petunjuk pembuatan pupuk jamur tiram

Upload: awaludin-nurrofiq

Post on 10-Oct-2015

135 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Proses pembuatan pupuk organik dengan baan dasar media jamur tiram tentunya akan bermanfaat sekali untuk tanaman saat ini .

TRANSCRIPT

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    1/33

    Sultan

    2

    012

    PETUNJUKP

    EMBUATAN

    PUPUK

    AMUR

    TIRAM

    Petunjukn dan panduan memanfaatkan baglog jamur tiram afkir

    sebagai kompos dan memanfaatkan kembali sebagai baglog media

    tumbuh jamur tiram.

    E: [email protected]

    FB: cendawanmas

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    2/33

    BAB I

    LIMBAH BUDIDAYA JAMUR TIRAM, PERMASALAHAN DAN SOLUSI

    1.1.Latar Belakang

    Limbah baglog merupakan konsekwensi dari adanya usahabudidaya jamur tiram.Tidak

    bisa dihindari setiap usaha jamur pasti menghasilkan limbah, entah itu limbah baglog

    gagal, atau pun limbah baglog buangan sebagai hasil akhir dari budidaya jamur.

    Kesulitan dalam mendapatkan lahan tempat pembuangan akhir baglog-baglog kerap

    memusingkan para pembudidaya jamur di seluruh indonesia bahkan dunia. Limbah

    baglog semakin menggunung seiring perputaran waktu, belum lagi masalah baglog lama

    terselesaikan , limbah baglog baru bermunculan

    Hasil samping budidaya jamur tiram ini seringkali menimbulkan permasalahan

    lingkungan, memicu protes masyarakat karena pencemaran dan limbah yang dapat

    menimbulkan penyakit yang berbahaya. Maka dalam hal ini harus ada penanganan secara

    signifikan dengan mendaur ulang limbah menjadi produk yang bernilai ekonomis. sayang

    sekali banyaknya perusahaan industri jamur yang masih belum memperhatikan

    lingkungan dengan memberlakukan pengolahan limbah , salah satunya penanganan

    Limbah baglog. Sehingga hal ini berdampak negatif terhadap lingkungan. Pembudidaya

    jamur besar seringkali kebingungan dalam pengolahan limbah baglog dalam skala besar

    yang mencapai puluhan ribu bahkan ratusan ribu baglog berserakan. Beda halnya dengan

    pembudidaya kecil yang hanya menghasilkan sedikit limbah baglog dari satu dua

    kumbung. Maka dari itu harus ada penelitian tentang pengembangan pengolahan limbah

    yang dibuat untuk mendukung usaha budidaya jamur sehingga limbah bisa

    termanfaatkan kembali dan mendatangkan keuntungan. Metoda yang akan dilakukan

    adalah implementasi pengolahan limbah baglog menjadi pupuk organik padat (Kompos)

    jamur tiram.

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    3/33

    1.2.Pengertian dan Karakteristik Limbah Baglog Jamur Tiram

    Limbah baglog jamur tiram adalah sisa buangan dari suatu kegiatan usaha pemeliharaan

    jamur. Limbah budidaya jamur tiram meliputi semua buangan yang dihasilkan dari suatu

    kegiatan usaha pertanian jamur tiram baik berupa limbah organik maupun anorganik.

    Limbah atau sampah jamur tiram dapat di bedakan menjadi 2

    1.Limbah organik

    Limbah organik adalah limbah yang berasal dari mahluk hidup yang mencakup bahan

    baku media tanam jamur tiram, seperti serbuk kayu, dedak, biji-bijian dll. Limbah

    seperti ini dapat terurai kembali secara alami. Pada umumnya limbah berupa baglog

    yang di bungkus plastik pp. Limbah baglog ada 2 macam, Yaitu Baglog yang gagal

    inkubasi dan baglog habis masa panen. Baglog gagal inkubasi walau berstatus gagal

    didalamnya masih mengandung nutrisi yang utuh.Baglog ini lah yang nantinya di olah

    menjadi pupuk kompos jamur tiram.

    Sedang kan baglog habis masa panen walaupun nutrisinya telah habis, tapi masih kaya

    sisa-sisa missellium jamur yang kaya selulosa, hemiselulosa, lignin dan pentosan yang

    baik untuk jamur merang

    2.

    Limbah baglog anorganik

    Limbah yang dimaksud adalah bahan yang terbentuk dari bahan kimia sintesis,terdiri

    atas Plastik, kapas, karet, cincin paralon dll. Merupakan sampah yang tak mengalami

    pembusukan secara alami,

    1.3.Dampak Limbah Baglog Jamur Tiram Bagi Lingkungan sekitar

    Semakin berkembangnya usaha budidaya jamur tiram, limbah yang dihasilkan semakin

    meningkat. Total limbah yang dihasilkan budidaya jamur tiram tergantung dari besar

    usaha dan tipe usaha. Limbah yang terdiri dari serbuk kayu dan bahan lain merupakan

    limbah budidaya jamur tiram yang banyak dihasilkan, sebagian besar berupa baglog

    habis panen dan sisanya baglog-baglog yang gagal. Limbah tersebut umumnya

    menghasilkan pencemaran berupa kantong plastik tahan panas, kapas, karet gelang,

    kertas, cincin plastik dan serbuk kayu. Selain itu akibat adanya pembuangaan limbah

    menimbulkan pencemaran Biotik yang berupa hewan-hewan kecil, jamur liar yang

    menyebar ke lingkungan sekitar.sehingga dikhawatirkan menjadi sarang hama dan bibit

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    4/33

    penyakit yang sewaktu-waktu menyerang tanaman pertanian, ternak dan manusia.

    Gangguan lain dari limbah adalah terganggunya pemandangan atau estetika lingkungan.

    Setiap pengusaha jamur harus mulai sadar untuk mengelola limbah budidaya jamurnya

    masing-masing sebab bisa mengganggu kesehatan lingkungan dan mengganggu

    ketentraman orang lain yang tinggal diksekitar lokasi budidaya

    1.4.Dampak Limbah Baglog Jamur Tiram Bagi Budidaya Jamur

    Limbah budidaya jamur tiram selain berdampak lingkungan , berdampak pula bagi

    budidaya jamur itu sendiri. Jamur liar yang Seringkali tumbuh di gundukan limbah

    baglog berperan sebagai sumber kontaminan menyebabkan kegagalan budidaya jamur

    tiram. Jamur-jamur tersebut menghasilkan milyaran spora, Jika terbawa angin atau

    melalui pakaian dan anggota tubuh pekerja, siap menyeber keseluruh penjuru ruang

    termasuk kedalam ruang inokulas jamur. Satu Baglog gagal inkubasi pada hakekatnya

    adalah tempat tinggal bagi jutaan mikroba kontaminan (penyebab kontaminasi),

    diantaranya adalah bakteri penyakit,misellium dan spora jamur liar.

    Ada beberapa cara perpindahan mikroba penyebab kontaminasi dari pembuangan baglog

    jamur ke area budidaya

    1. Melalui pakaian dan anggota tubuh manusia

    Para pekerja yang bekerja ditempat penampungan limbah ikut andil dalam penyebaran

    mikroba penyebab kontaminasi, sadar atau tanpa disadari anggota tubuh dan pakaian

    yang tercemar mikroba menjadi kendaraan yang epektif bagi penyebaran kontaminan

    ke kumbung jamur

    2.

    melalui perantara /agen

    Tempat penampungan limbah baglog merupakan habitat tempat tumbuh kembangnya

    berbagai hewan-hewan kecil seperti serangga, siput, cacing rambut, kecoa, tikus dll.

    hewan-hewan ini disamping menjadi hama perusak jamur juga menjadi agen

    pembawa bibit penyakit jamur

    3. Melalui hembusan Angin

    Sedikit saja hembusan Angin mampu menerbangkan spora jamur yang berukuranmikron ke udara dalam jumlah besar sehingga membentuk awan spora yang tidak

    kelihatan oleh mata. Tanpa disadari udara menghantarkan spora jamur ke baglog-

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    5/33

    baglog yang hendak kita tanami bibit. Akibatnya bukan jamur tiram yang tumbuh,

    baglog berubah warna yang ada, hitam, hijau ,kuning dll.Usaha kita Gagal total. itulah

    kenapa waktu kita menanam jamur tak boleh di ruang terbuka, tetapi harus diruang

    tertutup terhindar dari angin dan lalu lalang orang

    1.5.Manfaat Pupuk Kompos

    Kompos mempunyai manfaat yaitu memperbaiki struktur media tanam jamur, dengan

    meningkatkan kandungan bahan organik media tanam jamur serta akan meningkatkan

    kemampuan untuk mempertahankan kandungan air media tanam jamur.

    Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:

    Aspek Ekonomi :

    - Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah.

    - Mengurangi volume/ukuran limbah.

    - Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya.

    Aspek Lingkungan :

    -

    Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metanadari kotoran akibat bakteri metanogen.

    - Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.

    Aspek bagi media tanam jamur

    - Meningkatkan kesuburan media tanam jamur.

    - Memperbaiki struktur dan struktur media tanam jamur..

    -

    Meningkatkan kapasitas penyerapan air- Meningkatkan aktivitas mikroba media tanam jamur..

    - Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen).

    - Menyediakan hormon dan vitamin bagi Jamur

    - Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam media tanam jamur

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    6/33

    BAB II.

    MEMBUAT PUPUK KOMPOS JAMUR TIRAM DARI LIMBAH BUDIDAYA

    JAMUR TIRAM

    2.1. Pengelolaan Limbah Baglog jamur Tiram

    Limbah budidaya jamur tiram dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, salahsatunya dapat diperbaharui (renewable) selama masa produksi masih berlangsung.

    Limbah budidaya jamur tiram sebetulnya masih mengandung nutrisi atau zat padat

    potensial yang dapat dimanfaatkan untuk bahan Nutrisi budidaya jamur tiram, khususnya

    pada pembuatan pupuk organik padat (Kompos) jamur tiram. Pupuk organik (kompos

    digunakan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara sehingga mencukupi kebutuhan

    nutrient (Makanan) yang akan dikonsumsi jamur tiram. Hal ini dilihat dari nutrient(zat

    makanan) yang terkandung pada limbah seperti Selulosa, hemiselulosa, lignin, protein,

    lemak, vitamin, mineral, mikroba atau biota, dan zat-zat yang lain (unidentified

    subtances). Selain itu, limbah juga bisa dimanfaatkan sebagai energi dan media berbagai

    tujuan. Tujuan pengomposan adalah untuk Mengetahui efektifitas pengolahan limbah

    baglog menjadi pupuk kompos jamur tiram

    2.2.

    Pengertian Pupuk Kompos dan Pengomposan2.2.1. Pupuk Kompos

    Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan

    organik yang dapat dipercepat secara artifisialoleh populasi berbagai macam

    mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau

    anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003).

    2.2.2. Pengomposan

    Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara

    biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik

    sebagai sumber energi. Proses pengomposan melibatkan berbagai mikroorganisme

    dan mikro fauna termasuk bakteri, jamur,protozoa, aktinomisetes, nematoda,

    cacing, dan serangga. Populasi dari semua organisme ini berfluktuasi, tergantungdari proses pengomposan. Ada dua mekanisme proses pengomposan, yakni

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    7/33

    pengomposan secara aerobik dan anaerobik. Kedua proses pengomposan ini

    dibedakan berdasarkan ketersediaan oksigen bebas, diantaranya:

    Pengomposan secara Aerobik

    Pada proses pengomposan secara aerobik, oksigen mutlak dibutuhkan.

    Mikroorganisme yang terlibat dalam proses pengomposan membutuhkan

    oksigen dan air untuk merombak bahan organik dan mengasimilasikan sejumlah

    karbon, nitrogen, fosfor, belerang, dan unsur lainnya untuk sintesis protoplasma

    sel tubuhnya. Karbon diasimilasikan lebih banyak daripada nitrogen dan

    digunakan sebagai sumber energi serta membentuk protoplasma. Sekitar dua

    pertiga bagian dari karbon dikeluarkan dalam bentuk karbondioksida (CO2)

    sedangkan sisanya akan berkombinasi dengan nitrogen dalam sel.

    Proses perombakan bahan organik secara aerobik akan menghasilkan humus,

    karbondioksida, air, dan energi. Beberapa bagian energinya digunakan untuk

    pertumbuhan mikroorganisme, dan sisanya dikeluarkan dalam bentuk panas.

    Secara keseluruhan, reaksinya akan berlangsung sebagai berikut.

    Mikroba aerob

    Bahan Organik CO2+H2O+hara+humus+energi

    N, P, K

    Pengomposan Anaerobik

    Proses pengomposan anaerobik berjalan tanpa adanya oksigen. Biasanya,

    prosesnya dilakukan dalam wadah tertutup sehingga tidak ada udara yang

    masuk (hampa udara). Proses pengomposan ini melibatkan mikroorganisme

    anaerob untuk membantu mendekomposisi bahan yang dikomposkan. Bahan

    baku yang dikomposkan secara anaerob biasanya berupa bahan organik yang

    berkadar air tinggi.

    Pengomposan anaerobik akan menghasilkan gas metan (CH4), karbondioksida

    (CO2), dan asam organik yang memiliki bobot molekul rendah seperti asam

    asetat, asam propionat, asam butirat, asam laktat, dan asam suksinat. Gas

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    8/33

    metan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif (biogas). Sisanya

    berupa lumpur yang mengandung bagian padatan dan cairan. Bagian padatan ini

    yang disebut kompos. Namun, kadar airnya masih tinggi sehingga sebelum

    digunakan harus dikeringanginkan.

    2.3. Faktor yang Mempengaruhi Pengomposan

    Proses pengomposan merupakan proses biokimia sehingga setiap faktor yang

    mempengaruhi mikroorganisme media tanam jamur akan mempengaruhi laju

    dekomposisi tersebut. Laju dekomposisi bahan organik (bahan baku kompos) menjadi

    kompos yang matang tergantung dari beberapa faktor diantaranya:

    2.3.1.Imbangan C/N

    Imbangan C/N bahan organik (bahan baku kompos) merupakan faktor terpenting

    dalam laju pengomposan. Proses pengomposan akan berjalan baik jika imbangan

    C/N bahan organik yang dikomposkan sekitar 25-35. Imbangan C/N yang terlalu

    tinggi akan menyebabkan proses pengomposan berlangsung lambat. Keadaan ini

    disebabkan mikroorganisme yang terlibat dalam proses pengomposan kekurangan

    nitrogen (N). Sementara itu, imbangan yang terlalu rendah akan menyebabkan

    kehilangan nitrogen dalam bentuk ammoniayang selanjutnya akan teroksidasi.Setiap bahan organik memiliki imbangan C/N yang berbeda. Imbangan C/N

    limbah budidaya jamur tiram umumnya lebih rendah dibandingkan dengan C/N

    dari tanaman. Karena itu, penggunaan sebagai bahan baku kompos harus dicampur

    dengan bahan organik yang memiliki imbangan C/N tinggi sehingga dapat

    menghasilkan imbangan C/N yang optimal.

    Tabel 3. Imbangan C/N dari berbagai sumber bahan organik

    No. Jenis Bahan Organik Imbangan C/N

    1. Urine Budidaya jamur

    tiram0,8

    2. Kotoran Ayam 5,6

    3. Kotoran Sapi 15,8

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    9/33

    4. Kotoran Babi 11,4

    5. Kotoran Manusia (tinja) 6-10

    6. Darah 3

    7. Tepung Tulang 8

    8. Urine Manusia 0,8

    9. Eceng Gondok 17,6

    10. Jerami Gandum 80-130

    11. Jerami Padi 80-130

    12. Ampas Tebu 110-120

    13. Jerami Jagung 50-60

    14. Sesbania sp 17,9

    15. Serbuk Gergaji 500

    16. Sisa Sayuran 11-27

    Sumber: Gaur A.C., 1983

    Kecepatan dekomposisi bahan organik ditunjukkan oleh perubahan imbangan C/N.

    Selama proses mineralisasi, imbangan C/N bahan-bahan yang banyak mengandung

    N akan berkurang menurut waktu. Kecepatan kehilangan C lebih besar daripada N

    sehingga diperoleh imbangan C/N yang lebih rendah (10-20). Apabila imbangan

    C/N sudah mencapai angka tersebut, artinya proses dekomposisi sudah mencapai

    sudah mencapai tingkat akhir atau kompos sudah matang.

    2.3.2.Suhu Pengomposan

    Salah satu faktor kritis bagi pertumbuhan mikroorganisme yang terlibat dalam

    proses pengomposan adalah tingkat keasaman (pH). Karena itu, pengaturan pH

    selama proses pengomposan perlu dilakukan. Pada awal pengomposan, reaksi

    cenderung agak asam karena bahan organik yang dirombak menghasilkan asam-

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    10/33

    asam organik sederhana. Namun, akan mulai naik sejalan dengan waktu

    pengomposan dan akhirnya akan stabil pada pH sekitar netral.

    Jika bahan yang dikomposkan terlalu asam, pH dapat dinaikkan dengan cara

    menambahkan kapur. Sebaliknya, jika nilai pH tinggi (basa) bisa diturunkan

    dengan menambahkan bahan yang bereaksi asam (mengandung nitrogen) sepertiurea atau kotoran hewan.

    2.3.3.Jenis Mikroorganisme yang Terlibat

    Berdasarkan suhu yang sesuai untuk metabolisme dan pertumbuhannya,

    mikroorganisme diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitupsiklorofil,

    mesofil, dantermofil. Mikroorganismepsiklorofilhidup pada suhu kurang dari 20

    C. Mikroorganisme mesofildapat hidup pada suhu 25-40 C, sedangkan

    mikroorganisme termofilhidup pada suhu di atas 65 C. Namun, yang terlibat

    dalam proses pengomposan adalah mikroorganisme mesofildan termofil.

    Pada awal dekomposisi, mikroorganisme yang terlibat dalam proses pengomposan

    adalah jenis mesofil (suhu pengomposan masih di bawah 45 C). Beberapa hari

    setelah terfermentasi, suhu pengomposan meningkat sehingga peran

    mikroorganismemesofil digantikan oleh mikroorganisme termofil. Setelah suhu

    pengomposan turun lagi, mikroorganisme mesofilakan aktif kembali.

    Proses pengomposan bisa dipercepat dengan menambahkan starter atau aktivator

    yang kandungan bahannya berupa mikroorganisme (kultur bakteri), enzim,

    dan asam humat. Mikroorganisme yang ada dalam aktivator ini akan merangsang

    aktivitas mikroorganisme yang ada dalam bahan kompos sehingga cepat

    berkembang. Akibatnya, mikroorganisme yang terlibat dalam pengomposan

    semakin banyak dan proses dekomposisi akan semakin cepat.

    2.3.4.Aerasi

    Aerasi yang baik sangat dibutuhkan agar proses dekomposisi (pengomposan)

    bahan organik berjalan lancer.Aerasi(pengaturan udara) yang baik ke semua

    bagian tumpukan bahan kompos sangat penting untuk menyediakan oksigen bagi

    mikroorganisme dan membebaskan CO2 yang dihasilkan. Karbondioksida yang

    dihasilkan harus dibuang agar tidak menimbulkan zat beracun yang merugikan

    mikroorganisme sehingga bisa menghambat aktivitasnya.

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    11/33

    Dalam praktiknya, pengaturan aerasidilakukan dengan cara membalikan

    tumpukan bahan kompos secara teratur. Selain itu, bisa juga dengan pergerakan

    udara secara alami ke dalam tumpukan kompos melalui saluran-

    saluran aerasi yang dibuat dari batang bambu.

    2.3.5.

    Kelembapan (PH)Kelembapan berperan penting dalam proses dekomposisi bahan baku kompos

    karena berhubungan dengan aktivitas mikroorganisme. Kelembapan optimum

    untuk proses pengomposan aerobik sekitar 50-60 % setelah bahan organik

    dicampur. Kelembapan campuran bahan kompos yang rendah (kekurangan air)

    akan menghambat proses pengomposan dan akan menguapkan nitrogen ke udara.

    Namun, jika kelembapan tinggi (kelebihan air) proses pertukaran udara dalam

    campuran bahan kompos akan terganggu. Pori-pori udara yang ada dalam

    tumpukan bahan kompos akan di isi air dan cenderung menimbulkan kondisi

    anaerobik. Penambahan air yang berlebihan ke campuran bahan bahan baku

    kompos bisa diatasi dengan cara menambahkan media tanam jamur sebanyak 5-

    10%. Selain itu, bisa juga menambahkan bahan kering hingga mencapai

    kelembapan yang optimum. Selama proses pengomposan berlangsung,

    kelembapan dalam tumpukan bahan kompos harus terus dikontrol. Kelembapan

    dalam tumpukan bahan kompos bisa diketahui dengan cara menancapkan tongkat

    bambu ke dalamnya, lalu angkat lagi. Jika tongkat kering, berarti kelembapan

    rendah sehingga perlu ditambahkan air.

    2.3.6.Struktur Bahan Baku

    Laju dekomposisi bahan organik juga tergantung dari sifat bahan yang akan

    dikomposkan. Sifat bahan tanaman tersebut di antaranya jenis tanaman, umur, dan

    komposisi kimia tanaman. Semakin muda umur tanaman, proses dekomposisi akan

    berlangsung lebih cepat. Hal ini disebabkan kadar airnya masih tinggi, kadar

    nitrogen tinggi, imbangan C/N yang sempit, serta kandungan ligninyang rendah.

    2.3.7.Ukuran Bahan Baku

    Ukuran bahan baku kompos akan mempengaruhi kecepatan proses pengomposan.

    Semakin kecil ukuran bahan (5-10 cm), proses pengomposan (dekomposisi)

    berlangsung semakin cepat. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan luas

    permukaan bahan untuk diserang mikroorganisme.

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    12/33

    Ukuran bahan baku yang kurang dari 5 cm akan mengurangi pergerakan udara

    yang masuk ke dalam timbunan dan pergerakan CO2 yang keluar. Sebaliknya,

    ukuran bahan yang terlalu besar menyebabkan luas permukaan yang diserang

    akan menurun sehingga proses dekomposisi berlangsung lambat, bahkan bisa

    terhenti sama sekali.2.3.8.Pengadukan (Homogenisasi)

    Faktor lain yang berpengruh terhadap proses pengomposan adalah pengadukan.

    Bahan baku kompos terdiri dari campuran berbagai bahan organik yang memiliki

    sifat terdekomposisi berbeda (ada yang mudah dan sukar terdekomposisi). Apabila

    campuran bahan ini tidak diaduk, maka proses dekomposisi tidak berjalan secara

    merata. Akibatnya, kompos yang dihasilkan kurang bagus.

    Karena itu, sebelum dan selama proses pengomposan, campuran bahan baku

    kompos harus diaduk sehingga mikroba perombak bahan organik bisa menyebar

    secara merata. Dengan demikian, kinerja mikroba perombak bahan organik bisa

    lebih efektif. Pengadukan sebaiknya dilakukan seminggu sekali.

    2.3.9.Suhu Pengomposan

    Salah satu faktor kritis bagi pertumbuhan mikroorganisme yang terlibat dalam

    proses pengomposan adalah tingkat keasaman (pH). Karena itu, pengaturan pH

    selama proses pengomposan perlu dilakukan. Pada awal pengomposan, reaksi

    cenderung agak asam karena bahan organik yang dirombak menghasilkan asam-

    asam organik sederhana. Namun, akan mulai naik sejalan dengan waktu

    pengomposan dan akhirnya akan stabil pada pH sekitar netral.

    Jika bahan yang dikomposkan terlalu asam, pH dapat dinaikkan dengan caramenambahkan kapur. Sebaliknya, jika nilai pH tinggi (basa) bisa diturunkan

    dengan menambahkan bahan yang bereaksi asam (mengandung nitrogen) seperti

    urea atau kotoran hewan.

    2.4. Proses Pengomposan

    Proses pengomposan akan segera berlansung setelah bahan-bahan mentah dicampur.

    Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif

    dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    13/33

    yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu

    tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan

    peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 40o- 75

    oC. Suhu akan

    tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah

    mikrobaTermofilik

    , yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadidekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif.

    Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan

    bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah

    terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi

    pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama

    proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan.

    Pengurangan ini dapat mencapai 3040% dari volume/bobot awal bahan.

    Tabel 2. Organisme yang terlibat dalam proses pengomposan

    Kelompok

    Organisme

    Organisme Jumlah/gr

    kompos

    Mikroflora Bakteri; Aktinomicetes;

    Kapang

    109- 109;

    10510

    8;

    104- 10

    6

    Mikrofanuna Protozoa 10 - 10

    Makroflora Jamur tingkat tinggi

    Makrofauna Cacing media tanam

    jamur, rayap, semut,

    kutu, dll

    Proses pengomposan tergantung pada :

    2.4.1.Karakteristik bahan yang dikomposkan

    Karena dalam proses dekomposisi semakin kecil partikel bahan baku semakin

    cepat pula kematangan kompos.

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    14/33

    2.4.2.Aktivator pengomposan yang dipergunakan

    Aktivator dipengaruhi oleh jenis yang digunakan, apabila aktivator yang

    digunakan dari jenis aerob maka dalam proses pembuatan harus diperhatikan

    ketercukupan udara pada timbunan kompos, karena mikrba aerob membutuhkan

    udara. Sehingga aerasi dalam timbunan kompos harus di jaga dengan baik. Apabila

    tidak terjaga maka mikroba akan mati dan kompos tidak akan berhasil dibuat.

    2.4.3.Metode pengomposan yang dilakukan

    Keberhasilan dalam proses dekomposisi dipengaruhi oleh tatalaksana pembuatan

    yang dilakukan. Apabila proses produksi tidak sesuai dengan prosedur yang ada,

    maka akibatnya akan terjadi kegagalan.

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    15/33

    BAB III.

    PROSES PEMBUATAN PUPUK KOMPOS JAMUR TIRAM

    3.1. Prosedur Pembuatan Pupuk Kompos jamur tiram

    Pembuatan pupuk kompos memiliki beberapa persiapan dan tahapan yang harus

    dilakukan. Hal tersebut antara lain:

    3.1.1.Mempersiapkan Bahan Baku

    Bahan utama pembuatan Pupuk Kompos adalah limbah organik, dalam hal in

    limbah budidaya jamur tiram (baglog), dicampur dengan beberapa bahan

    pembantu yang merupakan bahan baku organik. Penggunaan limbah budidaya

    jamur tiram khususnya serbuk kayu yang dipilih dalam pembuatan pupuk organik

    padat(kompos), karena bahan ini selain menjadi konsumsi utama jamur juga

    ketersediaannya sangat melimpah dan memiliki kandungan Selulosa, hemiselulosa,

    lignin,pottassium dan materi serat yang tinggi, tidak ada masalah polusi logam

    berat dan antibiotik. Sementara kandungan Nitrogen yang rendah bisa disuplai dari

    bahan lain. Bahan tersebut merupakan bahan pembantu berupa dedak halus, abu

    dari sisa pembakaran bahan organik , tongkol jamur atau irisan jamur yang

    dibuang dan kalsium karbonat (kapur). Sementara untuk mempercepat proses

    dekomposisi, sekaligus untuk meningkatkan kualitas hasil yang dipakai, digunakan

    starter khusus yang dikenal dengan nama Stardec, starter ini berfungsi sebagai

    aktivator dekomposer yang mengurai bahan baku menjadi kompos. Stardec sendiri

    adalah starter yang dikembangkan oleh PT Lembah Hijau Multifarm Research

    Station. Kandungan didalamnya terdapat beberapa mikroba pengurai limbah, yaitu

    mikroba lignolitik, mikrobaselulotik, mikrobaproteolitik, mikroba lipolitik,

    mikroba aminolitik, dan mikroba fiksasi nitrogen non-simbiotik.Stardec yang

    digunakan sebesar 0.22 % dari jumlah keseluruhan bahan. Penggunaan stardec

    karena memiliki kegunaan dalam mempercepat proses dekomposisi.

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    16/33

    3.1.2. Peralatan

    Peralatan yang diperlukan dalam pengomposan secara aerobik terdiri dari

    peralatan untuk penanganan bahan dan peralatan perlindungan keselamatan dan

    kesehatan bagi pekerja. Berikut ini adalah peralatan yang digunakan untuk proses

    pembuatan kompos:

    Sekop

    - Digunakan sebagai alat untuk proses pembalikan, pengayakan atau tugas-

    tugas lainnya.

    Saringan/ayakan

    - Digunakan untuk mengayak kompos yang sudah matang agar diperoleh ukuran

    yang sesuai.

    - Ukuran lubang saringan disesuaikan dengan ukuran kompos yang diinginkan.

    - Saringan bisa berbentuk papan saring yang dimiringkan atau saringan putar.

    Termometer

    - Digunakan untuk mengukur suhu tumpukan.

    - Pada bagian ujungnya dipasang tali untuk mengulur termometer ke bagian

    dalam tumpukan dan menariknya kembali dengan cepat.

    Timbangan

    - Digunakan untuk menimbang bahan baku yang akan dibuat kompos.

    - Jenis timbangan dapat disesuaikan dengan kebutuhan penimbangan .

    Sepatu boot

    - Digunakan untuk melindungi kaki dari panas berlebih yang dihasilkan

    selama proses pembuatan kompos.

    Sarung tangan

    - Digunakan oleh pekerja untuk melindungi tangan selama melakukan proses

    pembuatan kompos.

    Masker

    - Digunakan oleh pekerja untuk melindungi pernafasan dari debu dan gas bahan

    terbang lainnya

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    17/33

    3.1.3.Pelaksanaan Pembuatan Pupuk Kompos

    Menurut Sutanto., 2002. Pembuatan kompos dapat dibagi menjadi tiga tahap. Pada

    tahap awal atau dekomposisiintensifberlangsung, dihasilkan suhu yang cukup

    tinggi dalam waktu yang relatif pendek dan bahan organik yang mudah

    terdekomposisi diubah menjadi senyawa lain. Pada tahap pematangan utama dan

    pasca pematangan, bahan yang sukar akan terdekomposisi akan terurai dan

    membentuk ikatan kompleks lempung humus.

    Adapun tahap-tahap pengomposan secara rinci di bawah ini:

    Pemilahan Bahan Baku Kompos

    -

    Pada tahap ini dilakukan pemisahan bahan baku dari bahan anorganik(plastik ,kapas , karet dan barang berbahaya). Pemilahan harus dilakukan

    dengan teliti karena akan menentukan keberhasilan proses dan mutu

    kompos yang dihasilkan.

    Penimbangan

    - Bahan yang sudah disiapkan ditimbang terlebih dahulu untuk menyesuaikan

    dengan standar formulasi yang sudah ditentukan. Persentase penggunaanbahan tambahan disesuaikan dengan kebutuhan bahan baku Limbah baglog

    agar dalam proses dekomposisi sesuai dengan apa yang diharapkan.

    Pengecilan Ukuran atau penghalusan bahan

    - Pengecilan ukuran bahan dilakukan untuk memperluas permukaan bahan

    baku, sehingga bahan baku dapat dengan mudah dan cepat didekomposisi

    menjadi kompos. Karena pada umumnya limbah baglog masih berupa

    bongkahan yang harus dihancurkan dihaluskan terlebih dulu.

    Pencampuran bahan kompos

    Bahan baku kompos yang telah melewati tahap pemilahan dan penghalusan ,

    kemudian melalui proses pencampuran .Semua bahan seperti: baglog halus, sisa

    jamur, dedak, NPK ,kapur dan air dicampur merata. Takaran campuran bahan

    kompos mengikuti formula berikut

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    18/33

    1. Limbah baglog halus 100 bagian

    2. dedak halus 5 bagian

    3. kapur 2 bagian

    4. air secukupnya

    5.

    STARDEX sesuai aturan di labelFormula ini masih bisa ditambah bahan lain misalnya cacahan jamur, sisa sayuran

    yang telah dihaluskan, NPK, kotoran ayam, tetapi jumlahnya tidak boleh lebih dari

    1 bagian saja

    Penyusunan Tumpukan

    - Setelah semua bahan tercampur rata. kemudian disusun menjadi

    tumpukan/gunungan.

    - Desain penumpukan yang biasa digunakan adalah

    desain melingkar membentuk kerucut dengan keliling 1.7 meter dan tinggi

    1-1.5 m.

    Pemeraman/fermentasi

    Setelah terbentuk gunungan, media kompos ditutup dengan terpal/plastik lebar,

    dan dibiarkan selama 10 hari. Penutupan dengan plastik dimaksudkan agar

    terjadi penaikan suhu sehingga didapat suhu ideal untuk pertumbuhan mikroba

    Pembalikan

    - Pembalikan dilakukan 2-3 hari sekali. Bahan kompos diaduk-aduk kembali

    Dimaksudkan untuk membuang panas yang berlebihan, memasukkan udara

    segar ke dalam tumpukan bahan, meratakan proses pelapukan di setiap

    bagian tumpukan, meratakan pemberian air (60 % kadar air bahan), serta

    untuk menghaluskan bahan kompos yang masih berbentuk butiran kasar.

    Penyiraman

    - Setelah beberapa hari melalui proses pengomposan , media kompos akan

    mengalami kehilangan air (dehidrasi) besar-besaran sebagai akibat panas.

    Oleh karena itu di butuhkan penambahan air. Penyiraman dilakukan

    terhadap bahan baku dan tumpukan yang terlalu kering (kelembapan kurang

    dari 50%).

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    19/33

    - Secara manual perlu tidaknya penyiraman dapat dilakukan dengan memeras

    segenggam bahan dari bagian dalam tumpukan.

    - Apabila pada saat digenggam kemudian diperas tidak keluar air, maka

    tumpukan bahan baku harus ditambahkan air. sedangkan jika sebelum

    diperas sudah keluar air, maka tumpukan terlalu basah oleh karena itu perludilakukan pembalikan.

    Pendinginan

    - Setelah pengomposan berjalan 7-10 hari, suhu tumpukan akan semakin

    menurun hingga mendekati suhu ruangan.

    - Pada saat itu tumpukan telah lapuk, berwarna coklat tua atau kehitaman.

    - Pengomposan berakhir setelah 10 hari

    Pengemasan dan Penyimpanan

    - Pengomposan berakhir setelah 10 hari. Proses selanjutnya pengemasan

    dalam kantung sesuai dengan kebutuhan

    - Kompos yang telah dikemas disimpan dalam gudang yang aman dan

    terlindung dari kemungkinan tumbuhnya jamur dan tercemari oleh

    bakteri dan benih lain yang tidak diinginkan yang mungkin terbawa oleh

    angin.

    3.2.Kontrol Proses Produksi Kompos

    Perkembangan proses dekomposisi yang kurang baik pada umumnya disebabkan oleh

    kandungan bahan yang tidak sesuai dan atau campuran bahan yang kurang sesuai.

    Selama proses dekomposisi berlangsung harus dilakukan monitoring terhadap

    kelembapan dan suhu dengan tujuan mengidentifikasi dan memperbaiki kesalahan pada

    tahap awal dekomposisi. Alasan dilakukannya monitoring diantaranya adalah

    3.2.1.Proses pengomposan membutuhkan pengendalian agar memperoleh hasil yang

    baik.

    3.2.2.Kondisi ideal bagi proses pengomposan berupa keadaan lingkungan atau habitat

    dimana jasad renik (mikroorganisme) dapat hidup dan berkembang biak dengan

    optimal.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Anginhttp://id.wikipedia.org/wiki/Angin
  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    20/33

    3.2.3.Jasad renik membutuhkan air, udara (O2), dan makanan berupa bahan organik

    dari sampah untuk menghasilkan energi dan tumbuh.

    Pada Tabel 4. disajikan daftar permasalahan yang mungkin timbul selama proses

    pengomposan, identifikasi penyebab, dan cara memperbaikinya.

    Tabel 4. Diagnosis permasalahan, penyebab, dan cara menanggulanginya

    No. Permasalahan PenyebabCara

    Menanggulangi

    1. Bahan baku

    terlalu kering,

    proses

    dekomposisi

    berhenti

    Kelembapan turun di bawah

    batas ambang yang dibutuhkan

    mikroba karena suhu meningkat

    Bahan dasar kompos terlalu

    kering

    Kompos

    dibalik secara

    berkala

    Menambah

    bahan kompos

    segar

    Menutupi

    timbunan

    kompos untuk

    mengurangi

    penguapan

    2. Bahan baku

    terlalu basah,

    warna

    kehitaman,

    kekurangan

    oksigen

    kandungan air terlalu tinggi

    Bahan campuran mengandungair tinggi, namun kandungan

    nitrogen rendah

    Kompos

    dibalik secara

    berkala, -

    Menambah

    media serbuk

    kayu atau

    limbah media

    tanam jamur,

    atau kapur

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    21/33

    3. Dekomposisi

    berjalan

    lambat

    Prosentase kandunganligninterla

    lu tinggi sehingga rasio C/N

    tinggi

    Terlalu kering

    Kompos

    dibalik secara

    berkala

    Menambah

    bahan yang

    kaya nitrogen

    (kotoran ayam,

    dedak , biji

    sereal)

    4. Bau busuk kadar air terlalu tingi

    hinggaTergenang

    Kekurangan oksigen

    Prosentase bahan yang

    mengandung nitrogen terlalu

    tinggi

    Bahan memadat

    Kompos

    dibalik secara

    berkala

    menambah

    bahan

    5. Kompos

    mengandung

    benih gulma

    Selama proses dekomposisi suhu

    terlalu rendah

    Kelembapan

    dan aerasidiatur

    Bahan yangmengandung

    biji gulma

    diletakkan di

    bagian tengah

    timbunan agar

    mencapai

    peningkatan

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    22/33

    Sumber: Diolah dari sutanto (2002)

    3.3. Standar Kualitas Kompos

    3.3.1. Menentukan Kematangan Kompos

    Kompos dikatakan bagus dan siap diaplikasikan jika tingkat kematangannya

    sempurna. Kompos yang matang bisa dikenali dengan memperhatikan keadaan

    bentuk fisiknya, sebagai berikut.

    - Jika diraba, suhu tumpukan bahan yang dikomposkan sudah dingin,

    mendekati suhu ruang.

    - Tidak mengeluarkan bau lagi.

    - Bentuk fisiknya sudah menyerupai tanah yang berwarna hitam.

    - Jika dilarutkan ke dalam air, kompos yang sudah matang tidak akan larut.

    -

    Strukturnya remah, tidak menggumpal.

    3.3.2.Kualitas Kompos

    Kualitas kompos biasanya diidentikan dengan kandungan unsur hara yang ada di

    dalamnya (pada tabel 5). Kualitas kompos sangat, tergantung dari bahan baku atau

    proses pengomposan. Unsur hara dalam kompos terbilang lengkap (mengandung

    unsur hara makro dan mikro), tetapi kadarnya kecil sehingga tidak dapat

    memenuhi kebutuhan jamur. Karena itu, kualitas kompos akan lebih baik jika

    mutunya ditingkatkan, terutama kandungan unsur hara makro.

    suhu yang tinggi

    6. Kompos

    diserang kecoa

    Tersisa makanan dan hewan di

    sekitar timbunan dan tidak cukup

    Menempatkan

    bahan limbah

    dapur di bagian

    tengah

    timbunan

    kemudian

    ditutup.

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    23/33

    Tabe 5. Kandungan unsur hara dalam kompos

    No. Unsur Hara Jumlah

    1. Nitrogen (N) 1,33 %

    2. Fosfor (P2O5) 0,85 %

    3. Kalium (K2O) 0,36 %

    4. Kalsium (Ca) 5,61 %

    5. Zat Besi (Fe) 2,1 %

    6. Seng (Zn) 285 ppm

    7. Timah (Sn) 575 ppm

    8. Tembaga (Cu) 65 ppm

    9. Kadmium (Cd) 5 ppm

    10. Humus 53,7 %

    11. pH 7,2

    Sumber: Nan Djuarni, Kristian dan Budi, 2005

    Sampai saat ini, di Indonesia belum ada standar kualitas kompos yang dikeluarkan

    secara resmi (Standar Nasional Indonesia; SNI). Akibatnya, tidak ada pedoman

    yang dipakai secara seragam. Berikut standar kualitas kompos yang bisa dipakai

    acuan (tabel 6,) sebagai berikut.

    Tabel 6. Standar kualitas kompos di Jepang

    No. Parameter Jumlah

    1. Bahan Organik > 70 %

    2. N-total > 1,2 %

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    24/33

    Sumber: Harada et.al., 1993

    3.3.3.Meningkatkan Unsur Hara dalam Kompos

    Meningkatkan kualitas kompos relatif mudah dilakukan, yaitu dengan cara

    menambahkan bahan peningkat kualitas dengan komposisi tertentu. Jenis bahan

    peningkat kualitas yang akan ditambahkan disesuaikan dengan unsur hara yang

    kadarnya ingin dinaikkan atau atas kebutuhan.

    Bahan yang bisa digunakan untuk meningkatkan kulitas kompos adalah NPK.

    NPK digunakan untuk meningkatkan unsur nitrogen (N), Pospat (P) dan Kalium

    (K) dalam kompos. Jumlah yang bisa ditambahkan ke dalam kompos adalah 1 %.

    Artinya, untuk 100 kg kompos dibutuhkan NPK sebanyak 1 kg. Mencampurkan

    NPK dengan kompos bisa dilakukan secara manual (jumlah kecil), yaitu

    melarutkannya dengsn air dan mencampurnya menggunakan cangkul atau sekophingga semua bahan tercampur rata.

    Sementara itu, Kalsium karbonat CaCO3 digunakan untuk meningkatkan unsur

    hara kalsium (Ca)). Kapur dapat ditambahkan ke dalam kompos sebanyak 2-3 %

    atau 2-3 kg untuk setiap 100 kg kompos. Meningkatkan unsur hara kalsium

    dalam kompos bisa juga diperoleh dari tepung tulang. Tepung tulang

    ditambahkan sebanyak 1 % atau 1 kg untuk setiap 100 kg kompos. Jika jumlah

    komposnya sedikit, pencampuran tepung tulang bisa dilakukan secara manual.

    3. C/N rasio < 35 %

    4. P2O5 > 0,5 %

    5. K2O > 0,3 %

    6. pH 5,5-7,5

    7. KTK > 70 meq/100 g

    8. Kelembapan 60 %

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    25/33

    Namun, jika jumlahnya banyak perlu menggunakan mesin pencampur (mollen)

    agar lebih efisien.

    Menurut Suharto 2009., Fungsi kapur ini dalam proses dekomposisi bahan

    organik adalah untuk membufferpH sehingga proses dekomposisi dapat berjalan

    dengan cepat. Penggunaan kapur pada pembuatan kompos sebesar 2.62 % darijumlah keseluruhan bahan baku.

    Kandungan kalium (K) dalam kompos juga bisa ditingkatkan mutunya dengan

    cara menambahkan abu dapur hasil pembakaran sekam padi atau serbuk gergaji

    sebanyak 3 % atau 3 kg per 100 kg kompos. Pencampurannya bisa dilakukan

    secara manual (jumlah kecil) dan menggunakan mesin (jumlah besar).

    Abu organik berasal dari hasil pembakaran sekam padi (pada gambar 5). Menurut

    Suharto 2009., Fungsi abu dalam proses dekomposisi adalah sebagai pensuplai

    unsur Kalium (K), sebagai bufferpH selama proses dekomposisi, serta

    memperbaiki aerasi. Bahan yang dugunakan sebanyak 2.62 % dari jumlah

    keseluruhan bahan baku

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    26/33

    BAB V

    APLIKASI PUPUK ORGANIK PADAT ATAU KOMPOS

    PADA BUDIDAYA JAMUR TIRAM

    Pupuk yang dihasilkan bisa langsung di Aplikasikan dalam proses budidaya jamur, kadaryang direkomendasikan adalah 30% dari total bahan baku pembuatan baglog.Artinya 30%

    pupuk organik ini harus ditambahkan kedalam campuran baglog baru sebanyak 70%

    Misalnya jika anda ingin membuat media baglog sebanyak 100 kg, maka anda harus

    menimbang pupuk kompos sebanyak 30 Kg dan 70 kg media baglog baru, kemudian

    keduanya di campur rata. Proses selanjutnya seperti pembuatan baglog biasa

    Cara Kerja Pembuatan media tumbuh jamur dengan penambahan kompos 30kg kompos

    Siapkan bahan-bahan di bawah ini

    Serbuk gergajian kayu 70 kg atau setara dengan 4 karung (yang digunakan

    karung pakan ayam)

    Dedak halus 12 kg

    Kapur 3,2 kg

    NPK 0,7 Kg

    Air 60 liter

    3.3.4.

    Jika anda menginginkan pencampuran serbuk kayu dengan pupuk kompos tanpamenambahkan dedak , NPK dan kapur disini maka bahan-bahan ini harus

    disertakan seluruhnya pada proses pembuatan pupuk kompos

    Bahan pendukung

    Kantong plastic ukuran 18-35-03 (tergantung Keinginan) 5 ones

    Karet gelang (disarankan karet pentil) 1ons limbah kapas/majun/busa atau kain kaos secukupnya (bahan untuk sumbat

    bag log)

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    27/33

    Alkohol 0,25 l (untuk sterilisasi ruangan)

    Pengoplosan bisa dilakukan di tempat teduh beratap, walau tak berdinding.

    sebaiknya landasan untuk pengoplosan terbuat dari lantai semen . klo tidak ada bisa

    menggunakan terpal atau lembaran plastic lebar dan tebal

    Langkah-langkah Pengoplosan media jamur tiram

    Siapkan semua bahan,dan di timbang sesuai formula yang kita tentuan

    jumlahnya,

    Serbuk kayu boleh diayak boleh tidak

    NPK dilarutkan ke dalam air

    semua bahan kecuali larutan NPK di campur rata ,serbuk kayu,dedak dan kapur .

    Jika semua bahan tercampur, tambahkan air dan larutan NPK ,aduk-aduk hingga

    merata

    Media jamur tiram di uji kadar airnya dengan cara; ambil segenggam, genggam

    kuat-kuat, campuran dirasa cukup kadar airnya jika tidak meneteskan air saat

    digenggam dan tidak pecah jika genggaman di buka

    Jika kadar airnya kurang, tambahkan air secukupnya, kemudian media di aduk

    kembali dengan cangkul atau sekop. Uji lagi kadar airnya seperti tadi

    Jika sudah cukup media dibuat gundukan menyerupai gunungan, tutup dengan

    plastic agar media tetap lembab dan suhunya meningkat , peram semalam saja.

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    28/33

    Dihari kedua suhu media akan naik, Pada saat pembalikan akan keluar asap

    mengepul dan media terasa sangat panas.

    panas yang timbul adalah efek dari aktifnya mikroba pengurai. suhu bisa

    mencapai 85C hal ini bisa mematikan mikroba merugikan dan mikroba

    menguntungkan . sehingga pemeraman juga berfungsi untuk mensterilisasimedia

    Setelah media di balik lakukan Pengoplosan ke 2 dengan 30 kg pupuk kompos.

    Pengoplosan selesai, media baglog siap di kemas

    Proses selanjutnya seperti biasa

    5.1Pembuatan baglog jamur tiram

    Ini langkah membuat baglog jamur tiram Setelah melalui masa pegoplosan,Semua bahan campuran /kompos bahan baku

    di masukan kedalam kantong plastic bening ukuran 18-35 dan di padatkan

    Untuk ukuran polibag silakan menggunakan ukuran lebih besar atau lebih

    kecil lagi lagi .

    Gb. mengisi baglog

    Campuran bahan baku yang telah di masukan kedalam kantung diikat

    ujungnya dengan tali rapia, jangan ter lalu erat agar tersedia celah keluar

    masuk uap. Pada saat pemanasan, uap panas akan terbentuk didalam

    baglog, memaksa keluar dan memecahkan baglog jika tidak ada celah.

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    29/33

    Gb. Baglog di ikat tali plastic/rapia

    Tali pengikat juga jangan menggunakan karet gelang, karena ikatan karet

    gelang terlalu kuat, tidak menyediakan celah keluar masuk udara.

    baglog siap di kukus /dipasteurisasi

    5.2. Pasteurisasi/sterilisasi

    Sterilisasi adalah cara untuk membebaskan kehadiran kontaminan dari dalam

    subtract tanam, serta merupakan keharusan dan mutlak wajib dilaksanakan sebelum

    bibit jamur diletakan ke subtract .

    Baglog-baglog yang telah di ikat ujungnya di kukus/difasteurisasi dalam tong atau

    drum bersama karet gelang dan kapas atau kain perca selama 8 jam pada suhu 80-

    90C. jika memiliki autoklap bisa dilakukan sterilisasi selama 4 jam pada suhu

    lebihb dari 90C

    Gb. Pasteurisasi bisa menggunakan drum yang dimodifikasi

    Kapas berpungsi sebagai sumbat yang mampu menyaring udara agar partikel debu

    dan spora jamur liar dari udara bebas tidak masuk. Kapas akan di pasang nanti

    Tali rapia

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    30/33

    setelah peletakan bibit. Karet gelang berpungsi untuk mengikat sumbat kapas agar

    tidak terlepas dari baglog . Pada saat pasteurisasi Perhatikan suhu pengukusan

    harus di pertahankan pada suhu 90C selama 8 jam, jika kurang maka di pastikan

    gagal. Media yang tidak steril Nantinya akan ditumbuhi jamur liar , akibatnya

    jamur tiram tidak mau tumbuh, pada akhirnya akan matiUntuk mempertahankan suhu 90C diusahakan uap tidak banyak keluar dan

    besarnya api harus konstan. Sumber api bisa berupa kayu bakar bisa juga

    menggunakan kapas. Setelah 8 jam, esoknyabaglog diangkat dan didinginkan

    selama 24 jam, agar media dingin dan siap di inokulasi bibit

    5.3. Penanaman/Inokulasi bibit Jamur tiram

    Pembibitan dilakukan dalam ruangan tertutup, terpisah dari kumbung. Prosesnya

    harus seaseptik mungkin

    Prosedur penanaman bibit jamur tiram baglog:

    Sebelum masuk pastikan semua yang kita butuhkan ada didalam ruangan:

    Baglog jamur tiram steril dan peralatan berupa lampu spirtus ,sendok, pemantik

    api, sprayer yang berisi alqohol dan bibit f2 jamur tiram

    Karena semuanya harus suci hama, Mandilah sebersih mungkin dengan

    berkeramas, pakailah Pakaian bersih, rambut memekai penutup.Perlu diketahui

    bahwa seluruh tubuh kita dipenuhi bakteri dan jamur.

    Ruangan tempat pembibitan harus disterilisasi agar terbebas dari debu dan

    mikroba caranya:Semprotlah ruangan dengan alqohol 70%. Sebelum masuk

    ruangan biarlah kabut alqohol mengendap dahulu, selama 15 menit, sambil

    menyalakan lampu bunsen/spirtus( kalau gak ada lampu bunsen cukup

    menggunakan lilin) Jika ruangan anda dilengkap lampu UV sterilisasi ruangan

    dilakukan dengan cara: Sejam sebelum masuk ruangan lampu UV di nyalakan

    dan dimatikanSebelum masuk ruangan,Jangan masuk ruangan pada waktu uv

    menyala, sebab dapat membahayakan kesehatan. Sinar Ultra violet mampu

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    31/33

    membunuh bakteri dan spora jamur didalam ruangan dan radiasinya berpotensi

    merusak jaringan kulit manusia.

    Bukalah pintu secara perlahan, masuklah dan duduklah menghadapa ke

    peralatan. Semua alat ditata sedemikian rupa di atas meja diseksi, Bunsen di

    tengah pas dihadapan kita.sendok, pemantik api,baglog jamur tiram steril,sprayer ada di sebelah kanan depan , bibit F2(bibit siap tanam) disebelah kiri

    kita

    Tangan disemprot dengan alqohol 70%, sebaiknya gunakan sarung tangan lalu

    semprot dengan alkohol. Bakarlah ujung sendok diatas bunsen sampai

    memerah, dinginkan.

    Gb. sendok sebelum digunakan dibakar dulu

    Ambilah baglog steril, bukalah ikatannya,letakan di kiri kita. Ambil bibit f2

    dengan tangan kiri, semprot seluruh permukaannya dengan alqohol , buka tutup

    kapasnya.

    Dengan menggunakan sendok Keruklah dan masukan kedalam media baglog

    jamur tiram, ratakan, sumbat mulut baglog dengan kapas dan ikat dengan karet.

    Inokulasi selesai

    Baglog jamur tiram di inkubasikan dalam kumbung pada suhu 26-30C selama

    1-3 minggu

  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    32/33

    5.4. inkubasi

    Inkubasi adalah proses memelihara kultur jamur dalamsuhutertentu selama jangka

    waktu tertentu untuk memantau pertumbuhan jamur .

    Jamur tiram, Diinkubasikan pad suhu 26-30C selama 1-3 minggu,

    Bag Log yang sudah ditanami bibit jamur tiram harus disimpan di tempat yangmenunjang pertumbuhan miselium.

    Masa penyimpanan log setelah ditanami bibit ini dinamakan masa inkubasi. Bag

    Log disusun di atas rak dengan posisi tegak atau miring. Jarak penyimpanan diatur

    sedemikian rupa sehingga tubuh buah yang tumbuh dari satu log tidak bertumpang

    tindih dengan tubuh buah yang lain. Rangka bangunan rak dapat dibuat dari besi,

    kayu atau bambu. Pada masa ini suhu yang diperlukan adalah suhu yang lebih

    hangat yakni sekitar 26-30C dan kelembaban 80-85 %. Suhu dan kelembaban

    selama inkubasi harus dijaga agar tetap stabil. Untuk menunjang kondisi ini

    diperlukan ruangan khusus yang kedap udara dan mampu mempertahankan suhu

    dan kelembaban secara stabil. Maka kumbung ditutup plastic secara rapat dan

    bagian luar plastic dilapisi stiropoam. Di ruang inkubasi Pada saat-sat dingin

    lapisan luar kumbung yang terbuat dari stiroporm sangat bermanfaat, yaitu

    mempertahankan suhu didalam kumbung agar tetap hangat stabil dan tidak

    terpengaruh naik turunnya suhu udara luar

    Lamanya masa inkubasi tergantung besar kecilnya baglog , makin besar ukuran

    baglog makin lama masa inkubasinya. Sebagai gambaran, untuk media ukuran 18-

    35 lamanya inkubasi adalah 28 hari.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Suhuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Suhuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Suhuhttp://id.wikipedia.org/wiki/Suhu
  • 5/20/2018 Petunjuk Pembuatan Pupuk Jamur Tiram

    33/33

    BAB VI

    KESIMPULAN

    Aplikasi pupuk organik padat (Kompos) berbahan baku limbah baglog sangat bermanfaat

    antara lain:

    1. memanfaatkan kembali bahan buangan

    2. Menekan Pengeluaran akibat kegagalan produksi

    3. Menghindari pencemaran

    4. Meningkatkan produktifitas jamur

    5. Mengurangi biaya penanganan limbah

    6.

    Menyulap kerugian jadi keuntungan