktor psikologi berperan penting menjelang persalinan, karena

banyak ibu merasa gelisah ketika merasa sakit karena kontraksi yang

semakin kuat serta membuat ibu bersugesti tidak mampu melewati

persalinan. Dalam hal ini, peran suami dan keluarga sangat di perlukan

untuk memberikan semangat dan dukungan kepada ibu.

9) Faktor penolong

Peran dari penolong pada saat persalinan adalah untuk

mengantisipasi dan menangani jika sewaktu-waktu terjadi suatu

komplikasi kepada ibu dan janin, dalam hal ini tergantung dari

kemampuan dan kesiapan penolong untuk menghadapi proses

persalinan tersebut.(Prof, 2011)

2.2.4 Tahapan Persalinan

1) Kala I (Kala Pembukaan )

Dikatakan dalam tahap persalinan kala I ditandai dengan keluarnya

lendir bercampur darah dari jalan lahir yang dikarenakan serviks mulai

membuka dan mendatar. Darah tersebut berasal dari pecahnya pembuluh

darah kapiler sekitar kanalis servikalis akibat dari pergeseran ketika serviks

mendatar dan membuka, lalu kontraksi terjadi teratur sekitar 2x dalam 10

menit dengan durasi 40 detik.

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan

pembukaan serviks, hingga mencapai pembukaan lengkap (10

Page 46: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

33

cm).Persalinan Kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten dan fase

aktif..

a. Fase laten akan berlangsung ketika serviks membuka dengan sangat

lambat, dikatakan fase laten jika sudah terjadinya kontraksid yang

menyebabkan terjadinya penipisan dan pembukaan secara bertahap

sampai pembukaan 3 cm, biasanya berlangsung dalam 7-8 jam.

b. Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama 6 jam

2) Kala II (Pengeluaran Bayi)

Dikatakan kala II persalinan jika serviks sudah membuka lengkap

(10cm) dan berakhir ketika lahirnya bayi. Kala II pada primipara

berlangsung kurang lebih selama 2 jam sedangkan pada multipara

biasanya 1 jam.

Tanda dan gejala kala II antara lain: His semakin kuat, dengan

interval 2 sampai 3 menit, ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan

terjadinya kontraksi, ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada

rectum dan vagina, perineum terlihat menonjol, vulva vagina dan

sfingter ani terlihat membuka, peningkatan pengeluaran lender darah.

Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang

menunjukan : pembukaan serviks sudah lengkap, terlihat bagian kepala

bayi pada introitus vagina.(Sulistyawati, 2010)

3) Kala III

Persalinan kala III dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir

dengan lahirnya plasenta serta selaput ketuban yang berlangsung

Page 47: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

34

tidak lebih dari 30 menit. Manajemen aktif kala III terdiri dari 3 langkah

utama yaitu menyuntikkan oksitosin 10 unit IM, peregangan tali pusat

terkendali (PTT) dan massage fundus. (Nurasiah, 2012)

4) Kala IV

Kala IV dimulai setelah plasenta lahir sampai 2 jam postpartum.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan adalah kontraksi uterus

sampai uterus kembali kebentuk normal, perlu juga dipastikan bahwa

plasenta telah lahir lahir spontan lengkap dan tidak ada yang tersisa

sedikitpun dalam uterus serta benar dijamin tidak perdarahan

(Nurasiah, 2012).

2.2.5 Partograf

Partograf merupakan alat dokumentasi yang digunakan untuk

memantau kemajuan persalinan dan salah satu pendokumentasian

yang sangat membantu petugas kesehatan dalam mengambil

keputusan dalam penatalaksanaannya. Partograf digunakan saat ibu

sudah mengalami pembukaan dimulai dari pembukaan 4 cm (fase

aktif) yang dibuat untuk setiap ibu bersalin tanpa menghiraukan

apakah persalinan normal atau dengan komplikasi. (Saiffudin, 2012)

1. Lembar pengisian partograf

Lembar pengisian harus dicantumkan bahwa observasi yang

mulai diisi pada saat fase aktif persalinan dan menyediakan lajur

Page 48: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

35

beserta kolom untuk mencatat hasil-hasil dari pemeriksaan selama

fase aktif persalinan, termasuk :

1) Informasi tentang ibu

a) Nama, umur

b) Gravida, Para, Abortus

c) Nomor medrek

d) Tanggal dan waktu

e) Waktu pecahnya selaput ketuban

2) Kondisi janin

a) DJJ

Denyut jantung diperiksa setiap 30 menit sekali, catat DJJ

dengan memberi tanda titik pada garis yang sesuai dengan angka

yang menunjukan DJJ, kemudian hubungkan titik yang satu

dengan titik yang lainnya dengan garis tegas dan bersambung.

DJJ yang normal berkisar antara 120-160 x/menit.

b) Warna dan adanya air ketuban

Menilai air ketuban dan warna air ketuban setiap melakukan

pemeriksaan dalam. Lambang untik menilai ketuban yaitu ; U

(selaput ketuban utuh; belum pecah), J (selaput ketuban sudah

pecah dan air ketuban jernih), M (selaput ketuban sudah pecah

dan bercampur meconium), D (selaput ketuban telah pecah dan

bercampur darah), K (selaput ketuban sudah pecah dan tidak ada

lagi air ketuban yang mengalir atau kering).

Page 49: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

36

c) Molase (Penyusupan tulang kepala janin)

Penyusupan adalah indikator tentang seberapa jauh kepala

bayi untuk menyesuaikan diri terhadap bagian keras (tulang

panggul). Tulang kepala yang saling menysusup atau tumpang

tindih, menunjukan kemungkinan adanya disproporsi tulang

panggul (CPD). Lambang untuk menilai molase yaitu; 0 (tulang-

tulang kepala terpisah), 1 (tulang-tulang kepala hanya

bersentuhan), 2 (tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih

tetapi masi dapat dipisahkan), 3 (tulang-tulang kepala janin

tumpang tindih dan tidak dapat dipisahkan).

3) Kemajuan Persalinan

a) Pembukaan serviks

Pembukaan serviks dinilai setiap 4 jam sekali, dilakukan lebih

sering jika ada tanda-tanda penyulit. Dalam partograf tanda ‘X’

harus dicantumkan di garis waktu yang sesuai dengan lajur

besarnya pembukaan serviks.\

b) Penurunan bagian terbawah janin

Penurunan kepala dinilai setiap 4 jam sekali bersdamaan dengan

pemeriksaan dalam. Tanda yang digunakan dalam partograf yaitu

‘O’ yang ditulis pada garis waktu yang sesuai dengan angka

pembukaan serviks.

c) Garis waspada dan bertindak

Page 50: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

37

Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan

berakhir pada titik dimana pembukaan sudah lengkap, diharapkan

terjadi laju pembukaan sebesar 1 cm/jam. Garis bertindak tertera

sejajar dan disebelah kanan (berjarak 4 cm) garis waspada. Jika

pembukaan serviks telah melampaui garis waspada dan berada di

sebelah kanan garis bertindak maka hal ini menunjukan bahwa

penolong perlu melakukan tindakan untuk menyelesaikan

persalinan.

d) Kontraksi uterus

Dibawah lajur partograf, terdapat lima kotak dengan tulisan

“kontraksi/10 menit” disebelah luar kolom paling kiri. Setiap

kotak merupakan satu kontraksi, setiap 30 menit raba dan catat

jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam

satuan detik. Isi jumlah kontraksi dalam 10 menit dengan cara

mengisi kotak kontraksi yang tersedia dan disesuaikan dengan

angka yang mencerminkan temuan dari hasil kontraksi.

Beri titik-titik di kotak yang sesuai untuk menyatakan

kontraksi uterus yang lamanya <20 detik

Beri garis-garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan

kontraksi yang lamanya 20-40 detik

Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi

yang lamanya lebih dari 40 detik. (Prawirohardjo, 2013)

Page 51: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

38

3. NIFAS

2.3.1 Pengertian

Masa nifas atau disebut juga puerperium adalah masa yang dimulai

setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat reproduksi kembali seperti

semula saat sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau

42 hari, namun akan pulih secara keseluruhan dalam waktu 3 bulan.

(Sulistyawati, 2015)

Masa Nifas atau Puerperium dimulai sejak 1 jam plasenta lahir sampai

dengan 42 hari berikutnya, pelayanan pasca ibu bersalinan harus terlaksana

untuk tercapainya kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi tanda bahaya saat

nifas, tanda bahaya pada BBL, ASI Ekslusif, sampai dengan Keluarga

Berencana. (SarwonoPrawirohardjo, 2016)

2.3.2 Tujuan

Tujuan masa nifas antara lain sebagai berikut:

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, secara fisik maupun psikologis

2) Melakukan deteksi yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun

bayinya.

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan, pola

nutrisi, rencana pengguna KB, ASI ekslusif, pemberian imunisasi 5

dasar pada bayi dan perawatan bayi agar menjadi sehat.

4) Memberikan pelayanan KB

5) Mendapatkan kesehatan emosi (Y, 2010)

Page 52: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

39

2.3.3 Perubahan Fisiologis Masa Nifas

1. Perubahan fisiologis masa nifas pada system reproduksi

a. Involusi uterus

Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses

dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil.

Ukuran uterus pada masa nifas akan mengecil seperti sebelum

hamil. Perubahan-perubahan normal pada uterus selama postpartum

adalah sebagi berikut :

Tinggi fundus uteri dan berat uterus menurut masa involusi

Involusi uteri Tinggi Fundus Uteri Berat uterus Diameter

uterus

Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm

7 hari Pertengahan pusat dan

simpisis

500 gram 7,5 cm

14 hari Tidak teraba 350 gram 5 cm

6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm

(Damal Yanti and Dian Sundawati, 2011)

b. Involusi tempat plasenta

Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang

kasar dan menonjol ke dalam kavum uteri. Segera setelah plasenta

lahir, dengan cepat luka mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya

Page 53: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

40

sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Regenerasi

endometrium terjadi ditempat implantasi plasenta selama sekitar 6

minggu. Pertumbuhan kelenjar endometrium ini berlangsung di

dalam decidua basalis. Pertumbuhan kelenjar ini mengikis mengikis

pembuluh darah yang membeku pada tempat implantasi plasenta

hingga terkelupas dan tak dipakai lagi pada pembuangan lochia.

c. Pengeluaran Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.

Lochea mengandung darah sisa jaringan desidua yang nekrotik dari

dalam uterus. Lochea yang berbau tidak sedap menandakan adanya

infeksi. Lochea mempunyai perubahan karena proses involusi.

Lochea sendiri terbagi 4 jenis, yaitu :

1) Lochea rubra, keluar dari hari ke-1 sampai 3 hari, berwarna

merah dan hitam terdiri dari sel desidua, verniks kaseosa,

rambut lanugo, sisa meconium, dan sisa darah.

2) Lochea sanguinolenta, keluar dari hari ke-3 sampai 7 hari,

berwarna merah kecoklatan

3) Lochea serosa, keluar dari hari ke-7 sampai 14 hari, berwarna

kekuningan

4) Lochea alba, keluar setelah hari ke-14, berwarna putih.

d. Laktasi atau pengeluaran Air Susu Ibu

Setelah melahirkan ketika hormone yang dihasilkan plasenta

tidak ada lagi untuk menghambatnya kelenjar pituitary akan

Page 54: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

41

mengeluarkan prolactin (hormone laktogenik). Sampai hari ketiga

setelah melahirkan, efek prolactin pada payudara mulai bisa

dirasakan. Pembuluh darah mulai membengkak terisi darah,

sehingga timbul rasa hangat, bengkak, dan rasa sakit. Sel-sel acini

yang menghasilkan ASI juga berfungsi.

e. Vagina dan Perineum

Segera setelah pelahiran, vagina tetap terbuka lebar, mungkin

mengalami beberapa derajat edema dan memar dan celah pada

introitus. Setelah satu hingga dua hari pertama pascapartum, tonus

otot vagina kembali, celah vagina tidak lebar dan vagina tidak lagi

edema. Sekarang vagina menjadi berdinding lunak, lebih besar dari

biasanya dan umumnya longgar. Ukurannya menurun dengan

kembalinya rugae vagina sekitar minggu ketiga pascapartum. Ruang

vagina selalu sedikit lebih besar daripada sebelum kelahiran

pertama. Akan tetapi latihan pengencangan otot perineum akan

mengembalikan tonusnya dan memungkinkan wanita secara

perlahan mengencangkan vaginya.

f. Dinding abdomen

Striae abdomen tidak dapat dihilangkan secara sempurna,

tetapi dapat berubah menjadi garis putih keperakan yang halus

setelah periode beberapa bulan.

2.3.4 Tahapan Masa Nifas

Tahapan yang terjadi pada saat nifas adalah sebagai berikut:

Page 55: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

42

1. Puerperium dini (24 Jam Pertama)

Masa setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam setelahnya. Pada

masa ini ibu biasanya disarankan untuk melakukan mobilisasi dini seperti

berdiri, duduk, berjalan.

2. Puerperium Intermedial (24 Jam-6 Hari)

Pada fase ini terjadi sejak 24 jam kelahiran hingga 1 minggu, dalam

periode ini bidan berperan untuk memastikan involusio uteri dalam

keadaan normal, tidak ada perdarahan yang berlebih, lochea tidak berbau,

ibu tidak demam, ibu cukup mendapatkan makanan yang baik dan cairan

yang masuk cukup, serta ibu dapat memberikan ASI dengan baik.

3. Remote Puerperium

Pada periode ini terjadi dari 1 minggu pasca persalinan hingga 5

minggu, masa ini merupakan masa untuk kembali pulih dan sehat

sempurna. Waktu untuk sehat sempurna memerlukan waktu hingga

berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.(Sulistyawati, 2015)

2.3.5 Kebijakan Program Pemerintah dalam Asuhan Masa Nifas

Kunjungan masa nifas paling sedikit dilakukan sebanyak empat kali.

Kun jungan nifas tersebut memiliki tujuan untuk menilai status ibu dan

bayi baru lahir, untuk mencegah komplikasi, mendeteksi ketidak

normalan yang terjadi, dan menangani masalah-masalah yang terjadi.

Kunjungan dalam masa nifas dibagi menjadi beberapa bagian antara lain

:

1. KF 1

Page 56: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

43

Kunjungan pertama dilakukan pada 6-8 jam setelah persalinnan yang

memiliki tujuan untuk mencegah terjadinya perdarahan, memberi

konseling pada ibu atau salah satu keluarga bagaimana mencegah

perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri, pemberian ASI 1 jam

setelah Inisiasi Menyusui Dini (IMD) berhasil dilakukan, menjaga bayi

agar suhu tubuh tetap hangat dengan cara mencegah hipotermia.

2. KF 2

Kunjungan kedua dilakukan pada 6 hari setelah persalinan yang

memiliki tujuan untuk memastikan kembalinya alat reproduksi ke awal

saat sebelum hamil , memastikan uterus berkontraksi, memastikan

fundus berada di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan yang abnormal,

lochea tidak berbau, memastikan tidak ada infeksi, memastikan ibu bisa

menyusui dengan baik dan tidak mempalat reproduksierlihatkan tanda-

tanda penyulit pada payudara ibu, memberi konseling pada ibu mengenai

asuhan perawatan tali pusat pada bayi, memastikan suhu bayi tetap

hangat.

3. KF 3

Kunjungan ketiga dilakukan pada 2 minggu setelah persalinan yang

memiliki tujuan yang sama dengan kunjungan yang sebelumnya.

4. KF 4

Kunjungan ke empat dilakukan pada 6 minggu setelah persalinan

yang memiliki tujuan untuk menanyakan pada ibu tentang penyakit atau

keluhan yang ibu dan bayi alami, lalu memberikan konseling untuk

Page 57: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

44

segera menggunakan KB secara dini sebelum berhubungan kembali

dengan suami.(Y, 2010)

2.4 BAYI BARU LAHIR

2.4.1 Pengertian

Bayi baru lahir atau disebut juga neonatus adalah individu yang

tumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta sedang dalam masa

penyesuaian diri terhadap kehidupan pada saat intrauterine ke kehidupan

ekstrauterine.(Dewi, 2011)

Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir berusia satu jam dari ibu yang

pada saat itu usia kehamilannya 37-42 minggu dan setelah lahir berat badan

bayi tersebut 2.500-4000 gram (Dewi, 2010)

Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-

4000 gram, umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis, bergerak

aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak ada cacat

bawaan (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

2.4.2 Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal

Bayi yang baru lahir dengan keadaan normal sesuai masa kehamilan

memilki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Lahur aterm antara 37-42 minggu

2) Berat badan 2500-4000 gram

3) Panjang Badan 48-52 cm

4) LD 30-38 cm,LK 33-35 cm

Page 58: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

45

5) Frekuensi denyut Jantung 120-160x/m

6) Nilai Apgar >7

7) Langsung menangis

8) Gerakan aktif

9) Refleks Aktif

10) Keluarnya meconium selama 24 jam pertama

2.4.3 Penangan Bayi Baru Lahir

Komponen asuhan bayi baru lahir meliputi :

1) Pencegahan infeks

BBL sangat mudah terkena infeksi mikroorganisme yang terpapar

atau terkontaminasi selama proses persalinan berlangsung maupun

beberapa saat setelah lahir.

2) Penilaian segera setelah bayi lahir

Segera setelah bayi lahir, letakkan bayi di atas kain yang bersih

dan kering. lalu lakukan penilaian awal, yaitu :

a. Apakah bayi cukup bulan?

b. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?

c. Apakah bayi menangis atau bernafas?

d. Apakah tonus otot bayi baik?

3) Pencegahan kehilangan panas.

Pencegahan terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai

berikut:

Page 59: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

46

a. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks.

b. Letakkan diatas perut ibu agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi.

c. Selimuti bayi dan pakaikan topi di kepala bayi.

d. Jangan langsung menimbang bayi dan memandikannya

e. Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.

4) Merawat tali pusat

Klem dan potong tali pusat setelah 2 menit setelah bayi lahir.

Lakukan terlebih dahulu penyuntikan oksitosin kepada ibu sebelum

tali pusat di potong. Tali pusat dijepit dengan klem pada sekitar 3 cm

dari dinding perut bayi. Jangan membungkus tali pusat atau

mengoleskan cairan atau bahan apapun pada tali pusat, karena

menyebabkan tali pusat menjadi basah/lembab.

5) Inisiasi menyusui dini (IMD)

Segera setelah setelah bayi lahir dan tali pusat telah diikat,

letakkan bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan

langsung ke kulit ibu. Biarkan kontak kulit ke kulit ini berlangsung

kurang lebih selama 1 jam., bahkan sampai bayi dapat menyusu

sendiri apabila sebelumnya tidak berhasil, bayi diberi topi dan

diselimuti.

6) Pencegahan infeksi mata

Salep mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan setelah 1

jam kontak kulit bayi dengan kulit ibu dan selesai bayi menyusui.

Pencegahan infeksi tersebut mengandung antibiotika tetrasikline 1 %.

Page 60: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

47

Salep antibiotika harus tepat diberikan pada waktu 1 jam setelah

kelahiran.

7) Pemberian vitamin K

Bayi baru lahir harus diberikan vitamin K injeksi 1 mg secara IM

setelah I jam kontak kulit ke kulit dan bayi selesai menyusui untuk

mencegah terjadinya perdarahan pada BBL karena trauma pada saat

persalinan.

8) Pemberian imunisasi

Pemberian imunisasi dasar lengkap memiliki tujuan untuk

memberikan perlindungan menyeluruh terhadap penyakit-penyakit

yang berbahaya terhaadap bayi. Dengan memberikan imunisasi dasar

yang lengkap tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan, tubuh bayi

dirangsang agar memiliki kekebalan sehingga tubuhnya mampu

bertahan melawan serangan penyakit berbahaya (Depkes RI, 2008)

Imunisasi yang wajib diberikan pada bayi ialah:

1) Hepatitis B

Jadwal pemberian imunisasi :

a) HB0, bisa diberikan pada umur 0-7 hari

b) Hepatitis 1, 2, 3 diberikan bersama dengan vaksin DPT (HB

combo)

c) Kekebalan vaksin hepatitis B berkisar antara 94-96%

2) BCG (Bacillus Calmatte Guerin)

a) Tujuan : kekebalan aktif terhadap penyakit TBC

Page 61: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

48

b) Jenis pemberian imunisasi BCG

1. Bayi 0-11 bulan. Sebaiknya diberikan pada umur 1-2 bulan

dengan dosis 0,05 cc disuntikkan secara intracutan di

deltoideus kanan atau paha atas.

2. Vaksinasi diulang pada umur 5 tahun dan sebelum divaksin

baiknya dilakukan uji tes mantoux terlebih dahulu, jika

hasilnya positif maka vaksin ini tidak dapat diberikan.

3. Tanda keberhasilan akan muncul bisul kecil dan bernanah

di daerah bekas suntikan setelah 4-6 minggu. Tidak

menimbulkan nyeri dan tidak diiringi panas. Bisul akan

sembuh sendiri dan meninggalkan luka parut.

3) Polio

Jadwal pemberian imunisasi polio

a. Polio diberikan sebanyak 4 kali, diberikan dengan dosis 2 tetes

secara oral pada saat anak berusia 1 bulan dengan jarak

pemberian 4 minggu.

b. Pemberian ulang pada umur 1,5 tahun sampai 2 tahun

4) Pentabio (DPT, HB, HIB)

a. Pentabio I, diberikan pada umur 2 bulan atau 8 minggu setelah

HB0

b. Pentabio II, diberikan pada umur 3 bulan atau 4 minggu setelah

Pentabio I

Page 62: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

49

c. Pentabio III, diberikan pada umur 4 bulan atau 4 minggu

setelah Pentabio II

5) Campak

Imunisasi campak diberikan pada bayi usia 9 bulan dengan dosis

0,5 ml, satu kali pemberian dengan cara IM/SC. Kekebalan yang

diperoleh 96-99%.(RI, 2014)

2.4.4 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir

Tanda-tanda bahya pada bayi baru lahir yaitu:

1. Sulit bernafas atau lebih dari 60 kali per menit

2. Suhu tubuh terlalu panas > 38°C atau terlalu dingin < 36°C

3. Warna kulit kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat.

4. Banyak muntah ketika diberi ASI

5. Terjadi perdarahan tali pusat.(Dewi, 2010)

2.5 Keluarga Berencana

2.5.1 Pengertian

Keluarga berencana (KB) adalah upaya manusia untuk mengatur jarak

kehamilan yang satu dengan yang lainnya tidak melawan hokum dan

moral pancasila untuk kesejahteraan keluarga.

Keluarga berencana(KB) atau Family Planning/planned Praenthood

ialah suatu usaha sepasang suami istri untuk merencakan jumlah anak yang

akan dimiliki dan jarak kehamilan menggunakan alat kontrasepsi untuk

mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.(Maritalia, 2017)

Page 63: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

50

2.5.2 Tujuan KB

Tujuan dilakukannya KB adalah untuk membentuk keluarga bahagia

dan sejahtera sesuai dengan keadaan sosial ekonomi dengan cara mengatur

jumlah kelahiran anak, pendewasaan usia perkawinan,peningkatan

ketahanan dan kesejahteraan keluarga supaya dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya.

2.5.3 Macam-Macam Alat Kontrasepsi

1. Metode Kontrasepsi Sederhana

Metode kontrasepsi sederhana dibagi menjadi 2 metode yaitu metode

kontrasepsi sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat.

Metode kontrasepsi dengan tanpa alat diantaranya ialah : Dengan metode

Amenorhoe Laktasi (MAL), Couitus Interuptus, ada metode kalender,

metode lendir serviks, metode suhu basal badan, dan simptotermal yaitu

perpaduan antara suhu basal dan lendir servik. Sedangkan metode

kontrasepsi sederhana dengan alat contohnya seperti kondom, diafragma,

cup serviks dan spermisida (Handayani, 2010).

2. Metode Kontrasepsi Hormonal

Metode kontrasepsi hormonal terdiri dari 2 jenis yaitu kombinasi

yang mengandung hormon progesteron dan estrogen sintetik, dan yang

hanya berisi hormon progesteron saja. Contoh kontrasepsi hormonal

kombinasi terdapat pada pil dan suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi

hormon yang hanya berisi hormon progesteron terdapat pada pil, suntik

dan implant (Handayani, 2010).

Page 64: ASSYIFA RIZKADIANI CK.1.17

51

3. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Metode kontrasepsi AKDR terbagi menjadi 2 jenis yaitu ada AKDR

yang mengandung hormon sintetik (sintetik progesteron) dan ada juga

yang tidak mengandung hormon (Handayani, 2010).

AKDR yang didalamnya terdapat hormon Progesterone atau

Leuonorgestrel yaitu Progestasert (Alza-T)memiliki daya kerja 1 tahun,

LNG-20 mengandung Leuonorgestrel.

Efek samping dari penggunaan AKDR sangat kecil dan memiliki

keuntungan efektifitas dengan proteksi jangka panjang 5 tahun dan

kesuburan segera kembali setelah AKDR diangkat.

4. Metode Kontrasepsi Mantap

Metode kontrasepsi ini terdiri dari 2 macam yaitu Metode Operatif

Wanita (MOW) dan Metode Operatif Pria (MOP). MOW atau tubektomi

adalah operasi dengan cara memotong atau mengikat saluran tuba/tuba

falopii sehingga mencegah terjadinya pertemuan antara ovum dan

sperma. Sedangkan MOP lebih dikenal dengan sebutan vasektomi,

vasektomi yaitu memotong atau mengikat saluran vas deferens. Yang

membuat cairan sperma tidak dapat keluar atau ejakulasi (Handayani,

2010).