faktor jamur tiram

18
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan & Hasil Jamur Tiram 2.1. Kualitas Bibit Jamur Tiram Kualitas bibit merupakan salah satu kunci keberhasilan panen jamur, kunci yang lain adalah nutrisi, teknik pengomposan dan perawatan selama masa inkubasi hingga panen. Ciri-ciri kualitas bibit jamur Tiram yang bagus adalah : a) Bibit yang baik adalah bibit yang miseliumnya tumbuh merata keseluruh media tumbuh. Hindari bibit dengan miselium terlalu padat, atau terlalu tipis dan jarang. b) Pertumbuhan miselium bibit tidak boleh menunjukan pertumbuhan yang bersifat sektoritas (pengelompokkan pertumbuhan miselium dalam media tumbuh) c) Jangan gunakan bibit yang menampakkan tidak adanya pertumbuhan miselium pada beberapa bagian media tumbuh. Ini menujukkan bahwa bibit telah terkena kontaminasi. d) Gunakan bibit jamur siap tanam yang baik kualitasnya tidak terlalu muda (tidak ada spora berwarna merah jambu) atau terlalu tua (umumnya bibit lebih dari 2 bulan)

Upload: patty-siska-lumbantoruan

Post on 28-Dec-2015

65 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pengetahuan

TRANSCRIPT

Page 1: Faktor Jamur Tiram

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan & Hasil Jamur Tiram

2.1. Kualitas Bibit Jamur Tiram

Kualitas bibit merupakan salah satu kunci keberhasilan panen jamur, kunci

yang lain adalah nutrisi, teknik pengomposan dan perawatan selama masa

inkubasi hingga panen.

Ciri-ciri kualitas bibit jamur Tiram yang bagus adalah :

a)  Bibit yang baik adalah bibit yang miseliumnya tumbuh merata keseluruh

media tumbuh. Hindari bibit dengan miselium terlalu padat, atau terlalu

tipis dan jarang.

b)  Pertumbuhan miselium bibit tidak boleh menunjukan pertumbuhan yang

bersifat sektoritas (pengelompokkan pertumbuhan miselium dalam media

tumbuh)

c)  Jangan gunakan bibit yang menampakkan tidak adanya pertumbuhan

miselium pada beberapa bagian media tumbuh. Ini menujukkan bahwa

bibit telah terkena kontaminasi.

d)  Gunakan bibit jamur siap tanam yang baik kualitasnya tidak terlalu muda

(tidak ada spora berwarna merah jambu) atau terlalu tua (umumnya bibit

lebih dari 2 bulan)

e)  Gunakan bibit siap tanam berumur lebih dari 2 minggu hingga 5 minggu

setelah inokulasi.

f)  Apabila kita membeli bibit, belilah bibit yang diketahui tanggal

inokulasinya. Bibit berumur lebih dari 4 minggu setelah inokulasi

(tanam)  adalah bibit yang kadaluarsa.

g)  Bibit siap tanam jamur Tiram tidak boleh disimpan dalam refrigator

(lemari es) atau inkubator bertemperatur rendah.

h)  Satu botol/kantong plastik bibit telah dibuka, maka seluruh bibit harus

digunakan (untuk menghindari kontaminasi).

i)   Jangan gunakan bibit sisa (yang disimpan kembali), karena akan

menggangu pertumbuhan jamur.

Page 2: Faktor Jamur Tiram

Gb. Bibit jamur Tiram

Belilah langsung ke produsen bibit, bukan reseller/tengkulak bibit.

Hal ini sangat penting karena produsen bibit lebih tahu akan usia bibitnya.

Memang terkadang lebih mahal tetapi lebih menguntungkan petani. Karena

saat ini sudah banyak beredar bibit palsu yang tentunya hasil

produksi/panen akan rendah.

Perhatikan Miselium.

Miselium adalah bagian vegetatif dari jamur, yang terdiri dari massa

bercabang, seperti benang hifa yang tumbuh didalam log. Didalam log bisa

dijumpai bentuk lain dari miselium jamur Tiram, misalnya ada bentuk

serbuk atau bubuk, miselium berwarna hijau atau hitam, dan jika

diperhatikan jumlahnya lebih sedikit daripada miselium jamur Tiramnya,

langkah yang harus dilakukan adalah potong bagian tersebut dan buang,

sedangkan sisanya tetap dapat ditebar diatas kompos. Jika kontaminan

lebih banyak, maka log tersebut dibuang.

Penyimpanan bibit

Jika bibit yang anda beli tidak langsung ditebar, maka simpanlah

dilemari atau diatas meja dalam ruangan yang bersuhu hangat. Jangan

Page 3: Faktor Jamur Tiram

sekali-kali meletakkan log bibit diatas lantai karena miselium akan mati

dan log menjadi rusak. Kriteria bibit jamur Tiram yang baik adalah yang

miseliumnya telah tumbuh merata ke seluruh bagian media tanam.

Penanaman jamur Tiram dilakukan dengan cara menebarkannya langsung

ke rak tanam yang telah diisi media.

2.2. Sterilitas Jamur Tiram

Jamur Tiram termasuk tumbuhan micro sehingga sangat sensitive

terhadap perubahan iklim dan mudah terkontaminasi. Sehingga hasil

produksi seringkali gagal dari prediksi semula. Tujuan dari proses sterilisasi

ini adalah mematikan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan

pertumbuhan jamur dan menghilangkan bau amoniak. Ada perbedaan

Sterilisasi media tanam jamur Tiram dengan sterilisasi media tanam jamur

dram dan kuping. Jika sterilisasi media tanam jarnur tiram dan kuping

dilakukan di luar kumbung, sterilisasi jamur Tiram langsung dilakukan di

dalam kumbung.

Caranya dengan meletakkan media tanam di atas rak-rak tanam yang

telah dipersiapkan didalam kumbung. Setelah itu, ke dalarn kumbung

dialirkan uap panas yang berasal dari perebusan air di pembangkit uap.Alat

pembangkit uap dibuat dari dua drum minyak tanah berukuran 100 liter.

Kedua drum ini diletakkan dengan posisi rebah di atas tungku api yang di

buat di luar kumbung. Di setiap sisi drum dibuat lubang untuk mengeluarkan

uap panas dan disatukan dengan pipi paralon. Di tengah paralon tersebut

kemudian dipasang pipa dari bambu atau paralon berdiameter 2-3 cm untuk

mengalirkan uap panas ke dalam kumbung. Di dalam kumbung, pipa

penyalur uap panas ini dibuat bercabang dan diberi lubang kecil sebanyak

delapan lubang per meter pipa cabang. Lewat lubang-lubang inilah uap

panas yang dihasilkan dari proses perebusan air di dalam drum mengalir

sehingga terjadiiah proses Sterilisasi. Sterilisasi dilakukan selama 2-4 jam

Page 4: Faktor Jamur Tiram

sampai suhu di dalam kumbung naik menjadi 70° C. Setelah itu, diamkan

kumbung selama 24 jam sampai suhunya turun menjadi 32-35° C.

2.3. Kelembaban Jamur Tiram

Kelembaban udara yang diperlukan setelah proses inokulasi hingga

waktu munculnya badan buah jamur Tiram pertama yaitu 70 - 80%. Saat

badan buah jamur Tiram sudah membentuk jarum pentul kelembaban dalam

kumbung yang diperlukan 85 - 90% (Chang dan Miles, 1987).

Kelembaban udara paling ideal adalah 80%. Masalah yang sering

muncul adalah rendahnya kelembaban hingga mencapai di bawah 70%.

Kelembaban dapat dinaikkan dengan beberapa teknik yaitu pengkabutan,

penyiraman lantai atau kombinasi dari pengkabutan dan penyiraman lantai.

Cara paling efektif menaikan kelembaban udara adalah dengan

membasahi dinding kumbung. Pembasahan dinding kumbung ini akan

menyebabkan angin yang masuk ke dalam kumbung merupakan angin basah

sehingga dengan cepat menaikkan kelembaban.  Namun pembasahan dinding

yang terlalu sering akan menyebabkan dinding kumbung cepat lapuk. Untuk

menyiasati hal ini gunakan kain-kain yang tak terpakai yang diletakkan pada

bagian dalam dinding. Penggunan kain pada bagian dalam dinding kumbung

akan menyebabkan dinding tidak basah serta dapat menyimpan air dalam

waktu relatif lama. Angin kering adalah musuh utama kelembaban. Jika kodisi

Page 5: Faktor Jamur Tiram

lingkungan luar kumbung kering, angin yang masuk kedalam mkumbung

akan langsung menurunkan kelembaban. Tutup pintu dan ventilasi kumbung

apabila tidak diperlukan untuk mencegah angin kering masuk.

2.4. Media Tanam Jamur Tiram

Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok

tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis

tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar

untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit.

Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin

yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan

daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan

ketersediaan unsur hara.

Contoh media tanam Jamur Tiram adalah kompos ampas tebu yang

dipadukan dengan kompos jerami. Pengomposan dilakukan dengan tujuan

untuk mengaktifkan mikroflora termofilik, yakni bakteri dan fungi yang akan

merombak selulosa, hemiselulosa, serta lignin, sehingga lebih mudah dicerna

oleh jamur. Selama proses pengomposan akan timbul panas yang dapat

mematikan organisme pesaing yang merugikan bagi pertumbuhan jamur.

Sebagai bahan baku tempat (media) tumbuhnya jamur Tiram yaitu jerami.

Bahan baku ini dapat dipadukan dengan limbah pertanian yang tersedia di

sekitar lokasi budidaya, misalnya ampas tebu bekas dari pemintalan benang,

ampas aren, ampas tebu, kardus bekas, eceng gondok yang telah dikeringkan.

Page 6: Faktor Jamur Tiram

Bahan tambahan lain yang diperlukan yaitu bekatul sebagai sumber

karbohidrat, kapur untuk menetralkan media, dan kotoran ayam dapat

ditambahkan untuk meningkatkan kadar nitrogen dalam media. Kompos yang

baik mampu menyediakan sumber makanan yang cukup bagi pertumbuhan

dan perkembangan jamur Tiram sampai siap dipanen, sehingga pengomposan

haruslah dilakukan dengan sebaik mungkin.

Pembuatan lapisan atas kompos-ampas tebu

1. Bahan yang digunakan adalah 200 kg Ampas tebu, dedak 50 kg dan kapur 5

kg atau secukupnya.

2. Langkah pertama ampas tebu direndem sambil diuraikan atau untuk

menghancurkan ampas tebu yang menggumpal.

3. Basahi ampas tebu hingga merata

4. Ditata diatas tanah dan setiap 10 cm ditaburi kapur secara merata. Komposan

yang telah diberi kapur disusun dengan ukuran 100 X 80 X 50 cm, kemudian

ditutup plastik rapat-rapat.

5. Kompos ampas tebu dibalik pada hari kelima dengan cara menghamparkan

lembaran plastik diatas lantai kemudian komposan dibalik dengan

menggunakan garu sambil ditaburi dedek sedikit demi sedikit sampai merata,

selanjutnya tata kembali seperti semula.

6. Fermentasikan kembali ampas tebu selama 3 hari.

7. Kompos ampas tebu siap untuk dijadikan media lapisan atas

Pembuatan kompos jerami

1. Bahan yang digunakan sebanyak 1200 kg/400 ikat jerami kering, 25 kg kapur,

dan 150 kg dedek. Jerami Padi yang Berkualitas baik adalah jerami yang

kering yang kadar air sekitar 20% dan memiliki warna yang kuning cerah,

(tidak ada yang masih berwarna hijau ) Untuk menjamin keberlangsungan

produksi yang dilakukan maka penyedian / stok bahan baku jerami harus

cukup untuk kebutuhan satu tahun, dengan penyusutan bahan baku yang

Page 7: Faktor Jamur Tiram

rusak. Kebutuhan satu kumbung dalam satu tahun dengan sepuluh kali

produksi adalah 12.000 kg/4.000 ikat jerami kering.

2. Langkah pertama adalah merendam jerami dalam bak perendaman, jerami

diinjak-inajak hingga patah dan mampu menyerap air lebih banyak atau

sampai mengeluarkan busa, sampai semua jerami terendam dan tidak terapung

diatas air.

3. Jerami diangkat menggunakan garu lalu dibentuk bundelan, sebelumnya

permukaan tanah dasar komposan ditaburi dengan kapur secukupnya, setelah

itu baru jerami ditata selebar 300 cm serta panjang 400 – 500 cm..

4. Pada setiap lapisan bundelan setebal kira-kira 30 – 40 cm jerami diinjak dan

ditaburi kapur secukupnya begitu seterusnya hingga tumpukan media setinggi

160 – 170 cm.

5. Bagian samping tumpukan jerami harus terlihat lurus agar suhu didalam

komposan bisa merata.

6. Tumpukan jerami ditutup dengan plastik rapat-rapat kemudian ditutup dengan

lembaran yang tidak dapat tembus cahaya, sehingga air dalam komposan tidak

menguap dan kondisi komposan tidak kering.

7. Pada hari lima komposan dibalik dan dicampur dengan dedek sebanyak 200

kg,

8. Cara pembalikan kompos dimulai dengan menghamparkan lembaran plastik

diatas lantai, komposan dibongkar dengan gancu mulai dari atas dan diletakan

diatas hamparan plastik. pembukaan penutup kompos sebaiknya bertahap

dengan tujuan untuk mengurangi pengaruh langsung dari lingkungan luar.

9. Jika komposan terlihat kering lakukan penyiraman menggunakan embrat

secukupnya. Untuk mengetahui kadar air dalam komposan dilakukan dengan

cara diperas menggunakan tangan, Jika air dari komposan tidak banyak yang

menetes maka kadar air dalam komposan dapat dianggap cukup.

10. Jerami diuraikan ( diuyab ) dan dicampur dengan dedek, setiap jerami yang

jatuh langsung ditaburi dedek dan harus diusahakan agar setiap lembar jerami

dapat tercampur dedek secara merata.

Page 8: Faktor Jamur Tiram

11. Komposan disusun kembali tanpa dipadatkan, lebar susunan komposan jangan

lebih dari 200 cm dan tinggi 150 cm agar suhu yang dihasilkan tidak terlalu

tinggi dan proses permentasi dapat berjalan sempurna, tumpukan komposan

ditutup kembali dengan plastik.

12. fermentasikan kembali selama 3 hari.

13. Kompos jerami siap sebagai media lapisan bawah

2.5. Suhu

Jamur Tiram tumbuh di lokasi yang mempunyai suhu 32¬-38°C dan

kelembapan dengan oksigen yang cukup dengan tingkat kelembaban relatif

antara 85-98% serta keasaman (pH) antara 6,8-7,2.. Jamur ini tidak tahan

terhadap cahaya matahari langsung, tetapi tetap membutuhkannya dalam

bentuk pancaran tidak langsung. Derajat keasaman (pH) yang cocok untuk

jamur Tiram adalah 6,8-7.

Jamur Tiram kaya akan protein kasar dan karbohidrat bebas N (N-face

carbohydrate). Tingkat kandungan serat kasar dan abu adalah moderat,

sedangkan kandungan lemaknya rendah. Nilai energi jamur Tiram rendah,

namun merupakan sumber protein dan mineral yang baik dengan kandungan

kalium dan fosfor yang tinggi. Kandungan Na, Ca, Mg dan Cu, Zn , Fe cukup.

Kandungan logam berat Pb dan Cd tidak ada, sehingga jamur Tiram sangat

baik digunakan sebagai bahan makanan sehari-hari. Kandungan protein jamur

Tiram mencapai 1, 8 persen, lemak 0.3 persen, dam karbohidrat 12 – 48

persen.Jamur Tiram kaya akan protein, sebagai makanan anti kolesterol,

Page 9: Faktor Jamur Tiram

eritadenin dalam jamur Tiram dikenal sebagai penawar racun, dan banyak

mengandung antibiotik yang berguna untuk pencegahan anemia. Menurut

penelitian jamur juga dapat digunakan untukmengobati kanker. 

2.6. Perawatan Kumbung

Pembuatan kumbung masing-masing petani mempunyai ukuran tetapi

secara garis besarnya ukuran kumbung berdasarkan selera, jumlah hasil yang

ingin dicapai dan kemampuan dalam menangani perawatan kumbung.

Pertimbangan teknik pembuatan kumbung bedasarkan biaya dan kepraktisan

(kemudahan perawatan dan pembuatan). Teknik pembuatan memberikan

kemudahan dalam kontrol perawatan suhu dan kelembaban dalam kumbung,

serta cahaya yang masuk kedalam kumbung. Ukuran pembuatan kumbung

berpengaruh pada banyaknya media yang dibutuhkan dan lamanya pasterisasi,

pariasi pemakaian dedak dan kapur dalam pengomposan media menentukan

ketersediaan nutrisi yang dibutuhkan oleh jamur.

Ukuran dan bentuk kumbung

1. Ukuran bangunan kumbung panjang 700 cm, Lebar 400 cm dan tinggi

400 cm dengan susunan rak terdiri dari 5 susun, dengan lebar rak 115 –

120 cm, jarak rak pertama dari tanah 50 cm, jarak antar rak 70 (lihat

ganbar)

2. Setiap rak dalam kumbung diberi reng sebagai penyanggah media tanam

dengan jarak antar reng 2 – 3 cm.

3. Jendela dua buah yaitu di depan dan dibelakang berukuran tinggi 60 cm

dan lebar 50 cm, posisi jendela berada 30 cm diatas rak paling atas.

4. Kumbung ditutup plastik dan dilapisi seterofom pada bagian luar sebagai

dinding, usahakan pemasangannnya dilakukan dengan rapi, kencang dan

tidak ada bagian yang sobek.

Page 10: Faktor Jamur Tiram

Gb. Kumbung Jamur Tiram

Temperatur Dan Kelembaban Kumbung

Temperatur dan kelembaban adalah masalah utama yang dihadapi

dalam budidaya jamur Tiram. Indonesia yang beriklim tropis menyebabkan

temperatur tinggi menjadi masalah bagi syarat pertumbuhan jamur Tiram.

Pada musim kemarau temperatur disiang hari bisa mencapai 340 C sedangkan

jamur membutuhkan temperatur maksimal 280 C sebagai syarat tumbuh.

Temperatur rendah relatif tidak bermasalah karena rata-rata temperatur di

wilayah Indonesia tidak akan mencapai di bawah 220 C.

Ketika temperatur di dalam kumbung naik, ventilasi pada kumbung

dibuka. Pembukaan ventilasi ini akan mengalirkan udara ke dalam kumbung.

Aliran udara yang baik akan mempercepat penurunan temperatur di dalam

kumbung. Aliran udara yang baik dapat tercapai apabila ventilasi kumbung

dirancang dengan baik dan benar. Ventilasi kumbung yang baik terdiri dari

dua bagian yaitu pintu masuk dan pintu keluar udara (inlet dan outlet). 

Manfat Kumbung

Page 11: Faktor Jamur Tiram

1. Melindungi jamur dari kondisi lingkungan luar yang kurang mendukung,

misalnya angin yang terlampau kencang.

2. Memudahkan pengelolaan suhu di dalam kumbung.

3. Menghemat lahan karena dapat disusun dengan menggunakan rak.

4. Saat budi daya tidak tergantung pada musim.

Bagian-bagian dari rumah kumbung tersebut sebagai berikut:

1. Dindingnya terbuat dari bilik bambu dilapisi plastik untuk lebih menstabilkan

suhu dalam kumbung. Dibagian paling luar dinding bisa dilapisi lagi dengan

steroform.

2. Permukaan lantai sebaiknya disemen untuk memudahkan dalam merawat

kebersihan kumbung. Apabila tidak disemen tanah sebaiknya dilapisi dengan

pasir dan kapur.

3. Dalam budidaya jamur Tiram, sterilisasi dilaksanakan dalam kumbung, maka di

dalam kumbung harus dilengkapi dengan pipa yang diberi lubang-lubang kecil.

Jarak antar lubang sekitar 20 cm. Kegunaan dari pipa tersebut adalah untuk

mengalirkan uap air panas pada saat proses sterilisasi.

4. Atap bangunan dapat terbuat dari rumbia yang dilapisi plastik pada bagian

dalamnya.

5. Untuk mengatur sirkulasi udara, kumbung harus dilengkapi vertilasi berupa

jendela

Page 12: Faktor Jamur Tiram
Page 13: Faktor Jamur Tiram

Daftar Pustaka

Budhi Widiastuti, Budidaya jamur kompos, jamur Tiram dan jamur kancing, Penebar

Swadaya, 2007.

Parjimo dan Agus Andoko, Budidaya jamur, jamur kuping, jamur tiram, dan jamur

Tiram, Agro Media Pustaka 2007