persamaan persepsi ketua program studi pembelajaran... · web view... mpk secara institusional...

22
PENINGKATAN PERAN KETUA PROGRAM STUDI * P3AI-UNHAS** I PENDAHULUAN Paradigma baru pengelolaan pendidikan tinggi mengacu pada peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang melibatkan semua unsur akademik di perguruan tinggi, mulai dari Pimpinan, Biro Akademik, Fakultas/ Jurusan dan Program Studi. Selama tahun 2000-2001, telah diterbitkan berbagai peraturan di bidang akademik yang pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja unit pelaksana akademik, antara lain: SKRektor UNHAS No. 6142/J04/KP.36/2000, tgl. 12 Juli 2000, tentang Kode Etik Dosen UNHAS. SK.Rektor UNHAS No.9249/J04/KP.36/2000, tgl.. 22 Nopember 2000, tentang Peraturan Pelaksanaan Tugas Dosen UNHAS. SK.Rektor UNHAS No.5420/J04/KP.36/2001, tgl. 1 Agustus 2001, tentang Penjelasan Keputusan Rektor UNHAS No.9249/J04.KP.36/2000 tentang Peraturan PelaksanaanTugas Dosen, Petunjuk Pengisian Beban Tugas Dosen dan Angka Kredit Kegiatan Dosen untuk Kenaikan Pangkat. Demikian pula telah diterbitkan SK MenDikNas R.I. No 232/U/2000, tgl. 20 Desember 2000, tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, yang menurut ketentuan akan dilaksanakan paling lambat 20 Desember 2002. Berbagai keputusan yang telah diambil oleh pimpinan universitas itu akan sia-sia apabila tidak ditindaklanjuti dan dilaksanakan. Semua peraturan akademik tersebut perlu disosialisasikan dan diterapkan. Salah satu fungsi P3AI-UNHAS berkaitan dengan kurikulum dan dapat membantu Program Studi dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya. Tugas dan Fungsi Program Studi pada saat ini seakan-akan tidak penting,

Upload: hoangkien

Post on 07-Apr-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERSAMAAN PERSEPSI KETUA PROGRAM STUDI Pembelajaran... · Web view... MPK secara institusional dapat termasuk bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar,

PENINGKATAN PERAN KETUA PROGRAM STUDI *

P3AI-UNHAS**

I PENDAHULUAN

Paradigma baru pengelolaan pendidikan tinggi mengacu pada peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang melibatkan semua unsur akademik di perguruan tinggi, mulai dari Pimpinan, Biro Akademik, Fakultas/ Jurusan dan Program Studi.

Selama tahun 2000-2001, telah diterbitkan berbagai peraturan di bidang akademik yang pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja unit pelaksana akademik, antara lain:

SKRektor UNHAS No. 6142/J04/KP.36/2000, tgl. 12 Juli 2000, tentang Kode Etik Dosen UNHAS.

SK.Rektor UNHAS No.9249/J04/KP.36/2000, tgl.. 22 Nopember 2000, tentang Peraturan Pelaksanaan Tugas Dosen UNHAS.

SK.Rektor UNHAS No.5420/J04/KP.36/2001, tgl. 1 Agustus 2001, tentang Penjelasan Keputusan Rektor UNHAS No.9249/J04.KP.36/2000 tentang Peraturan PelaksanaanTugas Dosen, Petunjuk Pengisian Beban Tugas Dosen dan Angka Kredit Kegiatan Dosen untuk Kenaikan Pangkat.

Demikian pula telah diterbitkan SK MenDikNas R.I. No 232/U/2000, tgl. 20 Desember 2000, tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, yang menurut ketentuan akan dilaksanakan paling lambat 20 Desember 2002.

Berbagai keputusan yang telah diambil oleh pimpinan universitas itu akan sia-sia apabila tidak ditindaklanjuti dan dilaksanakan. Semua peraturan akademik tersebut perlu disosialisasikan dan diterapkan. Salah satu fungsi P3AI-UNHAS berkaitan dengan kurikulum dan dapat membantu Program Studi dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya. Tugas dan Fungsi Program Studi pada saat ini seakan-akan tidak penting, karena dalam struktur organisasi UNHAS saat ini banyak terjadi perangkapan jabatan Ketua Program Studi oleh Dekan/ PD I Fakultas atau Ketua Jurusan. Padahal setiap bantuan Hibah Bersaing dari Dikti, apakah TPSDP, QUE, DUE, DUE-Like, semuanya ditujukan untuk peningkatan relevansi, kualitas dan pelaksanaan program studi. Dengan adanya perangkapan jabatan “programmer” (Ketua Program Studi) dan pelaksana program (Ketua Jurusan, PD I) kemungkinan besar terjadi konflik kepentingan, sehingga salah satu fungsi terabaikan atau sengaja dikorbankan. Misalnya, tuntutan Program Studi mengharuskan tersedianya peralatan praktikum tertentu, di lain pihak Jurusan tidak dapat menyediakannya.

Agar dapat berfungsi dengan baik, sebaiknya masing-masing Program Studi mempunyai seorang Ketua Program Studi, yang tidak dirangkap dengan tugas struktural lain. Tugas Ketua Program Studi sangat luas, meliputi perancangan kurikulum, memonitor pembelajaran setiap mata kuliah sesuai kurikulum (kualitas pembelajaran), merivisi kurikulum sesuai perkembangan kebutuhan (profesi) lulusan, yang disesuaikan pula dengan kebutuhan masyarakat akan jenis kompetensi tertentu (relevansi).

Page 2: PERSAMAAN PERSEPSI KETUA PROGRAM STUDI Pembelajaran... · Web view... MPK secara institusional dapat termasuk bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar,

II FUNGSI PERENCANAAN KURIKULUM

Kurikulum Program Studi kadang dianggap hanya terdiri atas suatu daftar mata kuliah dan diberi kode mata kuliah, tidak dilihat secara keseluruhan mulai dari perencanaan Tujuan Program Studi, penjabarannya ke dalam mata kuliah (termasuk penyusunan GBPP/SAP), monitoring pelaksanaan pembelajaran dan evaluasinya. Kata kurikulum berasal dari “curicula” atau jalan kereta, yaitu jalan yang harus ditempuh seorang mahasiswa pada suatu program studi sampai pada pencapaian , yaitu Tujuan Program Studi . (Lihat definisi kurikulum pada Lampiran, pasal 1, 1.6). Kurikulum Program Studi perlu dirancang sebelumnya dengan berpatokan pada kurikulum inti yang berlaku secara nasional, dan kurikulum institusional. II.1 Analisis Kebutuhan (Needs Assessment) dalam perancangan kurikulum

Pada struktur organisasi program pendidikan tinggi, terdapat 3 dimensi, yaitu dimensi jenjang, jalur dan kompetensi pendidikan tinggi. Seorang sarjana dipersiapkan untuk mengisi suatu lowongan kerja di masyarakat (pada jalur profesional), tetapi juga untuk meneruskan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi atau Pasca Sarjana (pada jalur akademik), berbeda dengan jalur profesional yang khusus dipersiapkan untuk menjadi tenaga ahli (Program Diploma = Ahli Madya) dan segera terjun ke masyarakat. Pada perancangan kurikulum, atau pengembangan kurikulum yang sudah ada, dalam rangka merumuskannya perlu diadakan analisis kebutuhan atau “needs assessment”, yaitu mengidentifikasi jenis kompetensi yang dibutuhkan lulusan kelak pada lapangan kerja di masyarakat. Analisis kebutuhan pada dasarnya ialah suatu langkah untuk mengidentifikasi perbedaan antara “ what is “ dan “ what should”. Hal ini dapat diperoleh melalui identifikasi kebutuhan masyarakat akan jenis dan kompetensi lulusan yang diperlukan (“relevansi pendidikan tinggi”). Dalam hal ini perlu diteliti keadaan pasar tenaga kerja lulusan, apakah ada dan berapa jumlah kebutuhan pasar tenaga kerja akan lulusan tertentu di masyarakat (link), dan kesesuaian kebutuhan yang diperlukan masyarakat akan kompetensi yang dimiliki lulusan (match)..

Sebagai contoh dalam rangka peningkatan relevansi pendidikan untuk evaluasi diri, misalnya pada proposal TPSDP diperlukan data mengenai relevansi pendidikan. Di samping data mengenai relevansi kompetensi lulusan (link and match), diperlukan pula data mengenai jumlah dan sebaran alumni, lamanya waktu menunggu sebelum dipekerjakan, berapa gaji awal yang diterima, dll. Analisis kebutuhan ini perlu diadakan “up to date” dalam mengantisipasi perubahan / pengembangan kurikulum. Dari kebutuhan-kebutuhan akan kompetensi lulusan di masyarakat ini disusun Tujuan-Tujuan Program Studi, yang selanjutnya akan dijabarkan menjadi Tujuan-Tujuan Mata Kuliah atau Tujuan Instruksional Umum (TIU) suatu mata kuliah.

Analisis kebutuhan dapat dilakukan melalui survei, pengumpulan pendapat, interview, observasi langsung atau penelitian menggunakan instrumen tertentu, misalnya kuesioner. (Lihat contoh instrumen pada Evaluasi Instruksional).

Page 3: PERSAMAAN PERSEPSI KETUA PROGRAM STUDI Pembelajaran... · Web view... MPK secara institusional dapat termasuk bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar,

Menurut Rossett dan Kauffman, terdapat 5 jenis pertanyaan yang dapat diajukan untuk mengidentifikasi kebutuhan spesifik yang diperlukan seorang lulusan.

1) Jenis pertanyaan yang sangat luas jawabannya (open ended question) ialah : permasalahan apa yang Anda temukan dalam pekerjaan Anda ? Jawaban pertanyaan ini sangat beragam, dan tidak semuanya akan menyangkut kompetensi yang tercantum dalam kurikulum. Jawaban pertanyaan ini dapat dikategorikan dalam hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan manusia, masalah peralatan, atau kurangnya informasi., Yang langsung berkaitan dengan kurikulum hanyalah kategori “keterampilan manusia”. Tidak semua permasalahan dapat diatasi atau terletak pada kurikulum !

2) Pertanyaan jenis kedua ialah menanyakan mengenai urutan prioritas berbagai topik atau keterampilan yang perlu ada dalam matakuliah suatu kurikulum. Contoh pertanyaan : urutkanlah keterampilan berikut ini berdasarkan kebutuhan/ kepentingannya dalam pengembangan keefektifan pekerjaan (kantor) Anda.

3) Jenis pendekatan ketiga ialah pendemostrasian suatu keterampilan, misalnya keterampilan mengetik 10 jari, yang juga dapat dijadikan sebagai suatu pre-test untuk pelatihan keterampilan (bukan untuk mata kuliah).

4) Yang keempat ialah jenis pertanyaan yang mencoba mengungkapkan perasaan seseorang tentang mata kuliah atau keterampilan tertentu.

5) Terakhir ialah jenis pertanyaan yang membiarkan lulusan itu sendiri yang mengidentifikasi pemecahan suatu masalah yang terbaik menurut mereka.

II.2 Pengelompokan Kompetensi dalam Kurikulum

Sesuai dengan pengelompokan mata kuliah dalam kurikulum, perlu diadakan penelitian tentang kompetensi yang diperlukan sesuai dengan tuntutan dalam kurikulum, khususnya kurikulum inti. Kompetensi ini selanjutnya dirumuskan ke dalam tujuan-tujuan Program Studi karena selanjutnya akan diturunkan menjadi kompetensi dalam suatu mata kuliah (Tujuan mata kuliah). Lihat lampiran 1, Pasal 7 dan seterusnya. Pada dasarnya pengelompokan yang baru ini hanya merupakan perluasan pengelompokan kurikulum yang konvensional yang terdiri atas :

1. Kompetensi yang diperlukan lulusan untuk kehidupannya kelak di masyarakat (Life Skill Objectives). Kompetensi ini ialah perilaku pribadi sebagai ilmuwan yang terdiri atas :

a. Matakuliah Perilaku Berkarya (MPB), adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasai, bertujuan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan perilaku berkarya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masyarakat untuk setiap program studi.

b. Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (MBB), adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya, terdiri atas matakuliah yang relevan dengan upaya pemahaman serta penguasaan ketentuan ang berlaku dalam

Page 4: PERSAMAAN PERSEPSI KETUA PROGRAM STUDI Pembelajaran... · Web view... MPK secara institusional dapat termasuk bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar,

berkehidupan di masyarakat, baik secara nasional maupun global, yang membatasi tindak kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi keahliannya.

2. Kompetensi Keilmuan (Methodological Objectives). Kompetensi keilmuan lulusan perlu dirumuskan untuk tujuan pengembangan ilmunya lebih lanjut ke jenjang program yang lebih tinggi, terbagi atas :

a. Matakuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK), adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan ketrampilan tertentu, yang terdiri atas matakuliah yang relevan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi keilmuan atas dasar keunggulan kompetitif serta komparatif penyelenggaraan program studi bersangkutan.

b. Matakuliah Keahlian Berkarya (MKB), ialah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasai, bertujuan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi keahlian dalam berkarya di masyarakat sesuai dengan keunggulan kompetitif serta komparatif penyelenggaraan program studi bersangkutan.

3. Kompetensi Umum (Kepribadian). Kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian (MPK) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri serta mempunyai rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan. MPK terdiri atas matakuliah yang relevan dengan tujuan pengayaan wawasan, pendalaman intensitas pemahaman dan penghayatan MPK inti.

Pasal 10, 1: Kelompok MPK pada kurikulum inti yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi/kelompok program studi terdiri atas Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.Pasal 10, 2 : Dalam kelompok MPK secara institusional dapat termasuk bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Alamiah Dasar, Filsafat Ilmu, Olah Raga dan sebagainya.

II.3 Merumuskan Tujuan Kurikulum Program Studi (Pasal 3.2)

Merumuskan tujuan kurikulum PS bukan tugas Ketua PS sendiri, tetapi seluruh staf pengajar yang dikoordinir oleh Ketua PS. Dari berbagai kompetensi yang diidentifikasi pada analisis kebutuhan di atas, selanjutnya dirumuskan Tujuan-Tujuan Program Studi (Tujuan Kurikuler). Rumusan Tujuan Program Studi ini dilakukan dengan berpatokan pada kualifikasi lulusan Program Sarjana (pasal 3,2). Selanjutnya Tujuan ini diuraikan, dan dirumuskan dalam Tujuan Matakuliah atau Tujuan Instruksional Umum oleh dosen penanggungjawab mata kuliah. Merumuskan TIU mata kuliah merupakan langkah awal penyusunan Garis Besar Program Pengajaran (GBPP).

Page 5: PERSAMAAN PERSEPSI KETUA PROGRAM STUDI Pembelajaran... · Web view... MPK secara institusional dapat termasuk bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar,

II.4 Desain Instruksional (Instructional Design)

Dengan menggunakan pendekatan sistem dalam perencanaan, maka mata kuliah merupakan subsistem dari keseluruhan Program Studi sebagai system. Karema itu rumusan TIU mengacu pada kompetensi yang telah dirumuskan pada Tujuan Program Studi. Desain Instruksional adalah tugas dosen penanggungjawab matakuliah untuk merancang proses belajar mengajar dalam format GBPP (Garis Besar Program Pengajaran). GBPP ialah rancangan lengkap 1 matakuliah yang akan diajarkan selama 1 semester (Lihat: Peraturan Akademik UNHAS 2000).

II.4.1 Merumuskan TIU

Langkah pertama dalam desain instruksional ialah merumuskan TIU mata kuliah yang diturunkan dari Tujuan Program Studi. Dalam TIU harus dirumuskan kompetensi (perilaku = behavior) akhir yang diinginkan dicapai mahasiswa pada akhir semester, dan lingkup materinya (obyek).

Rumusan TIU : perilaku (behavior) + objek (materi kuliah)

Hal yang perlu dievaluasi pada rumusan ini ialah criteria jenjang (level) dan lingkup (scope). Gambaran suatu kompetensi atau perilaku (behavior) harus menggunakan kata kerja yang dapat diamati dan dapat diukur.

- Jenjang (Level) mengacu pada jenjang kompetensi / beavior menurut taksonomi Bloom, apakah pada akhir semester mahasiswa dapat memberi contoh, menerapkan, menganalisis, mensisntesis atau mengevaluasi (objek).

- Lingkup mata kuliah mengacu pada materi, apakah hanya meliputi beberapa bab dari suatu buku teks atau keseluruhannya.

Penetapan jenjang dan lingkup ini perlu berpatoka pula pada kompetensi jenjang dan jalur pendidikan sesuai kualifikasi pendidikan sarjana, magister dan doctor (Lampiran 1, pasal 3). Pemilihan tingkat perilaku (behavior) menurut hirarki Taksonomi Bloom dan luasnya obyek materi sangat penting, karena merupakan dasar perencanaan selanjutnya. Pentingnya rumusan TIU ini juga agar dapat dibedakan suatu mata kuliah yang bernama sama, tetapi disajikan pada berbagai tingkatan Program Pasca Sarjana, Sarjana atau Diploma.Kriteria penilaian : - relevansi tujuan dengan kebutuhan lulusan di masyarakat, yang

tercantum pada rumusan Tujuan Program Studi)- lingkup (scope) dan tingkat (level) hirarki belajar menurut Taxonomi

Bloom- Behavior adalah katakerja aktif yang dapat diamati atau diukur.

II.4.2 Merumuskan Tujuan -Tujuan Instruksional Khusus (TIK).

TIU mata kuliah dapat dicapai melalui tujuan-tujuan antara yang lebih spesifik, yaitu Tujuan Instruksional Khusus (TIK). Menyusun rumusan TIK harus melalui Analisis Instruksional. Analisis Instruksional (Task Analysis) ialah penjabaran kompetensi dalam TIU menjadi kompetensi yang lebih spesifik. Selanjutnya perlu ditetapkan garis Perilaku Awal (Entry

Page 6: PERSAMAAN PERSEPSI KETUA PROGRAM STUDI Pembelajaran... · Web view... MPK secara institusional dapat termasuk bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar,

Behavior), yaitu kompetensi awal yang sudah harus dipunyai mahasiswa sebelumnya. Adanya kompetensi awal ini juga yang akan menentukan Prasyarat Matakuliah. Prasyarat mata kuliah saat ini mungkin hanya berdasarkan “perkiraan”, bukan melalui analisis tugas. TIK selanjutnya berfungsi sebagai :a. patokan pada pengembangan materi mata kuliahb. patokan pada pemilihan metode dan media instruksional yang sesuai untuk pencapaian

TIK tersebutc. patokan untuk penyusunan soal ujian.Kriteria penilaian : - relevansi TIK dengan pencapaian TIU, melalui Analisis Instruksional

- Rumusan TIK yang lengkap A(audience), B (behavior), C (condition), dan D (degree), karena menjadi patokan pada penyusunan tes/ evaluasi hasil belajar.

II.4.3 Pengembangan materi perkuliahan

Materi perkuliahan atau Bahan Ajar dapat dikembangkan melalaui 4 cara :1. Menulis Sendiri (Baru) atau starting from the scratch.2. Mengemas kembali informasi (information repackaging)3. Kompilasi ( compilation and wrap-around text)4. Menggunakan buku teks yang ada di pasaran.

Kriteria penilaian :- Bahan ajar yang tersusun menurut urutan penyajian perkulihannya.- Kelengkapan bahan ajar, misalnya pendahuluan, isi, penutup dan halaman penyekat.

II.4.4 Pemilihan metode pembelajaran

Pemilihan metode pembelajaran hendaknya sesuai untuk pencapaian TIK. Di samping pembelajaran klasikal (tradisional), dapat digunakan berbagai metode (delivery method) yang lain, misalnya praktikum, kerja praktek lapangan, diskusi, simulasi, Computer-Assisted Learning (CAL), dll. Perkembangan metode pembelajaran akhir-akhir ini sangat pesat mengikuti perkembangan teknologi komputer, sehingga praktikum yang memerlukan alat canggih (yang belum dimiliki) dapat disimulasikan menggunakan CD-ROM. Kriteria penilaian :

- Kesesuaian metode yang dipilih dengan pencapaian TIK yang telah dirumuskan.- Kesesuaian metode dengan besarnya kelas ( jumlah mahasiswa)

II.4.5 Pemilihan media pembelajaran

Media pembelajaran semakin berkembang dengan penggunaanmulti-media.Kriteria penilaian : - Kesesuaian media dengan besarnya kelas (jumlah mahasiswa).

- Kesesuaian media dengan metode yang digunakan untuk pencapaian TIK tertentu.

- Efektivitas dan efisiensi

Page 7: PERSAMAAN PERSEPSI KETUA PROGRAM STUDI Pembelajaran... · Web view... MPK secara institusional dapat termasuk bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar,

II.4.6 Menghitung waktu (estimasi)

Dalam kurikulum telah ditetapkan bobot matakuliah dalam SKS. Pelaksanaan perkuliahan hendaknya sesuai dengan bobot SKS, yang terdiri atas perkuliahan, tugas dan kerja mandiri.Kriteria penilaian : - kesesuaian dengan bobot sks mata kuliah, dengan patokan 1 sks setara

dengan 3 jam kegiatan kuliah atau 3-4 jam praktek.- adanya tugas-tugas PR yang dipersiapkan.

II.4.7 Melakukan Evaluasi Instruksional

Tugas ini merupakan tugas masing-masing dosen, dan perlu dikoordinir oleh KPS. Instrumen yang digunakan pada umumnya ialah kuesioner, dengan mahasiswa atau teman sejawat sebagai responden. Fungsi init penting untuk memeriksa kembali seluruh proses perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dalam rangka pengembangan dan peningkatan aktivitas instruksional. III. PELAKSANAAN (IMPLEMENTASI PERENCANAAN)

Pelaksanaan rencana dalam GBPP dituangkan secara tertulis ke dalam format SAP. Format SAP hanya berisi rancangan pertemuan demi pertemuan di kelas; sedangkan rancangan praktikum (bagi mata kuliah yang disertai praktikum) disusun dalam format tersendiri, misalnya Penuntun Praktikum

Kriteria suatu SAP yang baik meliputi :a. adanya urutan penyajian yang jelas (Pendahuluan, Penyajian dan Penutup)b. gambaran mengenai keterampilan mengajar dosen :

- cara memotivasi mahasiswa ( membangkitkan “attention”, menjelaskan “relevancy” materi, membangkitkan “confidence” mahasiswa, dan memberikan “satisfaction” kepada mahasiswa, yang meliputi penjelasan TIK dan relevansi materi, variasi media pembelajaran, memberi penguatan dan pujian pada kebenaran tanya jawab.

- cara mengaktifkan mahasiswa, melalui interaksi tanya jawab dan mengerjakan soal di kelas

- mengatur kelas (menyiapkan sarana / prasarana untuk kelas besar, dan kesesuaian jadwal dengan SKS yang ditetapkan.

c. metode pembelajaran yang sesuai untuk pencapaian TIKd. media yang relevane. memberikan tugas terstruktur (Pekerjaan Rumah) dan tugas untuk kerja mandiri.

IV EVALUASI HASIL BELAJAR MAHASISWA

Dari hasil penelitian ditemukan banyak dosen belum menguasai cara dan teknik evaluasi hasil belajar yang baik dan benar (objektif, sahih, dan terandalkan). Indeks Prestasi Semester (IPS) merupakan ukuran mengenai kemampuan mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Karena

Page 8: PERSAMAAN PERSEPSI KETUA PROGRAM STUDI Pembelajaran... · Web view... MPK secara institusional dapat termasuk bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar,

itu ukuran tersebut dijadikan patokan untuk menentukan jumlah beban mahasiswa yang dapat diambil pada semester berikutnya, sedangkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) merupakan gambaran akhir (profil) kemampuan mahasiswa yang ditempatkan pada rentang skala 0-4. IPK ini digunakan untuk evaluasi sumatif setelah 4 semester pertama, 8 semester pertama dan pada akhir program. Akhir-akhir ini mulai banyak didiskusikan mengenai asesmen alternatif (alternative assessment), yaitu pengukuran yang dilakukan selain paper and pencil test (PAN, PAP, esei, pilihan ganda). Beberapa contohnya ialah Portfolio, Rubrik, observasi langsung, dan performance-based assessment

V MENYUSUN KONTRAK PERKULIAHAN

GBPP suatu mata kuliah adalah perencanaan yang merupakan pedoman bagi dosen itu sendiri atau anggota tim dosen yang bersangkutan, dan diserahkan kepada Ketua Program Studi atau Ketua Jurusan / Fakultas, bukan untuk pegangan mahasiswa. Untuk pegangan mahasiswa, GBPP ini diubah formatnya menjadi Kontrak Perkuliahan. Sesuai dengan namanya maka Kontrak Perkuliahan merupakan aturan yang mengikat kedua belah pihak (mahasiswa dan dosen) mengenai mata kuliah tersebut. Pada dasarnya KP ini berisi bagian-bagian tertentu dari GBPP, penjadwalan perkuliahan lengkap selama 1 semester, termasuk tugas-tugas yang harus dilakukan mahasiswa, cara mengevaluasi hasil belajar mahasiswa dll. Dengan adanya rancangan ini, mahasiswa pun dapat memonitor dosen apakah melakukan tugasnya sesuai dengan perencanaan dalam KP itu. Dan dengan adanya rancangan terjadwal ini, mahasiswa akan dapat lebih baik mengatur jadwal pribadinya, yang menyangkut tugas-tugas dari mata kuliah lain, serta jadwal keperluan pribadi.

VI. MENULIS BAHAN AJAR

Bahan ajar berbeda dengan diktat, karena ditulis sendiri oleh dosen dalam suatu wacana yang sesuai dengan urutan penyajian pada pengajaran mata kuliah untuk 1 semester. Jadi pada bagian awal setiap Bab perlu dicantumkan TIU dan TIK yang telah dirancang sebelumnya. Adanya bahan ajar ini dapat memudahkan mahasiswa belajar ( tidak perlu membuat catatan lengkap pada pertemuan di kelas). Selanjutnya penulisan bahan ajar dapat merangsang budaya menulis dosen, yang pada akhirnya dapat menghasilkan tulisan ilmiah dalam bentuk buku teks. Pada program penataran Applied Approach (Program AA) diberikan, antara lain pelatihan teknik penyusunan bahan ajar.

VII MONITORING DAN EVALUASI DAN PELAKSANAAN KURIKULUM

Kualitas lulusan harus “link and match” atau relevan dengan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat semakin meningkat, sehingga perlu terus menerus diikuti perekmbangannya. Kurikulum biasanya diubah atau diperbaiki selang waktu 5 tahun, namun perubahan dan pengembangannya dapat dilakukan secara bertahap. Data alumni dan tempat kerjanya perlu dicatat “up to date”.

Page 9: PERSAMAAN PERSEPSI KETUA PROGRAM STUDI Pembelajaran... · Web view... MPK secara institusional dapat termasuk bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar,

Lampiran 1.

Kutipan dari S.K. MenDikNas No.232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar,

Pasal 1.6. Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran, serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengfajar di perguruan tinggi.

Pasal 31) Pendidikan Akademik terdiri atas program sarjana, program magister, dan program doktor.2) Program sarjana diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kualifikasi sebagai berikut :

a. menguasai dasar-dasar ilmiah dan ketrampilan dalam bidang keahlian tertentu sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan, dan merumuskan cara penyelesaian

masalah yang ada dalam kawasan keahliannya.b. mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai

dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan bersama

c. mampu bersikap dan berperilaku dalam membawakan diri berkarya di bidang keahliannya mauoun dalam berkehidupan bersama di masyarakat

d. mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni yang merupakan keahliannya

3) Program magister diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :a. mempunyai kemampuan mengembangkan dan memutakhirkan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan/atau kesenian dengan cara menguasai dan memahami pendekatan, metode, kaidah ilmiah disertai ketrampilan penerapannya

b. mempunyai kemampuan memecahkan permasalahan di bidang keahliannya melalui kegiatan penelitian fan pengembangan berdasarkan kaidah ilmiah;

c. mempunyai kemampuan mengembangkan kinerja profesionalnya yang ditunjukkan dengan ketajaman analisis permasalahan, keserbacukupan tinjauan, kepaduan pemecahan masalah atau profesi serupa;

4) Program doktor diarahkan pada hasil lulusan yang memiliki kualifikasi sebagai berikut:

Page 10: PERSAMAAN PERSEPSI KETUA PROGRAM STUDI Pembelajaran... · Web view... MPK secara institusional dapat termasuk bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar,

a. mempunyai kemampuan mengembangkan konsep ilmu, teknlogi, dan/atau kesenian baru di dalam bidang keahliannya melalui penelitian;

b. mempunyai kemampuan mengelola, memimpin, dan mengembangkan program penelitian

c. mempunyai kemampuan pendekatan interdisipliner dalam bekerja di bidang keahliannya

Pasal 7 (dan Pasal 1.7 s/d 1.11) (3) Kurikulum inti terdiri atas kelompok matakuliah pengembangan kepribadian, kelompok matakuliah yang mencirikan tujuan pendidikan dalam bentuk penciri ilmu pengetahuan dan ketrampilan, keahlian berkarya, sikap berperilaku dalam berkarya, dan cara berkehidupan bermasayarkat, sebagai persyaratan minimal yang harus dicapai peserta didik dalam penyelesaian suatu program studi .

Pasal 8 dan Pasal 9Kurikulum inti/institusional program sarjana dan program diploma terdiri atas keseluruhan atau sebagian dari :a. kelompok MPK (Matakuliah Pengembangan Kepribadian) adalah kelompok bahan kajian

dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dan berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap, dan mandiri serta mempunyai rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan. MPK terdiri atas matakuliah yang relevan dengan tujuan pengayaan wawasan, pendalaman intensitas pemahaman dan penghayatan MPK inti.

Pasal 10, 1: Kelompok MPK pada kurikulum inti yang wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi/kelompok program studi terdiri atas Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.Pasal 10, 2 : Dalam kelompok MPK secara institusional dapat termasuk bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu Alamiah Dasar, Filsafat Ilmu, Olah Raga dan sebagainya.

b. kelompok MKK (Matakuliah Keilmuan dan Ketrampilan) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan penguasaan ilmu dan ketrampilan tertentu, yang terdiri atas matakuliah yang relevan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi keilmuan atas dasar keunggulan kompetitif serta komparatif penyelenggaraan program studi bersangkutan.

c. kelompok MKB (Matakuliah Keahlian Berkarya) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasai, bertujuan untuk memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan kompetensi keahlian dalam berkarya di masyarakat sesuai dengan keunggulan kompetitif serta komparatif penyelenggaraan program studi bersangkutan.

d. kelompok MPB (Matakuliah Perilaku Berkarya) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan seseorang dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan dasar ilmu dan ketrampilan yang dikuasai, bertujuan untuk

Page 11: PERSAMAAN PERSEPSI KETUA PROGRAM STUDI Pembelajaran... · Web view... MPK secara institusional dapat termasuk bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar,

memperkuat penguasaan dan memperluas wawasan perilaku berkarya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di masyarakat untuk setiap program studi.

e. kelompok MBB (Matakuliah Berkehidupan Bermasayarkat) adalah kelompok bahan kajian dan pelajaran yang diperlukan seseorang untuk dapat memahami kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya, terdiri atas matakuliah yang relevan dengan upaya pemahaman serta penguasaan ketentuan yang berlaku dalam berkehidupan di masyarakat, baik secara nasional maupun global, yang membatasi tindak kekaryaan seseorang sesuai dengan kompetensi keahliannya.

Jadwal Pelatihan

A. Penjelasan Program PEKERTI/AA 30 menitProgram PEKERTI meliputi kemampuan dasar teknik instruksional, yang perlu dimiliki seorang staf pengajar di perguruan tinggi, karena itu disiapkan khusus untuk dosen muda, dan dosen senior yang berminat meningkatkan keterampilan instruksionalnya.

B. Strategi Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi : (Modul 1.01) 30 menitModul ini membicarakan paradigma baru pengelolaan pendidikan tinggi Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan implikasi prinsip “relevansi” pada peranan dosen dan implikasi “akuntabilitas” terhadap tugas dosen.

C. Analisis Kebutuhan dalam perancangan kurikulum 30Analisis kebutuhan (needs assessment) diperlukan untuk merumuskan Tujuan Program Studi, yang selanjutnya dijabarkan pada Tujuan mata kuliah (Tujuan Instruksional Umum)

D. Pendidikan sebagai Sistem. (Modul 1.02) 30Dasar perencanaan pada pendidikan, khususnya pendidikan tinggi menggunakan pendekatan sistem.

E. Konsep Dasar Pengembangan Kurikulum (2.12) 30Tugas utama Ketua Program Studi ialah evaluasi dan pengembangan kurikulum.

F. Desain Instruksional (Modul 1.08) dan Penyusunan GBPP/SAP (Modul 1.09) 60 menit

GBPP mata kuliah adalah bagian dari kurikulum ! GBPP ini kemudian dijabarkan menjadi rancangan pertemuan demi pertemuan di kelas selama 1 semester. Penyusunan GBPP/SAP yang terperinci harus menggunakan Desain Instruksional - Modul 1.08. (tidak dibahas)

G. Evaluasi Instruksional (Modul 2 10) 30 menitModul ini berisikan langkah-langkah dalam usaha peningkatan proses pembelajaran, dan instrumen yang dapat digunakan untuk identifikasi masalah.

H. Penyusunan Kontrak Perkuliahan (Modul 2.05) 60 menitGBPP/SAP adalah rancangan dosen untuk digunakan sendiri dan pegangan bagi Ketua Program Studi, bukan untuk diberikan seluruhnya kepada mahasiswa. Untuk konsumsi mahasiswa GBPP/SAP dikonversi menjadi Kontrak Perkuliahan.

Page 12: PERSAMAAN PERSEPSI KETUA PROGRAM STUDI Pembelajaran... · Web view... MPK secara institusional dapat termasuk bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar,

I. Penulisan Bahan Ajar (Modul 2.08) 30 menit Bahan Ajar berbeda dengan diktat. Mahasiswa akan banyak dibantu apabila dosen juga menyusun Bahan Ajar untuk setiap mata kuliah.

J. Etika dan Moral dalam Pembelajaran (Modul 2.01) 30 menitBerkaitan dengan Kode Etik Dosen UNHAS menurut SK Rektor UNHAS No.6142/J04/KP.36/2000, tgl. 12 Juli 2000.

K. Alternative Assessment (Modul 2.09) 30 menit (Evaluasi Hasil Belajar- Modul 1.15)

ANALISIS INSTRUKSIONALPeningkatan Peran Ketua Program Studi

1. Prof dr J.W.Luhulima 6. Drs Frans A.Rumate 2. dr Chairuddin Lakare 7. Ir Machmud Syam, DEA3. Prof Dr Ir Ambo Tuwo, DEA4. Drs A.Tadjuddin B.Rum5. Drs J.G.Nelwan

menjelaskan Tugas Ketua Program Studi (2)

merancang mengevaluasi memonitor kurikulum kurikulum pelaksanaan (1,2,6) (3,7) kurikulum (4,5,7)

menjelaskan menjelaskan 1. konsep dasar 2. pendekatan pengem.kurik. sistem pada PT

Page 13: PERSAMAAN PERSEPSI KETUA PROGRAM STUDI Pembelajaran... · Web view... MPK secara institusional dapat termasuk bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar,

3. 4. menyusun 5. GBPP/SAP 7.

melakukan 6. analisis kebutuhan

ANALISIS INSTRUKSIONAL

Kontrak Perkuliahan dan Penulisan Bahan Ajar

1. Drg Elizabeth Mailoa 5. Drs Frans A.Rumate 2. Drs Muhammad Hasbi M.Sc 6. Ir Machmud Syam, DEA 3. Dr Sri Suryani, DEA4. Drs H.T.Amrullah

Menulis Bahan Ajar (3)

Menggunakan Menggunakan ilustrasi Menyusun Bahasa Indonesia yang pada Bahan Ajar halaman penyekatbaik dan bemar (4) (1) antar Bab (3)

Menyusun Kontrak Perkuliahan (2)

Menyusun GBPP/SAP

Page 14: PERSAMAAN PERSEPSI KETUA PROGRAM STUDI Pembelajaran... · Web view... MPK secara institusional dapat termasuk bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Ilmu Budaya Dasar, Ilmu Sosial Dasar,

(2)

Merumuskan Merumuskan Memilih materi, Mengestimasi TIU TIK metode, media waktu

(1,2,3,4,5,6)